Farmakoterapi Health Outcomes and Quality of Life Paper2 Fix

28
BAB I PENDAHULUAN Pengkajian kualitas hidup terus dilakukan, bahkan secara internasional, dimotori oleh Organization of Health Economic and Culture Development (OHECD) yang berkedudukan di Paris. Untuk mengetahui kualitas hidup, harus diketahui terlebih dahulu adalah indikatornya. Menurut OHECD (1992), indikator kualitas hidup penghasilan, kesehatan, perumahan, lingkungan, stabilitas, sosial, pendidikan, dan kesempatan kerja. Dengan kata lain, masing-masing indikator di atas perlu dijabarkan lebih lanjut. Indikator Kesehatan berhubungan dengan masalah kesehatan. Adapun masalah kesehatan memiliki ruang lingkup yang luas antara lain menyangkut perkembangan manusia yang harmonis dalam upaya meningkatkan kualitas hidup. Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Pemeliharaan kesehatan adalah upaya penaggulangan dan pencegahan gangguan kesehatan yang memerlukan pemeriksaan, pengobatan dan/atau perawatan termasuk kehamilan dan persalinan. Pendidikan kesehatan adalah proses membantu sesorang, dengan bertindak secara sendiri-sendiri ataupun secara kolektif, untuk membuat keputusan berdasarkan pengetahuan mengenai hal-hal yang memengaruhi kesehatan pribadinya dan orang lain. Definisi yang bahkan lebih sederhana diajukan oleh Larry Green dan para koleganya yang menulis bahwa pendidikan kesehatan adalah kombinasi pengalaman belajar yang dirancang untuk mempermudah adaptasi sukarela terhadap perilaku yang kondusif bagi kesehatan. Data terakhir menunjukkan bahwa saat ini lebih dari 80 persen rakyat Indonesia tidak mampu mendapat 1

Transcript of Farmakoterapi Health Outcomes and Quality of Life Paper2 Fix

Page 1: Farmakoterapi Health Outcomes and Quality of Life Paper2 Fix

BAB I

PENDAHULUAN

Pengkajian kualitas hidup terus dilakukan, bahkan secara internasional,

dimotori oleh Organization of Health Economic and Culture Development

(OHECD) yang berkedudukan di Paris. Untuk mengetahui kualitas hidup, harus

diketahui terlebih dahulu adalah indikatornya. Menurut OHECD (1992), indikator

kualitas hidup penghasilan, kesehatan, perumahan, lingkungan, stabilitas, sosial,

pendidikan, dan kesempatan kerja. Dengan kata lain, masing-masing indikator di

atas perlu dijabarkan lebih lanjut.

Indikator Kesehatan berhubungan dengan masalah kesehatan. Adapun

masalah kesehatan memiliki ruang lingkup yang luas antara lain menyangkut

perkembangan manusia yang harmonis dalam upaya meningkatkan kualitas hidup.

Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang

memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.

Pemeliharaan kesehatan adalah upaya penaggulangan dan pencegahan

gangguan kesehatan yang memerlukan pemeriksaan, pengobatan dan/atau

perawatan termasuk kehamilan dan persalinan.

Pendidikan kesehatan adalah proses membantu sesorang, dengan bertindak

secara sendiri-sendiri ataupun secara kolektif, untuk membuat keputusan

berdasarkan pengetahuan mengenai hal-hal yang memengaruhi kesehatan

pribadinya dan orang lain.

Definisi yang bahkan lebih sederhana diajukan oleh Larry Green dan para

koleganya yang menulis bahwa pendidikan kesehatan adalah kombinasi

pengalaman belajar yang dirancang untuk mempermudah adaptasi sukarela

terhadap perilaku yang kondusif bagi kesehatan. Data terakhir menunjukkan

bahwa saat ini lebih dari 80 persen rakyat Indonesia tidak mampu mendapat

1

Page 2: Farmakoterapi Health Outcomes and Quality of Life Paper2 Fix

jaminan kesehatan dari lembaga atau perusahaan di bidang pemeliharaan

kesehatan, seperti Akses, Taspen, dan Jamsostek. Golongan masyarakat yang

dianggap 'teranaktirikan' dalam hal jaminan kesehatan adalah mereka dari

golongan masyarakat kecil dan pedagang. Dalam pelayanan kesehatan, masalah

ini menjadi lebih pelik, berhubung dalam manajemen pelayanan kesehatan tidak

saja terkait beberapa kelompok manusia, tetapi juga sifat yang khusus dari

pelayanan kesehatan itu sendiri.

Dalam Undang-Undang yang dimaksud dengan :

Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang

memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.

Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan

meningkatkan kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat.

Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam

bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau keterampilan melalui

pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan

kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.

Sarana kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan

upaya kesehatan.

Untuk jangka panjang pembangunan bidang kesehatan diarahkan untuk

tercapainya tujuan utama sebagai berikut:

• Peningkatan kemampuan masyarakat untuk menolong dirinya sendiri

dalam bidang kesehatan.

• Perbaikan mutu lingkungan hidup yang dapat menjamin kesehatan.

• Peningkatan status gizi masyarakat.

2

Page 3: Farmakoterapi Health Outcomes and Quality of Life Paper2 Fix

• Pengurangan kesakitan (morbiditas) dan kematian (mortalitas).

• Pengembangan keluarga sehat sejahtera, dengan makin diterimanya norma

keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera.

Dasar-dasar pembangunan nasional di bidang kesehatan adalah sebagai berikut:

• Semua warga negara berhak memperoleh derajat kesehatan yang optimal

agar dapat bekerja dan hidup layak sesuai dengan martabat manusia.

• Pemerintah dan masyarakat bertanggung jawab dalam memelihara dan

mempertinggi derajat kesehatan rakyat.

• Penyelenggaraan upaya kesehatan diatur oleh pemerintah dan dilakukan

secara serasi dan seimbang oleh pemerintah dan masyarakat.

Indikator Kesehatan berhubungan dengan masalah kesehatan. Adapun

masalah kesehatan memiliki ruang lingkup yang luas antara lain menyangkut

perkembangan manusia yang harmonis dalam upaya meningkatkan kualitas hidup.

Dalam bidang kesehatan, Morris (1979) mengajukan tiga indikator pokok

menentukan kualitas hidup, yaitu angka kematian bayi, angka kematian ibu, dan

angka harapan hidup. Indikator ini juga digunakan oleh Biro Pusat Statistik

(BPS) pada tahun 1987 dalam mengukur Indeks Mutu Hidup dalam usaha

membandingkan tingkat kesejahteraan masyarakat.

Menurut WHO Sehat adalah suatu keadaan yang lengkap dari sehat fisik,

mental dan sosial, serta tidak hanya bebas penyakit atau kecacatan, sehingga

seseorang dapat bekerja secara produktif. Definisi tersebut mengindikasikan

adanya kisaran luas dari faktor yang mempengaruhi kesehatan individu atau

kelompok, dan menyarankan bahwa sehat itu bukan konsep yang absolut.

3

Page 4: Farmakoterapi Health Outcomes and Quality of Life Paper2 Fix

Kualitas hidup pasien seharusnya menjadi perhatian penting bagi para

profesi kesehatan karena dapat menjadi acuan keberhasilan dari suatu

tindakan/intervensi atau terapi.

4

Page 5: Farmakoterapi Health Outcomes and Quality of Life Paper2 Fix

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Definisi Hasil Kesehatan (Health Outcomes)

WHO (1948) mendefinisikan sehat sebagai keadaan yang utuh dari

keadaan fisik, mental, dan sosial yang baik dari seorang individu, tidak hanya dari

ada atau tidaknya penyakit.

Hasil (outcome) adalah hasil akhir dari praktek perawatan kesehatan. Ada

banyak jenis hasil. Berapa lama orang hidup setelah suatu perawatan kesehatan

adalah salah satu jenis hasil, yang dikenal sebagai survival (kelangsungan hidup).

Hasil lainnya mengukur efek pengobatan pada kehidupan masyarakat,

seperti perubahan dalam kemampuan mereka untuk bekerja atau perubahan

kualitas hidup mereka. Hasil juga termasuk kejadian yang tidak diinginkan seperti

efek samping obat.

Tipe lain dari hasil adalah apakah orang perlu untuk berganti ke jenis lain

dari pengobatan. Oleh karena itu penerapan penelitian outcomes ke praktik dalam

pelayanan medis selalu bertujuan untuk menciptakan outcomes yang diinginkan

dalam setting klinis yang dianalisis dari tabel berikut :

Tabel 1 : Outcomes dalam pelayanan medis dalam setting klinis

Proses Outcome

Intervensi spesifik ke pasien yang

dilakukan oleh penyedia pelayanan

Hasil interaksi pasien dengan penyedia

pelayanan

5

Page 6: Farmakoterapi Health Outcomes and Quality of Life Paper2 Fix

Berfokus pada individual pasien Berfokus pada populasi pasien

Lebih mudah dilakukan, pengumpulan

dan analisis data lebih ringan, lebih

mudah dipahami

Indikator diskret, berfokus pada pasien

sebagai endpoints

Kebutuhan sumber daya tinggi,

research-based

Perlu sistem risk-adjustment

Indikator proses Indikator outcome

Dikelola oleh case manager Dikelola oleh outcome manager

Untuk memperoleh outcomes yang baik maka kita harus melakukan

kontrol terhadap faktor – faktor yang mempengaruhinya yakni :

Tabel 2 : Faktor-faktor yang mempengaruhi outcomes

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Outcomes

• Faktor pasien :

• Fisiologis

• Psikologis

• Sosial

• Outcomes :

• Fisiologis

• Psikososial

• Fungsional

• Faktor pelayanan:

• Pengobatan interdisipliner

• Setting fasilitas pelayanan kesehatan

• Proses pelayanan

6

Page 7: Farmakoterapi Health Outcomes and Quality of Life Paper2 Fix

• Spiritual • Pengetahuan

• Kontrol gejala

• Kepuasan

• Utilisasi sumber

daya

2.2. Defenisi Kualitas Hidup

Pembangunan Sosial bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup

masyarakat (people’s well-being). Midgley menyebutkan bahwa kondisi sejahtera

(well-being) menunjuk pada istilah kesejahteraan sosial (social welfare) yang

berkonotasi pada suatu kondisi sosial di mana masalah-masalah sosial diatur,

kebutuhan sosial dipenuhi dan terciptanya kesempatan sosial. (2005:21). Bukan

sekedar kegiatan amal ataupun bantuan publik yang diberikan oleh pemerintah.

(2005:19).

Pakar ilmu sosial mendefinisikan kesejahteraan sosial sebagai tinggi

rendahnya tingkat hidup pada suatu masyarakat. Oleh karenanya kemudian

diciptakan suatu metode untuk dapat mengetahui indikator kesejahteraan sosial,

diantaranya adalah indeks kualitas hidup secara fisik atau PQLI (Physical Quality

of Life Index) yang diperkenalkan oleh D.M. Morris (1979), kemudian indeks

kemajuan sosial (The Index of Social Progress) yang diciptakan oleh Richard

Estes (1985) dan yang terbaru adalah indeks pembangunan manusia (Human

Development Index) yang dikembangkan oleh United Nations Development

Programme (UNDP) pada tahun 1990. (Midgley, 2005:20). Model terakhir inilah

yang menjadi populer di berbagai negara termasuk di Indonesia sebagai suatu

tools untuk mengukur pembangunan manusia.

7

Page 8: Farmakoterapi Health Outcomes and Quality of Life Paper2 Fix

Di sisi lain, tidak mudah untuk mendefinisikan kualitas hidup secara tepat.

Pengertian mengenai kualitas hidup telah banyak dikemukakan oleh para ahli,

namun semua pengertian tersebut tergantung dari siapa yang membuatnya.

Seperti halnya definisi sehat, yaitu tidak hanya berarti tidak ada kelemahan

atau penyakit, demikian juga mengenai kualitas hidup, kualitas hidup bukan

berarti hanya tidak ada keluhan saja, akan tetapi masih ada hal-hal lain yang

dirasakan oleh penderita, bagaimana perasaan penderita sebenarnya dan apa yang

sebenarnya menjadi keinginannya.

Setiap individu memiliki kualitas hidup yang berbeda tergantung dari

masing-masing individu dalam menyikapi permasalahan yang terjadi dalam

dirinya. Jika menghadapinya dengan positif maka akan baik pula kualitas

hidupnya, tetapi lain halnya jika menghadapinya dengan negatif maka akan buruk

pula kualitas hidupnya.

Stiglitz, Sen & Fitoussi (2011:68) menyebutkan bahwa kualitas hidup

adalah konsep yang lebih luas daripada produksi ekonomi dan standar hidup.

Kualitas hidup mencakup sekumpulan penuh faktor-faktor yang mempengaruhi

apa yang kita hargai dalam hidup ini, melampaui sisi materialnya.

Menurut Calman yang dikutip oleh Hermann (1993:14-21) dalam

Silitonga (2007) mengungkapkan bahwa konsep dari kualitas hidup adalah

bagaimana perbedaan antara keinginan yang ada dibandingkan perasaan yang ada

sekarang, definisi ini dikenal dengan sebutan “Calman’s Gap”. Calman

mengungkapkan pentingnya mengetahui perbedaan antara perasaan yang ada

dengan keinginan yang sebenarnya, dicontohkan dengan membandingkan suatu

keadaan antara “dimana seseorang berada” dengan “di mana seseorang ingin

berada”. Jika perbedaan antara kedua keadaan ini lebar, ketidakcocokan ini

menunjukkan bahwa kualitas hidup seseorang tersebut rendah. Sedangkan kualitas

hidup tinggi jika perbedaan yang ada antara keduanya kecil.

8

Page 9: Farmakoterapi Health Outcomes and Quality of Life Paper2 Fix

Definisi kualitas hidup yang berhubungan dengan kesehatan dapat

diartikan sebagai respon emosi dari penderita terhadap aktivitas sosial,

emosional, pekerjaan dan hubungan antar keluarga, rasa senang atau bahagia,

adanya kesesuaian antara harapan dan kenyataan yang ada, adanya kepuasan

dalam melakukan fungsi fisik, sosial dan emosional serta kemampuan

mengadakan sosialisasi dengan orang lain.

Menurut Schipper yang dikutip oleh Ware (1992) mengemukakan kualitas

hidup sebagai kemampuan fungsional akibat penyakit dan pengobatan yang

diberikan menurut pandangan atau perasaan pasien. Menurut Donald yang

dikutip oleh Haan (1993), kualitas hidup berbeda dengan status fungsional, dalam

hal kualitas hidup mencakup evaluasi subyektif tentang dampak dari penyakit dan

pengobatannya dalam hubungannya dengan tujuan, nilai dan pengharapan

seseorang, sedangkan status fungsional memberikan suatu penilaian obyektif dari

kemampuan fisik dan emosional pasien.

Cella & Tulsky dalam Dimsdale (1995) menyebutkan bahwa beberapa

pendekatan fenomenologi dari kualitas hidup menekankan tentang pentingnya

persepsi subjektif seseorang dalam memfungsikan kemampuan mereka sendiri

dan membandingkannya dengan standar kemampuan internal yang mereka miliki

agar dapat mewujudkan sesuatu menjadi lebih ideal dan sesuai dengan apa yang

mereka inginkan.

Hal ini sejalan dengan pendapat Campbell, dkk dalam Dimsdale (1995)

yang menggarisbawahi tentang pentingnya persepsi subjektif dan penafsiran

dalam pengukuran kualitas hidup. Dalam hal ini dikemukakan bahwa kualitas

hidup dibentuk oleh suatu gagasan yang terdiri dari aspek kognitif dan afektif

karena penilaian individu terhadap satu kondisi kognitif mempengaruhi secara

efektif dan menimbulkan reaksi terhadap kondisi emosi individu tersebut.

9

Page 10: Farmakoterapi Health Outcomes and Quality of Life Paper2 Fix

Adapun menurut Cohen & Lazarus dalam Sarafino (1994) kualitas hidup

adalah tingkatan yang menggambarkan keunggulan seorang individu yang dapat

dinilai dari kehidupan mereka. Keunggulan individu tersebut biasanya dapat

dinilai dari tujuan hidupnya, kontrol pribadinya, hubungan interpersonal,

perkembangan pribadi, intelektual dan kondisi materi.

Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa kualitas

hidup adalah penilaian individu terhadap posisi mereka di dalam kehidupan,

dalam konteks budaya dan sistem nilai di mana mereka hidup dalam kaitannya

dengan tujuan individu, harapan, standar serta apa yang menjadi perhatian

individu. (Larasati, n.d.).

Stiglitz, Sen & Fitoussi (2011:70-71) mengajukan ada tiga pendekatan

konseptual untuk mengukur kualitas hidup, yaitu :

Pendekatan pertama, yang dikembangkan erat dengan riset psikologis,

dipijakkan pada gagasan tentang kesejahteraan subjektif. Pendekatan ini terkait

erat dengan tradisi utilitarian, yang menyatakan bahwa mengupayakan manusia

untuk ‘bahagia’ dan ‘puas’ dengan hidup mereka merupakan tujuan universal

eksistensi manusia.

Pendekatan kedua berakar pada gagasan tentang kapabilitas. Pendekatan

ini melihat hidup seseorang sebagai kombinasi antara berbagai ‘kegiatan dan

kedirian’ (functionings) dan kebebasannya untuk memilih di antara fungsi-fungsi

tersebut (capabilities). Dasar pendekatan kapabilitas ini memiliki akar kuat pada

ide filosofis mengenai keadilan sosial, mencerminkan fokus pada tujuan manusia

dan menghargai kemampuan individu untuk mengejar dan merealisasikan tujuan

yang dia yakini, serta memainkan peran prinsip-prinsip etis dalam merancang

masyarakat yang ‘baik’.

Pendekatan ketiga, yang dikembangkan dalam tradisi ilmu ekonomi,

didasarkan pada gagasan tentang alokasi yang adil. Dasar pemikirannya, banyak

10

Page 11: Farmakoterapi Health Outcomes and Quality of Life Paper2 Fix

ditemui dalam ilmu ekonomi kesejahteraan, adalah menimbang berbagai dimensi

non-moneter kualitas hidup (melampaui barang dan jasa yang diperdagangkan di

pasar) dengan suatu cara yang menghargai preferensi seseorang.

Kemudian Stiglitz, Sen & Fitoussi (2011:77-98) menyebutkan ada

beberapa bidang yang terkait dengan kualitas hidup, diantaranya yaitu : kesehatan,

pendidikan, aktivitas personal, hak suara politik dan tata kelola pemerintahan,

koneksi sosial, kondisi lingkungan, serta ketidakamanan pribadi. Karena

penelitian ini terkait dengan pendidikan maka penulis hanya akan membahas

pendidikan.

Lebih lanjut terkait pendidikan, Stiglitz, Sen & Fitoussi mengatakan

bahwa pendidikan penting bagi kualitas hidup, terlepas dampaknya pada

pendapatan dan produktivitas masyarakat, dimana masyarakat yang lebih terdidik

pada umumnya memiliki status kesehatan yang lebih baik, pengangguran yang

lebih sedikit, koneksi sosial yang lebih banyak, dan keterlibatan yang lebih besar

dalam kehidupan sipil dan politik.

Indikator pendidikan yang tersedia sekarang meliputi beragam bidang.

Beberapa mengacu pada input (tingkat pendaftaran sekolah, anggaran pendidikan,

dan sumber daya sekolah), sementara yang lain mengacu pada throughput dan

output (tingkat kelulusan, lamanya tahun bersekolah, pengukuran berbasis tes

standar atas tingkat melek huruf dan melek angka). Mana di antara indikator-

indikator ini yang yang lebih relevan bergantung pada taraf pembangunan suatu

negara dan pada tujuan proses evaluasi itu sendiri.

Sebagian indikator yang paling relevan untuk mengkaji dampak

pendidikan terhadap kualitas hidup adalah ukuran kompetensi seseorang, yang

mengukur pendidikan dan outcome lain yang penting bagi kualitas hidup di

tingkat individu.

11

Page 12: Farmakoterapi Health Outcomes and Quality of Life Paper2 Fix

2.2.1. Ruang Lingkup Kualitas Hidup

Secara umum terdapat 5 bidang (domains) yang dipakai untuk mengukur

kualitas hidup berdasarkan kuesioner yang dikembangkan oleh WHO (World

Health Organization), bidang tersebut adalah kesehatan fisik, kesehatan

psikologik, keleluasaan aktivitas, hubungan sosial dan lingkungan, sedangkan

secara rinci bidang-bidang yang termasuk kualitas hidup adalah sebagai berikut :

1) Kesehatan fisik (physical health): kesehatan umum, nyeri, energi dan

vitalitas, aktivitas seksual, tidur dan istirahat.

2) Kesehatan psikologis (psychological health): cara berpikir, belajar,

memori dan konsentrasi.

3) Tingkat aktivitas (level of independence): mobilitas, aktivitas sehari-hari,

komunikasi, kemampuan kerja.

4) Hubungan sosial (sosial relationship): hubungan sosial, dukungan sosial.

5) Lingkungan (environment), keamanan, lingkungan rumah, kepuasan kerja.

12

Page 13: Farmakoterapi Health Outcomes and Quality of Life Paper2 Fix

Gambar 1 : Hubungan faktor-faktor yang mempengaruhi pengukuran outcome

pasien dalam model konsep health-related quality of life.

Dikutip dari Wilson IB, Cleary PD

2.2.2. Pengukuran Kualitas Hidup

Menurut Guyatt dan Jaescke yang dikutip oleh Ware dan Sherbourne

(1952), kualitas hidup dapat diukur dengan menggunakan instrumen pengukuran

kualitas hidup yang telah diuji dengan baik. Dalam mengukur kualitas hidup yang

berhubungan dengan kesehatan semua domain akan diukur dalam dua dimensi

yaitu penikaian obyektif dari fungsional atau status kesehatan (aksis X) dan

persepsi sehat yang lebih subyektif (aksis Y). Walaupun dimensi obyektif penting

13

Page 14: Farmakoterapi Health Outcomes and Quality of Life Paper2 Fix

untuk menetukan derajat kesehatan, tetapi persepsi subyektif dan harapan

membuat penilaian obyektif menjadi kualitas hidup yang sesungguhnya

(Gambar 1). Suatu instrument pengukuran kualitas hidup yang baik perlu

memiliki konsep, cakupan, reliabilitas, validitas dan sensitivitas yang baik pula.

Gambar 2 : Skema pengukuran kualitas hidup.

Secara garis besar instrumen untuk mengukur kualitas hidup dapat dibagi

menjadi dua macam, yaitu instrumen umum (generic scale) dan instrumen khusus

(specific scale). Instrumen umum ialah instrumen yang dipakai untuk mengukur

kualitas hidup secara umum pada penderita dengan penyakit kronik. Instrumen ini

digunakan untuk menilai secara umum mengenai kemampuan fungsional,

ketidakmampuan dan kekuatiran yang timbul akibat penyakit yang diderita. Salah

satu contoh instrumen umum adalah the Sickness Impact Profile (SIP), the

Medical Outcome Study (MOS) 36-item short-form Health Survey (SF-36).

14

Page 15: Farmakoterapi Health Outcomes and Quality of Life Paper2 Fix

Tabel 3 : Instrumen taksonomi kualitas hidup

Instrumen umum

Profil kesehatan

Preferensi berbasis tindakan

Instrumen spesifik

Penyakit tertentu (misalnya, diabetes)

Populasi spesifik (misalnya, orang dewasa yang lebih tua lemah)

Fungsi tertentu (misalnya fungsi, seksual)

Kondisi atau masalah tertentu (misalnya, nyeri)

Data dari Patrick DL, Deyo RA. Med Care 1989, 27: S217-S232.

Sedangkan instrumen khusus adalah instrumen yang dipakai untuk

mengukur sesuatu yang khusus dari penyakit, populasi tertentu (misalnya pada

orang tua) atau fungsi yang khusus (misalnya fungsi emosional), contohnya

adalah “The Washington Psychosocial Seizure Inventory” (WPSI), ”The Liverpool

Group”, “The Epilepsy Surgery Inventory”(ESI-55).

Tabel 4 : Domain yang termasuk dalam instrumen generik terpilih

EuroQol Group’s EQ-SD

Mobilitas Pemeliharaan thd diri sendiri

15

Page 16: Farmakoterapi Health Outcomes and Quality of Life Paper2 Fix

Aktifitas biasa

Kecemasan / depresi

Nyeri / ketidaknyamanan

Nottingham Health Profile (NHP)

Bagian I: Distress dalam domain

berikut

Emosi

Tidur

Isolasi sosial

Bagian II: Kesehatan-masalah yang

berkaitan dalam domain berikut

Pekerjaan

Pekerjaan rumah tangga

Kehidupan sosial

Rumah hidup

Energi

Sakit

Mobilitas

Kehidupan seks

Hobi

Liburan

Quality of Well-Being Scale (QWB)

Gejala/ masalah

Mobilitas

Aktifitas fisik

Kegiatan sosial

Sickness Impact Profile (SIP)

Tidur dan istirahat

Makanan

Bekerja

Manajemen rumah

Rekreasi dan hiburan

Perawatan tubuh dan gerakan

16

Page 17: Farmakoterapi Health Outcomes and Quality of Life Paper2 Fix

Ambulasi

Mobilitas

Komunikasi

Perilaku waspada

Perilaku emosional

Interaksi sosial

Health Utilities Index (HUI)—Mark

III

Penglihatan

Pendengaran

Ambulasi

Ketangkasan

Kesadaran

Nyeri dan ketidaknyamanan

Emosi

The MOS (SF - 36) merupakan salah satu contoh instrumen pengukuran

kualitas hidup yang dipakai secara luas untuk berbagai macam penyakit,

merupakan suatu isian berisi 36 pertanyaan yang disusun untuk melakukan

survey terhadap status kesehatan yang dikembangkan oleh para peneliti dari Santa

Monica, terbagi dalam 8 bidang, yaitu :

1) Pembatasan aktifitas fisik karena masalah kesehatan yang ada.

2) Pembatasan aktifitas sosial karena masalah fisik dan emosi.

3) Pembatasan aktifitas sehari-hari karena masalah fisik.

4) Nyeri seluruh badan.

5) Kesehatan mental secara umum.

6) Pembatasan aktifitas sehari-hari karena masalah emosi.

17

Page 18: Farmakoterapi Health Outcomes and Quality of Life Paper2 Fix

7) Vitalitas hidup.

8) Pandangan kesehatan secara umum

Tabel 5 : SF-36 Timbangan dan Jumlah Item per Skala (SF-36/SF-12)

SF-36 Scales and Number of Items per Scale (SF-36/SF-12)

Fungsi fisik (10/2)

Keterbatasan peran disebabkan masalah fisik (4/2)

Tubuh nyeri (2/1)

Kesehatan umum (5/1)

Vitalitas (4/1)

Sosial yang berfungsi (2/1)

Keterbatasan peran disebabkan masalah emosional (3/2)

Kesehatan Mental (5/2)

Kesehatan transisi (1/0

Disusun dari Ware and Sherbourne and Ware et al.

2.2.3. Kriteria Pengukuran Kualitas Hidup/ Kualitas Taraf Hidup

Ada 3 kriteria yang biasa digunakam untuk mengukur kualitas hidup

manusia/ kualitas taraf hidup manusia, yaitu :

18

Page 19: Farmakoterapi Health Outcomes and Quality of Life Paper2 Fix

1) Terpenuhinya kebutuhan dasar untuk kelangsungan sebagai mahluk hidup

hayati

Kebutuhan ini bersifat mutlak, yang didorong oleh keinginan manusia

untuk menjaga kelangsungan hidup hayatinya. Kelangsungan hidup hayati tidak

hanya menyangkut dirinya, melainkan juga masyarakatnya, dan terutama

kelangsungan hidupnya sebagai jenis melalui keturunannya.

Kebutuhan dasar ini terdiri atas udara, air yang bersih, pangan,

kesempatan untuk mendapatkan keturunan serta perlindungan terhadap serangan

penyakit dan sesama manusia. Tubuh manusia sebagian besar terdiri dari air,

reaksi kimia dalam tubuh manusia untuk proses metabolisme juga membutuhkan

air. Air juga merupakan bahan yang terbuang dari reaksi kimia dalam tubuh

manusia untuk proses metabolisme dalam bentuk urine (air seni). Air juga

berperan dalam menjaga suhu tubuh. Apabila manusia kekurangan air, tubuh

mengalami dehidasi, metabolisme manjadi kacau dan suhu tubuh menjadi tidak

teratur. Manusia membutuhkan air, tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan

tubuhnya, melainkan juga untuk proses produksi dan lain-lain. Misalnya untuk

pertanian, perikanan, dan industri. Kebutuhan air tidak hanya menyangkut segi

kuantitasnya melainkan juga kualitasnya. Misalnya, persyaratan air utuk

keperluan rumah tangga berbeda dengan persyaratan untuk irigasi.

Udara mengandung oksigen yang dibutuhkan manusia untuk pernafasan.

Tanpa oksigen manusia tidak dapat hidup, masalah yang makin serius adalah

tercampurnya udara dengan gas dan partikel padat yang berasal dari pembakaran

bahan bakar fosil, baik dari sektor industri maupun transportasi. Gas dan partikel

padat tersebut beracun. Pencemaran udara dengan gas dan partikel padat akan

mengurangi pemenuhan atas kebutuhan udara yang bersih.

Pangan adalah kebutuhan dasar lain yang bersifat mutlak. Pangan

berfungsi sebagai penyusun tubuh, sumber energi dan pengatur metabolisme.

19

Page 20: Farmakoterapi Health Outcomes and Quality of Life Paper2 Fix

Karena itu disamping kuantitas pangan, kualitasnyapun penting. Kualitas pangan

ditentukan oleh susunan sebagai unsur makanan, seperti karbohidrat, lemak,

protein, mineral dan vitamin.

2) Kebutuhan dasar untuk kelangsungan hidup manusiawi

Berbeda dengan mahluk hidup yang lain, manusia sebagai mahluk yang

berbudaya tidak cukup hanya sekedar hidup secara hayati, melainkan karena

perkembangan kebudayaannya maka manusia harus hidup secara manusiawi.

kebutuhan dasar untuk hidup secara manusiawi, sebagian bersifat material dan

sebagian lagi bersifat non material. Hal inilah yang membedakan manusia

dengan hewan.

Jika di alam semesta, hukum rimba berdiri di atas kekuatan, siapa yang

kuat yang akan menang. Di dalam masyarakat manusia yang beradab, hukum

berdiri diatas keadilan, oleh karena itu perlindungan hukum yang adil merupakan

kebutuhan dasar yang membuat manusia dapat hidup secara manusiawi.

Pekerjaan bukanlah sekedar sumber pendapatan untuk memenuhi kebutuhan

dasar hayati sebagaimanayang diajarkan oleh induk hewan kepada anaknya,

tetapi juga perlu diberikan pengetahuan tentang agama, filsafat, ilmu, seni dan

budaya yang membedakan pendidikan manusia dengan hewan. Pendidikan

teknologi sangatlah penting. Pendidikan ini haruslah disertai dengan pendidikan

lain seperti tersebut di atas. Jika tidak, sebenarnya manusia secara kualitatif tidak

akan ada bedanya dengan hewan.

Kebutuhan dasar lain yang membuat manusia menjadi manusiawi adalah

energi. Misalnya untuk tranportasi sangatlah tidak manusiawi seandainya

seseorang harus berjalan kaki puluhan kilometer dari tempat tinggalnya ke suatu

lokasi dimana dia bekerja untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup hayatinya.

20

Page 21: Farmakoterapi Health Outcomes and Quality of Life Paper2 Fix

3) Kebutuhan dasar untuk memilih

Sudah barang tentu dalam masyarakat yang tertib, derajat kebebasan untuk

memilih dibatasi oleh hukum, baik yang tertulis maupu yang tidak tertulis.

Kemampuan memilih merupakam sifat hakikih untuk dapat mempertahankan

kelangsungan hidupnya, baik pada tumbuhan, hewan maupun manusia. Untuk

dapat memilih harus ada keanekaragaman pilihan, oleh karena itu

keanekaragaman merupakan unsur yang esensial dalam lingkungan.

2.2.4. Batasan Kualitas Hidup

Kualitas hidup adalah keadaan yang dipersepsikan terhadap keadaan

seseorang sesuai konteks budaya dan sistem nilai yang dianutnya, termasuk tujuan

hidup, harapan dan niatnya.

Dikutip dari kualitas hidup menurut Jennifer J. Clinch, Deborah Dudgeeon

dan Harvey Schipper (1999), Kualitas hidup mencakup :

a) Gejala fisik

b) Kemampuan fungsional (aktivitas)

c) Kesejahteraan keluarga

d) Spiritual

e) Fungsi sosial

f) Kepuasan terhadap pengobatan (termasuk masalah keuangan)

g) Orientasi masa depan

h) Kehidupan seksual, termasuk gambaran terhadap diri sendiri

21

Page 22: Farmakoterapi Health Outcomes and Quality of Life Paper2 Fix

i) Fungsi dalam bekerja

Gambar 3 : QALYs diperoleh (yaitu, daerah antara kurva) sebagai hasil dari

intervensi hipotetis kesehatan, seperti obat. (QALY, quality-adjusted life-year;

kualitas-disesuaikan tahun hidup)

22

Page 23: Farmakoterapi Health Outcomes and Quality of Life Paper2 Fix

Gambar 4 : Standar resiko untuk status kesehatan kronis. Subjek menawarkan

pilihan antara A dan B. Melibatkan sebuah kepastian hidup di kesehatan keadaan i

(keadaan kesehatan di bawah optimal) untuk jangka waktu tertentu. B melibatkan

intervensi yang dapat menyebabkan kesehatan penuh untuk periode yang sama

waktu atau kematian segera. Probabilitas yang berhubungan dengan hasil sehat

dan mati adalah p dan 1 - p, masing-masing. Seperti p bervariasi, yang

ketidakpedulian titik antara pilihan A dan B mewakili utilitas keadaan i.

23

Page 24: Farmakoterapi Health Outcomes and Quality of Life Paper2 Fix

Gambar 5 : Waktu trade-off untuk kondisi kesehatan kronis. Subjek memilih

antara hidup sejumlah bervariasi dari waktu dalam kesehatan penuh (x) dan hidup

sejumlah waktu tertentu (t) di keadaan i. Lamanya waktu secara penuh kesehatan

dipersingkat sampai subjek acuh tak acuh antara dua pilihan. Nilai kesehatan

negara i (hi ) Kemudian dihitung dengan membagi x / t.

2.3. Hubungan Kesehatan dengan Kualitas Hidup

Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang

memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis

(UU no.23/1992 tentang kesehatan). Kesehatan adalah kebutuhan dasar dan modal

utama untuk mencapai kualitas hidup yang terbaik.

Pengukuran Kualitas Hidup telah berkembang selama ± 20 tahun dan kini

telah menjadi metodologi tertentu dengan teori yang terstruktur formal Skor

kualitas hidup telah semakin diakui sebagai ukuran hasil yang penting baik dalam

24

Page 25: Farmakoterapi Health Outcomes and Quality of Life Paper2 Fix

penelitian, pelayanan kesehatan dan evaluasi pengobatan. Penilaian kualitas

hidup secara luas digunakan dalam uji klinis dan dalam pengamatan studi tentang

kesehatan dan penyakit. Hal ini sering digunakan untuk mengevaluasi intervensi

dan efek samping pengobatan serta dampak penyakit dan proses biologis lainnya

dari waktu ke waktu.

2.4. Kualitas Hidup dan Farmakoterapi

Seperti dijelaskan oleh Smith, empat kemungkinan hasil QOL (Quality of

Life) terkait dengan farmakoterapi: (a) QOL ditingkatkan, (b) kualitas hidup yang

aktif dipertahankan, (c) QOL menurun, atau (d) QOL tetap tidak terpengaruh.

Untuk efektif menilai hasil-hasil yang mungkin, bergerak di luar menganggap- asi

hanya biologis atau manifestasi fisik dari penyakit atau perawatannya sangat

penting. Penggunaan pengukuran standar alat (misalnya, dilaporkan sendiri

HRQOL instrumen) untuk mengumpulkan informasi mengenai dampak

farmakoterapi pada kualitas hidup pasien meningkat.

Namun, sebagian besar klaim dalam iklan obat resep terus didasarkan pada

parameter physiologic dan/ atau dokter-dinilai fungsi fisik lebih dibandingkan

pasien yang dilaporkan aktif dan sehat-bugar.

Sebuah studi oleh Croog et al. adalah salah satu yang pertama dalam tubuh

tumbuh literatur melaporkan dampak QOL farmakoterapi, spesifiknya

penggunaan obat antihipertensi. Seiring dengan hipertensi, contoh wilayah terapi

lain yang menerima perhatian yang asma, kanker, diabetes, arthritis, human

immunodeficiency virus (HIV) / acquired immune deficiency syndrome (AIDS),

dan depresi.

Jenis kondisi dan jenis perawatan mendikte pentingnya data HRQOL

dalam menentukan nilai farmakoterapi. Seperti dibahas oleh Badia dan Herdman,

dalam kondisi kronis dan perawatan paliatif (yaitu, gejala medium tetapi tidak

menyembuhkan penyakit yang mendasari), HRQOL mungkin mempertajam

25

Page 26: Farmakoterapi Health Outcomes and Quality of Life Paper2 Fix

keberhasilan. Namun, dengan kondisi akut dan (kuratif) pengobatan, HRQOL

kemungkinan menjadi sekunder (meskipun hal itu mungkin tidak termasuk

meremehkan dampak positif dan negatif dari pengobatan). Informasi tentang

dampak farmakoterapi pada kualitas hidup dapat menyediakan data tambahan

untuk membuat keputusan kebijakan pada obat gunakan. Bahkan, Akademi

Farmasi Managed Care, dalam Format for Submissions formularium, menyatakan

bahwa produsen farmasi, biologis, dan vaksin produk harus mencakup data hasil

(misalnya, QOL) dalam berkas pengajuan formularium mereka. Jika tersedia,

farmasi dan komite terapi harus memasukkan data ke QOL formularium dan

praktek pedoman proses pengambilan keputusan.

HRQOL sebagai masukan untuk pengambilan keputusan klinis di tingkat

pasien juga adalah penting. Misalnya, pengobatan alternatif mungkin sama khasiat

berdasarkan parameter klinis tradisional (misalnya, penurunan tekanan darah)

tetapi menghasilkan efek yang sangat berbeda pada pasien HRQOL.

Dengan demikian, pemilihan penyedia di antara alternatif bersaing

mungkin bergantung pada pendokumentasian dampak yang berbeda pada

HRQOL. Penurunan dirasakan di QOL disebabkan oleh pasien pada pengaruh

yang merugikan dari obat mungkin menyebabkan penurunan kepatuhan terhadap

rejimen pengob atan.

26

Page 27: Farmakoterapi Health Outcomes and Quality of Life Paper2 Fix

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Menurut WHO Sehat adalah suatu keadaan yang lengkap dari sehat fisik,

mental dan sosial, serta tidak hanya bebas penyakit atau kecacatan, sehingga

seseorang dapat bekerja secara produktif. Definisi tersebut mengindikasikan

adanya kisaran luas dari faktor yang mempengaruhi kesehatan individu atau

kelompok, dan menyarankan bahwa sehat itu bukan konsep yang absolut.

Ada 3 kriteria yang biasa digunakam untuk mengukur kualitas hidup

manusia/ kualitas taraf hidup manusia, yaitu ; 1) Terpenuhinya kebutuhan dasar

untuk kelangsungan sebagai mahluk hidup hayati (bersifat mutlak), 2) Kebutuhan

dasar untuk kelangsungan hidup manusiawi (bersifat material dan sebagian lagi

bersifat non material), dan 3) Kebutuhan dasar untuk memilih.

Penilaian HRQOL (health-related quality of life) adalah bidang usaha yang

relatif baru, dan sejumlah isu teoritis dan metodologis masih belum terselesaikan.

Namun, beberapa konsep umum dalam pengukuran outcomes (hasil) HRQOL

harus dipertimbangkan dengan hati-hati ketika merancang suatu penelitian,

mengevaluasi penelitian yang ada, atau mengevaluasi program baru atau jasa.

3.2. Saran

Praktisi kesehatan dan pembuat kebijakan harus ingat bahwa upaya untuk

meningkatkan panjang hidup harus tidak melebihi kemampuan untuk

mempertahankan atau meningkatkan kualitas hidup. Makalah ini hanya

memberikan gambaran singkat tentang konsep-konsep dalam upaya untuk

menyadarkan mahasiswa dan praktisi kesehatan untuk impor- dikan daerah serta

untuk memberikan wawasan tentang bagaimana konsep-konsep dapat dan harus

dimasukkan ke dalam praktek mereka.

27

Page 28: Farmakoterapi Health Outcomes and Quality of Life Paper2 Fix

DAFTAR PUSTAKA

[1] Wilson IB, Cleary PD. Linking clinical variables with health-related quality of

life. JAMA 1995; 273:59.

[2] Lindstrom B. Measuring and improving quality of life for children. In:

Lindstrom B, Spencer N, eds. Social Paediatrics. Oxford:Oxford University Press

1995;570-85.

[3] Ware JE Jr, Sherbourne CD. The MOS 36-item short-form health survey (SF-

36): I. Conceptual framework and item selection. Med Care 1992;30:473–4 .

[4] Ware JE Jr, Kosinski M, Keller SD. A 12-item short-form health survey:

Construction of scales and preliminary test of reliability and validity. Med Care

1996;34:220.

[5] Coons, Stephen Joel. Health Outcomes and Quality of Life . The McGraw-Hill

Companies, Inc . 2008;15-22.

28