Ilmu Gizi Kelompok 4

21

Click here to load reader

Transcript of Ilmu Gizi Kelompok 4

Page 1: Ilmu Gizi Kelompok 4

MAKALAH ILMU GIZI

NUTRISI pada DEWASA dan LANSIA

DISUSUN OLEH :

1. ARIF NUGROHO

2. FAIZAL RICO S

3. HARJATI GALUH

4. KHARISMA

5. MEI VERA K H

6. MUHAMMAD HARIS YOGA

7. MUQODIMAH NUR

8. NARUMI INDASARI

9. RISTA NOER H

10. SAKTYANI DWI H

11. TRI YUNAWAN

POLTEKKES KEMENKES SURAKARTA

2012

Page 2: Ilmu Gizi Kelompok 4

KEBUTUHAN NUTRISI DEWASA DAN LANSIA

A. Pengertian Nutrisi

Nutrisi adalah seluruh interaksi antara organisme dengan makanan yang

dikonsumsinya, dengan kata lain sesuai dengan tubuh yang menggunakannya. Nutrien

adalah zat penyusun bahan makanan protein, lemak, vitamin dan mineral.

Jumlah zat makanan yang dipergunakan tidaklah sama bagi setiap orang karena

jumlah zat makanan yang diperlukan tergantung pada jumlah tenaga yang dikeluarkan dan

kuantitas proses pembentukan jaringan didalam tubuh sebenarnya masih banyakfaktor lain

yang mempengaruhi kebutuhan akan jumlah berbagai zat makanan yang belum diketahui.

B. Fungsi Nutrisi

Nutrisi mempunyai 3 fungsi pokok, antara lain :

a.Untuk pertumbuhan, penyedian energi, untuk pergerakan dan proses tubuh.

b.Untuk pemeliharaan dan perbaikan jaringan tubuh yang rusak

c.Untuk metabolisme dalam tubuh.

Selain nutrisi memiliki fungsi pokok, nutrisi juga memiliki fungsi, antara lain :

a. Memberi tenaga

b. Mengatur suhu tubuh

c. Melindungi tubuh dari penyakit

d. Membentuk cadangan makanan dalam tubuh

I. GIZI USIA DEWASA

A. Tujuan pemberian nutrisi dewasa

Gizi adalah makanan dan manfaatnya untuk kesehatan dapat juga diuraikan saat

makanan yang bermanfaat untuk kesehatan.

Zat gizi yang terkandung dalam makanan, maka manusia mendapat zat gizi atau

nutrien dalam bentuk makanan yang berasal dari hewan (hewani) dan tumbuhan-tumbuhan

(nabati). Zat gizi tersebut adalah karbohidrat, protein, lemak, yang disebut sebagai zat gizi

mikro serta vitamin dan mineral yang diseut dengan zat gizi mikro. Selain itu, untuk

memperlancar proses metabolisme dalam tubuh diperlukan air serat. Tubuh manusia

Page 3: Ilmu Gizi Kelompok 4

membutuhkan aneka ragam makanan untuk memenuhi semua zat gizi tersebut kekurangan

atau kelebihan salah satu unsur zat gizi akan menyebabkan kelainan atau penyakit, oleh

karena itu, perlu diterapkan kebiasaan makanan yang seimbang sejak usia dini dengan

jumlah yang sesuai kebutuhan masing-masing individua agar tercapai kondisi kesehatan

yang prima.

Hidangan “gizi seimbangan” adalah makanan yang mengandung zat tenaga, zat

pembangun dan zat pengatur. Berdasarkan kegunaannya bagi tubuh, zat gizi dibagi ke

dalam tiga kelompok besar, yaitu :

1. Kelompok zat energi, termasuk ke dalam kelompok ini adalah :

a. Bahan makanan yang mengandung karbohidrat seperti beras, jagung, gandum,

ubi, roti, singkong dll, selain itu dalam bentuk gula seperti gula, sirup, madu dll.

b. Bahan makanan yang mengandung lemak seperti minyak, santan, mentega,

margarine, susu dan hasil olahannya.

2. Kelompok zat pembangun

Kelompok ini meliputi makanan – makanan yang banyak mengandung protein, baik

protein hewani maupun nabati, seperti daging, ikan, susu, telur, kacangkacangan dan

olahannya.

3. Kelompok zat pengatur

Kelompok ini meliputi bahan-bahan yang banyak mengandung vitamin dan mineral,

seperti buah-buahan dan sayuran.

Ada 2 periode usia dewasa :

a) Dewasa muda : 18 – 40 tahun

sedang dalam kehidupan yang penuh rencana, sangat tertarik dg aktivitas

latihan/olahraga.

b) Dewasa menengah : > 40 – 55 tahun

aktifitas menurun, mudah capek, aktivitas fisik/latihan sangat berkurang, nafsu

makan & asupan makanan tidak berkurang.

B. Faktor yang mempengaruhi keadaan nutrisi orang dewasa :

1. TINGGI BADAN, BERAT BADAN DAN JENIS KELAMIN

2. FAKTOR AKTIVITAS

3. TINGKAT KESEHATAN

Page 4: Ilmu Gizi Kelompok 4

4. IKLIM

5. STATUS EKONOMI

6. KEBIASAAN MAKAN

7. KESENANGAN DAN KETIDAKSENANGAN

8. TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN

9. AGAMA , KEPERCAYAAN DAN TAHAYUL

10. KEHAMILAN DAN MENYUSUI

11. DIET

C. Kebutuhan Gizi Dewasa

Zat penghasil energi terdiri dari karbohidrat, lemak dan protein.

a) gr karbohidrat menghasilkan 4 Kkal.

b) 1 gr lemak menghasilkan 9 Kkal.

c) 1 gr protein menghasilkan 4 Kkal.

Setelah menginjak usia 25 tahun, mereka yang lebih aktif butuh lebih banyak kalori

dari pada yang tidak/ kurang aktif.

Kebutuhan Fe antara perempuan lebih banyak dari pada laki-laki.

Kalsium & vit. D dibutuhkan utk memperkuat tulang dan mencegah pengeroposan

tulang mualai usia 35 – 40 tahun.

D. Standart Kecukupan Gizi

Standart kecukupan gizi secara ukuran dapat dibagi kedalam dua bagian yaitu:

a) Ukuran makro, yaitu kecukupan kalori (energi) dan kecukupan protein.

b) Ukuran mikro, yaitu kecukupan vitamin dan mineral.

E. Kecukupan kalori (energi)

Energi dapat didefinisikan sebagai kemampuan untuk melakukan pekerjaan, tubuh

memperoleh energi dari makanan yang dimakan. Bentuk energi yang berkaitan dengan

proses-proses biologi adalah energi kimia, energi mekanis, energi panas dan energi listrik.

Energi dalam tubuh digunakan untuk:

Melakukan pekerjaan eksternal;

Melakukan pekerjaan internal dan untuk mereka yang masih tumbuh;

Page 5: Ilmu Gizi Kelompok 4

Keperluan pertumbuhan, yaitu untuk senyawa-senyawa baru.,

Untuk mengukur atau menentukan banyaknya energi yang dihasilkan makanan dapat

dilakukan dengan dua cara, yaitu:

1. Langsung

2. Secara tidak langsung

Energi BMR (basal metabolisme rate)

Energi BMR adalah energi minimal untuk menjalankan proses kerja atau proses faal

dalam tubuh dalam kondisi Resting Bed (berbaring istirahat di atas tempat tidur).

F. Masalah Gizi Dewasa

1. Gizi kurang ,aktifitas berlebih, absorbsi berkurang, stress/depresi, berakibat

Anemia.

2. Gizi lebih, asupan tinggi kalori, tinggi lemak, rendah serat. Berakibat penyakit

jantung koroner, hipertensi, DM.

G. Pengaturan Makan yang Baik

-Makan rendah lemak

-Makan bahan makanan rendah kolesterol

-Pilih bahan makanan sumber serat : sayur, buah

-Hindari alcohol

-Baca label makanan : lemak sebaiknya < 30% Energi

-Pilih bahan makanan sumber omega 3 : ikan laut

-Kurangi gula

Berikut ini adalah 8 Panduan untuk Pola Makan Sehat dari HEA/MAAF/DoH

1. Nikmati makan anda

Jangan memantang makanan kecuali alasan medis

Jangan khawatir/stress karena makanan

Cobalah jenis makanan yang baru

2. Makanlah makanan yang bervariasi

Khusus: kurangi garam bagi pendrt tekanan darah tinggi

3. Makan dengan jumlah yang tepat untuk mendapat berat badan yang sehat

Page 6: Ilmu Gizi Kelompok 4

Perlu diimbangi dengan olah raga, tidak harus berat

4. Makanlah banyak makanan yang mengandung pati dan serat:

Spr: roti, serealia, kentang dan kacang-kacangan

5. Makanlah banyak buah-buahan dan sayur

Dapat menurunkan penyakit kronik

6. Jangan terlalu banyak makan berlemak (terutama lemak jenuh)

7. Janganlah makan makanan yang mengandung gula dan minum alkohol yang terlalu sering

8. Apabila anda minum alkohol maka minumlah dengan takaran yang masuk akal.

Untuk kali-laki: 3-4 unit per hari

Untuk perempuan : 2 -3 unit per hari (1 unit=12 g)

II. KEBUTUHAN GIZI PADA LANSIA

A. Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan gizi pada Lansia

1. Berkurangnya kemampuan mencerna makanan akibat kerusakan gigi atau ompong.

2. Berkurangnya indera pengecapan mengakibatkan penurunan terhadap cita rasa

manis, asin, asam, dan pahit.

3. Esophagus/kerongkongan mengalami pelebaran.

4. Rasa lapar menurun, asam lambung menurun.

5. Gerakan usus atau gerak peristaltic lemah dan biasanya menimbulkan konstipasi.

6. Penyerapan makanan di usus menurun.

B. MASALAH GIZI PADA LANSIA

1. Gizi berlebih

2. Gizi kurang

3. Kekurangan vitamin

C. PEMANTAUAN STATUS NUTRISI

1. Penimbangan Berat Badan

a. Penimbangan BB dilakukan secara teratur minimal 1 minggu sekali, waspadai

peningkatan BB atau penurunan BB lebih dari 0.5 Kg/minggu. Peningkatan BB lebih dari 0.5

Kg dalam 1 minggu beresiko terhadap kelebihan berat badan dan penurunan berat badan

lebih dari 0.5 Kg /minggu menunjukkan kekurangan berat badan.

Page 7: Ilmu Gizi Kelompok 4

b. Menghitung berat badan ideal pada dewasa :

Rumus : Berat badan ideal = 0.9 x (TB dalam cm – 100)

Catatan untuk wanita dengan TB kurang dari 150 cm dan pria dengan TB

kurang dari 160 cm, digunakan rumus :

Berat badan ideal = TB dalam cm – 100

Jika BB lebih dari ideal artinya gizi berlebih

Jika BB kurang dari ideal artinya gizi kurang

2. Kekurangan kalori protein

Waspadai lansia dengan riwayat : Pendapatan yang kurang, kurang bersosialisasi,

hidup sendirian, kehilangan pasangan hidup atau teman, kesulitan mengunyah, pemasangan

gigi palsu yang kurang tepat, sulit untuk menyiapkan makanan, sering mangkonsumsi obat-

obatan yang mangganggu nafsu makan, nafsu makan berkurang, makanan yang ditawarkan

tidak mengundang selera. Karena hal ini dapat menurunkan asupan protein bagi lansia,

akibatnya lansia menjadi lebih mudah sakit dan tidak bersemangat.

3. Kekurangan vitamin D

Biasanya terjadi pada lansia yang kurang mendapatkan paparan sinar matahari, jarang

atau tidak pernah minum susu, dan kurang mengkonsumsi vitamin D yang banyak

terkandung pada ikan, hati, susu dan produk olahannya.

D. PERENCANAAN MAKANAN UNTUK LANSIA

_ Perencanaan makan secara umum

1. Makanan harus mengandung zat gizi dari makanan yang beraneka ragam, yang

terdiri dari : zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur.

2. Perlu diperhatikan porsi makanan, jangan terlalu kenyang. Porsi makan hendaknya

diatur merata dalam satu hari sehingga dapat makan lebih sering dengan porsi yang kecil.

Contoh menu :

Pagi : Bubur ayam

Jam 10.00 : Roti

Siang : Nasi, pindang telur, sup, pepaya

Jam 16.00 : Nagasari

Malam : Nasi, sayur bayam, tempe goreng, pepes ikan, pisang

Page 8: Ilmu Gizi Kelompok 4

3. Banyak minum dan kurangi garam, dengan banyak minum dapat memperlancar

pengeluaran sisa makanan, dan menghindari makanan yang terlalu asin akan memperingan

kerja ginjal serta mencegah kemungkinan terjadinya darah tinggi.

4. Batasi makanan yang manis-manis atau gula, minyak dan makanan yang berlemak

seperti santan, mentega dll.

5. Bagi pasien lansia yang prose penuaannya sudah lebih lanjut perlu diperhatikan hal-

hal sebagai berikut :

· Makanlah makanan yang mudah dicerna

· Hindari makanan yang terlalu manis, gurih, dan goring-gorengan

· Bila kesulitan mengunyah karena gigirusak atau gigi palsu kurang baik, makanan

harus lunak/lembek atau dicincang

· Makan dalam porsi kecil tetapi sering

· Makanan selingan atau snack, susu, buah, dan sari buah sebaiknya diberikan

6. Batasi minum kopi atau teh, boleh diberikan tetapi harus diencerkan sebab berguna

pula untuk merangsang gerakan usus dan menambah nafsu makan.

7. Makanan mengandung zat besi seperti : kacang-kacangan, hati, telur, daging rendah

lemak, bayam, dan sayuran hijau.

8. Lebih dianjurkan untuk mengolah makanan dengan cara dikukus, direbus, atau

dipanggang kurangi makanan yang digoreng

_ Perencanaan makan untuk mengatasi perubahan saluran cerna

Untuk mengurangi resiko konstipasi dan hemoroid :

1. Sarankan untuk mengkonsumsi makanan berserat tinggi setiap hari, seperti sayuran

dan buah-buahan segar, roti dan sereal.

2. Anjurkan pasien untuk minum paling sedikit 8 gelas cairan setiap hari untuk

melembutkan feses.

3. Anjurkan untuk tidak menggunakan laksatif secara rutin , karena pasien akan

menjadi tergantung pada laksatif.

E. CONTOH BAHAN MAKANAN UNTUK SETIAP KELOMPOK MAKANAN

1. Bahan makanan sumber karbohidrat (zat energi) :

Nasi, bubur beras, nasi jagung, kentang, singkong, ubi, talas, biskuit, roti , crakers,

maizena, tepung beras, tepung terigu, tepung hunkwe, mie, bihun.

Page 9: Ilmu Gizi Kelompok 4

2. Bahan makanan sumber lemak (zat energi) :

Minyak goreng, minyak ikan, margarin, kelapa, kelapa parut, santan, lemak daging.

3. Bahan makanan sumber protein hewani :

Daging sapi, daging ayam, hati, babat, usus, telur, ikan, udang.

4. Bahan makanan sumber protein nabati :

Kacang ijo, kacang kedelai, kacang merah, kacang tanah, oncom, tahu, tempe.

F. KEBUTUHAN CAIRAN PADA LANJUT USIA

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBUTUHAN CAIRAN PADA LANSIA

1. Berat badan (lemak tubuh) cenderung meningkat dengan bertambahnya usia,

sedangkan sel-sel lemak mengandung sedikit air, sehingga komposisi air dalam tubuh lansia

kurang dari manusia dewasa yang lebih muda atau anak-anak dan bayi.

2. Fungsi ginjal menurun dengan bertambahnya usia. Terjadi penurunan kemampuan

untuk memekatkan urin, mengakibatkan kehilangan air yang lebih tinggi.

3. Terdapat penurunan asam lambung, yang dapat mempengaruhi individu untuk

mentoleransi makanan-makanan tertentu. Lansia terutama rentan terhadap konstipasi

karena penurunan pergerakan usus. Masukan cairan yang terbatas, pantangan diit, dan

penurunan aktivitas fisik dapat menunjang perkembangan konstipasi. Penggunaan laksatif

yang berlebihan atau tidak tepat dapat mengarah pada masalah diare.

4. Lansia mempunyai pusat haus yang kurang sensitif dan mungkin mempunyai

masalah dalam mendapatkan cairan ( misalnya gangguan dalam berjalan ) atau

mengungkapkan keinginan untuk minum (misalnya pasien stroke).

MASALAH CAIRAN PADA LANSIA

Masalah cairan yang lebih sering dialami lansia adalah kekurangan cairan tubuh, hal

ini berhubungan dengan berbagai perubahan-perubahan yang dialami lansia, diantaranya

adalah peningkatan jumlah lemak pada lansia, penurunan fungsi ginjal untuk memekatkan

urin dan penurunan rasa haus.

PEMANTAUAN STATUS CAIRAN PADA LANSIA

1. Tanda-tanda kekurangan cairan

_ Tanda – tanda vital

a. Terjadi peningkatan suhu tubuh

b. Dapat terjadi peningkatan frekuensi pernafasan dan kedalaman pernafasan

Page 10: Ilmu Gizi Kelompok 4

(normal : 14 – 20 x/mnt)

c. Peningkatan frek. denyut nadi (normal : 60-100 x/mnt), nadi lemah, halus

d. Tekanan darah menurun

_ Pemeriksaan Fisik :

a. Kulit kering dan agak kemerahan

b. Lidah kering dan kasar

c. Mata cekung

d. Penurunan BB yang terjadi scr tiba2/drastis

e. Turgor kulit menurun (Lansia kurang akurat)

_ Perilaku :

a. Penurunan kesadaran

b. Gelisah

c. Lemah

d. Pusing

e. Tidak nafsu makan

f. Mual dan muntah

g. Kehausan (pada lansia kurang signifikan)

_ Terjadi penurunan jumlah urin

2. Tanda-tanda kelebihan cairan

_ Tanda –tanda vital

a. Terjadi penurunan suhu tubuh

b. Dapat terjadi sesak nafas

c. Denyut nadi teraba kuat dan frekuensinya meningkat

d. Tekanan darah meningkat

_ Pemeriksaan fisik :

a. Turgor kulit meningkat (lansia kurang akurat)

b. Edema

c. Peningkatan BB secara tiba-tiba

d. Kulit lembab

_ Perilaku :

a. Pusing

b. Anoreksia / tidak nafsu makan

Page 11: Ilmu Gizi Kelompok 4

c. mual muntah

_ Peningkatan jumlah urin (jika ginjal masih baik)

G. Akibat Kekurangan dan Kelebihan Nutrisi pada Lansia

1. Gizi berlebih

Gizi berlebih pada lansia banyak terjadi di negara-negara barat dan kota-kota

besar. Kebiasaan makan banyak pada waktu muda menyebabkan berat badan

berlebih, apalai pada lansia penggunaan kalori berkurang karena berkurangnya

aktivitas fisik. Kebiasaan makan itu sulit untuk diubah walaupun disadari untuk

mengurangi makan. Kegemukan merupakan salah satu pencetus berbagai penyakit,

misalnya : penyakit jantung, kencing manis, dan darah tinggi.

2. Gizi kurang

Gizi kurang sering disebabkan oleh masalah-masalah social ekonomi dan juga

karena gangguan penyakit. Bila konsumsi kalori terlalu rendah dari yang

dibutuhkan menyebabkan berat badan kurang dari normal. Apabila hal ini disertai

dengan kekurangan protein menyebabkan kerusakan-kerusakan sel yang tidak

dapat diperbaiki, akibatnya rambut rontok, daya tahan terhadap penyakit menurun,

kemungkinan akan mudah terkena infeksi.

H. Penyakit yang Sering Diderita oleh Lanjut Usia

1. Jantung

Otot jantung menjadi kurang efektif dalam memompa, bekerja dengan lebih

keras untuk memompa darah dalam jumlah yang sama ke tubuh. Pembuluh darah

menjadi kurang elastis. Timbunan lemak yang mengeras mungkin terbentuk di

dinding arteri (atherosclerosis), sehingga jalur untuk mengantarkan darah menjadi

lebih sempit.

elastisitas secara alami, kombinasi dengan atherosclerosis, membuat arteri menjadi

lebih kaku, sehingga menyebabkan jantung bekerja lebih keras untuk memompa

darah melaluinya. Hal ini dapat menyebabkan tekanan darah tinggi (hipertensi).

Page 12: Ilmu Gizi Kelompok 4

Masalah kesehatan yang mungkin timbul: Atherosclerosis, Hipertensi, penyakit

jantung koroner, penyakit pembuluh jantung dan serangan jantung.

2. Paru–paru dan Sistem Pernafasan

Jumlah kantung udara (alveoli) pada lanjut usia akan berkurang dibanding pada

saat usia dewasa. Berkurangnya kantung udara tidak akan terasa apabila kita sehat

dan dapat menjalani kehidupan yang aktif. Emfisema dan turunnya daya tahan paru–

paru karena merokok dan polusi udara, menjadikan lanjut usia rentan terhadap

berbagai gangguan paru–paru dan pernafasan.

3. Tulang, Otot dan Persendian

Tulang akan menyusut, sehingga tinggi badan menjadi lebih pendek. Kepadatan

tulang juga berkurang, secara sedikit-sedikit membuat tulang lebih rentan terhadap

patah tulang. Otot, tendon dan sendi umumnya kehilangan kekuatan,kelenturan

atau fleksibilitas seiring dengan bertambahnya usia. Masalah kesehatan yang

mungkin timbul: Osteoporosis, Osteoartritis.

4. Sistem Pencernaan

Menelan dan gerakan peristaltik otomatis yang memindahkan makanan yang

dicerna ke saluran usus akan makin lambat. Jumlah luas permukaan dalam usus akan

berkurang. Laju sekresi enzim-enzim dari lambung, hati, pankreas serta usus halus

akan berkurang. Hal ini umumnya tidak mempengaruhi kesehatan & proses

pencernaan, jadi mungkin tidak menyadarinya. Tetapi mungkin akan lebih sering

mengalami konstipasi.

Dengan bertambahnya usia, ginjal akan kurang efisien dalam memindahkan

kotoran dari saluran darah. Kondisi kronik, seperti diabetes atau tekanan darah

tinggi, dan beberapa pengobatan dapat merusak ginjal.

Sekitar 30% dari orang usia 65 tahun atau lebih mengalami kelemahan dalam

kontrol kandung kemih (urinary incontinence ). Incontinence urine ( pengeluaran

urine di luar kesadaran ) dapat disebabkan oleh beragam masalah kesehatan, seperti

obesitas, konstipasi dan batuk kronik. Wanita lebih banyak yang mengalami

incontinence dari pada pria. Wanita yang telah mengalami menopause mungkin

Page 13: Ilmu Gizi Kelompok 4

mengalaminya karena otot sfingter kehilangan kekuatannya dan refleks kandung

kemih juga berubah. Dengan menurunnya produksi estrogen, jaringan pada saluran

kemih menjadi lebih tipis. Otot pelvic lebih lemah, sehingga mengurangi kontrol

pada kandung kemih. Pada pria yang telah tua, incontinence disebabkan karena

perbesaran prostat, yang kemudian memblokir uretra. Hal ini menyebabkan sukar

untuk mengosongkan kandung kemih dan menyebabkan sedikit urin yang keluar.

Masalah kesehatan yang mungkin timbul: penurunan fungsi ginjal, Urinary

Incontinence, penyakit prostate.

Fungsi pengecap/penciuman menurun/hilang, makan menjadi tidak enak dan

nafsu makan menurun, akibatnya lansia menjadi kurang gizi (kurang energi protein

yang kronis)

Penyakit periodontal (gigi tanggal), akibatnya kesulitan makan yang berserat

(sayur, daging) dan cenderung makan makanan yang lunak (tinggi klaori), hal ini

menyebabkan lansia cenderung kegemukan/obesitas.

Penurunan sekresi asam lambung dan enzim pencerna makanan, hal ini

mengganggu penyerapan vitamin dan mineral, akibatnya lansia menjadi defisiensi

zat-zat gizi mikro.

Mobilitas usus menurun, mengakibatkan susah buang air besar, sehingga

lansia menderita wasir yang bisa menimbulkan perdarahan dan memicu terjadinya

anemia

5. Mata

Pada lanjut usia atau lansia produksi air mata akan berkurang, retina akan

semakin tipis dan lensa mata akan berangsur berubah menjadi kuning sehingga

pandangan menjadi pudar.

Pada usia 40 tahunan, memfokuskan mata pada suatu obyek yang dekat

menjadi lebih sulit. Iris akan menjadi lebih kaku, sehingga pupil menjadi kurang

responsif, hal ini dapat menyebabkan mata menjadi kurang dapat beradaptasi

dengan perubahan cahaya.

Perubahan lainnya adalah pada lensa mata menjadi terlalu sensitif terhadap

sorotan cahaya, yang dapat menyebabkan masalah bila menyetir pada malam hari.

Page 14: Ilmu Gizi Kelompok 4

Masalah kesehatan yang mungkin timbul: Katarak, Glaukoma dan Degenerasi

Makular (kehilangan pandangan tengah).

Dimensia (pikun), akibatnya sering makan atau malah jadi lupa makan, yang

dapat menyebabkan kegemukan atau pun kurang gizi.

6. Kekurangan vitamin

Bila konsumsi buah dan sayuran dalam makanan kurang dan ditambah

dengan kekurangan protein dalam makanan akibatnya nafsu makan berkurang,

penglihatan menurun, kulit kering, penampilan menjadi lesu dan tidak

bersemangat.

Page 15: Ilmu Gizi Kelompok 4

DAFTAR PUSTAKA

http://GIZI PADA LANSIA/ catatan kuliah lenteraimpian.htm/

http:// menjaga-kecukupan-gizi-di-usia-lanjut.html/

http:// kebutuhan-nutrisi-pada-lanjut-usia.html/