Dp Abdomen

11
PEMERIKSAAN FISIK ABDOMEN Abdomen secara topografi dibagi menjadi 5 kuadran, yaitu: Kuadran kanan atas/Right Upper Quadran(RUQ). Kuadran kanan bawah/Right Lower Quadran(RLQ) Kuadran kiri atas/Left Upper Quadran(LUQ) Kuadran kiri bawah/Left Lower Quadran(LLQ) Garis tengah/Midline yang terdiri dari: o Epigastrik o Periumbilical o Suprapubik Dengan melihat topografi tersebut, dapat mengidentifikasi status normal atau patologis dari abdomen. Untuk menentukan hal tertentu seperti nyeri atau massa, abdomen dapat dibagi menjadi 9 regio dengan cara membuat garis khayal. Garis pertama sepanjang batas bawah dari dada, selanjutnya garis pararel dari kedua SIAS dan akhirnya 2 garis mediana clavicula. Pembagian dan topografi organ dapat dilihat pada tabel 1. Secara jelas organ-organ pada masing-masing region dapat dilihat pada gambar 1. Tabel 1. Regio Abdomen Right Hipochondriac Epigastrium Left Hipokondriac Right lobe of Pyloric end of Stomach

description

physical exam

Transcript of Dp Abdomen

Page 1: Dp Abdomen

PEMERIKSAAN FISIK ABDOMEN

Abdomen secara topografi dibagi menjadi 5 kuadran, yaitu:

Kuadran kanan atas/Right Upper Quadran(RUQ).

Kuadran kanan bawah/Right Lower Quadran(RLQ)

Kuadran kiri atas/Left Upper Quadran(LUQ)

Kuadran kiri bawah/Left Lower Quadran(LLQ)

Garis tengah/Midline yang terdiri dari:

o Epigastrik

o Periumbilical

o Suprapubik

Dengan melihat topografi tersebut, dapat mengidentifikasi status normal

atau patologis dari abdomen.

Untuk menentukan hal tertentu seperti nyeri atau massa, abdomen

dapat dibagi menjadi 9 regio dengan cara membuat garis khayal. Garis

pertama sepanjang batas bawah dari dada, selanjutnya garis pararel dari

kedua SIAS dan akhirnya 2 garis mediana clavicula. Pembagian dan

topografi organ dapat dilihat pada tabel 1. Secara jelas organ-organ pada

masing-masing region dapat dilihat pada gambar 1.

Tabel 1. Regio Abdomen

Right Hipochondriac Epigastrium Left Hipokondriac Right lobe of liver

Gallbladder

Portion of duodenum

Hepatic flexure of colon

Portion of right kidney

Suprarenal gland

Pyloric end of

stomach

Duodenum

Pancreas

Portion of liver

Stomach

Spleen

Tail of pancreas

Splenic flexure of

colon

Upper pole of left

kidney

Suprarenal gland

Right Lumbal Umbilical Left Lumbal

Page 2: Dp Abdomen

Ascending colon

Lower half of right

kidney

Portion of duodenum

and jejunum

Omentum

Mesentery

Lower part of

duodenum

Jejunum and ileum

Descending colon

Lower half of

kidney

Portion of jejunum

dan ileum

Right Inguinal Suprapubik Left Inguinal Caecum

Appendix

Lower end of ileum

Right ureter

Right spermatic cord

Ileum

Baldder

Uterus (in

pregnancy)

Sigmoid colon

Left ureter

Left spermatic

cord

Left ovary

Gambar 1. Organ pada masing-masing regio

Cavum abdomen meluas mulai daerah di bawah diafragma yang

terlindung oleh costa. Di daerah yang terlindung ini, terletak sebagian

besar dari hepar dan seluruh bagian dari lien yang normal. Organ-organ

pada daerah yang terlimdung tersebut tidak dapat dipalpasi, tetapi dengan

perkusi dapat diperkirakan adanya organ-organ tersebut. sebagian besar

dari kandung empedu normal terletak disebelah dalam dari hepar,

sehingga hampir tidak dapat dibedakan. Duodenum dan pancreas terletak

Page 3: Dp Abdomen

dibagian dalam kuadran atas abdomen, sehingga dalam keadaan normal

tidak teraba. Ginjal adalah organ yang terletak di daerah posterior,

terlindung oleh costa, sudut costovertebral (sudut yang dibentuk oleh

batas bawah costa ke-12 dengan processus transversus vertebra

lumbalis) merupakan daerah untuk menentukan ada tidaknya nyeri ginjal.

Sebelum melakukan pemeriksaan abdomen, sebaiknya pasien

memenuhi syarat sebagai berikut:

Penderita dalam keadaan rileks dan untuk memudahkan

relaksasi dapat dilakukan dengan cara:

Kandung kemih dalam keadaan kosong

Penderita berbaring terlentang dengan bantal di

bawah kepalanya dan kedua lutut sedikit ditekuk (bisa

dibantu dengan meletakkan bantal dibawah lutut

pasien)

Kedua lengan diletakkan di samping badan atau

diletakkan menyilang pada dada. Tangan yang

diletakkan di atas kepala akan membuat dinding

abdomen teregang dan mengeras sehingga

menyulitkan palpasi.

Daerah abdomen mulai dari atas processus xiphoideus

sampai symphisis pubis harus terbuka, sehingga pakaian

pasien diminta untuk dibuka sampai seluruh daerah tersebut

tampak dengan jelas oleh pemeriksa.

Lalu lakukan pemeriksaan fisik abdomen secara benar dan berurutan

tahap-tahapnya, yaitu:

1. InspeksiMulailah menginspeksi dinding abdomen dari posisi pemeriksa

berdiri di sebelah kanan pasien.

Perhatikanlah:

Kulit: apakah ada sikatrik, striae atau vena yang melebar,

apakah ada rash atau lesi-lesi kulit lainnya.

Page 4: Dp Abdomen

Normal: striae livide/gravidarum dan tidak ada lesi,

mungkin terlihat vena-vena kecil.

Abnormal: Striae berwarna ungu: Chussing syndrome

Pelebaran vena abdomen (venaectasy/caput

medusa): Chirrhosis

Dinding perut tebal: Oedema

Berbintil atau ada lesi: Neurofibroma

Ada massa/benjolan abnormal: Tumor

Perhatikan bentuk perut

Normal: Datar, tidak tegang dan simetris

Abnormal: Membesar dan melebar: Ascites

Membesar dan tegang: Ilius (berisi udara)

Membesar dan tegang daerah suprapubik: Retensi

urine

Membesar dan asimetris: Tumor, pembesaran

organ dalam perut

Perhatikan gerakan dinding perut

Normal: Mengempis saat ekspirasi dan menggembung

saat inspirasi, gerakan peristaltik perut pada orang kurus.

Abnormal: Terjadi sebaliknya: Kelumpuhan otot diafragma

Tegang tidak bergerak: Peritonitis

Gerakan setempat: Peristaltik pada ilius

Perhatikan umbilicus, perhatikan bentuk dan lokasinya.

Catat apakah ada tanda-tanda inflamasi atau hernia

umbilicalis, Cullen sign (sekitar umbilicus warna kebiruan

pada perforasi saluran cerna).

Apakah ada massa abnormal dan perhatikan letaknya.

Page 5: Dp Abdomen

Peristaltik, apabila curiga adanya obstruksi usus, amatilah

peristaltic selama beberapa menit. Pada orang kurus kadang

peristaltic normal dapat terlihat.

Pulsasi aorta yang normal kadang dapat terlihat di daerah

epigastrium.

2. Auskultasi- Gunakan stetoskop sisi membran dan didengarkan 15-20 detik

pada seluruh abdomen.

- Ada 3 hal yang harus diperhatikan, yaitu:

Apakah bising usus ada?

Bila ada, apakah meningkat atau melemah (kuantitas)?

Perkirakan asal dari suaranya (kualitas)?

- Gerakan peristaltic disebut bising usus yang muncul setiap 2-5

detik.

Normal: Bunyi “Klikc Grugles” 5-35x/menit

Abnormal: Bising peristaltic menurun/hilang: illeus paralitik,

post operasi

Bising meningkat “metalik sound”: illeus obstruktif

Peristaltik meningkat dan memanjang (borboritmi):

diare dan kelaparan

- Dengan merubah posisi/menggerakkan abdomen, catat gerakan

air (tanda ascites).

Normal: Tidak ada

- Letakkan stetoskop pada daerah epigastrik, catat bising aorta

Normal: Tidak ada

3. Perkusi- Perkusi berguna untuk orientasi abdomen, untuk

memperkirakan, menemukan ascites, mengetahui apakah suatu

Page 6: Dp Abdomen

massa padat, ukuran hepar, lien dan untuk mengetahui adanya

udara pada lambung dan usus.

- Lakukan perkusi dengan menempatkan jari tengah tangan kiri

melekat erat dengan dinding perut, selanjutnya ketuk 2-3 kali

dengan ujung jari tengah tangan kanan dari kuadran kanan atas

memutar searah jarum jam dan catat adanya perubahan suara

perkusi.

Normal: Tympani

Abnormal: Hipertympani: terdapat udara

Pekak: terdapat cairan

- Lakukan perkusi di daerah hepar untuk menentukan batas dan

tanda pembesaran hepar, dengan cara:

Lakukan perkusi pada daerah midclavicular line kanan,

dimulai dari ICS II (daerah paru) ke bawah, dari bunyi

sonor sampai redup untuk menentukan batas atas hepar.

Lakukan perkusi pada daerah midclavicular line kanan

bawah umbilicus ke atas sampai terdengar bunyi redup

untuk menentukan batas bawah hepar.

Ukur daerah redup hepar (liverspan) pada garis

midclavicular tersebut (normal: 6-12 cm).

4. Palpasi- Lakukan palpasi superficial perlahan dengan tekanan ringan

pada seluruh daerah perut.

- Lakukan palpasi untuk nyeri tekan dan nyeri lepas tekan.

- Tentukan ketegangan, adanya nyeri tekan dan adanya massa

superficial.

- Palpasi hepar dengan cara:

Letakkan tangan kiri pemeriksa menyangga belakang

penderita pada costa 11 dan 12.

Page 7: Dp Abdomen

Tempatkan ujung jari kanan (atas-obliq) di daerah tempat

redup hepar bawah/di bawah costa.

Mulailah dengan tekanan ringan untuk menentukan ada

atau tidak pembesaran hepar.

Mintalah pasien bernapas dalam, tekan segera adanya

pembesaran hepar lalu nilai tepinya, permukaan,

konsistensi, ada nyeri atau tidak dan…

Normal: Tidak teraba/teraba kenyal, tepi tajam

Abnormal: Teraba nyata (membesar), tepi tumpul,

konsistensi keras, permukaan rata:

Hepatomegali

Teraba nyata (membesar), ujung ireguler,

konsistensi keras tidak merata, permukaan

berdungkul-dungkul: Hepatoma.

- Palpasi Lien dengan cara:

Metode Schuffner:

Pasien diminta menarik napas dalam kemudian saat

menghembuskan napas lakukan palpasi dengan ujung-

ujung jari tangan kanan dari SIAS kanan ke arcus costa

kiri melewati umbilicus.

Metode Hackett:

Pasien diminta menarik napas dalam kemudian saat

menghembuskan napas lakukan palpasi dengan ujung

jari tangan kanan dari kuadran kiri atas sampai kuadran

kiri bawah.

Normal: Sulit diraba, teraba bila ada pembesaran.

Pemeriksaan Ascites- Meminta pasien untuk berbaring terlentang lalu meminta pasien

untuk membuka baju sampai seluruh daerah perut terlihat.

Page 8: Dp Abdomen

- Meminta pasien menekuk lutut supaya rileks dan dinding

abdomen tidak tegang.

- Pemeriksa disebelah kanan pasien, lalu lakukan pemeriksaan

dengan cara:

Shifting DullnessLakukan perkusi dari umbilicus kea rah lateral kiri pasien,

dengarkan suara tympani sampai pada batas perubahan

menjadi pekak/redup dan berhenti perkusi pada daerah

tersebut. Kemudian minta pasien untuk miring kea rah

pemeriksa dan lakukan perkusi lagi, kalau terjadi

perubahan suara dari pekak/redup ke tympani, berarti

ada cairan.

UndulasiMintalah bantuan asisten menggunakan sisi medial

tangan kirinya untuk menekan perut pasien tepat di

tengah. Tempatkan kedua tangan di sisi lateral perut

pasien dan lakukan dorongan/tepukan dengan salah satu

telapak tangan ke arah berlawanan.