je fix blok 9

download je fix blok 9

of 13

description

blok 9

Transcript of je fix blok 9

Struktur dan Mekanisme Pencernaan pada ManusiaMahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida WacanaJln. Arjuna Utara No. 6 Jakarta 11510. Telephone : (021) 5694-2061, fax : (021) 563-1731

Pendahuluan Sistem pencernaan merupakan sistem yang amat erat kaitannya dengan kehidupan kita sehari-hari. Hidup manusia tidak pernah terlepas dari makan dan minum yang merupakan cara tubuh kita untuk mencapai homeostasis sekaligus untuk penyerapan energi yang digunakan untuk motilitas dan berbagai aktivitas pada tingkat selular lainnya.Saluran cerna merupakan saluran yang sangat sensitif dan terdiri atas banyak organ yang memungkinkan terjadinya masalah dengan tingkatan yang lebih bervariasi dan kompleks. Oleh karena itu penting bagi seorang calon dokter untuk memahami tentang saluran cerna secara baik dan mendalam, terutama fungsi normalnya sehingga lebih mudah untuk mendiagnosa kelainan yang mungkin terjadi akibat dari abnormalnya fungsi tersebut.Pada makalah kali ini, saya akan membahas tentang organ pencernaan yaitu hepar, pankreas, dan hati berdasarkan struktur makroskopis dan mikroskopisnya. Selain itu juga akan dibahas mengenai mekanisme kerja sistem pencernaan dan enzim-enzim pencernaan.Usus halusKeseluruhan usus halus adalah tuba terlilit yang merentang dari sfingter pilorus sampai ke katup ileosekal, tempat menyatu dengan usus besar. Diameter usus halus kurang lebih 2,5 cm dan panjangnya 3 sampai 5 meter saat bekerja. 3DuodenumDuodenum merupakan saluran berbentuk huruf c dengan panjang sekitar 25 cm. Merupakan organ penghubung gaster dan jejunum. Duodenum merupakan organ penting karena duktus choledochus dan duktus pancreaticus, keduanya bermuara di dinding posterior duodenum beberapa sentimeter di bawah mulut pilorus. 3Setengah bagian atas duodenum diperdarahi oleh arteria pancreaticoduodenalis superior cabang arteria gastroduodenalis. Setengah bagian bawah diperdarahi oleh arteria pancreaticoduodenalis inferior, cabang arteria mesenterica superior. Vena pancreaticodudenalis superior bermuara ke vena portae hepatik sedangkan yang inferior bermuara ke vena mesenterica superior. Pembuluh limfe mengikuti arteria dan bermuara ke atas melalui noduli pancreaticoduodenales ke noduli gastroduodenales dan kemudian ke noduli coeliaci dan ke bawah melalui noduli pancreaticoduodenales ke nodi mesenterici superiores di sekitar pangkal arteria mesenterica superior. 3 Dinding duodenum terdiri atas empat lapisan yaitu mukosa dengan epitel pelapisnya, lamina propria, dan mukosa muskularis, jaringan ikat submukosa di bawah nya dengan kelenjar duodenal Brunner, lapisan otot polos muskularis eksterna, dan serosa. Usus halus ditandai banyak tonjolan yang disebut vili dan epitel selapis silindris dengan mikrovili, sel-sel goblet yang terpulas pucat, dan kelenjar intestinal tubular pendek (kripti Lieberkuhn). 3,4Ciri khas bagian duodenum adalah adanya kelenjar duodenal Brunner yang bercabang di dalam submukosa. Dukstus ekskretorius kelenjar ini menembus mukosa muskularis dan mencurahkan sekretnya ke dalam lumen duodenum. Fungsi utama kelenjar ini adalah melindungi mukosa duodenum terhadap isi gaster yang sangat korosif dengan menghasilkan mukus dan ion-ion bikarbonat yang alkalis, menetralkan kimus asam. Kelenjar duodenal juga menghasilkan hormon polipeptida disebut urogastron, berfungsi menghambat sekresi HCl oleh sel parietal gaster. 4Jejunum dan IleumJejunum dan ileum panjangnya sekitar 6 meter, dua per lima bagian atas merupakan jejunum. Jejunum dimulai pada junctura duodenojejunalis dan ileum berakhir pada junctura ileocaecalis. Pada orang hidup, jejunum dapat dibedakan dengan ileum berdasarkan gambaran berikut. 1. Lengkung-lengkung jejunum terletak pada bagian atas cavitas peritonealis di bawah sisi kiri mesocolon transversum. Ileum terletak pada bagian bawah cavitas peritonealis dan di dalam pelvis.2. Jejunum lebih lebar, berdinding lebih tebal, dan lebih merah dibandingkan ileum. Dinding jejunum terasa lebih tebal karena lipatan yang lebih permanen pada tunika mukosa, plika sirkularis lebih besar, lebih banyak dan tersusun lebih rapat pada jejunum.3. Mesenterium jejunum melekat pada dinding posterior abdomen di atas dan kiri aorta sedangkan mesenterium ileum melekat di bawah dan kanan aorta.4. Pembuluh darah mesenterium jejunum hanya membentuk satu atau dua arcade dengan cabang-cabang panjang dan jarang yang berjalan ke dinding intestinum tenue, ileum menerima banyak pembuluh darah pendek yang berasal dari tiga atau empat atau lebih arcade.5. Pada ujung mesenterium jejunum, lemak disimpan dekan radix dan jarang ditemukan di dekan dinding jejunum. Pada ujung mesenterium ileum, lemak disimpan di sluruh bagian sehingga ditemukan mulai dari radix sampai dinding ileum.6. Kelompok jaringan limfoid terdapat pada tunika mukosa ileum bagian bawh sepanjang pinggir antimesenterica. Pada orang hidup, lempeng Peyeri dapat dilihat dari luar pada dinding ileum.

GasterGaster adalah kelanjutan dari esofagus, berbentuk seperti kantung. Gasterdapat menampung makanan 1 liter hingga mencapai 2 liter. Dinding gaster disusunoleh otot-otot polos yang berfungsi menggerus makanan secara mekanik melaluikontraksi otot-otot tersebut. Ada 3 jenis otot polos yang menyusun gaster, yaitu ototmemanjang, otot melingkar, dan otot menyerong. Gaster terletak di bagian atasabdomen, terbentang dari permukaan bawah arcus costalis sinistra sampai regioepigastrica dan umbilicalis. Sebagian besar gaster terletak di bawah costae bagianbawah.SecarakasargasterberbentukhurufJdanmempunyaidualubang,ostiumcardiacum dan ostium pyloricum; dua curvatura, curvatura major dan curvatura minor;dan dua dinding, paries anterior dan paries posterior. Gaster relatif terfiksasi padakedua ujungnya, tetapi di antara ujung-ujung tersebut gaster sangat mudah bergerak.Gaster cenderung terletak tinggi dan tranversumpada orang pendek dan gemuk (gastersteer-horn) dan memanjang vertikal pada orang yang tinggi dan kurus (gasterberbentukhurufJ).Bentukgastersangatbedapadaorangyangsamadantergantung pada isi, posisi tubuh, dan fase pernapasan.Sedangkan untuk perdarahan gaster, arteri berasal dari cabang truncuscoeliacus.Arteria gastrica sinistra berasal dari truncus coeliacus. Arteria gastricadextra bersal dari arteria hepatica communis. Arteria gastricae breves bersal dariarteriaa lienalis. Arteria gastroomentalis sinistra berasal dari arteria splenica. Arteriagastroomentalis dextra berasal dari arteria gastroduodenalis.Vena mengalirkan dari kedalam sirkulasi portal. Vena gastrica sinistra dan dextra bermuara langsungkevenaportaehepatis.Venagastricabrevesdanvenagastroomentalissinistrabermuarakedalam vena lienalis. Vena gastroomentalis dextra bermuara ke dalam vena mesentericasuperior. Persarafan termasuk serabut-serabut simpatis yang berasal dari plexuscoeliacus dan serabut-serabut parasimpatis dari nervus vagus dextra dan sinistra.3Untuk struktur mikroskopisnya gaster terdiri atas empat lapisan:a.Lapisan peritoneal luar yang merupakan lapisan serosa.b.Lapisan berotot yang terdiri atas tiga lapis, (a) serabut longitudinal, yang tidakdalam dan bersambung dengan otot usofagus, (b) serabut sirkuler yang paling tebal dan terletak di pilorus serta membentuk otot sfinkter; dan beradadibawahlapisanpertama,dan(c)serabutoblikyangterutamadijumpaipadafundus lambung dan berjalan dari orifisium kardiak, kemudian membelok kebawah melalui kurvatura minor (lengkung kecil).c.Lapisan submukosa yang terdiri atas jaringan areolar berisi pembuluh darahdan saluran limfe.d.Lapisan mukosa yang terletak di sebelah dalam, tebal, dan terdiri atas banyakkerutan atau rugue, yang hilang bila organ itu mengembang karena berisi

Usus HalusHistologi duodenum bagian bawah, jejunum, dan ileum serupa dengan duodenum bagian atas. Perkecualiannya adalah tidak ada kelenjar duodenal Brunner yang hanya terbatas pada bagian atas duodenum. Di bagian akhir ileum, terdapat kumpulan limfonoduli (plak Peyeri) dengan interval tertentu. Baik mukosa maupun submukosa ikut membentuk plika sirkularis. Di dekat otot polos mukosa muskularis terlihat beberapa kelenjar intestinal. Tampak sel goblet yang khas dan sel dengan mikrovili dalam kelenjar. Sel enteroendokrin tersebar di antara sel kelenjar intestinal, sel kelenjar mitotik, sel goblet, dan sel Paneth. 41. Sel enteroendokrin, menghasilkan banyak hormon pengatur usus seperti grastic inhibitory peptide, sekretin, dan kolesitokinin.hormon intestinal ini mengendalikan pembebasan getah-getah lambung dan pankreas, motilitas intestinal, dan kontaksi kandung empedu.2. Sel Paneth, menghasilkan lisozim yaitu sebuah enzim antibakteri yang berfungsi mencerna dinding sel bakteri tertentu dan mengendalikan flora mikroba usus halus.3. Sel goblet pada epitel permukaan menghasilkan mukus yang melumasi, membungkus, dan melindungi permukaan usus terhadap kerja korosif zat-zat kimia dan enzim pencernaan.Usus halus mengakhiri proses pencernaan makanan yang dimulai di mulut dan di lambung. Proses ini diselesaikan oleh enzim usus dan enzim pankreas serta dibantu oleh empedu dalam hati. Usus halus secara selektif mengabsorpsi produk digesti. 5Mekanisme PencernaanSistem pencernaan (mulai dari mulut sampai anus) berfungsi sebagai berikut:5 menerima makanan memecah makanan menjadi zat-zat gizi (suatu proses yang disebut pencernaan) menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran darah membuang bagian makanan yang tidak dapat dicerna dari tubuh.Sistem pencernaan melaksankan empat proses pencernaan dasar :1. Motilitas.Motilitas mengacu pada kontraksi otot yang mencampur dan mendorong isi saluran pencernaan. Seperti otot polos vaskuler, otot polos di dinding saluran pencernaan terus-menerus berkontraksi dengan kekuatan rendah yang dikenal dengan tonus. Tonus penting untuk mempertahankan agar tekanan pada isi saluran pencernaan tetap serta untuk mencegah dinding saluran pencernaan melebar secara permanen setelah mengalami distensi(peregangan).5Pergerakan suatu bahan melintasi saluran pencernaan sebagian besar terjadi akibat kontraksi otot polos di dalam dinding organ-organ pencernaan, dengan pengecualian bahwa motilitas dikedua ujung salurab mulut sampai bagian awal esophagus dan sfingter anus eksternus di akhir melibatkan akh=tivitas otot rangka dan bukan otot polos. Dengan demikian, tindakan mengunyah, menelan, dan defekasi emmiliki komponrn volunnter karena otot-otot rangka berada dibawah control kesadaran, sedangkan motilitas yang dilakukan oleh otot polos dibagian saluran pencernaan lainnya dikontrol oleh mekanisme involunter yang kompleks. 5Di dalam mulut sampai organ faring dan esophagus, motilitas yang terjadi adalah mengunyah dan menelan. a. Mengunyah.Langkah pertama dalam proses pencernaan adalah mastikasi, atau mengunyah, motilitas mulut yang melibatkan pemotongan, perobekan, penggilingan, dan pencampuran makanan yang masuk oleh gigi. Gigi tertanam kuat didalam dan menonjol keluar dari tulang rahang. Gigi ats dan gigi bawah biasanya tepat (pas) satu sama lain pada saat kedua rahang dikatupkan oklusi tersebut memungkinkan makanan digiling dan dihancurkan dikontak yang semestinya satu sama lain, tugas memotong dan menggiling tidak dapat dilaksanakan dengan sempurna. Maloklusi seperti itu terjadi akibat kelainan posisi gigi dan sering disebabkan oleh terlalu banyaknya gigi ditempat rahang atau oleh ketidakcocokan pertemuan kedua rahang. Tujuan mengunyah adalah menggiling dan memecah makanan menjadi potongan-potongan yang lebih kecil untuk mempermudah proses menelan, untuk mencampur makanan dengan air liur, untuk merangsang papil pengecap, menimbulkan sensasi rasa yang menyenangkan, memicu sekresi saliva, lambung, pancreas, empedu sebagai persiapan kedatangan makanan. b. MenelanMenelan adalah reflex all or none yang terprogram secara sekuensial. Motilitas berkaitan dengan faring dan esophagus adalah menelan dan deglutition. Menelan dimulai ketika suatu bolus atau bola makanan secara sengaja didorong oleh lidah ke bagian belakang mulut menuju faring. Tekanan bolus difsaring merangsang reseptor tekanan difaring yang kemudian mengirim impuls aferen ke pusat menelan di medula.Pusat menelan kemudian secara refleks mengaktifkan sereangkaian otot yang terlibat dalam proses menelan. Menelan adalah suatu contoh refleks all or none yang terprogram secara sekeuensial dengan berbagai respon dipicu dalam suatu ranglkain waktu spesifik; jadi sejumlah aktifitas yang sangat terkoordinansi dipicu dalam pola teratur selama periode waktu tertentu untuk melaksankan tindakan menelan. Selama tahap orofaring menelan, makanan diarahkan kedalam esophagus dan dicegah agar tidak masuk ke saluran yang sama.2. Sekresi Sejumlah getah pencernaan disekresikan kedalam lume saluran pencernaan oleh kelenjar-kelenjar eksokrin yang terletak disepanjang rute, masing-masing dengan produk sekretorik spesifiknya sendiri. Setiap sekresi pencernaan terdiri dari air, elektrolit, dan konstituen organic spesifik yang penting dalam proses pencernaan, seperti enzim, garam empedu dan mucus. Sel-sel sekretorik mengekstraksi dari plasma sejumlah besar air dan bahan-bahan mentah yang penting untuk menghasilkan produk sekretorik mereka. Sekresi semua getah penceraan memerlukan energy, baik untuk transportasi aktif sebagian bagian mentah kedalam sel (sebagian berdifusi secara pasif) maupun untuk sintesis prpoduk sekretorik oleh retikulus endoplasma. 53. Pencernaan.Pencernaan mengacu pada proses penguraian makanan dari yang strukturnya kompleks diubah menjadi satuan-satuan lebih kecil yang bisa diserap oleh enzim-enzim yang diproduksi dalam sistem pencernaan. Manusia mengkonsumsi tiga kategori biokimiawi makanan kaya-energi : karbohidrta, protein dan lemak.5a. Karbohidrat.Bentuk karbohidrat paling sederhana adalah gula sederhana atau monosakarida (molekul satu gula), misalnya glukosa, fruktosa dan galaktosa, yang dalam keadaan normal jumlahnya sangat sedikit dalam makanan. Sebagian besar karbohidrat yang dimakan adalah dalam bentuk polisakarida (molekul banyak gula), yang terdiri dari rantai-rantai molekul glukosa yang ing berhubungan. Polisakarida yang paling banyak dikonsumsi adalah tepung kanji (starch) yang berasal dari makanan nabati. Selain itu, daging mengandung glikogen, bentuk simpanan glukosa didalam otot. Selulosa, polisakarida makanan lain yang ditemukan pada dinding tumbuhan, tidka dapatg dicerna menjadi konstituen-konstituen monosakaridanya oleh getah pencernaan yang disekresi oleh manusia; dengan demikian, bahan ini membentuk serat yang tidak tercerna atau bulk dalam makanan kita.5b. Protein.Terdiri dari kombinasi asam amino yang disatukan oleh ikatan peptide. Melalui proses pencernaan, protein diuraikan terutama menjado konstiituen mereka, yaitu asam amino serta beberpa polipeptida kecil, d\keudanya merupakan satuan protein yang diserap.5c. Lemak.Pencernaan lemak terjadi di usus halus. Pada saat kimus memasuki usus halus, maka kolesistokinin akan aktif sehingga akan merangsang sekresi enzim lipase pada pankreas. Seperti halnya amilase, lipase juga disekresikan dalam bentuk yang aktif karena tidak ada resiko bagi sel pembuatnya. Trigliserida bukanlah merupakan komponen struktural dari sel pankreas. Enzim lipase pankreas dapat menghidrolisis trigliserida menjadi asam lemak bebas dan monogliserida.5Namun ada permasalahan yang muncul pada proses pencernaan ini, yaitu molekul lemak biasanya beragregasi dalam bentuk droplet yang besar, sehingga mempersulit kerja lipase karena ia hanya dapat aktif pada bagian luar dari molekul tersebut. Oleh karena itu, ada zat yang bekerja membantu pencernaan lemak.5Zat tersebut ialah garam empedu. Garam empedu bersama lesitin, kolesterol dan bilirubin merupakan komponen organik yang dihasilkan empedu, yaitu suatu cairan alkalis kental yang diproduksi oleh hepar untuk kemudian disimpan di kantung empedu/vesica fellea. Kandungan empedu yang disekresikan dalam sehari rata-rata berkisar antara 250 1000 ml. Empedu hanya akan disekresikan pada saat ada makanan yang harus dicerna. Oleh karena itu harus ada struktur yang mengaturjumlah empedu yang dikeluarkan dari duktus biliaris menuju ke duodenum. Struktur tersebut bernama sphingter Oddi. Bila sphingter terbuka maka akan masuk sejumlah empedu ke duodenum.5Garam empedu yang terdapat didalamnya akan digunakan untuk membantu proses pencernaan lemak. Namun garam empedu yang diproduksi hanya sedikit sehingga harus kembali ke hati untuk didaur ulang sehingga dapat digunakan lagi. Garam empedu akan diserap untuk dibawa ke hati pada ujung illeum. Proses daur ulang antara usus halus dan hati ini dinamakan sirkulasi enterohepatik.5Garam empedu bekerja membantu proses cerna lemak dengan cara mengemulsi molekul lemak yang besar menjadi droplet-droplet kecil yang hanya berdiameter 1 mm. Cara ini akan menyebabkan peningkatan pada luas penampang globulus lemak, sehingga dapat mengoptimalkan kerja lipase.5Sebuah molekul garam empedu mengandung bagian larut lemak dan bagian larut air yang bermuatan negatif. Garam empedu akan mengelilingi molekul-molekul lemak sehingga bagian bermuatan negatif akan berada pada permukaan dari molekul lemak tersebut. Jika semua molekul lemak sudah berkontak dengan garam empedu, maka muatan negatif yang ada di permukaan masing-masing molekul akan menyebabkan gaya tolak-menolak yang membuat molekul lemak yang besar dapat mengalami emulsifikasi menjadi molekul-molekul kecil sehingga lipase bisa memulai proses pemecahan. Namun masalah yang timbul sekarang adalah lipase tidak dapat melakukan penetrasi lapisan yang mengandung garam empedu tersebut. Sehingga pankreas mensekresikan suatu enzim yaitu kolipase yang dapat membantu lipase melakukan penetrasi untuk mencapai inti molekul yang mengandung trigliserida. Setelah itu lipase akan menguraikan trigliserida menjadi monogliserida dan asam lemak bebas.5 Pada saat penyerapan, monogliserida dan trigliserida tidak dapat masuk ke dalam vili intestinal bila tidak dalam bentuk yang terlarut dalam air. Oleh karena itu, lesitin (yang memiliki komponen yang larut air dan larut lemak seperti halnya garam empedu) akan ikut beragresi dengan monogliserida dan garam empedu membentuk suatu molekul yang disebut sebagai misel.6 Bagian larut air dari lesitin akan mengelompok di permukaan misel sehingga menjadi misel dapat larut dalam air. Ketika misel sampai di lumen usus halus, maka akan terjadi difusi pasif monogliserida dan asam lemak bebas dari misel ke bagian lipid dari epitel sel membran usus halus. Setelah memasuki bagian dalam sel epitel, monogliserida dan asam lemak bebas akan mengalami agregasi untuk membentuk trigliserida lagi. Namun trigliserida ini dilindungi oleh lapisan lipoprotein. Trigliserida yang mengelompok dinamakan kilomikron dimana kilomikron akan masuk ke sistem pembuluh limfe di dinding usus yaitu lakteal pusat melalui jaringan intersisial di sekitarnya..54. Penyerapan Sebagian besar penyerapan terjadi di usus halus. Pada mulut tidak terdapat penyerapan makanan, hanya ada penyerapan obat-obatan, misalnya nitrogliserin. Melalui proses penyerapan (absorpsi), satuan-satuan kecil yang dapat diserap, dihasilkan dari proses pencernaan tersebut, bersama dengan air, vitamin dan elektrolit, dipindahkan dari saluran lumen pencernaan ke dalam darah atau limfe.5Mekanisme Sistem PencernaanSaluran gastrointestinal (GI) bertanggung jawab untuk memecah makanan menjadi berbagai bagian komponen sehingga dapat diabsorbsi oleh tubuh. Saluran gastrointestinal ini terdiri dari mulut, esophagus, lambung, usus halus, dan usus besar. Kelenjar saliva, hati, kandung empedu, dan pancreas merupakan organ yang berbeda dari saluran gastrointestinal, tetapi semuanya menyekresi cairan ke dalam saluran gastrointestinal dan membantu pencernaan dan absorpsi makanan.6Berbagai regio yang berbeda pada saluran gastrointestinal berkaitan dengan motilitas (transport), penyimpanan, pencernaan (digesti), absorpsi, dan eliminasi sisa pencernaan. Fungsi-fungsi saluran gastrointestinal ini dikontrol melalui mekanisme regulasi neuronal, hormonal, dan local. 6Sistem gastrointerstinal merupakan pintu gerbang untuk masuknya bahan makanan, vitamin, mineral dan cairan ke dalam tubuh. Protein, lemak, dan karbohidrat kompleks diuraikan menjadi unit-unit yang dapat diserap (dicernakan), terutama di dalam usus halus. Hasil-hasil pencernaan dan vitamin, mineral, dan air menembus mukosa dan masuk ke dalam limfe atau darah (penyerapan).6Pencernaan bahan-bahan makanan utama merupakan proses yang teratur yang melibatkan kerja sejumlah besar enzim-enzim pencernaan. Enzim-enzim kelenjar saliva dan kelencar lingualis mencerna karbohidrat dan lemak; dan enzim-enzim lambung mencerna protein dan lemak; dan enzim-enzim yang berasal dari bagian eksokrin pancreas mencerna karbohidrat, protein, lemak, DNA, dan RNA. Enzim-enzim lainnya yang melengkapi proses pencernaan ditemukan di dalam membrane luminal dan sitoplasma sel-sel dinding usus halus. Kerja berbagai enzim tersebut dibantu oleh enzim asam hidroklorida yang disekresikan lambung dan empedu yang disekresi hepar.6Sel-sel mukosa di usus halus dinamakan enterosit. Di usus halus sel tersebut mempunyai brush border yang terdiri atas sejumlah besar mikrovili yang menutupi permukaan apikalnya. Di dalam mikrovili ini terdapat banyak enzim. Di sisi bagian luminal terdapat lapisan yang kaya akan gula netral dan gula amino, yaitu glikokaliks. Membran sel-sel mukosa mengandung enzim-enzim glikoprotein yang menghidrolisis karbohidrat dan peptide, dan glikokaliks tersebut dibuat di bagian gugus karbohidrat glikoprotein yang meluas ke dalam lumen usus halus. Berdekatan dengan brush border dan glikokaliks terdapat suatu lapisan statis yang mirip dengan lapisan yang berbatasan dengan membrane biologic lainnya. Zat-zat terlarut harus berdifusi melalui lapisan ini untuk mencapai sel-sel mukosa. Lapisan mucus yang menutupi sel-sel juga merupakan penghalang yang bermakna bagi difusi. 7Enzim PencernaanPencernaan molekul organik besar seperi karbohidrat, protein dan lemak dibantu oleh enzim tertentu yang berfungsi mempercepat reaksi sehingga reaksi tidak memakan waktu terlalu lama. Bahan-bahan yang dapat diserap sebagai hasil pencernaan ini ialah asam amino, monosakarida, monoasilgliserol, gliserol dan asam lemak serta vitamin dan mineral.6Proses pencernaan secara umum terbagi atas proses pencernaan secara mekanis dan proses pencernaan kimiawi. Secara mekanis bolus dipecah menjadi bagian-bagian yang lebih kecil untuk mempermudah proses pencernaan kimia melalui enzim. Dilihat dari fungsinya enzim menjadi sangat penting dalam proses pencernaan kimia agar proses kimia tersebut berlangsung lebih cepat.6Pencernaan telah dimulai dari mulut. Di mulut terdapat saliva yang disekresikan oleh kelenjar parotis, submandibularis dan submaksilaris. Keluarnya saliva dapat terjadi karena adanya massa makanan di mulut maupun adanya rangsangan psikis, misalnya berupa bau makanan tertentu. Saliva terdiri dari 99,5% air dan 0,5% bahan padat seperti albumin dan globulin serta musin. Selain itu dapat dijumpai sejumlah ion organik seperti kalsium, kalium dan ion bikarbonat.2 Pada saliva terdapat suatu jenis enzim yaitu amilase saliva atau ptialin. Pada polisakarida, enzim ini bekerja dengan cara memutuskan ikatan glikosidik 1,4. Enzim ini akan menguraikan polisakarida menjadi disakarida maltosa. Ion tertentu dapat menjadi aktivator dari enzim ini, antara lain ion Cl-, Br-, NO3- dan SO42-. Enzim amilase saliva akan bekerja dengan optimal pada pH 6,8. Pada pH dibawah 4, enzim ini akan menjadi inaktif (misalnya dalam lambung). Selain faktor tingkat keasaman, faktor suhu, konsentrasi enzim dan konsentari substrat juga turut menentukan seberapa optimal enzim ini dapat berkerja. Selain mencernakan makanan, saliva juga berfungsi melindungi mukosa mulut serta melarutkan makanan kering dan padat serta melicinkan gumpalan makanan agar mudah ditelan.7Setelah polisakarida mengalami pemecahan menjadi disakarida di mulut, bolus akan melanjutkan perjalanan ke lambung melalui oesophagus. Bagitu tiba di lambung, kimus akan berhadapan dengan suasana yang asam. Hal ini disebabkan oleh karena adanya sekresi asam klorida dari sel parietal sebagai respon terhadap eksistensi kimus. Tingkat keasaman yang tinggi ini sebenarnya juga berfungsi pada denaturasi dari polipeptida yaitu dengan jalan menguraikan struktur tersier dengan memotong ikatan hidrogen didalamnya.2 Selain itu tingkat keasaman yang tinggi bersama lisozim dari saliva dapat menghancurkan sebagian besar mikroorganisme yang masuk ke gastro-intestinal track.7Selain sel parietal, terdapat pula sel chief dan sel leher mukus pada dinding mukosa lambung. Sel chief berfungsi untuk menghasilkan pepsinogen, suatu zymogen yang bila aktif akan memecah protein menjadi proteosa dan pepton. Pepsinogen ini menjadi aktif dengan bantuan asam klorida yang dihasilkan sel parietal tadi. Pepsin ini spesifik bekerja dengan memutuskan ikatan peptida pada asam amino aromatik ataupun asam amino dikarboksilat.7Renin merupakan suatu enzim yang hanya terdapat pada lambung bayi. Renin berfungsi menggumpalkan kasein yang ada pada susu sehingga tidak mengalir dengan cepat keluar dari lambung. Kasein susu yang berkontak dengan kalsium pada renin akan bereaksi membentuk kalsium parakaseinat yang bila berkontak dengan pepsin dapat pecah kembali.7Pada lambung juga ditemukan lipase. Lipase berfungsi untuk menghidrolisis tri-gliaserol rantai pendek dan rantai sedang. Namun fungsi lipolitiknya pada lambung tidak terjadi karena pH optimalnya 7,5 tidak sesuai dengan pH lambung.7Pencernaan pada pankreas dan usus dapat terjadi karena adanya sekresi hormon sekretin pada duodenum dan jejunum. Hormon sekretin ini disekresikan sebagai bentuk respon terhadap adanya HCl, lemak, protein, karbohidrat dan sebagian makanan yang telah dicerna dalam lambung.2 Hormon ini akan mengalir melalui darah portal menuju pankreas, empedu dan hepar dan merangsang sekresi pankreas. Jenis-jenis sekretin antara lain pankreozimin, hepatokrinin, kolesistokinin dan enterokrinin.7Getah pankreas dihasilkan sebagai respon terhadapa kerja sekretin. Getah pankreas umumnya kental seperti saliva, mangandung air, protein, ssedikit senyawa organik, berbagai macam ion anorganik dan memiliki pH yang sedikit alkalis (7,5 8). Enzim-enzim yang terdapat pada getah pankreas antara lain:7 Tripsin : disekresikan dalam bentuk yang tidak aktif yaitu tripsinogen. Tripsinogen diaktifkan dalam duodenum oleh enzim enterokinase menjadi tripsin.Protease yang bergabung dengan tripsin akan menjadi polipeptida. Pepton akan dihidrolisis pada bagian yang mengandung asam amino lisin/arganin. Tripsin juga dapat mengkoagulasi susu pada pH optimal 8. Kimotripsin : juga disekresikan dalam zymogen yaitu kimotripsinogen. Bentuk inaktif ini akan bereaksi dengan tripsin menjadi kemotripsin. Kimotripsin bisa mengkoagulasi susu dengan tingkat kekuatan yang lebih tinggi dibanding tripsin. Karboksipeptidase : merupakan enzim proteolitik yang mengandung Zink. Enzim ini mengkatalisis hidrolisa pada ikatan peptida di ujung molekul pada sisi karboksil bebas polipeptida. Amilase pankreas : bentuknya sama dengan amilase saliva. Bekerja dengan cara menghidrolisis pati menjadi maltosa dan optimal pada pH netral. Lipas pankreas : bekerja dengan cara menghidrolisis lemak menjadi asam lemak, gliserol, monogliserida dan digliserida. Aktivitasnya akan diperkuat dengan kerja garam empedu. Kolesterol esterase : akan mengkatalisis reaksi antara kolesterol bebas dan asam lemak sehingga membentuk kolesterol esterase dan asam lemak. Enzim ini diaktifkan oleh garam empedu. RNAase dan DNAase: mengkatalisa asam nukleat menjadi nukleotida.Pada proses pencernaan lemak, ada suatu zat yang penting yang turut berperan selain lipase pankreas. Zat tersebut ialah empedu. Empedu disekresikan oleh hati dan bila tidak diperlukan akan disimpan sementara di kantung empedu. Empedu mengandung asam yaitu asam kolat, asam deoksikolat, asam kenodeoksikolat dan asam litokolat. Asam empedu dapat berkonjugasi dengan asam amino glisin atau taurin padu gugus karboksil sehingga dapat larut dalam air.Fungsi empedu antara lain adalah sebagai berikut:7 Emulsifikasi : dengan cara menurunkan tegangan permukaan air, garam empedu dapat mengemulsi lemak dalam usus sehingga lipase dapat bekerja dengan lebih baik. Garam empedu juga membantu agar vitamin yang larut dalam lemak (A,D,E, dan K) dapat membentuk senyawa kompleks yang lebih mudah larut dalam air. Netralisasi : empedu dapat menetralkan kimus yang berasal dari asam lambung. Ekskresi : Kolesterol yang berasal dari makanan / disentesis dalam tubuh dapat disekresikan melalui empedu. Metabolisme pigmen empedu : pemecahan hemoglobin menghasilkan pigmen empedu yaitu bilirubin yang akan disekresikan melalui empedu. Bahan ini akan diabsorbsi di gasto-intestinal track yaitu pada sel epitel mukosa usus halus. Sedangkan pada lambung tidak terjadi absorbsi kecuali alkohol.Pencernaan pada usus adalah dengan cara mensekresikan beberapa enzim yang akan terdapat pada mikrovili intestinal. Selain sekresi enzim, ada pula sekresi getah usus halus oleh kelenjar Brunner dan Lieberkuhn untuk membentu menetralkan keasaman kimus dari lambung.Adapun enzim yang diekskresi adalah di usus halus adalah:7 Aminopeptidase : mengubah polipeptida menjadi asam amino dan peptida dengan ikatan yang lebih pendek dengan cara katalisa hidrolisis ikatan peptida di ujung molekul di sisi yang mengandung asam amino bebas. Dipeptidase : mengubah peptida menjadi asam amino. Disakaridase : yaitu sukrase, maltase, isomaltase dan laktase. Mengubah disakarida menjadi monosakarida. Fosfatase : melepaskan fosfat dari senyawa fosfat organik yang berasal dari makanan seperti hexofosfat, gliserofosfat dan nukleotida. Polinukleotidase : mengubah asam nukleat menjadi nukleotida. Nukleosida (nukleosida fosforilase) mengkatalisis perubahan nukleosida menjadi fosforilasi pentosa, uridin, sistidin dan timidin. Lesitinase mengubah lesitin menjadi gliserol, asam lemak, asam fosfat dan kolin.Setelah diubah menjadi bentuk yang paling sederhana, maka molekul hasil pencernaan makanan akan diabsorbsi dengan jalan menggunakan difusi, transpor aktif, sitotaksis, dan persorpsi. Makanan yang diabsorsi kemudian akan melalui dua jalan yaitu melalui vena porta menuju ke hati dan melalui pembuluh limfe di sekitar usus lalu menuju duktus thoracicus dan berakhir di darah.7Kesimpulan Sistem pencernaan merupakan sistem yang sangat vital di tubuh, karena sistem ini berguna untuk mengubah nutrient yang terdapat di dalam makanan agar bisa diserap dan digunakan oleh tubuh. Jika terjadi gangguan pada sistem pencernaan tentu akan menyebabkan beberapa masalah, salah satunya adalah terganggunya sekresi enzim pada pancreas yang menyebabkan pencernaan lemak terganggu, sehingga menyebabkan lemak tidak tercerna dengan baik.

Daftar Pustaka1. Gunardi S. Anatomi sistem pencernaan. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta : 2009.2. Wibowo S Daniel. Anatomi Tubuh Manusia. Jakarta : Grasindo 20053. Junqueria LC, Carneiro J. Histologi Dasar Teks dan Atlas.10 ed. Jakarta :EGC 2007.4. Ross MH, Reith JR. Histology a text and atlas. Cambridge: Harper & Row Publisher 2000.5. Guyton AC, Hall JE. Buku ajar fisiologi kedokteran edisi 11. Jakarta: EGC 2007.6. Ganong WF. Buku ajar fisiologi kedokteran edisi 20. Jakarta: EGC 2002.7. Lauralee S. Human physiology : from cells to system. Belmont: Thomson brooks/cole 2007.