SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/270/1/50.pdf ·...

114
SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA LANSIA DI POSYANDU BODRONOYO KELURAHAN NGEGONG KECAMATAN MANGUHARJO KOTA MADIUN Oleh : RENI WINDARTI NIM : 201402041 PROGRAM STUDI KEPERAWATAN STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2018

Transcript of SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/270/1/50.pdf ·...

Page 1: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/270/1/50.pdf · Instrumen penelitian menggunakan kuesioner DASS, stetoskop serta lembar observasi. Data

SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN KEJADIAN

HIPERTENSI PADA LANSIA DI POSYANDU BODRONOYO

KELURAHAN NGEGONG KECAMATAN MANGUHARJO

KOTA MADIUN

Oleh :

RENI WINDARTI

NIM : 201402041

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN

2018

Page 2: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/270/1/50.pdf · Instrumen penelitian menggunakan kuesioner DASS, stetoskop serta lembar observasi. Data

ii

SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN KEJADIAN

HIPERTENSI PADA LANSIA DI POSYANDU BODRONOYO

KELURAHAN NGEGONG KECAMATAN MANGUHARJO

KOTA MADIUN

Diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan dalam mencapai

Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)

Oleh :

RENI WINDARTI

NIM : 201402041

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN

2018

Page 3: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/270/1/50.pdf · Instrumen penelitian menggunakan kuesioner DASS, stetoskop serta lembar observasi. Data

iii

Page 4: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/270/1/50.pdf · Instrumen penelitian menggunakan kuesioner DASS, stetoskop serta lembar observasi. Data

iv

Page 5: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/270/1/50.pdf · Instrumen penelitian menggunakan kuesioner DASS, stetoskop serta lembar observasi. Data

v

LEMBAR PERSEMBAHAN

Yang Utama dari segalanya…….

Sembah sujud serta syukur kepada Allah SWT. Taburan cinta dan kasih

sayang-Mu telah memberikanku kekuatan, membekaliku dengan ilmu serta

memperkenalkanku dengan cinta. Atas karunia kemudahan yang Engkau berikan

akhirnya skripsi yang sederhana ini dapat terselesaikan. Sholawat dan salam

selalu terlimpahkan keharibaan Rasullah Muhammad SAW.

Kupersembahkan karya sederhana ini kepada orang yang sangat kukasihi dan

kusayangi

Ibu dan Bapak Tercinta

Sebagai tanda bakti, hormat, dan rasa terima kasih yang tiada terhingga

kupersembahkan karya kecil ini kepada ibu dan Bapak yang telah memberikan

kasih saying, segala dukungan, dan cinta kasih yang tiada terhingga yang tidak

dapat kubalas hanya dengan selembar kertas yang bertuliskan kata cinta dan

persembahan. Semoga ini menjadi langkah awal untuk membuat ibu dan bapak

bahagia karena kusadar selama ini belum bisa berbuat yang lebih. Untuk Ibu dan

Bapak yang selalu membuatku termotivasi dan selalu menyirami kasih sayang,

selalu mendoakanku, selalu menasehatiku menjadi lebih baik. Terima kasih Ibu

Karmi Terima kasih Bapak Kasiran.

Page 6: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/270/1/50.pdf · Instrumen penelitian menggunakan kuesioner DASS, stetoskop serta lembar observasi. Data

vi

My Family

Untuk keluargaku, Tante-tante, om-om dan saudara-saudaraku Rini,

Chiko, Edi, tiada yang paling mengharukan saat kumpul bersama kalian. Terima

kasih atas doa dan bantuan kalian selama ini, hanya karya kecil ini yang dapat aku

persembahkan.

My Best Friend’s

Buat sahabat-sahabatku Vrisca, Desi, Titis, Anita, Fitrotin, Lutfi, Shielda,

Riska, Kikik, Rosalina, Wenda, Weni, Diah, Iin dan semua nya yang gak bisa aku

sebutkan satu persatu. Terima kasih atas bantuan, doa, nasehat, hiburan, traktiran,

ojekkan dan semangat yang kamu berikan selama aku kuliah, aku tak akan

melupakan semua yang telah kamu berikan selama ini. Semoga keakraban di

antara kita selalu terjaga.

Dosen Pembimbing Tugas Akhirku…

Ibu Sesaria Betty., S.Kep., Ns., M.Kes, ibu Retno Widiarini, S.KM.,

M.Kes dan Bapak Drs. I Made Santu, S.Kep., Ns., M.M selaku dosen

pembimbing tugas akhir saya dan Penguji, terima kasih banyak saya sudah

dibantu selama ini, sudah dinasehati, sudah diajari, saya tidak akan lupa atas

bantuan dan kesabaran Bapak/Ibu

Terima kasih banyak Bapak/Ibu

Seluruh dosen pengajar di STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun

Terima kasih banyak untuk semua ilmu, didikan dan pengalaman yang sangat

berarti yang telah kalian berikan kepada kami

Page 7: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/270/1/50.pdf · Instrumen penelitian menggunakan kuesioner DASS, stetoskop serta lembar observasi. Data

vii

Page 8: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/270/1/50.pdf · Instrumen penelitian menggunakan kuesioner DASS, stetoskop serta lembar observasi. Data

viii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Reni Windarti

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat dan Tanggal Lahir : Madiun, 07Maret 1996

Agama : Islam

Email : [email protected]

Riwayat Pendidikan :

1. Lulus Dari Pendidikan TK Bibrik 01 Tahun 2002

2. Lulus Dari Sekolah Dasar Negeri 01 Bibrik Tahun 2008

3. Lulus Dari Sekolah Menengah Pertama Negeri 01 Jiwan Tahun 2011

4. Lulus Dari Sekolah Menengah Atas Negeri 01 Jiwan Tahun 2014

5. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bhakti Husada Mulia Madiun 2014-

sekarang.

Page 9: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/270/1/50.pdf · Instrumen penelitian menggunakan kuesioner DASS, stetoskop serta lembar observasi. Data

ix

ABSTRAK

Reni Windarti

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN KEJADIAN

HIPERTENSI PADA LANSIA DI POSYANDU BODRONOYO

KELURAHAN NGEGONG KECAMATAN MANGUHARJO KOTA

MADIUN

94 Halaman + 8 Tabel + 2 Gambar + 15 Lampiran

Stres menghasilkan berbagai respon diantaranya respon fisiologis, kognitif,

emosi, dan tingkah laku. Saat stres, hormon adrenalin akan meningkatkan tekanan

darah melalui kontraksi arteri (vasokontriksi) dan peningkatan denyut jantung.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara tingkat stres

dengan kejadian hipertensi pada lansia di Posyandu Bodronoyo Kelurahan

Ngegong Kecamatan Manguharjo Kota Madiun.

Penelitian ini menggunakan desain korelasi dengan pendekatan Cross

Sectional. Populasi penelitian ini adalah seluruh lansia hipertensi sejumlah 42

orang. Sampel sebanyak 30 orang ditentukan dengan probability sampling melalui

teknik simple random sampling. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner

DASS, stetoskop serta lembar observasi. Data kemudian dianalisa menggunakan

uji sperman rank

Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas yaitu 10 orang (33,3%)

memiliki tingkat stres normal dengan tekanan darah normal. Hasil analisa juga

tidak didapati (0%) lansia yang mengalami stres sedang dengan tekanan darah

normal maupun hipertensi tingkat 1.

Hasil analisa uji spearrman rank didapatkan nilai koefisien korelasi sebesar

0,723 dan nilai P value =0,000 < 0,05 yang artinya ada hubungan antara tingkat

stres dengan kejadian hipertensi pada lansia di Posyandu Bodronoyo Kelurahan

Ngegong Kecamatan Manguharjo Kota Madiun.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut diharapkan lansia dapat meningkatkan

pengetahuan tentang pencegahan stres. Puskesmas Patihan juga diharap untuk

meningkatkan pelayanan bagi masyarakat khususnya lansia dengan hipertensi.

Dengan demikian stres yang dapat memicu terjadinya hipertensi pada lansia dapat

dihindari.

Kata Kunci: Stres, Hipertensi, Lansia

Page 10: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/270/1/50.pdf · Instrumen penelitian menggunakan kuesioner DASS, stetoskop serta lembar observasi. Data

x

ABSTRACT

Reni Windarti

THE RELATIONSHIP BETWEEN STRESS LEVELS AND THE

OCCURRENCE OF HYPERTENSION IN ELDERLY AT BODRONOYO

PRIMARY HEALTH CARE OF NGEGONG VILLAGE MANGUHARJO

MADIUN

94 Pages + 8 Tables + 2 Images + 15 Attachments

Stress caused various responses including physiological, cognitive,

emotional, and behavioral responses. During stress, the adrenal hormone

increased blood pressure through arterial contractions (vasoconstriction) and

increased heart rate. The purposed of this study was to determine the relationship

between stress levels and the occurrence of hypertension in elderly at Bodronoyo

Primary Health Care of Ngegong Village, Manguharjo, Madiun

This research used correlation design with Cross Sectional approach. The

population of this study was the entire 42 elderly that have hypertension Sample

of 30 people was determined by probability sampling used simple random

sampling technique. The instrument of this study used DASS questionnaire,

stethoscope and observation sheet. Data then analyzed by using Sperman Rank

Test.

The results of this study showed that the majority of respondent, which is 10

people (33.3%) had normal stress levels with normal blood pressure. Analysis of

this study also did not founded (0%) elderly who have moderate stress with

normal blood pressure nor hypertension level 1.

The result of Spearrman rank test analysis showed that correlation

coefficient value was 0,723 and Pvalue=0,000 <0,05 which mean that there was

correlation between stress levels and the occurrence of hypertension in elderly at

Bodronoyo Primary Health Care of Ngegong Village, Manguharjo, Madiun.

Based on the results of this study, elderly were expected to increase their

knowledge about stress prevention. Patihan Primary Health Center is also

expected to improve their services especially for those elderly that have

hypertension. Therefore, the stress that could trigger the occurrence of

hypertension in elderly could be avoided.

Keywords: Stress, Hypertension, Elderly

Page 11: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/270/1/50.pdf · Instrumen penelitian menggunakan kuesioner DASS, stetoskop serta lembar observasi. Data

xi

DAFTAR ISI

Sampul Depan .................................................................................................... i

Sampul Dalam .................................................................................................... ii

Lembar Persetujuan ............................................................................................ iii

Lembar Pengesahan ........................................................................................... iv

Persembahan ...................................................................................................... v

Halaman Pernyataan ........................................................................................... vii

Daftar Riwayat Hidup ......................................................................................... viii

Abstrak ............................................................................................................... ix

Daftar Isi.............................................................................................................. xi

Daftar Tabel ........................................................................................................ xiii

Daftar Gambar ..................................................................................................... xiv

Daftar Lampiran ................................................................................................. xv

Daftar Singkatan ................................................................................................. xvi

Daftar Istilah........................................................................................................ xvii

Kata Pengantar ...................................................................................................xviii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang............................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ...................................................................... 6

1.3 Tujuan Penelitian ......................................................................... 6

1.4 Manfaat Penelitian ....................................................................... 7

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Stres

2.1.1 Definisi Stres ................................................................... 8

2.1.2 Gejala-gejala Stres ........................................................... 8

2.1.3 Sumber Stres .................................................................... 9

2.1.4 Penyebab Stres ................................................................. 10

2.1.5 Model Stres ...................................................................... 11

2.1.6 Respon Terhadap Stres .................................................... 12

2.1.7 Tingkatan Stres ................................................................ 14

2.1.8 Dampak Stres ................................................................... 14

2.1.9 Instrumen Penilaian Tingkat Stres ................................... 15

2.1.10 Tipe Kepribadian Stres .................................................... 16

2.1.11 Tahapan Stres................................................................... 17

2.2 Konsep Hipertensi

2.2.1 Definisi Hipertensi ........................................................... 20

2.2.2 Etiologi Hipertensi ........................................................... 20

2.2.3 Klasifikasi Hipertensi ...................................................... 25

2.2.4 Patofisiologi Hipertensi ................................................... 26

2.2.5 Gejala Klinis Hipertensi .................................................. 27

2.2.6 Komplikasi Hipertensi ..................................................... 28

2.2.7 Penatalaksanaan Hipertensi ............................................. 30

Page 12: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/270/1/50.pdf · Instrumen penelitian menggunakan kuesioner DASS, stetoskop serta lembar observasi. Data

xii

2.3 Konsep Lansia

2.3.1 Definisi Lansia ................................................................. 31

2.3.2 Klasifikasi Lansia ............................................................ 32

2.3.3 Tipe-tipe Lansia ............................................................... 33

2.3.4 Perubahan Proses Menua ................................................. 33

2.3.5 Perubahan Sosial .............................................................. 35

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESA PENELITIAN

3.1 Kerangka Konseptual ................................................................. 36

3.2 Hipotesis Penelitian .................................................................... 37

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian ......................................................................... 38

4.2 Populasi dan Sampel.................................................................... 38

4.2.1 Populasi .......................................................................... 38

4.2.2 Sampel ............................................................................. 38

4.3 Teknik Sampling ......................................................................... 40

4.4 Kerangka Kerja Penelitian .......................................................... 41

4.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ............................. 42

4.5.1 Variabel Penelitian........................................................... 42

4.5.2 Definisi Operasional Variabel ........................................ 42

4.6 Instrumen Penelitian ................................................................... 43

4.7 Lokasi dan Waktu Penelitian ....................................................... 43

4.8 Prosedur Pengumpulan Data ....................................................... 43

4.9 Pengolahan Data ......................................................................... 44

4.10 Teknik Analisis Data .................................................................. 47

4.10.1 Analisis Univariat ............................................................ 47

4.10.2 Analisis Bivariat .............................................................. 48

4.11 Etika Penelitian ........................................................................... 49

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian ............................................................................ 52

5.1.1 Gambaran Lokasi Penelitian ........................................... 52

5.1.2 Data Umum ..................................................................... 53

5.1.3 Data Khusus .................................................................... 54

5.2 Pembahasan ................................................................................ 57

5.3 Keterbatasan Penelitian .............................................................. 64

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan ................................................................................. 65

6.2 Saran ........................................................................................... 65

Daftar Pustaka .................................................................................................... 67

Lampiran-lampiran ............................................................................................. 70

Page 13: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/270/1/50.pdf · Instrumen penelitian menggunakan kuesioner DASS, stetoskop serta lembar observasi. Data

xiii

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Tabel Halaman

Tabel 2.1 Klasifikasi Tekanan Darah Menurut WHO .................... 25

Tabel 4.1 Definisi Operasional Variabel ......................................... 42

Tabel 5.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

di Desa Patihan Kecamatan Mangunharjo Kabupaten

Madiun Bulan Mei 2018 ................................................. 53

Tabel 5.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat

Pendidikan di Posyandu Bodronoyo Kelurahan

Ngegong Kecamatan Manguharjo Kota Madiun Bulan

Mei 2018 .......................................................................... 53

Tabel 5.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia di

Posyandu Bondronoyo Kelurahan Ngegong

Kecamatan Manguharjo Kota Madiun Bulan Mei

2018 ................................................................................. 54

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat

Stres ................................................................................. 55

Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan

Hipertensi ........................................................................ 55

Tabel 5.6 Crosstab Hubungan Tingkat Stres dengan Kejadian

Hipertensi Pada Lansia di Posyandu Bodronoyo

Kelurahan Ngegong Kecamatan Manguharjo Kota

Madiun ............................................................................. 56

Page 14: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/270/1/50.pdf · Instrumen penelitian menggunakan kuesioner DASS, stetoskop serta lembar observasi. Data

xiv

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Gambar Halaman

Gambar 3.1 Kerangka Konsep ........................................................... 36

Gambar 4.1 Kerangka Kerja Penelitian .............................................. 41

Page 15: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/270/1/50.pdf · Instrumen penelitian menggunakan kuesioner DASS, stetoskop serta lembar observasi. Data

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Permohonan Pencarian Data Awal ................................ 70

Lampiran 2 Surat Ijin Pelitian ..................................................................... 73

Lampiran 3 Surat Keterangan Selesai Penelitian ........................................ 76

Lampiran 4 Lembar Permohonan Menjadi Responden ............................... 77

Lampiran 5 Lembar Persetujuan Menjadi Responden ................................. 78

Lampiran 6 Lembar Kuesioner .................................................................... 79

Lampiran 7 Tabulasi Data Kuesioner ......................................................... 81

Lampiran 8 Lembar Observasi Tekanan Darah .......................................... 82

Lampiran 9 Data Tabulasi Responden ........................................................ 83

Lampiran 10 Distribusi Frekuensi Responden .............................................. 84

Lampiran 11 Hasil Uji Korelasi .................................................................... 86

Lampiran 12 Hasil Uji SPEARMAN RANK ................................................... 89

Lampiran 13 Dokumentasi Penelitian ........................................................... 90

Lampiran 14 Jadwal Kegiatan Penelitian ...................................................... 91

Lampiran 15 Lembar Konsultasi Bimbingan ................................................ 92

Page 16: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/270/1/50.pdf · Instrumen penelitian menggunakan kuesioner DASS, stetoskop serta lembar observasi. Data

xvi

DAFTAR SINGKATAN

DASS : Depression Anxienty Stres Scale

GAS : General adaptation syndrome

ICU : Intensive Care Unit

LAS : Local adaptation syndrome

RISKESDAS : Riset Kesehatan Dasar

WHO : World Health Organization

Page 17: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/270/1/50.pdf · Instrumen penelitian menggunakan kuesioner DASS, stetoskop serta lembar observasi. Data

xvii

DAFTAR ISTILAH

Appraisal : Penilaian terhadap suatu keadaan yang dapat

menyebabkan stres

Daily hassles : Kejadian kecil yang terjadi berulang-ulang setiap

hari

Fast : Cepat

Junk food : Makanan cepat saji

Over confidence : Selalu percaya diri

Personal factors : Faktor yang berhubungan dengan orangnya

Personal stressor : Faktor yang berhubungan dengan stres

Personality characteristic : Kateristik seseorang

Silent killer : Pembunuh diam-diam

Stressor : Yang memicu timbulnya stres

Workaholic : Bekerja tidak mengenal waktu

Page 18: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/270/1/50.pdf · Instrumen penelitian menggunakan kuesioner DASS, stetoskop serta lembar observasi. Data

xviii

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala

rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul “Hubungan Antara Tingkat Stres dengan kejadian Hipertensi Pada

Lansia di Puskesmas Patihan” dengan baik. Tersusunnya skripsi ini tentu tidak

lepas dari bimbingan, saran dan dukungan moral kepada penulis, untuk itu penulis

mengucapkan terima kasih kepada :

1. dr. Ulfa Kusuma Dhewi selaku Kepala Puskesmas Patihan Kota Madiun yang

telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian.

2. Zaenal Abidin, S.KM., M.Kes (Epid) selaku Ketua STIKES Bhakti Husada

Mulia Madiun.

3. Mega Arianti Putri, S.Kep., Ns., M.Kep selaku Ketua Program Studi Sarjana

Keperawatan STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun.

4. Drs. I Made Santu, S.Kep., Ns., M.M selaku Dewan penguji, Sesaria Betty

M., S.Kep., Ns., M.Kes selaku Dosen pembimbing 1 beserta Retno Widiarini,

S.KM., M.Kes selaku Dosen pembimbing 2 yang selalu membimbing dengan

penuh kesabaran dan ketelatenan.

5. Seluruh staf Puskesmaa Patihan yang telah memberikan ijin dan kesempatan

untuk melakukan penelitian.

Page 19: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/270/1/50.pdf · Instrumen penelitian menggunakan kuesioner DASS, stetoskop serta lembar observasi. Data

xix

6. Kedua Orang tua saya Bapak Kasiran dan Ibuk Karmi serta Keluarga

Tercinta, yang telah memberi dukungan spiritual dan material serta do’anya

yang selalu mengiringi langkahku dalam mencapai cita-cita.

7. Sahabatku Rizky Dwi, Shielda Novita.Y, Riska Yunda,Vrisca Anjarsari,

Rosalina, terimakasih karena sudah memberi dukungan dalam mengerjakan

tugas akhir ini, selalu ada setiap segala kesusahan, selalu ada dalam setiap

canda dan tawa.

8. Teman-temanku senasib seperjuangan S1 Keperawatan angkatan 2014 dan

kelompok bimbingan yang semoga akan selalu sukses.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak

kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat

membangun selalu diharapkan demi kesempurnaan skripsi ini.

Akhir kata penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah

berperan serta dalam penyusunan skripsi ini dari awal sampai akhir. Semoga

Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Aamiin

Wassalamualaikum Wr.Wb

Madiun, 02 Agustus 2018

Peneliti,

Reni Windarti

NIM. 201402041

Page 20: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/270/1/50.pdf · Instrumen penelitian menggunakan kuesioner DASS, stetoskop serta lembar observasi. Data

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Lanjut usia merupakan tahap akhir yang akan dialami oleh setiap manusia,

meskipun usia selalu bertambah dan dapat terjadi penurunan fungsi organ tubuh

dengan begitu lansia tetap bisa menjalankan hidup sehat. Lanjut usia dalam

menjalankan kehidupan sehari-hari tidak hanya tetapi dengan menjaga pola hidup

sehat seperti olahraga dan bisa menjaga pola makan juga harus dilakukan oleh

setiap manusia (PKPU Lembaga Kemanusiaan, 2011). Menurut organisasi

kesehatan dunia, WHO (World Health Organization) seseorang disebut lanjut usia

(Elderly) jika berumur 60-74 tahun.

Menua bukanlah suatu penyakit bagi lansia dan bukan merupakan suatu

halangan untuk dapat mempertahankan produktivitas dan kemandirian dalam

menjalankan kehidupan sehari-hari, meskipun memasuki usia lanjut banyak

mengalami kemunduran fisik maupun mental yang dapat menimbulkan masalah

timbulnya penyakit, depresi, serta gangguan dalam tidur (Azizah, 2011).

Hipertensi merupakan salah satu penyakit degeneratif, umumnya tekanan darah

bertambah secara perlahan dengan seiring bertambahnya umur (Triyanto, 2014).

Hipertensi merupakan salah satu penyakit yang tergolong silent killer atau

penyakit yang dapat membunuh manusia secara tidak diduga.Hipertensi dapat

membunuh penderitanya secara pelan-pelan dan juga hipertensi dapat

mengakibatkan munculnya penyakit berat lainnya seperti serangan jantung, gagal

jantung,stroke, dan gagal ginjal. Sebagaimana diketahui bahwa penyebab dari

Page 21: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/270/1/50.pdf · Instrumen penelitian menggunakan kuesioner DASS, stetoskop serta lembar observasi. Data

2

munculnya penyakit ini akibat gaya hidup dan pola makan yang kurang tepat

seperti makan fast dan junk food yang kaya lemak, makanan asinan, ditambah

malah berolahraga serta tekanan hidup yang memicu munculnya stres dan depresi

(Ridwan, 2009).

Menurut penelitian Emil Huraini (2014) Hubungan tingkat stres dengan

derajat hipertensi pada pasien hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Andalas

Padang yang menunjukkan hasil yang diperoleh bahwa usia 20-40 tahun sebanyak

10 orang (9,8%), usia 41-55 tahun sebanyak 25 orang (24,62%), usia 56-77 tahun

sebanyak 57 orang (55,88%). Kesimpulan dari penelitian Sigarlaki ini adalah ada

hubungan antara usia dengan tekanan darah tinggi. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa terdapat hubungan siknifikan antara tingkat stres dengan derajat hipertensi

pada pasien hipertensi diwilayah kerja puskesmas andalas padang tahun 2014.

Berdasarkan penelitian Idawati Manurung (2012) Hubungan stres dengan

kenaikan tekana darah pasien rawat jalan dengan nilai a (0,05) yang menunjukkan

bahwa ada hubungan bermakna antara stres dengan kenaikan tekanan darah pasien

yang sudah lama mengalami hipertensi. Berdasarkan kesimpulan tersebut peneliti

menyarankan hendaknya poliklinik menyediakan fasilitas konsultasi khusus

terkait psikis pasien.

Menurut penelitian Rita Dwi Hartanti (2016) Hubungan antara tingkat

stres dengan kualitas hidup lansia hipertensi di wilayah kerja Puskesmas

Wonopringgo Pekalongan hasil penelitian menunjukkan 13 responden (31%).

Sebagian besar dalam kategori sedang sebanyak 29 responden (69%), tidak

terdapat stres kategori berat. Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka dapat

Page 22: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/270/1/50.pdf · Instrumen penelitian menggunakan kuesioner DASS, stetoskop serta lembar observasi. Data

3

disimpulkan bahwa pasien hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Wonopringgo

Kabupaten Pekalogan mengalami stres tingkat ringan dan sedang. Menurut

Gunawan (2001) dalam Prasetyorini dan Pramesti (2012) salah satu penyebab

peningkatan tekanan darah pada pasien hipertensi adalah stres. Stres merupakan

suatu tekanan fisik maupun psikis yang tidak menyenangkan, stres dapat

merangsang kelenjar anak ginjal melepaskan hormon adrenalin dan memicu

jantung berdenyut lebih cepat dan kuat, sehingga tekanan darah meningkat.

Banyak orang beranggapan bahwa keluhandan tanda-tanda hipertensi, padahal

tidak demikian. Hipertensi tidak mempunyai keluhan dan tanda khas, karena

itulah disebut sebagai silent killer, Bahkan fakta membuktikan bahwa satu dari

empat penderita tidak mengetahui jika mereka penderita hipertensi. Karena itu

penyakit ini cukup mengancam jiwa (Familia, 2010).

Hipertensi merupakan kondisi paling umum dijumpai dalam perawatan

primer. Hipertensi menurut World Health Organization (WHO) adalah suatu

kondisi dimana pembuluh darah memiliki tekanan darah tinggi (tekanan darah

sistolik ≥140 mmHg atau tekanan darah diastolik ≥90 mmHg) yang menetap.

Tekanan darah adalah kekuatan darah untuk melawan tekanan dinding arteri

ketika darah tersebut dipompa oleh jantung ke seluruh tubuh. Semakin tinggi

tekanan darah maka semakin keras jantung bekerja (WHO, 2013).

Menurut data Depsos RI (2014), menunjukkan bahwa jumlah lansia di

Indonesia diperkirakan akan mencapai 9,77% atau sejumlah 23,9 juta jiwa pada

tahun 2010 dan meningkat lagi secara signifikan sebesar 11,4% atau sebanyak

28,8 juta jiwa pada tahun 2020.

Page 23: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/270/1/50.pdf · Instrumen penelitian menggunakan kuesioner DASS, stetoskop serta lembar observasi. Data

4

Hasil Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) tahun 2013, menunjukkan bahwa

proporsi kelompok usia 45-54 tahun dan lebih tua selalu lebih tinggi pada

kelompok hipertensi.Risiko hipertensi meningkat bermakna sejalan dengan

bertambahnya usia dan kelompok usia >75 tahun beresiko 1,53 kali terserang

hipertensi. Prevalensi Hipertensi pada perempuan lebih banyak mengalami

hipertensi sebesar 28,8% dan laki-laki 22,8%.

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Madiun ,jumlah penderita

hipertensi pada tahun 2014 di Puskesmas Kota Madiun sebanyak 2.298 kasus

pada laki-laki dan 3.829 kasus pada perempuan.

Berdasarkan hasil data sekunder di Puskesmas Patihan Kota Madiun

(2016) terdapat 1787 lansia penderita Hipertensi dan data dari Desa Ngegong

terdapat 1278 lansia penderita Hipertensi. Hasil data studi pendahuluan di

Puskesmas Patihan terbesar lansia berjumlah 1787, Puskesmas tersebut dibagi

menjadi 4 pos di wilayah posyandu lansia. Studi awal yang dilakukan penelitian

salah satunya di Posyandu Bodronoyo sebanyak 85 lansia, sedangkan yang

menderita hipertensi sebanyak 42 lansia (49 %) dari jumlah lansia yang ada.

Stres dapat memicu timbulnya hipertensi melalui aktivitas sistem saraf

simpatis yang mengakibatkan naiknya tekanan darah secara interminten (tidak

menentu) (Andria, 2013). Pada saat seseorang mengalami stres, hormon adrenalin

akan meningkatkan tekanan darah melalui kontraksi arteri (vasokontriksi) dan

peningkatan denyut jantung. Apabila stres berlanjut, tekanan darah akan tetap

tinggi sehingga orang tersebut akan mengalami hipertensi (Sounth, 2014).

Page 24: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/270/1/50.pdf · Instrumen penelitian menggunakan kuesioner DASS, stetoskop serta lembar observasi. Data

5

Faktor resiko hipertensi dibagi menjadi 2 golongan yaitu hipertensi yang

tidak bisa diubah dan hipertensi yang dapat diubah. Hipertensi yang dapat diubah

meliputi merokok, obesitas, gaya hidup yang monoton dan stres. Beberapa faktor

yang menyebabkan stres adalah masalah pekerjaan, faktor ekonomi, masalah

rumah tangga, kurang tidur dan lainnya. Hipertensi yang tidak dapat diubah

meliputi usia, jenis kelamin, suku bangsa, faktor keturunan (Rusdi & Isnawati,

2009).

Komplikasi hipertensi dapat menyebabkan penyakit jantung koroner,

infark jantung, stroke dan gagal ginjal. Komplikasi dari hipertensi tersebut dapat

menyebabkan angka kematian yang tinggi. Dampak dari penyakit hipertensi para

lansia dapat memicu terjadinya resiko serangan jantung, stroke, dan gagal ginjal

(Depkes, 2007). Menurut Nasir dkk (2011) mengungkapkan stres merupakan

kondisi tidak menyenangkan dimana manusia melihat adanya tuntutan dalam satu

situasi sebagai beban atau di luar batasan kemampuan mereka untuk memenuhi

tuntutan tersebut. Stres dapat menghasilkan berbagai respon diantaranya respon

fisiologis, respon kognitif, respon emosi, dan respon tingkah laku. Hipertensi yang

menyebabkan stres dapat mengalami gangguan psikis pada lanjut usia maka dari

itu perlu dilakukan pendekatan agar lansia tidak mengalami stres yang

berkelanjutan. Lansia yang mengalami stres salah satu penyebabnya adalah

kondisi mental, kesehatan yang menurun dan keadaannya baik ekonomi, sosial

yang rendah.

Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas untuk peneliti tertarik

untuk melakukan tentang hubungan antara tingkat stres dengan kejadian

Page 25: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/270/1/50.pdf · Instrumen penelitian menggunakan kuesioner DASS, stetoskop serta lembar observasi. Data

6

hipertensi pada lansia. Dengan tingginya angka hipertensi yang disebabkan

stres,sehingga konsep solusi dari peneliti salah satu upaya untuk penurunan terjadi

hipertensi adalah pengedalian stres.

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah yang telah disebutkan diatas, maka

rumusanmasalah dalam penelitian ini “Adakah hubungan antara tingkat stres

dengan keadian hipertensi pada lansia di Posyandu Bodronoyo Kelurahan

Ngegong Kecamatan Manguharjo Kota Madiun?”

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui hubungan antara kejadian stres pada lansia dengan kejadian

hipertensi pada lansia di Posyandu Bodronoyo Kelurahan Ngegong Kecamatan

Manguharjo Kota Madiun.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi tingkat stres pada lansia di Posyandu Bodronoyo

Kelurahan Ngegong Kecamatan Manguharjo Kota Madiun.

2. Mengidentifikasi kejadian hipertensi pada lansia di Posyandu Bodronoyo

Kelurahan Ngegong Kecamatan Manguharjo Kota Madiun.

3. Menganalisa hubungan tingkat stres dengan kejadian hipertensi pada lansia

di Posyandu Bodronoyo Kelurahan Ngegong Kecamatan Manguharjo Kota

Madiun.

Page 26: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/270/1/50.pdf · Instrumen penelitian menggunakan kuesioner DASS, stetoskop serta lembar observasi. Data

7

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini secara teoritis diharapkan dapat memberikan informasi

bagi pengembangan ilmu keperawatan. Serta akan menambah wawasan dan

pengetahuan khususnya dibidang gerontik.

1.4.2 Manfaat Praktis

1. Bagi Pasien

Hubungan bermakna antara stres dengan kenaikan tekanan darah pasien

yang sudah lama mengalami hipertensi.

2. Bagi Institusi

Menambah wawasan pada mahasiswa untuk mengetahui tingkat stres

lansia.

3. Bagi Masyarakat

Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi masyarakat dan keluarga

tentang komplikasi hipertensi seperti strok, sehingga pasien penderita

hipertensi dapat melakukan upaya-upaya untuk mencegah komplikasi

tersebut.

4. Bagi tempat penelitian

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber informasi atau acuan

untuk dikembangkan dalam penelitian selanjutnya.

Page 27: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/270/1/50.pdf · Instrumen penelitian menggunakan kuesioner DASS, stetoskop serta lembar observasi. Data

8

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Stres

2.1.1 Definisi Stres

Stres merupakan suatu kondisi pada individu yang tidak menyenangkan

dimana dari hal tersebut dapat menyebabkan terjadinya tekanan fisik maupun

psikologis pada individu (Manurung, 2016). Stres adalah gangguan pada tubuh

dan pikiran yang disebabkan oleh perubahan dan tuntutan kehidupan, yang

dipengaruhi oleh lingkungan maupun penampilan individu di dalam lingkungan

(Lestari, 2015). Peneliti menyimpulkan bahwa stres adalah respons fisiologis dan

psikologis dari tubuh terhadap rangsangan emosional yang dipengaruhi baik oleh

lingkungan maupun penampilan dalam kehidupan seseorang (Hartanti,

2016).Stres dapat memicu timbulnya hipertensi melalui aktivitas sistem saraf

simpatis yang mengakibatkan naiknya tekanan darah secara interminten (tidak

menentu) (Andria, 2013). Pada saat seseorang mengalami stres, hormon adrenalin

akan meningkatkan tekanan darah melalui kontraksi arteri (vasokontriksi) dan

peningkatan denyut jantung. Apabila stres berlanjut, tekanan darah akan tetap

tinggi sehingga orang tersebut akan mengalami hipertensi (Sounth, 2014).

2.1.2 Gejala-gejala Stres

Stres memiliki dua gejala, yaitu gejala fisik dan psikis (Bandiyah, 2011) :

1. Gejala stres secara fisik dapat berupa jantung berdebar, nafas cepat dan

memburu /terengah-engah, mulut kering, lutut gemetar, suara menjadi

Page 28: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/270/1/50.pdf · Instrumen penelitian menggunakan kuesioner DASS, stetoskop serta lembar observasi. Data

9

serak, perut melilit, nyeri kepala seperti diikat, berkeringat banyak, tangan

lembab, letih yang tak beralasan, merasa gerah, panas otot tegang .

2. Keadaan stres dapat membuat orang-orang yang mengalaminya merasa

gejala-gejala psikoneurosa, seperti cemas, resah, gelisah, sedih, depresi,

curiga, fobia, bingung, salah paham, agresi, labil, jengkel, marah, lekas

panik, cermat secara berlebihan.

2.1.3 Sumber-sumber Stres

Sumber stres dapat berubah seiring dengan perkembangannya individu,

tetapi kondisi stres dapat terjadi setiap saat selama hidup berlangsung. Berikut ini

sumber-sumber stres antara lain (Manurung, 2016) :

1. Diri individu

Sumber stres dari individu ini hal yang berkaitan dengan adanya konflik

dikarenakan dapat menghasilkan dua kecenderungan yaitu approach

conflict (muncul ketika kita dihadapkan pada sutu pilihan antara dua

situasi yang tidak menyenangkan).

2. Keluarga

Sumber stres keluarga menjelaskan bahwa perilaku,kebutuhan dan

kepribadian dari setiap anggota keluarga bedampak pada interaksi dengan

orang-orang dari anggota lain dalam keluarga yang dapat menyebabkan

stres. Faktor keluarga yang cenderung dapat memungkinkan menyebabkan

stres adalah hadirnya anggota baru,perceraian dan adanya keluarga yang

sakit.

Page 29: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/270/1/50.pdf · Instrumen penelitian menggunakan kuesioner DASS, stetoskop serta lembar observasi. Data

10

3. Komunitas dan masyarakat

Kontak dengan orang diluar keluarga menyediakan banyak sumber stres.

Misalnya, pengalaman anaka di sekolah dan persaingan. Adanya

pengalaman-pengalaman seputar dengan pekerjaan dan juga dengan

lingkungan yang dapat menyebabkan seseorang menjadi stres

2.1.4 Penyebab Stres

Stressor adalah faktor-faktor dalam kehidupan manusia yang

mengakibatkan terjadinya respon stres. Stressor berasal dari berbagai sumber baik

dari kondisi fisik, psikologis, maupu sosial dan juga muncul pada situasi kerja,

dirumah dalam kehidupan sosial, dan lingkungan luar lainnya. Stressor dapat

berwujud atau berbebtuk fisik seperti populasi udara dan dapat juga berkaitan

dengan lingkungan sosial seperti interaksi sosial. Pikiran dan peras`aan individu

sendiri yang dianggap suatu ancaman baik yang nyata atau imajinasi dapat juga

menjadi stressor. Adapun tipe kejadian yang dapat menyebabkan stres antara lain

(Lestari, 2015) :

1. Daily Hassles yaitu kejadian kecil yang terjadi berulang-ulang setiap hari

seperti masalah kerja dikantor, sekolah dan sebagainya.

2. Personal stressor yaitu ancaman atau gangguan yang lebih kuat atau

kehilangan besar terhadap suatu yang terjadi ada level individual seperti

kehilangan orang yang dicintai, kehilangan pekerjaan, masalah keuangan

dan masalah pribadi lainnya. Umur adalah salah satu faktor penting yang

menjadi penyebab stres, semakin bertambah umur seseorang, semakin

mudah mengalami stres. Hal ini antara lain disebabkan oleh faktir

Page 30: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/270/1/50.pdf · Instrumen penelitian menggunakan kuesioner DASS, stetoskop serta lembar observasi. Data

11

fisiologis yang telah mengalami kemunduran dalam berbagai kemampuan

seperti kemampuan visual, berfikir, mengingat dan mendengar.

Pengalaman kerja juga mempengaruhi munculnya stres kerja.

3. Appraisal yaitu penelitian terhadap sesuatu keadaan yang dapat

menyebabkan stres disebut stres appraisal. Menilai suatu keadaan yang

dapat mengakibatkan stres tergantung dari dua faktor yaitu, faktor yang

berhubungan dengan orangnya (personal faktors) dan faktor yang

berhubungan dengan situasinya. Persrsonal faktors didalamnya termasuk

intelektual, motivasi, dan personality characterities. Selanjutnya masih

ada beberapa faktor lain yang dapat mempengaruhi tingkat stres yaitu,

kondisi fisik, ada tidaknya dukungan sosial, harga diri, gaya hidup dan

juga tipe kepribadian tertentu.

2.1.5 Model Stres

Model stres adalah untuk membantu individu dalam mengatasi respons

yang tidak sehat dan tidak produktif terhadap stressor. Setiap model menekankan

aspek stres yang berbeda. Adapun model stres menurut Potter& Perry(2005)

antara lain :

1. Model stres berdasarkan respon

Model stres ini berkaitan dengan khususkan respon atau pola respon

tertentu yang mungkin menunjukkan stressor.

2. Model stres berdasarkan stimulus

Stres ini berfokus pada karakteristik yang mengganggu di dalam

lingkungan. Riset klasik yang mengidentifikasi stres sebagai stimulus telah

Page 31: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/270/1/50.pdf · Instrumen penelitian menggunakan kuesioner DASS, stetoskop serta lembar observasi. Data

12

menghasilkan pekembangan dalam skala penyesuaian sosial, yang

mengukur efek peristiwa besar dalam kehidupan dalam penyakit. Model

berdasarkan stimulus ini memfokuskan pada asumsi berikut :

a. Peristiwa perubahan dalam kehidupan adalah normal dan perubahan

ini membutuhkan tipe dan durasi penyesuaian yang sama.

b. Individu adalah respon pasif dari stres, dan persepsi mereka terhadap

peristiwa adalah tidak relevan.

c. Semua orang mempunyai ambang stimulus yang sama.

3. Model stres berdasarkan transaksi

Model stres ini memandang individu dan lingkungan dalam hubungan

yang dinamis dan interaktif. Model ini berfokus pada proses yang

berkaitan dengan stres seperti penilaian kognitif dan koping.

2.1.6 Respon Terhadap Stres

Individu secara keseluruhan terlibat dalam merespon dan mengadaptasi

stres, Namun demikian, sebagaian besar dari riset tentang stres berfokus pada

respon fisiologis dan psikologis, meski dimensi ini sling tumpang tindih dan

berinteraksi dengan dimensi lain. Ketika terjadi stres,seseorang menggunakan

energi fisiologis dan psikologis untuk berespon dan mengadaptasi. Besarnya

energi yang dibutuhkan dan keefektifan dari upaya untuk mengadaptasi

bergantung pada intensitas, cakupan dan durasi stressor lainnya. Adapun macam-

macam respon terhadap stres menurut Potter & Perry (2005) yaitu:

Page 32: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/270/1/50.pdf · Instrumen penelitian menggunakan kuesioner DASS, stetoskop serta lembar observasi. Data

13

1. Respon fisiologis

Dalam respon fisiologis terhadap stres ini mengidentifikasi dua jenis

localadaptation syndrome (LAS) dan general adaptation syndrome (GAS)

a. local adaptation syndrome (LAS) yaitu respon dari jaringan, organ

atau bagian tubuh terhadap stres karena trauma, penyakit, atau

perubahan fisiologis lainnya. Contoh dari LAS adalah respon refleks

nyeri dan respon inflamasi. Karakteristik dari LAS yaitu respon

adaptif dan tidak melibatkan seluruh sistem tubuh, memerlukan

stressor untuk menstimulasinya.

b. General adaptation syndrome (GAS) yaitu respon pertahanan dari

keseluruhan tubuh terhadap stres. Respon ini beberapa sistem tubuh,

terutama sistem saraf otonom dari sistem endokrin.

2. Respon psikologis

Pemajanan terhadap stressor mengakibatkan respon adaptif psikologis dan

fisiologis. Ketika seseorang terpanjan pada stressor, maka kemampuan

mereka untuk memenuhi kebutuhan darah menjadi terganggu. Gangguan

atau ancaman ini dapat menimbulkan frustasi, ansietas, dan ketegangan.

Perilaku adaptif psikologis individu membantu kemampuan seseorang

untuk menghadapi stressor. Perilaku ini diarahkan pada penatalaksanaan

stres dan didapatkan melalui pembelajaran dan pengalaman sejalan dengan

individu dalam mengidentifikasi perilaku yang dapat diterima.

Page 33: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/270/1/50.pdf · Instrumen penelitian menggunakan kuesioner DASS, stetoskop serta lembar observasi. Data

14

2.1.7 Tingkatan Stres

Tingkatan stres yang dibagi menjadi tiga menurut (Hartanti, 2016) antara

lain :

1. Stres ringan

Apabila stressor yang dihadapi setiap orang teratur, misalnya terlalu

banyak tidur, kemancetan lalu lintas. Situasi seperti ini biasanya

berlangsung beberapa menit atau jam dan belum berpengaruh kepada fisik

dan mental hanya saja mulai sedikit tegang dan was-was.

2. Stres sedang

Apabila berlangsung lebih lama, dari beberapa jam sampai beberapa hari,

contohnya kesepakatan yang belum selesai, beban kerja yang berlebihan

dan mengharapkan pekerjaan baru. Pada medium ini individu mulai

kesulitan tidur sering menyendiri dan tegang.

3. Stres berat

Apabila situasi kronis yang dapat berlangsung beberapa minggu sampai

beberapa tahun, misalnya hubungan suami istri yang tidak harmonis,

kesulitan finansial dan penyakit fisik yang lama. Pada stres berat ini

individu sudah mulai ada gangguan fisik dan mental.

2.1.8 Dampak Stres

Stres dapat mempengaruhi pada kesehatan dengan dua cara, pertama

perubahan yang diakibatkan oleh stres secara langsung mempengaruhi fisik sistem

tubuh yang dapat mempengaruhi kesehatan. Kedua secara tidak langsung stres

mempengaruhi perilaku individu sehinggan menyebabkan timbulnya penyakit

Page 34: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/270/1/50.pdf · Instrumen penelitian menggunakan kuesioner DASS, stetoskop serta lembar observasi. Data

15

atau memperburuk kondisi yang sudah ada. Kondisi dari stres ini terdiri dari

beberapa gejala menurut Manurung (2016) antara lain:

1. Gejala biologis

Ada beberapa gejala fisik yang dirasakan ketika seseorang sedang

mengalami stres diantaranya sakit kepala yang berlebihan, tidur menjadi

tidak nyenyak, gangguan pencernaan, hilangnya nafsu makan, gangguan

kulit, dan produksi keringat yang berlebihan di seluruh tubuh.

2. Gejala kognisi

Gangguan daya ingat (menurunya daya ingat dan mudah lupa suatu hal),

perhatian dan konsentrasi yang kurang sehingga sesorang tidak fokus

dalam melakukan suatu hal.

3. Gejala emosi

Seperti mudah marah, kecemasan yang berlebihan terhadap segala sesuatu,

merasa sedih dan depresi.

2.1.9 Instrumen Penilaian Tingkat Stres

Depression Anxiety Stress Scale (DASS) Adalah alat subyektif yang

dibentuk untuk mengukur status emosional nedari depresi, kecemasan dan stres.

DASS terdiri dari 42 item yang masing-masing dimensi terdiri dari 14 pertanyaan.

Pertanyaan dari DASS yang berisi indikator stres terdapat pada nomor 1-14

dengan keterangan sebagai berikut :

1. Sulit rileks (pada nomor 1, 2, 3)

2. Gugup (pada nomor 4, 5)

3. Mudah marah / gelisah (6, 7, 8)

Page 35: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/270/1/50.pdf · Instrumen penelitian menggunakan kuesioner DASS, stetoskop serta lembar observasi. Data

16

4. Mudah tersinggung / sensitife (pada nomor 10, 11)

5. Tidak sabaran (12, 13, 14)

(Lovibond & Lovibond, 1995)

2.1.10 Tipe Kepribadian Stres

Adapun macam-macam tipe kepribadian stres yang dibagi menjadi dua

bagian menurut Hawari (2011) antara lain:

1. Tipe kepribadian A menggambarkan antara lain dengan ciri-ciri sebagai

berikut:

a. Ambisius, agresif dan komperatif (suka akan persaingan), banyak

jabatan rangkap.

b. Kurang sabar, mudah tegang, mudah tersinggung dan marah

(emosional).

c. Kewaspadaan berlebihan,kontrol diri kuat, percaya diri berlebihan

(over confidence).

d. Cara bicara cepat, bertindak serba cepat, hiperaktif, tidak dapat diam.

e. Bekerja tidak mengenal waktu (workaholic).

f. Pandai berorganisasi, memimpin dan memerintah(otoriter)

g. Lebih suka bekerja sendirian bila ada tantang

h. Tidak dapat tenang (tidak relaks), serba tergesa-gesa

i. Mudah bergaul (ramah), pandai menimbulkan perasaan empati dan

bila tidak tercapai maksutnya mudah bersikap bermusuhan

j. Tidak mudah dipengaruhi, kaku (tidak fleksibel)

Page 36: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/270/1/50.pdf · Instrumen penelitian menggunakan kuesioner DASS, stetoskop serta lembar observasi. Data

17

2. Tipe kepribadian B menggambarkan antara lain dengan ciri-ciri sebagai

berikut:

a. Ambisi wajar-wajar saja, tidak agresif dan sehat dalam berkompetensi

serta tidak memaksakan diri

b. Penyabar, tenang, tidak mudah tersinggung, dan tidak mudah marah

(emosi terkendali)

c. Kewaspadaan dalam batas wajar demikian pula kontrol diri dan

percaya diri tidak berlebihan

d. Cara bicara tidak tergesa-gesa, bertindak pada saat yang tepat,

perilaku tidak hiperaktif

e. Dapat mengatur waktu dalam bekerja (menyediakan waktu untuk

istirahat)

f. Lebih suka bekerja sama dan tidak memaksakan diri bila menghadapi

tantangan

g. Dalam mengendalikan segala sesuatunya mampu menahan serta

mengendalikan diri.

2.1.11 Tahapan Stres

Sunaryo (2004) menyatakan bahwa tahapan stres dibagi sebagai berikut:

1. Stres tahap I

Merupakan tahapan stres yang paling ringan dan biasanya disertai

parasaan-perasaan semangat bekerja yang besar dan berlebihan.

Page 37: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/270/1/50.pdf · Instrumen penelitian menggunakan kuesioner DASS, stetoskop serta lembar observasi. Data

18

2. Stres Tahap II

Dalam tahap ini dampak stres yang semula menyenangkan mulai

menghilang dan timbul keluhan-keluhan yang disebabkan karena cadangan

energi tidak lagi cukup sepanjang hari. Keluhan-keluhan yang sering

dikemukakan merasa letih waktu bangun pagi yang seharusnya merasa

segar, merasa lekas capai pada saat menjelang sore, merasa mudah lelah

setelah makan, tidak dapat rileks (santai), lambung atau perut tidak

nyaman, detakan jantung lebih keras dan berdebar-debar, otot tengkuk dan

punggung tegang.

3. Stres Tahap III

Bila seseorang tetap memaksakan diri dan tidak menghiraukan keluhan-

keluhan yang dirasakan maka yang bersangkutan akan menunjukkan

keluhan-keluhan yang semakin nyata dan mengganggu, yaitu gangguan

lambung, dan usus semakin nyata (misalnya keluhan maag, buang air besar

tidak teratur), ketegangan otot semakain terasa, perasaan tidak tenang dan

ketegangan emosional semakin meningkat, gangguan pola tidur

(insomnia), koordinasi tubuh terganggu (badan terasa oyong dan serasa

mau pingsan). Pada tahapan ini seseorang sudah harus berkonsultasipada

dokter untuk memperoleh terapi atau beban stres dikurangi sehingga tubuh

memperoleh kesempatan untuk beristirahat guna menambah suplai energi

yang mengalami defisit.

Page 38: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/270/1/50.pdf · Instrumen penelitian menggunakan kuesioner DASS, stetoskop serta lembar observasi. Data

19

4. Stres Tahap IV

Tidak jarang seseorang pada waktu memeriksakan diri ke dokter

sehubungan dengan keluhan-keluhan stres tahap III oleh dokter dinyatakan

tidak sakit karena tidak ditemukan kelainan-kelainan fisik pada organ

tubuhnya. Bila hal ini terjadi dan yang bersangkutan terus memaksakan

diri, maka gejala stres tahap IV akan muncul, tidak mampu untuk bekerja

sepanjang hari (loyo), aktifitas pekerjaan tarasa sulit dan membosankan,

respon tidak adequate, kegiatan rutin terganggu, gangguan pola tidur

disertai mimpi-mimpi yang menegangkan, sering menolak ajakan karena

tidak semangat dan tidak bergairah, konsentrasi dan daya ingat menurun,

timbul ketakutan dan kecemasan.

5. Stres Tahap V

Bila keadaan berlanjut, maka seseorang akan jatuh dalam stres tahap V

yang ditandai dengan kelelahan fisik dan mental yang semakin mendalam,

ketidakmampuan menyelesaikan pekerjaan sehari-hari yang ringan dan

sederhana, gangguan system pencernaan semakin berat, timbul perasaan

ketakutan dan kecemasan yangsemakin meningkat, bingung dan panik.

6. Stres Tahap VI

Tahapan ini merupakan tahapan klimaks, seseorang mengalami serangan

panik dan perasaan takut mati. Tidak jarang orang yangmengalami stress

tahap ini berulang kali dibawa ke IGD bahkanke ICU meskipun pada

akhirnya dipulangkan karena tidak ditemukan kelainan-kelainan fisik

organ tubuh. Gambaran stress pada tahap ini : debaran jantung teramat

Page 39: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/270/1/50.pdf · Instrumen penelitian menggunakan kuesioner DASS, stetoskop serta lembar observasi. Data

20

keras, sesak nafas, badangemetar dan berkeringat dingin, loyo dan pingsan

(kolaps)

2.2 Konsep Hipertensi

2.2.1 Definisi Hipertensi

Hipertensi juga sering disebut sebagai sillent killer karena termasuk

penyakit yang mematikan. Bahkan, Hipertensi tidak dapat secara langsung

membunuh penderitanya, melainkan Hipertensi memicu terjadinya penyakit lain

yang tergolong kelas berat dan mematikan serta dapat meningkatkan resiko

serangan gagal jantung, stroke dan gagal ginjal (Jill Lolong, 2016).

Hipertensi suatu penyakit tekanan darah tinggi adalah suatu keadaaan

kronis yang ditandai dengan meningkatnya tekanandarah pada dinding pembuluh

darah arteri. Keadaan tersebut mengakibatkan jatung bekerja lebih keras untuk

mengedarkan darah ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah (Yanita, 2017).

Tekanan sistolik adalah tekanan darah ketika jantung berkontraksi atau

berdetak memompa darah. Pada saat beristirahat, sistolik dikatakan normal jika

berada pada nilai 100/140 mmHg, sedangkan diastolik dikatakan normal jika

berada pada nilai 60-90 mmHg (Yanita, 2017). Kesimpulan dari Hipertensi adalah

penyakit yang dapat menyerang siapa saja, baik muda maupun tua.

2.2.2 Etiologi Hipertensi

Hipertensi atau tekanan darah tinggi di sebebakan oleh berbagai faktor

yang sangat mempengaruhi satu sama lain. Kondisi masing- masig orang tidak

sama sehingga faktor penyebab hipertensi pada setiap orang sangan berkalinan

(Yekti, 2011).

Page 40: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/270/1/50.pdf · Instrumen penelitian menggunakan kuesioner DASS, stetoskop serta lembar observasi. Data

21

Berikut ini faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya hipertensi secara

umum. Salah satu saja mengenai tubuh kita maka dengan mudah kita akan

menderita hipertensi (Yekti, 2011).

1. Toksin

Toksin adalah zat- zat sisa pembuangan yang seharusnya di buang

karena bersifat racun. Dalam keadaan biasa, hati kita akan mengeluarkan

sisa- sisa pembuangan melalui saluran usus dan kulit. Sementara ginjal

mengeluarkan sisa-sisa pembuangan melalui saluran kencing atau kantung

kencing.

2. Faktor Genetik

Adanya faktor genetik pada keluarga tertentu akan menyebabkan

keluarga dengan orang tua hipertensi mempunyai resiko dua kali lebih

besar untuk menderita hipertensi atau tekanan darah dari pada idividu yang

tidak mempunyai keluarga dengan riwayat hipertensi atau tekanan darah.

Ada baiknya mulai sekarang kita memeriksa riwayat kesehatan keluarga

sehingga kita dapat melakukan antisipasi dan pencegahan.

a. Umur

Kepekaan terhadap hipertensi akan meningkat seiring dengan

bertambahnya umur seseorang. Individu yang berumur diatas 0

tahun, 50- 0% mempunyai tekanan darah lebih besar atau sama

dengan 140/0 mmHg. Hal itu merupakan pengaruh degenerasi yang

terjadi pada orang yang bertambah usianya. Proses menua adalah hal

alami yang tidak bisa kita hindari. Namun, menjadi tua dengan tetap

Page 41: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/270/1/50.pdf · Instrumen penelitian menggunakan kuesioner DASS, stetoskop serta lembar observasi. Data

22

sehat adalah hal yang bisa kita usahakan sejak dulu. Kesehatan adalah

anugrah yang paling berharga bagi kehidupan kita selain iman.

b. Jenis Kelamin

Setiap jenis kelamin memiliki struktur organ dan hormone yang

berbeda. Demikian juga pada perempuan dan laki- laki. Berkaitan

dengan hipertensi atau tekanan darah, laki- laki mempunyai resiko

lebioh tinggi untuk menderita hipertensi lebih awal. Laki- laki juga

mempunyai resiko yang lebih besar terhadap morbiditas dan

mortalitas kardiovaskuler. Sedangkan pada perempuan, biasanya lebih

rentan terhadap hipertensi atau tekanan darah ketika mereka sudah

berumur diatas 50 tahun. Sangatlah penting bagi kita untuk menjaga

kesehatan sejak dini. Terutama mereka yang memiliki sejak keluarga

atau riwayat keluarga terkena penyakit.

c. Etnis

Setiap etnis memiliki kekhasan masing-masing yang menjadi ciri

khas dan pembeda satu dengan lainnya. Hipertensi atau tekanan darah

lebih banyak pada orang berkulit hitam dari pada yang berkulit putih.

Pada orang kulit hitam ditemukan kadar rennin yang lebih rendah dan

sensitifitas terhadap vasofresin yang lebih besar

d. Stres

Stres akan meningkatkan resistensi pembuluh darah perifer dan

curah jantung sehingga akan menstimulasi aktivitas saraf simpatetik.

Stres yang dialami seseorang akan membangkitkan saraf simpatetis

Page 42: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/270/1/50.pdf · Instrumen penelitian menggunakan kuesioner DASS, stetoskop serta lembar observasi. Data

23

yang akan memicu kerja jantung dan menyebabkan peningkatan

tekanan darah.

e. Kegemukan (Obesitas)

Penelitian epidemiologi menyebutkan adanya hubungan anatar

berat badan dengan tekanan darah baik pasien hipertensi maupun

normotensi. Pada populasi yang tidak ada peningkatan berat badan

seiring umur, tidak dijumpai peningkatan tekanan darah sesuai

peningkatan umur. Yang sangat mempengaruhi peningkatan tekanan

darah adalah kegemukan pada tubuh bagian atas dengan peningkatan

jumlah lemak pada bagian perut atau kegemukan terpusar.

f. Nutrisi

Sodium adalah penyebab penting terjadinya hipertensi primer.

Asupan garam tinggi akan menyebabkan pengeluaran berlebihan dari

hormon natriouretik yang sacara tidak langsung akan meningkatkan

tekanan darah. Asupan garam tinggi dapat terdeteksi yaitu lebih dari

14 gram perhari atau jika dikonversi ke dalam takaran sendok makan

adalah lebih dari 2 sendok makan. Bukan berarti kita makan garam 2

sendok perhari tetapi garam tersebut terdapat dalam makanan-

makanan asin atau gurih yang kita makan setiap hari.

g. Merokok

Merokok menjadi salah satu faktor resiko hipertensi atau tekanan

darah yang dapat dimodifikasi. Merokok adalah faktor resiko yang

potensial untuk ditiadakan dalam upaya melawan arus peningkatan

Page 43: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/270/1/50.pdf · Instrumen penelitian menggunakan kuesioner DASS, stetoskop serta lembar observasi. Data

24

tekanan darah khususnya dan penyakit kardiovaskuler secara umum di

Indonesia.

h. Narkoba

Komponen zat aditif dalam narkoba juga akan memicu

peningkatan tekanan darah. Penyakit kecanduan narkoba kelihatannya

sepele tetapi sangat mematikan. Efek buruk yang di timbulkannya

sangatlah besar. Ada banyak pihak, terutama generasi muda yang

beralasan menggunakan narkoba dengan alasan life style dan

pergaulan, akan tetapi mereka tidak mengerti bahwa itu adalah hidup

sehat dan terbebas dari kematian sia- sia.

i. Alkohol

Penggunakan alkohol secara berlebihan juga akan memicu

tekanan darah seseorang. Selain tidak bagus bagi tekanan darah kita,

alkohol juga membuat kita kecanduan yang akan sangat menyulitkan

untuk lepas. Menghentikan kebiasaan mengkonsumsi alkohol

sangatlah baik, tidak hanya bagi hipertensi tetapi juga untuk kesehatan

kita secara keseluruhan.

j. Kafein

Kopi adalah bahan minuman yang banyak mengandung kafein.

Demikian pula dengan teh walaupun kandungannya tidak sebanyak

dari kopi. Kandungan kafein selain tidak baik pada tekanan darah

dalam jangka panjang, pada orang-orang tertentu juga menimbulkan

Page 44: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/270/1/50.pdf · Instrumen penelitian menggunakan kuesioner DASS, stetoskop serta lembar observasi. Data

25

efek yang tidak baik seperti tidak bisa tidur, jantung berdebar-debar,

sesak nafas, dll.

k. Kurang Olahraga

Zaman modern seperti saat ini, banyak kegiatan yang dapat

dilakukan dengan cara cepat dan praktis, sehingga secara otomatis

tubuh akan tidak mudah bergerak. Selain itu, dengan adanya

kesibukan yang luar biasa, manusia pun merasa tidak punya waktu

untuk berolahraga. Akibatnya, kondisi inilah yang memicu kolesterol

tinggi dan juga adanya tekanan darah yang terus menguat sehingga

memunculkan tekanan darah atau hipertensi.

l. Kolesterol Tinggi

Kandungan lemak yang berlebihan dalah darah dapat

menyebabkan timbulnya kolesterol pada dinding pembuluh darah. Hal

ini dapat membuat pembuluh darah menyempitdan akibatnya tekanan

darah akan meningkat.

2.2.3 Klasifikasi Hipertensi

Menurut World Health Organization (WHO) klasifikasi tekanan darah

pada dewasa terbagi menjadi kelompok hipotensi, normal, prehipertensi,

Hipertensi derajat 1, Hipertensi derajat 2, dan Hipertensi tingkat darurat.

Tabel 2.1 Klasifikasi Tekanan Darah Menurut WHO

Kategori Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)

Hipotensi <90 <60

Normal 90-119 60-79

Prehipertensi 120-139 80-89

Hipertensi tahap 1 140-159 90-99

Hipertensi tahap 2 160-179 100-109

Hipertensi tahap 3 atau darurat ≥180 ≥110

Sumber : Sani, 2008 dalam Jafar, 2010

Page 45: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/270/1/50.pdf · Instrumen penelitian menggunakan kuesioner DASS, stetoskop serta lembar observasi. Data

26

2.2.4 Patofisiologi Hipertensi

Mekanisme yang mengontrol kontriksi dan relaksasi pembuluh darah

terletak dipusat vasomotor, pada medulla otak. Dari pusat vasomotor ini bermula

pada saraf simatis yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari

kolumna medulla spinalis ganglia simpatis toraks dan abdomen. Rangsangan

pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah

melalui sistem saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron

prengganglion melepaskan aetikolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca

ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya nerepaineprin

mengakibatkan kontriksi pembuluh darah. Berbagai faktor seperti kecemasan dan

ketakutan dapat mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap rangsang

vasokontriksi. Individu dengan hipertensi sangat sensitif terhadap noreepineprin,

meskipun tidak diketahui dengan jela mengapa hal tersebut terjadi (Padila,2013).

Pada saat bersamaam dimana sistem saraf simpatis merangsang pembuluh

darah sebagai respon rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsan,

mengakibatkan tambahan aktivitas vasokontriksi. Medulla adrenal mensekresi

epinefrin, yang menyebabkan vasokontriksi. Korteks ardenal mensekresi kontison

dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat respon vasokontriktor pembuluh

darah, Vasokontriksi yang mengakibatkan pelepasan renin. Renin merangsang

mmmpembentukan angiontensin I yang kemudian diubah menjadi angiotensin II,

suatu vasokontriktor kuat, yang pada gilirannya merangsng sekresi aldosteron

oleh koerteks ardenal. Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air tubulus

Page 46: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/270/1/50.pdf · Instrumen penelitian menggunakan kuesioner DASS, stetoskop serta lembar observasi. Data

27

ginjal, menyebabkan peningkatan volume intra vaskuler. Semua faktor ini

cenderung mencentuskan hipertensi (Padila, 2013).

Untuk pertimbangan gerontologi. Pembuluh struktural dan fungsional pada

sistem pembuluh perifer bertanggung jawab pada perubahan tekanan darah usia

tahan lanjut. Perubahan tersebut meliputi ateroslerosis, hilangnya elastisitas

jaringan ikat dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah, yang

pada gilirannya menurunkan kemampuan distensi dan daya regang pembuluh

dara. Konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang kemampuannya dalam

mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh jantung (volume sekuncup),

mengakibatkan penurunan curah jantung dan peningkatan tahanan perifer

(Brunner & Suddart 2002 dalam Padila, 2013).

2.2.5 Gejala Klinis Hipertensi

Hipertensi tidak memiliki gejala spesifik. Secara fisik, penderita hipertensi

juga tidak menunjukkan kelainan apapun. Gejala hipertensi cenderung

menyerupai gejala atau keluhan kesehatan pada umumnya sehingga sebagian

orang tidak menyadari bahwa dirinya terkena hipertensi Yunita (2017).

Gejala umum yang terjadi pada penderita hipertensi antara lain jantung

berdebar, penglihatan kabur, sakit kepala disertai rasa berat pada tengkuk,

kadang disetai dengan mual dan mutah, telinga berdenging, gelisah, rasa sakit di

dada, mudah lelah, muka memerah, serta mimisan (Yunita, 2017).

Hpertensi berat biasanya juga disertai dengan komplikasi dengan beberapa

gejala antara lain gangguan penglihatan, gangguan saraf, gangguan jantung,

gangguan fungsi ginjal, gangguan serebral (otak). Gangguan serebral ini dapat

Page 47: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/270/1/50.pdf · Instrumen penelitian menggunakan kuesioner DASS, stetoskop serta lembar observasi. Data

28

mengakibatkan kejang dan perdarahan perdarahan pembuluh darah otak,

kelumpuhan, gangguan kesadaran, bahkan koma (Yunita, 2017).

Kumpulan gejala tersebut tergantung pada seberapa tinggi tekanan darah

dan seberapa lama tekanan darah tinggi tidak terkontrol dan tidak mendapatkan

penanganan. selain itu gejala-gejala tersebut juga menunjukkan adanya

komplikasi akibat hipertensi yang mengarah pada penyakit lain, seperti penyakit

jantung, stroke, penyakit ginjal,dan gangguan penglihatan (Yunita, 2017).

2.2.6 Komplikasi Hipertensi

Apabila seseorang mengalami tekanan darah maka dia akan mengalami

komplikasi dengan penyakit lainnya seperti: (Yekti, 2011)

1. Ginjal

Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah salah satu penyebab

penyakit ginjal kronis. Penyakit ginjal kronis merupakan penyakit yang di

derita oleh satu dari sepuluh orang dewasa yang harus membuat ginjal

harus bekerja lebih keras.

2. Merusak kinerja otak

Kemampuan otak juga akan terpengaruh. Penderita tekanan darah

tinggi pada usia tengah baya umumnya akan mengalami kehilangan

kemampuan kognitif-memori, kehilangan pemecahan masalah, kurang

konsentrasi dan kehilangan daya sehat pertimbangan salama 25 tahun

kemudian.

Page 48: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/270/1/50.pdf · Instrumen penelitian menggunakan kuesioner DASS, stetoskop serta lembar observasi. Data

29

3. Merusak kinerja jantung

Tekanan darah tinggi yeng terus menerus menyebabkan jantung

seseorang bekerja keras ektra. Pada akhirnya kondisi ini berakibat

terjadinya kerusakan pada pembuluh darah jantung, ginjal, otak dan mata.

Jantung yang bertugas mendistribusikan darah keseluruh tubuh tidak bisa

lagi menjalankan fungsinya.

4. Kerusakan mata

Adanya gangguan dalam tekanan darah akan menyebabkan

perubahan-perubahan dalam retina pada belakang mata. Pemeriksaan mata

pada pasien dengan hipertensi berat dapat mengungkapkan kerusakan,

penyempitan pembuluh darah kecil, kebocoran darah kecil, pada retina dan

pembengkakan retina mata.

5. Resintensi pembuluh darah

Peningkatan resistensi ini menyebabkan otot jantung bekerja lebih

keras untuk memompa darah melalui pembuluh-pembuluh darah.

Peningkatan beban kerja ini dapat menegangkan jantung yang dapat

menjurus pada kelainan-kelainan jantung yang umumnya pertama kali

terlihat sebagai pembesaran otot jantung.

6. Stroke

Stroke umumnya di sebabkan oleh suatu hemorrhage (kebocoran

darah atau leaking blood) atau suatu gumpulan darah (thrombosis) dari

pembuluh- pembuluh darah yang mensuplay darah keotak. Gejala- gejala

dan tanda- tanda pasien dievaluasi untuk menilai kerusakan saraf. Stroke

Page 49: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/270/1/50.pdf · Instrumen penelitian menggunakan kuesioner DASS, stetoskop serta lembar observasi. Data

30

dapat menyebabkan kelemahan, kaki kesemutan, kesulitan bicara dan

penglihatan menjadi kabur atau tidak dapat melihat.Komplikasi hipertensi

dapat menyebabkan penyakit jantung koroner, infark jantung, stroke dan

gagal ginjal. Komplikasi dari hipertensi tersebut dapat menyebabkan

angka kematian yang tinggi. Dampak dari penyakit hipertensi para lansia

dapat memicu terjadinya resiko serangan jantung, stroke, dan gagal ginjal

(Depkes, 2007).

2.2.7 Penatalaksanaan Hipertensi

Pengobatan bisa dilakukan dengan pengobatan tradisional (non

faramkologi) dan pengobatan modern (farmakologi). Tujuannya untuk

menghindari terjadinya komplikasi dan dampak yang lebih serius terhadap

kesehatan (Yekti, 2011).

1. Pengobatan tradisional (non farmakologi)

Pengobatan ini menggunakan bahan- bahan alami yang ada di sekitar

kita. Pengobatan ini tidak memiliki efek samping tetapi pebgobatannya

tidak bisa secara langsung, perlu sabar, ketelatenan dan manfaatnya baru

akan kelihatan dalam jangka panjang. Bahan- bahan alami yang sudah

terbiasa dan terbukti ampuh untuk mengobati tekanan darah yaitu,

mengkudu (morinda citrifolia l), daun salam (syzigium polyanthum),

rumput laut (lamina japonica), mentimun (cucumis sativus) dan temu

hitam (curcuma aeruginoa roxb).

Page 50: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/270/1/50.pdf · Instrumen penelitian menggunakan kuesioner DASS, stetoskop serta lembar observasi. Data

31

2. Pengobatan modern (farmakologi)

Pengobatan ini menggunakan obat- obatan kimia, biasanya obat-

obatan kimia ini di tangani dan diawasi oleh dokter setelah pasien

penderita tekanan darah menjalani serangkaian proses pemeriksaan.

Namun untuk penggunaan dan pemakaian haruslah dengan resep ndan

pengawasan dokter, mengingat adanya efek samping dan indikasi- indikasi

tertentu yang hanya di mengerti dokter, yaitu dieuretik tiazide merupakan

obat pertama yang diberikan untuk mengobati tekanan darah, juga dapat

membantu ginjal membuang garam dan air dan penghambatan adrenergic

yang menghambat efek sistem saraf simpatis, obat Hipertensi tersebut

diantaranya captopril, amlodipine.

2.3 Konsep Lansia

2.3.1 Definisi Lansia

Lansia adalah bagian dari proses tumbuh kembang. Manusia tidak secara

tiba-tiba menjadi tua, tetapi berkembang dari bayi, anak-anak, dewasa dan

akhirnya menjadi tua (Azizah, 2011). Lansia bukan suatu penyakit, namun

merupakan tahap lanjut dari suatu proses kehidupan yang ditandai dengan

kemampuan tubuh untuk beradaptasi dengan stres lingkungan (Pujiastuti, 2003

dikutip dalam Effendi, 2013). Lansia merupakan seorang pria atau wanita yang

telah mencapai usia 60 tahun ke atas (Undang-Undang No. 13 tahun 1998, dalam

Nugroho, 2008). Peneliti menyimpulkan bahwa lansia adalah lansia sangat

penting bagi perawat dalam menangani lansia dengan hipertensi untuk

mengingatkan atau membimbing terhadap pemenuhan kebutuhan spiritualnya

Page 51: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/270/1/50.pdf · Instrumen penelitian menggunakan kuesioner DASS, stetoskop serta lembar observasi. Data

32

guna mengurangi stres atau ketegangan psikologis dalam hidup, sehingga dapat

meningkatkan kualitas hidupnya.

2.3.2 Klasifikasi Lansia

Klasifikasi lansia dibagi menjadi 5 yaitu pralansia, lansia, lansia resiko

tinggi, lansia potensial, dan lansia tidak potensial. Pralansia (prasenelis) adalah

seseorang yang berusia antara 45-59 tahun. Lansia yaitu seseorang yang berusia

60 tahun atau lebih, untuk lansia resiko tinggi yaitu seseorang yang berusia 70

tahun atau lebih dan bermasalah dengan kesehatan seperti, menderita rematik,

demensia, mengalami kelemahan dan lain-lain, sedangkan lansia potensial yaitu

lansia yang masih mampu melakukan pekerjaan atau kegiatan yang dapat

menghasilkan barang ataupun jasa, Lansia tidak potensial yaitu lansia yang tidak

berdaya memcari nafkah, sehingga hidupnya bergantung pada bantuan orang lain

(Nugroho, 2017). Batasan-batasan lansia :

1. Menurut WHO, klasifikasi lansia adalah :

a. Usia Pertengahan (middle age) 45 – 59 tahun

b. Lansia (elderly) 60 – 74 tahun

c. Lansia tua (old) 59-90 tahun

d. Lansia sangat tua (vey old) diatas 90 tahun

2. Menurut Depkes RI, 2009 klasifikasi lansia adalah :

a. Lansia awal 46 – 55 tahun

b. Lansia akhir 56 – 65 tahun

c. Lansia manula atas 65- samapai atas

Page 52: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/270/1/50.pdf · Instrumen penelitian menggunakan kuesioner DASS, stetoskop serta lembar observasi. Data

33

2.3.3 Tipe-tipe Lansia

Tipe lansia di bagi menjadi 5 yaitu tipe arif bijaksana, tipe mandiri, tipe

tidak puas, tipe pasrah dan tipe bingung (Nugroho, 2017).

1. Tipe arif bijaksana yaitu kaya dengan hikmah, pengalaman, penyesuaian

diri dengan perubahan jaman, mempunyai kesibukan, bersikap ramah,

rendah hati, sederhana, dermawan, memenuhi undangan, dan menjadi

panutan

2. Tipe mandiri yaitu menganti kegiatan yang hilang dengan yang baru,

selektif dalam mencari pekerjaan, bergaul dengan teman, dan memenuhi

undangan.

3. Tipe tidak puas yaitu konflik lahir batin menantang proses penuaan

sehingga menjadi pemarah, tidak sabar, mudah tersinggung, sulit dilayani,

pengkritik, dan banyak menuntut.

4. Tipe pasrah yaitu menerima dan menunggu nasib baik, mengikuti kegiatan

agama dan melakukan pekerjaan apa saja.

5. Tipe bingung yaitu kaget, kehilangan, kepribadian, mengasingkan diri,

minder, menyesal, pasif, dan acuh tak acuh.

2.3.4 Perubahan Proses Menua

Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi didalam

kehidupan manusia. Proses menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak

hanya dimulai dari suatu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan

kehidupan. Menjadi tua merupakan proses alamiah, yang berarti seseorang telah

melalui tiga tahap kehidupannya, yaitu anak, dewasa, dan tua. Tiga tahap ini

Page 53: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/270/1/50.pdf · Instrumen penelitian menggunakan kuesioner DASS, stetoskop serta lembar observasi. Data

34

berbeda, baik secara biologis maupun psikologis. Memasuki usia tua berarti

mengalami kemunduran, misalnya kemunduran fisik yang ditandai dengan kulit

yang mengendur, rambut memutih, gigi mulai ompong, pendengaran kurang jelas,

penglihatan semakin memburuk, gerakan lambat, dan figur tubuh yang tidak

profesional (Nugroho, 2017).

Proses menua mengakibatkan terjadinya banyak perubahan pada lansia.

Perubahan-perubahn itu meliputi perubahan fisik, psikososial, dan kognitif

(Ratnawani, 2010) :

1. Kardiovaskuler : Kemampuan memompa darah menurun, elstis pembuluh

darah menurun, serta mengkatnya resistensi pembuluh darah perifer

sehingga tekanan darah meningkat.

2. Respirasi : Elastisitas paru menurun, kapasitas residu meningkat sehingga

menarik nafas lebih berat, dan terjadi penyempita bronkus.

3. Persyarafan : Saraf panca indra mengecil sehingga fungsinya menurun dan

lambat dalam merespon dan waktu bereaksi khususnya yang berhubungan

dengan stress.

4. Muskuloskeletal : Cairan tulang menurun sehingga mudah rapuh

(Osteoporosis), bengkak (kifosis), persendian membesar dan menjadi kaku.

5. Gastrointestinal : Esofagus membesar, asam lambung menurun, lapar

menurun, dan paristaltik menurun.

6. Vesika urinaria : Otot – otot melemah, kapasitasnya menurun, dan retensi

urine.

Page 54: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/270/1/50.pdf · Instrumen penelitian menggunakan kuesioner DASS, stetoskop serta lembar observasi. Data

35

7. Kulit : Keriput serta kulit kepala dan rambut menipis, elastisitas menurun,

rambut memutih (uban), dan kelenjar keringat menurun

2.3.5 Perubahan Sosial

Perubahan fisik yang dialami lansia seperti berkurangnya fungsi indera

pendengaran, penglohatan, gerak fisik dan sebagainya menyebabkan gangguan

fungsional atau bahkan kecacatan pada lansia, misalnya bahu membungkuk,

pendengaran sangat berkurang, penglihatan kabur sehingga sering menimbulkan

keterasingan. Keterasingan ini akan menyebabkan lansia semakin depresi, lansia

akan menolak untuk berkomunikasi dengan orang lain (Ratnawati, 2010)

1. Perubahan Aspek psikososial

Fungsi kognitif meliputi belajar, persepsi, pemahan, pengalaman, dan lain-

lain. Pada umunya, setelah orang memasuki masa lansia, ia mengalami

penurunan fungsi kognitif dan psikomotor sehingga menyebabkan reaksi

dan perilaku lansia menjadi makin tidak seoptimal pada saat muda. Fungsi

psikomotor (konatif) meliputi hal-hal yang berhubungan dengan dorongan,

seperti gerakan, tindakan, koordinasi, yang berakibat bahwa lansia menjadi

kurang aktif dari waktu muda (Priyoto, 2015).

Page 55: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/270/1/50.pdf · Instrumen penelitian menggunakan kuesioner DASS, stetoskop serta lembar observasi. Data

36

BAB 3

KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESA PENELITIAN

3.1 Kerangka Konseptual

Kerangka Koseptual adalah merupakan dasar pemikiran pada penelitian

yang dirumuskan dari fakta-fakta, observasi dan tinjuan pustaka.

Keterangan :

: Diteliti

:Tidak diteliti

:Hubungan

: Pengaruh

Gambar 3.1 Kerangka Konsep Hubungan antara tingkat stres dengan

kejadian hipertensi pada lansia

Kerangka konsep dalam

penelitian ini adalah faktor yang

mempengaruhi stress pada

lansia :

1. Daiky hasles

2. Personal

3. Stressor

4. Appraisal

Faktor yang mempengaruhi

hipertensi pada lansia :

1. Toksin

2. Faktor genetik

3. Umur

4. Jenis kelamin

5. Obesitas

6. Merokok

7. Narkoba

Tingkat stress pada

lansia

Hipertensi pada

lansia

Page 56: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/270/1/50.pdf · Instrumen penelitian menggunakan kuesioner DASS, stetoskop serta lembar observasi. Data

37

Dari gambar 3.1 Menjelaskan bahwa faktor yang mempengaruhi stres pada

lansia yaitu ada Daiky hasles, personal, stressor dan appraisal sehingga

menyebabkan Tingkat stres pada lansia kemudian faktor yang mempengaruhi

hipertensi pada lansia yaitu ada toksin, faktor genetik, umur, jenis kelamin,

obesitas, merokok dan narkoba sehingga mengakibatkan hipertensi pada lansia.

3.2 Hipotesis Penelitian

Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah:

H1 : Ada hubungan antara tingkat stres dengan kejadian hipertensi pada lansia

di Posyandu Bodronoyo Kelurahan Ngegong Kecamatan Manguharjo Kota

Madiun.

Page 57: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/270/1/50.pdf · Instrumen penelitian menggunakan kuesioner DASS, stetoskop serta lembar observasi. Data

38

BAB 4

METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian korelasi melalui pendekatan

Cross Sectional. Dimana seluruh variabel yang diamati, diukur pada saat

penelitian berlangsung. Penelitian ini menggunakan data primer untuk mengetahui

hubungan antara tingkat stres dengan kejadian hipertensi pada lansia di

puskesmas patihan. Dimana variabel bebas yaitu tingkat stres dan variabel terikat

yaitu terjadinya kejadian hipertensi yang akan dikumpulkan dalam waktu

bersamaan.

4.2 Populasi dan Sampel

4.2.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh lansia yang mengalami

hipertensi di Posyandu lansia Bodronoyo kelurahan Ngegong Kecamatan

Manguharjo Kota Madiun yang berjumlah 42 orang.

4.2.2 Sampel

Sampel merupakan bagian populasi yang dipilih dengan menyeleksi porsi

dan populasi yang dapat mewakili kriteria populasi (Nursalam, 2016). Besar

sample dalam penelitian ini menggunakan rumus Slovin, sebagai berikut:

Page 58: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/270/1/50.pdf · Instrumen penelitian menggunakan kuesioner DASS, stetoskop serta lembar observasi. Data

39

𝑛 =𝑁

1 + 𝑁 (𝑑2)

Keterangan :

n : Perkiraan sampel

N : Jumlah Populasi

d : tingkat signifikansi (α = 0,01)

𝑛 =𝑁

1 + 𝑁 (𝑑2)

𝑛 =42

1 + 42(0,01)

𝑛 =42

1,42

𝑛 = 29,5

𝑛 = 30

Setelah dilakukan perhitungan, didapatkan sampel kasus sebanyak 30

responden. Adapun kriteria sampel dibagi menjadi 2 sebagai berikut :

1. Kriteria inklusi

Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah:

a. Lansia di wilayah Posyandu Bodronoyo

b. Bersedia menjadi responden

2. Kriteria eksklusi

Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah:

a. Dalam keadaan kritis atau sakit keras

b. Dengan penyakit penyerta, seperti penyakit jantung

c. Tidak mengikuti kegiatan di Posyandu saat penelitian dilakukan

Page 59: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/270/1/50.pdf · Instrumen penelitian menggunakan kuesioner DASS, stetoskop serta lembar observasi. Data

40

4.3 Teknik Sampling

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

probability sampling dengan simple random sampling dengan prosedur sebagai

berikut :

1. Mencatat pada kertas nama-nama calon responden yang terdapat dalam

populasi sejumlah 42 orang.

2. Kemudian kertas yang sudah dicatat nama tersebut digulung dan

dimasukkan ke dalam toples.

3. Lalu toples yang berisi kertas undian tersebut dikocok sampai merata.

4. Mengambil satu persatu undian sesuai dengan jumlah sampel yang telah

ditetapkan sebelumnya sampai jumlah 30 orang / responden.

Page 60: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/270/1/50.pdf · Instrumen penelitian menggunakan kuesioner DASS, stetoskop serta lembar observasi. Data

41

4.4 Kerangka Kerja Penelitian

Keitu harus dijabarkan kedalam variabel-variabel. Dari variabel itulah

konsep dapat disusun dan diukur (Notoatmojo, 2012).

oran

Gambar 4.1 Kerangka kerja hubungan tingkat stres dengan kejadian hipertensi

pada lansia di Posyandu Bondronoyo Kelurahan Ngegong

Kecamatan Manguharjo Kota Madiun.

Populasi

Seluruh anggota Posyandu Lansia Bodronoya Kelurahan Ngegong Kecamatan

Manguharjo Kota madiun yang berjumlah 42 orang

Teknik Sampling:

Simple Random Sampling

Sample

Anggota Posyandu di Bondronoyo Kelurahan Ngegong Kecamatan Manguharjo Kota Madiun

sebanyak 30 orang

Pengumpulan data :

mengukur tekanan darah sebelum diberikan kuesioner

Variabel bebas :

Tingkat stres di Posyandu Bodronoyno

Kelurahan Ngegong Kecamatan Manguharjo Kota Madiun

Variabel terikat :

Kejadian hipertensi di Posyandu Bodronoyno

Kelurahan Ngegong Kecamatan Manguharjo Kota madiun

Pengolahan data :

Editing, Coding, Skoring, Data Entry, Cleaning

Analisa Data :

Spearman rank dengan a 0,05

Hasil dan Kesimpulan

Page 61: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/270/1/50.pdf · Instrumen penelitian menggunakan kuesioner DASS, stetoskop serta lembar observasi. Data

42

4.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

4.5.1 Variabel Penelitian

1. Variabel Independen (Bebas)

Variabel independen dalam penelitian ini adalah tingkat stres lansia.

2. Variabel Dependen (Terikat)

Variabel Dependen dalam penelitian ini adalah kejadian hipertensi.

4.5.2 Definisi Operasional Variabel

Tabel 4.1 Definisi Operasional Variabel Penelitian

Variabel Definisi

Operasional Parameter Alat Ukur

Skala

Data Skor

Variabel

Independent

tingkat stres

di Posyandu

Bodronoyno

Kelurahan

Ngegong

Kecamatan

Manguharjo

Kota

Madiun

Hasil

pengukuran

denga istrumen

DAAS tentang

Gangguan

mental yang

dialami

responden di

Posyandu

Bonronoyo

akibat adanya

tekanan dalam

kehidupan

sehari-hari.

Skala stres yang

terdiri dari :

1. Sulit rileks

(pada nomor 1,

2, 3)

2. Gugup (pada

nomor 4, 5)

3. Mudah Marah /

gelisah (6, 7, 8)

4. Mudah

tersingggung /

sensitif (pada

nomor 10, 11)

5. Tidak sabaran

(12, 13, 14)

Kuesioner

dengan

menggunakan

instrumen

DAAS

(Depressi on

Anxiety Scale)

(Lovibond &

Lovibond,

1995)

Ordinal 0: tidak pernah

1: kadang-kadang

2: sering

3: hampir setiap

saat

Kriteria skor :

Normal : 0-14

Ringan : 15 – 18

Sedang : 19 – 25

Berat : 26 – 33

Sangat berat : > 34

Variabel

dependen

Kejadian

Hipertensi

di Posyandu

Bodronoyno

Kelurahan

Ngegong

Kecamatan

Manguharjo

Kota

Madiun

Peningkatan

tekanan darah

yang dialami

pada lansia di

puskesmas

patihan dengan

rata-rata

≥140/90 mmHg

Tekanan darah

sistol.

Tekanan darah

diastol

Tensimeter,

stetoskop dan

lembar

observasi

Ordinal KlasifikasiTekanan

Darah :

1. Hipertensi

Normal = 0

2. Hipertensi

tingkat 1 =1

3. Hipertensi

tingkat 2 =2

4. Hipertensi

tingkat 3 =3

Page 62: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/270/1/50.pdf · Instrumen penelitian menggunakan kuesioner DASS, stetoskop serta lembar observasi. Data

43

4.6 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat bantu atau fasilitas yang digunakan oleh

peneliti dalam mengumpulkan data agar perkerjaanya lebih mudah dan hasilnya

lebih baik (cermat, lengkap, sistematis) sehingga lebih mudah diolah (Saryono,

2011). Dalam penelitian ini menggunakan kuesioner. Kusioner yang digunakan

peneliti dalam penelitian ini adalah kuesioner tertutup mengenai hubungan tingkat

stress dengan kejadian hipertensi pada lansia di Puskesmas Patihan. Untuk

variabel tingkat stress pada lansia peneliti menggunakan kuesioner DASS

(Depression Anxiety Stress Scale) sebanyak 14 pertanyaan dengan empat kriteria

jawaban yaitu jawaban “tidak pernah” diberi nilai (0), jawaban “jarang” diberi

nilai (1), jawaban “kadang-kadang” di beri nilai (2), jawaban “sering” diberi nilai

(3), jawaban “selalu” diberi nilai (4). Responden menjawab pertanyaan dengan

memberikan tanda centang (√) sesuai jawaban yang dipilih oleh responden.

Variabel Hipertensi di ukur menggunakan stetoskop dan tensimeter dan lembar

observasi.

4.7 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian telah dilakukan di Puskesmas Patihan Kota Madiun pada

bulan Mei-Juni 2018.

4.8 Prosedur Pengumpulan Data

1. Mengurus ijin penelitian dengan membawa surat ijin dari STIKES Bhakti

Mulia Madiun Kepada Badan Kesatuan Bangsa Dan Politik Kota Madiun

Page 63: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/270/1/50.pdf · Instrumen penelitian menggunakan kuesioner DASS, stetoskop serta lembar observasi. Data

44

2. Mengurus ijin penelitian dengan membawa surat ijin dari Badan Kesatuan

Bangsa Dan Politik Kepada Kepala Dinas Kesehatan Kota Madiun

3. Mengurus ijin dengan membawa surat ijin dari Dinas Kesehatan Kota

Madiun Kepada Puskesmas Patihan Kota Madiun

4. Mengurus ijin dengan membawa surat ijin dari Puskesmas Patihan Kota

Madiun Kepada kader Posyandu Bodroyono Kelurahan Ngegong

Kecamatan Manguharjo Kota Madiun

5. Meminta data lansia yang mengalami Hipertensi di Posyandu Bodronoyo

6. Memberi penjelasan kepada calon responden dan bila bersedian menjadi

menjadi responden dipersilahkan inform consent.

7. Melakukan pendataan indentitas pada subjek penelitian

8. Memberi pengarahan tentang kegiatan yang dilakukan berkaitan dengan

penelitian kepada subjek selama penelitian berlangsung

9. Melakukan pengukuran tingkat tekanan darah dengan menggunakan

tensimeter dan stetoskop

10. Memberikan pengarahan tentang koesioner atau pertanyaan yang diberikan

kepada subjek selama penelitian.

4.9 Pengolahan Data

Setelah data dikelompokan lalu data diolah dengan langkah-langkah

sebagai berikut :

1. Editing

Hasil dari data lapangan harus dilakukan penyuntingan (editing)

terlebih dahulu. Secara umum editing merupakan kegiatan untuk

Page 64: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/270/1/50.pdf · Instrumen penelitian menggunakan kuesioner DASS, stetoskop serta lembar observasi. Data

45

pengecekan dan perbaikan. Apabila ada data-data yang belum lengkap,

jika memungkinkan perlu dilakukan pengambilan data ulang untuk

melengkapi data-data tesebut, tetapi apabila tidak memungkinkan maka

data yang tidak lengkap tersebut tidak diolah atau dimasukan dalam

pengolahan “data missing”.

2. Coding

Setelah data diedit atau disunting, selanjutnya dilakukan pengkodean

atau Coding, yakni mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi

data angka atau bilangan.

a. Kode pada variabel tingkat stres pada Hipertensi adalah :

1) Stres sangat berat = 5

2) Stres berat = 4

3) Stres sedang = 3

4) Stres ringan = 2

5) Tidak stres = 1

b. Kode pada variabel Hipertensi

1) Hipertensi normal = 0

2) Hipertensi tingkat 1 = 1

3) Hipertensi tingkat 2 = 2

4) Hipertensi tingkat darurat = 3

c. Kode pada variabel lansia :

1) Jenis kelamin

- Laki-laki = 1

Page 65: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/270/1/50.pdf · Instrumen penelitian menggunakan kuesioner DASS, stetoskop serta lembar observasi. Data

46

- Wanita = 2

2) Usia

- 50-60 = 1

- 61-70 = 2

- 71-80 = 3

- 81-90 = 4

3) Pendidikan

- Tidak sekolah = 1

- SD = 2

- SMP = 3

- SMA = 4

- PT = 5

3. Scoring

a. Kuesioner tingkat stres terdiri dari 14 pertanyaan dengan empat

kriteria jawaban yaitu jawaban “tidak pernah” diberi nilai (0), jawaban

“jarang” diberi nilai (1), jawaban “kadang-kadang” di beri nilai (2),

jawaban “sering” diberi nilai (3), jawaban “selalu” diberi nilai (4), lalu

nilai dari 14 pertanyaan tersebut dijumlah. Hasil skor stres diperoleh

dengan cara menjumlahkan skor tiap-tiap pertanyaan dari 14

pertanyaan tersebut. Kemudian baru ditentukan dalam lima tingkatan

stres dengan skor sebagai berikut :

- Stres sangat berat jika nilai ≥34

- Stres berat jika nilai skor 26-33

Page 66: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/270/1/50.pdf · Instrumen penelitian menggunakan kuesioner DASS, stetoskop serta lembar observasi. Data

47

- Stres sedang jika nilai skor 19-25

- Stres ringan jika nilai skor 15-18

- Tidak stres jika nilai skor 0

b. Tingkat Skor pada variabel Hipertensi pada lansia:

a. Hipertensi normal = 0

b. Hipertensi tingkat 1 = 1

c. Hipertensi tingkat 2 = 2

d. Hipertensi tingkat darurat = 3

4. Data Entry

Data yang dalam bentuk “kode” (angka dan huruf) dimasukan ke

dalam progam atau “software” komputer. Dalam proses ini dituntut

ketelitian dari orang yang melakukan “data Entry” ini. Apabila tidak maka

terjadi bias, meski hanya memasukan data.

5. Cleaning

Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden selesai

dimasukan, perlu dicek kembali untuk melihat kemungkinan-kemungkinan

adanya kesalahan-kesalahan kode, ketidaklengkapan atau sebagainya,

kemudian dilakukan pembetulan atau koreksi. Proses ini disebut

pembersihan data (data cleaning).

4.10 Teknik Analisis Data

4.10.1 Analisis Univariat

Analisa Univariat Anlisis data univariat bertujuan untuk menjelaskan atau

mendiskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian. Pada analisa data

Page 67: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/270/1/50.pdf · Instrumen penelitian menggunakan kuesioner DASS, stetoskop serta lembar observasi. Data

48

univariat ini digunakan untuk menganalisis hubungan antara tingkat stres dengan

kejadian Hipertensi pada lansia di Posyandu Bodronoyo Kelurahan Ngegong

Kecamatan Manguharjo Kota Madiun. Pada penelitian ini meliputi data umum

dan khusus yang termasuk data umum meliputi usia, jenis kelamin, pendidikan,

pekerjaan sedangkan data khusus meliputi tingkat stres dan Hipertensi.

Rumus yang digunakan dalam distribusi frekuensi adalah sebagai berikut:

𝑃 =F

nx 100%

Keterangan :

P : Persentase

F : Frekuensi yang sedang dicari alternatif jawaban

N : Jumlah frekuensi seluruh alternatif jawaban

100% : Bilangan genap

4.10.2 Analisis Bivariat

Apabila telah dilakukan analisis bivariat tersebut, hasilnya akan diketahui

karakteristik atau distribusi setiap variabel, dan dapat dilanjutkan analisis bivariat.

Anaisis bivariat dilakukan terhadap dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel

terikat yang diduga adanya hubungan atau berkolerasi dengan menggunakan uji

statistik (Notoatmodjo, 2012). Dalam penelitian ini analisa bivariat dilakukan

untuk mengetahui hubungan tingkat stres dengan kejadian Hipertensi pada lansia

di Puskesmas Patihan Kota Madiun. Data penelitian ini menggunakan skala

ordinal dan ordinal maka uji statistik yang diguankan adalah uji spearman rank.

Uji sperman rank adalah semua hipotesis untuk kategori. Uji ini

mempunyai persyaratan antara lain : Mencari hubungan antara dua variabel X

Page 68: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/270/1/50.pdf · Instrumen penelitian menggunakan kuesioner DASS, stetoskop serta lembar observasi. Data

49

sebagai variabel independen atau sebab dan Y sebagai variabel dependen atau

akibat, berskala data minimal ordinal, besar sampel, paling kecil 4 samapi 30

subyek yang diteliti dan menggunakan analisa data uji sperman rank dengan taraf

signifikasi yaitu α 0,05. (Sopiyudin, 2009).

1. Apabila nilai p value>0,05 yang artinya H0 diterima dan Ha ditolak yang

berarti tidak ada hubungan tingkat stres dengan kejadian Hipertensi pada

lansia di Puskesmas Patihan.

2. Apabila nilai p value<0,05 yang artinya H0 ditolak dan Ha diterima yang

berarti ada hubungan tingkat stres dengan kejadian Hipertensi pada lansia

di Puskesmas Patihan. Bila p value< α (0,005), maka signifikan atau ada

hubungan menurut Sugiyo (2011) pedoman untuk memberikan interpretasi

koefisien korelasi sebaai berikut :

a. 0,00-0,199 : sangat rendah

b. 0,20-0,399 : rendah

c. 0,40-0,599 : sedang

d. 0,60-0,799 : kuat

e. 0,80-1,000 : sangat kuat

4.11 Etika Penelitian

Pelaku penelitian atau peneliti dalam menjalankan tugas meneliti atau

Melakukan penelitian hendaknya memegang teguh sikap ilmiah (scientific

attitude) serta berpegang teguh pada etika penelitian meskipun mungkin

penelitian yang dilakukan tidak akan merugikan atau membahayakan bagi subjek

penelitian (Notoatmodjo, 2012).

Page 69: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/270/1/50.pdf · Instrumen penelitian menggunakan kuesioner DASS, stetoskop serta lembar observasi. Data

50

1. Menghormati harkat dan martabt manusia (respect for humon dignity)

Peneliti perlu mempertimbangkan hak-hak subyek penelitian untuk

mendapatkan informasi tentang tujuan peneliti melakukan penelitian

tersebut. Disamping itu, peneliti juga memberikan kebevasan kepada

subyek untuk memberikan informasi atau tidak memberikan informasi

(berpartisipasi). Peneliti mempersiapkan formulir persetujuan subyek

(inform consent)yang mencangkup :

a. Penjelasan manfaat penelitian

b. Penjelasan kemungkinan resiko dan ketidaknyamanan yang

ditimbulkan

c. Menjelaskan manfaat yang didapatkan

d. Jaminan kerahasiaan terhadap identitas

2. Menghormati privasi dan kerahasiaan subyek penelitian (respect for

privacy and confidentiality)

Setiap orang mempunyai hak-hak dasar individu termasuk privasi dan

kebebasan individu dalam memberikan informasi. Oleh sebab itu peneliti

tidak boleh menampilkan informasi mengenai indentitas dan kerahasiaan

indentitas subyek.

3. Keadilan dan iklusivitas atau keterbukaan (respect for justicean

inclusivess)

Keterbukaan dan adil perlu dijaga oleh peneliti dengan kejujuran,

keterbukaan, dan kehati-hatian. Untuk itu, lingkungan penelitian perlu

Page 70: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/270/1/50.pdf · Instrumen penelitian menggunakan kuesioner DASS, stetoskop serta lembar observasi. Data

51

dikondisikan sehingga memenuhi prinsip keterbukaan, yakni dengan

menjelaskan prosedur penelitian.

4. Memperhitungkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan (balancing

harms and benefits)

Sebuah penelitian hendaknya memperoleh manfaat semaksimal mungkin

bagi subyek. Oleh sebab itu, pelaksanaan penelitian harus dapat mencegah

atau paling tidak mengurangi rasa sakit, cidera, stres, maupum kematian

subyek penelitian.

Page 71: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/270/1/50.pdf · Instrumen penelitian menggunakan kuesioner DASS, stetoskop serta lembar observasi. Data

52

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan disajikan hasil dan pembahasan dari pengumpulan data

dengan koesioner yang telah diisi oleh responden dan penilaian yang telah

dilakukan pada responden. Pengumpulan data dilakukan selama 5 hari yaitu 8 juni

2018 jumlah responden 30 lansia. Penyajian data dibagi menjadi dua yaitu data

umum dan data khusus. Data umum berisi karakteristik responden meliputi jenis

kelamin, usia, pendidikan. Data khusus yang disajikan berdasarkan hasil

pengukuran tingkat stres dan tekanan darah pada lansia.

5.1 Hasil Penelitian

5.1.1 Gambaran Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Posyandu wilayah Puskesmas patihan.

Puskesmas patihan terdapat 4 posyandu yaitu posyandu Bodronoyo kelurahan

sogaten, posyandu bismo kelurahan patihan, posyandu bolodewe kelurahan

ngegong, posyandu reksogati kelurahan sogaten. Penelitian ini dilaksanakan di

Posyandu Bodronoyo sebanyak 30 lansia sedangkan Posyandu Bodronoyo terletak

di gedung kelurahan sogaten Kota Madiun yang dilaksanakan oleh kader wilayah

setempat sebanyak 8 kader.

Page 72: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/270/1/50.pdf · Instrumen penelitian menggunakan kuesioner DASS, stetoskop serta lembar observasi. Data

53

5.1.2 Data Umum

Data ini menyajikan karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin,

pendidikan, dan pekerjaan.

5.1.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Penelitian karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin akan

ditunjukkan pada tabel berikut ini :

Tabel 5.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di

Posyandu Bodronoyo Kelurahan Ngegong Kecamatan

Manguharjo Kota Madiun Bulan Mei 2018.

No Jenis Kelamin Frekuensi (f) Prosentase (%)

1. Laki-laki 4 13,3

2. Perempuan 26 86,7

Total 30 100,0

Sumber: Data Primer, 2018

Tabel 5.1 menunjukkan bahwa sebagian besar responden berjenis kelamin

perempuan sejumlah 26 orang (13,3 %).

5.1.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

Penelitian karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan

akan ditunjukkan pada tabel berikut ini :

Tabel 5.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan di

Posyandu Bodronoyo Kelurahan Ngegong Kecamatan

Manguharjo Kota Madiun Bulan Mei 2018.

No Pendidikan Stres

Frekuensi (f) Prosentase (%)

1 Tidak sekolah 1 3,3

2 Tamat pendidikan dasar (SD) 3 10,0

3 Tamat pendidikan menengah (SMP) 5 16,7

4 Tamat pendidikan menengah atas (SMA) 19 63,3

5 Tamat pendidikan tinggi (PT) 2 6,7

Total 30 100

Sumber: Data Primer, 2018

Page 73: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/270/1/50.pdf · Instrumen penelitian menggunakan kuesioner DASS, stetoskop serta lembar observasi. Data

54

Tabel 5.2 dapat diketahui bahwa tingkat pendidikan terbanyak adalah

SMA sejumlah 19 orang (63,3%), sedangkan tingkat pendidikan paling

sedikit adalah tidak sekolah sejumlah 2 orang (3,3%).

5.1.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Penelitian karakteristik responden berdasarkan usia akan ditunjukkan

pada tabel berikut ini :

Tabel 5.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Di Posyandu

Bodronoyo Kelurahan Ngegong Kecamatan Manguharjo Kota

madiun Bulan Mei 2018

No Usia Frekuensi (f) Presentase (%)

1. 50-60 7 23,3

2. 61-70 12 40,0

3. 71-80 9 30,0

4. 81-90 2 6,7

Total 30 100

Sumber: Data Primer, 2018

Tabel 5.3 menunjukkan bahwa rata-rata usia penderita stres terbesar

berada pada usia 61-70 tahun berjumlah 12 orang (40,0 %) dan terendah

pada usia 81-90 berjumlah 2 orang (3,3 %).

5.1.3 Data Khusus

5.1.3.1 Tingkat Stres Pada Lansia di Puskesmas Patihan

Tingkat stres pada lansia dikelompokkan menjadi 5 kategori yang

terdiri dari normal (tidak stres), stres ringan, stres sedang, stres berat, stres

sangat berat. Berikut ini tabel data tingkat stres pada lansia di Posyandu

Bodronoyo Kelurahan Ngegong Kecamatan Manguharjo Kota Madiun.

Page 74: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/270/1/50.pdf · Instrumen penelitian menggunakan kuesioner DASS, stetoskop serta lembar observasi. Data

55

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Stres

No Tingkat stres Frekuensi (f) Presentase (%)

1 Stres normal 18 60,0

2 Stres ringan 8 26,7

3 Stres sedang 4 13,3

4 Stres berat 0 0

5 Stres sangat berat 0 0

Total 30 100

Sumber : Hasil Olah Data Responden Pada SPSS di Posyandu Bodronoyo 2018

Berdasarkan tabel 5.4 dapat diketahui bahwa pada lansia di Posyandu

Bondronoyo Kelurahan Ngegong Kecamatan Manguharjo Kota Madiun

sebagian besar mengalami stres normal dengan jumlah 18 responden

(60,0%), stres ringan dengan jumlah 8 responden (26,7%), sebagian kecil

yang mengalami stres sedang 4 responden (13,3%), dan tidak terdapat

responden yang mengalami stres tingkat berat dan stres tingkat sangat

berat.

5.1.3.2 Hipertensi Pada Lansia di Puskesmas Patihan

Hipertensi pada lansia dikelompokan menjadi 4 yaitu Hipertensi

normal, hipertensi tingkat 1, Hipertensi tingkat 2, Hipertensi tingkat

darurat.di Posyandu Bodronoyo Kelurahan Ngegong Kecamatan

Manguharjo Kota Madiun ditunjukkan pada tabel sebagai berikut :

Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Hipertensi

No Hipertensi pada lansia Frekuensi (f) Presentase(%)

1 Normal 11 36,7

2 Hipertensi tingkat 1 7 23,3

3 Hipertensi tingkat 2 6 20,0

4 Hipertensi tingkat darurat 6 20,0

Total 30 100

Sumber : Hasil Olah Data Responden Pada SPSS di Posyandu Bodronoyo 2018

Berdasarkan tabel 5.5 dapat diketahui bahwa pada lansia di Posyandu

Bodronoyo Kelurahan Ngegong Kecamatan Manguharjo Kota Madiun.

sebagian besar mengalami tekanan darah normal dengan jumlah 11

Page 75: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/270/1/50.pdf · Instrumen penelitian menggunakan kuesioner DASS, stetoskop serta lembar observasi. Data

56

responden (36,7%), sedangkan Hipertensi tingkat 1 dengan jumlah 7

responden (23,3%), Hipertensi tingkat 2 dengan jumlah 6 responden

(20,0%), Hipertensi tingkat darurat dengan jumlah 6 responden (20,0%).

5.1.3.3 Hubungan Tingkat Stres dengan Kejadian Hipertensi Pada Lansia di

Puskesmas Patihan Kota Madiun.

Hasil perhitungan crosstab tingkat stres dan hipertensi adalah sebagai

berikut :

Tabel 5.6 Crosstab Hubungan Tingkat Stres dengan Kejadian Hipertensi

Pada Lansia di Posyandu Bodronoyo Kelurahan Ngegong

Kecamatan Manguharjo Kota Madiun.

Tingkat

stres pada

lansia

Normal % Hipertensi

tingkat 1 %

Hipertensi

tingkat 2 %

Hipertesi

tingkat 3 % Total %

Tidak

Stres 10 33,3 4 13,3 4 13,3 0 0 18 60,0

Stres

ringan 1 3,3 3 10,0 0 0 4 13,3 8 26,7

Stres

sedang 0 0 0 0 2 6,7 2 6,7 4 13,3

Total 11 36,7 7 23,3 6 20,0 6 20,0 30 100

P value : 0,000; N : 30; Koefisien korelasi : 0,723

Sumber : Kuesioner Responden di Posyandu Bodronoyo, 2018

Hasil analisis berdasarkan tabel 5.6 di atas hubungan tingkat stres

dengan kejadian hipertensi pada lansia di puskesmas patihan kota madiun

didapatkan bahwa lansia yang mengalami stress normal (tidak normal)

serjumlah 18 responden (60,0%), dengan normal sejumlah 10 responden

(33,3%), hipertensi tingkat 1 sejumlah 4 responden (13,3%), hipertensi

tingkat 2 sejumlah 4 responden (13,3%), dan hipertensi tingkat 3 sejumlah

0 responden (0%). Untuk stres ringan sejumlah 8 responden (26,7%)

dengan hipertensi normal serjumlah 0 responden (0%), hipertensi tingkat

1 serjumlah 0 responden (0%), hipertensi tingkat 2 sejumlah 2 responden

(6,7), hipertensi tingkat 3 sejumlah 2 responden (6,7%).

Page 76: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/270/1/50.pdf · Instrumen penelitian menggunakan kuesioner DASS, stetoskop serta lembar observasi. Data

57

Hasil uji statistik sebesar spearrman rank didapatkan nilai koefisien

korelasi sebesar 0,723 dan Hasil uji hipotesis uji spearman rank

menujukan nilai p value =0,000 │< 0,05 sehingga H0 ditolak H1 diterima

yang berarti terdapat hubungan antara tingkat stres dengan kejadian

hipertensi pada lansia di Posyandu Bodronoyo Kelurahan Ngegong

Kecamatan Manguharjo Kota Madiun. Nilai koefisien korelasi spearman

rank ini sebesar 0,723 menunjukkan jika kekuatan hubungan antara dua

variabel ini pada kategori kuat. Hasil tersebut diperoleh dengan

menggunakan korelasi Spearman ranks yang menunjukkan korelasi yang

positif yang berarti semakin tinggi tingkat stres dan semakin tinggi

kejadian hipertensi di Posyandu Bodronoyo Kelurahan Ngegong

Kecamatan Manguharjo Kota Madiun.

5.2 Pembahasan

Berdasarkan hasil pengumpulan data dengan kuesioner dan pengukuran

terhadap responden pada bulan 8 Mei – 8 Juni dan setelah diolah, maka penulis

akan membahas mengenai hubungan antara tingkat stres dengan kejadian

hipertensi pada lansia di Posyandu Bodronoyo Kelurahan Ngegong Kecamatan

Manguharjo Kota Madiun.

Berdasarkan karakteristik pada responden jenis kelamin terbanyak

menunjukkan bahwa sebagian besar responden berjenis kelamin perempuan

sejumlah 26 orang (13,3%). Hasil penelitian ini didukung oleh teori Lestari

(2005), menyatakan hal ini terjadi karena, biasanya perempuan mempunyai

peluang lebih besar mengalami stres karena terjadinya tekanan akibat seseorang

Page 77: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/270/1/50.pdf · Instrumen penelitian menggunakan kuesioner DASS, stetoskop serta lembar observasi. Data

58

mengalami beban atau tugas yang berat tetapi orang tersebut tidak dapat

mengatasi tugas yang dibebankan itu, maka tubuh akan berespons dengan tidak

mampu terhadap tugas tersebut, sehingga orang tersebut dapat mengalami stres.

Berdasarkan karakteristik pada responden pendidikan dapat diketahui

bahwa tingkat pendidikan terbanyak adalah SMA sejumlah 19 orang (63,3%),

sedangkan tingkat pendidikan paling sedikit adalah tidak sekolah sejumlah 2orang

(3,3%). Hasil penelitian ini didukung oleh teori Anggara dan Nanang (2012),

menyatakana hal ini terjadi karena tinggi risiko terkena hipertensi pada

pendidikan yang rendah, kemungkinan disebabkan karena kurangnya pengetahuan

pada pekerja yang berpendidikan rendah terhadap kesehatan dan sulit atau lambat

menerima informasi yang diberikan sehingga berdampak pada perilaku atau pola

hidup sehat.

Berdasarkan karakteristik usia terbanyak berada pada usia 61-70 tahun

berjumlah 12 orang (40,0 %) dan terendah pada usia 81-90 berjumlah 2 orang

(3,3%). Hasil penelitian ini didukung oleh teori Menurut Lazarus dan Flokman

(1984), sebagaimana yang dikutip oleh Nasir dan Muhith (2011), Individu dari

semua usia mengalami stres dan mencoba untuk mengatasinya. Ketegangan fisik

dan emosional yang menyertai stres menimbulkan ketidaknyamanan. Hal ini

membuat seseorang menjadi termotivasi untuk melakukan sesuatu demi

mengurangi stres. Walaupun usaha koping dapat diarahkan untuk memperbaiki

atau menguasai suatu masalah, hal ini juga dapat membantu seseorang untuk

mengubah persepsinya atas ketidaksesuaian, mentolerir atau menerima bahaya,

juga melepaskan diri atau menghindari situasi stres. Koping yang dilakukan

Page 78: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/270/1/50.pdf · Instrumen penelitian menggunakan kuesioner DASS, stetoskop serta lembar observasi. Data

59

individu terkadang tidak menyelesaikan masalah tapi merupakan upaya

penetraman hati.

5.2.1 Tingkat Stres Pada Lansia di Posyandu Bodronoyo Kelurahan

Ngegong Kecamatan Manguharjo Kota Madiun

Berdasarkan tabel 5.4 dapat diketahui bahwa dari total responden yang

berjumlah 30 didalam data lansia di Posyandu Bodronoyo Kelurahan Ngegong

Kecamatan Manguharjo Kota Madiun hasil analisis kuesioner menunjukkan

responden yang tidak stres sebanyak 18 orang, stres ringan sebanyak 8 orang dan

stres sedang sebanyak 4 orang sebagian besar yang tidak stres berjumlah 18

responden (60,0%) dan sebagian kecil yang mengalami stres sedang 4 responden

(13,3%). Hasil analisis kuesioner dari 18 responden yang tidak mengalami stres

berada pada hipertensi stadium 1.

Stres adalah respons fisiologis dan psikologis dari tubuh terhadap

rangsangan emosional yang dipengaruhi baik oleh lingkungan maupun

penampilan dalam kehidupan seseorang (Hartanti, 2016). Stres dapat memicu

timbulnya hipertensi melalui aktivitas sistem saraf simpatis yang mengakibatkan

naiknya tekanan darah secara interminten (tidak menentu) (Andria, 2013). Pada

saat seseorang mengalami stres, hormon adrenalin akan meningkatkan tekanan

darah melalui kontraksi arteri (vasokontriksi) dan peningkatan denyut jantung.

Apabila stres berlanjut, tekanan darah akan tetap tinggi sehingga orang tersebut

akan mengalami hipertensi (Sounth, 2014).

Penyebab stres menurut Lestari (2015) umur adalah salah satu faktor

penting yang menjadi penyebab stres, semakin bertambah umur seseorang

semakin mudah mengalami stres. Hal ini antara lain disebabkan oleh faktor

Page 79: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/270/1/50.pdf · Instrumen penelitian menggunakan kuesioner DASS, stetoskop serta lembar observasi. Data

60

fisiologis yang telah mengalami kemunduran dalam berbagai kemampuan seperti

kemampuan visual, berfikir, mengingatkan dan mendengar pengalaman kerja

juga mempengaruhi munculnya stres.

Lansia sangat mudah rentang sekali mengalami stres yang menyebabkan

oleh beberapa faktor, seseorang lansia senantiasa menjaga keadaan fisik,

psikologis, mencari lingkungan yang nyaman. Keluarga juga berperan penting

untuk mencegah lansia agar tidak terkena stres.

Lansia dengan jenis kelamin perempuan harus bisa mengurangi beban

kerja, sedangkan beban kerja pada lansia dapat memicu stres. Lansia harus bisa

menjalani kehidupan sehari- hari dengan rileks. Didapatkan dari penelitian

koesioner stres untuk parameter 1 responden yang sulit rileks adalah pertanyaan

no 1 responden yang merasa sulit untuk bersantai di dapat, 27 responden (90,0%)

yang menjawab kadang-kadang, sering, hampir setiap hari. Pertanyaan no. 2

responden yang merasa sulit untuk beristirahat di dapat, 24 responden (80,0%)

yang menjawab kadang-kadang, sering, hampir setiap hari. Untuk parameter 2

responden yang mengalami perasaan gugup pertanyaan no. 4 responden yang

merasa telah menghabiskan banyak energi untuk gugup di dapat, 18 responden

(60,0) yang menjawab kadang-kadang, sering, hampir setiap hari. Untuk

parameter 3 mudah marah pertanyaan no.6 responden yang mudah merasa kesal di

dapat 21 responden (70,0) yang menjawab kadang-kadang, sering, hampir setiap

hari. Pertanyaan no. 7 responden yang merasa bahwa dirinya mudah marah

dengan hal sepele di dapat 20 responden (66,7) yang menjawab kadang-kadang,

sering, hampir setiap hari. Pertanyaan no. 8 responden yang mudah merasa gelisah

Page 80: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/270/1/50.pdf · Instrumen penelitian menggunakan kuesioner DASS, stetoskop serta lembar observasi. Data

61

di dapat 23 responden (76,7%) yang menjawab kadang-kadang, sering, hampir

setiap hari. Untuk parameter 4 mudah tersinggung atau sensitif pertanyaan no.9

responden yang cenderung mudah bereaksi berlebihan terhadap situasi di dapat 17

responden (56,7%) yang menjawab kadang-kadang, sering, hampir setiap hari.

Pertanyaan no. 11 responden yang merasa sedikit sensitif di dapat 18 responden

(60,0 %) yang menjawab kadang-kadang, sering, hampir setiap hari.

5.2.2 Kejadian Hipertensi Pada Lansia di Posyandu Bodronoyo Kelurahan

Ngegong Kecamatan Manguharjo Kota Madiun

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 5.5 yang dilakukan pada 30

responden yaitu menunjukan bahwa mayoritas yang mengalami Hipertensi tingkat

darurat yaitu sebanyak 6 responden (20,0%), Hipertensi tingkat 2 sebanyak 6

responden (20,0%), Hipertensi tingkat 1 sebanyak 7 responden (23,3%), normal

sebanyak 11 responden (36,7%).

Adanya peningkatan usia, jantung dan pembuluh darah mengalami

perubahan baik struktural maupun fungsional. Secara umum, perubahan yang

disebabkan oleh penuaan berlangsung lambat dan dengan awitan yang tidak

disadari. Biasanya, ukuran jantung seseorang tetap proporsional dengan berat

badan. Ketebalan dinding ventrikel kiri cenderung sedikit meningkat dengan

penuaan karena adanya peningkatan densitas kolagen dan hilangnya fungsi serat-

serat elastis (Stanley & Beare, 2007). Setelah umur 45 tahun, dinding arteri akan

mengalami penebalan oleh karena adanya penumpukan zat kolagen dan hilangnya

fungsi serat-serat elastis pada lapisan otot, sehingga pembuluh darah akan

berangsur-angsur menebal, menjadi menyempit, tidak lurus, dan menjadi kaku

(Stanley & Beare, 2007).

Page 81: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/270/1/50.pdf · Instrumen penelitian menggunakan kuesioner DASS, stetoskop serta lembar observasi. Data

62

Lansia sangat rentan mengalami labilitas tekanan darah, salah satunya

tekanan darah tinggi. Hipertensi pada lansia akibat adanya berbagai faktor yang

mempengaruhi seperti stres, jenis kelamin, kegemukan, diabetes, pola makan

yang tidak sehat, pola hidup yang tidak sehat, pekerjaan, lingkungan kerja,

lingkungan sosial, dan kurangnya aktivitas atau olah raga.

Berdasarkan hasil penelitian semua responden lansia mengalami

hipertensi. Hal tersebut sesuai dengan teori dari Stanley dan Beare (2007) yang

menjelaskan bahwa semakin tua usia seseorang semakin beresiko terkena

hipertensi.

5.2.3 Hubungan antara Tingkat Stres dengan Kejadian Hipertensi Pada

Lansia di Posyandu Bodronoyo Kelurahan Ngegong Kecamatan

Manguharjo Kota Madiun.

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 5.6 yang dilakukan pada 60

responden yaitu seluruh lansia yang mengalami stress dan hipertensi, menunjukan

bahwa responden yang mengalami stres dan mengakibatkan terjadinya hipertensi

merupakan hasil tertinggi yaitu sebanyak stres ringan 8 (26,7%), sementara

responden yang mengalami Hipertensi tingkat 1 sebanyak 7 responden (23,3%),

Berdasarkan hasil analisa dengan menggunakan uji statistik Sperman Rank

di dapatkan ρ value 0,000 ≤ α = 0,05 artinya Ha diterima, sehingga ada Hubungan

antara tingkat stres dengan kejadian hipertensi pada lansia di puskesmas patian

kota madiun.

Hasil analisis pada penelitian ini sesuai dengan Siswono (2007) Penyakit

hipertensi adalah gangguan kesehatan yang sering muncul akibat pola makan dan

stres. Stres merupakan suatu respon fisiologis, psikologis, dan perilaku dari

Page 82: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/270/1/50.pdf · Instrumen penelitian menggunakan kuesioner DASS, stetoskop serta lembar observasi. Data

63

manusia yang mencoba untuk mengadaptasi dan mengatur baik tekanan internal

maupun eksternal. Stres merupakan respon tubuh yang bersifat spesifik terhadap

setiap tuntutan atau beban atasnya. Dalam sebuah jurnal kedokteran, peneliti dari

Unversitas Leeds, mengungkapkan stres dapat mempengaruh kebiasaan makan

seseorang. Saat stres, orang akan lebih cenderung memikirkan masalahnya

sehingga tidak lagi memperhatikan pola makan, serta waktu istirahat, juga

menyebabkan perubahan hormonal dalam tubuh dan merangsang produksi asam

lambung dalam jumlah berlebihan.

Stres pada orang yang memasuki usia lanjut dipicu dengan adanya

perubahan hormonal dari tubuh khususnya mereka yang mengalami andropause.

Penurunan kadar testosteron dan adanya downregulasi dari kortisol menyebabkan

gangguan fungsi kognitif dan suasana hati, mudah merasa lelah, menurunnya

motivasi, berkurangnya ketajaman mental, hilangnya kepercayaan diri dan

depresi. Pada lansia semakin bertambah usianya, stresnya cenderung semakin

tinggi untuk itu stres pada lansia dapat didefinisikan sebagai tekanan yang

diakibatkan oleh stresor berupa perubahan-perubahan yang menuntut adanya

penyesuaian dari lansia. Tingkat stres pada lansia berarti pula tinggi rendahnya

tekanan yang dirasakan atau dialami oleh lansia sebagai akibat dari stresor berupa

perubahan-perubahan baik fisik, mental, maupun sosial dalam kehidupan yang

dialami lansia (Indriana, 2008).

Dari uraian di atas hasil peneliti berpendapat bahwa stres pada lansia

disebabkan karena waktu istirahat yang sedikit, lansia juga dapat mudah marah,

merasa tersinggung, sering gelisah maka lansia mudah mengalami hipertensi,

Page 83: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/270/1/50.pdf · Instrumen penelitian menggunakan kuesioner DASS, stetoskop serta lembar observasi. Data

64

hipertensi diakibatkan adanya berbagai faktor yang mempengaruhi yaitu stress,

pola hidup yang tidak sehat. Maka dapat disimpulkan ada hubungan antara tingkat

stress dengan kejadian hipertensi pada lansia di puskesmas patihan kota madiun,

dimana responden yang mengalami stres ringan dan sedang juga mengalami

hipertensi tingkat 1, tingkat 2 bahkan hipertensi tingkat 3. Sedangkan pada

responden yang tidak mengalami stres, responden yang mengalami hipertensi

lebih sedikit dari responden yang tidak mengalami hipertensi.

5.3 Keterbatasan Penelitian

Dalam pelaksanaan penelitian ini, penelitian merasa belum optimal akan

hasil yang telah didapatkan karena terdapat kelemahan dan keterbatasan.

Kelemahan dan keterbatasan penelitian ini yaitu salah satu dengan cara

pengumpulan data menggunakan kuesioner, memungkinkan responden menjawab

pertanyaan dengan tidak jujur atau tidak mengerti pertanyaan yang dimaksud,

sehingga menimbulkan beda persepsi tetapi kuesioner ini telah dilakukan uji

validitas dan reliabilitas.

Page 84: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/270/1/50.pdf · Instrumen penelitian menggunakan kuesioner DASS, stetoskop serta lembar observasi. Data

65

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Beradasarkan hasil dan pembahasan dalam penelitian yang berjudul

Hubungan Tingkat Stres dengan Kejadian Kekambuhan Gatritis Pada Mahasiswa

dalam Penyusunan Tugas Akhir di STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun, penulis

dapat memberikan beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Tingkat Stres Pada Lansia di Posyandu Bodronoyo Kelurahan Ngegong

Kecamatan Manguharjo Kota Madiun mayoritas mengalami stres dengan

kategori normal (0-14)

2. Kejadian hipertensi pada lansia di Posyandu Bodronoyo Kelurahan

Ngegong Kecamatan Manguharjo Kota Madiun, mayoritas mengalami

hipertensi normal (120/80 mmHg)

3. Ada hubungan antara tingkat stres dengan kejadian hipertensi pada lansia

di Posyandu Bodronoyo Kelurahan Ngegong Kecamatan Manguharjo

Kota Madiun.

6.2 Saran

1. Bagi institusi Pendidikan Stikes Bhakti Husada Mulia Madiun

Hasil penelitian ini dijadikan referensi dan digunakan bagi mahasiswa

yang akan melakukan penelitian selanjutnya, sehingga mahasiswa akan

mampu mengetahui tentang pembelajaran pemberian koesioner stres pada

kejadian hipertensi.

Page 85: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/270/1/50.pdf · Instrumen penelitian menggunakan kuesioner DASS, stetoskop serta lembar observasi. Data

66

2. Bagi Tempat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kesehatan

tentang pemberian koesioner stres dengan kejadian hipertensi kepada

lansia melalui kegiatan penyuluhan di Posyandu Bodronoyo Kelurahan

Ngegong Kecamatan Manguharjo Kota Madiun.

3. Bagi Peneliti yang selanjutnya

Peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan penelitian serupa

dengan pengembangan penelitian lebih lanjut untuk menambah

pengalaman informasi serta pengetahuan tentang pemberian koesioner

stres dengan kejadian hipertensi kepada lansia.

4. Bagi Responden Lansia di Posyandu Bondronoyo Kelurahan Ngegong

Kecamatan Patihan Kota Madiun.

Diharapkan responden dapat meningkatkan pengetahuan tentang

pencegahan stres.

Page 86: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/270/1/50.pdf · Instrumen penelitian menggunakan kuesioner DASS, stetoskop serta lembar observasi. Data

67

DAFTAR PUSTAKA

Andrian. 2013. Skeptisisme Profesional Audit, Etika, Pengalaman dan Keahlian

AuditTerhadap Ketetapan Pemberian Opini Auditor Studi Empiris pada

BPK RI Perwakilan.Provinsi Riau. Artikel Penelitian :Universitas Negeri

Padang.

Azizah. Lilik Ma’rifatul. 2011. Keperawatan Lanjut Usia. Edisi 1. Jogyakarta :

Graha Ilmu.

Azizah. 2011. Keperawatan Lanjut usia. Edisi 1. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Bandiyah. 2011. Lanjut Usia dan Keperawatan Gerontik. Yogyakarta: Nuha

Medika.

Brunner. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, alih bahasa : Waluyo

Agung, Yasmin Asih, Juli, Kuncoro, I Made Karyasa. Jakarta : EGC.

Dewi Familia. 2010. Hidup Bahagia Bersama Hipertensi. Jakarta : A. Plus Books.

Emil Huraini. 2014. Jurnal Hubungan Tingkat Stres Dengan Derajat Hipertensi

Di Universitas Andalas RSJ Prof HB Saanin Padang, Vol. 10, No

1.http://www.google.co.id/search?client=ucweb-b-bookmark&q.pdf

(Diakses tanggal 12 Desember 2017).

Hartanti, Novi. 2016. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Terhadap Kepatuhan

Wajib Pajak dengan Sanksi Pajak Sebagai Variabel Pemoderasi Terhadap

Pengetahuan dan Kemauan Wajib Pajak “(Studi Empiris Pada Wajib Pajak

Orang Pribadi yang Melakukan Kegiatan Usaha di Kab. Sleman).

Yogyakarta : Skripsi. Fakutas Ekonomi Universitas Muhammadiyah

Yogyakarta.

Hawari. 2011. Manajemen Stres, Cemas dan Depresi. Jakarta: Balai Penerbit.

Lestari. 2015. Kumpulan Teori untuk kajian Pustaka Penerbit Kesehatan

Yogyakarta: Nuha Medika.

Manurung. 2012. Jurnal Hubungan Stres dengan Kenaikan Tekanan Darah Di

RSUD Dr.H.Abdul Moelek Provinsi Lmpung, Vol. VIII, No.

2.http://ejurnal.poltekes-tjk.ac.id ( Diakses tanggal 12 Desember 2017).

Manurung. 2016. Terapi Reminiscence. Jakarta : CV. Trans Info Media.

Page 87: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/270/1/50.pdf · Instrumen penelitian menggunakan kuesioner DASS, stetoskop serta lembar observasi. Data

68

Nugroho. 2012. Pengembangan Aplikasi Pencarian Lokasi Fasilitas Umum

Berbasis fourquare APIV2 pada sistem Operasi android, skripsi, Ilmu

komputer dan elektronika FMIPA UGM. Yogyakarta.

Notoadmodjo. 2012. Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Organization WHO. 2013. A global brief on Hypertension; silent killer, global

public health crises (World Health Day 2013).Geneva : WHO. 2013.

Padila. 2013. Asuhan Keperawatan Penyakit Dalam. Yogyakarta : Nuha Medika.

PKPU. 2011. Lauching Komunitas Peduli Lansia.

http://pkpusemarang.Blogspot,com. (DiaksesTanggal 27 Desember 20017)

Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental keperawatan. Jakarta : EGC.

Prasetyorini. H., & Prawesti, D. 2012. Stress With The Incidence Of Hipertension

Comlications To Patients With Hypertension. Nursing Journal, 5, 61-70.

Priyoto. 2015. NIC dalam Keperawatan Gerotik. Jakarta : Selemba Medika.

Pudjiastuti. Sri Surini. 2003. Fisioterapi pada Lansia. Jakarta: Penerbit Buku

Kedokteran EGC.

Ratnawati. 2010. The Effect of Electrical Stimulation (Es) on Strength of

Quandricep Femoris Muscle in Acute Exacrbati and Post Acute

Exacerbation COPD Patien, Maj. Kedokt. Indon, Volume : Nomor : 6. Juni

2010.

Ridwan. 2009. Dasar statistika. Bandung: Alfabeta.

Rita Dwi Hartanti. 2016. Jurnal Hubungan Tingkat Stres Dengan Kualitas Hidup

Lansia Hipertensi Di University Stikes Muhammadiyah

Pekajang.http://juke.kedokteran.unila.ac.id (Diakses 13 Desember 2017)

Saryono. 2011. Metodelogi Penelitian Kualitatif dalam Kesehatan. Yogyakarta:

Nuha Medika.

Sopiyudin. 2009. Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta: Selemba

Medika.

Sunaryo. 2004. Psikologis untuk Keperawatan. Jakarta : EGC.

Triyanto. 2014. Model Pembelajaran IPA Terpadu : Konsep. Strategi dan

Implementasi dalam KTSP. Jakarta : Bumi Aksara.

Page 88: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/270/1/50.pdf · Instrumen penelitian menggunakan kuesioner DASS, stetoskop serta lembar observasi. Data

69

WHO. 2013. Interesting fact Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). 2013. Badan

Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian RI tahun 2013. http:

//www.depkes.90.id/download/general/Hasil % 20 Riskesdas % 20.2013.

pdf. (Diakses : 19 Januari 2018)

Yekti. 2011. Cara Jitu Mengatasi Hipertensi. Yogyakarta : C.V Andi Offset.

Yunita. 2017. Berdamai dengan Hipertensi. Jakarta : Bumi Medika.

Page 89: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/270/1/50.pdf · Instrumen penelitian menggunakan kuesioner DASS, stetoskop serta lembar observasi. Data
Page 90: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/270/1/50.pdf · Instrumen penelitian menggunakan kuesioner DASS, stetoskop serta lembar observasi. Data

70

Lampiran 1

Surat Ijin Pencarian Data Awal

Page 91: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/270/1/50.pdf · Instrumen penelitian menggunakan kuesioner DASS, stetoskop serta lembar observasi. Data

71

Surat BANKESBANGPOL

Page 92: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/270/1/50.pdf · Instrumen penelitian menggunakan kuesioner DASS, stetoskop serta lembar observasi. Data

72

Surat Dinkes

Page 93: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/270/1/50.pdf · Instrumen penelitian menggunakan kuesioner DASS, stetoskop serta lembar observasi. Data

73

Lampiran 2

Surat Ijin Penelitian

Page 94: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/270/1/50.pdf · Instrumen penelitian menggunakan kuesioner DASS, stetoskop serta lembar observasi. Data

74

Page 95: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/270/1/50.pdf · Instrumen penelitian menggunakan kuesioner DASS, stetoskop serta lembar observasi. Data

75

Page 96: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/270/1/50.pdf · Instrumen penelitian menggunakan kuesioner DASS, stetoskop serta lembar observasi. Data

76

Lampiran 3

SURAT KETERANGAN SELESAI PENELITIAN

Page 97: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/270/1/50.pdf · Instrumen penelitian menggunakan kuesioner DASS, stetoskop serta lembar observasi. Data

77

Lampiran 4

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada

Yth. Calon Responden

Di Tempat

Dengan hormat,

Saya yang bertanda tangan di bawah ini adalah mahasiswa Progam Studi

Ilmu Keperawatan STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun,

Nama : Reni Windarti

NIM : 201402041

Bermaksud melakukan penelitian tentang berjudul “Hubungan Antara Tingkat

Stres Dengan Kejadian Hipertensi Pada Lansia Di Puskesmas Patihan”.

Sehubungan dengan ini, saya mohon kesediaan saudara untuk bersedia menjadi

responden dalam penelitian yang akan saya lakukan. Kerahasiaan data pribadi

saudara akan sangat kami jaga dan informasi yang akan saya gunakan untuk

kepentingan penelitian.

Demikian permohonan saya, atas perhatian dan kesediaan saudara saya

ucapkan terima kasih.

Madiun, Mei 2018

Peneliti,

Reni Windarti

201402041

Page 98: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/270/1/50.pdf · Instrumen penelitian menggunakan kuesioner DASS, stetoskop serta lembar observasi. Data

78

Lampiran 5

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

(Informed Consent)

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama :

Umur :

Alamat :

Setelah saya mendapatkan penjelasan mengenai tujuan, manfaat, jaminan

kerahasiaan dan tidak adanya resiko dalam penelitian yang akan dilakukan oleh

mahasiswa Program Studi Keperawatan STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun

yang bernama Reni Windarti berjudul “Hubungan Antara Tingkat Stres Dengan

Kejadian Hipertensi Pada Lansia Di Puskesmas Patihan”. Saya mengetahui bahwa

informasi yang akan saya berikan ini sangat bermanfaat bagi pengetahuan

keperawatan di Indonesia. Untuk itu saya akan memberikan data yang diperlukan

dengan sebenar-benarnya. Demikian penyataan ini saya buat untuk dipergunakan

sesuai keperluan.

Madiun, Mei 2018

Peneliti,

Reni Windarti

201402041

Responden,

Page 99: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/270/1/50.pdf · Instrumen penelitian menggunakan kuesioner DASS, stetoskop serta lembar observasi. Data

79

Lampiran 6

KUESIONER STRES

Petunjuk Pengisian Kuesioner

1. Anda tidak perlu menuliskan nama, cukup inisial nama, no.registrasi, usia,

dan umur, jenis kelamin.

2. Berikan jawaban dengan jujur, karena kejujuran Anda sangat penting untuk

penelitian ini dan tidak terdapat dampak buruk dari hasil penelitian ini.

3. Usahakan agar tidak ada satupun pertanyaan yang terlewatkan.

4. Dalam hal ini tidak ada penilaian baik dan buruk, benar dan salah.

5. Anda sepenuhnya bebas melakukan pilihan.

6. Setelah semua kuesioner penelitian ini diisi, mohon diserahkan kembali

kepada kami, dan terima kasih.

I. Data Demografi

Tanggal pengisian kuesioner :

Nama (inisial) :

Umur :

Jenis Kelamin :

DASS (DEPRESSION ANXIETY STRESS SCALE)

Kuesioner stres ini menggunakan kuesioner DASS (Depression Anxiety

Stress Scale) milik Lovibond yang sudah baku dan tidak ada modifikasi dari

peneliti. Kuesioner ini berfungsi untuk mengukur skor stres yang pernah maupun

sedang Anda alami sejak Anda mengalami menstruasi pertama kali sampai

sekarang.

Keterangan : 0 : Tidak pernah

1 : Kadang-kadang

2 : Sering

3 : Hampir setiap hari

Page 100: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/270/1/50.pdf · Instrumen penelitian menggunakan kuesioner DASS, stetoskop serta lembar observasi. Data

80

NO PERNYATAAN 0 1 2 3

1 Saya merasa sulit untuk bersantai

2 Saya merasa sulit untuk beristirahat

3 Saya merasa kesulitan untuk tenang setelah

sesuatu membuat saya kesal

4 Saya merasa telah menghabiskan banyak

energi untuk gugup

5 Saya sedang dalam keadaan gugup

6 Saya mudah merasa kesal

7 Saya merasa bahwa diri saya mudah marah

karena hal-hal sepele

8 Saya mudah merasa gelisah

9 Saya cenderung mudah bereaksi berlebihan

terhadap situasi

10 Saya merasa bahwa saya mudah

tersinggung..

11 Saya merasa bahwa saya sedikit sensitif

12 Saya tidak dapat memaklumi hal apa pun

yang menghalangi saya untuk menyelesaikan

hal yang sedang saya lakukan

13 Saya merasa diri saya menjadi tidak sabar

ketika mengalami penundaan (misalnya: lift,

kemacetan lalu lintas, menunggu sesuatu).

14 Saya mengalami sulit untuk menoleransi

gangguan-gangguan terhadap hal yang

sedang saya lakukan

TOTAL

Kesimpulan Penilaian :

- Stres sangat berat jika nilai ≥ 34

- Stres berat jika nilai skor 26-33

- Stres sedang jika nilai skor 19-25

- Stres ringan jika nilai skor 15-18

- Tidak stres jika nilai skor 0

Page 101: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/270/1/50.pdf · Instrumen penelitian menggunakan kuesioner DASS, stetoskop serta lembar observasi. Data

81

Lampiran 7

TABULASI DATA KUESIONER STRES DI PUSKESMAS PATIHAN

KOTA MADIUN BULAN MEI 2018

NO Parameter Pertanyaan

Tidak

pernah

(0)

Kadang-

kadang

(1)

Sering

(2)

Hampir

setiap

hari (3)

N

1 Sulit rileks 1. Saya merasa sulit untuk

bersantai

3

(10,0%)

15

(50,0%)

8

(26,7%)

4

(13,3%) 100%

2. Saya merasa sulit untuk

beristirahat

6

(20,0%)

12

(40,0%)

11

(36,7%)

1

(3,3%) 100%

3. Saya merasa kesulitan

untuk tenang setelah

sesuatu membuat saya

kesal

14

(4,7%)

12

(40,0%)

4

(13,3%) 0 100%

2 Gugup 4. Saya merasa telah

menghabiskan banyak

energi untuk gugup

12

(40,0%)

13

(43,3%)

5

(16,7%) 0 100%

5. Saya sedang dalam

keadaan gugup

13

(43,3%)

9

(30,0%)

8

(26,7%) 0 100%

3 Mudah

marah

6. Saya mudah merasa kesal 9

(30,0%)

12

(40,0%)

8

(26,7%)

1

(3,3%) 100%

7. Saya merasa bahwa diri

saya mudah marah karena

hal-hal sepele

10

(33,3%)

12

(40,0%)

5

(16,7%)

3

(10,0%) 100%

8. Saya mudah merasa

gelisah

7

(23,3%)

14

(46,7%)

9

(30,0%) 0 100%

4 Mudah

tersinggung

atau sensitif

9. Saya cenderung mudah

bereaksi berlebihan

terhadap situasi

13

(43,3%)

17

(56,7%) 0 0 100%

10. Saya merasa bahwa saya

mudah tersinggung.

14

(46,7%)

11

(36,7%)

4

(13,3%)

1

(3,3%) 100%

11. Saya merasa bahwa saya

sedikit sensitif

12

(40,0%)

17

(56,7%)

1

(3,3%) 0 100%

5 Tidak

sabaran

12. Saya tidak dapat

memaklumi hal apa pun

yang menghalangi saya

untuk menyelesaikan hal

yang sedang saya lakukan

20

(66,7%)

10

(33,3%) - - 100%

13. Saya merasa diri saya

menjadi tidak sabar ketika

mengalami penundaan

(misalnya: lift, kemacetan

lalu lintas, menunggu

sesuatu).

20

(66,7%)

8

(26,7%)

2

(6,7%) - 100%

14. Saya mengalami sulit

untuk menoleransi

gangguan-gangguan

terhadap hal yang sedang

saya lakukan

15

(50,0%)

14

(46,7%)

1

(3,3%) - 100%

Page 102: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/270/1/50.pdf · Instrumen penelitian menggunakan kuesioner DASS, stetoskop serta lembar observasi. Data

82

Lampiran 8

LEMBAR OBSERVASI TEKANAN DARAH

No Nama

(Inisial)

Tekanan Darah

Systol Diastol

1 Tn. S 180 110

2 Ny. A 180 90

3 Ny.M 150 90

4 Ny. S 160 100

5 Ny. S 140 90

6 Ny. E 120 80

7 Ny.W 150 80

8 Ny.Y 130 80

9 Ny.S 170 80

10 Ny. S 180 100

11 Tn. S 120 70

12 Ny.P 140 80

13 NY.R 130 90

14 Ny.P 140 80

15 Ny.P 160 90

16 Ny.H 140 90

17 Ny. S 130 90

18 Tn.A 130 70

19 Ny. S 170 100

20 Ny. S 110 80

21 Ny.J 160 90

22 Ny.S 180 90

23 Tn.J 110 80

24 Ny. S 110 80

25 Ny.S 160 80

26 Ny.K 120 80

27 Ny.S 160 100

28 Ny.T 140 90

29 Ny.S 160 90

30 Ny.S 110 70

Page 103: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/270/1/50.pdf · Instrumen penelitian menggunakan kuesioner DASS, stetoskop serta lembar observasi. Data

83

Lampiran 9

DATA TABULASI RESPONDEN

KUESIONER STRESS nama umur koding

jenis

kelamin koding pendidikan koding s1 s2 s3 s4 s5 s6 s7 s8 s9 s10 s11 s12 s13 s14 total stress koding TD koding

Tn. S 80 3 L 1 SD 2 2 2 0 1 2 2 1 0 1 0 1 1 0 1 14 stres ringan 2 180/110 3

Ny. A 75 3 P 2 SMA 4 1 2 2 2 2 1 0 1 0 0 1 1 2 0 15 stres ringan 2 180/90 3

Ny.M 72 3 P 2 SMA 4 1 1 0 0 0 1 0 2 1 0 0 0 1 1 8 tidak stres 1 150/90 1

Ny. S 60 1 P 2 SMA 4 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 5 tidak stres 1 160/100 2

Ny. S 68 2 P 2 SMA 4 1 2 0 1 0 0 0 1 1 2 2 1 0 1 12 stres ringan 2 140/90 1

Ny. E 59 1 P 2 SMA 4 1 1 0 1 2 1 1 0 1 1 0 0 0 0 9 tidak stres 1 120/80 0

Ny.W 67 2 p 2 SMA 4 1 1 0 2 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 9 tidak stres 1 150/80 1

Ny.Y 75 3 P 2 SMA 4 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 0 0 0 0 12 stres ringan 2 130/80 0

Ny.S 75 3 P 2 SD 2 3 2 1 1 1 2 2 1 0 1 1 0 1 0 16 stres ringan 2 170/80 3

Ny. S 67 2 P 2 SMA 4 2 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 2 2 19 stres sedang 3 180/100 3

Tn. S 64 2 L 1 SMA 4 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 2 tidak stres 1 120/70 0

Ny.P 75 3 P 2 SMA 4 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 7 tidak stres 1 140/80 1

NY.R 60 1 P 2 SMA 4 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 6 tidak stres 1 130/90 0

Ny.P 60 1 P 2 SMA 4 2 2 1 2 1 1 0 2 1 0 1 0 1 0 14 stres ringan 2 140/80 1

Ny.P 65 2 P 2 SMA 4 3 2 2 1 2 1 1 2 1 3 1 0 0 0 19 stres sedang 3 160/90 3

Ny.H 65 2 P 2 SMA 4 1 0 0 1 1 2 3 2 1 1 1 1 1 1 16 stres ringan 2 140/90 1

Ny. S 70 2 P 2 SMP 3 2 2 0 0 1 1 1 2 0 0 1 1 0 1 12 tidak stres 1 130/90 0

Tn.A 80 3 L 1 SD 2 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 8 tidak stres 1 130/70 0

Ny. S 67 2 P 2 SMA 4 3 3 2 2 0 0 3 0 0 2 1 1 1 1 19 stres sedang 3 170/100 2

Ny. S 58 1 P 2 SMP 3 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 3 tidak stres 1 110/80 0

Ny.J 60 1 P 2 PT 5 2 2 2 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 11 tidak stres 1 160/90 2

Ny.S 90 4 P 2 SMA 4 2 1 1 0 2 2 3 1 0 2 1 0 1 1 17 stres ringan 2 180/90 3

Tn.J 63 2 L 1 SMP 3 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 4 tidak stres 1 110/80 0

Ny. S 70 2 P 2 SMA 4 1 0 0 0 0 2 1 1 0 0 0 0 0 1 6 tidak stres 1 110/80 0

Ny.S 72 3 P 2 SMP 3 1 2 1 1 2 2 1 1 0 0 1 0 0 1 13 tidak stres 1 160/80 2

Ny.K 50 1 P 2 PT 5 2 2 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 8 tidak stres 1 120/80 0

Ny.S 69 2 P 2 SMA 4 3 2 1 0 0 1 2 2 0 1 0 0 0 0 12 tidak stres 1 160/100 2

Ny.T 68 2 P 2 SMP 3 1 1 0 0 2 2 1 2 1 1 0 0 1 1 13 tidak stres 1 140/90 1

Ny.S 75 3 P 2 TIDAK SEKOLAH 1 2 1 1 2 2 3 2 2 1 1 1 0 0 1 19 stres sedang 3 160/90 2

Ny.S 58 4 P 2 SMA 4 1 1 0 1 1 1 1 2 0 1 1 0 0 0 10 tidak stres 1 110/70 0

Page 104: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/270/1/50.pdf · Instrumen penelitian menggunakan kuesioner DASS, stetoskop serta lembar observasi. Data

84

Lampiran 10

DISTRIBUSI FREKUENSI RESPONDEN

Statistics

UMUR

N Valid 30

Missing 0

Mean 2.20

Median 2.00

Mode 2

Std. Deviation .887

Minimum 1

Maximum 4

UMUR

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 50-60 7 23.3 23.3 23.3

61-70 12 40.0 40.0 63.3

71-80 9 30.0 30.0 93.3

81-90 2 6.7 6.7 100.0

Total 30 100.0 100.0

Statistics

jenis_kelamin

N Valid 30

Missing 0

Mean 1.87

Median 2.00

Mode 2

Std. Deviation .346

Minimum 1

Maximum 2

jenis_kelamin

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid laki-laki 4 13.3 13.3 13.3

perempuan 26 86.7 86.7 100.0

Total 30 100.0 100.0

Page 105: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/270/1/50.pdf · Instrumen penelitian menggunakan kuesioner DASS, stetoskop serta lembar observasi. Data

85

Statistics

pendidikan

N Valid 30

Missing 0

Mean 3.6000

Median 4.0000

Mode 4.00

Std. Deviation .89443

Variance .800

Range 4.00

Minimum 1.00

Maximum 5.00

Sum 108.00

pendidikan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak sekolah 1 3.3 3.3 3.3

sd 3 10.0 10.0 13.3

smp 5 16.7 16.7 30.0

sma 19 63.3 63.3 93.3

pt 2 6.7 6.7 100.0

Total 30 100.0 100.0

Page 106: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/270/1/50.pdf · Instrumen penelitian menggunakan kuesioner DASS, stetoskop serta lembar observasi. Data

86

Lampiran 11

HASIL UJI KORELASI

DEMOGRAFI DENGAN HIPERTENSI

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

stres 30 100.0% 0 .0% 30 100.0%

hipertensi 30 100.0% 0 .0% 30 100.0%

Descriptives

Statistic Std. Error

stres Mean 1.53 .133

95% Confidence Interval for Mean Lower Bound 1.26

Upper Bound 1.81

5% Trimmed Mean 1.48

Median 1.00

Variance .533

Std. Deviation .730

Minimum 1

Maximum 3

Range 2

Interquartile Range 1

Skewness 1.015 .427

Kurtosis -.303 .833

hipertensi Mean 1.23 .213

95% Confidence Interval for Mean Lower Bound .80

Upper Bound 1.67

5% Trimmed Mean 1.20

Median 1.00

Variance 1.357

Std. Deviation 1.165

Minimum 0

Maximum 3

Range 3

Page 107: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/270/1/50.pdf · Instrumen penelitian menggunakan kuesioner DASS, stetoskop serta lembar observasi. Data

87

Interquartile Range 2

Skewness .352 .427

Kurtosis -1.358 .833

Statistics

stres hipertensi

N Valid 30 30

Missing 0 0

Mean 1.53 1.23

Median 1.00 1.00

Mode 1 0

Std. Deviation .730 1.165

Minimum 1 0

Maximum 3 3

stres

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak stres 18 60.0 60.0 60.0

stres ringan 8 26.7 26.7 86.7

stres sedang 4 13.3 13.3 100.0

Total 30 100.0 100.0

hipertensi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid hipertensi normal 11 36.7 36.7 36.7

hipertensi tingkat 1 7 23.3 23.3 60.0

hipertensi tingkat 2 6 20.0 20.0 80.0

hipertensi tingkat darurat 6 20.0 20.0 100.0

Total 30 100.0 100.0

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

stres * hipertensi 30 100.0% 0 .0% 30 100.0%

Page 108: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/270/1/50.pdf · Instrumen penelitian menggunakan kuesioner DASS, stetoskop serta lembar observasi. Data

88

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

stres * hipertensi 30 100.0% 0 .0% 30 100.0%

stres * hipertensi Crosstabulation

hipertensi

Total

hipertensi

normal hipertensi tingkat 1

hipertensi tingkat 2

hipertensi tingkat darurat

stres tidak stres Count 10 4 4 0 18

% within stres 55.6% 22.2% 22.2% .0% 100.0%

% within hipertensi

90.9% 57.1% 66.7% .0% 60.0%

% of Total 33.3% 13.3% 13.3% .0% 60.0%

stres ringan Count 1 3 0 4 8

% within stres 12.5% 37.5% .0% 50.0% 100.0%

% within hipertensi

9.1% 42.9% .0% 66.7% 26.7%

% of Total 3.3% 10.0% .0% 13.3% 26.7%

stres sedang Count 0 0 2 2 4

% within stres .0% .0% 50.0% 50.0% 100.0%

% within hipertensi

.0% .0% 33.3% 33.3% 13.3%

% of Total .0% .0% 6.7% 6.7% 13.3%

Total Count 11 7 6 6 30

% within stres 36.7% 23.3% 20.0% 20.0% 100.0%

% within hipertensi

100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 36.7% 23.3% 20.0% 20.0% 100.0%

Page 109: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/270/1/50.pdf · Instrumen penelitian menggunakan kuesioner DASS, stetoskop serta lembar observasi. Data

89

Lampiran 12

HASIL UJI SPEARMAN RANK

Correlations

stres hipertensi

Spearman's rho stres Correlation Coefficient 1.000 .723**

Sig. (2-tailed) . .000

N 30 30

hipertensi Correlation Coefficient .723** 1.000

Sig. (2-tailed) .000 .

N 30 30

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Page 110: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/270/1/50.pdf · Instrumen penelitian menggunakan kuesioner DASS, stetoskop serta lembar observasi. Data

90

Lampiran 13

DOKUMENTASI PENELITIAN

Page 111: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/270/1/50.pdf · Instrumen penelitian menggunakan kuesioner DASS, stetoskop serta lembar observasi. Data

91

Lampiran 14

JADWAL KEGIATAN PENELITIAN

No Kegiatan Bulan

Desember Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus

1. Pengajuan dan konsul judul

2. Penyusunan proposal

3. Bimbingan Proposal

4. Ujian proposal

5. Revisi proposal

6. Pengambilan data (Penelitian)

7. Penyusunan dan bimbingan skipsi

8. Ujian skripsi

Page 112: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/270/1/50.pdf · Instrumen penelitian menggunakan kuesioner DASS, stetoskop serta lembar observasi. Data

92

Lampiran 15

Lembar Konsultasi Bimbingan

Page 113: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/270/1/50.pdf · Instrumen penelitian menggunakan kuesioner DASS, stetoskop serta lembar observasi. Data

93

Page 114: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/270/1/50.pdf · Instrumen penelitian menggunakan kuesioner DASS, stetoskop serta lembar observasi. Data

94