Jurnal reading - gejala pada rinosinositis kronis dengan dan tanpa polip nasi.docx

download Jurnal reading - gejala pada rinosinositis kronis dengan dan tanpa polip nasi.docx

of 10

Transcript of Jurnal reading - gejala pada rinosinositis kronis dengan dan tanpa polip nasi.docx

  • 8/15/2019 Jurnal reading - gejala pada rinosinositis kronis dengan dan tanpa polip nasi.docx

    1/10

  • 8/15/2019 Jurnal reading - gejala pada rinosinositis kronis dengan dan tanpa polip nasi.docx

    2/10

    Gejala-gejala pada Rinosinusitis Kronik dengan dan tanpa Polip Nasal

    ;jekti*< +ipotesis: Pada penelitian ini kami menganalisis perbedaan pada skor gejala antara

     pasien rinosinusitis kronik dengan (CRSwNP) dan tanpa (CRSsNP) polip nasal. Berdasarkan

     European Position Paper   on Rhinosinusitis and Nasal Polyps, diagnosis CRSwNP danCRSsNP ditentukan berdasarkan kriteria klinik didukung dengan endoskopi. Kami ingin tau

    apaka mungkin untuk membuat perbedaan !ang akurat antara pasien dengan dan tanpa polip

    nasal berdasarkan tampilan klinis.

    Rancangan Penelitian: Penelitian case-control retrospekti" 

    etode: Kami mengumpulkan kuisioner  Rhinosinusitis Outcome Measure 31 (RSOM-31)

    dari pasien dengan dan tanpa polip nasal dan membandingkan skor total rata#rata RS$%#&',

    skor domain rata#rata, skor gejala rata#rata, dan persentase dari laporan gejala#gejala pasien

     per diagnosis berdasarkan endoskopi dan C San.

    +asil: kuisioner RS$%#&' dikumpulkan dari *&+ pasien. %eskipun total skor RS$%#&'

    serupa, dan gejalan!a tumpang tindi seara signi"ikan, skor pada pasien dengan CRSwNP

    seara signi"ikan lebi tinggi dan lebi sering pada gejala nasal seperti rinorrea- dan

    penurunan sensibilitas pada pengeapan atau pengiduan-. Pasien dengan CRSsNP seara

    signi"ikan skorn!a lebi sering dan tinggi pada n!eri waja- dan n!eri telinga-.

    Kesimpulan: %eskipun ada perbedaan !ang signi"ikan pada beberapa gejala di dalam skor,

    terdapat tumpang tindi seara signi"ikan pada ban!ak gejala, dan ini berarti sulit untuk 

    membedakan antara CRSwNP dan CRSsNP an!a berdasarkan tampilan klinis saja.

    Kata kunci: rinosinusitis kronik, polip nasal, diagnosis, kualitas idup, skor gejala.

    2e=el pem;uktian: &b.

    Pendahuluan

    Pada  European Position Paper on Rhinosinusitis and Nasal Polyps (P$S),',*

    rinosinusitis kronik (CRS) dide"inisikan sebagai in"lamasi pada idung dan sinus paranasal

    !ang dikarakteristikkan dengan satu atau lebi gejala selama lebi dari '* minggu, sala satu

    diantaran!a arusla berupa antara idung tersumbat/ obstruksi/ kongesti atau sekret idung

    (anterior/ posterior nasal drip), ditamba dengan n!eri waja/ tekan dan atau menurunn!a

    atau keilangan pengiduan, dan antara tanda#tanda endoskopik dari pen!akit dan atau

     perubaan C San.

    Beberapa taun terakir tela ditampilkan bawa pada dunia barat, CRS dengan polip

    nasal (CRSwNP) dan CRS tanpa polip nasal (CRSsNP) memiliki pola in"lamasi !ang

     berbeda.&  CRSwNP dikarakteristikkan dengan eosino"ilia, imunoglobulin (0g), dan

    interleukin 1 !ang lebi tinggi dibandingkan dengan CRSsNP, dan pasien dengan CRSwNP

    lebi sering memiliki asma dibandingkan CRSsNP.+ Pada respon teradap penatalaksanaan

     juga terliat berbeda. Pasien dengan CRSwNP enderung bereaksi lebi baik pada

    kortikosteroid nasal dan sistemik,1,2 dan e"ek pada kortikosteroid lokal kurang menonjol pada

    CRSsNP.3 4da beberapa indikasi bawa pada CRSsNP, kususn!a pada pasien dengan 0g

    !ang renda, terapi jangka panjang dengan makrolit adala e"ekti".5

    4da tonjolan klinis menurut ali otorinolaringologi bawa pasien dengan CRSwNP

    lebi sering mengelukan obstruksi idung dan penurunan dari pengiduan, dan bawa pada pasien dengan CRSsNP terutama lebi mengelukan n!eri waja dan rinorea.6,'7  Sebagai

  • 8/15/2019 Jurnal reading - gejala pada rinosinositis kronis dengan dan tanpa polip nasi.docx

    3/10

    kuisioner, Health-related quality-o-lie memegang peranan !ang besar dalam diagnosis dan

    e8aluasi dari tatalaksana pada CRS, kami ingin menganalisis perbedaan pada gejala antara

     pasien dengan CRSwNP dan pasien dengan CRSsNP berdasarkan kriteria P$S. Sebagai

    tambaan, kami menganalisis apaka mungkin untuk membuat perbedaan antara pasien

    dengan CRSwNP dan pasien dengan CRSsNP berdasarkan skor gejala  RhinosinusitisOutcome Measure 31 (RS$%#&').

    etode dan 3ahan Penelitian

    Pasien !ang mengunjungi klinik rawat jalan rujukan tersier kami, diminta untuk 

    mengisi satu set kuisioner standar, termasuk R$%#&'. ambaan adan!a asma, berdasarkan

    diagnosis dokter, dan sensitisasi aeroalergen berdasarkan 0g atau tes ukit kulit, kami atat.

    Pada penelitian ini kami menganalisis pasien !ang mengunjungi klinik kami untuk pertama

    kalin!a dengan diagnosis CRS dengan atau tanpa polip nasal berdasarkan kriteria P$S.

    ampilan polip nasal dapat berupa bilateral, tampak pada pemeriksaan endoskopi, seperti

    anggur, lesi pedunkulus di meatus media. Pasien !ang menderita kista "ibrosis (C9),

    8askulitis, gangguan granulomatosa, sindroma dis"ungsi motilitas silia, neoplasia, dan

     pen!alagunaan kokain dieksklusikan.

    Berdasarkan endoskopi, pasien dengan CRS dibagi ke dalam kelompok: CRSwNP

    dan CRSsNP. Pada kasus diagnosis CRP !ang meragukan, diagnosis ditegakkan berdasarkan

    konsensus ole 4%C ali rinologi, !ang mana semuan!a ali dibidang pen!akit sinus nasal,

    dan berdasarkan endoskopi dan C san. Semua pasien, termasuk !ang memiliki

    abnormalitas pada C san dan endoskopi, mengisi kriteria P$S untuk CRS.

    C san paranasal diberi skor berdasarkan !und-Mac"ay scorin# system (7#*+).

    Penemuan 2ain

    4lergi inalasi ditentukan berdasarkan antara uji ukit kulit positi" atau deteksi 0g

    spesi"ik pada dara, keuali spesialis/ali !ang merujuk dengan memberi penemuan terakir 

    sensitisasi kepada kita. iagnosis asma berdasarkan dokter !ang mendiagnosis asma. alam

    kasus pasien dengan suspek asma, pasien dikirim ke ali paru untuk kon"irmasi diagnosis

    asma.

    RS$%#&' adala sebua kuisioner dengan &' item spesi"ik rinosinusitis !ang berisi

    tuju subsale: idung, mata, tidur, telinga, umum, al#al !ang berguna, dan emosional.

    Skor pasien berdasarkan gejalan!a terdiri dari enam poin (7#1): 7, tidak ada/ tidak masala; ',

    masala !ang sangat ringan; *, masala ringan atau sedikit; &, masala sedang; +, masala

     berat; 1, masala seburuk !ang bisa terjadi. Skor maksimum RS$%#&' bisa menjadi '11,

    skor domain adala skor rata#rata pada skor gejala !ang berubungan, dan semua gejala !ang

    sama#sama berkontribusi.

    0tem#item pada kuisioner menerminkan keseluruan spektrum pada masala "isik,

     pembatasan "ungsi, dan konsekuensi emosional pada rinosinusitis.''  RS$%#&' tela

    ditemukan untuk menjadi kuisioner kualitas idup !ang terbaik pada CRS, berdasarkan

    ukuran tujuan, 8aliditas diskriminan, kemampuan reaksi, dan poin#poin !ang diperole pada

     penilaian kualitas. Kuisioner !ang dimasukkan an!a kuisioner !ang diselesaikan seara

    lengkap.

  • 8/15/2019 Jurnal reading - gejala pada rinosinositis kronis dengan dan tanpa polip nasi.docx

    4/10

    .nalisis Statistik 

    ata dianalisis menggunakan Statistical Pac"a#e or Social Sciences 8ersi '6.7 (0B%,

    4rmonk, N* (onton!a: masala ringan atau sedikit- dan buruk).

    Pertama, kami membuat sebua pemilian dari prediktor !ang memungkinkan

    melalui analisis regresi uni8ariat. Berdasarkan total jumla pasien dengan polip nasal

    (n'&3), kami dapat memeriksa sekitar '& kemungkinan prediktor. Kemungkinan prediktor 

    dengan sebua nilai ald  P   A .'7 dimasukkan dalam sebua analisis regresi logistik 

    multi8ariabel. Dntuk memperole sebua model untuk memprediksi risiko indi8idu untuk 

     polip nasal !ang dapat digunakan untuk praktek seari#ari, kami menerapkan sebua seleksi

    ke belakang (le8el !ang signi"ikan untuk menetap dalam model:  P  E .71 berdasarkan pada uji

    rasio kemungkinan ( P E .'7) dan Nagelkerke R%

     untuk  mengurangi sejumla prediktor.Fariabel terakir !ang tersisa dilakukan dou&le-chec"ed  untuk ubungan dengan polip

    nasal, berdasarkan Gn#odds uni8ariat dan nilai ald  P  ketika mengoperasikan model !ang

    terpisa dengan setiap 8ariabel satu per satu.

    able 0.

    Patient Carateristis.

      CRSwNP, n '&3 CRSsNP, n 63

    4ge, mean (S), !r ++.5 ('1)

    %ale, = 26

    Smoking, =

      Current '1

      Stopped &1

      Ne8er 17

    4sma, = 1'

    Patient tested "or allerg!, = 6'

      +*.6 ('1)

      +3

      *+

      &*

      +&

      &'

      56

    4eroallergen sensitiHation, = +3 *2

    Patients wit C san, = '77 66

    %edian G% sore (range)I '5 ('*#**) 1 (*#'7)

    IGund#%aka! (G%) Sore (7#*+)

  • 8/15/2019 Jurnal reading - gejala pada rinosinositis kronis dengan dan tanpa polip nasi.docx

    5/10

    CRSwNP roni rinosinusitis wit nasal pol!ps; CRSsNP roni rinosinusitis

    witout nasal pol!ps; S standard de8iation; C omputed toograp!.

    +asil

    Seara keseluruan, *&+ pasien (usia rata#rata, ++ taun JS '1; 27= pria) mengisi

    kriteria P$S untuk CRS !ang dimasukkan, dengan '&3 pasien dengan CRSwNP.Karakteristikn!a juga terliat pada abel '. Pre8alensi asma lebi umum terjadi pada pasien

    dengan CRSwNP (1'=) dibandingkan pasien dengan CRSsNP (&'=), sama dengan

    sensitisasi teradap aeroalergen; +3= pasien dengan CRSwNP dan *2= pasien dengan

    CRSsNP.

    1otal R-&% dan Skor 6omain

    Ketika membandingkan total skor RS$%#&', ada perbedaan !ang tidak signi"ikan

    antara pasien dengan CRSwNP (rata#rata, 22 JS *2.5), dan pasien dengan CRSsNP (rata#

    rata, 23 JS *1.1). Seperti !ang terliat pada abel 00, ada perbedaan pada skor domain.

    Skor domain nasal lebi tinggi pada pasien dengan CRSwNP dibandingkan pasien dengan

    CRSsNP (rata#rata, &.7 ; JS 7.6 dibandingkn rata#rata *.1 JS 7.5,  P  A .77'). erdapat

    keendrungan untuk skor domain praktis pada pasien dengan CRSwNP dibandingkan

    CRSsNP (rata#rata, *.* JS '.* dibandingkan rata#rata, '.6 JS '.&,  P   .71). erdapat skor 

    domain general !ang enderung untuk menjadi lebi tinggi pada pasien dengan CRSsNP

    dibandingkan CRSwNP (rata#rata, *.2 JS '.' dibandingkan rata#rata *.& JS '.*, P   .7&&.

    Skor Gejala

     abel 000 menunjukkan bawa ada tumpang tindi !ang ukup dari skor gejala !ang

    ma!or antara pasien dengan dan tanpa polip nasal (NP). Skor pasien dengan CRSwNP lebitinggi pada gejala nasal-. Skor pada pasien dengan CRSsNP lebi tinggi pada sakit

    kepala-. abel 0F menunjukan "rekuensi dari skor gejala pada masing#masing kelompok.

    Pasien dengan skor CRSwNP gejala nasal rinorea- dan penurunan sensibilitas rasa dan

     pengiduan-, dengan gejalan!a !ang berubungann!a pada ketidakn!amanan arus

    membawa tisu- dan kebutuan untuk meniup idung-, seara signi"ikan lebi sering

    dibanding pasien dengan CRSsNP.

    4BG 00

    omain Sores

    RS$%#&' CRSwNP %ean CRSsNP %ean %ean i""erene 61= C0

    omain Sore S!mptom Sore S!mptom Sore

     Nasal

    !e

    Sleep

    ar 

    Leneral

    Pratial

    motional

    otal RS$%#&'sore

    &.7

    '.&

    *.7

    '.+

    *.&

    *.*

    *.'

    22.*

    *.1

    '.1

    *.*

    '.1

    *.2

    '.6

    *.&

    23.'

    7.+'I

    #7.'6

    #7.*'

    #7.'3

    #7.&&ϯ

    7.&*ǂ

    #7.'*

    #7.66

    7.*7 to 7.2&

    #7.11 to 7.'5

    #7.12 to 7.'+

    #7.17 to 7.'1

    #7.2& to M 7.7&

    #7.777+ to 7.21

    #7.17 to 7.*2

    #3.51 to 1.53

  • 8/15/2019 Jurnal reading - gejala pada rinosinositis kronis dengan dan tanpa polip nasi.docx

    6/10

    P A .77'.ϯP .7&&.ǂP .717.

    CRSwNP Croni rinosinusitis wit nasal pol!ps; CRSsNP roni

    rinosinusitis witout nasal pol!ps; C0 on"idene inter8al; RS$%#&'

    Rinosinusitis $utome %easure &' uestionnaire.

    Su;analisis pada Pasien dengan .sma dan Sensitisasi .eroalergen

    Dntuk keseluruan kelompok pasien, !ang memiliki asma dibandingkan dengan

     pasien !ang tidak memiliki asma keuali untuk sesak napas ( P   A .77'). Rana pada

    keseatan umum- menunjukkan keendrungan !ang lebi buruk pada pasien dengan asma

    dengan adan!a gejala pusing- dan batuk- (abel F).

    Ketika subanalisis ditampilkan seara terpisa untuk pasien dengan CRSwNP dan

    CRSsNP, pola !ang sama akan terliat, meskipun skor pada pasien CRSwNP dengan asma

    seara signi"ikan skor gejalan!a lebi tinggi pada rana umum- (rata#rata, *.1 JS '.*7)dibandingkan dengan !ang tanpa asma Orata#rata. *.7 JS '.'7,  P   .7'6), seara umum

    dikarenakan adan!a perbedaan !ang signi"ikan pada skor gejala dalam al napas !ang

     pendek- (rata#rata, &.7+ JS '.12 dibandingkan !ang tanpa asma (rata#rata, '.52 JS '.++, P 

    A.777').

    Pasien !ang tersensitisasi dengan aeroalergen seara signi"ikan memiliki beberapa

    masala pendengaran (rata#rata, '.&7 JS '.1&) dibandingkan pasien !ang tidak 

    tersensitisasi (*.'& JS '.36,  P  A .777') dan enderung memiliki skor !ang lebi renda

     pada rana telinga- ('.** JS '.*& 8s. '.21 JS '.*5, P   .7'1) dan pada item kepenuan

    telinga-

    .nalisis Regresi ulti=aria;el

    Beberapa "aktor#"aktor prognostik !ang potensial seara signi"ikan dikaitkan dengan

    CRSwNP pada analisis uni8ariat seperti !ang diperliatkan pada abel F0. Bagaimanapun

     juga, pada model multi8ariat, rinorea-, penurunan sensibilitas rasa atau pengiduan-,

    n!eri telinga-, n!ei waja-, dan ketidakn!amanan arus membawa tisu- seara signi"ikan

     berubungan dengan polip nasal. abel F00 menunjukkan gejala dengan kesesuaiann!a atau

    untuk memiliki polip nasal. olong atat bawa n!eri waja- munuln!a tidak untuk 

    menjadi prediktor !ang signi"ikan pada polip nasal. Namun, ketika al ini dieksklusikan dari

    model, terdapat perubaan !ang singni"ikan pada #* lo# li"ehood test   ( P   A .'7). apatdiinterpretasikan bawa n!eri waja- merupakan 8ariabel !ang rele8an pada model.

    6iskusi

    4li otorinolaringologi sering enderung untuk menetapkan tanda !ang kas pada

     pen!akit untuk pasien dengan atau tanpa NP. Giteratur sebelumn!a tidak selalu berlaku untuk 

     populasi kami ketika kami ingin menganalisis apaka kami bisa membuat perbedaan antara

     pasien dengan CRSwNP dan CRSsNP berdasarkan kriteria P$S.

    les,'&  menggambarkan pada re8iew n!a gejala primer dan sekunder pada

    rinosinusitis, namun dia tidak men!ediakan nomor spesi"ik atau pembandingan. eal danKountakis,'+ dalam e8aluasin!a untuk kebutuan pembaaruan pembedaan antara pasien

  • 8/15/2019 Jurnal reading - gejala pada rinosinositis kronis dengan dan tanpa polip nasi.docx

    7/10

    dengan CRSwNP dan CRSsNP, menggambarkan perbedaan dalam skor Sino-Nasal Outcome

    'est % (SN$#*7) seara keseluruan, tapi tidak memberikan analisis !ang lebi jau pada

    skor rana atau item indi8idu.

    Benerji, dkk, dalam analisis prospekti"n!a pada beban pen!akit dalam '*2 populasi

     pasien dengan CRS, menggambarkan penemuan !ang serupa dengan menggunakan kuisioner SN$#*7'; pasien dengan CRSsNP lebi sering menderita n!eri waja/ tekan/ sakit kepala,

    dan pasien dengan CRSwNP memiliki skor !ang lebi tinggi pada obstruksi nasal dan

    iposmia.'1  Namun, untuk menganalisis '3 8ariabel !ang berbeda dalam sebua analisis,

    setidakn!a dibutukan '37 pasien dengan CRSwNP.'2

    Battaar!!a,'3  dalam penelitiann!a beban pen!akit tambaan pada polip nasal

    dalam CRS dengan +2* pasien, juga menemukan skor !ang lebi tinggi pada keparaan

    gejala nasal pada pasien dengan CRSwNP dan skor !ang lebi tinggi pada keparaan gejala

    waja pada pasien dengan CRSsNP. Namun, dia menggunakan  Rhinosinusitis Symptom

     n$antory tanpa analisis !ang lebi detail.

    Ragab et al, dalam uji oba prospekti" terkontrol seara aak dengan menge8aluasi

    dan membandingkan e"ek dari perawatan medis dan beda CRS, men!ebutkan bawa rata#

    rata SN$#*7 pada kelompok medis sebelum pengobatan adala *,& (S 7,6) pada pasien

    dengan CRSsNP dan *.7 (S '.7) pada kelompok dengan CRSwNP. Dntuk kelompok beda,

    data ini adala *,'. (S '.7) untuk pasien dengan CRSsNP dan ',2 (S 7,2) pada kelompok 

    dengan CRSwNP. ata untuk seluru kelompok tidak diberikan, dan juga tidak dilakukan

    analisis statistik.

  • 8/15/2019 Jurnal reading - gejala pada rinosinositis kronis dengan dan tanpa polip nasi.docx

    8/10

    Salstrand et al. membandingkan SN$#** pada pasien dengan rinosinusitis akut

     berulang, CRSsNP, dan CRSwNP. %ereka tidak menemukan adan!a perbedaan SN$#** di

    antara kelompok#kelompok ini. Namun, terdapat perbedaan diantara ketiga kelompok !ang

    ditemukan,diantaran!a item  pile"*hilan#nya rasa perasa+&au*&atu"* pusin#* sa"it 

    telin#a*,aah nyeri+te"anan*"elelahan*produ"ti$itas&er"uran#* dan sedih. Sa!angn!a, tidak ada analisis statistik !ang dibuat antara pasien dengan CRSsNP dan CRSwNP, tapi dengan

    menilai dari data !ang ada, hilan#nya rasa rasa+&au* &atu"* dan nyeri ,aah+te"anan berbeda

    diantara kelompok#kelompok ini, sedangkan ilangn!a rasa rasa/bau lebi buruk pada

    kelompok CRSwNP. Sedangkan dua item lainn!a !ang lebi buruk pada kelompok CRSsNP.

    ata terakir ini dapat ditemukan padadata pada penelitian kami.

    Selain itu, 4gius menemukan dalam kelompok CRS#n!a di %alta !aitu postnasal 

    drip* hidun# o&stru"si* dan hyposmiaseara signi"ikan menunjukkan temuan positi" pada C,

    sedangkan n!eri waja seara bermakna dikaitkan dengan temuan negati" pada C. ia juga

    menggarisbawai n!eri waja pada pasien CRS, di mana ma!oritas diagnosis tidak dapat

    didukung ole C atau temuan endoskopi.

    %eskipun kami menemukan beberapa gejala lebi umum pada pasien dengan

    CRSwNP dari CRSsNP, namun terdapat tumpang tindi !ang ukup besar. %isaln!a,

    hilan#nya rasa+&au  akan kas pada item CRSwNP; Namun, 2&= dari pasien CRSsNP

    menimbulkan gejala seperti ini. Sebalikn!a, gejala nyeri ,aah  akan tampak kas pada

    CRSsNP, tapi ampir setenga dari CRSwNP memberikan item ini sebagai gejalatambaan.

    %eskipun terdapat perbedaan pato"isiologi antara CRSwNP dan CRSsNP,

    tampakn!a tidak mungkin untuk membedakan berdasarkan gejala. Namun, dalam

     pato"isiologin!a juga tampak tumpang tindi dan tidak ada korelasi antara penampilan

    endoskopi dan pola in"lamasi. Pada orang Cina dan ropa !ang menderita polip tidak dapatdibedakan berdasarkan endoskopi tetapi menunjukkan pola in"lamasi !ang sangat berbeda.

    Qal !ang sama juga berlaku untuk polip pada pasien dengan C9 dibandingkan dengan polip

    non#C9.

  • 8/15/2019 Jurnal reading - gejala pada rinosinositis kronis dengan dan tanpa polip nasi.docx

    9/10

    Kami membagi data dan mengitung "rekuensi gejala berdasarkan skor gejala >*.engan tingkatan gejala rin#an atau sedi"it masalah atau le&ih &uru" . Perlu diingat bawa

    temuan !ang paling penting dari penelitian ini adala nilai rata#rata gejala, kami menemukan

    ilustrasi, untuk menambakan tabel "rekuensi gejala dan model regresi multi8ariabel dalam

    analisis. Sebua model regresi linier tidak mungkin, karena kita tidak menemukan ubungan

    linier antara skor gejala dan asil (CRSwNP); $le karena itu, kita arus membagi data untuk 

    model regresi logistik multi8ariabel.

    Cuto"" pada skor gejala >* dipili karena kami merasa kami arus mengitung

    gejala setidakn!a saat ini, dinilai sebagai rin#an atau sedi"it . Kami juga membuat sub analisis

     batas lainn!a. Sebua uto"" >' akan mengitung terlalu ban!ak keluan !ang tidak rele8an,

    dan uto"" >+ akan memberikan ban!ak temuan negati" palsu. Cuto"" >& memberikan asil

    !ang sebanding.

    alam pen!esuaian dengan !ang lain, kami menemukan penderita asma lebi tinggi

     pada kelompok CRSwNP. %enarikn!a, pasien dalam kelompok CRSwNP tidak mengelu

    seara signi"ikan mengenai batuk dan sesak napas dibandingkan dengan pasien CRSsNP.

    alam Salstrand et al. studi, batuk ditemukan lebi pada kelompok CRSsNP. Sa!angn!a,

     pre8alensi asma tidak diberikan untuk sub kelompok dalam penelitian ini.

    Kami menemukan pre8alensi sensitisasi aeroallergen lebi tinggi pada pasien

    dengan CRSwNP, !ang bertentangan dengan temuan Collins et al. manuel dan Sa

    menggambarkan pre8alensi !ang lebi tinggi sensitisasi aeroallergen pada pasien dengankelas * (55=) dan kelas & (55=) klasi"ikasi C, menurut Llikli. Sa!angn!a, kelainan pada

    C san tidak dijelaskan seara rini lebi lanjut, atau apaka pembaa disediakan in"ormasi

    klinis !ang lebi rini. Sebua sub analisis dalam penelitian kami menunjukkan tidak ada

     pengaru !ang signi"ikan dari sensitisasi aeroallergen pada skor gejala.

    Kami juga menemukan telin#a sa"it   sebagai prediktor signi"ikan dari CRSwNP

    dalam analisis regresi multi8ariabel. 4sosiasi ini tela dijelaskan sebelumn!a ole Stoikes

    dan utton, dan mungkin terkait dengan dis"ungsi tuba eustaius.

  • 8/15/2019 Jurnal reading - gejala pada rinosinositis kronis dengan dan tanpa polip nasi.docx

    10/10

    Kelemaan potensial dari penelitian ini adala bawa al itu dilakukan pada tersier 

    rinosinusitis !ang merupakan rujukan klinik rawat jalan kusus dengan populasi !ang tela

    dipili. Semua pasien tela menjalani pengobatan sebelumn!a, biasan!a juga operasi, danmengunjungi pusat kami dengan gejala bertaan. Namun, semua pasien !ang dipili

    memenui diagnosis P$S, CRS dengan atau tanpa polip idung berdasarkan simtomatologi,

    dan endoskopi dan/atau C san. Qal ini sangat tidak mungkin bawa pada subjek penelitian

    ini, perbedaan antara gejala pasien dengan dan tanpa polip idung, akan sangat berbeda,

    namun terdapat perbedaan total rata#rata skor RS$%#&' !ang berbeda pada populasi dasar;

    kami an!a membaas pasien dengan gejala !ang persisten.

    Qal ini menarik untuk penelitian lebi lanjut,mengenai bagaimana skor dari gejala

    !ang berbeda antara CRSwNP dan CRSsNP pada pasien tanpa pengobatan sebelumn!a atau

    operasi.

    Lold standar diagnosis untuk polip idung masi tetap endoskopi idung, dengan

    gradasi dari polip mukosa idung, edema, disarge, jaringan parut, dan pengerasan kulit;

     Namun, pulmonologists, dokter umum, dan ban!ak pro"esional medis lainn!a menangani

     pasien CRS tidak memakai endoskopi pada telinga, idung, tenggorokan dan praktek standar.

    4nalisis ini tidak men!ediakan alat diagnostik, tetapi memberikan dukungan ilmia

    untuk diskusi berbasis bukti pada perbedaan antara pasien dengan CRS dengan dan tanpa

     polip idung.

    K5S4P72.N

    Penelitian ini menunjukkan bawa ada tumpang tindi dalam gejala CRS pada

     pasien dengan dan tanpa polip idung. Lejala idung, seperti rasa penurunan perasa/bau dan

    rinorrea, sering terliat dan lebi mengganggu pada pasien CRSwNP. Pasien dengan

    CRSsNP memberikan skor lebi tinggi pada n!eri waja dan sakit telinga. Sa!angn!a, kesan

    klinis bawa perbedaan antara pasien dengan CRSwNP dan pasien dengan CRSsNP an!a

     berdasarkan gejala !ang kas tidak terlalu akurat, karena adan!a tumpang tindi skor gejala.