Hemofilia Uo (1)

download Hemofilia Uo (1)

of 16

Transcript of Hemofilia Uo (1)

  • 8/10/2019 Hemofilia Uo (1)

    1/16

    REFRAT

    Hemofilia Pada Anak

    Disusun oleh

    Leonard Philippus

    Pembimbingdr. Dewi A, SpA

    KEPANITERAAN KLINIK DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN ANAKRSUP PERSAHABATAN JAKARTA

    FAKULTAS KEDOKTERAN UPN VETERAN JAKARTA

    2014

  • 8/10/2019 Hemofilia Uo (1)

    2/16

    LEMBAR PENGESAHAN

    Referat:

    Hemofilia pada anak

    Pada tanggal, April 2014

    Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat mengikuti program profesi dokter di Departemen Ilmu Kesehatan Anak RSUP Persahabatan Jakarta

    Disusun oleh :

    Leonard Philippus

    Mengetahui,

    Pembimbing

    dr. Dewi A, Sp.A

  • 8/10/2019 Hemofilia Uo (1)

    3/16

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Usia anak-anak adalah usia aktif, dimana anak-anak senang untuk

    bermain, maka tidak jarang seorang anak mengalami trauma akibat terjatuh,

    tergores, dan terluka yang didapat saat sedang bermain. Trauma yang dialami

    dapat menimbulkan perdarahan. Pada orang sehat jika terjadi perdarahan maka

    terdapat suatu sistem pembekuan darah dari tubuh yang dipengaruhi oleh faktor-

    faktor pembekuan darah. Apabila salah satu dari faktor tersebut terdapat kelainan,

    maka proses pembekuan darah menjadi terhambat atau tidak terjadi sama sekali.

    Hal ini menyebabkan gangguan pada sistem pembekuan darah.

    Gangguan pembekuan darah dapat terjadi kongenital atau bawaan. Salah

    satu gangguan pembekuan darah adalah hemophilia. Hemofilia adalah satu-

    satunya penyakit gangguan pembekuan darah bawaan yang disebabkan karena

    adanya kelainan pada kromosom sex. 1

    Pada 85% kasus penyakit hemophilia disebabkn oleh kelainan atau

    defisiensi factor VIII, jenis hemophilia ini disebut hemophilia A. Kira-kira 1

    diantara 10.000 pria di Amerika Serikat menderita hemophilia A. pada hemophilialainnya kecenderungan perdarahan disebabkan oleh defisiensi factor IX. Kedua

    factor tersebut diturunkan secara genetic melalui kromosom wanita. 6

    Penelitian dan pengetahuan mengenai penyakit hemophilia ini sudah ada

    sejak lama dan diketahui bahwa hemophilia memiliki komplikasi yang cukup

    berat yang dapat menurunkan kualitas hidup anak tersebut, bahkan dapat sampai

    menimbulkan kematian. Terapi untuk mengurangi komplikasi sampai saat ini

    masih dalam tahap penelitian.2

    Oleh karena penyakit ini berbahaya karena dapat menimbulkan komplikasi

    yang berat, maka perlu dipelajari untuk mengetahui penatalaksaan dalam

    penanganan hemofilia.

  • 8/10/2019 Hemofilia Uo (1)

    4/16

    BAB II

    ISI

    II. HEMOFILIA

    II.1 DEFINISI

    Hemofilia adalah suatu penyakir keturunan yng mengakibatkan darah

    seseorang sukar membeku. Biasanya darah orang normal bila keluar dari

    luka akan membeku dalam waktu 5-7 menit, namun pada orang hemofilia

    darah akan membeku dalam 50 menit sampai 2 jam, sehingga

    menyebabkan orang meninggal karena kehilangan banyak darah. 8

    Hemofilia adalah kecenderungan untuk mengalami pembekuan darah yang

    abnormal yang bersifat herediter akibat defisiensi faktor VIII koagulasi

    dan ditandai dengan perdarahan intramuskular dan subkutis

    spontan/traumatik, perdarahan dari mulut, gusi, bibir, dan lidah, hematuria,

    dan hemartrosis. 5

    Hemofilia adalah gangguan koagulasi yang bermanifestasi sebagai episode

    perdarahan intermitten yang disebabkan oleh mutasi gen faktor VIII, atau

    IX. 7

    II.2 EPIDEMIOLOGI

    Pada 85% kasus adalah hemofilia A dimana terjadi gangguan pada

    factor pembekuan VII. 1 diantara 10.000 pria di Amerika Serikat mengalami

    hemofilia A. pada 15% tipe hemofilia lainnya kecenderungan perdarahan

    disebabkan oleh defisiensi faktor IX. 6

    II.3 ETIOLOGI

    II.3.1 Faktor Genetik

    Hemofilia atau penyakit gangguan pembekuan darah menurun dari

    generasi ke generasi melalui wanita pembawa sifat ( carier ) dalam

    keluarganya, yang bisa secara langsung maupun tidak. Di dalam setiap sel

    tubuh manusia terdapat 23 pasangan kromosom dengen berbagai macam

    fungsi dan tugasnya. Kromosom ini menentukan sifat atau ciri organisme

  • 8/10/2019 Hemofilia Uo (1)

    5/16

    misalnya tinggi, penampilan, warna rambut, mata, dan sebagainya.

    Sementara, sel kelamin adalah sepasang kromosom di dalam inti sel yang

    menentukan jenis kelamin makhluk tersebut. Seorang pria mempunyai

    satu kromosom X dan satu kromosom Y, sedangkan wanita mempunyai

    dua kromosom X. Pada kasus hemofilia kecacatan terdapat pada

    kromosom X akibat tidak adanya protein faktor VIII dan IX yang

    diperluka bagi komponen dasar pembekuan darah. 7

    II.3.2 Faktor Epigenik

    Hemofilia A disebabkan karena kekurangan faktor VIII dan

    hemofilia B disebabkan kekurangan faktor IX. Kerusakan dari faktor VIII

    dimana tingkat sirkulasi yang fungsional dari faktor VIII ini tereduksi.

    Aktivitas reduksi dapat menurunkan jumlah protein faktor VIII, yang

    menimbulkan abnormalitas dari protein. Faktor VIII menjadi ko-faktor

    yang efektif untuk faktor IX yang aktif, faktor VIII aktif, faktor IX aktif,

    fosfolipid dan juga kalsium bekerja sama untuk membentuk fungsional

    aktivasi faktor X yang kompleks, sehingga hilangnya atau kekurangan

    kedua factor ini dapat mengakibatkan kehilangan atau berkurangnyaaktivitas faktor X yang aktif dimana berfungsi mengaktifkan protrombin

    menjadi thrombin, sehingga jika thrombin mengalami penurunan

    pembekuan yang dibentuk mudah pecah dan tidak bertahan

    mengakibatkan perdarahan yang berlebihan dan sulit dalam penyembuhan

    luka. 7

    II.4 KLASIFIKASIHemofilia klasik dibedakan menjadi 2, yaitu 4 :

    Hemofilia A Hemofilia B

    Berdasarkan pengukuran level factor pembekuan darah terhadap nilai

    normal 4 :

  • 8/10/2019 Hemofilia Uo (1)

    6/16

    1-5% : hemofilia tingkat sedang (moderate). 5-25% : hemofilia ringan

    II.5 PATOFISIOLOGI

    Hemofilia A

    Hemofilia A adalah kelainan heterogen yang diakibatkan karena

    adanya defek pada gen faktor VIII yang mengakibatkan menurunnya jumlah

    faktor VII fungsional yang beredar dalam tubuh penderita. Menurunnya

    jumlah faktor VIII ini diakibatkan adanya penurunan jumlah dari protein

    faktor VIII serta adanya protein-protein lain yang mengakibatkan timbulnya

    abnormalitas dari fungsi faktor VIII. Kedua penyebab tersebut dapat terjadi

    secara bersamaan pada penderita hemofilia A. faktor VIII berfungsi sebagai

    ko-faktor yang efektif untuk munculnya faktor IXa, dimana proses tersebut

    diaktifkan oleh thrombin. Faktor VIII dan faktor IX yang sudah aktif (faktor

  • 8/10/2019 Hemofilia Uo (1)

    7/16

    VIIIa dan IXa) akan menempel pada permukaan platelet yang sedang aktif.

    Akibatnya adalah terbentuknya suatu kompleks untuk mengaktifkan faktor X

    (tenase atau Xase). Aktivasi faktor X oleh faktor IXa akan meningkat

    bila terdapat factor VIIIa. Oleh karena itu, manifestasi klinis dari hemofilia A

    atau B hampir sama. Ini dikarenakan baik faktor VIIIa maupun faktor IXa

    dibutuhkan dalam pembentukan kompleks Xase. Penurunan jumlah dari

    faktor-faktor tersebut akan mengakibatkan penurunan juga pada aktivitas

    Xase pada permukaan platelet. Pada pasien dengan hemofilia, pembentukan

    bekuan darah akan terhambat karena adanya penurunan pembentukan

    thrombin. Sehingga bekuan darah yang terbentuk menjadi rapuh, mudah

    lepas, dan sangat rentan terhadap proses fibrinolisis. Yang akhirnya, kesemua

    ini akan mengakibatkan munculnya perdarahan yang berebihan. 1

    Hemofilia B

    Hemofilia B dapat terjadi karena tidak terbentuknya faktor IX atau

    adanya disfungsi dari faktor IX. Tingkat keparahan hemofilia B diukur

    dengan aktivitas faktor IX. Faktor IX adala suatu molekul yang sangat

    tergantung dengan adanya vitamin K. Selain itu, faktor IX terdiri dari suaturantai glycoprotein yang megandung 415 asam amino. Untuk menjalankan

    fungsinya, faktor IX akan distimulasi bila ada faktor VIIa atau IXa yang pada

    akhirnya akan membentuk enzim faktor IXa yang aktif. Setelah terbentuk,

    faktor IXa akan mengaktivasi faktor X dengan bantuan faktor VIIIa,

    fosfolipid (trombosit yang teraktivasi), dan kalsium. Faktor VIIIa sangat

    penting fungsinya sebagai kofaktor dari aktivitas faktor IXa. Oleh karena itu,

    apabila ada defisiensi faktor VIII maupun IX akan menimbulkan defek padaaktivitas untuk menghasilkan faktor X. Akibat selanjutnya adalah

    terhambatnya proses konversi dari protrombin menjadi thrombin, yang akan

    mengakibatkan kecenderungan untuk mengalami perdarahan. 1

    II.6 MANIFESTASI KLINIS

    Karena factor VIII tidak melewati plasenta, kecenderungan

    perdarahan dapat terjadi dalam periode neonatal. Kelainan diketahui bila

  • 8/10/2019 Hemofilia Uo (1)

    8/16

    pasien megalami perdarahan setelah mendapat tindakan sirkumsisi. Setelah

    pasien memasuki usia anak-anak aktif, sering terjadi memar atau hematom

    yang hebat sekalipun trauma ringan. Laserasi kecil dapat berdarah berjam-

    jam sampai berhari-hari. Gejala khasnya adalah perdarahan sendi

    (hemartrosis) yang nyeri dan menimbulkan keterbatasan gerak, dapat timbul

    spontan maupun akibat trauma ringan, manifestasi yang dapat terjadi :

    Hematom pada jaringan lunak Hemartrosis dan kontraktur sendi Hematuria

    Perdarahan serebral Terjadi perdarahan dapat meyebabkan takiardi, takipnea, dan

    hipotensi

    Perdarahan berulangan dalam sendi menyebabkan degenerasi

    kartilago artikularis disertai gejala-gejala arthritis. Perdarahan

    retroperitoneal dan intracranial merupakan keadaan yang mengancam jiwa.

    Derajat perdarahan berkaitan dengan banyaknya aktivitas dan beratnya

    cedera. Perdarahan karena pembedahan sering terjadi pada semua pasien

    hemofilia dan segala prosedur pembedahan yang diantisipasi memerlukan

    penggantian factor secara agresif sewaktu preoperatif dan pasca operatif.

    Perdarahan ringan seperti pada perdarahan otot dan sendi, tingkat

    aktivitas cukup dipertahankan sebanyak 20% hingga 50% untuk beberapa

    hari, sedangkan perdarahan berat seperti perdarahan intrakranial atau

    pembedahan sebaiknya dicapai tingkat aktivitas 100% dan dipertahankan

    minimal selama dua minggu.7

    II.7 DIAGNOSIS

    Untuk mendeteksi ada atau tidaknya carrier diperlukan evaluasi

    riwayat keluarga yang lengkap dan teliti. Semua anak perempuan daari

    seorang ayah yang menderita hemofilia, pasti akan menjadi carrier defek

    hemofilia. Dan apabila seorang carrier memiliki anak perempuan maka

    kemungkinan anak perempuan tersebut menjadi carrier adalah sebesar 50%.1

  • 8/10/2019 Hemofilia Uo (1)

    9/16

    Pendeteksian carrier ini penting dilakukan apabila anak perempuan

    dari seorang carrier atau keturunan wanita dari seorang pasien hemofilia

    berencana untuk memiliki anak (hamil). Apabila data yang diperlukan untuk

    mendeteksi carrier ini tidak tersedia, maka diriwayat keluarga dapat

    digunakan dan dapat dilakukan pengukuran aktivitas faktor VIII dan antigen

    faktor von Willebrand (vWF). Rasio dari vWF terhadap faktor VIII akan

    menunjkkan hasil yang lebih tinggi pada seorang carrier daripada pada

    wanita normal. Seorang carrier biasanya memiliki level faktor VIII sebanyak

    50% atau kurang dari level normal. Perlu diingat bahwa keakuratan dalam

    menentukan apakah seseorag adalah carrier atau bukan dengan menggunakan

    rasio antara factor VIII terhadap vWF tidak dapat dijamin. Oleh karena itu,

    masih diperlukan beberapa tes lain untuk mendukung hasil yang akurat.

    Misalnya dengan menggunakan teknik Southern blot, electrophoresis, single

    stranded conformation polymorphism technology, atau dengan analisis

    restriction fragment length polymorphism (RFLP). 1

    Sekarang diagnosis prenatal untuk hemofilia hampir dapat

    dilakukan rutin. Jika seorang carrier wanita memiliki fetus perempuan yang

    dideteksi dengan analisis kromosomal dari sel-sel yang didapat denganmelakukan teknik chorionic villus sampling saat usia kehamilan 10 minggu. 4

    Pemeriksaan laboratorium

    Hemofilia adalah suatu penyakit akibat adanya penurunan level

    atau jumlah factor VIII atau IX. Oleh karena itu, pemeriksaan screening

    untuk hemofilia dapat dilakukan dengan melihat APTT ( Automated Partial

    Thromboplastin Time ). Pada kasus hemofilia berat, nilai APTT akanmeningkat sebanyak dua atau tiga kali dari nilai normal. Sedangkan

    pemeriksaan mekanisme homeostatic lainnya (seperti hitung trombosit,

    bleeding time, prothrombin time, thrombin time ) untuk screening hemofilia

    masih dalam batas normal. Walaupun pasien tidak memiliki suatu inhibitor

    terhadap factor VIII, apabila plasma pasien tersebut dilakukan penambahan

    atau pencampuran dengan plasma yang normal maka dapat menimbulkan

    koreksi pada nilai PTT. Jika koreksi nilai PTT tidak terjadi, maka dapat

  • 8/10/2019 Hemofilia Uo (1)

    10/16

    disimpulkan bahwa pasien tersebut memiliki inhibitor terhadap factor VIII.

    14-25% dari pasien yang menerima terapi dengan menggunakan infus factor

    VIII atau IX akan mengembangkan atau menimbulkan adanya antibodi

    spesifik terhadap factor tersebut. 3

    II.8 TERAPI

    Pada dasarnya pengobatan hemofilia ialah mengganti atau menambah

    faktor anti-hemoflia yang kurang. Namun demikian langkah pertama yang harus

    diambil apabila menghadapi perdarahan akut ialah melakukan tindakan RICE

    (rest, ice, compres-sion, elevation ) pada lokasi perdarahan untuk menghentikan

    ataupun mengurangi perdarahan. Tindakan tersebut harus dikerjakan terutama

    apabila penderita jauh dari pusat pengobatan sebelum pengobatan definitif dapat

    diberikan.

    Terapi cairan (Replacement Therapy )

    Saat perdarahan terjadi hal pertama yang harus dipikirkan adalah

    menaikkan level dari faktor VIII atau faktor IX sehingga tercapai keadaan

    homeostatik (35-40U/dL). Dalam kasus yang mengancam jiwa pasien atau

    terjadi perdarahan hebat, maka faktor VIII atau IX dapat dinaikkan sampai100U/dL (100%). 3

    Dengan tersedianya produk rekombinan sebagai terapi pengganti,

    maka pengobatan profilaksis direkomendasikan untuk sebagian besar anak-

    anak yang menderita hemofilia berat untuk menghindari terjadinya

    perdarahan spontan dan kelainan sendi. Penggunaan profilaksis menunjukkan

    hasil yang menganggumkan dalam mencegah terjadinya penyakit sendi yang

    kronis. Apabila pasien tersebut sudah memiliki sendi target, maka profilaksis lini kedua dapat digunakan. 3

    Berikut adalah kalkulasi atau perhitungan dosis rekombinan factor VIII

    atau rekombinan factor IX 3:

  • 8/10/2019 Hemofilia Uo (1)

    11/16

    Untuk hemofilia A ringan, dengan administrasi desmopresin asetat,

    pasien secara endogen dapat menghasilkan faktor VIII. Pasien dengan

    defisiensi faktor VIII yang moderat dan berat memiliki persediaan faktor VIII

    didalam tubuhnya yang tidak adekuat, sehingga pengobatan denganmenggunakan desmopresin asetat menjadi tidak efektif. Stimate merupakan

    bentuk intranasal dari konsentrat desmopresin asetat dan dapat digunakan

    pada pasien denga hemofilia A. Dosis untuk menggunakan stimate sebagai

    terapi adalah 150 g untuk anak yang berat badannya kurang dari 50 kg dan

    300 g untuk anak dengan berat badan yang lebih dari 50kg. Desmopresin

    asetat ternyata tidak efektif digunakan untuk terapi hemophilia B karena

    defisiensi factor IX.3

    Berikut ini adalah table yang memuat dosis serta obat-obatan yang

    digunakan sebagai terapi hemofilia pada jenis perdarahan yang terjadi 3 :

    TERAPI HEMOFILIA

    TIPE PERDARAHAN HEMOFILIA A HEMOFILIA B

    Hemartrosis Konsentrat factor VIII 20-40

    U/kg; 15 U/kg jika sudah

    pernah dirawat. Ulangi dosis

    tersebut setiap hari sampai

    fungsi sendi kembali ke

    normal. Pertimbangkan

    untuk mengguanak terapi

    tambahan pada hari ke 7-10.

    Pertimbangkan penggunaan

    profilaksis.

    40U/kg konsentrat factor IX;

    30U/kg bila sudah pernah

    dirawat. Ulangi dosis

    tersebut setiap hari sampai

    fungsi sendi kembali ke

    normal. Pertimbangkan

    untuk mengguanak terapi

    tambahan pada hari ke 7-10.

    Pertimbangkan penggunaan

    profilaksis.

    Hematoma pada otot dan

    jaringan subkutan

    20U/kg konsentrat factor

    VIII; teruskan terapi setiap

    40U/kg konsentrat factor

    IX;terapi dilakukan 2-3 hari

  • 8/10/2019 Hemofilia Uo (1)

    12/16

    hri sampai perdarahan hilang sampai sembuh.

    Mulut, gigi, desidua, atau

    ekstraksi gigi

    20U/kg konsentrat factor

    VIII; terapi antifibrinolitik;

    buang gigi desidua yanglonggar

    40U/kg konsentrat factor IX;

    ; terapi antifibrinolitik;

    buang gigi desidua yanglonggar

    Epistaksis Lakukan penekanan pada

    hidung selama 15-20 menit;

    gunakan petrolatum gauze;

    terapi antifibrinolitik;

    20U/kg konsentrat factor

    VIII bila terapi yang lainnya

    gagal

    Lakukan penekanan pada

    hidung selama 15-20 menit;

    gunakan petrolatum gauze;

    terapi antifibrinolitik;

    30U/kg konsentrat factor IX

    bila terapi yang lainnya gagal

    Tindakan bedah mayor,

    perdarahan yang

    mengancam jiwa

    50-75U/kg konsentrat factor

    VIII, kemudian lanjutkan

    dengan menggunakan infuse

    2-4U/kg/jam untuk menjaga

    level factor VIII>100U/dl

    selama 24 jam, kemudian

    berikan 2-3 U/kg/jam selama

    5-7 hari untuk

    mempertahankan level

    >50U/dl dan tambahan 5-7

    hari pada level >30U/dl

    120U/kg konsentrat factor

    IX, kemudian 50-60U/kg

    setiap 12-24jam untuk

    mejaga level factor IX

    >40U/dl selama 5-7 hari, dan

    kemudian >30U/dl selama 5

    hari.

    Perdarahan iliopsoas 50U/kg konsentrat factor

    VIII, kemudian 25U/kg

    setiap 12 jam sampai

    asimtomatik, kemudian

    20U/kg setiap harinya

    sampai total 10-14 hari.

    120U/kg konsentrat factor

    IX, kemudian 50-60U/kg

    setiap 12-24jm untuk

    mempertahankan level factor

    IX >40U/dl sampai

    asimtomatik, kemudian 40-

    50U/kg setiap harinyasampai total 10-14 hari.

    Hematuria Bed rest; 1.5 x maintenance

    fluid; jika tidak terkontrol

    dalam 1-2 hari, 20U/kg

    konsentrat factor VIII; jika

    tidak terkontrol berikan

    prednison

    Bed rest; 1.5 x maintenance

    fluid; jika tidak terkontrol

    dalam 1-2 hari, 40U/kg

    konsentrat factor IX; jika

    tidak terkontrol berikan

    prednisone

    Profilaksis 20U/kg konsentrat factor 30U/kg konsentrat factor IX

  • 8/10/2019 Hemofilia Uo (1)

    13/16

    VIII setiap harinya setiap 2-3 hari.

    Menurut IDAI tahun 2013:

    Pengobatan profilaksis

    Banyak pasien diterapi dengan pengobatan profilaksis jangka panjang

    untuk mencegah terjadinya perdarahan sendi spontan. Biasanya pengobatan

    profilaksis ini dimulai setelah pernah mengalami perdarahan pada daeah

    sendi untuk pertama kalinya. Anak tersebut biasanya akan dipasang central

    catheter untuk memastikan akses masuk ke pembuluh vena. Teknik ini,

    walaupun mahal, memiliki efektivitas yang tinggi dalam mencegah atau

    memodulasi derajat kelainan sendi. Terapi biasanya dilakukan setiap 2-3 hari

    untuk menjaga dan mengecek level faktor pembekuan darah dalam plasma

    (1-2U/dl) yang dilakukan tepat sebelum melakukan infus berikutnya. Jika

    arthropathy moderat sudah terjadi, maka untuk mencegah terjadinya

    perdarahan berikutnya digunaka plasma yang mengadung faktor pembekuan

  • 8/10/2019 Hemofilia Uo (1)

    14/16

    darah yang lebih tinggi kadarnya. Selain itu, pasien tersebut menjadi kurang

    dapat menerima efek apabila dilakukan terapi gen. Bagi anak yang sudah

    cukup dewasa dan belum pernah menerima pengobatan profilaksis, maka

    pengobatan profilaksis lini kedua dapat digunakan apabila sendi target

    sudah berkembang. 3

    II.9 KOMPLIKASI

    Komplikasi jangka panjang yang dapat disebabkan oleh hemofilia

    A dan B antara lain adalah kerusakan sendi kronik, penyakit infeksi akibat

    penggunaan terapi transfusi, serta timbulnya inhibitor baik faktor VIII atau

    faktor IX. 3

    Secara umum, arthropathy kronik adalah gangguan utama yang

    muncul karena hemofilia. Pada pasien hemofilia yang tidak menerima

    perawatan, biasanya akan mengalami gejala perdarahan yang berulang pada

    satu sendi (sendi target). Enzim proteolitik akan dilepaskan dari sel darah

    putih menuju ruang sendi setelah terjadi perdarahan. Selain itu, zat besi dari

    darah juga akan dikeluarkan dan menginduksi proliferasi makrofag. Semua

    hal tersebut akan menimbulkan proses inflamasi di sinovium. Prosesinflamasi tersebut akan menimbulkan perubahan bentuk dan menebalnya

    sinovium sehingga sendi menjadi rapuh dan dapat menginduksi perdarahan

    yang lebih berat lagi. Permukaan kartilago akan mengalami erosi sehingga

    terjadi hubungan langsung dengan tulang padat dan menimbulkan penyatuan

    (articular fusion ). Anak-anak, dengan sedi yang masih baik, memiliki

    sinovium yang masih elastik dan mengakomodasi jumlah darah yang banyak.

    Sehingga apabila anak tersebut baru pertama kali mengalami gejala perdarahan karena hemofilia, maka akan timbul gejala pembengkakan yang

    lebih berat apabila dibandingkan dengan rasa nyeri yang timbul. Sebaliknya,

    pada pasien yang lebih dewasa dengan arthropathy lanjut dan memiliki scar

    pada salah satu sendinya, hanya mempunyai ruang sendi yang lebih sempit

    untuk mengakomodasi darah. Pada pasien yag lebih dewasa tersebut akan

    memiliki derajat rasa nyeri yang lebih besar jika dibandingkan dengan

    pembengkakan yang timbul pada sendi yang terserang. Pengobatan

  • 8/10/2019 Hemofilia Uo (1)

    15/16

    profilaksis jangka pendek maupun jangka panjang harus diterapkan pada

    pasien yang memiliki sendi target. 3

    Inhibitor adalah suatu antibodi yang dihasilkan oleh tubuh pasien

    hemofilia yang pernah diterapi dengan menggunakan faktor VIII dan IX.

    Antibodi tersebut secara spesifik akan melawan atau menghambat aktivitas

    pembekuan darah yang ditimbulkan oleh faktor VIII atau faktor IX. 3

  • 8/10/2019 Hemofilia Uo (1)

    16/16

    DAFTAR PUSTAKA

    1.

    Harold R. Roberts, Miguel Escobar, Gilbert C. White II. Williams Hematology 7 th Edition . USA : McGraw Hill. 2006.

    2. Amy D. Saphiro, Sharyne M. Donfield, Henry S. Lynn, Valeri A. Coll,

    James A. Stehbens, et al. Defining the Impact of Hemophilia: The

    Academic Achievement in Children With Hemophilia Study . American

    Academy of Pediatrics 2001.

    3. Richard E. Behrman, Robert M. Kliegman, Hal B. Jenson. Nelson

    Textbook of Pediatrics 17 th Edition . USA: Elsevier.2004

    4. Ulla Hedner, David Ginsburg, Jeanne M. Lusher, Katherine A.

    Homeostasis and Thrombosis: Congenital Hemorrhagic Disorders; New

    Insights into the Pathophysiology and Treatment of Hemophilia . High

    Hematology. 2000

    5. Dorland. Kamus Kedokteran Dorland Edisi 26. Jakarta: ECG. 2010

    6. Guyton, Hall. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: ECG. 2008

    7. Price, Sylvia A. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-proses Penyakit

    Edisi 4. Jakarta: ECG. 2003

    8. Suryo. Genetika Manusia. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada. 1986