SKRIPSI HUBUNGAN PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/302/1/SKRIPSI ARIEF... ·...

111
SKRIPSI HUBUNGAN PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN TINGKAT KEPADATAN LALAT DI TEMPAT PENAMPUNGAN SEMENTARA (TPS) KOTA MADIUN Oleh : ARIEF SETYO SYAHPUTRO NIM : 201403004 PEMINATAN KESEHATAN LINGKUNGAN PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN TAHUN 2018

Transcript of SKRIPSI HUBUNGAN PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/302/1/SKRIPSI ARIEF... ·...

Page 1: SKRIPSI HUBUNGAN PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/302/1/SKRIPSI ARIEF... · 2. Avicena Sakufa Marsanti, S.KM., M.Kes selaku Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat

SKRIPSI

HUBUNGAN PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN TINGKAT

KEPADATAN LALAT DI TEMPAT PENAMPUNGAN

SEMENTARA (TPS) KOTA MADIUN

Oleh :

ARIEF SETYO SYAHPUTRO

NIM : 201403004

PEMINATAN KESEHATAN LINGKUNGAN

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN

TAHUN 2018

Page 2: SKRIPSI HUBUNGAN PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/302/1/SKRIPSI ARIEF... · 2. Avicena Sakufa Marsanti, S.KM., M.Kes selaku Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat

ii

SKRIPSI

HUBUNGAN PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN TINGKAT

KEPADATAN LALAT DI TEMPAT PENAMPUNGAN

SEMENTARA (TPS) KOTA MADIUN

Diajukan untuk memenuhi

Salah satu persyaratan dalam mencapai gelar

Sarjana Kesehatan Masyarakat (S.KM)

Oleh :

ARIEF SETYO SYAHPUTRO

NIM : 201403004

PEMINATAN KESEHATAN LINGKUNGAN

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN

TAHUN 2018

Page 3: SKRIPSI HUBUNGAN PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/302/1/SKRIPSI ARIEF... · 2. Avicena Sakufa Marsanti, S.KM., M.Kes selaku Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat

iii

Page 4: SKRIPSI HUBUNGAN PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/302/1/SKRIPSI ARIEF... · 2. Avicena Sakufa Marsanti, S.KM., M.Kes selaku Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat

iv

Page 5: SKRIPSI HUBUNGAN PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/302/1/SKRIPSI ARIEF... · 2. Avicena Sakufa Marsanti, S.KM., M.Kes selaku Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

Dengan segenap syukur kepada Allah SWT, saya persembahkan skripsi ini

kepada:

1. Allah SWT, karena hanya atas ridho dan karunia-Nya maka skripsi ini

dapat dibuat dan selesai tepat waktu.

2. Kedua orang tua (Bapak Dedy dan Ibu Dewi) yang sangat saya hormati

dan cintai, selama ini telah memberikan semangat, dukungan, dan doa

tiada henti untuk kesuksesan dan kelancaran dalam mengerjakan skripsi

ini.

3. Kedua dosen pembimbing Ibu Avicena Sakufa M, S.KM., M.Kes dan Ibu

Hanifah Ardiani, S.KM., M.KM yang telah dengan sabar membimbing

dalam pengerjaan skripsi ini hingga selesai.

4. Adik saya Rizky, Inekke, mbak LPS dengan dukungan yang luar biasa

saya dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Alayers Crew, Tri, Udin, Armin, Yudis, Fino dengan semangat kerja keras

dan gotong royong saling membantu saya mampu menyelesaikan skripsi

ini.

6. Bapak dan Ibu Dosen STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun yang

senantiasa memberikan ilmu yang bermanfaat dan membimbing saya

dalam menyelesaikan skripsi ini.

7. Seluruh kawan – kawan S1 Kesehatan Masyarakat angkatan 2014 yang

memberikan bantuan dan motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini.

Page 6: SKRIPSI HUBUNGAN PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/302/1/SKRIPSI ARIEF... · 2. Avicena Sakufa Marsanti, S.KM., M.Kes selaku Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat

vi

LEMBAR PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Arief Setyo Syahputro

NIM : 201403004

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Skripsi yang berjudul “Hubungan

Pengelolaan Sampah Dengan Tingkat Kepadatan Lalat Di Tempat Penampungan

Sementara (TPS) Kota Madiun” adalah hasil pekerjaan saya sendiri dan

didalamnya tidak terdapat karya yang pernah diajukan dalam memperoleh gelar

kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan lembaga pendidikan lainnya.

Pengetahuan yang diperoleh dari hasil penerbitan baik yang sudah maupun

belum/tidak dipublikasikan, sumbernya dijelaskan dalam tulisan dan daftar

pustaka.

Madiun, 5 September 2018

Arief Setyo Syahputro

NIM. 201403004

Page 7: SKRIPSI HUBUNGAN PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/302/1/SKRIPSI ARIEF... · 2. Avicena Sakufa Marsanti, S.KM., M.Kes selaku Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat

vii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Arief Setyo Syahputro

Jenis Kelamin : Laki-laki

Tempat Tanggal Lahir : Madiun, 26 Maret 1995

Agama : Islam

Alamat : Perumahan Bumi Mas 1 Blok X No. 6 RT

49/RW 12, Kel. Mojorejo, Kec. Taman Kota

Madiun

Email : [email protected]

Riwayat Pendidikan : 1. TK Al-Hidayah Kota Madiun

2. SD Negeri 03 Manisrejo Kota Madiun

3. SMP Negeri 11 Kota Madiun

4. SMK Negeri 1 Kota Madiun

5. STIKES Bhakti Husada Mulia Kota Madiun

Page 8: SKRIPSI HUBUNGAN PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/302/1/SKRIPSI ARIEF... · 2. Avicena Sakufa Marsanti, S.KM., M.Kes selaku Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat

viii

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kepada Allah SWT karena berkat rahmat dan

hidayahNya, penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul “Hubungan

Pengelolaan Sampah Dengan Tingkat Kepadatan Lalat Di Tempat Penampungan

Sementara (TPS) Kota Madiun” ini dapat terselesaikan dengan baik.

Penyusunan Skripsi ini tentunya tidak lepas dari bimbingan, saran dan

dukungan moral kepada saya, untuk itu saya sampaikan terima kasih kepada:

1. Zaenal Abidin, S.KM., M.Kes (Epid) selaku Ketua STIKES Bhakti

Husada Mulia Madiun.

2. Avicena Sakufa Marsanti, S.KM., M.Kes selaku Ketua Program Studi

Kesehatan Masyarakat STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun dan selaku

pembimbing I yang telah membina, menyediakan waktu, tenaga dan

pikiran untuk membimbing penulis dalam menyusun skripsi sehingga

dapat selesai tepat waktu.

3. Hanifah Ardiani, S.KM., M.KM selaku pembimbing II yang telah

membina, menyediakan waktu, tenaga dan pikiran untuk membimbing

penulis dalam menyusun skripsi sehingga dapat selesai tepat waktu.

4. A. Agus Widodo, S.KM., M.Mkes selaku penguji yang senantiasa

mendampingi dan membantu kelancaran sidang skripsi ini.

5. Seluruh pihak Dinas Lingkungan Hidup Kota Madiun yang telah

membantu dalam pelaksanaan penelitian skripsi ini.

6. Seluruh teman S1 Kesehatan Masyarakat angkatan 2014 yang memberikan

bantuan dan motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini.

7. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, peneliti

ucapkan banyak terima kasih yang sedalam-dalamnya.

Skripsi ini telah penulis susun semaksimal mungkin, namun

penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam laporan ini.

Page 9: SKRIPSI HUBUNGAN PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/302/1/SKRIPSI ARIEF... · 2. Avicena Sakufa Marsanti, S.KM., M.Kes selaku Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat

ix

Demi perbaikan skripsi ini, maka diharapkan adanya kritik dan saran dari

semua pihak yang bersifat membangun.

Madiun, 5 September 2018

Penyusun

Arief Setyo Syahputro

NIM. 201403004

Page 10: SKRIPSI HUBUNGAN PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/302/1/SKRIPSI ARIEF... · 2. Avicena Sakufa Marsanti, S.KM., M.Kes selaku Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat

x

Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat

Sekolah Tinggi Kesehatan Bhakti Husada Mulia Madiun 2018

ABSTRAK

Arief Setyo Syahputro

HUBUNGAN PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN TINGKAT

KEPADATAN LALAT DI TEMPAT PENAMPUNGAN SEMENTARA

KOTA MADIUN TAHUN 2018

78 halaman + 13 Tabel + 7 Gambar + 8 Lampiran

Keberadaan sampah dapat memberikan pengaruh kesehatan bagi

masyarakat karena sampah merupakan sarana dan sumber penularan

penyakit. Pengaruh sampah terhadap kesehatan secara tidak langsung

dapat berupa penyakit bawaan vektor yang berkembangbiak di dalam

sampah, sampah yang telah mengalami penimbunan dapat dimanfaatkan

oleh lalat sebagai sarang dalam proses perkembangbiakannya. Berdasarkan

hasil survei pendahuluan di 5 TPS Kota Madiun 3 TPS diantaranya

memiliki tingkat kepadatan lalat tinggi.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan pengelolaan

sampah dengan tingkat kepadatan lalat di Tempat Penampungan

Sementara Kota Madiun. Metode dalam penelitian ini adalah survei

analitik dengan desain cross sectional teknik sampling yang digunakan

adalah total sampling. Jumlah sampel 40 Tempat Penampungan Sementara

dan dianalisis menggunakan chi-square.

Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara : pemilahan

sampah (p=0,012;RP=37,9;CI95%=1,06-1,36) pengumpulan sampah

(p=0,013;RP=3,04;CI95%=1,09-8,47) pengangkutan sampah

(p=0,033;RP=2,43;CI95%=1,01-5,76) dengan tingkat kepadatan lalat di

Tempat Penampungan Sementara.

Variabel pengelolaan sampah ada hubungan dengan tingkat

kepadatan lalat di TPS Kota Madiun dan variabel pemilahan sampah,

pengumpulan sampah, pengangkutan sampah adalah faktor-faktornya.

Berdasarkan hasil penelitian maka pihak DLH selaku penyusun program

sebaiknya memberi arahan ataupun pelatihan kepada petugas TPS agar

dapat menjalankan program dalam bidang pengelolaan sampah di TPS

dengan baik yang akan berdampak pada lingkungan yang sehat dan

memberi himbauan, wawasan kepada masyarakat sekitar TPS.

Kunci : Pengelolaan Sampah, Tingkat Kepadatan Lalat,

TPS

Daftar Bacaan : 1994-2017

Page 11: SKRIPSI HUBUNGAN PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/302/1/SKRIPSI ARIEF... · 2. Avicena Sakufa Marsanti, S.KM., M.Kes selaku Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat

xi

S1 Public Health Program

Institute of Health Science Bhakti Husada Mulia Madiun 2018

ABSTRACT

Arief Setyo Syahputro

RELATIONSHIP OF WASTE MANAGEMENT WITH LEVEL FLY

DENSITY IN THE TEMPORARY GARBAGE COLLECTION PLACE

OF MADIUN CITY IN 2018

78 Pages, 13 Tabel, 7 Picture, 8 Enclosures

The existence of garbage can have a health effect on the community

because waste was a medium and source of disease transmission. The

effect of waste on health can indirectly be a vector-borne disease that

multiplies in garbage, garbage that had undergone hoarding can be used by

flies as a nest in the breeding process. Based on preliminary survey results

at 5 polling stations in Madiun City 3 polling stations have high fly density

levels.

This study was conducted to determine the relationship of waste

management with the level of flies density in the Temporary Shelter of

Madiun City. The method in this research was analytic survey with cross

sectional design the sampling technique used total sampling. The sample

size was 40 Temporary Shelter and analyzed using chi-square.

The results showed a relationship between: waste sorting (p =

0.006; RP = 37.9; CI95% = 1.06-1.36) waste collection (p = 0.007; RP =

3, 04; CI95% = 1.09-8.47) transport of waste (p = 0.021; RP = 2.43;

CI95% = 1.01-5.76) with the density level of flies at the Temporary

Shelter.

The variables of waste management have a relationship with the

level of density of flies in TPS Kota Madiun and the variables of waste

segregation, garbage collection, transportation of waste are the factors.

Based on the results of the study, the DLH as the compiler of the program

should give direction or training to the polling station officers so that they

can run programs in the field of waste management in TPS which will

have an impact on a healthy environment and give an appeal, insight to the

community around the TPS.

Keywords : Waste Management , Fly Density Level, TPS

Reading List : 1994-2017

Page 12: SKRIPSI HUBUNGAN PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/302/1/SKRIPSI ARIEF... · 2. Avicena Sakufa Marsanti, S.KM., M.Kes selaku Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat

xii

DAFTAR ISI

SAMPUL DEPAN ..................................................................................................... i

SAMPUL DALAM .................................................................................................... ii

LEMBAR PERSETUJUAN....................................................................................... iii

LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................................... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................................ v

LEMBAR PERNYATAAN ....................................................................................... vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ............................................................................................... viii

ABSTRAK ................................................................................................................. x

DAFTAR ISI .............................................................................................................. xii

DAFTAR TABEL ...................................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. xv

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................. xvi

DAFTAR SINGKATAN DAN ISTILAH ................................................................. xvii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................. 7

1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................. 8

1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................ 9

1.5 Keaslian Penelitian ............................................................................... 10

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Sampah................................................................................. 12

2.2 Sumber-Sumber Sampah ....................................................................... 12

2.3 Jenis Sampah .......................................................................................... 14

2.4 Sampah Rumah Tangga ......................................................................... 16

2.5 Pengelolaan Sampah Rumah Tangga..................................................... 18

2.6 Pengelolaan Sampah .............................................................................. 18

2.7 Sanitasi Tempat Penampungan Sementara (TPS).................................. 20

2.8 Pengaruh Pengelolaan Sampah Terhadap Masyarakat dan

Lingkungan .............................................................................................. 22

2.9 Pengertian Lalat .................................................................................... 24

2.10 Bionomik Lalat ................................................................................... 25

2.11 Gangguan Lalat Pada Manusia ............................................................ 26

2.12 Pengukuran Kepadatan Lalat ............................................................... 26

2.12.1 Cara Mengukur Kepadatan Lalat dengan Fly Grill ...................... 26

2.12.2 Cara Mengukur Kepadatan Lalat dengan Fly Trap ...................... 28

2.13 Tindakan Pemberantasan lalat ............................................................. 29

Page 13: SKRIPSI HUBUNGAN PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/302/1/SKRIPSI ARIEF... · 2. Avicena Sakufa Marsanti, S.KM., M.Kes selaku Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat

xiii

2.13.1 Pemberantasan Terhadap Larva Lalat .......................................... 29

2.14 Standar Baku Mutu Kesling Untuk Vektor Lalat ................................ 32

2.15 Kerangka Teori .................................................................................... 34

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESA PENELITIAN

1.1 Kerangka Konseptual ............................................................................ 35

1.2 Hipotesa Penelitian ............................................................................... 35

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian .................................................................................. 37

4.2 Populasi dan Sampel ............................................................................. 37

4.3 Kerangka Kerja Penelitian .................................................................... 38

4.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ....................................... 40

4.5 Instrumen Penelitian ............................................................................. 45

4.6 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas .......................................................... 46

4.7 Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................ 48

4.8 Prosedur Pengumpulan Data ................................................................. 49

4.9 Analisis Data ......................................................................................... 51

4.10 Etika Penelitian ................................................................................... 53

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Gambaran Umum .................................................................................. 55

5.2 Hasil Penelitian ..................................................................................... 56

5.3 Pembahasan ........................................................................................ 63

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan ........................................................................................... 73

6.2 Saran ..................................................................................................... 74

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 14: SKRIPSI HUBUNGAN PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/302/1/SKRIPSI ARIEF... · 2. Avicena Sakufa Marsanti, S.KM., M.Kes selaku Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian ..................................................................................... 10

Tabel 4.2 Definisi Operasional .................................................................................. 42

Tabel 4.3 Hasil Uji Validitas Kuesioner Hubungan Pengelolaan Sampah dengan

Tingkat Kepadatan Lalat di TPS ................................................................................ 47

Tabel 4.4 Realisasi Kegiatan ...................................................................................... 49

Tabel 4.5 Coding Data Variabel................................................................................. 51

Tabel 5.1 Jumlah TPS di Kota Madiun ..................................................................... 57

Tabel 5.2 Gambaran Pemilahan Sampah di TPS Kota Madiun ................................. 57

Tabel 5.3 Gambaran Pengumpulsn Sampah di TPS Kota Madiun ............................ 58

Tabel 5.4 Gambaran Pengangkutan Sampah di TPS Kota Madiun ........................... 58

Tabel 5.5 Gambaran Tingkat Kepadatan Lalat di TPS Kota Madiun ........................ 59

Tabel 5.6 Hubungan Pemilahan Sampah dengan Tingkat Kepadatan Lalat .............. 60

Tabel 5.7 Hubungan Pengumpulan Sampah dengan Tingkat Kepadatan Lalat ......... 61

Tabel 5.8 Hubungan Pengangkutan Sampah dengan Tingkat Kepadatan Lalat ........ 62

Page 15: SKRIPSI HUBUNGAN PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/302/1/SKRIPSI ARIEF... · 2. Avicena Sakufa Marsanti, S.KM., M.Kes selaku Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Siklus Hidup Lalat .................................................................................. 25

Gambar 2.2 Fly Grill .................................................................................................. 27

Gambar 2.3 Kerangka Teori ....................................................................................... 34

Gambar 3.1 Kerangka Konseptual ............................................................................. 35

Gambar 4.1 Kerangka Kerja Penelitian ..................................................................... 39

Gambar 4.3 Fly Grill .................................................................................................. 45

Gambar 5.1 Peta Kota Madiun ................................................................................... 55

Page 16: SKRIPSI HUBUNGAN PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/302/1/SKRIPSI ARIEF... · 2. Avicena Sakufa Marsanti, S.KM., M.Kes selaku Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Kuesioner

Lampiran 2 Lembar Observasi

Lampiran 3 Surat Ijin Validitas dan Reabilitas

Lampiran 4 Surat Ijin Penelitian

Lampiran 5 Dokumentasi di TPS

Lampiran 6 Output Hasil Validitas dan Reabilitas

Lampiran 7 Output Hasil Penelitian

Lampiran 8 Lembar Konsultasi

Page 17: SKRIPSI HUBUNGAN PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/302/1/SKRIPSI ARIEF... · 2. Avicena Sakufa Marsanti, S.KM., M.Kes selaku Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat

xvii

DAFTAR SINGKATAN DAN ISTILAH

Tropical Diseases : Penyakit Tropis

Waste : Limbah

Hydraulic container : Wadah Hidrolik

Musca Domestica : Lalat rumah

Chrysomya Megachepala : Lalat hijau

Ryphoid fever : Demam Rifoid

Paratyphoid fever : Demam Paratifoid

Fly Grill : Alat Pengukur Kepadatan Lalat

Paison Bait : Umpan

Screening : Penyaringan

Cross Sectional : Potong Lintang

Total Sampling : Semua Sampel

Editing : Pengeditan

Coding : Pemberian Kode-kode

Entry : Memasukkan

Cleaning : Pengecekan

Tabulating : Pengelompokkan

Informed Consent : Lembar persetujuan

Anonymity : Tanpa nama

Confidentiality : Kerahasiaan

TPS : Tempat Penampungan Sementara

TPA : Tempat Pemrosesan Akhir

Page 18: SKRIPSI HUBUNGAN PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/302/1/SKRIPSI ARIEF... · 2. Avicena Sakufa Marsanti, S.KM., M.Kes selaku Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Vektor dan binatang pembawa penyakit di Indonesia telah

teridentifikasi terutama terkait dengan penyakit menular tropis (tropical

diseases), baik yang endemis maupun penyakit menular potensial wabah.

Mengingat beragamnya penyakit-penyakit tropis yang merupakan penyakit

menular vektor dan zoonotik, maka upaya pengendalian terhadap vektor dan

binatang pembawa penyakit menjadi bagian integral dari upaya

penanggulangan penyakit tular vektor, termasuk penyakit-penyakit zoonotik

yang potensial dapat menyerang manusia (Permenkes RI, 2017).

Vektor pembawa penyakit menular menurut (Litbang P2B2

Banjarnegara, 2008) adalah vektor nyamuk, vektor kutu, vektor lalat. Vektor

– vektor tersebut membawa penyakit menular seperti malaria, filariasis, pes,

tifus, dan diare. Salah satu vektor yang dapat memyebabkan penyakit diare

adalah lalat, karena lalat sering hinggap pada tempat yang kotor dan dapat

hinggap pada makanan kemudian tercemar oleh bakteri.

(Permenkes RI, 2017) Lalat termasuk ke dalam kelas serangga,

mempunyai dua sayap, merupakan kelompok serangga pengganggu dan

sekaligus sebagai serangga penular penyakit. Lalat mempunyai tingkat

perkembangan telur, larva (belatung), pupa dan dewasa. Jarak terbang lalat

Page 19: SKRIPSI HUBUNGAN PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/302/1/SKRIPSI ARIEF... · 2. Avicena Sakufa Marsanti, S.KM., M.Kes selaku Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat

2

efektif adalah 450-900 meter sehingga mempermudah lalat untuk hinggap

dimana saja, terutama dipemukiman penduduk (Depkes RI, 1992).

Keberadaan lalat di suatu tempat juga merupakan indikasi kebersihan

yang kurang baik. Salah satunya tempat pembuangan sampah ataupun

genangan air SPAL dapat menjadi media transmisi penularan penyakit

(Wijayanti, 2009). Jika makanan yang dihinggapi lalat tercemar oleh

mikroorganisme baik bakteri, protozoa, telur/larva cacing atau bahkan virus

yang dibawa dan dikeluarkan dari mulut lalat dan bila dimakan oleh manusia,

maka dapat menyebabkan penyakit diare (Andriani, 2007).

Lalat banyak terdapat di berbagai habitat, misalnya air, pasir,

tumbuhan, dibawah kulit kayu, batu dan binatang. Salah satu habitat lalat

yang cukup banyak adalah di tempat pembuangan sampah. Hal ini

berhubungan dengan insting dan bionomik lalat memilih tempat-tempat yang

kelak secara langsung dijadikan sumber makanan bagi larva setelah menetas

dari telur, yang semuanya dapat ditemukan pada sampah (Adnyana dalam

Masyhuda dkk, 2017).

Keberadaan sampah dapat memberikan pengaruh kesehatan bagi

masyarakat karena sampah merupakan sarana dan sumber penularan penyakit.

Pengaruh sampah terhadap kesehatan secara tidak langsung dapat berupa

penyakit bawaan vektor yang berkembangbiak di dalam sampah, sampah

yang telah mengalami penimbunan dapat dimanfaatkan oleh lalat sebagai

sarang dalam proses perkembangbiakannya (Slamet JS, 2011).

Page 20: SKRIPSI HUBUNGAN PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/302/1/SKRIPSI ARIEF... · 2. Avicena Sakufa Marsanti, S.KM., M.Kes selaku Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat

3

Operasional pengelolaan sampah di permukiman disyaratkan adanya

keterlibatan aktif masyarakat, pengelola sampah kota dan pengembang

perumahan baru terutama dalam mengelola dan mengadakan sarana

persampahan di lingkungan permukiman. Ketentuan pengelolaan sampah

adalah perencanaan dilakukan dengan mempertimbangkan jumlah rumah,

jumlah penduduk, besaran timbulan sampah berdasarkan sumbernya. Teknik

operasional, ditentukan berdasarkan kondisi topografi dan lingkungan

pelayanan, kondisi sosial ekonomi, partisipasi masyarakat, pola operasional

dilakukan melalui pewadahan, pengumpulan, pemindahan di transfer dipo,

pengangkutan ke Tempat Pemrosesan Akhir (SNI-3242-1994). Satuan

timbulan sampah untuk kota besar adalah 2 – 2,5 L/orang/hari, atau 0,4 – 0,5

kg/orang/hari dan satuan timbulan sampah untuk kota sedang/kecil adalah 1,5

– 2 L/orang/hari, atau 0,3 – 0,4 kg/orang/hari (SNI 19-3964-1994).

Penyakit-penyakit yang dapat terjadi karena bawaan sampah adalah

keracunan metan, karbonmonoksida, hidrogen sulfida, logam berat. Penyakit

bawaan lalat adalah disentri, diare, thypus, kholera (Adnani, 2009).

Berdasarkan data Dinkes kota Madiun pada tahun 2016 untuk penderita diare

di Kecamatan Taman masih dikatakan tinggi yaitu 2.379 kasus untuk

kejadian ini masih dikatakan yang tertinggi dari puskesmas lain di wilayah

kerja Madiun.

Pengelolaan sampah dapat didefinisikan sebagai suatu bidang yang

berhubungan dengan pengaturan terhadap penimbunan, penyimpanan

(sementara), pengumpulan, pemindahan/pengangkutan, pemprosesan dan

Page 21: SKRIPSI HUBUNGAN PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/302/1/SKRIPSI ARIEF... · 2. Avicena Sakufa Marsanti, S.KM., M.Kes selaku Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat

4

pembuangan sampah. Suatu cara yang sesuai dengan prinsip terbaik dari

kesehatan masyarakat, ekonomi, teknik, perlindungan, keindahan dan

pertimbangan lingkungan lainnya dan juga memperhatikan sikap masyarakat

(Departemen Kesehatan RI, 1987).

Pengangkutan sampah dari Tempat Penampungan Sementara ke

Tempat Pembuangan Akhir tidak boleh dicampur kembali setelah dilakukan

pemilahan dan pewadahan. Dalam hal ini terdapat sampah yang mengandung

bahan berbahaya dan beracun serta limbah bahan berbahaya dan beracun.

Pengangkutan sampah yang mengandung bahan berbahaya dan beracun serta

limbah bahan berbahaya dan beracun mengikuti ketentuan peraturan

perundang-undangan (Peraturan Menteri Pekerjaan Umum RI, 2013).

Berdasarkan Undang-undang No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan

Sampah menyebutkan bahwa setiap orang dalam pengelolaan sampah rumah

tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga wajib mengurangi dan

menangani sampah dengan cara yang berwawasan lingkungan. Dengan

banyaknya sampah organik yang dibuang ke Tempat Pemrosesan Akhir

sampah menunjukkan bahwa masih banyak sampah organik yang belum

dilakukan pengelolaan sampah dari sumbernya dengan skala rumah tangga di

masing-masing penduduk guna mengurangi jumlah sampah organik yang di

buang ke Tempat Pemrosesan Akhir sampah. Sehingga untuk masa yang akan

datang jumlah sampah organik yang dibuang ke Tempat Pemrosesan Akhir

sampah menjadi lebih sedikit dari pada sampah anorganik.

Page 22: SKRIPSI HUBUNGAN PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/302/1/SKRIPSI ARIEF... · 2. Avicena Sakufa Marsanti, S.KM., M.Kes selaku Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat

5

Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan untuk Vektor dan

Binatang Pembawa Penyakit terdiri dari jenis, kepadatan, dan habitat

perkembangbiakan. Jenis dalam hal ini adalah nama/genus/spesies vektor dan

binatang pembawa penyakit. Kepadatan lalat dalam hal ini adalah angka yang

menunjukkan jumlah vektor dan binatang pembawa penyakit dalam satuan

tertentu sesuai dengan jenisnya, baik periode pradewasa maupun periode

dewasa. Habitat perkembangbiakan adalah tempat berkembangnya periode

pradewasa vektor dan binatang pembawa penyakit. Untuk vektor lalat nilai

baku mutunya adalah < 2 untuk mewujudkan lingkungan yang sehat

(Permenkes RI, 2017).

Cara menghitung kepadatan lalat adalah jumlah lalat yang hinggap

dalam waktu 30 detik dihitung, pada setiap lokasi sedikitnya sepuluh kali

perhitungan (10 x 30 detik) dan lima perhitungan yang tertinggi di ambil

rata-ratanya (Permenkes RI, 2017). Klasifikasi kepadatan lalat yaitu ≤5 tidak

menjadi masalah(tidak tinggi), >5 populasi padat dan perlu perencanaan

terhadap tempat-tempat berbiaknya lalat dan bila mungkin direncanakan

upaya pengendalian (tinggi) (Depkes RI, 1992).

Penelitian yang dilakukan oleh Annisa Muthmainna Kasiono (2016)

menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pengelolaan sampah dengan

tingkat kepadatan lalat dan terdapat hubungan antara Saluran Pembuangan

Air Limbah (SPAL) dengan tingkat kepadatan lalat. Kepadatan lalat tersebut

tersebut berhubungan erat dengan sanitasi lingkungan yang buruk. Sanitasi

Page 23: SKRIPSI HUBUNGAN PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/302/1/SKRIPSI ARIEF... · 2. Avicena Sakufa Marsanti, S.KM., M.Kes selaku Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat

6

lingkungan merupakan usaha kesehatan masyarakat untuk menjaga dan

mengawasi faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi kesehatan.

Survei pendahuluan menunjukkan bahwa pengelolaan sampah di

Tempat Penampungan Sementara Sentul, Sedoyo, Margobawero, Slamet

Riyadi, Nusa Penida masih kurang baik dilihat dari segi pewadahan banyak

sampah yang tercecer dan selain itu untuk warga di sekitar Tempat

Penampungan Sementara juga terkena dampaknya yaitu terdapat lalat dan

juga bau sampah yang menyengat apabila melewati TPS tersebut, ini terjadi

karena dari pengelolaan sampah di Tempat Penampungan Sementara yang

kurang memperhatikan dari segi pewadahan. Selain itu dari beberapa TPS

juga tidak melakukan pemilahan sampah berbahaya dan beracun, dari segi

pengumpulan juga sampah hanya dikumpulkan begitu saja tanpa ada

pemilahan sampah organik maupun anorganik, dalam hal pengangkutan

terkadang ada beberapa TPS yang tidak sesuai dengan jadwal dan berakibat

pada tumpukan sampah yang tercecer akibat dari bak sampah yang sudah

terisi penuh.

Hasil pengukuran lalat di Tempat Penampungan Sementara Sentul

yaitu jumlah kepadatan lalat rata-rata 7 (tinggi), pengukuran lalat di Tempat

Penampungan Sementara Sedoro yaitu kepadatan lalat rata-rata 5 (tidak

tinggi), pengukuran lalat di Tempat Penampungan Sementara Margobawero

yaitu kepadatan lalat rata-rata 6 (tinggi), pengukuran lalat di Tempat

Penampungan Sementara Slamet Riyadi yaitu kepadatan lalat rata-rata 6

(tinggi), pengukuran lalat di Tempat Penampungan Sementara Nusa Penida

Page 24: SKRIPSI HUBUNGAN PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/302/1/SKRIPSI ARIEF... · 2. Avicena Sakufa Marsanti, S.KM., M.Kes selaku Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat

7

yaitu kepadatan lalat rata-rata 5 (tidak tinggi). Solusi alternatif dari

permasalahan tersebut adalah dengan meningkatkan sistem pengelolaan

sampah mulai dari pemilahan, pengumpulan, pengangkutan. Selain itu perlu

juga meningkatkan sanitasi Tempat Penampungan Sementara agar tidak

adanya populasi lalat di Tempat Penampungan Sementara maupun di

lingkungan sekitar.

Dari pernyataan tersebut ditemukan bahwa tingkat kepadatan lalat di

Tempat Penampungan Sementara di atas termasuk dalam kategori tinggi dan

sangat tinggi, dan penelitian tentang kepadatan lalat masih jarang dilakukan.

Selain itu, pengelolaan seperti pemilahan, pengumpulan, pengangkutan belum

pernah diteliti. Maka dari itu perlu adanya penelitian mengenai hubungan

pengelolaan sampah dengan tingkat kepadatan lalat di Tempat Penampungan

Sementara Kota Madiun.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang

di dapat adalah:

“ Apakah ada hubungan antara pengelolaan sampah dengan tingkat kepadatan

lalat di Tempat Penampungan Sementara Kota Madiun?”

Page 25: SKRIPSI HUBUNGAN PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/302/1/SKRIPSI ARIEF... · 2. Avicena Sakufa Marsanti, S.KM., M.Kes selaku Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat

8

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui hubungan pengelolaan sampah dengan kepadatan lalat di

Tempat Penampungan Sementara Kota Madiun.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mendeskripsikan pemilahan sampah di Tempat Penampungan

Sementara Kota Madiun

2. Mendeskripsikan pengumpulan sampah di Tempat Penampungan

Sementara Kota Madiun

3. Mendeskripsikan pengangkutan sampah di Tempat Penampungan

Sementara Kota Madiun

4. Mengukur tingkat kepadatan lalat di Tempat Penampungan Sementara

Kota Madiun

5. Menganalisis hubungan pemilahan sampah dengan kepadatan lalat di

Tempat Penampungan Sementara Kota Madiun

6. Menganalisis hubungan pengumpulan sampah dengan kepadatan lalat

di Tempat Penampungan Sementara Kota Madiun

7. Menganalisis hubungan pengangkutan sampah dengan kepadatan lalat

di Tempat Penampungan Sementara Kota Madiun

Page 26: SKRIPSI HUBUNGAN PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/302/1/SKRIPSI ARIEF... · 2. Avicena Sakufa Marsanti, S.KM., M.Kes selaku Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat

9

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat-manfaat

sebagai berikut:

1.4.1 Manfaat Untuk Dinas Lingkungan Hidup

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi dan masukan

untuk meningkatkan kualitas dari segi pengelolaan sampah yang

berdasarkan dengan mewujudkan lingkungan sehat.

1.4.2 Manfaat Untuk STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun

Penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai sarana informasi bagi

mahasiswa untuk menjadi media pembelajaran dan dapat digunakan sebagai

literatur.

1.4.3 Manfaat Untuk Peneliti

Diharapkan penulis dapat lebih memperdalam dan mengembangkan

ilmu pengetahuan disesuaikan dengan disiplin ilmu yang didapat dari

bangku kuliah dengan keadaan di lapangan serta mendapatkan pengalaman

langsung untuk mengaplikasi mengembangkan diri dengan ilmu

pengetahuan yang dimiliki dalam obyek kerja.

Page 27: SKRIPSI HUBUNGAN PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/302/1/SKRIPSI ARIEF... · 2. Avicena Sakufa Marsanti, S.KM., M.Kes selaku Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat

10

1.5 Keaslian Penelitian

Penelitian ini masih jarang dilakukan, maka dari itu peneliti tertarik

untuk meneliti hubungan pengelolaan sampah dengan tingkat kepadatan lalat

di Tempat Penampungan Sementara.

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian

No. Penelitian

(Tahun)

Judul Desain Variabel Hasil

1 Annisa

Muthainna

Kasino

(2016)

Hubungan Antara

Sanitasi Dasar Dengan

Tingkat Kepadatan Lalat

di Rumah Makan Pasar

Tuminting Kota Manado

Cross

Sectional

- Variabel

bebas:

jamban,

pengelolaan

sampah,

SPAL

- Variabel

Terikat:

Kepadatan

Lalat

Jamban: (p = 0,631),

jamban (p = 0,000),

SPAL (p = 0,000)

2 Ismawati,

Hariati

Lestarai,

Jafriati

(2015)

Hubungan Kepadatan

Lalat, Jarak Pemukiman

dan Sarana Pembuangan

Sampah Dengan

Kejadian Diare Kota

Kendari di Kelurahan

Anggoeya Kecamatan

Poasia

Cross

Sectional

- Variabel

bebas:

Kepadatan

lalat, jarak

permukiman,

sarana

pembuangan

sampah

- Variabel

terikat:

Kejadian

Diare

Terdapat hubungan

antara pengolahan

limbah padat dengan

kejadian diare di

pemukiman Kota

Kendari Kelurahan

Anggoeya

Page 28: SKRIPSI HUBUNGAN PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/302/1/SKRIPSI ARIEF... · 2. Avicena Sakufa Marsanti, S.KM., M.Kes selaku Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat

11

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah :

1. Variabel bebas= pemilahan sampah, pengumpulan sampah, pengangkutan

sampah.

2. Tempat penelitian Tempat Penampungan Sementara Kota

Madiun.

3. Tahun penelitian= 2018.

4. Desain= Cross Sectional

Page 29: SKRIPSI HUBUNGAN PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/302/1/SKRIPSI ARIEF... · 2. Avicena Sakufa Marsanti, S.KM., M.Kes selaku Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat

12

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Sampah

Sampah adalah sisa-sisa kegiatan sehari-hari manusia dan atau proses alam

yang berbentuk padat. Sampah (waste) adalah sesuatu yang tidak digunakan,

tidak dipakai, tidak disenangi, atau sesuatu yang dibuang berasal dari

kegiatan manusia, dan tidak terjadi dengan sendirinya.

Dari batasan ini jelas sampah adalah hasil suatu kegiatan manusia yang

dibuang karena sudah tidak berguna sehingga bukan semua benda padat yang

tidak digunakan dan dibuang disebut sampah. Dengan demikian sampah

mengandung prinsip-prinsip sebagai berikut :

a. Adanya sesuatu benda atau benda padat.

b. Adanya hubungan langsung/tidak langsung dengan kegiatan manusia.

c. Benda atau bahan tersebut tidak dipakai lagi.

Sampah rumah tangga adalah sampah yang berasal dari kegiatan sehari-

hari dalam rumah tangga, tidak termasuk tinja dan sampah spesifik (UU

no.18 tahun 2018).

2.2 Sumber-Sumber Sampah

a. Sampah yang berasal dari pemukiman

Sampah ini terdiri dari bahan-bahan padat sebagai hasil kegiatan rumah

tangga yang yang sudah tidak dipakai dan dibuang, seperti sisa-sisa

Page 30: SKRIPSI HUBUNGAN PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/302/1/SKRIPSI ARIEF... · 2. Avicena Sakufa Marsanti, S.KM., M.Kes selaku Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat

13

makanan baik yang sudah dimasak ataupun belum, bekas pembungkus

kertas, plastik, dan sebagainya, pakaian-pakaian bekas, bahan-bahan

bacaan, perabot rumah tangga, daun-daunan dari kebun atau taman.

b. Sampah yang berasal dari tempat-tempat umum, seperti pasar, tempat-

tempat hiburan, terminal bus, stasiun kereta api, dan sebagainya.

Sampah ini berupa kertas, plastik, botol, daun, dan sebagainya.

c. Sampah yang berasal dari perkantoran

Sampah ini baik dari perkantoran maupun perkantoran pendidikan,

perdagangan, departemen, perusahaan, dan sebagainya. Sampah ini berupa

kertas-kertas, plastik, karbon, klip dan sebagainya. Umumnya sampah ini

bersifat anorganik, dan mudah terbakar.

d. Sampah yang berasal dari jalan raya

Sampah ini berasal dari pembersih jalan, yang umumnya terdiri dari:

kertas-kertas, kardus-kardus, debu, batu-batuan, pasir, sobekan ban,

onderdil-onderdil kendaraan yang jatuh, dsun-daunan, plastik, dan

sebagainya.

e. Sampah yang berasal dari industri

Sampah ini berasal dari kawasan industri, termasuk sampah yang berasal

dari pembangunan industri, dan segala sampah berasal dari proses

produksi, misalnya: sampah-sampah pengepakan barang, logam, plastik,

kayu, potongan tekstil, kaleng, dan sebagainya.

f. Sampah yang berasal dari pertanian/perkebunan

Page 31: SKRIPSI HUBUNGAN PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/302/1/SKRIPSI ARIEF... · 2. Avicena Sakufa Marsanti, S.KM., M.Kes selaku Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat

14

Sampah ini sebagai hasil dari perkebunan atau pertanian misalnya: jerami,

sisa sayur-mayur, batang padi, batang jagung, ranting kayu yang patah,

dan sebagainya.

g. Sampah yang berasal dari pertambangan

Sampah ini berasal dari daerah pertambangan, dan jenisnya tergantung dari

jenis usaha pertambangan itu sendiri, misalnya: batu-batuan, tanah/cadas,

pasir, sisa-sisa pembakaran (arang), dan sebagainya.

h. Sampah yang berasal dari peternakan dan perikanan

Sampah yang berasal dari peternakan dan perikanan berupa: kotoran-

kotoran ternak, sisa-sisa makanan, bangkai binatang, dan sebagainya

(Notoatmodjo, 2011).

2.3 Jenis Sampah

Sampah padat data dibagi menjadi berbagai jenis, yaitu (Chandra, 2007):

1. Berdasarkan zat kimia yang terkandung didalamnya, sampah dibagi

menjadi:

a. Sampah anorganik adalah sampah yang umumnya tidak dapat

membusuk, misalnya logam/besi, pecahan gelas, plastik, dan

sebagainya.

b. Sampah organik adalah sampah yang pada umumnya dapat

membusuk, misalnya, sisa-sisa makanan, daun-daunan, buah-

buahan, dan sebagainya.

Page 32: SKRIPSI HUBUNGAN PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/302/1/SKRIPSI ARIEF... · 2. Avicena Sakufa Marsanti, S.KM., M.Kes selaku Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat

15

2. Berdasarkan dapat dan tidaknya dibakar

a. Sampah yang mudah terbakar misalnya, kertas, karet, kayu, plastik,

kain bekas, dan sebagainya.

b. Sampah yang tidak dapat terdakar, misalnya kaleng-kaleng bekas,

besi/ logam bekas, pecahan gelas, kaca, dan sebagainya.

Menurut Widyadmoko (2002), sampah rumah tangga yaitu sampah yang

berasal dari kegiatan rumah tangga yang dapat dikelompokkan sebagai

berikut:

1. Sampah basah yang terdiri dari bahan organic yang mudah membusuk,

sebagian besar adalah sisa makanan, potongan hewan, sayuran, dan

lainnya.

2. Sampah kering yaitu sampah yang terdiri dari logam, besi tua, kaleng

bekas, dan sampah non logam seperti kertas, kaca, keramik, dan sisa

kain.

3. Sampah lembut, yaitu seperti debu yang berasal dari penyapuan lantai

rumah, gedung, dan penggergajian kayu.

4. Sampah besar atau sampah yang terdiri dari bangunan rumah tangga

yang besar seperti, meja, kursi, kulkas, radio, dan peralatan dapur.

Page 33: SKRIPSI HUBUNGAN PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/302/1/SKRIPSI ARIEF... · 2. Avicena Sakufa Marsanti, S.KM., M.Kes selaku Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat

16

2.4 Sampah Rumah Tangga

Sampah rumah tangga merupakan sampah yang dihasilkan dari kegiatan

atau lingkungan rumah tangga atau sering disebut dengan istilah sampah

domestic. Dari kelompok sumber ini umumnya dihasilkan sampah berupa sisa

makanan, plastik, kertas, kain/ dos, kain, kayu, kaca, daun, logam, dan

kadang-kadang sampah berukuran besar sepertidahan pohon. Praktis tidak

terdapat sampah yang dijumpai di Negara industry, seperti mebel, TV bekas,

kasur,dan lain-lain. Kelompok ini dapat meliputi rumah tinggal yang

ditempati oleh sebuah keluarga, atau sekelompok rumah yang berada dalam

suatau kawasan pemukiman, maupun unit rumah tinggal yang berupa rumah

susun. Dari rumah tinggal juga dapat dihasilkan sampah golongan B3 (bahan

berbahaya dan beracun), seperti misalnya baterai, lampu TL, siasa obat-

obatan, oli bekas, dan lain-lain.

Sampah rumah tangga akan ditumpuk di tempat sampah atau buangan

sampah sementara (TPS). Dan kalau terangkut akan habis tidak menimbulkan

masalah, namun pengangkutan hanya dilakukan beberapa kali dalam

seminggudikarenakan terbatasnya angkutan, sehingga sampah yang

tercampur antara organic atau anorganik akan cepat terdekomposisi, dan

menimbulkan bau yang menyegat. Selain menimbulkan bau, sampah yang

terdekomposisiakan mengundang kedatangan lalat sebagai vector penyakit

menular, selain itu lindi yang berasal dari bahan organic yang terdekomposisi

akan masuk ke dalam tanah dan system saluran air sehingga berpotensi

menimbulkan pencemaran tanah dan air. (Wahab, 2011)

Page 34: SKRIPSI HUBUNGAN PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/302/1/SKRIPSI ARIEF... · 2. Avicena Sakufa Marsanti, S.KM., M.Kes selaku Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat

17

Beberapa permasalahan yang berkaitan dengan keberadaan sampah, di

antaranya (Damanhuri, 2010):

a. Sampah yang terdiri atas berbagai bahan organik atau anorganik apabila

telah tercampur maka mempengaruhi proses pembusukkan dan merupakan

sarang atau tempat berkumpulnya berbagai binatang yang dapat menjadi

vector penyakit, seperti lalat, tikus, kecoa, kucing, anjing liar, dan

sebagainya. Juga merupakan sumber dari berbagai organisme patogen,

sehingga akumulasi sampah merupakan sumber penyakit yang akan

membahayakan kesehatan masyarakat, terutama yang bertempat tinggal

dekat dengan lokasi pembuangan sampah.

b. Masalah estetika (keindahan) dan kenyamanan yang merupakan gangguan

bagi pandangan mata. Adanya sampah yang beserakan dan kotor, atau

adanya tumpukan sampah terbengkalai adalah pemandangan yang tidak

disukai oleh sebagian besar masyarakat.

a) Sampah yang berbentuk debu atau bahan membusuk dapat

mencemari udara. Bau yang timbul akibat adanya dekomposisi

materi organik dan debu yang berterbangan akan menggangu

saluran pernafasan serta penyakit lainnya.

b) Tumbuhan lindi (leachare), sebagai efek dekomposisi biologis dan

sampah memiliki potensi yang besar dalam mencemari badan air

sekelilingnya, terutama air tanah di bawahnya. Pencemaran air

tanah oleh lindi merupakan masalah terberat yang mungkin

dihadapi dalam pengelolaan sampah.

Page 35: SKRIPSI HUBUNGAN PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/302/1/SKRIPSI ARIEF... · 2. Avicena Sakufa Marsanti, S.KM., M.Kes selaku Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat

18

c) Sampah yang kering akan mudah beterbangan dan mudah terbakar.

Misalnya tumpukan sampah kertas kering akan mudah terbakar

hanya karena putung rokok yang masih membara. Kondisi ini akan

menimbulkan bahaya kebakaran.

d) Sampah yang dibuang sembarangan dapat menyumbat saluran-

saluran air buangan dan drainase. Kondisi seperti ini dapat

menimbulkan bahaya banjir akibat terhambatnya pengaliran air

buangan dan air hujan.

2.5 Pengelolaan Sampah Rumah Tangga

Menurut Najmulmunir (2000) pengelolaan sampah adalah perlakuan atau

tindakan yang dilakukan terhadap sampah yang meliputi pengumpulan,

pengangkutan, penyimpangan dan pengolahan serta pemusnahan.

Pengelolaan sampah adalah perkakuaan terhadap sampah guna memperkecil

atau menghilangkan masalah-masalah yang berkaitan dengan lingkungan.

Sampah harus dikelola dengan baik, pengelolaan sampah dianggap baik

jika sampah tidak menjadi tempat berkembangbiaknya bibit penyakit serta

tidak menjadi media perantara penyebaran luas suatu penyakit (Azwar, 1996).

2.6 Pengelolaan Sampah

Menurut Fidiawati (2009) operasional pengelolaan sampah dilakukan

melalui beberapa tahap, yaitu:

Page 36: SKRIPSI HUBUNGAN PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/302/1/SKRIPSI ARIEF... · 2. Avicena Sakufa Marsanti, S.KM., M.Kes selaku Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat

19

1. Pemilahan

a. Pemilahan sampah adalah salah satu proses dalam pengolahan

sampah, yaitu memisahkan menjadi kelompok sampah tertentu.

Kelompok sampah ini biasanya berupa sampah organik dan anorganik

atau sampah basah dan sampah kering.

2. Pengumpulan

a. Pengumpulan sampah dari sumbernya dapat dilakukan secara

langsung dengan alat ukur (untuk sumber sampah besar atau daerah

yang memiliki kemiringan lahan cukup tinggi) atau tidak langsung

dengan menggunakan gerobak (untuk daerah yang tidak teratur).

b. Penyapuan jalan diperlakukan pada daerah pusat kota seperti ruas

jalan protokol, pusat perdagangan, taman kota dan lain-lain.

3. Pemindahan

a. Pemindahan sampah dari alat pengumpul (gerobak) ke alat angkut

(truk) dilakukan di transfer depo atau container untuk meningkatkan

efisiensi pengangkutan.

b. Lokasi pemindahan harus dekat dengan daerah pelayanan atau radius

± 500 m.

4. Pengangkutan

a. Pengangkutan secara langsung setiap sumber harus dibatasi pada

daerah pelayanan yang tidak memungkinkan, cara operasi lainya

ataupada daerah pelayanan tertentu berdasarkan pertimbangan

Page 37: SKRIPSI HUBUNGAN PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/302/1/SKRIPSI ARIEF... · 2. Avicena Sakufa Marsanti, S.KM., M.Kes selaku Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat

20

keamanan maupun estetika dengan memperhitungkan besarnya biaya

operasional yang harus dibayar oleh pengguna jasa.

b. Penetapan rute pengangkutan sampah harus didasarkan pada hasil

survey time motion study untuk mendapatkan hasil yang efesien.

5. Pengelolaan

Pengelolaan sampah dimaksudkan untuk mengurangi volume

sampah yang harus dibuang ke TPA serta meningkatkan efisiensi

penyelenggaraan prasarana dan persampahan.

2.7 Sanitasi Tempat Penampungan Sampah Sementara (TPS)

Sanitasi adalah suatu usaha untuk mengawasi beberapa faktor lingkungan

fisik yang berpengaruh pada manusia, terutama terhadap hal-hal yang mampu

merusak perkembangan fisik, kesehatan, dan kelangsungan hidup yang dapat

menganggu taraf peningkatan derajat kesehatan masyarakat sehingga dapat

mencapai peningkatan derajat kesehatan yang optimal (Jannah, 2006).

Tempat penampungan sampah sementara (TPS) adalah tempat dimana

sampah dibuang dan dikumpulkan untuk sementara waktu sampai diangkut

ke tempat pembuangan akhir sampah.Sanitasi tempat penampungan sampah

sementara adalah suatu usaha untuk mengawasi dan mencegah kerugian

akibat dari pemanfaatan dan produk tempat penampungan sampah sementara

yang erat hubungannya dengan timbulnya atau menularnya penyakit.

Tempat penampungan sampah semantara dapat berupa:

Page 38: SKRIPSI HUBUNGAN PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/302/1/SKRIPSI ARIEF... · 2. Avicena Sakufa Marsanti, S.KM., M.Kes selaku Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat

21

a. Bak dari beton bertulang atau pasangan batu bata.

b. Kontainer (Hydraulic Container) untuk kemudian diangkut oleh truk

pembawa.

c. Tempat atau lokasi untuk memindahkan sampah dari gerobak langsung ke

alat angkut yang lebih besar (Depkes RI, 1987).

Bila tempat sampah penampungan sampah sementara tersebut berupa bak

atau kontainer, persyaratan sanitasi yang harus dipenuhi adalah:

a. Kontruksi bak, terbuat dari bahan yang kedap air, ada tutupnya, dan selalu

dalam keadaan ditutup karena bak yang terbuka dapat mengundang lalat

oleh karena baunya dan sampah yang merupakan makanan bagi lalat.

b. Volume bak atau kontainer mampu menampung sampah dari pemakai

yang dilayaninya untuk waktu 3 hari.

c. Tidak berbau dari perumahan terdekat.

d. Tidak ada sampah berserakan di sekitar bak atau kontainer.

e. Sampah di bak pengumpulan sementara tidak boleh melebihi 3 hari untuk

kemudian diangkut ke tempat pembuangan akhir.

f. Tidak terletak di daerah banjir.

g. Terdapat tulisan anjuran untuk membuang sampah pada tempatnya.

h. Jarak dari rumah yang dilayani, terdekat 10 meter dan terjauh 500 meter.

i. Penempatannya terletak pada daerah yang mudah dijangkau oleh

kendaraan pengangkut sampah (Depkes RI, 1987).

Page 39: SKRIPSI HUBUNGAN PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/302/1/SKRIPSI ARIEF... · 2. Avicena Sakufa Marsanti, S.KM., M.Kes selaku Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat

22

Timbulan sampah menurut SNI 19-2454 tahun 2002 adalah banyaknya

sampah yang timbul dari masyarakat dalam satuan volume maupun berat

per kapita per hari, atau perluas bangunan atau perpanjang jalan.

Faktor – faktor yang mempengaruhi timbulan sampah adalah :

a. Jumlah penduduk, artinya jumlah penduduk meningkat maka

timbulan sampah meningkat.

b. Keadaan sosial ekonomi, semakin tinggi keadaan sosial ekonomi

masyarakat maka semakin banyak timbulan sampah perkapita yang

dihasilkan.

c. Kemajuan teknologi, semakin maju teknologi akan menambah

sampah dari segi jumlah dan kualitas.

2.8 Pengaruh Pengelolaan Sampah Terhadap Masyarakat dan Lingkungan

Pengelolaan sampah mempunyai pengaruh terhadap masyarakat dan

lingkungan yaitu, sebagai berikut (Mukono, 2006):

A. Pengaruh positif

Pengelolaan sampah yang baik akan memberikan pengaruh yang positif,

sebagai berikut (Chandra, 2007):

a. Sampah dapat dimanfaatkan untuk menimbun lahan semacam

rawa-rawa dan dataran rendah.

b. Sampah dapat dimanfaatkan untuk pupuk.

Page 40: SKRIPSI HUBUNGAN PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/302/1/SKRIPSI ARIEF... · 2. Avicena Sakufa Marsanti, S.KM., M.Kes selaku Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat

23

c. Sampah dapat diberikan untuk makanan ternak setelah menjalani

proses pengelolaan yang telah ditentukan lebih dahulu untuk

mencegah pengaruh buruk sampah terhadap ternak.

d. Pengelolaan sampah menyebakan berkurangnya tempat untuk

berkembang biak serangga atau pengerat.

e. Menurunkan insidensi kasus penyakit menular yang erat

hubungannya dengan sampah.

B. Pengaruh negative

Pengelolaan sampah yang kurang baik dapat memberikan pengaruh

negative bagi kesehatan, lingkungan, maupun bagi kehidupan social

masyarakat, sebagai berikut:

1) Pengaruh terhadap kesehatan

Sampah dapat menjadi tempat tinggal bagi vector penyakit seperti

lalat yang dapat menyebabkan kejadian diare. Insidensi penyakit

demam berdarah dengue akan meningkat karena vector penyakit

hidup berkembang biak dalam sampah kaleng ataupun ban bekas

yang berisi air hujan.

2) Pengaruh terhadap lingkungan

a. Estetika lingkungan

b. Penurunan kualitas udara

c. Pembuangan sampah ke badan air akan menyebabkan

pencemaran air.

Page 41: SKRIPSI HUBUNGAN PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/302/1/SKRIPSI ARIEF... · 2. Avicena Sakufa Marsanti, S.KM., M.Kes selaku Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat

24

3) Pengaruh terhadap sosial masyarakat

a. Pengelolaan sampah yang kurang baik mencerminkan sosial

budaya masyarakat setempat.

b. Keadaan lingkungan yang kurang baik atau jorok akan

menurunkan minat dan hasrat orang lain (turis) untuk

berkunjung ke daerah tesebut.

2.9 Pengertian Lalat

Lalat adalah insekta yang lebih banyak bergerak menggunakan sayap

(terbang) yang berbentuk membran. Hanya sesekali bergerak menggunakan

kakinya. Oleh karenanya daerah jajahan lalat cukup luas. Pada saat ini telah

ditemukan tidak kurang dari 60.000-100.000 spesies (Maryantuti, 2007)

Lalat mempunyai tingkat perkembangan telur, larva (belatung), pupa dan

dewasa. Pertumbuhan dari telur sampai dewasa memerlukan waktu 10-12

hari. Larva akan berubah menjadi pupa setelah 4-7 hari, larva yang telah

matang akan mencari tempat yang kering untuk berkembang menjadi pupa.

Pupa akan berubah menjadi lalat dewasa tiga hari kemudian. Lalat dewasa

muda sudah siap kawin dalam waktu beberapa jam setelah keluar dari pupa.

Setiap ekor lalat betina mampu menghasilkan sampai 2.000 butir telur

selama hidupnya. Setiap kali bertelur lalat meletakkan telur secara

berkelompok, setiap kelompoknya mengandung 75-100 telur. Umur lalat di

alam diperkirakan sekitar dua minggu (Permenkes RI, 2017).

Page 42: SKRIPSI HUBUNGAN PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/302/1/SKRIPSI ARIEF... · 2. Avicena Sakufa Marsanti, S.KM., M.Kes selaku Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat

25

Gambar 2.1 Siklus Hidup Lalat

Sumber : Peraturan Menteri Kesehatan No. 50 Tahun 2017

Jenis lalat yang bergerak merugikan manusia diantaranya adalah lalat

rumah (Musca domestica)dan lalat hijau (Chrysomya megachepala). Lalat ini

tersebar secara cosmopolitan dan memiliki ketergantungan yang tinggi

dengan manusia karena zat-zat makanan yang dibutuhkan lalat seperti

glukosa atau sedikit protein bagi pertumbuhannya, sebagian besar ada pada

makanan manusia (Sitanggang, 2001).

2.10 Bionomik Lalat

1. Lalat suka hidup di tempat kotor, misalnya pada kotoran manusia,

kotoran hewan ataupun sampah terutama sampah yang mudah

membusuk.

2. Untuk berkembang biak lalat membutuhkan udara panas yang lembab

serta tersedianya bahan makanan yang cukup.

3. Lalat tertarik pada cahaya lampu.

4. Lalat dewasa sangat aktif pada siang sampai sore hari.

Page 43: SKRIPSI HUBUNGAN PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/302/1/SKRIPSI ARIEF... · 2. Avicena Sakufa Marsanti, S.KM., M.Kes selaku Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat

26

5. Lalat dapat terbang 100 m sampai 200 m.

6. Lalat tidak menyukai warna biru (Yudhastuti, 2011).

2.11 Gangguan Lalat pada Manusia

Apabila keberadaan lalat tidak dikendalikan maka akan menyebabkan

gangguan antara lain (Jannah, 2006):

1. Mengganggu ketenangan.

2. Menggigit.

3. Myasis menimbulkan penyakit pada manusia dengan jalan meletakkan

telur pada luka yang terbuka, kemudian larvanya hidup pada daging

manusia.

4. Menularkan penyakit secara biologis (penyakit tidur, leishmaniasis,

bartenololsis).

5. Penularan penyakit secara mekanis (ryphoid fever, paratyphoid fever,

desentri basiler, disentri amoeba, dan lain-lain).

2.12 Pengukuran Kepadatan Lalat

2.12.1 Cara mengukur kepadatan lalat dengan Fly Grill

Fly grill atau yang sering disebut blok grill oleh sebagian orang,

adalah suatau alat yang dipergunakan untuk mengukur kepadatan lalat di

suatu tempat. Alat ini digunakan di dunia kesehatan, khususnya kesehatan

lingkungan. Alat ini sering dipergunakan untuk mengukur kepadatan lalat

di tempat umum, misalnya pasar, tempat sampah umum, warung makan,

Page 44: SKRIPSI HUBUNGAN PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/302/1/SKRIPSI ARIEF... · 2. Avicena Sakufa Marsanti, S.KM., M.Kes selaku Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat

27

terminal, stasiun. Cara membuat fly grill sangat mudah dan tidak

diperlukan keahlian khusus untuk membuatnya, bahan untuk membuat fly

grill mudah untuk didapatkan, fly grill kuat dan mudah disimpan,

permukaan fly grill luas sehingga dapat menangkap lalat lebih banyak dan

dapat digunakan untuk jangka panjang. Fly grill dapat dibuat dari bilah-

bilah kayu yang lebarnya 2 cm dan tebalnya 1 cm dengan panjang masing-

masing 80 cm, sebanyak 16-26 buah, bilah-bilah yang sudah disipakan,

dibentuk berjajar dengan jarak 1-2 cm pada.

Gambar 2.2 Fly Grill

Sumber : Departemen Kesehatan RI, 1992

Fly grill diletakkan pada titik yang akan diukur dan jumlah lalat

yang hinggap di hitung selama 30 detik, tiap titik diadakan 10 kali

perhitungan, kemudian diambil 5 angka perhitungan tertinggi dan dibuat

rata-rata (Depkes RI, 1992). Angka ini merupakan indek populasi lalat

pada satu titik perhitungan. Pengukuran terhadapa populasi lalat dewasa

lebih tepat dan bias diandalkan daripada pengukuran populasi larva lalat.

Sebagai interpretasi hasil pengukuran populasi lalat juga berguna untuk

menentukan tindakan pengendalian yang akan dilakukan. Indek populasi

lalat terbagi menjadi:

Page 45: SKRIPSI HUBUNGAN PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/302/1/SKRIPSI ARIEF... · 2. Avicena Sakufa Marsanti, S.KM., M.Kes selaku Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat

28

a. ≤5 ekor : tidak tinggi, tidak menjadi masalah.

b. >5 ekor : tinggi, populasi padat dan perlu perencanaan terhadap

tempat-tempat berbiaknya lalat dan bila mungkin

direncanakan upaya pengendalian (Depkes RI, 1992).

2.12.2 Cara mengukur kepadatan lalat dengan Fly Trap

Flay trap adalah suatu alat yang dipergunakan untuk menangkap

lalat dalam jumlah yang cukup besar-besar atau padat. Tempat yang

menarik lalat untuk berkembangbiak dan mecari makan adalah perangkap

yang gelap, bila lalat mencoba makan dan terbang akan tertangkap dalam

perangkap yang diletakkan di mulut fly trap yang terbuka itu. Sebuah

model perangkap akan terdiri dari kawat kasa sebagai penutup dan

beralaskan kayu untuk meletakkan umpan, tutup kayu dengan celah kecil

dan sangkar di atas penutup. Celah berdiameter 2 cm antara penutup yang

berbentuk kerucut dengan puncak terbuka. Hal tersebut untuk memberikan

kelonggaran kepada lalat untuk bergerak menuju penutup. Perangkap

harus ditempatkan diudara terbuka di bawah sinar cerah matahari, jauh

dari keteduhan pepohonan. Indek populasi lalat terbagi menjadi:

Page 46: SKRIPSI HUBUNGAN PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/302/1/SKRIPSI ARIEF... · 2. Avicena Sakufa Marsanti, S.KM., M.Kes selaku Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat

29

a. ≤5 ekor : tidak tinggi, tidak menjadi masalah.

b. >5 ekor : tinggi, populasi padat dan perlu perencanaan

terhadap tempat-tempat

berbiaknya lalat dan bila mungkin

direncanakan upaya pengendalian (Depkes RI,

1992).

2.13Tindakan Pemberantasan Lalat

2.13.1 Pemberantasan terhadap larva lalat

Pemberantasan terhadap larva lalat dapat dilakukan dengan cara

sebagai berikut:

1. Perbaikan lingkungan untukmengurangi tempat-tempat potensial

sebagai tempat perindukan (Jannah, 2006).

a. Sampah terutama sampah dapur di tamping pada tempat sampah

yang baik dan tertutup dan dalam waktu maksimum 3 hari harus

sudah dibuang.

b. Pengangkutan dan pembuangan sampah dilakukan setiap hari

dengan cara yang baik.

c. Tempat pengumpulan sampah diberi alas yang kedap air misalnya

dengan besi plat, seng, dan lain-lain.

d. Untuk tempat buang kotoran, gunakan kakus (WC) yang slalu

dalam keadaan bersih.

Page 47: SKRIPSI HUBUNGAN PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/302/1/SKRIPSI ARIEF... · 2. Avicena Sakufa Marsanti, S.KM., M.Kes selaku Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat

30

e. Kotoran ternak harus dijauhkan dari tempat tinggal manusia, dan

kotoran dibalik-balik 3 hari sekali.

2. Penggunaan racun serangga sebagai larvasida

Penggunaan bahan-bahan kimia atau racun serangga disamping

membunuh larva lalat juga dapat membunuh musuh-musuh alami dari

larva lalat tesebut.Penyemprotan dengan larutan atau emulsi larvasida

ditunjukkan pada sampah-sampah organic atau kotoran-kotoran

manusia atau binatang sedemikian rupa hingga membasahi seluruh

bahan atau media (0.8-5.6 L per 100 m ). Diazinon akan memberikan

daya residu 1-2 minggu, sedang yang lain daya residunya kurang

lama, sehingga dengan demikian penyemprotan harus diulang 1-2

minggu. Alat penyemprotan yang dipergunakan spary can atau mist

blower.

3. Pemberantasan lalat dewasa

1. Penyemprotan residu insektisida

Penyemprotan dilakukan terhadap permukaan yang menjadi

tempat hinggap, tempat makan atau tempat istirahat lalat,

terutama pada tempat-tempat hinggap pada malam hari, sehingga

kemungkinan kontak antara lalat dengan insektisida cukup lama.

Insektisida yang digunakan dapat dari golongan

organophosphateyang memiliki daya residu 2-4 minggu, sehingga

dengan demikian harus diulang 2-4 minggu sekali. Alat

penyemprot yang dgunakan adalah spray can dan mist blower.

Page 48: SKRIPSI HUBUNGAN PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/302/1/SKRIPSI ARIEF... · 2. Avicena Sakufa Marsanti, S.KM., M.Kes selaku Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat

31

2. Untuk pemakaian di dalam ruangan dapat dipergunakan kertas

atau tali-tali yang telah diberi lapisan insektisida yang

digantungkan pada langit-langit tau dinding dimana banyak

terdapat lalat. Inssektisida yang digunakan dapat dari golongan

organophasphate, atara lain Diazinon, fenitrotion, dan lain-lain.

Hasilnya memuaskan bila ditempatkan pada suhu ruangan yang

suhunya tidak terlalu tinggi (dibawah 32ºC) dan kelembaban

udara lebih dari 50%.

Pemakaian tali ±1 muntuk setiap 1m²luas lantai.

3. Umpan (paison bait)

Umpan yang digunakan harum memberikan bau yang menarik

bagi lalat. Bahan-bahan yang digunakan sebagai umpan dapat

berupa tepung jagung, air yang dicampur gula, dan lain-lain.

Intsektisida yang dapat dipakai : Diazinon, Dichlorvos,

Malathion, dan lain-lain. Insektisida tersebut dicampurkan dengan

umpan, baik umpan basah maupun umpan kering. Umpan kering

dapat dicampur dengan insektisida sebanyak 1-2% sedangkan

umpan basah dapat dicampurkan dengan insektisida sebanyak

0.1% dan diletakkan pada tempat-tempatyang banyak lalatnya.

Page 49: SKRIPSI HUBUNGAN PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/302/1/SKRIPSI ARIEF... · 2. Avicena Sakufa Marsanti, S.KM., M.Kes selaku Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat

32

4. Tindakan mekanis

Yakni dengan perangkap, memakai pemukul, dan lain sebagainya

.Ini hanya merupakan tindakan pelengkap, tidak dapat

memberikan hasil yang besar.

5. Tindakan perlindungan (screening)

Tindakan ini tidak mengurangi jumlah lalat, namun sangat

penting untuk mencegah hinggapnya lalat pada makanan atau

minuman.

6. Secara biologis, seperi cicak dan berbagai jenis reptile yang

menjadikan lalat sebagai mangsanya.

7. Secara cultural yakni dengan menanamkan kebiasaan hidup brsih

dan rapi, sehingga tempat tinggal tidak dijadikan sarang

berkembang biaknya lalat (Azwar, 1995).

2.14 Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan untuk Vektor Lalat

Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan untuk vektor dan binatang

pembawa penyakit terdiri dari jenis, kepadatan, dan habitat

perkembangbiakan. Jenis dalam hal ini adalah nama/genus/spesies vektor

dan binatang pembawa penyakit. Kepadatan dalam hal ini adalah angka

yang menunjukkan jumlah vektor dan binatang pembawa penyakit dalam

satuan tertentu sesuai dengan jenisnya, baik periode pradewasa maupun

periode dewasa. Habitat perkembangbiakan adalah tempat berkembangnya

periode pradewasa vektor dan binatang pembawa penyakit. Untuk vektor

Page 50: SKRIPSI HUBUNGAN PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/302/1/SKRIPSI ARIEF... · 2. Avicena Sakufa Marsanti, S.KM., M.Kes selaku Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat

33

lalat nilai baku mutunya adalah < 2 untuk mewujudkan lingkungan yang

sehat (Permenkes RI, 2017).

Page 51: SKRIPSI HUBUNGAN PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/302/1/SKRIPSI ARIEF... · 2. Avicena Sakufa Marsanti, S.KM., M.Kes selaku Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat

34

2.15 Kerangka Teori

Sampah Kepadatan

lalat di TPS

Jenis sampah Pengelolaan

sampah

Pemilahan

Sampah Anorganik

Sampah Organik

Pengumpulan

an

Pewadahan

Pengelolaan

Pengangkutan

Pemindahan

Gambar 2.3 Kerangka Teori

Sumber : Notoadmodjo, 2012

Angka timbulan

sampah

Page 52: SKRIPSI HUBUNGAN PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/302/1/SKRIPSI ARIEF... · 2. Avicena Sakufa Marsanti, S.KM., M.Kes selaku Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat

35

BAB 3

KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESA PENELITIAN

3.1 Kerangka Konseptual

Kerangka konsep adalah suatu uraian dan visualisasi konsep-konsep serta

variabel- variabel yang akan diteliti (Notoatmodjo, 2012). Kerangka konsep

dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

Gambar 3.1 Kerangka Konseptual

3.2 Hipotesis Penelitian

Menurut Notoatmodjo (2012) hipotesis adalah jawaban sementara dari

suatu penelitian. Hipotesis adalah permyataan dugaan tentang hubungan

anatara dua variabel atau lebih. Berdasarkan permasalahan, kajian pustaka,

dan kerangka konseptual, maka dalam penelitian ini dapat dirumuskan

hipotesis alternatif sebagai berikut :

Variabel Independen

Kepadatan Lalat di

Tempat Penampungan

Sementara Kota

Madiun

Pemilahan sampah

Pengumpulan sampah

Pengangkutan sampah

Variabel Dependen

Page 53: SKRIPSI HUBUNGAN PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/302/1/SKRIPSI ARIEF... · 2. Avicena Sakufa Marsanti, S.KM., M.Kes selaku Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat

36

1. Ha : ada hubungan antara pemilahan sampah dengan kepadatan lalat di

Tempat Penampungan Sementara Kota Madiun.

2. Ha : ada hubungan pengumpulan sampah dengan kepadatan lalat di

Tempat Penampungan Sementara Kota Madiun.

3. Ha : ada hubungan antara pengangkutan sampah dengan kepadatan

lalat di Tempat Penampungan Sementara Kota Madiun.

Page 54: SKRIPSI HUBUNGAN PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/302/1/SKRIPSI ARIEF... · 2. Avicena Sakufa Marsanti, S.KM., M.Kes selaku Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat

37

BAB 4

METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian survei analitik. Menurut

Notoatmodjo (2012) survei analitik adalah penelitian yang mencoba menggali

bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan itu terjadi. Desain penelitian

yang akan digunakan adalah metode cross sectional. Desain peneliti cross

sectional (potong lintang) adalah mencakup semua jenis penelitian yang

pengukuran variabel-variabelnya dilakukan hanya satu kali atau pada saat

itu.Pada penelitian ini peneliti ingin mengetahui hubungan antara pemilahan

sampah, pengumpulan sampah, pengangkutan sampah dengan kepadatan lalat

di Tempat Penampungan Sementara Kota Madiun.

4.2 Populasi dan Sampel

4.2.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan jumlah yang terdiri atas obyek atau subyek

yang mempunyai karakteristik dan kualitas tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk diteliti dan kemudian ditarik kesimpulannya (Wiratna, 2012).

Populasi dalam penelitian ini adalah di Tempat Penampungan Sementara

Kota Madiun yang berjumlah 39 TPS (TPA Winongo Kota Madiun).

Page 55: SKRIPSI HUBUNGAN PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/302/1/SKRIPSI ARIEF... · 2. Avicena Sakufa Marsanti, S.KM., M.Kes selaku Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat

38

4.2.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari sejumlah karakteristik yang dimiliki oleh

populasi yang digunakan untuk penelitian (Wiratna, 2012). Dalam

penelitian ini sampel adalah seluruh Tempat Penampungan Sementara Kota

Madiun yang berjumlah 39 TPS.

4.2.3 Teknik Sampling

Sampling adalah suatu cara yang ditempuh dengan pengambilan sampel

yang benar-benar sesuai dengan keseluruhan obyek penelitian (Nursalam,

2008). Teknik sampling dalam penelitian ini adalah non probabiliy

sampling dengan jenis total sampling yaitu seluruh populasi diambil untuk

dijadikan sebagai sampel (Nursalam, 2008). Alasan mengambil total

sampling adalah karena jumlah populasi yang kurang dari 100, maka

seluruh populasi dijadikan sampel penelitian (Sugiyono, 2011).

4.3 Kerangka Kerja Penelitian

Kerangka kerja merupakan penahapan dalam suatu penelitian pada

kerangka kerja disajikan alur penelitian terutama variabel yang akan

digunakan dalam penelitian (Nursalam, 2010). Berikut disampaikan kerangka

kerja dari penelitian ini, mulai dari awal hingga penarikan kesimpulan.

Page 56: SKRIPSI HUBUNGAN PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/302/1/SKRIPSI ARIEF... · 2. Avicena Sakufa Marsanti, S.KM., M.Kes selaku Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat

39

Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah Tempat Penampungan

Sementara Kota Madiun yang berjumlah 39 TPS

Populasi

Seluruh Tempat Penampungan Sementara Kota Madiun yang

berjumlah 39 TPS

Pengumpulan Data

Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan observasi

Jenis dan Desain Penelitian

Jenis penelitian survei analitik dengan desain cross sectional

Pengolahan Data

Editing, coding, entry, cleaning, tabulating, dan analisis data dengan

SPSS uji chi square

Hasil dan Kesimpulan

Gambar 4.1 Kerangka Kerja Penelitian

Page 57: SKRIPSI HUBUNGAN PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/302/1/SKRIPSI ARIEF... · 2. Avicena Sakufa Marsanti, S.KM., M.Kes selaku Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat

40

4.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

4.4.1 Variabel Penelitian

Variabel penelitian mengandung pengertian ukuran atau ciri-ciri

yang dimiliki oleh anggota-anggota suatu kelompok yang berbeda dengan

yang dimiliki oleh kelompok lain (Notoatmodjo, 2012). Variabel yang

digunakan dalam penelitian ini ada dua yaitu variabel bebas dan variabel

terikat.

1. Variabel Bebas (Independent Variable)

Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi

atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel

dependen (Wiratna, 2012).Variabel bebas dalam penelitian ini

adalah pemilahan sampah, pengumpulan sampah, pengangkutan

sampah.

2. Variabel Terikat (Dependent Variable)

Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau

akibat, karena adanya variabel bebas (Wiratna, 2012).Dalam

penelitian ini variabel terikat adalah kepadatan lalat di Tempat

Penampungan Sementara Kota Madiun.

Page 58: SKRIPSI HUBUNGAN PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/302/1/SKRIPSI ARIEF... · 2. Avicena Sakufa Marsanti, S.KM., M.Kes selaku Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat

41

4.4.2 Definisi Operasional

Definisi operasional adalah uraian tentang batasan variabel yang

dimaksud, atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan

(Notoatmodjo, 2012).

Page 59: SKRIPSI HUBUNGAN PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/302/1/SKRIPSI ARIEF... · 2. Avicena Sakufa Marsanti, S.KM., M.Kes selaku Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat

42

Variabel Definisi Operasional Parameter Alat Ukur Skala

Data

Skor

Variabel Bebas

Pemilahan

Sampah

Pemilahan sampah adalah salah

satu proses dalam pengolahan

sampah, yaitu memisahkan

menjadi kelompok sampah

tertentu. Kelompok sampah ini

biasanya berupa sampah organik

dan anorganik atau sampah basah

dan sampah kering.

(Permen Pekerjaan Umum RI, 2013)

1. Pemilahan sampah dikatakan buruk jika,

tidak melakukan pemilahan sampah

organik seperti sampah yang berasal dari

tumbuhan, sampah makanan dan

serasah, tidak melakukan pemilahan

sampah anorganik seperti kertas kardus,

botol minuman, kaleng.

2. Pemilahan sampah dikatakan baik jika,

melakukan pemilahan sampah organik

seperti sampah yang berasal dari

tumbuhan, sampah makanan dan

serasah, melakukan pemilahan sampah

anorganik seperti kertas kardus, botol

minuman, kaleng.

Kuesioner Nominal 1= buruk

2= baik

Tabel 4.2 Definisi Operasional Variabel Hubungan Pengelolaan Sampah dengan Tingkat Kepadatan Lalat di TPS

Page 60: SKRIPSI HUBUNGAN PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/302/1/SKRIPSI ARIEF... · 2. Avicena Sakufa Marsanti, S.KM., M.Kes selaku Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat

43

Variabel Definisi Operasional Parameter Alat Ukur Skala

Data

Skor

Pengumpulan

Sampah

Pengumpulan sampah tidak boleh

dicampur kembali setelah

dilakukan pemilahan dan

pewadahan.

(Permen Pekerjaan Umum RI, 2013)

1. Pengumpulan sampah dikatakan buruk

jika, pengaturan jadwal pengumpul tidak

sesuai dengan jenis sampah terpilah dan

sumber sampah, tidak adanya penyediaan

sarana pengumpul sampah terpilah.

2. Pengumpulan sampah dikatakan baik

jika, pengaturan jadwal pengumpul

sesuai dengan jenis sampah terpilah dan

sumber sampah, adanya penyediaan

sarana pengumpul sampah terpilah.

Kuesioner

Nominal 1= buruk

2= baik

Pengangkutan

Sampah

Pengangkutan sampah adalah

membawa sampah dari lokasi

pemindahan atau dari sumber

sampah secara langsung menuju

TPA.

(Permen Pekerjaan Umum RI, 2013)

1. Pengangkutan sampah dikatakan buruk

jika, kapasitas kendaraan angkut yang

digunakan tidak maksimal, rute

Kuesioner Nominal 1= buruk

2= baik

Lanjutan tabel 4.2 Definisi Operasional Variabel Hubungan Pengelolaan Sampah dengan Tingkat Kepadatan Lalat di TPS

Page 61: SKRIPSI HUBUNGAN PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/302/1/SKRIPSI ARIEF... · 2. Avicena Sakufa Marsanti, S.KM., M.Kes selaku Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat

44

pengangkutan sependek mungkin dan

dengan hambatan sekecil mungkin,

frekuensi pengangkutan dari TPS ke

TPA tidak sesuai dengan jumlah sampah

yang ada.

2. Pengangkutan sampah dikatakan baik

jika, kapasitas kendaraan angkut yang

digunakan maksimal, rute pengangkutan

sependek mungkin dan dengan hambatan

sekecil mungkin, frekuensi

pengangkutan dari TPS ke TPA

dilakukan sesuai dengan jumlah sampah

yang ada.

Variabel Terikat

Kepadatan

Lalat

Kepadatan lalat merupakan

parameter keberhasilan dalam

pengelolaan sampah, kepadatan

lalat yang tinggi pada TPS

menandakan bahwa pengelolaan

tidak berhasil.

(Depkes RI, 1992)

1. >5 : tinggi, populasi padat dan perlu

perencanaan terhadap tempat-tempat

berbiaknya lalat dan bila mungkin

direncanakan upaya pengendalian.

2. ≤5 : tidak tinggi, tidak menjadi

masalah.

Lembar

observasi

(Fly Grill)

Nominal

1. >5 : tinggi

2. ≤5 :tidak

tinggi

Lanjutan tabel 4.2 Definisi Operasional Variabel Hubungan Pengelolaan Sampah dengan Tingkat Kepadatan Lalat di TPS

Page 62: SKRIPSI HUBUNGAN PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/302/1/SKRIPSI ARIEF... · 2. Avicena Sakufa Marsanti, S.KM., M.Kes selaku Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat

45

4.5 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat-alat yang digunakan untuk

mengumpulkan data. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah

kuesioner.

4.5.1 Kuesioner

Kuisioner merupakan suatu daftar tertulis yang memuat pertanyaan-

pertanyaan peneliti mengenai suatu hal tertentu untuk mengumpulkan data-

data melalui proses wawancara (Sugiyono, 2008). Jenis kuesioner yaitu:

1. Kuesioner Tertutup

Kuesioner tertutup merupakan daftara pertanyaan yang memiliki

alternatif jawabannya sudah disiapkan oleh peneliti.

2. Kuesioner Terbuka

Kuesioner terbuka merupakan daftar pertanyaan yang memberi

kesempatan pada responden untuk menuliskan pendapat mengenai

pertanyaan yang diberikan oleh peneliti.

4.5.2 Observasi (Pengamatan)

Pengamatan merupakan hasil perbuatan jiwa secara aktif dan penuh

perhatian untuk menyadari adanya rangsangan (Saryono, 2011). Alat yang

digunakan dalam melakukan observasi :

1. Check list : daftar pengecek, berisi subjek dan identitas dari sasaran

pengamatan

Page 63: SKRIPSI HUBUNGAN PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/302/1/SKRIPSI ARIEF... · 2. Avicena Sakufa Marsanti, S.KM., M.Kes selaku Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat

46

4.5.3 Pengukuran Kepadatan Lalat

Jumlah lalat yang hinggap dalam waktu 30 detik dihitung, pada setiap

lokasi sedikitnya sepuluh kali perhitungan (10 x 30 detik) dan lima

perhitungan yang tertinggi dibuat rata-rata. Angka rata-rata merupakan

oetunjuk indeks populasi lalat dalam satu lokasi tertentu. Alat yang

digunakan untuk mengukur kepadatan lalat adalah fly grill.

Gambar 4.3 Fly Grill

Sumber :Departemen Kesehatan, 1992

Kategori hasil pengukuran pada setiap lokasi atau block grill yaitu (Depkes,

1992) :

1. ≤5 : tidak tinggi, tidak menjadi masalah (Depkes, 1992).

2. >5 : tinggi, populasi padat dan perlu perencanaan terhadap

tempat-tempat berbiaknya lalat dan bila mungkin

direncanakan upaya pengendalian (Depkes, 1992).

4.6 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas

4.6.1 Uji Validitas

Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-

benar mengukur apa yang diukur. Untuk mengetahui apakah kuesioner yang

sudah dibuat peneliti tersebut mampu mengukur apa yang hendak peneliti

Page 64: SKRIPSI HUBUNGAN PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/302/1/SKRIPSI ARIEF... · 2. Avicena Sakufa Marsanti, S.KM., M.Kes selaku Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat

47

ukur, maka perlu diuji dengan uji korelasi antara nilai tiap-tiap pertanyaan

dengan skors total kuesioner tersebut (Notoatmodjo, 2012).

Dari hasil analisis di dapat nilai skor total. Nilai ini kemudian kita

bandingkan dengan dengan nilai R tabel. R tabel dicari pada signifikan 5%

dengan n(jumlah responden validitas)=15 (df(derajat kebebasan)=15-2=13),

maka di dapat R tabel sebesar 0,441. Penentuan kevalidan suatu instrumen

diukur dengan membandingkan r-hitung dengan r-tabel. Adapun penentuan

disajikan sebagai berikut:

r-hitung > r-tabel atau nilai sig r < 0,05 : Valid

r-hitung > r-tabel atau nilai sig r < 0,05 : Tidak Valid

Jika ada butir yang tidak valid, maka butir yang tidak valid tersebut

dikeluarkan, dan proses analisis diulang untuk butir yang valid saja.

Adapun hasil uji validitas kuesioner adalah sebagai berikut:

Tabel 4.3 Hasil Uji Validitas Kuesioner Hubungan Pengelolaan Sampah

dengan Tingkat Kepadatan Lalat di TPS

No Butir R hitung Keterangan Interpretasi

1 0,556 ≥0,441 Valid

2 0,749 ≥0,441 Valid

3 0,591 ≥0,441 Valid

4 0,488 ≥0,441 Valid

5 0,781 ≥0,441 Valid

6 0,745 ≥0,441 Valid

7 0,713 ≥0,441 Valid

8 0,642 ≥0,441 Valid

Page 65: SKRIPSI HUBUNGAN PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/302/1/SKRIPSI ARIEF... · 2. Avicena Sakufa Marsanti, S.KM., M.Kes selaku Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat

48

Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa hasil uji validitas

kuesioner Hubungan Pengelolaan Sampah dengan Tingkat Kepadatan Lalat

di TPS adalah valid, karena nilai r hitung > r tabel.

4.6.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat

ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini berarti menunjukkan

sejauh mana hasil pengukuran alat ukur tersebut tetap konsisten bila

dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama,

dengan menggunakan alat ukur yang sama (Notoatmodjo, 2012).

Uji reliabilitas dapat dilihat dari nilai Cronbach’s Alpha dengan taraf

signifikan 5%. Kuesioner dikatakan reliabel jika nilai Cronbach’s Alpha >

0,60. Adapun hasil uji reliabilitas kuesioner Hubungan Pengelolaan Sampah

dengan Tingkat Kepadatan Lalat di TPS menunjukkan nilai Cronbach’s

Alpha 0,761 > 0,60 hal ini berarti reliabel.

4.7 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Tempat Penampungan Sementara Kota

Madiun dan untuk pelaksanaan pengambilan data di TPS dilakukan pada

tanggal 6 Agustus 2018, untuk mengetahui jalannya pelaksanaan penelitian

dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Page 66: SKRIPSI HUBUNGAN PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/302/1/SKRIPSI ARIEF... · 2. Avicena Sakufa Marsanti, S.KM., M.Kes selaku Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat

49

Tabel 4.4 Realisasi Kegiatan

No Kegiatan Waktu

1 Pengajuan judul 25 Maret 2018

2 Penyusunan dan konsultasi

proposal skripsi

28 Maret 2018 – 10 Juli 2018

3 Seminar proposal skripsi

18 Juli 2018

4 Revisi ujian seminar proposal

skripsi

24 Juli 2018

5 Pengambilan dan Pengolahan

data penelitian

6 Agustus 2018 – 28 Agustus 2018

6 Penyusunan dan konsultasi

skripsi

31 Agustus 2018 – 4 September 2018

7 Sidang skripsi 5 September 2018

8 Revisi skripsi 6 September 2018 – 12 September 2018

4.8 Prosedur Pengumpulan Data

4.8.1 Pengumpulan Data

1. Sumber Data

a. Data Primer

Data primer diperoleh langsung dari subjek penelitian dengan

menggunakan alat ukur atau alat pengambil data, langsung pada

subjek sebagai sumber informasi yang dicari. Data primer

diperoleh langsung dari hasil survei pendahuluan dan observasi

oleh peneliti secara langsung di Tempat Penampungan Sementara

Kota Madiun.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh lewat pihak lain,

tidak langsung diperoleh peniliti dari subjek penelitiannya.

Biasanya berupa data dokumentasi atau data laporan yang telah

Page 67: SKRIPSI HUBUNGAN PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/302/1/SKRIPSI ARIEF... · 2. Avicena Sakufa Marsanti, S.KM., M.Kes selaku Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat

50

tersedia. Data diperoleh dari TPA Kota Madiun yaitu 39 TPS Kota

di Madiun.

2. Cara Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara menggunakan

kuesioner dan observasi dengan menggunakan lembar cek list,

pengukuran oleh peneliti secara langsung mengenai pengukuran

kepadatan lalat.

4.8.2 Pengolahan Data

Kegiatan dalam proses pengolahan data meliputi editing, coding,

entry, cleaning, dan tabulating (Notoadmodjo, 2012).

1. Editing, yaitu memeriksa kelengkapan, kejelasan makna jawaban,

konsistensi maupun kesalahan antar jawaban pada kuesioner.

2. Coding, yaitu memberikan kode-kode untuk memudahkan proses

pengolahan data.

Page 68: SKRIPSI HUBUNGAN PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/302/1/SKRIPSI ARIEF... · 2. Avicena Sakufa Marsanti, S.KM., M.Kes selaku Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat

51

No Variabel Coding Data

1 Pemilahan Sampah 1= buruk

2= baik

(Permen Pekerjaan Umum RI, 2013)

2 Pengumpulan Sampah 1= buruk

2= baik

(Permen Pekerjaan Umum RI, 2013)

3 Pengangkutan Sampah 1= buruk

2= baik

(Permen Pekerjaan Umum RI, 2013)

4 Kepadatan Lalat 1= tinggi

2= tidak tinggi

(Depkes RI, 1992)

3. Entry, memasukkan data untuk diolah menggunakan computer.

4. Cleaning, mengecek kembali data yang sudah dimasukkan untuk

melihat kemungkinan-kemungkinan adanya kesalahan-kesalahan kode,

kelengkapan, dan sebagainya kemudian dilakukan pembetulan atau

koreksi.

5. Tabulating, yang mengelompokkan data sesuai variabel yang akan

diteliti guna memudahkan analisis data.

4.9 Analisis Data

4.9.1 Analisis Univariat

Penelitian analisis univariat adalah analisis yang dilakukan

menganalisis tiap variabel yang dilakukan menganalisis tiap variabel dari

hasil penelitian (Notoadmodjo, 2005). Analisis univariat berfungsi untuk

Tabel 4.5 Coding Data Variabel Hubungan Pengelolaan Sampah dengan

Kepadatan Lalat di TPS

Page 69: SKRIPSI HUBUNGAN PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/302/1/SKRIPSI ARIEF... · 2. Avicena Sakufa Marsanti, S.KM., M.Kes selaku Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat

52

meringkas kumpulan data hasil pengukuran sedemikian rupa sehingga

kumpulan data tersebut berubah menjadi informasi yang berguna, dan

pengolahan datanya hanya satu variabel saja, sehingga dinamakan

univariat (Sujarweni, 2014). Analisis yang dilakukan pada penelitian ini

adalah menggambarkan masing-masing variabel, baik variabel bebas

berupa pemilahan sampah, pengumpulan sampah, pengangkutan sampah

dan variabel terikat berupa kepadatan lalat.

4.9.2 Analisis Bivariat

Penelitian analisis bivariat adalah analisis yang dilakukan lebih dari

dua variabel (Notoadmodjo, 2005). Analisis bivariat ini dilakukan dengan

menggunakan uji untuk mengetahui hubungan yang signifikan antar

masing-masing variabel bebas dengan variabel terikat.

Terdapat uji parametrik dan non parametrik pada analisis bivariat

(Saryono, 2013). Syarat uji chi square adalah :

a) Sampel dipilih secara acak

b) Semua pengamatan dilakukan dengan independen

c) Setiap sel paling sedikit berisi frekuensi harapan sebesar 1. Sel-sel

dengan frekuensi harapan kurang dari 5 tidak melebihi 20% dari total

sel.

Uji altrernatif dari uji chi-square adalah uji fisher exact untuk tabel

2x2 dengan ketentuan sampel kurang atau sama dengan 40 dan terdapat

sel yang nilai harapan (E) kurang dari 5.

Page 70: SKRIPSI HUBUNGAN PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/302/1/SKRIPSI ARIEF... · 2. Avicena Sakufa Marsanti, S.KM., M.Kes selaku Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat

53

Penentuan pemeriksaan hipotesis penelitian berdasarkan tingkat

signifikansi (p-value) yang diperoleh dari uji chi-square, yaitu :

a) Jika nilai sig p > 0,05 maka hipotesis penelitian (Ho) diterima dan

(Ha) ditolak berarti tidak ada hubungan.

b) Jika nilai sig p ≤ 0,05 maka hipotesis penelitian (Ha) diterima dan

(Ho) ditolak berarti ada hubungan.

c) 95% CI tidak melewati angka 1 artinya berhubungan, 95% CI

melewati angka 1 artinya tidak berhubungan.

Syarat rasio prevalens, sebagai berikut :

a) RP (Rasio prevalens) < 1, artinya ada hubungan namun varibel

tersebut tidak menjadi faktor resiko.

b) RP (Rasio prevalens) > 1, artinya ada hubungan dan variabel tersebut

menjadi faktor resiko.

c) RP (Rasio prevalens) = 1, artinya variabel bebas tersebut tidak

menjadi faktor resiko.

4.10 Etika Penelitian

Kode etik penelitian adalah suatu pedoman etika yang berlaku untuk

setiap kegiatan penelitian yang melibatkan antara pihak peneliti, pihak yang

diteliti (subjek penelitian) dan masyarakat yang akan memperoleh dam pak

hasil penelitian tersebut (Notoatmodjo, 2012).

Page 71: SKRIPSI HUBUNGAN PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/302/1/SKRIPSI ARIEF... · 2. Avicena Sakufa Marsanti, S.KM., M.Kes selaku Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat

54

a. Lembar persetujuan (Informed Consent)

Responden bersedia diteliti,setelah diberikan lembar permintaan

menjadi responden harus mencantumkan tanda tangan. Jika responden

menolak untuk diteliti maka peneliti tidak boleh memaksa dan tetap

menghormati hak-hak responden (Notoatmodjo, 2012).

b. Tanpa nama (Anonymity)

Untuk menjaga kerahasiaan responden, peneliti tidak mencantumkan

nama responden. Peneliti hanya mencantumkan nama inisial responden.

Subyek mempunyai hak untuk meminta bahwa data yang diberikan

harus dirahasiakan, sehingga tidak perlu mencantumkan nama identitas

subyek (Nursalam, 2011).

c. Kerahasiaan (Confidentiality)

Subyek mempunyai hak untuk meminta bahwa data yang diberikan

harus dirahasiakan.Kerahasiaan responden dan informasi yang telah

dikumpulkan dijamin oleh peneliti.Data tersebut hanya disajikan dan

dilaporkan kepada beberapa kelompok yang berhubungan dengan

penelitian (Nursalam, 2011).

Page 72: SKRIPSI HUBUNGAN PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/302/1/SKRIPSI ARIEF... · 2. Avicena Sakufa Marsanti, S.KM., M.Kes selaku Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat

55

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Gambaran Umum

Letak geografis Kota Madiun adalah bagian barat wilayah provinsi

Jawa Timur, merupakan dataran rendah, terletak antara 7-8 derajat Lintang

Selatan atau sepanjang 7,5 km bentang arah utara selatan dan 111-112 derajat

Bujur Timur atau sepanjang 6 km bentang arah barat. Letak Kota Madiun

berada pada daratan dengan ketinggian hingga 67 meter dari permukaan laut.

Daratan dengan ketinggian 63 meter dari permukaan air laut terletak di

tengah, sedangkan daratan dengan ketinggian 67 meter dari permukaan air

laut terletak di sebelah selatan.

Secara administrasi wilayah Kota Madiun berbatasan langsung dengan

wilayah Kabupaten Madiun dan Magetan dengan batas-batas sebagai berikut:

a. Sebelah Utara : Kecamatan Madiun, Kabupaten Madiun

b. Sebelah Timur : Kecamatan Wungu, Kabupaten Madiun

c. Sebelah Selatan : Kecamatan Geger, Kabupaten Madiun

d. Sebelah Barat : Kecamatan Jiwan, Kabupaten Madiun

Luas wilayah Kota Madiun adalah 33,23 Km2 dibagi menjadi 3 wilayah

kecamatan, masing-masing kecamatan terdiri dari 9 kelurahan.

Page 73: SKRIPSI HUBUNGAN PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/302/1/SKRIPSI ARIEF... · 2. Avicena Sakufa Marsanti, S.KM., M.Kes selaku Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat

56

Gambar 5.1 Peta Kota Madiun

Sumber : Profil Kesehatan Kota Madiun Tahun 2016

Untuk tempat penelitian adalah Tempat Penampungan Sementara (TPS)

yang berada di Kota Madiun. Kota Madiun sendiri memiliki TPS di 3 wilayah

kecamatan yang berjumlah 40, Kecamatan Manguharjo 15 TPS, Kecamatan

Taman 12 TPS dan Kecamatan Kartoharjo 13 TPS. Untuk Kecamatan

Manguharjo memiliki 9 Kelurahan, Kecamatan Taman memiliki 9 Kelurahan

dan Kecamatan Kartoharjo memiliki 9 Kelurahan. Dalam hal ini dari 40 TPS

yang dimiliki Kota Madiun sudah tersebar secara merata disetiap Kelurahan

dan ada sebagian Kelurahan yang memiliki TPS lebih dari 1.

5.2 Hasil Penelitian

Analisis dilakukan dalam dua tahap yaitu analisis univariat untuk

mengetahui distribusi frekuensi masing-masing variabel, baik variabel bebas

maupun variabel terikat. Kemudian dilanjutkan dengan analisis bivariat untuk

mengetahui hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat.

Page 74: SKRIPSI HUBUNGAN PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/302/1/SKRIPSI ARIEF... · 2. Avicena Sakufa Marsanti, S.KM., M.Kes selaku Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat

57

1. Analisa Univariat

Analisis univariat dilakukan untuk melihat distribusi frekuensi dari

variabel atau besarnya proporsi masing-masing variabel yang diteliti.

a. Jumlah TPS Kota Madiun

Jumlah TPS di Kota Madiun berdasarkan wilayah kecamatan.

Tabel 5.1 Jumlah TPS Kota Madiun

Kecamatan Frekuensi Persentase (%)

Manguharjo

Taman

Kartoharjo

15

12

13

37,5

30,0

32,5

Jumlah 40 100,0

Sumber: Data Dinas Lingkungan Hidup Kota Madiun

Berdasarkan tabel 5.1 untuk kecamatan yang memiliki jumlah

TPS terbanyak adalah Kecamatan Manguharjo 15 Tempat

Penampungan Sementara (37,5%) yang tersebar di 9 Kelurahan.

b. Pemilahan Sampah

Gambaran mengenai pemilahan sampah di Tempat

Penampungan Sementara Kota Madiun diperoleh dari hasil kuesioner

terhadap responden. Adapun hasil yang diperoleh mengenai

pemilahan sampah dapat dilihat pada tabel 5.2 berikut ini :

Tabel 5.2 Gambaran Pemilahan Sampah di TPS Kota Madiun

Pemilahan Sampah Frekuensi Persentase (%)

Buruk

Baik

29

11

72,5

27,5

Total 40 100,0

Sumber: Data Primer & Hasil Penelitian Bulan Agustus

Berdasarkan tabel 5.2 sebanyak 29 Tempat Penampungan

Sementara (72,5%) buruk dalam melakukan pemilahan sampah.

Page 75: SKRIPSI HUBUNGAN PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/302/1/SKRIPSI ARIEF... · 2. Avicena Sakufa Marsanti, S.KM., M.Kes selaku Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat

58

c. Pengumpulan Sampah

Gambaran mengenai pengumpulan sampah di Tempat

Penampungan Sementara Kota Madiun diperoleh dari hasil kuesioner

dan hasil observasi. Adapun hasil yang diperoleh mengenai

pengumpulan sampah dapat dilihat pada tabel 5.3 berikut ini :

Tabel 5.3 Gambaran Pengumpulan Sampah di TPS Kota Madiun

Pengumpulan

Sampah

Frekuensi Persentase (%)

Buruk

Baik

27

13

67,5

32,5

Total 40 100,0

Sumber: Data Primer & Hasil Penelitian Bulan Agustus

Berdasarkan tabel 5.3 sebanyak 27 Tempat Penampungan

Sementara (67,5%) buruk dalam melakukan pengumpulan sampah.

d. Pengangkutan Sampah

Gambaran mengenai pengangkutan sampah di Tempat

Penampungan Sementara Kota Madiun diperoleh dari hasil kuesioner.

Adapun hasil yang diperoleh mengenai pengangkutan sampah dapat

dilihat pada tabel 5.4 berikut ini :

Tabel 5.4 Gambaran Pengangkutan Sampah di TPS Kota Madiun

Pengangkutan

Sampah

Frekuensi Persentase (%)

Buruk

Baik

26

14

65,0

35,0

Total 40 100,0

Sumber: Data Primer & Hasil Penelitian Bulan Agustus

Berdasarkan tabel 5.4 sebanyak 26 Tempat Penampungan

Sementara (65%) buruk dalam melakukan pengangkutan sampah.

Page 76: SKRIPSI HUBUNGAN PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/302/1/SKRIPSI ARIEF... · 2. Avicena Sakufa Marsanti, S.KM., M.Kes selaku Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat

59

e. Tingkat Kepadatan Lalat

Gambaran mengenai tingkat kepadatan lalat di Tempat

Penampungan Sementara Kota Madiun diperoleh dari hasil observasi.

Adapun hasil yang diperoleh mengenai tingkat kepadatan lalat dapat

dilihat pada tabel 5.5 berikut ini :

Tabel 5.5 Gambaran Tingkat Kepadatan Lalat di TPS Kota Madiun

Tingkat Kepadatan

Lalat

Frekuensi Persentase (%)

Tinggi 22 55,0

Tidak tinggi 18 45,0

Total 40 100,0

Sumber: Data Primer & Hasil Penelitian Bulan Agustus

Berdasarkan tabel 5.5 sebanyak 22 Tempat Penampungan

Sementara (55%) tingkat kepadatan lalat tinggi.

2. Analisa Bivariat

Analisa bivariat merupakan lanjutan dari analisis univariat. Hasil

penelitian dimaksudkan untuk mengetahui hubungan antara variabel

bebas dan variabel terikat dan besarnya nilai ratio prevalens, dengan uji

satatistik yang disesuaikan dengan skala data yang ada. Uji statistik yang

digunakan Chi-Square dan penentuan Ratio Prevalens (RP) dengan taraf

kepercayaan (CI) 95 % dan tingkat kemaknaan 0,05. Berikut adalah hasil

analisis bivariat dibawah ini:

Page 77: SKRIPSI HUBUNGAN PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/302/1/SKRIPSI ARIEF... · 2. Avicena Sakufa Marsanti, S.KM., M.Kes selaku Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat

60

a. Hubungan Pemilahan Sampah dengan Tingkat Kepadatan Lalat di

Tempat Penampungan Sementara Kota Madiun

Hasil penelitian mengenai hubungan pemilahan sampah dengan

tingkat kepadatan lalat di Tempat Penampungan Sementara Kota

Madiun sebagai berikut :

Tabel 5.6 Hubungan Pemilahan Sampah dengan Tingkat Kepadatan Lalat

Sumber: Data Primer & Hasil Penelitian Bulan Agustus

Berdasarkan tabel dapat diketahui bahwa tingkat kepadatan lalat

yang tinggi pada pemilahan sampah yang buruk sebanyak 20 TPS

(69%). Tingkat kepadatan lalat yang tinggi pada pemilahan sampah

yang baik sebanyak 2 TPS (18,2%). Jadi proporsi kepadatan lalat yang

tinggi lebih besar pada pemilahan sampah yang buruk dari pada

pemilahan sampah yang baik.

Secara statistik pada uji Fisher Exact dapat dikatakan bahwa

terdapat hubungan antara pemilahan sampah dengan kepadatan lalat

dengan nilai p=0,005. Hasil perhitungan risiko didapatkan RP= 3,7

(95% CI 1,058-13,604) yang berarti bahwa pemilhan sampah yang

buruk mempunyai risiko 3,7 kali mengakibatkan kepadatan lalat yang

tinggi dari pada pemilahan sampah yang baik.

Pemilahan

Sampah

Tingkat Kepadatan Lalat

N

%

P-Value

RP (95%CI) Tinggi Tidak Tinggi

N % N %

Buruk 20 69,0 9 31,0 29 100,0 0,006 3,793

(1,058-13,604) Baik 2 18,2 9 81,8 11 100,0

Page 78: SKRIPSI HUBUNGAN PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/302/1/SKRIPSI ARIEF... · 2. Avicena Sakufa Marsanti, S.KM., M.Kes selaku Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat

61

b. Hubungan Pengumpulan Sampah dengan Tingkat Kepadatan Lalat di

Tempat Penampungan Sementara Kota Madiun

Hasil penelitian mengenai hubungan pengumpulan sampah

dengan tingkat kepadatan lalat di Tempat Penampungan Sementara

Kota Madiun sebagai berikut :

Tabel 5.7 Hubungan Pengumpulan Sampah dengan Tingkat Kepadatan

Lalat

Sumber: Data Primer & Hasil Penelitian Bulan Agustus

Berdasarkan tabel dapat diketahui bahwa tingkat kepadatan lalat

yang tinggi pada pengumpulan sampah yang buruk sebanyak 19 TPS

(70,4%). Tingkat kepadatan lalat yang tinggi pada pengumpulan

sampah yang baik sebanyak 3 TPS (23,1%). Jadi proporsi tingkat

kepadatan lalat yang tinggi lebih besar pada pengumpulan sampah

yang buruk dari pada pengumpulan sampah yang baik.

Secara statistik pada uji Chi-Square dapat dikatakan bahwa

terdapat hubungan antara pengumpulan sampah dengan tingkat

kepadatan lalat dengan nilai p=0,013. Hasil perhitungan risiko

didapatkan RP= 3,4 (95% CI 1,097-8,475) yang berarti bahwa

pengumpulan sampah yang buruk mempunyai risiko 3,4 kali

Pengumpulan

Sampah

Tingkat Kepadatan Lalat

N

%

P-Value

RP (95%CI) Tinggi Tidak

Tinggi

N % N %

Buruk 19 70,4 8 29,6 27 100,0 0,013 3,049

(1,097-8,475)

Baik 3 23,1 10 76,9 13 100,0

Page 79: SKRIPSI HUBUNGAN PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/302/1/SKRIPSI ARIEF... · 2. Avicena Sakufa Marsanti, S.KM., M.Kes selaku Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat

62

mengakibatkan kepadatan lalat yang tinggi dari pada pengumpulan

sampah yang baik.

c. Hubungan Pengangkutan Sampah dengan Tingkat Kepadatan Lalat di

Tempat Penampungan Sementara Kota Madiun

Hasil penelitian mengenai hubungan pengangkutan sampah

dengan tingkat kepadatan lalat di Tempat Penampungan Sementara

Kota Madiun sebagai berikut :

Tabel 5.8 Hubungan Pengangkutan Sampah dengan Tingkat Kepadatan

Lalat

Sumber: Data Primer & Hasil Penelitian Bulan Agustus

Berdasarkan tabel dapat diketahui bahwa tingkat kepadatan lalat

yang tinggi pada pengangkutan sampah yang buruk sebanyak 18 TPS

(69,2%). Tingkat kepadatan lalat yang tinggi pada pengangkutan

sampah yang baik sebanyak 4 TPS (28,6%). Jadi proporsi tingkat

kepadatan lalat yang tinggi lebih besar pada pengangkutan sampah

yang buruk dari pada pengangkutan sampah yang baik.

Secara statistik pada uji Chi-Square dapat dikatakan bahwa

terdapat hubungan antara pengangkutan sampah dengan tingkat

kepadatan lalat dengan nilai p=0,033. Hasil perhitungan risiko

Pengangkutan

Sampah

Tingkat Kepadatan Lalat

Total

%

P-Value

RP (95%CI) Tinggi Tidak

Tinggi

N % N %

Buruk 18 69,2 8 30,8 26 100,0 0,033 2,423

(1,018-5,766)

Baik 4 28,6 10 71,4 14 100,0

Page 80: SKRIPSI HUBUNGAN PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/302/1/SKRIPSI ARIEF... · 2. Avicena Sakufa Marsanti, S.KM., M.Kes selaku Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat

63

didapatkan RP= 2,4 (95% CI 1,018-5,766) yang berarti bahwa

pengangkutan sampah yang buruk mempunyai risiko 2,4 kali

mengakibatkan kepadatan lalat yang tinggi dari pada pengangkutan

sampah yang baik.

5.3 Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian untuk jumlah Tempat Penampungan

Sementara Kota Madiun memiliki 40 TPS yang tersebar di 3 wilayah

kecamatan Kota Madiun. Untuk Kota Madiun memiliki 27 Kelurahan yang

disetiap Kelurahan tersebut memiliki TPS masing-masing.

Tempat penampungan sampah sementara (TPS) adalah tempat sebelum

sampah diangkut dan dikumpulkan untuk sementara waktu sampai diangkut

ke tempat pembuangan akhir sampah (UU No.18 Tahun 2008)

Sedangkan saat melakukan survei pendahuluan data awal untuk TPS di

Kota Madiun berjumlah 39, berdasarkan hasil penelitian ternyata untuk

jumlah TPS di Kota Madiun bertambah menjadi 40 TPS.

5.3.1 Kepadatan Lalat

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar TPS

di Kota Madiun memiliki kepadatan lalat tinggi 55% dan kepadatan lalat

kategori tidak tinggi 45%. Lalat dapat masuk ke pemukiman karena jarak

terbang lalat yang sangat jauh. Jarak terbang lalat sangat bervariasi

tergantung dari kecepatan angin temperature, kelembapan dan lain-lain

(Suyono dan Budiman, 2012).

Page 81: SKRIPSI HUBUNGAN PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/302/1/SKRIPSI ARIEF... · 2. Avicena Sakufa Marsanti, S.KM., M.Kes selaku Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat

64

Lalat banyak terdapat di berbagai habitat, misalnya air, pasir,

tumbuhan, dibawah kulit kayu, batu dan binatang. Salah satu habitat lalat

yang cukup banyak adalah di tempat pembuangan sampah. Hal ini

berhubungan dengan insting dan bionomik lalat memilih tempat-tempat

yang kelak secara langsung dijadikan sumber makanan bagi larva setelah

menetas dari telur, yang semuanya dapat ditemukan pada sampah (Adnyana

dalam Masyhuda dkk, 2017).

Berdasarkan hasil dari observasi untuk TPS yang memiliki tingkat

kepadatan lalat yang tinggi penyebabnya adalah masih banyaknya timbulan

sampah yang berada di luar bak kontainer sampah, hal ini terjadi karena

masih banyaknya masyarakat yang hanya melempar sampahnya begitu saja

di area TPS dan akan terjadi timbulan sampah dimana ini menjadi sasaran

lalat untuk mencari makanan. Untuk TPS yang memiliki tingkat kepadatan

lalat yang tidak tinggi karena dalam pengumpulan sampah petugas TPS

menyiapkan bak sampah tambahan untuk mengantisipasi apabila frekuensi

sampah melebihi dari bak kontainer agar tidak terjadi timbulan sampah.

5.3.2 Pemilahan Sampah

Berdasarkan hasil penelitian pemilahan sampah di 40 Tempat

Penampungan Sementara sebanyak 29 TPS (72,5%) buruk dalam

melakukan pemilahan sampah dan 11 TPS (27,5%) baik dalam pemilahan

sampah.

Page 82: SKRIPSI HUBUNGAN PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/302/1/SKRIPSI ARIEF... · 2. Avicena Sakufa Marsanti, S.KM., M.Kes selaku Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat

65

Menurut Undang-Undang RI No. 18 Tahun 2008 tentang pengelolaan

sampah kegiatan penanganan sampah dalam hal ini pemilahan sampah,

pemilahan dalam bentuk pengelompokan dan pemisahan sampah sesuai

dengan jenis, jumlah dan sifat sampah.

Menurut dari hasil kuesioner, TPS yang tidak melakukan pemilahan

sampah karena tidak adanya petugas khusus yang ditugaskan sebagai

petugas pemilahan sampah di TPS tersebut dan untuk pemilahan yang baik

dikarenakan ada dari sebagian TPS tersebut yang melakukan pengolahan

sampah menjadi pupuk organik, untuk di TPS Kota Madiun ada 2 macam

pemilahan sampah yang dilakukan yaitu pemilahan sampah organik dan

pemilahan sampah anorganik seperti botol plastik yang sebagian dikelola

oleh pemulung sebagai sampah ekonomis.

5.3.3 Pengumpulan Sampah

Berdasarkan hasil penelitian pengumpulan sampah di 40 Tempat

Penampungan Sementara sebanyak 27 TPS (67,5%) buruk dalam

melakukan pengumpulan sampah dan 13 TPS (32,5) baik dalam

pengumpulan sampah.

Menurut Undang-Undang RI No. 18 Tahun 2008 tentang pengelolaan

sampah kegiatan penanganan sampah dalam hal ini pengumpulan sampah,

pengumpulan dalam bentuk pengambilan dan pemindahan sampah dari

sumber sampah ke tempat penampung sementara atau tempat pengolahan

Page 83: SKRIPSI HUBUNGAN PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/302/1/SKRIPSI ARIEF... · 2. Avicena Sakufa Marsanti, S.KM., M.Kes selaku Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat

66

terpadu, dalam pengumpulan di tempat pengumpul sampah harus

tertampung pada bak kontainer yang telah disediakan.

Hal ini dapat terjadi dikarenakan bukan sepenuhnya salah dari pihak

petugas TPS akan tetapi masyarakat sekitar juga berpengaruh besar dalam

pengumpulan sampah ini. Masih banyak juga masyarakat sekitar yang

hanya melempar saja ke TPS padahal petugas TPS sudah melakukan

pengumpulan dengan baik. Selain petugas TPS yang perlu melakukan

peningkatan dalam pengumpulan sampah perlu juga merubah perilaku

masyarakat yang hanya melempar sampahnya ke TPS tanpa dimasukkan ke

bak sampah. Untuk yang melakukan pengumpulan secara baik hal ini

didukung dengan cara menyiapkan cadangan bak kontainer untuk

menampung apabila frekuensi sampah yang melebihi dari kapasitas bak

kontainer.

5.3.4 Pengangkutan Sampah

Berdasarkan hasil penelitian pengangkutan sampah di 40 Tempat

Penampungan Sementara sebanyak 26 TPS (65%) buruk dalam melakukan

pengangkutan sampah dan 14 TPS (35%) baik dalam pengangkutan sampah.

Menurut Undang-Undang RI No. 18 Tahun 2008 tentang pengelolaan

sampah kegiatan penanganan sampah dalam hal ini pengangkutan sampah,

pengangkutan dalam bentuk membawa sampah dari sumber dan/atau dari

tempat penampungan sampah sementara atau dari tempat pengolahan

Page 84: SKRIPSI HUBUNGAN PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/302/1/SKRIPSI ARIEF... · 2. Avicena Sakufa Marsanti, S.KM., M.Kes selaku Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat

67

sampah terpadu menuju ke tempat pemrosesan akhir, dalam pelaksanaan

untuk jadwal pengangkutan harus sesuai.

Dalam hal ini semua TPS mempunyai jadwal pengangkutan sampah

dari TPS ke TPA dan jadwal tersebut sudah sesuai dengan yang telah

ditentukan, akan tetapi masih banyak TPS dikatakan buruk dalam

pengangkutan sampah ini dikarenakan dalam pengangkutan sampah

terkadang masih banyak jumlah sampah yang masih tertinggal di TPS,

karena jumlah sampah tidak sesuai dengan bak angkut yang telah

disediakan. Untuk pengangkutan yang baik apabila masih ada frekuensi

sampah yang tidak dapat diangkut semua ke TPA maka akan dilakukan

dengan menambah bak kontainer sebagai tempat sementara sampah yang

masih tertinggal.

5.3.5 Hubungan Pemilahan Sampah dengan Tingkat Kepadatan Lalat di

Tempat Penampungan Sementara

Berdasarkan uji Fisher Exact dengan P-Value 0,006 < 0,05 yang

artinya ada hubungan antara pemilahan sampah dengan tingkat kepadatan

lalat di Tempat Penampungan Sementara Kota Madiun. Dengan nilai RP =

3,793 (95% CI = 1,058-13,604).

Menurut peraturan menteri pekerjaan umum nomor 03/PRT/M/2013

tentang penyelenggaraan prasarana dan sarana persampahan dalam

penanganan sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah

tangga, sampah yang terurai yang berasal dari tumbuhan, hewan, dan

Page 85: SKRIPSI HUBUNGAN PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/302/1/SKRIPSI ARIEF... · 2. Avicena Sakufa Marsanti, S.KM., M.Kes selaku Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat

68

bagian-bagiannya yang dapat terurai oleh makhluk hidup lainnya seperti

sampah makanan dan serasah. Sampah yang dapat digunakan kembali

merupakan sampah yang dapat dimanfaatkan kembali tanpa melalui proses

pengolahan antara lain kertas, kardus, botol minuman, kaleng. Sampah yang

dapat di daur ulang merupakan sampah yang dapat dimanfaatkan kembali

setelah melalui proses pengolahan antara lain sisa kain, plastik, kertas, dan

kaca.

Hal tersebut sejalan dengan penelitian Merylanca Manalu (2012),

yang berjudul hubungan tingkat kepadatan lalat dengan kejadian diare pada

balita yang bermukim di sekitar TPA Sampah Namo Bintang. Tingkat

kepadatan yang tinggi dapat disebabkan karena dalam pengelolaan sampah

yang cenderung kurang memperhatikan dari segi pemilahan sampah, karena

sampah tidak dipilah maka akan terjadi tercampurnya sampah dan akan

terjadi pembusukan dimana hal ini akan mengundang lalat untuk mencari

makanan.

Berdasarkan hasil penelitian dilapangan untuk pemilahan sampah

yang buruk dan tingkat kepadatan tidak tinggi adalah 9 TPS (31%) dalam

hal ini ada juga disaat peneliti mengukur tingkat kepadatan saat itu jumlah

frekuensi sampah yang ada masih sedikit dikarenakan telah dilakukan

pengangkutan dari TPS menuju ke TPA, dan untuk pemilahan sampah yang

baik dan tingkat kepadatan lalat yang tinggi adalah 2 TPS (18,2%)

berdasarkan survei lapanganhal ini dapat terjadi dikarenakan di Kota

Madiun memiliki 2 TPST yang dimana TPST tersebut melakukan

Page 86: SKRIPSI HUBUNGAN PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/302/1/SKRIPSI ARIEF... · 2. Avicena Sakufa Marsanti, S.KM., M.Kes selaku Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat

69

pemilahan sampah organik yang kemudian dijadikan pupuk dan ada

melakukan pemilahan sampah yang bernilai ekonomi seperti botol plastik ,

bau tidak sedap dan tekstur yang cenderung basah ini yang mungkin saja

mengundang lalat untuk mencari makanan.

5.3.6 Hubungan Pengumpulan Sampah dengan Tingkat Kepadatan Lalat di

Tempat Penampungan Sementara

Berdasarkan uji Chi-Square yang sudah dilakukan koreksi (continuity

correction) dengan P-Value 0,013 < 0,05 yang artinya ada hubungan antara

pengangkutan sampah dengan tingkat kepadatan lalat di Tempat

Penampungan Sementara Kota Madiun. Dengan nilai RP = 3,049 (95% CI =

1,097-8,475).

Menurut peraturan menteri pekerjaan umum nomor 03/PRT/M/2013

tentang penyelenggaraan prasarana dan sarana persampahan dalam

penanganan sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah

tangga, pengumpulan sampah tidak boleh dicampur kembali setelah

dilakukan pemilahan dan pengumpulan. Pengumpulan atas jenis sampah

yang dipilah meliputi pengaturan jadwal pengumpul sesuai dengan jenis

sampah terpilah dan sumber sampah, penyediaan sarana pengumpul sampah

terpilah.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian Ezra Nur Afrilia (2017)

mengenai hubungan kondisi rumah dan tingkat kepadatan lalat di sekitar

TPA sampah. Hasil bahwa kondisi sarana pembuangan sampah yang tidak

Page 87: SKRIPSI HUBUNGAN PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/302/1/SKRIPSI ARIEF... · 2. Avicena Sakufa Marsanti, S.KM., M.Kes selaku Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat

70

kedap air dan tidak tertutup dapat mengakibatkan tingkat kepadatan lalat

yang tinggi.

Berdasarkan hasil penelitian dilapangan untuk pengumpulan sampah

yang buruk dan memiliki tingkat kepadatan yang tidak tinggi adalah 8 TPS

(29,6%) hal ini dapat terjadi karena ada sebagian dari petugas TPS yang

melakukan pengumpulan sampah terpilah seperti botol plastik yang dimana

dapat dijual lagi kepada tukang loak, karena itu timbulan sampah di TPS

tidak terlalu banyak frekuensinya dan tidak mengundang lalat dikarenakan

tidak ada sampah yang tercecer. Untuk pengumpulan sampah yang baik dan

tingkat kepadatan lalat tinggi adalah 3 TPS (23,1%) pada saat peneliti

melakukan penyebaran kuesioner disini peneliti juga mencoba mengali

kenapa hal ini bisa terjadi dari sebagian responden mengatakan hal ini bisa

saja terjadi di TPS manapun karena banyak masyarakat sekitar yang masih

kurang sadar tentang membuang sampah pada tempatnya, dimana banyak

juga masyarakat yang hanya melempar sampah di TPS begitu saja tanpa

dimasukkan pada bak kontainer.

5.3.7 Hubungan Pengangkutan Sampah dengan Tingkat Kepadatan Lalat di

Tempat Penampungan Sementara

Berdasarkan uji Chi-Square yang sudah dilakukan koreksi (continuity

correction) dengan P-Value 0,033 < 0,05 yang artinya ada hubungan antara

pemilahan sampah dengan tingkat kepadatan lalat di Tempat Penampungan

Sementara Kota Madiun. Dengan nilai RP = 2,432 (95% CI = 1,018-5,766).

Page 88: SKRIPSI HUBUNGAN PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/302/1/SKRIPSI ARIEF... · 2. Avicena Sakufa Marsanti, S.KM., M.Kes selaku Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat

71

Menurut peraturan menteri pekerjaan umum nomor 03/PRT/M/2013

tentang penyelenggaraan prasarana dan sarana persampahan dalam

penanganan sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah

tangga, pengangkutan sampah dari TPS ke TPA tidak boleh dicampur

kembali setelah dilakukan pemilahan dan pewadahan. Pengangkutan

sampah dilaksanakan dengan ketentuan memaksimalkan kapasitas

kendaraan angkut yang digunakan, rute pengangkutan sependek mungkin

dan dengan hambatan sekecil mungkin, frekuensi pengangkutan dari TPS

dilakukan sesuai dengan jumlah sampah yang ada.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian Ismawati (2015) mengenai

hubungan kepadatan lalat, jarak permukiman dan sarana pembuangan

sampah. Hasil penelitian perbaikan sanitasi dilakukan terutama pada

permasalahan sampah yang tidak boleh dibiarkan menumpuk.

Berdasarkan hasil penelitian dilapangan untuk pengangkutan sampah

yang buruk dan tingkat kepadatan lalatnya tidak tinggi adalah 8 TPS

(30,8%) hal ini dapat terjadi terkadang dari jadwal pengangkutan sampah

ada juga yang tidak sesuai atau terkadang telat dalam pengangkutan sampah,

akan tetapi hal yang menyebabkan tingkat kepadatan tidak tinggi adalah

petugas TPS menyiapkan bak kontainer tambahan agar frekuensi sampah

dapat tertampung semua. Untuk pengangkutan sampah yang baik dan

tingkat kepadatan yang tinggi adalah 4 TPS (28,6%) hal ini dapat terjadi

karena dampak dari perilaku masyarakat yang hanya melempar sampahnya

begitu saja, berdasarkan dari hasil wawancara ternyata faktor yang jauh dari

Page 89: SKRIPSI HUBUNGAN PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/302/1/SKRIPSI ARIEF... · 2. Avicena Sakufa Marsanti, S.KM., M.Kes selaku Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat

72

keramaian juga sangat mendukung dan untuk jadwal pengangkutan yang

telah ditetapkan oleh DLH diambil pukul 6 pagi dan pukul 3 sore.

Page 90: SKRIPSI HUBUNGAN PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/302/1/SKRIPSI ARIEF... · 2. Avicena Sakufa Marsanti, S.KM., M.Kes selaku Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat

73

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap 40 Tempat

Penampungan Sementara Kota Madiun diketahui bahwa :

1. Masih banyak Tempat Penampungan Sementara di Kota Madiun yang

buruk dalam melakukan pemilahan sampah (72,5%).

2. Masih banyak Tempat Penampungan Sementara di Kota Madiun yang

buruk dalam melakukan pengumpulan sampah (67,5%).

3. Masih banyak Tempat Penampungan Sementara di Kota Madiun yang

buruk dalam melakukan pengangkutan sampah (65,0%).

4. Tingkat kepadatan lalat di Tempat Penampungan Sementara Kota Madiun

sebagian besar masih dalam kategori tinggi (55,0%).

5. Ada hubungan antara pemilahan sampah dengan tingkat kepadatan lalat di

Tempat Penampungan Sementara Kota Madiun.

6. Ada hubungan antara pengumpulan sampah dengan tingkat kepadatan

lalat di Tempat Penampungan Sementara Kota Madiun.

7. Ada hubungan antara pengangkutan sampah dengan tingkat kepadatan

lalat di Tempat Penampungan Sementara Kota Madiun.

Page 91: SKRIPSI HUBUNGAN PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/302/1/SKRIPSI ARIEF... · 2. Avicena Sakufa Marsanti, S.KM., M.Kes selaku Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat

74

6.2 Saran

1. Bagi Dinas Lingkungan Hidup

Melakukan evaluasi tentang pengelolaan sampah di TPS, dalam hal

ini yang perlu ditingkatkan dalam segi pemilahan sampah, pengumpulan

sampah, pengangkutan sampah. Hal yang perlu diperhatikan adalah dalam

pemilahan sampah, sebaiknya dilakukan pemilahan sampah organik dan

anorganik untuk mengurangi tingkat kepadatan lalat dan mengurangi bau

yang diakibatkan dari membusuknya sampah dengan cara menutup bak

kontainer, selain itu perlu juga sarana pengumpul sampah terpilah agar

tidak tercampur kembali sampah yang sudah dilakukan pemilahan. Selain

itu pihak dari DLH perlu juga memberikan tanda himbauan di TPS untuk

membuang sampahnya di dalam bak kontainer dan diberikan wawasan

untuk masyarakat sekitar TPS tentang cara pembuangan sampah yang

baik untuk mewujudkan lingkungan yang sehat.

2. Bagi Peneliti Lain

Diharapkan peneliti selanjutnya untuk menambahkan variabel

seperti pengolahan sampah yang memanfaatkan hasil dari sampah organik

yang telah terpilah menjadi pupuk.

Page 92: SKRIPSI HUBUNGAN PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/302/1/SKRIPSI ARIEF... · 2. Avicena Sakufa Marsanti, S.KM., M.Kes selaku Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat

75

DAFTAR PUSTAKA

Andriani. 2007. Pemberantasan Serangga dan Penyebab Penyakit Tanaman Liar

dan Penggunaan Pestisida. Proyek Pembangunan Pendidikan Sanitasi

Pusat. Pusdiknas Depkes RI.

Annisa Muthainna Kasino. 2016. Hubungan Antara Sanitasi Dasar Dengan

Tingkat Kepadatan Lalat di Rumah Makan Pasar Tuminting Kota

Manado. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi.

Azwar, A. 1995. Pengantar Ilmu Kesehatan Lingkungan. Jakarta: Mutiara

Sumber Widya.

Chandra, B. 2007. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta: EGC.

Damanhuri, Enri. 2010. Pengelolaan Sampah. Bandung: Diktat Kuliah Teknik

Lingkungan.

Depkes RI. 1987. Pedoman Bidang Studi Pembuangan Sampah. Jakarta: Depkes

Pudiknakes Proyek Pengembangan Pendidikan Tenaga Sanitasi Pusat.

Depkes RI. 1992. Petunjuk Teknis tentang Pemberantasan Lalat. Jakarta: Ditjen

PPM & PLP.

Ezra Nur Afrilia, Bambang Wispriyono. 2017. Hubungan Kondisi Rumah dan

Kepadatan Lalat di Sekitar TPA Sampah. Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Indonesia. Volume 11.

Fidiawati, Linda. 2009. Pengelolaan Sampah di TPA Sampah Kabupaten

Jombang dan Kesehatan Lingkungan Sekitarnya. Skripsi Fakultas

Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga, Surabaya.

Hariza Adnani. 2009. Perilaku Petugas Pengumpul Sampah untuk Melindungi

Dirinya Dari Penyakit Bawaan Sampah di Wilayah Patangpuluhan

Yogyakarta. Stikes Surya Global Yogyakarta.

Ismawati. 2015. Hubungan Kepadatan Lalat, Jarak Pemukiman dan Sarana

Pembuangan Sampah Dengan Kejadian Diare pada Pemukiman Sekitar

UPTD Rumah Pemotongan Hewan Kota Kendari. Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Haluleo.

Page 93: SKRIPSI HUBUNGAN PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/302/1/SKRIPSI ARIEF... · 2. Avicena Sakufa Marsanti, S.KM., M.Kes selaku Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat

76

Jannah, Dewi Nur. 2006. Perbedaan Kepadatan Lalat Pada Berbagai Warna Fly

Grill di TPS Pasar Bendul Merisi, Surabaya. Skripsi Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Airlangga, Surabaya.

Maryantuti. 2007. Bakteri Patogen yang Disebabkan oleh Lalat Rumah (Musca

domestica, L) di Rumah Sakit Kota Pekan Baru. Skripsi Program Studi

Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Riau, Pekan Baru.

Masyhuda, Retno Hestiningsih, Rully Rahadian. 2017. Survei Kepadatan Lalat di

Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Jatibarang. Jurnal

Kesehatan Masyarakat. Volume 5, nomor 4, hal 561.

Merylanca, Manalu. 2012. Hubungan Tingkat Kepadatan Lalat (Musca

domestica) Dengan Kejadian Diare Pada Anak Balita di Pemukiman

Sekitar TPA Sampah Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu Kabupaten

Deli Serdang. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera

Utara. Volume 2, nomor 1 (2013).

Mukono. 2006. Prinsip Dasar Kesehatan Lingkungan. Jakarta: Airlangga

University Press.

Najmulnir, Nandang. 2000. Model Pendugaan Umur Pemanfaatan Tempat

Pembuangan Akhir Sampah Bantargebang Kota Bekasi.

Nursalam. 2011. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu

Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2011. Kesehatan Masyarakat Ilmu & Seni. Jakarta: PT

Rineka Cipta.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT

Rineka Cipta.

Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 50 Tahun 2017 tentang Standar Baku Mutu

Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan Untuk Vektor dan

Binatang Pembawa Penyakit Serta Pengendaliannya. Jakarta: MenKes RI.

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum RI No.03 Tahun 2013 tentang

Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan Dalam

Page 94: SKRIPSI HUBUNGAN PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/302/1/SKRIPSI ARIEF... · 2. Avicena Sakufa Marsanti, S.KM., M.Kes selaku Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat

77

Penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah

Tangga. Jakarta: Menteri Pekerjaan Umum RI.

Saryono. 2011. Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Mitra Cendikia.

Sitanggang, Totianto. 2001. Studi Potensi Lalat Sebagai Vektor Mekanik Cacing

Parasit Melalui Pemeriksaan Eksternal. Skripsi Fakultas Kedokteran

Hewan Institut Pertanian Bogor.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: Alfabeta.

Suyono, Budiman. 2010. Ilmu Kesehatan Masyarakat: Dalam Konteks Kesehatan

Lingkungan. Jakarta: EGC.

Slamet JS. 2011. Kesehatan Lingkungan. 8th ed. Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press; 178-185 p.

SNI 03-3242-1994 tentang Pengelolaan Sampah di Permukiman.

SNI 19-3964-1994 tentang Metode pengambilan dan pengukuran contoh timbulan

dan komposisi sampah perkotaan.

Sujarweni, V.Wiratna. 2012. Metode Penelitian Keperawatan. Yogyakarta: Gava

Medika.

Timmreck, Thomas. 2005. Epidemiologi Suatu Pengantar Edisi 2. Jakarta:

Kedokteran EGC.

Tri Wijayanti. 2008. Serba Serbi Vektor. Staf Loka Litbang P2B2 Banjarnegara.

Undang-Undang RI No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah. Jakarta:

Presiden RI.

Wahab, Abdul. 2011. Pengelolaan dan Rekayasa Biosistem untuk Mengatasi

Masalah.

Widyamoko, H & Moerdjoko, S. 2002. Menghindari Mengeloh dan

Menyingkirkan Sampah. Jakarta: Abd Tandur.

Wijayanti. 2009. Hubungan Kepadatan Lalat dengan Kejadian Diare pada Balita

yang bermukim di sekitar TPA Bantar Gerbang. Program Sarjana

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Depok.

Page 95: SKRIPSI HUBUNGAN PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/302/1/SKRIPSI ARIEF... · 2. Avicena Sakufa Marsanti, S.KM., M.Kes selaku Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat

78

Yudhastuti Ririh. 2011. Pengendalian Vektor dan Rodent. Surabaya: Pustaka

Melati.

Page 96: SKRIPSI HUBUNGAN PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/302/1/SKRIPSI ARIEF... · 2. Avicena Sakufa Marsanti, S.KM., M.Kes selaku Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat

LEMBAR KUESIONER

Kode TPS : .................................

Nama TPS : .................................

Pengelola TPS : .................................

Kecamatan : .................................

A. Pemilahan Sampah

1. Apakah di TPS ini dilakukan pemilahan sampah?

a. Ya b. Tidak

2. Metode pemilahan apakah yang digunakan pada TPS ini?

a. Pemilahan organik dan anorganik b. 3R

3. Kenapa tidak dilakukan pemilahan sampah pada TPS ini (bila tidak

melakukan pemilahan sampah)?

...................................................................................................................

...................................................................................................................

B. Pengumpulan Sampah

1. Apakah ada jadwal pengumpulan sampah pada TPS ini?

a. Ya b. Tidak

2. Apakah pengaturan jadwal pengumpulan sesuai dengan jenis sampah

terpilah dan sumber sampah?

a. Ya b. Tidak

Lampiran 1

Page 97: SKRIPSI HUBUNGAN PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/302/1/SKRIPSI ARIEF... · 2. Avicena Sakufa Marsanti, S.KM., M.Kes selaku Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat

C. Pengangkutan Sampah

1. Apakah dalam pengangkutan kapasitas kendaraan angkut memenuhi

dalam rute pengangkutan dan dengan hambatan sekecil mungkin?

a. Ya b. Tidak

2. Apakah ada jadwal pengangkutan dari TPS ke TPA?

a. Ya b. Tidak

3. Apakah sudah sesuai jadwal pengangkutan dengan pelaksanaan di

TPS?

a. Ya b. Tidak

4. Apakah frekuensi pengangkutan dari TPS ke TPA dilakukan sesuai

dengan jumlah sampah yang ada?

a. Ya b. Tidak

Page 98: SKRIPSI HUBUNGAN PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/302/1/SKRIPSI ARIEF... · 2. Avicena Sakufa Marsanti, S.KM., M.Kes selaku Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat

Lembar Observasi

Kode TPS : .............

A. Pengumpulan Sampah

No Pengumpulan Sampah Ya Tidak

1 Pengumpulan sampah sudah sesuai dengan jenis

sampahnya

2 Sarana pengumpul sampah terpilah

B. Jumlah Kepadatan Lalat

Cara menghitung kepadatan lalat adalah jumlah lalat yang hinggap

dalam waktu 30 detik dihitung, pada setiap lokasi sedikitnya sepuluh kali

perhitungan (10 x 30 detik) dan lima perhitungan yang tertinggi di ambil

rata-ratanya (Permenkes RI, 2017).

Jumlah rata-rata

kepadatan lalat

Kategori

Tidak tinggi (≤5) Tinggi (>5)

Lampiran 2

Page 99: SKRIPSI HUBUNGAN PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/302/1/SKRIPSI ARIEF... · 2. Avicena Sakufa Marsanti, S.KM., M.Kes selaku Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat

Lampiran 3

Page 100: SKRIPSI HUBUNGAN PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/302/1/SKRIPSI ARIEF... · 2. Avicena Sakufa Marsanti, S.KM., M.Kes selaku Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat

Lampiran 4

Page 101: SKRIPSI HUBUNGAN PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/302/1/SKRIPSI ARIEF... · 2. Avicena Sakufa Marsanti, S.KM., M.Kes selaku Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat

Dokumentasi di TPS

Lampiran 5

Gambar 1. Pengisian kuesioner untuk petugas

TPS

Gambar 2. Pengkuran kepadatan lalat di

TPS

Gambar 3. Pembagian kuesioner untuk

petugas TPS

Gambar 4. Observasi di TPS Gambar 5. Pengisian kuesioner

Page 102: SKRIPSI HUBUNGAN PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/302/1/SKRIPSI ARIEF... · 2. Avicena Sakufa Marsanti, S.KM., M.Kes selaku Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat

Output Validitas dan Reliabilitas

Correlations

p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 Total

p1 Pearson Correlation

1 .055 .218 .218 .289 .491 .167 .491 .556*

Sig. (2-tailed) .847 .435 .435 .297 .063 .553 .063 .031

N 15 15 15 15 15 15 15 15 15

p2 Pearson Correlation

.055 1 .607* .339 .661

** .339 .600

* .339 .749

**

Sig. (2-tailed) .847 .016 .216 .007 .216 .018 .216 .001

N 15 15 15 15 15 15 15 15 15

p3 Pearson Correlation

.218 .607* 1 .732

** .189 .196 .218 -.071 .591

*

Sig. (2-tailed) .435 .016 .002 .500 .483 .435 .800 .020

N 15 15 15 15 15 15 15 15 15

p4 Pearson Correlation

.218 .339 .732** 1 .189 .196 -.055 -.071 .488

Sig. (2-tailed) .435 .216 .002

.500 .483 .847 .800 .065

N 15 15 15 15 15 15 15 15 15

p5 Pearson Correlation

.289 .661** .189 .189 1 .472 .577

* .756

** .781

**

Sig. (2-tailed) .297 .007 .500 .500 .075 .024 .001 .001

N 15 15 15 15 15 15 15 15 15

p6 Pearson Correlation

.491 .339 .196 .196 .472 1 .764** .464 .745

**

Sig. (2-tailed) .063 .216 .483 .483 .075 .001 .081 .001

N 15 15 15 15 15 15 15 15 15

p7 Pearson Correlation

.167 .600* .218 -.055 .577

* .764

** 1 .491 .713

**

Sig. (2-tailed) .553 .018 .435 .847 .024 .001 .063 .003

N 15 15 15 15 15 15 15 15 15

p8 Pearson Correlation

.491 .339 -.071 -.071 .756** .464 .491 1 .642

**

Sig. (2-tailed) .063 .216 .800 .800 .001 .081 .063 .010

N 15 15 15 15 15 15 15 15 15

total Pearson Correlation

.556* .749

** .591

* .488 .781

** .745

** .713

** .642

** 1

Sig. (2-tailed) .031 .001 .020 .065 .001 .001 .003 .010

N 15 15 15 15 15 15 15 15 15

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Lampiran 6

Page 103: SKRIPSI HUBUNGAN PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/302/1/SKRIPSI ARIEF... · 2. Avicena Sakufa Marsanti, S.KM., M.Kes selaku Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat

Output Validitas dan Reliabilitas

Correlations

p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 Total

p1 Pearson Correlation

1 .055 .218 .218 .289 .491 .167 .491 .556*

Sig. (2-tailed) .847 .435 .435 .297 .063 .553 .063 .031

N 15 15 15 15 15 15 15 15 15

p2 Pearson Correlation

.055 1 .607* .339 .661

** .339 .600

* .339 .749

**

Sig. (2-tailed) .847 .016 .216 .007 .216 .018 .216 .001

N 15 15 15 15 15 15 15 15 15

p3 Pearson Correlation

.218 .607* 1 .732

** .189 .196 .218 -.071 .591

*

Sig. (2-tailed) .435 .016 .002 .500 .483 .435 .800 .020

N 15 15 15 15 15 15 15 15 15

p4 Pearson Correlation

.218 .339 .732** 1 .189 .196 -.055 -.071 .488

Sig. (2-tailed) .435 .216 .002

.500 .483 .847 .800 .065

N 15 15 15 15 15 15 15 15 15

p5 Pearson Correlation

.289 .661** .189 .189 1 .472 .577

* .756

** .781

**

Sig. (2-tailed) .297 .007 .500 .500 .075 .024 .001 .001

N 15 15 15 15 15 15 15 15 15

p6 Pearson Correlation

.491 .339 .196 .196 .472 1 .764** .464 .745

**

Sig. (2-tailed) .063 .216 .483 .483 .075 .001 .081 .001

N 15 15 15 15 15 15 15 15 15

p7 Pearson Correlation

.167 .600* .218 -.055 .577

* .764

** 1 .491 .713

**

Sig. (2-tailed) .553 .018 .435 .847 .024 .001 .063 .003

N 15 15 15 15 15 15 15 15 15

p8 Pearson Correlation

.491 .339 -.071 -.071 .756** .464 .491 1 .642

**

Sig. (2-tailed) .063 .216 .800 .800 .001 .081 .063 .010

N 15 15 15 15 15 15 15 15 15

total Pearson Correlation

.556* .749

** .591

* .488 .781

** .745

** .713

** .642

** 1

Sig. (2-tailed) .031 .001 .020 .065 .001 .001 .003 .010

N 15 15 15 15 15 15 15 15 15

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Scale: ALL VARIABLES

Page 104: SKRIPSI HUBUNGAN PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/302/1/SKRIPSI ARIEF... · 2. Avicena Sakufa Marsanti, S.KM., M.Kes selaku Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 15 88.2

Excludeda 2 11.8

Total 17 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.762 9

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item Deleted

p1 22.73 26.067 .486 .747

p2 22.67 24.952 .701 .729

p3 22.60 25.829 .523 .743

p4 22.60 26.400 .409 .752

p5 22.47 24.981 .742 .729

p6 22.60 24.971 .698 .730

p7 22.73 25.210 .662 .733

p8 22.60 25.543 .580 .739

total 12.07 7.210 1.000 .812

Page 105: SKRIPSI HUBUNGAN PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/302/1/SKRIPSI ARIEF... · 2. Avicena Sakufa Marsanti, S.KM., M.Kes selaku Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat

OUTPUT HASIL PENELITIAN

1. Analisis Univariat a. Pemilahan Sampah

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Buruk 29 72.5 72.5 72.5

Baik 11 27.5 27.5 100.0

Total 40 100.0 100.0

b. Pengumpulan Sampah

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Buruk 27 67.5 67.5 67.5

Baik 13 32.5 32.5 100.0

Total 40 100.0 100.0

c. Pengangkutan Sampah

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Buruk 26 65.0 65.0 65.0

Baik 14 35.0 35.0 100.0

Total 40 100.0 100.0

d. Tingkat Kepadatan Lalat

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Tinggi 22 55.0 55.0 55.0

Tidak Tinggi 18 45.0 45.0 100.0

Total 40 100.0 100.0

Lampiran 7

Page 106: SKRIPSI HUBUNGAN PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/302/1/SKRIPSI ARIEF... · 2. Avicena Sakufa Marsanti, S.KM., M.Kes selaku Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat

2. Analisis Bivariat

a. Pemilahan Sampah dengan Kepadatan Lalat

Kepadatan_Lalat

Total Tinggi Tidak Tinggi

Pemilahan_Sampah Buruk Count 20 9 29

Expected Count 16.0 13.0 29.0

% within Pemilahan_Sampah

69.0% 31.0% 100.0%

Baik Count 2 9 11

Expected Count 6.0 5.0 11.0

% within Pemilahan_Sampah

18.2% 81.8% 100.0%

Total Count 22 18 40

Expected Count 22.0 18.0 40.0

% within Pemilahan_Sampah

55.0% 45.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 8.310a 1 .004

Continuity Correctionb 6.385 1 .012

Likelihood Ratio 8.696 1 .003

Fisher's Exact Test .006 .005

Linear-by-Linear Association

8.102 1 .004

N of Valid Casesb 40

a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4,95.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for Pemilahan_Sampah (Buruk / Baik)

10.000 1.786 55.976

For cohort Kepadatan_Lalat = Tinggi 3.793 1.058 13.604

For cohort Kepadatan_Lalat = Tidak Tinggi

.379 .206 .698

N of Valid Cases 40

Page 107: SKRIPSI HUBUNGAN PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/302/1/SKRIPSI ARIEF... · 2. Avicena Sakufa Marsanti, S.KM., M.Kes selaku Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat

b. Pengumpulan Sampah dengan Kepadatan Lalat

Kepadatan_Lalat

Total Tinggi Tidak Tinggi

Pengumpulan_Sampah Buruk Count 19 8 27

Expected Count 14.8 12.2 27.0

% within Pengumpulan_Sampah

70.4% 29.6% 100.0%

Baik Count 3 10 13

Expected Count 7.2 5.8 13.0

% within Pengumpulan_Sampah

23.1% 76.9% 100.0%

Total Count 22 18 40

Expected Count 22.0 18.0 40.0

% within Pengumpulan_Sampah

55.0% 45.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 7.930a 1 .005

Continuity Correctionb 6.134 1 .013

Likelihood Ratio 8.190 1 .004

Fisher's Exact Test .007 .006

Linear-by-Linear Association

7.732 1 .005

N of Valid Casesb 40

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5,85.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for Pengumpulan_Sampah (Buruk / Baik)

7.917 1.711 36.633

For cohort Kepadatan_Lalat = Tinggi 3.049 1.097 8.475

For cohort Kepadatan_Lalat = Tidak Tinggi

.385 .200 .740

N of Valid Cases 40

Page 108: SKRIPSI HUBUNGAN PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/302/1/SKRIPSI ARIEF... · 2. Avicena Sakufa Marsanti, S.KM., M.Kes selaku Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat

c. Pengangkutan Sampah dengan Kepadatan Lalat Crosstab

Kepadatan_Lalat

Total Tinggi Tidak Tinggi

Pengangkutan_Sampah Buruk Count 18 8 26

Expected Count 14.3 11.7 26.0

% within Pengangkutan_Sampah

69.2% 30.8% 100.0%

Baik Count 4 10 14

Expected Count 7.7 6.3 14.0

% within Pengangkutan_Sampah

28.6% 71.4% 100.0%

Total Count 22 18 40

Expected Count 22.0 18.0 40.0

% within Pengangkutan_Sampah

55.0% 45.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 6.078a 1 .014

Continuity Correctionb 4.547 1 .033

Likelihood Ratio 6.203 1 .013

Fisher's Exact Test .021 .016

Linear-by-Linear Association

5.926 1 .015

N of Valid Casesb 40

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6,30.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for Pengangkutan_Sampah (Buruk / Baik)

5.625 1.349 23.449

For cohort Kepadatan_Lalat = Tinggi 2.423 1.018 5.766

For cohort Kepadatan_Lalat = Tidak Tinggi

.431 .222 .838

N of Valid Cases 40

Page 109: SKRIPSI HUBUNGAN PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/302/1/SKRIPSI ARIEF... · 2. Avicena Sakufa Marsanti, S.KM., M.Kes selaku Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat

Lampiran 8

Page 110: SKRIPSI HUBUNGAN PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/302/1/SKRIPSI ARIEF... · 2. Avicena Sakufa Marsanti, S.KM., M.Kes selaku Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat
Page 111: SKRIPSI HUBUNGAN PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/302/1/SKRIPSI ARIEF... · 2. Avicena Sakufa Marsanti, S.KM., M.Kes selaku Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat