KARSINOMA NASOPHARING

46
KARSINOMA NASOFARING KARSINOMA NASOFARING OLEH: Ferawati Simbolon Sri Rahayu Puspita Putri Sari Pembimbing: Dr. Evo Elidar Harahap Sp.R (K) Dr. Yolanda Sitompul Sp.R

description

KARSINOMA NASOPHARING

Transcript of KARSINOMA NASOPHARING

KARSINOMA NASOFARINGKARSINOMA NASOFARINGKARSINOMA NASOFARINGKARSINOMA NASOFARING

OLEH:Ferawati Simbolon

Sri RahayuPuspita Putri

Sari

Pembimbing:Dr. Evo Elidar Harahap Sp.R

(K)Dr. Yolanda Sitompul Sp.R

Karsinoma nasofaring

merupakan tumor ganas yang

paling banyak dijumpai diantara

tumor ganas THT di Indonesia

Etiologi yang masih belum

pasti, gejala dini yang tidak

khas, serta letak nasofaring

yang tersembunyi

menyebabkan seringnya

terlambat untuk di

tanggulangi

FARING

Faring merupakan saluran yang berbentuk seperti corong yg

besar dibagian atas & sempit dibagian bawah.

FARING

Batas – batas anatomi :

•Superior : basis kranii•Inferior : palatum mole.•Anterior : kavum nasi & koana•Posterior : vertebra cervicalis•Lateral :Muara tuba eustachiiTorus TubariusFossa rosenmuller

FisiologiNasofaring

• Sebagai jalan udara pada respirasi

• Jalan udara ke tuba eustachii

• Ruang resonasi dalam proses bersuara & berbicara

• Sebagai drainage untuk mukus

Karsinoma Nasofaring

“Tumor Kanton” Tumor ganas kepala dan leher dari epitel

nasofaring yang menunjukkan adanya difrensiasi skuamosadengan predileksi di

Fossa Rosenmuller dan atap nasofaring

“Tumor Kanton” Tumor ganas kepala dan leher dari epitel

nasofaring yang menunjukkan adanya difrensiasi skuamosadengan predileksi di

Fossa Rosenmuller dan atap nasofaring

EPIDEMIO LOGI

EPIDEMIO LOGI

Sifat endemis yang menonjol Sifat endemis

yang menonjol

Kerentanan suku bangsa atau

kelompok masyarakat

tertentu

Fenomena agregasi familial

Fenomena agregasi familial

Etiologi & PatogenesisEtiologi & Patogenesis

Terjadinya

karsinoma

nasofaring tidak

disebabkan oleh

satu faktor yang

berdiri sendiri,

namun disebabkan

oleh multifaktor.

Terjadinya

karsinoma

nasofaring tidak

disebabkan oleh

satu faktor yang

berdiri sendiri,

namun disebabkan

oleh multifaktor.

G

en

eti

k d

an

ra

s (

mon

golo

id)

Nitro

sam

in

Gejala dan TandaGejala dan Tanda

2. Gangguan pada Telinga 2. Gangguan pada Telinga

3. Eye and tumor sign3. Eye and tumor sign

Strabismus

Gejala – gejala lain

Metastase

Pembesaran kelenjar limfoid

leher

Pemeriksaan penunjang

Biopsi (hidung dan mulut)Biopsi (hidung dan mulut)

CT ScanCT Scan

MRIMRI

Pemeriksaan Serologi EB VirusPemeriksaan Serologi EB Virus

Histopatologi

Karsinoma cell squamosa

( berkeratinisasi )

Karsinoma tidak

berkeratinasi

Karsinoma tidak

berdiferensiasi

Stadium TNM menurut UICC 2002

T = Tumor, menggambarkan keadaan tumor primer, besar dan

perluasannya.

T0 : Tidak tampak tumor

T1 : Tumor terbatas di nasofaring

T2 : Tumor meluas lebih dari 1 lokasi, tetapi masih terbatas di

rongga nasofaringT2a : Perluasan tumor ke orofaring dan/atau rongga hidung tanpa perluasan ke parafaring.T2b : disertai perluasan ke parafaring

T3 : Tumor meluas ke kavum nasi dan / atau orofaring

T4 : Tumor meluas ke tengkorak dan / sudah mengenai saraf

otak

N : Nodul, menggambarkan keadaan

kelenjar limfe regionalNX : Pembsaran kelenjar getah bening tidak

dapat dinilaiN0 : Tidak ada pembesaranN1 : Metastasis kelenjar getah bening

unilateral, dengan ukuran terbesar kurang atau sama dengan 6 cm, diatas fossa supraklavikularis.

N2 :Metastasis kelenjar getah bening bilateral, dengan ukuran terbesar kurang atau sama dengan 6 cm, diatas fossa supraklavikula.

N3 : Metastasis kelenjar getah bening bilateral, dengan ukuran lebih besar dari 6 cm, atau terletak diatas fossa supraklavikula.N3a : ukuran lebih dari 6 cm.N3b : di dalam fossa supraklavicula

M = Metastase, menggambarkan

metastase jauh

M0 : Tidak ada metastase jauh

M1 : Terdapat metastase jauh

Stadium I : T1 N0 M0

Stadium II : T2 N0 M0 / T2 N1

M0

Stadium III : T3 N0 M0 / T3 N2

M0

Stadium IV : T4 N0 M0 / T4 N3

M0

(atau Tiap T apapun, N apapun,

MI)

PENATALAKSANAAN PENATALAKSANAAN

RADIOTERAPI RADIOTERAPI

KEMOTERAPI KEMOTERAPI

OPERASI OPERASI

GOLD STANDAR

T

Stadium I         : Radioterapi

Stadium II & III : Kemoradiasi

Stadium IV dengan N< 6 cm : Kemoradiasi

Stadium IV dengan N> 6 cm : Kemoterapi dosis penuh dilanjutkan kemoradiasi

PENATALAKSANAAN PENATALAKSANAAN

Diagnosis dini menentukan prognosis pasien. Prognosis hidup setelah 5 tahun berbeda untuk tiap tingkatan / stadium tumor: Stadium I : 76,9 %Stadium II : 56 %Stadium III: 38,4 %Stadium IV : 16,4 %

PROGNOSIS

GAMBARAN ROSEN MULLER NORMAL

CT Contrast-Enhanced menunjukan nasopharyngeal carcinoma dengan perluasan parapharyngeal kanan dan retropharyngeal adenopathy.

CT Scan Nonenhanced (pandangan coronal) menunjukkan bagian yang menebal pada dinding parapharyngeal kanan.

Potongan Axial CT Scan menunjukkan KNF: A.Sebelum Nasofaringektomi B. Setelah

Nasofaringektomi

CT scan axial contrast-enhanced pada nasopharynx menunjukkan suatu massa di

dalam fossa pterygoid yang menutup nasofaring kanan. Terdapat erosi dari pterygoid pada

bagian kanan dan juga menutup tuba eustachius dan bagian posterior sinus maksilaris kanan

CT scan axial contrast-enhanced pada leher memperlihatkan massa, bulat, homogen , dengan lesi solid di leher kanan bagian posterior ke kelenjar

submandibular.

Massa besar pada tengah sinus sphenoid dengan destruksi tulang. Massa kelihatan seolah-olah terkikis atau terjadi erosi melalui clivus dan ke dalam fossa pituitary.

Massa besar pada tengah sinus sphenoid dengan destruksi tulang. Massa kelihatan seolah-olah terkikis atau terjadi erosi melalui clivus dan ke dalam fossa pituitary.

MRI T1-Weighted Nonenhanced menunjukkan kanker nasoparyng yang mendesak ke sisi sebelah kiri clivus.

Intensitas dari sumsum tulang belakang hilang pada sisi kiri clivus dibandingkan

dengan sebelah kanan.

MRI T1-Weighted Gadolinium-enhanced axial menunjukkan kanker/tumor

nasopharyngeal dengan keterlibatan parapharingeal kiri

MRI Coronal T2-weighted menunjukkan gambaran metastasis dari kanker

nasopharingel pada bagian kiri nodul servical