Proposal Dm
-
Upload
desatonala -
Category
Documents
-
view
45 -
download
1
Transcript of Proposal Dm
NAMA : HENDRIK LUAWOJURUSAN : KEPERAWATAN UNG
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Diabetes melitus telah menjadi ancaman cukup serius bagi umat manusia seluruh dunia.
Diperkirakan pada tahun 2025 jumlah pengidap diabetes melitus akan membengkak menjadi
300 juta orang.
Indonesia menduduki peringkat keempat dunia dengan jumlah diabetes terbanyak di
bawah India 31,7 juta jiwa, China 20,8 juta jiwa, Amerika Serikat 17,7 juta jiwa. Survey
kesehatan rumah tangga (SKRT) memberi gambaran terjadinya peningkatan prevalensi DM
dari tahun 2001 sebesar 7,5% menjadi 10,4% pada tahun 2004, Diperkirakan menjadi 21,3
juta jiwa pada tahun 2020 ( Dhania, 2009 ).
Sementara itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memprediksi kenaikan jumlah
penyandang diabetes melitus Di Indonesia dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3
juta pada tahun 2030. Sedangkan Badan Federasi Diabetes Internasional (IDF) pada tahun
2009 memperkirakan kenaikan jumlah penyandang diabetes mellitus dari 7,0 juta tahun 2009
menjadi 12,0 juta pada tahun 2030.
Hasil penelitian DEPKES yang dipublikasikan pada 2008 menunjukkan angka prevalensi
DM di Indonesia sebesar 5,7% yang berarti lebih dari 12 juta penduduk Indonesia saat ini
yang menderita DM.
Sementara menurut data Di puskesmas Telaga jumlah kasus penderita diabetes melitus
palang banyak adalah pada tahun 2010 yaitu 89 kasus. Sementara pada tahun sebelumnya
adalah 58 kasus, dan pada tahun 2011 adalah 48 kasus.
Penyakit diabetes disebabkan karena tubuh tidak dapat memproduksi insulin dalam
jumlah yang cukup karena terdapat kerusakan pada sel pankreas atau biasa juga terjadi karena
sel dalam tubuh tidak mampu berikatan dengan insulin, akibatnya kadar glukosa dalam darah
semakin lama semakin meningkat (hiperglikemia) dan keadaan ini sangat membahayakan
setiap organ yang terkena (Corwin, 2001).
Diabetes atau gula darah tinggi adalah penyakit yang muncul ketika terjadi gangguan
dalam fungsi-fungsi tubuh yang mengatur karbohidrat, lemak, protein yang terkandung dalam
makanan untuk menghasilkan energi (Arora, 2008).
NAMA : HENDRIK LUAWOJURUSAN : KEPERAWATAN UNG
Para penderita diabetes sesungguhnya memiliki usia harapan hidup dan produktifitas
yang tidak kalah dengan orang normal. Namun demikian, diperlukan kepatuhan dalam
melaksanakan program pola hidup sehat bagi penderita diabetes melitus.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis mengangkat masalah tentang
“Bagaimana pengaruh penerapan pola hidup sehat terhadap perkembangan penyakit pada
penderita diabetes melitus?”.
3. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penerapan pola hidup sehat terhadap
perkembangan penyakit penderita diabetes melitus sehingga dapat meminimalisir faktor
risiko yang memperparah penyakit pada penderita diabetes melitus.
4. Manfaat penelitian
Dapat menambah pengetahuan pembaca tentang bagaimana meminimalisir faktor yang
memperparah penyakit pada penderita diabetes melitus dengan cara menerapkan hidup sehat.
NAMA : HENDRIK LUAWOJURUSAN : KEPERAWATAN UNG
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar Aspek Yang Diteliti
1. Diabetes Melitus
a. Definisi
Diabetes melitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kenaikan
kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia (Brunner and Suddart, 2001).
Diabetes melitus atau gula darah tinggi adalah penyakit yang muncul ketika terjadi gangguan
dalam fungsi-fungsi tubuh yang mengatur karbohidrat, lemak, protein yang terkandung dalam
makanan untuk menghasilkan energi (Arora, 2008).
Diabetes melitus adalah gangguan hormonal yang menimbulkan berbagai kelainan
metabolik akibat dari gangguan hormonal, yang menimbulkan berbagai komplikasi kronik
pada mata, ginjal, saraf dan pembuluh darah disertai lesi pada membran basalis dalam
pemeriksaan dengan mikroskop elektron (Masjoer, 2001).
Dari definisi di atas dapat disimpulkan diabetes melitus merupakan gangguan hormonal
yang menimbulkan berbagai kelainan metabolik akibat dari gangguan hormonal yang
ditandai kenaikan kadar glukosa dalam darah dan menimbulkan komplikasi kronik.
b. Tipe Diabetes Melitus
1) Diabetes Melitus Tipe 1
Diabetes tipe 1 adalah penyakit yang serius. Penyakit ini merupakan penyakit autoimun
yang sering muncul pada anak-anak atau pada orang dewasa di bawah umur 30 tahun.
Juvenile diabetes muncul pada masa kanak-kanak dan harus ditanggulangi dengan
memberikan insulin. Lima sampai 10% dari seluruh kasus diabetes di dunia adalah diabetes
melitus tipe 1.
2) Diabetes Melitus Tipe 2
Diabetes tipe 2 sering disebut DM yang tidak tergantung pada insulin. Diabetes ini
muncul pada usia dewasa dan disebabkan karena kurangnya produksi insulin atau tidak
efektifnya penggunaan insulin oleh tubuh. Sekitar 90-95% dari kejadian diabetes di seluruh
dunia adalah diabetes tipe 2.
3) Diabetes Gastosional
NAMA : HENDRIK LUAWOJURUSAN : KEPERAWATAN UNG
Pada masa kehamilan, seorang wanita dapat menunjukkan gejala diabetes tipe 2 yang
disebut diabetes gastosional. Sekitar 40% dari penderita gastosional akan menderita diabetes
tipe 2 dalam waktu 4 tahun
c. Tanda Dan Gejala
Gejala dan tanda-tanda DM dapat digolongkan menjadi gejala akut dan gejala kronik.
1) Gejala Akut Penyakit Diabetes melitus
Gejala penyakit DM dari satu penderita ke penderita lain bervariasi bahkan, mungkin
tidak menunjukkan gejala apa pun sampai saat tertentu.
a) Pada permulaan gejala yang ditunjukkan meliputi serba banyak (Poli),yaitu:
(1) Banyak makan (poliphagia).
(2) Banyak minum (polidipsia).
(3) Banyak kencing (poliuria).
b) Bila keadaan tersebut tidak segera diobati, akan timbul gejala:
(1) Banyak minum.
(2) Banyak kencing.
(3) Nafsu makan mulai berkurang/ berat badan turun dengan cepat (turun 5 – 10 kg dalam
waktu 2 – 4 minggu).
(4) Mudah lelah.
(5) Bila tidak lekas diobati, akan timbul rasa mual, bahkan penderita akan jatuh koma yang
disebut dengan koma diabetic.
2) Gejala Kronik Diabetes Melitus
Gejala kronik yang sering dialami oleh penderita Diabetes melitus adalah sebagai
berikut:
a) Kesemutan.
b) Kulit terasa panas, atau seperti tertusuk-tusuk jarum.
c) Rasa tebal di kulit.
d) Kram.
e) Capek.
f) Mudah mengantuk.
g) Mata kabur, biasanya sering ganti kacamata.
h) Gatal di sekitar kemaluan terutama wanita.
i) Gigi mudah goyah dan mudah lepas kemampuan seksual menurun, bahkan impotensi.
NAMA : HENDRIK LUAWOJURUSAN : KEPERAWATAN UNG
j) Para ibu hamil sering mengalami keguguran atau kematian janin dalam kandungan, atau
dengan bayi berat lahir lebih dari 4 kg
d. Kebiasaan kecil pemicu diabetes
Menurut (Adib, 2011) diabetes bukan hanya dikarenakan kekurangan insulin di dalam
tubuh, tetapi faktor makanan dan minuman juga bisa memicu perkembangan penyakit ini.
Meskipun pada dasarnya makanan dan minuman bukan faktor utama penyebab diabetes
melitus. Namun ketika makanan dan minuman dikonsumsi secara berlebihan, maka akan
membahayakan tubuh kita. Berikut ini makanan dan minuman yang dapat memicu diabetes
dalam tubuh.
1) Teh manis
Asupan gula yang tinggi dapat menyebabkan kadar gula darah melonjak tinggi. Hal ini
belum ditambah dengan risiko kelebihan kalori. Sekaligus teh manis kira-kira mengandung
250-300 kalori (tergantung kepekatan).
2) Gorengan
Jika hanya mengonsumsi satu gorengan kecil, tentu belum cukup karena bentuknya yang
kecil. Padahal, gorengan adalah salah satu pemicu penyakit degeneratif, seperti
kardiovaskular, DM, dan stroke. Karena penyebab penyakit kardiovaskular (PKV) adalah
penyumbatan pembuluh darah dengan dislipedemia sebagai risiko utama. Sebenarnya
dislipedemia adalah kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan kadar
kolesterol total, LDL (kolesterol jahat), dan trigliserida, serta penurunan kadar HDL
(kolesterol baik) dalam darah. Biasanya, peningkatan proporsi dislipedemia dalam
masyarakat disebabkan oleh kebiasaan mengonsumsi berbagai makanan rendah serat tinggi
lemak, termasuk gorengan.
3) Kebiasaan memakan cemilan
Kita mengira dengan membatasi makan siang atau makan malam, bisa menghindarkan
diri dari obesitas dan diabetes. Namun, ketika kita belum merasa kenyang, perut biasanya
diisi dengan sepotong kue dua potong kue cemilan, seperti biskuit atau keripik kentang.
Padahal biskuit, kripik kentang, kue dan lainnya mengandung hidrat arang yang tinggi tanpa
kandungan pangan yang memadai, sehingga semua makana tersebut digolongkan sebagai
glikemik indeks tinggi. Sementara itu, gula dan tepung yang terkandung di dalamnya
mempunyai peranan dalam menaikan kadar gula dalam darah. Untuk menghindari penyakit
DM, sebaiknya kita mengonsumsi buah potong sebagai pengganti cemilan.
NAMA : HENDRIK LUAWOJURUSAN : KEPERAWATAN UNG
4) Malas beraktivitas
WHO mengatakan bahwa kasus diabetes di negara-negara Asia akan naik hingga 90%
dalam dua puluh tahun ke depan. Kurangnya aktivitas fisik menyebabkan tubuh mudah
terangsang kegemukan dan memiliki risiko obesitas lebih tinggi, untuk menghindarinya, kita
sebaiknya membiasakan diri untuk bersepeda, jalan kaki atau aktivitas fisik lainnya.
5) Kecanduan rokok
Sebuah penelitian menemukan bahwa perokok aktif memiliki risiko DM sebesar 22%.
Selain itu, disebutkan pula bahwa kenaikan risiko ini tidak hanya disebabkan oleh rokok,
tetapi juga kombinasi berbagai gaya hidup tidak sehat, misalnya pola makan yang buruk dan
kurang berolahraga.
e. Komplikasi
Komplikasi-komplikasi pada Diabetes melitus menurut (Hartini, 2009) dapat dibagi
menjadi dua yaitu :
1) Komplikasi Metabolik Akut
Komplikasi akut terdiri dari dua bentuk yaitu hipoglikemia dan hiperglikemia.
Hiperglikemia dapat berupa, Ketoasidosis Diabetik (KAD), Hiperosmolar Nonketotik (HNK)
dan Asidosis Laktat (AL). Hipoglikemi yaitu apabila kadar gula darah lebih rendah dari 60
mg % dan gejala yang muncul yaitu palpitasi, takhicardi, mual muntah, lemah, lapar dan
dapat terjadi penurunan kesadaran sampai koma. Hiperglikemi yaitu apabila kadar gula darah
lebih dari 250 mg % dan gejala yang muncul yaitu poliuri, polidipsi pernafasan kussmaul,
mual muntah, penurunan kesadaran sampai koma.
KAD menempati peringkat pertama komplikasi akut disusul oleh hipoglikemia.
Komplikasi akut ini masih merupakan masalah utama, karena angka kematiannya cukup
tinggi. Kematian akibat KAD pada penderita DM tahun 2003 di negara maju berkisar 9 –
10%. Data komunitas di Amerika Serikat, Rochester dikutip oleh Soewondo menunjukkan
bahwa insiden KAD sebesar 8 per 1000 pasien Diabetes melitus per tahun untuk semua
kelompok umur. Hasil pengamatan di Bagian Penyakit Dalam RSCM selama 5 bulan (Januari
- Mei) tahun 2002, terdapat 39 pasien KAD yang dirawat dengan angka kematian 15%.
2) Komplikasi Metabolik Kronik
Komplikasi kronik pada dasarnya terjadi pada semua pembuluh darah di seluruh bagian
tubuh (Angiopati diabetik). Angiopati diabetik untuk memudahkan dibagi menjadi dua yaitu:
makroangiopati (makrovaskular) dan mikroangiopati (mikrovaskular), yang tidak berarti
NAMA : HENDRIK LUAWOJURUSAN : KEPERAWATAN UNG
bahwa satu sama lain saling terpisah dan tidak terjadi sekaligus bersamaan. Komplikasi
kronik DM yang sering terjadi adalah sebagai berikut:
a) Mikrovaskular :
(1) Ginjal.
(2) Mata.
b) Makrovaskular :
(1) Penyakit jantung koroner.
(2) Pembuluh darah kaki.
(3) Pembuluh darah otak.
c) Neuropati: mikro dan makrovaskular
d) Mudah timbul ulkus atau infeksi : mikrovaskular dan makrovaskular.
f. Cara mendiagnosis diabetes melitus
Menurut (Abid, 2011) pada umumnya, diagnosis diabetes ditegakkan berdasarkan
gejalanya, yakini 3P (polidipsi, polifagi, poliuri); dan hasil pemeriksaan darah yang
menunjukkan kadar gula yang tinggi (tidak normal). Untuk mengukur kadar gula darah,
biasanya sampel darah diambil setelah penderita berpuasa selama 8 jam atau setelah makan.
Namun bagi penderita yang berusia di atas 65 tahun memerlukan perhatian khusus.
Sebaiknya pemeriksaan dilakukan setelah berpuasa, tetapi jangan dilakukan setelah makan.
Sebab penderita yang berusia lanjut memiliki kadar gula darah yang tinggi.
Pemeriksaan darah juga bisa dilakukan dengan tes toleransi glukosa. Namun tes ini
dilakukan untuk keadaan tertentu, misalnya pada wanita hamil. Hal ini untuk mendeteksi
diabetes yang sering terjadi pada wanita hamil. Sebelumnya, penderita dianjurkan berpuasa,
lalu sampel darahnya diambil untuk mengukur kadar gula darah puasa, dan sekitar 2-3 jam
kemudian sampel darah akan diperiksa kembali.
g. Pengendalian diabetes melitus
Menurut (Hartini, 2009), pengobatan diabetes atau yang biasa disebut pengendalian
diabetes. Ada 4 hal terpenting yang perlu dijalankan agar penderita diabetes dapat hidup
sehat. Empat hal terpenting itu disebut empat pilar pengendalian diabetes:
1) Edukasi
Pengobatan diabetes lama, teratur, terjadwal dan perlu disiplin, terkadang akan
mengubah pola hidup. Namun pada sebagian orang, peraturan itu malah membosankan. Oleh
NAMA : HENDRIK LUAWOJURUSAN : KEPERAWATAN UNG
karena itu, penderita diabetes harus dibekali dengan pengetahuan tentang diabetes. Melalui
edukasi, penderita diabetes atau siapa saja bisa mengetahui dan mengerti apa itu diabetes,
masalah yang harus dihadapi, mengapa penyakit ini perlu dikendalikan secepatnya, dan
seterusnya.
2) Pengaturan makanan (diet)
Pengaturan makanan merupakan pilar terpenting bagi pengobatan diabetes. Penderita
diabetes yang bijak adalah yang mau belajar mengenal makanan yang menyebabkan gula
darah tinggi dan berusaha menghindari makanan tersebut. Selain makanan penderita juga
harus memantau minumannya. Baik dari diabetes tipe 1 maupun tipe 2 tetap memerlukan
semua bentuk zat gizi yang diperlukan untuk hidup sehat. Pengaturan makanan maksudnya
merancang sedemikian pula makanan yang jumlahnya sesuai dengan kebutuhan sehingga
insulin yang tersedia mencukupi. Di samping itu, susunan zat gizinya sehat dan seimbang.
3) Olahraga / gerak badan
Olahraga atau latihan jasmani adalah pilar pengendalian diabetes ketiga yang sangat
penting. Olahraga baik untuk kesehatan pada umumnya dan dapat membantu pengendalian
gula darah dan berat badan.
Gula darah yang tinggi juga disebabkan oleh resistensi insulin yang dicetuskan oleh
kegemukan. Apabila kegemukan dikurangi, resistensi juga berkurang. Di samping itu,
olahraga walaupun tanpa menurunkan kegemukan juga dapat mengurangi resistensi insulin.
4) Obat : tablet atau insulin
a) Obat Hipoglikemik Oral (OHO)
Pada penderita diabetes melitus mempunyai dua masalah yaitu pankreas yang sakit
sehingga produksi insulin kurang atau karena sel menjadi resisten dan tidak sensitif terhadap
adanya insulin. Keadaan itu akan diperberat jika makan dengan jumlah yang terlalu banyak.
Oleh karena itu, diet dan olahraga harus dipertahankan walaupun sudah mendapat obat-
obatan. Terdapat berbagai obat yang masing-masing dikelompokkan menjadi:
Obat untuk memperbaiki jumlah insulin yang kurang adalah membantu merangsang
pankreas untuk meningkatkan produksi insulin. Obatnya adalah sulfonylurea dan golongan
glinid.
Obat untuk memperbaiki hambatan terhadap kerja insulin atau resistensi insulin pada sel-sel,
NAMA : HENDRIK LUAWOJURUSAN : KEPERAWATAN UNG
obatnya adalah yang mengurangi resisten insulin tersebut, yaitu golongan biguanid
(metformin) dan tiazolidindion (TZD).
Obat yang diberikan untuk merangsang insulin dan menekan glukogen inhibitor DPP-IV.
Pengobatan dengan OHO hanya berlaku untuk diabetes tipe-2. Untuk diabetes tipe-1 harus
segera diberikan suntikan insulin.
b) Insulin
Untuk diabetes tipe-1, insulin merupakan satu-satunya obat dan diberikan langsung tanpa
pertimbangan lain karena pankreas sudah tidak menghasilkan insulin.
Untuk diabetes tipe-2 insulin biasanya diberikan dalam berbagai kondisi:
(1) Apabila bermacam jenis OHO sudah diberikan maksimum, tetapi gula darah tetap tidak
terkendali, obat diganti insulin
(2) Insulin biasanya diberikan sebagai obat pertama pada penderita yang waktu datang
berobat berat badannya sudah turun drastis dalam waktu singkat dengan gula darah yang
tinggi.
(3) Insulin biasanya juga diberikan apabila penderita menderita infeksi hebat atau menjalani
operasi besar
(4) Pada komplikasi seperti gagal ginjal, gagal hati dan gagal jantung yang berat, OHO
biasanya harus segera dihentikan dan langsung diganti insulin.
2. Pola Hidup Sehat
Pengertian pola hidup sehat adalah suatu gaya hidup dengan memperhatikan faktor-
faktor tertentu yang memengaruhi kesehatan, antara lain makanan dan olahraga.
a. Definisi Sehat
Sehat merupakan sebuah keadaan yang tidak hanya terbebas dari penyakit akan tetapi
juga meliputi seluruh aspek kehidupan manusia yang meliputi aspek fisik, emosi, sosial dan
spiritual (WHO 1947). Sehat Dalam Keperawatan Sehat adalah perwujudan individu yang
diperoleh melalui kepuasan dalam berhubungan dengan orang lain (Aktualisasi). Perilaku
yang sesuai dengan tujuan perawatan diri yang kompeten sedangkan penyesuaian diperlukan
untuk mempertahankan stabilitas dan integritas struktural (Pender 1982). Sehat adalah fungsi
efektif dari sumber-sumber perawatan diri (self care Resouces) yang menjamin tindakan
untuk perawatan diri (self care Aktions) secara adekuat (Self care Resoureces) mencangkup
pengetahuan, keterampilan dan sikap (Self care Aktions) perilaku yang sesuai dengan tujuan
NAMA : HENDRIK LUAWOJURUSAN : KEPERAWATAN UNG
diperlukan untuk memperoleh, mempertahankan dan meningkatkan fungsi psikososial dan
spiritual (Paune 1983). Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang
memungkinkan hidup produktif secara sosial dan ekonomi (UU No.23,1992)
b. Ciri-ciri sehat
Kesehatan fisik terwujud apabila seseorang tidak merasa dan mengeluh sakit atau tidak
adanya keluhan dan memang secara objektif tidak tampak sakit. Semua organ tubuh
berfungsi normal atau tidak mengalami gangguan. Kesehatan mental (jiwa) mencakup
beberapa komponen berikut:
1) Pikiran sehat tercermin dari cara berpikir atau jalan pikiran.
2) Emosional sehat tercermin dari kemampuan seseorang untuk mengekspresikan
emosinya, misalnya takut, gembira, khawatir, sedih dan sebagainya.
3) Spiritual sehat tercermin dari cara seseorang dalam mengekspresikan rasa syukur, pujian,
kepercayaan dan sebagainya terhadap sesuatu di luar alam fana ini, yakni Tuhan Yang
Maha Kuasa (Allah SWT dalam agama Islam). Misalnya sehat spiritual dapat dilihat dari
praktek keagamaan seseorang.
4) Kesehatan sosial terwujud apabila seseorang mampu berhubungan dengan orang lain
atau kelompok lain secara baik, tanpa membedakan ras, suku,agama atau kepercayaan,
status sosial, ekonomi, politik, dan sebagainya, serta saling toleran dan menghargai.
5) Kesehatan dari aspek ekonomi terlihat bila seseorang (dewasa) produktif,dalam arti
mempunyai kegiatan yang menghasilkan sesuatu yang dapat menyokong terhadap
hidupnya sendiri atau keluarganya secara finansial. Bagi mereka yang belum dewasa
(siswa atau mahasiswa) dan usia lanjut (pensiunan), dengan sendirinya batasan ini tidak
berlaku.
Oleh sebab itu, bagi kelompok tersebut, yang berlaku adalah produktif secara sosial,
yakni mempunyai kegiatan yang berguna bagi kehidupan mereka nanti, misalnya berprestasi
bagi siswa atau mahasiswa, dan kegiatan sosial, keagamaan, atau pelayanan kemasyarakatan
lainnya bagi usia lanjut.
c. Aspek-aspek pendukung kesehatan
Banyak orang berpikir bahwa sehat adalah tidak sakit, maksudnya apabila tidak ada
gejala penyakit yg terasa berarti tubuh kita sehat. Padahal pendapat itu kurang tepat. Ada
kalanya penyakit baru terasa setelah cukup parah, seperti kanker yang baru diketahui setelah
NAMA : HENDRIK LUAWOJURUSAN : KEPERAWATAN UNG
stadium 4. Apakah berarti sebelumnya penyakit kanker itu tidak ada? Tentu saja ada, tetapi
tidak terasa. Berarti tidak adanya gejala penyakit bukan berarti sehat. Sesungguhnya sehat
adalah suatu kondisi keseimbangan, di mana seluruh sistem organ di tubuh kita bekerja
dengan selaras. Faktor-faktor yang mempengaruhi keselarasan tersebut berlangsung
seterusnya adalah:
1) Nutrisi yang lengkap dan seimbang
2) Istirahat yang cukup
3) Olah Raga yang teratur
4) Kondisi mental, sosial dan rohani yang seimbang
5) Lingkungan yang bersih
Apabila salah satu saja dari kelima faktor ini tidak tercukupi, akan membuat
keseimbangan kinerja organ tubuh terganggu. Sesungguhnya tubuh memiliki mekanisme
otomatis untuk mengembalikan keseimbangan kesehatannya, akan tetapi apabila hal ini
berlangsung terus-menerus atau kekurangan tersebut dalam jumlah yang cukup besar, maka
tubuh tidak mampu mengembalikan keseimbangan, dan hal inilah yang kita sebut sakit.
Istimewanya tubuh manusia, walaupun dalam kondisi sakit tubuh tersebut tetap dapat
memulihkan dirinya sendiri. Untuk itu perlu dibantu dengan memberikan nutrisi dalam
jumlah yang memadai secara lengkap ditambah dengan istirahat yang cukup. Dalam keadaan
ini obat bukanlah faktor utama pemulihan, karena ada sebagian orang yang dapat pulih dari
sakit tanpa bantuan obat, seperti misalnya penderita flu dan pilek. Obat dapat digunakan
untuk membantu mengurangi gejala, tetapi penggunaannya tidak boleh berlebihan dan harus
sesuai dengan petunjuk dokter.
B. Hubungan Antar Variabel
Faktor Risiko Yang Memperparah Penyakit Diabetes Melitus yang erat kaitannya dengan
pola hidup adalah sebagai berikut:
1. Kelebihan berat badan
Bila memakan lebih banyak kalori daripada yang dibutuhkan oleh tubuh, kalori ekstra itu
akan disimpan di dalam tubuh dalam bentuk lemak.
Ingatlah bahwa insulin memindahkan ke penyimpanan bukan saja glukosa tapi juga
lemak. Tapi bila sel-sel lemak sudah penuh, mereka akan kehilangan sebagian
kemampuannya untuk merespons kepada insulin. oleh karena itu, pankreas memproduksi
NAMA : HENDRIK LUAWOJURUSAN : KEPERAWATAN UNG
lebih banyak insulin dalam usahanya untuk membuka “pintu” sel-sel itu. Dengan demikian
pankreas bekerja melebihi waktu oleh karena melebihi kalori yang dimakan. Juga, pankreas
bisa menderita kelelahan sehingga kehilangan kemampuan untuk memproduksi insulin.
2. Kurang olahraga
The Journal Of The Amerika Medical Association melaporkan penemuan dari studi oleh
21.000 orang dokter. Hasilnya bahwa berolahraga lima kali seminggu akan menghasilkan
penurunan 42% pada kasus-kasus yang diperkirakan akan menderita diabetes tipe-2. Bahkan
berolahraga hanya sekali seminggu saja menurunkan kemungkinan mendapat diabetes
dokter-dokter yang sudah berumur lebih dari 40 – 84. Malas beraktivitas
WHO mengatakan bahwa kasus diabetes di negara-negara Asia akan naik hingga 90%
dalam dua puluh tahun ke depan. Kurangnya aktivitas fisik menyebabkan tubuh mudah
terangsang kegemukan dan memiliki risiko obesitas lebih tinggi, untuk menghindarinya, kita
sebaiknya membiasakan diri untuk bersepeda, jalan kaki atau aktivitas fisik lainnya.
3. Pada makanan dan minuman
Menurut (Adib, 2011) diabetes bukan hanya dikarenakan kekurangan insulin di dalam
tubuh, tetapi faktor makanan dan minuman juga bisa memicu perkembangan penyakit ini.
Meskipun pada dasarnya makanan dan minuman bukan faktor utama penyebab diabetes
melitus. Namun ketika makanan dan minuman dikonsumsi secara berlebihan, maka akan
membahayakan tubuh kita. Berikut ini makanan dan minuman yang dapat memicu diabetes
dalam tubuh.
a. Teh manis
Asupan gula yang tinggi dapat menyebabkan kadar gula darah melonjak tinggi. Hal ini
belum ditambah dengan risiko kelebihan kalori. Sekaligus teh manis kira-kira mengandung
250-300 kalori (tergantung kepekatan).
b. Gorengan
Jika hanya mengonsumsi satu gorengan kecil, tentu belum cukup karena bentuknya yang
kecil. Padahal, gorengan adalah salah satu pemicu penyakit degeneratif, seperti
kardiovaskular, DM, dan stroke. Karena penyebab penyakit kardiovaskular (PKV) adalah
penyumbatan pembuluh darah dengan dislipedemia sebagai risiko utama. Sebenarnya
dislipedemia adalah kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan kadar
kolesterol total, LDL (kolesterol jahat), dan trigliserida, serta penurunan kadar HDL
(kolesterol baik) dalam darah. Biasanya, peningkatan proporsi dislipedemia dalam
NAMA : HENDRIK LUAWOJURUSAN : KEPERAWATAN UNG
masyarakat disebabkan oleh kebiasaan mengonsumsi berbagai makanan rendah serat tinggi
lemak, termasuk gorengan.
c. Kebiasaan memakan cemilan
Kita mengira dengan membatasi makan siang atau makan malam, bisa menghindarkan
diri dari obesitas dan diabetes. Namun, ketika kita belum merasa kenyang, perut biasanya
diisi dengan sepotong kue dua potong kue cemilan, seperti biskuit atau keripik kentang.
Padahal biskuit, kripik kentang, kue dan lainnya mengandung hidrat arang yang tinggi tanpa
kandungan pangan yang memadai, sehingga semua makanan tersebut digolongkan sebagai
glikemik indeks tinggi. Sementara itu, gula dan tepung yang terkandung di dalamnya
mempunyai peranan dalam menaikan kadar gula dalam darah. Untuk menghindari penyakit
DM, sebaiknya kita mengonsumsi buah potong sebagai pengganti cemilan.
4. Kecanduan rokok
Sebuah penelitian menemukan bahwa perokok aktif memiliki risiko DM sebesar 22%.
Selain itu, disebutkan pula bahwa kenaikan risiko ini tidak hanya disebabkan oleh rokok,
tetapi juga kombinasi berbagai gaya hidup tidak sehat, misalnya pola makan yang buruk dan
kurang berolahraga.
NAMA : HENDRIK LUAWOJURUSAN : KEPERAWATAN UNG
C. Kerangka Teori / Pikir
D. Hipotesis Penelitian
NAMA : HENDRIK LUAWOJURUSAN : KEPERAWATAN UNG
DAFTAR PUSTAKA
W. Bilous, R. Rudy. 2002. Seri Kesehatan: Bimbingan Dokter Pada Diabetes. Jakarta: Dian
Rakyat.
Ajis, Sriana; Supardi, Sudibyo. dan Max Joseph Herman. 2004. Kembali Sehat Dengan Obat.
Jakarta: Rineka Cipta.
Kuntaraf, Jonathan. dan Kathlen L. Kuntaraf. 2009. Olahraga Sumber Kesehatan. Indonesia:
Percetakan Advent Indonesia.
Mangoenprasodjo, A. Setiono. 2004. Hidup Sehat dan Normal dengan Diabetes. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama.
Hagen, Philip. 2002. Diabetes. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Johnson, Marilyn. 2005. Diabetes: Terapi dan Pencegahannya. Indonesia: Publishing House.
S. Wirakusumah, Emma. 2001. Menuju Sehat untuk Lanjut Usia. Jakarta: Puspa Swara.
Dieh, Hans. 2001. Waspadai Diabetes-Kolesterol-Hipertensi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama.
Takasihaeng, Jan. 2000. Hidup Sehat dengan Problem Penyakit. Jakarta: Kompas
C. Baughman, Diane. dan JoAnn C. HAckley.2000. Keperawatan Medikal Bedah.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran.
Rusilanti. 2000. Menu Sehat Untuk Penderita Diabetes Melitus. Jakarta: Kawan Pustaka.