ikterus neonatorum
-
Upload
andiamalia -
Category
Documents
-
view
42 -
download
1
description
Transcript of ikterus neonatorum
Bagian Ilmu Kesehatan Anak Refleksi kasus
Fakultas Kedokteran
Universitas Mulawarman
Ikterus Neonatorum
Disusun oleh:
Andi Amalia Nefyanti (1410029033)
Pembimbing:
dr. Hendra, Sp. A
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2015
BAB I
Tutorial Kasus
Identitas pasien
- Nama : By. Ny. F
- Jenis kelamin : Perempuan
- Umur : 9 hari
- Alamat : Jl. Soekarno Hatta Km 1, Samarinda
- Anak ke : 1
- MRS : 31 Maret 2015
Identitas Orang Tua
- Nama Ayah : Tn. TR
- Umur : 25 tahun
- Alamat : Jl. Soekarno Hatta Km 1, Samarinda
- Pekerjaan : Swasta
- Pendidikan Terakhir : SMA
- Ayah perkawinan ke : 1
- Riwayat kesehatan : Tidak ada penyakit yang menyertai
- Nama Ibu : Ny. FA
- Umur : 23 tahun
- Alamat : Jl. Soekarno Hatta Km 1, Samarinda
- Pekerjaan : Swasta
- Pendidikan Terakhir : SMA
- Ibu perkawinan ke : 1
- Riwayat kesehatan : Tidak ada penyakit yang menyertai
2
Anamnesis
Anamnesis dilakukan secara alloanamnesa pada tanggal 4 Maret 2015
dengan ibu kandung pasien pukul 09.00
Keluhan Utama :
Kuning
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien dirujuk dari RS. Moeis karena kuning sejak 1 hari SMRS AWS.
Kuning tampak diseluruh badan pasien dari wajah hingga kaki. Pasien juga malas
minum asi. Tali pusat bayi belum putus dan tampak berwarna merah. Selain itu
pasien juga mengalami demam sejak 1 hari SMRS AWS.
Riwayat kehamilan ibu :
Ibu pasien sering memeriksakan kehamilannya ke klinik bidan satu bulan
sekali dan pernah di periksa ultrasonografi 1 kali dan bayi dikatakan dalam
kondisi yang normal. Ibu pasien rutin mengkonsumsi obat-obat penambah darah
dan vitamin yang didapatkan dari bidan. Selama hamil ibu pasien makan teratur 2-
3 kali sehari. Aktivitas sehari-hari ibu bekerja sebagai karyawan di bagian
administrasi, bekerja dari jam 8 pagi hingga jam 5 sore. Setiap pergi dan pulang
bekerja, pasien diantar jemput oleh suaminya, menggunakan sepeda motor.
Riwayat persalinan Sekarang :
Bayi lahir dengan sectio caesarea pada tanggal 26 Maret 2015 pukul 18.00
dengan usia kehamilan ibu 37-38 minggu. Bayi berjenis kelamin perempuan.
Awalnya ibu pasien merasakan sakit pinggul yang menjalar hingga ke perut
sehingga ibu pasien dibawa ke klinik bidan, di klinik bidan ketuban pasien pecah,
ketuban berwarna jernih. namun bidan tidak bisa melakukan persalinan karena
terjadi partus macet. Sehingga pasien dirujuk ke RS. Moies dan dilakukan
tindakan sectio caesarea. Pada saat dilahirkan apgar score pasien 7. Tidak ada
mekonium, tanda kecacatan pada fisik bayi, dan tanda-tanda trauma persalinan
serta terdapat anus.
3
Riwayat Penyakit Keluarga :
Tidak ada anggota keluarga lain yang mengalami kejadian kelahiran seperti yang
dialami ibu pasien
Resume persalinan
Usia kehamilan : 37-38 minggu
Letak bayi : Persentasi kepala
Ketuban pecah : Saat pembukaan lengkap atau komplit
Warna air ketuban : Jernih
Jenis pesalinan : Sectio caesarea dengan indikasi partus macet
Identitas pemeriksaan bayi:
Berat badan lahir : 3000 gram
Panjang badan lahir : 50 cm
Lingkar kepala : 34 cm
Lingkar dada : 32 cm
Panjang lengan : 13 cm
Jarak kepala symphysis : 29 cm
Symphysis kaki : 14 cm
Anus : (+)
Cacat : (-)
4
PEMERIKSAAN FISIK
Dilakukan pada tanggal 4 Maret 2015
Kesan umum : Bergerak aktif (+) dan menangis kuat
Tanda Vital
Frekuensi nadi : 134 x/menit, isi cukup, reguler
Frekuensi napas : 41 x/menit
Temperatur : 36,5o C per axila
Antropometri
6
Kesimpulan klasifikasi bayi menurut Lubchenco :
Neonatus cukup bulan (CB) sesuai masa kehamilan (SMK)
Berat badan : 3000 gram
Panjang Badan : 50 cm
1. Kulito Kemerahan pada seluruh tubuh dan ekstremitas
o Tidak sianosis
2. Kepalao Ubun – ubun teraba dan tidak cekung
o Tidak ada tanda trauma kelahiran
o Tidak ada kelainan kongenital
3. Wajaho Simetris
o Tidak ada kelainan wajah yang khas
o Tidak ada kelainan wajah akibat trauma lahir
4. Matao Anemis (-/-)
o Ikterik (-/-)
o Jumlahnya 2 sepasang
o Kornea tidak keruh
o Tidak didapatkan trauma
5. Telingao Sekret (-)
o Jumlahnya 2
o Bentuk sempurna
6. Hidungo Tidak terdapat sekcret
o Tidak ada pernafasan cuping hidung
7. Muluto Sianosis (-)
o Bibir simetris
o Langit – langit utuh
8. Lehero Trakea teraba ditengah
o Tidak ada pembesaran KGB
9. Dadao Pergerakan dinding dada bersama dinding perut saat bernafas
7
o Retraksi (-)
10. Payudarao Tampak areola berbintil kecil
o Tidak ada tanda peradangan
11. Paruo Rhonki (-/-)
o Wheezing (-/-)
o Fekuensi nafas 41x/menit
12. Kardiovaskularo Frekuensi denyut jantung 134x/menit
13. Abdomeno Dinding perut lebih datar, tidak kembung
14. Genitalia eksternao Labia mayora besar
o Tidak terdapat trauma
15. Anuso Terdapat anus
16. Ekstremitaso Akral hangat
o Gerakan ekstremitas aktif
Pemeriksaan Penunjang
Darah lengkap (31 /3/15) Nilai normal
Leukosit 12,5 4.800-10.800 /uL
Hb 18 11,3-14,1 gr/dl
MCV 107 80-100
MCH 38,9 27-34
MCHC 35,5 32-36
Hematokrit 51 % 33-41 %
Platelet 312.000 150.000-450.000
GDS 54 50-150 mg/dl
1/4/15Bilirubin total 20,4Bilirubin direct 1,3Bilirubin indirect 19,1
8
Albumin 4,3
Diagnosis Kerja IGD : Ikterus Neonatorum + Susp. Omfalitis + Hipoglikemi + Dehidrasi Ringan-Sedang
Penatalaksanaan
- IVFD KAEN 4b 15-16 tts/ 24 jam
- Asi atau oralit
- Observasi tanda-tanda infeksi
- Fototerapi
Prognosis : Dubia ad Bonam
9
BAB IIPEMBAHASAN
Anamnesis
Teori Kasus
Riwayat persalinan traumatik
dapat berpotensi menyebabkan
perdarahan atau hemolisis. Bayi
asfiksia dapat mengalami
hiperbilirubinemia yang
disebabkan ketidakmampuan hati
memetabolisme bilirubin atau
akibat perdarahan intrakranial.
hiperbilirubinemia dapat terjadi
bila asupan asi tidak adekuat,
yang disebabkan peningkatan
sirkulasi enterohepatik akibat
kurangnya asupan ASI.
Tanda bahaya pada bayi muda
mencakup tidak mau menyusu,
kejang, mengantuk, nafas
<20x/menit atau > 60x/menit,
merintih, retraksi dan sianosis.
Omfalitis ditandai dengan
umbilikus yang merah, bengkak,
bernanah, berbau.
Bayi lahir dengan sectio
caesarea usia kehamilan ibu
37-38 minggu.
Berat badan bayi 3000 gr dan
panjang badannya 50 cm.
Awalnya pasien melakukan
persalinan di bidan namun
setelah ketuban pasien pecah,
terjadi partus macet. Sehingga
pasien dirujuk ke RS. Moies
dan dilakukan tindakan sectio
caesarea.
Apgar score pasien 7.
Pada usia 5 hari, pasien dirujuk
dari RS. Moeis karena kuning
sejak 1 hari SMRS AWS.
Kuning tampak diseluruh
badan pasien dari wajah hingga
kaki.
Pasien malas minum asi.
Tali pusat bayi belum putus
dan tampak berwarna merah.
Demam sejak 1 hari SMRS
AWS.
Pemeriksaan Fisik
10
Teori Kasus
Ikterus dapat dideteksi secara
klinis dengan cara mengobservasi
warna kulit setelah dilakukan
penekanan menggunakan jari.
Pemeriksaan terbaik dilakukan
menggunakan cahaya matahari.
Ikterus dimulai dari kepala dan
meluas secara sefalokaudal.
Walaupun demikian inspeksi
visual tidak dapat dijadikan
indikator yang andal untuk
memprediksi kadar bilirubin
serum.
Penilaian ikterus neonatorum
dengan Kramer
0 Tidak ada
1 Wajah dan leher, kadar
bilirubin : 4,3-7,8 mg
2 Dada dan punggung, kadar
bilirubin : 5,4-12,2 mg
3 Perut (dibawah umbilikus)
hingga lutut, kadar bilirubin : 8,1-
16,5 mg
4 lengan dan ekstremitas bawah
(dibawah lutut), kadar bilirubin :
11,1-18,3 mg
5 tangan dan kaki, kadar bilirubin :
>15 mg
Keadaan umum bayi ini bergerak aktif
dan menangis kuat
Tanda Vital
Frekuensi nadi : 134 x/menit, isi
cukup, reguler
Frekuensi napas : 41 x/menit
Temperatur : 36,5o C
per axila
Antropometri
Berat badan : 3000 gram
Panjang Badan : 50 cm
Pada saat masuk RSUD AWS badan
pasien kuning dari wajah hingga
seluruh kaki, saat dilakukan
pemeriksaan fisik bayi sudah
menjalani fototerapi dan pasien
tidak lagi kuning
Pada saat masuk RSUD AWS tali
pusat pasien belum lepas dan
berwarna kemerahan namun setelah
1 hari dirawat di ruang bayi, tali
pusat pasien telah lepas dan tidak
terdapat tanda peradangan.
11
Penunjang
Teori Kasus
Hiperbilirubinemia fisiologis
- Kadar bilirubin tidak terkonjugasi
(unconjugated bilirubin, UCB)
pada neonatus cukup bulan dapat
mencapai 6-8 mg/dL pada usia 3
hari, setelah itu berangsur turun.
- Pada bayi prematur, awitan ikterus
terjadi lebih dini, kadar bilirubin
naik perlahan tetapi dengan kadar
puncak lebih tinggi, serta
memerlukan waktu lebih lama
untuk menghilang, mencapai 2
minggu.
Hiperbilirubinemia nonfisiologis
- Awitan ikterus sebelum usia 24
jam
- Peningkatan bilirubin serum >5
mg/dL/24 jam
- Kadar bilirubin terkonjugasi >2
mg/dL
- Bayi menunjukkan tanda sakit
(muntah, letargi, kesulitan minum,
penurunan berat badan, apneu,
takipnu, instablilitas suhu)
- Ikterus yang menetap > 2 minggu
31/3/2015
Leukosit 12.500
Hb 18
MCV 107
MCH 38,9
MCHC 35,5
HCT 51%
PLT 312.000
GDS 54
1/4/2015
Bilirubin total 20,4
Bilirubin direct 1,3
Bilirubin indirect 19,1
Albumin 4,3
12
Penatalaksanaan
Teori Kasus
Kebutuhan cairan pada neonates
(jumlah total oral dan iv) dapat
diberikan 60 ml/kg/hari hari ke 1, 90
ml/kg/hari hari ke 2 dan hari ke 120
ml/kg/hari hari ke 3, kemudian
ditingkatkan sampai 150ml/kgBB.
Beri cairan lebih banyak jika bayi
ditempatkan dibawah pemancar panas
(1,2-1,5 kali).
Pantau jumlah ASI yang diberikan,
apakah sudah mencukupi atau belum.
Pemberian ASI sejak lahir minimal 8
kali sehari.
Terapi sinar jika : ikterus pada hari ke
1, ikterus berat meliputi telapak tangan
dan telapak kaki, ikterus pada bayi
kurang bulan dan ikterus yang
disebabkan oleh hemolisis.
Panduan untuk terapi sinar untuk bayi
dengan usia gestasi ≥35 minggu yang
dianut di Departemen IKA
FKUI/RSCM mengacu pada diagram
yang diajukan oleh American Academy
of Pediatrics (AAP) tahun 2004
Perawatan tali pusat dengan antiseptic
(iodium povidon 2,5%/ chlorhexidine)
8x sehari sampai dengan nanah (-)
Jika ditemukan tanda infeksi bakteri
yang berat, beri ampisilin (atau
- IVFD KAEN 4b 15-16 tts/ 24 jam
- Asi
- Fototerapi
- rawat tali pusat
13
penisilin) dan gentamisin
Beri kloksasilin (jika ada) sebagai
pengganti penisilin jika pustula atau
abses kulit meluas karena tanda ini
dapat merupakan tanda-tanda infeksi
stafilokokus. Sebagian besar infeksi
yang berat pada neonatal harus diobati
dengan antibiotic sekurangnya 10 hari.
14