Jurnal Radiologi
-
Upload
el-david-s-indra -
Category
Documents
-
view
306 -
download
11
description
Transcript of Jurnal Radiologi
PNEUMONIA PADA PASIEN IMUNOKOMPETEN
ABSTRAK
Pneumonia adalah peradangan akut pada saluran pernapasan bagian bawah. Infeksi pada
saluran pernapasan bagian bawah adalah penyebab utama kematian di seluruh dunia.
Pneumonia merupakan penyakit yang paling sering terjadi pada kehidupan. Faktor
predisposisi pada anak – anak termasuk kurang berkembangnya sistem kekebalan tubuh
bersama – sama dengan faktor lain, seperti kekurangan gizi dan kepadatan penduduk. Pada
orang dewasa, merokok ada faktor risiko utama yang dapat dicegah. Organisasi penyebab
infeksi yang umum pada anak – anak adalah virus pada saluran pernapasan dan Streptococcus
pneumoniae. Pada orang dewasa, pneumonia dapat secara luas diklasifikasikan, berdasarkan
penampilan radiografi thorax, menjadi lobar pneumonia, bronkopneumonia dan pneumonia
yang memproduksi pola interstitial. Penumonia lobaris adalah yang paling sering terkait
dengan masyarakat yang menderita pneumonia, bronkopneumonia dengan infeksi di rumah
sakit, dan pneumonia dengan pola interstitial terkait dengan apa yang disebut pneumonia
atipikal, yang dapat disebabkan oleh virus atau mikroorganisme seperti Mycoplasma
pneumonia. Kebanyakan kasus pneumonia dapat dikelola dengan foto thorax sebagai satu –
satunya pencitraan, namun CT dapat mendeteksi penumonia yang tidak terdeteksi pada foto
thorax biasa, khususnya di rumah sakit.
Komplikasi pneumonia termasuk efusi pleura, empiema dan abses paru. Foto thorax mungkin
awalnya mengindikasikan efusi tetapi USG lebih sensitif, memungkinkan karakterisasi dalam
beberapa kasus dan dapat membimbing penempatan kateter untuk drainase. CT juga dapat
digunakan untuk mengkarakterisasi dan memperkirakan tingkat penyakit pleura. Kebanyakan
abses paru berespon terhadap terapi medis, dengan operasi dan drainase kateter yang dipandu
pencitraan, yang berfungsi sebagai pilihan untuk kasus – kasus yang tidak merespon.
EPIDEMIOLOGI
Pneumonia adalah peradangan akut saluran pernapasan bagian bawah dan parenkim paru,
yang menghasilkan gejala klinis berupa demam, batuk, sesak napas dan malaise. Perubahan
radiologis pada foto polos thorax digunakan sebagai kriteria diagnostik di banyak studi klinis.
Infeksi saluran pernapasan bawah menyebabkan 3,9 juta kematian per tahun di seluruh dunia,
dimana 1,8 juta adalah pada anak – anak dibawah usia lima tahun. Pneumonia merupakan
penyakit yang paliong umum pada usia – usia ekstrim dan diantara orang dewasa yang
terinfeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV). Pada anak – anak, pneumonia terkait
dengan faktor risiko spesifik termasuk usia kurang dari 2 tahun, kekurangan gizi, paparan
asap, meliputi baik asap rokok maupun asap yang berasal dari penyebab lain seperti
memasak di ruang terbatas. Merokok tembakau pada orang dewasa adalah salah satu faktor
risiko terpenting yang dapat dicegah untuk pneumonia dan penyakit pneumokokus invasif.
HIV menghasilkan peningkatan tingkat penyakit bahkan ketika imunokompetensi
diasumsikan karena hasil hitung CD4 sel T normal; dengan demikian, pneumonia lobaris
pada orang dewasa lain harus mendorong dokter untuk mempertimbangkan tes HIV.
Kehamilan juga menghasilkan peningkatan yang ditandai dalam kerentanan terhadap
penumonia pneumokokus dan harus dipertimbangkan pada wanita muda sehat yang
menderita pneumonia.
PATOGENESIS
Penyebab paling umum dari pneumonia bakterial adalah Streptococcus pneumoniae, yang
merupakan patogen ekstraseluler ditandai dengna kapsul polisakarida tebal. Anak dibawah
usia 2 tahun tidak memiliki fungsi limpa spesifik yang diperlukan untuk respon
immunoglobulin terhadap antigen polisakarida. Sebagai hasilnya, anak – anak ini
menunjukkan imunodefisiensi mirip dengan yang terlihat pada anemia sel sabit dan kondisi
lain dimana mereka tidak dapat secara efektif memerangi kapsul bakteri dan berjuang untuk
mengontrol kolonisasi pneumonia pada infeksi mukosa nasofaring (seperti otitis media,
sinusitis dan pneumonia) dan infeksi invasif (bakteremia dan meningitis).
Merokok merupakan permasalahan global yang terkait dengan penyakit akut dan kronis, baik
pada saluran pernapasan ataupun penyakit non-pernapasan. Data epidemiologi yang jelas
telah diterbitkan untuk menunjukkan bahwa merokok tembakau adalah penyebab paling
penting yang dapat dicegah untuk penyakit pneumokokus invasif pada orang dewasa dengan
penyakit imunokompeten di Amerika Serikat, tetapi mekanisme untuk menjelaskan hubungan
ini tetap sulit dipahami. Kemungkinannya meliputi perubahan motilitas silia, meningkatnya
karier organisme nasofaring, perubahan fungsi makrofag alveolar dan meningkatnya
permeabilitas epitel.
Secara global, bagaimanapun, asosiasi pneumonia dengan inhalasi asap mempengaruhi 2
miliar orang setiap hari – sebagian besar dari mereka adalah perempuan dan anak – anak
yang terpapar polusi udara ruangan. Ini mencakup baik asap yang berasal dari rokok maupun
asap yang berhubungan dengan memasak, pemanasan dan sebagainya. Studi dari tingkat
infeksi saluran pernapasa bagian atas maupun bawah menunjukkan korelasi yang jelas
dengan tingkap asap domestik yang diukur baik pada anak – anak dan kalangan dewasa yang
belum pernah merokok. Mekanisme dibalik asosiasi ini kemungkinan akan melibatkan
gangguan sistem yang melindungi paru – paru terhadap kerusakan oksidatif – keseimbangan
redoks paru. Subyek keseimbangan redoks paru masih dalam awal masa pertumbuhan,
namun data awal menunjukkan merokok meningkatkan stress oksidatif pada sel – sel paru
dengan mekanisme pro-inflamasi, sementara kadar vitamin sangat penting dalam
mempertahankan pertahanan anti-oksidan yang sesuai. Mekanisme ini memberikan
kemungkinan hubungan dengan bukti kuat bahwa suplementasi zinc dapat mengurangi
tingkat pneumonia pada anak, sebab zinc terkait dengan pertahanan anti oksidan.
POLA RADIOLOGI KLINIS PADA PNEUMONIA
Infeksi paru dapat dianggap terjadi pada tiga subset klinis utama : pneumonia yang didapat
dari komunitas, pneumonia nosokomial (atau didapat di rumah sakit), dan populasi pasien
imunokompromisasi. Mempertimbangkan gambaran klinis dengan pola radiografi dapat
membantu membatasi diagnosis banding patogen penyebab. Tiga pola dasar kelainan
radiografi yang dikenali : pneumonia lobaris (non-segmental), bronkopneumonia (pneumonia
lobular) dan pneumonia interstitial. Pola ini dikenali cukup baik dan berkaitan dengan
organisme penyebab spesifik dalam cukup banyak kasus. Pola radiografi, bagaimanapun,
harus dianggap hanya sebagai panduan. Ada variasi yang besar dalam cara organisme
spesifik tersebut muncul, dan faktor pasien seperti penyakit paru – paru yang mendasarinya
ataupenyakit imunokompromi dapat memodifikasi tampilan radiologi.
Pneumonia Lobaris
CAP yang paling umum dijumpai pada orang dewasa adalah pneumonia pneumokokus
karena Streptococcus pneumoniae, insidensi pada sekitar 40% kasus. Infeksi ini dikaitkan
opasitas pola lobar pada foto thorax. Infeksi berkembang di ruang udara distal dan menyebar
ke paru – paru yang berdekatan menghasilkan pola homogen yang melibatkan sebagian atau
seluruh segmen paru dan kadang – kadang seluruh lobus. Airways tidak selalu terlibat dan
tetap paten, oleh karena itu volume lobaris cenderung dipertahankan dan udara bronkogram
mungkin terlihat. Proses ini terlihat pada radiologi sebagai opasitas homogen perifer, dengan
atau tanpa udara bronkogram. Volume lobar umumnya tidak berubah, tetapi dapat meningkat.
Konsolidasi biasanya basal dan soliter, tetapi dapat mempengaruhi lobus apapun. Penumonia
bundar, walaupun kurang umum dibandingkan pada anak – anak, dapat juga terjadi pada
orang dewasa dan ndapat menyerupai massa paru. Efusi parapneumonik cukup umum terjadi,
empiema lebih jarang.
Legionella pneumophila ditemukan pada 2 – 25% dewasa yang dirawat karena pneumonia.
Pencitraan pada presentasi awal bisa normal. Umumnya ada infiltrat fokal yang ditandai
buruk. Beberapa penelitian telah menunjukkan bayangan pola alveolar pada tahap awal
sampai dengan 81% pasien, bukan bayangan interstitial yang biasa diajarkan. Awalnya ada
infiltrat unilateral dan unifokal, meskipun pada presentasinya bisa multifokal. Kemudian ada
perkembangan yang cepat dari tampilan radiografi dengan infiltrat bilateral dan perubahan
konsolidatif berbentuk tambalan yang ber-progress dan menjadi konfluen. Ada dominasi zona
menengah dan ke bawah. Efusi pleura telah terlihat di lebih dari 50% pasien pada beberapa
studi. Opasifikasi groundglass umum terlihat pada CT, meskipun tampilan CT paling umum
adalah fokus peribronkovaskular yang berbatas tajam.
Tampilan radiografi tertinggal dibelakang gambaran klinis dari infeksi Legionella dan
kerusakan pada pencitraan terjadi terlepas dari perbaikan klinis. Tindak lanjut jangka
panjangtelah menunjukkan abnormalitas yang bertahan beberapa bulan kemudian : berbagai
abnormalitas yang lambat sembuh atau abnormalitas permanen terlihat. Karena kurangnya
korelasi, tingkat keparahan berdasarkan pencitraan tidak dapat digunakan untuk memprediksi
atau memonitor keparahan klinis.
Haemophilus influenza bertanggung jawab untuk sekitar 5 – 20% dari CAP dimana
organismenya bisa diidentifikasi. Ia juga merupakan penyebab penting dari infeksi
nosokomial. Secara radiologi, infeksi jenis ini umumnya tampak seperti bronkopneumonia,
tetapi jarang menunjukkan konsolidasi non-segmental yang mirip dengan streptokokus
pneumonia, atau dapat menampilkan pola kombinasi. Pola interstitial retikulonodular dalam
kombinasi dengan konsolidasi ruang udara terjadi pada 15 – 30% kasus.
Pneumonia Klebsiella pneumoniae adalah pneumonia ruang udara akut yang merupakan CAP
yang jarang terjadi. Biasanya, K. Pneumoniae menyebabkan pneumonia akut pada pria usia
50 tahun-an yang merupakan pecandu alkohol kronis. Faktor – faktor yang mempengaruhi
meningkatnya kerentanan pada pecandu alkohol termasuk depresi fungsi silia, penurunan
produksi surfaktan, berkurangnya migrasi netrofil dan gangguan fungsi makrofag. Faktor –
faktor lain seperti malnutrisi, aspirasi dan merokok yang berlebihan juga dapat berkontribusi
terhadap peningkatan insidens pneumonia. Fitur radiografi dari K. Pneumonia pada dasarnya
sama seperti streptococcus pneumonia – sebuah konsolidasi lobar parenkim homogen yang
mengandung bronkogram udara. Dibandingkan dengan pneumonia pneumokokal, Klebsiella
pneumonia memiliki kecenderungan yang lebih besar untuk mengembangkan eksudat
inflamasi tebal, yang mengarah ke ekspansi lobar dengan penonjolan fisura interlobar, dan
kecenderungan yang lebih besar terhadap pembentukan abses.
Pneumonia karena Chlamydia pneumoniae dapat menghasilkan konsolidasi. Dalam
komparasi serangkaian temuan dari CT irisan tipis, ditemukan bahwa fitur dari pneumonia
klamidia mirip dengan pneumonia streptokokus dan mycoplasma, meskipun dilatasi jalan
napas dan penebalan bronkovaskular lebih umum pada pasien dengan pneumonia klamidia.
Ada banyak organisme yang dapat menyebabkan pneumonia pada anak – anak, tetapi yang
paling umum adalah virus saluran pernapasan dan S. Pneumoniae. Gambaran klinis dapat
menunjukkan kausanya : pirexia diatas 38,5oC dengan takipneu dan resesi menunjukkan
penyebab bakterial, sedangkan wheeezing, terutama pada anak – anak pra-sekolah,
menunjukkan penyebab virus. Pada anak yang lebih tua, pneumonia mycoplasma
dihubungkan dengan demam, sakit kepala dan mialgia, sedangkan pada neonatus, lengketnya
mata dihubungkan dengan pneumonia klamidia. Mayoritas anak – anak dengan pneumonia
dikelola dalam masyarakat, tetapi mereka dengan penyakit paru penyerta atau kelainan
jantung, terutama mereka yang berusi kurang dari 2 tahun, biasanya membutuhkan perawatan
di rumah sakit.
Infeksi dada berulang pada anak bisa dihubungkan dengan kondisi seperti fibrosis kistik,
aspirasi berulang, imunodefisiensi, diskinesia siliar primer atau lesi paru yang mendasarinya
seperti sequestrasi, malformasi kistik adenomatioid kongenital atau kista bronkogenik. Jika
terinhalasi, badan asing juga dapat terlihat seperti infeksi dada berulang jadi sangatlah
penting pada anak muda untuk memperoleh informasi sejarah tersedak, karena ini dapat
berhubugan dengan inhalasi badan asing.
Kebanyakan anak – anak tidak akan pernah datang ke rumah sakit dengan infeksi dada,
namun bagi mereka yang datang ke rumah sakit dan membutuhkan foto, radiografi thorax
adalah modalitas utama untuk penilaian. Follow up dari radiografi thorax biasanya tidak
diperlukan jika ada perubahan klinis kecuali jika ada alasan tertentu (misalnya untuk
mengecek peralihan dari pneumonia bundar; didiskusikan dibawah). USG dapat berguna
untuk menilai efusi parapneumonik dan dapat menunjukkan bagian – bagiannya dengan baik.
CT dengan dosisi radiasinya yang tinggi dilakukan untuk kasus – kasus pireksia tinggi yang
menetap dimana pneumonia gagal untuk membaik terlepas dari terapi medis yang adekuat,
untuk menilai komplikasi. Lebih jauh lagi, CT dapat mendeteksi penyebab yang mendasari
seperti kista paru kongenital, limfadenopati dan tumor.
Pneumonia bundar muncul terutama pada anak muda dan tampak sebagai opasitas bundar
pada radiografi thorax, yang mirip dengan metastasis. Karena alasan inilah follow up
radiografi setelah menyelesaikan satu siklus atibiotik, biasanya dilakukan untuk menghindari
investigasi yang tidak diperlukan dalam mencari tumor primer. Biasanya berupa lesi soliter
dan mempunyai predileksi pada segmen posterior dari lobus inferior dan lobus superior
kanan.
Pneumonia masa kanak – kanak yang disebabkan oleh Staphylococcus aureus biasanya berat
dan dikaitkan dengan komplikasi eperti empiema, pneumatokel dan pneumothorax. Sejak
tahun 2002 bentuk pneumonia stafilokokus yang bahkan lebih virulen telah ditemukan,
terkait dengan racun Panton-Valentine Leukocidin (PVL). Tocin ini menyebabkan
perdarahan alveolar dan nekrosis dari septum interlobaris. Bentuk pneumonia ini berkembang
sangat cepat dalam hitungan hari, dari penyakit seperti flu menjadi pneumonia berat, dengan
demam tinggi, hipotensi, takikardi, sianosis, hemoptisis dan leukopeni, dan memiliki angka
kematian yang tinggi. Secara radiologi ada proses yang berkembang cepat dari pneumonia
kompleks yang mungkin berkembang menjadi sindrom distres pernapasan akut.