Kasus Hipertiroid Dr Eva Sppd
-
Upload
ifan-mendrofa -
Category
Documents
-
view
117 -
download
13
description
Transcript of Kasus Hipertiroid Dr Eva Sppd
KASUS KECIL
SEORANG PEREMPUAN USIA 59 TAHUN DENGAN
KRISIS TIROID, PENYAKIT JANTUNG TIROID
ANEMIA NORMOKROMIK NORMOSITIK
Oleh:
Alwidya Rosyid Akhmad Permana G 99141138
Ifanemagasaro Mendrofa G 99141139
Adigama Priamas Febrianto G 99141140
Tatas Bayu Mursito G 99141141
Residen
dr. Sekar
Pembimbing
dr. Eva Niamuzisilawati SpPD M.Kes
KEPANITERAAN KLINIK SMF ILMU PENYAKIT DALAM
FAKULTAS KEDOKTERAN UNS/RSUD DR MOEWARDI
S U R A K A R T A
2015
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan Kasus Kecil Ilmu Penyakit Dalam dengan judul:
SEORANG PEREMPUAN USIA 59 TAHUN DENGAN
KRISIS TIROID, PENYAKIT JANTUNG TIROID
ANEMIA NORMOKROMIK NORMOSITIK
Oleh:
Alwidya Rosyid Akhmad Permana G 99141138
Ifanemagasaro Mendrofa G 99141139
Adigama Priamas Febrianto G 99141140
Tatas Bayu Mursito G 99141141
Telah disetujui untuk dipresentasikan pada tanggal:
dr. Eva Niamuzisilawati SpPD M.Kes
2
STATUS PASIEN
I. ANAMNESA
A. Identitas Penderita
Nama : Ny.N
Umur : 59 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Lalung, Karanganyar, Jawa Tengah.
No. RM : 01263094
Masuk RS : 21 Februari 2015
Pemeriksaan : 26 Februari 2015
B. Keluhan Utama :
Sesak Nafas
C. Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang ke IGD RSDM dengan keluhan sesak nafas sejak 1 hari
sebelum masuk RSDM.. Sesak nafas dirasakan terus menerus sepanjang hari dan
semakin memberat. Sesak dirasakan berkurang dengan istirahat dan bertambah
dengan aktivitas. Pasien terbangun pada malam hari karena sesak. Pasien
mengaku biasa menggunakan 2 – 3 bantal saat tidur. Sesak nafas diikuti dengan
demam sejak 1 hari sebelum masuk RSDM. Demam dirasakan di seluruh badan.
Demam dirasakan muncul mendadak, timbul terus - menerus sepanjang hari.
Demam tidak disertai munculnya bintik bintik merah pada kulit, mimisan,
telinga sakit. Demam dirasakan turun jika meminum obat penurun demam yang
dibeli di warung, tapi tak lama kemudian demam timbul lagi. Demam diikuti
mual muntah yang dirasakan hilang timbul, rasa mual muncul ketika saat ingin
makan. Mual diikuit dengan muntah sebanyak 1 kali dalam satu hari ini
berisikan makanan dan air sebanyak 1 gelas belimbing, darah (-), lendir (-)
3
Sekitar 3 hari sebelum masuk RSDM pasien mengaku berobat ke bagian
endokrin poliklinik intern RSDM. Pasien datang dengan keluhan benjolan pada
leher, dada berdebar debar dan tubuh merasa lemas. Setelah dilakukan
pemeriksaan laboratorium FT3 24,03 dan FT4 87,59. Kemudian oleh dokter
pasien didiagnosa dengan hipertiroid dan diberi obat – obatan yaitu PTU,
Propanolol, Cefadroxil, dan codein.
Sejak 3 hari yang lalu pasien mengeluh batuk pilek. Batuk pilek diikuti
dengan dahak putih kental, darah (-). Batuk tidak berkurang dengan obat batuk
yang dibeli pasien di warung. Pasien juga mengeluh lemas, nggliyer, pusing,
mata berkunang – kunang sejak 7 hari lalu dan dirasakan terus menerus. Telinga
berdenging (-)
Sekitar 7 bulan yang lalu, pasien pernah dirawat di bagian jantung
RSDM selama 1 minggu dengan keluhan sesak nafas. Sampai saat ini pasien
masih rutin kontrol ke poliklinik jantung RSDM dan mengonsumsi obat –
obatan yaitu sprironolakton, furosemid, digoksin, serta warfarin.
Sejak 2 tahun terakhir pasien mengaku adanya benjolan pada leher
depannya. Benjolan di leher bagian depan semakin lama semakin membesar,
tidak didapatkan nyeri, ikut bergerak saat menelan. Sejak saat itu pasien
mengaku sering merasakan dadanya berdebar – debar dan tubuh merasa lemas
serta penurunan berat badan. Dada berdebar dirasakan di sebelah kiri, tidak
menjalar sampai punggung. Dada berdebar dirasakan hilang timbul, tidak
tergantung dengan aktivitas dan istirahat. Pasien sering merasa lemas dan tidak
semangat dalam melakukan aktifitas sehari-hari. Sering gelisah dan terkadang
tangan bergetar. Pasien juga mengaku sering berkeringat banyak tanpa diketahui
sebabnya dan lebih nyaman pada suasana dingin. Selain itu pasien juga merasa
berat badannya menurun sejak 2 tahun yang lalu. Pasien mengaku nafsu
makannya tidak berkurang sama sekali malah bertambah, namun tidak diikuti
dengan penambahan berat badan pasien. Pasien makan > 3 kali dalam sehari, 15
– 20 sendok makan nasi setiap kali makan.
Buang air kecil berwarna kuning jernih, tidak disertai dengan darah.
Pasien tidak mengeluh buang air kecil demam, tidak mengeluh terasa nyeri saat
buang air kecil. Buang air kecil normal 6 kali dalam sehari. Buang air besar
4
normal 1 kali dalam sehari. Pasien tidak mengeluhkan adanya darah pada tinja,
tinja tidak berwarna hitam, tidak berlendir, dan tidak nyeri saat buang air besar.
D. Riwayat Penyakit Dahulu :
Riwayat Penyakit Status Waktu Keterangan
Riwayat penyakit Paru Disangkal - Disangkal
Riwayat Penyakit GIT Disangkal - Disangkal
Riwayat Penyakit Ginjal Disangkal - Disangkal
Riwayat Asma Disangkal - Disangkal
Riwayat Alergi Disangkal - Disangkal
Riwayat Penyakit Hepar Disangkal - Disangkal
E. Riwayat Kebiasaan
1. Riwayat merokok : (-)
2. Riwayat minum obat : (-)
3. Riwayat minum alkohol : (-)
4. Riwayat olahraga : jarang
F. Riwayat Penyakit Keluarga
Keterangan:
= Pasien
= Meninggal
5
G. Riwayat Sosial
Pasien adalah seorang ibu rumah tangga. Pasien memiliki 1 orang suami
dan 3 orang anak. Saat ini, pasien berobat dengan fasilitas BPJS
Sebelum sakit, pasien makan sebanyak >3 kali dalam sehari dengan nasi,
lauk (tempe tahu), sayur, jarang makan telur, daging. Menu setiap harinya
bervariasi. Minum air putih 8 gelas belimbing/hari
II. PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik dilakukan tanggal 21 Februari 2013
A. Keadaan Umum Tampak sakit sedang, compos mentis E4V5M6, gizi
kesan kurang
B. Tanda Vital Tensi : 130/70 mmHg
Nadi : 96 x/ menit, irama ireguler, isi dan
tegangan cukup
Respirasi : 28 x/menit
Suhu : 37,1 0C per axiller. Saat masuk rumah sakit
suhu mencapai 39,5 C
C. Status Gizi BB : 45 kg
TB : 162 cm
BMI : 17, 1 (underweight)
C. Kulit Warna sawo matang, hiperpigmentasi (-), bercak-bercak
hipopigmentasi (-), tebal (-), kering (-), teleangiektasis
(-), petechie (-), ikterik (-), turgor cukup
D. Kepala Bentuk mesocephal, rambut rontok dan mudah dicabut
(-), luka (-), atropi m.temporalis (-)
E. Mata Konjunctiva pucat (+/+), sklera ikterik (-/-),
perdarahan subkonjugtiva (-/-), pupil isokor dengan
diameter (3 mm/3 mm), reflek cahaya (+/+), edema
palpebra (-/-), strabismus (-/-), mata cowong (-),
eksoftalmus (+/+), morbius sign (+), von greef sign
(-), jaffroy sign (+), stelwag sign (+), rosenbach (-)
F. Telinga Membran timpani intak, sekret (-), darah (-), nyeri
6
tekan mastoid (-), nyeri tekan tragus (-)
G. Hidung Nafas cuping hidung (-), sekret (-), epistaksis (-), fungsi
penghidung baik
H. Mulut Sianosis (-), gusi berdarah (-), kering (-), produksi ludah
sedikit (-), pucat (-), lidah tifoid (-), papil lidah atrofi
(-), stomatitis (-), luka pada sudut bibir (-)
I. Leher JVP R+5 cm, trakea di tengah, simetris, pembesaran
kelenjar tiroid (+) ukuran 5cm x 2,5cm x 1,5cm
batas tidak jelas, difus, nyeri tekan (-), pembesaran
KGB (-), bruit (+)
J. Thorax Bentuk normochest, simetris, pengembangan dada
kanan sama dengan kiri, retraksi intercostal (-), spider
nevi (-), pernafasan torakoabdominal, sela iga melebar
(-), pembesaran kelenjar getah bening axilla (-/-)
Jantung :
Inspeksi Iktus kordis tidak tampak pulsasi epigastrium (-),
pulsasi precordial (-), pulsasi parasternal (-)
Palpasi Iktus kordis teraba di spatium Inter costalis V 2 cm
lateral linea mid clavicula Sinatra
Perkusi Batas jantung kanan atas: SIC II Linea sternalis dextra
Batas jantung kanan bawah SIC IV linea sternalis
dextra
Batas jantung kiri atas: SIC II linea sternalis sinistra
Batas jantung kiri bawah: SIC V 2 cm lateral linea
mid clavicularis sinistra
Kesan: konfigurasi jantung kesan melebar.
Auskultasi Bunyi jantung I-II irreguler, bising (-), murmur (+).
Pulmo :
Depan
Inspeksi Statis Normochest, simetris, sela iga melebar (-), retraksi (-)
Dinamis Pengembangan dada kanan sama dengan pengenbangan
dada kiri, sela iga melebar (-), retraksi intercostal (-)
7
Palpasi Statis Simetris
Dinamis Pergerakan dada kanan sama dengan pergerakan dada
kiri, tidak ada yang tertinggal, penanjakan dada kanan
sama dengan penanjakan dada kiri , fremitus raba kanan
sama dengan fremitus raba kiri
Perkusi Kanan Sonor
Kiri Sonor
Auskultasi Kanan Suara dasar vesikuler intensitas normal, suara tambahan
wheezing (-/-), ronchi basah kasar (-/-), ronchi basah
halus basal paru (-/-), krepitasi (-/-)
Kiri Suara dasar vesikuler intensitas normal, suara tambahan
wheezing (-/-), ronchi basah kasar (-/-), ronchi basah
halus basal paru (+/+), krepitasi (-/-)
Belakang
Inspeksi Statis Normochest, simetris, sela iga melebar kanan dan kiri
(-), iga mendatar (-)
Dinamis Pengembangan dada simetris kanan sama dengan kiri,
sela iga melebar kanan dan kiri (-), retraksi interkostal
kanan dan kiri (-)
Palpasi Statis Dada kanan dan kiri simetris, sela iga melebar kanan
dan kiri (-), retraksi intercostal kanan dan kiri (-),
gerakan tertinggal kanan dan kiri (-)
Dinamis Pergerakan kanan sama dengan kiri, simetris, fremitus
raba kanan sama dengan fremitus raba kiri, penanjakan
dada kanan sama dengan kiri
Perkusi Kanan Sonor
Kiri Sonor
Auskultasi Kanan Suara dasar vesikuler normal, wheezing (-), ronchi
basah kasar (-), ronchi basah halus di basal paru (-),
krepitasi (-)
Kiri Suara dasar vesikuler intensitas normal, wheezing (-),
8
ronchi basah kasar (-),ronchi basah halus basal paru
(+/+), krepitasi (-)
K. Punggung kifosis (-), lordosis (-), skoliosis (-), nyeri ketok
kostovertebra (-)
L. Abdomen
Inspeksi Dinding perut sejajar dinding dada, distended (-),
venektasi (-), sikatrik (-), striae (-), caput medusae (-)
Auscultasi Bising usus (+) normal 18x/menit
Perkusi Timpani, area trobe pekak, pekak alih (-), undulasi (-)
Palpasi Supel, nyeri tekan (-), hepar lien kesan tidak teraba
M. Genitourinaria Ulkus (-), sekret (-), tanda-tanda radang (-)
N. Ekstremitas
Extremitas superior Extremitas inferior
Dextra Sinistra Dextra Sinistra
Edema - - - -
Sianosis - - - -
Pucat - - - -
Tangan basah + + - -
Tremor + + - -
Luka - - - -
Deformitas - - - -
Ikterik - - - -
Petekie - - - -
Spoon nail - - - -
Kuku pucat - - - -
Clubbing finger - - - -
Hiperpigmentasi - - - -
Palmar eritem - -
Fungsi motorik 5 5 5 5
Fungsi sensorik Normal Normal Normal Normal
Reflek fisiologis +2 +2 +2 +2
Reflek patologis - - - -
9
III. PEMERIKSAAN PENUNJANG
A. Pemeriksaan Laboratorium 21 Februari 2015
Pemeriksaan Hasil Satuan Rujukan
HEMATOLOGI
Hb 9.6 g/dl 12,3-15,3
Hct 29 35-47
AE 3,32 106/l 4.5 – 5,9
AL 2,1 103/pul 4.5 - 11.0
AT 78 103/pul 150-450
Index Eritrosit
MCV 88,3 /mu 80,0 – 96,0
MCH 28,8 Gg 28,0 – 33,0
MCHC 32,7 g/dl 33,0 – 36,0
RDW 14,7 % 11,6 – 14, 6
HDW 3,0 g/dl 2,2 – 3,2
MPV 9,1 Cl 7.2 – 11,1
PDW 50 % 25 -65
Golongan darah O
HITUNG JENIS
Eosinofil 0.90 % 1-2
Basofil 0.30 % 0-1
Netrofil 67.60 % 55-80
Limfosit 21.50 % 22-44
Monosit 6.40 % 0-7
KIMIA KLINIK
GDS 113 mg/dL 60 -140
Ureum 39 mg/dL <50
Kreatinin 0.6 mg/dL 0,6-1,2
Na 133 mmol/ L 136-145
K 3.7 mmol/ L 3,3-5,1
10
Cl 105 mmol/L 98-106
TSH <0.05 uIU/ml 0.40-4.20
Free T3 10.56 pmol/l 3.00-8.00
Free T4 63.64 pmol/l 10.30-34.7
HBsAg Nonreactive
B. Kriteria Diagnostik
Indeks Wayne
Kelelahan + 2
Suka udara dingin + 5
Keringat berlebihan +3
Nafsu makan naik + 3
Berat badan turun + 3
Tiroid teraba + 3
Bising tiroid tidak ada - 2
Eksoftalmus -
Kelopak mata tertinggal -
Hiperkinetik - 2
Tremor jari -
Tangan demam + 2
Tangan basah - 1
Fibrilasi atrial + 4
Nadi > 90 x/menit + 3
Gugup + 2
Sesak saat bekerja + 1
Berdebar + 2
11
Total + 28
Kriteria diagnostik krisis hipertiroid (Burch-Wartofsky, 1993)
Disfungsi pengaturan demam
Suhu : 39,5 C x 9/5 + 32 = 103.1 +25
Efek pada sususan saraf pusat
Agitasi +10
Disfungsi Gastrointestinal-hepar
Mual Muntah +10
Takikardi
96 kali / menit +0
Gagal Jantung
Ronki Basah +10
Atrial Fibrilasi
Ada +10
Riwayat Pencetus
Batuk Flu (ada) +10
12
Total + 75
C. Hasil EKG
13
Irama : takikardi
Heart rate: 94 bpm
Axis: Normoaxis
Gelompang p: -
PR interval: 0,28 sekon
QRS complex : 0,09 sekon
T inverted, ST elevasi, ST depresi : tidak ada
Q patologis : Tidak ada
Kesimpulan: Irama takikardi dengan atrial fibrilasi, HR 94x/menit, normoaxis
IV. RESUME
14
1. Keluhan utama:
Sesak nafas
2. Anamnesis:
Pasien datang dengan keluhan sesak nafas sejak 1 hari SMRS. Sesak
nafas dirasakan terus menerus sepanjang hari.Sesak nafas diikuti dengan
keluhan demam dan mual. Mual diikuit dengan muntah sebanyak 1 kali
dalam satu hari ini berisikan makanan dan air sebanyak 1 gelas belimbing
Sekitar 3 hari sebelum masuk RSDM pasien mengaku berobat ke
bagian endokrin poliklinik intern RSDM. Pasien datang dengan keluhan
benjolan pada leher, dada berdebar debar tubuh merasa lemas serta batuk
pilek. Pemeriksaan laboratorium didapatkan FT3 24,03 dan FT4 87,59.
Lemas, nggliyer, pusing, mata berkunang – kunang sejak 7 hari lalu dan
dirasakan terus menerus.
Sekitar 7 bulan yang lalu, pasien opname aloi RSDM karena sesak
nafas selama 7 hari dan rutin kontrol hingga sekarang, diberi obat
spironolakton, furosemid, warfarin.
Sejak 2 tahun terakhir pasien mengaku adanya benjolan pada leher
depannya, semakin lama semakin membesar, dada berdebar dirasakan di
sebelah kiri, lemas dan tidak semangat dalam melakukan aktifitas sehari-hari
dan lebih nyaman pada dingin. Berat badan menurun sejak 2 tahunterakhir,
nafsu makan bertambah.
3. Pemeriksaan fisik:
Keadaan umum tampak sakit sedang, composmentis, E4 V5 M6,
gizi kesan kurang. Tekanan darah 130/70 mmHg, nadi 96 kali /menit,
frekuensi nafas 28 kali /menit, suhu 37,1 0C, VAS 2, Konjungtiva pucat
(+/+). BMI: 17, 1 (underweight). Pemeriksaan mata: exophtalmus (+),
morbius sign (+), von greef sign (-), jaffroy sign (+), stelwag sign (+),
rosenbach (-). Pemeriksaan leher: JVP R+5 cm, pembesaran kelenjar
tiroid (+) ukuran 5cm x 2,5cm x 1,5cm batas tidak jelas, difusi, bruit (+).
Jantung : Inspeksi: Iktus kordis tidak tampak pulsasi epigastrium (-),
pulsasi precordial (-), pulsasi parasternal (-). Palpasi: Iktus kordis teraba
di spatium Inter costalis VI linea mid clavicula sinistra. Perkusi: Batas
jantung kiri atas: SIC II 2 cm lateral linea sternalis sinistra. Batas jantung
kiri bawah: SIC VI 2 cm lateral linea mid clavicularis sinistra. Kesan:
konfigurasi jantung kesan melebar. Auskultasi: Bunyi jantung I-II
irreguler, bising (-), murmur (+).
4. Pemeriksaan penunjang:
a. Laboratorium:
Hb 9,6 g/dl (↓), Hct 29 % (↓), AE 3,32 x 106/l (↓), Leukosit 2,1
ribu/pul (↓), trombosit 78 ribu/ul (↓), MCHC 32,7 g/dl (↓), RDW
14,7 % (↑), TSH < 0,05(↓), FT3 10,56 (↑), FT4 63,64 (↑)
15
V. PROBLEM
1. Hipertiroi
2.
V. Problem
1. Krisis Tiroid
2. Penyakit Jantung Tiroid
3. Anemia Normositik Normokromik
16
Rencana Awal
No Diagnosis/
masalah
Pengkajian (Assesment) Rencana
Awal
diagnosis
Rencana Terapi Rencana
Edukasi
Rencana
Monitoring
Prognosis
1. Krisis Tiroid Anamnesis
sesak nafas
keluhan demam dan
Mual muntah
berisikan makanan
dan air
benjolan pada leher
depannya, semakin
lama semakin
membesar
dada berdebar
lemas
Pasien merasa lebih
nyaman pada
suasana dingin.
Free T3,
Free T4,
TSH
USG thiroid
Bedresttidak
total
Diet TKTP1700
kkal,
Infus NaCl 16
tpm
O2 3 lpm
Paracetamol tab
3 x 1
PTU 600 –
1000 mg
loading dose
diikuti 200mg/
4 jam
Propanolol 20
Penjelasan
kepada pasien
tentang kondisi
dan komplikasi
nya
KUVS/hari Ad vitam:
Dubia ad bonam
Ad sanationam:
Dubia ad bonam
Ad fungsionam:
Dubia ad bonam
Berat badan pasien
menurun sejak
Nafsu makan
meningkat
Pemeriksaan fisik
Nadi 96 kali
/menit, frekuensi
nafas 28 kali
/menit
BMI: 17, 1
(underweight).
Pemeriksaan
mata:
exophtalmus (+),
morbius sign (+),
von greef sign (-),
jaffroy sign (+),
stelwag sign (+),
rosenbach (-).
mg/ 6 jam
18
pembesaran
kelenjar tiroid (+)
ukuran 5cm x
2,5cm x 1,5cm
batas tidak jelas,
difusi.
Pemeriksaan Penunjang
TSH < 0,05(↓),
FT3 10,56 (↑),
FT4 63,64 (↑)
Index Wayne : +28
Index Burch –
Wartofsky : +75
2. Penyakit
Jantung
Tiroid
Anamnesis
Dada berdebar
Pernah dirawat di
bagian jantung RSDM
Sesak nafas memberat
dengan aktivitas,
Ro Thorak
Echocardiog
rafi,
Konsul TS
Jantung
Bedrest tidak
total
Spironolakton 1
x 25 mg
Furosemid 3 x
40 mg
Penjelasan
kepada pasien
tentang kondisi
dan
komplikasinya,
serta nutrisi
KUVS / hari
EKG / 3 hari
Ad vitam:
Bonam
Ad sanationam:
dubia ad bonam
19
membaik dengan
istirahat
Sering terbangun malam
hari karena sesak
Tidur dengan 2 – 3
bantal
Pemeriksaan Fisisk
Pemeriksaan Jantung :
1. Inspeksi: Iktus kordis
tidak tampak
2. Palpasi: Iktus kordis
teraba di spatium Inter
costalis V 2 cm lateral linea
mid clavicula sinistra.
3. Perkusi: Batas jantung
kiri atas: SIC II LKJlinea
sternalis sinistra. Batas
jantung kiri bawah: SIC VI
2 cm lateral linea mid
clavicularis sinistra. Kesan:
Codein 3 x 1
tab
Simarc 2 mg 0
– 0 - 2
Ad fungsionam:
dubia ad bonam
20
konfigurasi jantung kesan
melebar.
4. Auskultasi: Bunyi
jantung I-II irreguler,
bising (-), murmur (+).
Pemeriksaan penunjang
EKG: atrial flutter
dengan heart rate 94
bpm, normoaksis
3. Anemia
Normokromik
Normositik
Anamnesis
Lemas
Pusing
Mata berkunang Kaunang
Et Causa DD: OCD
Perdarahan
Pemeriksaan Fisik
Konjungtiva Anemis
GDT
Retikulosit
Feses Rutin
Serous Ferittin 3
x 200 mg
Penjelasan
kepada pasien
tentang kondisi
dan
komplikasinya
Cek darah
rutin /
minggu
Ad vitam:
bonam
Ad sanationam:
dubia ad bonam
Ad fungsionam:
dubia ad bonam
21
Pemeriksaan penunjang
Hb 9,6 g/dl (↓),
Hct 29 % (↓),
AE 3,32 x 106/l (↓)
MCV 88,3
MCH 28,8
22