JURNAL DM

download JURNAL DM

of 15

Transcript of JURNAL DM

Cetak ISSN: 2319-2003 | ISSN Online: 2279-0780JBCP Dasar Jurnal Internasional & Farmakologi Klinis Artikel Penelitian

Penelitian tentang efek antihiperglikemik dan penurun lipid bawang putih sebagai tambahan metformin pada pasien diabetes melitus tipe 2 dengan obesitas

Simran Chhatwala,*, Rahat Kumar Sharmaa, Geeta Sharmaa, Ashok Khuranab

ABSTRAK

Latar Belakang: Diabetes mellitus adalah gangguan metabolisme dari beberapa etiologi yang ditandai dengan hiperglikemia kronis yang berhubungan dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak dan protein. Pengobatan yaitu dengan mengatur pola hidup, olahraga, kontrol berat badan dan obat antihiperglikemik seperti sulfonilurea, biguanides, inhibitor alpha-glucosidase, thiazolidinediones, dan meglitinide. Bawang putih telah terbukti memiliki efek sebagai anti hiperglikemik dan penurun lipid dalam berbagai studi hewan dan manusia. Dengan demikian, penelitian ini dilakukan untuk menilai efek bawang putih sebagai antihyperglycaemic dan penurun lipid pada type2 pasien diabetes dengan obesitas. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian komparatif prospektif label terbuka dilakukan pada tipe 2 pasien diabetes mellitus dengan obesitas di mana total 60 pasien dibagi menjadi dua kelompok masing-masing 30 (dari kedua jenis kelamin) yang terdaftar. Kelompok 1 diberi Tab. metformin 500mg BD / TDS setelah makan. Kelompok 2 diberi Tab. metformin dalam dosis 500mg BD / TDS setelah makan bersama dengan Cap. Bawang putih (Allium sativum) 250mg BD. Pasien secara rutin diselidiki untuk gula darah puasa, HbA1c dan profil lipid yaitu Kolesterol Serum, HDL-C, Trigliserida dan LDL-C pada awal penelitian. Pasien ditindaklanjuti pada selang waktu dua minggu sampai 12 minggu. Data yang diperoleh pada akhir penelitian dianalisis secara statistik dengan menggunakan uji-t.

Hasil: Telah diamati bahwa metformin dan bawang putih keduanya mengurangi GDP dan HbA1c secara signifikan, tetapi persentase penurunan GDP lebih banyak dengan menggunakan tambahan bawang putih tetapi dalam perubahan HbA1c tidak signifikan. Penurunan kolestrol total, trigliserida, LDL dan peningkatan HDL lebih terlihat pada pasien yang diobati dengan bawang putih ketika diberikan bersama dengan metformin.

Kesimpulan: Oleh karena itu, bawang putih menunjukkan hasil yang lebih baik sebagai zat penurun lipid dan antihiperglikemik.

Kata kunci: Diabetes tipe 2, Allium sativum, glukosa darah puasa, profil lipid

PENDAHULUANDiabetes mellitus adalah gangguan metabolisme dari berbagai etiologi yang ditandai dengan hiperglikemik kronis yang berhubungan dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak dan protein yang terjadi karena kelainan pada sekresi insulin, kerja insulin, atau keduanya. Diabetes mellitus ditandai dengan gejala khas seperti polidipsia, poliuria, mata kabur dan penurunan berat badan. Dalam bentuk yang paling parah dapat berkembang menjadi ketoasidosis atau keadaan hiperosmolar non-ketotik yang menyebabkan stupor (penurunan kesadaran), koma dan pengobatan yang tidak efektif sehingga dapat mengakibatkan kematian. Secara keseluruhan prevalensi diabetes pada populasi global adalah sekitar 6 persen, yakni 90 persen adalah diabetes tipe 2. India memiliki 32 juta penderita diabetes pada tahun 2000 dan diperkirakan akan meningkat menjadi 80 juta pada tahun 2030. Diabetes Mellitus dibagi menjadi dua kategori utama: diabetes tipe 1 dan diabetes tipe 2. Fitur klinis yang paling menonjol adalah hiperglikemia (kadar glukosa plasma puasa> 126 mg / dL, atau glikosilasi hemoglobin A1c (HbA1c)> 6,5%). Pada kebanyakan pasien dengan diabetes tipe 2, gejala timbul pada masa dewasa, paling sering pada orang gemuk yang berusia lebih dari 40 tahun. Komplikasi jangka panjang DM tipe 2 adalah komplikasi makrovaskuler (hipertensi, dislipidemia, infark miokard, stroke), komplikasi mikrovaskuler (retinopati, nefropati, neuropati diabetik, diare, neurogenik bladder, refleks kardiovaskular terganggu, disfungsi seksual), dan kaki diabetik.Konsensus umum tentang pengobatan diabetes tipe 2 adalah manajemen gaya hidup seperti olahraga dan penurunan berat badan. Terapi farmakologi termasuk sulfonilurea, biguanides, inhibitor alpha-glucosidase, thiazolidinediones, dan meglitinide.Metformin sedang digunakan dalam pengelolaan tahap awal diabetes tipe 2 sebagai obat oral pilihan pertama, dengan memotivasi untuk kontrol diet dan gaya hidup yang tepat. Hal ini juga berperan dalam mencegah orang dengan gangguan toleransi glukosa (IGT) berkembang menjadi diabetes tipe 2. Metformin mempunyai efek utama mengurangi glukoneogenesis (meningkat pada diabetes tipe 2) dan meningkatkan sensitivitas insulin. Ini adalah satu-satunya obat dari golongan biguanide yang telah digunakan dalam praktek klinis.Terapi alternatif untuk anti-diabetes telah diteliti cukup luas, khususnya di India. Komite Ahli Diabetes Badan Kesehatan Dunia telah merekomendasikan bahwa ramuan obat tradisional (obat herbal ) dapat diteliti lebih lanjut untuk pengobatan diabetes.Berikut ini adalah tanaman obat (obat herbal) yang paling umum digunakan yaitu, spesies Ginseng, Momordica charantia (Pare), Trigonella foenum graecum (Fenugreek), Allium cepa (bawang) dan Allium sativum (bawang putih). Bawang putih (Allium sativum) memegang posisi yang unik dalam sejarah dan diakui atas potensi terapeutik. karya penelitian yang luas telah dilaksanakan promosi kesehatan tentang properti/sifat dari bawang putih, yang sering disebut metabolit yang mengandung sulfur yaitu allicin dan derivatnya. Hal ini juga memberikan perlindungan terhadap kardiovaskular dengan menurunkan kolesterol, tekanan darah, aktivitas anti-platelet, dan pembentukan tromboksan sehingga memberikan perlindungan terhadap aterosklerosis dan gangguan yang terkait.Bawang putih telah terbukti dapat mengurangi gula darah dan memiliki efek penurun lipid dalam berbagai hewan dan penelitian klinis. Dengan demikian, dapat dianalisis dari berbagai penelitian bahwa bawang putih telah terbukti menunjukkan efek sebagai antihiperglikemik dan penurun lipid pada pasien diabetes mellitus dan obesitas.

METODEPenelitian ini merupakan penelitian Prospective Randomized Comparative yang dilakukan pada pasien penderita diabetes mellitus tipe 2 dengan obesitas. Yang terdaftar dalam penelitian ini adalah para pasien yang mengunjungi Medicine OPD di rumah sakit Amal Sri Guru Ram Das yang ditempel di Institut Ilmu Kesehatan dan Penelitian Sri Guru Ram Das, Vallah, Sri Amritsar. Sebanyak 60 pasien terdiri dari perempuan dan laki-laki yang memenuhi kriteria inklusi dimasukkan dalam penelitian ini dan dibagi secara acak menjadi dua kelompok masing-masing 30 orang. Kelompok 1 diberi obat kontrol metformin dalam dosis 500 mg BD / TDS setelah makan sesuai dengan profil gula darah dan toleransi obat pada pasien.Setiap pasien diberikan uji coba obat yaitu Garlic (bawang putih) bersama dengan Metformin selama 12 minggu. Obat uji yang digunakan adalah Cap. BAWANG PUTIH (Allium sativum) tersedia dalam nama merek LASUNA isi 250 mg yang diproduksi oleh pabrik Obat Himalaya di Bangalore. Dosis yang diberikan adalah satu kapsul dua kali sehari setelah makan. Kelompok 2 diberi metformin pada dosis 500 mg BD / TDS sesuai profil gula darah dan toleransi obat oleh pasien ditambah dengan bawang putih (Allium sativum) dalam dosis 250 mg BD setelah makan.Pasien di follow up/dipantau dalam selang waktu/interval 2 minggu dan secara rutin gula darah puasa di kontrol (menggunakan metode GOD-POD) pada interval 0 hari, 2, 4, 6, 8, 12 minggu dan untuk HbA1c (menggunakan Nycocard Reader) dan profil lipid yaitu kolesterol serum, Trigliserida, HDL-C dan LDL-C (menggunakan metode CHOD-PAP12, GPO-Trinder dan Phosphotungistic acid) dan index massa tubuh juga diestimasi di awal dan di akhir studi. Penelitian ini dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip praktek klinis yang baik dan Deklarasi Helsinki. Persetujuan Lembaga Komite Etik diperoleh sebelum pelaksanaan penelitian. Informed consent tertulis diperoleh dari semua pasien setelah dijelaskan dengan menggunakan bahasa mereka tentang semua risiko dan manfaat dari penelitian ini. Pasien disarankan untuk melakukan kontrol diet dan olahraga teratur sesuai protokol yang dirancang oleh WHO. Pemilihan pasien dilakukan atas dasar kriteria inklusi dan eksklusi.Kriteria inklusi:Pria / Wanita dengan diabetes tipe 2 berusia 40-75 tahun menunjukkan GDP> 126 mg / dl, HbA1c> 6,5% 5 dan tingkat BMI> 25 kg/m2.15Kriteria eksklusi:Pasien dengan diabetes tipe 1, pasien dengan masa lalu ketoasidosis, gangguan perdarahan, operasi dalam 6 minggu terakhir, hipersensitivitas terhadap obat uji, kardiovaskular, hati dan gangguan ginjal dan wanita hamil dikeluarkan dari penelitian.Data yang diperoleh ditabulasi sebagai rata-rata standar deviasi (SD) dan dianalisis menggunakan uji t. Tingkat signifikansi ditentukan sebagai nilai 'p'. dengan p> 0,05 dianggap tidak signifikan, p