Case Hipoglikemia Amel

28
Amalia Case Report Hipoglikemia pada DM Tipe 2

description

Kasus Hipoglikemia di RSU Luwuk, Banggai, Sulawesi Tengah

Transcript of Case Hipoglikemia Amel

Kepaniteraan Klinik Stase Penyakit Dalam Rumah Sakit Islam Jakarta Sukapura Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta 2012

AmaliaCase Report Hipoglikemia pada DM Tipe 2IdentitasNama/MR: Ny. SMUmur: 58 tahunJenis Kelamin: PerempuanAlamat: BatuiTgl Masuk: 23 Januari 2015

AnamnesisKU: Tidak sadarkan diri sejak 5 jam SMRSRPS:

OS tidak sadarkan diri sejak 5 jam SMRS. Menurut keluarga OS, OS tiba-tiba langsung meracau dan kemudian tidak sadarkan diri. Sebelimnya OS lemas sejak 2 hari SMRS. Lemas dirasakan terus menerus dan bertambah parah sehingga OS tidak dapat melakukan aktivitas. OS mengaku mempunyai riwayat DM sejak 3 tahun yang lalu dan teratur minum obat. OS merasa berat badan OS menurun semenjak didiagnosa DM dari 67 kg menjadi 62 kg. Os menggunakan obat insulin jika kadar gula nya tinggi.

BAK3Pemeriksaan FisikKU:tampak sakit beratKesadaran: E3M3V3Tanda VitalTD: 160/100Suhu: 37 oCNadi: 88 x/menitRR: 24 x/menit AntropometriBB:62 kgTB:158 cmIMT: 24,89 (Obes I)Status GeneralisKepalaBentuk: NormocephalRambut: Hitam, tidak rontokMata: Refleks cahaya (+/+), pupil isokor Konjungtiva anemis (-/-), Sklera ikterik (-/-)Hidung: Mukosa edema (-/-), hiperemis (-/-), sekret (-/-), Telinga: CAE edema (-/-), sekret (-/-), hiperemis (-/-), Mulut: Mukosa bibir lembab, sianosis (-), Lidah kotor (-)Leher: Tidak ada pembesaran KGBPulmoInspeksi: Pergerakan dinding dada simetrisPalpasi : Vokal fremitus mengeras di paru kiriPerkusi : Paru kiri bagian tengah redupParu kanan sonorAuskultasi : Vesikular (+/+), Ronkhi (-/-), Wheezing (+/+)CorInspeksi : ictus cordis tidak terlihatPalpasi : ictus cordis tidak terabaPerkusi : Batas jantung kanan; ICS IV linea parasternalis dekstraBatas kiri; ICS IV linea midclavikularis sinistraAuskultasi : Bunyi jantung I & II murni, regular, murmur (-), gallop (-)

AbdomenInspeksi: perut supelPalpasi : nyeri tekan epigastrium (-), tidak teraba adanya benjolan, hepar dan lien tidak terabaPerkusi : timpaniAuskultasi : Bising usus 6x/m

Ekstremitas Atas:Akral : HangatRCT : < 2 detikEdema : (-)Ekstremitas Bawah:Akral : HangatRCT : < 2 detikEdema : (-)

NilaiNilai RujukanGDS35 mg/ dlResumeWanita, 58 tahun dengan penurunan keadaran sejak 5 jam SMRS, OS mengeluh fatigue sejak 2 hari SMRS. OS mempunyai riwayat DM sejak 3 tahun SMRS dengan pengobatan teratur dengan insulin. Selain itu OS juga nausea dan vomitus sejak 3 hari SMRS. OS merasa cephalgia sejak 1 hari SMRS. Nyeri dirasakan menjalar ke tengkuk. Riwayat Hipertensi sejak 1 tahun SMRS dengan pengobatan tidak teratur.

Daftar MasalahHipoglikemia ec DM tipe 2Hipertensi grade 2

AssesmentHipoglikemia ec. DM tipe 2Dari anamnesa didapatkan OS tidak sadarkan diri sejak 5 jam SMRS, OS mengeluh fatigue sejak 2 hari SMRS. OS mempunyai riwayat DM sejak 3 tahun SMRS dengan pengobatan teratur dengan insulin. PF: GCS: E3V3M3GDS: 35 mg/dl

DD:1. Hipoglikemia ec. DM tipe 1Planing:1. Diagnostik: Laboratorium (GDS serial, GDP, GD2PP, HbA1c) 2. Medikamentosa: O2 kanula nasal 2-4 l/minfus NaCl 30 gtt/menitDextrose 40%, 50ml

Assesment3 Hipertensi grade 2OS merasa cephalgia sejak 1 hari SMRS. Nyeri dirasakan menjalar ke tengkuk. Riwayat Hipertensi sejak 1 tahun SMRS dengan pengobatan tidak teratur PF: TD= 160/100 mmHg

Planing:1. Diagnostik: EKG Laboratorium: Ureum, Creatinin2. Medikamentosa: Captopril 12,5 mg 3x13. Non-Medikamentosa: Diet rendah garam

Planing:1. Diagnostik: EKG Laboratorium: Ureum, Creatinin2. Medikamentosa: Captopril 12,5 mg 3x13. Non-Medikamentosa: Diet rendah garam

Follow upPost pemberian 50 cc dextrose 40% = pasien sadar, GCS E4M5V5, GDS 164 mg/dl

Tinjauan Pustaka

Hypoglycemia is a clinical situation characterized by a reduction in plasma glucose concentration to a level that may induce symptoms or signs such as altered mental status and/or sympathetic nervous system stimulationDiabetic Complications Diabetic Ketoacidosis = DKA Hyperosmolar Hyperglycemia Nonketoric Coma = HHNCRetinopathy NephropathyNeuropathyMacroangiopathyChronic :Acute MicroangiopathyCADPVDStroke Hypoglycemia Metabolic Decompensation

22Every year many of patients with diabetes die from diabetic ketoacidosis (DKA) and hyperosmolar hyperglycemia nonketotic coma (HHNC). DKA is mostly occur in type 1 diabetic patients, but may also occur in type 2 diabetics, while HHNC usually happen in adult type 2 diabetic. Both DKA and HHNC are emergencies diabetic complications that refer to metabolic decompensation derangement.1 Sebab Kesadaran Menurun pada Diabetes Melitus Ketoasidosis DiabetikHiperosmolar non KetotikAsidosis Laktat

HipoglikemiaSebab Lain - Trauma - Obat - Penyakit Lain : Stroke Koma hepatik Uremik Diagnosis Banding Koma Glukosa Keton Hipervent. Dehid. TD Kulit mg/d L DKA >300 +s/d4+ ++ ++ N/ hngt

HONK >500 0 s/d+ 0 +++ N/ N

Hipoglik < 50 0 0 0 N lmb

Asidosis Laktat 20-200 trc s/d + +++ 0 Rnd hngt

Non N/ 0 s/d trc 0 s/d + 0 s/d + Variasi NMetab

HipoglikemiaSimtom:Efek adrenergik alfa: sekresi insulin menurun, cerebral blood flow meningkatperipheral vasoconstriction Efek adrenergik beta: glycogenolisis otot dan hatistimulasi release glukagonlipolisisuptake glukosa otot menurunincrease c.o.p, cerebral flowEfek adrenomedullary discharge of Catecholamineaugmentasi efek adrenergik alfa dan beta

Gejala neuroglikopenik, gejala adrenergikHipoglikemia kronik berkepanjangan - demensia

Kadar Glukosa Darah dan Gejala Hipoglikemik Akut

g 72luk 54o sa 36

d a 18rah ................................................................. Neuroglikopenia Disfungsi Kognitif ringan

................................................................ Aktivasi gejala Keringat autonomik Gemetar ..................................... Berdebar ...... Neuroglikopenia berat Kejang ............................................................... Koma WaktuDiagnosis Relatif mudah: pemeriksaan GDTrias Whipple: Keluhan dan gejala hipoglikemia s/d kesadaran menurun, Kadar Glukosa < 45 mg/dL (pada wanita dapat < 30 mg/dL), Bangun kembali setelah diberikan glukosaPerlu pemantauan yang lama jika pasien memakai obat long actingJika hipoglikemia berkelanjutan dapat menyebabkan kerusakan otak permanen, demensia Respons Perubahan Hormonal pada Hipoglikemia:Penurunan sekresi insulinPeningkatan katekolamin dan epinefrinPeningkatan sekresi glukagonPeningkatan sekresi kortisolPeningkatan hormon pertumbuhan Penatalaksanaan HipoglikemiaRingan: Berikan gula murni (bukan pemanis) yang cukup sampai keluhan hilang Pastikan pemberian makanan / kalori cukup untuk selanjutnya, terutama jika OAD long actingBerat: Berikan glukosa 40 % IV sampai pasien sadar Berikan infus rumatan D10 6-8 jam perkolf cek glukosa darah setiap jamjika < 100 mg/dL berikan kembali bolus D40Jika sudah 2 kali berturut-turut >100 mg/dL, setiap 2 jamJika sudah 2 kali berturut-turut > 100 md/dL, setiap 4 jam,dst sampai yakin bahwa kadar glukosa darah stabil aman

Perhatikan obat hipoglikemik yang dipakai:Obat kerja panjang, pemantauan dapat lama, berhariPerhatikan pula fungsi ginjal dan hati dan usia pasien