GEA
-
Upload
bangkit-fandana -
Category
Documents
-
view
314 -
download
54
description
Transcript of GEA
Oleh Angela Thome, S.Kep., Ns
EpidemiologiEpidemiologi diare bervariasi pada negara maju &
berkembang. Diare merupakan masalah gastrointestinal utama ditempat-tempat seperti panti penitipan anak, panti jompo, yang mungkin karena faktor usia yang
terlalu muda atau lanjut usia ditambah faktor lingkungan yang kurang baik telah menjadikannya sebagai faktor
resiko diare.
Virus & bakteri merupakan salah satu penyebab diare yang menular. Bakteri yang dapat menyebabkan diare diantaranya Shigella, Salmonela, Campylobacter,
Staphylococcus dan E. Colie. Keracunan makanan adalah penyebab lain terjadinya diare. Di negara-negara
berkembang, diare merupakan penyebab utama kematian pada anak-anak.
Definisi • Diare adalah BAB encer atau cair lebih dari tiga kali
sehari (WHO/1980).• Gastroenteritis atau diare merupakan suatu keadaan
pengeluaran tinja yang tidak normal atau tidak seperti biasanya, dimulai dengan peningkatan volume, keenceran serta frekuensi lebih dari 3 kali sehari dan pada neonatus lebih dari 4 kali sehari dengan atau tanpa lendir & darah (Hidayat, 2006).
• Gastroenteritis atau diare adalah penyakit yang ditandai dengan bertambahnya frekuensi defekasi lebih dari biasanya (≥ 3 kali/hari) disertai perubahan konsistensi tinja (menjadi cair), dengan/tanpa darah &/atau lendir (Prof. Sudaryat, 2007).
Dehidrasi
Dehidrasi (hypohydration) didefinisikan sebagai kehilangan cairan tubuh yang berlebihan.
Dehidrasi adalah gangguan dalam keseimbangan cairan atau air pada tubuh. Hal ini terjadi karena pengeluaran air lebih banyak
daripada pemasukan (misalnya minum). Gangguan kehilangan cairan tubuh ini disertai
dengan gangguan keseimbangan zat elektrolit tubuh.
Etiologi• Infeksi bakteri: vibrio, escherichia coli, salmonella,
shigella, campylobacter, yershinia.• Infeksi virus: entenevirus, (Virus ECHO, coxsackaie,
poliomelitis), adenovirus, rotovirus.• Infeksi parasit : cacing (ascori, trichoris, oxyuris,
histolitika, gardia lamblia, tricomona hominis), jamur (candida albicans).
Melalui: • Makanan basi beracun, penggunaan botol susu, air
minum yang tercemar dengan bakteri tinja, tidak mencuci tangan sesudah BAB atau sebelum makan.
• Dapat juga terjadi karena malabsorbsi & faktor psikologi.
Klasifikasi
Menurut Lamanya Penyakit:• Diare akut: diare yang terjadi karena infeksi
usus yang bersifat mendadak, berlangsung cepat & berakhir dalam waktu 3 sampai 5 hari. Hanya 25% sampai 30% pasien yang berakhir melebihi waktu 1 minggu & hanya 5 sampai 15% yang berakhir dalam 14 hari.
• Diare kronik: diare yang berlangsung 2 minggu atau lebih (Sunoto, 1990).
Patofisiologi• Masuknya virus (Rotavirus, Adenovirus Enteris, Virus
Norwalk), Bakteri atau toksin (Compylobacter, Salmonella, Escherihia Coli, Yersinia dan lainnya), parasit (Biardia Lambia, Cryptosporidium).
• Penularan Ge bisa melalui fekal-oral dari satu klien ke klien yang lainnya.
• Mekanisme dasar timbulnya gangguan osmotik (makanan yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus, isi rongga usus berlebihan sehingga timbul diare).
• Mengakibatkan gangguan sekresi akibat toksin di dinding usus, sehingga sekresi air & elektrolit meningkat kemudian terjadi diare.
Patofisiologi• Gangguan mutilitas usus yang mengakibatkan
hiperperistaltik & hipoperistaltik.• Akibatnya kehilangan air & elektrolit (dehidrasi) yang
mengakibatkan gangguan asam basa (asidosis metabolik & hipokalemia), intake kurang, output berlebih.
KlasifikasiMenurut Tingkat Dehidrasi (Hidayat, 2006):• Dehidrasi ringan: apabila kehilangan 2-5% ml/KgBB
dengan gambaran klinik turgor kulit kurang elastis, suara serak, penderita belum jatuh kearah syok.
• Dehidrasi sedang: apabila kehilangan cairan 5-8% dari BB atau rata-rata 75 ml/KgBB dengan gambaran klinik turgor jelek, suara serak, penderita jatuh syok, nadi cepat dan dalam.
• Dehidrasi berat: apabila kehilangan cairan 8-10% dari BB atau rata-rata 125ml/KgBB. Terjadi renjatan hipovolemik, dengan gejala denyut jantung menjadi cepat, nadi cepat & kecil, tekana darah menurun, lelah, apatis, somnolen s.d soporokomateus).
PatoflowMakanan basi, beracun/alergi
Cl mengalir cepat dari
dalam sel ke kripta usus
Menstimulus dinding usus
halus
Isi rongga usus & mendorong agen infeksius
Usus halus
Sistem cerna
Bakteri & virus
Muntah
Penyerapan makanan, air &
elektrolit terganggu
Mepercepat peristaltik usus
Hiperperistaltik
Output cairan & elektrolit ≥
Frekuensi BAB
Syok hipovolemik
Kehilangan HCO3-
Resiko tinggi kekurangan vol. cairan
Makanan yg terkontaminasi
Berkembang dalam usus
Melepaskan enterotoksin
Mengiritasi otot & lapisan
mukosa intestinum
Terbukanya kanal CI
Mengaktifkan pompa Na ke dalam kripta
NaCl ≥
Pengeluaran NaHCO3 ≥
Hipersekresi air, elektrolit
& lendir
Menstimulasi fleksus
submukosa & fleksus
mienterik
Asidosis metabolik
Kematian
Dehidrasi
Gangguan keseimbangan
cairan & elektrolit
Mata tampak cekung
Mual, munta
h
Turgor kulit
menurun
Fatique Membran mukosa &
bibir kering
Fontanel cekung
Cepat haus
Iritasi kulit sekitar
perianal
Kerusakan Integritas
Kulit
Pelepasan mediator nyeri9histamin, bradikinin,
prostaglandin, serotonin, ion kalium)
Merangsang reseptor
nyeri
Dihantarkan serabut tipe A & C
Medulla spinalis
Sistem aktivasi
Retikular
Periakueduktus
Talamus Hipotalamus
Otak
Persepsi nyeri
Nyeri akut
Kesempatan usus menyerap
makanan
Nutrisi tidak terserap baik
Malnutrisi
Metabolisme
Keletihan
Intoleransi aktivitas
Pergerakan usus ≥
Gangguan rasa
nyaman
Inflamasi
Keletihan
Refleks, spasme dinding perut
Perubahan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Rasa tak nyaman
Intake inadekuat
Merangsang usus
Mual, munta
hAnoreksia
Akumulasi monosit,
makrofag, sel T helper & fibroblas
Pelepasan pirogen
endogen Interleukin -1Interleukin -6
Merangsang saraf vagus
Sinyal mencapai
saraf pusat
Pembentukan prostaglandin
otak
Hipotalamus
Menggigil Demam
Hipertermi
Manifestasi Klinis Dewasa
• BAB encer ≥ 4 sampai 5 kali sehari.• Nausea, vomitus.• Demam.• Nyeri sampai kejang abdomen.• Membran mukosa mulut dan bibir kering.• Turgor kulit menurun.• Kehilangan berat badan.• Tidak nafsu makan.• Badan terasa lemah.• Mata tampak cekung.
Manifestasi Klinis Bayi-Anak• Cengeng/rewel/gelisah.• Gontanel tampak cekung.• Haus & minum yang lahap.• Bibir tampak kering.• Mata tampak cekung.• Muntah sebelum atau sesudah diare.• Nafsu makan berkurang bahkan tidak ada.• Suhu tubuh biasanya meningkat.• Frekuensi BAB encer bisa ≥ 4 sampai 5 kali sehari.• Tinja cair mungkin disertai lendir atau darah.• Anus tampak lecet.• BB menurun.• Cubitan di kulit lama kembali.
Pemeriksaan Medis• Pemeriksaan tinja.• Pemeriksaan darah tepi lengkap.• Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam basa dalam
darah astrup, bila memungkinkan dengan menentukan PH keseimbangan analisa gas darah atau astrup,bila memungkinkan.
• Pemeriksaan AGD, elektrolit, ureum, kreatinin, jenis, plasma dan urine.
• Pemeriksaan elektrolit intubasi duodenum (EGD) untuk mengetahui jasad renik atau parasit secara kuantitatif, terutama dilakukan pada penderita diare kronik.
• Pemeriksaan radiologis seperti sigmoidoskopi, kolonoskopi dan lainnya biasanya tidak membantu untuk evaluasi diare akut infeksi.
PenatalaksanaanCairan (Suharyono dkk., 1994)• Jumlah cairan yang harus diberikan sama dengan:
Jumlah cairan yang hilang melalui diare &/muntah (PWL/Previous Water Losses) ditambah dengan banyaknya cairan yang hilang melalui keringat, urin dan pernafasan NWL (Normal Water Losses).Cairan yang hilang melalui tinja dan muntah yang masih terus berlangsung (CWL/Concomitant water losses).
Antibiotik• Ciprofloksasin 500 mg (PO 2 x 500 mg, 3 – 5 hari).• Tetrasiklin 500 mg (PO 4 x 500 mg, 3 hari).• Doksisiklin 300 mg (PO, dosis tunggal).• Metronidazole 250-500 mg (4 x …, 7-14 hari, PO atau
IV).
Pemberian Oralit pada Bayi & Anak
Umur 3 jam pertama Selanjutnya tiap kali mencret
≤ 1 tahun 1 ½ gelas ½ gelas
1 - 5 tahun 3 gelas 1 gelas
5 - 12 tahun 6 gelas 1 ½ gelas
≥ 12 tahun 12 gelas 2 gelas
1 gelas air matang (200 ml) = 1 sachet oralit
Pemberian Zinc pada Bayi & Anak
Umur Dosis Waktu
Bayi (2-5 bulan) 10 mg Selama 10 hari berturut-turut, bahkan ketika diare telah berhenti.
Anak (6 bulan – 5 tahun)
20 mg 1 gelas
5 - 12 tahun 6 gelas Selama 10 hari berturut-turut, bahkan ketika diare telah berhenti.
≥ 12 tahun 12 gelas 2 gelas
1 tablet = 20 mg
PenatalaksanaanCairan (Suharyono dkk., 1994)• Jumlah cairan yang harus diberikan sama dengan:
Jumlah cairan yang hilang melalui diare &/muntah (PWL/Previous Water Losses) ditambah dengan banyaknya cairan yang hilang melalui keringat, urin dan pernafasan NWL (Normal Water Losses).Cairan yang hilang melalui tinja dan muntah yang masih terus berlangsung (CWL/Concomitant water losses).
Antibiotik• Ciprofloksasin 500 mg (PO 2 x 500 mg, 3 – 5 hari).• Tetrasiklin 500 mg (PO 4 x 500 mg, 3 hari)• Doksisiklin 300 mg (PO, dosis tunggal)• Metronidazole 250-500 mg (4 x …, 7-14 hari, PO atau
IV).
Komplikasi
• Dehidrasi• Renjatan hipovolemik• Kejang• Bakterimia• Malnutrisi• Hipoglikemia• Intoleransi sekunder akibat kerusakan mukosa
usus
Asuhan Keperawatan
• Resiko tinggi kekurangan volume cairan b.d kehilangan yang aktif melalui feses & muntah.
Intervensi:a. Pantau tanda & gejala: kulit & membran
mukosa kering, haus, lemah.b. Pantau masukan, pengeluaran dan berat
badan.c. Berikan cairan IV sesuai instruksi.d. Berikan larutan hidrasi oral sesuai instruksi.e. Dorong masukan cairan & tepat.f. Awasi TTV pengisian kapiler.
Asuhan Keperawatan
• Nyeri akut b.d Refleks spasme otot pada dinding perut.
Intervensi:a. Kaji frekuensi, lokasi & skala nyeri.b. Monitor tanda tanda vital.c. Berikan posisi senyaman mungkin.d. Ajarkan teknik relaksasi distraksi.e. Kolaborasi dengan dokter pemberian obat
analgetik.
Asuhan Keperawatan
• Hipertermi b.d proses infeksi.Intervensi:a. Kaji tanda gejala hipertemia.b. Ajarkan klien dan keluarga pentingnya
mempertahankan masukan yang adekuat sedikitnya 2000 ml//hari
c. Monitor intake & output dehidrasi.d. Monitor suhu & tanda vital. e. Kolaborasi dengan tim medis pemberian obat
antipiretik.
Asuhan Keperawatan
• Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake inadekuat.
Intervensi:a. Kaji intake & ouput makanan.b. Berikan makanan sedikit tapi sering setiap 2-3
jam.c. Timbang berat badan tiap hari.d. Instruksikan tehnik-tehnik pemberian makanan
yang sehat. e. Kolaborasi dengan tim medis pemberian obat
antipiretik.