PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/34582/2/149114070_full.pdf · 2019. 5....

89
PERBEDAAN TINGKAT STRES ISTRI PELAUT BERDASARKAN KELOMPOK USIA DAN DURASI WAKTU UNTUK BERTEMU SUAMI SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi Stefanus Renggan Diaz 149114070 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2019 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Transcript of PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/34582/2/149114070_full.pdf · 2019. 5....

  • PERBEDAAN TINGKAT STRES ISTRI PELAUT

    BERDASARKAN KELOMPOK USIA DAN DURASI WAKTU

    UNTUK BERTEMU SUAMI

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

    Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

    Program Studi Psikologi

    Stefanus Renggan Diaz

    149114070

    PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

    FAKULTAS PSIKOLOGI

    UNIVERSITAS SANATA DHARMA

    YOGYAKARTA

    2019

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • sKryrysr

    PERBEI}AA]\I TINGKAT ISTRI Pf, LAUT BERDA SARKANKELOMPIOK USIA DAN DURASI WAKTU UNTUK

    BERTEMU SUAMI

    Disusun0leh:

    "'z ?

    us Siswa Widyairnoko, M.Psi. Tanggal : 2 B Ft8 ;/rJtg

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • Penguj,i i

    Penguji 2

    Penguji 3

    SI(RIPSIr

    PERBEDAAN TTNGKAT ISTRI PELAUT BERDASARKANIGTOMPOK USIA DAN DTIRASI wAKTU UNTTIKi,, BERTEMUSEiAtr/IT

    Dipersiapkanan dituiis oieh :

    Stefanus Renggan Diaz

    NIM: 1491140?0

    yo-gyahara, ZI MAi 2019Fakultas Psikologi

    a--7

    ltt

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • iv

    HALAMAN MOTTO

    Jangan menyalahkan waktu karena cepat berlalu, coba tanya dirimu mengapa

    terlalu lambat melakukan sesuatu. ~ N.n~

    Bekerja untuk mama ~ruang kerja~

    Selama masih ada keyakinan, semua akan menjadi mungkin ~N.N~

    Tuhan tidak pernah meninggalkan umat-Nya ~N.N~

    Senang itu sementara, jika senang jangan terlalu, jika sedih jangan terlalu

    ~Nosstress~

    In Inopia, Deo et Homini Laboro. Sine Iis Non Possum Vivere

    (Didalam Kekurangan, Aku melayani Tuhan dan Sesama. Tanpa Mereka, Aku tak

    Mungkin Hidup) ~N.N~

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • v

    HALAMAN PERSEMBAHAN

    Pada karya ini saya persembahkan bagi semua orang yang telah membantu,

    memberi semangat, dan meluangkan waktu untuk mendengarkan keluh kesah

    selama mengerjakan skripsi. Karya ini juga sebagai tanda persembahan saya bagi

    Tuhan Yesus dan Bunda Maria yang telah setia menemani dan memberikan jalan

    ketika saya merasakan keputusasaan.

    Tidak ada lagi kata-kata yang dapat mewakilkan segala perasaan saya, hanya

    permintaan maaf dan terimakasih atas segalanya.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • PESI{yATAAN KEASLTAN KARYA

    Saya menyatakan dengan sesmgguhnya bahwa slaipsi ini tidak memuat

    karya ataubagpan karya dari orang lain, terkecuali yang telah disebutkan dalam

    daftar pustaka sebagar mana pada umumnya karya ilmiah

    Yogyakarta,

    Stefanus Renggan Diaz

    vl

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • vii

    PERBEDAAN TINGKAT STRES ISTRI PELAUT

    BERDASARKAN KELOMPOK USIA DAN DURASI WAKTU

    UNTUK BERTEMU SUAMI

    Stefanus Renggan Diaz

    ABSTRAK

    Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbedaan tingkat stres pada istri

    pelaut berdasarkan kelompok usia dan durasi waktu untuk bertemu suami. Subjek

    pada penelitian ini berjumlah 110 orang yang berasal dari istri pelaut di Indonesia.

    Skala yang digunakan adalah skala dari DASS (Depression, Anxiety, and Stress

    Scale) yang telah diadaptasi ke dalam Bahasa Indonesia oleh Damanik dan hanya

    menggunakan skala pada aspek stres yang berjumlah 14 item (α = 0,968). Teknik

    analisis menggunakan uji beda Mann Whitney U karena sebaran data pada

    penelitian ini tidak normal. Pada penelitian ini terdapat dua hasil, yakni adanya

    perbedaan yang signifikan tingkat stres istri pelaut pada kelompok usia (p =

    0,000) dan tidak ada perbedaan yang signifikan tingkat stres istri pelaut pada

    kelompok durasi waktu untuk bertemu dengan suami (p = 0,177).

    Kata kunci : Tingkat Stres, Istri Pelaut, Usia, dan Durasi Waktu untuk Bertemu

    Suami

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • viii

    THE STRESS LEVEL DIFFERENCES OF SEAFARER’S WIFE

    BASED ON AGE GROUP AND TIME DURATION FOR

    MEETING HUSBANDS

    Stefanus Renggan Diaz

    ABSTRACT

    This study is used to investigate the difference level of stress from

    seafarer’s wife based on the group of age and duration of meeting. There are 110

    subject that used to be the studied in this investigations from seafarer’s wife

    whom lived in Indonesia. The scale that in order to is scale from DASS

    (Depression, Anxiety, and Stress Scale) where have adapted to Bahasa by

    Damanik and only 14 item (a = 0,968) used in stress aspect. This study use

    analysis technic of Mann Whitney U T-Test because the data distribution in this

    study is not normal. There are two result in this study, the significance difference

    level of stress whom exist in group age (p = 0,000)seafarer’s wife and the

    significance difference level of stress whom does not exist in durations group (p =

    0,177)of meeting with husband.

    Keywords: Stress Level, Seafarer’s Wife, Age, and Duration of Time to Meet

    Husband

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • .LEMBAR PER}IYATAAN PERSETUJUAN

    PUBLIKASI KARYA ILMIAH TJNTUK KEPENTINGAI{ AKAI}EMIS

    Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswi Universitas Sanata Dharma :

    Nama

    NIM

    : Stefanus Renggan Diaz

    : 149114070

    Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada PerpustakaanUniversitas Sanata Dharma Yogyakarta karya ilmiah saya yang berjudul :

    ..PERBEDAAN TINGKAT STRES ISTRI PEAUT BERDASARKA}IKELOMPOK USIA DAN I}URASI WAKTU UNTTJK BERTEMU SUAMT'

    Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata

    Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam benuk media lain, serta

    mengelolanya di intemet atau mdia lain urtuk kepentingan akadernis knpa perlu

    meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetapmencantumkan rarna saya sebagai penulis.

    Demikian pernyataan ini saya buat dengaa sebenarnya.

    Dibuat di Yogyakarta

    Pada tanggal

    (Stefanus Renggan Diaz)

    lX

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • x

    KATA PENGANTAR

    Puji Syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yesus dan Bunda Maria atas

    penyertaan-Nya selama saya mengerjakan skripsi dengan judul “Perbedaan

    Tingkat Stres Istri Pelaut Berdasarkan Usia dan Durasi Waktu untuk Bertemu

    Suami”. Segala hal dalam penulisan skripsi ini tidak terlepas dari campur tangan,

    bantuan, dukungan dan peran dari banyak pihak yang membantu saya dalam

    menghadapi setiap tantangan. Oleh karena itu, saya ingin mengucapkan rasa

    terima kasih saya yang terdalam kepada :

    1. Ibu Dr. Titik Kristiyani M.Psi., Psi. Selaku Dekan Fakultas Psikologi

    Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

    2. Ibu Monica Eviandaru Madyaningrum M.App., Ph.D. selaku Ketua

    Program Studi Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

    3. Bapak Paulus Eddy Suhartanto, M.Si. selaku Dosen Pembimbing

    Akademik yang telah membimbing saya dari semester awal dan yang telah

    memberikan yang terbaik dalam perkuliahan saya di Fakultas Psikologi.

    4. Bapak Cornelius Siswa Widyatmoko. M. Psi., selaku Dosen Pembimbing

    Skripsi. Terima kasih banyak saya ucapkan kepada Bapak karena telah

    membimbing saya sejak mata kuliah Seminar hingga skripsi. Terima kasih

    karena bapak selalu berusaha untuk meluangkan waktu dan membimbing

    saya di tengah kesibukan bapak. Terima kasih banyak atas segala kebaikan

    bapak. Terimakasih pak.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xi

    5. Bapak Agung Santoso, selaku dosen yang mau berbagi informasi tentang

    analisis SPSS. Terima kasih banyak pak, berkat Bapak saya menjadi lebih

    paham tentang analisis dari penelitian saya ini.

    6. Keluarga RINOSI DIAZ, selaku pemberi semangat dan materi selama

    pengerjaan skripsi. Terima kasih karena selalu mendorong saya untuk

    selalu mengerjakan skripsi, mengurangi waktu bermain, dan mengingatkan

    saya untuk lebih cepat menyelesaikan skripsi

    7. Segenap Dosen Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma. Terima

    kasih untuk ilmu, waktu, nasihat dan segala kesabaran dalam membimbing

    saya selama saya menimba ilmu di Fakultas Psikologi. Terima kasih

    karena telah membantu saya untuk lebih menerima diri saya apa adanya.

    8. Seluruh staff dan karyawan Fakultas Psikologi USD yang dengan ramah

    dan profesional memberikan pelayanan yang baik selama saya berkuliah di

    Fakultas Psikologi USD ini.

    9. Fransdany, Anus, Kinan, Budi, dan Diva sebagai teman setiaselama

    penulismengerjakan skripsi. Terima kasih karena telah menemani saya

    mengerjakan skripsi walaupun tidak memberikan motivasi untuk cepat

    selesai karena keberadaan kalian saya semakin sadar bahwa saya harus

    cepat lulus agar bisa menjadi motivasi kalian juga untuk lulus.

    10. Platinum Internet Cafe, Merapi Net, dan Luxury Internet Cafe, sebagai

    tempat saya mengerjakan skripsi dikala laptop tidak bisa digunakan.

    Terima kasih kepada mas/mbak operator yang selalu memberikan tempat

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xii

    yang nyaman dan terkadang memberikan saya makanan dan minuman

    gratis selama saya mengerjakan skripsi disana.

    11. Mentanoia, Yuka, Ocha Sasmitha, Tara, dan Hanny Terima kasih banyak

    atas segala dukungan dan bantuan kalian. Kalimat-kalimat positif dan

    bantuan kalian membuat saya dapat lebih memahami skripsi saya. Berkat

    kalian saya lebih semangat dalam mengerjakan skripsi.

    12. Fransdany, selaku sahabat sejak SMA. Terima kasih kawan! Bantuan

    kamu memberikan pinjaman laptop dan merelakan skripsi kamu. Big

    thank’s, Bro!

    13. Teman-teman kelas B angkatan 2014, tanpa saya sadari bahwa kalian telah

    membantu saya selama perkuliahan. Thank’s.

    14. Seluruh teman-teman Fakultas Psikologi dari angkatan 2009 - 2018.

    Terima kasih dinamika dan pengalaman yang telah diberikan. Berkat

    kalian semua saya lebih memahami dan semangat untuk kuliah. Terima

    kasih banyak.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xiii

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL................................................................................. i

    HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN................................................... ii

    HALAMAN PENGESAHAN.................................................................. iii

    HALAMAN MOTTO............................................................................... iv

    HALAMAN PERSEMBAHAN............................................................... v

    HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA............................. vi

    ABSTRAK............................................................................................... vii

    ABSTRACT................................................................................................ viii

    LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN........................................ ix

    KATA PENGANTAR............................................................................. x

    DAFTAR ISI........................................................................................... xiii

    DAFTAR TABEL................................................................................... xvii

    DAFTAR LAMPIRAN........................................................................... xviii

    BAB I PENDAHULUAN....................................................................... 1

    A. Latar Belakang...................................................................... 1

    B. Rumusan Masalah................................................................ 6

    C. Tujuan Penelitian................................................................. 6

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xiv

    D. Manfaat Penelitian............................................................... 6

    BAB II LANDASAN TEORI................................................................ 8

    A. Stres.................................................................................... 8

    1. Pengertian Stres............................................................ 8

    2. Sumber Stres................................................................. 9

    3. Aspek Stres................................................................... 10

    4. Bentuk Stres................................................................... 11

    5. Tahapan Stres................................................................. 11

    B. DASS................................................................................... 14

    C. Pernikahan Jarak Jauh........................................................... 15

    D. Tahap Perkembangan Usia Dewasa...................................... 16

    1. Dewasa Dini.................................................................... 16

    2. Dewasa Madya................................................................ 18

    E. Durasi Waktu untuk Bertemu Suami.................................... 19

    F. Pelaut dan Istri...................................................................... 20

    G. Dinamika Tingkat Stres Istri Pelaut Berdasarkan Usia dan

    Durasi Waktu Bertemu Suami............................................... 22

    H. KerangkaBerpikir.................................................................. 25

    I. Hipotesis............................................................................... 25

    BAB III METODOLOGI PENELITIAN............................................... 26

    A. Jenis dan Desain Penelitian.................................................. 26

    B. Variabel Penelitian............................................................... 27

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xv

    C. Definisi Operasional............................................................... 27

    1. Stres.................................................................................. 27

    2. Usia Tahap Dewasa.......................................................... 28

    3. Durasi Waktu untuk Bertemu Suami................................ 29

    D. Subjek Penelitian.................................................................. 30

    E. Metode dan Alat Pengumpulan Data...................................... 30

    1. Metode Pengumpulan Data............................................ 30

    2. Alat Pengumpulan Data................................................... 31

    F. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur...................................... 33

    1. Validitas........................................................................... 33

    2. Koefisien Korelasi Item Total (rix)................................. 34

    3. Reliabilitas....................................................................... 35

    G. Analisis Data........................................................................ 36

    1. Uji Asumsi....................................................................... 36

    a. Uji Normalitas........................................................... 36

    b. Uji Homogenitas........................................................ 37

    2. Uji Hipotesis................................................................... 37

    BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN......................... 39

    A. Pelaksanaan Penelitian........................................................... 39

    B. Deskripsi Subjek Penelitian................................................... 40

    C. Deskripsi Data Penelitian...................................................... 41

    Uji Beda Mean Teoritis dan Mean Empiris.......................... 41

    D. Hasil Penelitian..................................................................... 42

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xvi

    1. Uji Asumsi..................................................................... 42

    a. Uji Normalitas......................................................... 42

    b. Uji Homogenitas...................................................... 44

    2. Uji Hipotesis................................................................. 45

    E. Pembahasan......................................................................... 48

    BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.................................................. 53

    A. Kesimpulan.......................................................................... 53

    B. Keterbatasan Penelitian....................................................... 53

    C. Saran.................................................................................... 54

    a. Bagi Istri Pelaut............................................................. 54

    b. Bagi Suami.................................................................... 54

    c. Bagi Peneliti Selanjutnya.............................................. 54

    DAFTAR PUSTAKA........................................................................... 56

    LAMPIRAN.......................................................................................... 63

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xvii

    DAFTAR TABEL

    Tabel 1 Sebaran Item Skala DASS.............................................. 31

    Tabel 2 Skor Respon dari Aspek Stres pada Skala DASS........... 32

    Tabel 3 Kisaran Koefisien Korelasi Item Total (rix)…………… 34

    Table 4 Koefisien Reliabilitas Skala Stres.................................. 36

    Tabel 5 Subjek Berdasarkan Usia dan Durasi Waktu untuk

    Bertemu Suami................................................................ .. 40

    Tabel 6 Deskripsi Statistik Data Penelitian..................................... 41

    Tabel 7 Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov................................. 43

    Tabel 8 Uji Hasil Uji Homogeintas Tingkat Stres

    Terhadap Usia.................................................................... 44

    Tabel 9 Hasil Uji Homogenitas Tingkat Stres Terhadap

    Durasi Waktu untuk Bertemu Suami................................... 44

    Tabel 10 Hasil Perbandingan Mean Tingkat Stres Berdasarkan Usia.... 45

    Tabel 11 Hasil Uji Mann Whitney U Test Tingkat Stres

    Berdasarkan Usia................................................................ 46

    Tabel 12 Hasil Perbandingan Mean Tingkat Stres Berdasarkan

    Durasi Waktu untuk Bertemu Suami...................................... 47

    Tabel 13 Hasil Uji Mann Whitney-U Tingkat Stres Berdasarkan

    Durasi Waktu untuk Bertemu Suami........................................ 47

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xviii

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1. Skala Penelitian.......................................................... 64

    Lampiran 2. Reliabilitas Skala........................................................ 68

    Lampiran 3. Data Empiris................................................................ 69

    Lampiran 4. Uji Normalitas............................................................ .. 70

    Lampiran 5. Uji Homogenitas............................................................ 70

    Lampiran 6. Uji Mann Whitney U...................................................... 71

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Stres adalah suatu kondisi yang umum dirasakan oleh masyarakat. Stres

    berkaitan dengan suatu kenyataan yang tidak sesuai dengan harapan atau situasi

    yang menekan seseorang (Priyoto, 2014). Tidak dipungkiri lagi bahwa setiap

    individu dapat mengalami stres, terkhusus istri pelaut.

    Bekerja sebagai pelaut merupakan suatu tantangan yang besar bagi pelaut

    (dalam Sarinas dan Ellaga, 2016). Walaupun demikian, tidak sedikit warga

    negara Indonesia yang berprofesi sebagai pelaut. Dalam situs daftar pelaut di

    Indonesia, terdaftar jumlah pelaut di Indonesia sebanyak 893.406 orang

    (pelaut.dephub.go.id, diakses pada tanggal 28 Maret 2018). Bekerja sebagai

    pelaut harus siap untuk hidup berjauhan dengan keluarga, berbulan-bulan bahkan

    bertahun-tahun harus terpisah dengan istri dan anak. Selain itu, bekerja sebagai

    pelaut juga terkendala dalam berkomunikasi. Hal ini dikarenakan sulitnya

    mendapatkan sinyal handphone ketika kapal sedang berada di tengah lautan lepas

    (DM, wawancara pelaut pada tanggal 14 Maret 2018). Arif (2016)

    mengungkapkan bahwa manusia harus saling berkomunikasi dan komunikasi

    intim terjadi pada saat manusia memasuki tahap dewasa, yaitu hubungan antara

    suami dan istri. Pada masa ini, suami dan istri membutuhkan waktu komunikasi

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 2

    yang intim lebih banyak, tidak hanya melalui ucapan verbal melainkan juga

    melalui ekspresi dan prilaku dari pasangannya (Arif, 2016). Namun dikarenakan

    keadaan, komunikasi intim antar pelaut dan istri jarang dan sulit terjadi jika

    suami sedang berada di tengah laut lepas.

    Dilain sisi, menjadi istri dari seorang pelaut biasanya dipandang sebagai istri

    yang beruntung karena dari segi finansial mereka tidak berkekurangan. Menurut

    kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia, Dr. Wahyu Satrio Utomo,

    gaji seorang pelaut dapat mencapai 30 juta dalam sebulan jika berlayar di laut

    Indonesia. Sementara itu, gaji bagi pelaut yang berlayar di laut internasional

    sekitar 11-12 ribu dollar perbulannya. (beritatrans.com, diakses pada tanggal 8

    Januari 2018). Selain itu, sang istri juga dapat berpergian ke berbagai tempat

    untuk menemui suaminya (Karen, 2017).

    Walaupun demikian, menjadi seorang istri pelaut bukanlah hal yang mudah

    dijalani. Hurlock (2006) menjelaskan bahwa seseorang yang memasuki tahap

    dewasa akan memiliki tugas perkembangan yang lebih banyak, lebih penting,

    dan lebih sulit untuk dilalui. Pada tahap dewasa awal, seseorang akan betugas

    untuk menentukan karir, pasangan hidup, berkeluarga, dan mendidik anak. Bagi

    seorang istri pelaut, hampir semua tugas dalam keluarga mereka lakukan seorang

    diri tanpa kehadiran dari suami, seperti mendidik anak, menentukan keputusan

    masalah sehari-hari, dan berperan ganda dalam membesarkan anak (Karen,

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 3

    2017). Pada penelitian yang dilakukan Mijilputri (2015) tentang peran dukungan

    sosial terhadap kesepian istri yang menjalani pernikahan jarak jauh dengan

    subjek tiga istri berumur 18-40 tahun yang telah menjalani pernikahan jarak jauh

    selama satu hingga tiga tahun ditemukan hasil bahwa dukungan sosial sangat

    membantu mengurangi rasa sepi bagi istri-istri pada tahap dewasa awal.

    Namun tidak semua istri menganggap dukungan sosial dapat mempengaruhi

    secara signifikan terhadap rasa sepi. Hal ini dikarenakan persepsi dan

    penyesuaian diri serta kebutuhan dari masing-masing individu yang berbeda

    (dalam Mijilputri, 2015). Berbeda dengan tahap dewasa madya, seseorang akan

    melakukan penyesuaian terhadap perubahan seperti pensiun suami, kehilangan

    pasangan hidup, kepergian anak dari rumah, serta berperan menjadi seorang

    kakek-nenek. Oleh karena itu, pertambahan usia dan proses penyesuaian diri

    pada tahap-tahap sebelum dewasa dapat menentukan diri seseorang ketika ia

    memasuki tahap dewasa. Sehingga istri pelaut yang telah memasuki usia dewasa

    madya akan lebih menerima dan menyesuaikan diri terhadap profesi dari

    suaminya sebagai pelaut.

    Berdasarkan wawancara sebelumnya, alasan munculnya stres bagi istri

    pelaut adalah waktu yang lama untuk saling bertemu dan jarak yang memisahkan

    antar keduannya terlalu jauh (LG, wawancara pada 13 Maret 2018). Selain itu,

    Gerstel dan Gross (dalam Nuraini dan Masykur, 2015) mengungkapkan bahwa

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 4

    tingkat ketidakpuasan dalam perkawinan yang tinggi dikarenakan rentang waktu

    berpisah yang terlalu lama. Karsner (2011) menjelaskan bahwa ada 4 kompenen

    penting dalam pernikahan, yakni kepercayaan, komunikasi, kehadiran, dan

    komitmen. Berdasarkan hal ini, dapat disimpulkan jika salah satu komponen ini

    berkurang atau hilang maka dapat mempengaruhi komponen lain. Dalam arti

    lain, jika komponen kehadiran berkurang tingkat intensitasnya maka dapat

    mempengaruhi komponen kepercayaan, komunikasi dan komitmen. Hal ini juga

    memberikan dampak pada munculnya gejala stres pada istri pelaut, seperti

    merasa kesepian dan cemas terhadap kondisi suami. Menurut Lazarus, stres

    adalah keadaan dimana seseorang merasa cemas karena tanggung jawab yang

    diterima melebihi kemampuannya (dalam Seaward, 2012). Hal ini selaras dengan

    penelitian yang dilakukan Hagmark-Cooper, PhD kemaritiman di Amerika

    (dalam Kamila Midor, 2015) yang menjelaskan bahwa sekitar 90% istri pelaut

    berhasil mengatasi kepergian suami mereka untuk bekerja dikapal, namun 10%

    istri pelaut yang tidak dapat mengatasi kepergian suami mereka cenderung akan

    stres. Hal ini terlihat dari kehidupan mereka yang tidak memiliki teman, tidak

    pergi beribadah, dan tidak bersosialisasi dengan tetangga.

    Pendapat lain, menurut Priyoto (2014) mengungkapkan bahwa stres adalah

    suatu reaksi fisik dan psikis dari tuntutan-tuntutan dalam kehidupan sehari-hari

    yang dapat mengganggu kestabilan dan menyebabkan ketegangan. Dalam hal ini,

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 5

    seorang istri pelaut harus menjadi single parent dalam membesarkan anak karena

    suami mereka bekerja dalam waktu yang lama di kapal, biasanya 6 bulan atau

    lebih (Karen, 2017). Selain itu, istri pelaut juga harus berperan menjadi sosok ibu

    dan ayah dalam waktu bersamaan, mengurus keperluan keluarga, dan mengambil

    keputusan dalam masalah sehari-hari sendiri.

    Kemudian, secara umum faktor-faktor penyebab stres atau stresor adalah

    stresor fisik, stresor sosial, dan stresor psikologis (Priyoto, 2014). Bentuk dari

    stressor fisik adalah suhu (panas atau dingin), polusi udara, polusi suara, dan

    obat-obatan. Bentuk stresor sosial muncul dari lingkungan seperti tidak memiliki

    pekerjaan, kriminalitas, politik-ekonomi, kematian anggota keluarga, karir yang

    kurang baik, memiliki hubungan yang kurang baik dengan orang lain, dan

    perbedaan gaya hidup. Sedangkan bentuk stresor psikologis terlihat dari rasa

    frustasi dan ketidakpastian akan suatu hal seperti khawatir atau cemas saat

    menghadapi sesuatu, merasa tertekan, merasa bersalah, dan merasa tidak yakin

    dengan masa depan.

    Berdasarkan pemaparan latar belakang dan dampak dari stres istri yang

    menjalani pernikahan jarak jauh, peneliti tertarik untuk meneliti tingkat stres

    pada istri pelaut berdasarkan usia istri pelaut dan durasi waktu untuk bertemu

    dengan suami. Hal ini dikarenakan, peneliti ingin meneliti lebih spesifik tingkat

    stres istri yang menjalani pernikahan jarak jauh, khususnya istri pelaut karena

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 6

    pada penelitian sebelumnya subjek dari penelitian sebelumnya dipilih secara

    random (acak) pada penelitian pernikahan jarak jauh, padahal banyak profesi dari

    suami yang bisa menuntut untuk mengalami pernikahan jarak jauh, seperti pilot,

    pelaut, tenaga kerja yang bekerja di luar negeri, dan lain-lain.

    B. Rumusan Masalah

    Apakah ada perbedaan tingkat stres istri pelaut yang signifikan berdasarkan

    usia dan durasi waktu untuk bertemu suami?

    C. Tujuan Penelitian

    Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat perbedaan tingkat stres istri

    pelaut berdasarkan usia dan durasi waktu untuk bertemu. Tujuan tambahan dalam

    penelitian ini adalah melihat seberapa tinggi tingkat stres yang dialami oleh istri

    pelaut.

    D. Manfaat Penelitian

    1. Manfaat Teoritis

    Manfaat pada penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan di

    bidang psikologi sosial dan klinis tentang kondisi tingkat stres pada istri

    pelaut.

    2. Manfaat Praktis

    a. Bagi suami

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 7

    Hasil dari penelitian ini di diharapkan dapat memberikan pencerahan

    bagi suami-suami yang bekerja di kapal. Sehingga dapat lebih memahami

    dan menjaga komitmen dengan istrinya.

    b. Bagi Perkumpulan Istri Pelaut

    Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan semangat bagi

    para-istri-istri pelaut agar semakin mendukung satu sama lain. Sehingga

    dapat saling membagikan energi dan pikiran positif agar dapat menjalankan

    perannya sebagai istri, ibu, sekaligus ayah bagi suami dan anak-anaknya.

    c. Bagi Keluarga dan Kerabat Dekat

    Hasil penelitian ini diharapkan dapat membuat anggota keluarga atau

    kerabat menjadi lebih peduli dan memberikan dukungan sosial bagi istri-

    istri dari seorang pelaut.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 8

    BAB II

    LANDASAN TEORITIS

    Pada bab ini, peneliti akan menjabarkan landasan teori yang akan menjadi

    dasar kerangka pemikiran dari penelitian. Berdasarkan judul penelitian ini,

    “Perbedaan Tingkat Stres Istri Pelaut Berdasarkan Kelompok Usia dan Durasi

    Waktu untuk Bertemu Suami”, maka peneliti akan menjabarkan beberapa konsep

    terkait dengan variable dan subjek penelitian, yakni stress, usia, durasi waktu dan

    istri pelaut.

    A. Stres

    1. Pengertian Stres

    Menurut Lazarus, stres merupakan suatu keadaan dimana seseorang

    merasa dirinya cemas karena tanggung jawab yang telah atau sedang diterima

    melebihi kemampuan yang dimilikinya (Seaward, 2012). Hans Selye

    (Seaward, 2012) menambahkan definisi stres adalah respon nonspesifik dari

    tubuh terhadap pengaruh dari luar tubuh untuk beradaptasi, baik itu

    menimbulkan rasa sakit atau kesenangan. Dalam Kamus Besar Bahasa

    Indonesia, stres memiliki dua pengertian, yakni gangguan atau kekacauan

    mental dan emosional; tekanan (dalam Priyoto, 2014;2).

    Bartsch dan Evelyn (dalam Kholidah dan Alsa, 2012) menjelaskan

    bahwa stres merupakan ketegangan, beban yang menarik seseorang dari

    segala penjuru, tekanan yang dirasakan pada saat menghadapi tuntutan atau

    harapan yang menantang kemampuan seseorang untuk mengatasi atau

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 9

    mengelola hidup.Ahli lain, Sarafino (dalam Gunarti, Hartati, dan Listiara,

    2006) menjelaskan bahwa stres adalah suatu kondisi yang berasal dari

    interaksi antara individu dengan lingkungan, sehingga menimbulkan persepsi

    jarak antara tuntutan-tuntutan yang muncul dari situasi yang bersumber pada

    sistem biologis, sosial,serta psikologis dari seseorang.

    Berdasarkan definisi-definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa stres

    adalah suatu kondisi dari individu yang merasa dirinya cemas, terbebani, dan

    terganggu akibat tekanan-tekanan yang diperoleh dari lingkungan sekitarnya.

    2. Sumber Stres

    Situasi, kondisi, atau individu lain yang menjadi penyebab stres, secara

    umum disebut stresor. Stresor dibagi menjadi tiga, yakni stresor fisik, stresor

    sosial, dan stresor psikologis(dalam Priyoto, 2014; 2). Stresor fisik dapat

    disebabkan dari perubahan suhu, suara, udara, dan bahan kimia (obat-obatan).

    Stresor sosial muncul dari bidang ekonomi-politik, seperti pengangguran,

    tingkat inflasi yang tinggi, dan kriminalitas. Selain itu, stressor sosial juga

    dapat berasal dari lingkungan sosial lainnya seperti keluarga, lingkungan

    kerja, dan lingkungan pertemanan.

    Sedangkan penyebab dari Stresor psikologis terbagi menjadi dua, yakni

    frustasi dan ketidakpastian. Perasaan frustasi terlihat ketika seorang individu

    tidak dapat mencapai keinginan atau tujuan hidupnya dikarenakan ada

    hambatan yang dirasa tidak bisa dilalui. Ketidakpastian muncul ketika

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 10

    seorang individu sering berada dalam keraguan dan kebingungan mengenai

    masa depan sehingga merasa tertekan, bersalah, khawatir, dan inferior.

    3. Aspek-Aspek Stres

    Menurut Sarafino (dalam Gunawati, Hartati, dan Listiara. 2006), stres

    memiliki dua aspek, yakni :

    a. Aspek Biologis

    Aspek ini ditandai dari gejala fisik seperti sakit kepala, gangguan pada

    tidur, pencernaan, pola makan, kulit, dan produksi keringat yang

    berlebihan.

    b. Aspek Psikologis

    Aspek ini dapat diliat dari gejala psikis, yakni :

    1) Gejala Kognisi dapat menggangu proses berpikir seseorang. Hal

    ini ditandai dengan kesulitan untuk berkonsentrasi, kemampuan

    daya ingat, dan perhatian terhadap suatu hal.

    2) Gejala emosi

    Suatu kondisi yang dapat mengganggu kestabilan emosi

    seseorang. Hal ini ditandai dengan rasa cemas yang berlebihan,

    mudah marah, dan merasa kesepian, dan depresi.

    3) Gejala Tingkah Laku

    Kondisi stres yang dapat mempengaruhi seseorang dalam

    bertingkah laku cenderung negatif. Sehingga dapat menimbulkan

    masalah dalam hubungan bersosialisasi.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 11

    4. Bentuk dari Stres

    Menurut Lazarus (dalam Christyanti, Mustami’ah, dan Sulistiani. 2010)

    terdapat dua bentuk dalam stres, yaitu Distress (stres negatif) dan Eustress

    (stres positif). Distress yaitu stres yang mengganggu, merusak, dan

    merugikan seseorang. Hal ini dapat terlihat dari ciri-ciri orang yang

    mengalami distress, yaitu mudah marah, cepat tersinggung, sulit

    berkonsentrasi, sukar mengambil keputusan, pelupa, pemurung, tidak energik,

    dan cepat bingung. Sedangkan, Eustress adalah stres yang baik atau tidak

    mengganggu dan memberikan semangat, serta bermanfaat dan bersifat

    konstruktif.

    Ahli lain, Schafer (dalam Dewi, 2009) membagi stres dalam tiga jenis,

    yakni Neustres, stres yang bersifat netral dan tidak merugikan. Distress, stres

    yang mengarah pada dua jenis gangguan baik fisik maupun psikis. Dan ketiga

    adalah positive stress, jenis stres yang dapat membantu mengerjakan hal-hal

    tertentu, misalnya membantu mendorong seseorang untuk mengerjakan suatu

    tugas dalam waktu yang terbatas.

    5. Tahapan Stres

    Stres pada seseorang muncul secara bertahap dan lambat. Sehingga

    perlahan akan lebih terlihat jelas jika stress sudah mengganggu fungsi dalam

    kehidupan sehari-hari. Tahap stres terbagi menjadi 6 tahap (dalam Priyoto,

    2014;5), yakni :

    a. Stres tahap I

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 12

    Tahap ini merupakan tahap yang paling ringan dan diawali dengan

    perasaan-perasaan yang positif seperti semangat yang berlebihan,

    penglihatan menjadi lebih tajam, merasa senang dengan kemampuan

    yang dimiliki. Namun tanpa disadari hal ini membuat seseorang

    menjadi lupa waktu dan menggunakan semua tenaga dan

    kemampuannya sehingga semakin lama semakin menipis energi dan

    semangat yang dikeluarkan.

    b. Stres tahap II

    Pada tahap ini, individu mulai timbul perasaan-perasaan bosan,

    mengeluh, letih, dan cepat merasa capai. Hal ini dikarenakan dampak

    pada tahap I perlahan sudah mulai menghilang. Selain itu, pada tahap

    ini individu akan merasakan detak jantung yang lebih keras dari

    biasanya, otot-otot tubuh menjadi tegang, dan kurang bisa santai

    dalam menyelesaikan sesuatu.

    c. Stres tahap III

    Jika pada tahap II tidak dihiraukan, maka pada tahap III keluhan-

    keluhan yang dirasakan pada tahap II akan menjadi lebih terasa

    sehingga menyebabkan peningkatan keluhan pada tahap II dan

    muncul keluhan baru seperti buang air besar tidak teratur, insomnia,

    dan koordinasi tubuh terganggu.

    d. Stres tahap IV

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 13

    Gejala yang muncul pada tahap IV adalah perasaan sulit untuk

    bertahan sepanjang hari, merasakan aktivitas sehari-hari menjadi

    membosankan dan lebih sulit untuk dihadapi, mengalami gangguan

    tidur yang disertai dengan mimpi-mipi yang menegangkan, daya

    konsentrasi dan ingatan menurun, serta muncul perasaan ketakutan

    dan kecemasan yang tidak diketahui penyebabnya.

    e. Stres tahap V

    Apabila tetap berlanjut, pada tahap V individu akan merasa semakin

    kelelahan secara fisik dan mental, ketidakmampuan untuk

    menyelesaikan pekerjaan sehari-hari yang ringan dan sederhana,

    gangguan-gangguan pencernaan semakin berat, serta perasaan takut

    dan cemas semakin tinggi sehingga individu menjadi mudah bingung

    dan panik.

    f. Stres tahap VI

    Tahap ini merupakan puncak dari tahapan stres. Individu akan

    mengalami panic attack dan perasaan takut mati. Selain itu, individu

    yang berada pada tahap ini akan merasakan debaran jantung yang

    amat keras dan kencang, susah bernafas, tubuh akan bergemetar, suhu

    tubuh menurun, dan keringat bercucuran, serta mengalami kolaps

    (pingsan).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 14

    B. DASS (Depression, Anxiety, and Stress Scale)

    Pengukuran pada penelitian ini menggunakan DASS (Depression,

    Anxiety, and Stress Scales) yang dikembangkan oleh P. F. Lovibond dan S.

    H. Lovibond pada tahun 1995. DASS merupakan skala yang mengukur tiga

    aspek gejala psikologis, yakni depresi, kecemasan, dan stres. Pada aspek

    depresi gejala yang diukur dilihat dari suasana hati responden, seperti rasa

    sedih dan merasa tidak berharga. Pada aspek kecemasan pengukuran

    berkaitan dengan rangsangan pada fisik, kepanikan, dan ketakutan, seperti

    gemetar atau pingsan. Sedangkan, pada aspek stres mengukur berdasarkan

    non-chronic arousal (gejala tidak kronis) seperti ketegangan, mudah marah,

    dan reaksi berlebihan terhadap sesuatu yang dapat menimbulkan stres.

    Pada penelitian yang telah dilakukan oleh Crawford dan Henry (2003)

    menunjukkan bahwa DASS dapat digunakan pada subjek non-klinis. Hal ini

    terlihat dari hasil pengukuran reliabilitas pada aspek stres dari DASS yang

    menggunakan teknik cronbach’s alpha pada subjek non-klinis ditemukan

    nilai reliabilitasnya sebesar 0.90. Selain itu, pada penelitian yang dilakukan

    Bìgle dan Bayram (2010) pada 1102 orang wanita di Turki juga

    mengungkapkan bahwa DASS merupakan skala pengukuran yang reliabel

    dan valid untuk digunakan pada sampel non-klinis. Berdasarkan hal ini skala

    stres pada DASS dapat digunakan pada subjek penelitian ini, istri pelaut,

    karena subjek pada penelitian ini adalah subjek non-klinis.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 15

    C. Pernikahan Jarak Jauh

    Erikson (Papalia, Olds, & Feldman, 2008) mengatakan bahwa setiap

    individu akan menjalani tugas perkembangan dari tahap-tahap

    perkembangannya sebagai manusia. Pada tahap dewasa, salah satu tugas

    perkembangannya adalah menjalin kedekatan dengan orang lain (intimacy)

    dan berusaha untuk menghindar dari sikap menyendiri (isolation). Kedekatan

    dengan orang lain ini akan menimbulkan sikap ketergantungan yang dapat

    mempengaruhi kehidupan dari masing-masing individu. Salah satu bentuk

    hubungan yang memiliki sikap ketergantungan adalah hubungan suami istri

    dalam pernikahan.

    Dyer (dalam Asmarina & Lestari, 2017) menjelaskan bahwa pernikahan

    adalah suatu subsistem dari dua orang dewasa yang berbeda kelamin dan

    membuat sebuah komitmen personal dan legal untuk hidup bersama sebagai

    pasangan suami-istri. Secara normatif dalam struktur masyarakat

    digambarkan bahwa suami memiliki kedudukan dan peran yang menonjol

    dalam keluarga dan rumah tangga, baik di dalam maupun di luar rumah.

    Dengan demikian, istri diharapkan sebagai pekerja di dalam rumah dan suami

    diharapkan sebagai pekerja pencari nafkah bagi keluarga (Hasibuan, 2011).

    Hal ini membuat tidak sedikit pasangan suami istri untuk menjalani

    pernikahan jarak jauh. Eliyani (dalam Muliadi, 2017) mengungkapkan tiga

    faktor yang dapat mempengaruhi pernikahan jarak jauh, yakni faktor

    ekonomi, pendidikan, dan pekerjaan. Dalam penelitian ini pekerjaan dan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 16

    ekonomi merupakan faktor utama yang mendorong dalam menjalani

    pernikahan jarak jauh. Hal ini dikarenakan untuk memperbaiki dan

    meningkatkan keadaan ekonomi serta mencapai jenjang karir yang

    diinginkan.

    Gretel dan Gross (1982) mendefinisikan pernikahan jarak jauh

    (commuter marriage) sebagai kesepakatan yang dilakukan dengan sukarela

    oleh pasangan suami-istri yang berada pada dua lokasi berbeda karena

    berbagai alasan dan dipisahkan setidaknya tiga malam dalam satu minggu

    selama minimal tiga bulan. Selain itu, Maines (dalam Margiani & Ekayati,

    2013) menjelaskan bahwa pernikahan jarak jauh adalah pernikahan terpisah

    antar suami dan istri yang didasari dengan komitmen sebelum pernikahan

    karena tuntutan karir atau pekerjaan. Berdasarkan penjabaran diatas, dapat

    ditarik kesimpulan bahwa pernikahan jarak jauh adalah suatu ikatan

    pernikahan antara suami istri yang memiliki komitmen untuk hidup terpisah

    dalam membangun kehidupan berkeluarga, dikarenakan faktor ekonomi,

    pekerjaan, dan karir.

    D. Tahap Perkembangan Usia Dewasa

    1. Dewasa Dini

    Hurlock (2006) menjelaskan bahwa diantara sekian banyak tugas

    perkembangan dalam tahap perkembangan manusia tahap dewasa merupakan

    suatu tahap yang memiliki tugas banyak, sangat penting, dan sangat sulit

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 17

    diatasi. Pada tahap dewasa, seseorang akan melakukan penyesuaian diri

    terhadap pekerjaan, perkawinan, menjadi orangtua, dll.

    Hurlock (2006) menjelaskan bahwa pada tahap dewasa dimulai dari umur

    18-40 tahun. Tahap ini disebut sebagai masa dewasa dini. Menurut

    Havighrust (dalam Supatmi & Masykur, 2018) terdapat beberapa tugas pada

    tahap dewasa dini, seperti mencari kerja, mencari pasangan, membangun dan

    mengelola kehidupan berkeluarga, dan mengasuh anak. Pada tahap ini,

    kehidupan pernikahan merupakan tugas yang penting. Olson (dalam Supatmi

    & Masykur, 2018) menjelaskan bahwa pernikahan merupakan sebuah

    komitmen legal dengan ikatan emosional antar dua orang untuk saling

    berbagi keintiman fisik dan emosional, serta saling bertanggung jawab.

    Selain itu, dalam hidup pernikahan Berk (2012) membagi dalam dua

    jenis pernikahan, yakni pernikahan tradisional dan pernikahan egaliter. Pada

    pernikahan tradisional, peran seorang suami adalah sebagai kepala keluarga

    yang bertanggung jawab terhadap kesejahteraan ekonomi keluarga dan istri

    berperan sebagai pelayan suami dan mengasuh anak serta menciptakan

    suasana rumah yang baik dan menyenangkan. Sedangkan dalam pernikahan

    egaliter, peran suami dan istri imbang, dimana suami dan istri harus berusaha

    menyeimbangkan waktu dan energi untuk karir, anak, dan hubungan

    pernikahan mereka.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 18

    2. Dewasa Madya

    Pada tahap ini Hurlock (2006) menjelaskan bahwa tahap dewasa

    madya (40-60 tahun) adalah tahap seseorang mengalami penurunan-

    penurunan pada kekuatan fisik maupun daya ingat. Sehingga hal ini dapat

    dapat memicu munculnya stres pada orang-orang pada tahap dewasa madya.

    Terdapat empat kategori stres pada usia dewasa madya (dalam Hurlock,

    2006), yakni stres somatik yang disebabkan keadaan jasmani yang mengalami

    penurunan; stres budaya yang disebabkan penempatan nilai-nilai pada masa

    muda yang terlalu tinggi; stres ekonomi yang disebabkan beban keuangan

    untuk mendidik anak dan memberikan status sosial bagi semua anggota

    keluarga; dan stres psikologis yang diakibatkan kematian salah satu pasangan,

    kepergian anak dari rumah, kebosanan pada pernikahan, kehilangan masa

    muda, dan mendekati ambang kematian.

    Pada tahap ini, Berk (2012) menjelaskan bahwa pada masa ini

    merupakan puncak kehidupan dari seseorang. Mereka akan menerima diri

    mereka lebih baik dan menguasai perubahan-perubahan dalam lingkungan.

    Sehingga membuat orang-orang pada masa ini merasa mendapatkan kepuasan

    hidup dan kesehatan psikologis yang lebih besar. Selain itu, pada tahap

    dewasa madya seseorang akan menjadi lebih efektif dalam mengatasi pemicu-

    pemicu stres yang muncul. Hal ini dikarenakan mereka sudah dapat

    mengkontrol kestabilan emosi dan kepercayaan pada diri sendiri (dalam Berk,

    2012).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 19

    E. Durasi Waktu Istri untuk Bertemu dengan Suami

    Karsner (dalam Kidenda, 2002) menjelaskan bahwa terdapat empat

    komponen penting dalam menjalin sebuah hubungan. Komponen pertama

    adalah komunikasi, dimana komponen ini menjadi dasar bagi seseorang untuk

    saling mengetahui satu sama lain sehingga dapat terciptanya hubungan baik.

    Komponen kedua yakni keintiman, yang mana tidak hanya kedekatan secara

    fisik melainkan juga kedekatan secara emosional, seperti munculnya perasaan

    dekat, nyaman, dan saling peduli satu sama lain. Komponen yang ketiga

    adalah komitmen. Komponen ini komponen kognitif yang mengarahkan

    pasangan untuk saling terikat dan memelihara rasa cinta hingga hubungan

    berakhir. Komponen terakhir adalah kehadiran, yang mana komponen ini

    dapat mempengaruhi kelanggengan suatu hubungan. Dalam komponen ini

    juga terdapat sifat kejujuran yang melibatkan kognitif seseorang ketika

    pasangan sedang tidak berada disisinya.

    Pada penelitian Guldner dan Swensen (dalam Kidenda, 2002)

    menjelaskan bahwa menghabiskan waktu bersama akan membantu sepasang

    suami istri dapat meningkatkan kepuasan dalam hubungan dan menurunkan

    tingkat stres masing-masing. Menurut Fischman (dalam Mijilputri, 2015)

    ketika pasangan menjalani pernikahan jarak jauh dan terpisah dalam waktu

    yang lama hal ini dapat memunculkan rasa kesepian antar pasangan. Hal ini

    sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Fatma dan Achmad (2015)

    yang menemukan bahwa sebagian istri pelaut memiliki perasaan sedih ketika

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 20

    berjauhan dengan suami dan memiliki keinginan untuk bertemu dengan

    suami setiap hari. Ketika sedang berada dikondisi seperti itu sebagian istri

    pelaut melampiaskan dengan menangis.

    Santrock (2002) menjelasakan bahwa durasi waktu yang lama untuk

    bertemu pasangan akan membuat seseorang merasa terisolasi dan merasa

    dirinya tidak dapat menemukan tempat pelarian ketika stres muncul.

    Sehingga dapat menyebabkan menurunnya kepuasan dalam menjalin

    hubungan pernikahan jarak jauh. Selain itu, Stuart (dalam Kidenda, 2002)

    menjelaskan bahwa banyaknya jumlah waktu yang dihabiskan bersama pada

    pasangan merupakan strategi terapis untuk meningkatkan kepuasan dalam

    pernikahan dan mengurangi stres.

    Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa durasi waktu untuk

    bertemu suami dapat mempengaruhi tingkat stres istri. Semakin lama waktu

    untuk bertemu suami akan membuat seorang istri merasa terisolasi, cemas,

    dan dapat meningkatkan stres.

    F. Pelaut dan Istri

    Menjadi pelaut merupakan salah satu profesi yang menjanjikan untuk

    perkembangan karir seseorang (Ljung dan Widell, 2014). Seperti yang sudah

    tertulis dalam BAB 1, kisaran jumlah pendapatan seorang pelaut yang bekerja

    di dalam dan di luar negri. Hal ini menjadi salah satu alasan motivasi bagi

    seorang pelaut, walaupun ada beberapa motif lain seperti mengikuti jejak

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 21

    orangtua, menantang, dan dapat bekerja sambil berpergian ke berbagai

    tempat/negara (wawancara dengan H dan N, pada tanggal 5 September 2018)

    Walaupun demikian, tidak sedikit problematika yang terjadi dalam

    kehidupan menjadi seorang pelaut. Berdasarkan survey yang dilakukan oleh

    Kantharia Raunek pada tahun 2013 (Ljung dan Widell, 2014) menjelaskan

    bahwa bekerja dalam keadaan jauh dari keluarga selama 6 bulan atau lebih

    dapat membuat para pelaut merasa terisolasi dan hal ini dapat memicu stress

    secara emosional. Terlebih para pelaut dapat melewati momen-momen

    kebahagian dalam keluarganya, seperti kelahiran anak, ulangtahun, dan hari

    besar lainnya (Karen, 2017). Selain itu, bekerja sebagai pelaut juga memiliki

    kekurangan dalam berinteraksi dan berkomunikasi dengan istri dan anak. Hal

    ini membuat para pelaut sedikit kesulitan dalam memahami dan

    menyelesaikan persoalan dalam keluarga (H, wawancara pada tanggal 5

    September 2018). Hal lainnya, adalah kecurigaan dan ketakutan dalam

    membangun hubungan yang harmonis antar suami dan istri saat mereka

    menjalani hubungan jarak jauh.

    Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, istri merupakan wanita

    (perempuan) yang telah menikah atau yang bersuami

    (kbbi.kemdikbud.go.id/entri/istri, diakses pada tanggal 28 Juni 2018).

    Berdasarkan pengertian ini dapat disimpulkan bahwa istri pelaut adalah

    seorang wanita yang telah menikah dengan seorang pria yang bekerja sebagai

    pelaut.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 22

    G. Dinamika Tingkat Stres Istri Pelaut Berdasarkan Usia dan Durasi Waktu

    Bertemu Suami

    Stres menurut Lazarut merupakan suatu keadaan dimana seseorang merasa

    dirinya cemas karena tanggung jawab yang telah atau sedang diterima

    melebihi kemampuan yang dimilikinya (Seaward, 2012). Hans Selye

    (Seaward, 2012) juga menambahkan definisi stres menjadi respon nonspesifik

    dari tubuh terhadap pengaruh dari luar tubuh untuk beradaptasi, baik itu

    menimbulkan rasa sakit atau kesenangan.

    Schafer (dalam Dewi, 2009) membagi stres dalam tiga jenis stres, yakni

    Neustres, stres yang bersifat netral dan tidak merugikan. Distress, stres yang

    mengarah pada dua jenis gangguan baik fisik maupun psikis. Dan ketiga

    adalah positive stress, jenis stres yang dapat membantu mengerjakan hal-hal

    tertentu, misalnya membantu mendorong seseorang untuk mengerjakan suatu

    tugas dalam waktu yang terbatas.

    Stres yang dialami oleh istri pelaut diakibatkan karena usia dan lama

    durasi waktu untuk bertemu dengan suami. Hurlock (2006) menjelaskan

    bahwa pada tahap dewasa, seseorang memiliki tugas perkembangan yang

    lebih banyak, lebih penting, dan lebih sulit untuk lalui. Salah satunya dalam

    kehidupan berkeluarga, dimana sepasang suami istri harus berbagi peran

    sebagai orangtua untuk mengasuh dan mendidik anak.

    Dalam penelitian yang dilakukan Supatmi dan Masykur (2018)

    mengungkapkan bahwa dinamika istri pelaut pada awalnya harus menghadapi

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 23

    permasalahan hubungan kedekatan dan pengasuhan (ketika sudah memiliki

    anak). Selain itu, sebagai istri pelaut mereka juga harus sadar dan menerima

    kenyataan bahwa suami tidak dapat selalu hadir setiap saat dalam kegiatan

    mereka. Hal ini membuat para istri pelaut menjalankan konsep pernikahan

    tradisional, yaitu istri bertanggung jawab atas semua urusan dalam rumah

    tangga termasuk pengasuhan anak, sedangkan suami bertanggung jawab

    mencari nafkah (dalam Lestari, 2016). Dengan demikian, para istri pelaut

    harus memerankan peran ganda ketika suami mereka bekerja mencari nafkah.

    Padahal ketika seseorang berada dalam masa dewasa awal (25-40 tahun),

    kemungkinan untuk menjalani hubungan pernikahan jarak jauh akan terasa

    berat. Hurlock (2006) menjelaskan bahwa penting bagi suami-istri untuk

    belajar memainkan peran dan berbagi tugas mereka dalam keluarga sebagai

    orangtua. Sehingga dapat membantu mereka menyesuaikan diri dalam

    kepuasan perkawinan dan menurunkan stres bagi kedua pasangan.

    Hurlock (2006) juga menjelaskan bahwa bertambahnya usia dan lama usia

    pernikahan merupakan variabel penting dalam kepuasan perkawinan dan

    mengurangi tingkat stres pasangan suami-istri. Semakin lama dan

    bertambahnya usia serta usia pernikahan, pasangan suami istri akan semakin

    mengerti peran masing-masing dalam keluarga sehingga mereka akan merasa

    puas dalam pernikahan dan tingkat stres akan menurun.

    Kemudian, pada tahap dewasa madya (40-60 tahun) Marmor (Hurlock,

    2006) membagi sumber-sumber stres kedalam beberasa jenis, salah satunya

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 24

    adalah stres psikologis, yang mana dapat terjadi ketika kematian pasangan,

    kepergian anak dari rumah, kebosanan pada perkawinan, rasa kehilangan

    masa muda, dan mendekati ambang kematian. Namun pada tahap ini, Berk

    (2012) berpendapat bahwa seseorang sudah dapat lebih menyesuaikan diri

    terhadap perubahan-perubahan yang akan terjadi pada kehidupannya. Hal ini

    dikarenakan, seseorang pada tahap ini sudah lebih berpengalaman dalam

    menyelesaikan setiap masalah dalam hidupnya.

    Selain usia, yang dapat mengakibatkan stres pada istri pelaut adalah durasi

    waktu untuk bertemu suami. Gerstel dan Gross (Nuraini dan Masykur, 2015)

    mengungkapkan bahwa tingkat ketidakpuasaan dalam perkawinan dan stress

    akan meningkat jika rentang waktu berpisah antar suami-istri yang terlalu

    lama. Hal ini sejalan dengan pendapat Hendrick (dalam Nuraini dan Masykur,

    2015) yang mengungkapkan bahwa hubungan jarak jauh antar pasangan

    suami istri akan menimbulkan beban dan stres yang semakin berat, khususnya

    bagi istri.

    Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa tingkat stres pada

    istri pelaut berbeda-beda berdasarkan usia dan lama waktu untuk bertemu

    dengan suami. Semakin usia bertambah maka tingkat stres istri pelaut akan

    berkurang karena semakin mengerti akan penyesuaian perannya sebagai istri

    pelaut. Demikian pula dengan lama waktu untuk bertemu dengan suami,

    semakin cepat bertemu dengan suami maka akan semakin rendah tingkat stres

    istri pelaut.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 25

    H. Kerangka Berpikir

    I. Hipotesis Penelitian

    Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah terdapat perbedaan

    yang signifikan pada tingkat stres istri pelaut berdasarkan kelompok usia dan

    durasi waktu untuk bertemu suami.

    Tingkat Stres Istri Pelaut

    Usia Durasi Waktu Bertemu

    Suami

    25-40

    Tahun

    41-60

    Tahun >6

    bulan/tahun

    3-6

    bulan/tahun

    Stres

    Tinggi

    Stres

    Rendah

    Stres

    Rendah

    Stres

    Tinggi

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 26

    BAB III

    METODOLOGI PENELITIAN

    A. Jenis dan Desain Penelitian

    Penelitian ini menggunakan pendekatan secara kuantitatif. Penelitian

    kuantitatif adalah penelitian yang menekankan pada analisis data berbentuk

    angka dan kemudian diolah dengan metode statistika (Azwar, 2013). Tujuan dari

    penelitian kuantitatif adalah mengembangkan model-model matematis, teori,

    atau/dan hipotesis yang memiliki kaitannya dengan fenomena-fenomena alam

    (Sugiyono, 2006).

    Selain itu, pada penelitian ini juga menggunakan pendekatan desktiptif.

    Tujuannya adalah mendeskripsikan secara sistematis, faktual, dan akurat

    mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu tanpa mencari

    hubungan variabel itu dengan variabel yang lain (Suryabrata, 2003; Sugiyono,

    2013). Oleh karena itu, penelitian ini juga memaparkan keadaan tingkat stres istri

    pelaut ketika penelitian ini dilakukan.

    Fokus pada penelitian ini adalah melihat perbedaan tingkat stres pada istri

    pelaut berdasarkan usia dan lama waktu untuk bertemu. Penelitian ini

    menggunakan skala DASS 42 (Depression Anxiety Stress Scale) dari P. F.

    Lovibond dan S. H. Lovibond (1995) yang telah diterjemahkan ke dalam Bahasa

    Indonesia dalam tesis Damanik (2006).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 27

    B. Variabel Penelitian

    Variabel merupakan objek penelitian yang akan diteliti oleh peneliti

    (Arikunto, 2002; 96). Variabel bebas (independent) merupakan variable yang

    mempengaruhi kemunculan dari variabel terikat (Kerlinger, 2006). Pada

    penelitian ini variabel bebasnya adalah kelompok usia istri pelaut dan kelompok

    durasi waktu untuk bertemu suami

    Variabel terikat (dependent) adalah variabel yang dipengaruhi dan mengikuti

    perubahan dari variabel bebas (Kerlinger, 2006). Variabel terikat pada penelitian

    ini adalah stres.

    C. Definisi Operasional

    1. Stres

    Menurut Lazarus, stres adalah suatu keadaan dimana seseorang merasa

    dirinya cemas karena tanggung jawab yang telah atau sedang diterima

    melebihi kemampuan yang dimilikinya (dalam Seaward, 2012). Sumber stres

    dibagi menjadi tiga, yakni stresor fisik, stresor sosial, dan stresor psikologis

    (dalam Priyoto, 2014; 2). Menurut Sarafino (dalam Gunawati, Hartati, dan

    Listiara. 2006), stres memiliki dua aspek, yaitu aspek biologis dan psikologis.

    Tingkat stres istri pelaut pada penelitian ini diukur menggunakan DASS

    (Depression, Anxiety, and Stress Scale). DASS ) yang dikembangkan oleh P.

    F. Lovibond dan S. H. Lovibond pada tahun 1995 merupakan skala yang

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 28

    mengukur tiga aspek gejala psikologis, yakni depresi, kecemasan, dan stres.

    Pada penelitian ini hanya menggunakan skala pada aspek stress, dimana aspek

    ini mengukur berdasarkan non-chronic arousal (gejala tidak kronis) seperti

    ketegangan, mudah marah, dan reaksi berlebihan terhadap sesuatu yang dapat

    menimbulkan stres. Semakin tinggi skor pada skala stres, maka semakin tinggi

    tingkat stres pada istri pelaut. Begitu juga sebaliknya, semakin rendah skor

    pada skala stres, maka semakin rendah tingkat stress pada istri pelaut.

    2. Usia Tahap Dewasa

    Hurlock (2006) menjelaskan bahwa diantara sekian banyak tugas

    perkembangan dalam tahap perkembangan manusia tahap dewasa merupakan

    suatu tahap yang memiliki tugas banyak, sangat penting, dan sangat sulit

    diatasi. Ketika seseorang memasuki usia 18-40 tahun maka disebut sebagai

    masa dewasa dini. Pada tahap ini, kehidupan pernikahan merupakan tugas

    yang penting. Olson (dalam Supatmi & Masykur, 2018) menjelaskan bahwa

    pernikahan merupakan sebuah komitmen legal dengan ikatan emosional antar

    dua orang untuk saling berbagi keintiman fisik dan emosional, serta saling

    bertanggung jawab satu sama lainnya.

    Selanjutnya, Hurlock (2006) menjelaskan bahwa tahap dewasa madya

    (40-60 tahun) adalah tahap seseorang mengalami penurunan-penurunan pada

    kekuatan fisik maupun daya ingat. Terdapat empat kategori stres pada usia

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 29

    dewasa madya (dalam Hurlock, 2006), yakni stres somatik, stres budaya, stres

    ekonomi, dan stres psikologis. Akan tetapi, pada tahap dewasa madya

    seseorang akan menjadi lebih efektif dalam mengatasi pemicu-pemicu stres

    yang muncul. Hal ini dikarenakan mereka sudah dapat mengkontrol kestabilan

    emosi dan kepercayaan pada diri sendiri (dalam Berk, 2012).

    3. Durasi Waktu Untuk Bertemu Suami

    Karsner (dalam Kidenda, 2002) menjelaskan bahwa terdapat empat

    komponen penting dalam menjalin sebuah hubungan, yakni komunikasi,

    keintiman, komitmen, dan kehadiran. Pada penelitian Guldner dan Swensen

    (dalam Kidenda, 2002) menjelaskan bahwa menghabiskan waktu bersama

    akan membantu sepasang suami istri dapat meningkatkan kepuasan dalam

    hubungan dan menurunkan tingkat stres masing-masing. Selain itu, menurut

    Fischman (dalam Mijilputri, 2015) ketika pasangan menjalani pernikahan

    jarak jauh dan terpisah dalam waktu yang lama hal ini dapat memunculkan

    rasa kesepian antar pasangan.

    Santrock (2002) menjelasakan bahwa durasi waktu yang lama untuk

    bertemu pasangan akan membuat seseorang merasa terisolasi dan merasa

    dirinya sulit untuk menemukan tempat pelarian ketika stres muncul. Selain itu,

    Stuart (dalam Kidenda, 2002) menjelaskan bahwa banyaknya jumlah waktu

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 30

    yang dihabiskan bersama pada pasangan merupakan strategi terapis untuk

    meningkatkan kepuasan dalam pernikahan dan mengurangi stres.

    D. Subjek Penelitian

    Subjek penelitian adalah sumber utama dari data penelitian yang memiliki

    data mengenai variable yang diteliti (Azwar, 2013). Pemilihan pada subjek

    penelitian ini menggunakan metode purposive sampling. Artinya, sample yang

    menjadi subjek dalam penelitian harus didasarkan pada pertimbangan tertentu

    sesuai yang dikehendaki (Azwar, 2013). Oleh karena itu, peneliti menggunakan

    purposive sampling bertujuan agar mendapatkan subjek dengan kriteria sebagai

    berikut :

    Seorang istri dari pelaut Indonesia

    Berusia 25-60 tahun

    WNI (Warga Negara Indonesia)

    E. Metode dan Alat Pengumpulan Data

    1. Metode Pengumpulan Data

    Pada penelitian ini metode pengumpulan data menggunakan alat ukur

    yakni kuesioner. Narbuko dan Achmadi (2007) menjelaskan bahwa

    kuesioner merupakan salah satu jenis instrumen pengumpulan data yang

    berisi rangkaian pernyataan mengenai suatu masalah yang akan diteliti dan

    dijawab oleh subjek penelitian. Metode ini digunakan karena subjek adalah

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 31

    orang yang mengetahui keadaan dirinya sendiri, sehingga apa yang

    dinyatakan oleh subjek adalah benar dan terpercaya. Sehingga apa yang

    dimaksudkan oleh peneliti sama dengan interpretasi subjek tentang

    pernyataan/pertanyaan dalam kuesioner tersebut (Hadi, 2002).

    Kuesioner pada penelitian ini menggunakan skala stres yang diadaptasi

    dari DASS (Depression, Anxiety, and Stress Scale) dari P. F. Lovibond dan

    S. H. Lovibond (1995) yang telah diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia

    dalam tesis Damanik (2006) dan skala ini hanya menggunakan aspek stres.

    2. Alat Pengumpulan Data

    Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala DASS dari

    P. F. Lovibond dan S. H. Lovibond (1995) yang telah diterjemahkan ke

    dalam Bahasa Indonesia oleh Damanik (2006). Namun dalam penelitian ini,

    peneliti hanya menggunakan aspek stres. Berikut ini adalah sebaran

    Tabel 1

    Sebaran Item Skala DASS

    Variable Jenis Jumlah item

    Stres

    Sulit untuk santai 3

    Memunculkan kegugupan 2

    Mudah marah/gelisah 3

    Mengganggu/lebih reaktif 3

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 32

    Tidak sabar 3

    Total 14

    Skala DASS ini berbentuk model Likert. Aspek stres pada skala DASS

    ini memiliki 14 item dengan alternative jawaban 0 : tidak sesuai dengan saya

    sama sekali, atau tidak pernah. 1 : sesuai dengan saya sampai tingkat

    tertentu, atau kadang-kadang. 2 : sesuai dengan saya sampai dengan batas

    yang dapat dipertimbangkan, atau lumayan sering. 3 : sangat sesuai dengan

    saya, atau sering sekali.

    Table 2

    Skor Respon dari Aspek Stres pada Skala DASS

    Respon Skor Respon

    tidak sesuai dengan saya sama sekali, atau tidak pernah 0

    sesuai dengan saya sampai tingkat tertentu, atau

    kadang-kadang

    1

    sesuai dengan saya sampai dengan batas yang dapat

    dipertimbangkan, atau lumayan sering

    2

    sangat sesuai dengan saya, atau sering sekali 3

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 33

    Semakin tinggi skor dari respon yang diberikan maka semakin tinggi

    tingkat stres pada subjek. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah skor dari

    respon yang diberikan, maka semakin rendah tingkat stres pada subjek.

    F. Validitas dan Reliabilitas

    1. Validitas

    Menurut Arikunto (1998, dalam Mustafidah, 2011) validitas adalah

    “suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan

    suatu instrumen; keadaan yang menggambarkan tingkat instrumen yang

    bersangkutan mampu mengukur apa yang diukur”. Pada penelitian ini

    peneliti menggunakan skala DASS dari P. F. Lovibond dan S. H. Lovibond

    (1995) yang telah diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia oleh E.

    Damanik (2006). Menurut Supratiknya (2014) uji validitas merupakan upaya

    yang dilakukan peneliti untuk mengetahui sejauh mana suatu tes sungguh-

    sungguh mengukur atribut psikologis yang akan diukur. Kemudian, pada

    penelitian ini peneliti melakukan pengujian validitas isi dengan bantuan

    expert judgment. Peneliti menggunakan validitas isi karena ingin melihat

    kesesuaian isi tes dan konstruk yang dianalisis dengan analisis logis yang

    sesuai dengan teori dalam penelitian ini.

    Penilaian validitas isi dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan

    analisis logis yang dapat dilakukan oleh orang yang berkompeten dalam

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 34

    bidangnya atau bisa juga disebut expert judgment (dalam Supratiknya,

    2014). Artinya, peneliti meminta seorang yang lebih ahli dalam memberikan

    penilaian atas konten dari setiap item agar sesuai dengan tujuan penelitian

    yang akan diukur. Expert judgment pada penetuan validitas isi ini dibantu

    oleh dosen pembimbing skripsi, dimana dosen pembimbing skripsi dianggap

    expert dan dapat memberikan penilaian terhadap seluruh item skala.

    2. Koefisien Korelasi Item Total (rix)

    Koefisien korelasi item total bertujuan untuk melihat daya diskriminasi

    dari sebuah skala (Azwar, 2003). Kisaran nilai korelasi item total berada

    pada rentang -1,00 sampai 1,00. Menurut Crocker dan Algina (dalam

    Supratiknya, 2014), apabila nilai koefisien dari item total berada dibawah

    0,30 atau memiliki tanda negatif, maka item tersebut dapat diartikan tidak

    memiliki daya diskriminasi yang baik. Sebaliknya, apabila nilai dari

    koefisien berada diatas 0.30, maka item tersebut memiliki daya diskriminasi

    yang baik.

    Berdasarkan perhitungan dengan bantuan SPSS versi 22, maka

    ditemukan bahwa kisaran koefisien korelasi item total pada skala stres

    penelitian ini, sebagai berikut :

    Tabel 3

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 35

    Kisaran Koefisien Korelasi Item Total (rix)

    Skala Stres

    Kisaran (rix)

    0,712 – 0,896

    Berdasarkan tabel diatas, dapat diartikan bahwa item-item yang

    digunakan dalam penelitian ini memiliki daya diskriminasi yang baik, karena

    kisaran nilai koefisien dari setiap item berada diatas 0,30 (0,712-0,896).

    3. Reliabilitas

    Nasution (dalam Mustafidah, 2011) menjelaskan bahwa suatu alat ukur

    dikatakan reliabel jika alat ukur tersebut dapat mengukur suatu gejala secara

    konsisten walaupun mengukur pada waktu yang berbeda. Menurut Siregar

    (2014) kriteria dari suatu instrumen penelitian dapat dikatakan reliabel jika

    koefisien reliabilitas α > 0.6.

    Depression, Anxiety, and Stress Scale (DASS) pada aspek stres yang

    telah diuji oleh Damanik dalam tesisnya menggunakan teknik Alpha

    Cronbach dan diperoleh nilai sebesar α = 0.8806. Menurut Azwar (2003)

    walaupun skala stres DASS sudah pernah diuji reliabilitasnya, komputasi

    koefisien reliabilitas hasil ukur subjek pada penelitian lain harus tetap

    dilakukan lagi. Hal ini mengingat bahwa kelompok subjek dalam penelitian

    ini berbeda dengan kelompok subjek pada penelitian sebelumnya. Pada

    pengujian reliabilitas penelitian ini menggunakan teknik tryout terpakai yang

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 36

    dilaksanakan dari tanggal 31 Oktober 2018 hingga berakhir pada tanggal 7

    Desember 2018.

    Berdasarkan hasil dari pengujian reliabilitas pada skala stress

    menggunakan Alpha Cronbach dengan bantuan SPSS versi 22 terlihat

    sebagai berikut:

    Tabel 4

    Koefisien Reliabilitas Skala Stres

    Berdasarkan table diatas, dapat dilihat bahwa koefisien pada skala stres

    memiliki nilai sebesar 0.968. Hasil ini menunjukkan bahwa skala stres pada

    penelitian ini memiliki tingkat reliabilitas yang tinggi. Selain itu, hasil

    koefisien alpha pada penelitian ini (α = 0.968) lebih tinggi dari pada koefisien

    alpha pada penelitian Damanik (α = 0.8806).

    G. Analisis Data

    1. Uji Asumsi

    a. Uji Normalitas

    Uji normalitas pada penelitian ini menggunakan uji kolmogorv smirnov

    IBM SPSS 22 Statistic dengan sampel lebih dari 30 (Nazir, 2005). Uji

    Cronbach’s Alpha Jumlah Item

    0,968 14

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 37

    normalitas bertujuan untuk mengetahui persebaran data terdistribusi secara

    normal atau tidak dari populasi yang diambil. Apabila hasil dari taraf

    signifikan (p) lebih besar dari 0,05, maka data terdistribusi secara normal.

    Namun jika hasil signifikan (p) lebih kecil dari 0,05, maka data tidak

    terdistribusi secara normal (Santoso, 2010).

    Apabila hasil dari uji normalitas memiliki hasil yang normal, maka uji

    analisis yang digunakan adalah uji statistik parametrik. Begitu pula

    sebaliknya, jika hasil dari uji normalitas menunjukkan hasil yang tidak

    normal maka uji analisis yang digunakan adalah non-parametrik (Siregar,

    2014).

    b. Uji Homegenitas

    Uji homogenitas bertujuan untuk menguji setiap varian dari sampel

    sama atau tidak. Data akan dikatakan sama (homogen) apabila nilai

    signifikansi (p) dari F lebih besar dari 0.05 (p > 0.05). Uji homogenitas

    yang digunakan adalah Levene’s test dengan menggunakan uji statistika

    SPSS 22. Levene’s Test ini digunakan karena peka terhadap

    ketidaknormalan data.

    2) Uji Hipotesis

    Pada penelitian ini menggunakan uji hipotesis dengan metode analisis

    komparasional. Analisis ini merupakan metode statistik untuk melihat hubungan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 38

    antar variabel dengan menggunakan analisis uji beda, uji anova, anakova, chi

    kuadrat, dan sebagainya (Sangadji & Sopiah, 2010). Analisis yang digunakan

    dalam uji beda yakni independent sample t-test, dimana uji ini digunakan untuk

    membandingkan dua kelompok yang tidak saling mempengaruhi (Suparno,

    2011). Namun, jika sebaran data tidak normal maka menggunakan uji beda Non-

    parametric Mann Whitney U Test. Apabila nilai dari signifikansi (2-tailed) lebih

    besar 0.05, maka tidak ada pengaruh yang signifikan. Namun, jika nilai

    signifikansi (2-tailed) kurang dari 0.05, maka terdapat pengaruh yang signifikan.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 39

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A. Pelaksanaan Penelitian

    Pengambilan data dilaksanakan dari tanggal 31 Oktober 2018 hingga

    berakhir pada tanggal 7 Desember 2018. Penyebaran skala dalam penelitian ini

    dilakukan melalui media sosial seperti whatsapp, facebook, dan instagram. Cara

    lain dalam penyebaran skala ini adalah peneliti berkunjung ke daerah Semarang

    untuk mengikuti kegiatan pertemuan dari perkumpulan istri pelaut lulusan dari

    Politeknik Ilmu Pelayaran (PIP).

    Pada skala penelitian ini, peneliti menjelaskan bahwa identitas dan hasil

    yang subjek berikan akan sangat penting dan dijamin kerahasiaannya. Sehingga

    peneliti memberikan kebebasan kepada subjek sebelum mengisi identitas dan

    skala untuk bersedia menjadi subjek penelitian ini atau tidak. Selain itu, peneliti

    juga memperbolehkan subjek untuk menggunakan inisial nama dalam pengisian

    identitas.

    Pada penelitian ini, jumlah subjek yang yang terdaftar ada 117 orang.

    Namun terdapat 7 orang yang memilih untuk tidak mengisi skalan penelitian ini.

    Sehingga diperoleh ada 110 subjek yang bersedia untuk mengisi skala pada

    penelitian ini.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 40

    B. Deskripsi subjek

    Subjek yang berpastisipasi dalam penelitian ini berjumlah 110 orang yang

    merupakan istri dari pelaut Indonesia. Berikut deskripsi subjek pada penelitian

    ini:

    Tabel 5.

    Subjek Berdasarkan Usia dan Durasi Waktu untuk Bertemu Suami

    Usia

    Durasi Waktu untuk Bertemu

    Suami

    Jumlah

    25 - < 40 Tahun 3 – 6 Bulan 31 orang

    25 - < 40 Tahun >6 Bulan 35 orang

    41 – 60 Tahun 3 – 6 Bulan 19 orang

    41 – 60 Tahun >6 Bulan 25 tahun

    Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa subjek yang berusia 25-< 40

    Tahun dan memiliki durasi waktu untuk bertemu dengan suami 3 – 6 bulan/tahun

    sebanyak 31 orang. Sedangkan subjek yang berusia 25 -< 40 tahun dan memiliki

    durasi waktu untuk bertemu suami lebih dari 6 bulan/tahun sebanyak 35 orang.

    Subjek yang berusia 41 – 60 tahun dan memiliki durasi waktu 3- 6 bulan/tahun

    untuk bertemu suami berjumlah 19 orang. Kemudian, subjek yang berusia 41- 60

    tahun dan memiliki durasi waktu bertemu dengan suami lebih dari 6 bulan/tahun

    sebanyak 25 orang.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 41

    C. Deskriptif Data Penelitian

    Deskriptif data ini digunakan untuk melihat gambaran subjek dalam

    menjawab skala tentang stres. Peneliti menjabarkan data penelitian dengan

    perhitungan nilai minimum, nilai maximum, mean, median, dan standar deviasi

    dengan bantuan analisis statistik SPSS 22. Berikut ini adalah hasil tabel

    deskriptif data:

    Tabel 6.

    Deskriptif Statistik Data Penelitian

    Varia

    bel

    N Nila

    i

    Min

    .

    Nilai

    Maks

    .

    Mean

    Empir

    is

    Nilai

    Min.

    Nilai

    Mak

    s.

    Mean

    Teoriti

    s

    SD Sig.

    Stres 110 0 40 17,76 0 42 21 12,17

    4

    0,00

    6

    Selanjutnya peneliti membandingkan mean empiris dan mean teoritis untuk

    melihat subjek pada penelitian ini memiliki skor ringgi atau rendah. Berikut

    ini perhitungan mean teoritik pada penelitian ini:

    Jumlah item : 14 item

    Nilai maksimum : 3 x 14 = 42

    Nilai minimum : 0 x 14 = 0

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 42

    Rentang nilai jarak : 0 – 42

    Jarak : 42 – 0 = 42

    Mean teoritik :

    µ =(imax + imin)

    2

    µ = {(3x14) + (0x14)}

    2

    µ = 42

    2

    µ = 21

    Berdasarkan perhitungan diatas, maka diperoleh hasil bahwa mean teoritik

    (21) lebih besar daripada mean empiris (17,76). Hal ini dapat diartikan bahwa

    tingkat stres istri pelaut dalam penelitian ini rendah. Hasil uji t yang dilakukan

    menjelaskan bahwa mean empiris dan mean teoritis memiliki perbedaan yang

    signifikan (p = 0.006 < 0.05).

    D. Hasil Penelitian

    1. Uji Asumsi

    a. Uji Normalitas

    Uji normalitas dilakukan untuk melihat sampel yang diambil dari

    populasi memiliki persebaran data yang normal atau tidak (Santoso, 2010).

    Apabila hasil dari uji normalitas menunjukkan data terdistribusi secara

    µ = mean teoritik

    imax = skor maksimal

    imin = skor minimal

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 43

    tidak normal maka dilakukan uji statistik non-parametrik (Siregar, 2014).

    Berikut ini hasil uji normalitas :

    Tabel 7.

    Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov

    Variabel Kategori Kolmogorov-

    Smirnov (Sig.)

    Keterangan

    Stres

    Usia

    25 - 40 tahun 0.000

    Tidak

    Normal

    41 – 60 tahun 0.000

    Tidak

    Normal

    Durasi Waktu Bertemu Suami

    3 – 6 bulan 0.001

    Tidak

    Normal

    >6 bulan 0.000

    Tidak

    Normal

    Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa nilai signifikansi dari kedua

    kelompok usia sebesar 0.000 (p < 0.05) dan kedua kelompok durasi waktu

    bertemu suami sebesar 0.001 dan 0.000 (p < 0.05). Berdasarkan hasil ini

    menunjukkan bahwa data yang diperoleh tidak terdistribusi secara normal.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 44

    b. Uji Homogenitas

    Uji homogenitas dilakukan untuk menguji varian dari setiap sample

    sama atau tidak. Uji ini dilakukan karena lebih peka terhadap

    ketidaknormalan data. Jika nilai signifikansi (p) > 0.05, maka dapat

    dikatakan bahwa data memiliki varian yang homogen. Berikut ini adalah

    hasil dari perhitungan dari uji Levene’s Test :

    Tabel 8.

    Hasil Uji Homogeintas Tingkat Stres Terhadap Usia

    Base on

    mean

    Levene

    Statistic

    df1 df2 Sig.

    31.972 1 108 0.000

    Nilai signifikansi dari Levene’s test sebesar 0.000 (p < 0.05). Hal ini

    menunjukkan bahwa data yang diperoleh berasal dari varians heterogen.

    Tabel 9.

    Hasil Uji Homogenitas Tingkat Stres Terhadap Durasi Waktu

    untuk Bertemu Suami

    Base on

    mean

    Levene

    Statistic

    df1 df2 Sig.

    2.812 1 108 0.096

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 45

    Nilai signifikansi dari Levene’s Test sebesar 0.096 (p > 0.05). Hal

    tersebut menunjukkan bahwa data yang diperoleh memiliki varians data

    yang sama atau homogen.

    2. Uji Hipotesis (Uji Beda Mann Whitney U Test)

    Uji Mann Whitney U Test dilakukan untuk menguji hipotesis pada

    penelitian ini karena data yang tidak terdistribusi normal. Apabila nilai

    signifikansi (2-tailed) lebih dari 0.05, maka tidak terdapat pengaruh pada

    perbedaan tingkat stres antara kedua kelompok usia dan kelompok durasi waktu

    untuk bertemu suami. Sedangkan, sebaliknya jika nilai signifikansi (2-tailed)

    kurang dari 0.05, maka terdapat pengaruh pada perbedaan tingkat stres antar

    kedua kelompok usia dan kedua kelompok durasi waktu untuk bertemu suami.

    Berikut hasil uji Mann Whitney U Test :

    Tabel 10.

    Hasil Perbandingan Mean Tingkat Stres Berdasarkan Usia

    Variabel Usia N Mean Rank

    Sum of

    Ranks

    Stres

    25 – 40

    tahun

    66 67.19 4424.50

    41 – 60 44 37.97 1670.50

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 46

    tahun

    Total 110

    Dilihat pada tabel 6, terdapat perbedaan rata-rata antar kedua kelompok

    usia 25-40 tahun (67.19) dengan 41-60 tahun (37.97) yang memiliki selisih

    29.22. Hal ini menunjukkan bahwa istri pelaut pada usia 25-40 tahun memiliki

    tingkat stres yang lebih tinggi daripada istri pelaut yang berusia 41-60 tahun.

    Tabel 11.

    Hasil Uji Mann Whitney U Test Tingkat Stres Berdasarkan Usia

    Berdasarkan hasil uji homogenitas menunjukkan bahwa nilai

    signifikansi (2-tailed) sebesar 0.000 (p < 0.05). Hal ini menunjukkan bahwa

    terdapat perbedaan yang signifikan pada tingkat stres istri pelaut pada

    kelompok usia 25 – 40 tahun dengan 41 – 60 tahun.

    Stres

    Mann Whitney U 680.500

    Wilcoxon W 1670.500

    Z -4.711

    Asymp. Sig. (2-

    tailed)

    0.000

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 47

    Tabel 12.

    Hasil Perbandingan Mean Tingkat Stres Berdasarkan Durasi Waktu

    untuk Bertemu Suami

    Dilihat pada tabel 8, terdapat perbedaan rata-rata antar kedua kelompok

    durasi waktu untuk bertemu suami 3- 6 bulan/tahun (51.01) dengan lebih dari

    6 bulan/tahun (59.24) yang memiliki selisih 8.23. Hal ini menunjukkan bahwa

    pada kelompok durasi waktu untuk istri pelaut bertemu suami lebih dari 6

    bulan/ tahun memiliki tingkat stres yang lebih tinggi daripada kelompok istri

    pelaut yang bertemu suami 3 – 6 bulan/tahun.

    Tabel 13.

    Hasil Uji Mann Whitney-U Tingkat Stres Berdasarkan Durasi Waktu

    untuk Bertemu Suami

    Variabel Waktu N Mean Rank

    Sum of

    Ranks

    Stres

    3 – 6

    bulan/tahun

    50 51.01 2550.50

    >6 bulan/tahun 60 59.24 3554.50

    Total 110

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 48

    Stres

    Mann Whitney U 1275.50

    Wilcoxon W 2550.50

    Z

    -1.349

    Asymp. Sig. (2-tailed) 0.177

    Hasil uji hipotesis menggunakan Mann Whitney U menunjukkan bahwa

    nilai signifikansi (2-tailed) sebesar 0.177 (p > 0.05). Hal ini menunjukkan

    bahwa tidak ada perbedaan tingkat stres yang signifikan antara durasi waktu

    untuk bertemu dengan suami 3-6 bulan/ tahun dengan yang lebih dari 6

    bulan/tahun.

    C. Pembahasan

    Pada hasil penelitian ini, data tingkat stres istri pelaut diolah menggunakan uji

    beda Mann Whitney U antar kelompok usia (25-40 tahun dan 41-60 tahun) dan

    kelompok durasi waktu untuk bertemu suami (3-6 bulan/tahun dan >6

    bulan/tahun). Hasil pada uji Mann Whitney U berdasarkan usia memiliki nilai

    signifikansi (2-tailed) sebesar 0.000 (p < 0.05). Hal ini menunjukkan bahwa

    terdapat perbedaan tingkat stres istri pelaut yang signifikan antara kelompok usia

    25-40 tahun dengan 41–60 tahun. Dilihat pada perbedaan rerata menunjukkan

    bahwa pada kelompok usia 25-40 tahun (mean = 67.19) lebih besar daripada istri

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 49

    pelaut yang berada pada kelompok usia 41-60 tahun (mean = 37.97). Hasil

    penelitian ini sesuai dengan penelitian Supatmi dan Masykur (2018) yang

    mengungkapkan bahwa dinamika istri pelaut pada awalnya harus menghadapi

    permasalahan hubungan kedekatan dan pengasuhan (ketika sudah memiliki anak).

    Selain itu, Karen (2017) juga menambahkan bahwa sebagai istri pelaut juga

    mereka harus sadar dan menerima kenyataan bahwa suami tidak dapat selalu hadir

    setiap saat dalam kegiatan mereka. Hampir semua tugas dalam keluarga dilakukan

    seorang diri oleh seorang istri tanpa kehadiran dari suami, seperti mendidik anak,

    menentukan keputusan masalah sehari-hari, dan berperan ganda dalam

    membesarkan anak. Pendapat lain, yang dikemukakan Lestari (2016) menjelaskan

    bahwa para istri pelaut harus menjalankan konsep pernikahan tradisional, yaitu

    istri bertanggung jawab atas semua urusan dalam rumah tangga termasuk

    pengasuhan anak, sedangkan suami bertanggung jawab mencari nafkah. Peneliti

    berasumsi bahwa tingkat stres yang lebih tinggi pada istri pelaut dikelompok usia

    25-40 tahun disebabkan oleh kurangnya waktu bagi suami-istri untuk

    menyesuaikan diri terhadap pembagian peran dalam keluarga sebagai orangtua.

    Hurlock (2006) menjelaskan bahwa penting bagi suami-istri untuk belajar

    memainkan peran dan berbagi tugas mereka dalam keluarga sebagai orangtua.

    Sehingga dapat membantu mereka menyesuaikan diri dalam kepuasan perkawinan

    dan menurunkan stres bagi kedua pasangan.

    Kemudian peneliti juga berasumsi bahwa tingkat stres yang rendah pada istri

    pelaut di kelompok usia 41-60 tahun disebabkan oleh kemampuan penyesuaian

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 50

    diri dan berpengalaman dalam menyelesaikan masalah tanpa peran suami. Hal ini

    sejalan dengan pendapat Berk (2012) yang berpendapat bahwa seseorang yang

    memasuki tahap dewasa madya sudah dapat lebih menyesuaikan diri terhadap

    perubahan-perubahan yang akan terjadi pada kehidupannya. Para istri pada

    kelompok usia dewasa madya juga dapat lebih mengontrol emosi dan memiliki

    kepercayaan diri yang tinggi pada diri sendiri (Berk, 2012).

    Pada hasil uji Mann Whitney U tingkat stres istri pelaut berdasarkan kelompok

    durasi waktu untuk bertemu suami menunjukkan bahwa nilai signifikansi (2-

    tailed) sebesar 0.177 (p > 0.05). Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan

    yang berpengaruh tingkat stres yang signifikan antara kelompok durasi waktu

    untuk bertemu dengan suami 3-6 bulan/tahun dengan yang lebih dari 6

    bulan/tahun. Walaupun berdasarkan perbedaan mean menunjukkan bahwa rerata

    pada kelompok durasi waktu untuk bertemu suami lebih dari 6 bulan/tahun (mean

    = 59.24) lebih tinggi daripada kelompok durasi waktu untuk bertemu suami 3-6

    bulan/tahun (mean = 51.01). Sehingga dapat dikatakan hasil uji beda Mann

    Whitney U untuk melihat perbedaan antar kelompok durasi waktu untuk bertemu

    suami tidak memberikan pengaruh yang signifikan pada tingkat stres.

    Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian sebelumnya yang diteliti

    oleh Guldner dan Clifford (1995) yang menjelaskan bahwa waktu yang dihabiskan

    bersama antar pasangan tidak memberikan pengaruh pada kualitas suatu hubungan

    pada pasangan yang menjalani LDR (Long Distance Relationships). Selain itu,

    peneliti-peneliti sebelumnya yang juga meneliti tentang durasi waktu yang

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 51

    dihabiskan oleh sepasang suami istri, seperti penelitian Govaerts dan Dixon pada

    tahun 1988 ; serta Ridfuss dan Stephen pada tahun 1990 tidak menemukan

    perbedaan yang signifikan antara durasi waktu pendek dan panjang yang

    dihabiskan bersama bagi sepasang suami-istri serta tidak memberikan pengaruh

    pada kualitas hubungan suami-istri (Guldner dan Clifford, 1995).

    Peneliti berasumsi bahwa durasi waktu untuk bertemu dengan suami tidak

    berpengaruh signifikan pada tingkat stres istri pelaut karena terdapat faktor-faktor

    lain. Pada penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Dahlia (2017) mengungkapkan

    bahwa membangun komunikasi merupakan hal yang penting untuk menjaga

    keharmonisa