ITS Undergraduate 20289 4307100063 Chapter1

download ITS Undergraduate 20289 4307100063 Chapter1

of 6

description

Under

Transcript of ITS Undergraduate 20289 4307100063 Chapter1

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1. LATAR BELAKANG MASALAH

    Salah satu tantangan dalam pengolahan migas di Indonesia ke depan adalah

    pemenuhan terhadap peningkatan kebutuhan domestic terhadap komoditas sector

    ini. Salah satu indicator peningkatan kebutuhan migas dalam negri adalah

    peningkatan kebutuhan biaya listrik di seluruh Indonesia. Sebagai daerah pemakai

    energy listrik terbesar di Indonesia, Bali dan Jawa memiliki pertumbuha

    kebutuhan listrik rata-rata pertahun sebesar 8,8% dimana hingga tahun 2010

    diperkirakan kebutuhan listrik untuk kedua daerah ini mencapai 160.000 GWH.

    Bali merupakan daerah yang ditetapkan sebagai salah satu daerah dengan tingkat

    kebutuhan listrik yang besar di Indonesia. Dalam hal kebutuhan energy listrik,

    Pulau Bali memiliki tiga pembangkit listrik utama milik PLN. Ketiga pembangkit

    tersebut adalah PLTG Gilimanuk di ujung barat pulau Bali dengan kapasitas 130

    MW, PLTG dan PLTD Pesanggaran di Jimbaran Denpasar dengan kapasitas 162

    MW serta PLTG Pemaron di Singaraja dengan kapasitas 80MW. Pembangkit

    listrik tersebut masih menggunakan solar yang relative lebih mahal jika

    dibandingkan dengan penggunaan gas alam untuk persatuan unit. Jika dikonversi

    menjadi gas, maka ketiga pembangkit tersebut kurang lebih akan membutuhkan

    sekitar 74,4 MMSCFD (million standard cubic feet per day) atau setara dengan

    0,5 MTPA (million ton per annum) atau setara dengan volume 10 cargo standard

    LNG carrier per Tahun. (LNG/JMG, 2005).

    Gas Alam dapat diangkut dalam empat bentuk, yaitu dalam bentuk gas, LNG

    (Liquified Natural Gas), LPG (Liquified Petrolium Gas) dan CNG (Compressed

    Natural Gas). Masing masing cara pengangkutanya mempunyai konsekuensi

    berbeda-beda terhadap moda angkut yang digunkan dan otomatis berpengaruh

    terhadap biaya angkut.

  • 2

    Gambar 1.1 LNG supply chain

    (Sumber: Maulidiana, 2006)

    Pada distribusi LNG memiliki masalah yang rumit, mengingat masalah pemilihan

    alternative moda transportasi (pipa, kapal, truk, dan lainya) dan investasi yang

    dibutuhkan yang sesuai dengan moda transportasi LNG. Penggunaan LNG carrier

    sebagai sarana transportasi gas alam cair hingga saat ini masih diakui sebagai

    salah satu alternatif moda transportasi yang paling efesien khususnya untuk rute

    menengah dan jauh. Akan tetapi Pemakaian LNG carrier membutuhkan

    dukungan insfrastruktur yang sedemikian besar dalam proses transportasinya,

    insfrastructur tersebut adalah liquifaction plant, loading terminal dengan storage

    tanks, receiving terminal dengan storage tanks, serta re-gasification plant

    sebelum diterima oleh end user (BPMIGAS, 2008).

    Pada tugas akhir ini dibahas pemilihan system distribusi LNG untuk teknologi

    LNG supply chain dalam proses unloading LNG di Celukan Bawang Bali. Proses

    unloading LNG dibagi dalam tiga pilihan LNG supply chain, yaitu (i) Pertama,

    LNG carrier memuat LNG menuju ke Floating Storage regasification Unit

    (FSRU) untuk merubah LNG tersebut menjadi gas, kemudian gas disalurkan

    melalui jaringan pipa menuju end user (PLN). (ii) Kedua, LNG carrier menuju ke

    receiving terminal kemudian LNG disalurkan ke tangki tangki penyimpanan

    LNG untuk dirubah menjadi gas dan disalurkan melalui jalur pipa darat menuju ke

    end user (PLN). (iii) Pada pilihan proses ketiga, hampir sama dengan pilihan ke 2

    akan tetapi proses perubahan gas alam cair menjadi gas dilakukan didalam armada

    LNG yang sudah dilengkapi dengan re-gasification unit, kemudian gas alam

    disalurkan langsung melalui pipa menuju end user (PLN).

  • 3

    Gambar 1.2 Lokasi untuk proses unloading di Bali

    (Sumber: PT. Bali Global Energi, 2009)

    Mengingat beberapa pertimbangan dalam proses unloading LNG baik

    menggunakan receiving terminal atau menggunakan Floating Storage Re-

    gasification Unit potensi konflik satu sama lain, maka pemilihan system distribusi

    LNG untuk proses unloading LNG di Bali dapat ditentukan dengan

    mengaplikasikan Multi Atribut Decision Making (MADM) dengan menggunakan

    metode Analytical Hierachy Process (AHP) yang termasuk dalam Multi Criteria

    Decision Making (MCDM). Multi criteria decision making (MCDM) merupakan

    suatu metode pengambilan keputusan yang didasarkan atas teori-teori, proses-

    proses, dan metode analitik yang melibatkan ketidakpastian, dinamika, dan aspek

    kriteria jamak.

    1.2. PERUMUSAN MASALAH

    Permasalahan yang manjadi bahasan pada tugas akhir ini adalah sebagai berikut :

    1. Tentukan sistem distribusi LNG untuk proses unloading LNG di Celukan

    Bawang Bali yang terbaik dari tiga alternatif pilihan sistem distribusi?

    a. Alternatif Sistem distribusi 1

    LNG carrier menuju ke receveing terminal kemudian LNG disalurkan ke

    tangki tangki penyimpanan LNG untuk dirubah menjadi gas dan

    disalurkan melalui jalur pipa darat menuju ke end user (PLN).

  • 4

    Gambar 1.3 Alternatif 1 Sistem Distribusi LNG

    b. LNG carrier memuat LNG menuju ke Floating Storage regasification

    Unit (FSRU) untuk merubah LNG tersebut menjadi gas, kemudian gas

    disalurkan melalui jaringan pipa menuju end user (PLN).

    Gambar 1.4 Alternatif 2 Sistem Distribusi LNG

    c. LNG carrier menuju ke receveing terminal kemudian proses perubahan

    gas menjadi cair dilakukan didalam armada LNG yang sudah dilengkapi

    dengan re-gasification plant kemudian disalurkan langsung melalui pipa

    menuju end user (PLN).

    Gambar 1.5 Alternatif 3 Sistem Distribusi LNG

    1.3. TUJUAN

    Adapun tujuan dan manfaat dari tugas akhir ini adalah sebagai berikut :

    1. Melakukan kajian pola distribusi LNG Indonesia yang terbaik dengan

    mempertimbangkan biaya, waktu tempuh, kapasitas muatan kapal, dan resiko-

    resiko yang kemungkinan terjadi pada saat distribusi LNG dari Menuju

    Terminal Celukan Bawang Bali.

    Gas

    Field

    LNG

    Terminal

    muat

    LNG

    Carrier

    Receveing

    Terminal with

    storage tanks

    Jaringan

    pipa

    End

    User

    Gas

    Field

    LNG

    Termin

    al muat

    LNG Carrier

    with

    regasificationn

    unit

    Receveing

    Terminal

    LNG

    Jaringan

    pipa End

    User

    Gas

    Field

    LNG

    Terminal

    muat

    LNG

    Carrier FSRU

    Jaringan

    pipa

    End

    User

  • 5

    1.4. MANFAAT

    Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat diketahui sistem disribusi LNG yang

    terbaik di Bali untuk proses unloading LNG di Celukan Bawang Bali. serta

    diketahui delivery time, capacity delivery, transportation cost, time to loading dan

    unloading LNG untuk armada Pengangkut LNG. Dan memberi infrmasi tambahan

    mengenai metode Analitical Hierachy Proces (AHP) dan Multi Atribut Decision

    Making (MADM) dalam suatu pengambilan suatu pilihan.

    1.5. BATASAN MASALAH

    Dari latar belakang dan identifikasi yang telah diuraikan di atas maka batasan

    masalah dalam pembahasan ini adalah sebagai berikut:

    1. Tidak mencakup perhitungan kekuatan konstruksi, stabilitas, dan

    hidrodinamika kapal.

    2. Suplai LNG dari Ladang Tangguh untuk daerah Bali sebesar 0.5 MTPY LNG.

    3. Asumsi yang diambil dalam membuat model transport LNG dari Ladang

    Tangguh ke Bali adalah sebagai berikut:

    a. Saat proses distribusi, Kecepatan tiap moda angkut dianggap konstan

    selama dalam perjalanan mulai dari berangkat dari lokasi asal hingga tiba

    dilokasi tujuan

    b. Tidak ada waiting time bagi kapal Tanker LNG, Sehingga LNG yang akan

    dibongkar dapat dilakukan secara langsung.

    c. Waktu Round Trip Days di hitung hanya berdasarkan pada lamanya waktu

    di laut (sea time) dari asal dan lokasi tujuan.

    d. Untuk terminal penerima berupa Floating Storage and Regasification Unit

    (FSRU), selama beroperasi dianggap tidak ada halangan apapun sehingga

    setiap ada kapal bisa langsung dilayani.

    e. Jarak rata-rata Tangguh-Bali sebesar 1146 miles.

    4. Perhitungan kebutuhan biaya (biaya investasi dan operasi), hanya mencakup

    perhitungan biaya pada saat operasional kapal saja.

    5. Metode yang digunakan dalam penetuan sistem distribusi LNG adalah AHP

    dan Multi Atribut Decision Making (MADM).

  • 6

    1.6. SISTEMATIKA PENULISAN

    Sistematika penulisan tugas akhir ini meliputi:

    Bab I Pendahuluan, menjelaskan tentang latar belakang Penulisan Laporan Tugas

    Akhir ini, Perumusan masalahan yang akan dibahas. Tujuan yang hendak dicapai

    dan manfaat yang diperoleh turut disertakan dalam bab ini. Untuk lebih

    memfokuskan masalah, penulis membuat beberapa batasan-batasan masalah.

    Kemudian sistematika penulisan disertakan pula dalam Bab ini.

    Bab II Tinjauan Pustaka dan Dasar Teori, menjelaskan tentang dasar teori dan

    tinjauan pustaka yang menjadi landasan penulis untuk menganalisa permasalahan

    yang terjadi diuraikan secara lengkap dalam Bab ini. Secara rinci Bab dua ini

    berisiskan tinjaun pustaka yang menjadi acuan dari penelitian Tugas Akhir, dasar-

    dasar teori, rumus-rumus, aturan-aturan dan codes yang berlaku dicantumkan

    dalam Bab ini.

    Bab III, Metodologi Penelitian, menerangkan tentang metodologi yang digunakan

    untuk mengerjakan tugas akhir. Penjelasan pemodelan yang dilakukan dalam

    penelitian tugas akhir juga dicantumkan dalam Bab ini.

    Bab IV, Analisa Data dan Pembahasan, berisikan semua hasil perhitungan dan

    analisa yang telah dilakukan pada penelitian, meliputi analisa hasil dan

    pembahasan hasil analisa hingga menghasilkan kesimpulan yang menjadi tujuan

    dari tugas akhir.

    Bab V, Kesimpulan, berisi tentang kesimpulan yang diambil setelah dilakukan

    analisa dan dijelaskan pula saran serta rekomendasi dari hasil pengerjaan Tugas

    Ahir ini.

    Daftar Pustaka menampilkan seluruh informasi dan dokumen tertulis yang

    dijadika landasan dan pengembangan penelitian. Penulisan daftar mengikuti

    aturan Harvard System.