Gangguan Mental Emosional

5
Gangguan Mental Emosional Di dalam kuesioner Riskesdas, pertanyaaan mengenai kesehatan mental terdapat di dalam kuesioner individu F01 –F20. Kesehatan mental dinilai dengan Self Reporting Questionnaire (SRQ) yang terdiri dari 20 butir pertanyaan. Pertanyaan- pertanyaan SRQ diberikan kepada anggota rumah tangga (ART) yang berusia ≥ 15 tahun. Ke-20 butir pertanyaan ini mempunyai pilihan jawaban “ya” dan “tidak”. Nilai batas pisah yang ditetapkan pada survei ini adalah 5/6 yang berarti apabila responden menjawab minimal 6 atau lebih jawaban “ya”, maka responden tersebut diindikasikan mengalami gangguan mental emosional. Nilai batas pisah tersebut sesuai penelitian uji validitas yang pernah dilakukan (Hartono, Badan Litbangkes, 1995). Gangguan mental emosional merupakan suatu keadaan yang mengindikasikan individu mengalami suatu perubahan emosional yang dapat berkembang menjadi keadaan patologis apabila terus berlanjut. SRQ memiliki keterbatasan karena hanya mengungkap status emosional individu sesaat (± 30 hari) dan tidak dirancang untuk diagnostik gangguan jiwa secara spesifik. Dalam Riskesdas 2007 pertanyaan dibacakan petugas wawancara kepada seluruh responden. Tabel di bawah ini menunjukkan prevalensi gangguan mental emosional pada penduduk berumur ≥ 15 tahun. Individu dinyatakan mengalami gangguan mental emosional apabila menjawab minimal 6 jawaban “Ya” kuesioner SRQ. Tabel 3.4.2.1 : Dari tabel ini diperlihatkan bahwa secara umum prevalensi gangguan mental emosional (12.3%), lebih tinggi dari angka nasional (11,6%). Prevalensi tertinggi di Kota Malang (29,6), disusul kabupaten Situbondo (24,3%) dan Pasuruan (24,2%)kabupaten Sidoarjo (1,9%) dan Jombang (2,8%). Tabel 3.4.2.2 : Pada tabel ini, tampak prevalensi tertinggi gangguan mental emosional ditemukan pada kelompok usia > 75 tahun. Hal ini dimungkinkan oleh karena pada kelompok lanjut usia banyak mengalami masalah gangguan kesehatan fisik yang dapat mempengaruhi kesehatan mental emosional. Kelompok perempuan lebih banyak yang mengalami gangguan mental emosional dibandingkan laki-laki. Berdasarkan pendidikan, tampak bahwa kerentanan terhadap gangguan mental emosional dipengaruhi oleh tingkat pendidikan. Semakin rendah tingkat pendidikan dan semakin rendah tingkat status ekonomi semakin mudah seseorang mengalami gangguan mental emosional. Berdasarkan jenis pekerjaan, tampak bahwa tidak bekerja merupakan kelompok yang tertinggi mengalami gangguan mental emosional. Tampaknya tidak banyak perbedaan

description

m

Transcript of Gangguan Mental Emosional

Page 1: Gangguan Mental Emosional

Gangguan Mental Emosional

Di dalam kuesioner Riskesdas, pertanyaaan mengenai kesehatan mental terdapat didalam kuesioner individu F01 –F20. Kesehatan mental dinilai dengan Self ReportingQuestionnaire (SRQ) yang terdiri dari 20 butir pertanyaan. Pertanyaan-pertanyaan SRQdiberikan kepada anggota rumah tangga (ART) yang berusia ≥ 15 tahun. Ke-20 butirpertanyaan ini mempunyai pilihan jawaban “ya” dan “tidak”. Nilai batas pisah yangditetapkan pada survei ini adalah 5/6 yang berarti apabila responden menjawab minimal6 atau lebih jawaban “ya”, maka responden tersebut diindikasikan mengalami gangguanmental emosional. Nilai batas pisah tersebut sesuai penelitian uji validitas yang pernahdilakukan (Hartono, Badan Litbangkes, 1995).

Gangguan mental emosional merupakan suatu keadaan yang mengindikasikan individumengalami suatu perubahan emosional yang dapat berkembang menjadi keadaanpatologis apabila terus berlanjut. SRQ memiliki keterbatasan karena hanya mengungkapstatus emosional individu sesaat (± 30 hari) dan tidak dirancang untuk diagnostikgangguan jiwa secara spesifik. Dalam Riskesdas 2007 pertanyaan dibacakan petugaswawancara kepada seluruh responden.

Tabel di bawah ini menunjukkan prevalensi gangguan mental emosional pada pendudukberumur ≥ 15 tahun. Individu dinyatakan mengalami gangguan mental emosional apabilamenjawab minimal 6 jawaban “Ya” kuesioner SRQ.

Tabel 3.4.2.1 :

Dari tabel ini diperlihatkan bahwa secara umum prevalensi gangguan mentalemosional (12.3%), lebih tinggi dari angka nasional (11,6%). Prevalensi tertinggidi Kota Malang (29,6), disusul kabupaten Situbondo (24,3%) dan Pasuruan(24,2%)kabupaten Sidoarjo (1,9%) dan Jombang (2,8%).

Tabel 3.4.2.2 :

Pada tabel ini, tampak prevalensi tertinggi gangguan mental emosional ditemukan padakelompok usia > 75 tahun. Hal ini dimungkinkan oleh karena pada kelompok lanjut usiabanyak mengalami masalah gangguan kesehatan fisik yang dapat mempengaruhikesehatan mental emosional. Kelompok perempuan lebih banyak yang mengalamigangguan mental emosional dibandingkan laki-laki. Berdasarkan pendidikan, tampakbahwa kerentanan terhadap gangguan mental emosional dipengaruhi oleh tingkatpendidikan. Semakin rendah tingkat pendidikan dan semakin rendah tingkat statusekonomi semakin mudah seseorang mengalami gangguan mental emosional.Berdasarkan jenis pekerjaan, tampak bahwa tidak bekerja merupakan kelompok yangtertinggi mengalami gangguan mental emosional. Tampaknya tidak banyak perbedaanantara penduduk yang tinggal di Perkotaan dan Perdesaan dalam hal prevalensigangguan mental emosi.

110

Page 2: Gangguan Mental Emosional

Tabel 3.4.2.1Prevalensi Gangguan Mental Emosional Pada Penduduk Berumur 15 Tahun Ke

Atas (berdasarkan Self Reporting Questionnaire - 20)*Menurut Kabupaten/ Kota Di Provinsi Jawa Timur, Riskesdas 2007

No

1234567891011121314151617181920212223242526272829303132333435363738

Kabupaten/Kota

Kab. PacitanKab. PonorogoKab. TrenggalekKab. TulungagungKab. BlitarKab. KediriKab. MalangKab. LumajangKab. JemberKab. BanyuwangiKab. BondowosoKab. SitubondoKab. ProbolinggoKab. PasuruanKab. SidoarjoKab. MojokertoKab. JombangKab. NganjukKab. MadiunKab. MagetanKab. NgawiKab. BojonegoroKab. TubanKab. LamonganKab. GresikKab. BangkalanKab. SampangKab. PamekasanKab. SumenepKota KediriKota BlitarKota MalangKota ProbolinggoKota PasuruanKota MojokertoKota MadiunKota SurabayaKota Batu

Jawa Timur

Gangguan mental emosional(%)10.918.611.914.210.110.923.722.7

8.219.2

4.724.3

7.324.2

1.94.02.85.05.29.16.56.7

10.117.5

8.68.38.14.9

12.516.319.929.612.7

9.28.4

17.714.718.8

12.3* Nilai batas pisah (cut off point) ≥ 6

111

Page 3: Gangguan Mental Emosional

Tabel 3.4.2.2Prevalensi Gangguan Mental Emosional Pada Penduduk ≥ 15 Tahun

(berdasarkan Self Reporting Questionaire - 20)*Menurut Karakteristik di Provinsi Jawa Timur, Riskesdas 2007

Karakteristik

Umur (tahun)15-2425-3435-4445-5455-6465-7475+

Jenis kelaminLaki-lakiPerempuan

PendidikanTidak sekolahTidak tamat SDTamat SDTamat smSMPTamat SMATamat SMA+

PekerjaanTidak kerjaSekolahIbu RTPegawaiWiraswastaPetani/Nelayan/buruhLainnya

Tipe DaerahPerkotaanPerdesaan

Gangguan Mental Emosional(%)

11.610.111.311.913.018.023.9

9.315.0

18.614.811.610.3

9.36.8

21.410.313.7

7.210.611.2

9.9

12.412.3

Tingkat pengeluaran per kapita

Page 4: Gangguan Mental Emosional

Kuintil 1Kuintil 2Kuintil 3Kuintil 4Kuintil 5

* Nilai batas pisah (cut off point) ≥ 6