Drowning

39
PROGRAM KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN FORENSIK DAN MEDIKOLEGAL RSUD EMBUNG FATIMAH KOTA BATAM REFERAT DROWNING Sherly Lyastianta G Elsya Erlangga Pembimbing : dr. Reinhard Jhon Davison H, SH. Sp.F

description

ghfhgfhg

Transcript of Drowning

Page 1: Drowning

PROGRAM KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN FORENSIK DAN MEDIKOLEGAL RSUD EMBUNG FATIMAH KOTA BATAM

REFERATDROWNINGSherly Lyastianta G

Elsya Erlangga

Pembimbing : dr. Reinhard Jhon Davison H, SH.

Sp.F

Page 2: Drowning

PENDAHULUAN Tenggelam merupakan akibat dari terbenamnya seluruh

atau sebagian tubuh ke dalam cairan Tenggelam sering merupakan kecelakaan Setiap tahun, sekitar 150.000 kematian dilaporkan di seluruh

dunia akibat tenggelam, dengan kejadian tahunan mungkin lebih dekat ke 500.000.

Menurut WHO 2004, 388.000 orang meninggal akibat tenggelam.

Mekanisme kematian tenggelam pada umumnya ASFIKSIASelain itu, inhibisi vagal dan spasme laring

Kematian asfiksia disebabkan perubahan elektrolit dalam darah (fresh and salt water drowning)

Page 3: Drowning

BatasanSuatu jenis suffoction dimana jalan nafas terhalang oleh air / cairan sehingga air/ cairan terhisap masuk jalan napas dan alveoli paru.

Drowning

Page 4: Drowning

DEFINISI TENGGELAM (DROWNING) Tenggelam merupakan akibat dari terbenamnya

seluruh atau sebagian tubuh ke dalam cairan.

Kematian disebabkan terisinya paru-paru oleh suatu

cairan, pada umumnya air.

Menyebabkan orang sulit bernapas dan dapat

menyebabkan kematian akibat sesak napas

Page 5: Drowning

PENYEBAB1. Terganggunya kemampuan fisik akibat

pengaruh obat-obatan2. Ketidakmampuan akibat hipotermia,

syok, cedera atau kelelahan3. Ketidakmampuan akibat penyakit akut

ketika berenang4. Perahu atau kapal tenggelam5. Terperangkap atau terjerat di dalam air6. Bunuh diri

Page 6: Drowning

MEKANISME Mekanisme kematian pada korban

tenggelam dapat berupa :Asfiksia akibat spasme laring, Asfiksia karena gagging dan choking, Refleks vagal, Fibrilasi ventrikel (air tawar) dan Edema pulmoner (dalam air asin).

Page 7: Drowning

Cara Kematian pada Tenggelam

Kecelakaan

Bunuh diri (sering badan diikat pada suatu

beban)

Pembunuhan (dapat dijumpai korban

terikat demikian rupa yang tak mungkin

dilakukan korban sendiri)

Page 8: Drowning

Asfiksia

Keadaan dimana terjadi gangguan pertukaran

udara pernapasan yang normal.

Obstruksi saluran pernapasan Asfiksia Mekanik Terhentinya sirkulasi

Page 9: Drowning

HIPOKSIA

Sel gagal, untuk dapat melangsungkan metabolisme

secara efisien

Hipoksik hipoksia : O2 gagal masuk sirkulasi darah

Anemik hipoksia : darah tidak dapat membawa oksigen

yang cukup untuk metabolisme jaringan

Stagnan hipoksia : terjadi kegagalan sirkulasi

Histotoksik hipoksia : O2 yang terdapat dalam darah

tidak dapat dipergunakan oleh jaringan

Page 10: Drowning

Extraseluler •Enzim pernapasan jaringan menderita keracunan (keracunan CO)

Periseluler •Terjadi penurunan permeabilitas membran sel sehingga O2 tidak dapat masuk (keracunan ether)

Substrate •Bahan makanan untuk metabolisme yang efisien tidak cukup (Hipoglikemia)

Metabolik •Hasil akhir dari pernapasan seluler tidak dapat dieliminasi sehingga metabolisme berikutnya tidak dapat berlangsung (Uremia, keracunan CO2 )

Histotoksik Hipoksia

Page 11: Drowning

Tanda – tanda akibat obstruksi saluran napas :1. Sianosis, kebiruan tampak pada ujung – ujung

jari / bibir2. Kongesti, terjadi bendungan sistemik

(bendungan paru paru & dilatasi jantung kanan)3. Darah tetap cair4. Edema paru (tidak khas)5. Tardiu’s Spot

Page 12: Drowning

Fase Dyspneu

• CO2 meningkat pernapasan cepat dan dalam

Fase Konvulsif

• Kejang

Fase Apnoe• Pernapasan melemah/jarang• Kesadaran hilang• Dilatasi pupil kematian

Kematian akibat asfiksia melalui 3 fase:

Page 13: Drowning

Mekanisme Asfiksia1. Tercerut

a. Tergantung (hanging)b. Tercekik dengan tali (strangulation)c. Tercekik oleh tangan (throttling)

2. Mulut & hidung tertutup (smothering)3. Sumbatan saluran pernapasan (choking)4. Tenggelam (drowning)5. Kompressi

Page 14: Drowning

MEKANISME TENGGELAM

Korban terbenam oleh gaya gravitasi berat jenis tubuh lebih kecil dari berat jenis air, korban akan timbul reaksi awal terjadi usaha bernapas air akan masuk tertelan/ terinhalasi berat jenis korban > dari BJ air korban tenggelam.

Page 15: Drowning

KLASIFIKASI TENGGELAM

Jenis Klasifikasi

Kondisi paru-paru korban Typical drowning Atypical drowning

Kondisi kejadianTenggelam

(drowning)

Hampir tenggelam (near

drowning)

Jenis air Air tawar Air asin

Page 16: Drowning

Proses tenggelam dengan dry drowning Sejumlah air masuk kedalam laring atau trakea

spasme laring (dry drowning) refleks vagal. Mukus yang kental, busa, dan buih dapat

terbentuk dan menyumbat air tidak masuk kedalam paru sehingga hipoksia otak fatal tidak disebabkan oleh oklusi jalan napas oleh air tetapi karena spasme laring (dry drowning).

Page 17: Drowning

Tanda- Tanda Intravital Pada Kasus Tenggelam

Cadaveric spasm Perdarahan liang telinga tengah Benda – benda air (rumput, lumpur, dsb) disaluran

pencernaan/ napas Bercak Paltauf BJ darah jantung kanan berbeda dengan BJ darah

jantung kiri Diatome (+) dalam paru – paru/ sumsum tulang

Page 18: Drowning

Pemeriksaan drowning

Page 19: Drowning

PEMERIKSAAN POST MORTEM

Bila mayat masih segar (belum terdapat pembusukan), maka diagnosis kematian akibat tenggelam dapat ditegakkan melalui : Pemeriksaan luar Pemeriksaan dalam Pemeriksaan laboratorium berupa histology jaringan, destruksi

jaringan, dan berat jenis serta kadar elektrolit darah.Bila mayat sudah membusuk, maka diagnosis kematian akibat tenggelam dibuat berdasarkan adanya diatom pada paru, ginjal, oto skelet atau sumsum tulang.

Page 20: Drowning

HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN1. Menentukan identitas korban2. Apakah korban masih hidup sebelum tenggelam3. Penyebab kematian yang sebenarnya dan jenis

drowning4. Faktor-faktor yang berperan dalam proses

kematian5. Tempat korban pertama kali tenggelam6. Apakah ada penyulit alamiah lain yang

mempercepat kematian

Page 21: Drowning

Pemeriksaan LuarPemeriksaan luar jenazah yang dapat dijadikan petunjuk pada mati tenggelam di air laut / air tawar adalah : Mayat dalam keadaan basah, mungkin berlumuran pasir, lumpur dan benda-

benda asing lain yang terdapat di dalam air, kalau seluruh tubuh terbenam dalam air.

Schaumfilz froth merupakan busa halus pada hidung dan mulut. Mata setengah terbuka dan tertutup. Jarang terjadi perdarahan atau

bendungan. Kutis anserine atau goose flesh merupakan reaksi intravital Washer woman’s hand Cadaveric spasm Luka lecet akibat gesekan benda-benda dalam air. Dapat ditemukan adanya tanda-tanda asfiksia seperti sianosis, Tardieu spott

dan peteki

Page 22: Drowning

Gambaran khas yang terlihat pada korban tenggelam

Page 23: Drowning

Pemeriksaan Dalam

Pemeriksaan terutama ditujukan pada sistem

pernapasan.

Benda asing/ busa dalam trakea yang tampak

secara makroskopik dan mikroskopik.

Pleura dapat berwarna kemerahan dan terdapat

bintik-bintik perdarahan.

Bercak perdarahan yang besar (diameter 3 -5 cm)

disebut bercak “paltauf”.

Page 24: Drowning

Lanjutan… Kongesti pada laring merupakan kelainan yang berarti,

paru-paru biasanya sangat mengembang.

Edema dan kongesti paru ( 700 -1000 gram)

“Emphysema Aquosum” atau “Emphysema

Hydroaerique”.

Perdarahan telinga tengah.

Page 25: Drowning

Pemeriksaan LaboratoriumI. Test Kimiawi pada kasus tenggelam

Gettler, menunjukkan perbedaan kadar Cl darah, jantung kanan dan kiri.

Durlacher, menentukan perbedaan berat jenis plasma dari jantung kiri dan

kanan.

II. Pemeriksaan getah paru-paru

Secara mikroskopik pada getah paru ditemukan

III. Analisa Diatomae dan Isi lambung

Pemeriksaan diatomae (+) : diatomae 5/ LPB pada paru; atau bila dari

sumsum tulang panjang sebanyak 1/ LPB.

Pemeriksaan isi lambung : adanya pasir atau lumpur dan binatang air benda

asing seperti kristal silikat, lumpur, telur cacing, algae dibagian subpleura.

Page 26: Drowning

Untuk memeriksa adanya benda asing dalam paru dilakukan “percobaan getah paru”a. Yang diperiksa ialah getah paru sub- pleural.

b. Alat yang dipakai ialah obyek glass, cover glass dan

mikroskop.

c. Syarat : Paru belum membusuk

d. Yang dicari ialah benda – benda asing yang berasal dalam

air setempat, misalnya: Pasir, lumpur, tanaman air, telur

cacing.

Page 27: Drowning

1. Pemeriksaan Getah Paru

Cara:

Permukaan paru dikerok dengan pisau bersih, lalu dicuci & iris permukaan paru tadi, getah yang keluar diteteskan pada objek glass, kemudian ditutup dengan cover glass, dilihat dibawah mikroskop.

Pemeriksaan Khusus

Page 28: Drowning

Beberapa kemungkinan kesimpulan dari “ Percobaan Getah Paru”

1.Percobaan getah paru positif tidak ditemukan sebab kematian

Korban meninggal karena tenggelam

2.Percobaan getah paru positif ditemukan sebab kematian yang lain

a. Mungkin meninggal karena tenggelamb. Mungkin meninggal karena sebab yang

lain tersebutc. Mungkin meninggal karena tenggelam dan

sebab kematian yang lain tersebut

3. Percobaan getah paru negatif

a. Mungkin meninggal dalam air jernihb. Mungkin meninggal karena vagal reflexc. Mungkin meninggal karena spasme laringd. Mungkin dimasukkan ke dalam air setelah

korban meninggal, dalam hal ini akan ditemukan sebab kematian lain

Page 29: Drowning

2.Test destruksi

Cara :

Jaringan paru bagian perifer di destruksi dengan H2SO4 , kemudian diberi HNO3 disentrifuge sedimen diobjek glass dilihat dibawah mikroskop apakah ada diatome

Pemeriksaan Khusus

Page 30: Drowning

Syarat pemeriksaan diatome (Test Destruksi)

Paru harus segar

Paru yang diperiksa harus bagian kanan perifer

Jenis diatome yang ditemukan harus sama

dengan diatome di perairan tersebut

Jumlah diatome di paru – paru ≥ 5/ LPB

Sumsum tulang ≥ 1/ LPB

Page 31: Drowning

Prinsip Tes Diatom

Page 32: Drowning

Perbedaan antara sifat air tawar-air asin

AIR TAWAR AIR ASIN

Osmolaritas < darah Osmolaritas > darah

Hipotonik Hipertonik

Hipervolemik Hipovolemik

Hemodilusi Hemokonsentrasi

Page 33: Drowning

TENGGELAM DALAM AIR TAWAR Inhalasi air tawar

Alveolus paru-paru

Absorbsi dalam jumlah besar

Hemodilusi hebat (± 72%)Hipervolemi Hemolisis

Perubahan biokimiawi

K+ meningkat, Na+ dan Cl- menurun

Anoksia myocardium

Tekanan sistole menurun

Fibrilasi ventrikel

Anoksia cerebri MENINGGAL

Page 34: Drowning

Lanjutan … Biasanya mati dalam 5 menit

Terjadi hyperkaliemi fibrilasi ventrikel

Dapat dibarengi oedem paru

Paru – paru :

* Relatif kering

* Warna lebih pucat

* Bentuk biasa

* Busa banyak

* Krepitasi (+)

Hemodilusi / BJ menurun

Page 35: Drowning

TENGGELAM DI AIR ASINInhalasi air asin

Alveolus paru-paru

Hemokonsentrasi

Cairan sirkulasi berdifusi keluar

HipovolemiHematokrit meningkat

K+ menurun, Na+ dan Cl- meningkat

K+ meningkat, Na+ dan Cl- menurun

Anoksia myocardium

Viskositas darah meningkat

Payah jantung

MENINGGAL

Page 36: Drowning

Pada pemeriksaan korban tenggelam di air asin didapatkan : Paru besar dan berat, Relatif basah, biasa overlapping,

Ungu biru / permukaan licin,

Krepitasi tidak ada, Busa sedikit, cairan banyak,

Bila dikeluarkan dari toraks akan mendatar / bila ditekan =>

cekung,

Mati dalam 5 -10 menit (20 ml / kgBB)

Page 37: Drowning

Kematian mendadak dalam Air Dingin Mati mendadak dalam air dingin

dikaitkan dengan terjadinya spasme laring atau reflek vagal yang menyebabkan Cardiac arrest

Dikarenakan terjadinya fibrilasi ventrikel pada korban sehingga menimbulkan ventricular ectopic beat

Page 38: Drowning

Perubahan yang terjadi : Paru-paru : terjadi obstruksi jalan napas Kardiovaskuler : bradikardi berat merupakan

reaksi fisiologis , terjadi perubahan tekanan parsial O2 arteri, serta gangguan keseimbangan asam basa

SSP : iskemik iskemik otak (irreversibel , terjadi 4-10 menit setelah anoksia)

Ginjal : hipoksia berat, asidosis laktat, dan perubahan aliran darah ke ginjal

Cairan dan elektrolit : tergantung air laut/tawar.

Page 39: Drowning

Terima Kasih