ITS Undergraduate 15415 Chapter1 203019

4
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kentang merupakan salah satu jenis sayuran yang mendapat prioritas dikembangkan di Indonesia. Bedasarkan volumenya kentang merupakan bahan pangan keempat di dunia setelah padi, jagung, dan gandum. Kentang hanya dapat hidup di daerah dataran tinggi sekitar 1000-3000 meter di atas permukaan laut. Sentra produksi kentang di Indonesia tersebar di daerah Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jambi, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan. Kentang merupakan salah satu jenis tanaman umbi yang dapat memproduksi makanan bergizi lebih banyak dan lebih cepat, namun membutuhkan hamparan lahan lebih sedikit dibandingkan dengan tanaman lainnya. Pada basis bobot segar, kentang memiliki kandungan protein tertinggi dibandingkan dengan umbi-umbian lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa kentang memiliki potensi dan prospek yang baik untuk mendukung program diversifikasi dalam pangan dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan berkelanjutan. Melihat sedemikian besar manfaatnya, maka kentang memiliki propek yang cukup cerah untuk meningkatkan devisa negara melalui ekspor. Sangat disayangkan jika pemanfaatan kentang kurang maksimal karena Indonesia merupakan penghasil kentang terbesar di Asia Tenggara(sumber: Departemen Pertanian, Litbang Pertanian 2008) serta merupakan negara agraris yang memiliki hamparan lahan pertanian yang luas. Selama ini kurangnya pemanfaatan pemerintah, terutama pemerintah daerah yang kurang berani menerima gagasan baru dalam hal pemanfaatan teknologi tepat guna. Khususnya teknologi bidang pertanian. Namun perlu diingat bahwa kenyataan di lapangan dimana petani mempunyai kelemahan mendasar, yaitu pemasaran, teknologi, dan kepemimpinan.

description

Education

Transcript of ITS Undergraduate 15415 Chapter1 203019

  • 1

    BAB I PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang

    Kentang merupakan salah satu jenis sayuran yang mendapat prioritas dikembangkan di Indonesia. Bedasarkan volumenya kentang merupakan bahan pangan keempat di dunia setelah padi, jagung, dan gandum. Kentang hanya dapat hidup di daerah dataran tinggi sekitar 1000-3000 meter di atas permukaan laut. Sentra produksi kentang di Indonesia tersebar di daerah Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jambi, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan.

    Kentang merupakan salah satu jenis tanaman umbi yang dapat memproduksi makanan bergizi lebih banyak dan lebih cepat, namun membutuhkan hamparan lahan lebih sedikit dibandingkan dengan tanaman lainnya. Pada basis bobot segar, kentang memiliki kandungan protein tertinggi dibandingkan dengan umbi-umbian lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa kentang memiliki potensi dan prospek yang baik untuk mendukung program diversifikasi dalam pangan dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan berkelanjutan.

    Melihat sedemikian besar manfaatnya, maka kentang memiliki propek yang cukup cerah untuk meningkatkan devisa negara melalui ekspor. Sangat disayangkan jika pemanfaatan kentang kurang maksimal karena Indonesia merupakan penghasil kentang terbesar di Asia Tenggara(sumber: Departemen Pertanian, Litbang Pertanian 2008) serta merupakan negara agraris yang memiliki hamparan lahan pertanian yang luas.

    Selama ini kurangnya pemanfaatan pemerintah, terutama pemerintah daerah yang kurang berani menerima gagasan baru dalam hal pemanfaatan teknologi tepat guna. Khususnya teknologi bidang pertanian. Namun perlu diingat bahwa kenyataan di lapangan dimana petani mempunyai kelemahan mendasar, yaitu pemasaran, teknologi, dan kepemimpinan.

  • 2

    Mayoritas petani menggunakan tenaga manual untuk untuk memanen tanaman kentang, yaitu menggunakan cangkul. Hal ini yang menyebabkan produktivitas berkurang serta memerlukan biaya cukup besar untuk membayar buruh tani.

    Berdasarkan hal di atas diperlukan alat untuk meningkatkan produktivitas kentang, terutama kegiatan masa panen. Alat ini dapat mengangkat tanaman kentang yang ada di dalam tanah, kemudian memisahkan antara kentang dengan tanah, dan kemudian menampungnya dalam sebuah bak penampungan secara langsung. Alat ini dibuat sesuai dengan kondisi pertanian di Indonesia yang berpetak-petak. 1.2. Perumusan masalah

    Alat pertanian merupakan salah satu indikator yang mempengaruhi produktivitas pertanian kentang. Selama ini proses panen kentang masih menggunakan cara manual sehingga memerlukan waktu yang sangat lama dan tenaga kerja yang banyak pula. Oleh karena itu perlu dibuat alat yang dapat mengatasi permasalahan tersebut. Diharapkan peralatan tersebut dapat terjangkau oleh petani, baik dari harga dan operasionalnya. 1.3. Tujuan

    Adapun tujuan dari penyusunan Tugas Akhir ini adalah : Tujuan Umum :

    a. Merancang alat bantu sejenis traktor yang berfungsi untuk kegiatan panen tanaman kentang.

    b. Meningkatkan kemampuan dan kualitas penelitian program Sarjana Teknik Mesin ITS melalui peningkatan mutu penelitian, mutu dan relevansi dari pembelajaran yang diajarkan di bangku kuliah

    Tujuan Khusus : a. Merancang alat untuk mengambil kentang

    yang berada di dalam tanah.

  • 3

    b. Merancang alat untuk memindahkan kentang setelah proses pengambilan dari dalam tanah ke tempat penampungan.

    c. Memenuhi persyaratan kelulusan kurikulum pendidikan di Jurusan Teknik Mesin ITS.

    1.4. Batasan Masalah Batasan masalah yang digunakan dalam penelitian kali ini adalah:

    1. Kentang yang diambil memiliki ukuran diameter minimal tidak kurang dari 5 cm.

    2. Jenis tanah yang digunakan adalah tanah gembur dan bersifat uniform

    3. Alat yang dibangun merupakan model dengan skala 1 : 1

    4. Pada perancangan tidak menganalisa frame. 5. Perancangan ini hanya sampai tahap

    pembangunan alat. 6. Evaluasi output dilakukan sehingga parameter

    pengujian alat terbatas pada mampu berjalannya rangkaian mekanisme.

    1.5. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dibagi dalam beberapa bab sebagai

    berikut : 1. Bab I Pendahuluan

    Bab ini berisi tentang latar belakang dari penelitian ini, perumusan masalah, tujuan penelitian dan batasan masalah dari penelitian.

    2. Bab II Kajian Pustaka Bab ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu informasi umum dan dasar teori. Informasi umum , yaitu informasi yang terdapat dimasyarakat dan kebiasaan sehari-hari di masyarakat pada umumnya sehingga dapat diperoleh solusi yang tepat dalam merancang alat. Dasar teori berisi tentang teori untuk merancang dan memilih bahan yang tepat agar dapat merancang alat dengan tepat dan benar.

  • 4

    3. Bab III Metodologi Bab ini menerangkan tentang cara dalam merancang alat. Dimana diperlukan penentuan persyaratan produk yang jelas, mengembangkan konsep, serta proses perakitan.

    4. Bab IV Perancagan Pengeruk dan Roda Bab ini berisi tentang merancang pengeruk/scraper yang tepat agar diperoleh material yang tepat sehingga tidak cepat rusak. Kemudian juga dirancang sistem dan model roda yang tepat dan cocok sesuai kondisi sawah.

    5. Bab V Perancangan Conveyor Bab ini berisi tentang merancang conveyor dan memilih bahan yang tepat agar alat terhindar dari kerusakan akibat beban yang bekerja pada alat tersebut.

    6. Bab VI Produktifitas Dan Biaya Bab ini membahas tentang perbedaan waktu dan biaya produksi pemanenan antara pengerjaan manual dan menggunakan alat pemanen.

    7. Bab V Penutup Bab penutup ini terdiri dari dua sub bab, yaitu kesimpulan hasil eksperimen dan saran yang perlu diberikan.