KEJAHATAN PADA PEREMPUAN KAJIAN WACANA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20404639-MK-Amalia...

27
KEJAHATAN PADA PEREMPUANKAJIAN WACANA FEMINISME RADIKAL PADA FILM 7 HATI 7 CINTA 7 WANITA Makalah Non Seminar Oleh Amalia Puspa Khoirunnisa 1106084476 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia Depok, 2014 Kejahatan pada perempuan ..., Amalia Puspa Khoirunnisa, FIB UI, 2014

Transcript of KEJAHATAN PADA PEREMPUAN KAJIAN WACANA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20404639-MK-Amalia...

Page 1: KEJAHATAN PADA PEREMPUAN KAJIAN WACANA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20404639-MK-Amalia Puspa... · FEMINISME RADIKAL PADA FILM 7 HATI 7 CINTA 7 WANITA Makalah Non Seminar

KEJAHATAN PADA PEREMPUAN—KAJIAN WACANA

FEMINISME RADIKAL PADA FILM 7 HATI 7 CINTA 7 WANITA

Makalah Non Seminar

Oleh

Amalia Puspa Khoirunnisa

1106084476

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Indonesia

Depok, 2014

Kejahatan pada perempuan ..., Amalia Puspa Khoirunnisa, FIB UI, 2014

Page 2: KEJAHATAN PADA PEREMPUAN KAJIAN WACANA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20404639-MK-Amalia Puspa... · FEMINISME RADIKAL PADA FILM 7 HATI 7 CINTA 7 WANITA Makalah Non Seminar

Kejahatan pada perempuan ..., Amalia Puspa Khoirunnisa, FIB UI, 2014

Page 3: KEJAHATAN PADA PEREMPUAN KAJIAN WACANA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20404639-MK-Amalia Puspa... · FEMINISME RADIKAL PADA FILM 7 HATI 7 CINTA 7 WANITA Makalah Non Seminar

Kejahatan pada perempuan ..., Amalia Puspa Khoirunnisa, FIB UI, 2014

Page 4: KEJAHATAN PADA PEREMPUAN KAJIAN WACANA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20404639-MK-Amalia Puspa... · FEMINISME RADIKAL PADA FILM 7 HATI 7 CINTA 7 WANITA Makalah Non Seminar

Kejahatan pada perempuan ..., Amalia Puspa Khoirunnisa, FIB UI, 2014

Page 5: KEJAHATAN PADA PEREMPUAN KAJIAN WACANA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20404639-MK-Amalia Puspa... · FEMINISME RADIKAL PADA FILM 7 HATI 7 CINTA 7 WANITA Makalah Non Seminar

Kejahatan pada perempuan ..., Amalia Puspa Khoirunnisa, FIB UI, 2014

Page 6: KEJAHATAN PADA PEREMPUAN KAJIAN WACANA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20404639-MK-Amalia Puspa... · FEMINISME RADIKAL PADA FILM 7 HATI 7 CINTA 7 WANITA Makalah Non Seminar

1

Universitas Indonesia

KEJAHATAN PADA PEREMPUAN—KAJIAN WACANA FEMINISME

RADIKAL PADA FILM 7 HATI 7 CINTA 7 WANITA

Amalia Puspa Khoirunnisa, Eka Wenats Wuryanta

Departemen Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas

Indonesia

Departemen Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas

Indonesia

Email: [email protected]

Email: [email protected]

Abstrak

Jurnal ini membahas cerminan dari 7 Hati 7 Cinta 7 Wanita melalui kacamata

feminisme radikal dengan mengamati ketujuh perempuan yang digambarkan

sebagai korban kejahatan laki-laki serta keterkaitannya dengan budaya patriarki

di Indonesia serta bagaimana perempuan digambarkan dalam sebuah media

komunikasi massa (film). Tekanan dan kekerasan yang terjadi pada perempuan,

fisik hingga emosional, berakar pada keadaan biologis yang dianggap sebagai

„objek‟ dan mengakibatkan ketidaksetaraan gender. Kesimpulan yang didapat

adalah jika perempuan mampu menjalankan hak dan kewajibannya tanpa

mengikuti „kodrat‟ dan konstruksi peran gender, perempuan mampu terhindar

dari tekanan dan kekerasan seperti yang digambarkan dalam film ini.

Kata kunci: feminisme radikal, gender, kekerasan

CRIME AGAINTS WOMEN—THE STUDY OF RADICAL FEMINISM ON 7

HATI 7 CINTA 7 WANITA THE MOVIE

Abstract

This journal discusses the reflection of 7 Hati 7 Cinta 7 Wanita the movie

focusing on radical feminism point of view by observing the seven women whom

illustrated as male victim of crime and its connection to patriarchy culture in

Indonesia and how women is described on mass communication media (movie).

The pressure and violence against women, physical through emotional, rooted out

of their biological condition that considered being an „object‟ and as a result of

gender inequality. Conclusion of this matter is that if women are able to conduct

their right and responsibility without following „nature‟ and constructed gender

roles, women are able to avoid pressure and violence that‟s pictured in this

movie.

Keywords: radical feminism, gender, violence

Kejahatan pada perempuan ..., Amalia Puspa Khoirunnisa, FIB UI, 2014

Page 7: KEJAHATAN PADA PEREMPUAN KAJIAN WACANA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20404639-MK-Amalia Puspa... · FEMINISME RADIKAL PADA FILM 7 HATI 7 CINTA 7 WANITA Makalah Non Seminar

2

Universitas Indonesia

Pra Wacana Representasi Perempuan

Feminisme merupakan salah satu ideologi yang hingga hari ini masih

bertahan dan relevan untuk diangkat dalam diskursus. Film 7 Hati 7 Cinta 7

Wanita merupakan sebuah film yang memaparkan perkembangan dari pemikiran

feminisme dan budaya patriarki di Indonesia serta dampaknya terhadap

perempuan. Bagaimana tokoh utama dari film ini, Dokter Kartini—seorang

Ginekolog dan feminis radikal—menceritakan berbagai bentuk kekerasan dan

tekanan yang diterima secara pribadi oleh dirinya dan beberapa pasien nya sebagai

perempuan. Tekanan yang diterima oleh perempuan dalam film ini merupakan

realisasi dari bentuk dominasi laki-laki terhadap perempuan. Tujuh perempuan

dalam film ini diperlihatkan sebagai objek seks sehingga menerima ketidakadilan

dalam berbagai interaksinya dengan laki-laki. Perempuan pada film ini juga

sangat digambarkan sebagai sosok yang ringkih dan lemah secara biologis dan

emosional nya.

Menurut Alison Jaggar dan Paula Rothenberg, tekanan yang diterima oleh

perempuan dapat diinterpretasikan sebagai lima hal; (1) Bahwa seorang

perempuan adalah, secara historis, merupakan kelompok tertekan yang

utama. (2) Bahwa tekanan pada perempuan adalah sesuatu yang paling

meluas, terjadi pada hakekatnya di setiap masyarakat. (3) Bahwa tekanan

pada perempuan merupakan bentuk tersulit untuk dihilangkan dan tidak

dapat dihapus oleh perubahan sosial. (4) Bahwa tekanan pada perempuan

menyebabkan penderitaan paling parah untuk korbannya. (5) Bahwa

tekanan pada perempuan menyediakan berbagai model konseptual untuk

memahami semua bentuk tekanan1. Kelima hal tersebut menggambarkan

cara berfikir tokoh utama dalam film ini. Dokter Kartini melihat bahwa

perempuan—yang Ia sebut sebagai ‗kaumku‘—selalu menjadi korban

segala bentuk perbuatan laki-laki mulai dari seks, manipulasi, dominasi,

reproduksi, dan ekonomi.

1 Alison M. Jaggar and Paula S. Rothenberg, eds., Feminist Frameworks (New

York: McGraw-Hill, 1984), p. 186.

Kejahatan pada perempuan ..., Amalia Puspa Khoirunnisa, FIB UI, 2014

Page 8: KEJAHATAN PADA PEREMPUAN KAJIAN WACANA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20404639-MK-Amalia Puspa... · FEMINISME RADIKAL PADA FILM 7 HATI 7 CINTA 7 WANITA Makalah Non Seminar

3

Universitas Indonesia

Selanjutnya, hal tersebut berkaitan erat dengan budaya patriarki khususnya

di Indonesia. Ideologi patriarki melebihkan perbedaan biologis antara laki-laki

dan perempuan, membuat ketentuan bahwa laki-laki selalu memiliki peran

dominan atau maskulin dan perempuan selalu memiliki peran subordinat atau

feminin2.

Film ini secara gamblang memaparkan gambaran budaya patriarki di

Indonesia melalui bentuk dominasi laki-laki terhadap perempuan yang

mengakibatkan terjadinya kekerasan. Pada dasarnya patriarki merupakan sebutan

untuk garis keturunan laki-laki, namun konsep dari patriarki itu sendiri

membentuk sebuah pemahaman bahwa laki-laki lebih diutamakan daripada

perempuan. Hal inilah yang kemudian membentuk sebuah konstruksi peran

gender dalam masyarakat—membentuk sebuah ‗kodrat‘ dan keharusan.

Permasalahannya adalah peran perempuan dibentuk sebagai peran yang

subordinat sementara laki-laki memiliki peran yang dominan.

Selanjutnya, Gayle Rubin mengatakan bahwa sistem sex/gender

merupakan ―seperangkat susunan dimana masyarakat tertentu mengubah

seksualitas biologis menjadi produk dari aktivitas manusia‖3. Pernyataan Gayle

Rubin mencerminkan sebuah konsep dari budaya patriarki yang dikonstruksikan

sedemikian rupa melalui keadaan biologis tertentu agar memiliki keharusan untuk

melakukan aktivitas gender tertentu. Singkatnya, masyarakat dengan budaya

patriarki membuat peran-peran yang aktif dan maskulin untuk laki-laki dan pasif

dan feminin untuk perempuan. Dari paparan diatas, lahir sebuah bentuk dominasi

laki-laki terhadap perempuan dan menggambarkan bagaimana perempuan

sejatinya terkekang dan membutuhkan pembebasan. Feminisme merupakan basis

teori dari gerakan pembebasan perempuan4. Pembebasan tersebut dimaksudkan

pada tekanan ‗kodrat‘ biologis perempuan sebagai makhluk reproduksi dan

bermacam-macam stereotype yang dilekatkan kepada perempuan. Dari berbagai

macam bentuk pemikiran feminisme, feminisme radikal lebih menonjol dalam

2 Tong, Rosmarie, Feminist Thought: A More Conprehensive Introduction (Philadelphia: Westview Press,

2009), p.52 3 Gayle Rubin, “The Traffic in Women,” in Toward an Anthropology of Women,

ed. Rayna R. Reiter (New York: Monthly Review Press, 1975), p. 159. 4 Faizain, Khoirul. Mengintip Feminisme dan Gerakan Perempuan. 2012. Ejournal.uin-malang.ac.id

Kejahatan pada perempuan ..., Amalia Puspa Khoirunnisa, FIB UI, 2014

Page 9: KEJAHATAN PADA PEREMPUAN KAJIAN WACANA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20404639-MK-Amalia Puspa... · FEMINISME RADIKAL PADA FILM 7 HATI 7 CINTA 7 WANITA Makalah Non Seminar

4

Universitas Indonesia

wacana film ini karena feminisme radikal memusatkan permasalahan pada kondisi

biologis perempuan dan film ini menggambarkan secara spesifik bahwa

perempuan, sekali lagi, sebagai objek seks dan alat reproduksi.

Oleh karenanya dalam jurnal ini penulis mengangkat masalah bagaimana

bentuk-bentuk kejahatan terhadap perempuan terjadi dan keterkaitannya dengan

feminisme radikal melalui cerminan media film 7 Hati 7 Cinta 7 Wanita.

Sebagaimana pokok permasalahan, selama ini perempuan khususnya di Indonesia

hidup dalam terpaan budaya patriarki. Hal ini yang kemudian membuat

perempuan tidak memiliki kesetaraan diberbagai bidang dan mendapatkan

bermacam-macam kerugian atas dasar tekanan ‗kodrat‘. Tujuan dari penulisan

jurnal ini adalah memaparkan konstruksi perempuan serta cerminan bentuk

kekerasan terhadap perempuan di media melalui kajian wacana film 7 Hati 7

Cinta 7 Wanita.

Kejahatan pada perempuan ..., Amalia Puspa Khoirunnisa, FIB UI, 2014

Page 10: KEJAHATAN PADA PEREMPUAN KAJIAN WACANA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20404639-MK-Amalia Puspa... · FEMINISME RADIKAL PADA FILM 7 HATI 7 CINTA 7 WANITA Makalah Non Seminar

5

Universitas Indonesia

Feminisme: Kilas Tinjauan tentang Teori Perempuan

Feminisme

Menurut June Hannam (2007:22) di dalam buku Feminism, kata

feminisme diartikan sebagai:

1. Sebuah pengakuan tentang ketidakseimbangan kekuatan antara dua

jenis kelamin dimana peran perempuan berada dibawah peran laki-

laki.

2. Sebuah kepercayaan bahwa kondisi perempuan merupakan bentuk dari

konstruksi sosial sehingga dapat diubah.

3. Sebuah penekanan pada otonomi perempuan.

Pada hakikatnya, feminisme menekankan pada kesetaraan antara perempuan dan

laki-laki. Perempuan ingin dipandang sebagai seorang individu yang setara

dengan laki-laki, hak dan kewajibannya, sebagai manusia. Bukan sama melainkan

setara.

Feminisme Radikal

“Radical feminism sees the oppression of women as a result of the universal value

system of patriarchy. Patriarchy is a system of structures and institutions created

by men in order or sustain and recreate male power and women subordination5”.

(Kate Millett, dalam Rollin, 1996)6

"Feminisme radikal melihat perempuan sebagai hasil dari sistem nilai universal

patriarki. Patriarki adalah sistem dari sturkutur dan institusi yang diciptakan oleh

laki-laki dengan maksud atau menjaga dan menciptakan kembali kekuasan laki-

laki dan subordinasi perempuan."

Millett berpendapat bahwa ideologi patriarkal mengutarakan perbedaan

biologis antara laki-laki dan perempuan, dan memastikan bahwa laki-laki selalu

5 Rollins, Joan H. Women’s Minds Women’s Bodies The Psychology of Women in a Biosocial Context. (USA:

Prentice-Hall, 1996) 6 Kate Millett, dalam Rollin, 1996

Kejahatan pada perempuan ..., Amalia Puspa Khoirunnisa, FIB UI, 2014

Page 11: KEJAHATAN PADA PEREMPUAN KAJIAN WACANA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20404639-MK-Amalia Puspa... · FEMINISME RADIKAL PADA FILM 7 HATI 7 CINTA 7 WANITA Makalah Non Seminar

6

Universitas Indonesia

mempunyai peran yang maskulin dan dominan, sedangkan perempuan selalu

mempunyai peran yang subordinat, atau feminin. Akibat dari penyebaran ideologi

ini kebanyakan perempuan menginternalisasi rasa inferioritas ―Diri‖ terhadap

laki-laki7. Maksudnya, secara sadar maupun tidak, perempuan itu sendiri

memposisikan dirinya dan menganggap bahwa dirinya berada dibawah laki-laki.

Feminisme Radikal menganggap kejahatan adalah perilaku laki-laki,

bukan perempuan. Hal ini adalah dampak biologis laki-laki yang agresif dan ingin

mendominasi. Kejahatan adalah ekspresi dari laki-laki yang ingin mengontrol dan

mendominasi semua nya. Laki-laki ingin mendominasi perempuan menjadi

keibuan dan budak seks. Laki-laki terlahir dengan seksual yang dominan dan ini

adalah perebedaan biologis yang menyebabkan kriminalitas. Perlu diketahui

bahwa pemerkosaan merupakan ekspresi besar-besaran dari ‗aksi agresi laki-laki

yang dimana laki-laki membuat semua perempuan berada dalam ketakutan.

Seperti yang dikatakan oleh Akifumi Ootani, dalam tulisannya yang berjudul

Beyond Feminism, feminisme radikal menganggap penindasan perempuan sebagai

akar dari segala bentuk penindasan termasuk penindasan kelas. Sehingga,

perempuan akan terbebas jika gender, yang merupakan dasar dari diskriminasi

antara jenis kelamin, diakhiri. Menurut buku Feminst Thought yang ditulis oleh

Rosmarie Tong, Feminis Radikal fokus kepada jenis kelamin, gender, dan

reproduksi sebagai tempat untuk mengembangkan pemikiran feminsime mereka.

Pada dasarnya feminisme radikal sangat mengutuk keberadaan sistem

patriarki. Kate Millet bersikuku bahwa akar dari tekanan pada perempuan

terkubur didalam sistem sex/gender patriarki. Ideologi patriarki melebihkan

perbedaan biologis antara perempuan dan laki-laki, membuat ketentuan bahwa

laki-laki selalu memiliki peran dominan dan perempuan subordinat. Feminisme

radikal memiliki usaha yang tekun dalam menghancurkan sistem sex/gender—

sumber dasar dari penekanan perempuan—dan untuk membuat sebuah

masyarakat baru dimana perempuan dan laki-laki pada tiap level nya sejajar.

Feminisme Radikal percaya bahwa mereka bisa bebas dari dominasi laki-laki

7 Tong, Rosmarie, Feminist Thought: A More Conprehensive Introduction (Philadelphia: Westview Press,

2009)

Kejahatan pada perempuan ..., Amalia Puspa Khoirunnisa, FIB UI, 2014

Page 12: KEJAHATAN PADA PEREMPUAN KAJIAN WACANA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20404639-MK-Amalia Puspa... · FEMINISME RADIKAL PADA FILM 7 HATI 7 CINTA 7 WANITA Makalah Non Seminar

7

Universitas Indonesia

dengan membebaskan diri dari definisi laki-laki tentang peran perempuan dan

tempat dalam masyarakat.

Budaya Hukum Patriarki

Patriarki adalah tata kekeluargaan yang sangat mementingkan garis keturunan

bapak8. Dalam sistem sosial, budaya, dan agama, patriarki merupakan sebuah

bentuk ideologi bahwa laki-laki lebih tinggi kedudukannya dibanding perempuan.

Di Indonesia, hal ini telah mengakar diberbagai bentuk kehidupan bermasyarakat

karena patriarki dikonstruksikan, dilembagakan, dan disosialisasikan melalui

institusi yang terlibat sehari-hari dalam kehidupan seperti keluarga, sekolah,

agama, tempat kerja, hingga kebijakan Negara.

Simone de Beauvoir (1949) dalam The Second Sex menyebutkan bahwa di

Negara-negara Asia, kendali penuh atas hidup seorang anak perempuan dipegang

oleh ayahnya dan akan beralih ke suaminya ketika anak tersebut menikah9.

Pernyataan Simone sangat menunjukkan bagaimana sepanjang hidupnya, seorang

perempuan selalu berada dibawah kontrol dan dominasi laki-laki.

Gendered Theory

Gender adalah sebuah pembagian peran yang disepakati dan

dikonstruksikan oleh masyarakat tertentu, pada waktu tertentu, untuk jenis

kelamin tertentu. Perbedaan ini kemudian disosialisasikan terus menerus melalui

berbagai lembaga dari setiap aspek kehidupan manusia mulai dari lingkup paling

kecil, seperti keluarga hingga lingkup paling besar, seperti Negara. Gender

akhirnya terbentuk, tersosialisasi, dan tertanam turun menurun dan mendarah

daging sehingga seringkali menimbulkan kesalahpahaman dengan sex atau jenis

kelamin. Gender tidak bersifat kodrati, dapat berubah dan dapat dipertukarkan

pada manusia satu ke manusia lainnya tergantung waktu dan budaya setempat10

.

Gender bukanlah sebuah kata benda—makhluk—tapi sebuah ‗melakukan‘.

Gender dibuat dan diperkuat secara diskursif, melalui pembahasan dan perilaku,

8 Kamus Besar Bahasa Indonesia. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, cet. Balai Pustaka, 2001, hlm.

654. 9 Beauvoir, Simone. The Second Sex. 1949. Constance Borde: France.

10 Puspitawati, H. 2012. Gender dan Keluarga: Konsep dan Realita di Indonesia. PT IPB Press. Bogor

Kejahatan pada perempuan ..., Amalia Puspa Khoirunnisa, FIB UI, 2014

Page 13: KEJAHATAN PADA PEREMPUAN KAJIAN WACANA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20404639-MK-Amalia Puspa... · FEMINISME RADIKAL PADA FILM 7 HATI 7 CINTA 7 WANITA Makalah Non Seminar

8

Universitas Indonesia

dimana seorang individu menyatakan sebuah identitas gender dan

mengungkapkan nya kepada orang lain11

.

Kesetaraan gender mengizinkan perempuan dan laki-laki menikmati

kesetaraan hak nya sebagai manusia, secara sosial memiliki benda-benda,

kesempatan, sumberdaya, dan menikmati keuntungan dari hasil pembangunan12

.

Keadilan Gender merupakan sebuah proses menjadi adil untuk perempuan dan

laki-laki. Untuk memastikan adanya keadilan, harus tersedia suatu ukuran untuk

mengompensasi kerugian secara histori maupun sosial yang mencegah perempuan

dan laki-laki memberlakukan suatu tahapan permainan. Strategi keadilan gender

pada akhirnya digunakan untuk memperoleh kesetaraan gender. Keadilan gender

adalah sarana; kesetaraan adalah hasilnya13

.

Perempuan dalam Representasi Film

Film merupakan sebuah bentuk komunikasi massa dan potret dari

kehidupan bermasyarakat setempat. Melihat pada perfilman di Indonesia,

perempuan selalu berdekatan dengan ide keterpurukan, ketertindasan, kelemahan,

bahkan konsep perempuan yang diterima oleh masyarakat kita bahwa mereka

adalah ‗objek‘ bukan ‗subjek‘ bagi kaum laki-laki. Fenomena ini selalu menjadi

daya tarik tersendiri untuk divisualisasikan dalam bentuk film. Perempuan selama

ini dijadikan konsumsi publik. Menurut Rianto (2010) perempuan dalam film

telah menjadi korban dalam kapitalisme global dari kaum industrialis yang sangat

kuat ideologi patriarkinya.

Aquarini berpendapat bahwa suatu sinema dinamakan feminis adalah

ketika tokoh perempuan diberikan peran berbeda daripada stereotype di ―dunia

nyata‖. Dalam hal ini, sinema atau film feminis diharapkan dapat menjadi

perangkat untuk melakukan pemikiran serta penilaian ulang atas stereotype peran

tradisional berdasarkan jenis kelamin (Aquarini, 2006: 335).

Kejahatan Terhadap Perempuan

11

West & Zimmerman 1978 in Lloyd et al. 2009: p.8 12

OECD DAC, DAC Guidelines for Gender Inequality and Women’s Empowerment in Development Coorporation (Paris, 1998): p.13 13

Canadian International Development Agency, Guide to Gender-Sensitive Indicators (Ottawa: CIDA, 1996).

Kejahatan pada perempuan ..., Amalia Puspa Khoirunnisa, FIB UI, 2014

Page 14: KEJAHATAN PADA PEREMPUAN KAJIAN WACANA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20404639-MK-Amalia Puspa... · FEMINISME RADIKAL PADA FILM 7 HATI 7 CINTA 7 WANITA Makalah Non Seminar

9

Universitas Indonesia

Poerwandari (2000) dalam buku Pemahaman Bentuk-Bentuk Tindak

Kekerasan Terhadap Perempuan dan Alternatif Pemecahannya menjelaskan

tentang konsep terjadinya sebuah kekerasan melalui sudut pandang feminis.

Menurutnya, kekerasan terhadap perempuan merupakan produk struktur

sosial dan sosialisasi dalam masyarakat yang mengutamakan dan

menomorsatukan kepentingan dan perspektif laki-laki, sekaligus

menganggap perempuan sebagai jenis kelamin yang lebih rendah dan

kurang bernilai dibanding laki-laki. Pandangan ini menyatakan bahwa

kekerasan terhadap perempuan merupakan suatu hal yang cukup umum

terjadi sebagai konsekuensi struktur masyarakat yang mementingkan dan

didominasi oleh laki-laki.14

14

Poerwandari, Kristi. (2000). Kekerasan Terhadap Perempuan: Tinjauan Psikologi Feministik. Dalam Sudiarti

Luhulima, Achie (Ed.). Pemahaman Bentuk-Bentuk Tindak Kekerasan Terhadap Perempuan dan

Alternatif Pemecahannya (pp.15). Bandung: Penerbit P.T Alumni.

Kejahatan pada perempuan ..., Amalia Puspa Khoirunnisa, FIB UI, 2014

Page 15: KEJAHATAN PADA PEREMPUAN KAJIAN WACANA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20404639-MK-Amalia Puspa... · FEMINISME RADIKAL PADA FILM 7 HATI 7 CINTA 7 WANITA Makalah Non Seminar

10

Universitas Indonesia

7 Hati 7 Cinta 7 Wanita: Membaca Secara Kritis

Film yang diproduksi oleh MNC Pictures ini ditulis dan disutradarai oleh

Robby Ertanto Soediskam dan dibintangi oleh Jajang C Noer, Marcella

Zalianty, Olga Lydia, Hengky Solaiman, Tamara Tyasmara, Happy

Salma, Rangga Djoned, Tegar Satria, Verdi Solaiman, Bombom

Gumbira, Achmad Zaki, Intan Kieflie. Film ini berkisah tentang seorang

ginekolog bernama Dr. Kartini yang memiliki kedekatan emosional dengan

pasien-pasiennya dan menemukan permasalahan pasien-pasiennya terkait

kekerasan dari laki-laki.

Di awal film ini diceritakan mengenai seorang istri bernama Lili yang

sedang hamil besar. Lili (Olga Lydia) setiap harinya harus menegarkan diri

menghadapi suaminya, Randy (Tegar Satrya), yang mengidap

kelainan BDSM (Bondage, Discipline, Sadism and Masochism). Diceritakan

bahwa Lili adalah seorang istri yang penurut dan penakut. Setiap kali Ia

mendapatkan luka atau memar, Ia selalu menutupi dan berkata bahwa suaminya

tidak sengaja melakukan hal tersebut.

Kasus Lili merupakan potret atas bentuk dominasi laki-laki terhadap

perempuan dalam bentuk kekerasan seksual dan bagaimana seorang perempuan

hanyalah dianggap sebagai sebuah objek pemuas seksual laki-laki. Pembelaan

yang dibuat oleh Lili untuk melindungi suaminya adalah hasil dari ketakutan dan

kebingungan dari segala bentuk kekerasan fisik dan seksual yang dialaminya.

Kasus Lili mewakili kekerasan dalam rumah tangga. Seperti yang kita ketahui,

Indonesia merupakan Negara dengan budaya patriarki yang sangat kental dan

turun menurun sejak zaman dinosaurus. ‗Kodrat‘ gender perempuan sebagai

seorang istri telah disosialisasikan melalui berbagai institusi dan lembaga. Kodrat

tersebut antara lain adalah menuruti kata suami yang tidak lain merupakan bentuk

subordinasi perempuan terhadap laki-laki. Mengingat bahwa sebuah rumah tangga

bersifat intim dan pribadi, tentunya kekerasan yang terjadi merupakan sebuah aib

yang tidak bisa sembarangan diungkapkan.

Kejahatan pada perempuan ..., Amalia Puspa Khoirunnisa, FIB UI, 2014

Page 16: KEJAHATAN PADA PEREMPUAN KAJIAN WACANA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20404639-MK-Amalia Puspa... · FEMINISME RADIKAL PADA FILM 7 HATI 7 CINTA 7 WANITA Makalah Non Seminar

11

Universitas Indonesia

Lili selalu menunjukkan ekspresi ketakutan dan kebingungan sepanjang

film ini. Penulis berpendapat bahwa Lili sebetulnya menuruti suaminya karena Ia

berusaha mempertahankan rumah tangganya. Hanya saja disaat bersamaan, Ia

melakukan hal tersebut untuk menghindari kekerasan terjadi lebih parah dari yang

sudah Ia alami selama ini.

Kemudian perempuan kedua yang diceritakan pada film ini adalah Yanti

(Happy Salma) seorang pekerja seks komersial yang divonis mengidap penyakit

kanker serviks. Yanti pada film ini digambarkan sebagai perempuan yang cerdas

namun Ia merasa kecewa dan putus asa karena kecerdasannya dianggap sebelah

mata dikalahkan oleh pesona fisiknya. Terdapat adegan dimana Yanti mengatakan

―gue pernah kerja kantoran, tapi asal lo tau ya, bos gue ternyata lebih suka

ngeliat gue tiduran dibandingin gue kerja beneran makanya gue berenti.

(Sambil menunjukkan badan nya yang sexy) nih liat nih semua nih yang gue

punya. Itu kutukan buat gue‖. Intinya, Yanti memilih menjadi seorang pelacur

karena mendapatkan pelecehan seksual terus menerus dari atasannya.

Disini penulis mengamati bahwa Yanti sebenarnya sangat menyadari

bahwa kondisi biologis perempuan merupakan akar dari permasalahan dalam

hidupnya terutama didunia karir. Pekerjaan yang dipilih oleh Yanti merupakan

sebuah ‗keterpaksaan‘ dan pekerjaan sebagai seorang pelacur adalah gambaran

nyata bagaimana seorang perempuan sekali lagi menjadi sebuah objek seksual.

Yanti telah kehilangan hak nya sebagai seorang manusia untuk mendapatkan

pekerjaan yang diinginkannya. Bukan hanya itu, kondisi biologis akhirnya

menyebabkan dirinya terkena penyakit yang sebetulnya bisa dihindari.

Perempuan ketiga yang diceritakan disini adalah Rara (Tamara Tyasmara),

seorang siswi SMP yang terjebak dalam ketidakdewasaannya dan menjalin

hubungan seksual dengan sang kekasih bernama Acin (Albert Halim), seorang

siswa SMA. Rara akhirnya hamil namun Acin tidak mau bertanggung jawab dan

malah menyuruh Rara mengugurkan kandungannya.

Laki-laki secara biologis terlahir dengan sistem reproduksi yang dominan

dan menurut teori feminisme radikal, laki-laki mempergunakan hal ini untuk

Kejahatan pada perempuan ..., Amalia Puspa Khoirunnisa, FIB UI, 2014

Page 17: KEJAHATAN PADA PEREMPUAN KAJIAN WACANA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20404639-MK-Amalia Puspa... · FEMINISME RADIKAL PADA FILM 7 HATI 7 CINTA 7 WANITA Makalah Non Seminar

12

Universitas Indonesia

menjadikan perempuan sebagai budak seks belaka. Sebetulnya memang pada

kasus ini, ketika berhubungan seksual, kedua belah pihak sama-sama

menginginkannya. Hanya saja perlu ditekankan bahwa pada awalnya Rara tidak

ingin melakukan hubungan seks dengan Acin. Setelah Acin membujuk rayunya

dengan bersikap manis, atau lebih tepatnya dengan manipulasi, akhirnya Rara

setuju dengan ajakan Acin.

Terlihat pada sebuah adegan, Rara berkunjung ke Dokter Kartini untuk

memastikan bahwa Ia benar-benar hamil. Dokter Kartini berpendapat bahwa Rara

adalah mutiara kecil yang belum bisa berpikir panjang tentang arti kehormatan.

Menanggapi pernyataan tersebut, penulis setuju bahwa Rara adalah seorang anak

yang belum bisa berpikir panjang. Seperti tertera dalam Undang-undang RI Pasl 1

ayat (1) No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak bahwa ―Anak adalah

seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun‖. Rara adalah seorang

siswi SMP sehingga Ia memang masih anak-anak. Hanya saja, dalam kalimat

berikutnya, Dokter Kartini menyebutkan soal kehormatan. Menurut penulis,

sebuah kehormatan tidak bisa diukur dengan kehamilan diluar nikah ataupun

keputusan seseorang atas melakukan hubungan seks pra nikah. Sebetulnya secara

tidak langsung, Dokter Kartini pun terpengaruh dengan budaya Indonesia yang

beranggapan bahwa seorang perempuan memiliki ‗kodrat‘ gender dimana

kehamilan pra nikah atau hubungan seksual pra nikah adalah hal yang tabu.

Selanjutnya, Rara mengatakan kepada Dokter Kartini, ―awalnya sih saya

tolak, tapi waktu Acin ngeraba saya, udah itu cium leher saya, terus dia kebawah

sambil meluk saya… udah itu saya malah keenakan‖ dan Rara pun melakukan hal

tersebut tanpa pengaman. Dokter Kartini juga mengatakan dalam hati bahwa

sebetulnya sebuah kerugian tidak akan sepenuhnya ditanggung oleh perempuan

jika pihak laki-laki mau bertanggung jawab atas apa yang sudah diperbuat.

Sementara dalam kasus ini, Rara yang akhirnya harus menanggung banyak sekali

kerugian. Mulai dari kerugian moral seperti kehamilan usia dini, ketidakpercayaan

kepada laki-laki, bahkan trauma untuk berhubungan seks lagi. Disamping itu,

begitu banyak resiko kesehatan yang akan ditanggung Rara salah satunya,

Kejahatan pada perempuan ..., Amalia Puspa Khoirunnisa, FIB UI, 2014

Page 18: KEJAHATAN PADA PEREMPUAN KAJIAN WACANA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20404639-MK-Amalia Puspa... · FEMINISME RADIKAL PADA FILM 7 HATI 7 CINTA 7 WANITA Makalah Non Seminar

13

Universitas Indonesia

kematian.15

perforasi (perlubangan) pada uterus.16

baret pada serviks.17

Pelvic

Inflammatory Disease.18

kanker serviks, ovarium, dan hati.19

.

Kasus berikutnya ada dua wanita sekaligus yang akan saya bahas, yaitu

Lastri (Tizza Radya) dan Ningsih (Patty Sandya) yang bersuamikan Hadi (Verdi

Sulaiman). Lastri adalah seorang perempuan obesitas sehingga tidak mampu

memberikan anak kepada suaminya. Sementara Ningsih adalah seorang

perempuan karir yang sedang hamil namun sangat membenci suaminya karena Ia

sangat penurut dan pendiam jika bersama Ningsih. Didalam film ini, Lastri dan

Ningsih saling tidak mengetahui bahwa selama ini Hadi menduakan mereka

hingga akhir cerita. Tentunya perselingkuhan merupakan sebuah kekerasan

psikologis bagi pihak yang diselingkuhi, dimana disini keduanya adalah

perempuan.

Jika ditelaah satu persatu, diawal film ini, Lastri dan Hadi digambarkan

sebagai pasangan yang amat bahagia. Mereka memasak bersama kemudian saling

berpelukan dan bermesraan. Sebuah manipulasi sempurna telah dibentuk oleh

Hadi sebagai suami Lastri. Disamping fakta bahwa Hadi berselingkuh dan

menginginkan keturunan, Hadi memperlakukan Lastri dengan baik tanpa tekanan

maupun kekerasan fisik.

Akibat dari budaya patriarki yang membuat perempuan harus mampu

memberikan keturunan, Lasti yang obesitas harus memaksakan diri untuk

menurunkan berat badannya. Keadaan biologis Lastri pun membuat dirinya harus

mengalami penderitaan secara moral karena Ia jadi kurang percaya diri dan

dianggap tidak mampu memberikan keturunan. Hanya karena secara biologis

15

Kaali, S. et al. 1989. The Frequency and Management of Uterine Perforations During First-Trimester Abortions. Am. J. Obstetrics and Gynecology 161:406-408. 16

Schulz, K. et al. 1983. Measures to Prevent Cervical Injuries During Suction Curettage Abortion. The Lancet May 28, 1983, pp 1182-1184. 17

Frank, et.al. 1985. Induced Abortion Operations and Their Early Sequelae. Journal of the Royal College of General Practitioners 35 (73):175-180. 18

Burkman et al. 1977. Culture and Treatment Results in Endometritis Following Elective Abortion. Amer. Jour. OB/GYN 128 (5) 556-559. 19

Parazzini, F. et al. 1989. Reproductive Factors and the Risk of Invasive and Intraepithelial Cervical Neoplasia. British Journal of Cancer 59:805-809.

Kejahatan pada perempuan ..., Amalia Puspa Khoirunnisa, FIB UI, 2014

Page 19: KEJAHATAN PADA PEREMPUAN KAJIAN WACANA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20404639-MK-Amalia Puspa... · FEMINISME RADIKAL PADA FILM 7 HATI 7 CINTA 7 WANITA Makalah Non Seminar

14

Universitas Indonesia

perempuan dapat menghasilkan keturunan, bukan berarti hal tersebut adalah

kewajiban. Kehamilan adalah pilihan.

Kemudian digambarkan Ningsih adalah seorang perempuan karir yang

mandiri. Ia sangat mendominasi hubungan pernikahannya dengan Hadi. Hadi

terlihat sangat berbeda ketika bersama Ningsih—lemah. Ningsih mengatakan

kepada Dokter Kartini bahwa semua keputusan rumah tangga mereka, dibuat dan

diatur oleh Ningsih. Penulis dapat melihat bahwa sebagai laki-laki, Hadi

kehilangan perannya sebagai laki-laki yang mendominasi atau memimpin rumah

tangga. Hal ini yang mungkin mendorong Hadi untuk berselingkuh karena pada

dasarnya, Hadi sebagai laki-laki, memiliki perasaan untuk memimpin.

Selanjutnya ada Ratna (Intan Kiflie) seorang buruh konveksi yang sedang

hamil besar memiliki suami bernama Marwan (Akhmad Zaki). Ratna telah

menikah dengan Marwan selama lima tahun dan baru akhirnya mengalami

kehamilan pertama. Dalam film ini, terdapat percakapan sebagai berikut:

Ratna: ―Aku bersedia menerima posisi yang sudah ditakdirkan untukku, Mas.

Tapi aku bukan barang yang tidak bernyawa. Aku hidup. Aku manusia.

MANUSIA. Bukan anjing yang bisa ditendang begitu saja ketika majikannya

sibuk dengan lonte-lonte diluar sana. “Mau makan, Mas?” “Mau mandi air

panas, Mas?” Kamu kira aku pembantu. Hah? Itu udah kewajibanku

dirumah ini. Kewajibanku sebagai seorang istri. Bukan kerja keras banting

tulang untuk sambung keluarga ini! Itu tugas kamu, Mas. Tugas kamu.”

Marwan: ―Aku cinta sama kamu, Ratna. Itu benar. Tapi aku ngga tahan nunggu

sampai lima tahun. Bayangin lima tahun.”

Ratna: ―Oke. Kalo gitu aku yang bajingan ngga bisa ngasih kamu anak!”

Percakapan diatas terjadi ketika Ratna mengetahui bahwa selama ini

suaminya berselingkuh dan memiliki anak dari perempuan lain. Penulis menyoroti

beberapa kalimat yang dikeluarkan Ratna dan Marwan. Terlihat bahwa dalam film

ini, Ratna mengikuti sosialisasi budaya patriarki di Indonesia bahwa seorang istri

harus melayani suaminya sementara suami seharusnya mencari nafkah. Ratna

Kejahatan pada perempuan ..., Amalia Puspa Khoirunnisa, FIB UI, 2014

Page 20: KEJAHATAN PADA PEREMPUAN KAJIAN WACANA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20404639-MK-Amalia Puspa... · FEMINISME RADIKAL PADA FILM 7 HATI 7 CINTA 7 WANITA Makalah Non Seminar

15

Universitas Indonesia

merasa bahwa sebagai perempuan Ia memiliki ‗kodrat‘. Sebetulnya melayani

suami bukanlah suatu kesalahan. Hanya saja, akan menjadi salah ketika

perempuan tersebut melakukannya atas dasar ‗tuntutan kodrat‘ bukan pilihannya

sendiri.

Kemudian Marwan sebagai laki-laki memberikan sebuah pernyataan yang

secara langsung ‗menyalahkan‘ Ratna atas kondisi biologisnya yang terlalu lama

mampu membuahi anak. Penulis melihat bahwa pernikahan yang dilakukan oleh

Marwan semata-mata karena Ia menginginkan keturunan. Seolah perempuan

adalah objek reproduksi untuk dirinya.

Perempuan terakhir merupakan tokoh utama dari film ini, yaitu Dokter

Kartini (Jajang C. Noor). Dokter Kartini merupakan seorang perempuan berumur

45 tahun yang belum pernah dan tidak ingin menikah. Ia adalah sosok perempuan

yang masih dihantui oleh penghianatan dari kekasihnya dimasa lalu. Banyak

dialog Dokter kartini yang mencerminkan bahwa Ia tidak mempercayai laki-laki.

Pertama ketika sedang menceritakan tentang Yanti, Dokter Kartini berkata ―aku

sering melihat berbagai macam kasus yang diderita kaumku karena perbuatan

laki-laki‖ kemudian pada ada pula ketika sedang berbicara dengan rekan

dokternya, Kartini berkata, ―aku ingi membela kaumku, tetapi terkadang aku

merasa tidak berdaya… cinta sudah mati, Anton. Lagipula buat apa cinta kalau

perempuan selalu yang jadi korban‖. Didepan pasien-pasiennya, Dokter Kartini

selalu bersikap tegar dan tegas. Namun ternyata dirinya sendiri merupakan

seorang korban emosional atas laki-laki sehingga memutuskan untuk tidak

menikah.

Dalam teori feminisme radikal, kasus-kasus diatas merupakan gambaran

dari subordinasi perempuan dalam sistem patriarki di Indonesia dan ketidakadilan

peran gender baik diranah publik maupun domestik. Kaum perempuan

digambarkan menjadi objek kekerasan, objek seksual, dan objek reproduksi dalam

hubungan interpersonal dengan laki-laki. Hal tersebut merupakan akibat dari

perbedaan kedudukan laki-laki dan perempuan sebagaimana yang sudah di

konstruksikan terutama di Indonesia. Pembagian peran gender feminism dan

maskulin juga melahirkan sebuah diskriminasi terhadap perempuan sebagaimana

Kejahatan pada perempuan ..., Amalia Puspa Khoirunnisa, FIB UI, 2014

Page 21: KEJAHATAN PADA PEREMPUAN KAJIAN WACANA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20404639-MK-Amalia Puspa... · FEMINISME RADIKAL PADA FILM 7 HATI 7 CINTA 7 WANITA Makalah Non Seminar

16

Universitas Indonesia

kasus Lili dan Ratna. Dapat dikatakan bahwa diskriminasi antara perempuan dan

laki-laki berdasar pada kondisi biologis yang kemudian dijadikan alasan laki-laki

untuk meninggikan dan merendahkan martabat salah satu jenis kelamin, dalam hal

ini meninggikan laki-laki dan merendahkan perempuan.

Perempuan sebagai objek seks dalam film ini paling jelas terlihat pada

kasus Yanti, seorang pelacur. Stereotipe perempuan yang dianggap bodoh dan

hanya memiliki paras cantik seolah dieksploitasi habis-habisan oleh laki-laki dan

tidak diberi kesempatan untuk memiliki pekerjaan yang halal. Seperti yang sudah

dikatakan, feminisme radikal memandang kejahatan sebagai perilaku laki-laki

karena biologis laki-laki yang agresif dan memiliki dorongan alamiah untuk

mendominasi. Kejahatan merupakan ekspresi dari laki-laki yang ingin mengontrol

dan mendominasi perempuan. Segala bentuk kejahatan laki-laki telah

tervisualisasikan dalam film ini mulai dari kejahatan seksual; berhubungann seks

secara paksa, manipulasi untuk melakukan hubungan seks, kemudian kejahatan

domestik; pemukulan dalam rumah tangga, poligami, eksploitasi; menyuruh

perempuan menggugurkan kandungan, berselingkuh dengan alasan perempuan

tidak mampu memiliki anak, hingga kejahatan emosional; menelantarkan begitu

saja, memberikan harapan kosong.

Dokter Kartini sebagai tokoh utama mencerminkan sikap seorang feminis

radikal yang menolak pernikahan karena pernah tersakiti oleh laki-laki dan

melihat bagaimana pernikahan menghancurkan kehidupan perempuan. Menurut

feminisme radikal, sebuah pernikahan merupakan awal dari perbudakan

perempuan yang harus melaksanakan peran sebagai istri, ibu, dan pasangan seks

laki-laki. Hal ini selanjutnya berhubungan dengan pernyataan Ratna yang

akhirnya merasa bahwa hidupnya ‗wajib‘ melayani suaminya seperti seorang

pembantu. Seperti dalam pemikiran feminisme radikal, segala hal tersebut berakar

pada keadaan biologis perempuan termasuk didalamnya sebagai objek reproduksi

laki-laki.

Dominasi terbesar yang terpancar dari film ini adalah bagaimana semua

tokoh perempuan itu sendiri menyadari betul inferioritas mereka dan bagaimana

mereka semua pada akhirnya tunduk pada budaya patriarki yang meninggikan

Kejahatan pada perempuan ..., Amalia Puspa Khoirunnisa, FIB UI, 2014

Page 22: KEJAHATAN PADA PEREMPUAN KAJIAN WACANA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20404639-MK-Amalia Puspa... · FEMINISME RADIKAL PADA FILM 7 HATI 7 CINTA 7 WANITA Makalah Non Seminar

17

Universitas Indonesia

laki-laki. Sebagaimana kasus Ningsih yang menganggap bahwa kehamilannya

merupakan sebuah investasi. Ia menginginkan anaknya harus seorang laki-laki

jika tidak, Ia akan menggugurkannya. Hal tersebut Ia lakukan semata-mata untuk

mendidik anak laki-lakinya agar tidak lemah seperti suaminya, Hadi. Terlihat

sekali bahkan perempuan sendiri pun mengakui bahwa laki-laki harus memiliki

jiwa kepemimpinan dan dominasi. Selanjutnya, seolah setuju dengan konsep

tersebut, Hadi melakukan perselingkuhan dimana pada hubungannya yang lain,

Hadi menjadi seorang suami yang lebih ‗layak‘—tidak didominasi oleh istri.

Sesuai dengan pemikiran feminisme radikal terhadap laki-laki bahwa memang

pada dasarnya laki-laki menginginkan sebuah kontrol ketika berhubungan dengan

perempuan.

Berikutnya, film 7 Hati 7 Cinta 7 Wanita adalah salah satu seni

sinematografi dimana sinema merupakan media komunikasi massa.

Penggambaran akan realitas kaum perempuan dan konstruksinya disampaikan

melalui sinematografi film 7 Hati 7 Cinta 7 Wanita. Penulis dapat melihat

konstruksi gender feminisme dan maskulin pada film ini sesuai dengan stereotipe

kultural di Indonesia. Bisa dikatakan bahwa film ini sendiri pun merupakan

eksploitasi perempuan yang sengaja digambarkan sebagai makhluk yang lemah

dan posisinya berada dibawah laki-laki sekaligus konstruksi gender tertentu.

Kesimpulan

Film 7 Hati 7 Cinta 7 Wanita mampu mewakili gambaran kehidupan

perempuan di Indonesia yang mungkin mengalami kejadian serupa. Kejahatan

yang dirasakan oleh perempuan akibat dari konstruksi budaya patriarki dan

subordinasi perempuan adalah hasil dari diskriminasi gender. Film ini berusaha

menjelaskan bahwa perempuan seharusnya membuat keputusan sebagai seorang

manusia, bukan mengikuti ‗kodrat‘. Ketika perempuan mulai merasa bahwa

mereka harus tunduk kepada laki-laki dan mengikuti konstruksi sosial pada

budaya patriarki, mereka harus menanggung berbagai macam dominasi, ekploitas,

manipulasi, dan subordinasi dalam hidupnya. Gambaran bentuk kejahatan yang

diterima perempuan pada film ini memiliki alur dari kekerasan fisik hingga

emosional. Namun pada dasarnya, kejahatan yang diterima berakar pada keadaan

Kejahatan pada perempuan ..., Amalia Puspa Khoirunnisa, FIB UI, 2014

Page 23: KEJAHATAN PADA PEREMPUAN KAJIAN WACANA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20404639-MK-Amalia Puspa... · FEMINISME RADIKAL PADA FILM 7 HATI 7 CINTA 7 WANITA Makalah Non Seminar

18

Universitas Indonesia

biologis perempuan dimana perempuan digambarkan sebagai objek seks, alat

reproduksi, dan pelayan suami.

Penulis melihat bahwa seharusnya perempuan menyadari betul hak dan

kewajiban mereka sebagai seorang manusia tanpa membedakan gender. Keadaan

biologis memang merupakan sebuah perbedaan yang tidak bisa ditentukan—

meskipun dapat diubah dengan operasi. Pada dasarnya perempuan harus

memperjuangkan kesetaraan, bukan persamaan. Penulis juga merasa bahwa

pikiran mengenai ‗kodrat‘ sebaiknya dihilangkan karena apa yang disebut

‗kodrat‘, seperti menikah, hamil, berhubungan seks pra nikah, dan melayani

suami, merupakan pilihan hidup dan bukanlah kewajiban. Hal ini yang nantinya

akan membuat perempuan akan lebih bahagia dengan apapun yang dilakukannya

karena itu memang pilihan hidup mereka bukan karena tuntutan sosial semata.

Kejahatan pada perempuan ..., Amalia Puspa Khoirunnisa, FIB UI, 2014

Page 24: KEJAHATAN PADA PEREMPUAN KAJIAN WACANA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20404639-MK-Amalia Puspa... · FEMINISME RADIKAL PADA FILM 7 HATI 7 CINTA 7 WANITA Makalah Non Seminar

19

Universitas Indonesia

DAFTAR REFERENSI

Buku

Alison M. Jaggar and Paula S. Rothenberg, eds. (1948). Feminist Frameworks.

New York:McGraw-Hill.

Beauvoir, Simone. (1949). The Second Sex. France:Constance Borde.

Butler, Judith P. (1990). Gender Trouble: Feminism and Subversion of Identitiy.

New York: Routledge.

Candace, West and Don H. Zimmerman. (1987). Gender and Society. United

Kingdom: Sage Publication.

Gayle, Rubin. (1975). The Traffic in Women, in Toward an Anthropology of

Women. New York: Monthly Review Press.

Poerwandari, Kristi. (2000). Kekerasan Terhadap Perempuan: Tinjauan Psikologi

Feministik. Dalam Sudiarti Luhulima, Achie (Ed.). Pemahaman Bentuk-

Bentuk Tindak Kekerasan Terhadap Perempuan dan Alternatif

Pemecahannya (pp.11-50). Bandung: Penerbit P.T Alumni.

Rollins, Joan H. (1996). Women‟s Minds Women‟s Bodies The Psychology of

Women in a Biosocial Context. USA: Prentice-Hall.

Tong, Rosmarie. (2009). Feminist Thought: A More Conprehensive Introduction.

Philadelphia: Westview Press.

Serial

Burkman et al. (1977). Culture and Treatment Results in Endometritis Following

Elective Abortion. Amer. Jour. OB/GYN 128 (5) 556-559.

Faizain, Khoirul. (2012). Mengintip Feminisme dan Gerakan Perempuan.

Ejournal.uin-malang.ac.id

Kejahatan pada perempuan ..., Amalia Puspa Khoirunnisa, FIB UI, 2014

Page 25: KEJAHATAN PADA PEREMPUAN KAJIAN WACANA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20404639-MK-Amalia Puspa... · FEMINISME RADIKAL PADA FILM 7 HATI 7 CINTA 7 WANITA Makalah Non Seminar

20

Universitas Indonesia

Fajar Rianto, Arga. (2010). Representasi Feminisme dalam Film Kutunggu

Jandamu: Studi Analisis Semiotika Representasi Feminisme melalui

Tokoh Persik. Surabaya

Frank, et.al. (1985). Induced Abortion Operations and Their Early

Sequelae. Journal of the Royal College of General Practitioners 35

(73):175-180.

Kaali, S. et al. (1989). The Frequency and Management of Uterine Perforations

During First-Trimester Abortions. Am. J. Obstetrics and Gynecology

161:406-408.

Linda, Alcoff. (1988). Cultural Feminism Versus Poststructuralism: The Identity

Crisis in Feminist Theory. Journal of Women in Culture and Society, 13,

no. 3 408.

Lise, Fortier. (1975, Nov – Dec). Women, Sex and Patriarchy. Family Planning

Perspectives, Vol. 7, No. 6, pp. 278-281. Published. Guttmacher

InstituteStable

Parazzini, F. et al. (1989). Reproductive Factors and the Risk of Invasive and

Intraepithelial Cervical Neoplasia. British Journal of Cancer 59:805-809.

Puspitawati, H. (2012). Gender dan Keluarga: Konsep dan Realita di Indonesia.

PT IPB Press. Bogor

Retnowulandari, Wahyuni. (2010, Januari). Budaya Hukum Patriarki versus

Feminis: Dalam Penegakan Hukum dipersidangan Kasus Kekerasan

Terhadap Perempuan. Jurnal Hukum, Vol. 8 No. 3

Schulz, K. et al. (1983, May). Measures to Prevent Cervical Injuries During

Suction Curettage Abortion. The Lancet, pp 1182-1184.

Kejahatan pada perempuan ..., Amalia Puspa Khoirunnisa, FIB UI, 2014

Page 26: KEJAHATAN PADA PEREMPUAN KAJIAN WACANA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20404639-MK-Amalia Puspa... · FEMINISME RADIKAL PADA FILM 7 HATI 7 CINTA 7 WANITA Makalah Non Seminar

i

Universitas Indonesia

Lampiran

Wajah Lili yang memar

Lili disiksa oleh suaminya

Jasad Lili setelah mengalami

pendarahan

Rara sedang dibujuk untuk

berhubungan seks

Yanti sedang melayani pelanggan

Yanti berusaha mencari pekerjaan

lain

Lastri dan Hadi

Kejahatan pada perempuan ..., Amalia Puspa Khoirunnisa, FIB UI, 2014

Page 27: KEJAHATAN PADA PEREMPUAN KAJIAN WACANA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20404639-MK-Amalia Puspa... · FEMINISME RADIKAL PADA FILM 7 HATI 7 CINTA 7 WANITA Makalah Non Seminar

ii

Universitas Indonesia

Ningsih dan Hadi

Ratna sedang menyambut suami

pulang kerja

Ratna mendapati suami dan

selingkuhannya

Ratna bertengkar dengan suaminya

Ningsih mendapati Hadi selama ini

berselingkuh dengan Lastri

Lastri dan Ningsih bertengkar

Dokter Kartini menolak Dokter

Anton

Dokter Kartini dengan laki-laki yang

dulu menyakitinya

Kejahatan pada perempuan ..., Amalia Puspa Khoirunnisa, FIB UI, 2014