farmakologi

3
Hewan coba / hewan uji atau sering disebut hewan laboratorium adalah hewan yang khusus diternakan untuk keperluan penelitian biologik. Hewan percobaan digunakan untuk penelitian pengar uh bahan kimia atau obat pada manusia. Beberapa jenis hewan yang sering dipakai dalam penelitian maupun praktikum farmakologi yaitu:Kelinci, Marmut, Mencit, ikus dan katak. !ercobaan kali ini adalah membahas tentang bagaimana cara penanganan hewan coba dan pemberian obat ter hadap he wan c oba. Hewan sebagai model atau sarana percobaan haruslah memenuhi persyaratan- persyaratan tertentu, antara lain persyaratan genetis/ keturunan dan lin gkungan yangmemadai dalam pengelolaannya, di samping faktor ekonomis, mudah tidaknyadiperoleh, serta mampu memberikan reaksi biologis yang mirip kejadiannya padamanusia Pada praktikum farmakologi,praktikan menggunakan hewan percobaan mencit, tikus,kelinci, dan marmot. Tetapi yang benar-benar dilakukan untuk percobaan adalah mencit saja. Hewan-hewan tersebut dapat digunakan sebaga i hewan percobaan untuk praktikum farmakolog i ini karena struktur dan s istem organ yang ad a di dalam tubuhny a hampir mirip de ngan stru ktur organ y ang ada di dalam tu buh manus ia.Sehin gga hewan-hewan tersebut biasa digunakan untuk uji praklinis sebelum nantinya akan dilakukan uji klinis yang dilakukan langsung terhadap manusia.Sebelum melakukan percobaan, terlebih dahulu praktikan harus mengetahui olume pemberian obat pada hewan percobaan. !olume cairan yang diberikan padasetiap jenis hewan percobaan tidak boleh melebihi batas maksimal yang telah ditetapkan. "arena kalau melebihi batas maksimal kemungkina n hewan percobaan akan me ng a la mi efek farmakologis yang dapat membahayakannya. #ntuk memperoleh efek farmakologis yang sama dari suatu obat pada spesies hewan percobaan, diperlukan data penggunaan dosis dengan menggunakan tabel konersi perbandingan luas permukaan tubuh setiap spesies. Pada hewan percobaan ini ada faktor-faktor yang dapat memperngaruhi hasil percobaan, yaitu faktor internal dan eksternal. 1.Faktor internal Faktor internal yang dapat mempengaruhi hasil percobaan antara lain adalahvariasi biologik (usia, jenis kelamin), ras dan sifat genetik, status kesehatan dannutrisi, bobot tubuh, dan luas  p e rm u k aa n .Usia dan jenis kelamin berpengaruh pada hasil percobaan karena pada usia yang tepat pada fase hidup hewan tersebut , efek farmakologi yan g dihasilkan akan le b i h baik. eda hasilnya jika usia hewan te rsebut masih bayi. !enis kelamin juga berpengaruh di lihat dari literature bobot badan hewan akan berbeda. "al ini berpengaruh pada dosis yang akan di gunakan pada hewan percobaan tersebut.egitu juga dengan ras dan sifat genetik,  berpengaruh karena jika menggunakan hewan percobaan dengan ras dan sifat genetik yang  berbeda#beda, maka hasil percobaannya j uga akan berbeda. "al ini kare na gen pada setiap individu berbeda.$eng a n gen yang berbeda#beda dan karakteristik yang berbeda pula, maka masing#masing memiliki perbedaan dalam perilaku, kemampuan imunologis,

description

penanganan hewan coba

Transcript of farmakologi

Hewan coba / hewan uji atau sering disebut hewan laboratorium adalah hewan yang khusus diternakan untuk keperluan penelitian biologik. Hewan percobaan digunakan untuk penelitian pengaruh bahan kimia atau obat pada manusia. Beberapa jenis hewan yang sering dipakai dalam penelitian maupun praktikum farmakologi yaitu:Kelinci, Marmut, Mencit, Tikus dan katak.

Percobaan kali ini adalah membahas tentang bagaimana cara penanganan hewan coba dan pemberian obat terhadap hewan coba.

Hewan sebagaimodel atau saranapercobaan haruslah memenuhi persyaratan-persyaratantertentu,antaralainpersyaratangenetis/keturunandanlingkunganyangmemadai dalam pengelolaannya, di samping faktor ekonomis, mudah tidaknyadiperoleh, serta mampu memberikan reaksi biologis yang mirip kejadiannya padamanusiaPada praktikum farmakologi,praktikan menggunakan hewan percobaan mencit, tikus,kelinci, dan marmot. Tetapi yang benar-benar dilakukan untuk percobaan adalah mencit saja. Hewan-hewan tersebut dapat digunakan sebagai hewan percobaan untukpraktikumfarmakologiinikarenastrukturdansistemorganyangadadidalam tubuhnya hampir mirip dengan struktur organ yang ada di dalam tubuh manusia.Sehingga hewan-hewan tersebut biasa digunakan untuk uji praklinis sebelum nantinya akan dilakukan uji klinis yang dilakukan langsung terhadap manusia.Sebelum melakukan percobaan, terlebih dahulu praktikan harus mengetahui volume pemberian obat pada hewan percobaan. Volume cairan yang diberikan padasetiap jenis hewan percobaan tidak boleh melebihi batas maksimal yang telah ditetapkan. Karena kalau melebihi batas maksimal kemungkinan hewan percobaan akan mengalamiefek farmakologis yangdapat membahayakannya.Untuk memperoleh efek farmakologis yang sama dari suatu obat pada spesies hewan percobaan, diperlukan data penggunaan dosis dengan menggunakantabel konversi perbandingan luas permukaan tubuh setiap spesies.Pada hewan percobaan ini ada faktor-faktor yang dapat memperngaruhi hasilpercobaan, yaitu faktor internal dan eksternal.1.Faktor internalFaktor internal yang dapat mempengaruhi hasil percobaan antara lain adalahvariasi biologik (usia, jenis kelamin), ras dan sifat genetik, status kesehatan dannutrisi, bobot tubuh, dan luas permukaan.Usia dan jenis kelamin berpengaruh pada hasil percobaan karena pada usia yangtepat pada fase hidup hewan tersebut, efek farmakologi yang dihasilkan akan lebihbaik.Bedahasilnyajikausiahewantersebutmasihbayi.Jeniskelaminjugaberpengaruhdilihatdariliteraturebobotbadanhewanakanberbeda.Haliniberpengaruh pada dosis yang akan di gunakan pada hewan percobaan tersebut.Begitu juga dengan ras dan sifat genetik, berpengaruh karena jika menggunakanhewan percobaan dengan ras dan sifat genetik yang berbeda-beda, maka hasilpercobaannyajugaakanberbeda.Halinikarenagenpadasetiapindividuberbeda.Dengan gen yang berbeda-beda dan karakteristik yang berbeda pula, maka masing-masing memiliki perbedaan dalam perilaku, kemampuan imunologis, infeksipenyakit,kemampuandalammemberikanreaksiterhadapobat,kemampuanreproduksi dan lain sebagainya.Status kesehatan dan nutrisi berpengaruh terhadap hasil percobaan karena efekyang dihasilkan dalam dosis akan cepat diserap oleh tubuh dan berlangsung cepatefek yang di hasilkan.Selain itu, bobot tubuh dan luas permukaan tubuh juga berpengaruh dalam hasilpercobaan.Bobotdanluaspermukaantubuhhewanyangbesarakanlebihmembutuhkan lebih banyak dosis dibandingkan dengan yang memiliki bobot danluas permukaan tubuh yang kecil untuk mendapatkan data kuantitatif yang akuratpada efek farmakologis yang terjadi.2.

Faktor eksternalFaktor eksternal yang dapat mempengaruhi hasil percobaan antara lain adalahpemeliharaanlingkunganfisiologik(keadaankandang,suasanaasingataubaru,pengalamanhewandalampenerimaanobat,keadaanruangantempathidupsepertisuhu, kelembaban udara, ventilasi, cahaya, kebisingan serta penempatan hewan),suplai oksigen, pemeliharaan keutuhan struktur ketika menyiapkan jaringan atauorgan untuk percobaan.Meningkatnya kejadian penyakit infeksi pada hewan percobaan, disebabkankarena kondisi lingkungan yang jelek di mana hewan itu tinggal. Maka denganmeningkatnya kejadian penyakit infeksi dan disertai dengan keadaan nutrisiyangjelekpula,akanberakibatresistensitubuhmenurun,sehinggaakanberpengaruhterhadap hasilsuatu percobaan.Jadi, untuk menghasilkan hasil percobaan yang baik, faktor eksternal tersebutharus disesuaikan dengan karakteristik hewan percobaan agar hewan tersebut tidakstres. Karena kalau hewan tersebut stres akan menghambat percobaan.Selain itu Cara memegang hewan dari masing-masing jenis hewan adalah berbeda-beda dan ditentukan oleh sifat hewan, keadaan fisik (besar atau kecil) serta tujuannya. Kesalahan dalam caranya akan dapat menyebabkan kecelakaan atau hips ataupun rasa sakit bagi hewan(ini akan menyulitkan dalam melakukan penyuntikan atau pengambilan darah,misalnya) dan juga bagi orang yang memegangnya.MencitMencit adalah hewan percobaan yang sering dan banyak digunakan di dalamlaboratorium farmakologi dalam berbagai bentuk percobaan. Hewan ini mudahditangani dan bersifat penakut, fotofobik, cenderung berkumpul sesamanya dan bersembunyi.Aktivitasnyadimalamharilebihaktif.Kehadiranmanusiaakanmengurangi aktivitasnyaMencit dapat dipegang dengan memegang ujung ekornya dengan tangan kanan,Biarkan menjangkau / mencengkeram alas yang kasar (kawat kandang). Kemudiantangan kiridengan ibu jari dan jaritelunjuk menjepit kulittengkuknya seerat /setegang mungkin. Ekor dipindahkan dari tangan kanan, dijepit antara jarikelingking dan jari manis tangan kiri. Dengan demikian, mencit telah terpegang olehtangan kiri dansiap untuk diberi perlakuan.Jika cara penanganan mencit tidak sesuai, biasanya mencit akan buang air besaratau buang air kecil. Hal ini terjadi karena mencit merasa stres dan ketakutan. Selainitu, juga merupakan pertahanan diri untuk melindungi dirinya dengan mengeluarkanfesesnya. Begitu juga apabila hewan-hewan lain seperti tikus, kelinci, dan marmutakan melakukan hal yang sama jika mereka merasa terancam.

Berikut adalah cara pemberian obat terhadap mencit :

OralPemberian secara oral pada mencit dilakukan dengan alat suntik yangdilengkapi jarum oral atau sonde oral (berujung tumpul). Hal ini untukmeminimalisir terjadinya luka atau cedera ketika hewan uji akan diberikan sedianuji. Sonde oral ini dimasukkan ke dalam mulut, kemudian perlahan-lahandiluncurkan melalui langit-langit ke arah belakang sampai esophagus kemudianmasuk ke dalam lambung. Perlu diperhatikan bahwa cara peluncuran/pemasukansonde yang mulus disertai pengeluaran cairan sediaannya yang mudah adalah carapemberian yangbenar. Sebaiknyasebelummemasukan sonde oral,posisikepalamencit adalah menengadah dan mulutnya terbuka sedikit, sehingga sonde oralakan masuk secara lurus ke dalam tubuh mencit. Cara pemberian yang keliru,masuk ke dalam saluran pernafasanatau paru-paru dapatmenyebabkan gangguanpernafasan dan kematian.Praktikan dapat mengetahui pemberian obat secara oral ini berhasil atau tidak.Hal ini dapat dilihat dari cairan yang dimasukan tersebut. Bila dari hidung hewanuji keluar cairan seperti yang kita berikan menunjukkan adanya kesalahan dalamproses pemberian. Sedangkan bila berhasil, maka tidak akan terjadi apa-apaSubkutanInjeksi subkutan (SC) atau pemberian obat melalui bawah kulit, hanya bolehdigunakan untuk obat yang tidak menyebabkan iritasi jaringan. Penyuntikkandilakukan di bawah kulit pada daerah kulit tengkuk dicubit di antara jempol dantelunjuk. Bersihkan area kulityang mau disuntik dengan alkohol 70 %. Masukkanjarum suntik secara paralel dari arah depan menembus kulit.

Diusahakan dilakukan dengan cepat untuk menghindari pendarahan yang terjadikarena pergerakan kepala dari mencit. Pemberian obat ini berhasil jika jarumsuntik telah melewati kulit dan pada saat alat suntik ditekan, cairan yang beradadi dalamnya dengan cepat masuk ke daerah bawah kulit.IntraperitonialMencit dipegang pada kulit punggungnya sehingga kulit abdomennya tegang,kemudian jarum disuntikkkan dengan membentuk sudut 10dengan abdomenpadabagiantepiabdomendantidakterlalukearahkepalauntukmenghindariterkenanya kandung kemih dan hati.