HIPOGLIKEMIA

24
B. Konsep Dasar Manajemen Asuhan Kebidanan pada Bayi dengan Hipoglikemia I. PENGKAJIAN A. Data Subyektif 1. Identitas a. Identitas Klien Nama : Umur : 1 – 2 jam Umumnya hepoglikemia terjadi pada neonatus umur 1 – 2 jam. Hal ini disebabkan oleh karena bayi tidak mendapatkan lagi glukosa dari ibu, sedangkan insulin plasma masih tinggi dengan kadar glukosa darah yang menurun. (Sarwono, 2008 & Cunningham, F. Gary, dkk, 2005) : 6 – 12 Jam Hipoglikemia simtomatik pada neonates cenderung terjadi selama 6-12 jam kehidupan (Sarwono, 2008 & Cunningham, F. Gary, dkk, 2005) Jenis Kelamin : Tanggal MRS : 4

description

keperawatan

Transcript of HIPOGLIKEMIA

B. Konsep Dasar Manajemen Asuhan Kebidanan pada Bayi dengan HipoglikemiaI. PENGKAJIANA. Data Subyektif1. Identitasa. Identitas KlienNama:Umur: 1 2 jamUmumnya hepoglikemia terjadi pada neonatus umur 1 2 jam. Hal ini disebabkan oleh karena bayi tidak mendapatkan lagi glukosa dari ibu, sedangkan insulin plasma masih tinggi dengan kadar glukosa darah yang menurun. (Sarwono, 2008 & Cunningham, F. Gary, dkk, 2005): 6 12 JamHipoglikemia simtomatik pada neonates cenderung terjadi selama 6-12 jam kehidupan (Sarwono, 2008 & Cunningham, F. Gary, dkk, 2005)Jenis Kelamin: Tanggal MRS:Diagnosa Medis: Bayi dengan Hipoglikemiab. Identitas orang tuaNama Ibu:Nama Ayah: Umur:Umur: Agama: Agama: Suku:Suku: Pendidikan:Pendidikan:Pekerjaan:Pekerjaan: Alamat: 2. Keluhan utamaLemah, gelisah, keringat dingin, gemetar dan takikardi, nausea (Sarwono, 2008).a. Pada neonates tidak spesifik, antara lain :Hipoglikemia neonatus simtomatik gejalanya tidak khas, misalnya : apati, anoreksia, hipotoni, apneu, sianosis, pernapasan tidak teratur, kesadaran menurun, tremor, kejang tonik/klonik, menangis tidak normal dan cengeng. Kebanyakan gejala pertama timbul sesudah 24 - 48 jam kehidupan (Cunningham, F. Gary, dkk, 2005)Tremor, sianosis, apatis, kejang, apnea intermittentangisan lemah/melengking, letargi, kesulitan minum, gerakan mata berputar/nistagmus, keringat dingin, pucat, hipotermi, efleks hisap kurang, muntah (Djoko Wahono S, 2006)

b. Pada Bayi/Anak:Gejala-gejala dapat berupa : sakit kepala, nausea, cemas, lapar, gerakan motoric tidak terkoordinasi, pucat, penglihatan berkunang-kunang, ketidakpedulian, cengeng, ataksia, strabismus, kejang, malas/lemah, tidak ada perhatian dan gangguan tingkah laku (Sarwono, 2008).

3. Riwayat Kesehatan Kliena. Riwayat Kesehatan Sekarang :Hal hal yang perlu ditanyakan : 1) Apakah bayi memiliki riwayat asfiksia?2) Apakah bayi mengalami hipotermi, hipertemi, gangguan pernafasan?3) Apakah bayi lahir premature?4) Apakah ibu memiliki DM ?b. Riwayat Kesehatan yang Lalu : (Cunningham, F. Gary, dkk, 2005)11

1) 4

2) Sepsis3) Hydrops fetalis4) Cold injury5) Asfiksia6) Anoksia 7) Hipotiroidisme8) Leukemia9) Perdarahan kelenjar adrenalin10) Kelainan bawaan multiple11) Tetanus neonatorum12) Pasca tranfusi tukar13) Kelainan jantung bawaan14) Renal glucosuria15) Malnutrisi, kwashiorkor, diet rendah fenilalanin

16) Defek pada pelepasan glukosa (defek siklus krebs, defek respiratory chain)Kelainan ini sangat jarang, mengganggu pembentukan ATP dari oksidasi glukosa, disini kadar laktat sangat tinggi (Cunningham, F. Gary, dkk, 2005)17) Defek pada produksi energy alternative (defisiensi carnitine acyl tranferase, defisiensi HMG CoA, defisiensi rantai panjang dan sedang acyl-coenzym A dehydrogenase, defisiensi rantai pendek acyl-coenzym A dehydrogenase.Kelainan ini mengganggu penggunaan lemak menjadi energy, sehingga tubuh sangat tergantung hanya pada glukosa. Ini akan menyebabkan masalah bila puasa dalam jangka lama yang seringkali dengan dengan penyakit gastrointestinal (Cunningham, F. Gary, dkk, 2005)18) Riwayat Kehamilan Dan Kelahiran:a) Riwayat Antenatal(1) Usia Kehamilan: (Sarwono, 2008)Prematur (< 37 minggu) atau Postmatur (> 42 minggu)Deposit glukosa berupa glikogen biasanya baru terbentuk pada trimester ke-3 kehamilan, sehingga bilabayi lahir terlalu awal, persediaan glikogen ini terlalu sedikit dan akan lebih cepat habis terpakai, sedangkan Bayi lebih bulan fungsi plasenta pada bayi lebih bulan sudah mulai berkurang. Asupan glukosa dari plasenta berkurang, sehingga janin menggunakan cadangan glikogennya. Setelahbayi lahir, glikogen tinggal sedikit, sehingga bayi mudah mengalami hipoglikemia.(2) Komplikasi kehamilan: Kelainan ariari, Ibu dengan DM, ibu dengan penyakit ginjal, Toxemia gravidarum, perdarahan antepartum, malnutrisi, anemia, Hidramnion, KPD, Inkompatibilitas darah ibu dan janin (rhesus)Kelainan fungsi plasenta (ari-ari) selama bayi berada dalam kandungan (Sarwono, 2008).Bayi yang ibunya menderita diabetes seringkali memiliki kadar insulin yang tinggi karena ibunya memiliki kadar gula darah yang tinggi; sejumlah besar gula darah ini melewati plasenta dan sampai ke janin selama masa kehamilan. Akibatnya, janin menghasilkan sejumlah besar insulin.Peningkatan kadar insulin juga ditemukan pada bayi yang menderita penyakit hemolitik berat. Kadar insulin yang tinggi menyebabkan kadar gula darah menurun dengan cepat pada jam-jam pertama kehidupan bayi setelah dilahirkan, dimana aliran gula dari plasenta secara tiba-tiba terhenti (Sarwono, 2008).Ibu dengan penyakit ginjal, retinal atau jantung mempunyai kecenderungan melahirkan bayi kecil untuk masa kehamilan atau prematur, melahirkan bayi dengan kondisi yang buruk, gawat janin atau kematian janin.b) Riwayat Intranatal(1) Persalinan dengan SCDapat menyebabkan kelainan kardiorespiratori sehingga menyebabkan penyakit membran hyaline (HMD) yang dampaknya bayi akan mengalami hipoglikemia (Cunningham, F. Gary, dkk, 2005).(2) Bayi dengan AsfiksiaPada asfiksia, akan terjadi metabolisme anaerob yang banyak sekali memakai persediaan glukosa. Pada metabolisme anaerob, 1 gram glukosa hanya menghasilkan 2 ATP, sedang pada keadaan normal 1 gram glukosa bisa menghasilkan 38 ATP.

c) Riwayat Postnatal(1) BB bayi Lahir : BBLRGutberlet dan Cornblath melaporkan frekuensi hipoglikemia 4,4 per 1000 BBLR (Cunningham, F. Gary, dkk, 2005)(2) Makrosomia(3) Gemelli(4) Cacat bawaan(5) Kelaianan kromosom(6) Infeksi misal: rubella,sifilis,toksoplasmosis

4. Riwayat Kesehatan Keluargaa) Diabetes MelitusPada bayi yang lahir dari ibu diabetes 8%-25% mengalami hipoglikemia. (Sarwono, 2008)b) Ibu menderita penyakit misal: Tifus abdominalis, malaria, TBC, Jantung, hipertensi, ginjal.

5. Pola Fungsional KesehatanPolaKeterangan

PolaNutrisiKesulitan untuk minum ASI, muntahTerjadi penurunan refleks hisap pada bayi sehingga bayi kesulitan untuk minum ASI (Djoko Wahono, 2006 & Cunningham, F. Gary, dkk, 2005)

Pola Eliminasi

Pola IstirahatInsomniaKarena bayi akan sering menangis (Djoko Wahono S, 2006 & Cunningham, F. Gary, dkk, 2005)

Pola Personal Hygiene

Pola AktivitasMenurunAnak dengan hipoglikemia akan lemas dan kesadarannya menurun. Hal ini akan mempengaruhi aktifitas bayi yang biassanya aktif menjadi tidak aktif (Djoko Wahono S, 2006 & Cunningham, F. Gary, dkk, 2005)

6. Riwayat Psikososiokultural Spirituala. Komposisi, fungsi dan hubungan keluarga b. Keadaan lingkungan rumah dan sekitarnya c. Kultur dan kepercayaan yang mempengaruhi kesehatan

B. Data Obyektif1. Pemeriksaan Umum Kesadaran: Apatis, ComaTanda Vital: (Cunningham, F. Gary, dkk, 2005) Nadi: TakikardiaPernapasan: Tidak teratur / ApneaSuhu: Hipotermia (< 36,5 0C)Antropometri : PB: BB: < 2500 gr atau > 4200 grBBLR maupun makrosomia dapat menyebabkan hipoglikemia (Sarwono, 2008) Lingkar kepala: Lingkar dada: Lingkar lengan : LILA: < 11 cmMenandakan bayi mengalami malnutrisi. Komplikasi malnutrisi ialah hipoglikemia (Djoko Wahono S, 2006)

2. Pemeriksaan Fisik Head to ToeInspeksiKepala: Tampak Simetris, ubun ubun datar kadang cekung, tidak tampak cephal hematoma maupun caput succedeneum, tidak tampak molding, tidak hidrocephalusUbun ubun cekung disebabkan bayi mengalami dehidrasi akibat penurunan refleks hisap. Dengan penurunan refleks hisap bayi akan kesulitan untuk menyusu. Akibatnya bayi dehidrasi dan ubun ubun bayi menjadi cekung (Sarwono, 2008)Wajah: Tampak Lemas, pucat, gelisah, tidak oedemaTanda tanda bayi dengan hipoglikemia antara lain lemas, gelisah dan pucat (Cunningham, F. Gary, dkk, 2005)Mata : Tampak mata berputar-putar/nistagmus, conjunctiva pucat, sklera tidak tampak kuning, pupil tampak normalTanda tanda bayi dengan hipoglikemia antara lain nistagmus (Cunningham, F. Gary, dkk, 2005)Telinga: Simetris, tidak terdapat sekret, tidak tampak kelainanHidung: Tampak Apnea, nafas cepat irreguler, terdapat pernafasan cuping hidung (Cunningham, F. Gary, dkk, 2005)Mulut: Tampak Parestisia pada bibir, sianosis, mukosa bibir kering, tidak tampak labio skiziz, maupun labiopalato skiziz (Cunningham, F. Gary, dkk, 2005)Leher: Tidak tampak pembesaran kelenjar getah bening, kelenjar tiroid, vena jugularis, tidak tampak peradangan pada faringDada: Tampak pergerakan dada yang cepat, terdapat tarikan/retraksi dinding dada (Cunningham, F. Gary, dkk, 2005)Abdomen: Tampak simetris, tidak membusung, pusat infeksi, tidak tampak perdarahan tali pusat, terdapat 2 arteri 1 vena pada tali pusat dan tidak ada kelainanPenyebab hipoglikemia salah satunya ialah karena infeksi neonatorum (Cunningham, F. Gary, dkk, 2005)Punggung: Tidak tampak spina bifidaGenetalia eksterna: Pada perempuan : Tampak labia mayora yang belum menutupi labia minoraPada Laki-laki : Testis belum turun pada skrotumBayi prematur merupakan faktor resiko terjadinya hipoglikemia pada bayi (Cunningham, F. Gary, dkk, 2005)Anus : Tampak bersih, tidak ada ruam popok, tampak adanya lubang anusKulit: Warna kulit tampak pucat, tampak lanogo didaerah punggung, tampak verniks didaerah lipatanEkstremitas: Tampak Sianosis, tremor, paristisia pada jariTanda gejala dari hipoglikemia adalah sianosis, tremor, paristisia pada jari (Cunningham, F. Gary, dkk, 2005)

PalpasiKepala: Teraba datar kadang cekung Wajah: Tidak teraba oedemaMata : Tidak teraba oedemaTelinga: Tidak teraba pembesaran kelenjar getah beningHidung: Tidak teraba pembesaran polipLeher: Tidak teraba pembesaran kelenjar getah bening, kelenjar tiroid, dan vena jugularisAbdomen: Teraba lembek, tidak ada massa maupun tumor, turgor kulit kembali > 2 detikGenetalia eksterna: Tidak teraba benjolan, massa, maupun tumorAnus: Teraba lubang anus, tidak ada atresia aniEkstremitas: Teraba dingin, tidak oedemaTeraba dingin karena bayi mengalami hipotermia (Cunningham, F. Gary, dkk, 2005)

Auskultasi DadaJantung: Mur mur (-), BJ 1/BJ 2 normal, teraturParu: Wheezing (-), ronchi (-), krekels (-)Abdomen: Bising usus (+)

Perkusi: Dada: Terdengar SonorAbdomen: Tidak terdengar hipertimpani

3. Pemeriksaan Neurologis/Refleks :a. Refleks Morro: Positif, terkejut saat ada suara (Asuhan Persalinan Normal,2008)b. Refleks Rooting : Positif, membuka mulut jika ada yang menyentuh bibir (Asuhan Persalinan Normal,2008)c. Refleks Sucking: Berkurang, kadang Negatif (-) Pada bayi normal : Positif, dapat menghisap putting susud. Refleks Swallowing : Negatif (-)Pada bayi normal : Positif, dapat menelan (JNPK-KR,2008)e. Refleks Babinsky: Positif, jari kaki menekuk ke bawahf. Refleks Graft: Negatif (-)Pada bayi normal : Positif, dapat menggenggam dengan baik (Sitiava, 2012)

4. Pemeriksaan Penunjang a. Pemeriksaan Laboraturium : 1) Kadar glukosa serumDiperiksa dengan dextrostix pada saat persalinan dan pada usia , 1, 2, 4, 8, 12, 24, 36, dan 48 jam. Pengukuran