KARYA TULIS ILMIAH EVALUASI EFEKTIVITAS ANTIHIPERTENSI...
Transcript of KARYA TULIS ILMIAH EVALUASI EFEKTIVITAS ANTIHIPERTENSI...
1
KARYA TULIS ILMIAH
EVALUASI EFEKTIVITAS ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN
RAWAT INAP HIPERTENSI DENGAN DIABETES MELITUS
DI RSAU dr. EFRAM HARSANA
Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam mencapai gelar
Ahli Madya Farmasi (A.Md. Farm)
Oleh :
ICSESY MARITHA
NIM : 201605018
PROGRAM STUDI D-III FARMASI
STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN
2019
ii
KARYA TULIS ILMIAH
EVALUASI EFEKTIVITAS ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN
RAWAT INAP HIPERTENSI DENGAN DIABETES MELITUS
DI RSAU dr. EFRAM HARSANA
Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam mencapai gelar
Ahli Madya Farmasi (A.Md. Farm)
Oleh :
ICSESY MARITHA
NIM : 201605018
PROGRAM STUDI D3 FARMASI
STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN
2019
iii
PERSETUJUAN
Karya Tulis Ilmiah Ini Telah Disetujui Oleh Pembimbing Dan Telah
Dinyatakan Layak Mengikuti Ujian Sidang Karya Tulis Ilmiah
KARYA TULIS ILMIAH
EVALUASI EFEKTIVITAS ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN
RAWAT INAP HIPERTENSI DENGAN DIABETES MELITUS
DI RSAU dr. EFRAM HARSANA
Menyetujui, Menyetujui,
Pembimbing II Pembimbing I
Yetti Hariningsih M.Farm.,Apt Novi Ayuwardani, M.Sc.,Apt
NIS. 20170140 NIS. 2015012
Mengetahui,
Ketua Program Studi D3 Farmasi
Novi Ayuwardani, M.Sc.,Apt
NIS. 2015012
iv
PENGESAHAN
Telah dipertahankan di depan dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah dan dinyatakan
telah memenuhi sebagian syarat memperoleh gelar Ahli Madya Farmasi
Pada Tanggal 25 Juli 2019
Dewan Penguji
1. Rahmawati Raising M.Farm.Klin., Apt :
Dewan Penguji
2. Novi Ayuwardani M.Sc., Apt :
Penguji I
3. Yetti Hariningsih M.Farm., Apt :
Penguji II
Mengesahkan
Ketua STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun
Zaenal Abidin, S.Km., M.Kes (Epid)
NIS. 20160230
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-NYA sehingga saya dapat menyeleseikan karya
tulis ilmiah yang berjudul EVALUASI EFEKTIVITAS ANTIHIPERTENSI
PADA PASIEN RAWAT INAP HIPERTENSI DENGAN DIABETES
MELLITUS DI RSUD dr. EFRAM HARSANA. Penulisan karya tulis ilmiah ini
sebagai persyaratan tugas akhir dalam memperoleh gelar Ahli Madya Farmasi
(A.Md. Farm) di Program Pendidikan Farmasi STIKES Bhakti Husada Mulia
Madiun. Proses penyusunan karya tulis ilmiah ini banyak mendapat bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak, sehingga penyusun ingin mengucapkan terima
kasih kepada :
1. Bapak Zaenal Abidin, S.Km., M.Kes (Epid) selaku ketua pimpinan
STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN yang telah memberikan
kesempatan untuk menyusun Karya Tulis Ilmiah ini
2. Ibu Novi Ayuwardani M.sc., Apt., selaku Ketua Program Studi D-III
Farmasi yang telah memberikan kesempatan untuk menyusun Karya Tulis
Ilmiah ini
3. Direktur RSAU dr. Efram Harsana yang telah memberikan izin dalam
pengambilan data penelitian kepada penulis
4. Kepala Bagian Rekam Medik RSAU dr. Efram Harsana dan Apoteker
RSAU dr. Efram Harsana yang telah memberikan bimbingan selama
pengambilan data di RSAU dr. Efram Harsana
vi
5. Ibu Novi Ayuwardani M.sc.,Apt sebagai dosen pembimbing yang telah
membimbing, memberi arahan dan dukungan selama proses penyusunan
karya tulis ilmiah
6. Bapak dan Ibu yang telah memberikan doa, dukungan dan semangat
7. Kakak-kakakku Avip Kurniawan S.T., M.Kom., dan Vevi Maritha
M.Farm.Apt yang selalu memberi semangat
8. Nunung Apriyanto A.Md., yang selalu mendampingi, memberi semangat
dan memberi dukungan dari awal penyusunan karya tulis ilmiah hingga
akhir
9. Teman-temanku Ristiya, Bidara, Dyas, Nafsil, Anggun, dan Enggar yang
menemaniku di akhir masa studi
10. Serta kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam penyusunan
karya tulis ilmiah ini.
Dalam penyajian karya tulis ilmiah ini penulis menyadari belum mencapai
kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan koreksi serta saran yang
bersifat yang bersifat membangun sebagai bahan masukan demi perbaikan
maupun peningkatan penulis dalam bidang ilmu pengetahuan.
Madiun, 25 Juli 2019
Penyusun
vii
HALAMAN PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Icsesy Maritha
NIM : 201605018
Dengan ini menyatakan bahwa karya tulis ilmiah ini adalah hasil pekerjaan saya
sendiri dan di dalamnya tidak terdapat karya yang pernah diajukan dalam
memperoleh gelar ahli madya di suatu perguruan tinggi dan lembaga pendidikan
lainnya. Pengetahuan yang diperoleh dari hasil penerbitan baik yang sudah
maupun belum/tidak dipublikasikan, sumbernya dijelaskan dalam tulisan dan
daftar pustaka.
Madiun, 25 Juli 2019
Icsesy Maritha
NIM. 201605018
viii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Icsesy Maritha
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat dan Tanggal Lahir : Magetan, 23 Februari 1992
Agama : Islam
Alamat : Ds. Sumberejo RT/RW 18/04 Kec. Maospati, Kab.
Magetan, Jawa Timur.
Email : [email protected]
Riwayat Pendidikan : 1) 1997-2003 SDN BANGUNASRI
2) 2003-2006 SMP N 1 BARAT
3) 2006-2009 SMA N 1 BARAT
ix
ABSTRAK
Icsesy Maritha
EVALUASI EFEKTIVITAS ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN RAWAT INAP
HIPERTENSI DENGAN DIABETES MELLITUS
di RSAU dr. EFRAM HARSANA
Penyakit Hipertensi disebut juga silent killer disease atau merupakan penyakit tidak
menular yang memiliki angka prevalensi yang tinggi di Indonesia. Hipertensi adalah penyebab
resiko terbesar pada penyakit kardiovaskuler dan hal itu meningkat pada pasien dengan Diabetes
Mellitus. Pengelolaan tekanan darah menjadi suatu hal yang sangat penting untuk mencegah
terjadinya peningkatan resiko penyakit kardiovaskuler.
Evaluasi penggunaan obat antihipertensi pada pasien Diabetes Mellitus dilihat dari
ketepatan pemilihan obat hipertensi dan dosis obat antihipertensi. Penurunan tekanan darah pada
pasien hipertensi dengan diabetes mellitus adalah < 130 mmHg. Tujuan dari penelitian ini adalah
ingin mengetahui mengenai kesesuaian terapi antihipertensi dan efektivitas antihipertensi pada
pasien hipertensi dan diabetes mellitus.
Penelitian ini termasuk jenis penelitian non-eksperimental observasional dengan
rancangan penelitian yang dilakukan secara retrospektif bersifat analitik di RSAU dr. Efram
Harsana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 89 sampel yang memenuhi kriteria inklusi.
Antihipertensi tunggal paling banyak digunakan adalah golongan Calcium Chanel
Blocker sebesar 12,35 % dan antihipertensi kombinasi adalah golongan Calcium Chanel Blocker
dan Angiotensin Reseptor Blocker yaitu sebesar 23,62%.
Kata kunci : Hipertensi, diabetes mellitus, antihipertensi, efektifitas.
x
ABSTRACT
Icsesy Maritha
EVALUATION OF ANTIHYPERTENSIVE EFFECTIVENESS IN HOSPITALIZED
HYPERTENSIVE PATIENS WITH DIABETES MELLITUS IN
dr. EFRAM HARSANA HOSPITAL
Hypertension is also called the silent killer disease or is a non-communicable disease
that has a high prevalence rate in Indonesia. Hypertension is the biggest cause of risk in
cardiovascular disease and it is increasing in patients with Diabetes Mellitus.
Management of blood pressure is a very important thing to prevent an increased risk of
disease evaluating the use of antihypertensive drugs in patients with Diabetes Mellitus seen from
the accuracy of the selection of hypertension drugs and the dose of antihypertensive drugs. The
reduction in blood pressure in hypertensive patients with diabetes mellitus is <130 mmHg. The
purpose of this study was to find out about the suitability of antihypertensive therapy and the
effectiveness of antihypertension in patients with hypertension and diabetes mellitus.
This study is a type of non-experimental observational study with a retrospective
analytic study design at RSAU dr. Efram Harsana. The results showed that there were 89 samples
that met the inclusion criteria.
The most widely used single antypertension is Calcium Chanel Blocker of 12,35% and
combination antihypertensive is Calcium Chanel Blocker and Angiotensin Receptor Blocker
which is 23.62%.
Keywords : Hypertension, diabetes mellitus, antihypertensive, effectiveness.
xi
DAFTAR ISI
SAMPUL DALAM .................................................................................................. i
LEMBAR PERSETUJUAN.................................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... iii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... iv
HALAMAN PERNYATAAN ............................................................................... vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP .............................................................................. vii
ABSTRAK ........................................................................................................... viii
ABSTRACT ........................................................................................................... ix
DAFTAR ISI ............................................................................................................ x
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... xv
BAB.I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................... 3
1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 4
1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................... 4
BAB.II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................. 6
2.1 HIPERTENSI ............................................................................................. 6
2.1.1 Definisi .............................................................................................. 6
2.1.2 Jenis Hipertensi.................................................................................. 6
2.1.3 Klasifikasi Hipertensi ........................................................................ 7
2.1.4 Faktor yang berhubungan dengan Hipertensi .................................... 7
2.1.5 Etiologi .............................................................................................. 9
2.1.6 Manifestasi Klinis ............................................................................ 10
2.1.7 Patofisiologi ..................................................................................... 10
2.1.8 Diagnosis ......................................................................................... 11
2.1.9 Komplikasi Hipertensi dengan Diabetes Mellitus ........................... 12
2.1.10 Terapi pada Hipertensi ................................................................... 13
2.2 Keterangan Empiris ................................................................................... 15
BAB.III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESA .................................. 16
3.1 Kerangka Konseptual ................................................................................. 16
3.2 Hipotesa ..................................................................................................... 17
BAB.IV METODE PENELITIAN ........................................................................ 18
4.1 Jenis dan Rancangan Penelitian ................................................................ 18
4.2 Populasi dan Sampel .................................................................................. 18
4.3 Batasan operasional .................................................................................... 19
4.4 Bahan Penelitian......................................................................................... 20
4.5 Lokasi Penelitian ........................................................................................ 20
4.6 Jalannya Penelitian ..................................................................................... 20
4.7 Analisa Data ............................................................................................... 21
BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................ 23
5.1 Karateristik Pasien Hipertensi .................................................................... 23
5.2 Lama Rawat Inap Pasien Hipertensi dan Diabetes Mellitus ...................... 27
5.3 Profil Penggunaan Antihipertensi .............................................................. 28
xii
5.4 Efektifitas Terapi Antihipertensi ................................................................ 33
BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 36
6.1 Kesimpulan ............................................................................................... 36
6.2 Saran ........................................................................................................... 36
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 38
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Klasifikasi Hipertensi menurut AHA ............................................... 7
Tabel 5.1. Demografi pasien Hipertensi dan Diabetes Mellitus berdasarkan
jenis kelamin bulan Januari sampai April 2017 di RSAU dr. Efram
Harsana ........................................................................................... 23
Tabel 5.2. Demografi pasien Hipertensi dan Diabetes Mellitus berdasarkan
umur bulan Januari sampai April 2017 di RSAU dr. Efram Harsana
........................................................................................................ 25
Tabel 5.3. Data Lama Rawat Inap Pasien Hipertensi dan Diabetes Mellitus
menggunakan data Avlos pada bulan Januari sampai April 2017 di
RSAU dr. Efram Harsana ............................................................... 26
Tabel 5.4. Penggunaan Antihipertensi Tunggal pada pasien Hipertensi dan
Diabetes Mellitus bulan Januari sampai April 2017 di RSAU dr.
Efram Harsana ................................................................................ 29
Tabel 5.5. Penggunaan Antihipertensi Kombinasi pada pasien Hipertensi dan
Diabetes Mellitus bulan Januari sampai April 2017 di RSAU dr.
Efram Harsana ................................................................................ 30
Tabel 5.6. Evaluasi Kesesuaian dan Efektifitas Antihipertensi pada pasien
Hipertensi dan Diabetes Mellitus bulan Januari sampai April 2017
di RSAU dr. Efram Harsana .......................................................... 34
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 : Gambar Kerangka Konseptual ..................................................... 16
Gambar 5.1 : Gambar Grafik Distribusi Rata-Rata Lama Rawat Inap Pasien
Hipertensi dan Diabetes Mellitus di RSAU dr. Efram Harsana
pada Bulan Januari sampai April 2017 ........................................ 27
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Surat Ijin Penelitian dari STIKES BHAKTI HUSADA MULIA
MADIUN ....................................................................................... 41
Lampiran 2 : Surat Ijin Penelitian dari RSAU Dr. EFRAM HARSANA ............ 42
Lampiran 3 : Tabel data Pasien Hipertensi dengan Diabetes Mellitus di RSAU dr.
Efram Harsana bulan Januari sampai April 2017 .......................... 43
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hipertensi merupakan tekanan darah sistolik sama dengan atau di atas 140
mmHg dan atau tekanan darah diastolic sama dengan atau di atas 90 mmHg pada
dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup
istirahat/tenang (Kemenkes RI, 2014).
Hipertensi termasuk penyakit yang berbahaya karena akan membebani
kerja jantung sehingga menyebabkan arteriosklerosis, yaitu pengerasan pada
dinding arteri. Peningkatan tekanan darah dalam waktu lama dan tidak di deteksi
secara dini dapat menyebabkan penyakit kronik degenerative seperti kerusakan
ginjal, penebalan dinding jatung dan penyakit yang berkaitan dengan jantung,
stroke, serta kematian. Penyakit hipertensi dapat ditandai dengan gejala sakit
kepala, keletihan, mengantuk, gemetar, serta sulit tidur (Gunawan, 2001).
Tingginya prevalensi hipertensi di Indonesia, memerlukan usaha untuk
menekan tingkat prevalensi tersebut. Faktor penyebab hipertensi adalah genetik,
umur, jenis kelamin, obesitas, asupan garam, kebiasaan merokok dan aktifitas
fisik. Individu dengan riwayat keluarga hipertensi mempunyai resiko 2 kali lebih
besar untuk menderita hipertensi daripada orang yang tidak mempunyai keluarga
dengan riwayat hipertensi. Hipertensi meningkat seiring bertambahnya usia, dan
pria memiliki resiko lebih tinggi untuk menderita hipertensi lebih awal
(Armilawaty HA & Ridwan, 2007).
2
Hipertensi adalah penyebab resiko terbesar pada penyakit kardiovaskuler
dan hal itu meningkat pada pasien dengan diabetes mellitus. Hipertensi dan
diabetes mellitus yang terjadi secara bersamaan dapat meningkatkan resiko
komplikasi mikrovaskuler dan makrovaskuler . Upaya pengelolaan antihipertensi
pada pasien diabetes melitus harus dilakukan secara tepat sebagai suatu langkah
penanganan yang strategis dan sangat penting, dengan harapan upaya tersebut
dapat menunda perkembangan terjadinya komplikasi yang telah terjadi (Dahlan
M.S, 2008).
Terapi yang tepat untuk pengelolaan tekanan darah sangat dibutuhkan
untuk mengurangi resiko peningkatan kematian, memperlambat diabetik.
Banyaknya golongan antidiabetik dan antihipertensi yang mempunyai mekanisme
kerja, efektifitas, efek samping yang berbeda menjadi tantangan bagi farmasis
untuk memberikan informasi secara jelas dan menyeluruh secara individual dalam
rangka meningkatkan keberhasilan pengobatan dan meminimalkan efek samping
yang terjadi (Murdiana, 2007).
Hipertensi telah menjadi masalah utama dalam kesehatan masyarakat yang
ada di Indonesia maupun di beberapa negara yang ada di dunia. Menurut
Riskesdas pada tahun 2013 evalensi hipertensi di Indonesia yang didapat melalui
pengukuran pada umur ≥ 18 tahun sebesar 25,8 %, tertinggi di Bangka Belitung
(30,9%), diikuti Kalimantan Selatan (30,8%), Kalimantan Timur (29,6%), Jawa
Barat (29,4%) dan Jawa Timur (26,2%). Prevalensi hipertensi di Indonesia sebesar
26,5% (Riskesdas, 2013).
3
Menurut profil kesehatan Provinsi Jawa Timur pada tahun 2016, data jumlah
penderita hipertensi yang diperoleh dari dinas kesehatan Provinsi Jawa Timur
terdapat 935.736 jiwa penderita hipertensi. Dari hasil survei tentang penyakit
terbanyak di rumah sakit di Jawa Timur, jumlah penderita hiperteni sebesar
13,47% (Depkes RI, 2016).
Penyakit Hipertensi dipilih menjadi topik, karena hipertensi merupakan
penyakit tidak menular yang banyak dijumpai di Jawa Timur. Penelitian tentang
Evaluasi Efektifitas Antihipertensi pada pasien Hipertensi dengan Diabetes
Melitus yang menjalani Rawat Inap di RSAU dr. Efram Harsana belum pernah
dilaksanakan sebelumnya, sehingga peneliti ingin melakukan penelitian di RSAU
dr. Efram Harsana.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas, maka
dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimana penggunaan Antihipertensi pada pasien Hipertensi dengan
Diabetes Mellitus yang menjalani rawat inap di RSAU dr. Efram
Harsana ?
2. Bagaimana kesesuaian pemilihan jenis pengobatan Antihipertensi yang
digunakan pada pasien Hipertensi dengan Diabetes Mellitus yang
menjalani rawat inap di RSAU dr. Efram Harsana berdasarkan
Formularium RSAU dr. Efram Harsana ?
4
3. Bagaimana efektivitas penggunaan obat golongan Antihipertensi pada
pasien Hipertensi dengan Diabetes Melitus yang menjalani rawat inap
di RSAU dr. Efram Harsana ?
1.2 Tujuan Penelitian
1. Mengetahui penggunaan Antihipertensi pada pasien Hipertensi dengan
Diabetes Mellitus yang menjalani rawat inap di RSAU dr. Efram
Harsana.
2. Mengetahui kesesuaian pemilihan jenis Antihipertensi pada pasien
Hipertensi dengan Diabetes Mellitus yang menjalani rawat inap di
RSAU dr. Efram Harsana berdasarkan Formularium RSAU dr. Efram
Harsana.
3. Mengetahui efektivitas penggunaan Antihipertensi pada pasien
Hipertensi dengan Diabetes Mellitus di RSAU dr. Efram Harsana.
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat. Manfaat yang
akan diperoleh dari hasil penelitian adalah sebagai berikut :
1. Dapat menjadi masukan bagi rumah sakit angkatan udara dr. Efram
Harsana untuk evaluasi obat antihipertensi pada pasien hipertensi
dengan diabetes mellitus.
2. Memberikan informasi tambahan untuk instansi dan mahasiwa yang
akan melakukan penelitian sejenis.
3. Penelitian ini diharapkan dapat menyumbang dan menambah ilmu
khususnya di bidang kesehatan.
5
4. Diharapkan dengan adanya penelitian ini kita dapat lebih mengerti
efektivitas antihipertensi pada pasien hipertensi dengan diabetes
melitus.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 HIPERTENSI
2.1.1 Definisi
Tekanan darah adalah jumlah gaya yang diberikan oleh darah di bagian
dalam pembuluh darah arteri saat darah dipompa ke seluruh peredaran
darah. Tekanan darah dihasilkan oleh kekuatan jantung ketika memompa
darah (Sutanto, 2010).
Hipertensi didefinisikan sebagai nilai tekanan darah sistolik ≥ 140
mmHg dan tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg pada dua kali pengukuran
dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup istirahat/tenang.
Hipertensi biasanya tidak menimbulkan gejala, sehingga sering disebut
dengan “silent killer” (AHA, 2017).
2.1.2 Jenis hipertensi
Menurut penyebabnya, hipertensi dikategorikan menjadi dua jenis
hipertensi yaitu :
a. Hipertensi primer (Esensial)
Hipertensi primer (esensial) merupakan hipertensi yang tidak dapat
diketahui penyebabnya secara pasti. Hipertensi primer merupakan suatu
peningkatan presisten tekanan arteri yang dihasilkan oleh ketidakaturan
mekanisme control homeostasik normal. Hipertensi ini sering dikaitkan
dengan kombinasi faktor gaya hidup seperti kurang bergerak dan pola
makan. Terjadi pada sekitar 90% penderita hipertensi ( Kemenkes, 2014).
7
b. Hipertensi sekunder
Hipertensi sekunder (non esensial) merupakan hipertensi yang terjadi
setelah seseorang mengalami kondisi lainnya seperti batu ginjal atau tumor
pada ginjal. Terapi yang dilakukan untuk hipertensi sekunder bertujuan
untuk memperbaiki kondisi atau menghilangkan penyebabnya. Apabila
terapi yang dilakukan berhasil, maka hipertensi akan hilang. Tetapi apabila
terapi yang dilakukan tidak berhasil, maka dapat digunakan obat
antihipertensi yang sesuai untuk mengontrol tekanan darah (Kemenkes,
2014).
2.1.3 Klasifikasi hipertensi
Klasifikasi hipertensi menurut AHA adalah sebagai berikut :
Tabel 2.1. Klasifikasi Hipertensi menurut AHA 2017
Klasifikasi tekanan
darah
Tekanan darah Sistolik Tekanan darah
Diastolik
Normal < 120 mmHg < 80 mmHg
Prehipertensi 120 – 129 mmHg 80 mmHg
Hipertensi stage 1 130 – 139 mmHg 80 – 89 mmHg
Hipertensi stage 2 ≥ 140 mmHg ≥ 90 mmHg
Hypertensive urgency > 180 mmHg > 120 mmHg
Hypertensive
emergency
>180 mmHg + target
organ damage
>120 mmHg + target
organ damage
2.1.4 Faktor yang berhubungan dengan Hipertensi
Hipertensi merupakan penyakit yang disebabkan karena interaksi
berbagai faktor resiko. Risiko relative hipertensi tergantung pada berbagai
8
jumlah dan berbagai tingkat keparahan dan faktor risiko yang dapat
dikontrol.
a. Usia
Hipertensi merupakan penyakit multifaktor yang disebabkan oleh
interaksi berbagai faktor resiko. Pertambahan usia menyebabkan adanya
perubahan fisiologis dalam tubuh seperti penebalan dinding arteri akibat
adanya penumpukan zat kolagen pada lapisan otot, sehingga pembuluh
darah akan mengalami penyempitan dan menjadi kaku dimulai saat umur 45
tahun. Selain itu juga terjadi peningkatan resistensi perifer dan aktivitas
simpatik serta kurangnya sensitivitas baroreseptor (pengatur tekanan darah)
dan aliran darah ginjal serta laju filtrasi glomerulus menurun (Anggraeni,
dkk., 2009).
Hasil analisis multivariate menurut data Riskesdas 2013 menunjukkan
bahwa penduduk yang berumur 45 tahun atau lebih beresiko 2,6 kali untuk
terkena hipertensi dibandingkan yang berumur kurang dari 45 tahun (Marice
Sihombing, 2017).
b. Jenis kelamin
Prevalensi terjadinya hipertensi pada pria hampir sama dengan wanita.
Namun wanita terlindung dari penyakit kardiovaskuler sebelum menopause.
Wanita yang belum mengalami menopause dilindungi oleh hormon
esterogen yang berperan dalam meningkatkan kadar High Density
Lipoprofein ( Anggraeni, dkk., 2009).
9
c. Genetik
Individu dengan orang tua menderita hipertensi mempunyai resiko dua
kali lebih besar untuk menderita hipertensi daripada orang yang tidak
mempunyai keluarga dengan riwayat hipertensi. Peningkatan kadar sodium
intraseluler dan rendahnya rasio antara potassium terhadap sodium individu
dengan orang tuanya (Anggraeni, dkk., 2008).
d. Obesitas
Curah jantung dan volume darah pasien obesitas dengan hipertensi
lebih tinggi dibandingkan penderita yang mempunyai berat badan normal
dengan tekanan darah setara. Pada para penderita obesitas cenderung
menderita penyakit kardiovaskuler, hipertensi dan diabetes melitus
(Armilawaty HA & Ridwan, 2007).
e. Konsumsi natrium
Garam merupakan faktor penting dalam patogenesis hipertensi.
Pengaruh asupan garam terhadap hipertensi terjadi melalui peningkatan
volume plasma, curah jantung dan tekanan darah. Konsumsi garam yang
dianjurkan tidak lebih dari 6gr/hari. Asupan natrium yang tinggi dapat
menyebabkan tubuh meretensi cairan sehingga meningkatkan volume darah
(Armilawaty HA & Ridwan, 2007).
Faktor pertumbuhan dan pola hidup salah satunya mengkonsumsi
natrium berlebihan menjadi penyebab terjadinya hipertensi. Sebanyak
13.879 % penderita hipertensi di kotamadya Medan mengidap hipertensi
karena pola hidup ( Yuan Anisa, 2014).
10
2.1.5 Etiologi
Hipertensi merupakan suatu penyakit dengan kondisi medis yang
beragam. Hipertensi primer merupakan hipertensi yang tidak diketahui
penyebabnya. Hipertensi primer ini tidak dapat disembuhkan tetapi dapat
dikontrol. Lebih dari 95% kasus yang terjadi adalah jenis hipertensi primer,
sedangkan hipertensi sekunder merupakan hipertensi yang terjadi karena
adanya gangguan penyakit lain yang mendasarinya. Kasus hipertensi
sekunder hanya sekitar 5% dan keseluruhan kasus hipertensi yang sering
terjadi ( Khatib, 2005).
2.1.6 Manifestasi Klinis
Gejala pada hipertensi pada semua pasien yaitu asimpomatik.
Terkadang hipertensi menyebabkan gejala seperti sakit kepala, sesak nafas,
pusing, nyeri pada dada, jantung berdebar dan pendarahan pada hidung.
Tetapi gejala-gejala tersebut belum bisa dipastikan bahwa seseorang terkena
hipertensi (WHO, 2016).
2.1.7 Patofisiologi
Berbagai faktor dapat mempengaruhi kontriksi dan relaksasi pembuluh
darah berhubungan dengan tekanan darah. Jika seseorang mengalami emosi
yang hebat, maka terjadi respon pada korteks adrenal untuk mengekskresi
epinefrin bisa menyebabkan basokonstriksi. Selain itu, korteks adrenal akan
mengekskresikan kortisol dan steroid lainnya yang akan bersifat
memperkuat dari respon vasokontrikor pembuluh darah (Nuffield, 2004).
11
Vasokontriksi dapat mengakibatkan penurunan aliran darah ke ginjal
dan akan menyebabkan pelepasan renin. Renin merangsang pembentukan
angiotensin I yang nantinya akan diubah oleh enzim Angiotensin Converting
Enzyme (ACE) menjadi angiotensin II yaitu suatu vasokonstriktor kuat pada
gilirannya akan dapat merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal.
Hormone ini dapat menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal
yang menyebabkan peningkatan intravaskuler. Semua faktor tersebut
cenderung sebagai pencetus terjadinya hipertensi (Tjay & Rahardja, 2015).
2.1.8 Diagnosis
Diagnosis hipertensi diperoleh melalui anamnesis mengenai keluhan
pasien, riwayat penyakit terdahulu dan penyakit keluarga, pemeriksaan fisik
meliputi pengukuran tekanan darah, pemeriksaan funduskopi, pengukuran
indeks masa tubuh, pemeriksaan lengkap jantung dan paru-paru,
pemeriksaan abdomen untuk melihat pembesaran ginjal, masa intra
abdominal, dan pulsasi aorta yang abnormal, palpasi ekstemitas bawah
untuk melihat adanya edema dan denyut nadi, serta penilaian neurologis
(Tjay & Rahardja, 2015).
Hipertensi berat apabila tekanan darah sistoliknya > 200 mmHg dan
tekanan darah diastoliknya > 120 mmHg perlu dilakukan identifikasi lebih
lanjut. Pasien hipertensi perlu dilakukan tes laboratorium untuk mengetahui
penyebab yang mendasari hipertensi tersebut (Dufton, 2011).
12
2.1.9 Komplikasi Hipertensi dengan Diabetes Mellitus
Penatalaksanaan terapi Hipertensi komplikasi Diabetes Melitus adalah
untuk mengurangi resiko makrovaskuler dan mikrovaskuler, memperbaiki gejala
yang sudah muncul, mengurangi angka kematian, dan meningkatkan kualitas
hidup pasien (Tripllit, dkk., 2005).
Penurunan tekanan darah pada pasien diabetes mellitus, berhubungan
dengan menurunnya resiko penyakit kardiovaskuler. Menjaga tekanan darah
dapat dilakukan dengan menggunakan lini pertama terapi yaitu penggunaan
tunggal, diuretik dosis rendah, beta bloker, angiostensin reseptor blocker, ACE
inhibitor, dan calcium chanel bloker. Akan tetapi kombinasi lebih dari satu obat
antihipertensi sering-sering memberikan keuntungan dibandingkan terapi
tunggal (Grossman E, dkk., 2000).
Penyakit kardiovaskuler memegang peranan yang penting dalam tingkat
keparahan dan kematian pada pasien Diabetes Melllitus. Hipertensi adalah
penyebab resiko terbesar pada penyakit kardiovaskuler dan hal itu meningkat
pada pasien dengan Diabetes Mellitus. Sehingga deteksi dan pengelolaan
kenaikan tekanan darah merupakan komponen yang penting dan komprehensif
dengan terapi Diabetes Melitus (Ucan & Ovayolu, 2010).
Pengelolaan tekanan darah menjadi suatu hal yang sangat penting untuk
mencegah terjadinya peningkatan resiko penyakit mengevaluasi penggunaan
obat antihipertensi pada pasien Diabetes Mellitus dilihat dari ketepatan
pemilihan obat hipertensi dan dosis obat antihipertensi. Penurunan tekanan darah
13
pada pasien hipertensi dengan diabetes mellitus adalah < 130 mmHg (AHA,
2017).
2.1.10 Terapi pada hipertensi
a. Angiotensin converting enzyme Inhibitor
Obat ini menghalangi perubahan Angiotensin I menjadi Angiotensin II
baik secara sistemik maupun secara lokal dibeberapa jaringan maupun
plasma. Selain itu juga dapat menurunkan resistensi pembuluh darah
perifer, dan terjadinya tekanan darah tanpa reflek stimulasi denyut jantung
dan curah jantung (Arronow, dkk., 2011).
b. Diuretik
Diuretik meningkatkan pengeluaran garam dan sir oleh ginjal hingga
volume darah dan tekanan darah menurun. Obat ini juga berpengaruh
langsung terhadap dinding pembuluh, yaitu penurunan kadar-Na membuat
dinding lebih kebal terhadap noradrenalin, hingga daya tahannya berkurang
(Tjay & Rahardja, 2015).
c. Calcium Chanel Blockers
Golongan Calcium Chanel Blocker menghasilkan efek antihipertensi
dengan menghambat L-type-voltage-dependent yang terlibat dalam
masuknya ekstraseluler ion Ca, sehingga tejadi relaksasi pembuluh darah
otot polos dan mengurangi resistensi pembuluh darah perifer (Kikuchi,
dkk., 2009).
Penggunaan Amlodipine pada pasien Hipertensi merupakan obat
golongan Calcium Chanel Blokers yang paling sering digunakan. Pada
14
pasien Hipertensi di Puskemas Kalirungkut Surabaya efektivitas
Amlodipine mencapai 100% memenuhi target terapi (Putri Kristanti, 2015).
d. Angiotensin Receptor Blockers
Obat ini menghasilkan efek antihipertensi yang secara khusus
mengikat angiotensin II reseptor tipe I dan menghambat vasokontriksi kuat.
Pemberian ARB menyebabkan peningkatan AII darah dan merangsang
reseptor tipe 2, yang dapat mencegah terjadinya penyakit kardiovaskuler
(Kikuchi, dkk., 2009).
Penggunaan obat kombinasi antara Angiotensin Reseptor Blocker
dengan Calcium Chanel Bloker adalah kombinasi antihipertensi yang sering
digunakan. Sebesar 65.95 % pasien rawat inap di RSI Sultan Agung tahun
2016 menggunakan kombinasi obat ini (Dian Oktianti, dkk., 2017).
e. Beta Blocker
Beta Blocker bekerja dengan menurunkan kerja jantung dan
vasodilatasi pembuluh darah, yang menyebabkan detak jantung menjadi
lebih lambat. Mekanisme dari Beta-blocker yaitu memblok aksi
katekolamin seperti adrenalin dan non adrenalin pada reseptor beta
adrenergik. Meskipun Beta Blocker memiliki efek untuk menurunkan
tekanan darah tetapi tidak memiliki banyak efek yang positif dibandingkan
dengan obat antihipertensi lainnya. Beta-blocker seperti atenolol tidak
direkomendasikan sebagai first-line therapy dari hipertensi karena memiliki
resiko relative merugikan seperti Stroke dan Diabetes Mellitus. Tetapi obat
15
beta-blocker tidak diresepkan untuk penderita asma karena dapat
meningkatkan kejang otot di paru-paru (Dufton, 2011).
2.2 Keterangan Empiris
Efektivitas merupakan seberapa jauh obat dapat mencapai efek yang
diinginkan dalam praktek klinis. Penelitian mengenai evaluasi efektivitas
antihipertensi pada pasien rawat inap Hipertensi dengan Diabetes Mellitus di
RSAU dr. Efram Harsana, merupakan penelitian observasional yang
menggambarkan efektivitas antihipertensi yang diharapkan hasilnya nanti dapat
digunakan sebagai pertimbangan para tenaga medis untuk meningkatkan mutu
pengobatan Antihipertensi.
16
BAB III
KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESA PENELITIAN
3.1 Kerangka Konseptual
Gambar 3.1 : Kerangka Konseptual
Keterangan : diteliti
tidak diteliti
Faktor pemicu hipertensi :
Genetik, umur, jenis kelamin,merokok, konsumsi natrium.
Hipertensi Diabetes Mellitus
Antihipertensi dan Antidiabetes
Evaluasi Efektivitas Obat
(Tekanan Darah < 130 mmHg )
17
3.2 Hipotesa
3.2.1 Adanya kesesuaian antara pemilihan jenis pengobatan
Antihipertensi yang digunakan terhadap pasien Hipertensi dengan
Diabetes Mellitus dengan Formularium RSAU dr. Efram Harsana.
3.2.2 Penggunaan Antihipertensi telah efektif pada pasien Hipertensi
dengan Diabetes Mellitus di RSAU dr. Efram Harsana yang
ditunjukkan dengan tercapainya target terapi tekanan darah < 130
mmHg.
18
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
4.1 Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini termasuk jenis penelitian non-eksperimental observasional
dengan rancangan penelitian yang dilakukan secara retrospektif bersifat analitik di
RSAU dr. Efram Harsana. Evaluasi ini dilakukan dengan membandingkan dari
Formularium Rumah Sakit dr. Efram Harsana.
4.2 Populasi dan Sampel
Subyek penelitian yang dipakai adalah pasien Hipertensi dengan penyakit
pembawa Diabetes Mellitus dewasa yang menjalani rawat inap di RSAU dr.
Efram Harsana pada tahun 2017 sebanyak 100 pasien yang memenuhi kriteria
inklusi dan eksklusi.
1. Kriteria Inklusi
a. Pasien pria dan wanita.
b. Pasien hipertensi dengan penyakit penyerta Diabetes Mellitus.
c. Pasien mendapat terapi antihipertensi dan antidiabetik.
2. Kriteria Eksklusi
a. Data rekam medis tidak dapat terbaca atau tidak lengkap.
b. Pasien meninggal.
19
4.3 Batasan Operasional
Batasan operasional dalam penelitian ini meliputi :
1. Pasien hipertensi adalah pasien yang mendapat diagnosa hipertensi
dengan penyakit penyerta diabetes mellitus yang menjalani rawat inap
di RSAU dr. Efram Harsana pada tahun 2017.
2. Kategori pasien hipertensi adalah pasien dengan tekanan darah sistolik
≥ 140 mmHg.
3. Tekanan darah masuk adalah pengukuran pertama pasien masuk rawat
inap RSAU dr. Efram Harsana.
4. Tekanan darah keluar adalah pengukuran sebelum pasien keluar dari
rawat inap RSAU dr. Efram Harsana.
5. Kesesuaian antihipertensi adalah penilaian kesesuaian jenis terapi
antihipertensi pada pasien hipertensi dengan diabetes mellitus dengan
cara membandingkan antara terapi antihipertensi yang dilakukan di
RSAU dr. Efram Harsana dengan Formularium Rumah Sakit dr.
Efram Harsana.
6. Efektivitas antihipertensi adalah seberapa besar efek antihipertensi
yang digunakan dapat mengatasi hipertensi pada pasien hipertensi
dapat dilihat dari terjadinya penurunan tekanan darah (<130 mmHg).
7. Rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen
tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan
pelayanan lain pada pasien hipertensi yang menjalani rawat inap di
Rumah Sakit dr. Efram Harsana pada tahun 2017.
20
4.4 Bahan Penelitian
Bahan dalam penelitian ini adalah catatan dalam rekam medis pasien
Hipertensi komplikasi Diabetes Mellitus pada tahun 2017 di RSAU dr. Efram
Harsana Lanud Iswahjudi Magetan sejumlah 100 pasien.
4.5 Lokasi Penelitian
Penelitian pada pasien hipertensi komplikasi diabetes mellitus dilakukan di
RSAU dr. Efram Harsana Lanud Iswahjudi Magetan Jl. Raya Solo-Maospati,
Magetan, Jawa Timur.
4.6 Jalannya Penelitian
1. Perijinan
Dimulai dari pengajuan surat ijin dari Program Studi Diploma III Farmasi
STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun untuk peneliti yang ditujukan kepada
pimpinan rumah sakit dengan menyertakan proposal penelitian.
2. Observasi
Dilakukan observasi ke unit rekam medik RSAU dr. Efram Harsana untuk
mengetahui jumlah pasien dengan diagnosa penyakit hipertensi dengan diabetes
mellitus.
3. Pengambilan Data
Dilakukan pengambilan data dari rekam medik pasien hipertensi dengan
diabetes mellitus di RSAU dr. Efram Harsana. Data yang diambil meliputi data
pasien yang memuat nama, umur, jenis kelamin, keluhan utama, diagnosis, jenis
obat, jumlah obat, dosis obat, lama tinggal, tekanan darah saat masuk sampai
dengan keadaan pulangnya pasien.
21
4.7 Analisa Data
Data yang diperoleh dianalisis dengan metode deskriptif non analitik dengan
presentase dan dibandingkan dengan formularium rumah sakit dr. Efram Harsana.
1. Menghitung prosentase demografi pasien hipertensi berdasarkan jenis
kelamin, usia, dan lama rawat inap.
a. Berdasarkan jenis kelamin = × 100 %
b. Berdasarkan umur = × 100 %
c. Berdasarkan lama rawat inap = × 100 %
2. Perhitungan penggunaan obat antihipertensi yang digunakan meliputi
golongan obat yang digunakan.
a. Golongan ACE Inhibitor dan Antidiabetik.
% penggunaan obat = × 100 %
b. Golongan Diuretik dan Antidiabetik.
% penggunaan obat = × 100 %
c. Golongan Calcium Chanel Blocker dan Antidiabetik.
% penggunaan obat = × 100 %
d. Golongan Angiotensin Receptor Blocker dan Antidiabetik.
% penggunaan obat = × 100 %
e. Golongan Beta Blocker dan Antidiabetik.
% penggunaan obat = × 100 %
3. Perhitungan tingkat kesesuaian terapi antihipertensi yang digunakan pada
pasien hipertensi dengan diabetes mellitus.
22
Rumus = × 100 %
4. Presentase efektivitas antihipertensi
Rumus = × 100 %
5. Menganalisa hubungan lama rawat inap dengan efektifitas terapi
antihipertensi menggunakan perhitungan Avlos.
23
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian mengenai Efektivitas Antihipertensi pada pasien rawat inap
Hipertensi dengan Diabetes Mellitus di RSAU dr. Efram Harsana dilakukan
dengan menelusuri data rekam medik pasien rawat inap yang menggunakan terapi
Antihipertensi bersama Antidiabetik. Sampel yang diperoleh sebanyak 89 pasien
yang memenuhi kriteria inklusi selama bulan Januari sampai April 2017.
5.1 Karakteristik pasien hipertensi dan diabetes mellitus
a. Demografi pasien Hipertensi dan Diabetes Mellitus berdasarkan jenis
kelamin bulan Januari sampai April 2017.
Demografi pasien berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat dari tabel 5.1.
Dari tabel 5.1 tersebut dapat dilihat terdapat 52 pasien (58,43%) perempuan dan
37 pasien (41.57%) laki-laki. Berdasarkan pengelompokan jenis kelamin, pasien
yang paling banyak menderita hipertensi adalah perempuan.
Tabel 5.1. Demografi pasien Hipertensi dan Diabetes Mellitus berdasarkan
jenis kelamin bulan Januari sampai April 2017 di RSAU dr. Efram
Harsana.
Jenis Kelamin Jumlah pasien (n=89) Persentase (%)
Perempuan 52 58.43
Laki-laki 37 41.57
Total 89 100
Adanya perbedaan jumlah pasien laki-laki dan perempuan yang menderita
hipertensi sesuai dengan penelitian yang pernah dilakukan di Rumah Sakit Islam
Sultan Agung Semarang yaitu prevalensi perempuan yang menderita hipertensi
24
lenih tinggi yaitu 58,3% dibandingkan dengan laki-laki (Novian, 2014). Tingginya
prevalensi hipertensi pada perempuan sering terjadi setelah mengalami
menopause karena berhentinya produksi endogen esterogen yang menyebabkan
tubuh tidak dapat mempertahankan vasodilatasi yang dapat mengontrol tekan
darah (Barton and Mayer, 2009).
Faktor risiko terjadinya hipertensi pada perempuan selain disebabkan
karena usia, jenis kelamin dan genetik juga dapat disebabkan karena penggunaan
kontrasepsi pil yang mengandung hormon esterogen dan progesteron. Peningkatan
tekanan darah disebabkan terjadinya hipertropi jantung dan peningkatan respon
presor angiotensin II dengan melibatkan jalur Renin Angiotensin System
(Pangaribuan, 2015).
Tingginya dosis esterogen pada kontrasepsi pil hormonal yang diberikan,
maka semakin besar kemungkinan esterogen akan mempengaruhi metabolisme
elektrolit yang mengakibatkan terjadinya kenaikan tekanan perifer dan venous
return yang dapat mengakibatkan naiknya tekanan darah. Kenaikan tekanan darah
yang terjadi disebabkan adanya kemiripan sifat kimia dari hormone esterogen
terhadap hormon adrenokortek yang terkandung dalam pil KB (Nafisah, wahjudi,
dkk, 2014).
b. Demografi pasien Hipertensi dan Diabetes Mellitus berdasarkan
umur bulan Januari sampai April 2017
Pengelompokan umur pasien hipertensi dibagi menjadi dua kelompok
umur yaitu adult dan geriatri. Adult memiliki rentang umur antara 22-59 tahun,
dan geriatri memiliki rentang umur ≥ 60 tahun (Pratama, 2011).
25
Tabel 5.2. Demografi pasien Hipertensi dan Diabetes Mellitus berdasarkan
umur bulan Januari sampai April 2017 di RSAU dr. Efram
Harsana.
Kelompok umur Jumlah pasien (n=89) Persentase (%)
Adult (22-59 tahun) 37 41.57
Pediatri (≥ 60 tahun) 52 58.43
Total 89 100
Demografi pasien hipertensi dan diabetes mellitus di RSAU dr. Efram
Harsana periode Januari sampai April 2017 berdasarkan umur dapat dilihat pada
tabel 5.2. Kejadian hipertensi paling banyak diderita pada kelompok umur geriatri
yaitu sebanyank 52 pasien (58,43%), dan untuk golongan adult sebanyak 37
pasien (41.57%).
Pertambahan usia menyebabkan resiko terkena hipertensi jauh lebih besar.
Penyakit hipertensi umumnya semakin berkembang ketika mencapai usia paruh
baya yaitu ketika berusia lebih dari 40 tahun bahkan lebih dari 60 tahun keatas.
Prevalensi hipertensi di kalangan usia lanjut cukup tinggi yaitu sekitar 40%,
dengan kematian sekitar diatas 60 tahun (Sarasati, 2011).
5.2. Lama rawat inap pasien Hipertensi dan Diabetes Mellitus di RSAU
dr. Efram Harsana pada bulan Januari sampai April 2017
Hasil penelitian berdasarkan lama rawat inap pasien di RSAU dr. Efram
Harsana yang menggunakan terapi antihipertensi dan antidiabetik dipaparkan
dalam Tabel 5.3. Lama perawat pasien yaitu 3 hari pada batas bawah dan 9 hari
pada batas atas.
Menurut penelitian Weder (2011) pada jurnal Hypertension, pasien dengan
tekanan darah tinggi sekitar 180/110 mmHg segera dievaluasi dan diberi
26
pengobatan selama satu minggu, tergantung pada situasi klinis dan komplikasinya
(Weder, 2011).
Pasien dengan hipertensi harus rutin dalam mengontrol tekanan darah agar
tetap sesuai dengan target tekanan darah yaitu bertujuan untuk mencegah
morbiditas dan mortalitas yang disebabkan karena kardiovaskuler. Target tekanan
darah harus tercapa terutama untuk pasien usia lanjut dan pada pasien dengan
hipertensi terisolasi (Dipiro, 2008).
Tabel 5.3. Data Lama Rawat Inap Pasien Hipertensi dan Diabetes Mellitus
menggunakan data Avlos
Antihipertensi Lama Rawat Inap
Jumlah pasien Jumlah hari AVLOS
Antihipertensi Tunggal
CCB 11 11 3
ACEi 5 19 4
ARB 5 25 5
Antihipertensi Kombinasi
CCB+Beta Blocker 12 68 6
Beta Blocker+ARB 6 34 7
CCB+ACEi 16 85 5
CCB+ARB 23 107 4
ACEi+ARB 11 71 6
Antihipertensi total 89 459 5
Berdasarkan perhitungan Avlos rata-rata lama rawat inap pasien hipertensi
dan diabetes mellitus adalah 5 hari. Pada perhitungan antihipertensi tunggal yang
digunakan pada pasien hipertensi dan diabetes mellitus yang memiliki waktu
tersingkat adalah golongan Calcium Chanel Blocker dengan rata-rata lama
perawatan adalah 3 hari, sedangkan untuk antihipertensi kombinasi yang memiliki
waktu tersingkat adalah golongan Calcium Chanel Blocker dan Angiotensin
Receptor Blocker dengan rata-rata lama perawatan yaitu 4 hari.
27
Berdasarkan tabel 5.3 perhitungan nilai Avlos lama rata-rata rawat inap
pada pasien hipertensi dan diabetes mellitus yang memiliki waktu tersingkat
adalah antihipertensi golongan Calcium Chanel Blocker dengan rata-rata lama
rawat inap 3 hari didukung dengan penurunan tekanan darah <130mmHg,
sehingga dapat dikatakan golongan Calcium Chanel Blocker merupakan
antihipertensi tunggal yang efektiv terhadap hipertensi dengan penyakit penyerta
diabetes mellitus.
Gambar 5.1. Grafik distribusi rata-rata lama rawat inap pasien Hipertensi
dan Diabetes Mellitus di RSAU dr. Efram Harsana mulai bulan
Januari sampai April 2017.
Pada antihipertensi kombinasi lama rata-rata perawatan pasien hipertensi
dan diabetes mellitus yang memiliki waktu tersingkat adalah golongan Calcium
Chanel Blocker dan Angiotensin Receptor Blocker yaitu rata-rata lama perawatan
4 hari didukung dengan penurunan tekanan darah <130mmHg, sehingga dapat
dikatakan golongan Calcium Chanel Blocker dan Angiotensin Receptor Blocker
3,27
3,8
5
5,67
6,83
5,31
4,43
6,45
0
1
2
3
4
5
6
7
8
lam
a ra
wat
inap
(h
ari)
Antihipertensi
Nilai Avlos
CCB
ACEi
ARB
CCB dan BB
BB dan ARB
CCB dan ACEi
CCB dan ARB
ACEi dan ARB
28
merupakan antihipertensi kombinasi yang efektif terhadap hipertensi dengan
penyakit penyerta diabetes mellitus.
Tingkat keberhasilan pengobatan hipertensi dapat dilihat dari data lama
rawat inap di rumah sakit. Menurut penelitian Woro Endah rata-rata lama rawat
inap pasien hipertensi di RSUP dr. Kariadi Semarang adalah 4-6 hari (33,00%)
(Woro Endah dan Abdul Karim, 2012).
5.3. Profil Penggunaan Antihipertensi
Seluruh pasien dalam penelitian di Instalasi rawat Inap RSAU dr. Efram
Hasana dikelompokkan berdasarkan golongan obat antihipertensi yang diterima
pasien selama menjalani perawatan di Rumah Sakit. Obat antihipertensi yang
diterima pasien berupa antihipertensi tunggal dan antihipertensi kombinasi. Dari
89 kasus terdapat 21 pasien (23,59%) yang menggunakan antihipertensi tunggal
dan 68 pasien (76,41%) yang menggunakan antihipertensi kombinasi.
a. Penggunaan Antihipertensi Tunggal bulan Januari sampai April 2017
Pengunaan antihipertensi secara tunggal diberikan secara peroral. Dari hasil
analisa data didapatkan hasil bahwa dari 89 pasien yang menggunakan
antihipertensi terdapat 21 pasien (23,59%) yang menggunakan antihipertensi
sebagai monoterapi.
Pada penelitian ini Amlodipine digunakan sebanyak 11 pasien (12.35%).
Penggunaan Amlodipine pada pasien Hipertensi merupakan obat golongan
Calcium Chanel Blocker yang paling sering digunakan. Pada pasien Hipertensi di
Puskemas Kalirungkut Surabaya efektivitas Amlodipine mencapai 100%
memenuhi target terapi (Putri Kristanti, 2015).
29
Antihipertensi golongan Calcium Chanel Blocker dapat mencegah atau
mengeblok kalsium masuk ke dalam dinding pembuluh darah. Kalsium diperlukan
otot untuk melakukan kontraksi, karena kalsium dihambat maka sel-sel otot polos
akan mengalami relaksasi, yang akan mengakibatkan terjadinya vasodilatasi dan
menurunnya tekanan darah (Eliot dan Ram, 2011).
Tabel 5.4. Penggunaan Antihipertensi Tunggal Evaluasi pada pasien
Hipertensi dan Diabetes Mellitus bulan Januari smapai April
2017 di RSAU dr. Efram Harsana.
Golongan Antihipertensi Tunggal Jumlah Pasien (n=21) Persentase (%)
Calcium Chanel Blocker
Amlodipine
11
12,35
ACE-Inhibitor
Captropil
5
5,62
Angiotensin II Reseptor Blocker
Valesco
5
5,62
Total 21 23.57
Obat golongan ACE Inhibitor yang digunakan dalam penelitian ini adalah
captropil sebanyak 5 pasien (5,62%). Captropil juga merupakan antihipertensi
yang digunakan secara tunggal, captropil efektif untuk hipertensi ringan, sedang,
maupun berat. Captropil umunya dapat menurunkan tekanan darah sistolik dan
diastolic sebesar 15-25% dari tekanan darah awal (McEvoy, 2004).
Angiotensin II receptor blocker menghasilkan efek antihipertensi yang
secara khusus mengikat angiotensin II reseptor tipe I dan menghambat
vasokontriksi kuat. Penelitian ini obat golongan angiotensin II receptor blocker
yang digunakan adalah valesco sebanyak 5 pasien (5,62%). Dibandingkan dengan
kelompok angiotensin II receptor blocker lainnya, valesco dianggap memiliki
30
efek antihipertensi yang lebih cepat, lebih besar dan lebih baik dengan efek
samping yang juga lebih ringan (M.Saydam dan S. Takka, 2007).
b. Penggunaan Antihipertensi Kombinasi bulan Januari sampai April 2017
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, terdapat 68 pasien (76,41%) yang
menggunakan kombinasi antihipertensi. Kombinasi yang diterima oleh pasien
yaitu 2 macam kombinasi golongan obat antihipertensi.
Tabel 5.65 Penggunaan Antihipertensi Kombinasi pada pasien Hipertensi
dan Diabetes Mellitus bulan Januari sampai April 2017 di RSAU dr.
Efram Harsana.
Golongan antihipertensi kombinasi Jumlah pasien (n=68) Persentase (%)
Calcium Chanel Blocker dan Beta
Blocker
Amlodipine + Bisoprolol
Diltiazem + Bisoprolol
Nifedipine + Bisoprolol
Jumlah
6
2
4
12
6,74
2,24
4,49
13,47
Beta Blocker dan ARB
Bisoprolol + Valesco
6
6,74
Calcium Chanel Blocker dan ACE
Amlodipine + captropil
Amlodipine + lisinopril
Jumlah
15
1
16
16,86
1,13
18,02
Calcium Chanel Blocker dan ARB
Amlodipine + Valesco
Amlodipine + Irbesartan
Jumlah
22
1
21
22,71
1,13
25,84
ACE Inhibitor dan ARB
Captropil +Valesco
11
12,36
Total 68 76,41
Penggunaan terapi dengan menggunakan kombinasi 2 obat hipertensi
dianjurkan untuk pasien yang memiliki tekanan darah yang sangat tinggi yaitu
nilai tekanan darah yang jauh dari target nilai tekanan darah yang seharusnya.
31
Kombinasi obat antihipertensi sering diperlukan untuk dapat mengontrol nilai
tekanan darah dan kebanyakan pasien memerlukan kombinasi 2 atau lebih
penggunaan antihipertensi (Dipiro, 2008).
Dalam 68 kasus pasien hipertensi dengan tetapi antihipertensi kombinasi,
terdapat 7 golongan obat antihipertensi kombinasi. Kombinasi antihipertensi yang
paling banyak digunakan adalah kombinasi Calcium Chanel Blocker dan
Angiotensin Reseptor Blocker yaitu sebanyak 21 pasien (23,62%). Kombinasi
antara Calcium Chanel Blocker dan Angiotensin Reseptor Blocker digunakan
untuk mencegah terjadinya diabetes nefropati pada pasien diabetes mellitus dan
hipertensi (Kalra dkk, 2010).
Pada penelitian Dian Oktianti (2017) di RSI Sultan Agung Semarang pada
tahun 2016, pasien yang mendapat terapi golongan Calcium Chanel Blocker dan
Angiotensin Reseptor Blocker mencapai 58,70%. Kombinasi golongan obat ini
adalah kombinasi obat yang paling banyak digunakan (Dian Oktianti dkk, 2017).
Kombinasi kedua golongan antara Calcium Chanel Blocker dan
Angiotensin Reseptor Blocker baik digunakan untuk pasien hipertensi dengan
penyakit penyerta diabetes mellitus karena kedua golongan obat tersebut termasuk
obat pilihan pertama yang dianjurkan. Kedua obat tersebut dapat memberikan efek
sinergis dengan menargetkan dua jalur efek terutama melalui mekanisme berbeda
untuk menurunkan tekanan darah. Efek samping seperti edema perifer karena
pemberian Calcium Chanel Blocker tunggal secara signifikan menurun jika
dikombinasikan dengan Angiotensin Reseptor Blocker (Mallat dkk, 2013).
32
Efek samping edema perifer atau pembengkakan pergelangan kaki harus
dihindarkan pada pasien diabetes mellitus. Edema perifer dapat menyebabkan
adanya sumbatan pada pembuluh darah sedang atau besar di tungkai kaki
menyebabkan gangren diabetik yaitu luka pada kaki yang berwarna merah
kehitam-hitaman, berbau busuk dan akibatnya terjadi kematian jaringan (Karyadi,
2002).
Kombinasi golongan Calcium Chanel Blocker dan Angiotensin Converting
Enzyme Inhibitor menghasilkan tekanan drah yang efektiv karena memakai dua
mekanisme kerja yang berbeda yang saling melengkapi. Pada penelitian ini
kombinasi Calcium Chanel Blocker dan Angiotensin Converting Enzyme Inhibitor
sebanyak 16 pasien (18,02%). Penambahan Angiotensin Converting Enzyme
Inhibitor pada Calcium Chanel Blocker menetralkan efek stimulasi saluran napas
reaktif oleh Calcium Chanel Blocker. Aktivitas Angiotensin Converting Enzyme
Inhibitor sebagai antihipertensi diperkuat oleh negative sodium balance yang
diinduksi oleh Calcium Chanel Blocker (Messerli, 2006).
Penggunaan kombinasi golongan obat ACE Inhibitor dan Angiotensin
Receptor Blocker dalam penelitian ini adalah 11 pasien (12.36%). Kedua
golongan obat ini direkomendasikan untuk pasien dengan makroalbuminuria atau
nefropatik diabetik karena penurunan yang signifikan dalam semua penyebab
kematian, kejadian kardiovaskuler dan perkembangan penyakit ginjal kronis.
Angiotensin Receptor Blocker juga dapat mengurangi efek samping batuk yang
diinduksi oleh ACEi (Chobanian dkk, 2003). Pada penelitian Dian Ariyanti
(2011), penggunaan kombinasi golongan antihipertensi antara ACEi dan ARB
33
pada pasien hipertensi dan diabetes mellitus di RSUP dr. Kandou Manado adalah
sebesar 10,53%.
Kombinasi antihipertensi antara Beta Blocker dan Calcium Chanel Blocker
digunakan pada 12 pasien (13,47%). Penelitian serupa yang dilakukan oleh Adam
M (2015) di Puskesmas Sempaja Samarinda, penggunaan kombinasi golongan
Beta Blocker dan Calcium Chanel Blocker adalah 25%. Beta blocker merupakan
pilihan obat pertama dalam tatalaksana antihipertensi pada pasien dengan penyakit
jantung coroner terutama yang menyebabkan timbulnya gejala angina.
Penambahan Calcium Chanel Blocker bekerja mengurangi kebutuhan oksigen
miokard dan menurunkan tekanan darah. Calcium Chanel Blocker juga akan
meningkatkan suplai oksigen miokard dengan efek vasodilatasi koroner (Arieska
Ann.dkk, 2015).
5.4. Efektivitas Terapi Antihipertensi
Antihipertensi di evaluasi dengan melihat kesesuaian penggunaan terapi
antihipertensi dengan standart terapi dari Formularium RSAU dr. Efram Harsana
dan target tekanan darah pada saat pasien keluar dari rumah sakit. Target terapi
tekanan darah pasien hipertensi dan diabetes mellitus adalah <130mmHg.
Antihipertensi yang terdapat di Formularium RSAU dr. Efram Harsana adalah
sebagai berikut : Sprironolacton , Furosemide, HCT, atenolol, bisoprolol,
propranolol, nifedipine, diltiazem, amlodipine, valsartan (diovan, valesco),
irbesartan, captropil,, clopidogrel, dan asam salisilat.
34
Hipertensi dan diabetes mellitus adalah dua faktor yang menyebabkan
resiko aterosklerosis dan komplikasinya, termasuk serangan jantung dan stroke.
Hipertensi dapat mengakibatkan metabolisme karbohidrat menjadi terganggu,
hipertensi dapat menyebabkan sel menjadi tidak sensitive terhadap insulin
sehingga terjadi gangguan terhadap kadar gula dalam darah (Guyton, 2008).
Pengelolaan tekanan darah menjadi suatu hal yang sangat penting untuk
mencegah terjadinya peningkatan resiko penyakit mengevaluasi penggunaan obat
antihipertensi pada pasien Hipertensi bersama Diabetes Mellitus dilihat dari
ketepatan pemilihan obat hipertensi dan dosis antihipertensi. Penurunan tekanan
darah pada pasien hipertensi dengan diabetes mellitus adalah < 130 mmHg (AHA,
2017).
Tabel 5.6. Evaluasi Kesesuaian dan Efektifitas Antihipertensi pada pasien
Hipertensi dan Diabetes Mellitus bulan Januari sampai April 2017
di RSAU dr. Efram Harsana.
Keterangan Jumlah Pasien (n = 89) Persentase (%)
Kesesuaian Terapi
Sesuai
Tidak sesuai
Jumlah
89
0
89
100
0
100
Efektivitas Terapi
Efektif
Tidak Efektif
Jumlah
89
0
89
100
0
100
Dari tabel 5.6. dapat dilihat pada kesesuaian terapi dari 89 pasien terapi
yang diberikan sudah sesuai. Seluruh pasien yang menerima terapi antihipertensi
bersama antidiabetik telah sesuai dengan formularium RSAU dr. Efram Harsana.
35
Berdasarkan tabel 5.6. dari 89 pasien, seluruh pasien mengalami
penurunan tekanan darah sesuai dengan target yang dicapai. Seluruh pasien
antihipertensi bersama diabetes mellitus yang menerima terapi antihipertensi dan
antidiabetik mencapai target terapi yaitu tekanan darah < 130 mmHg.
Pada penelitian ini, terapi antihipertensi yang diberikan pada pada pasien
hipertensi dan diabetes mellitus yang diberikan kepada pasien sudah sesuai
dengan formularium RSAU dr. Efram Harsana. Terapi antihipertensi yang
diberikan kepada pasien hipertensi dengan diabetes mellitus sudah efektif yang
ditandai dengan penurunan tekanan darah <130 mmHg. Seluruh pasien yang
menerima pengobatan antihipertensi dan antidiabetik di instalasi rawat inap
RSAU dr. Efram Harsana pada bulan Januari sampai April tahun 2017 mencapai
target terapi pada saat pasien keluar dari rumah sakit.
36
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
1. Antihipertensi yang diterima oleh pasien hipertensi bersama diabetes
mellitus yang menjalani rawat inap di RSAU dr. Efram Harsana berupa
antihipertensi tunggal sebanyak 21 pasien (23,57%) dan antihipertensi
kombinasi sebanyak 68 pasien (76,41 %).
2. Seluruh pasien hipertensi bersama diabetes mellitus yang menjalani
rawat inap di RSAU dr. Efram Harsana yang menerima terapi
antihipertensi telah sesuai dengan formularium RSAU dr. Efram
Harsana.
3. Seluruh pasien hipertensi bersama diabetes mellitus yang menjalani
rawat inap di RSAU dr. Efram Harsana yang menerima terapi
antihipertensi dan antidiabetik telah efektif ditandai dengan penurunan
tekanan darah <130mmHg pada saat keluar rumah sakit.
4. Berdasarkan hasil perhitungan Avlos antihipertensi tunggal yang lebih
efektif adalah golongan Calcium Chanel Blocker dengan waktu rawat
inap tersingkat yaitu 3 hari, dan antihipertensi kombinasi yang lebih
efektif adalah golongan Calcium Chanel Blocker bersama Angiotensin
Receptor Blocker yaitu 4 hari.
6.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti memberikan
saran kepada peneliti selanjutnya untuk dapat melakukan evaluasi efektivitas
37
antihipertensi tidak hanya dengan pemeriksaan tekanan darah tetapi juga dengan
keluhan dan pemeriksaan laboratorium. Peneliti selanjutnya diharapkan untuk
dapat mengevaluasi efektifitas antihipertensi tidak hanya dengan penyakit
penyerta diabetes mellitus, tetapi juga meneliti penyakit penyerta lainnya.
38
DAFTAR PUSTAKA
Adam M., Arsyik Ibrahim, dkk. 2015. Evaluasi Penggunaan Obat Antihipertensi
pada Pasien Hipertensi Rawat Jalan di Puskesmas Sempaja Samarinda.
Jurnal Sains dan Kesehatan, Vol. 1 No. 2p ISSN : 2030-0267.
American Heart Association. 2017. Guidelines for the Prevention, Detection,
Evaluation, and Management of High Blood Pressure in Adults. American
College of Cardiology.
Anggraini, Waren A., dkk. 2009. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan
Kejadian Hipertensi pada Pasien yang Berobat di Poliklinik Dewasa
Puskesmas Bangkinang Periode Januari Sampai Juni 2008. Faculty of
Medicine. Universitas Pekan Baru Riau. Riau.
Arienka Ann S., Erwinanto., dkk. 2015. Pedoman Tatalaksana Hipertensi Pada
Penyakit Kardiovaskuler. Jakarta.
Armilawati HA, dan Ridwan A. 2007. Hipertensi dan Faktor Resikonya dalam
Kajan Epidemiologi. Makasar : FKM UNHAS.
Barton, M, Meyer, M.R. 2009. Postmenopousal Hypertension Mechanism and
Therapy, Hypertension. 54.1.
Chobanian dkk., 2003. The seventh Report of the Joint National Committee on
Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Preasure
: the JNC 7 report. JAMA 289(19)., 2560-70.
Dahlan, M.S. 2008. Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan. 3rd
edition.
Penerbit Salemba. Jakarta.
Depkes RI. 2016. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur. Jawa Timur.
Dian Ariyanti Ansa, Lily Ranti, dkk. 2011. Kajian Penggunaan Obat
Antihipertensi pada pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 di Instalasi Rawat
Inap BLU RSUP Prof. DR.D. Kandaou Manado periode Januari-Desember
2010. Jurnal FMIPA UNSRAT Manado.
Dian Oktiani, Nurul Fitria Dewi, dkk. 2017. Evaluasi Penggunaan Obat
Antihipertensi pada pasien Diabetes mellitus di RSI Sultan Agung
Semarang 2016. Jurnal Managemen dan Pelayanan Farmasi. Vol 7
Nomor 4. Universitas Ngudi Waluyo Semarang.
Dipiro, J.T. Talbert, dkk. 2008. Pharmacotheraphy : A Phatophysilogic
Approach. Seven Edition, MC Graw-Hill. USA. Pp, 140-144,166.
Dufton J. 2011. The Pathopysiology and Pharmaceutical Treatment of
Hypertension. Faculty and Accreditor Disclousure Statements. USA.
Eliot W.J., Ram, C.V. 2011. Calcium Chanel Blocker. The Jurnal of Clinical
Hypertension, Vo. 13, 687.
Gunawan L. 2001. Hipertensi Tekanan Darah Tinggi. Yogyakarta: Kasinius.
39
Guyton, A.C, Hall J.E. 2008. Metabolisme Karbohidrat dan Pembentukan
Adenosin Tripospat. EGC. Jakarta.
Grossman E, Messerli, dkk. 2000. High Blood pressure and diabetes mellitus : are
all antihypertensive drugs created equal. Archives of Internal Medicine.
160 : 2447-2452.
Kalra S ., Kalra B, dkk. 2010. Combination therapy in Hypertension. Diabetology
& Metabolic Syndrome. 2 : 44.
Karyadi, Elvina.2002. Kiat Mengatasi Penyakit. PT Intisari Mediatma . Jakarta.
Kementrian Kesehatan RI, 2014, Pusat Data dan Informasi Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta Selatan.
Khatib O.M.N. 2005. Clinical Guidelines for the Management of Hypertension,
Eastern Mediterania, Emro Technical Publication.
Kikhuci O.T, Fujita, dkk. 2009. Treatment with Hypertension Drug. Hypertension
Research. 32.34-36.
Mallat, S.G, Itani H.S dkk. 2013. Current Perspectives on Combination Theraphy
in the Management of Hypertension. Integrated Blood Pressure Control.
6: 69-78.
Marice Sihombing. 2017. Faktor yang Berhubungan dengan Hipertensi pada
Penduduk Indonesia yang Menderita Diabetes Melitus ( Data Riskesdas
2013). Buletin Penelitian Kesehatan. Vol. 45, No.1 Maret 2017 : 53-64.
Puslitbang Sumber Daya dan Pelayanan Kesehatan.
McEvoy, G.K. 2004. AHFS Drug Information : American Sosiety of Health-
System Pharmacist. USA.
M. Saydam dan S. Takka, Bioavaibility File : Valsartan, Journal of
Pharmacological Science, Vol. 32, pp.185-196, 2007.
Murdiana H. 2007. Evaluasi Penggunaan Obat Antihipertensi pada Pasien
Diabetes Mellitus Tipe 2 di Rawat Jalan RS DR Muwardi Surakarta. Tesis
Program Studi Farmasi Klinis, Sekolah Pasca Sarjana, Universitas
Gadjah Mada. Yogyakarta.
Nafisah. Wahjudi, dkk. 2014. Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian
Hipertensi pada Akseptor Pil KB di Kelurahan Sumbersari Kabupaten
Jember Tahun 2014. e-Jurnal Pustaka Kesehatan. Vol.2;,457.
Novian, A. 2014. Faktor yang Berhubungan dengan Kepatuhan Pasien Hipertensi
(Studi Pada Pasien Rawat Jalan di Rumah Sakit Islam Sultan Agung
Semarang Tahun 2013). UJPH. 3,5.
Nuffield E. 2004. Hypertension : Payho[hysiology and Treatment. Continuing
Education in Anesthesia Critical Care & Pain. 4.37.
Pangaribuan L., Lolong D.B. 2015. Hubungan Penggunaan Kontrasepsi Pil
dengan Kejadian Hipertensi Pada Wanita Usia 15-49 Tahun di Indonesia
40
tahun 2013 (Analisa Dtaa Riskesda 2013). Media Litbangkes. Vol. 25, Hal
2-5.
Putri Kristanti. 2015. Efektivitas & Efek Samping Penggunaan Obat
Antihipertensi Pada Pasien Hipertensi di Puskesmas Kalirungkut
Surabaya. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya. Vol.2, Hal 1-
13. Universitas Surabaya.
Riskesdas. 2013. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian
Kesehatan RI. Kemenkes RI.
Sarasaty, R.F. 2011. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Hipertensi pada
Kelompok Lanjut Usia di Kelurahan Sawah Baru Kecamatan Ciputat,
Kota Tangerang Selatan Tahun 2011. Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan Universitas Islam Hidayatullah Jakarta. Jakarta.
Sutanto. 2010. Cekal Penyakit Modern Hipetensi, Stroke, Jantung Kolesterol dan
Diabetes. Yogyakarta. C.V Andi Offset.
Tjay T.H, Rahardja K. 2015. Obat-Obat Penting : Khasiat, Penggunaan, dan
Efek-Efek Sampingnya Edisi VII. Jakarta. P.T Elex Media Komputindo.
Triplitt C.L., Reasner C.L, dkk. 2005. Diabetes Mellitus in Pharmacotherapy : A
Pathophysiologic Approact. Sixth Edition. Mc Graw-Hill Company.
Ucan O, dan Ovayolu N. 2010. Realitionship Between Diabetes Mellitus,
Hypertension and Obesity, and Health-Related Quality of Life in
Gaziantep, a Central South-Eastern City in Turkey. Journal of Clinical
Nursing. 19: 2511-2519.
Weder, A.B. 2011. Treating Acute Hypertension in the Hospital A Lacuna in the
Guidelines. J. Hypertension. 57: 20.
World Health Organization. 2016. A Global Brief On Hypertension : Sillent
Killer, Global Public Health Crisis. WHO Press. Switzerland.
Woro Endah T. dan Abduk Karim Z. 2012. Penggunaan Obat pada Pasien
Hipertensi di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Pusat dr. Kariadi
Semarang. Majalah Farmaseutik. Vol. 8 No. 2.
38
Lampiran 1
39
Lampiran 2
37
37
Lampiran 3. Data PenelitianAntihipertensipadaPasienHipertensidan Diabetes Mellitus padabulanJanuarisampai April 2017 di RSAU dr.
EframHarsana
No.
Umur
Jenis
Kelamin
TD masuk
TD keluar
Obat yang
Diberikan
Aturan
pakai
Lama
rawatinap
Kesesuaian
Efektivitas
1
68
L
150/100
130/80
Amlodipine 10mg 1x1 4hari
Sesuai
Efektif
Metformin 500mg 1x1
Glimepiride 2mg 1x1
2 50 P 140/90 100/70 Amlodipine 5mg 1x1 4 hari Sesuai Efektif
Glimepiride 1mg 1x1
Metformin 500mg 3x1
Levemir 1x10 ui
3 56 L 150/100 120/70 Amlodipine 10mg 1x1 5hari Sesuai Efektif
Metformin 500mg 1x1
Glimepiride 3mg 3x1
4 63 L 150/90 120/80 Amlodipine 10mg 1x1 4hari Sesuai Efektif
Levemir 1x12ui
5 79 L 150/90 120/80 Amlodipine 5mg 1x1 3hari Sesuai Efektif
Metformin 500mg 1x1
Glidabet 2x1
6 72 P 160/90 130/80 Amlodipine 5mg 1x1 3hari Sesuai Efektif
Glicasid 1x1
Metformin 500mg 1x1
7 64 L 150/80 110/70 Amlodipine 10mg 1x1 4 hari Sesuai Efektif
38
38
Levemir 1x14 ui
8 68 P 150/100 110/80 Amlodipin 10mg 1x1 4hari sesuai Efektif
Metformin 500mg 1x1
Levemir 1x12ui
9 64 P 140/90 100/80 Amlodipine 10mg 1x1 3hari sesuai Efektif
Levemir 1x14 ui
Novorapid 3x10ui
10 72 P 140/100 120/90 Amlodipine 10mg 1x1 3 hari sesuai Efektif
Metformin 500mg 1x1
Glimepiride 1mg 1x1
11 81 P 140/90 120/80 Amlodipine 10mg 1x1 3hari sesuai Efektif
Metformin 500mg 1x1
Glidabet 1x1
Glimepiride 1mg 1x1
12 49 P 140/90 110/80 Captopril 25mg 1x1 3hari sesuai Efektif
Acarbose 50mg 1x1
Glimepiride 3mg 1x1
Metformin 500mg 1x1
13 43 L 160/90 120/90 Captropil 25 mg 1x1 4hari sesuai Efektif
Acarboce 50mg 1x1
glimepiride 3mg 1x1
Metformin 500mg 1x1
14 52 L 150/90 110/80 Captropil25mg 1x1 5hari sesuai Efektif
Glimepiride 1mg 1x1
Metformin 500mg 3x1
39
39
15 88 P 160/100 120/80 Captropil 25mg 1x1 4hari sesuai Efektif
Acarbose 50mg 1x1
Glimepiride 1mg 1x1
16 52 P 160/100 120/80 Levemir 1x10 ui 3hari sesuai Efektif
Novorapid 3x8ui
Captropil 50mg 1x1
Metformin 1x1
17 71 L 170/110 120/80 Valesco 80mg 1x1 4hari sesuai Efektif
Metformin 500mg 1x1
Novorapid 3x8ui
18 50 P 170/100 120/80 Valesco 80mg 1x1 5 hari sesuai Efektif
Glicasid 1x1
Glimepiride 2mg 1x1
Metformin 500mg 3x1
19 63 P 160/90 120/90 Valesco 80mg 1x1 6hari sesuai Efektif
Glidabet 1x1
Glimepiride 2mg 1x1
Metformin 500mg 1x1
20 52 L 180/100 120/90 Valesco 80mg 1x1 6 hari sesuai Efektif
Metformin 500mg 1x1
Levemir 1x10 ui
21 55 P 160/90 120/80 Valesco 80mg 1x 1 4hari sesuai Efektif
Glimepiride 1mg 1x1
metformin 500mg 3x1
22 62 L 160/90 110/80 Levemir 1x10 ui 9hari sesuai Efektif
40
40
Bisoprolol 5mg 1x1
Amlodipin 10mg 1x1
23 55 P 170/100 110/80 Amlodipine 5mg 1x1 5 hari sesuai Efektif
Levemir 1x12ui
Bisoprolol 5mg 1x1
24 70 L 180/90 120/80 Levemir 1x10 ui 6 hari sesuai Efektif
Novorapid 3x8ui
Amlodipine 10mg 1x1
Bisoprolol 5mg 1x1
25 62 P 170/90 120/80 Amlodipine 10mg 1x1 6hari sesuai Efektif
Bisoprolol 5mg 1x2.5mg
Levemir 1x10ui
Metformin 500mg 1x1
26 58 P 160/80 120/80 Amlodipine 10mg 1x1 7hari sesuai Efektif
Bisoprolol 5mg 1x1
Metformin 500mg 3x1
Glidabet 1x1
27 65 L 170/90 120/80 Amlodipine 5mg 1x1 6hari sesuai Efektif
Bisoprolol 5mg 1x1
Metformin 500mg 3x1
Glidabet 1x1
28 50 P 160/90 120/80 Diltiazem 30mg 1x1 5hari sesuai Efektif
Bisoprolol 5mg 1x1
Glidabet 3x1
metformin 500mg 1x1
41
41
29 49 L 150/90 120/80 Diltiazem 1x1 5hari sesuai Efektif
Bisoprolol 5mg 1x1
Metformin 500mg 3x1
Glidabet 1x1
30 63 L 170/100 120/80 Nifedipine 3x1 6hari sesuai Efektif
Bisoprolol 5mg 1x1
Metformin 500mg 3x1
Glidabet 1x1
31 61 L 170/90 120/80 Nifedipine 3x1 4hari sesuai Efektif
Bisoprolol 5mg 1x1
Metformin 500mg 1x1
Glimepiride 2mg 2x1
32 65 L 180/100 120/80 Levemir 1x10 ui 5hari sesuai Efektif
Metformin 500mg 1x1
Nifedipine 3x1
Bisoprolol 5mg 1x1
33 54 L 180/90 120/80 Nifedipine 3x1 4hari sesuai Efektif
Bisoprolol 5mg 1x1
Glimepiride 2mg 1x1
Metformin 500mg 1x1
34 55 L 160/100 110/80 Bisoprolol 5mg 1x1 6hari sesuai Efektif
Valesco 80mg 1x1
Metformin 500mg 1x1
35 56 P 160/80 110/80 Valesco 80mg 1x1 8hari sesuai Efektif
Bisoprolol 5mg 1x1
42
42
Metformin 500mg 3x1
36 66 L 170/100 120/80 Valesco 80mg 1x1 7hari sesuai Efektif
Bisoprolol 5mg 1x2,5mg
Metformin 500mg 1x1
37 46 P 150/90 120/80 Valesco 80mg 1x1 6hari sesuai Efektif
Bisoprolol 5mg 1x1
Novorapid 3x8ui
38 64 P 160/80 110/80 Bisoprolol 5mg 1x2.5mg 7hari sesuai Efektif
Valesco 80mg 1x1
Metformin 500mg 3x1
39 60 P 160/90 110/80 Bisoprolol 5mg 1x2.5mg 7hari sesuai Efektif
Valesco 80mg 1x1
Metformin 500mg 3x1
40 58 L 160/90 100/80 Amlodipine 10mg 1x1 4hari sesuai Efektif
Valesco 80mg 1x1
Metformin 500mg 3x1
Glidabet 1x1
41 58 P 160/80 110/80 Amlodipine 10mg 1x1 5 hari sesuai Efektif
Valesco 80mg 1x1
Metformin 500mg 3x1
Glidabet 1x1
42 72 P 170/100 120/80 Amlodipine 10mg 1x1 5hari sesuai Efektif
Valesco 80mg 1x1
Metformin 500mg 3x1
43 87 P 190/90 120/80 Levemir 1x10 ui 4hari sesuai Efektif
43
43
Novorapid 3x8ui
Amlodipine 10mg 1x1
Valesco 80 mg 1x1
44 46 P 160/90 110/80 Amlodipine 5mg 1x1 5hari sesuai Efektif
Irbesartan 150mg 1x1
Metformin 500mg 3x1
45 52 L 160/90 110/80 Valesco 80 mg 1x1 6hari sesuai Efektif
Amlodipine 5mg 1x1
Glidabet 2x1
46 62 P 160/90 120/80 Amlodipine 5mg 1x1 5hari sesuai Efektif
Valesco 80mg 1x1
Metformin 500mg 3x1
Glimepiride 1mg 1x1
47 58 P 170/90 120/80 Valesco 80mg 1x1 5hari sesuai Efektif
Levemir 1x10 ui
Amlodipine 5mg 1x1
48 72 P 170/100 120/80 Levemir 1x10 ui 4hari sesuai Efektif
Amlodipine 10mg 1x1
Valesco 80mg 1x1
49 60 L 180/90 120/80 Valesco 80mg 1x1 5hari sesuai Efektif
Amlodipine 10 mg 1x1
Metformin 500mg 3x1
50 65 P 160/100 120/80 Amlodipine 10mg 1x1 5hari sesuai Efektif
Valesco 80mg 1x1
Glimepiride 1mg 1x1
44
44
51 78 L 170/90 110/80 Levemir 1x10 ui 6hari sesuai Efektif
Novorapid 3x8ui
Amlodipin 10mg 1x1
Valesco 80mg 1x1
52 82 P 170/90 100/80 Glimepiride 3mg 2x1 5hari sesuai efektif
Amlodipine 10mg 1x1
Valesco 80mg 1x1
53 82 P 180/90 120/80 Valesco 80mg 1x1 6hari sesuai efektif
Amlodipine 10mg 1x1
Glimepiride 1mg 1x1
Metformin 500mg 1x1
54 56 L 160/90 110/80 Metformin 500mg 1x1 4hari sesuai efektif
Amlodipine 5mg 1x1
Valesco 80mg 1x1
55 53 P 160/90 110/80 Valesco 80mg 1x1 5 hari sesuai efektif
Amlodipine 5mg 1x1
Metformin 500mg 1x1
56 46 P 170/90 110/80 Amlodipine 10mg 1x1 5hari sesuai efektif
Valesco 80mg 1x1
Glidabet 1x1
57 80 P 180/100 120/80 Valesco 80mg 1x1 4 hari sesuai efektif
Amlodipine 10mg 1x1
Levemir 1x10ui
58 66 P 150/80 120/80 Amlodipine 10mg 1x1 5hari sesuai efektif
Glidabet 2x1
45
45
Metformin 500mg 1x1
59 54 L 160/80 110/80 Amlodipine 10mg 1x1 6hari sesuai efektif
Valesco 80mg 1x1
Metformin 500mg 3x1
60 60 P 170/100 120/80 Amlodipine 10mg 1x1 4hari sesuai efektif
Valesco 80 mg 1x1
Metformin 500mg 3x1
61 55 L 180/90 120/80 Metformin 500mg 3x1 5 hari sesuai efektif
Amlodipine 10mg 1x1
Valesco 160mg 1x1
62 53 P 180/90 120/80 Amlodipine 10mg 1x1 4hari sesuai efektif
Valesco 160mg 1x1
Glimepiride 3mg 1x1
63 48 P 160/90 110/80 Levemir 1x10 ui 4 hari sesuai efektif
Novorapid 3x8ui
Amlodipine 5 mg 1x1
Valesco 80 mg 1x1
64 47 P 160/80 120/80 Nifedipine 3x1 5hari sesuai efektif
Bisoprolol 5mg 1x2.5mg
Metformin 500mg 1x1
65 72 P 170/90 110/80 Metformin 500mg 1x1 5hari sesuai efektif
Amlodipine 5mg 1x1
Captropil 25mg 1x1
66 54 L 160/80 120/80 Valesco 80mg 1x1 5hari sesuai efektif
Amlodipine 5mg 1x1
46
46
Glimepiride 2mg 1x1
Metformin 500mg 3x1
67 61 L 170/90 110/80 Levemir 1x10 ui 6hari sesuai Efektif
Novorapid 3x8ui
Amlodipin 10mg 1x1
Valesco 80 mg 1x1
68 48 P 160/90 110/80 Metformin 500mg 1x1 6hari sesuai efektif
Amlodipine 5mg 1x1
Captropil 25mg 1x1
69 68 L 180/90 120/80 Novorapid 3x8 ui 5 hari sesuai efektif
Amlodipine 10mg 1x1
Captropil 25mg 1x1
70 63 P 190/90 120/80 Amlodipine 10mg 1x1 7hari sesuai efektif
Captropil 25mg 1x1
Glimepiride 2mg 1x1
Metformin 500mg 3x1
71 61 P 170/90 120/70 Amlodipine 10mg 1x1 5hari sesuai efektif
Captropil 12,5 mg 1x1
Metformin 500mg 3x1
Glimepiride 2mg 1x1
72 73 P 180/90 120/80 Captropil 25mg 1x1 5hari sesuai efektif
amlodipine 10mg 1x1
Glimepiride 2mg 1x1
metformin 500mg 3x1
73 59 P 170/90 120/80 Captropil 25mg 1x1 7hari sesuai efektif
47
47
Amlodipine 10mg 1x1
Novorapid 3x8ui
74 62 P 170/90 110/80 Metformin 500mg 1x1 5hari sesuai efektif
Amlodipine 5mg 1x1
Captropil 25mg 1x1
75 70 L 180/90 110/80 Amlodipine 10 mg 1x1 5 hari sesuai efektif
Captropil 50mg 1x1
Glimepiride 2mg 1x1
76 68 P 160/90 120/80 Amlodipine 10mg 1x1 4 hari sesuai efektif
Metformin 500mg 3x1
Captropil 25mg 1x1
77 53 L 160/80 110/70 Metformin 500mg 1x1 4hari sesuai efektif
Amlodipine 5mg 1x1
Captropil 12.5mg 1x1
Glidabet 1x1
78 56 P 160/90 120/80 Levemir 1x10 ui 5 hari sesuai efektif
Novorapid 3x8ui
Lisinopril 5mg 1x1
Amlodipine 10mg 1x1
79 55 P 140/90 110/80 Captropil 25mg 1x1 5hari sesuai efektif
Metformin 500mg 3x1
Valesco 80mg 1x1
80 48 L 140/90 110/80 Captropil 25mg 1x1 8hari sesuai efektif
Valesco 80mg 1x1
Novorapid 1x1
48
48
Metformin 500mg 1x1
81 65 L 170/90 110/80 Captropil 25mg 1x1 7hari sesuai efektif
Valesco 80mg 1x1
Glidabet 1x1
82 62 L 170/90 110/80 Captropil 25mg 1x1 7hari sesuai efektif
Valesco 80mg 1x1
Metformin 500mg 3x1
83 53 L 160/80 110/80 Metformin 500mg 1x1 8hari sesuai efektif
Valesco 80mg 1x1
Captropil 12.5mg 1x1
84 63 P 160/80 100/80 Captropil 25mg 1x1 8hari sesuai efektif
Valesco 80mg 1x1
Metformin 500mg 1x1
85 54 P 170/90 120/80 Captropil 25mg 1x1 6hari sesuai efektif
Metformin 500mg 3x1
Valesco 80mg 1x1
86 84 L 160/100 120/80 Metformin 500mg 1x1 6hari sesuai efektif
Captropil 25mg 1x1
Valesco 80mg 1x1
87 81 L 170/90 120/80 Captropil 25mg 1x1 5 hari sesuai efektif
Valesco 80mg 1x1
Metformin 500mg 3x1
88 73 P 160/100 120/80 Valesco 80mg 1x1 5hari sesuai efektif
Captropil 25mg 1x1
Metformin 500mg 1x1
49
49
Captropil 25mg 1x1
89 57 P 150/80 110/80 Valesco 80mg 1x1 6hari sesuai efektif
Captropil 25mg 1x1
Metformin 500mg 1x1