Artikel Dass

87
RINGKASAN DISERTASI KEPEMIMPINAN DALAM PELAYANAN AKADEMIK (Studi Kasus pada Biro Administrasi Akademik Kemahasiswaan Perencanaan dan Sistem Informasi Universitas Tadulako Palu) LEADERSHIP IN ACADEMIC SERVICE (A Case Study at Bureau of Administration, Academics, Students Planning and Information Systems (BAAKPSI) at Tadulako University, Palu) D A S W A T I

description

artik

Transcript of Artikel Dass

Page 1: Artikel Dass

RINGKASAN DISERTASI

KEPEMIMPINAN DALAM PELAYANAN AKADEMIK

(Studi Kasus pada Biro Administrasi Akademik Kemahasiswaan Perencanaan dan Sistem Informasi

Universitas Tadulako Palu)

LEADERSHIP IN ACADEMIC SERVICE (A Case Study at Bureau of Administration, Academics,

Students Planning and Information Systems (BAAKPSI) at Tadulako University, Palu)

D A S W A T I

PROGRAM PASCASARJANA UNVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2012

Page 2: Artikel Dass

ii

KEPEMIMPINAN DALAM PELAYANAN AKADEMIK

(Studi Kasus pada Biro Administrasi Akademik Kemahasiswaan Perencanaan dan Sistem Informasi

Universitas Tadulako Palu)

Disertasi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Derajad

Doktor

Program Studi

Ilmu Administrasi Publik

Disusun dan Diajukan oleh

D A S W A T I

Kepada

PROGRAM PASCASARJANA

ii

Page 3: Artikel Dass

iii

UNVERSITAS NEGERI MAKASSAR2012

iii

Page 4: Artikel Dass

iv

PRAKATA

Bismillahir Rahmanir Rahim. Alhamdulillah, segala puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan ke hadirat Allah Swt karena atas berkat rahmat dan ridho-Nyalah sehingga penyusunan dan penulisan disertasi ini dapat diselesaikan dengan judul ” Kepemimpinan dalam Pelayanan Akademik (Studi Kasus pada Biro Administrasi Akademik Kemahasiswaan Perencanaan dan Sistem Informasi Universitas Tadulako Palu).

Proses penyelesaian disertasi ini sungguh merupakan suatu perjuangan panjang bagi penulis. Selama proses penelitian berlangsung tidak sedikit kendala yang ditemukan. Namun berkat kesungguhan dan keseriusan promotor dan kopromotor dalam mengarahkan dan membimbing penulis sehingga akhirnya disertasi ini dapat diselesaikan. Oleh karena itu, patutlah kiranya penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada Bapak Prof. Dr. H. Juanda Nawawi, M.S, selaku promotor yang telah banyak membantu penulis sejak awal hingga akhir tulisan ini yang secara intelektual bermakna luar biasa bagi penulis, begitupula Bapak Dr. H. Isa Syamsu, M. Si, dan Bapak Prof. Dr. Suradi Tahmir, M.S., selaku kopromotor yang selalu tulus memberikan arahan, bimbingan, dan motivasi sehingga disertasi ini dapat diselesaikan. Kepada tim penguji, yaitu Bapak Prof. Dr. Haedar Akib, M.Si, Bapak Prof. Dr. Makmur, M.Si dan Prof. Dr. H. Andi Makkulau, sebagai tim penguji internal serta Bapak Dr. Zainuddin Mustafa, M.H., M.Si (penguji eksternal)., atas jasanya selaku penguji yang banyak memberikan masukan demi kesempurnaan disertasi ini. Ucapan terima kasih tak lupa disampikan kepada Bapak Rektor Universitas Tadulako Palu, Kepala Biro Administrasi Akademik Kemahasiswaan Perencanaan dan Sistem Informasi Universitas Tadulako Palu yang telah meluangkan waktunya untuk memberi informasi tentang pengembangan dan kemajuan Universitas Tadulako, Kepala Humas dan Kepala Tata Usaha Universitas Tadulako Palu membantu penulis dalam melaksanakan penelitian serta Ketua Jurusan di Fakultas yang dengan senang hati dan terbuka menerima kehadiran

iv

Page 5: Artikel Dass

v

penulis sebagai peneliti dan memberi informasi yang dibutuhkan. Juga terima kasih kepada staf/pegawai BAAKPSI yang dengan keramahannya menerima penulis untuk wawancara dan terbuka memberi informasi sesuai kebutuhan penulis, begitupula kepada mahasiswa yang tidak canggung memberi informasi kepada penulis sesuai apa yang dirasakan pada saat menerima pelayanan akademik di BAAKPSI.

Ucapan terima kasih selanjutnya disampikan kepada Rektor Universitas Negeri Makassar Bapak Prof. Dr. Arismunandar, M.Pd, yang telah menerima penulis menjadi mahasiswa pascasarjana program doktor; Direktur Pascasarjana Universitas Negeri Makassar Bapak Prof. Dr. Jasruddin, M.Si, beserta Dosen yang telah mendidik penulis selama menjadi mahasiswa; Pemerintah Daerah Propinsi Sulawesi Tengah beserta jajarannya atas izin yang diberikan untuk melaksanakan peneltian, Rektor Universitas Tadulako dan Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tadulako yang telah mengizinkan penulis melanjutkan tugas belajar pada program doktor, Ketua Program Studi Administrasi Publik Prof. Dr. H. Haedar Akib, M. Si, Asisten direktur I, Prof. Dr. Suradi Tahmir, M.S, dan Asisten Direktur II Prof. Dr. Heri Tahir, SH, M.H., penulis menghaturkan banyak terima kasih atas kebijakan, bimbingan dan petunjuknya yang sangat berharga selama mengikuti program doktor di Universitas Negeri Makassar, atas jasa-jasa bapak-bapak dan ibu dosen semuanya merupakan bahagian yang urgen dalam proses hingga perampungan disertasi ini, begitupula segenap karyawan tata usaha Program Pascasarjana Universitas Negeri Makassar yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung atas penyelesaian studi penulis.

Secara khusus penulis sampaikan ucapan terima kasih yang tulus kepada kedua orang tua tercinta, ayahanda (almarhum) H.Muh.Tahir Andi Painedding dan ibunda (almarhumah) Hj.Matahari yang sangat berjasa mendidik, membesarkan dengan penuh perhatian dan kasih sayang, juga mertua (almarhum) H.Hattab Daeng Malanre dan Hj.Halawiah Dg. Kati serta suami tercinta, Drs. Syahruddin Hattab, M.Si dan anak-anakku tersayang Muh.Sarfian,S.T, Muh.Sarfiansyah,S.Si.T, Edy Fitriawan,S.E, Dila Srikandi Syahadat, S.K.M, Muh.Yusuf Aksa dengan penuh ketabahan dan kesabaran mendampingi penulis serta

v

Page 6: Artikel Dass

vi

memberi motivasi dan dukungan dalam melanjutkan pendidikan hingga selesainya penulisan disertasi ini. Saudara-saudaraku; Syahruddin Tahir,S.M, Hamriah Tahir, S.M, Prof. Dr. Rahman Abdullah, M.Sc, Prof. Dr. Palmawati Tahir, M.H, Ir. Haryanti Tahir, M.S sekeluarga, Darmawati Tahir, S.H sekeluarga, Harsono Tahir, S.E sekeluarga yang banyak memberi motivasi dan dorongan kepada penulis utamanya dalam rangka penyelesaian studi dan disertasi ini.

Akhirnya penulis menyampaikan terima kasih kepada Rekan-rekan mahasiswa Program Studi Administrasi Publik Pascasarjana Universitas Negeri Makassar angkatan 2009, yang penulis tidak sempat menyebut satu persatu yang telah turut mendorong dan mendoakan untuk memperlancar penyelesaian disertasi ini.

Harapan penulis, semoga Allah yang Maha Kuasa, Maha Pemelihara dan Maha Bijak terhadap segala wujud kesyariahan ajaran agama senantiasa meridhahi aktivitas kita semua Amin,’.

Makassar, 2012 D a s w a t i

vi

Page 7: Artikel Dass

vii

ABSTRAK

DASWATI, Kepemimpinan dalam Pelayanan Akademik (Studi Kasus pada Biro Administrasi Akademik Kemahasiswaan Perencanaan dan Sistem Informasi Universitas Tadulako Palu). (Dibimbing oleh Promotor Juanda Nawawi serta Kopromotor Isa Syamsu dan Suradi Tahmir.

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) memperoleh gambaran, menganalisis dan menemukan implementasi peran kepemimpinan dalam pelayanan akademik di BAAKPSI Universitas Tadulako Palu (2) memperoleh gambaran, menganalisis dan menemukan faktor-faktor determinan yang mendukung implementasi peran kepemimpinan dalam pelayanan akademik.

Lokasi penelitian dilaksanakan di BAAKPSI Universitas Tadulako Palu. Jenis penelitian ini adalah kualitatif deskriptif dengan menggunakan pendekatan studi kasus. Teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data yang dilakukan adalah mereduksi data untuk kepentingan penyederhanaan data dalam rangka lebih mempertajam data yang dibutuhkan, menyajikan data secara terorganisir dan sistematis sehingga membentuk satu komponen yang utuh dan terpadu, melakukan interpretasi data sebagai langkah penentuan dalam penarikan kesimpulan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) implementasi peran kepemimpinan dalam pelayanan akademik yakni sebagai penentu arah, sebagai agen perubahan, sebagai juru bicara, sebagai pelatih masing-masing dapat diimplementasikan namun belum maksimal mendukung kelancaran pelayanan akademik secara efektif dan efisien karena: (a) implementasi peran kepemimpinan sebagai penentu arah belum tegas, sehingga pegawai melaksanakan pelayanan akademik belum efektif, (b) implementasi peran kepemimpinan sebagai agen perubahan, belum melaksanakan koordinasi secara maksimal, sehingga pegawai belum konsisten terhadap komitmen dalam penerapan SOP, (c) implementasi peran kepemimpinan sebagai juru bicara, ternayata belum melaksanakan sosialisasi secara maksimal, sehingga pegawai belum dapat diberdayakan secara maksimal menyelenggarakan pelayanan akademik sesuai SOP, (d) implementasi peran kepemimpinan sebagai pelatih, ternyata belum

vii

Page 8: Artikel Dass

viii

mendapat dukungan kemampuan teknis, sehingga belum dapat menjadi panutan dalam menyelenggarakan pelayanan akademik. (2) faktor-faktor determinan yang mendukung implementasi peran kepemimpinan dalam pelayanan akademik yakni: (a) faktor karakteristik pemimpin yang belum tegas, belum melaksanakan koordinasi serta sosialisasi dalam melaksanakan peran kepemimpinan baik sebagai penentua arah, agen perubahan, juru bicara maupun sebagai pelatih, sehingga berdampak pada efektivtas penyelenggaraan pelayanan akademik (b) faktor pegawai yang belum efektif melaksanakan pelayanan akademik karena jumlah pegawai dari segi kualitas dan kuantitas yang belum memadai, keseimbangan antara jumlah pegawai dengan volume kerja belum seimbang, sehingga pegawai dalam melaksanakan pelayanan akademik belum konsisten terhadap SOP, (c) faktor situasi lingkungan kerja yang belum memadai seperti ruangan kerja yang belum segar dan nyaman serta ruangan kerja yang masih sempit dan loket-loket pelayanan belum difungsikan secara maksimal, sehingga pelayanan akademik belum terlaksana secara efektif dan efisien karena belum didukung dengan penerapan SOP. Selain itu yang perlu ditingkatkan adalah faktor sosial sebagai pendukung terciptanya persahabatan, saling pengertian, saling percaya, harmonis yang dilandasi oleh kebersamaan dan kesetaraan.

viii

Page 9: Artikel Dass

ix

ABSTRACT

DASWATI. Leadership in Academic Service (A Case Study at Bureau of Administration, Academics, Students, Planning, and Information System (BAAKPSI) at Tadulako University, Palu) (Supervised by Juanda Nawawi, Isa Syamsu, and Suradi Tahmir)

This research aims at (1) describing, analyzing, and finding the implementation of the leadership role in academic services at BAAKPSI at Tadulako University Palu? (2) describing, analyzing, and finding the determinant factors supporting the implementation of the leadership role in academic services at BAAKPSI at Tadulako University Palu?

This research was conducted at BAAKPSI at Tadulako University Palu. This research is descriptive qualitative with a case study approach. Data collection was conducted by using observation, interview, and documentation. Data analysis was conducted by reducing the data in order to simplify the data and to sharpen the data needed, by presenting the data with organized and systematic ways in order to form one unified component, and interpreting data as a step to take a conclusion.

The result of the research shows that (1) the implementation of the leadership role in academic services functions as a guiding direction, as an agent of change, as a spokesperson, as a trainer respectively can be implemented. However, it does not maximally support the academic service effectively and efficiently because (a) the implementation of leadership role as a guiding direction obviously needs strictness, in order that all of the staff can perform the academic service effectively, (b) the implementation of leadership role as an agent of change, actually needs to be

ix

Page 10: Artikel Dass

x

supported by coordination in order that the staff can be consistent with the commitment of SOP application, (c) the implementation of leadership role as a spokesperson, actually needs to be supported by socialization from leaders, in order that the staff can be empowered maximally in performing the academic services based on SOP, (d) the implementation of leadership role as a trainer actually needs to be supported by technical capabilities so that the staff can become a model figure in performing academic services. (2) the determinant factors which support the implementation of leadership role in academic service are (a) factor of not being strict from the leaders, not coordinating and socializing in performing the leadership role as a guiding direction, agent of change, spokesperson, and as a trainer, which affect the academic service which is not supported by the implementation of SOP, (b) factor from the staff who have inadequate quality and quantity, imbalance between the number of staff and the working hours, so that the staff cannot be consistent in performing the SOP, (c) factor from working condition which is inadequate such as the room office which is not fresh, inconvenient, limited space, and services counters which does not function well, so that the academic services cannot be conducted effectively and efficiently because it is not supported by the application of SOP. Beside that the factor which must be increased is social factor as a power in creating friendship, understanding, believed, and harmonious which is based on togetherness and equivalence.

x

Page 11: Artikel Dass

xi

DAFTAR ISI

HalamanPRAKATA ..........................................................................................ABSTRAK ...........................................................................................ABSTRAC ...........................................................................................DAFTAR ISI .......................................................................................BAB I. PENDAHULUAN...............................................................

A. Latar Belakang Masalah......................................... B. Rumusan Masalah .........................................................C. Tujuan Penelitian ..........................................................D. Manfaat Penelitian.........................................................

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA...................................... A. Konsep Administrasi Publik B. Perkembangan Administrasi Publik C. Teori Organisasi.............................................................D. Kepemimpinan dalam Pelayanan PublikE. Teori Manajemen F. Keterkaitan Antara Administrasi Publik, Organisasi,

Manajemen Dan Kepemimpinan dalam Pelayanan Akademik ................................................................

G . Kerangka Konsep ........................................................BAB III. METODE PENELITIAN.....................................................

A. Jenis dan Pendekatan dan Penelitian............................. B. Lokasi Penelitian............................................................ C. Sumber Data D. Fokus Masalah Penelitian dan Deskripsi Fokus........... E. Instrumen Penelitian...................................................... F. Teknik Penjaringan Data dan Pengabsahan Data...........G. Teknik Analisa Data......................................................

BAB IV. PROFIL UNIVERSITAS TADULAKO.............................. A. Deskripsi Universitas Tadulako Palu ...........................

xi

Page 12: Artikel Dass

xii

B. Biro Administrasi Akademik Kemahasiswaan Perencanaan dan Sistem Informasi Universitas Tadulako (BAAKPSI). .................................................

BAB V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...................A. Implementasi Peran Kepemimpinan dalam Pelayanan

Akademik Di BAAKPSI Universitas Tadulako Palu ...1. Implementasi Peran Kepemimpinan Sebagai

Penentu Arah............................................................2. Implementasi Peran Kepemimpinan Sebagai Agen

Perubahan.................................................................3. Implementasi Peran Kepemimpinan Sebagai Juru

Bicara........................................................................4. Implementasi Peran Kepemimpinan Sebagai

Pelatih.......................................................................B. Faktor-Faktor Determinan Implementasi Peran

Kepemimpinan dalam Pelayanan Akademik pada BAAKPSI Universitas Tadulako Palu..........................

BAB VI. SIMPULAN DAN SARANA. Kesimpulan..................................................................B. Saran.............................................................................

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................

xii

Page 13: Artikel Dass

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Universitas sebagai pengelola administrasi akademik dapat memelihara dan meningkatkan mutu pendidikan Tinggi secara berkelanjutan dengan memberi pelayanan yang beriorentasi pada publik, agar dapat  memenuhi kebutuhan stakeholders melalui penyelenggaraan Tri Dharma Perguruan Tinggi (Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat). Pemenuhan pendidikan masyarakat adalah salah satu bentuk pelayanan publik yang mendasar dan perlu mendapat perhatian dari pemerintah yang baik (good governance) dan mengharapkan pemimpin yang good leadership. Bennis & Nanus (2001: 95), berpendapat bahwa unsur pimpinan dalam melaksanakan kepemimpinan secara efektif dituntut berperan sebagai penentu arah, agen perubahan, juru bicara serta pelatih bagi yang dipimpin. Alasannya agar dapat mengimplementasikan pemikiran-pemikiran ideal yang berasal dari diri seorang pemimpin kepada bawahan untuk mematuhi dan melaksanakan petunjuk-petunjuk dari pimpinan terutama yang berkaitan dengan pelaksanaan pelayanan akademik terhadap mahasiswa, sebagaimana yang tercantum pada prinsip-prinsip administrasi publik yaitu paradigma New Publik Management (NPM) menekankan bahwa cara pengelolaan pelayanan pada publik dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien sedangkan New Publik Service (NPS) serta prinsip-prinsip kepemimpinan yang menekankan bahwa pelayanan publik diharapkan dapat memberi kepuasan pada publik, terutama pada universitas atau perguruan tinggi .

Universitas Tadulako salah satu Perguruan Tinggi Negeri di Provinsi Sulawesi Tengah, sangat menarik untuk dikaji dengan alasan bahwa masyarakat Sulawesi Tengah mengharapkan pemimpin yang memiliki sifat-sifat “keutamaan” (adil, bijaksana, jujur, cerdas, berani, bersemangat, pengayom, pembela kebenaran). Sifat keutamaan tersebut identik dengan pemimpin yang good leadership yang akan mendapat kepercayaan bagi civitas akademik di Universitas Tadulako Palu. Untuk mendapat kepercayaan maka unsur pimpinan DI BAAKPSI sedapat mungkin mengimplementasikan peran kepemimpinan untuk bertindak sebagai penentu arah, sebagai agen

Page 14: Artikel Dass

2

perubahan, sebagai juru bicara dan peran sebagai pelatih bagi semua pengikutnya.

Atas dasar inilah yang membuat peneliti menganggap kepemimpinan perlu dikaji dan tidak henti-hentinya dijadikan sebagai bahan pembicaraan terutama menjelang pergantian atau pemilihan unsur pimpinan sangat membutuhkan waktu dan energi untuk menghadapinya. Ini menandakan bahwa kepemimpinan memegang peran penting dalam keberhasilan organisasi terutama dalam menyelenggarakan pelayanan akademik.

Hasil penelitian Dave Ulrich yang ditulis dalam Editor Frances Hesselbein (1997) bahwa pemimpin masa depan adalah pemimpin yang dapat mengalihkan harapan menjadi tindakan, pemimpin memerlukan kredibilitas pribadi dan kapabilitas organisasi. Mengadopsi pendapat Dave Ulrich bahwa pemimpin yang efektif adalah pemimpin yang memiliki kemampuan merealisasikan harapan menjadi kenyataan. Harapan (visi) Universitas Tadulako unggul dalam pengabdian pada masyarakat melalui pendidikan dan penelitian dan dapat diakui secara nasional dan internasional pada Tahun 2020.

Atas pertimbangan logis dan rasional, peneliti lebih fokus pada implementasi peran kepemimpinan dalam pelayanan akademik di BAAKPSI . Secara kuantitas pegawai di BAAKPSI sebanyak 39 orang diharapkan dapat menyelenggarakan pelayanan akademik secara efektif, meskipun jumlah pegawai ini belum cukup memadai untuk memberikan pelayanan memuaskan pada mahasiswa. Ketidak puasan mahasiswa dalam pelayanan akademik sudah menjadi pengetahuan umum, untuk pelayanan perhitungan Indeks Prestasi Komulatif (IPK), clearing dan persyaratan ujian akhir membutuhkan waktu 1 (satu) minggu, yang seharusnya hanya membutuhkan 2 (dua) hari.

Untuk mengantisipasi hal tersebut agar tidak terjadi secara terus menerus, maka yang bertanggung jawab adalah para unsur pimpinan berperan untuk menggerakkan para pengikut ke arah pencapaian tujuan organisasi. Para pengikut harus mampu bersikap menjadi pelayan yang sadar untuk melayani dan bukan dilayani.

Peran kepemimpinan sebagai penentu arah (direction setter) dengan melihat aspek peningkatan motivasi kerja pegawai dalam menyelenggarakan pelayanan akademik serta meyakinkan pegawai bahwa apa yang dilakukan merupakan hal yang benar dan dapat memperhatikan prosedur pelayanan

Page 15: Artikel Dass

3

yang disiapkan oleh institusi. Selanjutnya para pemimpin sebagai agen perubahan (agent of change) yaitu belum sesuai harapan, karena belum efektif membangun komitmen pada mitra kerja untuk melaksanakan pelayanan akademik yang mengacu pada SOP belum terwujud. Kemudian para pemimpin untuk berperan sebagai juru bicara (spokesperson) merupakan kemampuan pemimpin untuk berkomunikasi yang baik dan mampu menjadi pendengar yang baik serta menjadi negosiator, namun belum dapat diwujudkan oleh unsur pimpinan, begitupula Implementasi peran pemimpin sebagai pelatih (coach) yaitu masih ada unsur pimpinan belum melaksanakan bimbingan pada bawahannya dengan alasan bahwa jabatan yang diduduki masih baru tahap penyesuaian.

Mencermati tingkat kemampuan para pemimpin di lingkungan BAAKPSI Universitas Tadulako pada saat peneliti melakukan pengamatan bahwa para pemimpin baik pada top leader, middle leader maupun lower leader sudah mendukung penyelenggaraan pelayanan akademik, sehinggga untuk mengimplementasikan peran kepemimpinan dapat diolaksanakan, karena unsur pimpinanlah yang merupakan ujung tombak kesuksesan suatu organisasi. Jika unsur pimpinan berperan maka peneliti yakin bahwa kemampuan pegawai dapat melaksanakan pelayanan akademik yang beriorentasi pada mahasiswa, maka pelayanan dapat dilaksanakan secara cepat dan tepat pada waktunya.

Beradasarkan fenomena tersebut peneliti berkewajiban membuat kajian ilmiah dan bermaksud untuk membahas dan menemukan faktor-faktor determinan yang mendukung implementasi peran kepemimpinan dalam pelayanan akademik, baik secara teoritis maupun praktis, sehingga penelitian ini bermakna untuk meningkatkan mutu pelayanan akademik maupun terhadap hasanah pengembangan ilmu pengetahuan terutama yang berkaitan dengan implementasi peran kepemimpinan dalam pelayanan akademik di BAAKPSI Universitas Tadulako.

Berdasarkan uraian di atas, maka dipandang perlu dilakukan penelitian dengan judul “ Kepemimpinan dalam Pelayanan Akademik (Studi Kasus pada Biro Administrasi Akademik Kemahasiswaan, Perencanaan dan Sistem Informasi Universitas Tadulako Palu)”.

Page 16: Artikel Dass

4

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana implementasi peran kepemimpinan dalam pelayanan Akademik di BAAKPSI Universitas Tadulako Palu ?

2. Faktor-Faktor determinan apa yang mendukung implementasi peran kepemimpinan dalam pelayanan akademik di BAAKPSI Universitas Tadulako Palu?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk memperoleh gambaran, menganalisis dan menemukan implementasi peran kepemimpinan dalam pelayanan akademik di BAAKPSI Universitas Tadulako Palu.

2. Untuk memperoleh gambaran, menganalisis dan menemukan faktor-faktor determinan implementasi peran kepemimpinan dalam pelayanan akademik pada BAAKPSI Universitas Tadulako Palu.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis. Dari segi keilmuan, kajian terhadap masalah menjadi dasar bagi

pengembangan materi ilmu administrasi publik pada umumnya dan khususnya kemampuan pemimpin dalam mengimplementasikan peran kepemimpinan secara efektif di Universitas Tadulako Palu serta menjadi bahan rujukan pada penelitian selanjutnya .

2. Manfaat praktis, diharapkan dari hasil penelitian ini adalah:a. Menjadi sumbangan pemikiran bagi para pemimpin di Universitas

Tadulako bahwa para pemimpin mempunyai peran dalam pencapaian visi & misi Universitas Tadulako sekaligus meningkatkan mutu pelayanan pada mahasiswa.

b. Bagi masyarakat kampus, diharapkan penulisan tentang kepemimpinan akan memiliki daya dukung bagi pengembangan kehidupan masyarakat kampus.

Page 17: Artikel Dass

5

c. Menjadi masukan bagi pengembangan Universitas Tadulako sebagai Perguruan Tinggi di Propinsi Sulawesi Tengah atau pihak-pihak yang berkepentingan sebagai masukan dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan akademik di Universitas Tadulako Palu.

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Administrasi Publik

Terdapat banyak persepsi tentang pengertian administrasi publik diantaranya. Stephen Robbins dikutip oleh Sukidin (2009:5) menyatakan: “ Administration is the universal process of efficiently getting activities completed with and through other people”. Jadi administrasi pada hakekatnya merupakan suatu proses yang universal dalam aktivitas pencapaian tujuan secara efisien dengan dan melalui orang lain. Administrasi publik merupakan suatu proses dimana sumber daya dan personil publik diorganisir dan dikoordinasikan untuk memformulasikan, dan mengelola keputusan dalam kebijakan publik (Keban, 2004:3).

Nampaklah peranan administrasi publik pada dasarnya sangat membantu dalam mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien, sehingga kegiatan administrasi publik hendaknya diupayakan tercapainya tujuan sesuai dengan apa yang direncanakan. Tercapainya tujuan, diharapkan kebijakan publik terkait dengan penyelenggaraan pendidikan tinggi akan memberikan kontribusi menuju kualitas pendidikan yang lebih baik.

B. Perkembangan Administrasi Publik

Sejarah perkembangan administrasi publik pada dasarnya dapat ditelusuri melalui berbagai literatur yang membahas tentang administrasi publik. Administrasi publik dapat dilihat dari paradigmanya. Berikut ada 6 (enam) paradigma untuk menjelaskan definisi administrasi publik Thoha (2002:18 ) & Umar (2004:5 ).

Paradigma I, Tahun 1900-1926; pada masa ini dibedakan dengan jelas antara administrasi dan politik negara. Jadi memusatkan perhatian pada letak

Page 18: Artikel Dass

6

administrasi negara di antara aspek-aspek lainnya. Paradigma II, Tahun 1927-1973; pada masa ini administrasi negara memiliki prinsip-prinsip yang jelas. Prinsipnya adalah administrasi negara dapat diterapkan di negara mana saja walaupun berbeda kebudayaan, lingkungan, visi dan lainnya. Paradigma III, Tahun 1950-1970; pada masa ini administrasi negara telah berkembang sebagai bagian dari ilmu politik. Paradigma IV, Tahun 1956-1970; pada masa ini administrasi negara telah berkembang sebagai ilmu administrasi. Diawali dengan ketidaksenangan bahwa ilmu administrasi dianggap sebagai ilmu kelas 2 setelah ilmu politik. Paradigma V, setelah Tahun 1970; pada masa ini administrasi negara telah berkembang menjadi ilmu administrasi negara, yaitu merambah ke teori organisasi, ilmu kebijakan dan ekonomi politik.

Pendapat para ahli tentang perkembangan administrasi publik dari tahun ke tahun mengalami perubahan (Teguh Kurniawan, diakses pada tanggal 10 Oktober 2011, http://teguh kurinawan.web.ugm.co,id) yaitu: pada tahun 1885-1980 yang dikenal dengan Old Publik Administration. Pada generasi ini para ahli yang membicarakan tentang administrasi publik yaitu Plato, Aristoteles, Machiavelli, Wilson, Gullick & Urwick sehingga administrasi negara memisahkan diri dari politik. Kemudian berkembang lagi pada 1980-1990 yang dikenal dengan New Public Management. Pada generasi ini sasaran utama adalah peningkatan cara pengelolaan pemerintah dan penyampaian pelayanan pada masyarakat dengan penekanan pada disiplin dan penghematan biaya, serta peran dan manjer publik dalam menyediakan pelayanan berkualitas tinggi (Osborne & Gabler,1995). NPM menjadi populer ketika prinsip Good Governance di implementasikan menjadi orientasi kajian. NPM menekankan bahwa paradigma manajemen terdahulu kurang efektif dalam memecahkan masalah dalam memberikan pelayanan terhadap publik, karena adanya keluhan dari berbagai masyarakat bahwa sektor publik, cenderung memiliki ruang lingkup yang terlalu besar, boros, inefisiensi, dan merosotnya kinerja dalam pelayanan publik, serta kurangnya perhatian terhadap pengembangan pegawai dan kepuasan kerja. Selanjutnya pada tahun 1990-sekarang dikenal dengan New Public Service. Pada generasi ini peran manajer publik berubah karena ditantang untuk selain menemukan cara-cara baru dan inovatif dalam mencapai tujuan, atau menswastakan berbagai fungsi yang semula dijalankan oleh pemerintah (David Osborne dan Gaebler.1995). Artinya manajer publik didesak untuk mengarahkan bukannya mengayuh,

Page 19: Artikel Dass

7

yang bermakna bahwa pelayanan publik tidak dijalankan sendiri tetapi sebisa mungkin didorong untuk dijalankan oleh pihak lain melalui mekanisme pasar. Karena pemilik kepentingan publik yang sebenarnya adalah masayarakat maka administrasi publik seharusnya memusatkan perhatiannya pada tanggung jawab melayani dan memberdayakan warga negara melalui pengelolaan organisasi publik dan implementasi kebijakan publik (Denhard & Denhard, 2003.)

Paradigma administrasi publik dapat diadopsi dari paradigma NPM & NPS yaitu yang menempatkan tentang kajian kepemimpinan dan pelayanan, sebagai bagian dari administrasi publik yang banyak mendapat perhatian para ahli antara lain Keban (2004:10) yaitu kepemimpinan dan pelayanan termasuk ruang lingkup administrasi publik. Hal ini dapat dilihat dari kajian NPS bahwa makna dari prinsip dasar untuk melaksanakan pelayanan yang berkualitas ditentukan oleh kepemimpinan pemimpin organisasi. Jika, kepemimpinan pemimpin berperan dengan baik, maka bawahan (pegawai) dapat melaksanakan atau memberikan pelayanan berkualitas.

Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat diketahui bahwa tujuan administrasi publik adalah sebagai berikut:

1. Dapat mendukung pelaksanaan tugas pokok pemerintahan yaitu pelayanan prima secara efektif.

2. Dapat pula diharapkan mendukung kelancaran pelaksanaan pembangunan terhadap semua aspek pelaksanaan pembangunan terhadap kehidupan masyarakat untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat.

3. Mengusahakan pemberdayaan seluruh sumber daya aparatur, sumber daya alam, sumber daya sosial politik dan budaya.

4. Melaksanakan tertib kehidupan masyarakat dalam bentuk keamanan dan ketertiban.

C. Teori Organisasi

Secara singkat dapat dikatakan bahwa organisasi jika dipandang dari segi statis, maka organisasi dipandang sebagai wadah atau tempat kegiatan administrasi dan manajemen berlangsung dengan gambaran yang jelas tentang saluran hirarkhi daripada kedudukan, jabatan wewenang, garis

Page 20: Artikel Dass

8

komando dari tanggung jawab. Sedangkan organisasi secara dinamis dapat dipandang sebagai organisasi yang bergerak yaitu suatu orgam yang hidup dan dinamis. Wiliams dalam Wursanto (2005: 42) bahwa salah satu prinsip organisasi adalah kepemimpinan. Dalam organisasi apapun bentuknya diperlukan kepemimpinan atau dengan kata lain organisasi mampu menjalankan aktivitasnya karena adanya proses kepemimpinan yang digerakkan oleh pemimpin organisasi tersebut. Sebagai ilmuan atau pemerhati administrasi sama-sama memahami bahwa inti administrasi adalah organisasi (Akib, 2011:226). Manajemen inti dari pada administrasi sedangkan kepemimpinan inti dari pada organisasi kemudian inti kepemimpinan adalah manajemen (Pasolong, 2008:96).

Pandangan para ahli bahwa organisasi sebagai wadah menuntut kerja sama manusia (pimpinan-bawahan) yang ada di dalamnya. Hal ini sesuai dengan penelitian yang mengkaji tentang peran kepemimpinan dalam pelayanan akademik di Universitas Tadulako Palu yang membutuhkan pemimpin yang professional dan memiliki jiwa pelayanan kepada masyarakat serta memiliki keberanian bersama visi. Terselenggaranya visi-misi organisasi keterlibatan pemimpin sangat menentukan keberhasilan pelayanan yang dilakukan organisasi. Richardus Eko Indrajit & Richardus Djokopranoto (2006:5), bahwa universitas merupakan penyelenggara program pendidikan akademik atau profesional dalam beberapa disiplin ilmu pengetahuan, teknologi, dan kesenian tertentu. Salah satu unit yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi adalah unsur pimpinan di BAAKPSI beserta stafnya.

D. Kepemimpinan dalam Pelayanan Publik

Berbicara tentang kepemimpinan berarti kita tidak dapat melepaskan diri dari masalah manusia, karena memang yang menjalankan kepemimpinan adalah manusia itu sendiri. Memiliki pemikiran realistis dalam menghadapi berbagai proses aktivitas demi pencapaian tujuan organisasi. Jadi unit analisisnya adalah manusia/individu. Oleh karena itu kepemimpinan tidak akan ada tanpa pemimpin dan yang dipimpin, keduanya ini adalah manusia yang memiliki potensi, mampu memotivasi, mengarahkan, dan

Page 21: Artikel Dass

9

menggerakkan orang lain untuk secara sadar dan sukarela berpartisipasi di dalam mencapai tujuan organisasi.

Muladi Adi Sujatno (2008:9) mengungkapkan pendapat Dale Carnegie dalam bukunya “ The leader in You”, mengatakan bahwa:

Ada jiwa kepemimpinan di dalam diri manusia dan diperkuat oleh Warren Bennis (2006) dalam buku Muladi Adi Sujatno (2008:9) yang mengatakan bahwa:”Seorang pemimpin berbeda dengan orang kebanyakan.” Ia memiliki kelebihan yang orang lain tidak memilikinya. Hal tersebut senada dengan pendapat Sri Sultan Hamengku Buwono X bahwa:” Setiap kita sesungguhnya memiliki kapasitas untuk menjadi pemimpin. Kekuatan terdahsyat pemimpin adalah suri teladan (uswatun hasanah) dan kejujuran (siddiq).”

Kedua pendapat tersebut, membuktikan bahwa keberadaan pemimpin dalam melaksanakan kepemimpinan sangat penting, karena dalam Al-Quran dan al-Kitab dituliskan bahwa pada dasarnya manusia diciptakan Tuhan Yang Maha Esa untuk memimpin dunia, memimpin alam semesta, dan memimpin jagat raya ini. Sejak kelahirannya, fitrah manusia diciptakan sebagai pemimpin khalifatullah di dunia. Kepemimpinan merupakan fenomena yang kompleks, dan merupakan gejala kemanusiaan yang universal (Bass,1981).

Kepemimpinan merupakan suatu proses untuk mempengaruhi orang lain untuk memahami dan setuju dengan apa yang perlu dilakukan dan bagaimana tugas itu dilakukan secara efektif, serta proses untuk memfasilitasi upaya individu dan kolektif untuk mencapai tujuan bersama (Yukl, 2001:8). Tujuan tersebut dapat tercapai jika tercipta kerjasama untuk melakukan tugas-tugas sesuai keinginan pemimpin (George Terry, 2010: 343). Kepemimpinan pada dasarnya adalah mengenai penciptaan cara bagi orang untuk ikut berkontribusi dalam mewujudkan sesuatu yang luar biasa (Kouzes & Posner, 2004).

Pendapat tersebut pada dasarnya memberikan makna bahwa kepemimpinan itu saling berinteraksi antar sesama manusia (pimpinan-bawahan) untuk melaksanakan tugas pelayanan untuk pencapaian tujuan.

Menyimak beberapa pendapat ahli, kepemimpinan merupakan suatu proses mempengaruhi tingkah laku orang-orang supaya dapat bekerjasama dalam mewujudkan tujuan yang telah disepakati bersama. Jadi membahas

Page 22: Artikel Dass

10

tentang kepemimpinan ada tiga kunci utama yang perlu dipahami untuk efektivitas kepemimpinan adalah (1) Karakteristik pemimpin, (2) Karakteristik pengikut, (3) karakteristik situasi (Yukl, 2001:13). Greenleaf (1999:99) memberikan penekanan bahwa di dalam birokrasi perlu diterapkan suatu kepemimpinan yang dikenal dengan istilah: kepemimpinan Pelayan”. Grenleaf menyebutkan bahwa kepemimpinan pelayan adalah suatu model kepemimpinan yang memprioritaskan pelayanan kepada pihak lain, baik kepada pegawai, institusi maupun kepada masayarakat sebagai prioritas utama. Ini menandakan bahwa di dalam sebuah organisasi yang selalu berinteraksi adalah unsur pimpinan, pegawai dan situasi.

Berdasarkan pendapat para ahli tentang kepemimpinan, maka dapat di kemukakan bahwa teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori Werren Bennis and Burth Nanus (2006:3), mengemukakan kepemimpinan merupakan kekuatan yang sangat penting di balik kesuksesan berbagai organisasi, sehingga pemimpin memerlukan kemampuan kepemimpinan untuk melaksanakan peran secara maksimal, dengan kemampuan yang dimiliki pemimpin, orang (bawahan) diharapkan dapat bekerja sama dengan baik mencapai tujuan organisasi. Mencermati pendapat tersebut, bahwa pemimpin apapun bentuknya dituntut adanya peran maksimal sebagai pelopor pembaharu dan dia harus menjadi contoh dalam melaksanakan pembaharuan tersebut serta mampu mempengaruhi orang-orang yang terlibat dalam kelompok yang dipimpinnya, sebagaimana yang dikemukakan Stephen R.Covoy (2002:305).

Burt & Nanus mengatakan proses untuk menjadi seorang pemimpin kurang lebih sama dengan proses menjadi seorang manusia yang utuh. Selain pendapat Nanus juga Kozes & Posner (2004:27) mengatakan jika seorang pemimpin ingin dikagumi maka harus memiliki karakter yang tegas karena itu seorang pemimpin ingin menjadi pemimpin yang utuh maka dituntut melaksanakan peran kepemimpinan secara tegas. Sedangkan Nanus (2001:95), Komariah (2003:93), Sujatno (2008:62) mengilustrasikan bahwa ada 4 (empat) peran penting bagi kepemimpinan efektif yaitu:a. Penentu arah, pemimpin harus mampu melakukan seleksi dan

menetapkan sasaran dengan mempertimbangkan lingkungan eksternal masa depan yang menjadi tujuan pengerahan seluruh sumber daya

Page 23: Artikel Dass

11

organisasi dalam mencapai visi, pemimpin yang dapat berperan sebagai penentu arah adalah pemimpin visioner.

b. Agen perubahan, pemimpin harus mampu mengantisipasi berbagai perubahan dan perkembangan lingkungan global dan membuat prediksi tentang implikasinya terhadap organisasi, mampu membuat skala prioritas bagi perubahan yang diisyaratkan visinya, serta mampu mempromosikan eksperimentasi dengan partisipasi orang- orang untuk menghasilkan perubahan yang diinginkan.

c. Juru bicara, pemimpin harus mampu menjadi negosiator dan pembentuk jaringan hubungan eksternal, menyusun visi dan mengkomunikasikannya melakukan pemberdayaan serta melakukan perubahan.

d. Pelatih, pemimpin harus memberitahu orang lain tentang realita saat ini, apa visinya atau ke mana tujuan, bagaimana merealisasikannya . Selalu member semangat untuk maju dan menuntun bagaimana mengaktualisasikan potensi mencapai visi.

Frances Hesselbein, Marshall Goldsmith, Richard Beckhard (2000: 149) dapat membagi kepemimpinan dalam tiga peran atau kegiatan dasar: pathfinding (pencarian alur), aligning (penyelarasan) dan Empowerment (pemberdayaan). Ke 3 (tiga) peran tersebut, dapat berjalan dengan baik jika pemimpin berkemampuan untuk melakukan suatu perubahan dari harapan menjadi tindakan, karena kepemimpinan yang berkualitas merupakan kunci utama keberhasilan suatu organisasi, kelompok, atau negara dalam praktek implementasi kebijakan sehari-hari, menuju cita-cita bersama. Kualitas kepemimpinan yang diharapkan bukan hanya kualitas fisik, intelektual semata, melainkan juga kualitas rohani. Adanya keseimbangan ketiga tersebut sangat membantu seorang pemimpin mengembang peran yang dituntut organisasi guna mewujudkan visi yang dicita-citakan bersama. Ada beberapa pendapat para ahli tentang peran kepemimpinan, maka peneliti membuat gambar sebagai berikut:

Page 24: Artikel Dass

12

Hesselbein, dkk, (2000: 149)

E.Quinn (2000:43)

Mintzberg(dalam Yukl,

2001: 35)

Nanus (2001:95)

Senge (1990) dalam

Sedarmayanti (2008:144)

Stephen R.Covoy

(2002:305)

1. Pencarian alur2. Penyelarasan3. Pemberdayaan

1. Dierktur2. Produser3. Koordinator4. Pemantau5. Mentor6. fasilitator7. inovator8. Broker

1. Peran pemposesan informasi

2. Pembuat Keptusan

3.Peran antar pribadi

1.Penentu arah

2. Agen Perubahan

3. Juru bicara4. Pelatih

1.Sebagai perancang

2.Sebagai guru

3.Sebagai pelayan

1. Siap menjadi anutan

2. Siap menjadi perintis,

3. Siap menjadi penyelaras’

4. Siap menjadi pemberdaya

Di Sadur dari beberapa Pendapat para ahi, Tahun 2012.

Dari beberapa pendapat tentang peran kepemimpinan yang dijelaskan oleh masing-masing para ahli, maka peneliti beranggapan bahwa peran kepemimpinan pada perinsipnya menuju pada pencapaian tujuan sebuah organisasi. Stephen R.Covoy (2002:305) dan Antonio Syafii (2009) mengatakan bahwa seorang pemimpin dapat berperan sebagai pathfinding (pencarian alur), aligning (penyelarasan) dan Empowerment (pemberdayaan) serta panutan (modeling), karena keempat aspek inilah yang membentuk suatu karakter dari setiap pemimpin melaksanakan kepemimpinan yang efektif .

Dalam kaitannya dengan penelitian pelayanan akademik pada Perguruan Tinggi, yang merupakan salah satu dari layanan adalah jasa. Jasa diartikan sebagai setiap tindakan atau perbuatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya bersifat tidak terwujud fisik (intangible) dan tidak menghasilkan suatu pemilikan (Tjiptono, 1996:23). Jasa merupakan aktivitas manfaat dan kepuasan yang ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain. Jasa yang tidak berwujud fsik maksudnya tidak dapat dilihat, dirasa, dicium, didengar, atau diraba sebelum dibeli dan dikomsumsi. Oleh karena itu orang tidak bisa menilai kualitas jasa sebelum orang tersebut merasakannya atau mengkomsumsi jasa itu. Namun demikian, produk jasa dapat berhubungan dengan psoduk fisiknya. Dalam pelayanan bidang akademik yang sifatnya tidak berwujud fisik, dalam prosesnya dan

Page 25: Artikel Dass

13

keluarannya sangat dipengaruhi dan didukung oleh produk fisik seperti fasilitas atau sarana dan prasarana yang mendukung proses belajar mengajar. Pelayanan secara umum yang didambakan adalah: kemudahan dalam pengurusan kepentingan, mendapatkan pelayanan wajar, mendapatkan perlakuan yang sama tanpa pilih kasih, mendapatkan perlakukan yang jujur dan terus terang (Moenir, 2001:12).

Kecenderungan untuk mencari pelayanan yang lebih baik dan memuaskan dimiliki setiap orang dan merupakan haknya untuk memperoleh jaminan, pelayanan yang adil dan baik. Pemberian pelayanan hendaknya mengacu pada hal-hal sebagai berikut: (1) Kepuasan total pelanggan, (2). Menjadikan kualitas sebagai tujuan utama dalam pelayanan, (3). Membangun kualitas dalam sebuah proses, (4). Menerapkan filosofi, berbicara berdasarkan fakta, (5). Menjalin kemitraan baik internal maupun eksternal (Sedarmayanti, 2004: 252).

Jika institusi melakukan pelayanan dengan mengacu pada kepuasan pelanggan, maka dapat dikatakan institusi telah melaksanakan tugas pokoknya sebagai pelayan masyarakat umum maupun masyarakat kampus, terutama yang berkaitan dengan kegiatan akademik yaitu: jasa administrasi, meliputi registrasi, transkrip, ijazah dan system informasi serta alat dan sarana pendukungnya (Tampubolon, 2001) dalam Rahayu (2010). Pelayanan pada dasarnya bertujuan untuk menciptakan kepuasan pelanggan. Oleh karena itu ruang lingkup pelayanan bidang akademik menyangkut kepentingan masyarakat kampus termasuk mahasiswa, maka pihak lembaga dalam pelayanan bidang akademik mempunyai kewenangan yang besar, sehingga membutuhkan sumber daya pegawai yang memiliki kemampuan lebih dalam memberikan pelayanan yang berkualitas pada pelanggan (mahasiswa).

E. Teori Manajemen

Manajemen merupakan suatu proses merencanakan, memimpin, mengendalikan pekerjaan anggota organisasi yang sudah ditetapkan (Stoner dkk, 1996:6). Yang jelas manajemen dapat diterapkan pada setiap organisasi baik pemerintah maupun swasta, agar organisasi tersebut dapat mencapai tujuan, maka diperlukan manajemen . Griffin (1984:7), manajemen lebih

Page 26: Artikel Dass

14

muda dipahami melalui pendekatan system. Manajemen sebagai suatu sistem merupakan suatu proses yang menyeluruh dan utuh “ Managemen is the process of planning, organizing, leading and controlling an organization’s human, financial, physical, and information resources to achieve organizational goal in an efficient and effective manner”.

Jadi Griffin menjelaskan bahwa manajemen terdapat unsur-unsur dalam proses manajemen yaitu perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengendalian sumber daya manusia, keuangan, fisik dan informasi untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien. Semua aspek ini berjalan dengan baik atas dukungan dari unsur pimpinan, karena inti manajemen adalah kepemimpinan. Lebih jelasnya dapat dilihat pada uraian adanya keterkaitan antara administrasi publik, organiosasi, manajemen, kepemeimpinan dalam pelayanan akademik.

F. Keterkaitan Antara Administrasi publik, Organisasi, Manajemen dan Kepemimpinan dalam Pelayanan Akademik.

Hakekat ilmu administrasi merupakan hasil pemikiran dan penalaran manusia yang disusun berdasarkan dengan rasionalitas dan sistimatika yang mengungkapkan kejelasan tentang objek forma, yaitu pemikiran untuk menciptakan suatu keteraturan dari berbagai aksi dan reaksi yang dilakoni oleh manusia dan objek material, yaitu manusia yang melakukan aktivitas administrasi dalam bentuk kerja sama menuju terwujudnya tujuan tertentu (Makmur, 2008:1). Tanpa kerjasama yang baik maka administrasi, organisasi, manajemen, kepemimpinan, hubungan manusia, perilaku manusia tidak berjalan secara maksimal. Jadi administrasi publik mempunyai keterkaitan dengan kepemimpinan. Kepemimpinan berfungsi untuk mengarahkan manusia yang melakukan kerjasama, sehingga melaksanakan kepercayaan (trust) antara satu dengan yang lainnya.

Dari pendapat tersebut dapat dipahami organisasi, administrasi, manajemen adalah bagian yang tidak terpisahkan dengan objek kajian kerja sama untuk mencapai tujuan tertentu, demikian juga admnistrasi publik yang mengkaji tentang aktivitas manusia secara teratur untuk mencapai tujuan tertentu. Sehingga kepemimpinan terlihat punya keterkaitan dengan administrasi publik dengan alasan bahwa aktivitas dalam sebuah organisasi

Page 27: Artikel Dass

15

tidak akan berjalan dengan baik tanpa ada kepemimpinan yang.menggerakkan sumber daya yang tersedia di sebuah organisasi atau lembaga.

Untuk melaksanakan peran kepemimpinan tersebut tampak pada perilaku/gaya kepemimpinan yang diterapkan pada saat melakukan pengarahan, menjadi agen perubahan, melakukan komunikasi serta melakukan bimbingan pada mitra kerja di BAAKPSI Universitas Tadulako Palu, serta peran kepemimpinan dapat berperan jika pegawai dapat melaksanakan pelayanan akademik secara efektif. Werren Bennsi & Burt Nanus (2001) berpendapat bahwa para ahli tidak henti-hentinya membahas tentang kepemimpinan dan masih sulit dipertahankan untuk menggunakan satu pengertian akan tetapi yang perlu diperhatikan adalah memanfaatkan pengertian kepemimpinan tergantung pada situasi organisasi yang dipimpin. Kemudian yang paling banyak disoroti adalah kepemimpinan yang efektif & tidak efektif serta organisasi yang efektif dan tidak efektif.

Uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan dan administrasi publik merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh sumber daya manusia dalam rangka pelaksanaan pelayanan akademik yang telah ditentukan untuk mencapai tujuan tertentu melalui pemberdayaan seluruh sumber daya yang dimiliki oleh BAAKPSI Universitas Tadulako Palu. Unsur-unsur pelayanan administrasi akademik adalah: (1) Keseluruhan kegiatan pelaksanaan pelayanan akademik, (2) Untuk mencapai tujuan institusi, (3) Dengan memberdayakan seluruh sumber daya yang dimiliki oleh BAAKPSI Untad Palu, (4) Untuk pelaksanaan kegiatan itu dibutuhkan keteraturan melalui kelembagaan (organisasi).

G. Kerangka Konsep

Universitas Tadulako adalah sebuah organisasi yang menyelenggarakan Tri Dharma Perguruan Tinggi (pendidikan, penelitian dan pengabdian pada masyarakat) yang mengacu pada Undang-Undang No.20 Tahun 2003 tentang pendidikan nasional yang bertujuan menciptakan: manusia yang beriman, bertaqwa dan berakhlak mulia, dst” kesemuanya menciptakan wujud sosok manusia yang ideal.

Page 28: Artikel Dass

16

Tujuan tersebut akan tercapai, jika semua unsur civitas bertanggung jawab atas terselenggaranya kualitas pelayanan akademik, sebagaimana yang dijelaskan dalam paradigma administrasi yang mengacu pada new public service, yaitu pelayanan yang diharapkan adalah pelayanan yang beriorentasi pada kebutuhan pelanggan (Denhardt dan Denhardt, 2003) dan disisi kepemimpinan mengacu pada new public managemen yaitu kepemimpinan inti dari pada manajemen (Wahyu Suprapti, 2000:12).

Secara struktural yang bertugas dan berkewenangan melaksanakan pelayanan akademik adalah BAAKPSI. Unit inilah yang bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan pelayanan administrasi akademik di Universitas Tadulako yang ditunjang oleh staf/pegawai yaitu bertugas melayani jasa kliring nilai, jasa persyaratan administrasi untuk wisuda, persyaratan administrasi untuk pindah.

Penelitian disertasi ini dilandasrkan pada pandangan yang dikemukakan Burt & Nanus (2001:95), Komariah (2003:93), Sujatno (2008:62) dan Sedarmayanti (2009:144) mengilustrasikan bahwa ada 4 (empat) peran penting bagi kepemimpinan efektif yaitu:1. Penentu arah, pemimpin harus mampu melakukan seleksi dan menetapkan

sasaran dengan mempertimbangkan lingkungan eksternal masa depan yang menjadi tujuan pengerahan seluruh sumber daya organisasi dalam mencapai visi, pemimpin yang dapat berperan sebagai penentu arah adalah pemimpin visioner.

2. Agen perubahan, pemimpin harus mampu mengantisipasi berbagai perubahan dan perkembangan lingkungan global dan membuat prediksi tentang implikasinya terhadap organisasi, mampu membuat skala prioritas bagi perubahan yang diisyaratkan visinya, serta mampu mempromosikan eksperimentasi dengan partisipasi orang- orang untuk menghasilkan perubahan yang diinginkan.

3. Juru bicara, pemimpin harus mampu menjadi negosiator dan pembentuk jaringan hubungan eksternal, menyusun visi dan mengkomunikasikannya melakukan pemberdayaan serta melakukan perubahan.

4. Pelatih, pemimpin harus memberitahu orang lain tentang realita saat ini, apa visinya atau ke mana tujuan, bagaimana merealisasikannya . Selalu memberi semangat untuk maju dan menuntun bagaimana mengaktualisasikan potensi mencapai visi.

Page 29: Artikel Dass

17

Berdasarkan pandangan tersebut di atas, peneliti berkeyakinan bahwa apabila kriteria tersebut dimiliki oleh seorang pemimpin, maka pemimpin tersebut berperan secara efektif dan tentu saja mempunyai peran untuk meningkatkan kualitas kerja pegawai dalam menyelenggarakan pelayanan akademik.

KERANGKA KONSEP

AGEN PERUBAHAN

JURU BICARA

PELATIH

PENENTUARAH

PELAYANAN

AKADEMIK (BAAKPSI)

FAKTOR DETERMINAN

PEMIMPIN, PEGAWAI,

SITUASI

UNIVERSITAS TADULAKO

KEPEMIMPINAN BAAKPSI

Page 30: Artikel Dass

18

III. METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Penelitian ini tergolong jenis penelitian kualitatif, dengan pendekatan studi kasus. Studi kasus merupakan strategi penelitian dimana di dalamnya peneliti menyelidiki secara cermat suatu program, peristiwa, aktivitas, proses, atau sekelompok individu. Kasus-kasus dibatasi oleh waktu dan aktivitas, dan peneliti mengumpulkan informasi secara lengkap dengan menggunakan berbagai prosedur pengumpulan data berdasarkan waktu yang telah ditentukan (Creswell, 2010:20). Kasus-kasus yang dimaksud adalah implementasi peran kepemimpinan Kepala Biro, Kepala Bagian, dan Kepala Subbagian di BAAKPSI yang dinilai berdasarkan kriteria: peran sebagai penentu arah, agen perubahan, juru bicara dan pelatih.

B. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kantor BAAKPSI Universitas Tadulako Palu, dengan pertimbangan bahwa unit terdepan memberi pelayanan akademik pada mahasiswa.

C. Sumber Data

Sumber data penelitian dari sumber data primer dan data sekunder secara propersional untuk mencapai tujuan penelitian ini.

1. Sumber Data PrimerData primer adalah sumber data utama yang digunakan untuk menjaring

berbagai data dan informasi yang terkait dengan fokus yang dikaji. Hal ini dilakukan melalui metode wawancara dan observasi. Melalui wawancara, peneliti mengetahui lebih mendalam tentang hasil implementasi peran kepemimpinan, baik dalam aspek pemimpin berpern sebagai penentu arah, agen perubahan, juru bicara dan pelatih bagi pegawai untuk menyelenggarakan pelayanan akademik, maupun pegawai dalam melaksanakan pelayanan akademik pada mahasiswa. Disamping itu juga

Page 31: Artikel Dass

19

peneliti telah melakukan observasi lapangan pada lokasi aktivitas pemimpin, pegawai yang menjalankan tugas dan fungsinya sebagai penyelenggara pelayanan akademik serta mahasiswa yang merasakan pelayanan yang diberikan oleh pegawai.

2. Data SekunderData sekunder adalah sumber data pendukung sebagai upaya

penyesuaian dengan kebutuhan data lapangan yang terkait dengan objek yang di kaji. Data sekunder diperoleh dari dokumen-dokumen resmi yang berupa profil UNTAD, Pedoman SOP, Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Akademik, Statuta UNTAD, hasil-hasil kajian /penelitian, serta surat kabar dan dari internet.

D. Fokus Masalah Penelitian dan Deskripsi Fokus

Untuk menjawab dan mengkaji “Implementasi Peran Kepemimpinan dalam Pelayanan Akademik” di BAAKPSI Universitas Tadulako, maka ditetapkan fokus dan deskripsi fokus kajiannya dijelaskan sebagai berikut:1. Fokus penelitian ini adalah terkait dengan implementasi peran

kepemimpinan dalam pelayanan akademik” di BAAKPSI Universitas Tadulako.

2. Adapun deskripsi fokus dalam penelitian ini adalah: Implementasi Peran Kepemimpinan dalam Pelayanan Akademik sebagai:a. Penentu arah. Hal ini Kepala Biro, Kepala Bagian dan Kepala Sub-

bagian sebagai unsur pimpinan memotivasi dan meyakinkan pegawai dalam melaksanakan pelayanan akademik yang mengacu pada SOP.

b. Agen perubahan. Kepala Biro, Kepala Bagian dan Kepala Sub-bagian, yaitu sebagai unsur pimpinan dapat mengantisipasi terjadinya perubahan sesuai tuntutan dan kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yang menunjang pelayanan akademik, membangun komitmen, membangun kerja sama, dan memberdayakan sumber daya untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dalam pelayanan akademik sesuai SOP.

Page 32: Artikel Dass

20

c. Juru bicara. Kepala Biro, Kepala Bagian dan Kepala Sub-bagian, sebagai unsur pimpinan mampu menciptakan komunikasi dan membangun jaringan/melakukan negosiasi secara internal dan eksternal sehingga pegawai dan mitra kerja mau berkomitmen menyelenggarakan pelayanan akademik berdasar SOP.

d. Pelatih. Kepala Biro, Kepala Bagian dan Kepala Subbagian, sebagai unsur pemimpin memiliki kemampuan secara teknis dalam bidang Teknologi Informasi (IT) kemampuan konseptual maupun kemapuan hubungan manusia (pegawai), untuk mensosialisasikan pedoman penyelenggaraan pelayanan akademik yang efektif. berdasar SOP.

Kemudian untuk menjawab tentang faktor-faktor yang determinan mendukung implementasi peran kepemimpinan Kepala Biro, Kepala Bagian serta Kepala Subbagain dalam pelayanan akademik yang berkualitas adalah: (a) faktor pemimpin, (b) yang dipimpin/bawahan dan (c) situasi. Ketiga faktor tersebut sangat menentukan efektif, tidaknya pelayanan akademik. a. Faktor Pemimpin, maksudnya kemampuan unsur-unsur pemimpin dalam

mengimplementasikan peran kepemimpinan sebagai penentu arah, agen perubahan, juru bicara dan pelatih untuk menggerakkan serta mempengaruhi bawahan dalam menyelenggarakan pelayanan akademik secara efektif.

b. Faktor yang Dipimpin, maksudnya tingkat kemampuan dan kesiapan pegawai untuk menjalankan tugas dan tanggung jawab sebagai unsur pelaksana dalam pengelolaan administrasi akademik yang efektif di Universitas Tadulako.

c. Faktor situasi, maksudnya kapasitas lingkungan kerja pegawai di lingkungan Biro administrasi akademik Universitas Tadulako, termasuk ruang kerja yang belum memadai dan volume kerja yang belum seimbang antara jumlah pegawai dengan volume kerja yang tersedia. Selain itu, situasi yang bersifat sosial, penting dalam mendukung proses pelayanan akademik secara efektif.

Page 33: Artikel Dass

21

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian dalam penelitian kualitatif merujuk pada instrumen yang menunjukkan kapasitas individu sebagai peneliti. Oleh karena itu yang menjadi instrumen penelitian adalah peneliti sendiri. Berdasarkan hal ini, maka peneliti sendiri sebagai instrumen penelitian secara umum berhasil mendapatkan data yang valid dan reliebel. Hal ini mungkin dilakukan dengan cara langsung turun ke lokasi penelitian dengan melakukan pengamatan (observasi) dan wawancara (dept interview) dengan informan yang telah ditetapkan.

F. Teknik Penjaringan Data dan Pengabsahan Data

Untuk mengumpulkan data yang diperlukan, maka penelitian ini menggunakan teknik penjaringan data dengan cara wawancara, observasi dan dokumentasi. Agar data dan temuan yang diperoleh dalam penelitian ini terjamin keabsahan maka diuji dengan cara uji kredibilitas. Uji kredibilitas dalam penelitian ini bertujuan membuktikan apa yang diamati sesuai dengan keadaan sesungguhnya, atau sesuai dengan yang sebenarnya ada atau terjadi. Untuk mendapatkan data yang kredibel, maka peneliti menggunakan teknik observasi secara tekun, trianggulasi sumber data, trianggulasi pengumpulan data.

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis dengan menggunakan model interaktif, seperti yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman (1992:16). Dalam model interaktif terdapat 3 komponen analisis utama yaitu komponen reduksi data (data reduction), sajian data (data display), serta penarikan kesimpulan (drawing). Selanjutnya analisis dilakukan dengan memadukan cara interaktif terhadap keempat komponen utama tersebut. Kemudian penyajian data, dimaknai sebagai sekumpulan informasi dan data yang terkait dengan implementasi peran kepemimpinan dalam pelayanan akademik yang tersusun dan memungkinkan untuk penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.

Page 34: Artikel Dass

22

BAB IV. PROFIL UNIVERSITAS TADULAKOA. Deskripsi Universitas Tadulako

Deskripsi Universitas Tadulako, Keberadaan perguruan tinggi di Sulawesi Tengah, sebagai cikal bakal Universitas Tadulako melalui 3 (tiga) tahapan perjalanan sejarah yaitu periode Tadulako status swasta (1963-1966), periode status Cabang (1966-1981), dan status Perguruan tinggi Negeri yang berdiri sendiri, Universitas Tadulako (UNTAD), dari tahun 1981 sampai sekarang.Universitas Tadulako sejak berubah menjadi Perguruan Tinggi Negeri sudah 6 (enam) kali pergantian unsur pimpinan (Rektor). Selengkapnya peneliti menuangkan dalam bentuk tabel.

No. Nama RektorPriode

Kepemimpinan

Latar Belakang

Pendidikan1 Prof.Dr.H.Andi Mattulada 1981-1990 Doktor (S3)2 Prof.Dr.H.Musi Amal

Pagiling.MA1990-1994 Doktor (S3)

3 Prof.Drs.H.Aminuddin Ponulele,MS

1994-1998 Master (S2)

4 Drs.H.Muhammad Rasyid. MS 1998-2002 Master (S2)5 Drs.H.Syahabuddin

Mustapa.M.Si 2002-2011 Master (S2)

6 Prof.Dr.Ir.Muhammad Basir ,SE,.MS

2011-sekarang Doktor (S3)

Sumber: Bagian Humas Universitas Tadulako, 2012

Data dan infromasi pada tabel tersebut, menunjukkan bahwa priode kepemimpinan Universitas Tadulako relatif tidak sama. Tampak jelas, kepemimpinan Rektor yang pertama memiliki masa kepemimpinan yang cukup panjang, yakni berlangsung dua priode dan yang kedua berlangsung satu priode. Kepemipinan yang ketiga berlangsung satu priode. Kepemimpinan yang keempat berlangsung satu priode, kepemipinan yang kelima berlangusng dua priode dan yang keenam sekarang ini telah menjalankan tugas selaku Rektor sedang berjalan kurang lebih satu Tahun yaitu tanggal 07/03/2012 cukup 1 Tahun.

Page 35: Artikel Dass

23

Progres yang dicapai selama kurun waktu 2011-sampai sekarang sudah banyak perubahan, tetapi sebenarnya masih sangat bisa ditingkatkan lebih maju lagi, bila gangguan kepentingan individu dan kelompok kepentingan dapat dihilangkan. Para top leader memiliki keberanian untuk melakukan perubahan dengan melakukan mutasi terhadap pegawai, sebagai wujud perubahan dalam mereorganisasi. Peran kepemimpinan sebagai agen perubahan, memang berat dilaksanakan, akan tetapi lembaga bisa berkembang jika pemimpin tidak memiliki keberanian mengambil resiko dalam melakukan perubahan, sebab semua resiko melibatkan perubahan. Basir Tjio (2011) pada Pidato acara wisuda atau Dies Natalis Universitas Tadulako menyatakan bahwa melakukan perubahan ada yang senang dan ada yang tidak senang, tapi bagi beliau kritikan merupakan suatu bentuk motivasi untuk melakukan suatu perbaikan. Nanus (2003:80) menyatakan “ jangan pernah berhenti menemui serangan, sebab serangan yang benar sangat berguna karena di dalam serangan tersebut ada kesempatan untuk melengkapi hubungan seseorang dengan kegagalannya sendiri”. Pendapat Nanus tersebut, jika dimaknai untuk diaplikasikan pada lingkungan Universitas Tadulako, menandakan bahwa top leader di Universitas Tadulako tetap menerima kritikan, kritikan merupakan bentuk motivasi untuk melakukan perbaikan.

B. Biro Administrasi Akademik Kemahasiswaan Perencanaan dan Sistem Informasi (BAAKPSI) Universitas Tadulako

Seiring dengan perkembangan Universitas Tadulako, maka semakin kompleks pula urusan bidang pelayanan akademik dalam membantu mahasiswa menyelesaikan layanan akademik kemahasiswaan. Pemenuhan layanan akademik dalam rangka meningkatkan mutu, efisiensi dan efektivitas layanan akademik, maka perlu adanya upaya perbaikan layanan secara terus menerus dalam jangkauan lebih luas, serta diperlukan kecepatan dan ketepatan waktu layanan akademik. Kemudian dituntut pula seorang pengelola administrasi akademik harus mempunyai sumberdaya serta sarana dan prasarana yang mendukung guna mempermudah kebutuhan mahasiswa khususnya dalam pelayanan administrasi akademik.

Keadaan Pegawai di BAAKPSI Universitas Tadulako merupakan penggerak terhadap seluruh kegiatan administrasi akademik di lingkungan

Page 36: Artikel Dass

24

Universitas Tadulako sebanyak 39 orang, yang diharapkan mampu melaksanakan pelayanan akademik. Namun diakui bahwa pelayanan akademik belum mengacu pada standar operasional prosedur pelayanan. Pernyataan ini perlu diantisipasi agar tidak mengalami keterlambatan secara terus menerus. Besarnya tanggung jawab dalam layanan akademik ini, tentu juga harus didukung oleh kompetensi sumber daya manusianya, baik dari segi kuantitas dan kualitas (Dikti,2009).

BAB VHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Implementasi Peran Kepemimpinan dalam Pelayanan Akademik di BAAKPSI Universitas Tadulako Palu

Sosok pemimpin yang memiliki kemampuan untuk menggerakkan pegawai/bawahan sesuai harapan adalah pemimpin yang tegas mengimplementasikan peran-peran secara efektif. Pemimpin yang tegas dan memiliki komitmen serta memiliki tanggung jawab tinggi terhadap bawahan dan organisasi, relefan dengan ungkapan Covoy (1997) “ beri seseorang ikan, Anda memberinya makan sehari, ajari dia mengail, Anda menghidupinya sepanjang umur”. Ini berarti, siapapun pemimpin dituntut memiliki kemampuan menjadi penentu arah, agen perubahan, juru bicara dan pelatih. Pembahasan indikator-indikator kepemimpinan dalam penelitian ini, sebagai berikut:

1. Implementasi Peran Kepemimpinan Sebagai Penentu Arah

Implementasi peran kepemimpinan sebagai “penentu arah” merupakan peran yang sangat strategis dalam rangka mengefektifan pegawai/bawahan menyelenggarakan pelayanan akademik, melalui motivasi dan memberi keyakinan. Hasil analisis informasi dari beberapa informan dapat dimaknai bahwa, “para pemimpin belum efektif dalam memberikan motivasi dan keyakinan pada pegawai untuk melaksanakan pelayanan

Page 37: Artikel Dass

25

akademik berdasarkan SOP, disebabkan karena kurang tegas”. Artinya penyebab penting dari dampak yang ditimbulkan karenanya, adalah “pemimpin kurang tegas”. Informasi ini, mendukung hasil pengamatan peneliti, menunjukkan bahwa, para pemimpin dalam memberikan bimbingan dan arahan belum tegas untuk melaksanakan pelayanan akademik berdasarkan SOP. Dapat dipahami bahwa, ketegasan sangat penting dimiliki dan dilakukan oleh para pemimpin sebagai upaya untuk mewujudkan pelayanan akademik berdasarkan SOP.

Kaitannya dengan penelitian ini, para ahli berpendapat “Nanus (2001:95), disatu sisi tidak melihat pentingnya ketegasan sebagai faktor penentu keberhasilan, tetapi disisi lain Kauzes and Posner menyatakan bahwa” Karakteristik pemimpin yang dikagumi adalah pemimpin yang memiliki ketegasan dalam bertindak (2004:27).

2. Implementasi Peran Kepemimpinan Sebagai Agen Perubahan

Implementasi peran kepemimpinan sebagai “agen perubahan” merupakan peran yang sangat strategis dalam pelayanan akademik. Olehnya itu, Nanus berpendapat untuk melaksanakan peranan sebagai agen perubahan pemimpin dituntut mampu membangun komitmen, membangun kerja sama, dan mampu memberdayakan mitra (2001:95), dengan demikian maka pelayanan akademik dapat terlaksana secara efektif. Hasil analisis informasi dari beberapa informan dapat dimaknai bahwa, “para pemimpin belum efektif dalam membangun komitmen, kerja sama, dan memberdayakan mitra untuk melaksanakan pelayanan akademik berdasarkan SOP, disebabkan karena kurang koordinasi”. Artinya penyebab penting dari dampak yang ditimbulkan karenanya, adalah “pemimpin kurang koordinasi” dengan unsur yang berwewangan dalam pelaksanaan pelayanan akademik. Informasi ini, mendukung hasil pengamatan peneliti, menunjukkan bahwa, para pemimpin dalam melaksanakan perannya sebagai agen perubahan belum optimal dalam membangun koordinasi termasuk kepada mitra kerja yang ada pada 10 (sepuluh) fakultas. Dapat dipahami bahwa, koordinasi sangat penting dilakukan oleh para pemimpin sebagai upaya untuk mewujudkan pelayanan akademik berdasarkan SOP.

Page 38: Artikel Dass

26

Kaitannya dengan penelitian ini, para ahli berpendapat “Nanus (2001:95), disatu sisi tidak melihat pentingnya koordinasi sebagai faktor penentu keberhasilan, tetapi disisi lain E. Quiin berpendapat bahwa ” Pemimpin yang efektif adalah pemimpin yang dapat melaksanakan peran sebagai koordinasi secara efektif dengan mitra kerja (2000:43).

3. Implementasi Peran Kepemimpinan Sebagai Juru Bicara

Implementasi peran kepemimpinan sebagai “juru bicara” cenderung belum optimal. Sebagai juru bicara yang efektif dituntut mampu membangun komunikasi secara efektif dengan mitra kerja, membangun jaringan yang luas, aktif negosiasi dalam rangka menegakkan pelayanan akademik berdasarkan SOP secara efektif.

Hasil analisis informasi dari beberapa informan dapat dimaknai bahwa, “para pemimpin belum efektif dalam membangun komunikasi dengan unsur terkait dalam pelayanan akademik termasuk mitra kerja, membangun jaringan yang luas dengan mitranya, dan aktif negosiasi, disebabkan karena belum optimal melakukan sosialisasi ”. Artinya penyebab penting sehingga belum efektif implementasi peran kepemimpinan dalam melaksanakan pelayanan akademik karena “pemimpin kurang melaksanakan sosialisasi” kepada mitra kerjanya. Informasi ini, relefan dengan hasil pengamatan peneliti, menunjukkan bahwa, para pemimpin dalam belum aktif melaksanakan sosialisasi tentang pelayanan akademik berdasarkan SOP. Dapat dipahami bahwa, peran sosialisasi sangat penting dilakukan oleh para pemimpin sebagai upaya untuk mewujudkan pelayanan akademik berdasarkan SOP.

Kaitannya dengan penelitian ini, para ahli berpendapat “Nanus (2001:95), disatu sisi tidak melihat pentingnya sosialisasi sebagai faktor penentu keberhasilan, tetapi disisi lain Rudi M. Tambunan mengemukakan bahwa”implementasi SOP perlu dilakukan sosialisasi secara memadai agar pemahaman secara prosedur standard dapat dipahami oleh semua pengguna, pada hakekatnya SOP menjadi panduan bagi pengguna jasa. (2008:91).

Page 39: Artikel Dass

27

4) Implementasi Peran Kepemimpinan Sebagai Pelatih

Implementasi peran kepemimpinan sebagai pelatih, dituntut pemimpin yang kredibel dan integritas tinggi, sebab meskipun diketahui pemimpin adalah manusia biasa tetapi dituntut pemimpin mampu menghasil karya yang luar biasa. Menghasilkan karya yang luar biasa dalam pelayanan akademik menjadi tantangan tersendiri, sebab selain pemimpin dituntut mampu berperan sebagai pelatih, pemimpin juga dituntut mampu menunjukkan sikap dan perilaku empati, sopan, dan santun sehingga layak untuk ditiru oleh orang lain termasuk pegawai sebagai bawahan, pada gilirannya bawahan menempatan atasan sebagai idola pemimpin yang bertanggung jawab, mampu membimbing bawahan/pegawai bekerja secara profesional dalam memanfatkan tekhnologi, konsisten menegakkan aturan yang berlaku, merupakan kriteria pemimpin yang dapat melaksanakan peran kepemimpinan sebagai pelatih.

Berdasarkan analisis hasil penelitian dari informan dapat dimaknai bahwa para unsur pimpinan belum memiliki kemampuan konseptual dan kemampuan teknis yang memadai. Dari kedua hal tersebut menunjukkan para unsur pimpinan lebih banyak melakukan pendekatan hubungan manusia dibandingkan dengan kemampuan teknis dan konseptual. Keterbatasan kemampuan teknis dan konseptual menjadi referensi lemahnya pemimpin untuk menjadi pelatih yang professional dibidang kemajuan tehnologi. Dapat dikemukakan penyebab lemahnya implementasi peran kepemimpinan sebagai pelatih, adalah “pemimpin belum memiliki pengetahuan, dan keterampilan yang memadai dalam pemberdayaan teknologi. Informasi ini, mendukung hasil pengamatan peneliti, menunjukkan bahwa, para pemimpin masih lemah pengetahuan, keterampilan dan wawasannya dalam pemberdayaan terknologi informatika.

Kaitannya dengan penelitian ini, para ahli berpendapat “Nanus (2001:95), disatu sisi belum tegas melihat penting pengetahuan, keterampilan dan wawasan tentang kemajuan terknologi, sebagai faktor penentu keberhasilan seorang pemimpin, tetapi disisi lain Rudi M. Tambunan mengemukakan bahwa ”implementasi SOP penting dilakukan pelatihan secara memadai agar dapat memahami standard operasional prosedur oleh semua pengguna, pada hakekatnya SOP menjadi panduan bagi pengguna jasa.

Page 40: Artikel Dass

28

(2008:91). Makna pentingnya pelatihan, sebagai indikasi bahwa pemimpin dituntut memiliki kemampuan lebih termasuk peran sebagai pelatih.

Menurut Bennis, sebagai pelatih harus memiliki kesabaran dan suri tauladan yang didasari oleh kemampuan /keahlian dan akhlak mulia agar mereka mempercayai bahwa apa yang disampaikan oleh pelatih betul-betul dapat diyakini kebenarannya (Aan Komariah & Cepi Triana, 2008:94). Pada hakekatnya peran kepemimpinan sebagai pelatih bertujuan untuk meningkatkan semangat kerja pegawai (Andrew J.Dubrin, 2009: 306).

Mencermati teori Werren Bennsi & Burt Nanus bahwa pemimpin yang efektif adalah pemimpin yang mampu melaksanakan peran kepemimpinan sebagai penentu arah, agen perubahan, juru bicara dan pelatih di satu sisi. Di sisi lain peneliti menemukan kelemahan berdasarkan hasil penelitian yaitu kurangnya ketegasan dari unsur pimpinan sebagai pengarah, kurangnya koordinasi sebagai agen perubahan, kurangnya sosialisasi sebagai juru bicara dan pemimpin sebagai pelatih belum memiliki pengetahuan, kemampuan dan keterampilan yang memadai dibidang teknologi.

B. Faktor-Faktor Determinan mendukung Implementasi Peran Kepemimpinan dalam Pelayanan Akademik di BAAKPSI Universitas

Tadulako PaluAspek-aspek yang mendukung implementasi peran kepemimpinan dalam

pelayanan akademik adalah faktor karakteristik pemimpin, faktor bawahan/yang dipimpin, dan faktor situasi. a. Faktor Pemimpin, berupaya melaksanakan peran kepemimpinan baik

sebagai penentu arah, agen perubahan, juru buicara dan pelatih, sudah dapat memberi kontribusi terhadap penyelenggaraan pelayanan akademik, namun belum efektif. Berdasarkan hasil analisis data, disebut belum efektif impelementasi peran kepemimpinan, karena unsur pimpinan belum tegas, belum optimal melaksanakan koordinasi, belum optimal melaksanakan sosialisasi, belum memadai pengetahuan dan keterampilan dibidang teknologi untuk menjalankan tugas secara maksimal.

b. Faktor pegawai/dipimpin, berupaya melaksanakan pelayanan akademik berdasarkan SOP. Namun belum efektif, disebabkan karena volume kerja dan jumlah pegawai belum seimbang sehingga pelaksanaan pelayanan

Page 41: Artikel Dass

29

akademik cenderung terlambat. Kemampuan pegawai tergambar pada pengetahuan, keterampilan dan sikap mentalnya. Keterampilan adalah keterampilan administrasi dan manajerial bahkan keterampilan teknis dan keterampilan sosial.

c. Faktor situasi, jika dilihat dari segi lingkungan kerja pegawai dan sarana dan parasaran lainnya belum memadai untuk mendukung penyelenggaraan pelayanan akademik. Selain factor situasi fisik, faktor situasi sosial juga belum memadai untuk mendukung pelayanan efektif, disebabkan karena masih adanya praktek diskriminatif dilakukan oleh pegawai terhadap pelanggan dalam pelayanan akademik berdasarkan SOP di BAAKPSI Universitas Tadulako.

Berdasarkan analisis hasil penelitian, ditemukan bahwa teori yang dikembangkan Werren Bennis & Burt Nanus mendukung dalam menyelenggarakan pelayanan akademik, namun peneliti menganggap bahwa teori tersebut belum efektif diterapkan di lokasi penelitian peneliti yaitu BAAKPSI disebabkan karena hasil analisis berdasarkan informasi dari informan menghendaki unsur pimpinan lebih tegas dalam menentukan arah bagi mitra kerja, lebih koordinatif dalam berperan sebagai agen perubahan, lebih aktif melakukan sosialisasi sebagai juru bicara dengan harapan dapat dipercaya oleh mitra kerja serta lebih aktif memanfaatkan kemampuan teknik untuk mengantisipasi terjadainya perubahan yang bersifat global agar unsur pimpinan dapat menjadi panutan (modeling) .

Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis dapat merumuskan proposisi bahwa: “jika unsur pimpinan melaksanakan peran kepemimpinan melaksanakan koordinasi serta tegas dan melakukan sosialisasi secara optimal, maka akan berpengaruh terhadap pelayanan akademik”. Disisi lain bahwa pelayanan akademik belum maksimal dilaksanakan, karena tidak dapat dipungkiri bahwa pemicunya adalah sumber daya pegawai dari segi kuantitas dan kualitas belum memadai, sehingga pelayanan akademik mengalami keterlambatan. Tidak kalah pentingnya adalah faktor fisik dan

Page 42: Artikel Dass

30

faktor soial yang belum memadai. Jadi dapat dipahami bahwa “ Jika jumlah pegawai dan faktor fisik dan faktor sosial memadai maka pelayanan akademik dapat diterapkan sesuai standar operasional prosedur (SOP) secara optimal”.

Hasil temuan ini belum dianggap berakhir apabila para pejabat pimpinan belum melaksanakan koordinasi dengan melakukan sosialisasi serta bertindak tegas dalam penerapan SOP baik secara internal maupun eksternal. Jika unsur pimpinan melaksanakan hal tersebut, maka pimpinan memahami apakah pegawai konsisten terhadap komitmen terhadap aturan atau tidak. Jika terbukti tidak konsisten dalam memegang komitmen maka unsur pimpinan sebagai pemberdaya belum terwujud secara efektif. Pegawai secara pribadi memahami tentang kekurangan-kekurangan dan kelebihan-kelebihan yang dimilikinya setelah unsur pimpinan melakukan control kepada mitra kerja. Jadi antara pimpinan dan yang dipimpin merupakan sesuatu hal yang tidak dapat dipisahkan dalam melaksanakan aktivitas dalam pencapaian tujuan, karena kepemimpinan tidak berjalan tanpa ada pemimpin dan yang dipimpin serta tanpa dukungan sarana dan prasarana yang memadai semua menjadi penghambat dalam mensukseskan pelayanan akademik yang beriorentasi pada pelanggan.

Keberhasilan organisasi mengandung arti keberhasilan pemimpin organisasi itu dan juga keberhasilan individu atau kelompok yang dipimpinnya, sehingga peneliti merumuskan proposisi bahwa: “ Jika faktor pemimpin, dipimpin bekerjasama dengan baik dan didukung oleh sarana dan parasarana memadai, maka penyelenggaraan pelayanan akademik dapat lebih efektif dan efisien”.

Proposisi tersebut sejalan dengan pendapat Werren Bennis & Burt Nanus (2001:95), pendapat E.Quinn (2000:43), pendapat Stephen R.Covoy (2002:305), Hesselbein (2000:149) dan Antonio Syafii (2007).

Biro administrasi akademik kemahasiswaan perencanaan dan sistem informasi Universitas Tadulako Palu memiliki volume kegiatan yang terus membengkak dan beban kerja yang semakin berat tidak seimbang dengan daya dukung kemampuan administrasi khususnya sumber daya manusia pegawai yang relative terbatas baik kualitas maupun kuantitasnya. Kenyataan itu berdampak terhadap sistem pelayanan akademik bahkan pelayanan manajerial dan publik belum memenuhi standar pelayanan yang ditentukan.

Page 43: Artikel Dass

31

Fokus penelitian ini yaitu kepemimpinan sebagai inti manajemen menemukan deskripsi implemntasi peran kepemimpinan dalam pelayanan akademik pada BAAKPSI, dimana peran kepemimpinan tersebut telah diusahakan penerapannya seperti yang dikemukakan Werren Bennis & Burt Nanus (2001), Komariah (2003) dan Sujatno (2008) dapat dipahami cukup memotivasi bawahan untuk lebih dedikatif, loyal dan disiplin melaksanakan tugas dan fungsinya, namun karena masih menghadapi beberapa masalah pelaksanaannya belum optimal atau efektif mencapai standar pelayanan (SOP) dan kinerja yang efisien, efektif dan produktif sesuai kebijakan penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas yaitu Undang-Undang No.20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, demikian pula belum sepenuhnya mengacu pada UU No.25 tahun 2009 tentang pelayanan publik.

Harus diakui bahwa dinamika perubahan masyarakat dan sekarang semakin cepat dan strategis disebabkan oleh perkembangan ilmu dan teknologi diberbagai aspek kehidupan termasuk aspek pemerintahan dan administrasi publik, termasuk lembaga perguruan tinggi sebagai penyelenggara pendidikan, penelitian dan pengabdian pada masyarakat (Tri Dharma Perguruan Tinggi).

Peran kepemimpinan perguruan tinggi semakin dominan dan strategis terutama mengendalikan dan memanfaatkan perubahan itu untuk kepentingan kemajuan perguruan tinggi. Orang mengatakan bahwa sekarang sedang dihadapi lautan perubahan dan agar supaya perubahan itu dapat bermakna untuk kehidupan manusia dan kemanusiaan semua pihak harus fokus kepemimpinannya memanajemen perubahan secara realistis, kritis, korektif dan konstruktif. Kepemimpinan modern adalah kepemimpinan visioner, responsif, adaptif, transparan dan akuntabel. Dewasa ini tidak cukup hanya mengembangkan organizational leadership tetapi penting dikembangkan selp Leadership dan super leadership yaitu, untuk menjadi pemimpin, maka dituntut mampu memimpin diri sendiri dan mampu memimpin orang lain.

Dinamika organisasi juga tidak cukup hanya menerapkan pilar administrasi yaitu teknik-teknik manajemen konpensional paradigma lama tetapi sekarang sudah dibutuhkan teknik manajemen modern yaitu total quality management (TQM) dan sebagai tuntutan partisipatif dalam pembangunan maka dibutuhkan “ Collaborative management”.

Page 44: Artikel Dass

32

Pelaksanaan peran kepemimpinan yaitu sebagai penentu arah, agen perubahan, juru bicara organisasi dan pelatih (Werren Bennis & Burt Nanus 2006), dibutuhkan karakteristik pemimpin yang berkemampuan prima, maksudnya meskipun pemimpin adalah orang biasa tetapi harus mampu melakukan sesuatu yang luar biasa (Siagian, 2009:10). Karakteristik kepemimpinan yang berkemampuan prima adalah: (1) Parthfinding (penentu arah), (2) Aligming (penyelaras), (3) Empowermen (pemberdayaan) dan (4) Modeling leadership (keteladanan) (Syafii, 2007), Steven Covoy (2002) dan Hasselbein (2000). Kewenangan dan kewibawaan seorang pemimpin sangat ditentukan oleh kepercayaan bawahan terhadap kepemimpinannya dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, artinya kepercayaan yang kuat di antara keduanya dapat menjadi perekat yang mengikat untuk mencapai tujuan organisasi.

Pendapat Werren Bennis & Burt Nanus tentang peran kepemimpinan sudah memberi kontribusi terhadap penyelenggaraan pelayanan akademik, namun masih perlu dikembangkan, bahwa 4 (empat) peran kepemimpinan belum mendukung penyelenggaraan pelayanan akademik di BAAKPSI, peneliti menemukan bahwa unsur pimpinan dituntut lebih berperan sebagai panutan (modeling) dan berperan sebagai pemberdaya (empovermen) serta berperan sebagai koordinator.

VI. SIMPULAN DAN SARANA. Simpulan

Berdasarkan hasil kajian yang telah dikemukakan sebelumnya maka dapat disimpulkan sebagai berikut:1. Implementasi peran kepemimpinan di BAAKPSI Universitas Tadulako

Palu dapat dilaksanakan baik sebagai penentu arah, agen perubahan, juru bicara maupun pelatih, namun belum maksimal untuk melaksanakan pelayanan akademik. Hal ini dapat dilihat pada aspek-aspek sebagai berikut:a. Implementasi peran kepemimpinan sebagai penentu arah belum

efektif dalam memberikan motivasi dan keyakinan dalam pelayanan akademik di BAAKPSI Universitas Tadulako Palu

Page 45: Artikel Dass

33

b. Implementasi peran kepemimpinan sebagai agen perubahan belum efektif melakukan komitmen, kerja sama dan memberdayakan mitra dalam pelaksanaan pelayanan akademik di BAAKPSI Universitas Tadulako Palu

c. Implementasi peran kepemimpinan sebagai juru bicara belum efektif dalam berkomunikasi, bernegosisasi, dan memberi pengaruh di BAAKPSI Universitas Tadulako Palu

d. Implementasi peran kepemimpinan sebagai pelatih belum memiliki pengetahuan, keterampilan dan wawasan tentang Tehnologi Impormatisi (IT) secara memadai dalam pelayanan akademik di BAAKPSI Universitas Tadulako Palu.

2. Faktor-faktor determinan yang dianggap mendukung implementasi peran kepemimpinan dalam pelayanan akademik adalah faktor karakteristik pemimpin, dipimpin/pegawai dan situasi lingkungan kerja. a. Faktor Pemimpin, yaitu pemimpin sudah melaksanakan peran baik

sebagai penentu arah, agen perubahan, juru buicara dan pelatih namun belum efektif, disebabkan karena unsur pimpinan belum tegas, belum maksimal melaksanakan sosialisasi, belum maksimal melaksanakan koordinasi, dan belum cukup untuk dapat dijadikan sebagai panutan memberdayakan mitra kerja dalam pelayanan akademik berdasarkan SOP di Universitas Tadulako Palu

b. Faktor pegawai/dipimpin, yaitu pegawai sudah melaksanakan pelayanan akademik namun belum efektif dan mengalami keterlambatan menyelesaikan tugas, disebabkan karena volume kerja makin besar, sedangkan kuantitas dan kualitas pegawai masih terbatas.

c. Faktor situasi, situasi fisik dan situasi sosial belum memadai untuk mendukung penyelenggaraan pelayanan akademik berdasarkan SOP di BAAKPSI Universitas Tadulako Palu.

B. Saran1. Implementasi peran kepemimpinan baik sebagai penentu arah, agen

perubahan, juru bicara maupun pelatih sedapat mungkin unsur pimpinan memperhatikan perinsip-perinsip dan nilai-nilai kepemimpinan yang

Page 46: Artikel Dass

34

diamanatkan oleh pendiri Universitas Tadulako yaitu diharapkan pemimpin berjiwa “ Ketadulako-an atau Keutamanan”.a. Implementasi peran kepemimpinan sebagai penentu arah, selain

menerapkan gaya kepemimpinan instruktif, tetapi perlu dibarengi dengan ketegasan, sebab masih terdapat mitra kerja yang belum konsisten dan komitmen terhadap pelayanan akademik .

b. Implementasi peran kepemimpinan sebagai agen perubahan, selain menerapkan gaya kepemimpinan konsultatif, tetapi perlu dibarengi koordinasi, agar mitra kerja dapat konsisten terhadap pelaksanaan pelayanan akademik .

c. Implementasi peran kepemimpinan sebagai juru bicara, selain menerapkan gaya kepemimpinan yang instruktif dan konsultatif, tetapi perlu dibarengi sosialisasi dalam bentuk komonukasi secara langsung dan tidak langsung ke sumua mitra kerja yaitu semua sudut ruangan yang menjadi sasaran aktivitas pelayanan akademik yang berkaitan dengan prosedur kliring nilai, surat pindah, ijsah dan wisuda sudah ada semacam flow chart agar pengguna SOP tidak mengalami kebingungan, serta perlunya buku saku yang tercantum SOP.

d. Implementasi peran kepemimpinan sebagai pelatih, diharapkan para unsur pimpinan lebih meningkatkan kualitas dalam keterampilan tekhnis seperti pemanfaatan tekhnologi komputer dan lain-lain yang dapat menunjang kualitas layanan akademik.

2. Para unsur pemimpin, dapat mengusulkan untuk penambahan tenaga administrasi yang professional agar tidak terjadi penanganan pekerjaan berganda, serta mengusulkan sarana dan prasarana yang dapat mendukung kegiatan proses pelayanan akademik.

3. Perlunya kerjasama antar unsur pimpinan, pegawai dan sarana dan prasarana menciptakan sinergitas untuk mensukseskan

Page 47: Artikel Dass

35

penyelenggaraan pelayanan akademik di BAAKPSI Universitas Tadulako Palu.

DAFTAR PUSTAKAAkib,Haedar, 2011. Mencermati Dinamika Konsep Kepemimpinan: Dosen

FEIS dan Program Pascasarjana Universitas Negeri MakassarAmbar Teguh Sulistiyani, 2004. Memahami Good Governance. Yogyakarta:

Gava Media.Adi Sujatno, Muladi, 2008. Traktat Etis Kepemimpinan Nasional, Jakarta:

Wahana Semesta Intermedia. Antonio, Muh.Syafii, 2007. Muhammad SAW, Superleader Super Manager,

Jakarta: Managemen Centre. Bungin, Burhan. 2009a. Penelitian Kualitatif: Jakarta : Kencana Prenada

Media Group.----------, 2003b. Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT Rajagrafindo

Persada.Blanchard. Hersey, 2007a. Leading at Higher Level: Konsep Blanchard

dalam Kepemimpinan dan bagaimana Menciptakan Perusahaan yang Berkinerja Tinggi. Jakarta: PT.Elex Media Komputindo Gramedia.

----------.2006b. Self Leadership and The One Minute Manager: Meningkatkan Efektivitas Lewat Kepemimpinan diri Situasional. Terjemahan.Marlita Harapan. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama.

-----------. 1977c. Manajemen of Organizational Behavior. Utilizing Human Resources . Third Edition. Englewood Cliffs: New Jersey Prentice HallInternational Inc.

Bass, B.M. 1981. Stogdils Handbook of Leadership, A Survey of theory and research . Revised and Ekspanted Editon: New York: Free Press.

Bass, Bernand M. & Ronal E.Reggio (Eds), 2006. Transformational Leadership, Second Edition New Jersey: Lawrence Eribaum Associates Plubichers.

Bass, B.M and Bruce J.Avolio (Eds) .1990. The Implication of Transactional a Transformational Leadership for Individual, Tearm, and Organizational Development. Research in Organizational Change and Development, Vol.4 : 231-272.

Burns, J.M. 1978. Leadership New York : Harper and Row

Page 48: Artikel Dass

36

Bennis, Warren & Burt Nanus (Eds), 2006. Leaders: Strategi Untuk membangun Tanggung Jawab. Terjemahan Aswita R.Fitriani. Jakarta :Bhuawana Ilmu Populer.

Cribbin. James. 1995. Kepemimpinan: Startegi Mengefektifkan Organisasi. Jakarta: Prasindo.

Creswell,John.W, 2010. Research Desigen: Pendekatan Kualitatif Kuantitatif dan Mixed. Edisi ketiga. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Covoy.Stephen R.1997. Principle Centered Laedership (kepemimpinan yang Berprinsip)/ Terjemahan. Jakarta Barat Indonesia: Bina Rupa Aksara. PO.Box 69 Grogol.

Dubrin Andrew.J, 2009. The Complate Ideal’s Guides Leadership, Edisi ke 2, Jakarta: Prenada Media Group.

Damai Darmadi Sukidin, 2009. Administrasi Publik, Jakarta: Laksbang Pressindo.

Denhard,Janet V dan Denhard Robert B.2003. The New Public Service: Serving Not Steering, New York: M,E.Sharepe, Inc.

David Osbon and Ted Gaebler, 1995. Mewirausahakan Birokrasi. Jakarta: PPM.

Dwiyanto, Agus, 1995. Penilaian Kinerja Organisasi Pelayanan Publik. Yogyakarat: UGM

Fiedler, 1978. The Contingensi Model and Dynamics of The Leadership Process. In L.Berkowitz (Ed) . Advences In Eksprimental Social Psychology. New York :Akademic Press.

Gregor Burns, 2004. Encyclopedia of Leadership: Copyright by Berkshire Publishing Group LLC. United States of America.

Gribbin,J.J.,1972. Effective Managerial Ledership. Inc.Hesselbein,Frances. 1997. The Leader Of The Future : Visi,Strategi dan

Praktek Baru Untuk Masa Depan: Jakarta: PT.Eleks Media Komputindo.

Indrajit, Richardus Eko & Djokopranoto, 2006. Manajemen Perguruan Tinggi Modern: Yogyakarta: Andi Offset

Kerlinger. 2000. Asas-Asas Penelitian humaniora: Yogyakarta. FE Universitas Gadjah Mada.

Kouzes, James M & Posner. 2004, Leadership The Challenge. Tantangan Kepemimpinan: Copyright . Jakarta, Erlangga.

Page 49: Artikel Dass

37

Komang Ardana; Ni Wayan Nujiati; Anak Agung Ayu Sriati. 2008. Perilaku Keorganisasian. Graha Ilmu, Jakarta

Keban. Yeremias T. 2004. Enam Dimensi Strategi Administrasi Publik. Konsep, Teori dan Isu. Penerbit Gaya Media. Jakarta..

Komariah, Aan, 2008. Visionary Leadership: Menuju Sekolah Efektif: Jakarta: Bumi Akasara.

Kaji, Yulianto, 2008. Implementasi Kebijakan Publik dan Perspektif Realitas, Tulungagung: PT.Cahaya Abadi.

Milles, Mattew B and Hubermen AM, 1992, Analisis Data Kualitatif, Buku Sumber Tentang Metode Baru, Rohedi, Tjetjep, (trans), UI. Jakarta.

Luthans. 2006. Perilaku Organisasi. Terjemahan Edisi 10. Vivin Andika Yuwono. Yogyakarta.

Makmur, 2008a. Filasafat Administrasi: Jakarta: Bumi Aksara. -----------, 2006b. Patologi Administrasi. Bandung: PT.Refika Aditama. Moenir, H.A.S, 2001. Manajemen Pelayanan Umum.Jakarta: Bumi Aksara. Moleong, Lexy,J. 2001. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Cetakan

Ke 14 Rosdakarya.Miles, Matthew B. & A. Michael Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif.

Diterjemahkan oleh Tjetjep Rohendi Rohidi. Jakarta: Universitas Indonesia Press.

Mintzberg, Henry, 1998. “The Managers’s Job: Folklore and Fact”. Harvard Business Review on Leadership. Harvard Business School Press.

Nanus Burt & Bennis Warren, 2006. Leaders. Strategi Untuk Mengembang Tanggung Jawab: Jakarta: PT.Buana Ilmu Populer.

Pasolong Harbani. 2008. Kepemimpinan Birokrasi. Bandung: AlfabetaRobert, Quinn dkk, 2000. Menjadi Seorang Manjer Yang Ahli (Becoming A

Master Manger),Terjemahan Interaksa PO.Box 238, Batam Centre 29432.

Robert K.Grenleaf, 1999. Reflections on Leadership (Renungan Tentang kepemimpinan) . Terjemahan. Interaksa PO.Box 238, Batam Centre 29432.

Sedarmayanti, 2004. Good Goevrnance (Kepemerintahan Yang Baik). Bandung: Mandar Maju.

Page 50: Artikel Dass

38

-------, 2009, Reformasi Administrasi Publik, Reformasi Birokrasi, dan Kepemimpinan Masa Depan (Mewujudkan Pelayanan Prima dan Kepemerintahan Yang Baik. Bandung: Refika Aditama.

Surjadi. 2009. Pengembangan Kinerja Pelayanan Publik. Jakarta: Aditama. Sugiyono. 2007, Metode Penelitian Administrasi. Bandung: AlfabetaStoner, James A.F.dkk.1996. Manajemen. Jakarta: Indeks Gramedia Group.Suwarto, 2010. Perilaku Keorganisasian. Yogyakarta.Universitas Atmadjaya Thoha, 2002a. Kepemimpinan dalam Manajemen. Jakarata: Raja Grafindo

Persada.--------, 2008b. Ilmu Administrasi Publik Kontemporer, Jakarta: Prenada

Media Group. --------, 2002c, Dimensi-Dimensi Prima Ilmu Administrasi Negara.

Yogyakarta: FISIPOL UGM. Terry, George, 1960 a. Principles Of Manajement. New York: Harper and

Row Publisher.--------, 2006 b. Prinsip-Prinsip Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara.---------, 2006. Kepemimpinan Autentik: Keberanian Untuk Bertindak

.Intrakarsa PO.Box 238. Batam Centre.Tjiptono Fendy, 2000. Manajemen Jasa. Yogyakarta. Andi Tampubolon, D.P. 1995. Manajemen Mutu Total di Perguruan Tinggi.

Jakarta: Proyek HEDS Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.Tambunan, Rudi M. 2008. Standard Operating Procedures (SOP). Jakarta:

Maiestas Publishing. Umar, Husein. 2004. Metode Riset Ilmu Administrasi. Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama. Umam Khaerul, 2010. Perilaku Organisasi. Bandung: Pustaka Setia.Wursanto, 2002. Dasar-Dasar Organisasi. Jakarta: Andi OffsetYukl, Gary A.1994a. Leadership in Organization. Englewood Cliffs, New

Jersey: Prentice Hall International Inc. -------, 1994b. Kepemimpinan dalam Organisasi, Terjemahan. Budi

Suprianto. Jakarta: Prenhalindo.

JurnalKurniawan, Teguh, 2010, Perkembangan Administrasi Publik, Jurnal.

(Website. http://teguh kurniawan.web.ugm.co,id)

Page 51: Artikel Dass

39

Dokumen:Peraturan Mentri Dalam Negeri No.6 Tahun 2007, Tentang Pedoman

Penyusuanan dan Penerapan stándar pelayanan MinimalPeraturan Mentri Dalam Negeri No.4 Tahun 2010, tentang pedoman

Penyelenggaraan Administrasi Pelayanan. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor:

0187/0/1995 tentang Organisasi dan Tata Kerja (OTK) Universitas Tadulako. 1995. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan kebudayaan Jakarta.

Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor: 99/D/0/1998. Tentang Rincian Tugas Bagian dan Sub Bagian di Universitas Tadulako. Tanggal 25 Agustus 1998. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Jakarta.

Keputusan MENPAN No. 63 th. 2003 tentang Pelayanan PublikStatuta Universitas Tadulako Tahun 2008.Pedoman Penyelenggaraan Akademik Universitas Tadulako Tahun 2011

Pidato IlmiahMuhammad Basir Cyo, 2011. Pidato Dalam Rangka Dies Natalis Ke -30

Universitas Tadulako Palu.

Page 52: Artikel Dass

40

BIODATA PENELITI

Nama Lengkap : Dra.Daswati, M.SiJenis Kelamin : Wanita

Pangkat, Gol,Nip : Pembina Utama Muda, IVc, 1960012301989032001

Jabatan/Fakultas : Lektor Kepala/FISIPAlamat : Jl.Abadi No.16 PaluPekerjaan : Staf Pengajar Pada Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tadulako.

Nama Suami : Drs.Syahruddin Hattab, M.Si Anak : 1. Muh.Sarfian Syahadat, S.T

2. Muh.Sarfiansyah, S.Pelayaran 3. Edy Fitriawan, S.E 4. Dila Srikandi Syahadat. S.KM 5. Muh.Yusuf Aksa.

Riwayat Pendidikan:1. Tahun 1972 Tamat di SD Negeri Siddo, Kabupaten Barru2. Tahun 1976 Tamat di SD Negeri I Pare-Pare, Kota Pare-Pare3. Tahun 1979 Tamat di SMA Negeri I Pare-Pare, Kota Pare-Pare4. Tahun 1986 menyelesaikan studi pada program sarjana (S1) Ilmu

Administrasi Negera FISIP Universitas Hasanuddin, Makassar 5. Tahun 1997 menyelesaikan studi pada Program Magister (S2) Bidang

Pengelolaan Sumber Daya Pembangunan Pasca Sarjana Universitas Samratulangi Manado.

6. Tahun 2009 terdaftar sebagai mahasiswa Program Doktor (S3) Program Studi Administrasi Publik Universitas Negeri Makassar.

Karya Tulis Ilmiah1. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Pemimpin dalam

menjalankan Kepemimpinan (Analisis). Jurnal Academika, No.16 Edisi Juni 2006.

Page 53: Artikel Dass

41

2. Kiat Sukses Memimpin Melalui Penerapan Manajemen peran Serta (Teoritik). Jurnal Academika, No.17 Edisi Juni 2006.

3. Strategi Kepemimpinan Untuk Meningkatkan Kinerja Organisasi (Analisis). Jurnal Academika, No.17 Edisi Juni 2007

4. Beberapa faktor Yang Mempengaruhi Pengembangan Organisasi (Analisis). Jurnal Academika, No.19 Edisi Juni 2006

5. Implementasi Teknik Kepemimpinan Pemerintahan dalam pelayanan Publik (Analisis). Jurnal Academika, No.20 Edisi Juni 2008

6. Pengembangan Kepribadioan Pegawai dalam Meningkatkan Produktivitas Kerja. Jurnal Academika, Volume 1No.1. Pebruari 2009

7. Implementasi Peran Kepemimpinan Dengan Gaya Kepemimpinan Menuju Kesuksesan Organisasi. Jurnal Academika, Vol.4 No.1 Pebruari 2012

Peserta Seminar/Lokakarya1. Seminar “ Penguatan lembaga terhadap Peran Perempuan dalam

Menyikapi Good Governance dan persoalan Lingkungan Hidup. PSW Universitas Tadulako Palu

2. Seminar Nasional Ekonomi Syariah Untuk Kesejahteraan dan Kemakmuran Masyarakat Sulawesi Tengah.

3. Lokakarya Peningkatan Mutu Layanan & Bimbingan Akademik bagi Mahasiswa. Universitas Tadulako Palu.

4. Dialog Nasional Kebangsaan II UNM ” Peningkatan Daya Saing Bangsa Melalui Penguasaan teknologi” . 17 Maret 2009 di Makassar

5. Konfrensi Adm.Negara/Publik IV & Seminar Nasional “ Penguatan Adm.Negara Untuk Kesejahteraan Rakyat” tanggal 7-9 Juli 2009 di Makassar.

Kegiatan Pengabdian pada Masyarakat 1. Penyuluhan tentang Petunjuk Pengisian Buku Registrasi Kantor

Kelurahan Bayaoge sebagai Tim penyuluh, Tahun 2006.

Page 54: Artikel Dass

42

2. Penyuluhan tentang Pentingnya Pemberdayaan Dasa Wisma terhadap Kebersihan Lingkungan di Kelurahan Talise, Tim Penyuluh Tahun 2007

3. Penyuluhan tentang Pentingnya Keterlibatan semua Unsur dalam Menciptakan Kebersihan Lingkungan di kelurahan Lasoani, Tim penyuluh tahun 2008

4. Penyuluhan tentang Pentingnya Keterlibatan semua Unsur dalam Menciptakan Kebersihan Lingkungan di kelurahan Lasoani, Tim penyuluh tahun 2009

5. Penyuluhan tentang Pentingnya Keterlibatan semua Unsur dalam Menciptakan Kebersihan Lingkungan di kelurahan Besusu Barat, Tim penyluh tahun 2009.

Piagam Penghargaan 1. Sertifikasi Dosen Profesional, Departemen Pendidikan Nasional RI,

PT.Penyelenggara Universitas Hasanuddin Makassar. 10 Agustus 2009

2. Satya Lencana 20 Tahun Masa Kerja. Presiden RI tahun 2011.

Organisasi Masyarakat 1. Pengurus AIPI, Tahun 2007/2008.