GANGGUAN AFEKTIF BIPOLAR EPISODE KINI MANIK DENGAN GEJALA PSIKOTIK
-
Upload
maulan-saputra -
Category
Documents
-
view
744 -
download
3
description
Transcript of GANGGUAN AFEKTIF BIPOLAR EPISODE KINI MANIK DENGAN GEJALA PSIKOTIK
SEORANG PEREMPUAN 24 TAHUN
DENGAN GANGGUAN AFEKTIF BIPOLAR EPISODE KINI MANIK
DENGAN GEJALA PSIKOTIK
Oleh :
Maulan Saputra
J500080112
Pembimbing:
dr. Adriesti Herdaetha, Sp.KJ
KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU KEDOKTERAN JIWA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA / RSJD SURAKARTA
2013
STATUS PASIEN
I. IDENTITAS PASIEN
1. Nama : Nn. NF
2. Umur : 24 tahun
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Alamat : Madiun
5. Pekerjaan : Tidak bekerja
6. Status Perkawinan : Belum menikah
7. Agama : Islam
8. Suku : Jawa
9. Pendidikan : SMA
10. Tanggal Masuk RS : 14 Juni 2013
11. Tanggal Periksa : 16 Juni 2013
II. RIWAYAT PSIKIATRI
Riwayat penyakit pasien diperoleh dari autoanamnesis dan alloanamnesis.
1. Autoanamnesis dilakukan pada tanggal 16 Juni 2013 di Bangsal
Sembodro.
2. Alloanamnesis dilakukan pada tanggal 16 Juni 2013 dengan ayah kandung
pasien, Tn. J , 55 tahun.
A. Keluhan Utama
Pasien sering mengamuk dan membanting barang-barang
B. Riwayat Penyakit Sekarang
1. Alloanamnesis
Alloanamnesis dari Tn. J, selaku ayah kandung pasien. Pasien
dibawa ke RSJD surakarta oleh Tn. J karena pasien mengamu dan
membanting barang-barang yang ada dirumahnya. Pasien mengamuk
1
setiap jam 12 ke atas, pasien tiba-tiba marah, berteriak kemudian bangun
dan membanting barang-barang disekitarnya.
Pasien sudah kambuh 3 kali ini selama tahun 2009-2013 dengan
total 3 kali masuk RSJD surakarta. Pasien berperilaku suka mengamuk
sejak tahun 2009, awalnya karena ibu pasien terlalu irit, tiap meminta
sesuatu tidak pernah dituruti terkadang sampai dibentak agar tidak manja,
namun tidak pernah sampai dipukul. Sejak saat itu pasien mulai murung,
sering berbicara sendiri, mengamuk, berteriak dan membanting barang
disekitarnya.
Untuk minum obat setelah kambuh yang pertama, ayah pasien
hanya memberi 1 kali sehari sebanyak 3 macam obat dari jatah yang
seharusnya diminum diminum sebanyak 3 kali sehai. Tn. J mengaku hanya
memberikan obat 1 kali sehari dengan alasan jika diberikan obat lebih dari
1 kali akan membuat pasien jadi kaku.
2. Autonamanesis
Pasien awalnya mengenalkan dirinya dengan nama Agnes monica,
namun, lalu mengakui nama sebenarnya adalah Nn. NF. Pasien
mengetahui jika berada di RSJD surakarta, dibawa kemari oleh ayahnya
karena mengamuk. Pasien berkata bahwa dia edan, pasien mengakui dia
sering mengamuk karena tidak suka dengan orang bodoh, orang bodoh itu
adalah ibunya. Pasien bercerita pada 1 hari sebelum masuk rumah sakit
dia membuat puding untuk ibunya yang sakit komplikasi, puding tersebut
terbuat dari gula tropicana dan susu diabetasol, namun oleh ibunya puding
tersebut di biarkan saja hingga basi dan di buang oleh ibunya, sehingga
pasien merasa sangat tersinggung lalu membentak dan mengamuk.
Pada pagi harinya pasien berpura-pura mau mencekik neneknya,
pasien mengaku hal tersebut hanya untuk menggoda neneknya, kemudian
ayah pasien memarahinya. Tidak berpa lama kemudian pasien menggoda
neneknya kembali dengan membawa pisau dan berpura-pura menusuk ke
neneknya, kemudian neneknya ketakutan dan berteriak NF kumat.. NF
2
kumat.. mendngar hal tersebut pasien merasa tersinggung kemudian
pasien mengamuk dan membentak neneknya. Pasien kemudian dimarahi
dan ditampar oleh ayahnya, kemudian oleh ayah pasien dibawa ke RSJD
surakarta.
Pasien mengaku lulusan SMA dan setelah lulus bekerja sebagai
sales promotion girl mesin cuci lux sindo raya. Pasien menjual berbagai
tipe mesin cuci dengan berbagai harga. Pasien sering meminta dibelikan
bedak dan lipstik wardah kepada ayahnya untuk menunjang
penampilannya agar terlihat cantik. Sebenarnya pasien ingin melanjutkan
kuliah di fakultas seni dan bahasa UNESA. Namun diperbolehkan oleh
ayahnya karena ayah pasien bodoh dan tidak pernah sekolah. Pasien
mengaku sangat sedih dan marah karena tidak boleh sekolah.
Pasien mengaku pernah dibawa ke RSJD surakarta sebanyak 3 kali,
pertama pada tahun 2003 karena pasien kerasukan jin. Ini disebabkan
karena salah seorang keluarga pasien menebang pohon mahoni dekat
rumahnya, namun pasien tiidak ingat apa yang terjadi saat dia kerasukan
jin tersebut. Pasien merasa mendengar bisikan memanggil nama teman
masa kecilnya yang pintar. Secara mendadak, pasien bercerita bahwa dia
dibawa ke RSJD surakarta karena marah-marah dan ingin bunuh diri
dengan menyayat nadi tangannya dengan pisau. Pada tahun 2008 pasien
tidak di izinkan kuliah di UNESA. Dan pada tahun 2013 pasien
mengamuk karena malu, saat beli buah di hypermart, ayahnya membayar
di tempat penimbangan, bukan di kasir. Pasien merasa harga dirinya jatuh
dan mengatakan ayahnya goblok.
Pasien menyatakan kalau tidak percaya tuhan, tapi percaya tentang
sains. Pasien suka membeli buku sains dan memperlihatkan ke orang lain
agar orang lain pintar seperti dirinya. Saat ditanya apa cita-cita pasien,
pasien menjawab pemimpin. Di bangsal sembodro pasien mengaku
sebagai bu lurah (pemimpin).
3
C. Riwayat Gangguan Sebelumnya
1. Riwayat gangguan psikiatri
Riwayat gangguan psikiatri sebelumnya, dirawat 3 kali di RSJD
surakarta dengan keluhan serupa. Terakhir seminggu yang lalu.
2. Riwayat penggunaan zat psikoaktif
Penggunaan zat psikoaktif disangkal.
3. Riwayat gangguan medik
Riwayat hipertensi : disangkal
Riwayat diabetes melitus : disangkal
Riwayat trauma : disangkal
Riwayat kejang : disangkal
Riwayat asma : disangkal
Riwayat merokok : disangkal
Riwayat konsumsi obat psikotik : diakui, saat dirawat di RSJ
III. RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI
1. Prenatal dan perinatal
Pasien adalah anak ketiga dari tiga bersaudara. Pasien merupakan
anak kandung dari ayahnya (Tn.J) dan ibunya sebelum menikah dengan
ayahnya, ibunya pernah menikah dan memiliki 2 orang anak, mereka
semua tinggal serumah. Pasien lahir secara normal di lahirkan di bidan.
2. Masa anak awal (0-3 tahun)
Pasien tumbuh dan berkembang seperti anak-anak seusiannya dan
dan diasuh oleh ibu dan ayah kandung. Pasien tumbuh normal tidak pernah
menderita sakit berat.
3. Masa anak pertengahan (4 tahun –11 tahun)
Pasien memiliki beberapa teman. Pasien dapat mengikuti pelajaran di
sekolah dasar dengan baik dan rajin beribadah.
4. Riwayat masa anak akhir (pubertas-remaja)
4
Pasien menempuh pendidikan hingga lulus SMA. Selama masa sekolah,
pasien tergolong siswa yang baik dan mampu menyelesaikan setiap
tahapan sekolah. Pasien tidak pernah tinggal kelas.
5. Riwayat masa dewasa
a. Riwayat Pekerjaan
Pasien pernah bekerja sebagai SPG mesin cuci.
b. Riwayat Perkawinan
Pasien mengau belum menikah.
c. Riwayat Pendidikan
Pasien menyelesaikan pendidikan hingga SMA,tidak pernah
tinggal kelas.
d. Riwayat Agama
Pasien beragama Islam dan rajin beribadah
e. Riwayat Psikoseksual
Pasien menyukai lawan jens, mengaku pernah memiliki pacar.
f. Riwayat kemiliteran
Pasien tidak pernah mengikuti kegiatan kemiliteran
g. Riwayat hukum
Pasien tidak pernah terlibat dalam masalah hukum
6. Riwayat Keluarga
Terdapat saudara 1 ibu yang mmenderita sakit serupa (gangguan jiwa)
Pohon Keluarga :
5
Keterangan :
: Perempuan
: Laki-laki
: Mengalami gangguan jiwa
: Meninggal dunia
: Pasien
: Tinggal 1 rumah
7. Taraf dapat dipercaya
Dapat dipercaya
IV. PEMERIKSAAN STATUS MENTAL
A. Gambaran Umum
1. Penampilan
Seorang perempuan, 24 tahun, tampak sesuai umur, perawatan diri
cukup.
2. Perilaku dan aktivitas psikomotor
Pada saat wawancara pasien hiperaktif, kontak mata kurang,
distractibilitas.
3. Pembicaraan
Pasien berbicara menggunakan bahasa Indonesia dan secara tiba-tiba
sering menggunakan bahasa Jawa, nada dan artikulasi baik, serta
volume suara sedang.
6
4. Sikap terhadap pemeriksa
Saat dilakukan pemeriksaan, pasien kurang kooperatif dan pasien
sering bertingkah tidak mau diam.
B. Mood dan afek
1. Mood : Senang
2. Afek : Tumpul
3. Keserasian : Tidak serasi
4. Empati : tidak dapat diraba rasakan
C. Kesadaran dan Kognisi
1. Taraf kesadaran
Kuantitatif : compos mentis, E4V5M6
Kualitatif : berubah
2. Orientasi
Waktu : baik, pasien mengetahui waktu saat dilakukan
pemeriksaan
Tempat : baik, pasien mengetahui sedang berada dirumah
sakit jiwa
Orang : baik, pasien dapat mengenali dokter dan perawat.
3. Daya ingat :
Jangka panjang : baik, pasien dapat mengingat teman-teman masa
kecilnya
Jangka pendek : baik, pasien dapat menceritakan kapan dan dengan
siapa pasien datang.
Jangka segera : baik, pasien mampu menyebutkan 3 kata (meja,
kursi, dan kaca) yang pemeriksa sebutkan kepada
pasien.
4. Konsentrasi dan perhatian : baik
5. Kemampuan membaca dan menulis : baik
7
6. Pikiran abstrak : baik
7. Kemampuan visuospasial : baik
8. Kemampuan menolong diri sendiri : baik, pasien dapat makan
dan minum sendiri.
D. Persepsi
1. Halusinasi : (+) visual dan auditorik
2. Ilusi : (-)
3. Derealisasi : (-)
4. Depersonalisasi : (-)
E. Pikiran
1. Isi pikir : waham (+), waham magic mystic, waham
kebesaran.
2. Bentuk pikir : non realistik
3. Arus : Logorhe, Asosiasi longgar
F. Pengendalian impuls
Baik
G. Daya nilai dan Tilikan
1. Daya Nilai Sosial : baik
2. Uji Daya Nilai : baik
3. Penilaian Realita : baik
4. Tilikan/ Insight : derajat III
H. Taraf Dapat Dipercaya
Secara keseluruhan informasi di atas dapat dipercaya.
8
V. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LEBIH LANJUT
A. Status Internus :
1. Keadan umum : compos mentis E4V5M6
2. Vital Sign
a. Tekanan darah : 120/90 mmHg
b. Nadi : 72 x/menit
c. Suhu : 36,70 C
d. Pernapasan : 20 x/menit
B. Neurologi :
Kesadaran : compos mentis, GCS E4V5M6
Fungsi Luhur : dalam batas normal
Fungsi Vegetatif : dalam batas normal
Fungsi Sensorik : dalam batas normal
Fungsi Motorik dan Reflek :
Kekuatan C5-T1 5 5
5 5
Tonus : N N
N N
Reflek fisiologis: +2 +2
+2 +2
Reflek patologis: - -
- -
Nervus cranialis : dalam batas normal
VI. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA
Pasien perempuan usia 24 tahun, sesuai umur, cukup rapi, dibawa
oleh ayahnya karena mengamuk dan membanting barang-barang. Pasien
sudah 3 kali ini selama 2009-2013. Awalnya pasien murung, ngomong
9
sendiri kemudian mengamuk, berteriak-teriak lalu membanting barang-
barang. Riwayat minum obat tidak teratur.
Pada pemeriksaan status mental didapatkan perilaku hiperaktif,
selalu bertingkah dan tidak mau diam, kesadaran kualitatif berubah,
mood senang, afek tumpul, halusinasi visual dan auditorik, asosiasi
longgar pada arus pikirnya dengan pembicaraan logorhe, waham magic
mystic dan waham kebesaran, bentuk non realistik dengan tilikan derajat
III. Dari pemeriksaan fisik tidak di temukan kelainan.
VII. FORMULASI DIAGNOSTIK
Pada pasien ini ditemukan adanya gangguan pola perilaku dan
psikologis yang secara klinis bermakna dan menimbulkan suatu penderitaan
(distress) dan hendaya (impairment/ disability) dalam melakukan aktivitas
kehidupan sehari-hari yang biasa, dan fungsi pekerjaan. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa pasien ini menderita gangguan jiwa.
Axis I. Dari riwayat penyakit dahulu tidak didapatkan riwayat kejang
epilepsi dan trauma kepala sehingga diagnosis gangguan mental organik
(F00-F09) dapat disingkirkan. Pasien tidak menggunakan zat psikoaktif
misalnya alkohol, opioid, kokain, stimulansia, halusinogen, hipnotik sedatif,
dan volatile agent sehingga diagnosis gangguan mental dan perilaku akibat
zat psikoaktif (F10-F19) juga dapat disingkirkan.
Dari status mental didapatkan perilaku hiperaktif, distraktibilitas,
mood senang namun afek tumpul, halusinasi visual dan auditorik, arus pikir
asosiasi longgar dan logorhe, waham magic mystic dan waham kebesaran,
serta tilikan derajat III. Berdasarkan data-data diatas, maka sesuai kriteria
PPDGJ III, untuk Aksis I, pada pasien memenuhi kriteria diagnosis f.31.2
(Gangguan afektif bipolar, episode kini manik dengan gejala psikotik).
Aksis II, Gangguan kepribadian emosional tak stabil (F.60.3)
Aksis III, Tidak ada diagnosis
Aksis IV, Masalah ekonomi
10
Aksis V, penilaian kemampuan penyesuaian diri mempergunakan
skala GAF menurut PPDGJ III didapat saat pemeriksaan (current) : 40-31
dengan beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan dalam fungsi,
secara umum masih baik.
VIII. EVALUASI MULTIAKSIAL
Aksis I : F.31.2 (Gangguan afektif bipolar, episode kini manik dengan
gejala psikotik)
Aksis II : F.60.3 (Gangguan kepribadian emosional tak stabil)
Aksis III : Belum ada diagnosis
Aksis IV : Masalah ekonomi
Aksis V : GAF 40-31
Diagnosis banding : - F.30.2 (mania dengan gejala psikotik)
IX. DAFTAR MASALAH
1. Organobiologik : Tidak ditemukan
2. Psikologik:
a. Gangguan alam perasaan (mood dan afek)
b. Gangguan persepsi (halusinasi auditorik, visual)
c. Gangguan proses pikir (bentuk pikir, isi pikir dan arus pikir)
d. Gangguan penilaian realita
X. PENATALAKSANAAN
A. Psikofarmaka
1. Haloperidol 2 x 5 mg
2. Trihexyphenidyl 2 x 2 mg
3. Chlorpomazin 1 x 100 mg
B. Psikoterapi
1. Terhadap pasien
11
a. Penjelasan terhadap penyakit, manfaat pengobatan, cara
pengobatan, efek samping pengobatan.
b. Memotivasi pasien agar minum obat secara teratur dan rajin
kontrol setelah pulang dari perawatan.
c. Membantu pasien agar dapat kembali melakukan aktivitas sehari-
hari secara bertahap.
2. Terhadap keluarga
a. Memberikan pengertian dan penjelasan kepada keluarga
mengenai gangguan yang dialami pasien sehingga dapat
mendukung kearah kesembuhan.
b. Menyarankan kepada keluarga agar lebih berpartisipasi dalam
pengobatan pasien yaitu membawa pasien kontrol secara teratur,
dan memperhatikan pasien agar minum obat secara teratur dan
memberi dukungan agar pasien mempunyai aktivitas yang positif.
XI. PROGNOSIS
Kriteria Good prognosis Poor prognosis
1.Onset Jelas, akut Muda
2.Faktor pencetus Jelas
3.Riwayat sosial dan
pekerjaan premorbid
Baik
4.Gangguan mood Ada
5. Mempunyai
pasangan
Tidak punya pasangan
6.Riwayat keluarga
skizofrenia
Didapatkan keturunan
pada keluarga
7.Gejala positif/negatif Positif Negative
8.Tanda dan gejala
neurologis
_ _
12
9.Remisi dalam 3 tahun Ada
10.Relaps Ada
11.Trauma perinatal Tidak ada
12. Riwayat
Penyerangan
Ada
Kesimpulan Prognosis
1. Qua ad vitam : dubia ad bonam
2. Qua ad sanam : dubia ad bonam
3. Qua ad fungsionam : dubia ad bonam
13