KASUS HIPERTIROID

6
KASUS HIPERTIROID Ditulis oleh: Prasetyo Handy Kurniawan - Jumat , 21 Juni 2013 Seorang wanita, 47 tahun datang ke klinik dengan keluhan dada kiri terasa berdebar-debar, matanya tampak melotot. Serta tangan yang bergetar terus (tremor), sering berkeringat dan merasa cepat lapar. Tekanan Darah : 140 / 70 mmHg, Suhu tubuh : 37,5 o C. Pada pemeriksaan fisik tampak pembesaran ringan kelenjar tiroid. Ibu ini telah melakukan pemeriksaan darah, hasilnya sebagai berikut. Pemeriksaan laboratorium Hb : 12,5 g/dL (12 - 16) Hmt : 39 % (36 - 48) Leukosit : 11.000/mmk (4.000 - 11.000) Netrofil : 56% (40 - 70) Limfosit : 40% (20 - 40) Eosinofil : 1% (1 - 5) Monosit : 3% (2 - 8) Trombosit : 420.000/mmk (150.000 - 450.000) Kolesterol total : 179 mg/dL (<200) Trigliserida : 105 mg/dL (<150) Glukosa darah sewaktu : 100 mg/dL (80 - 140) hTSH : 0,003 µ U/mL (0,4 - 5,0) Oleh dokter pemeriksa disarankan untuk melakukan pemeriksaan T3, T4 dan free T4. Pertanyaan : 1. Analisis Kasus ini, apa yang sedang dialami pasien ini? 2. Untuk apa pemeriksaan tambahan oleh dokter tersebut? Jelaskan Analisis Kasus 1. Wanita 47 tahun : o Faktor resiko terkena hipertiroid lebih tinggi terhadap pasien wanita dibanding pasien pria. Dengan gejala-gejala yang nampak diduga wanita

Transcript of KASUS HIPERTIROID

Page 1: KASUS HIPERTIROID

KASUS HIPERTIROIDDitulis oleh: Prasetyo Handy Kurniawan - Jumat , 21 Juni 2013

  Seorang wanita, 47 tahun datang ke klinik dengan keluhan dada kiri terasa berdebar-debar, matanya tampak 

melotot. Serta tangan yang bergetar terus (tremor), sering berkeringat dan merasa cepat lapar.

Tekanan Darah : 140 / 70 mmHg, Suhu tubuh : 37,5 o C. Pada pemeriksaan fisik tampak pembesaran ringan 

kelenjar tiroid.

Ibu ini telah melakukan pemeriksaan darah, hasilnya sebagai berikut.

Pemeriksaan laboratorium

Hb  : 12,5 g/dL  (12 - 16)

Hmt  : 39 %   (36 - 48)

Leukosit  : 11.000/mmk  (4.000 - 11.000)

Netrofil : 56%   (40 - 70)

Limfosit : 40%   (20 - 40)

Eosinofil : 1%           (1 - 5)

Monosit : 3%           (2 - 8)

Trombosit : 420.000/mmk  (150.000 - 450.000)

Kolesterol total   : 179 mg/dL  (<200)

Trigliserida          : 105 mg/dL  (<150)

Glukosa darah sewaktu : 100 mg/dL  (80 - 140)

hTSH           : 0,003 µ U/mL  (0,4 - 5,0)

Oleh dokter pemeriksa disarankan untuk melakukan pemeriksaan T3, T4 dan free T4.

Pertanyaan :

1. Analisis Kasus ini, apa yang sedang dialami pasien ini?

2. Untuk apa pemeriksaan tambahan oleh dokter tersebut? Jelaskan

Analisis Kasus

1. Wanita 47 tahun :          

o Faktor resiko terkena hipertiroid lebih tinggi terhadap pasien wanita dibanding pasien pria. Dengan gejala-

gejala yang nampak diduga wanita tersebut mengalami hipertiroid, dimana peningkatan faktor resiko 

penyakit ini pada usia 30 – 40 tahun (Corwin, 2008).

Page 2: KASUS HIPERTIROID

o Hipertiroid sering menyerang wanita daripada pria karena produksi hormon pada wanita lebih kompleks 

dibandingkan dengan produksi hormon pria. Namun, beberapa kasus kanker tiroid juga ditemukan pada 

kaum pria (Harmanto, 2004).

2. Analisis Symptom

o Dada Kiri berdebar-debar :

o Penderita hipertiroid jantung, terjadi peningkatan jumlah dan affinitas dari reseptor beta adrenergik. Hal 

akan mengakibatkan peningkatan kerja otot jantung, sehingga denyut jantung meningkat bersamaan 

dengan meningkatnya cardiac output (Marks, 2000).

o Mata tampak Melotot (exoptalmus) : 

o  eksoftalmus yang merusak mata timbul dobel vision. Selain itu terjadi pembengkakan jaringan lemak di 

sekitar mata (Marks, 2000).Akibat  TSH yg tinggi merangsang sel-sel mata akibatnya terjadi pengeluaran 

sitokin yang mendorong terjadinya peradangan dan edema 

o Tangan terus bergetar (tremor):

o Pada sistem saraf, akan terjadi aksi system saraf perifer yang lebih cepat. Mekanisme kontraksi otot perifer 

umumnya dikontrol lewat serebelum dan ganglion basalis. Namun pada pasien hipertiroid, terjadi 

rangsangan berlebihan terhadap ganglion basalis. Oleh karena itu, pada otot yang ada di ekstremitas terjadi 

kontraksi berlebih saat ada kegiatan yang akan mengakibatkan tremor. Tremor ini bebeda dengan tremor 

pada pasien Parkinson, oleh karena, pada pasien Parkinson tremor akan meningkat pada keadaan istirahat 

(Marks, 2000).

o Sering berkeringat

o Pada pasien hipertiroid terjadi peningkatan keringat yang keluar akibat pengaruh tingginya metabolisme 

dalam tubuh sehingga terjadi akumulasi panas dalam tubuh (intoleransi panas). Keringat memungkinkan 

pengeluaran panas berlebih melalui penguapan atau evaporasi dari permukaan kulit (Marks, 2000).

o Merasa cepat lapar

o Pada hipertiroid terjadi trakikardi yang menyebabkan meningkatnya aktivitas gastrointestinal. Selain itu T3 

dan T4  merangsang proses glukoneogenesis dan glikogenesis. Glukoneogenesis menyebabkan massa otot 

menurun dan kelemahan (Marks, 2000).

 3. Tekanan darah 140/70 mmHg

             Hipertensi pada wanita ini dipengaruhi dari penyakit hipertiroid dimana terjadi peningkatan cardiac output 

yang menyebabkan tekanan darah meningkat (Marks, 2000).

4. Suhu tubuh 37,5

                   Karena  tingginya   cardiac  output,  maka   terjadi   takikardia   yang  menyebabkan  metabolisme   semakin 

meningkat.   Karena   metabolisme   naik   dan   tertimbunnya   panas   tubuh   yang   semakin   lama   semakin   berlebih, 

sehingga terjadi peningkatan suhu tubuh (Marks, 2000).

Page 3: KASUS HIPERTIROID

5. Tampak Pembesaran ringan kelenjar tiroid

6. Pemeriksaan laboratorium

Hb   : 12,5 g/dL  (12 - 16)

Hmt          : 39 %   (36 - 48)

Leukosit   : 11.000/mmk  (4.000 - 11.000)

Netrofil  : 56%   (40 - 70)

Limfosit  : 40%   (20 - 40)

Eosinofil  : 1%           (1 - 5)

Monosit  : 3%           (2 - 8)

Trombosit  : 420.000/mmk  (150.000 - 450.000)

Kolesterol total   : 179 mg/dL  (<200)

Trigliserida   : 105 mg/dL  (<150)

Glukosa darah sewaktu : 100 mg/dL  (80 - 140)

hTSH           : 0,003 µ U/mL  (0,4 - 5,0) dibawah normal

Hasil cek darah pemeriksaan lab normal semua kecuali kadar TSH. Pada pasien tersebut kadar TSHnya di bawah 

normal. Menurut WHO (2001), kadar normal TSH dalam serum adalah 0,4 µU/ml – 5,0 µU/ml. Rendahnya kadar 

TSH dalam darah menjadi indikator dari penyakit hipertiroid.

Fungsi pemeriksaan T3, T4 dan free T4

Pengukuran kadar TSH darah merupakan alat skrining yang baik dalam menilai fungsi tiroid, namun tingkat 

keparahan dari hipertiroid kurang tepat dinilai berdasarkan pemeriksaan TSH saja, sehingga kadar hormon tiroid 

dalam darah juga perlu diukur. Hormon tiroid bersirkulasi di dalam darah dalam bentuk T3 dan T4, dengan 99% 

terikat protein. Hormon tiroid yang tidak berikatan dengan protein yang bisa aktif secara biologis. Pada penderita 

hipertiroid ditemukan hanya 5% kadar T3 yang tinggi, sehingga pengukuran T4 bebas dan T3 darah perlu dilakukan 

pada pasien yang mengalami hipertiroid dengan kadar TSH yang rendah. Hasil pemeriksaan tiroid ini berguna 

untuk mengetahui aktivitas T3 dan T4 dalam tubuh sehingga dapat juga ditentukan faktor atau kondisi penyebab 

hipertiroid pada pasien dengan kadar TSH rendah.

Gambar 1. Bagan Alur diagnosis kelainan tiroid

Page 4: KASUS HIPERTIROID

Sumber : Anonymous, Laboratory Support for the Diagnosis and Monitoring of thyroid disease.diagnostics 

educational services,USA, 2003; 13; 126

Tabel 2. Pola Fungsi tiroid yang berhubungan dengan kadar tiroid dalam darah dan kadar hormon tiroid yang 

mungkin normal.

Sumber : Toft AD,  2001

Tabel 3. Serum TSH dapat memberikan indikasi status tiroid yang tidak pasti.

Page 5: KASUS HIPERTIROID

Sumber : Stockigt, J., 2003.

Daftar Pustaka

Anonymous, 2003, Laboratory Support for the Diagnosis and Monitoring of Thyroid Disease.Diagnostics 

Educational Services,USA, pp.35-126.

Corwin, E. J., 2008, Handbook of Phatophysiologhy,3rd Edition,Lippincott William and        Wilkins,USA, pp. 297.

Hermanto, N., 2004, Mahkota Dewa Panglima Penakluk Kanker, PT Agromedia Pustaka, Depok, pp.35-36.

Marks, D. B., 2000, Biokimia Kedokteran Dasar: sebuah Pendekatan Klinis, Penerbit buku kedokteran EGC, Jakarta, 

pp. 274.

Stockigt, J., 2003, Assesment of thyroid Function : Towards an Integrated laboratory – Clinical Appoarch, Clin 

Biochem, USA, pp.23-24, 100.

Tandra, H., 2011, Mencegah dan Mengatasi Penyakit Tiroid, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, pp.30-31.

Toft, A.D., 2001, Subclinical hyperthyroidism, N Engl J Med, 354(6):512.

WHO, UNICEF, ICCDD, 2001, Assessment of Iodine Deficiency Disorders and Monitoring Their Elimination: A Guaide 

for Programe Analys, 2rd edition, WHO, Genero, pp. 1-10.