ITS Master 15505 Chapter1 PDF

10
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Era globalisasi saat ini telah mengubah perilaku konsumen dan lingkungan bisnis dalam segala bidang usaha. Kondisi tersebut menyebabkan semakin ketatnya persaingan bisnis di dunia industri. Para pelaku bisnis berlomba-lomba menemukan cara baru untuk mengoptimalkan proses bisnis yang dimilikinya dalam memenangkan persaingan global, sehingga terjadilah pergeseran paradigma baru dari transactional marketing ke relationship marketing, yaitu adanya transisi perkembangan strategi bisnis perusahaan dari yang semula berorientasi pada produk menjadi berorientasi atau berfokus pada pelanggan (customer-centric) (Barnes,2003). Strategi yang mampu mengembangkan kultur usaha dalam penciptaan nilai hubungan antara pelanggan dengan perusahaan, dikenal dengan istilah Customer Relationship Management (CRM). Konsep CRM sudah berkembang sejak beberapa tahun terakhir sebagai akibat meningkatnya kompetisi dan tuntutan pelanggan akan pelayanan yang lebih baik dan perhatian yang lebih besar terhadap kebutuhan individual pelanggan. Gagasan utama CRM adalah membantu perusahaan dengan menggunakan teknologi, proses bisnis dan sumber daya manusia untuk memperoleh pengetahuan mengenai perilaku dan nilai dari pelanggan (Barnes, 2003). Program CRM itu sendiri merupakan bagian dari operasional bisnis, yang menuntut pelaku bisnis peka terhadap kebutuhan dan tuntutan pelanggan, juga merupakan refleksi dari tanggung jawab perusahaan yang berhubungan erat dengan pembentukan citra perusahaan (brand equity) di mata publik (Barnes, 2003).

description

,

Transcript of ITS Master 15505 Chapter1 PDF

  • 1

    BAB I PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang

    Era globalisasi saat ini telah mengubah perilaku konsumen dan lingkungan bisnis

    dalam segala bidang usaha. Kondisi tersebut menyebabkan semakin ketatnya persaingan

    bisnis di dunia industri. Para pelaku bisnis berlomba-lomba menemukan cara baru untuk

    mengoptimalkan proses bisnis yang dimilikinya dalam memenangkan persaingan global,

    sehingga terjadilah pergeseran paradigma baru dari transactional marketing ke

    relationship marketing, yaitu adanya transisi perkembangan strategi bisnis perusahaan dari

    yang semula berorientasi pada produk menjadi berorientasi atau berfokus pada pelanggan

    (customer-centric) (Barnes,2003).

    Strategi yang mampu mengembangkan kultur usaha dalam penciptaan nilai

    hubungan antara pelanggan dengan perusahaan, dikenal dengan istilah Customer

    Relationship Management (CRM). Konsep CRM sudah berkembang sejak beberapa tahun

    terakhir sebagai akibat meningkatnya kompetisi dan tuntutan pelanggan akan pelayanan

    yang lebih baik dan perhatian yang lebih besar terhadap kebutuhan individual pelanggan.

    Gagasan utama CRM adalah membantu perusahaan dengan menggunakan

    teknologi, proses bisnis dan sumber daya manusia untuk memperoleh pengetahuan

    mengenai perilaku dan nilai dari pelanggan (Barnes, 2003). Program CRM itu sendiri

    merupakan bagian dari operasional bisnis, yang menuntut pelaku bisnis peka terhadap

    kebutuhan dan tuntutan pelanggan, juga merupakan refleksi dari tanggung jawab

    perusahaan yang berhubungan erat dengan pembentukan citra perusahaan (brand equity)

    di mata publik (Barnes, 2003).

  • 2

    Perusahaan terdorong untuk mengadopsi CRM karena motif-motif defensif dan

    ofensif. Motivasi-motivasi ofensif mereka terkait dengan hasrat untuk meningkatkan

    profitabilitas dengan cara menekan biaya (cost) serta meningkatkan pendapatan (revenue)

    melalui peningkatan kepuasan dan loyalitas pelanggan. Motivasi defensif akan timbul

    ketika para kompetitor terkemuka juga berhasil mengadopsi CRM yang membuat pihak

    perusahaan khawatir kehilangan konsumen dan pendapatan mereka (Buttle,2004).

    Menurut Stringfellow et al, (2004), terdapat banyak kendala yang harus dihadapi

    oleh perusahaan dalam mengadopsi strategi CRM, perusahaan tersebut akan dihadapkan

    pada sebuah problem yang signifikan jika gagal mengimplementasikan CRM, mengingat

    biaya investasi dan beberapa biaya pengeluaran implementasi CRM jumlahnya cukup

    besar (capital cost).

    Pengeluaran-pengeluaran yang terjadi dapat digolongkan ke dalam 3 (tiga)

    kategori utama yaitu; biaya Teknologi Informasi (TI), Sumber Daya Manusia (SDM), dan

    Proses. Berangkat dari kasus tersebut, mengindikasikan bahwa dibutuhkannya sebuah

    pengukuran kinerja Customer Relationship Management (CRM) sebagai sebuah sistem

    pengukuran yang sengaja menghubungkan tujuan jangka panjang strategi CRM, dengan

    langkah-langkah tertentu, strategi jangka pendek serta ukuran dan tindakan-tindakan yang

    mengarah pada kinerja CRM (Kim et al,2003).

    Perusahaan mengetahui bahwa biaya dan keuntungan yang diperoleh dari inisiatif

    CRM berdampak signifikan pada pencapaian profit dalam jangka panjang, sehingga

    mereka berusaha untuk menggapai pengaruh keuangan dan faktor-faktor ekonomi yang

    berkontribusi terhadap keuntungan nyata (tangible benefits) bagi perusahaan, demikian

    juga dengan keuntungan tidak nyata (intangible benefits). Pengukuran kinerja CRM

    sangatlah penting untuk mengetahui apakah strategi yang dijalankan telah mencapai

  • 3

    sasaran yang dituju dan sekaligus memberikan umpan-balik bagi perusahaan untuk

    menyusun sasaran strategis dimasa mendatang (Kim,et al.2003). Oleh karena itu Kim,et al

    (2003) mengembangkan kerangka atau tool untuk mengukur kinerja CRM dengan

    menggunakan kerangka pengukuran Balanced Scorecard (BSC) yang diusulkan oleh

    Kaplan Dan Norton (1997).

    Balanced Scorecard memakai pengukuran finansial sebagai hasil penting dari

    kinerja perusahaan, tetapi juga memperhatikan keterkaitan antara pelanggan, proses bisnis

    internal, pegawai, dan sistem informansi menuju kesuksesan finansial jangka panjang.

    Dengan menggunakan model Balanced Scorecard tersebut, maka pengukuran kinerja

    yang dilakukan akan berusaha untuk menyeimbangkan faktor-faktor finansial dan non-

    finansial,pengukuran jangka panjang dan jangka pendek serta pengukuran performansi

    internal dan eksternal, sehingga dapat merefleksikan tujuan dan strategi perusahaan atau

    organisasi tersebut (Kaplan dan Norton, 1997).

    Kim et al,(2003) melakukan penelitian untuk mengukur kinerja CRM, dengan

    mengembangkan model pengukuran Customer-Centric BSC. Pada penelitian ini hanya

    melakukan pengukuran yang fokus pada perspektif pelanggan atau Customer-Centric,

    dengan menggunakan kerangka pengukuran Balanced Scorecard (BSC), pada penelitian

    tersebut mengintegrasikan keempat perspektif BSC kedalam perspektif Customer-Centric,

    yang terdiri dari; Customer Value (Enhancing Customer, Loyalty And Profit ),Customer

    Satisfaction (Business Value), Customer Interaction (Promoting effective, channels and

    pursuing operational excellence), Customer Knowledge (Understanding customer and

    analyzing customer information).

    Penelitian ini bertujuan untuk mengukur kinerja CRM dalam mencapai kepuasan

    pelanggan sampai diperolehnya pelanggan yang potensial bagi perusahaan. Penelitian ini

  • 4

    masih terdapat banyak kelemahan, dari aspek pengukuran yang dilakukan hanya

    melakukan proses pengukuran pada perspektif pelanggan saja (Customer-Centric),

    sedangkan faktor utama proses CRM terdiri dari; teknologi, proses bisnis dan sumber daya

    manusia, struktur organisasi dan faktor pelanggan (Buttle,2004). Sehingga pengukuran

    yang dilakukan Kim et al (2003), belum mencakup pengukuran elemen CRM secara

    keseluruhan, dan dalam penelitian tersebut masih bersifat konseptual, belum

    menggunakan metode tertentu dalam proses pengambilan keputusannya.

    Selanjutnya Kim et al, mencoba untuk menyempurnakan penelitiannya pada tahun

    2009, dengan mengembangkan model kerangka penelitiannya yang dikenal dengan model

    CRM-Scorecard, penelitian ini merancang model pengukuran Balanced Scorecard (BSC)

    berbasis Customer Relationship Management (CRM) pada keempat perspektifnya, yang

    terdiri dari; Performa Organisasi (Shareholder value, Profitabilitas, Ekuitas pelanggan),

    Pelanggan (nilai pelanggan, kepuasan pelanggan, loyalitas pelanggan), Proses ( Akuisisi

    pelanggan, Retensi pelanggan, Ekspansi pelanggan) dan Infrastruktur (Teknologi Infomasi,

    Sikap Manajemen, Struktur Organisasi, Kerjasama, Orientasi Pasar, Kepuasan Pegawai

    dan Perilaku Pegawai). Dan pada penelitian tersebut menggunakan metode Analytical

    Hierarchy Process (AHP) untuk proses pengambilan keputusannya.

    Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) adalah metode pembobotan yang

    sering digunakan didalam merancang sistem pengukuran kinerja, metode ini

    menggunakan asumsi bahwa strategi objektif dan KPI-KPI-nya disetiap perspektif saling

    independen satu sama lain yang direpresentasikan dengan struktur hierarki pada sistem

    pengukuran kinerjanya (Saaty, 1986). Maka kelemahan pada penelitian yang dilakukan

    oleh Kim et al (2009) yaitu adanya asumsi yang mengabaikan hubungan saling keterkaitan

    (interdependence) pada Strategy Map yang telah dirancang.

  • 5

    Berangkat dari kelemahan penelitian yang dilakukan oleh Kim et al (2009) inilah

    yang akan dijadikan research gap dalam penelitian ini. Kim et al (2009) mengasumsikan

    bahwa tidak adanya hubungan feedback antara faktor-faktor pendukung CRM success,

    akan tetapi pada beberapa peneliti menyatakan bahwa adanya hubungan feedback antara

    faktor-faktor pendukung CRM success. Berdasarkan hasil penelitian Roh et al (2005),

    terdapat hubungan feedback antara perspektif proses (interaksi pelanggan, sales channel

    dan proses personalisasi pelanggan) dengan Infrastruktur ( teknologi informasi dan

    kerjasama yang terjadi dalam organisasi). Dan berdasarkan hasil penelitian dari mendoza

    et al (2007), menyatakan bahwa adanya hubungan feedback antara faktor kepuasan

    pelanggan dengan Sumber Daya Manusia (perilaku pegawai dan kepuasan pegawai).

    Indikasi adanya hubungan feedback diantara faktor-faktor pendukung

    keberhasilan CRM, semakin diperkuat dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

    Keramati et al,(2010), yang menyatakan bahwa adanya hubungan feedback antara Faktor

    Teknologi (Kolaborasi Teknologi CRM, Operasional Teknologi CRM dan Analitis

    Teknologi CRM) dengan Faktor Infrastruktur CRM (SDM, Struktur Organisasi Dan

    Budaya Organisasi).

    Penelitian yang akan dilakukan ini mempertimbangkan adanya hubungan

    keterkaitan (feedback) antar faktor-faktor pendukung keberhasilan CRM (CRM Success),

    dimana masing-masing perpektif mengalami interaksi secara dinamis untuk mencapai

    kinerja, maka dibutuhkan sebuah metode yang mampu merepresentasikan tingkat

    kepentingan berbagai pihak dengan mempertimbangkan saling keterkaitan antar kriteria

    dan sub kriteria yang ada. Metode yang cocok digunakan adalah metode Analytic Network

    Process (ANP). Metode ANP merupakan pengembangan dari Analytic Hierarchy Process

  • 6

    (AHP), sedangkan pada metode AHP tidak membahas mengenai ketergantungan-inner

    antar kriterianya, karena metode AHP bersifat hirarki (Saaty, 2001).

    Pada penelitian ini, akan digunakan metode Decision Making Trial And Evaluation

    Laboratory (DEMATEL) terlebih dahulu yang bertujuan untuk mengetahui model

    hubungan feedback yang terjadi pada faktor-faktor penting CRM, selanjutnya digunakan

    ANP untuk proses pembobotan dalam pengambilan keputusannya.

    ANP merupakan metode yang menghasilkan kerangka kerja untuk mengatasi

    permasalahan pengambil keputusan tanpa membuat asumsi yang berkaitan dengan

    indepedensi antara level elemen yang lebih tinggi dengan lemah dan independensi dari

    elemen-elemen dalam satu level (Saaty, 2001). Aktivitas saling mempengaruhi merupakan

    konsep inti dari ANP.

    1.2. Perumusan Masalah

    Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, maka permasalahan yang dapat

    dirumuskan adalah bagaimana menerapkan metode ANP untuk pengukuran kinerja pada

    strategi CRM dengan pendekatan model CRM-Scorecard .

    1.3. Tujuan Penelitian

    Pada penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan model pengukuran kinerja

    berbasis CRM-Scorecard dengan menambahkan faktor serta mempertimbangkan

    hubungan feedback antar faktor, kemudian diaplikasikan untuk mengukur kinerja

    Strategi CRM (Customer Relationship Management) pada perusahaan jasa

    telekomunikasi.

  • 7

    1.4. Manfaat Penelitian

    Adapun manfaat yang didapatkan pada penelitian ini yaitu; menambah khasanah

    keilmuan terkait teknik solusi yang efektif dalam proses pengukuran kinerja pada strategi

    pengelolaan hubungan pelanggan (CRM), yang dapat diaplikasikan pada perusahaan

    untuk memperoleh informasi yang akurat mengenai pencapaian kinerja pada masing-

    masing faktor-faktor pendukung CRM Success.

    1.5. Ruang Lingkup Penelitian

    1.5.1 Batasan Penelitian

    Adapun batasan pada penelitian ini meliputi;

    1. Penelitian ini difokuskan pada permasalahan yang terdapat dalam ruang lingkup

    Departemen Pemasaran Dan Pelayanan Pada Perusahaan Jasa Telekomunikasi .

    2. Pembahasan pada penelitian ini tidak sampai pada pembobotan yang

    mempertimbangkan hubungan feedback antara indikatornya hanya pada objektifnya

    atau pada faktor-faktor pendukung CRM success saja.

    1.5.2. Asumsi

    Adapun asumsi yang digunakan dalam penelitian ini meliputi;

    1.Kerangka Pengukuran CRM-Scorecard merupakan kerangka pengukuran yang sudah

    baku dan dapat digunakan untuk pengukuran pada perusahaan disegala dibidang usaha.

    2.Faktor-faktor CRM yang terdapat dalam keempat perspektif CRM-Scorecard pada

    penelitian ini, memiliki kontribusi besar terhadap keberhasilan strategi CRM yang

    mengacu pada penelitian Kim et al (2009).

  • 8

    1.6. Sistematika Penulisan

    Untuk memudahkan dalam melakukan pembahasan terhadap penelitian ini,

    berikut adalah garis besar sistematika penulisan penelitian ini;

    BAB 1 :PENDAHULUAN

    Bab ini berisi mengenai latar belakang diadakannya penelitian, permasalahan yang

    akan dibahas dalam penelitian, ruang lingkup penelitian, tujuan penelitian, manfaat

    penelitian serta sistematika penulisan penelitian ini.

    BAB 2 :TINJAUAN PUSTAKA

    Bab ini berisi landasan awal dari penelitian ini menggunakan berbagai studi

    literatur yang diuraikan tentang teori pendukung yang digunakan dalam

    menyelesaikan permasalahan. Teori tersebut didapat dari referensi berupa buku

    teks, jurnal ilmiah dari hasil penelitian terdahulu yang berkaitan dangan masalah

    ini, dimana menjelaskan tentang konsep dasar CRM, Perkembangan penelitian

    terkait permasalahan CRM, konsep metode AHP dan perkembangan metode ANP

    dalam proses penentuan untuk penyelesaian permasalahan yang terkait dengan

    strategi manajemen. Teori mengenai konsep DEMATEL ( Decision Trial And

    Evaluation Laboratory ).

    BAB 3 :METODOLOGI PENELITIAN

    Bab ini berisi metodologi penelitian yang terdiri dari tahapan-tahapan proses

    penelitian atau urutan langkah-langkah yang harus dilakukan oleh peneliti dalam

    menjalankan penelitian agar dapat berjalan sistematis, terstruktur dan terarah.

  • 9

    BAB 4 :PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

    Bab ini berisi pengumpulan dan pengolahan data yang digunakan untuk bahan

    analisa dan intepretasi data. Dari pengumpulan dan pengolahan data dapat

    mengetahui hasil yang diinginkan dari penelitian ini.

    BAB 5 :ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA

    Bab ini membahas hasil pengolahan data yang dilakukan untuk dianalisa dan

    menguraikan secara detail dan sistematis dari hasil pencapaian pengolahan data

    yang dilakukan.

    BAB 6 :KESIMPULAN DAN SARAN

    Bab ini berisi tentang kesimpulan hasil penelitian dan saran yang diberikan untuk

    perusahaan maupun penelitian selanjutnya.

  • 10

    (halaman ini sengaja dikosongkan)