ITS Undergraduate 15426 Chapter1 1190041

6
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kondur Petroleum S.A. merupakan perusahaan eksploitasi minyak bumi yang beroperasi di Indonesia sejak 1995. Perusahaan ini mengoperasikan 134 sumur dengan trend produksi yang terus meningkat. Kegiatan untuk menunjang produksi sumur yang dilakukan perusahaan antara lain adalah melakukan perawatan sumur yang disebut wellservice dan workover. Jika suatu sumur rusak, maka dilakukan perbaikan yang disebut wellservice supaya sumur dapat berpoduksi kembali. Jika ada sumur yang laju produksinya kecil dan ada potensi untuk ditingkatkan produksinya, maka dilakukan workover. Workover dan wellservice merupakan operasi perawatan yang biayanya tinggi, dan berdampak langsung pada produksi, sehingga pelaksanaannya perlu direncanakan dengan cermat. Wellservice adalah pekerjaan perbaikan yang dilakukan ketika sumur mengalami down, yang biasanya karena kerusakan pada pompa. Sumur yang rusak tidak akan bisa berproduksi sampai selesai dilakukan wellservice pada sumur tersebut. Sedangkan workover adalah pekerjaan yang dilakukan pada sumur dengan tujuan meningkatkan output produksi crude oil secara maksimal. Dalam pelaksanaan wellservice dan workover, manfaat dan beaya yang terjadi selalu harus diperhitungkan. Dengan pelaksanaan wellservice yang lebih cepat diharapkan sumur rusak segera bisa berproduksi kembali sehingga kerugian produksi cepat dihindari. Sedangkan dengan adanya workover diharapkan terjadi peningkatan produksi minyak (production gain) bagi sumur-sumur yang mempunyai potensi untuk ditingkatkan kapasitas produksinya.

description

ITS

Transcript of ITS Undergraduate 15426 Chapter1 1190041

  • 1

    BAB I PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Kondur Petroleum S.A. merupakan perusahaan eksploitasi minyak bumi yang beroperasi di Indonesia sejak 1995. Perusahaan ini mengoperasikan 134 sumur dengan trend produksi yang terus meningkat. Kegiatan untuk menunjang produksi sumur yang dilakukan perusahaan antara lain adalah melakukan perawatan sumur yang disebut wellservice dan workover. Jika suatu sumur rusak, maka dilakukan perbaikan yang disebut wellservice supaya sumur dapat berpoduksi kembali. Jika ada sumur yang laju produksinya kecil dan ada potensi untuk ditingkatkan produksinya, maka dilakukan workover. Workover dan wellservice merupakan operasi perawatan yang biayanya tinggi, dan berdampak langsung pada produksi, sehingga pelaksanaannya perlu direncanakan dengan cermat.

    Wellservice adalah pekerjaan perbaikan yang dilakukan ketika sumur mengalami down, yang biasanya karena kerusakan pada pompa. Sumur yang rusak tidak akan bisa berproduksi sampai selesai dilakukan wellservice pada sumur tersebut. Sedangkan workover adalah pekerjaan yang dilakukan pada sumur dengan tujuan meningkatkan output produksi crude oil secara maksimal. Dalam pelaksanaan wellservice dan workover, manfaat dan beaya yang terjadi selalu harus diperhitungkan. Dengan pelaksanaan wellservice yang lebih cepat diharapkan sumur rusak segera bisa berproduksi kembali sehingga kerugian produksi cepat dihindari. Sedangkan dengan adanya workover diharapkan terjadi peningkatan produksi minyak (production gain) bagi sumur-sumur yang mempunyai potensi untuk ditingkatkan kapasitas produksinya.

  • 2

    Ada beberapa aspek yang perlu dipertimbangkan dalam wellservice dan workover. Aspek tersebut antara lain parameter pengerjaan (lokasi sumur, durasi pengerjaan, laju produksi sumur), jumlah unit peralatan perbaikan yang disebut rig HWU (Hydraulic workover unit) dan pelaksanaan penjadwalan pekerjaan.

    Lokasi sumur di lapangan Kondur Petroleum S.A berada di 4 area yaitu area Melibur, Lalang, Kurau dan area Selatan. Empat area tersebut memiliki medan yang beragam, misalnya yang dilaut (offshore), darat dekat pantai, dan darat jauh dari pantai. Gambar 1.1 menunjukkan peta ladang minyak perusahaan, dengan warna hijau indikasikan lokasi area sumur-sumur minyak.

    Gambar 1.1 Layout KPSA field area

  • 3

    Dalam operasinya, rig workover unit atau Rig-HWU dapat dipindahkan dari darat ke darat, darat kelaut atau sebaliknya, dan laut ke laut. Perpindahan dari laut-laut (antar offshore platform) relatif lebih praktis dan efisien karena tidak dibutuhkannya tambahan crane dan tidak tergantung kondisi pasang surut yang mempengaruhi pendaratan kapal pengangkut rig. Sementara untuk pemindahan rig darat ke darat mudah dilakukan jika lokasinya berdekatan. Tetapi untuk jarak yang jauh, pemindahan lewat sering tidak mungkin karena ketiadaan sarana jalan. Terpaksa, pemindahan melewati jalur jalur darat ke laut kemudian darat lagi untuk memperpendek jalur darat yang tidak memungkinkan. Sehingga transportasi jalur laut paling sering dilakukan. Masalahnya, perjalanan lewat laut sering kali sulit diprediksi kepastiannya. Hal ini diakibatkan adanya pasang surut air laut yang terjadi hanya beberapa jam dalam satu hari. Untuk loading-unloading workover unit, kru, crane, dll, harus dilakukan dalam keadaan pasang agar keamanan terjamin. Jadi ada ketidak pastian dalam hal lamanya perjalanan HWU dari sumur ke sumur lain.

    Di perusahaan Kondur, pekerjaan wellservice selalu menjadi prioritas utama, karena ketika sumur mengalami kerusakan, maka sumur yang biasanya menghasilkan minyak terpaksa tidak berproduksi karena rusak. Produksi yang berhenti akan merugikan perusahaan, dan kerugian harus ditekan hingga seminimal mungkin.

    Wellservice direncanakan dengan baik untuk meminimalkan kerugian produksi karena sumur yang rusak, sementara workover untuk memaksimalkan peningkatan produksi bagi sumur yang berpotensi. Usaha meminimalkan kerugian dan memaksimalkan proyeksi peningkatan produksi ini salah satunya dipengaruhi banyaknya HWU yang dioperasikan, dan caranya

  • 4

    menjadwalkan operasi unit HWU. Jumlah Rig-HWU yang terlalu sedikit dapat mengakibatkan downtime sumur yang lama akibat banyak sumur antri menunggu untuk diperbaiki oleh petugas dengan HWU. Semakin lama sumur tidak berproduksi maka kerugian akan semakin besar. Selain itu pekerjaan workover yang terselesaikan juga lebih sedikit yang berarti penambahan output produksi lebih kecil. Sisi baiknya adalah pengeluaran untuk peralatan dan kru wellservice menjadi lebih murah.

    Sebaliknya ketika HWU unit berjumlah banyak, jumlah antrian sumur yang rusak lebih pendek, sehingga sumur yang rusak lebih cepat diperbaiki dan berproduksi kembali. Demikian juga, jumlah workover job lebih banyak yang dapat diselesaikan sehingga peningkatan produksi akan lebih banyak. Sementara dari sisi beaya operasi HWU, semakin banyak unit HWU yang ada, semakin besar beaya investasi dan operasi, dan sebaliknya.

    Jika jumlah peralatan rig HWU sudah tertentu, aspek lain yang tidak kalah penting adalah penjadwalan wellservice dan workover, dalam hal ini adalah menentukan urutan pengerjaan sumur oleh HWU yang ada. Sumur rusak yang diperbaiki lebih awal akan mengalami idle/tidak produksi yang lebih pendek. Sebaliknya sumur rusak yang diperbaiki lebih belakang, akan mengalami idle/tidak produksi lebih panjang. Sementara setiap sumur mempunyai laju produksi yang tertentu, dan membutuhkan lama perbaikan yang tertentu pula. Jarak antara sumur yang rusak akan mempengaruhi perjalanan HWU dari sumur ke sumur lainnya, yang berarti juga akan mempengaruhi waktu tunggu dari sumur yang akan diperbaiki. Urutan pengerjaan perbaikan sumur akan mempengaruhi lamanya tiap-tiap sumur yang rusak akan idle tidak berproduksi. Sementara urutan pengerjaan workover pada sumur, akan mempengaruhi

  • 5

    kapan peningkatan produksi dapat terjadi. Dalam membuat jadwal urutan pengerjaan dari sumur-

    sumur yang rusak atau sumur yang perlu ditingkatkan produksinya, bagian perencana jadwal (dispatcher) menghadapi pilihan urutan yang sedemikian banyak. Total macam pilihan urutan yang dimungkinkan untuk menjadwal N jumlah sumur rusak dalam periode rentang perencanaan jadwal adalah sebanyak N!. Berarti untuk menjadwal 3 sumur terdapat pilihan sebanyak 3! = 6 macam pilihan urutan, untuk 4 sumur ada 4! = 24 macam urutan. Rumus ini memberikan 40.000 macam pilihan untuk menjadwal 8 sumur, dan 3.628.800 pilihan urutan untuk menjadwal 10 sumur. Pilihan yang begitu banyak mengakibatkan bagian perancang jadwal kesulitan memilih jadwal urutan yang baik dari pengerjaan wellservice. Padahal setiap urutan pengerjaan akan berdampak pada kehilangan produksi tertentu. Perbedaan jadwal urutan yang buruk dan urutan yang baik bisa mengakibatkan selisih kehilangan produksi sebesar 4000 barrel dalam rentang 2 sampai 3 minggu. Karena penjadwalan dilakukan sepanjang tahun dilakukan dalam rentang perencaan jadwal, maka potensi kerugian karena penjadwakan yang jelek bisa mencapai lebih dari 50.000 barrel pertahun. Peotensi kerugian yang ditimbulkan oleh jadwal yang jelek ekivalen dengan jutaan dollar pertahun.

    Karena banyaknya pilihan jadwal urutan yang ada, dan tidak adanya metode penjadwalan yang sistematis, maka pemilihan jadwal urutan dilakukan secara intuisi. Secara intuisi misalnya dengan mendahulukan mengerjakan sumur yang laju produksinya terbesar, atau mendahulukan sumur yang jaraknya terdekat dengan HWU. Kriteria penjadwalan seperti itu, dengan mudah ditunjukkan tidak akan menjamin kerugian produksi yang minimal atau dekat dengan minimal. Padahal seperti disebutkan sebelumnya, penjadwalan yang tidak baik

  • 6

    dapat merugikan ribuan barel produksi minyak dalam rentang waktu 3 minggu atau puluhan ribu barel minyak pertahun.

    Untuk dapat membantu bagian perancangan jadwal menyusun urutan pengerjaan wellservice/workover, maka bagian ini perlu mempunyai metoda penyusunan jadwal yang memperkecil kerugian produksi, dan mudah dioperasikan. Penghematan yang diperoleh oleh perusahaan akan cukup besar, hanya dengan memperbaiki penjadwalan operasi rig HWU.

    1.2 Perumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :

    1. Dengan diketahui jumlah unit Rig-HWU yang tersedia, bagaimana menyusun jadwal urutan pengerjaan wellservice dan workover yang dapat memberikan kerugian produksi yang terendah.

    2. Dengan jumlah sumur yang dikelola sebanyak 134 sumur, apakah jumlah Workover Unit yang dioperasikan sudah memadai.

    1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah :

    1. Mengembangkan algoritma untuk menyusun jadwal penugasan rig HWU memperbaiki sumur yang akan meminimalkan kerugian produksi, dan meng-implementasikan dalam software yang mudah dioperasikan.

    2. Mengevaluasi jumlah Workover Unit (HWU) untuk menangani kebutuhan servis lapangan minyak dengan 134 umur.