Near Drowning Rabu
-
Author
sayyid-fadhly -
Category
Documents
-
view
105 -
download
1
Embed Size (px)
Transcript of Near Drowning Rabu
PNEUMONIA ASPIRASI AKIBAT TENGGELAM
PENDAHULUAN
Insidensi kematian akibat tenggelam bervariasi Jumlah near drowning diperkirakan 20 sampai 500 kali jumlah tenggelam (drowning). Negara kepulauan seperti Jepang dan Indonesia memiliki risiko lebih tinggi kasus tenggelam.
PENDAHULUAN
Kasus terakhir: tsunami Aceh --> menimbulkan trauma fisis maupun psikis dan tenggelam (near drowning). Near drowning--> pneumonia aspirasi dengan komplikasi sepsis dan abses otak. jumlah kasus pneumonia aspirasi 80% kasus
TENGGELAMDrowning : kematian karena asfiksia pada penderita yang tenggelam Near drowning : penderita tenggelam yang selamat dari episode akut; risiko besar :disfungsi organ yang berat dengan mortaliti tinggi. Sindrom aspirasi: masuknya benda asing ke dalam paru: berupa cairan iritatif, benda-benda infeksius atau benda tertentu.
(Lee dkk): TENGGELAM
Tenggelam (Drowning) :kematian makhluk hidup karena terendam air. Delayed drowning atau secondary drowning : pasien selamat dari bahaya tenggelam tetapi mengalami perburukan mengarah ke kematian. Near-drowning : kehilangan kesadaran akibat kejadian tenggelam tapi tidak mengarah ke kematian. --> dapat menjadi delayed drowning
PATOFISIOLOGI DAN PATOGENESIS TENGGELAM Air tawar osmolariti darah hipertonis hipovolemia hemokonsentrasi
PATOFISIOLOGI DAN PATOGENESIS TENGGELAMkomplikasi aspirasi
spasme laring --hipoksia obstruksi jalan napas bronkokonstriksi surfaktan hilang kerusakan alveoli kerusakan endotel kapiler cedera otak --> pirau (shunt): penyebab hipoksemia
KOMPOSISI AIR LAUT TSUNAMI TIDAL WAVE - WATER COMPOSITION mikroorganismeSALT WATER Pasir SILT M UD Diatom SEWAGE Algae M ICROORGANISM SAND Lumpur DIATOM S ALGAE
ALVEOLI
ASPIRATION
Edema paru Pulmonary edema Peningkatan pirau (shunt) Increasing shunt Toksisiti langsung cairan fluid Direct toxicity of aspirated aspirasi Washout surfactant Washout of surfaktan Inaktivasi surfaktan Inactivation of surfactant Trauma membran alveoli langsung Direct alveolar membrane injuries
Aspirasi
PATOFISIOLOGI DAN PATOGENESIS TENGGELAM--komplikasi aspirasi
Aspirasi air laut dan air tawar penurunan tekanan O2 dengan cepat Air tawar 2,2, ml/kgBB PaO2 60mmHg Air laut 2,2, ml/kgBB PaO2 60mmHg Colebatch dkk: hipoksia arteri akibat aspirasi tidak berhubungan dengan jumlah cairan yang diaspirasi
Komposisi air laut yang mengandung saline 3,5%ELEMEN Hydrogen H2O Oxygen H2O Sodium NaCl Chlorine NaCl Magnesium Mg Sulfur S Potassium K Calcium Ca Bromine Br Molybdenum Mo Ruthenium Ru Rhodium Rh Palladium Pd Argentum (silver) Ag Cadmium Cd Indium In Stannum (tin) Sn Antimony Sb BERAT 1.00797 15.9994 22.9898 35.453 24.312 32.064 39.102 10.08 79.909 0.09594 101.07 102.905 106.4 107.870 112.4 114.82 118.69 121.75 ppm 110,000 883,000 10,800 19,400 1,290 904 392 411 67.3 0.01 0.0000007 . . 0.00028 0.00011 . 0.00081 0.00033
MEKANISME ABNORMALITI PARU AKIBAT ASPIRASIVagal refleks vasokonstriksi pulmoner Hipertensi pulmoner Aspirasi cairan kerusakan struktur paru
PENINGKATAN PERMIABILITI MEMBRANEKSUDASI PROTEIN EDEMA PARU
Surfaktan hilang/inaktif Kolaps alveoli karena Compliance paru menurun Ketidakimbangan ventilasi perfusi hipoksemia
Klinis dan komplikasi tenggelamhipotermia hemolisis edema paru gangguan metabolik (asidosis) Gangguan hematokrit Edema paru Edema otak Gagal organ ganda
pneumonia Hipoksemia Asfiksia ARDS Aritmia
Tatalaksana tenggelam
A (airway): buka jalan napas B (breathing): pemberian oksigen, dengan ventilator bila perlu C (circulation): pemasangan infus, CVP Pemberian obat-obatan Penilaian status asam basa Koreksi elektrolit
PNEUMONIA ASPIRASI AKIBAT TENGGELAMLangsung -aspirasi 2 mekanisme Pneumonia aspirasi
Tidak langsung -infeksi sekunder -Pneumonia nosokomial
Patogenesis pneumonia aspirasi akibat tenggelamAir laut hipertonusJenis cairan Air tawarhipotonus cairan laring relaksasi Aspirasi (wet drowning) spasme Nonaspirasi (dry drowning) Kandungan cairan
Mineral Mikroorganisme Bahan organik dan anorganik
ASPIRASI CAIRAN
Alveoli
Dry drowning
Wet drowning
Patofisiologi dan patogenesis pneumonia aspirasi akibat tenggelamGangguan bersihan mukus risiko tinggi kuman Bergantung posisi saat kejadian
Langsung -aspirasi
Obstruksi Saluran napas
Tidak langsung -infeksi sekunder -Pneumonia nosokomial
Pengumpulan mediator inflamasi terutama IL-8
INFEKSI
Manifestasi respirasi pneumonia aspirasi akibat tenggelam Sesak napas Nyeri dada retrosternal, meningkat saat inspirasi Sputum keruh, kadang mengandung darah Takipnea dan sianosis Krepitasi paru, ronki dan/atau ARDS pada 40% kasus beberapa jam atau hari setelah aspirasi
penderajatan pneumonia akibat tenggelamGrade 1 Grade 2 Grade 3 Grade 4 Grade 5 Grade 6 : pemeriksaan fisis normal dengan gejala batuk : pada auskultasi paru (ronki basah : edema paru akut : edema paru dengan hipotensi : henti napas : henti jantung dan henti napas
Penegakan diagnosis pneumonia aspirasi
Gejala klinis Laboratorium Kultur kuman Penunjang:1. 2. 3. Foto toraks PA, lateral CT-scan Bronkoskopi BAL, biopsi endotrakeal
Kuman penyebab pneumonia aspirasi pada kasus tenggelam
Air laut mengandung lebih dari 20 bakteri patogenik seperti Pseudomonas putrefaciens, Staphylococcus aureus, dan Vibrio parahaemolyticus. Harries: Pseudomonas putrifaciens,
Pseudomonas pseudomallei, Aspergillus fumigatus, lactose-positive Vitrio sp, Petriellidium boydii.Marik dkk: kuman anaerob
Kuman penyebab pneumonia aspirasi pada kasus tenggelam
Mier dkk: Streptococcus pneumoniae,
Staphilococcus aureus, H. Influenzae, Enterobacteriacea serta Pseudomonas aeruginosa
El-Solh dkk: kuman terbanyak penyebab pneumonia aspirasi pada orang tua : kuman Gram negatif, kuman anaerob dan Staphylococcus aureus. Van Dam dkk: pneumonia dapat disertai dengan infeksi jamur Rhizopus spp dan Aspergillus fumigatus
Gambaran opak dapat terjadi pada kedua paru pada pneumonia aspirasi
bronkoskopi
PENATALAKSANAAN PNEUMONIA ASPIRASI AKIBAT TENGGELAM
Sebaiknya antibiotik sesuai kultur Pemberian antibiotik empiris dapat dilakukan Marik dkk: Antibiotik empiris dengan sefalosporin G3, fluorokuinolon (gatifloksasin, levofloksasin dan moksifloksasin) dan piperacillin Dreyfuss dkk: Antibiotik empiris dengan pemberian penicillin G spektrum luas dengan atau tidak dengan laktamase inhibitor
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN PENGOBATAN
Pemulihan (rehabilitasi) pada kasus tenggelam lebih baik pada air laut daripada air tawar (karena faktor biokimia dan patologi abnormaliti tenggelam.) Jumlah klorin, bahan kimia dan benda asing lain Aspirasi perut Perkembangan pneumonitis Infeksi saluran pernapasan Hemolisis, gagal ginjal, koagulopati
Antibiotik empiris untuk pneumonia aspirasiNama obat
Dosis
Levofloksasin Ceftriakson Piperacillin tazobactamCeftazidim
500 mg/hari 1-2 g/hari 3,375 g setiap 6 jam 2 g setiap 8 jam
Marik. NEJM 2001:344;665
Tabel 3. Pembagian jenis kuman dan antibiotik sesuai kriteria American Thoracic SocietyJENIS KUMAN ANTIBIOTIK
Kelompok 1 (pneumonia ringan) Gram negatif Enterobacteriaceae -Eschericia coli -Klebsiella spp -proteus spp -serratia marcescens -enterobacter spp Kelompok 2 (pneumonia sedang) Anaerob -laktam + inhibitor laktamase Staphylococcus aureus Legionella sppPseudomonas aeruginosa Kelompok 3 (pneumonia berat) Pseudomonas aeruginosa Acinetobacter spp
Sefalosporin G2 atau G3 atau -laktam + inhibitor laktamase atau bersama dengan fluorokuinolon (bila alergi penisilin)
Klindamisin atau metisilin + vankomisin eritromisin rifampisin atau eritromisin fluorokuinolon sesuai pneumonia berat
kombinasi aminoglikosida atau siprofloksasin ditambah satu dari: -Antipseudomonas -laktamase -meropenem vankomisin
PENATALAKSANAAN PNEUMONIA ASPIRASI AKIBAT TENGGELAM
VanDam dkk : pemakaian amfoterisin B, amikasin, meropenem dan kotrimoksasol sekaligus selama 2 minggu. Marik dkk: kortikosteroid tidak bermanfaat
Komplikasi pneumonia aspirasi akibat tenggelam
infeksi paru berat dengan kuman yang belum diketahui Abnormaliti fungsi paru abses, necrotizing pneumonia dan empiema. edema paru pascaobstruksi, edema paru neurogenik dengan hipoksia pneumonitis pada anak ~ dewasa
Masalah yang sering timbul pada pneumonia aspirasi:
komplikasi paru yang terinfeksi kegagalan penentuan kuman patogen ketidakseragaman konsep aspirasi ketika diagnosis pneumonia aspirasi ditegakkan
KESIMPULAN
Infeksi paru akibat tenggelam dapat menimbulkan pneumonia aspirasi dengan komplikasinya Penyebab pneumonia aspirasi oleh bahan kimia yang didapat secara langsung maupun infeksi bakteri sekunder.
KESIMPULANMasalah yang sering timbul pada pneumonia aspirasi: komplikasi paru yang terinfeksi kegagalan penentuan kuman patogen ketidakseragaman konsep aspirasi ketika diagnosis pneumonia aspirasi ditegakkan. Pemberian antibiotik secara empiris dapat dilakukan
TSUNAMI TIDAL WAVE - WATER
ASPIRATION
Pulmonary Edema
ALVEOLI
Body fluid flow from extra alveoli to intra alveoli
TSUNAMI TIDAL WAVE - WATER
ASPIRATION
Increasing Pulmonary Shunt [ CO2 content rise in Aorta's Blood ]
ALVEOLI
Disturbance O2 and CO 2 Exchanges
pO 2 decrease pCO 2 increase in Vena Pulmonalis
TSUNAMI TIDAL WAVE - WATER
ASPIRATION
Pulmonal Atelectase
ALVEOLI
Washout of surfactant Inactivation of surfactant
Spreading of Microorganism
TSUNAMI TIDAL WAVE WATER
Toxicated fluids cause injury on alveolar membrane
ALVEOLI
Spreading of Materials toxis