Dp Abdomen
-
Upload
febrichandra -
Category
Documents
-
view
262 -
download
0
description
Transcript of Dp Abdomen
PEMERIKSAAN FISIK ABDOMEN
Abdomen secara topografi dibagi menjadi 5 kuadran, yaitu:
Kuadran kanan atas/Right Upper Quadran(RUQ).
Kuadran kanan bawah/Right Lower Quadran(RLQ)
Kuadran kiri atas/Left Upper Quadran(LUQ)
Kuadran kiri bawah/Left Lower Quadran(LLQ)
Garis tengah/Midline yang terdiri dari:
o Epigastrik
o Periumbilical
o Suprapubik
Dengan melihat topografi tersebut, dapat mengidentifikasi status normal
atau patologis dari abdomen.
Untuk menentukan hal tertentu seperti nyeri atau massa, abdomen
dapat dibagi menjadi 9 regio dengan cara membuat garis khayal. Garis
pertama sepanjang batas bawah dari dada, selanjutnya garis pararel dari
kedua SIAS dan akhirnya 2 garis mediana clavicula. Pembagian dan
topografi organ dapat dilihat pada tabel 1. Secara jelas organ-organ pada
masing-masing region dapat dilihat pada gambar 1.
Tabel 1. Regio Abdomen
Right Hipochondriac Epigastrium Left Hipokondriac Right lobe of liver
Gallbladder
Portion of duodenum
Hepatic flexure of colon
Portion of right kidney
Suprarenal gland
Pyloric end of
stomach
Duodenum
Pancreas
Portion of liver
Stomach
Spleen
Tail of pancreas
Splenic flexure of
colon
Upper pole of left
kidney
Suprarenal gland
Right Lumbal Umbilical Left Lumbal
Ascending colon
Lower half of right
kidney
Portion of duodenum
and jejunum
Omentum
Mesentery
Lower part of
duodenum
Jejunum and ileum
Descending colon
Lower half of
kidney
Portion of jejunum
dan ileum
Right Inguinal Suprapubik Left Inguinal Caecum
Appendix
Lower end of ileum
Right ureter
Right spermatic cord
Ileum
Baldder
Uterus (in
pregnancy)
Sigmoid colon
Left ureter
Left spermatic
cord
Left ovary
Gambar 1. Organ pada masing-masing regio
Cavum abdomen meluas mulai daerah di bawah diafragma yang
terlindung oleh costa. Di daerah yang terlindung ini, terletak sebagian
besar dari hepar dan seluruh bagian dari lien yang normal. Organ-organ
pada daerah yang terlimdung tersebut tidak dapat dipalpasi, tetapi dengan
perkusi dapat diperkirakan adanya organ-organ tersebut. sebagian besar
dari kandung empedu normal terletak disebelah dalam dari hepar,
sehingga hampir tidak dapat dibedakan. Duodenum dan pancreas terletak
dibagian dalam kuadran atas abdomen, sehingga dalam keadaan normal
tidak teraba. Ginjal adalah organ yang terletak di daerah posterior,
terlindung oleh costa, sudut costovertebral (sudut yang dibentuk oleh
batas bawah costa ke-12 dengan processus transversus vertebra
lumbalis) merupakan daerah untuk menentukan ada tidaknya nyeri ginjal.
Sebelum melakukan pemeriksaan abdomen, sebaiknya pasien
memenuhi syarat sebagai berikut:
Penderita dalam keadaan rileks dan untuk memudahkan
relaksasi dapat dilakukan dengan cara:
Kandung kemih dalam keadaan kosong
Penderita berbaring terlentang dengan bantal di
bawah kepalanya dan kedua lutut sedikit ditekuk (bisa
dibantu dengan meletakkan bantal dibawah lutut
pasien)
Kedua lengan diletakkan di samping badan atau
diletakkan menyilang pada dada. Tangan yang
diletakkan di atas kepala akan membuat dinding
abdomen teregang dan mengeras sehingga
menyulitkan palpasi.
Daerah abdomen mulai dari atas processus xiphoideus
sampai symphisis pubis harus terbuka, sehingga pakaian
pasien diminta untuk dibuka sampai seluruh daerah tersebut
tampak dengan jelas oleh pemeriksa.
Lalu lakukan pemeriksaan fisik abdomen secara benar dan berurutan
tahap-tahapnya, yaitu:
1. InspeksiMulailah menginspeksi dinding abdomen dari posisi pemeriksa
berdiri di sebelah kanan pasien.
Perhatikanlah:
Kulit: apakah ada sikatrik, striae atau vena yang melebar,
apakah ada rash atau lesi-lesi kulit lainnya.
Normal: striae livide/gravidarum dan tidak ada lesi,
mungkin terlihat vena-vena kecil.
Abnormal: Striae berwarna ungu: Chussing syndrome
Pelebaran vena abdomen (venaectasy/caput
medusa): Chirrhosis
Dinding perut tebal: Oedema
Berbintil atau ada lesi: Neurofibroma
Ada massa/benjolan abnormal: Tumor
Perhatikan bentuk perut
Normal: Datar, tidak tegang dan simetris
Abnormal: Membesar dan melebar: Ascites
Membesar dan tegang: Ilius (berisi udara)
Membesar dan tegang daerah suprapubik: Retensi
urine
Membesar dan asimetris: Tumor, pembesaran
organ dalam perut
Perhatikan gerakan dinding perut
Normal: Mengempis saat ekspirasi dan menggembung
saat inspirasi, gerakan peristaltik perut pada orang kurus.
Abnormal: Terjadi sebaliknya: Kelumpuhan otot diafragma
Tegang tidak bergerak: Peritonitis
Gerakan setempat: Peristaltik pada ilius
Perhatikan umbilicus, perhatikan bentuk dan lokasinya.
Catat apakah ada tanda-tanda inflamasi atau hernia
umbilicalis, Cullen sign (sekitar umbilicus warna kebiruan
pada perforasi saluran cerna).
Apakah ada massa abnormal dan perhatikan letaknya.
Peristaltik, apabila curiga adanya obstruksi usus, amatilah
peristaltic selama beberapa menit. Pada orang kurus kadang
peristaltic normal dapat terlihat.
Pulsasi aorta yang normal kadang dapat terlihat di daerah
epigastrium.
2. Auskultasi- Gunakan stetoskop sisi membran dan didengarkan 15-20 detik
pada seluruh abdomen.
- Ada 3 hal yang harus diperhatikan, yaitu:
Apakah bising usus ada?
Bila ada, apakah meningkat atau melemah (kuantitas)?
Perkirakan asal dari suaranya (kualitas)?
- Gerakan peristaltic disebut bising usus yang muncul setiap 2-5
detik.
Normal: Bunyi “Klikc Grugles” 5-35x/menit
Abnormal: Bising peristaltic menurun/hilang: illeus paralitik,
post operasi
Bising meningkat “metalik sound”: illeus obstruktif
Peristaltik meningkat dan memanjang (borboritmi):
diare dan kelaparan
- Dengan merubah posisi/menggerakkan abdomen, catat gerakan
air (tanda ascites).
Normal: Tidak ada
- Letakkan stetoskop pada daerah epigastrik, catat bising aorta
Normal: Tidak ada
3. Perkusi- Perkusi berguna untuk orientasi abdomen, untuk
memperkirakan, menemukan ascites, mengetahui apakah suatu
massa padat, ukuran hepar, lien dan untuk mengetahui adanya
udara pada lambung dan usus.
- Lakukan perkusi dengan menempatkan jari tengah tangan kiri
melekat erat dengan dinding perut, selanjutnya ketuk 2-3 kali
dengan ujung jari tengah tangan kanan dari kuadran kanan atas
memutar searah jarum jam dan catat adanya perubahan suara
perkusi.
Normal: Tympani
Abnormal: Hipertympani: terdapat udara
Pekak: terdapat cairan
- Lakukan perkusi di daerah hepar untuk menentukan batas dan
tanda pembesaran hepar, dengan cara:
Lakukan perkusi pada daerah midclavicular line kanan,
dimulai dari ICS II (daerah paru) ke bawah, dari bunyi
sonor sampai redup untuk menentukan batas atas hepar.
Lakukan perkusi pada daerah midclavicular line kanan
bawah umbilicus ke atas sampai terdengar bunyi redup
untuk menentukan batas bawah hepar.
Ukur daerah redup hepar (liverspan) pada garis
midclavicular tersebut (normal: 6-12 cm).
4. Palpasi- Lakukan palpasi superficial perlahan dengan tekanan ringan
pada seluruh daerah perut.
- Lakukan palpasi untuk nyeri tekan dan nyeri lepas tekan.
- Tentukan ketegangan, adanya nyeri tekan dan adanya massa
superficial.
- Palpasi hepar dengan cara:
Letakkan tangan kiri pemeriksa menyangga belakang
penderita pada costa 11 dan 12.
Tempatkan ujung jari kanan (atas-obliq) di daerah tempat
redup hepar bawah/di bawah costa.
Mulailah dengan tekanan ringan untuk menentukan ada
atau tidak pembesaran hepar.
Mintalah pasien bernapas dalam, tekan segera adanya
pembesaran hepar lalu nilai tepinya, permukaan,
konsistensi, ada nyeri atau tidak dan…
Normal: Tidak teraba/teraba kenyal, tepi tajam
Abnormal: Teraba nyata (membesar), tepi tumpul,
konsistensi keras, permukaan rata:
Hepatomegali
Teraba nyata (membesar), ujung ireguler,
konsistensi keras tidak merata, permukaan
berdungkul-dungkul: Hepatoma.
- Palpasi Lien dengan cara:
Metode Schuffner:
Pasien diminta menarik napas dalam kemudian saat
menghembuskan napas lakukan palpasi dengan ujung-
ujung jari tangan kanan dari SIAS kanan ke arcus costa
kiri melewati umbilicus.
Metode Hackett:
Pasien diminta menarik napas dalam kemudian saat
menghembuskan napas lakukan palpasi dengan ujung
jari tangan kanan dari kuadran kiri atas sampai kuadran
kiri bawah.
Normal: Sulit diraba, teraba bila ada pembesaran.
Pemeriksaan Ascites- Meminta pasien untuk berbaring terlentang lalu meminta pasien
untuk membuka baju sampai seluruh daerah perut terlihat.
- Meminta pasien menekuk lutut supaya rileks dan dinding
abdomen tidak tegang.
- Pemeriksa disebelah kanan pasien, lalu lakukan pemeriksaan
dengan cara:
Shifting DullnessLakukan perkusi dari umbilicus kea rah lateral kiri pasien,
dengarkan suara tympani sampai pada batas perubahan
menjadi pekak/redup dan berhenti perkusi pada daerah
tersebut. Kemudian minta pasien untuk miring kea rah
pemeriksa dan lakukan perkusi lagi, kalau terjadi
perubahan suara dari pekak/redup ke tympani, berarti
ada cairan.
UndulasiMintalah bantuan asisten menggunakan sisi medial
tangan kirinya untuk menekan perut pasien tepat di
tengah. Tempatkan kedua tangan di sisi lateral perut
pasien dan lakukan dorongan/tepukan dengan salah satu
telapak tangan ke arah berlawanan.