Akut Abdomen

57
REFERAT AKUT ABDOMEN Oleh: Anna Erliana O. 0510002 Dewi Maria 0510 Grady Garfendo 0710076 Kurnia Baraq 0710081 Yudi Agstinus 0710195 Pembimbing: dr. Roys P., SpB, FINACS 1

description

akut abdomen kuliah kedokteran

Transcript of Akut Abdomen

Page 1: Akut Abdomen

REFERAT

AKUT ABDOMEN

Oleh:

Anna Erliana O. 0510002

Dewi Maria 0510

Grady Garfendo 0710076

Kurnia Baraq 0710081

Yudi Agstinus 0710195

Pembimbing:

dr. Roys P., SpB, FINACS

BAGIAN ILMU BEDAHFAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHARUMAH SAKIT IMMANUEL

2011

1

Page 2: Akut Abdomen

PENDAHULUAN

Akut abdomen merupakan suatu keadaan yang terjadi secara tiba-tiba dimana

gejala utama yang timbul adalah nyeri perut dan dapat mengancam nyawa serta

untuk penanggulangannya biasanya diperlukan tindakan pembedahan. Kejadian ini

akut abdomen ini sering ditemukan di lingkungan medis.

Umumnya penatalaksanaan pasien dengan nyeri akut abdomen tidak menjadi

hal yang mudah karena merupakan tantangan tersendiri bagi seorang dokter untuk

dapat menegakkan diagnosis penyebab akut abdomen. Keputusan untuk tindakan

pembedahan harus segera ditegakkan karena setiap keterlambatan yang terjadi dapat

menimbulkan penyulit yang berakibat meningginya angka morbiditas dan

mortalitas.

Ketepatan diagnosis dan penanggulangannya bergantung kepada kemampuan

menentukan analisis yang baik dari data anamnesis, pemeriksaan fisik dan

pemeriksaan penunjang yang diperoleh. Pengetahuan mendalam mengenai anatomi

dan fisiologi abdomen beserta isinya berperan penting dalam menyingkirkan sekian

banyak kemungkinan yang dapat menjadi penyebab nyeri perut akut.

Bila pasien masuk dengan nyeri abdomen yang hebat, dokter harus

mempunyai pola pemikiran untuk membuat diagnosis banding. Pentingnya

mempersempit diagnosis banding menjadi satu pilihan utama oleh karena

diperlukannya penetapan keputusan bilamana seorang pasien membutuhkan

tindakan operasi. Acuan utama pada nyeri abdomen adalah nyeri abdomen yang

sangat hebat, yang tampak pada pasien yang sebelumnya sehat dan berlangsung

sedikitnya selama 24 jam serta terkadang memerlukan tindakan operasi.

2

Page 3: Akut Abdomen

AKUT ABDOMEN

2.1. Definisi

Akut abdomen didefinisikan secara umum sebagai proses yang terjadi intraabdominal

yang menyebabkan rasa nyeri yang hebat dan timbul mendadak, yang dapat cepat memburuk

dan mengancam nyawa dan membutuhkan tindakan operasi. 1, 8

Merupakan keadaan yang membutuhkan keputusan atau penilaian yang cepat untuk

penatalaksanaannya. Istilah akut abdomen menunjukkan keadaan rasa sakit yang tiba-tiba dan

hebat pada abdomen yang berlangsung kurang dari 24 jam. 2

Ini merupakan keadaan yang membutuhkan diagnosis yang cepat dan spesifik.

Penatalaksanaannya biasanya membutuhkan tindakan operasi. 1

2.2. Etiologi

Keadaaan–keadaan yang dapat menyebabkan akut abdomen dapat dibagi menjadi 6

bagian besar kategori :

1. Inflamasi

Kategori inflamasi ini dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu bakterial dan kimiawi.

Contoh yang sering terjadi dari bakterial seperti appendicitis akut, divertikulitis, dan

beberapa kasus Pelvic Inflammtory Disease. Contoh yang kimiawi antara lain

perforasi, ulkus peptikum dimana kandungan asam lambung menyebabkan reaksi

peritoneal.

2. Mekanik

Contoh penyebab mekanik seperti keadaan obstruksi. Contohnya hernia inkarserata,

perlengketan, intussusepsi, malrotasi usus dengan volvulus, atresia kongenital atau

stenosis usus. Penyebab tersering obstruksi mekanik usus besar adalah Ca Colon.

3. Neoplasma

4. Vaskular

Kelainan vaskular yang menyebabkan keadaan akut abdomen contohnya adalah

thrombosis atau embolisme A. mesenterika. Ketika aliran darah terhenti, timbul

nekrosis jaringan, dengan ganggren usus yang terjadi pada usus.

5. Defek Kongenital

Suatu defek kongenital dapat melibatkan tindakan operasi segera kapan saja dari sejak

saat kelahiran (contoh: atresia duodenum, omphalocele atau hernia diaphragmatica)

sampai bertahun-tahun setelahnya seperti pada malrotasi usus kronik.

3

Page 4: Akut Abdomen

6. Trauma

Penyebab traumatik dari akut abdomen bervariasi dari luka tusuk dan tembak sampai

luka tumpul abdominal yang menyebabkan keadaan seperti ruptur lien. Riwayat

kejadian trauma harus jelas. 1

2.3. Diagnosis

Nyeri, anoreksia, mual, muntah dan demam merupakan manifestasi khas suatu

kelainan akut abdomen. Tanda penting pada pemeriksaan fisik mencakup nyeri tekan

'defence musculair' dan perubahan dalam peristaltik usus. Namun, pembeda kritis

bukan antara abdomen akut dan non-akut, tetapi antara abdomen bedah dan abdomen

nonbedah. Identifikasi abdomen bedah tergantung atas penggunaan tiga komponen

diagnostik dasar: anamnesis, pemeriksaan fisik dan tes penyokong.

2.3.1. Anamnesis

Onset

▪ Sejak kapan mulai dirasakan?

▪ Berapa lama nyeri berlangsung?

Nyeri

▪ Apakah nyeri yang dirasakan timbul secara tiba-tiba atau bertahap?

▪ Dimanakan lokasi awal nyeri, dan dimanakah lokasi nyeri saat ini?

▪ Apakah lokasi nyeri berpindah?

▪ Apakan nyeri menyebar ke lokasi lain?

▪ Seperti apa nyeri yang dirasakan?

▪ Apa yang dapat mengurangi nyeri?

▪ Apa yang memperberat nyeri?

Muntah

▪ Kapan mulai timbul muntah?

▪ Bagaimana hubungan antara muntah & nyeri?

▪ Seberapa sering pasien muntah?

▪ Apa yang dimuntahkan?

Riwayat penyakit dahulu

▪ Pernahkan mengalami keluhan nyeri yang serupa?

4

Page 5: Akut Abdomen

Defekasi

▪ Adakah perubahan dalam defekasi?

▪ Kapan BAB terakhir & seperti apa?

Riwayat Menstruasi

Gejala Lainnya

▪ Nafsu makan, gangguan menelan, penurunan berat badan, peningkatan lingkar

pinggang, demam

Gejala Akut Abdomen

Nyeri

▪ Lokasi nyeri,

▪ Onset dan progresifitas nyeri,

▪ Jenis nyeri

▪ Karakteristik

▪ Yang mengurangi dan memperburuk

Lokasi nyeri : nyeri perut atas

▪ Ulkus gaster atau duodenum

▪ Cholecystitis, Cholangitis

▪ Pancreatitis

▪ Appendicitis (dini)

▪ Hepatitis atau Abscess hepar

▪ Extra abdomen :

o Pleuritis, Pneumonia lobaris inferior, Pneumothorax

o Pericarditis, Infark miokard, Angina

oPyelonephritis, Colik renal

Nyeri Abdomen tengah:

▪ Gangguan (dini)

▪ Obstruksi usus halus atau gangren

▪ Pancreatitis

▪ Gastroenteritis

▪ Emboli mesenterium/thrombosis

▪ Diseksi aorta

Adenitis mesenterik

5

Page 6: Akut Abdomen

Diverticulitis sigmoid (dini)

Nyeri Abdomen bawah :

▪ Obstruksi Colon atau gangren

▪ Gangguan

▪ Adenitis mesenterik

▪ Divertikulitis

▪ Abscess pyosalphinx yang pecah

▪ Tortio tubo-ovarian

▪ Kehamilan ektopik

Onset dan progresifitas nyeri

Nyeri generalisata yang teramat sangat berbahaya perforasi organ

berongga, ruptur aneurisma, kehamilan ektopik maupun abscess.

▪ disertai gejala sistemik: takikardia, berkeringat, takipnea, dan syok.

Nyeri ringan yang berkembang jadi berat dalam 1-2 jam dapat :

▪ Cholecystitis akut,

▪ Pancreatitis akut,

▪ Strangulasi usus,

▪ Infark mesenterika,

▪ Colik ginjal atau ureter,

▪ Obstruksi usus halus letak tinggi

6

Page 7: Akut Abdomen

Nyeri gradual :

▪ Appendicitis akut

▪ Hernia inkarserata

▪ Pancreatitis

▪ Obstruksi usus halus letak rendah

▪ Obstruksi usus besar

▪ Ulkus peptikum tanpa komplikasi,

▪ Gangguan sistem genitourinaria dan ginekologis.

Jenis nyeri

Nyeri viseral

Nyeri viseral perangsangan pada organ atau struktur dalam rongga perut.

Tarikan / peregangan /kontraksi yang berlebihan pada otot iskemia nyeri

Tidak dapat dengan tepat menunjukkan letak nyeri

Foregut : lambung, duodenum, sistem hepatobilier, pancreas nyeri di ulu

hati atau epigastrium

Midgut : usus halus dan usus besar sampai pertengahan Colon transversum

nyeri disekitar umbilicus.

Hindgut : pertengahan usus besar dari Colon transversum hingga Colon

sigmoid nyeri di sekitar perut bawah

Nyeri somatik

Perangsangan pada bagian yang dipersarafi oleh saraf tepi.

Nyeri seperti ditusuk atau disayat dan pasien dapat menunjukkan secara tepat letaknya

dengan jari.

Nyeri pindah

Berkembang sesuai dengan proses patologinya.

Nyeri pada permulaan, lokasinya dapat berbeda dengan lokasi nyeri pada saat

penderita berobat.

Nyeri alih / referal

Suatu segmen persarafan melayani >1 daerah

Rasa nyeri pada daerah yang jauh dari lokasi organ yang mengalami stimulus

7

Page 8: Akut Abdomen

Organ atau struktur Saraf Tingkat

Persarafan

▪Bagian tengah diafragma N. frenikus C 3-5

▪Tepi diafragma, lambung, Pancreas,

kandung empedu, usus halus

Pleksus seliakus Th 6-9

▪Apendiks, Colon proksimal, organ panggul Pleksus mesenterikus Th 10-11

▪Colon distal, rektum, ginjal, ureter, testis N. splanknikus

kaudal

Th 11 – L1

▪Buli-buli, rektosigmoid Pleksus hipogastrikus S2 - S4

Jenis nyeri :

Karakteristik nyeri

Nyeri Kontinu

rangsangan peritoneum

parietal

dirasakan terus-menerus

karena berlangsung terus

misalnya reaksi radang

Nyeri Kolik

Nyeri viseral karena spasme

otot polos organ berongga & hambatan pasase dalam organ tsb

Trias kolik : nyeri perut yang kumatan, mual muntah, gerak paksa.

Keadaan yang memperberat dan memperingan

Posisi yang nyaman

berbaring terlentang tanpa bergerak pada peritonitis

berjalan dengan membungkuk Appendicitis,

pasien berbaring dengan kaki menekuk peradangan yang merangsang M. psoas

(Appendicitis, Abscess M. psoas)

Nyeri yang bertambah pada saat bernafas : nyeri Pleuritis, Peritonitis, Abscess

peritoneum, distensi abdomen karena obstruksi intestinal, Cholecystitis

Karakteristik dari muntah

tidak disertai cairan empedu : Stenosis pylorus.

8

Page 9: Akut Abdomen

berulang bercampur empedu : awal obstruksi usus halus proksimal.

pada obstruksi usus halus distal dan obstruksi usus besar, muntah yang terjadi

didahului dengan rasa mual yang berkepanjangan, akhirnya muntah disertai faeces.

Waktu muntah

sangat berat dan persisten : strangulasi dari usus halus atau Pancreatitis akut.

timbul pada puncak nyeri: kolik renal atau kolik intestinal.

Pada akut abdomen biasanya muntah timbul setelah rasa nyeri, sedangkan pada

gastroenteritis, muntah timbul mengawali rasa nyeri.

Konstipasi

obstruksi usus besar akan bisa BAB dan flatulen sama sekali,

obstruksi pada usus halus dapat tidak menimbulkan konstipasi.

Diare

Diare yang disertai darah Colitis ulserativa, Crohn’s disease, disentri Basiler atau

Amuba.

Nyeri abdomen yang disertai BAB dengan lendir dan darah intussusepsi.

Jaundice kelainan pada traktus hepatobilier

Hematokezia atau hematemesis lesi gastroduodenal

Hematuria kolik uretra, sistitis

Disuria pielitis, adanya batu, hidronefrosis akut, Abscess pelvis yang mengenai

Vesika urinaria, Abscess appendiks yang mengiritasi Ureter kanan.

menstruasi KET dan Endometriosis.

PID Leukorrhea dan Dismenore

Observasi umum

nyeri kolik banyak bergerak

nyeri parietal (Appendicitis, Peritonitis) diam

GEJALA SISTEMIK

Demam

Abdomen

Inspeksi

distensi abdomen.

9

Page 10: Akut Abdomen

distensi abdomen dengan bekas luka op adhesi usus halus.

gerak peristaltik yang tampak pada dinding abdomen obstruksi usus.

Auskultasi

bising usus meningkat yang disertai kolik obstruksi pada usus halus atau

adanya Pancreatitis pd fase awal.

bising usus yang menurun obstruksi usus tahap lanjut ataupun Peritonitis

difus.

Palpasi

nyeri tekan abdomen iritasi/peradangan pada Peritoneum dibawahnya

nyeri lepas iritasi/peradangan pada Peritoneum

deffence muskular bervariasi tergantung perangsangan, jenis iritan

Pemeriksaan Laboratorium

Hb rendah perdarahan yang tersembunyi.

leukositosis infeksi.

syok hipovolemik. pemeriksaan elektrolit, ureum dan kreatinin

Analisis Gas Darah hipotensi, peritonitis generalisata, Pancreatitis, dan sepsis

untuk mengantisipasi terjadinya asidosis

Peningkatan amilase serum Pancreatitis

kelainan hepatobilier tes fungsi hati ( bilirubin serum, alkali fosfatase, SGOT,

SGPT, albumin dan globulin)

Foto Rontgen

bayangan udara pada rongga abdomen.

udara bebas bawah difragma perforasi organ berongga

air fluid level obstruksi intestinal

Obliterasi bayangan M. psoas perdarahan dari cedera ginjal, Pyomiositis M.psoas,

Abscess M.psoas, ataupun Abscess retroperitoneal.

Bayangan opak sepanjang canalikuli dan Tractus urinarius batu saluran kemih.

Appendicitis akut : peradangan dari Appendix vermikularis atau umbai cacing yang

terjadi secara akut

infeksi bakteri

sumbatan lumen Appendix merupakan faktor faktor pencetus

Konstipasi menaikan tekanan intracaecal sumbatan fungsional appendix &

meningkatnya pertumbuhan kuman flora normal Colon

10

Page 11: Akut Abdomen

Demam ringan 37,5 -38,50C, bila suhu tinggi kemungkinan sudah terjadi perforasi.

Kembung pada penderita dengan perforasi

Penonjolan pada perut kanan bawah berupa massa atau Abscess peripendikuler

nyeri tekan dan nyeri lepas pada titik McBurney

Rovsing sign (+)

Blumberg sign (+)

Colok dubur

Untuk mengetahui letak appendiks dilakukan uji psoas dan uji obturator

Pemeriksaan fisik

Demam ringan 37,5 -38,50C, bila suhu tinggi kemungkinan sudah terjadi perforasi.

Kembung pada penderita dengan perforasi

Penonjolan pada perut kanan bawah berupa massa atau Abscess peripendikuler

nyeri tekan dan nyeri lepas pada titik McBurney

Rovsing sign (+)

Blumberg sign (+)

Colok dubur

Untuk mengetahui letak appendiks dilakukan uji psoas dan uji obturator

11

Page 12: Akut Abdomen

jumlah leukosit mengikat membantu menegakkan diagnosis

USG dapat meningkatkan akurasi diagnosis

Kurang lebih 10 % penderita nyeri akut abdomen berusia sangat tua dan sangat muda.

Pasien di atas usia 65 tahun mempunyai dua kali insidensi penyakit bedah (30%) sebagai

sebab nyeri abdomennya dibandingkan pasien di bawah usia 65 tahun. Pada kelompok usia

dewasa, wanita lebih sering menderita nyeri abdomen dibanding pria, tetapi pria yang me-

nampilkan gejala ini mempunyai insidens penyakit bedah yang lebih tinggi. Sistem

genitourinarius lazim menyebabkan nyeri abdomen pada wanita. Dalam urutan penyajian

lebih jarang, sebab genitourinarius yang lazim pada wanita meliputi penyakit peradangan

pelvis, infeksi tractus urinarius, dismenore dan kehamilan ektopik. 1

Rasa nyeri merupakan keluhan utama yang jelas pada pasien akut abdomen, sangat

penting untuk mengetahui asal, lokasi, penjalaran, dan sifat nyerinya. Ada tiga jenis mulainya

nyeri abdomen: ekplosif (tiba-tiba), cepat dan perlahan-lahan.

Pasien yang mendadak dicekam nyeri eksplosif menderita sekali, contoh: pecahnya

viskus berongga ke dalam cavitas peritonealis bebas atau 'vascular accident' berkelanjutan.

Kolik berasal dari ginjal dan saluran empedu bisa dimulai mendadak, tetapi jarang

menyebabkan nyeri begitu parah, sehingga pasien tak berdaya. Pasien dengan nyeri yang

cepat dimulai dan yang cepat memburuk mungkin menderita pankreatitis akuta, trombosis

mesenterica atau strangulasi usus halus. Pasien dengan nyeri yang dimulai perlahan-lahan

mungkin menderita peradangan peritoneum (peritonitis), seperti yang terlihat dalam

appendicitis atau divertikulitis.

Keparahan nyeri ditandai sebagai menyiksa, parah, tumpul atau seperti kolik. Nyeri

menyiksa tidak berespon terhadap narkotik menggambarkan suatu lesi vaskular akut seperti

ruptur aneurisma abdominalis atau infark usus. Pasien infark usus halus khas menderita nyeri

melebihi proporsi gambaran fisik dan laboratorium. Nyeri yang parah tetapi mudah diken-

dalikan oleh obat merupakan khas peritonitis akibat viskus yang pecah atau pankreatitis akuta.

Nyeri tumpul, samar-samar yang sukar dilokalisasi, menggambarkan suatu proses peradangan

dan merupakan tanda awal appendicitis. Nyeri kolik yang ditandai sebagai kram dan dorongan

('rush') menggambarkan gastroenteritis. Nyeri akibat obstruksi usus halus mekanik juga

bersifat kolik, tetapi mempunyai pola berirama dengan interval bebas nyeri bergantian dengan

kolik hebat. Dorongan peristaltik bisa terdengar selama kolik hebat Dorongan peristaltik yang

menyertai gastroenteritis tidak perlu terkoordinasi dengan nyeri kolik.1

12

Page 13: Akut Abdomen

Gambaran klinik sangat penting, berhubungan dengan lokasi distribusi nyeri pada

organ yang terkena. Tempat nyeri abdomen mencerminkan jenis rangsangan saraf dan asal

embriologi organ.8 Persepsi nyeri abdominal, awalnya nyeri bersifat visceral kemudian

menjadi somatis. Viscera abdominal dan viscera peritoneum dipersarafi oleh saraf sensoris

dari T5 – L3. Aliran saraf yang menuju ke viscera tersebut sangat sedikit sehingga rasa

nyerinya itu samar-samar sehingga sulit menentukan lokasi nyerinya. 1

Sensasi nyeri yang sukar dilokalisasi dari abdomen diperantarai melalui susunan

saraf autonom yang berhubungan dengan visera intraabdomen disebut nyeri viscera.

Penyebab nyeri visceral adalah tegangan pada serabut otot yang disebabkan oleh regangan

dari dindingnya, spasme otot atau regangan dari kapsul organ. Kontraksi peristaltik yang kuat

timbul untuk mencegah terjadinya obstruksi. Rasa nyeri yang berhubungan dengan obstruksi

itu terasa hebat dan dapat timbul kram tetapi bersifat intermitten, dengan adanya interval

tanpa rasa nyeri yang disebut kolik. Iskemik dari otot visceral menimbulkan rasa sakit karena

ususnya kehilangan kemampuan peristaltik dan menjadi terdistensi. Nyeri visceral dengan

penyebab iskemik paling sering terjadi akibat strangulasi usus pada hernia atau volvulus.

Penyebab yang jarang contohnya thrombosis mesenterika akut.1

Peritoneum parietale yang membatasi ruang abdominal dengan permukaan difragma

mendapat persarafan sensoris dari saraf somatis dar T6–L1. Ketika peritoneum parietale

teriritasi, timbul nyeri somatik. Nyeri somatik bersifat terlokalisasi dan terjadi spasme pada

kelompok ototnya dan dipersarafi berasal dari sumber asal nyerinya. Contohnya rasa nyeri

dan spasme otot di RLQ biasanya yang dihubungkan dengan appendicitis disebabkan oleh

inflamasi peritoneum parietal di RLQ. Tanda pada abdomen pada perforasi ulkus peptikum

nyerinya bersifat menyeluruh karena adanya difusi cairan asam pada ruang peritoneal yang

menyebabkan iritasi hebat pada seluruh peritoneum parietal.

Nyeri alih adalah rasa nyeri yang terjadi pada tempat lain dari asal nyeri yang

dipersarafi dari segmen persarafan yang sama. Nyeri visceral dibagi menjadi tiga lokasi pada

abdomen. Lokalisasi nyerinya menunjukkan organ yang terkena. Nyeri Epigastric

dihubungkan dengan organ yang dipersarafi oleh T6-T8, lambung, duodenum, pankreas,

hepar serta saluran biliaris dan peritoneum parietal yang berhubungan. Nyeri perimubilical

berhubungan dengan persarafan dari T9-T10 dan termasuk usus halus, appendix, dan ureter

bagian atas. Nyeri Hipogastric berhubungan dengan persarafan dari T11- T12, Colon,

kandung kemih, bagian bawah ureter dan uterus. 1,6

13

Page 14: Akut Abdomen

Bagan persarafan sensoris yang mempersarafi organ visceral6

Organ Jalur persarafan Tingkat Sensoris

Hepar, Limpa, dan bagian

tengah Diafragma

N. phrenicus C3- C5

Difragma perifer, lambung,

pankreas, kantung empedu dan

usus halus

Pleksus celiaca dan N

splanchnicus

T6 – T9

Appendix, colon, dan organ

dalam pelvis

Pleksus mesenterica dan N.

splanchnicus

T10 – T11

Colon sigmoideum,

rektum,ginjal,ureter dan testis

N. splanchnicus bagian

terendah

T11 –L1

Kandung kemih dan

Rectosigmoid

Pleksus hipogastrika S2-S4

Nyeri 'flank' dan nyeri dalam angulus costrovertebralis berhubungan dengan batu ginjal

atau ureter atau dengan pyelonephritis. Nyeri ginjal bisa juga disertai dengan nyeri dalam

testis ipsilateral. Iritasi diaphragma bisa menyebabkan nyeri dalam daerah distribusi C4.

Sehingga proses peradangan hati atau limpa atau kumpulan cairan subdiaphragma akibat

ulkus perforata bisa mengalihkan nyeri ke bahu.8

2.3.2. Pemeriksaan Fisik

Bila pasien datang dengan nyeri abdomen, maka anamnesis yang tepat dan teliti

merupakan dasar yang penting untuk diagnosis., tetapi keputusan tentang apakah dioperasi

atau tidak, dibuat atas dasar pemeriksaan fisik yang harus dilakukan dengan teliti dan

sistematik. 8

6 langkah pemeriksaan fisik mencakup :

(1) inspeksi,

(2) auskultasi,

(3) perkusi

(4) palpasi,

(S) pemeriksaan rectum/genitalis

(6) pemeriksaan tanda khusus

14

Page 15: Akut Abdomen

Inspeksi

- Posisi penderita.

Pada kolik yang berat penderita tidak dapat berbaring dengan tenang.

Penderita dengan peritonitis berbaring tenang dengan kedua lututnya ditekuk

meskipun ada rasa nyeri yang hebat.

- Ekspresi muka penderita

- Frekuensi dan gerakan respirasi

- Ketegangan m.rectus abdominis

- " darmsteifung " (gerakan peristaltik yang tampak pada abdomen). 9

Auskultasi 9,1

Pada auskultasi harus diperhatikan suara peristaltiknya. Peristaltik dapat meningkat,

berkurang ataupun hilang sama sekali dengan adanya atau dicurigai akut abdomen.

Peristaltik dikatakan hilang kalau tidak ada suara peritoneal setelah kita mendengarkan

selama beberapa-menit. Tidak ada peristaltik berarti ada ileus paralitik disebabkan oleh

karena iritasi peritoneal yang difus. Sedangkan hiperperistaltik biasanya dijumpai dalam 3

bentuk :

a. Adanya borborygmi yang konstan dan cukup keras serta dapat bervariasi dalam

intensitas, tetapi tidak ada pola tertentu. Itu terdapat pada gastroenteritis akut atau

gangguan pencernaan yang disebabkan oleh gangguan makanan. Peristaltik ini

iramanya tidak tertentu dan variasi intensitasnya terjadi tanpa adanya perubahan rasa

tidak enak di daerah abdomen.

b. Yang lebih jarang lagi tetapi jauh lebih penting adalah suara yang disebabkan oleh

kontraksi ritmis dari intestinum. Ini dijumpai pada obstruksi mekanis yang akut. Pada

keadaan ini, perut sunyi antara dua periode kolik kemudian terdengar borborygmi yang

berangsur-angsur naik intensitasnya: borborygmi ini naik sampai puncak suara yang

paling keras (crescendo), kemudian berangsur-angsur menghilang sampai hanya

terdengar bunyi yang sangat lemah. Penderita menyadari akan timbulnya kejang-

kejang dengan rasa nyeri yang bertambah dan berkurang bersamaan dengan aktivitas

peristaltik. Jika seseorang sudah pernah mendengar crescendo peristaltik yang ritmis

pada sumbatan mekanis akut, ia tidak akan dapat salah mendiagnosisnya.

c. Pada obstruksi partiil yang kronis di usus halus bagian bawah dan juga pada fase

penyembuhan dari suatu peritonitis yang difus, suara tinggi seperti bergema dapat

didengarkan karena adanya kontraksi yang periodik: dari usus yang teregang oleh

15

Page 16: Akut Abdomen

cairan di dalam rongga ususnya. Di sini tidak ada irama yang teratur pada

peristaliknya. Dapat disertai atau tanpa gejala-gejala kekejangan abdomen.

Suatu bising yang terdengar di episgastrium dapat merupakan tanda penting ischemia

usus kronis. Bruit (bising) pada sisi kiri atau kanan dari garis tengah pada abdomen atas

dapat menunjukkan adanya sumbatan vasa darah ginjal yang berarti. Penemuan suatu

bising sangat penting dalam penilaian nyeri abdomen yang samar-samar dan berulang-

ulang.

Perkusi 9, 1

Perkusi yang dilakukan secara halus bermanfaat untuk menentukan daerah nyeri. Juga ini

kerap kali mengungkapkan adanya daerah keredupan yang tidak terduga sebelumnya yang

ada bersama dengan daerah nyeri; ini menunjukkan adanya massa tak dikenal yang

menggeser intestinum. Adanya tanda-tanda shifting dullness (pekak beralih) dapat

merupakan ciri dari perdarahan intra-abdominal setelah suatu trauma pada abdomen. Perlu

diselidiki dengan cermat luasnya daerah pekak hepar dan vesica urinaria.

Palpasi 9,1

Pertama-tama penderita diminta untuk batuk. Kalau ada peradangan peritoneum yang

akut, dengan batuk ini biasanya akan ditimbulkan rasa nyeri yang hebat yang terbatas pada

daerah peradangan. Pemeriksaan dengan cara menimbulkan rasa nyeri dengan batuk ini

sangat bermanfaat; penderita diminta menunjukkan dengan ujung jarinya tempat yang

tepat dimana timbul rasa nyeri tadi. Dengan cara demikian dapat dilokalisir tempat

peradangan tanpa mengadakan palpasi sebelumnya. Jadi pemeriksa dapat menghindari

agar tidak menyentuh daerah ini sampai bagian lain pemeriksaan abdomen telah selesai

dikerjakan.

Penemuan suatu kekejangan dan membedakan antara kejang yang disengaja (atas

keinginan sendiri) dengan kejang spontan. Harus diperhatikan bahwa jangan disakiti.

Pertama-tama tangan pemeriksa harus dalam keadaan hangat. Kejangnya kedua musculus

rectus abdominis dapat dipalpasi dengan cara ini. Tempat yang terasa nyeri dengan batuk

tadi diperiksa setelah semua pemeriksaan selesai kita lakukan.

Cara memeriksa spasmus abdomen. Keseluruhan bagian dari tangan kiri,

diletakkan pada abdomen pada daerah kwadran yang paling jauh dari daerah sakit dan

nyeri tekan: ini harus dilakukan selembut mungkin dalam waktu yang cukup lama untuk

meyakinkan bahwa penderita benar-benar tak kesakitan. Kemudian penderita disuruh

bernapas dalam, sedang jari-jari tangan kiri pemeriksa yang bersinggungan dengan

musculus rectus abdominis, ditekan secara lembut dengan tangan kanan pemeriksa. Pada

16

Page 17: Akut Abdomen

saat expirasi bila ada spasmus volunter dari musculus rectus akan selalu teraba di bawah

tangannya: sedang pada spasmus involunter atau spasmus yang sesungguhnya tidak akan

teraba. Otot tersebut akan teraba kaku, padat, tegang seperti bangunan papan. Tidak

perlu di sini mendorong tangan terlalu dalam pada abdomen agar supaya teraba

kekakuan tersebut, dan si pemeriksa tidak boleh menimbulkan rasa sakit.

Cara palpasi abdomen yang salah.

Kekakuan yang luas pada kedua musculus rectus menunjukkan adanya iritasi

peritoneal yang difus. Sedangkan spasme segmental pada sebuah m.rectus (spasmus

terbatas pada satu kwadran) dijumpai pada peritonitis yang awal. Tetapi karena tidak ada

ruangan yang rnembatasi penyebaran cairan peritoneum ke satu sisi abdomen, maka

kekakuan yang luas di sepanjang salah satu musculus rectus dengan kelumpuhan flassid

sepenuhnya pada musculus rectus lainnya tidak bisa terjadi sebagai akibat peritonitis atau

iritasi peritoneum. Kekakuan unilateral yang luas (extensif) asalnya dari re fleks. Ini

terkadang ditemukan pada nyeri renal yang akut tetapi mekanismenya belum dimengerti.

Palpasi kedua musculi recti secara bersamaan bermanfaat dalam menilai luas dan sifat

ketegangan abdomen.

Penentuan daerah rasa nyeri tekan. Daerah yang tepat dengan nyeri tekan pada

abdomen, bisa ditentukan dengan pasti dengan palpasi secara halus dengan satu jari

tangan. Appendicitis akut atau cholecystitis akut biasanya berbatas tegas pada daerah

organ itu kecuali kalau telah ada komplikasi peritonitis yang difus. Pemeriksaan ini hanya

bisa dilakukan dengan palpasi yang cermat dan lembut dengan satu jari. Jangan meme-

riksa dengan seluruh permukaan tangan kita; sebab dengan cara ini kita tidak dapat

menentukan luas dan lokalisasi yang tepat. Pemeriksaan dengan perkusi ringan pada

abdomen bisa dilakukan untuk menentukan lokalisasi nyeri tekan.

17

Page 18: Akut Abdomen

Penentuan daerah rasa nyeri tekan. Daerah yang tepat dengan nyeri tekan pada abdomen,

bisa ditentukan dengan pasti dengan palpasi secara halus dengan satu jari tangan

Palpasi abdomen perlu diikuti dengan pemeriksaan pada daerah pinggang, angulus

costovertebralis dan bagian bawah cavum thoracis. Gunakanlah hanya satu jari saja untuk

memeriksa daerah-daerah ini dengan cermat. Palpasi yang kuat dengan satu jari pada

spatium intercostale bagian bawah kadang-kadang akan menimbulkan rasa sakit yang

kadang-kadang mudah dikelirukan dengan kelainan-kelainan di atas diaphragma. Pada

pemeriksaan rasa nyeri di daerah costovertebral, pemeriksa menggunakan satu jarinya un -

tuk meraba daerah antara columna vertebralis dan costa keduabelas. Rasa sakit di daerah

ini pathognomonis untuk proses peradangan ren, sedangkan rasa nyeri tekan lebih lateral

di atas costa-costa atau di atas tepi pinggang dapat menjadi tanda berbagai keadaan.

Dalam memeriksa nyeri tekan pada daerah angulus costovertebralis maka jari pemeriksa secara

tepat harus diletakkan di antara costa ke12 dan otot-otot vertebral.

Penemuan suatu massa. Pemeriksa sudah menetapkan tempat nyeri tekan tadi tanpa

menimbulkan kesakitan pada penderitanya. Juga sudah ditentukan adalah spasme otot-otot

18

Page 19: Akut Abdomen

dinding perut dan bagaimana luasnya. Setelah ini dicoba melakukan palpasi abdomen

secara lebih dalam. Kalau ada kekakuan otot-otot dinding perut, palpasi ini tidak akan

dapat kita lakukan. Tetapi walaupun tidak ada kekakuan kita tetap sukar meraba alat-alat

atau massa dalam perut kalau ada rasa nyeri pada penderita. Akan tetapi, dengan palpasi

yang sangat lembut tanpa menyakiti penderita sehingga timbul kekakuan yang disengaja,

seorang klinikus yang berpengalaman dapat menemukan dengan tegas batas-batas massa

yang nyeri tekan seperti vesica fellea yang tegang atau abscess appendicitis.

Perlu kita adakan palpasi pada akut abdomen untuk kedua kalinya setelah

pemberian morphine atau di kamar bedah setelah dinarkose. Jika selalu taat pada

peraturan ini maka massa-massa yang tadinya terabaikan sering dapat diketahui. Juga,

cara ini memungkinkan penilaian yang jauh lebih tepat tentang sifat massa yang sudah

diketahui.

Meraba pulsus. Sifat dan frekuensi nadi merupakan tanda yang penting dari beratnya

penyakit akut abdomen. Pulsus yang lambat, penuh dan reguler tidak akan

mengesampingkan kemungkinan infeksi peritoneal yang hebat, tetapi menunjukkan bahwa

penderita memberi respon baik. Sedangkan nadi meninggi sedang, cepat, tidak teratur,

merupakan sifat khas dari infeksi abdominal yang progresif. Ini merupakan salah satu

tanda yang mengkhawatirkan, walaupun penemuan abdomen minimal. Pulsus yang sangat

cepat dan kecil biasa terdapat pada peritonitis lanjut.

Sesudah pemeriksaan abdomen dilakukan, daerah inguinofemoral dan organ genitalia

externa supaya diperiksa dengan teliti, sehingga tidak mengabaikan adanya hernia

incarcerata strangulasi.

Selama pemeriksaan ini perlu juga meraba arteria femoralis, sebab tidak adanya atau

tidak simetrisnya pulsasi arteria ini (kanan dan kiri), pada keadaan di mana terdapat rasa

nyeri abdomen yang berat dapat merupakan salah satu tanda aneurysma dissectans aorta

abdominalis.

Pemeriksaan Pelvis dan Rectum 9,1

Ini dilakukan paling akhir, tetapi jangan sekali-kali dilupakan. Kelainan pada

cavum Douglas lebih mudah kita raba dengan posisi lithotomi daripada posisi lateral.

Palpasi pada rectum dan cavum Douglas hendaknya kita lakukan secara sistematis; dengan

cara ini lokasi rasa nyeri yang tepat dapat ditentukan dan ini dapat menjadi keterangan

yang berarti dalam menegakkan diagnosis. Juga prostat dan vesicula seminalis perlu

diperhatikan sebab peradangan pada alat-alat ini mempunyai gejala seperti akut abdomen.

Pada wanita, bisa dijumpai pulsasi arteria uterina yang meningkat yang merupakan tanda

19

Page 20: Akut Abdomen

kehamilan atau krepitasi pada ligamentum latum yang terjadi pada cellulitis bacillus gas

sesudah suatu septik abortus. Diagnosis yang benar dan kadang kadang keselamatan jiwa

penderita bisa tergantung pada hal-hal terperinci semacam itu. Pemeriksaan pelvis dan

rectum supaya diulangi sekali lagi setelah diadakan narkose, jika ada alasan untuk

menunjukkan lesi pelvis.

Pemeriksaan – pemeriksaan Khusus 6,9

a. Nyeri batuk.

b. Rebound tenderness (Nyeri tekan lepas).

Rasa nyeri ditimbulkan dengan tekanan yang kuat pada abdomen di tempat yang jauh

dari proses inflamasi yang kita curigai, kemudian tekanan kita lepaskan dengan tiba-

tiba. Tatkala dinding abdomen kembali ke posisi semula, rasa sakit terjadi pada tem-

pat tekanan maupun tempat inflamasinya sendiri. Nyeri tekan lepas yang di sebarkan

ke sisi lain, yang merupakan sisi lesi, merupakan bukti penyokong yang bermanfaat

akan adanya iritasi peritoneal akut yang terbatas di daerah nyeri. Sama bermaknanya

dengan nyeri batuk tadi dan lebih dapat dipercaya karena nyeri tekan lepas ini ada,

meski tidak ada nyeri batuk.

Nyeri tekan lepas yang terdapat dimana-mana menunjukkan iritasi peri toneal yang

difus. Tidak perlu mengerjakan pemeriksaan pada peritonitis difusa yang jelas, sebab

tindakan ini akan memperberat rasa nyeri si penderita. Pada kasus-kasus yang

meragukan terutama penderita-penderita gemuk dengan otot yang tebal dan omentum

yang tebal, "rebound phenomen" sangat berharga untuk menentukan luasnya proses-

proses radang.

c. Iliopsoas test.

Penderita diminta memfleksikan articulatio coxae melawan tahanan yang kita

berikan. Kalau ada proses radang yang letaknya dekat dengan m.psoas, dengan

pemeriksaan tadi penderita akan merasa sakit. Gangguan dalam derajat rendah dapat

diketahui dengan menyuruh panderita berbaring pada sisi yang berlawanan dan

mengextensikan paha pada posisi yang terkena seluas-luasnya.

20

Page 21: Akut Abdomen

Iliopsoas test

d. Obturator test.

Di sini paha dilipat 90° kemudian diadakan endorotasi dan exorotasi. Rasa nyeri pada

hipogastrium dapat ditimbulkan jika ada massa radang yang letaknya bersentuhan

dengan m.obturator internus. Hal ini mungkin positif jika ada appendicitis pelvis

ataupun timbunan cairan atau darah dalam pelvis.

Obturator test

Perkusi tinju pada dinding thorax anterior bawah. Hasil positif terdapat pada bermacam-

macam keadaan termasuk hepatitis akut. Tanda ini juga positif jika ada cholecystitis

akut.

Perkusi dengan genggaman tangan (Tinju) pada dinding thorax anterior bagian bawah. Intensitas

pukulan dapat dikontrol dengan baik dan memungkinkan untuk melaksanakan cara maneuver ini

dengan kelembutan. Penderita akan merasakan rasa sakit sekejap yang tajam pada keadaan di

mana ada proses inflamasi akut di bawah diaphragma atau hepar pada sisi kanan atau di sekitar

lien dan lambung pada sisi kiri.

e. Nyeri tekan kontralateral. Kadang-kadang sukar membedakan penyakit intrathoracal

yang menyebabkan nyeri abdominal dengan rigiditas atau proses peradangan akut

21

Page 22: Akut Abdomen

pada abdomen kuadran atas. Tekanan pada sisi berlawanan yang agak dalam menuju

ke arah sisi yang terkena akan memberikan rasa sakit kalau proses ini

intraabdominal, sedang kalau prosesnya di atas diaphragma tidak akan memberi rasa

sakit.

f. Inspiratory arrest (Murphy). Ini ciri khas pada cholecystitis akut. Penderita bernapas

panjang pada saat mana kita adakan tekanan yang dalam pada dinding abdomen kira-

kira di daerah vesica fellea. Kalau hepar turun maka vesica fellea akan teraba oleh

jari kita dan penderita akan merasakan suatu nyeri yang hebat dengan akibat

pernapasan segera berhenti. Dapat positip pada hepatitis akut atau hepar kongestif,

akibat kegagaian jantung akut.

g. Perubahan warna umbilicus (cullen). Warna kulit umbilicus yang kebiru-biruan

mungkin terlihat jika ada hemoperitoneurn yang luas. Ini biasanya merupakan

petunjuk mengenai suatu kehamilan ektopik yang ruptur. Tetapi tanda ini juga positif

pada setiap keadaan di mana ada darah yang banyak pada cavum peritonii. Tetapi

"Cullen" yang negatif bukan berarti tidak adanya perdarahan intraperitoneal. 9

2.3.3. Pemeriksaan Penunjang 6, 7, 8

2.3.3.1. Pemeriksaan Laboratorium

Hitung darah lengkap dan elektrolit serum rutin dilakukan pada pasien yang menderita

nyeri abdomen. Inflamasi intra abdominal dapat meningkatkan peninggian leukosit

meskipun itu tidak selalu benar. Bahkan yang lebih penting dari hitung darah awal adalah

kecenderungan ke arah peningkatan hitung leukosit progresif, yang menunjukkan progresi -

vitas proses peradangan atau sepsis. Pergeseran ke kiri pada hapusan darah tepi merupakan

indikasi kuat lain bagi keadaan peradangan dibandingkan dengan hitung leukosit.

Jika pasien mengalami dehidrasi, riwayat muntah dan diare atau jika mereka

mengkonsumsi obat seperti diuretik yang dapat meningkatkan jumlah serum elektrolit,

seperti konsentrasi serum sodium, potassium, nitrogen urea darah, kreatinin, glukosa,

klorida, dan karbondioksida. Sebagai tambahan, pemeriksaan laboratorium ini dapat

mendeteksi diabetes, gagal ginjal, atau penyakit sistemik lainnya. Pemeriksaan serum

amilase dan lipase dapat membantu mengevaluasi nyeri perut atas akibat pankreatitis.

Meskipun peningkatan serum amilase menyertai pankreatitis tetapi bisa juga menyertai

penyakit lain seperti perforasi ulkus duodenum dan obstruksi usus. Pasien dengan nyeri

perut kanan atas harus dilakukan pemeriksaan bilirubin, alkaline phosfatase, dan serum

transaminase karena kemungkinan dari obstruksi jaundice atau hepatitis akut.

22

Page 23: Akut Abdomen

Pemeriksaan urine penting dilakukan dan memberikan informasi klinik bermanfaat.

Urinalisis dapat mendeteksi kemungkinan infeksi traktus urinarius, hematuria, proteinuria,

atau hemokonsentrasi. Wanita dengan usia subur yang menderita akut abdomen atau

hipotensi harus memeriksa konsentrasi serum atau urine β human chorionic gonadotropin. 8

2.3.3.2 Pemeriksaan X-Ray 6, 7, 8

Film yang didapat dalam seri abdomen akuta secara tradisional merupakan tes

konfirmasi yang terlazim diminta pada pasien ini. Foto polos masih berguna di beberapa

penyakit. X-Ray dapat mendeteksi pneumoperitoneum lebih baik daripada pemeriksaan

radiographic lainnya. Pemeriksaan foto thorax tegak dapat mengetahui adanya udara 1

cm dari diafragma yang masuk ke cavitas peritoneal. Untuk beberapa pasien yang tidak

dapat berdiri pemeriksaan abdomen dengan sikap dekubitus lateral juga dapat

mengetahui pneumoperitoneum.

Gambaran radiografi dengan posisi pasien miring ke kiri dapat mendeteksi 5–10 ml

udara di bawah dinding abdominal lateral. Udara bebas dalam cavum peritoneal

menunjukkan adanya perforasi pada saluran pencernaan. Perforasi ulkus duodenum

biasanya menimbulkan udara masuk ke dalam cavum peritoneal. Kurang lebih 75%

pasien dengan perforasi ulkus duodenum secara radiografis menunjukkan adanya

pneumoperitoneum. Perforasi lambung dan colon dapat menyebabkan

pneumoperitoneum yang luas. Jumlah pneumoperitoneum juga tergantung pada lama dan

kebocoran perforasi. Foto polos abdomen dapat menunjukkan gambaran

pneumoperitoneum yang luas. Gambaran filmnya menunjukkan perbedaan lapisan serosa

dan mukosa dari dinding usus artinya udara bebas terletak pada permukaan serosa.

Hidropneumoperitoneum ekstensif tampak sebagai gambaran air fluid level. Posisi

supine dapat menunjukkan kumpulan udara di antara dinding abdomen yang tidak

tampak pada usus.

Foto polos dapat juga menunjukkan kalsifikasi abnormal. Kurang lebih 10% batu

empedu dan 90% batu ginjal mengandung kalsium yang cukup yang memberikan

gambaran radioopak. Appendicolith dapat mengkalsifikasi dan secara radiografis tampak

pada 5% pasien appendicitis. Kalsifikasi pankreatitis yang ditandai dengan pankreatitis

kronis tampak pada foto polos, dan kalsifikasi vaskuler dapat membantu evaluasi

aneurisma aorta abdominal, aneurisma areteri visceral, dan atherosklerosis pembuluh

darah visceral.

23

Page 24: Akut Abdomen

Foto polos abdomen posisi telentang dan tegak dapat menunjukkan obstruksi

gaster; obstruksi usus halus proksimal, tengah, dan distal; dan obstruksi colon.

2.3.3.3. Ultrasonografi 6, 7, 8

Pemeriksaan Ultrasonografi berguna pada pasien dengan nyeri akut abdominal karena

dapat memberikan evaluasi yang cepat, aman, murah pada hepar, kandung empedu, ductus

biliaris, limpa, pankreas, appendix, ginjal, ovarium, dan uterus. USG transabdominal dan

intravaginal dapat membantu evaluasi ovarium, adneksa dan uterus. USG juga dapat

mendeteksi distribusi cairan intra abdominal. USG Colour Doppler membantu evaluasi

pembuluh darah intra abdominal dan retroperitoneal. Aneurisma arteri aorta dan visceral,

thrombosis vena, fistula arteriol venosus, dan kelainan vaskular lainnya dapat dievaluasi

dengan ultrasound. Sayangnya, pada pasien abdominal akut biasanya terdapat udara dalam

jumlah banyak pada abdomen yang mengganggu gambaran sonografi organ abdomen

tetapi tulang, udara dan lemak tidak mengganggu gambaran CT-Scan. Karena itu CT-Scan

menjadi pemeriksaan yang utama pada akut abdomen.

2.3.3.4. CT-Scan 6, 7, 8

Pemeriksaan CT –Scan segera untuk abdomen sekarang sering dilakukan. Pemeriksaan

ini terbukti sangat berguna untuk mengevaluasi keluhan abdomen pada pasien yang belum

jelas indikasinya untuk laparotomi atau laparoskopi. CT-Scan sangat berguna dalam

mengidentifikasi udara bebas intraperitoneal yang sangat sedikit dan lokasi daerah inflamasi

yang memerlukan tindakan operasi segera (appendicitis, abscess tubovarian) atau tunda

operasi (diverticulitis, pankreatitis, abscess hepatikum).

2.4 . Differensial Diagnosis 3,6,7,8

Kelainan Pada Saluran Pencernaan :

o Nyeri abdomen yang nonspesifik

o Appendicitis

o Obstruksi usus halus dan usus besar

o Perforasi ulkus peptikum

o Hernia incarcerata

o Perforasi usus

o Diverticulum Meckel

24

Page 25: Akut Abdomen

o Boerhaave's syndrome

o Diverticulitis

o Inflammatory bowel disorders

o Mallory-Weiss syndrome

o Gastroenteritis

o Gastritis akut

o Adenitis mesenterica

o Infeksi parasit

Kelainan pada hepar, limpa dan traktus biliaris

o Cholecystitis akut

o Cholangitis akut

o Hepatic abscess

o Ruptur tumor hepar

o Ruptur spontan limpa

o Infark splenicus

o Kolik biliaris

o Hepatitis akut

Kelainan pankreas

o Pancreatitis akut

Kelainan saluran kemih

o Kolik ureter atau ginjal

o Pyelonephritis akut

o Cystitis akut

o Infark Renalis

Kelainan ginekologis

o Ruptur kehamilan ektopik

o Tumor Ovarium

o Ruptur kista folikel ovarium

o Salpingitis akut

o Dysmenorrhea

o Endometriosis

Kelainan vaskuler

25

Page 26: Akut Abdomen

o Ruptur aneurisma aorta dan visceral

o Colitis iskhemik akut

o Thrombosis mesenterica

Kelainan peritoneal

o Abscess intra abdominal

o Peritonitis primer

o Peritonitis tuberculosa

Kelainan retroperitoneal

o Perdarahan peritoneal

26

Page 27: Akut Abdomen

2.4.1 Tanda- tanda pembeda pada nyeri abdomen bagian atas

Appendicitis

akut

Cholecystitis

akut

Perforasi

ulkus

peptikum

Pankreatitis

akut

Pneumonia dan

Pleurisy

Oklusi

coronary

Umur Biasanya < 40

tahun

> 40 tahun 30 – 50 tahun 30 – 50 tahun Semua umur > 40 tahun

Jenis

kelamin

Pria = Wanita Wanita , gemuk Jarang pada

wanita

Terutama pada

wanita

Pria = Wanita Pria

Nyeri Epigastric;

menjalar ke RLQ;

sejalan dengan

penyebarannya

Hebat; menjalar

ke punggung

dan bahu;

berkurang

dengan

antispasmodik

60 – 70 % ada

riwayat ulkus;

onsetnya tiba-

tiba; nyerinya

terus

menerus;

Onsetnya tiba-

tba setelah

makan banyak;

nyerinya hebat

dan konstan;

menjalar ke

punggung

Pada abdomen

bagian atas, tidak

terlokalisasi;

diperingan dengan

membelat otot

pernapasan

Menusuk;

menjalar ke

bahu dan

lengan kiri

Muntah Tidak ada, namun

selalu terjadi

anoreksia

Banyak muntah Tidak banyak

muntah

Selalu Tidak ada Reflex

Page 28: Akut Abdomen

Penamp

ilan

Tidak nyeri

sampai terjadi

peritonitis

Tampak lelah

karena nyeri

Tampak

kesakitan;

tidak

menggerakka

n perutnya;

tampak shock

Tampak

kesakitan,terlihat

shock bila terjadi

nekrosis

Tampak

gelisah;pernapasan

grunting

Dyspnea;

sianosis;

gelisah sekali;

berkeringat;

tekanan darah

subnormal

Suhu 99 – 100F; dapat

lebih tinggi

setelah terjadi

perforasi

99 – 102 F subnormal Subnormal saat

onset;

selanjutnya

bervariasi

100 – 103 F Normal

sampai

subnormal

Rasa

tidak

enak

Terlokalisasi di

RLQ

Terlokalisasi di

RUQ

Diffuse .

banyak pada

abdomen

bagian

atas,kakau

seperti papan,

tidak ada

suara

peristaltik

Epigastric;

rebound;

menurunnya

suara peristaltik

Epigastric; tidak

menetap; tidak ada

pembatasan

gerakan pernapasan

abdominal

Bagian atas

abdomen; tapi

dapat berubah

dan tidak

menetap

Page 29: Akut Abdomen

Laborat

orium

Leukositosis Leukositosis Leukositosis Meningkatnya

serum amilase

Sangat leukositosis Leukositosis,

EKG sangat

membantu

X-Ray Tidak ada

gunanya

Dapat

menunjukkan

batu atau

kantung

empedu yang

tidak terlihat

Udara bebas

pada 85% 4

jam setelah

onset

“Sentinel Loop”

usus halus

X-Ray thorax

dilakukan

Tidak ada

gunanya.

Tanda- tanda pembeda pada nyeri abdomen bagian bawah

Appendicitis

acuta

Obstruksi ureter Salpingitis acuta Kehamilan

ektopik

Diverticulitis

Umur Biasanya < 40

tahun

< 40 tahun < 40 tahun < 40 tahun > 40 tahun

Jenis kelamin Pria = Wanita Pria = Wanita Wanita Wanita Pria

Nyeri Epigastric;

berpindah ke

RLQ; konstan

Berat; seperti

ditusuk; dimulai

dari area lumbar;

Dull; nyeri tetap di

LQ; serangan

berulang; nyerinya

Tajam; seperti

ditusuk

( biasanya tidak

Kram, nyeri

LLP; diare

Page 30: Akut Abdomen

dengan

eksaserbasi

menjalar ke

daerah scrotum;

dysuria; frekuensi

hebat; sakit

punggung; dysuria

terdiagnosis

sampai terjadi

ruptur )

Menstruasi - - Tidak berubah atau

menorrhagia

Tidak

menstruasi; 15 –

25 % tidak

teratur

-

Suhu 90 – 100 F

sebelum perforasi

Normal 99 – 102 F Normal 99 – 101 F

Rasa tidak

enak

Terlokalisasi di

RLQ; berulang

Costovetebral;

tidak di abdomen

Bilateral LQ;

suprapubic;

berulang

Unilateral LQ;

berulang

LLQ; berulang;

massa +/- ,

distensi +/-

Pemeriksaan

pelvis dan

Rectal

Rasa tidak

nyaman di

sebelah kanan

- Rasa tidak nyaman

pada pergerakan

cervix;

pengeluaran

purulent

Rasa tidak

nyaman yang

sedang pada

pergerakan

cervix; keluar

darah ( berwarna

coklat

-

Page 31: Akut Abdomen

kehitaman )

Laboratorium Sedimen normal;

leukositosis

Hematuria;

leukositosis -

Kultur cairan

vagina atau cervix

postif untuk

gonococcus;

sedimen sedikit

meningkat

Aschheim-

Zondek bisa

positif atau tidak;

pungsi cul de sac

terdapat darah

Leukositosis

X-Ray Tidak berguna 95 % melihat

batu; Pyelogram

IV dapat

membantu

Tidak membantu Tidak membantu Tidak membantu

meskipun

barium X ray

dapat

menunjukkan

diverticulosis

Page 32: Akut Abdomen

2.5 Penatalaksanaan Akut Abdomen

2.5.1. Penatalaksanaan secara umum 12

1. Puasa

2. Dekompresi lambung dengan cara pemasangan NGT

3. Rehidrasi dengan pemasangan infus

4. Pemasangan Kateter

5. Pemeriksaan Laboratorium:

- Darah rutin

- Amilase, Lipase

- Na, K

- Ureum, Kreatinin

- GDS

6. Rontgen

Foto 2 posisi : - BNO Tegak dan BNO Datar, atau

- LLD dan BNO Datar

Foto 3 posisi : BNO Tegak, LLD, BNO Datar

Page 33: Akut Abdomen

2.5.2. Penatalaksanaan akut abdomen berdasarkan kegawatan dan gejala

klinis 1

Prioritas Mekanisme Gambaran klinik Penatalaksanaan

I. Nyeri, kolaps, shock

(catastrophic) seperti

ulkus perforasi,ruptur

kehamilan ektopik,

pankreatitis akut,

thrombosis mesenterica,

ruptur aneurisma dan lain-

lain.

Perforasi,hemorrha

ge,

thrombosis,nekrosi

s

Nyeri hebat tiba-tiba,

shock atau tahap seperti

shock, perasaan tidak

enak di abdomen,

tegang,reaksi sistemik

yang hebat, silent

abdomen

Resusitasi segera dan tindak

suportif, operasi segera jika

ada indikasi

II. Nyeri (intermittent), colic

seperti obstruksi intestinal

akut, kolik obstruksi

biliaris, kolik uereter.

Obstruksi dari

organ muskular

yang lemah (otot

polos), strangulasi

dapat impending

atau ada

Nyeri kram rekuren,

muntah, distensi, noisy

abdomen, reaksi sistemik

yang ringan sampai berat,

-Ray dapat digunakan

Tegakkan diagnosis jika

memungkinkan, koreksi

keseimbangan sistemik,

operasi segera jika ada

indikasi

III. Nyeri, rasa tidak enak,

inflamasi seperti

appendicitis akut,

cholecystitis akut,

diverticulitis akut,

salpingitis akut

Iritasi oleh bakteri,

kimia, faktos

ischemic

Nyeri yang bervariasi,

biasanya meningkat, rasa

tidak nyaman yang

terlokalisasi, lalu diffuse

dengan ruptur, spasme

otot, biasanya terdapat

massa, reaksi sistemik

dari yang sedang sampai

berat.

Diagnosis klinik biasanya

memungkinkan, operasi

segera pada appendicitis,

persiapkan waktu untuk

semua terapi (cairan,

antibiotik, operasi)

2.5.3. Penyakit spesifik penyebab akut abdomen berdasarkan kategori dari kegawatan dan kebutuhan 1, 4

Page 34: Akut Abdomen

Operasi Non Operasi

Catastrophe

(Prioritas I)

Ruptur organ yang lemah yang

spontan atau trauma (ulkus

peptikum, kehamilan ektopik)

dengan perdarahan hebat.

Ruptur organ yang solid terutama

trauma (limpa, hati, ginjal)

Oklusi vaskular akut (kerusakan

mesenterika, obstruksi stragulasi)

Perdarahan hebat, ulkus peptikum,

varises oesophagus.

Pankreatitis akut

Thrombosis coronary

Dissecting aneurysm (dengan

diagnosis cepat dan keadaan yang

memungkinkan dapat dilakukan

operasi)

Colic (Prioritas

II)

Obstruksi intestinal akut

Appendicitis acuta (kolik dari

fecolith pada lumen)

Kolik biliaris, kolik renal,

gastroenteritis, impaksi fecal

Inflamasi

(Prioritas III)

Appendicitis akut

Cholecystitis akut

Diverticulitis akut

Adenitis mesenterica

Enteritis regional

Pelvic Inflammatory Disease

Ruptur folikel ovarium

(Mttelschemrz)

Infeksi traktus urinarius

Pneumonia dan pleuritis

Page 35: Akut Abdomen

2.6. Peritonitis

2.6.1. Definisi

Peritonitis adalah inflamasi yang terjadi pada sebagian atau seluruh

peritoneum.11Peritonitis adalah penyebab tersering utama kematian pada akut

abdomen. Organisme yang infeksius dapat mencapai peritoneum melalui cara

berikut :10

1. Melalui luka dari dinding abdomen

2. Melalui aliran darah.

3. Dari visceral abdomen ( penyebab tersering )

4. Melalui diafragma(sangat jarang) atau penyebaran limfatik(sangat jarang ).

Organisme tersering dari darah adalah pneumococcus, yang dapat menyebabkan

keadaan peritonitis primer. Organisme dapat mencapai peritoneum dari viscera

melalui (1) Ruptur viscera (2) melalui dinding viscera yang rusak. Pada wanita

terdapat jalur tambahan yaitu melalui tuba fallopi yang terinfeksi. Kadang –

kadang terdapat abscess lokal yang berasal dari ekstra atau intraperitoneal dari

organ yang sakit, yang akhirnya akan pecah sehingga masuk ke cavum

peritoneum dan menyebabkan peritonitis. 10

2.6.2. Etiologi 10

1. Perforasi

- Appendix vermiformis

- Ulkus gaster atau duodenum

- Ulkus typhoid atau tuberculosis dari usus halus

- Divertikulum pada colon

- Kandung empedu atau duktus biliaris

2. Ganggren

- Intussusepsi

- Volvulus

3. Penyebaran infeksi dari

Page 36: Akut Abdomen

- Pyosalpinx

- Uterus yang terinfeksi

- Pyonephrosis

4. Ruptur dari

- Abscess hati

- Abscess limpa

Bentuk peritonitis lain yang jarang dapat terjadi dari masuknya empedu atau urine

ke dalam cavum peritoneal.

2.6.3. Gejala & Tanda 10

Gejala peritonitis sangat bervariasi tergantung dari bagian dan luas peritoneal

yang terkena, sumber infeksi, dan onset.

Gejalanya berupa :

1. Nyeri yang hebat di abdomen

2. Muntah

3. Mual

4. Demam

Pada pemeriksaan fisik didapatkan : 9, 11

Inspeksi :

- Penderita tampak sakit, gelisah, wajahnya pucat

- Posisi pasien tidak bergerak / takut bergerak karena semakin sakit

- Perut terlihat tegang

- Pernapasan cepat dan dangkal

Auskultasi :

- Bising usus menurun / hilang

Perkusi :

- Nyeri perkusi

- Pada peritonitis Tuberculosa ada fenomena papan catur

Palpasi :

- Nyeri Tekan

- Nyeri lepas

Page 37: Akut Abdomen

- Perut terasa seperti papan

- Defense Musculair

Rectal Toucher :

- Nyeri pada seluruh lingkaran

2.6.4. Pemeriksaan Penunjang 11

1. Pemeriksaan Laboratorium

- Darah Rutin, ditemukan leukositosis

- Pemeriksaan Cairan peritoneum (untuk melihat eritrosit,leukosit

dan bakteri,bila penyebabnya trauma )

2. Pemeriksaan X- Ray

- Ada free air di cavum peritoneum pada posisi BNO tegak dan LLD

- Ada free air di sub difragma pada foto Thorax AP - Lateral

2.6.5. Penatalaksanaan 11

1. Puasa

2. Dekompresi dengan pemasangan NGT

3. Rehidrasi dengan pemasangan infus

4. Pemberian oksigen

5. Pemasangan kateter

6. Pemberian Antibiotik spectrum luas secara intravena

7. Operasi

Page 38: Akut Abdomen

DAFTAR PUSTAKA

1. http://www.ece.ncsu.edu/imaging/MedImg/SIMS/Module2/GE2_4.html

2. http://en.wikipedia.org/wiki/Acute_abdomen

3. http://www.vin.com/proceedings/Proceedings.plx?

CID=WSAVA2003&PID=pr06540&O=Generic

4. http://www.gehealthcare.com/usen/education/proff_leadership/products/

msucmea.html

5. http://www.netterimages.com/image/1648.htm

6. Lawrence W. Way, Gerard M. Doherty. 2003. Current Surgical Diagnosis and

Treatment. 11th edition. Vol I. California: McGraw-Hill companies. hlm 503 –

16.

7. Michael J. Zinner, Seymour I. Schwartz, Harold Ellis. 2001. Maingot’s

Abdominal Operations. Tenth Edition. Vol I. Singapore: McGraw-Hill

International. hlm 351 – 59

8. Tomnsend, Beauchamp, Evers, Mattox.2004. Sabiston Textbook of Surgery,

The Biological Basis of Modern Surgical Practice. 17th edition. Philadelphia:

Elsevier Saunders Inc. hlm 1219 – 30.

9. Dunphy J. Englebert, Botsford T W. 1998. Pemeriksaan Fisik Bedah. Edisi 5.

Philadelphia: WB Saunders Company. hlm 172 – 81

10. Cope, Zachary. 2005. Early Diagnosis of The Acute Abdomen. Edisi 21. New

York: Oxford University Press. hlm 233 – 41

11. http://en.wikipedia.org/wiki/Peritonitis#Treatment