Jukni TPP 2013 Melalui DIPA

46
PANDUAN PELAKSANAAN PENYALURAN TUNJANGAN PROFESI MELALUI DIPA DIREKTORAT P2TK KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2013

Transcript of Jukni TPP 2013 Melalui DIPA

Page 1: Jukni TPP 2013 Melalui DIPA

PANDUAN PELAKSANAAN

PENYALURAN TUNJANGAN PROFESI MELALUI

DIPA DIREKTORAT P2TK

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

2013

Page 2: Jukni TPP 2013 Melalui DIPA
Page 3: Jukni TPP 2013 Melalui DIPA
Page 4: Jukni TPP 2013 Melalui DIPA
Page 5: Jukni TPP 2013 Melalui DIPA

KATA PENGANTAR

Pada tahun anggaran 2013, penyaluran tunjangan profesi bagi

seluruh guru Pegawai Negeri Sipil Daerah (PNSD) lulusan program

sertifikasi tahun 2006 sampai dengan tahun 2012 dibayarkan

melalui dana transfer daerah. Sedangkan penyaluran tunjangan

profesi bagi guru bukan PNS dan guru PNS binaan provinsi dan

pengawas satuan pendidikan dibayarkan melalui DIPA tahun 2013

Direktorat P2TK terkait .

Mulai tahun 2013, mekanisme yang digunakan untuk pelaksanaan

pembayaran tunjangan profesi melalui DIPA tahun 2013 dilakukan

melalui 2 cara yaitu dengan cara sistem digital (dapodik) dan

manual.

Untuk kelancaran penyaluran tunjangan profesi pendidik bagi

guru melalui mekanisme DIPA tahun 2013 Direktorat P2TK terkait,

maka perlu disusun petunjuk teknis pelaksanaan. Petunjuk teknis

ini merupakan acuan bagi pengelola baik di tingkat pusat maupun

daerah serta pihak terkait lainnya.

Ucapan terima kasih disampaikan kepada semua pihak yang

terlibat dalam penyusunan petunjuk teknis ini.

Jakarta,................ 2013

Direktur Jenderal Direktur Jenderal Direktur Jenderal

PAUDNI, Dikdas, Dikmen,

Prof. Dr. Lydia Freyani Hawadi, M.Psi Prof. Suyanto, Ph.D Hamid Muhammad, Ph.D

NIP. 195703221982112001 NIP.195303021977031001 NIP.1959051219831110

Page 6: Jukni TPP 2013 Melalui DIPA

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................. ii

BAB I ........................................................................................... 1

PENDAHULUAN .......................................................................... 1

A. Latar Belakang ...................................................................... 1

B. Landasan Hukum ................................................................. 3

C. Tujuan .................................................................................. 5

D. Ruang Lingkup ..................................................................... 6

E. Sasaran ................................................................................. 6

BAB II ......................................................................................... 8

TUNJANGAN PROFESI GURU PNS DI BAWAH BINAAN

PROVINSI, GURU BUKAN PNS ................................................... 8

DAN PENGAWAS SATUAN PENDIDIKAN ................................... 8

A. Pengertian ............................................................................ 8

B. Besaran ................................................................................ 9

C. Sumber Dana....................................................................... 10

D. Kriteria Penerima Tunjangan Profesi ................................... 11

BAB III ....................................................................................... 16

PEMBAYARAN TUNJANGAN PROFESI GURU ........................... 16

Page 7: Jukni TPP 2013 Melalui DIPA

A. Mekanisme Penerbitan SKTP .............................................. 16

B. Mekanisme Penyaluran Tunjangan Profesi ........................ 20

C. Jadwal Pelaksanaan Program ............................................. 27

BAB IV ...................................................................................... 29

PEMBATALAN DAN PENGHENTIAN ......................................... 29

A. Pembatalan Pembayaran ................................................... 29

B. Penghentian Pembayaran .................................................. 29

C. Perubahan Data Individu Penerima Tunjangan................... 31

BAB V ........................................................................................ 32

PENGENDALIAN PROGRAM ..................................................... 32

A. Pengendalian ...................................................................... 32

B. Pengawasan ........................................................................33

C. Pelaporan dan Rekonsiliasi .................................................33

D. Sanksi ..................................................................................35

BAB VI ...................................................................................... 36

PENUTUP ................................................................................. 36

Page 8: Jukni TPP 2013 Melalui DIPA
Page 9: Jukni TPP 2013 Melalui DIPA

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pasal 1 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang

Guru dan Dosen mengamanatkan bahwa guru

mempunyai kedudukan sebagai tenaga profesional pada

jenjang pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan

pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal.

Sebagai pendidik profesional, guru diwajibkan memiliki

kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik,

sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan

untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

Dalam melaksanakan tugas keprofesionalan, guru berhak

memperoleh penghasilan di atas kebutuhan hidup

minimum dan jaminan kesejahteraan sosial. Penghasilan

di atas kebutuhan hidup minimum meliputi gaji pokok,

tunjangan yang melekat pada gaji, serta penghasilan lain

berupa tunjangan profesi pendidik bagi guru, tunjangan

fungsional, tunjangan khusus, dan maslahat tambahan

yang terkait dengan tugasnya sebagai guru yang

ditetapkan dengan prinsip penghargaan atas dasar

prestasi.

Pasal 16 ayat (2) Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005

tentang Guru dan Dosen menyebutkan bahwa guru yang

Page 10: Jukni TPP 2013 Melalui DIPA

2

telah memiliki sertikat pendidik dan memenuhi

persyaratan lainnya berhak mendapatkan tunjangan

profesi yang besarnya setara dengan satu kali gaji pokok

dan dalam ayat (3) menyatakan tunjangan profesi

sebagaimana dimaksud dialokasikan dalam Anggaran

Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan/atau

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2008 tentang

Pendanaan Pendidikan Pasal 17 menjelaskan bahwa

tanggung jawab pemerintah terhadap pendanaan biaya

personalia pegawai negeri sipil di sektor pendidikan di

antaranya adalah biaya personalia satuan pendidikan,

baik formal maupun nonformal. Dalam peraturan

pemerintah tersebut disebutkan bahwa salah satu biaya

personalia satuan pendidikan adalah tunjangan profesi.

Pelaksanaan pembayaran tunjangan profesi bagi guru

harus memperhatikan data kepegawaian guru yang

bersangkutan, karena terkait dengan perubahan besaran

gaji pokok dan status kepegawaiannya.

Berdasarkan Keputusan Rapat Kerja Komisi X DPR-RI

dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI tanggal

14 Desember 2012 menyepakati bahwa semua kegiatan

dekonsentrasi ditarik ke pusat kecuali kegiatan yang

sesuai dengan pembagian urusan pemerintahan bidang

pendidikan di provinsi yaitu: perencanaan, koordinasi,

sosialisasi, pengawasan, dan evaluasi dan monitoring.

Page 11: Jukni TPP 2013 Melalui DIPA

3

Sehubungan dengan hal tersebut, Pemerintah

mengambil kebijakan mulai tahun 2013, bahwa anggaran

tunjangan profesi bagi guru PNS di bawah binaan

provinsi dan guru bukan PNS serta pengawas satuan

pendidikan dianggarkan pada dana APBN Direktorat

P2TK terkait. Untuk kelancaran pembayaran tunjangan

profesi bagi seluruh guru PNS di bawah binaan provinsi

dan guru bukan PNS serta pengawas sesuai dengan

ketentuan perundang-undangan perlu disusun Petunjuk

Teknis Pembayaran Tunjangan Profesi melalui DIPA

tahun 2013 Direktorat P2TK terkait.

B. Landasan Hukum

1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-

Pokok Kepegawaian sebagaimana telah diubah

terakhir dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun

1999;

2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional;

3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah

terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun

2008;

4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang

Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat

dan Pemerintahan Daerah;

Page 12: Jukni TPP 2013 Melalui DIPA

4

5. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru

dan Dosen;

6. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang

Standar Nasional Pendidikan;

7. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang

Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah,

Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah

Kabupaten/Kota;

8. Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2008 tentang

Pendanaan Pendidikan;

9. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang

Guru;

10. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2009 tentang

Tunjangan Profesi Guru dan Dosen, Tunjangan

Khusus Guru dan Dosen, serta Tunjangan

Kehormatan Profesor;

11. Peraturan Pemerintah Nomor 77 Tahun 1977 tentang

Gaji Pokok Pegawai Negeri Sipil Republik Indonesia

sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir

dengan Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2011

tentang Gaji Pokok Pegawai Negeri Sipil Republik

Indonesia.

12. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 Tentang

Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara,

Page 13: Jukni TPP 2013 Melalui DIPA

5

sebagaimana telah diubah dengan Peraturan

Presiden Nomor 91 Tahun 2011;

13. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang

Kedudukan, Tugas, Fungsi Kementerian Negara serta

Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Eselon I

sebagaimana telah diubah dengan Peraturan

Presiden Nomor 92 Tahun 2011;

14. Peraturan Bersama Menteri Pendidikan Nasional,

Menteri Negara Pendayagunaan dan Aparatur

Negara dan Reformasi Birokrasi, Menteri Dalam

Negeri, Menteri Keuangan dan Menteri Agama :

Nomor 05/X/PB/2011, SPB/03/M.Pan-RB/10/2011, 48

Tahun 2011, 158/PMK.01/2011, 11 Tahun 2011, Tahun

2011 tentang Penataan dan Pemerataan Guru PNS;

15. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

Nomor 1 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata

Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69 Tahun 2012

Tentang perubahan Atas Peraturan Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2012

tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan.

C. Tujuan

Petunjuk Teknis ini disusun sebagai acuan dalam

pelaksanaan pembayaran tunjangan profesi guru PNS di

Page 14: Jukni TPP 2013 Melalui DIPA

6

bawah binaan provinsi dan guru bukan PNS serta

pengawas satuan pendidikan melalui DIPA tahun 2013

Direktorat P2TK terkait.

D. Ruang Lingkup

Ruang lingkup Petunjuk Teknis pembayaran tunjangan

profesi bagi guru PNS di bawah binaan provinsi dan guru

bukan PNS serta pengawas satuan pendidikan melalui

DIPA tahun 2013 Direktorat P2TK terkait meliputi: kriteria

guru penerima tunjangan profesi, pembayaran tunjangan

profesi, jadwal pelaksanaan program; mutasi,

pembatalan, dan penghentian pembayaran tunjangan

profesi; pengendalian, pengawasan, dan pelaporan,

serta sanksi atas pelanggaran dalam pelaksanaannya.

E. Sasaran

Petunjuk Teknis ini disusun sebagai acuan bagi pihak

yang berkepentingan yaitu :

1. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,

2. Kementerian Keuangan,

3. Badan Pemeriksa Keuangan,

4. Badan Kepegawaian Daerah,

5. Dinas Pendidikan Provinsi/Kabupaten/Kota,

6. Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan dan

Aset Daerah, Bagian Keuangan, Badan Pengelola

Keuangan Daerah pada Provinsi/Kabupaten/Kota,

Page 15: Jukni TPP 2013 Melalui DIPA

7

7. Badan Pengawas Daerah/Inspektorat Daerah,

8. Satuan Pendidikan dan guru,

9. Instansi terkait lainnya.

Page 16: Jukni TPP 2013 Melalui DIPA

8

BAB II

TUNJANGAN PROFESI GURU PNS DI BAWAH

BINAAN PROVINSI, GURU BUKAN PNS

DAN PENGAWAS SATUAN PENDIDIKAN

A. Pengertian

Tunjangan profesi dimaksudkan untuk peningkatan mutu

guru PNS di bawah binaan provinsi dan guru bukan PNS

serta pengawas satuan pendidikan sebagai penghargaan

atas profesionalitas untuk mewujudkan amanat Undang-

Undang Guru dan Dosen antara lain mengangkat

martabat guru, meningkatkan kompetensi guru,

memajukan profesi guru, meningkatkan mutu

pembelajaran, dan meningkatkan pelayanan pendidikan

yang bermutu.

Tunjangan profesi yang dibayarkan melalui DIPA tahun

2013 Direktorat P2TK terkait adalah tunjangan yang

diberikan kepada guru PNS di bawah binaan provinsi dan

guru bukan PNS, dan pengawas satuan pendidikan

kecuali guru pendidikan agama, yang telah memiliki

sertifikat pendidik dan memenuhi persyaratan lainnya.

Tunjangan profesi dibayarkan paling banyak 12 (dua

belas) bulan dalam satu tahun, serta diberikan kepada

guru PNS di bawah binaan provinsi dan guru bukan PNS

serta pengawas satuan pendidikan terhitung mulai awal

Page 17: Jukni TPP 2013 Melalui DIPA

9

tahun anggaran berikut setelah yang bersangkutan

dinyatakan lulus sertifikasi dan memperoleh Nomor

Registrasi Guru (NRG) dari Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan.

B. Besaran

Tunjangan profesi bagi guru PNS di bawah binaan

provinsi dan pengawas satuan pendidikan adalah setara

dengan 1 (satu) kali gaji pokok sesuai peraturan

perundang-undangan, bagi guru bukan PNS yang

memiliki sertifikat pendidik dan memenuhi persyaratan

lainnya sesuai dengan petunjuk teknis ini, dan dikenakan

pajak penghasilan berdasarkan Pasal 21 Undang-Undang

Nomor 7 Tahun 1983 Tentang Pajak Penghasilan

sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-

Undang Nomor 36 Tahun 2008.

Tunjangan Profesi bersifat tetap selama guru yang

bersangkutan melaksanakan tugas sebagai guru atau

guru yang mendapat tugas tambahan sebagai pengawas

satuan pendidikan dengan memenuhi persyaratan yang

sesuai dengan ketentuan perundang-undangan, dengan

ketentuan tentang kenaikan gaji berkala, kenaikan

pangkat bagi guru PNS dan pengawas satuan

pendidikan, dan kesetaraan golongan dan jabatan bagi

guru bukan PNS sebagai berikut :

1. Gaji berkala dan kenaikan pangkat yang terbit pada

tahun berjalan, tunjangan profesinya akan

Page 18: Jukni TPP 2013 Melalui DIPA

10

diperhitungkan dan dibayarkan mulai Januari tahun

berikutnya setelah diverifikasi oleh Dinas Pendidikan

Kabupaten/Kota.

2. Guru bukan PNS yang menerima SK inpassing pada

tahun berjalan akan diperhitungkan dan dibayarkan

tunjangan profesi hasil penyesuaian inpassingnya

mulai Januari tahun berikutnya setelah diverifikasi

oleh Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota. Jika SK

inpassing tidak dilaporkan dan dilampirkan pada saat

pengusulan tahun berjalan, maka penyesuaian

pembayaran tunjangan profesi akan diperhitungkan

dan dibayarkan pada tahun berikutnya setelah SK

inpassing tersebut dilaporkan dan dilampirkan dalam

usulan pemberkasan ke Direktorat P2TK terkait.

3. Kenaikan gaji Pegawai Negeri yang diakibatkan

aturan pemerintah tentang gaji PNS pada tahun

berjalan, mulai diperhitungkan dan dibayarkan tahun

berikutnya.

C. Sumber Dana

Dana untuk pembayaran tunjangan profesi bagi guru

PNS di bawah binaan provinsi dan pengawas satuan

pendidikan serta guru bukan PNS Pendidikan Dasar

bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja

Negara (APBN) melalui DIPA Direktorat P2TK Dikdas,

sedangkan untuk guru bukan PNS TK bersumber dari

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)

Page 19: Jukni TPP 2013 Melalui DIPA

11

melalui DIPA Direktorat P2TK PAUDNI, dan untuk guru

bukan PNS SMA dan SMK bersumber dari Anggaran

Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) melalui DIPA

Direktorat P2TK Dikmen, yang ditransfer ke rekening

guru penerima tunjangan profesi.

D. Kriteria Penerima Tunjangan Profesi

Tunjangan profesi melalui DIPA tahun 2013 Direktorat

P2TK terkait diberikan kepada penerima yang telah

ditetapkan dengan Keputusan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan mengenai penerima tunjangan profesi guru

yang melaksanakan tugas sesuai dengan peraturan

perundang-undangan.

Kriteria penerima tunjangan profesi melalui DIPA tahun

2013 Direktorat P2TK terkait:

1. Guru Tetap Bukan PNS yang mengajar pada satuan

pendidikan di bawah binaan Kementerian Pendidikan

dan Kebudayaan dan diangkat oleh Pemerintah

Daerah atau Yayasan kecuali guru pendidikan agama;

2. Guru PNS TKLB/SDLB/SMPLB/SMLB yang mengajar

pada satuan pendidikan di bawah binaan

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan kecuali

guru pendidikan agama;

3. Pengawas satuan pendidikan di bawah binaan

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan;

Page 20: Jukni TPP 2013 Melalui DIPA

12

4. Memiliki satu atau lebih sertifikat pendidik yang telah

diberi satu Nomor Registrasi Guru (NRG) oleh Badan

Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan

dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan,

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan;

5. Memiliki Surat Keputusan Tunjangan Profesi (SKTP)

yang dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan;

6. Memenuhi kewajiban melaksanakan tugas paling

sedikit 24 jam tatap muka per-minggu sesuai dengan

sertifikat pendidik yang dimilikinya dan dibuktikan

dalam sistem data pokok pendidikan (Dapodik) atau

melalui surat keterangan dari kepala sekolah dan

telah diverifikasi/disahkan oleh Dinas Pendidikan

Kabupaten/Kota/Provinsi;

7. Ketentuan sebagaimana dimaksud pada angka 6

dikecualikan apabila guru :

a. Mendapat tugas tambahan sebagai kepala satuan

pendidikan, mengajar paling sedikit 6 jam tatap

muka per minggu atau membimbing 40 (empat

puluh) peserta didik bagi kepala satuan

pendidikan yang berasal dari guru bimbingan dan

konseling/konselor;

b. Mendapat tugas tambahan sebagai wakil kepala

satuan pendidikan, mengajar paling sedikit 12 jam

tatap muka per minggu atau membimbing 80

Page 21: Jukni TPP 2013 Melalui DIPA

13

(delapan puluh) peserta didik bagi wakil kepala

satuan pendidikan yang berasal dari guru

bimbingan dan konseling/konselor;

c. Mendapat tugas tambahan sebagai kepala

perpustakaan, kepala laboratorium, kepala

bengkel, kepala unit produksi mengajar paling

sedikit 12 jam tatap muka per minggu;

d. Bertugas sebagai pengawas harus melaksanakan

tugas sesuai dengan Permenpan No. 21 Tahun

2010

e. Bertugas sebagai guru Bimbingan Konseling

paling sedikit mengampu 150 peserta didik pada

satu atau lebih satuan pendidikan;

f. Bertugas sebagai guru pembimbing khusus pada

satuan pendidikan yang menyelenggarakan

pendidikan inklusi atau pendidikan terpadu paling

sedikit 6 (enam) jam tatap muka per minggu;

g. Bertugas sebagai guru pada satuan pendidikan di

daerah khusus yang kriteria daerah khususnya

sudah ditetapkan di dalam Peraturan Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan nomor 34 tahun 2012

tentang Kriteria Daerah Khusus dan Pemberian

Tunjangan Khusus Bagi Guru dan Keputusan

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor

123/P/2012 Tentang Penetapan Daerah Khusus

Tahun 2012.

Page 22: Jukni TPP 2013 Melalui DIPA

14

h. Berkeahlian khusus yang diperlukan untuk

mengajar mata pelajaran atau program keahlian

sesuai dengan latar belakang keahlian langka

yang terkait dengan budaya Indonesia;

i. Bertugas sebagai guru di sekolah Indonesia di luar

negeri;

j. Bertugas sebagai guru yang ditugaskan menjadi

guru di negara lain atas dasar kerjasama

antarnegara.

8. Belum pensiun;

9. Tidak beralih status dari guru atau pengawas sekolah;

dan

10. Tidak merangkap sebagai eksekutif, yudikatif, atau

legislatif.

11. Dalam masa transisi perubahan Peraturan

Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru, dan

dalam rangka implementasi Peraturan Bersama Lima

Menteri (Mendiknas , Mennegpan dan RB, Mendagri,

Menag, dan Menkeu) tentang Penataan dan

Pemerataan Guru PNS, guru yang sudah memiliki

sertifikat pendidik tetapi, dialihtugaskan antarjenjang

dan/atau antarmatapelajaran oleh Pemerintah

Kabupaten/Kota/Provinsi, mereka masih tetap

mendapatkan tunjangan profesinya apabila yang

bersangkutan memenuhi persyaratan nomor 1 s/d 10

di atas.

Page 23: Jukni TPP 2013 Melalui DIPA

15

12. Dinas kabupaten/Kota/Provinsi mengirimkan SK

alihtugas guru PNS yang memiliki sertifikat pendidik

sebagaimana dimaksud pada butir 11 kepada

Direktorat P2TK terkait. dengan melampirkan SK

Bupati/Walikota/Gubernur.

Page 24: Jukni TPP 2013 Melalui DIPA

16

BAB III

PEMBAYARAN TUNJANGAN PROFESI GURU

A. Mekanisme Penerbitan SKTP

1. Penerbitan SKTP dilakukan dengan 2 (dua) cara :

a. Secara digital yaitu menggunakan sistem Data

Pokok Pendidikan (Dapodik). SKTP diterbitkan

oleh Direktorat P2TK terkait secara otomatis

dengan menggunakan data PTK dari Dapodik

sehingga dinas pendidikan

kabupaten/kota/provinsi tidak perlu melakukan

verifikasi data pendukung persyaratan calon

penerima tunjangan profesi. Penjelasan

penerbitan SKTP secara digital adalah

sebagaimana gambar 1.

b. Secara manual yaitu Dinas pendidikan

kabupaten/kota/provinsi melakukan verifikasi

data pendukung persyaratan calon penerima

tunjangan profesi. Setelah data dinyatakan valid,

Direktorat P2TK terkait menerbitkan SKTP.

Penjelasan penerbitan SKTP secara manual adalah

sebagaimana gambar 2.

c. Khusus pengawas satuan pendidikan penerbitan

SKTP, diterbitkan oleh Direktorat P2TK Dikdas.

Page 25: Jukni TPP 2013 Melalui DIPA

17

Untuk pengawas satuan pendidikan Dikmen

diusulkan dari Direktorat P2TK Dikmen.

2. Direktorat P2TK terkait menyusun dan menetapkan

daftar penerima tunjangan profesi sebagaimana

Lampiran 1 yang berdasarkan:

a. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

tentang penerima tunjangan profesi guru;

b. Keputusan Kepegawaian yang menunjukkan gaji

pokok dan/atau gaji berkala;

c. Keputusan inpassing bagi guru bukan PNS;

Keputusan melaksanakan kegiatan mengajar bagi guru

satuan pendidikan sesuai dengan peraturan perundang-

undangan;

Page 26: Jukni TPP 2013 Melalui DIPA

18

G

am

bar

1. P

rose

s D

igit

al P

ela

ksan

aan

Pe

mb

ayar

an T

un

jan

gan

Pro

fesi

Pe

mu

ktah

iran

Dat

a A

wal

Pe

nca

iran

Tu

nja

nga

n

pe

r Tri

Wu

lan

(S

PP

/SP

M)

Pe

ne

rbit

an S

P2D

P

er T

ri W

ula

n

Pe

nya

lura

n K

e

Re

ken

ing

Pe

ner

ima

SATU

AN

PEN

DID

IKA

N

KP

PN

/BA

NK

PEN

YALU

R

PEM

ERIN

TAH

PU

SAT

Sosi

alis

asi K

e P

rovi

nsi

Tid

ak

DA

PO

DIK

Dii

nfo

rmas

ikan

me

lalu

i Si

tus

Ke

md

ikb

ud

MO

NEV

Pe

laks

anaa

n

Pe

mb

ayar

anTu

nja

nga

n

Syar

at

Terp

en

uh

i?

Pe

ne

rbit

an S

KTP

Ya

Dat

a P

en

eri

ma

TP &

Lu

lusa

n B

aru

TA

201

3

PEM

ERIN

TAH

K

AB

/KO

TA

Sosi

alis

asi K

e K

ab/K

ota

PEM

ERIN

TAH

P

RO

VIN

SI

Pe

mu

ktah

iran

Dat

a La

nju

tan

Ko

ord

inas

i P

em

uta

khir

an D

ata

Pe

mu

takh

iran

Dat

a La

nju

tan

C

op

y SK

TP

Page 27: Jukni TPP 2013 Melalui DIPA

19

Ga

mb

ar

2. P

rose

s M

an

ua

l Pe

lak

san

aa

n P

em

ba

ya

ran

Tu

nja

ng

an

Pro

fesi

Pe

mu

ktah

iran

Dat

a

Pe

nca

iran

Tu

nja

nga

n

pe

r Tri

Wu

lan

(SP

P/S

PM

) P

en

erb

itan

SP

2D

Pe

nya

lura

n K

e

Re

ken

ing

Pe

ner

ima

SATU

AN

PEN

DID

IKA

N

KP

PN

/BA

NK

PEN

YALU

R

PEM

ERIN

TAH

PU

SAT

Sosi

alis

asi

Tid

ak

MO

NEV

Pe

laks

anaa

n

Sya

rat

Terp

enu

hi?

Pe

ne

rbit

an S

KTP

Ya

Dat

a P

en

eri

ma

TP &

Lu

lusa

n B

aru

TA

201

3

PEM

ERIN

TAH

K

AB

/KO

TA

Pe

mb

erk

asan

PEM

ERIN

TAH

P

RO

VIN

SI

Ko

ord

inas

i P

em

uta

khir

an

Dat

a

Co

py

SKTP

Sosi

alis

asi K

e Sa

tuan

Pe

mu

takh

iran

D

ata

Sosi

alis

asi K

e K

ab/K

ota

Page 28: Jukni TPP 2013 Melalui DIPA

20

B. Mekanisme Penyaluran Tunjangan Profesi

1. Umum

a. Pusat Pengembangan Profesi Pendidik, Badan

PSDMP dan PMP menyerahkan data kelulusan

dan NRG tahun 2012 ke Direktorat P2TK terkait

paling lambat akhir Desember 2012.

b. Direktorat P2TK terkait menerbitkan SKTP 1 (satu)

kali dalam satu tahun bagi calon penerima

tunjangan profesi yang memenuhi syarat.

c. Apabila ada perubahan data individu penerima

tunjangan profesi, maka akan diterbitkan SKTP

baru pada tahun berikutnya dengan disertai bukti

perubahan data dari dinas pendidikan

provinsi/kabupaten/kota.

d. Apabila terjadi kesalahan data penerima

tunjangan, Direktorat P2TK terkait dapat

melakukan penyesuaia perubahan data individu

penerima tunjangan profesi.

e. Dinas pendidikan provinsi melakukan koordinasi

dengan dinas pendidikan kabupaten/kota untuk

melakukan verifikasi data penerima tunjangan

profesi yang dilakukan 2 (dua) kali yaitu bulan

Februari dan agustus 2013.

Page 29: Jukni TPP 2013 Melalui DIPA

21

f. Berdasarkan SKTP, Direktorat P2TK menyiapkan

berkas SPP dan SPM untuk diajukan ke Kantor

Perbendaharaan Kas Negara (KPPN).

g. KPPN menelaah dan menerbitkan surat perintah

pencairan dana (SP2D). Selanjutkan SP2D

tersebut dikrimkan ke direktorat sebagai Bukti

Penyaluran dana.

h. KPPN melalui Bank Operasionalnya mentransfer

dana tunjangan profesi kepada rekening masing-

masing penerima tunjangan sesuai dengan yang

tertera dalam lampiran pengajuan pembayaran.

i. Apabila terjadi kesalahan data yang menyebabkan

terjadinya retur, maka akan diselesaikan sesuai

peraturan perundang-undangan.

j. Tunjangan profesi disalurkan kepada rekening

penerima per-tri wulan.

k. Pelaksanaan Pembayaran Tunjangan dan

Perencanaan Anggaran memperhatikan hal-hal

berikut :

1) Apabila terjadi kekurangan dana yang

dialokasikan dengan realisasinya, maka akan

diperhitungkan pada tahun anggaran

berikutnya sesuai dengan ketentuan

peraturan perundangan, dan apabila terjadi

kelebihan dana akan dikembalikan ke Kas

Negara.

Page 30: Jukni TPP 2013 Melalui DIPA

22

2) Tunjangan profesi bagi guru PNS di bawah

binaan provinsi dan guru bukan PNS serta

pengawas satuan pendidikan dibayarkan

melalui DIPA Direktorat P2TK terkait sesuai

terbitnya SK tunjangan profesi pada tahun

anggaran berjalan.

3) Apabila terjadi perubahan tempat tugas atau

status kepegawaian guru antarsatuan

pendidikan, antarjenis pendidikan dalam satu

provinsi atau antarprovinsi, dan

antarkementerian, baik atas kepentingan

kedinasan atau pemekaran wilayah, maka

tunjangan profesi bagi guru PNS di bawah

binaan provinsi dan guru bukan PNS serta

pengawas satuan pendidikan tetap dibayarkan

oleh Direktorat P2TK terkait apabila penerima

tunjangan profesi yang bersangkutan masih

memenuhi persyaratan dan statusnya akan

disesuaikan pada SK tunjangan profesi tahun

berikutnya.

4) Apabila terjadi mutasi guru PNS di bawah

binaan provinsi dan guru bukan PNS serta

pengawas satuan pendidikan menjadi pejabat

struktural, fungsional lainnya, meninggal

dunia atau karena pensiun dini, maka

pembayaran tunjangan profesinya harus

dihentikan bulan berikutnya, kecuali mutasi

Page 31: Jukni TPP 2013 Melalui DIPA

23

guru PNS binaan provinsi menjadi pengawas

satuan pendidikan.

5) Apabila terjadi perubahan status guru bukan

PNS menjadi CPNS, maka tunjangan

profesinya dihentikan sejak tanggal SPMT

(Surat Pernyataan Melaksanakan Tugas) pada

satuan pendidikan yang dituju. Guru dimaksud

dapat diusulkan menerima tunjangan profesi

apabila telah menjadi PNS dan memenuhi

persyaratan untuk menerima tunjangan

profesi.

6) Jika guru mengambil cuti (sakit, bersalin,

alasan penting, tugas belajar, cuti di luar

tanggungan negara) selama lebih dari atau

sama dengan 3 hari dalam satu minggu maka

tidak berhak memperoleh tunjangan profesi

karena tidak dapat memenuhi beban

mengajar minimal 24 jam tatap muka per

minggu.

7) Jika guru mengambil ijin belajar, tunjangan

profesi yang bersangkutan tetap dibayarkan

selama yang bersangkutan memenuhi beban

mengajar minimal 24 jam per minggu. Ijin

belajar yang dimaksud adalah mengikuti

sekolah formal untuk melanjutkan ke jenjang

yang lebih tinggi dengan biaya sendiri dan

Page 32: Jukni TPP 2013 Melalui DIPA

24

dilakukan dengan tidak mengganggu tugas

mengajarnya.

8) Cuti studi untuk pengembangan

profesionalitas (penelitian, penulisan buku,

praktik kerja di dunia industri atau usaha yang

relevan dengan tugasnya, pelatihan yang

relevan dengan tugasnya, pengabdian kepada

masyarakat dan atau magang pada satuan

pendidikan lain atas inisiatif sendiri) tetap

memperoleh tunjangan profesi, jika dapat

memenuhi beban mengajar minimal 24 jam

tatap muka per minggu.

9) Selama liburan berdasarkan kalender

akademik, guru tetap memperoleh tunjangan.

l. Monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan

pembayaran tunjangan profesi dilakukan pada

periode antara bulan Mei sampai Desember tahun

berjalan dengan berkoordinasi dengan

stakeholder terkait.

Page 33: Jukni TPP 2013 Melalui DIPA

25

2. Dapodik

a. Direktorat P2TK terkait memverifikasi kelayakan

calon penerima tunjangan profesi lulusan tahun

2007 sampai dengan 2011 maupun lulusan tahun

2012 (beban mengajar 24 jam, rasio siswa guru,

masa kerja, golongan, dan gaji pokok) sebelum

SKTP diterbitkan secara digital sesuai dengan

gambar 1 di atas.

b. Sebelum penerbitan SKTP, guru dapat melihat

kelengkapan data dan/atau persyaratan untuk

menerima tunjangan profesi pada situs

www.kemdikbud.go.id dan akan dikirim melalui

email, untuk melengkapi jika ada persyaratan

yang kurang melalui sistem dapodik di sekolah

masing-masing.

c. Bagi guru yang SKnya belum terbit karena

datanya belum memenuhi persyaratan pada

penerbitan SK sebelumnya, akan diterbitkan jika

guru tersebut memenuhi syarat berdasarkan hasil

pengecekan Dapodik yang datanya sudah

diperbaiki oleh guru yang bersangkutan melalui

operator sekolah. SK tersebut mencakup seluruh

hak guru jika guru tersebut memenuhi

persyaratan menerima tunjangan profesi.

Page 34: Jukni TPP 2013 Melalui DIPA

26

3. Manual

a. Bagi guru penerima tunjangan profesi dengan

manual, maka mekanisme penerbitan SKTP sama

dengan tahun sebelumnya, yaitu Direktorat P2TK

menyampaikan data calon penerima di awal

tahun untuk selanjutnya diverifikasi oleh dinas

pendidikan provinsi dan kabupaten/kota.

b. Direktorat P2TK terkait meminta dinas pendidikan

provinsi memverifikasi kelayakan calon penerima

tunjangan profesi lulusan tahun 2007 sampai

dengan 2011 maupun lulusan tahun 2012 (beban

mengajar 24 jam, rasio siswa guru, masa kerja,

golongan, dan gaji pokok) sebelum SKTP

diterbitkan secara manual sesuai dengan gambar

2 di atas.

c. Bagi guru yang menambah pemenuhan jam

mengajar di Madrasah/SMA/SMK harus sesuai

dengan ketentuan perundangan dan wajib

melampirkan surat keterangan penugasan

disertai jadwal mengajar mingguan dari kepala

satuan pendidikan yang disahkan oleh kantor

kementerian agama provinsi/provinsi bagi yang

mengajar di madrasah atau dinas pendidikan

provinsi bagi yang mengajar di SMA/SMK. Surat

keterangan dan jadwal mengajar tersebut dikirim

ke Direktorat P2TK terkait.

Page 35: Jukni TPP 2013 Melalui DIPA

27

C. Jadwal Pelaksanaan Program

Berikut adalah jadwal pelaksanaan program tunjangan

profesi tahun 2013 :

No Kegiatan

2012 2013

9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1

Sosialisasi Petunjuk

Teknis pelaksanaan

pembayaran

tunjangan profesi.

2

Penerimaan daftar

guru yang lulus

sertifikasi dari Badan

Pengembangan SDMP

dan PMP

3

Verifikasi data secara

manual penerima

tunjangan dari dinas

pendidikan

kabupaten/kota dan

provinsi DKI Jakarta

4

Kemdikbud

menerbitkan SK

Penerima Tunjangan

Profesi

Page 36: Jukni TPP 2013 Melalui DIPA

28

No Kegiatan

2012 2013

9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

5

Penyaluran tunjangan

profesi ke rekening

penerima tunjangan.

6

Pelaporan rekapitulasi

data guru penerima

tunjangan profesi

7 Rekonsiliasi tunjangan

profesi

8

Monev Pelaksanaan

Pembayaran

Tunjangan

Page 37: Jukni TPP 2013 Melalui DIPA

29

BAB IV

PEMBATALAN DAN PENGHENTIAN

A. Pembatalan Pembayaran

Tunjangan profesi bagi guru dibatalkan pembayarannya

apabila:

1. Memperoleh sertifikat pendidik secara melawan

hukum;

2. Menerima lebih dari satu tunjangan profesi;

3. Surat Keputusan Tunjangan Profesi dibatalkan oleh

pejabat yang berwenang.

Guru wajib mengembalikan tunjangan profesi yang

dibatalkan dan kelebihan penerimaan tunjangan profesi

guru kepada kas negara.

B. Penghentian Pembayaran

Pemberian tunjangan profesi dihentikan apabila guru

penerima tunjangan profesi memenuhi satu atau

beberapa keadaan sebagai berikut:

1. Meninggal dunia;

2. Mencapai batas usia pensiun;

3. Tidak bertugas lagi sebagai guru atau pengawas pada

satuan pendidikan;

Page 38: Jukni TPP 2013 Melalui DIPA

30

4. Sedang mengikuti tugas belajar lebih dari 6 (enam)

bulan;

5. Tidak memenuhi beban kerja 24 jam tatap muka;

6. Tidak mengampu mata pelajaran yang sesuai dengan

sertifikat pendidik yang diperuntukannya kecuali bagi

guru yang dimutasi akibat implementasi SKB Lima

Menteri tentang penataan dan pemerataan guru

PNS;

7. Memiliki jabatan rangkap, sesuai dengan peraturan

perundang-undangan;

8. Mutasi menjadi pejabat struktural atau fungsional

lainnya;

9. Pensiun dini; atau

10. Dengan alasan lain sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan.

Kondisi tersebut di atas dibuktikan dengan surat resmi

atau surat keterangan dari pihak yang berwenang.

Penjelasan lebih lanjut mengacu kepada Pedoman Status

Pengangkatan, hak dan kewajiban guru bersertifikat

pendidik yang diterbitkan di masing – masing Direktorat

terkait.

Page 39: Jukni TPP 2013 Melalui DIPA

31

C. Perubahan Data Individu Penerima Tunjangan

Perubahan data individu akan diketahui melalui data

pokok pendidikan. Jika ada perubahan data individu dan

guru tidak memperbaharui data tersebut, maka Dinas

pendidikan provinsi wajib melaporkan perubahan data

penerima tunjangan profesi setiap bulan. Jika ditemukan

perubahan data individu guru yang berakibat pada

perubahan nilai gaji pokok (bertambah atau berkurang),

maka dinas pendidikan provinsi melaporkan perubahan

data guru tersebut ke Direktorat Jenderal terkait pada

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan up Direktorat

P2TK terkait selambat-lambatnya bulan Juli tahun

berjalan.

Page 40: Jukni TPP 2013 Melalui DIPA

32

BAB V

PENGENDALIAN PROGRAM

A. Pengendalian

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui

Direktorat P2TK terkait berkoordinasi dengan Direktorat

Jenderal Perimbangan Keuangan Kementerian Keuangan

melakukan pengendalian pelaksanaan pembayaran

tunjangan profesi mencakup semua upaya yang

dilakukan dalam rangka menjamin pelaksanaan

pembayaran tunjangan profesi agar dapat berjalan

sebagaimana mestinya, tepat sasaran dan tepat waktu,

tepat jumlah besaran, dan sesuai dengan peraturan

perundang-undangan.

Kegiatan pengendalian penyaluran tunjangan profesi ini

dilakukan melalui:

1. Pelaksanaan bimbingan teknis program penyaluran

tunjangan profesi oleh pusat kepada dinas

pendidikan provinsi/kabupaten/kota.

2. Pemantauan dan evaluasi (Monitoring dan Evaluasi)

dilakukan oleh instansi terkait sampai ke penerima

tunjangan profesi.

3. Penyelesaian masalah secara terus-menerus

dilakukan atas permasalahan yang terjadi dalam

proses pelaksanaan pembayaran tunjangan profesi.

Page 41: Jukni TPP 2013 Melalui DIPA

33

4. Rekonsiliasi data penerima tunjangan profesi dengan

instansi terkait.

Dengan melakukan pengendalian, akan diperoleh data

guru penerima tunjangan profesi yang valid dan

pelaksanaan penyaluran tunjangan profesi sesuai

peraturan perundang-undangan.

B. Pengawasan

Untuk mewujudkan penyaluran tunjangan profesi yang

transparan dan akuntabel, diperlukan pengawasan oleh

aparat fungsional internal dan eksternal sesuai dengan

peraturan perundang-undangan.

C. Pelaporan dan Rekonsiliasi

1. Dinas pendidikan provinsi wajib menyampaikan

laporan setiap bulan kepada Kementerian Pendidikan

dan Kebudayaan yang ditujukan kepada:

a. Direktorat Pembinaan Pendidik dan Tenaga

Kependidikan Pendidikan Dasar, Ditjen Dikdas

Kompleks Kemdikbud Gedung C Lt. 18, Jalan

Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta Pusat 10270.

Telp/Fax. (021) 57853580

Email : [email protected]

Website : http://p2tkdikdas.kemdiknas.go.id

b. Direktorat Pembinaan Pendidik dan Tenaga

Kependidikan

Page 42: Jukni TPP 2013 Melalui DIPA

34

Pendidikan Menengah, Ditjen Dikmen

Kompleks Kemdikbud Gedung D Lt. 12, Jalan

Jenderal Sudirman, Pintu Satu Senayan, Jakarta

Pusat 10270. Telp/Fax. (021) 57974108, 57974113

Email : [email protected] atau

[email protected]

Website : http://p2tkdikmen.kemdiknas.go.id

2. Dinas pendidikan provinsi/kabupaten/kota dapat

menyampaikan laporan terkait tunjangan profesi

untuk guru TK kepada Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan melalui :

Direktorat Pembinaan Pendidik dan Tenaga

Kependidikan PAUD-NI, Ditjen PAUD-NI

Kompleks Kemdikbud Gedung C Lt. 13, Jalan

Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta Pusat 10270.

Telp. (021) 57974115 Fax. (021)

57974115/57946130

Email : [email protected] atau

: [email protected]

Website : http://pptkpaudni.kemdiknas.co.id

Page 43: Jukni TPP 2013 Melalui DIPA

35

D. Sanksi

Berdasarkan hasil pemantauan dan laporan dari pihak

terkait dan telah dilakukan verifikasi, ternyata ditemukan

adanya ketidaksesuaian antara data penerima tunjangan

profesi dengan data yang disampaikan untuk keperluan

persyaratan pembayaran maka penerima tunjangan

profesi akan diberikan sanksi sesuai dengan peraturan

perundang-undangan.

Page 44: Jukni TPP 2013 Melalui DIPA

BAB VI

PENUTUP

Petunjuk teknis ini merupakan acuan dalam pelaksanaan

penyaluran tunjangan profesi. Pelaksanaan program tunjangan

profesi dapat berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan karena

adanya komunikasi antara pemerintah pusat, provinsi, maupun

tingkat kabupaten/kota. Sehingga diharapkan tunjangan profesi

mampu memberikan dampak positif pada proses pembelajaran

yang lebih baik dan bermutu, serta mendorong perbaikan kinerja

guru dalam meningkatkan mutu pendidikan.

Page 45: Jukni TPP 2013 Melalui DIPA

DA

FTA

R P

ENER

IMA

TU

NJA

NG

AN

PR

OFE

SI T

AH

UN

201

3

JEN

JAN

G

: TK

/SD

/SM

P/S

LB/S

MA

/SM

K/P

ENG

AW

AS*

KA

BU

PA

TEN

:

PR

OV

INSI

:

TRI W

ULA

N:

No

PES

ERTA

NU

PTK

NR

GN

AM

AN

IPTE

MP

AT

TUG

AS

GO

LG

AJI

PO

KO

K

NO

SK

TUN

JAN

GA

N

PR

OFE

SI

NA

MA

BA

NK

CA

BA

NG

NA

MA

DI R

EKEN

ING

NO

REK

ENIN

GN

PW

P

Ke

t :

*) S

eti

ap je

nja

ng

dib

uat

dal

am d

afta

r te

rpis

ah

....

....

....

....

...,

....

....

....

....

....

....

....

.. 2

013

Me

nge

tah

ui

a.n

Ke

pal

a D

inas

Pe

nd

idik

an P

rovi

nsi

/Kab

up

ate

n/K

ota

Kab

id ..

....

....

....

....

....

.

(...

....

....

....

....

....

....

....

)

NIP

. ...

....

....

....

....

....

..

NO

Lam

pir

an 1

Page 46: Jukni TPP 2013 Melalui DIPA

Lampiran 2