KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA NY. S …

118
KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA NY. S DENGAN MASALAH KEPERAWATAN KETIDAKPATUHAN PADA DIAGNOSA MEDIS HIPERTENSI DI DESA DARUNGAN LUMAJANG Oleh: LELI ANGGITA NIM. 1801037 PROGRAM DIII KEPERAWATAN POLITEKNIK KESEHATANKERTA CENDEKIA SIDOARJO 2021

Transcript of KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA NY. S …

Page 1: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA NY. S …

KARYA TULIS ILMIAH

ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA NY. S DENGAN

MASALAH KEPERAWATAN KETIDAKPATUHAN

PADA DIAGNOSA MEDIS HIPERTENSI DI DESA

DARUNGAN LUMAJANG

Oleh:

LELI ANGGITA

NIM. 1801037

PROGRAM DIII KEPERAWATAN

POLITEKNIK KESEHATANKERTA CENDEKIA

SIDOARJO

2021

Page 2: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA NY. S …

KARYA TULIS ILMIAH

ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA NY. S DENGAN

MASALAH KEPERAWATAN KETIDAKPATUHAN

PADA DIAGNOSA MEDIS HIPERTENSI DI DESA

DARUNGAN LUMAJANG

Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar

Ahli Madya Keperawatan (Amd.Kep)

Di Politeknik Keperawatan Kerta Cendekia Sidoarjo

Oleh:

LELI ANGGITA

NIM. 1801037

PROGRAM DIII KEPERAWATAN

POLITEKNIK KESEHATAN KERTA CENDEKIA

SIDOARJO

2021

Page 3: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA NY. S …

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Leli Anggita

NIM 1801037

Tempat, Tanggal Lahir : Lumajang, 20 Oktober 1999

Institusi : Politeknik Kesehatan Kerta Cendekia Sidoarjo

Menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah yang berjudul : “Asuhan Keperawatan

Lansia Ny. S Dengan Masalah Keperawatan Ketidakpatuhan Pada Diagnosa

Medis Hipertensi di Desa Darungan Lumajang ” adalah bukan Karya Tulis

Ilmiah orang lain baik sebagian maupun keseluruhan, kecuali dalam bentuk

kutipan yang telah disebutkan sumbernya.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila

pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapat sanksi.

Sidoarjo, 03 Januari 2021

Yang Menyatakan,

LELI ANGGITA

(1801037)

Mengetahui,

Pembimbing 1 Pembimbing 2

Ns. Meli Diana, S.Kep, M. Kes Elok Triestuning, S.Psi.Msi

(NIDN.0724098402) (NIDN.072801003)

i

Page 4: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA NY. S …

LEMBAR PERSETUJUAN

Nama : Leli Anggita

Judul : “Asuhan Keperawatan Lansia Ny. S Dengan Masalah Keperawatan

Ketidakpatuhan Pada Diagnosa Medis Hipertensi di Desa Darungan

Lumajang ”

Telah disetujui untuk diujikan dihadapan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah pada

tanggal: 03, Januari 2021

Oleh :

Pembimbing 1 Pembimbing 2

Ns. Meli Diana, S.Kep, M.Kes Elok Triestuning, S.Psi.Msi

(NIDN.0724098402) (NIDN.0728018003)

Mengetahui,

Direktur

Politeknik Kesehatan Kerta Cendekia Sidoarjo

Agus Sulistyowati, S.Kep., M.Kes

(NIDN. 0703087801)

ii

Page 5: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA NY. S …

HALAMAN PENGESAHAN

Telah diuji dan disetujui oleh Tim Penguji pada sidang di Program D3

Keperawatan di Politeknik Kesehatan Kerta Cendekia Sidoarjo.

TIM PENGUJI

Tanda Tangan

Ketua Penguji : Ns. Riesmiyatiningdyah, S.kep.,M.Kes (… ........................... )

Anggota : 1. Elok Triestuting S.Psi.Msi (… ........................... )

2 .Ns. Meli Diana S.Kep.,M.Kes (… ........................... )

Mengetahui,

Direktur

Politeknik Kesehatan Kerta Cendekia Sidoarjo

Agus Sulistyowati, S.Kep., M.Kes

NIDN.0703087801

iii

Page 6: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA NY. S …

MOTTO

Tidak ada kesuksesan melainkan dengan pertolongan allah

(Q.S Huud: 88)

Jangan menjelaskan dirimu kepada siapapun, karena yang menyukaimu

tidak butuh itu. Dan yang membencimu tidak percaya itu

( Ali bin Abi Thalib)

Mulailah dari tempatmu berada. Gunakan yang kau punya. Lakukan yang

kau bisa.

Berharaplah kebaikan meski ujianmu bertubi-tubi

(Ali bin Abi Thalib)

Siapapun bisa menjadi apapun

iv

Page 7: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA NY. S …

PERSEMBAHAN

Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini memerlukan bantuan dari berbagai

pihak. Maka untuk itu Karya Tulis Ilmiah ini saya persembahkan untuk:

1. Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya bagi kita

semua

2. Teruntuk Ibuku tercinta Juma’atin dan Ayahku tercinta Sarnawi, aku tidak

akan pernah lupa semua pengorbanan dan jerih payah yang engkau berikan

untukku agar dapat menggapai cita-cita dan semangat serta do’a yang kau

lantunkan untukku sehingga aku bisa sampai sekarang ini. Semoga kelak

aku bisa menjadi orang sukses dan bisa membahagiakanmu, terima kasih

ayah ibu untuk semuanya.

3. Kepada Dosen pembimbing karya tulis ilmiah ini Ns. Meli Diana,

S.Kep.,M.Kes dan Elok Triestuning, S.Psi.Msi yang selalu memberikan

motivasi untukku, selalu peduli dan perhatian, ucapa terima kasih yang tak

terhingga atas ilmu yang sangat bermanfaat bagiku

4. Teruntuk kakakku Evi Lestari terima kasih sudah membatu uang jajan,

uang kos semoga kelak bisa membalas semua yang telah di berikan

kepadaku

5. Sahabat-sahabatku seperjuangan yang tidak bisa saya sebutkan satu

persatu, terima kasih atas gelak tawa dan solidaritas yang luar biasa

sehingga membuat hari-hari semasa kuliah lebih berarti

6. Pihak-pihak yang turut berjasa dalam penyusunan karya tulis ilmiah yang

tidak bisa disebutkan satu persatu

v

Page 8: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA NY. S …

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah

melimpahkan rahmat-Nya sehingga dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah

dengan judul “Asuhan Keperawatan Lansia Ny. S Dengan Masalah

Keperawatan Ketidakpatuhan Pada Diagnosa Medis Hipertensi di Desa

Darungan Lumajang ”ini dengan tepat waktu sebagai persyaratan akademik

dalam menyelesaikan Program D3 Keperawatan di Politeknik kesehatan Kerta

Cendekia Sidorajo.

Penulis Karya Tulis Ilmiah ini tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan

berbagai pihak, untuk itu kami mengucapaka banyak terima kasih kepada :

1. Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa memberikan rahmat-Nya sehingga

Karya Tulis Ilmiah ini selesai dengan baik

2. Orang tua tercinta yang selalu mendukung dan mendoakan sehingga

semua bisa berjalan dengan lancar.

3. Agus Sulistyowati, S.Kep., M.Kes selaku Direktur Politeknik Kesehatan

Kerta Cendekia Sidoarjo.

4. Ns. Meli Diana, S.kep.,Mkes selaku pembimbing 1 dalam pembuatan

Karya Tulis Ilmiah.

5. Elok Triestuning, S.Psi. Msi selaku pembimbing 2 dalam pembuatan

Karya Tulis Ilmiah.

6. Pihak – pihak yang turut berjasa dalam dalam penyusunan Karya Tulis

Ilmiah ini yang tidak bisa disebutkan satu – persatu.

Penulis sadar bahwa Karya Tulis Ilmiah ini belum mencapai kesempurnaan,

sebagai bekal perbaikan, penulis akan berterima kasih apabila para pembaca

berkenan memberikan masukan, baik dalam bentuk kritikan maupun saran demi

kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.

Penulis berharap Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi para pembaca dan bagi

keperawatan.

Sidoarjo, 03 Januari 2021

Leli Anggita

vi

Page 9: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA NY. S …

DAFTAR ISI

Sampul Depan .....................................................................................................

Lembar Judul ......................................................................................................

Surat Pernyataan ................................................................................................ i

Lembar Persetujuan ........................................................................................... ii

Halaman Pengesahan ....................................................................................... iii

Motto ................................................................................................................ iv

Persembahan ..................................................................................................... v

Kata Pengantar ................................................................................................. vi

Daftar Isi ......................................................................................................... vii

Daftar Gambar .................................................................................................. ix

Daftar Tabel ...................................................................................................... x

Daftar Lampiran ............................................................................................... xi

BAB 1 PENDAHULUAN ……………………………………………………

1.1. Latar Belakang ........................................................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah ...................................................................................... 4

1.3. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 4

1.4. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 5

1.5. Metode Penulisan ....................................................................................... 5

1.5.1. Metode Penelitian ......................................................................... 5

1.5.2. Teknik Pengumpulan Data ........................................................... 6

1.5.3. Sumber Data ................................................................................. 6

1.5.4. Studi Kepustakaan ........................................................................ 6

1.6. Sistematika Penulisan Metode ................................................................... 7

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ……………………………………………..

2.1. Konsep Penyakit ........................................................................................ 8

2.1.1. Pengertian ..................................................................................... 8

2.1.2. Etiologi ......................................................................................... 8

2.1.3. Manifestasi Klinis ....................................................................... 12

2.1.4. Klasifikasi ................................................................................... 13

2.1.5. Patofisiologi ................................................................................ 14

2.1.6. Penatalaksanaan .......................................................................... 16

2.1.7. Pemeriksaan Penunjang .............................................................. 18

2.1.8. Komplikasi .................................................................................. 29

2.1.9. Dampak Masalah ........................................................................ 20

2.2. Konsep Gerontik ...................................................................................... 20

2.2.1. Pengertian ................................................................................... 20

2.2.2. Klasifikasi Lansia ....................................................................... 21

2.2.3. Ciri-ciri Lansia ............................................................................ 21

2.2.4. Perubahan Pada Lansia ............................................................... 23

2.3. Konsep Asuhan Keperawatan .................................................................. 28

2.3.1. Pengkajian .................................................................................. 28

2.3.2. Diagnosa Keperawatan ............................................................... 36

vii

2.3.3. Rencana Keperawatan ................................................................ 36

2.3.4. Implementasi Keperawatan ........................................................ 41

Page 10: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA NY. S …

2.3.5. Evaluasi ...................................................................................... 42

2.3.6. Kerangka Masalah ..................................................................... 45

BAB 3 TINJAUAN KASUS .............................................................................

3.1 Pengkajian ................................................................................................. 46

3.1.1 Identitas ............................................................................................. 46

3.1.2 Riwayat Kesehaan Saat ini ................................................................ 46

3.1.3 Riwayat Kesehatan Dahulu ............................................................... 47

3.1.4 Riwayat Keluarga .............................................................................. 48

3.1.5 Riwayat Pekerjaan ............................................................................. 48

3.1.6 Riwayat Lingkungan Hidup .............................................................. 49

3.1.7 Riwayat Rekreasi ............................................................................... 49

3.1.8 Sumber atau Sistem Pendukung ........................................................ 50

3.1.9 Obat-obatan ....................................................................................... 50

3.1.10 Nutrisi .............................................................................................. 51

3.1.11 Tinjauan Sistem ............................................................................... 55

3.1.12 Pengkajian Fungsioal Klien ............................................................ 56

3.1.13 Barthel Indekz ................................................................................. 57

3.1.14 Pengkajian Status Mental Gerontik ................................................. 58

3.2 Analisa Data .............................................................................................. 60

3.3 Format Skoring dan Prioritas Masalah ...................................................... 61

3.4 Rencana Tindakan Keperawatan ............................................................... 63

3.5 Implementasi Keperawatan ....................................................................... 66

3.6 Catatan Perkembangan .............................................................................. 70

3.7 Evaluasi Keperawatan ............................................................................... 72

BAB 4 PEMBAHASAN ....................................................................................

4.1. Pengkajian ................................................................................................ 74

4.2. Diagnosa Keperawatan ............................................................................ 87

4.3. Intervensi Keperawatan............................................................................ 87

4.4. Implementasi Keperawatan ...................................................................... 88

4.5. Evaluasi Keperawatan .............................................................................. 89

BAB 5 PENUTUP..............................................................................................

5.1 Simpulan ................................................................................................... 90

5.2 Saran.......................................................................................................... 91

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 92

viii

Page 11: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA NY. S …

DAFTAR GAMBAR

No Gambar Judul Gambar Hal

Gambar 2.1 Kerangka Masalah Hipertensi ................................................. 44

Gambar 2.2 Genogram Ny. S Dengan Diagnosa Medis Hipertensi di Desa

Darungan Lumajang ..................................................................................... 46

ix

Page 12: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA NY. S …

DAFTAR TABEL

No Tabel Judul Tabel Hal

2.1 Derajat Hipertensi ...................................................................................... 10

2.2 Faktor Resiko dan Target Organ Penderita Hipertensi .............................. 11

2.3 Nyeri Akut berhubungan dengan Peningkatan Tekanan Vaskuler Serebral

dan Iskemia ...................................................................................................... 25

2.4 Keletihan berhubungan dengan Tidak Mampu Mempertahankan Rutinitas

yang Biasanya .................................................................................................. 27

2.5 Ketidakpatuhan berhubungan dengan Ketidakefektifan Informasi

Pengobatan ....................................................................................................... 28

2.6 Defisiensi Pengetahuan berhubungan dengan Sumber Pengetahuan ......... 30

2.7 Indekz Kemandirian pada Aktivitas Kehidupan Sehari-hari pada Ny. S dengan

Diagnosa Medis Hipertensi di Desa Darungan Lumajang ............................... 54

2.8 Barthel Indekz pada Ny. S dengan Diagnosa Medis Hipertensi di Desa

Darungan Lumajang ......................................................................................... 55

2.9 Pengkajian Status Mental Gerontik pada Ny. S dengan Diagnosa Medis

Hipertensi di Desa Darungan Lumajang .......................................................... 56

2.10 Analisa Data pada Ny. S dengan Diagnosa Medis Hipertensi ................. 57

2.11 Format Skoring dan Prioritas Masalah ..................................................... 59

2.12 Rencana Tindakan Keperawatan pada Ny. S dengan Diagnosa Medis

Hipertensi ......................................................................................................... 61

2.13 Implementasi Keperawatan pada Ny. S dengan Diagnosa Medis

Hipertensi ......................................................................................................... 64

2.14 Catatan Perkembangan pada Ny. S dengan Diagnosa Medis Hipertensi. 68

2.15 Evaluasi Keperawatan pada Ny. S dengan Diagnosa Medis Hipertensi .. 71

x

Page 13: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA NY. S …

DAFTAR LAMPIRAN

No Lampiran Judul Lampiran Hal

Lampiran 1 Lembar Infrom Consent ........................................................... 94

Lampiran 2 Satuan Acara Penyuluhan ......................................................... 97

Lampiran 3 Leaflet Penyuluhan ................................................................... 105

Lampiran 4 Lembar Konsultasi.................................................................... 106

xi

Page 14: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA NY. S …

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hipertensi adalah sebagai peningkatan tekanan darah sistolik

sedikitnya 140 mmHg atau tekanan diastoliknya 90 mmHg. Hipertensi

tidak hanya beresiko tinggi menderita penyakit jatung, tetapi juga

menderita penyakit lain seperti penyakit saraf, ginjal, dan pembuluh darah

dan makin tinggi tekanan darah, makin besar resikonya. (Sylvia A.price,

2015). Hipertensi pada lansia yaitu hipertensi sistolik terisolasi (HST),

meningkatnya tekanan sistolik menyebabkan besarnya kemungkinan

timbulnya kejadian stroke dan infark miokard walaupun tekanan

diastoliknya dalam batas normal (isolated systolic hypertension) (Siti

Widyaningrum, 2012). Hipertensi yaitu suatu gejala penyakit degenerative

kardiovaskuler yang banyak di alami oleh lansia dan belum di ketahui

dengan pasti apa itu penyebabnya. Fenomena yang terjadi dikalangan

masyarakat yaitu masyarakat menganggap penyakit hipertensi disebabkan

karena sering marah dan banyak mengkonsumsi garam berlebihan.

Masyarakat percaya bahwa hanya dengan memakan mentimun saja

penyakit hipertensi akan atau sembuh tanpa harus kontrol kedokter dan

minum obat sesuai dengan anjuran dokter (Tatik Mulyati, 2014) .

Data World Health Organizatio (WHO) pada tahun 2019 hipertensi

terjadi pada kelompok umur 31-44 tahun (31,6%), umur 45-54 tahun

1

Page 15: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA NY. S …

2

(45,3%), umur 55-64 tahun (52,2%). Dari prevelensi darah tinggi sebesar

34,1% diketahui sebesar 8,8% terdiagnosis hipertensi dan 13,3% orang

yang terdiagnosi tida minum obat serta 32,3% tidak rutin minum obat.

Data Riset Kesehatan Dasar tahun 2018, terdapat prevelensi hipertensi

berdasarkan hasil pengukuran pada penduduk usia >18 tahun sebesar

34,1%, tertinggi di Kalimantan Selatan (44.1%), sedangkan terendah di

Papua sebesar (22,2%). Estimasi jumlah kasus darah tinggi di Indonesia

sebesar 63.309.620 orang, sedangkan angka kematian di Idonesia akibat

darah tinggi sebesar 427.218 kematian. Jawa Timur persentase pada tahun

2018 penderita hipertensi perempuan lebih banyak sebesar 60,4%

sedangkan laki-laki sebesar 39,6%. Berdasarkan data yang didapatkan

pencapaian penderita hipertensi atau darah tinggi di Lumajang pada tahun

2016 sebesar 20.578 penderita atau 9.55%.

Sebenarnya, hipertensi dibedakan menjadi dua penyebabnya.

Pertama, hipertensi primer yang belum di ketahui penyebabnya. Kedua,

hipertensi sekunder adalah hipertensi yang diakibatkan penyakit lain.

Namun, beberapa factor eksternal, semisal kegemukan (obesitas), gaya

hidup yang tidak aktif (malas olahraga), stress, alkohol, atau garam dalam

makanan bisa memicu terjadinya hipertensi pada orang yang memiliki

kepekaan menurun (M. Adib, 2012) . Selain itu, stress cenderung

menyebabkan kenaikan tekanan darah untuk sementara waktu. Resiko

terjadinya darah tinggi akan meningkat seiring bertambahnya usia yang

berkisar 2 dari 3 orang berusia 75 tahun akan di prediksi mengidap darah

tinggi. Darah tinggi pada lansia berkaitan dengan penuaan. Karena, tubuh

Page 16: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA NY. S …

3

akan mulai menyusut disebabkan berkurangnya jumlah sel-sel yang ada

dalam tubuh yang berakibat tubuh bisa mengalami penurunan fungsi secara

perlahan. Proses penuaan ini menimbulkan berbagai penyakit. Penyakit ini

disebabkan oleh organ-organ tubuh yang mengalami proses penuaan dan

penurunan fungsi. Karena itulah menjadi rentan terhadap timbulnya

penyakit degenerative salah satunya yaitu hipertensi. Semakin umur

seseorang, tekanan darah semakin bertambah. Lansia dengan darah tinggi

tetap berisiko mendapati komplikasi yaitu stroke, penyakit jantung,

kerusakan ginjal, diabetes dan penyakit yang berbahaya lainnya.

Darah tinggi perlu dideteksi sejak dini yaitu dengan pemeriksaan

tekanan darah secara berkala, sehingga peran perawat sangat dibutuhkan

untuk mencegah terjadinya komplikasi dan kekambuhan yang lebih lanjut.

Adapun peran perawat dalam memberikan asuhan keperawatan dan

mencegah kekambuhan serta komplikasi penyakit hipertensi melalui upaya

promotif yaitu melalui program promosi kesehatan seperti penyuluhan

yang dilakukan di posyandu lansia. Upaya preventif yang dapat dilakukan

oleh perawat yaitu menyarankan agar menjaga pola makan seperti

mengurangi garam berlebihan, berhenti minum alcohol, merokok,

menghindari setres berat. Upaya kuratif seperti menganjurkan keluarga

untuk berobat ke pukesmas dan minum obat antihipertensi secara teratur

(Rusdinah, 2017). Jika penderita hipertensi diberikan obat oral, peran

perawat yaitu diberikan sesuai dosis dan menjadwalkan pasien untuk

minum obat secara teratur.

Page 17: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA NY. S …

4

1.2 Rumusah Masalah

Untuk mengetahui lebih lanjut dari perawatan penyakit ini maka

penulis akan melakukan kajian lebih lanjut dengan melakukan asuhan

keperawatan Hipertensi dengan membuat rumusan masalah sebagai berikut

“Bagaimanakah Asuhan Keperawatan Lansia Ny. S Dengan Masalah

Keperawatan Ketidakpatuhan Pada Diagnosa Medis Hipertensi di Desa

Darungan Lumajang

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Mengidentifikasi asuhan keperawatan Lansia Ny. S Dengan Masalah

Keperawatan Ketidakpatuhan Pada Diagnosa Medis Hipertensi di Desa

Darungan Lumajang

1.3.2 Tujuan Khusus

1.3.2.1 Mengkaji Lansia Ny. S Pada Diagnosa Medis Hipertensi di Desa

Darungan Lumajang

1.3.2.2 Merumuskan diagnosa keperawatan pada lansia Ny. S dengan diagnose

medis hipertensi di Desa Darungan, Lumajang

1.3.2.3 Merencanakan asuhan keperawatan pada lansia Ny. S dengan diagnose

medis hipertensi di Desa Darungan, Lumajang

1.3.2.4 Melaksanakan asuhan keperawatan pada lansia Ny. S dengan diagnose

medis hipertensi di Desa Darungan, Lumajang

1.3.2.5 Mengevaluasi lansia Ny. S dengan diagnose medis hipertensi di Desa

Darungan, Lumajang

Page 18: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA NY. S …

5

1.3.2.6 Mendokumentasikan asuhan keperawatan pada lansia Ny. S dengan

diagnosa medis hipertensi di Desa Darungan, Lumajang

1.4 Manfaat

Bagian ini berisi uraian manfaat penelitian tentang hipertensi,

yang sangat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan yang

dapat dimanfaatkan oleh ilmu lain untuk mengembangkan ilmu

pengetahuan dan teknologi terutama di bidang Kesehatan

Hasil penelitian dapat dimanfaatkan oleh:

1.4.1 Bagi institusi Pendidikan, sebagai masukan untuk penyusunan

kebijakan

1.4.2 Bagi instansi terkait

1.2.3 Bagi responden, misalnya dapat diterapkan dalam keluarga atau

sebagai bahan penyuluhan Kesehatan kepada masyarakat

1.4.4 Bagi ilmu keperawatan difokuskan pada peningkatan kualitas

asuhan keperawatan, perkembangan IPTEK dan untuk pengembangan

profesi keperawatan

1.5 Metode Penulisan

1.5.1 Metode

Metode deskriptif yaitu metode yang sifatnya

mengungkapkan peristiwa atau gejala yang terjadi pada waktu

sekarang yang meliputi studi kepustakaan yang mempelajari,

mengumpulkan, membahas data dengan studi pendekatan proses

keperawatan dengan langkah-langkah pengkajian, diagnosis,

perencanaan, dan evaluasi.

Page 19: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA NY. S …

6

1.5.2 Teknik Pengumpulan Data

1.5.2.1 Wawancara

Data diambil atau diperoleh melalui percakapan baik

dengan klien, keluarga maupun tim kesehatan lain.

1.5.2.2 Observasi

Data yang diambil melalui pengamatan kepada klien.

1.5.2.3 Pemeriksaan

Meliputi pemeriksaan fisik dan laboratorium yang dapat

menunjang menegakkan diagnosa dan penanganan selanjutnya.

1.5.2.4 Sumber Data

1.5.2.4.1 Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh dari klien.

1.5.2.4.2 Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari keluarga

atau orang terdekat klien, catatan medik perawat, hasil-hasil

pemeriksaan dan tim kesehatan lain.

1.5.4 Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan yaitu mempelajari buku sumber yang

berhubungan dengan judul studi kasus dan masalah yang

dibahas.

1.6 Sistematika Penulisan

Supaya lebih jelas dan lebih mudah dalam mempelajari

dan memahami studi kasus ini, secara keseluruhan dibagi

menjadi tiga bagian yaitu :

Page 20: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA NY. S …

7

1.6.1 Bagian awal, memuat halaman judul, persetujuan pembimbing,

pengesahan, motto dan persembahan, kata pengantar, daftar isi.

1.6.2 Bagian inti, terdiri dari lima bab yang masing-masing bab terdiri

dari sub bab berikut ini :

Bab 1 : Pendahuluan, berisi latar belakang masalah, tujuan,

manfaat penelitian, sistematika penulisan studi kasus.

Bab 2 : Tinjauan pustaka, berisi tentang konsep penyakit dari sudut

medis dan asuhan keperawatan klien dengan diagnosa

Hipertensi serta kerangka masalah.

Bab 3 : Tinjauan kasus berisi tentang diskripsi data hasil

pengkajian, diagnosa, perencanaan, pelaksanaan dan

evaluasi.

Bab 4 : Pembahasan berisi tentang perbandingan antara teori

dengan kenyataan yang ada di lapangan.

Bab 5 : Penutup, berisi tentang simpulan dan saran.

1.6.3 Bagian akhir, terdiri dari daftar pustaka dan lampiran.

Page 21: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA NY. S …

8

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab 2 akan diuraikan secara teoritis mengenai konsep penyakit

dan asuhan keperawatan pada pasien dengan hipertensi. Konsep dasar penyakit

akan diuraikan definisi, etiologi, dan cara penanganan secara medis. Konsep

dasar keperawatan akan diuraikan masalah-masalah yang muncul pada

penyakit Hipertensi dengan melakukan asuhan keperawatan terdiri dari

pengkajian, diagnosa, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.

2.1 Konsep Dasar Penyakit

2.1.1 Definisi Hipertensi

Hipertensi adalah sebagai peningkatan tekanan darah sistolik sedikitnya

140 mmHg atau tekanan diastoliknya 90 mmHg. Hipertensi tidak hanya

beresiko tinggi menderita penyakit jatung, tetapi juga menderita penyakit lain

seperti penyakit saraf, ginjal, dan pembuluh darah dan makin tinggi tekanan

darah, makin besar resikonya. (Sylvia A.price, 2015).

Hipertensi pada lansia yaitu hipertensi sistolik terisolasi (HST),

meningkatnya tekanan sistolik menyebabkan besarnya kemungkinan timbulnya

kejadian stroke dan infark miokard walaupun tekanan diastoliknya dalam batas

normal (isolated systolic hypertension) (Siti Widyaningrum, 2012).

2.1.2 Etiologi dan Faktor Resiko

Berdasarkan penyebabnya hipertensi di bagi menjadi dua golongan:

2.1.2.1 Hipertensi Primer (Esensial)

8

Page 22: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA NY. S …

9

Disebut juga hipertensi idiopatik karena tidak diketahui penyebabnya.

Factor yang mempengaruhinya yaitu: genetic, lingkungan,

hiperaktifitas saraf simpatis sistem rennin. Angiotensin dan

peningkatan Na + Ca intraseluler. Factor-faktor yang

meningkatkanresiko: obesitas, merokok, alcohol dan polisetamia.

(Nurarif& Kusuma, 2015)

Seiring dengan bertambahnya usia, elastisitas dinding pembuluh darah

semakin menurun. Demikian pula dengan jenis kelamin, laki-laki

memiliki resiko hipertensi di bandingkan pada wanita. Hal ini berkaitan

dengan adanya hormone estrogen pada wanita yang berkontribusi pada

kelenturan pembuluh darah. Penurunan produksi hormone estrogen

pada usia menoupose membuat resiko pada wanita juga meningkat.

(Yasmara, Deni dkk, 2016)

2.1.2.2 Hipertensi Sekunder

Hipertensi sekunder merupakan dampak dari penyakit tertentu. Angka

kejadiannya berkisar antara 10-20% saja. Beberapa kelainan yang dapat

menimbulkan hipertensi sekunder:

1) Glomerulosnefritisakut. Hipertensi terjadi secara tiba-tiba dan

memburuk dengan cepat.

2) Sindromnefrotik. Penyakit ini bersifat lambat dan menimbulkan

gejala klinis sindrom nefrotik seperti proteinuria berat,

hippoproteinemia, dan edema yang berat.

3) Pielonefritis. Peradangan pada ginjal ini sering disertai dengan

kelainan struktur bawaan ginjal atau juga pada batu ginjal.

Page 23: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA NY. S …

10

4) KimmeltStiel-Wilson. Penyakit pada ginjal ini merupakan

komplikasi dari penyakit diabetes militus yang berlangsung lama.

5) Hipertensirenovaskular. Hipertensi ini disebabkan oleh adanya lesi

pada arteri renalis. (Yasmara, Deni dkk, 2016)

Hipertensi pada usia lanjut dibedakan atas:

1) Hipertensi dimana tekanan sistolik sama atau lebih besar 140

mmHg dan / atau tekanan diastolic sama atau lebih besar dari 90

mmHg.

2) Hipertensi sistolik terisolasi dimana tekanan sistolik lebih besar dari

160 mmHg dan tekanan diastoliknya lebih rendah dari 90 mmHg.

Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya

perubahan-perubahan pada:

1) Elastisitas dinding aorta menurun.

2) Katub jantung menebal dan menjadi kaku

3) Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun

sesudah berumur 20 tahun kemampuan jantung memompa darah

menurun menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya.

4) Kehilangan elastisitas pembuluh darah hal ini terjadi karena

kurangnya efektifitas pembuluh darah perier untuk oksigenasi.

5) Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer.

Page 24: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA NY. S …

11

Secara klinis derajat hipertensi dapat dikelompokkan yaitu:

Table 2.1 Derajat hipertensi

No Kategori Sistolik (mmHg) Diastolik

(mmHg)

1. Optimal <120 <80

2. Normal 120-129 80-84

3. High Normal 130-139 85-89

4. Hipertensi

Grade 1 (ringan) 140-159 90-99

Grade 2 (sedang) 160-179 100-109

Grade 3 (berat) 180-209 100-119

Grade 4 (sangatberat) >210 >120

(Nurarif& Kusuma, 2015)

2.1.2.3 Faktor resiko dan target organ penderita hipertensi

Table 2.2 Faktor Resiko dan target organ penderita hipertensi

Factor resiko Target organ yang dapat

mengalami kerusakan

Perokok Penyakit jantung (angina, gagal

jantung)

Dislepedemia Stroke

Diabetes Nefropati

Usia > 60 tahun Retinopati

Page 25: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA NY. S …

12

Jenis kelamin: pria dan wanita

pascamenopouse

Riwayat penderita (yang memiliki

Riwayat penyakit jantung). Wanita

<65 tahun, pria <55 tahun.

(Syamsudin, 2011)

1.1.3 Manifestasi Klinis

Tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi:

2.1.3.1 Tidak ada gejala

Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan

peningkatan tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter

yang memeriksa. Hal ini berarti hipertensi arterial tidak akan pernah

terdiagnosa jika tekanan arteri tidak berukuran.

2.1.3.2 Gejala yang lazim

Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai

hipertensi meliputi nyeri kepala dan kelelahan. Dalam kenyataannya ini

merupakan gejala terlazim yang mengenai kebanyakan pasien yang

mencari pertolongan medis.

Beberapa pasien yang menderita hipertensi yaitu:

1) Mengeluh sakit kepala, pusing

2) Lemas, kelelahan

3) Sesak nafas

4) Gelisah

Page 26: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA NY. S …

13

5) Mual, muntah

6) Epistaksis

7) Kesadaran menurun (Nurarif& Kusuma, 2015)

2.1.4 Klasifikasi Hipertensi

Berdasarkan penyebabnya hipertensi juga dapat diklasifikasikan

menjadi hipertensi primer dan hipertensi sekunder.

2.1.4.1 Hipertensi primer

Hipertensi primer atau hipertensi esensial ini merupakan jenis hipertensi

yang tidak di ketahui penyebabnya. Ini merupakan jenis hipertansi yang paling

banyak yaitu 90-95% dari insidensi hipertensi secara keseluruhan. Hipertensi

primer ini sering tidak disertai dengan gejala dan biasanya gejala baru muncl

saat hipertensi sudah berat atau sudah menimbulkan komplikasi. Hal inilah

yang kemudian menyebabkan hipertensi dijuluki sebagai silent killer.

2.1.4.2 Hipertensi sekunder

Jumlah hipertensi sekunder hanya sekitar 5-10% dari kejadian hipertensi

secara keseluruhan. Hipertensi jenis ini merupakan dampak sekunder dari

penyakit tertentu. Berbagai kondisi yang dapat menyebabkan hipertensi antara

lain penyempitan arteri renalis, penyakit parenkim ginjal, hiperardosteron

maupun kehamilan. Selain itu, obat-obatan tertentu juga bisa menjadi pemicu

hipertensi sekunder

Hipertensi primer maupun sekunder memiliki potensial untuk menjadi

hipertensi berat atau dengan pula sebagai krisis hipertensi. Angka kejadian

krisi hipertensi di Amerika berkisar 2-7% pada populasi penderita hipertensi

yang tidak melakukan pengobatan secara teratur. Sedangkan seiring perbaikan

Page 27: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA NY. S …

14

penanganan yang dilakukan, angka kejadiannya menurun hingga tinggal 1%

saja. Sayangnya kejadian krisis hipertensi di Indonesia hingga saat ini masih

belum ada laporan mengenai hal tersebut. (Yasmara, Deni dkk, 2016).

2.1.5 Patofisiologi

Tekanan darah merupakan hasil interaksi antara curah jantung (cardiac

out put) dan derajat dilatasi kontruksi arteriola (resistensi vascular

sistemik).Tekanan darah arteri dikontrol dalam waktu singkat oleh baroreseptor

arteri yang mendeteksi perubahan tekanan pada arteri utama, dan kemudian

melalui mekanisme umpan balik hormonal menimbulkan berbagai variasi

respons tubuh seperti frekuensi denyut jantung, kontraksi otot jatung, kontraksi

otot polos pada pembuluh darah dengan tujuan mempertahankan tekanan darah

dalam batas normal. Baroreseptor dalam komponen kardiovaskuler tekanan

rendah, seperti vena, atrium dan sirkulasi pulmonary, memainkan peranan

penting dalam pengaturan hormonal volume vascular. Penderita hipertensi

dipastikan mengalami peningkatan salah satu atau kedua komponenini, yakni

curah jantung dan atau resistensi vascular sistematik. (Yasmara, Deni dkk,

2016).

Saat hipertensi bertambah berat dan jantung mulai mengalami

pembesaran, curah jantung mengalami penurunan secara progresif meskipun

belum terdapat tanda-tanda gagal jantung. Hal ini disebabkan resistensi perifer

semakin tinggi dan kecepatan ejeksi ventrikel kiri semakin menurun

.penurunan curah jantung ini akan menyebabkan gangguan perfusi ke organ

tubuh, terutama ginjal. Kondisi ini berdampak penurunan volume ekstrasel dan

perfusi ginjal ini akan mengaktivasi system rennin angiostensin. Renin yang

Page 28: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA NY. S …

15

dikeluarkan oleh ginjal ini akan merangsang angiotensinogen untuk

mengeluarkan angiotensionogen I (AI) yang bersifat vasokonstriktor lemah.

Adanya angiotensin I pada peredaran darah akan memicu pengeluaran

angiotensin converting enzym (ACE) di endothelium pembuluhparu. ACE ini

kemudian akan mengubah angiotensin I menjadi angiotensin II (AII) yang

merupakan vasokonstriktor kuat sehingga berpengaruh pada sirkulasi tubuh

secara keseluruhan. Selain sebagai vasokonstriktor kuat, AII memiliki efek lain

yang pada akhirnya meningkatkan tekanan darah. Dampak yang timbul oleh

AII antara lain hipertrofi jantung dan pembuluh darah, stimulasi rasa haus,

memicu produksi oldesteron dan anti-diuretic hormone (ADH) (Yasmara, Deni

dkk, 2016)

Rennin diekskresikan sebagai respons tubuh terhadap beberapa kondisi

diantaranya stimulasi system saraf simpatik, hipotensi, dan penurunan asupan

natrium. Kemudian rennin akan menginduksikan angiotensinogen untuk

berubah menjadi angiotensi I (AI). Angiotensin converting enzyme (ACE) yang

dihasilkan oleh endothelium pembuluh darah paru mengubah AI

menjadiangiotensin II (AII). Peningkatan tekanan darah sebagai dampak dari

adanya AII ini terjadi melalui dua cara utama yaitu efek fasokontruksi dan

perangsangan kelenjar adrenal. Vasokontruktoryaitu AII menebabkan

vasokontruksi baik pada arteriol maupun vena. Kontruksi arteriol akan

meningkat tahanan perifer sehingga membutuhkan usaha jantung lebih besar

dalam melakukan pemompaan. sedangkan pada vena dampak , tetapi sudah

mampu menimbulkan peningkatan aliran balik darah vena ke jantung.

Perangsangan kelenjar endokrin yaitu AII merangsang kelenjar adrenal untuk

Page 29: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA NY. S …

16

mengeluarkan hormone aldosteron, hormone inibekerja pada tubulus distal

nefron. Dampak dari keberadaan hormone aldesteron ini adalah peningkatan

penyerapan kembali air dan NACl oleh tubulus distal nefron. Hal ini akan

mengurangi pengeluaran garam dan air melalui ginjal. Kondisi ini membuat

volume darah meningkat yang diikuti pula dengan peningkatan tekanan darah.

Berat ringannya gejala hipertensi sendiri sangat di pengaruhi oleh seberapa

banyak dan seberapa vital organ yang terkena dampak dari penurunan perfusi

darah akibat tingginya resisitensi sistemik tersebut.

2.1.6 Penatalaksanaan

Penatalaksanaan hipertensi dapat dilakukan dengan

menggunakan obat-obatan atau pun dengan memodifikasi gaya hidup.

Sebagian besar pasien memerlukan obat anti hipertensi seumur hidup

dengan obat tunggal maupun kombinasi lebih dari satu obat. Pedoman

penatalaksanaan hipertensi sangat diperlukan oleh para dokter untuk

mencegah terjadinya komplikasi kardio-serebrovaskuler (Yenny, 2016).

Modifikasi gaya hidup dapat dilakukan dengan membatasi asupan

garam, menurunkan berat badan, menghindari minuman berkafein,

rokok dan minuman beralkohol. Olahraga juga di anjurkan bagi

penderita hipertensi (Soenarta, dkk., 2015)

2.1.6.1 Terapi non farmakologi

Terapi nonfarmakologi digunakan sebagai tindakan untuk hipertensi

ringan dan sebagai tindakan suportif pada hipertensi sedang dan berat. Terapi

nonfarmakologi meliputi:

Page 30: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA NY. S …

17

2.1.6.1.1 Diet

1) Mengurangi makanan yang berkadar lemak jenuh tinggi

2) Retriksi garam secara moderat dari 10gr/hr menjadi 5gr/hr

3) Penurunan berat badan

4) Diet tinggi kalium

5) Makanan dan minuman dalam kaleng

6) Mengurangi konsumsi alcohol dan merokok (Depkes, 2014)

2.1.6.1.2 Latihan fisik

Latihan fisik atau olahraga yang teratur dan terarah yang dianjurkan untuk

penderita hipertensi seperti lari, jongging, bersepeda, berenang dan lain-

lain. Lama latihan berkisar 20-15 menit.

2.1.6.2 Terapi farmakologi

Obat-obatan anti hipertensi menurut Muttaqin. A (2012)

Dapat digunakan sebagai obat tunggal atau di campur dengan obat lain.

Klasifikasi obat hipertensi yaitu sebagai berikut:

1) Diuretic: diberikan dengan tujuan agar memacu aktivitas keluaran

natrium dan air melewati ginjal. Penggunaanya harus dilakukan secara

ahti-hati karena efek sampingnya bisa menyebabkan terjadinya

hyponatremia dan hipokalemia, seperti chlorthalidone lasix,

Aldoctone, Drenium diuretic

2) Penghambat enzim mengubah angiotensin II atau inhibitor ACE

(Angiotensin Converting Enzym)

Page 31: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA NY. S …

18

3) Antagonis (penyekat) reseptor beta (B-Blocker), terutama penyekat

selektif, bekerja pada reseptor beta di jantung untuk menurunkan

kecepatan denyut dan curah jantung.

4) penyemburan darah oleh ventrikel. O bat ini berfungsi untuk

memperbaiki pengosongan ventrikel serta peningkatan kapasitas vena

sehingga tekanan pengisian ventrikel kiri dapat di turunkan.Terapi

vasodilator: obat-obatan fasoaktif ini digunakan untuk mengurangi

adanya tekanan terhadap

2.1.7 PemeriksaanPenunjang

2.1.7.1 PemeriksaanLaboratorium

1) Hb/Ht: untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume

cairan (viskositas) dan dapat mengindikasikan factor resiko

seperti: hipokoagulabilitas, anemia.

2) BUN / keratin: memberikan informasi tentang perfusi/fungsi

ginjal.

3) Glucose: hiperglikemi (DM adalah pencetus hipertensi) dapat

diakibatkan oleh pengeluaran kadar ketokolamin.

4) Urinalisa: darah, protein, glukosa, mengisaratkan disfungsi

ginjal dan ada DM.

2.1.7.2 CTScan: mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati

2.1.7.3 EKG: dapatmenunjukanpolaregangan, dimana luas, peninggian

gelombang p adalah salah satu tanda dini penyakit jantung

hipertensi

Page 32: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA NY. S …

19

2.1.7.4 IUP: mengindentifikasikan penyebab hipertensi seperti: batu

ginjal, perbaikan ginjal

2.1.7.5 Photo dada: menunjukkan destruksi kalsifikasi pada area katup,

pembesaran jantung (Nurarif& Kusuma, 2015).

2.1.8 Komplikasi

2.1.8.1 Stroke

Stroke dapat terjadi karena hemorogi akibat tekanan darah

tinggi di otak, atau akibat embolus yang terlepas dari pembuluh selain

otak ang terpajan tekanan tinggi. stroke dapat terjadi pada penyakit

hipertensi kronis, apabila arteri yang memperdarai otak mengalami

hipertrofi dan penebalan.

2.1.8.2 Gagal jantung

Tekan darah yang tinggi memaksa otot jantung bekerja lebih

berat untuk memompa darah. Kondisi ini berakibat otot jantung akan

menebal dan meregang sehingga daya pompa oto menurun. Pada

akhirnya, terjadi kegagalan kerja otot jantung (Yuli, 2018).

2.1.8.3 Gagal ginjal

Gagal ginjal bisa terjadi sebab kerusakan progresif akibat

tekanan tinggi pada kapiler glomerulus gijal. Denganrusaknya

glomerulus, aliran darah kenefron akan terganggu dan dapat berlanjut

menjadi kematian dan hipoksik (Bianti Nuraini, 2015)

2.1.8.4 Enselopati

Terjadi, terutama pada hipertensi maligna (hipertensi yang

meningkat cepat dan berbahaya). Tekanan yang sangattinggi pada

Page 33: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA NY. S …

20

kelainan ini menyebabkan peningkatan kapiler dan mendorong cairan

keruangan intersistil di seluruh susunan saraf pusat (Aspiani, R.Y,

2014).

2.1.8.5 Kejang

Bisa terjadi pada wanita preeklamasia. Bayi yang lahir mungkin

memiliki berat badan yang kecil akibat perfusi plasenta yang tidak

adekuat, kemudian dapat mengalami hipoksia dan asidosis jika ibu

mengalami kejang selama bisa juga sebelum persalinan.

(Aspiani, R.Y, 2014)

2.1.9 Dampak Masalah

Dampak ekonomi pengobatan hipertensi sebagai upaya

penanggulangan kondisi kesehatan yang berhubungan dengan obesitas

dapat menyebabkan peningkatan beban ekonomi pada system perawatan

pengusaha keluarga individu termasuk pada peningkatan biaya yang harus

dikeluarkan untuk pengobatan hipertensi.selain itu dampak juga dapat

menyebabkan derajat Kesehatan sumber daya menurun (Wulan sari, 2016)

2.2 Konsep Lansia

2.2.1 Pengertian Lansia

Menurut WHO, lansia menurut seseorang yang telah memasuki usia 60

tahun keatas. Lansia adalah kelompok umur pada manusia yangtelah

memasuki tahapan akhir dari fase kehidupannya. Kelompok yang

dikategorikan lansia ini akan terjadi suatu proses yang disebut Aging

Process atau proses penuaan.

Page 34: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA NY. S …

21

Seseorang dikatakan lansia apabila berusia 60 tahun lebih, karena factor

tertentu tidak dapat memenuhi kebutuhan dasarnya baik secara jasmani,

rohani maupun social (Nugroho, 2012).

2.2.2 Klasifikasi Lansia

Menurut Depkes RI (2013) klasifikasi lansia terdiri dari

1) Pra lansia yaitu seseorang yang berusia 45-59 tahun

2) Lansia adalah seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih

3) Lansia resiko tinggi adalah seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih

dengan masalah kesehatan

4) Lansia potensial adalah lansia yang masih mampu melakukan pekerjaan

dan kegiatan yang dapat menghasilkan barang atau jasa

5) Lansia tidak potensial adalah lansia yang tidak berdaya mencari nafkah,

sehingga hidupnya tergantung pada bantuan orang lain

2.2.3 Ciri-Ciri Lansia

Menurut Depkes RI (2016), ciri-ciri lansia sebagai berikut:

1) Lansia merupakan periode kemunduran

Kemunduran pada lansia sebagai datang dari factor fisik dan

factor psikologis sehingga memotivasi memiliki peran yang

penting dalam kemunduran pada lansia. Contohnya lansia yang

memiliki motivasi yang rendah dalam melakukan kegiatan,

maka akan mempercepat proses kemunduran fisik, akan tetapi

ada juga lansia yang mmiliki motivasi yang tinggi, maka

kemunduran fisik pada lansia akan lebih lama terjadi.

Page 35: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA NY. S …

22

2) Lansia memiliki status kelompok minoritas

Kondisi ini sebagai akibat dari sikap social yang tidak

menyenangkan terhadap lansia dan diperkuat oleh pendapat

yang kurang baik, misalnya lansia yang lebih senang

mempertahankan pendapatnya maka sikap social di masyarakat

menjadi negative, tetapi ada juga lansia yang mempunyai

tenggang rasa kepada orang lain sehingga sikap social

masyarakat menjadi positif.

3) Menua membutuhkan perubahan peran

Perubaha peran pada lansia atas dasar keinginan sendiri bukan

atas dasar tekanan dari lingkungan. Cotohnya lansia menduduki

jabatan social dimasyarakat sebagai ketua RW, sebaiknya

masyarakat tidak meberhentikan lansia sebagai ketua RW

karena usianya.

4) Penyesuaian yang buruk pada lansia

Perlakuan yang buruk terhadap lansia membuat mereka

cenderung mengembangkan konsep diri yang buruk sehingga

dapat memperlihatkan benuk perilaku yang buruk. Akibat dari

perlakuan yang buruk membuat penyesuain diri lansia menjadi

buruk pula. Misalnya lansia yang tinggal bersama keluarga

sering tidak dilibatkan untuk pengambilan keputusan karena

dianggap pola pikirnya kuno, kondisi inilah yang menyebabkan

lansia menarik diri dari lingkungan, cepat tersinggung dan

bahkan memiliki harga diri rendah.

Page 36: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA NY. S …

23

2.2.4 Perubahan Pada Lansia

Semakin bertambahnya umur manusia, terjadi proses penuaan secara

degenerative yang akan terdampak pada perubahan-perubahan pada diri

manusia, tidak hanya perubahan fisik, tetapi juga kognitif, perasaan,

social dan seksual (Azizah dan Lilik M, 2011).

2.2.4.1 Perubahan Fisik

1) Sistem Indra

Sistem pendengaran: prebiakusis (gangguan pada pendengaran)

karena hilangnya kemampuan (daya) pendengaran pada telinga dalam,

terutama terhadap bunyi suara atau nada-nada yang tinggi, suara yang

tidak jelas , sulit dimengerti kata-kata, 50% terjadi pada usia diatas 60

tahun.

2) Sistem Integument

Pada lansia kulit mengalami atrofi, kendur, tidak elastis kering

dan berkerut. Kulit akan kekurangan cairan sehingga menjadi tipis dan

berbecak.kekringan kulit ini disebabkan atropi grandula sebasea dan

glandula sudoritera, timbul pigmen berwarna coklat pada kulit dikenal

dengan liver spot.

3) Sistem Musculoskeletal

Perubahan system musculoskeletal pada lansia: jaringan

penghubung (kolagendan elastin), kartilago, tulang, otot dan sendi.

Kolagen sebagai pendukung utama kulit, tendon, tulang, kartilago dan

jaringan pengikat mengalami perubahan menjadi bentangan yang tidak

teratur.

Page 37: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA NY. S …

24

(1) Kartilago: jaringan kaertilago pada persendian menjadi lunak

dan mengalami granulasi, sehingga permukaan sendi menjadi

rata. Kemampuan kartilago untuk regenerasi berkurang dan

degenerasi yang terjadi cenderung kearah progresif,

konsekuensinya kartilago pada persendian menjadi rentan

terhadap gesekan.

(2) Tulang: berkurangya kepadatan tulang setelah diamati adalah

bagian dari penuaan fisiologi, sehingga akan mengakibatkan

osteoporosis dan lebih lanjut akan mengakibatkan nyeri,

deformatis dan fraktur.

(3) Otot: perubahan struktur otot pada penuaan sangat bervariasi,

penurunan jumlah dan ukuran serabut otot. Peningkatan

jaringan lemak pada otot mengakibatkan efek negative.

(4) Sendi: pada lansia, jaringan ikat sekitar sendi seperti tendon,

ligament fasia mengalami penuaan elastisitas.

4) Sistem Kardiovaskuler

Masa jantung bertambah, vertikel kiri mengalami hipertropi dan

kemampuan peregangan jantung berkurang karena perubahan pada

jaringan ikat dan penumpukan lipofusin dan klasifikasi Sa Nude dan

jaringan konduksi berubah menjadi jaringan ikat sistem respirasi.

5) Sistem Respirasi

Pada penuaan terjadi perubahan jarinagn ikan parut, kapasitas total paru

tetap, tetapi volume cadangan paru bertambah untuk mengompensasi

kenaikan ruang rugi paru, udara yang mengalir ke paru bekurang.

Page 38: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA NY. S …

25

Perubahan pada otot, kartilago dan sendi torak mengakibatkan gerkan

pernapasan terganggu dan kemampuan peregangan toraks berkurang.

6) Pencernaan dan Metabolism

Perubahan yang terjadi pada system pencernaan, seperti penurunan

produksi sebagai kemunduran fungsi yang nyata karena kehilangan

gigi, indra pengecap menurun, rasa lapar menurun (kepekaan rasa lapar

menurun), liver (hati) makin mengecil dan menurunya tempat

penyimpanan, dan berkurangnya aliran darah.

7) Sistem Perkemihan

Pada sistem perkemihan terjadi perubahan yang signifikan. Banyak

fungsi yang mengalami kemunduran, contohnya laju filtrasi, eksresi,

dan

reabsorpsi oleh ginjal.

8) Sistem Saraf

Susunan saraf mengalami perubahan anatomi dan atropi yang progresif

pada serabut saraf lansia. Lansia mengalami penurunan koordinasi dan

kemampuan dalam melakukan aktifitas sehari-hari.

9) Sistem Reproduksi

Perubahan sistem reproduksi lansia ditandai denagn menciutnya ovary

dan uterus. Terjadi atropi payudara. Pada laki-laki testis masih dapat

memproduksi spermatozoa, meskipun adanya penurunan secara

berangsur-angsur.

2.2.4.2 Perubahan Kognitif

1) Daya Ingat, Ingatan (Memory)

Page 39: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA NY. S …

26

2) IQ (Intellegent Quocient)

3) Kemampuan belajar (Learning)

4) Kemampuan pemahaman (Comprehension)

5) Pemecahan masalah (Problem solving)

6) Pengambilan keputusan (Decission Making)

7) Kebijaksanaan (Widsom)

8) Kinerja (Performance)

9) Motivasi (Motivation)

2.2.4.3 Perubahan Mental

Factor-faktor yang mempengaruhi perubahn mental :

1) Pertama-tama perubahan fisik, khusunya organ perasa

2) Kesehatan umum

3) Tingkat pendidikan

4) Keturunan (Hereditas)

5) Lingkungan

6) Gangguan syaraf panca indera, timbul kebutuhan dan ketulian

7) Gangguan konsep diri akibat kehilangan jabatan

8) Rangkain dari kehilangan, yaitu kehilangan hubungan dengan

teman dan family

9) Hilangnya kekuatan dan ketegapan fisik, perubahan terhadap

gambaran diri, perubahan konsep diri. Perubahan spiritual agama

atau kepercayaan dalam kehidupannya.

Page 40: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA NY. S …

27

2.2.4.4 Perubahan Psikososial

1) Kesepian

Terjadi pada saat pasangan hidup atau teman dekat meninggal

terutama jika lansia megalami penuruan kesehatan, seperti

menderita peyakit fisik berat, gangguan mobilitas atau gangguan

sesrik terutama pedengaran

2) Duka Cita (Betrevement)

Meninggalnya pasangan hidup, teman dekat, atau bahkan hewan

kesayangan dapat meruntuhkan pertahanan jiwa yang telah rapuh

pada lansia. Hal tersebut dapat memicu terjadinya gangguan fisik

dan kesehatan.

3) Depresi

Duka cita yang berlaut akan meimbulkan perasaan kosong, lalu

diikuti dengan keinginan untuk menangis yang berlanjut menjadi

suatu episde depresi, depresi juga dapat disesbabkan karena stress

lingkungan dan menurunya kemapuan adaptasi.

4) Gangguan cemas

Dibagi dalam beberapa golngan: fobia, panic, gangguan obsesif

kompulsif, gangguan-gangguan tersebut merupakan kelanjutan

dari dewasa muda dan berhubungan degan skunder akibat

penyakit medis, depresi, efek samping obat, atau gejala

penghetian mendadk dari suatu obat.

Page 41: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA NY. S …

28

5) Parafreia

Suatu betuk skizofreia pada lansia, ditandai dega waham (curiga),

lansia serimg merasa tetangga mencuri barang-barang atau berniat

membutuhkannya. Biasanya terjadi pada lansia yang

terisolasi/dislasi atau menarik diri dengan sosial.

6) Sidroma Diogenes

Suatu kelainan diamana lansia meunjukan penampilan perilaku

sangat megaggu. Rumah atau kama tidur bau karena lansia

bermain-main degan feses da urinnya, sering menumpuk barang

dengan tidak teratur. Walaupun telah dibersihkan, keadan tersebut

dapat terulang kembali

2.3. Konsep Asuhan Keperawatan Pada Lansia Hipertensi

2.3.1 Pengakjian

2.3.1.1 Identitas

Terdiri dari nama, umur, jenis kelamin, alamat, tanggal

MRS, Pendidikan yang biasanya rentan terjadinya hipertensi

dapat dilihat dari frekuensi responden menurut paling banyak

yaitu dengan urutan pertama SD, SMP, SMA dan paling sedikit

adalah perguruan tinggi. Artinya Sebagian responden berada

dalam tingkat pengetahuan sangat rendah yang hanya lulusan

sekolah dasar, dikarenakan keterbatasan masyarakat sekitar

dalam masalah ekonomi yang sangat berpengaruh terhadap

Kesehatan. Pekerjaan yang paling rentan terjadi hipertensi yaitu

IRT (Ibu Rumah Tangga) dan petani. Dapat dikatakan bahwa

Page 42: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA NY. S …

29

hampir semua orang mengalami setres dengan pekerjaan mereka

karena dipengaruhi dengan tutuntunan kerja dan beban kerja

yang dapat memicu terjadinya hipertensi. Ibu rumah tangga

setiap harinya hanya mengurusi persoalan rumah banyak yang

dipikirkan dan menyebabkan kecemasan serta setress yang

tinggi dibandingkan dengan ibu yang bekerja (Galih, dkk.

2017). Pada lansia yang berjenis kelamin perempuan lebih

cenderung menderita hipertensi dari pada laki-laki. Terdapat

43,7% subjek yang berjenis kelamin perempuan lebih tinggi

menderita hipertensi dari pada laki-laki. Karena, rata-rata

perempuan akan mengalami peningkatan resiko tekanan darah

tinggi (hipertensi) setelah menopause yaitu di usia diatas 45

tahun. Perempuan yang belum menopause dilindungi oleh

hormone estrogen yang berperan dalam meningkatkan kadar

High Density Lipoprotein (HDL) (Singgalingging, 2011).

2.3.1.2 Keluhan utama

Sering terjadi alasan klien untuk meminta pertolongan

kesehatan adalah sakit kepala disertai rasa berat ditengkuk, sakit

kepala berdenyut. Nyeri kadang-kadang sulit dilokalisasi dan

nyeri mungkin dirasakan sampai 30 menit tidak hilang dengan

istirahata dan minum obatan (Gede, 2011).

Menurut AHA (American Heart Association) penderita

hipertensi bisa memiliki tekanan darah tinggi selama bertahun-

tahun tanpa merasakan gejala apa pun. Sepertiga penderita

Page 43: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA NY. S …

30

hipertensi tidak menyadari bahwa dirinya memiliki tekanan

darah tinggi. Gejala mulai muncul ketika sudah ada tanda

kerusakan pembuluh darah. Dikatakan mengalami hipertensi

saat hasil pembacaan tekanan darahnya berada di atas ambang

batas tensi normal 120/80 mmHg. Tekanan darah tinggi tidak

menyebabkan sakit kepala atau mimisan, kecuali pada kondisi

darurat atau tensi sangat tinggi.

2.3.1.3 Riwayat kesehatan sekarang

Pada sebagian besar penderita, hipertensi tidak

menimbulkan gejala. Gejala yang dimaksud adalah sakit kepala,

pusing, wajah kemerahan, pendarahan dihidung dan kelelahan

yang bisa terjadi pada penderita hipertensi. Jika hipertensinya

berat atau menahun dan tidak diobati, bisa timbul gejala sakit

kepala, kelelahan, sesak nafas, muntah, pandangan kabur, yang

terjadinya karena ada kerusakan pada otak, jantung, mata dan

ginjal. Kadang penderita hipertensi berat mengalami penurunan

kesadaran bahkan koma (Cahyani, 2020).

2.3.1.4 Riwayat kesehatan dahulu

Penderita hipertensi biasanya ditandai dengan menderita

penyakit, diabetes militus, penyakit ginjal, obesitas, ada riwayat

merokok, hiperkolesterol, penggunaan obat kontrasepsi oral dan

penggunaan obat lainnya (Cahyani, 2020).

2.3.1.5 Riwayat kesehatan keluarga

Page 44: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA NY. S …

31

Biasanya ada riwayat keluarga yang menderita

hipertensi. Faktor gen berkaitan dengan metabolism pengaturan

garam dan renin membrane sel. Orang tua yang menderita

hipertensi, 45% akan menurun kepada anaknya, sedangkan

hanya salah satu yang menderita hipertensi, 30% hipertensi akan

menurun kepada anaknya (Azizah, 2011)

2.3.1.6 Riwayat pekerjaan

Status pekerjaan saat ini menjadi buruh tani (Cahyani,

2020)

2.3.1.7 Riwayat lingkungan hidup

Jenis bangunan rumah (permanen, semi permanen, non-

permanen) luas bangunan rumah, jumlah orang yang tinggal

dirumah, derajat privasi, tersedianya jamban duduk, tersedianya

handrail pada kamar mandi, tersedianya sandal antislip bagi

lansia, tersedianya kest antislip didepan kamar mandi, lantai

kamar mandi terbuat dari ubin, plesteran, tegel, tanah (Depkes,

2012).

2.3.1.8 Riwayat rekreasi

Hobby atau minat, keanggotaan organisasi, liburan

2.3.1.9 Sumber / sistem pendukung

Tidak pernah kontrol ke dokter atau fasilitas Kesehatan

lainnya karena terhalang oleh biaya (Yunita, 2014)

Page 45: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA NY. S …

32

2.3.1.10 Obat-obatan

Beberapa jenis obat-obatan tekanan darah tinggi ACE

inhibitor yang sering digunakan captopril, enalapril, ramipil,

perindopril. Diberikan pada pasien diatas 65 tahun. Obat

diuretik seperti furosemide, torsemide, spironolactone ( Kevin

Andrian, 2019).

2.3.1.11 Nutrisi

Diet, pembatasan makanan minuman, Riwayat

peningkatan / penurunan berat badan, pola konsumsi makanan,

masalah-masalah yang mempengaruhi masukan makanan. Diet

yang dianjurkan pada penderita hipertensi yaitu diet DASH

(Dietary Approaches to Stop Hypertansion) diet yang

dirancang untuk menurunkan lonjakan tekanan darah. Diet ini

menenkankan pada pola makan rendah garam namun tetap

mengandung nutrisi seimbang (Meva Nareza, 2020).

2.3.1.12 Perilaku yang mempengaruhi kesehatan

1) Gaya hidup yang kurang sehat merupakan factor resiko

hipertensi yang bisa kita ubah dengan kata lain, mengatur pola

hidup sehat mengurangi konsumsi natrium, lemak jenuh, alcohol

berlebihan

2) Kebiasaan merokok dapat meningkatkan tekanan jantung dan

pembuluh darah yang diakibatkan oleh zat kimia sehingga

pembuluh darah menyempit.

Page 46: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA NY. S …

33

3) Stress: stress yang dialami para lansia juga dapat menyebabkan

timbulnya hipertensi karena perubahan hormone pada tubuh saat

sedang setress. Bila tidak segera ditangani bisa mengalami

hipertensi jangka Panjang bahkan penyakit jantung yang

berujung kematian. (Aditya, 2017).

2.3.1.713 Riwayat psikososial

Rasa takut, gelisah dan cemas merupakan psikologis

yang sering muncul pada klien dan keluarga. Hal ini terjadi

karena rasa sakit yang dirasakan sakit oleh klien perubahan

psikologis tersebut juga muncul akibat kurangnya pengetahuan

penyebab dan akibat dari hipertensi seperti stroke, jantung,

gagal ginjal, dan diabetes (Gede, 2011)

2.3.1.8 Pemeriksaan fisik

(Barara dan Jauhar, 2011)

1) Umum

Inspeksi adanya kelelahan, perubahan nafsu makan, kesulitan

tidur.

2) Integumen

Inspeksi pada lansia terdapat perubahan kelembapan pada kulit

(kering, elastisitas kulit menurun) kulit menjadi tipis, ada perubahan

warna rambut, perubahan kuku.

3) Hemopoetik

Tidak ada pendarahan, tidak ada pembengkakan kelenjar limfa,

tidak ada Riwayat tranfusi darah.

Page 47: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA NY. S …

34

4) Kepala

Inspeksi terdapat sakit kepala, pusing, tidak ada trauma pada masa

lalu

5) Mata

Inspeksi bentuk mata simetris, biasanya pada penderita hipertensi

terdapat adanya gangguan penglihatan, pupil isokor, konjungtiva

anemis, pada lansia juga bisa mengalami gangguan penglihatan

seperti rabun jauh atau rabun dekat.

6) Telinga

Inspeksi bentuk telinga simetris kanan dan kiri, tidak terdapat

kelainan, tidak ada lesi, biasanya pada lansia mengalami gangguan

pendengaran. Palpasi tidak terdapat nyeri tekan.

7) Hidung dan Sinus

Inspeksi bentuk hidung simetris, tidak ada lesi, tidak dijumpai

kelainan, apistaksis. Palpasi tidak ada nyeri tekan.

8) Mulut dan Tenggorokan

Inspeksi bentuk mulut biasanya tidak simetris jika terjadi CVA,

tidak ada lesi, tidak ada kesulitan menelan.

9) Leher

Inspeksi tidak ada benjolan. Palpasi terdapat kekakuan bagian

belakang, terdapat nyeri tekan pada bagian belakang.

10) Payudara

Inspeksi tidak ada lesi, tidak keluar cairan dari putting susu. Palpasi

tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan.

Page 48: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA NY. S …

35

11) Sistem Pernafasan

Inspeksi tidak ada batuk, tidak ada sesak, tidak ada sputum, tidak

ada mengi. Auskultasi Sonor

12) Sistem Kardiovaskular

Inspeksi tidak ada nyeri dada, tidak ada sesak, tidak ada edema

palpasi tidak ada nyeri tekan, vocal premitus kanan kiri sama,

Auskultasi bunyi jantung pekak

13) Gastrointestinal

Inspeksi anoreksia, tidak toleran terhadap makan, hilangnya nafsu

makan, mual, muntah, perubahan berat badan, perubahan

kelembapan kulit.

14) Perkemihan

Inspeksi tidak ada edema pada pasien, inkotinensia urine.

15) Genito Reproduksi wanita

Inspeksi: tidak ada lesi, riwayat mentruasi, riwayat menopause,

tidak ada penyakit kelamin. Palpasi tidak ada nyeri tekan pelvic.

16) Muskuloskeletal

Inspeksi kelemahan, letih, ketidakmampuan mempertahankan

kebiasaan rutin, perubahan warna kulit, gerak tangan empati, otot

muka tegang (khususnya sekitar mata), gerakan fisik cepat.

17) Sistem saraf pusat

Inspeksi terdapat sakit kepala, kejang, kaku kuduk, serangan

jantung, stroke, tremor.

Page 49: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA NY. S …

36

18) Sistem endokrin

Inspeksi pada pasien penderita hipertensi tidak ditemukan adanya

pembesaran pada kelenjar tiroid dan karotis.

2.3.2 Diagnosa Keperawatan

2.3.2.1 Nyeri akut berhubungan dengan peningkatantekananvaskulerserebral

dan iskemia

2.3.2.2 Keletihan berhubungan dengan tidak mampu mempertahankan rutinitas

yang biasanya

2.3.2.3 Ketidakpatuhan berhubungan dengan ketidakadekuatan informasi

pengobatan

2.3.2.4 Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang sumber

pengetahuan (Nurarif& Kusuma, 2015)

2.3.3 Rencana Keperawatan

2.3.3.1 Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler serebral

dan iskemia

Table 2.3 : Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler

serebral dan iskemia

Tujuan / kriteriahasil Intervensi Rasional

Setelah dilakukan Tindakan

keperawatan selama 2x

kunjungan diharapkan tekanan

darah dalam batas normal

dengan kriteria hasil sebagai

berikut:

1) lakukan

pengkajian nyeri

secara

komprehensif

termasuk lokasi,

karakteristik,

1) Variasi penampilan dan

perilaku klien karena

nyeri yang terjadi

sebagai temuan

pengkajian

Page 50: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA NY. S …

37

1) Mampu mngontrol nyeri

(tahu penyebab nyeri,

mampu menggunakan

Teknik nonfarmakologi

untuk mengurangi nyeri)

2) Melaporkan bahwa nyeri

berkurang dengan

menggunakan

manajemen nyeri

3) Mampu mengenalinyeri

(skala, intensitas,

frekuensi dan tanda

nyeri)

4) Menyatakan rasa

nyaman setelah nyeri

berkurang

durasi, frekuensi,

kualitas dan factor

presipitasi

2) Observasi reaksi

nonverbal dari

ketidaknyamanan

3) Ajarkan Teknik

dikstraksi dan

relaksasi

2) Nyeri berat dapat

menyebabkan syok

kardiogenik yang

terdampak pada

kematian yang

mendadak

3) Membantu dalam

penurunan

persepsi/respon nyeri

Page 51: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA NY. S …

38

2.3.2.2 Keletihan berhubungan dengan tidak mampu mempertahankan rutinitas

yang biasanya

2.4 : Keletihan berhubungan dengan tidak mampu mempertahankan rutinitas

yang biasanya

Tujuan / Kriteria Hasil Intervensi Rasional

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 2x kunjungan

diharapkan keletihan pada klien

teratasi. Dengan kriteria hasil:

K: pasien mengetahui pentingnya

aktifitas olah raga secara rutin

A: pasien melaporka kelelahan

P: pasien mendemonstrasikan

strategi koping untuk mengurangi

kelelahan

Pf: ttv dalam batas normal

1) Jelaskan

pentingnya

melakukan

aktifitas fisik/olah

raga secara teratur

2) Anjurkan tirah

baring

3) Ajarkan

kemampuan untuk

berkonsentrasi

4) Ajarkan strategi

koping untuk

mengurangi

kelelahan

5) Monitor kelelahan

fisik dan

emosianal

1) Untuk menambah

pengetahuan pasien

tentang pentingnya

menjaga aktifitas fisik

2) Untuk mengurasi resiko

terjadinya keletihan

3) Untuk mengatasi

kelelahan

4) Untuk memantau ttv

pasien dan gambaran

emosional

Page 52: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA NY. S …

39

2.3.2.3 Ketidakpatuhan berhubungan dengan ketidakadekuatan informasi

pengobatan

2.4: Ketidakpatuhan berhubungan dengan ketidakadekuatan informasi

pengobatan

Tujuan / Kriteria Hasil Intervensi Rasional

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 2x kunjungan

tingkat kepatuhan klien meningkat

dengan kriteria hasil:

1) Klien mampu

menjelaskan kembali

tentang pentingnya

kepatuhan dalam

pengobatan

2) Klien melaporkan

dapat menjalankan

pengobatan dengan

baik

3) Perilaku melakukan

pengobatan membaik

4) Resiko komplikasi

penyakit atau masalah

kesehatan menurun

1) Informasikan

program pengobatan

diet yang harus

dijalani

2) Informasikan

manfaat yang

diperoleh jika teratur

menjalani

pengobatan diet

3) Anjurkan klien dan

keluarga melakukan

konsultasi,

kepelayanan

kesehatan

4) Libatkan keluarga

untuk mendukung

programnpengobatan

yang dijalani

1) Untuk menambah

pengetahuan klien

2) Agar klien memahami

tentang manfaat

pengobtan

3) Agar klien dan

keluarga mengerti

tentang penanganan

masalah kesehatan

selanjutnya

4) Untuk memotivasi agar

semangat melakukan

pengobatan

Page 53: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA NY. S …

40

2.3.3.4 Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang sumber

pengetahuan

Table 2.6 Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang sumber

pengetahuan

Tujuan / kriteriahasil Intervensi Rasional

Setelah dilakukan Tindakan

keperawatan selama 2x

kunjungan diharapkan

pengetahuan pasien meningkat

dengan kriteria hasil sebagaai

berikut:

1) Pasien dan keluarga

menyatakan

pemahaman

tentangpenyakit,

kondisi, prognosis dan

program pengobatan

2) Pasien dan keluarga

mampu menjelaskan

Kembali apa yang

dijelaskan perawat/tim

Kesehatan lainnya

1) Berikan penilaian

tentang tingkat

pengetahuan pasien

tentang proses

penyakit yang

spesifik

2) Gambarkan tanda

dan gejala yang

biasa muncul pada

penyakit, dengan

cara yang tepat

3) Gambarkan proses

penyakit, dengan

cara yang tepat

4) Indentifikasi

kemungkinan

1) Mengidentifikasi secara

verbal kesalah pahaman

dan memberikan

penjelasan

2) Memberikan kesempatan

pada klien untuk

mencakup informasi dan

mengansumsi

control/partisipasi dalam

program rehabilitasi

3) Untuk mengetahui

penyakit sehingga klien

dapat memahami hal-hal

yang dapat dihindari dan

yang dilakukan

4) Memberikan tekanan

bahwa ini adalah masalah

Page 54: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA NY. S …

41

yang tepat kesehatan berlanjut

dimana dukungan/bantuan

diperlukan setelah pulang

2.2.4 Implementasi Keperawatan

Implementasi keperawatan adalah pengelolaan atau perwujudan dari

rencana keperawatan yang telah disusun pada tahan perencanaan (setiadi,

2012).

Implementasi keperawatan merupakan serangkaian kegiatan yang

dilakukan perawat untuk membantu pasien dari masalah status kesehatan yang

dihadapi kestatus kesehatan yang baik yang menggambarkan criteria hasil yang

diharapkan. Proses pelaksanaan implementasi harus berpusat pada kebutuhan

klien, factor-faktor lain yang mempengaruhi kebutuhan keperawatan, strategi

implementasi keperawatan, dan kegiatan komunikasi. Dalam implementasi

keperawatan terdiri dari tiga jenis yaitu independent implementations,

interdeppenden/collaburatif dan dependent implementations (Dinarti &

Mulyanti, 2017).

Pada diagnosa nyeri akut berhubungan peningkatan tekanan vaskuler serebral

dan iskemia, selama 2x kunjungan dilakukan tindakan keperawatan berupa

melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi,

karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan factor presipitasi, ajarkan Teknik

dikstraksi dan relaksasi

Pada diagnosa Keletihan berhubungan dengan tidak mampu mempertahankan

rutinitas yang biasannya

Page 55: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA NY. S …

42

Pada diagnose keletian berhubungan dengan tidak mampu mempertahankan

rutinitas yang biasanya, selam 2x kunjungan dilakukan tindakan keperawatan

menjelaskan pentingnya melakukan aktifitas fisik/olah raga secara teratur,

menganjurkan tirah baring, mengajarkan kemampuan untuk berkonsentrasi,

mengajarkan strategi koping untuk mengurangi kelelahan

Monitor kelelahan fisik dan emosianal

Pada diagnosa Ketidakpatuhan berhubungan dengan ketidakadekuatan

informasi pengobatan selama 2x kunjungan dilakukan tndakan keperawatan

berupa menginformasikan program pengobatan diet yang harus dijalani

menginformasikan manfaat yang diperoleh jika teratur menjalani pengobatan

diet menganjurkan klien dan keluarga melakukan konsultasi, kepelayanan

kesehatan, melibatkan keluarga untuk mendukung program pengobatan yang

dijalani

Pada diagnosa Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang sumber

pengetahuan. Setelah dilakukan 2x kunjungan keperawatan berupa

memberikan penilaian tentang tingkat pengetahuan pasien tentang proses

penyakit yang spesifik, mengambarkan tanda dan gejala yang biasa muncul

pada penyakit, dengan cara yang tepat, mengambarkan proses penyakit, dengan

cara yang tepat, mengindentifikasi kemungkinan yang tepat.

2.2.5 Evaluasi

Evaluasi merupakan membandingkan secara sistematik dan terencanan

tentang kesehatan klien dengan tujuan yang telah ditetapkan dengan kenyataan

yang ada pada klien, dilakukan dengan cara bersinambungan dengan

melibatkan klien dan tenaga kesehatan lainnya. Evaluasi keperawatan adalah

Page 56: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA NY. S …

43

tahap akhir dari proses keperawatan yang berguna apakah tujuan dari tindakan

keperawatan yang telah dilakukan tercapai atau perlu pendekatan lain (Dinarti

& Mulyanti, 2017).

Pada diagnose nyeri akut berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler

serebral dan iskemia. Setelah dilakukan Tindakan keperawatan selama 2x

kunjungan diharapkan tekanan darah dalam batas normal, mampu mngontrol

nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan Teknik nonfarmakologi

untuk mengurangi nyeri), melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan

menggunakan manajemen nyeri, mampu mengenalinyeri (skala, intensitas,

frekuensi dan tanda nyeri),menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang

Pada diagnose keletihan berhubungan dengan tidak mampu mempertahankan

rutinitas yang biasanya setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x

kunjungan diharapkan pasien mengetahui pentingnya aktifitas olah raga secara

rutin pasien melaporka kelelahan, pasien mendemonstrasikan strategi koping

untuk mengurangi kelelahan, ttv dalam batas normal

Pada diagnose ketidakpatuhan berhubungan dengan ketidakadekuatan

informasi pengobatan selama 2x kunjungan diharapkan tingkat kepatuhan klien

meningkat klien mampu menjelaskan kembali tentang pentingnya kepatuhan

dalam pengobatan, klien melaporkan dapat menjalankan pengobatan dengan

baik perilaku melakukan pengobatan membaik resiko komplikasi penyakit atau

masalah kesehatan menurun

Pada diagnose defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang sumber

pengetahuan. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x kunjungan

diharapkan pengetahuan pasien meningkat, pasien dan keluarga menyatakan

Page 57: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA NY. S …

44

pemahaman tentangpenyakit, kondisi, prognosis dan program pengobatan,

pasien dan keluarga mampu menjelaskan kembali apa yang dijelaskan

perawat/tim Kesehatan lainnya

Page 58: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA NY. S …

45

Kelamin

Tekanan sistemik darah

Beban kerja

jantung

Faktor predisposisi, usia, jenis kelamin, merokok,

stress, kurang olahraga, genetic , alkohol,

konsentrasi ,garam, obesitas

Kerusakan

vaskuler

Hipertensi

Perubahan Perubahan situasi

Pembuluh darah

Sistemik

2.3 Kerangka Masalah

Gambar 2.1 Kerangka Masalah Hipertensi

Keletihan

Afterload

Vasokonstriksi

Ketidakpatuhan Defisiensi Pengetahuan Informasi yang

Vasokonstriks

Gangguan

Penyumbatan

pembuluh darah

Suplai O2 ke otak Otak

Nyeri Akut Resistensi pembuluh

darah otak

Aliran darah

makin cepat

keseluruhan tubh

sedangkan nutrisi

dalam sel sudah

mencukupi

kebutuhan

Page 59: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA NY. S …

46

BAB 3

TINJAUAN KASUS

Pada bab ini akan disajikan hasil pelaksanaan asuhan keperawatan yang

dimulai dari tahap pengkajian, diagnose, perencanaan, pelaksanaan dan

evaluasi pada klien dengan diagnose HIPERTENSI pada tanggal 02 Maret

2021 – 05 Maret 2021 di Desa Darungan Lumajang.

3.1 Pengkajian

3.1.1 Identitas

Klien adalah seorang perempuan bernama “Ny. S” usia 63 tahun.

Beragama islam, Bahasa yang digunakan adalah Bahasa Jawa. Klien belum

tamat SD dan tidak bekerja menjadi ibu rumah tangga. Klien tinggal di Desa

Darungan RT 01 RW 04 Yosowilangun - Lumajang.

3.1.2 Riwayat Kesehatan Saat Ini

3.1.2.1 Status Kesehatan umum selama setahun yang lalu

Klien mengatakan menderita hipertensi dan kolesterol

3.1.2.2 Keluhan-keluhan Kesehatan utama

Klien mengatakan pusing, nyeri kepala skala 3, sering merasa

kelelahan dan tidak bisa melakukan aktivitas jika nyeri datang,

nyeri seperti tertekan tidak pernah kontrol ke pukesmas hanya

ke perawat setempat untuk cek tekanan darah dan tidak pernah

minum obat antihipertensi

3.1.2.3 Pengetahuan tentang penatalaksanaan masalah kesehatan

Klien mengetahui tentang penyakitnya, namun klien tidak

periksa ke dokter atau pukesmas karena terhalang biaya dan

46

Page 60: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA NY. S …

47

Hipertensi

hipertensi

jarak tempuh karena tidak ada anggota keluarga yang

mengantarkan kepukesmas. Tetapi, klien melakukan

pemeriksaan tekanan darah pada perawat sekitar rumahnya.

Klien cek tekanan darah Ketika terjadi keluhan.

3.1.3 Riwayat Kesehatan Dahulu

3.1.3.1 Trauma

Klien mengatakan tidak mempunyai Riwayat trauma

3.1.3.2 Perawatan di rumah sakit

Klien mengatakan pernah di rawat di Rumah Sakit karena

menderita infeksi bakteri pada kaki dan di rawat di Rumah Sakit

selama 3 hari.

3.1.3.3 Operasi

Klien mengatakan tidak pernah menjalani operasi

3.1.4 Riwayat Keluarga

Klien mengatakan jika alm. Ibunya juga menderita hipertensi

Gambar: 2.2 Genogram Ny. S Dengan Diagnosa Medis Hipertensi di Desa

Darungan Lumajang

Page 61: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA NY. S …

48

Ket: : perempuan : meninggal

: laki-laki : klien

3.1.5 Riwayat Pekerjaan

3.1.5.1 Status pekerjaan saat ini

Klien mengatakan tidak bekerja dan menjadi ibu rumah tangga

3.1.5.2 Pekerjaan sebelumnya

Klien mengatakan dulu mencabuti rumpuh di sawah sebagai

buruh tani, dan sekarang beliau sudah tidak bekerja hanya

menjadi iburrunah tangga

3.1.5.3 Sumber-sumber pendapatan dan kecukupan terhadap kebutuhan

Klien mengatakan sumber pendapatan dari suami

3.1.6 Riwayat Lingkungan Hidup

3.1.6.1 Jenis bangunan rumah

Klien mengatakan bangunan yang ditempati adalah permanen

3.1.6.2 Luas bangunan rumah

Klien mengatakan luas bangunan rumah.. M

3.1.6.2 Jumlah orang yang tinggal dirumah

Klien mengatakan yang tinggal dirumahnya adalah beliau

dengan suaminya

3.1.6.3 Derajat Privasi

Klien mengatakan 1 kamar dua orang

3.1.6.4 Tersedianya jamban duduk

Klien mengatakan mempunyai jamban

Page 62: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA NY. S …

49

3.1.6.5 Tersedianya hendrail pada kamar mandi

Klien mengatakan tidak ada hendrail di kamar mandinya

3.1.6.6 Tersedianya sandal antislip bagi lansia

Klien mengatakan tidak memakai sandal antislip

3.1.6.7 Tersedianya keset antislip didepan kamar mandi

Klien mengatakan tidak terdapat keset antislip di kamar

mandinya

3.1.6.8 Lantai kamar mandi

Klien mengatakan lantai kamar mandinya adalah plesteran

3.1.7 Riwayat Rekreasi

3.1.7.1 Hobby / minat

Klien mengatakan suka memasak

3.1.7.2 Keanggotaan organisasi

Klien mengatakan mengikuti pengajian rutin mingguan setiap

hari Selasa

3.1.7.3 Liburan

Klien mengatakan hiburannya yaitu menonton TV

3.1.8 Sumber / Sistem Pendukung

Klien mengatakan jarang kontrol ke dokter atau fasilitas Kesehatan lainnya.

Karena, keterbatasan biaya, klien juga mempunyai KIS tetapi, jarak tempuh

rumah klien dari pukesmas sejauh 11 KM sehingga tidak ada yang

mengatarnya. Namun, klien cek tekanan darah pada perawat setempat dan

perawat tersebut mengedukasi untuk tidak memakan makanan tinggih garam

dan makan gurih.

Page 63: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA NY. S …

50

3.1.9 Obat-obatan

3.1.9.1 Nama

Klien mengatakan jika terjadi keluhan beliau minum jenis obat

Oskadon Original yang mengandung 500 mg paracetamol dan

35 mg caffein, yang bekerja aktif di pusat rasa sakit, seperti

sakit kepala. Produk ini berbentuk tablet.

3.1.9.2 Alergi

Klien mengatakan tidak ada alergi obat, makanan atau faktor-

faktor lingkungan

3.1.10 Nutrisi

3.1.10.1 Diet, pembatasan makanan minuman

Klien mengatakan tidak membatasi makanan dan minuman

3.1.10.2 Riwayat peningkatan / penurunan berat badan

Klien mengatakan tidak tau apakah ada penurunan atau

peningkatan berat badan, karena beliau tidak pernah

menimbang badannya

3.1.10.3 Pola konsumsi makanan

Klien mengatakan makan 3 kali sehari, terkadang makan

sendiri jika suaminya bekerja. Suami klien juga memakan

semua masakan yang di masak oleh istrinya. Klien biasanya

memasak sayuran bayam dengan tambahan garam atau

penyedap rasa berlebihan dengan ikan asin.

Page 64: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA NY. S …

51

3.1.10.4 Masalah-masalah yang mempengaruhi masukan makanan

(missal: pendapatan tidak adekut, kurang transpotasi, masalah menelan

/ mengunyah, stress emosional)

Klien mengatakan makan sesuai dengan hasil perolehan kerja

suami, tidak ada masalah menelan / mengunyah

3.1.11 Tinjauan Sistem

3.1.11.1 Umum

Klien tampak kelelahan, terjadinya perubahan nafsu makan,

tidak terdapat demam, tidak mengeluarkan keringat dimalam

hari, tidak pilek

3.1.11.2 Integumen

Tidak ada lesi, tidak ada memar, terjadinya perubahan tekstur,

adanya pigmentasi kulit

3.1.11.3 Hemopoitik

Tidak ada perdarahan, tidak ada pembengkakan kelenjar limfe,

tidak ada Riwayat tranfusi darah

3.1.11.4 Kepala

Tidak ada trauma masa lalu, rambut sedikit memutih, persebaran

rambut merata, tidak ada benjolan

3.1.11.5 Mata

Mata kiri sedikit juling karena bawaan sejak lahir, terdapat

gangguan penglihatan rabun jauh dan rabun dekat karea faktor

usia

Page 65: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA NY. S …

52

3.1.11.6 Telinga

Bentuk telinga simetris kanan dan kiri, tidak terdapat kelainan,

tidak ada lesi

3.1.11.7 Hidung dan Sinus

Tidak ada lesi, bentuk hidung simetris, tidak ada nyeri tekan,

tidak ada pendarahan pada hidung, tidak ada cairan yang

keluar berlebihan

3.1.11.8 Mulut dan Tenggorokan

Tidak sakit tenggorokan, tidak ada lesi, tidak kesulitan

menelan, tidakada Riwayat infeksi, pola menggosok gigi 2 kali

sehari sehabis mandi, tidak terdapat gigi palsu

3.1.11.9 Leher

Terdapat kekakuan leher bagian belakang akibat tekanan darah

tinggi, terdapat nyeri tekan tengkuk bagian belakang, tidak ada

benjolan

3.1.11.10 Payudara

Bentuk payudara simetris, tidak ada lesi, tidak terdapat

benjolan, tidak ada nyeri tekan, tidak mengeluarkan cairan

pada putting susu

3.1.11.11 Sistem Pernafasan

Bentuk dada simetris , irama nafas teratur, tidak ada retaksi

otot bantu nafas, vocal premitus kanan kiri sama, tidak batuk,

tidak ada sputum

Page 66: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA NY. S …

53

3.1.11.12 Sistem Kardiovaskuler

Tidak ada nyeri tekan dada / nyeri dada, tidak ada sesak

nafas, tidak ada edema, terdapat kenaikan tekanan darah

3.1.11.13 Gastrointestinal

Perubahan nafsu makan, tidak ada nyeri ulu hati, tidak

terdapat diare atau konstipasi, tidak toleran terhadap makan

3.1.11.14 Sistem Perkemihan

Tidak ada edema pada pasien, tidak ada nyeri saat berkemih,

tidak terdapat hematuria, tidak ada infeksi saluran kemih

terdapat nocturia pada klien sering buang air kecil pada

malam hari.

3.1.11.15 Genito Reproduksi Wanita

Tidak ada lesi, tidak ada perdarahan, tidak ada nyeri pelvic,

tidak ada penyakit kelamin, tidak ada infeksi. Riwayat

mentruasi tidak terkaji riwayat menopause tidak terkaji

3.1.11.16 Muskuloskeletal

Nyeri sendi karena faktor usia dan aktivitas berlebihan,

kekakuan pada leher, tidak ada pembengkakan sendi, tidak

ada nyeri panggul, tidak pernah olah raga

3.1.11.17 Sistem Saraf Pusat

Terdapat sakit kepala akibat dari tekanan darah tinggi, tidak

terjadi kejang, tidak tremor, tidak ada cedera, tidak ada

masalah memori

Page 67: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA NY. S …

54

3.1.11.18 Sistem Edokrin

Perubahan warna rambut, tidak terdapat polyuria, pigmentasi

kulit, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid

Page 68: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA NY. S …

55

3.1.12 Pengkajian Fungsional Klien

INDEKS KATZ

(Indeks Kemandirian Pada Aktifitas Kehidupan Sehari-hari)

Nama Klien : Ny. S Tanggal: 02 Maret

2021

Jenis Kelamin : Perempuan TB/BB:

Agama : Islam

Pendidikan Terakhir : Belum tamat SD

Alamat : Desa Darunga RT 01 RW 04 Yosowilangun-Lumajang

Table: 2.7 Indeks Kemandirian Pada Aktifitas Kehidupan Sehari-hari pada Ny.

S dengan Diagnosa Medis Hipertensi di Desa Darungan Lumajang

Skore Kriteria

A Mandiri dalam makan, kontinensia (BAK/BAB), menggunakan pakaian,

pergi ketoilet, berpindah dan mandi B Mandiri, semuanya kecuali salah satu saja dari fungsi di atas

C Mandiri, kecuali mandi dan satu fungsi yang lain

D Mandiri, kecuali mandi berpakian dan satu fungsi lainnya

E Mandiri, kecuali mandi berpakian, ke toilet dan satu fungsi lainnya

F Mandiri, kecuali mandi, berpakaian, ke toilet, berpindah dan satu fungsi yang

lain G Ketergantungan

H Lain-lain: tergantung pada sedikitnya dua fungsi tetapi tidak diklarifikasikan

sebagai C, D, A atau F

Keterangan:

Pada indekz kats klien mengatakan mandiri tanpa pengawasan pengarahan

tanpa bantuan aktif dari orang lain

Page 69: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA NY. S …

56

3.1.13 Barthel Indeks

Termasuk manakah klien ?

Table: 2.8 Barthel Indeks pada Ny. S dengan Diagnosa Medis Hipertensi di

Desa Darungan Lumajang

NO KRITERIA DENGAN

BANTUAN MANDIRI SKORE

1 Makan 5 10 10

2 Minum 5 10 10

3

Berpindah dari kursi

roda ke tempat tidur,

sebaliknya

5

15

15

4

Personal toilet (cuci

muka, menyisir rambut, gosok gigi)

0

5

5

5

Keluar masuk toilet

(mencuci pakaian.

Menyeka tubuh, menyiram)

5

10

10

6 Mandi 5 15 15

7 Jalan di permukaan

datar 0 5 5

8 Naiki turun tangga 5 10 10

9 Mengenakan pakaian 5 10 10

10 Kontrol Bowel (BAB) 5 10 10

11 Kontrol Bladder

(BAK) 5 10 10

12 Olahraga atau Latihan 5 10 10

13

Rekreasi atau

pemantapan waktu

luang

5

10

10

JUMLAH

130

Keterangan :

Pada Barthel Indekz klien mengatakan semuanya mandiri tanpa bantuan orang

lain dengan skore 130

Page 70: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA NY. S …

57

3.1.14 Pengkajian Status Mental Gerontik

Identifikasi tingkat kerusakan intelektual dengan menggunakan Short Portabel

Mental

Status Quesioner (SPMSQ)

Instruksi :

Ajukan pertanyaan 1 – 10 pada daftar dan catat semua jawaban :

Catat jumlah kesalahan total berdasarkan 10 pertanyaan

Table: 2.9 Pengkajian Status Mental Gerontik pada Ny. S dengan Diagnosa

Medis Hipertensi di Desa Darungan Lumajang

BENAR SALAH NO PERTANYAAN

01 Tanggal berapa hari ini ?

02 Hari apa sekarang ?

03 Apa nama tempat ini ?

04 Di mana alamat anda ? 05 Berapa umur anda ?

06 Kapan anda lahir ? ( minimal tahun lahir )

07 Siapa presiden Indonesia sekarang ? 08 Siapa presiden Indonesia sebelumnya ? 09 Siapa nama ibu anda ? 10 Kurangi 3 dari 20 dan tetap pengurangan 3

dari setiap angka baru, semua secara

menurun.

JUMLAH 9

Interpretasi Hasil

Pada pengkajian status mental gerontik fungsi intelektual untuh dengan jumlah

benar 9 salah 1.

Sidoarjo, ..........................................

Mahasiswa

Page 71: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA NY. S …

58

3.2 ANALISA DATA

Tanggal : 02 Maret 2021

Nama : Ny. S

Umur : 63 tahun

Tabel: 2.10 Analisa data pada Ny. S dengan diagnose medis Hipertensi

NO DATA ETIOLOGI MASALAH

KEPERAWATAN

1

2.

DS: klien

mengatakan nyeri

bagian tengkuk

belakang jika dibuat

aktivitas nyeri

timbul seperti

tertekan di tengkuk

bagian belakang

skala 6 nyeri timbul

sewaktu-waktu

DO: ttv

TD: 170/110

RR: 21 x/menit

N: 81 x/menit

S: 36.6 C

DS: klien

mengatakan tidak

pernah kontrol

Resistensi pembuluh

darah otak

Tekanan pembuluh

darah otak

Nyeri Akut

Beban pembiayaan

program

perawatan/pengobatan

Nyeri akut

Ketidakpatuhan

Page 72: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA NY. S …

59

kedokter, karena

terhalang biaya,

klien mempunyai

KIS,

Klien mengatakan

tidak pernah minum

obat

Klien mengatakan

jika makan tidak

menggunakan

banyak garam tidak

enak

DO: TD 170/110

mmHg

-minum obat tidak

sesuai dengan

penyakit yang

diderita

Page 73: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA NY. S …

60

3.3 FORMAT SKORING DAN PRIORITAS MASALAH

3.3.1 Diagnosa Keperawatan: Nyeri Akut berhubungan dengan agen cedera

biologis

Table 2.11 format skoring dan prioritas masalah

No. Kriteria Bobot Perhitungan Nilai Pembenaran

1 Sifat masalah :

3 Aktual

2 Resiko

tinggi

1 Potensial

1

Skor x Bo

Angka Tertinggi Skor

2/3x1

0,67

Klien merasakan

nyeri pada tengkuk

2 Kemungkinan

masalah dapat

di ubah :

2 Tinggi

1 Sedang

0 Rendah

2

Skor x Bo

Angka Tertinggi Skor

2/2x2

2

Klien mengatakan

masalah teratasi jika

mengonsumsi obat

oskadon saat nyeri

datang

3 Potensi

masalah untuk

di cegah :

3 Tinggi

2 Cukup

1 Rendah

1

Skor x Bo

Angka Tertinggi Skor

3/3x1

1

Klien mengatakan

hipertensi dapat di

cegah dengan cara

mengurangi

konsumsi garam

berlebih

4 Menonjolnya

masalah :

2 Masalah

berat, harus

segera

ditangani

1 Ada

masalah,

tetapi tidak

perlu

ditanggapi

0 Masalah

tidak

dirasakan

1

Skor x Bo

Angka Tertinggi Skor

0/1x1

0

Klien mengatakan

tanpa kontrol ke

dokter nyeri tersebut

dapat teratasidengan

cara minum obat

oskadon

Total nilai 3,67

Page 74: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA NY. S …

61

2. Diagnosa Keperawatan : Ketidakpatuhan berhubungan dengan beban

pembiayaan program perawatan / pengobatan

No. Kriteria Bobot Perhitungan Nilai Pembenaran

1 Sifat masalah

:

3 Aktual

2 Resiko

tinggi

1 Potensial

1

Skor x Bo

Angka Tertinggi Skor

3/3x1

1

Klien mengatakn

tidak pernah control

kedokter dan tidak

minum obat

2 Kemungkinan

masalah dapat

di ubah :

2 Tinggi

1 Sedang

0 Rendah

2

Skor x Bo

Angka Tertinggi Skor

2/2x1

1

Klien mengatakan

tidak pernah kontrol

kedokter karen tidak

ada anggota

keluarga yang

mengantar dan jarak

tempuh rumah klien

dengan fasilitas kesehata jauh

3 Potensi

masalah untuk

di cegah :

3 Tinggi

2 Cukup

1 Rendah

1

Skor x Bo

Angka Tertinggi Skor

3/3x1

1

Masalah dapat

dicegah jika klien

menjalani

pengobatan dengan

baik dan mengubah

pola hidupnya

4 Menonjolnya

masalah :

2 Masalah

berat,

harus

segera

ditangani

1 Ada

masalah,

tetapi tidak

perlu

ditanggapi

0 Masalah

tidak

dirasakan

Skor x Bo

Angka Tertinggi Skor

Masalah harus

segera ditangani

untuk menghindari

komplikasi lebih

lanjut

2/2x1 1

1

Total nilai 4

Page 75: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA NY. S …

62

PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN :

1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis

2. Ketidapatuhan berhubungan dengan beban pembiayaan program perawatan

Page 76: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA NY. S …

63

3.4 RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

Nama klien: Ny. S

Tanggal : 02 Maret 2021

Tabel: 2.12 Rencana Tindakan Keperawatan pada Ny. S dengan Diagnosa

Medis Hipertensi di Desa Darungan Lumajang

No Tujuan/Kriteria Hasil Intervensi Rasional

1. Setelah dilakukan

Tindakan keperawatan

selama 2x kunjungan

diharapakan nyeri pada

klien berkurang.

Dengan kriteria hasil:

1) Klien mampu

menjelaskan

penyebab nyeri

2) Klien melaporkan

nyeri berkurang

3) Klien mampu

mendemonstrasikan

Teknik dikstraksi

dan istirahat yang

cukup

4) Klien tampak rileks

1) Jelaskan pada

klien penyebab

nyeri pada

kepala dan

penatalaksanaan

ya

2) Anjurkan klien

melaporkan

nyeri dengan

segera

3) Anjurkan untuk

tirah baring

1) Untuk

menambah

pengetahuan

klien

2) Nyeri hebat

dapat

mengakibatkan

shock

kardiogenik

yang berdampak

pada kematian

mendadak

3) Teknik

dikstraksi dapat

mengurangi rasa

nyeri yang

Page 77: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA NY. S …

64

2.

Setelah dilakukan

tindaka keperawatan

selama 2 kali kunjungan

tingkat kepatuhan klien

meningkat. Dengan

kriteria hasil:

1) Klien mampu

menjelaskan

Kembali tentang

pentingnya

kepatuhan dalam

control dan

pengobatan

2) Klien melaporkan

dapat menjalankan

pengobatan dengan

4) Catat

karakteristik

nyeri, lokasi,

intensitas,

lamanya

1) Informasikan

program

pengobatan diet

yang harus dijalani

2) Informasikan

manfaat yang

diperoleh jika

teratur menjalani

pengobatan diet

3) Anjurkan klien dan

keluarga untuk

melakukan

konsultasi

kepelayanan

Kesehatan

dirasakan

4) Variasi

penampilan dan

perilaku klien

karena nyeri

yang terjadi

sebagai temuan

pengkajian

1) Untuk

menambah

pengetahuan

klien

2) Agar klien

memahami

manfaat

pengobatan

3) Agar klien

dan keluarga

mengerti

tentang

penanganan

masalah

kesehtan

Page 78: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA NY. S …

65

baik

3) Perilaku

melakukan

pengobatan dengan

baik

4) Resiko komplikasi

penyakit atau

masalah Kesehatan

menurun

4) Libatkan keluarga

untuk mendukung

program pengobtan

yang dijalani

4) Untuk

memotivasi

agar

semangat

melakukan

pengobatan

Page 79: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA NY. S …

66

3.5 IMPLEMENTASI KEPERAWAN

Nama klien: Ny. S

Tabel: 2.13 Implementasi Keperawatan pada Ny. S dengan Diagnosa Medis

Hipertensi di Desa Darungan Lumajang

No

Dx

Tanggal

Jam

Implementasi

Nama/Tanda

tangan

1. 03-03- 11.00 1. Menjelaskan pada klien 2021

penyebab nyeri

- klien mengatakan paham akan

penyebab nyeri pada tengkuk dan

penatalaksanaannya

2. Menganjurkan klien

11.05

melaporkan nyeri dengan segera

- klien melaporkan nyeri pada

tengkuk

11.10 3. Menganjurkan klien untuk

beristirahat

- Klien beristirahat atau tirah

baring

4. . Catat karakteristik nyeri,

lokasi, intensitas, lamanya

-klien mengeluh nyeri pada

11.15 tengkuk belakang dengan skala 3

1. Menginformasikan program

Page 80: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA NY. S …

67

2.

1.

03-03-

2021

04-03-

2021

11.20

11.25

11.30

11.35

11.40

pengobatan diet yang harus

dijalan

- Klien mampu menjelaskan

Kembali tentang pentingnya

kepatuhan dalam pengobatan

2. Menginformasikan manfaat

yang diperoleh jika teratur

menjalani pengobatan diet

- Klien mampu menjalankan

pengobatan dengan baik

3. Menganjurkan klien dan

keluarga untuk melakukan

konsultasi kepelayanan Kesehatan

- Klien mampu melakukan

pengobatan dengan baik

4. Melibatkan keluarga untuk

mendukung program pengobtan

yang dijalani

- Menurunkan resiko komplikasi

penyakit atau masalah Kesehatan

1. Menjelaskan pada klien

penyebab nyeri

- klien mengatakan paham akan

penyebab nyeri pada tengkuk dan

Page 81: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA NY. S …

68

2.

04-03-

2021

11.45

11.50

11.55

14.00

14.05

penatalaksanaannya

2. Menganjurkan klien

melaporkan nyeri dengan segera

- Klien melaporkan nyerinya

berkurang

3. Menganjurkan klien untuk

istirahat

- Klien istirahat atau tirah baring

4. Catat karakteristik nyeri,

lokasi, intensitas, lamanya

-klien tampak rileks

1. Menginformasikan program

pengobatan diet yang harus

dijalani

- Klien mampu menjelaskan

Kembali tentang pentingnya

kepatuhan dalam pengobatan

2. Menginformasikan manfaat

yang diperoleh jika teratur

menjalani pengobatan diet

- Klien melaporkan dapat

menjalankan pengobatan dengan

baik

Page 82: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA NY. S …

69

14.10

3. Menganjurkan klien dan

keluarga untuk melakukan

konsultasi kepelayanan Kesehatan

- perilaku melakukan pengobatan

dengan baik

4. Melibatkan keluarga untuk

mendukung program pengobtan

yang dijalani

- Resiko komplikasi penyakit atau

masalah Kesehatan menurun

Page 83: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA NY. S …

70

3.6 CATATAN PERKEMBANGAN

Nama klien: Ny. S

Tabel: 2.14 Catatan Perkembangan pada Ny. S dengan Diagnosa Medis

Hipertensi di Desa Darungan Lumajang

Tanggal Diagnosa

Keperawatan Catatan Perkembangan Paraf

03-03- Nyeri akut berhubungan S: Klien mengatakan nyeri

2021 dengan agen cedera bagian tengkuk belakang,

biologis jika dibuat aktivitas nyeri

timbul seperti tertekan di

tengkuk bagian belakang

skala 6 nyeri timbul

sewaktu-waktu

O: Ttv

TD: 170/110 mmHg

RR: 21 x/menit

N: 81 x/menit

S: 36.6 C

A: Masalah belum teratasi

P: Intervensi dilanjutkan

Ketidakpatuhan

S: Klien mengatakan tidak

03-03- berhubungan dengan pernah kontrol kedokter /

2021 Beban pembiayaan pukesmas, karena terhalang

program biaya namun, klien

Page 84: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA NY. S …

71

perawatan/pengobatan mempunyai KIS dan tidak

ada yang mengantarkan ke

pukesmas

O: TD 170/110 mmHg

-Minum obat tidak sesuai

dengan penyakit yang

diderita

-Suka makanan yang asin

dan gurih

A: Masalah belum teratasi

P: Intervensi dilanjutkan

Page 85: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA NY. S …

72

3.7 EVALUASI KEPERAWATAN

Nama klien: Ny. S

Tabel: 2.15 Evaluasi Keperawatan pada Ny. S dengan Diagnosa Medis

Hipertensi di Desa Darungan Lumajang

Tanggal Diagnosa Keperawatan Evaluasi Paraf

04-03- Nyeri akut berhubungan S: Klien mengatakan

tidak nyeri kepala

O: K/U cukup baik

Ttv

• TD: 140/90

mmHg

• N: 79 x/menit

• RR: 20 x/menit

• S: 36,4 C

A: Masalah teratasi

P: Intervensi dihentikan

S: Klien mengatakan mau

mengubah pola hidupnya

control ke pukesmas

dengan menggunakan

KIS serta meminta

bantuan ke saudaranya

untuk di antar ke

2021

dengan

Ketidakpatuhan

04-03-

2021 berhubungan dengan

beban biaya program

perawatan / pengobatan

Page 86: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA NY. S …

73

pukesmas

O: TD: 140/90 mmHg

minum obat sesuai

anjuran dokter

membatasi makanan

rendah garam dan

makanan gurih

A: Masalah terarasi

P: intervensi dihentikan

Page 87: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA NY. S …

74

BAB 4

PEMBAHASAN

Pada bab IV akan dilakukan pembahasan mengenai asuhan

keperawatan pada klien Ny. S dengan diagnose medis Hipertensi di Desa

Darungan, Lumajang yang dilakukan mulai tanggal 02 Maret 2021 – 05 Maret

2021. Melalui pendekatan studi kasus untuk mendapatkan kesenjangan antara

teori dan praktek dilapangan. Pembahasan terhadap proses asuhan keperawatan

ini dimulai dari pengkajian, diagnose keperawatan, intervensi keperawatan,

implementasi keperawatan dan evaluasi keperawatan.

4.1 Pengkajian

4.1.1 Pengkajian

Penulis melakukan pengkajian pada Ny. S dengan melakukan

anamnesa pada Klien dan keluarga. Melakukan pemeriksaan fisik.

Pembahasan akan dimulai dari

4.1.1.1 Identitas Klien

Data yang didapatkan Ny. S usia 63 tahun. Beragama islam,

Bahasa yang digunakan adalah Bahasa Jawa. Klien tidak bekerja dan

klien tidak tamat SD. Pendidikan yang rendah rentan mengalami

defisiensi pengetahuan karena kemampuan dalam menerima informasi

menjadi kurang. Akibatnya, klien tidak mengetahui penyakit hipertensi.

Pekerjaan yang paling rentan terjadi hipertensi yaitu IRT (Ibu Rumah

Tangga) dan petani. Dapat dikatakan bahwa hampir semua orang

mengalami setres dengan pekerjaan mereka karena dipengaruhi dengan

tutuntunan kerja dan beban kerja yang dapat memicu terjadinya

74

Page 88: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA NY. S …

75

hipertensi. Ibu rumah tangga setiap harinya hanya mengurusi persoalan

rumah banyak yang dipikirkan dan menyebabkan kecemasan serta

setress yang tinggi dibandingkan dengan ibu yang bekerja (Galih, dkk.

2017).

Pada lansia yang berjenis kelamin perempuan lebih cenderung

menderita hipertensi dari pada laki-laki. Terdapat subjek yang berjenis

kelamin perempuan lebih tinggi menderita hipertensi dari pada laki-

laki. Hal ini karena, rata-rata perempuan akan mengalami peningkatan

resiko tekanan darah tinggi (hipertensi) setelah menopause yaitu di usia

diatas 45 tahun. Perempuan yang belum menopause dilindungi oleh

hormone estrogen yang berperan dalam meningkatkan kadar High

Density Lipoprotein (HDL) (Singgalingging, 2011).

4.1.1.2 Riwayat Kesehatan Sekarang

Pada riwayat kesehatan sekarang terjadi kesenjangan antara

tinjauan Pustaka dan tinjauan kasus. Gejala yang dimaksut adalah sakit

kepala, pusing, wajah kemerahan, pendarahan hidung dan kelelahan

yang bisa terjadi pada penderita hipertensi. Jika hipertensi berat atau

menahun dan tidak diobati, bisa timbul gejala sakit kepala, sesak nafas,

muntah, pandangan kabur (Cahyani, 2020). Pada tinjauan kasus didapat

klien mengatakan pusing, nyeri kepala skala 3, kelelahan dan tidak bisa

melakukan aktivitas jika nyeri datang, nyeri seperti tertekan, tidak

pernah minum obat antihipertensi. Pada penderita hipertensi yang tidak

menimbulkan gejala menganggap bahwa pusing, sakit kepala adalah

suatu kondisi yang biasa bukan tanda-tanda penyakit hipertensi.

Page 89: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA NY. S …

76

Sementara, tekanan darah tinggi yang terus-menerus dalam jangka

waktu yang panjang dapat menimbulkan komplikasi (Nuraini, 2015).

4.1.1.3 Riwayat Kesehatan Dahulu

Pada riwayat kesehatan dahulu klien tidak terjadi kesenjangan

antara tinjauan Pustaka dan tinjauan kasus klien mempunyai riwayat

penyakit hipertensi dan hiperkolesterol. Hiperkolesterol dan darah

tinggi merupakan dua penyakit yang saling berinteraksi satu sama lain.

Hal ini dikarenkan, adanya penumpukan kolesterol yang membuat

pembuluh darah menyempit sehingga tekanan darah meningkat.

4.1.1.4 Riawayat Kesehatan Keluarga

Pada riwayat kesehatan keluarga tidak terjadi kesenjangan

antara tinjauan pustakan dan tinjauan kasus. Pada tinjauan Pustaka

perlu dikaji adanya keluarga yang menderita penyakit hipertensi,

diabetes militus, penyakit ginjal, obesitas, ada Riwayat merokok,

hiperkoleterol, pengunaan obat kontrasepsi oral dan penggunaan obat

lainnya (Cahyani, 2020). Pada tinjauan kasus didapatkan klien

mengatakan mempunyai riwayat penyakit keturunan yaitu hipertensi.

Factor genetic berperan dalam munculnya penyakit hipertensi, namun

ada beberapa faktor resiko yang dapat terjadi hipertensi, seperti faktor

gaya hidup contohnya kurang aktivitas fisik, stress, kelebihan berat

badan , konsumsi alcohol yang berlebihan ( Anna, 2015).

4.1.1.5 Sistem / Sumber Pendukung

Sistem pendukung yang dapat dipergunakan sebagai tempat

pelayanan Kesehatan antara lain pukesmas, klinik, rumah sakit. (Parta,

Page 90: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA NY. S …

77

2020). Pada tinjauan kasus klien mengatakan mengatakan jarang

kontrol ke dokter atau fasilitas Kesehatan lainnya. Hal ini dikarenakan,

jarak tempuh antara pukesmas dengan rumah klien adalam 11 KM.

sedangkan jarak tempuh antara praktek dokter dan rumah klien 2 KM.

namun, klien tidak pernah control karena keterbatasan biaya. Klien

biasanya mengunjungi perawat terdekat untuk cek tekanan darah tinggi.

4.1.1.6 Obat-obatan

Pada tinjauan Pustaka obat yang dipergunakan untuk obat

tekanan darah tinggi yaitu ACE inhibitor yang sering digunakan

captopril, enalapril, ramipil, perindopril. Diberikan pada pasien diatas

65 tahun. Obat diuretik seperti furosemide, torsemide, spironolactone (

Kevin Andrian, 2019). Pada tinjauan kasus klien mengatakan jika

terjadi keluhan beliau minum jenis obat Oskadon Original yang

mengandung 500 mg paracetamol dan 35 mg caffein, yang bekerja aktif

di pusat rasa sakit, seperti sakit kepala. Oskadon dapat berfungsi

menurunkan nyeri kepala namun, tidak dapat menurunkan tekanan

darah. Sebagai kebiasaan klien dalam mengonsumsi obat Kesehatan

tersebut kurang tepat.

4.1.1.7 Nutrisi

Pada nutrisi tidak terjadi kesenjangan antara tinjauan pustaka

dan tinjauan kasus. Pada tinjauan pustaka Diet pada penderita yang

dianjurkan pada penderita hipertensi yaitu diet DASH (Dietary

Approaches to Stop Hypertansion) diet yang dirancang untuk

menurunkan lonjakan tekanan darah. Diet ini menenkankan pada pola

Page 91: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA NY. S …

78

makan rendah garam namun tetap mengandung nutrisi seimbang (Meva

Nareza, 2020). Pada tinjauan kasus klien mengatakan tidak membatasi

makanan dan minuman. Klien mengatakan makan 3 kali sehari,

terkadang makan sendiri jika suaminya bekerja. Suami klien juga

memakan semua masakan yang di masak oleh istrinya. Klien biasanya

memasak sayuran bayam dengan tambahan garam atau penyedap rasa

berlebihan dengan ikan asin. Kebiasaan makan tinggi garam pada

penderita hipertensi bisa kurang tepat. Hal ini dikarenakan kadungan

natrium dalam garam jika di konsumsi berlebihan dapat memicu darah

tinggi.

4.1.2 Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik didapatkan beberapa masalah yang bisa

dipergunakan sebagai data dalam menengakkan diagnose keperawatan yang

aktual maupun resiko. Adapun pemeriksaan fisik dilakukan berdasarkan

persistem, yaitu:

4.1.1 Umum

Pada tinjauan pustaka ditemukan data adanya Inspeksi pada klien

hipertensi terlihat adanya kelelahan, perubahan nafsu makan, kesulitan

tidur (Barara dan Jauhar, 2011). Pada tinjauan kasus didapatkan inspeksi

klien tampak kelelahan, perubahan nafsu makan, tidak terdapat demam,

tidak mengeluarkan keringat dimalam hari, tidak pilek.

Pada keadaan umum ini tidak ditemukan kesenjangan antara

tinjauan pustaka dan tinjauan kasus. Pada penderita hipertensi dapat

mengalami kelelahan hal ini dikarenanakan terjadinya vasokontruksi

Page 92: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA NY. S …

79

menurun sehingga suplai oksigen seluruh jaringan menurun dan

menyebabkan keletihan.

4.1.2 Integumen

Pada tinjauan Pustaka ditemukan data inspeksi pada lansia

terdapat perubahan kelembapan pada kulit, kulit menjadi tipis, ada

perubahan warna rambut (Barara dan Jauhar, 2011). Pada tinjauan

kasus pada klien didapatkan tidak ada lesi, terjadi perubahan warna

rambut, tidak memar, terjadinya perubahan warna rambut yang sedikit

memutih, terjadinya perubahan tekstur.

Pada bagian integumen tidak ditemukan kesenjangan antara

tinjauan pustaka dan tinjauan kasus. Karena, pada lansia keadaan

integumen mempunyai ciri-ciri seperti perubahan tekstur, penuaan

kulit, warna rambut yang memutih.

4.1.3 Hemopoitik

Pada tinjauan Pustaka ditemukan tidak ada pendarahan, tidak

ada pembengkakan kelenjar limfa (Barara dan Jauhar, 2011). Pada

tinjauan kasus didapatkan klien tidak ada perdarahan tidak ada

pembengkakan kelenjar limfe, tidak ada riwayat transfusi darah.

Pada hemopoetik tidak terjadi kesenjangan pada tinjauan

pustaka dan tinjauan kasus. Pada tinjauan kasus tidak terdapat

pembengkakan kelenjar limfe. Hal ini sibebabkan karena klien tidak

mempunyai Riwayat penyakit kelenjar getah bening atau kelenjar limfa

yang terdiri dari limpa, timus, amandel.

Page 93: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA NY. S …

80

4.1.4 Kepala

Pada tinjauan Pustaka ditemukan inspeksi terdapat sakit kepala,

pusing, tidak ada trauma pada masa lalu (Barara dan Jauhar, 2011).

Pada tinjauan kasus didapatkan klien merasa sakit kepala, tidak ada

trauma masa lalu, terdapat pusing.

Pada pemeriksaan kepala tidak terjadi kesenjangan pada

tinjauan pustaka dan tinjauan kasus. Pada tinjauan kasus tidak ada

trauma masa lalu. Klien tidak mempunyai riwayat trauma pada kepala

yaitu suatu kondisi struktrur kepala mengalami benturan dari luar dan

berpotensi menimbulkan gangguan pada fungsi otak (Tjin, 2018).

4.1.5 Mata

Pada tinjauan pustaka di dapat inspeksi bentuk mata simetris,

biasanya pada penderita hipertensi terdapat adanya gangguan

penglihatan, pupil isokor, konjungtiva anemis, pada lansia juga bisa

mengalami gangguan penglihatan seperti rabun jauh atau rabun dekat

(Barara dan Jauhar, 2011). Pada tinjauan kasus di temukan mata

sebelah kiri juling, terdapat gangguan penglihatan.

Pada mata tinjauan Pustaka dan tinjauan kasus terdapat

kesenjangan. Pda kasus ditemukan mata juling. Kondisi ini umumnya

merupakan kelainan bawaan lahir , sehingga tidak mempengaruhi status

Kesehatan klien. Pada lansia terdapat gangguan penglihatan hal ini

dikarenakan, factor penuaan yang menyebabkan penurunan berbagai

fungsi berbagai organ tubuh.

Page 94: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA NY. S …

81

4.1.6 Telinga

Pada tinjauan pustaka didapat inspeksi bentuk telinga simetris,

tidak terdapat kelianan, tidak ada lesi, biasanya pada lansia terdapat

gangguan pendengaran. Palpasi tidak terdapat nyeri tekan (Barara dan

Jauhar, 2011). Pada tinjauan kasus ditemukan bentuk telinga simetris,

tidak terdapat kelainan, tidak ada lesi.

Pada telingan tinjauan pustaka dan tinjauan kasus terdapat

kesenjangan. Pada tinjauan pustaka terdapat gangguan pendengaran.

Gangguan pendengaran pada lansia bisa terjadi karena faktor usia,

peredaran darah terganggu, efek samping obat ( Istiqomah, 2019).

4.1.7 Hidung dan Sinus

Pada tinjauan pustaka didapat inspeksi bentuk hidung simetris,

tidak dijumpai kelainan, tidak ada lesi. Palpasi tidak ada nyeri tekan, ,

epistaksis (pendarahan pada hidung) (Barara dan Jauhar, 2011). Pada

tinjauan kasus ditemukan tidak dijumpai kelainan, tidak ada lesi, bentuk

hidung simetris, tidak ada nyeri tekan.

Pada tinjauan Pustaka dan tinjauan kasus terdapat kesenjangan.

Yaitu Pada tinjauan Pustaka epistaksis menurut National Health

Service, epistaksis yang serius merupakan indikasi masalah Kesehatan

serius salah satunya tekanan darah tinggi dan pembekuan darah. Hal ini

dikarenakan terjadi ketegangan dan kerusakan akibat tekanan darah

tinggi.

Page 95: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA NY. S …

82

4.1.8 Mulut dan Tenggorokan

Pada tinjauan Pustaka di dapat Inspeksi bentuk mulut biasanya

tidak simetris jika terjadi CVA, tidak ada lesi, tidak ada kesulitan

menelan (Barara dan Jauhar, 2011). Pada tinjauan kasus ditemukan

tidak sakit tenggorokan, tidak ada lesi, tidak ada kesulitan menenlan,

tidak ada Riwayat infeksi, pola menggosok gigi 2 kali sehari sehabis

mandi, tidak terdapat gigi palsu.

Pada mulut dan tenggorokan tinjauan Pustaka dan tinjauan

kasus terdapat kesenjangan. Pada tinjauan Pustaka terdapat bentuk

mulut tidak simetris jika terjadi CVA. Hipertensi bisa menyebabkan

pembuluh darah menyempit, bocor, pecah atau tersumbat. Hal ini dapat

mengganggu aliran darah yang membawa oksigen dan nutrisi ke otak.

Sehingga, sel-sel dan jaringan otak pun akan mati dan menyebabkan

terjadinya stroke (Kevin, 2020).

4.1.9 Leher

Pada tinjauan Pustaka didapat inspeksi tidak ada benjolan.

Palpasi terdapat kekakuan bagian belakang, terdapat nyeri tekan pada

bagian belakang (Barara dan Jauhar, 2011). Pada tinjauan kasus

ditemukan terdapat kekakuan leher pada bagian belakang, terdapat

nyeri tekan tengkuk bagian belakang, tidak ada benjolan.

Pada leher tinjauan pustaka dan tinjauan kasus tidak ada

kesenjangan. Pada tinjauan kasus tidak ada benjolan pada klien yang

biasa dilihat pada leher karena klien tidak mempunyai Riwayat

pembesaran kelenjar thyroid.

Page 96: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA NY. S …

83

4.1.10 Payudara

Tinjauan pustaka didapat Inspeksi tidak ada lesi, tidak keluar

cairan dari putting susu. Palpasi tidak ada benjolan, tidak ada nyeri

tekan (Barara dan Jauhar, 2011). Pada tinjauan kasus ditemukan Bentuk

payudara simetris, tidak ada lesi, tidak terdapat benjolan, tidak ada

nyeri tekan, tidak mengeluarkan cairan pada putting susu.

Pada payudara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus tidak ada

kesenjangan. Pada tinjauan kasus tidak ada benjolan pada payudara.

Pada klien tidak mempunyai Riwayat kanker atau tumor. Benjolan pada

payudara adalah jaringan lain yang tumbuh didalam payudara. Untuk

mendeteksi terjadinya kajadian yang tidak diinginkan kita perlu

menerapkan SADARI (Tjin, 2018).

4.1.11 Sistem Pernafasan

Pada tinjauan pustaka didapat Inspeksi tidak ada batuk, tidak

ada sesak, tidak ada sputum, tidak ada mengi (Barara dan Jauhar,

2011). Pada tinjauan kasus ditemukan Bentuk dada simetris , irama

nafas teratur, tidak ada retaksi otot bantu nafas, vocal premitus kanan

kiri sama, tidak batuk, tidak ada sputum.

Pada sistem pernafasan tinjauan Pustaka dan tinjauan kasus

tidak ada kesenjangan. Pada tinjauan kasus tidak ada retraksi otot bantu

nafas karena klien tidak mempunyai Riwayat asma.

Page 97: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA NY. S …

84

4.1.12 Sistem Kardiovaskuler

Pada tinjauan pustaka didapat kenaikan tekanan darah tidak ada

nyeri tekan, atau nyeri dada, tidak ada sesak, tidak ada edema (Barara

dan Jauhar, 2011). Pada tinjauan kasus ditemukan tidak ada nyeri tekan

dada, tidak ada edema.

Pada sistem kardiovaskuler tinjauan Pustaka dan tinjauan kasus

tidak ada kesenjangan. Pada tinjauan kasus tidak ada edema hal ini

dikarenakan klien tidak mempunyai Riwayat penyakit jantung.

4.1.13 Gastrointestinal

Pada tinjauan Pustaka didapat Inspeksi anoreksia, tidak toleran

terhadap makan, hilangnya nafsu makan, mual, muntah, perubahan

berat badan, perubahan kelembapan kulit (Barara dan Jauhar, 2011).

Pada tinjauan kasus ditemukan perubahan nafsu makan, tidak ada nyeri

ulu hati, tidak terdapat diare atau konstipasi, tidak toleran terhadap

makan.

Pada tinjauan pustaka dan tinjauan kasus terdapat kesenjangan

yaitu pada tinjauan pustakan terdapat mual dan muntah terjadi karena

peningkatan tekanan intracranial sebagai adanya pendarahan pada otak.

4.1.14 Sistem Perkemihan

Pada tinjauan Pustaka didapat Inspeksi tidak ada edema pada

pasien, inkotinensia urine (Barara dan Jauhar, 2011). Pada tinjauan

kasus ditemukan Tidak ada edema pada pasien, tidak ada nyeri saat

berkemih, tidak terdapat hematuria, tidak ada infeksi saluran kemih

terdapat nocturia pada klien sering buang air kecil pada malam hari.

Page 98: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA NY. S …

85

Pada system perkemihan tinjauan Pustaka dan tinjauan kasus

terdapat kesenjangan. Pada tinjauan kasus nocturia, paling umum

terjadi pada lansia. Penyebab nokturia adalah konsumsi cairan yang

berlebihan seperti minum minuman berkafein secara berlebihan

menyebabkan bangun tidur dan buang air pada malam hari.

4.1.15 Genito Reproduksi Wanita

Pada tinjauan Pustaka didapat Inspeksi: tidak ada lesi, riwayat

mentruasi, riwayat menopause, tidak ada penyakit kelamin. Palpasi

tidak ada nyeri tekan pelvic (Barara dan Jauhar, 2011). Pada tinjauan

kasus ditemukan Tidak ada lesi, tidak ada perdarahan, tidak ada nyeri

pelvic, tidak ada penyakit kelamin, tidak ada infeksi. Riwayat mentruasi

tidak terkaji, riwayat menopause tidak terkaji.

Pada genito reproduksi wanita tinjauan pustakan dan tinjauan

kasus tidak ditemukan kesenjangan. Pada tinjauan kasus ditemukan

riwayat menopause pada lansia biasanya terjadi saat wanita memasuki

usia 45 hingga 55 tahun. Seseorang dikatakan menopause bila tidak

mengalami menstruasi selama 12 bulan.

4.1.16 Muskuloskeletal

Pada tinjauan Pustaka didapat Nyeri sendi karena faktor usia

dan aktivitas berlebihan, kekakuan pada leher, tidak ada pembengkakan

sendi, tidak ada nyeri panggul, tidak pernah olah raga (Barara dan

Jauhar, 2011). Pada tinjauan kasus ditemukan nyeri sendi, kekakuan

leher bagian belakang, tidak ada pembengkakan sendi, tidak ada nyeri

panggul, tidak pernah olah raga.

Page 99: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA NY. S …

86

Pada musculoskeletal tinjauan Pustaka dan tinjauan kasus tidak

didapatkan kesenjangan. Kekakuan leher pada hipertensi terjadi akibat

peningkatan tekanan dinding pembuluh darah didaerah leher sehingga

terjadi peningkatan tekanan vaskuler ke otak yang mengakibatkan

terjadinya penekanan pada serabut otot leher.

4.1.17 Sistem Saraf Pusat

Pada tinjauan Pustaka didapat sakit kepala akibat dari tekanan

darah tinggi, tidak terjadi kejang, tidak tremor, tidak ada cedera, tidak

ada masalah memori (Barara dan Jauhar, 2011). Pada tinjauan kasus

ditemukan terdapat sakit kepala, tidak terjadi kejang, tidak tremor, tidak

ada cedera, tidak ada masalah memori.

Pada sistem saraf pusat tinjauan Pustaka dan tinjauan kasus

tidak ada kesenjangan. Pada tinjauan kasus ditemukan tidak ada

masalah memori, biasanya pada lansia terjadi gangguan memori yang

berkaitan dengan gangguan pada otak yang disebabkan karena

demensia (Rizal, 2020).

4.1.18 Sistem Endokrin

Pada tinjauan Pustaka didapat Perubahan warna rambut, tidak

terdapat polyuria, pigmentasi kulit, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid

(Barara dan Jauhar, 2011). Pada tinjauan kasus ditemukan perubahan

warna rambut, tekstur kulit, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.

Pada system endokrin tinjauan Pustaka dan tinjauan kasus tidak

ada kesenjangan. Pada tinjauan kasus ditemukan tidak ada pembesaran

kelenjar tiroid pada klien yang biasa dilihat pada leher.

Page 100: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA NY. S …

87

4.2 Diagnosa Keperawatan

Pada diagnose keperawatan Hipertensi yang muncul pada tinjauan pustaka

menurut (Nurarif& Kusuma, 2015) nyeri akut berhubungan dengan

peningkatan tekanan vaskulerserebral dan iskemia, keletihan berhubungan

dengan tidak mampu mempertahankan rutinitas yang biasanya, defisiensi

pengetahuan berhubungan dengan kurang sumber pengetahuan. Menurut

(SDKI) ketidakpatuhan berhubungan dengan ketidakadekuatan informasi

pengobatan.

Pada tinjauan kasus hanya ditemukan dua diagnose keperawatan yaitu

nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis dan ketidakpatuhan

berhubungan dengan beban pembiayaan program perawatan atau pengobatan.

Pada diagnose keperawatan ada kesenjangan antara tinjauan Pustaka

dengan tinjauan kasus. Pada tinjauan kasus tidak muncul diagnose keletihan

berhubungan dengan tidak mampu mempertahankan rutinitas yang biasanya

dikarenakan klien masih mampu mempertahankan aktivitas seperti biasanya.

Diagnose keperawatan defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang

sumber informasi pengobatan tidak muncul dikarenakan klien mengetahui

tentang penyakitnya, klien mengetahui tanda dan gejala tetapi klien terhalang

oleh biaya dan jarak tempuh untuk menjangkau fasilitas kesehatan.

4.3 Intervensi Keperwatan

Pada perumusan perencanaan antara tinjauan Pustaka dan tinjauan

kasus biasanya terjadi kesenjangan yang cukup berarti karena perencanaan

pada tinjauan kasus disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi klien.

Pada diagnose keperawatan nyeri akut berhubungan dengan agen

Page 101: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA NY. S …

88

cedera biologis terjadi kesenjangan antara tinjauan Pustaka dengan tinjauan

kasus yaitu pada tinjauan kasus di dapat klien tampak rileks, seperti wajah

tampak menyeringai dikarenakan nyeri sudah menghilang. Perawat

menambahkan untuk istirahat disela-sela aktivitas.

Pada diagnose keperawatan ketidakpatuhan berhubungan dengan beban

pembiayaan program perawatan atau pengobatan tidak terjadi kesenjangan

antara tinjauan Pustaka dan tinjauan kasus, yaitu pada tinjauan kasus perawat

menambahkan klien dapat mengubah pola hidupnya agar tekanan darah tinggi

dapat menurun.

4. 4 Implementasi Keperawatan

Pada tinjauan kasus nyata pelaksanaa disusun dan pelaksanaan adalah

perwujudan dari pelaksanaan yang telah disusun. Pelaksanaan pada tinjauan

Pustaka belum dapat diwujudkan karena hanya membahas teori asuhan

keperawatan. Sedangkan pada tinjauan kasus pelaksanaan diwujudkan pada

klien dan ada pendokumentasian serta intervensi keperawatan.

Pelaksanaan rencana Tindakan keperawatan dilakukan secara

terkoordinasi dan terintegrasi. Dalam melaksanakan perencanaan yang telah

dibuat semua dilakukan dengan mandiri tanpa ada kolaborasi dari perawat

maupun dokter atau petugas Kesehatan lainnya karena semua kegiatan mandiri

di rumah klien.

Diagnose keperawata nyeri akut berhubungan dengan agen cedera

biologis perencanaa tindakan keperawatan telah dilakukan menjelaskan pada

klien penyebab nyeri, menganjurkan klien melaporkan nyeri dengan segera,

mengajarkan teknik diktraksi dan menganjurkan klien untuk beristirahat, klien

Page 102: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA NY. S …

89

beristirahat atau tirah baring.

Diagnose keperawatan ketidakpatuhan berhubungan dengan beban

pembiayaan program perawatan atau pengobatan perencanaan tindakan

keperawatan telah dilakukan seperti menginformasikan program pengobatan

diet yang harus dijalan, menginformasikan manfaat yang diperoleh jika teratur

menjalani pengobatan diet, menganjurkan klien dan keluarga untuk melakukan

konsultasi kepelayanan Kesehatan, melibatkan keluarga untuk mendukung

program pengobtan yang dijalani.

4.5 Evaluasi

Pada tinjauan pustaka evaluasi belum dapat dilaksankanan karena

merupakan kasus semu sedangkan pada tinjauan kasus evaluasi dapat

dilakukan karena dapat diketahui keadaan klien.pada akhir evaluasi diagnose

keperawatan nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis disimpulkan

bahwa masalah keperawatan klien teratasi karena sudah sesuai dengan tujuan

yang ditetapkan oleh perawat yaitu nyeri sudah teratasi.

Diagnose keperawatan ketidakoatuhan berhubungan dengan beban

pembiayaan program Kesehatan atau pengobatan disimpulkan bahwa masalah

keperawatan pada klien teratasi akrena sudah sesuai dengan tujuan yang

ditetapkan perawat yaitu ketidakpatuhan klien mau mengubah pola hidupnya

dan rutin kontrol kefasilitas Kesehatan.

Pada akhir evaluasi semua tujuan dan kriteria hasil dapat dicapaikarena

adanya kerja sama yang baik antara perawatan klien. Hasil evaluasi pada Ny. S

sudah sesuai harapan, masalah teratasi.

Page 103: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA NY. S …

90

BAB 5

PENUTUP

Setelah penulis melakukan pengamatan dan melaksanakan asuhan

keperawatan secara langsung pada klien dengan dengan diagnose medis

Hipertensi di Desa Darungan Lumajang, maka penulis dapat menarik beberapa

kesimpilan sekaligus saran yang dapat bermanfaat dala meningkatkan mutu

asuhan keperawatan pada klien dengan diagnose medis Hipertensi

5.1 Simpulan

Dari hasil yang telah menguraikan tentang asuhan keperawatn pada Ny.

S dengan diagnose medis Hipertensi maka penulis dapat mengambil

kesimpulan sebagai berikut:

5.1.1 fokus pengkajian pada Ny. S yaitu pada sistem kardiovaskuler dengan

data tidak ada nyeri tekan, tidak ada sesak nafas, , tidak ada edema, terdapat

kenaikan tekanna dara. Pada system persyarafan terdapat sakit kepala, akibat

dari tekanan darah tinggi, tidak ada kejang, tidak ada tremor, tidak ada masalah

memori. Pada sistem musculoskeletal nyeri sendi karena factor usia dan

aktivitas berlebihan, kekakuan pada leher, tidak pernah olahraga

5.1.2 Diagnosa keperawatan prioritas pada klien meliputi: nyeri akut

berhubungan dengan agen cedera biologis, ketidakpatuhan berhubungan

dengan beban pembiayaan program perawatan atau pengobatan

5.1.3 Pada kedua diagnose prioritas yang muncul pada klien dilakukan melalui

tindakan mandiri keperawatan karena dilakukan dirumah tanpa ada tindakan

kolaborasi dari dokter atau petugas Kesehatan lainnya

90

Page 104: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA NY. S …

91

5.1.4 Implementasi keperawatan dilaksanakan selama dua hari dan semua

Tindakan yang diimplementasikan kepada klien berdasarkan pada rencana

Tindakan keperawatan yang telah ditetapkan oleh perawat

5.1.5 dari kedua diagnose prioritas yang terjadi pada Ny. S didapatkan dua

masalah teratasi. Kondisi Ny. S sudah cukup baik dari sebelumnya

5.2 Saran

Penulis memberikan saran sebagai berikut:

5.2.1 Untuk pencapaian hasil keperawatan yang diharapkan, diperlukan

hubungan yang baik dan keterlibatkan klien dan keluarga

5.2.2 Perawat sebagai petugas pelayanan Kesehatan hendaknya selalu

meningkatkan kemampuan dan keterampilannya

Page 105: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA NY. S …

92

DAFTAR PUSTAKA

Azizah, Lilik Ma’rifatul. Keperawatan Lanjut Usia. Yogyakarta: Graha ilmu.

Diakses pada tanggal 24 Februari 2021, 16.15 WIB

Cahyani N. (2020). Asuhan Keperawatan Pada Klien Ny. C Dengan Diagnosa

medis Hipertensi. Online. eprints.kertacendekia.ac.id diakses

pada tanggal 28 Januari 2021, 08.00 WIB

Dinarti & Mulyani. (2017). Dokumentasi Keperawatan. Online.

Bppsdmk.kemkes.go.id. Diakses pada tanggal 28 Januari

2021,11.30 WIB

Gede. (2011). Konsep asuhan keperawatan sindrom coroner

akut.samoke2012.wprdpress.com. diakse pada tanggal 27

Januari 2021, 12.30 WIB

https://m.liputan6.com/healt/read/2954635/penyebab-

hipertensi#:~:text:tidak%20ada%20bukti%20stres%20dengan,S

emua%20itu%20dapat%20menyebabkan%20hipertensi.

Diakses tanggal 28 Januari 2021, 10.00 WIB

htpps://n2ncollection.com/asuhan-keperawatan-dengan-keletihan-d-0057//.

Diakses tanggal 24 Februari 2021, 22.50 WIB

health.kompas.com. tanda dan gejala hipertensi. Diakses tanggal 26 Februari

2021, 21.30 WIB

Muttaqin, Arif. (2012). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan

Gangguan Sistem Kardiovaskuler dan hematologic Jakarta:

Salemba Medika.

Nurarif, Amin Huda & Kusuma , Hardhi. (2015). Aplikasi Asuhan

Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan Nanda Nic-

Noc. Jilid 2.jogjakarta: medication

NANDA-I (2015). Diagnosis Keperawatan Definisi & Klasifikasi, ed. 10.

Jakarta: penerbit Buku Kedokteran EGC.

Nuraini, Bianti. (2015). Risk Faktor Hypertension. Online.

juke.kedoketran.unila. diakses 28 Januari 2021, 16.15

Price, A sylvia. Nanda NIC NOC (2015) diagnosis definisi dan klasifikasi

penerbit buku kedokteran EGC.

Prawira Eka Aditya. (2017). Penyebab hipertensi. Online. M.liputan6.com

diakses pada tanggal 26 Januari, 13:00 WIB

Page 106: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA NY. S …

93

Singgalingging, G. 2011. Karakteristik Penderita Hipertensi Di Rumah Sakit

Umum Herna Medan 2011. Medan: 1-6

Soenarta, A.A., dkk. (2015). Pedoman Tata Laksana Hipertensi Pada Penyakit

Kardivaskular, 1. Hlm. 1-2. Diakses pada tanggal 27 Januari

2021, 10.00 WIB

Syamsudin. (2011). Buku ajar farmakoterapi kardiovaskuler dan renal.

Salemba medika: Jakarta.

S Widyaningrum. (2012). Hipertensi pada lansia. Online.

respiratory.unej.ac.id diakses pada tanggal 25 Januari, 10.00

WIB

www.aladokter.com. Obat tekanan darah tinggi. Diakses tanggal 27 Februarai

2021, 21.26 WIB

www.aladokter.com. Diet DASH untuk penderita hipertensi. Diakses tanggal

27 Februari 2021, 21.40 WIB

Yasmara, Deni dkk. (2016). Rencana Asuhan Keperawatan Medikal-Bedah

penerbit buku kedokteran EGC. Jakarta

Yuwono, Ridwan dkk. (2017). Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang

Hipertensi Terhadap Tingkat Kecemasan Pada Penderita

Hipertensi. Jks.fikes.unsoed.ac.id. diakses pada tanggal 26

Februari 2021, 20.56 WIB

Page 107: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA NY. S …

94

INFORMED CONSENT

Judul : “Asuhan Keperawatan Lansia Ny. S Dengan Masalah

Keperawatan Ketidakpatuhan Pada Diagnosa Medis Hipertensi di Desa

Darungan Lumajang ”

Tanggal pengambilan studi kasus 02 Maret 2021. Sebelum tanda tangan

dibawah, saya telah mendapatkan informasi tentang tugas pengambilan studi

kasus ini dengan jelas dari mahasiswa yang bernama Leli Anggita proses

pengambilan studi kasus ini dan saya mengerti semua yang telah dijelaskan

tersebut.

Saya setuju untuk berpartisispasi dalam proses pengambilan studi kasus

ini san saya telah menerima salinan form ini

Saya, Nona/Nyonya/Tuan ....................................................................... ,

dengan ini saya memberikan kesediaan setelah mengerti semua yang telah

dijelaskan oleh peneliti terkait dengan proses pengambilan studi kasus ini

dengan baik. Semua data dan informasi dari saya sebagai partisipan hanua akan

digunakan untuk tujuan dari studi kasus ini.

Tanda tangan ........................................................................................ Partisipan

(.............................................................)

Tanda tangan ........................................................................................ Saksi

(.............................................................)

Tanda tangan ........................................................................................ Peneliti

(.............................................................)

Page 108: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA NY. S …

95

Page 109: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA NY. S …

96

SATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP )

PENYULUHAN KESEHATAN

Bidang Studi : D-III Keperawatan

Bahasan : Hipertensi

Pokok Bahasan : perawatan dan pencegahan

Hari, Tanggal : Selasa , 02 Maret 2021

Waktu : Jam 15.00 - Selesai

Tempat : Rumah warga Desa Darungan - Yosowilangun- Lumajang

Sasaran : Warga Rt 01 Rw 04 Desa Darungan- Yosowilangun-

Lumajang

Pemateri : Leli anggita

A. LATAR BELAKANG

Hipertensi adalah sebagai peningkatan tekanan darah sistolik sedikitnya

140 mmHg atau tekanan diastoliknya 90 mmHg. Hipertensi tidak hanya

beresiko tinggi menderita penyakit jatung, tetapi juga menderita penyakit

lain seperti penyakit saraf, ginjal, dan pembuluh darah dan makin tinggi

tekanan darah, makin besar resikonya. (Sylvia A.price, 2015). Hipertensi

pada lansia yaitu hipertensi sistolik terisolasi (HST), meningkatnya tekanan

sistolik menyebabkan besarnya kemungkinan timbulnya kejadian stroke

dan infark miokard walaupun tekanan diastoliknya dalam batas normal

(isolated systolic hypertension) (Siti Widyaningrum, 2012).

Page 110: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA NY. S …

97

B. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM ( TIU )

Setelah dilakukan penyuluhan, keluarga Ny. S di RT 01 RW 04 Desa

Darungan- Yosowilangun- Lumajang dapat mengetahui apa itu hipertensi .

C. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS ( TIK )

Setelah dilakukan penyuluhan, keluarga Ny. S RT 01 RW 04 Desa

Darungan diharapkan mampu :

1) Klien dapat memahami pengertian hipertensi

2) Klien dapat mengetahui penyebab hipertensi

3) Klien dapat mengenatahui tanda dan gejala hipertensi

4) Klien dapat mengetahui komplikasi dari hipertensi

5) Klien dapat mengetahui pencegahan hipertensi

D. PENGORGANISASIAN

1) Dosen Pembimbing : Ns. Meli Diana, S.Kep.,M.Kes

2) Pemateri :Leli Anggita (1801037)

3) Moderator : Leli Anggita (1801037)

4) Fasilitaor : Leli Anggita (1801037)

A. MATERI PEMBELAJARAN

1. Pokok Bahasan : Hipertensi

2. Sub Pokok Bahasan :

1) Pengertian hipertensi

2) Penyebab hipertensi

3) Tanda dan gejala hipertensi

4) Komplikasi hipertensi

5) Pencegahan hipertensi

Page 111: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA NY. S …

98

B. MEDIA PEMBELAJARAN

1. Ceramah

2. leaflet

C. KEGIATAN

Tahap Waktu Kegitan penyuluhan Kegiatan peserta

14.30- 15.00 Persiapan :

1. Mempersiapkan

tempat

2. Mempersiapkan

anggota keluarga

Pelaksanaan 15.00-15-30 Pembukaan :

1. Memberi salam

2. Perkenalkan

pemateri

3. Menyapa audiens

4. Menjelaskan

kontrak waktu,

topik, dan

tujuanpenyuluhan

Peserta mengikuti

pembukaan

dengan antusias

1. Memberi salam

2. Mendengarkan

dan

memperhatikan

Page 112: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA NY. S …

99

15.30-16.00 Pelaksanaan :

Pengertian hipertensi

Penyebab hipertensi

Tanda dan gejala

hipertensi

Komplikasi hipertensi

Pencegahan hipertensi

Peserta mengikuti

sesi penyampaian

materi denga

antusias

Penyaji : Leli

Anggita

Penutup 10.0 -10.20 Penutup :

1. Memberi

kesempatan

audiens untuk

bertanya

2. Menyimpulkan

materi yang

disampaikan

3. Melakukan

evaluasi

4. Menutup

penyuluhan,

mengucapkan

terimakasih dan

memberikan

salam

Leli Anggita

Page 113: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA NY. S …

100

D. SETTING TEMPAT

Keterangan :

: Audience

: Penyaji

E. Metode Pembelajaran

1. Ceramah

2. Tanya Jawab

F. EVALUASI

1. Evaluasi struktur

1) Kesiapan media dan tempat

2) Pengorganisasian dilakukan 1 hari sebelumnya

2. Evaluasi proses

1) Kegiatan dilaksanakan sesuai dengan waktunya

2) Klien a diupayakan agar mendapat penjelasan tentang

hipertensi

3) Klien diupayakan tidak boleh meninggalkan sebelum

kegiatan penyuluhan selesai

Page 114: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA NY. S …

101

3. Evaluasi hasil

Untuk mendapatkan hasil yang positif ( mengerti dan memahami ) :

1) Klien dapat memahami pengertian hipertensi

2) Klien dapat mengetahui penyebab hipertensi

3) Klien dapat mengenatahui tanda dan gejala hipertensi

4) Klien dapat mengetahui komplikasi dari hipertensi

5) Klien dapat mengetahui pencegahan hipertensi

Page 115: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA NY. S …

102

MATERI SATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP )

HIPERTENSI

A. Pengertian

Hipertensi adalah sebagai peningkatan tekanan darah sistolik

sedikitnya 140 mmHg atau tekanan diastoliknya 90 mmHg. Hipertensi

tidak hanya beresiko tinggi menderita penyakit jatung, tetapi juga

menderita penyakit lain seperti penyakit saraf, ginjal, dan pembuluh

darah dan makin tinggi tekanan darah, makin besar resikonya. (Sylvia

A.price, 2015). Hipertensi pada lansia yaitu hipertensi sistolik

terisolasi (HST), meningkatnya tekanan sistolik menyebabkan besarnya

kemungkinan timbulnya kejadian stroke dan infark miokard walaupun

tekanan diastoliknya dalam batas normal (isolated systolic

hypertension) (Siti Widyaningrum, 2012).

B. Penyebab Hipertensi

1) Penyebab hipertensi antara lain:

2) Penyakit saluran kemih

3) Penyakit endokrin

4) Arteriosklerosi

5) Merokok

6) Minum minuman alcohol

7) Tekanan tinggi kolestrol

C. Tanda dan Gejala Hipertensi

1) Gelisa, sakit kepala

2) Sering marah-marah

Page 116: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA NY. S …

103

3) Tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg

4) Gangguan penglihatan

5) Nafsu makan menurun

6) Mudah tersinggung

D. Komplikasi Hipertensi

1) Stroke

2) Gagal jantung

3) Kerusakan ginjal

4) Kerusakan jaringan otot

E. Pencegahan Hipertensi

1) Makan-makanan yang bergizi

2) Menghindari makanan yang berlemak dan mengurangi asin

3) Menghindari makanan dengan bahan pengawet

4) Menjaga berat badan tetap ideal

5) Menghindsri merokok

6) Istirahat cukup

7) Peran keluarga sangat penting dalam rangka mengatasi hidup

orang dengan hipertensi dan mencegah hipertensi

Page 117: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA NY. S …

104

Page 118: KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA NY. S …

105