FARMAKOLOGI

7
C. RUTE PEMBERIAN OBAT. Rute pemberian obat menentukan jumlah dan kecepatan obat yang masuk kedalam tubuh, sehingga merupakan penentu keberhasilan terapi atau kemungkinan timbulnya efek yang merugikan. Rute pemberian obat dibagi 2, yaitu enteral dan parenteral. 1. Jalur Enteral Jalur Enteral berarti pemberian obat melalui saluran gastrointestinal (GI), seperti pemberian obat melalui sublingual, bukal, rektal, dan oral. Pemberian melaui oral merupakan jalur pemberian obat paling banyak digunakan karena paling murah, paling mudah, dan paling aman. Kerugian dari pemberian obat melalui jalur enteral adalah absorpsinya lambat, tidak dapat diberikan pada pasien yang tidak sadar atau tidak dapat menelan. Kebanyakan obat diberikan melalui jalur ini, selain alasan diatas juga alsan kepraktisan dan tidak menimbulkan rasa sakit. Bahkan dianjurkan jika obat dapat diberikan melalui jalur ini dan tidak untuk kepentingan emergensi (obat segera berefek), obat harus diberikan secara enteral. 2. Jalur Parenteral Parenteral berarti tidak melalui enteral. Termasuk jalur parenteral adalah transdermal

description

Tugas Farmakologi Kelompok 2

Transcript of FARMAKOLOGI

Page 1: FARMAKOLOGI

C. RUTE PEMBERIAN OBAT.

Rute pemberian obat menentukan jumlah dan kecepatan obat yang

masuk kedalam tubuh, sehingga merupakan penentu keberhasilan terapi atau

kemungkinan timbulnya efek yang merugikan. Rute pemberian obat dibagi 2,

yaitu enteral dan parenteral.

1. Jalur Enteral

Jalur Enteral berarti pemberian obat melalui saluran gastrointestinal

(GI), seperti pemberian obat melalui sublingual, bukal, rektal, dan oral.

Pemberian melaui oral merupakan jalur pemberian obat paling banyak

digunakan karena paling murah, paling mudah, dan paling aman. Kerugian

dari pemberian obat melalui jalur enteral adalah absorpsinya lambat, tidak

dapat diberikan pada pasien yang tidak sadar atau tidak dapat menelan.

Kebanyakan obat diberikan melalui jalur ini, selain alasan diatas juga alsan

kepraktisan dan tidak menimbulkan rasa sakit. Bahkan dianjurkan jika obat

dapat diberikan melalui jalur ini dan tidak untuk kepentingan emergensi

(obat segera berefek), obat harus diberikan secara enteral.

2. Jalur Parenteral

Parenteral berarti tidak melalui enteral. Termasuk jalur parenteral

adalah transdermal (topikal), injeksi, endotrakeal (pemberian obat kedalam

trakea menggunakan endotrakeal (pemberian obat kedalam trakea

menggunakan endotrakeal tube), dan inhalasi. Pemberian obat melalui jalur

ini dapat menimbulkan efek sistemik atau lokal. Tabel 1 merupakan

deskripsi cara pemberian obat, keuntungan, adn kerugiannya.

Tabel 1. Keuntungan dan Kerugian dari Jalur Pemberian Obat

Deskripsi Keuntungan Kerugian

Aerosol

Partikel halus atau

tetesan yang dihirup

Langsung masuk

ke paru-paru

Iritasi pada mukosa paru-paru atau

saluran pernapasan, memerlukan

alat khusus, pasien harus sadar

Bukal Tidak sukar, tidak Tidak dapat untuk obat yang

Page 2: FARMAKOLOGI

Obat diletakkan

diantara pipi dengan

gusi obat diabsorpsi

menembus membran

perlu steril dan

efeknya cepat

rasanya tidak enak, dapat terjadi

iritasi di mulu, pasien harus sadar,

dan hanya bermanfaat untuk obat

yang sangat nonpolar

Inhalasi

Obat bentuk gas

diinhalasi

Pemberian dapat

terus-menerus

walaupun pasien

tidak sadar

Hanya berguna untuk obat yang

dapat berbentuk gas pada suhu

kamar, dapat terjadi iritasi pada

saluran pernapasan

Intramuskulair

Obat diinjeksikan

kedalam otot

Absorpsi cepat,

dapat diberikan

kepada pasien

sadar dan tidak

sadar

Perlu prosedur steril, sakit, dapat

terjadi iritasi pada tempat injeksi

Intravena

Obat dimasukkan

kedalam vena

Obat cepat masuk

dan bioavaibilitas

100%

Perlu prosedur steril, sakit, dapat

terjadi iritasi pada tempat injeksi,

resiko terjadi kadar obat yang

tinggi kalau diberikan terlalu cepat

Oral

Obat ditelan dan

diabsorpsi dilambung

atau usus halus

Mudah, ekonomis,

tidak perlu sterol

Rasa yang tidak enak dapat

mengurangi kepatuhan,

kemungkinan dapat menimbulkan

iritasi lambung dan usus,

menginduksi mual dan pasien

harus dalam keadaan sadar. Obat

dapat mengalami metabolisme

lintas pertama dan absorpsi dapat

terganggu dengan adanya

makanan

Subkutan

Obat diinjkesikan

dibawah kulit

Pasien dapata

dalam keadaan

sadar atau tiadk

Perlu prosedur steril, sakit, dapat

terjadi iritasi lokal ditempat injeksi

Page 3: FARMAKOLOGI

sadar

Sublingual

Obat terlarut dibawah

lidah dan diabsorpsi

menembus membran

Mudah, tidak perlu

steril dan obat

cepat masuk ke

sirkulasi sistemik

Tidak dapat untuk obat yang

rasanya tidak enak, dapat terjadi

iritasi dimulut, pasien harus sadar,

dan hanya bermanfaat untuk obat

yang sangat larut lemak

Transdermal

Obat di absorpsi

dibawah kulit

Obat dapat

menembus kulit

secara kontinyu,

tiadk perlu steril,

obat dapat

langsung ke

pembuluh darah

Hanya efektif untuk zat yang larut

lemak, iritasi lokal dapat terjadi

D. PERHITUNGAN DOSIS

Untuk dapat menghitung dosis secara benar, diperlukan beberapa

pengetahuan sebagai berikut :

Memahami perhitungan dosis individual bagi bayi, anak-anak, lansia,

orang dengan berat badan berlebih (obes), atau pada pasien dengan fungsi

ginjal dan hati yang terganggu.

Memahami satuan-satuan dosis yang digunakan dalambidang farmasi

(obat) dan cara konversinya.

Memahami perhitungan dosis yang harus diberikan berdasarkan sediaan

obat yang ada (tersedia).

Memahami cara menghitung luas permukaan tubuh

Mengetahui sediaan obat

1. Perhitungan Dosis Individual untuk Bayi dan Anak jika Hanya Dosis

Dewasa yang Diketahui

Untuk perhitungan dosis bayi dan anak yang paling tepat berdasarkan

luas permukaan tubuh, berikutnya berdasarkan berat badan, dan

terakhir berdasarkan umurnya.

Page 4: FARMAKOLOGI

a. Berdasarkan Luas Permukaan Tubuh

DA= DD X KO

1,73M 2

DA= dosis anak

DD= dosis dewasa

KO= luas permukaan tubuh anak dalam m2

1,73 = luas permukaan rata-rata orang dewasa

Luas permukaan tubuh anak atau orang dewasa dapat dihitung

denagan tiga cara, yaitu

1) Menurut Wagner melalui persamaan :

LP = 0,09 W 0,73

W = Berat badan dalam Kg

LP = Luas permukaan tubuh dalam M 2

2) Berdasarkan hasil perkalian antara tinggi badan (TB)

dengan berat badan (BB)

LPT = Akar dari TB ( cm ) x BB (kg )

3600

LPT = luas permukaan tubuh dalam C

3) Berdasarkan Nomogram West

Cara menentukanluas permukaan tubuh berdasarkan

Nomogram West, adalah

a) Ukur atau tentukan tinggi badan dalam cm,

b) Ukur atau tentukanberat badan dalam (BB) KG,

c) Tarik garis lurus yang menghubungkan tinggi

badan (TB) dalam cm dan BB dalam Kg, titik

potong garis yang ditarik dari titik tinggi badan

sampai berat badan dengan garis PT (satuan m2

) pada nomogram west menunjukkan luas

permukaan tubuhnya .