Referat Akut Abdomen

35
BAB I PENDAHULUAN Akut abdomen merupakan sebuah terminologi yang menunjukkan adanya keadaan darurat dalam abdomen yang dapat berakhir dengan kematian bila tidak ditanggulangi dengan pembedahan. Keadaan darurat dalam abdomen dapat disebabkan karena perdarahan, peradangan, perforasi atau obstruksi pada alat pencemaan. Peradangan bisa primer karena peradangan alat pencernaan ataupun perforasi akibat trauma. Manajemen pasien dengan akut abdomen memerlukan keputusan yang tepat dalam rentang waktu yang singkat, untuk melakukan operasi pembedahan. Keputusan ini membutuhkan evaluasi dari riwayat pasien dan pemeriksaan fisik, data laboratorium, dan tes pencitraan. Sindrom acute abdominal pain menyebabkan sejumlah besar kunjungan ke rumah sakit dan dapat terjadi pada mereka yang sangat muda, sangat tua, laki- laki maupun perempuan, dan semua tingkatan sosioekonomi (Brewer,1999). Lebih dari tujuh juta pasien datang dengan akut abdomen ke Instalasi Gawat Darurat setiap tahunnya diseluruh 1

Transcript of Referat Akut Abdomen

Page 1: Referat Akut Abdomen

BAB I

PENDAHULUAN

Akut abdomen merupakan sebuah terminologi yang menunjukkan adanya

keadaan darurat dalam abdomen yang dapat berakhir dengan kematian bila tidak

ditanggulangi dengan pembedahan. Keadaan darurat dalam abdomen dapat

disebabkan karena perdarahan, peradangan, perforasi atau obstruksi pada alat

pencemaan. Peradangan bisa primer karena peradangan alat pencernaan ataupun

perforasi akibat trauma.

Manajemen pasien dengan akut abdomen memerlukan keputusan yang tepat

dalam rentang waktu yang singkat, untuk melakukan operasi pembedahan.

Keputusan ini membutuhkan evaluasi dari riwayat pasien dan pemeriksaan fisik,

data laboratorium, dan tes pencitraan. Sindrom acute abdominal pain

menyebabkan sejumlah besar kunjungan ke rumah sakit dan dapat terjadi pada

mereka yang sangat muda, sangat tua, laki-laki maupun perempuan, dan semua

tingkatan sosioekonomi (Brewer,1999).

Lebih dari tujuh juta pasien datang dengan akut abdomen ke Instalasi Gawat

Darurat setiap tahunnya diseluruh dunia. Dimana, 25-41% merupakan kasus akut

abdomen dengan penyebab yang tidak spesifik. Sebagian besar merupakan kasus

ringan dengan prognosis yang baik namun demikian, beberapa kasus mengancam

jiwa dapt berujung kepada kematian akibat misdiagnosis, termasuk diantaranya

ruptur aorta, aneurisma, appendicitis, kehamilan ektopik, dan infark miokard

(Medina, 2011).

Semua pasien dengan nyeri abdomen harus menjalani evaluasi untuk menegakkan

diagnosis sehingga pengobatan tepat waktu dan dapat mengurangi morbiditas dan

mortalitas. Kasus abdominal pain tercatat 5% sampai 10% dari semua kunjungan

gawat darurat atau 5 sampai 10 juta pasien di Amerika Serikat (Graff, 2001).

1

Page 2: Referat Akut Abdomen

Studi lain menunjukkan bahwa 25% dari pasien yang datang ke gawat darurat

mengeluh nyeri perut. Diagnosis bervariasi sesuai untuk kelompok usia, yaitu

anak dan geriatri. Sebagai contoh nyeri perut pada anak-anak lebih sering

disebabkan oleh apendisitis , sedangkan penyakit empedu, usus diverticulitis,

dan infark usus lebih umum terjadi pada bayi (Cordell, 2002).

2

Page 3: Referat Akut Abdomen

BAB II

ISI

A. DEFINISI

Akut abdomen adalah suatu kondisi abdomen yang terjadi secara mendadak

pada umumnya diikuti nyeri perut akibat dari radang, luka, penyumbatan

(obstruksi), kerusakan organ (ruptur), sehingga memerlukan tindakan bedah

darurat (Cakmoki, 2007). Siegenthaller (2007) mendefinisikan bahwa akut

abdomen adalah suatu keadaan nyeri perut hebat yang terjadi dalam hitungan

jam dan tidak diketahui diketahui penyebabnya, dimana dianggap sebagai

keadaan darurat bedah karena tanda dan gejala klinisnya.

B. EPIDEMIOLOGI

Kasus abdominal pain tercatat  5% sampai 10% dari semua kunjungan gawat

darurat atau 5 sampai 10 juta pasien di Amerika Serikat (Graff LG, Robinson

D, 2001). Studi lain menunjukkan bahwa 25% dari pasien yang datang ke

gawat darurat mengeluh nyeri perut (Cordell WH et all, 2002). Diagnosis

bervariasi sesuai untuk kelompok usia, yaitu anak dan geriatri. Sebagai contoh

nyeri perut pada anak-anak lebih sering disebabkan oleh apendisitis,

sedangkan penyakit empedu, usus diverticulitis, dan infark usus  lebih umum

terjadi  pada bayi (Graff LG, Robinson D, 2001).

C. ETIOLOGI

Banyak kondisi yang dapat menimbulkan akut abdomen, apapun penyebabnya

gejala utama yang menonjol adalah nyeri akut pada daerah abdomen. Secara

garis besar, akut abdomen dapat disebabkan oleh infeksi atau inflamasi, oklusi

obstruksi, dan perdarahan. Keadaan infeksi atau peradangaan misalnya pada

kasus apendisitis, kolesistitis, atau penyakit Crohn. Keadaan oklusi obstruksi

misalnya pada kasus hernia inkaserata atau volvulus. Sedangkan keadaan

3

Page 4: Referat Akut Abdomen

perdarahan misalnya pada kasus trauma organ abdominal, kehamilan ektopik

terganggu, atau rupture tumor (Sinha, 2010).

Menurut survei World Gastroenterology Organization, diagnosis akhir pasien

dengan nyeri akut abdomen adalah apendisitis (28%), kolesistitis (10%),

obstruksi usus halus (4%), keadaan akut ginekologi (4%), pancreatitis akut

(3%), colic renal (3%), perforasi ulkus peptic (2,5%) atau diverticulitis akut

(1,5%) (Scaglione, 2012).

D. ANATOMI DAN FISIOLOGI ABDOMEN

Bagian abdomen sering dibagi menjadi 9 regio maupun 4 kuadran.

Pembagian berdasarkan 9 regio:

a) Regio hipokondriak kanan

b) Regio epigastrika

c) Regio hipokondriak kiri

d) Regio lumbal kanan

e) Regio umbilicus

4

Page 5: Referat Akut Abdomen

f) Regio lumbal kiri

g) Regio iliaka kanan

h) Regio hipogastrika

i) Regio iliaka kiri

Pembagian berdasarkan 4 kuadran:

a) Kuadran kanan atas

b) Kuadran kiri atas

c) Kuadran kanan bawah

d) Kuadran kiri bawah

Perkembangan dari anatomi rongga perut dan organ-organ visera

mempengaruhi manifestasi, patogenesis dan klinis dari penyakit abdominal

peritoneum, dan persarafan sensoris viseral sangat penting untuk evaluasi

acute abdominal disease (Gray, 1997).

Setelah 3 minggu perkembangan janin, usus primitif terbagi menjadi foregut,

midgut, dan hindgut. Arteri mesenterika superior menyuplai dari ke midgut

(bagian keempat duodenum sampai midtransversal kolon). Foregut meliputi

faring, esofagus, lambung, dan proksimal duodenum, sedangkan hindgut

terdiri dari kolon distal dan rektum. Serabut aferen yang menyertai suplai

vaskuler memberikan persarafan sensoris pada usus dan terkait peritoneum

viseral. Sehingga, penyakit pada proksimal duodenum (foregut) merangsang

serabut aferen celiac axis menghasilkan nyeri epigastrium. Rangsangan di

sekum atau apendiks (midgut) mengaktifkan saraf aferen yang menyertai arteri

mesenterika superior menyebabkan rasa nyeri di periumbilikalis, dan penyakit

kolon distal menginduksi serabut saraf aferen sekitar arteri mesenterika

inferior menyebabkan nyeri suprapubik. Saraf prenikus dan serabut saraf

aferen setinggi C3, C4, dan C5 sesuai dermatom bersama-sama dengan arteri

prenikus mempersarafi otot-otot diafragma dan peritoneum sekitar diafragma.

Rangsangan pada diafragma menyebabkan nyeri yang menjalar ke bahu.

Peritoneum parietalis, dinding abdomen, dan jaringan lunak retroperitoneal

5

Page 6: Referat Akut Abdomen

menerima persarafan somatik sesuai dengan segmen nerve roots

(Diethelm,1997).

Persarafan organ abdominal

Peritoneum parietalis kaya akan inervasi saraf sehingga sensitif terhadap

rangsangan. Rangsangan pada permukaan peritoneum parietal akan

menghasilkan sensasi yang tajam dan terlokalisir di area stimulus. Ketika

peradangan pada viseral mengiritasi pada peritoneum parietal maka akan

timbul nyeri yang terlokalisir. Banyak "peritoneal signs" yang berguna dalam

diagnosis klinis dari acute abdominal pain. Inervasi dual-sensorik dari kavum

abdomen yaitu serabut aferen viseral dan saraf somatik menghasilkan pola

nyeri yang khas yang membantu dalam diagnosis. Misalnya, nyeri pada

apendisitis akut nyeri akan muncul pada area periumbilikalis dan nyeri akan

semakin jelas terlokalisir ke kuadran kanan bawah saat peradangan

melibatkan peritoneum parietal. Stimulasi pada saraf perifer akan

6

Page 7: Referat Akut Abdomen

menghasilkan sensasi yang tajam, tiba-tiba, dan terlokalisir dengan baik.

Rangsangan pada saraf sensorik aferen intraperitoneal pada acute abdominal

pain menimbulkan nyeri yang tumpul (tidak jelas pusat nyerinya), nyeri tidak

terlokalisasi dengan baik, dengan onset gradual/ bertahap dan durasi yang

lebih lama. Nervus vagus tidak mengirimkan impuls nyeri dari usus. Sistem

saraf aferen simpatik mengirimkan nyeri dari esofagus ke spinal cord. Saraf

aferen dari kapsul hepar, ligamen hepar, bagian central dari diafragma, kapsul

lien, dan perikardium memasuki sistem saraf pusat dari C3 sampai C5. Spinal

cord dari T6 sampai T9 menerima serabut nyeri dari bagian diafragma perifer,

kantong empedu, pankreas, dan usus halus. Serabut nyeri dari colon,

appendik, dan visera dari pelvis memasuki sistem saraf pusat pada segmen

T10 sampai L11. Kolon sigmoid, rektum, pelvic renalis beserta kapsulnya,

ureter dan testis memasuki sistem saraf pusat pada T11 dan L1. Kandung

kemih dan kolon rektosigmoid dipersarafi saraf aferen dari S2 sampai S4.

Pemotongan, robek, hancur, atau terbakar biasanya tidak menghasilkan nyeri

di visera pada abdomen. Namun, peregangan atau distensi dari peritoneum

akan menghasilkan sensasi nyeri. Peradangan peritoneum akan menghasilkan

nyeri viseral, seperti halnya iskemia. Kanker dapat menyebabkan

intraabdominal pain jika mengenai saraf sensorik. Abdominal pain dapat

berupa viseral pain, parietal pain, atau reffered pain. Visceral pain bersifat

tumpul dan kurang terlokalisir dengan baik, biasanya di epigastrium, regio

periumbilikalis atau regio suprapubik. Pasien dengan nyeri viseral mungkin

juga mengalami gejala berkeringat, gelisah, dan mual. Nyeri parietal atau

nyeri somatik yang terkait dengan gangguan intraabdominal akan

menyebabkan nyeri yang lebih inten dan terlokalisir dengan baik. Referred

pain merupakan sensasi nyeri dirasakan jauh dari lokasi sumber stimulus yang

sebenarnya. Misalnya, iritasi pada diafragma dapat menghasilkan rasa sakit di

bahu. Penyakit saluran empedu atau kantong empedu dapat menghasilkan

nyeri bahu.

Distensi dari small bowel dapat menghasilkan rasa sakit ke bagian punggung

bawah. Selama minggu ke-5 perkembangan janin, usus berkembang diluar

rongga peritoneal, menonjol melalui dasar umbilical cord, dan mengalami

7

Page 8: Referat Akut Abdomen

rotasi 180○ berlawanan dengan arah jarum jam. Selama proses ini, usus tetap

berada di luar rongga peritoneal sampai kira-kira minggu 10, rotasi

embryologik menempatkan organ-oragan visera pada posisi anatomis dewasa,

dan pengetahuan tentang proses rotasi semasa embriologis penting secara

klinis untuk evaluasi pasien dengan acute abdominal pain karena variasi

dalam posisi (misalnya, pelvic atau retrocecal appendix) (Buschard K, 1993).

E. PATOFISIOLOGI

Nyeri viseral

Nyeri viseral terjadi bila terdapat rangsangan pada organ atau struktur dalam

rongga perut, misalnya cedera atau radang. Peritoneum viserale yang

menyelimuti organ perut dipersarafi oleh sistem saraf otonom dan tidak peka

terhadap perabaan, atau pemotongan. Dengan demikian sayatan atau

penjahitan pada usus dapat dilakukan tanpa rasa nyeri pada pasien. Akan

tetapi bila dilakukan penarikan atau peregangan organ atau terjadi kontraksi

yang berlebihan pada otot sehingga menimbulkan iskemik, misalnya pada

kolik atau radang pada appendisitis maka akan timbul nyeri. Pasien yang

mengalami nyeri viseral biasanya tidak dapat menunjukkan secara tepat letak

nyeri sehingga biasanya ia menggunakan seluruh telapak tangannya untuk

menunjuk daerah yang nyeri. Nyeri viseral kadang disebut juga nyeri sentral

(Sjamsuhidajat et all,2004).

Penderita memperlihatkan pola yang khas sesuai dengan persarafan embrional

organ yang terlibat. Saluran cerna berasal dari foregut yaitu lambung,

duodenum, sistem hepatobilier dan pankreas yang menyebabkan nyeri di ulu

hati atau epigastrium. Bagian saluran cerna yang berasal dari midgut yaitu

usus halus usus besar sampai pertengahan kolon transversum yang

menyebabkan nyeri di sekitar umbilikus. Bagian saluran cerna yang lainnya

adalah hindgut yaitu pertengahan kolon transversum sampai dengan kolon

sigmoid yang menimbulkan nyeri pada bagian perut bawah. Jika tidak disertai

8

Page 9: Referat Akut Abdomen

dengan rangsangan peritoneum nyeri tidak dipengaruhi oleh gerakan sehingga

penderita biasanya dapat aktif bergerak(Sjamsuhidajat , dkk., 2004).

Nyeri somatik

Nyeri somatik terjadi karena rangsangan pada bagian yang dipersarafi saraf

tepi, misalnya regangan pada peritoneum parietalis, dan luka pada dinding

perut. Nyeri dirasakan seperti disayat atau ditusuk, dan pasien dapat menunjuk

dengan tepat dengan jari lokasi nyeri. Rangsang yang menimbulkan nyeri

dapat berupa tekanan, rangsang kimiawi atau proses radang (Sjamsuhidajat

dkk., 2004).

Gesekan antara visera yang meradang akan menimbulkan rangsang

peritoneum dan dapat menimbulkan nyeri. Perdangannya sendiri maupun

gesekan antara kedua peritoneum dapat menyebabkan perubahan intensitas

nyeri. Gesekan inilah yang menjelaskan nyeri kontralateral pada appendisitis

akut. Setiap gerakan penderita, baik gerakan tubuh maupun gerakan nafas

yang dalam atau batuk, juga akan menambah intensitas nyeri sehingga

penderita pada akut abdomen berusaha untuk tidak bergerak, bernafas dangkal

dan menahan batuk (Sjamsuhidajat, dkk., 2004).

Nyeri alih

Nyeri alih terjadi jika suatu segmen persarafan melayani lebih dari satu

daerah. Misalnya diafragma yang berasal dari regio leher C3-C5 pindah ke

bawah pada masa embrional sehingga rangsangan pada diafragma oleh

perdarahan atau peradangan akan dirasakan di bahu. Demikian juga pada

kolestitis akut, nyeri dirasakan pada daerah ujung belikat. Abses dibawah

diafragma atau rangsangan karena radang atau trauma pada permukaan limpa

atau hati juga dapat menyebabkan nyeri di bahu. Kolik ureter atau kolik

pielum ginjal, biasanya dirasakan sampai ke alat kelamin luar seperti labia

mayora pada wanita atau testis pada pria (Sjamsuhidajat, dkk., 2004).

9

Page 10: Referat Akut Abdomen

Nyeri proyeksi

Nyeri proyeksi adalah nyeri yang disebabkan oleh rangsangan saraf sensoris

akibat cedera atau peradangan saraf. Contoh yang terkenal adalah nyeri

phantom setelah amputasi, atau nyeri perifer setempat akibat herpes zooster.

Radang saraf pada herpes zooster dapat menyebabkan nyeri yang hebat di

dinding perut sebelum gejala tau tanda herpes menjadi jelas (Sjamsuhidajat,

dkk., 2004).

Hiperestesia

Hiperestesia atau hiperalgesia sering ditemukan di kulit jika ada peradangan

pada rongga di bawahnya. Pada akut abdomen, tanda ini sering ditemukan

pada peritonitis setempat maupun peritonitis umum. Nyeri peritoneum

parietalis dirasakan tepat pada tempat terangsangnya peritoneum sehingga

penderita dapat menunjuk dengan tepat lokasi nyerinya, dan pada tempat itu

terdapat nyeri tekan, nyeri gerak, nyeri batuk serta tanpa rangsangan

peritoneum lain dan defans muskuler yang sering disertai hipersetesi kulit

setempat. Nyeri yang timbul pada pasien akut abdomen dapat berupa nyeri

kontinyu atau nyeri kolik (Sjamsuhidajat, dkk., 2004).

Nyeri kontinyu

Nyeri akibat rangsangan pada peritoneum parietal akan dirasakan terus

menerus karena berlangsung terus menerus, misalnya pada reaksi radang. Pada

saat pemeriksaan penderita peritonitis, ditemukan nyeri tekan setempat. Otot

dinding perut menunjukkan defans muskuler secara refleks untuk melindungi

bagian yang meraadang dan menghindari gerakan atau tekanan setempat

(Sjamsuhidaja, dkk., 2004).

Nyeri kolik

Kolik merupakan nyeri viseral akibat spasme otot polos organ berongga dan

biasanya diakibatkan oleh hambatan pasase dalam organ tersebut (obstruksi

usus, batu ureter, batu empedu, peningkatan tekanan intraluminer). Nyeri ini

timbul karena hipoksia yang dialami oleh jaringan dinding saluran. Karena

10

Page 11: Referat Akut Abdomen

kontraksi berbeda maka kolik dirasakan hilang timbul (Sjamsuhidajat, dkk.,

2004).

Kolik biasanya disertai dengan gejala mual sampai muntah. Dalam serangan,

penderita sangat gelisah. Yang khas ialah trias kolik yang terdiri dari serangan

nyeri perut yang hilang timbul mual atau muntah dan gerak paksa.

Nyeri iskemik

Nyeri perut juga dapat berupa nyeri iskemik yang sangat hebat, menetap, dan

tidak mereda. Nyeri merupakan tanda adanya jaringan yang terancam

nekrosis. Lebih lanjut akan tampak tanda intoksikasi umum seperti takikardia,

keadaan umum yang jelek dan syok karena resorbsi toksin dari jaringan

nekrosis.

F. PENEGAKKAN DIAGNOSIS

1. Anamnesis

Dalam anamnesis penderita akut abdomen, perlu ditanyakan dahulu

permulaan nyerinya, letaknya, keparahannya dan, perubahannya, lamanya

dan faktor yang mempengaruhinya. Adakah riwayat keluhan serupa.

Muntah sering didapatkan pada pasien akut abdomen. Pada obstruksi usus

tinggi, muntah tidak akan berhenti dan bertambah berat. Konstipasi

didapatkan pada obstruksi usus besar dan pada peritonitis umum. Nyeri

tekan didapatkan pada iritasi peritoneum. Jika ada radang peritoneum

setempat ditemukan tanda rangsang peritoneum yang sering disertai defans

muskuler. Pertanyaan mengenai defekasi, miksi daur haid, dan gejala lain

seperti keadaan sebelum serangan akut abdomen harus dimasukkan dalam

anamnesis (Sjamsuhidajat, dkk., 2004).

11

Page 12: Referat Akut Abdomen

Letak nyeri perut

Nyeri viseral dari suatu organ biasanya sesuai letaknya sama dengan asal

organ tersebut pada masa embrional, sedangkan letak nyeri somatik

biasanya dekat dengan organ sumber nyeri sehingga relatif mudah

menentukan penyebabnya. Nyeri pada anak presekolah sulit ditentukan

letaknya karena mereka selalu menunjuk daerah sekitar pusat bila ditanya

tentang nyerinya. Anak yang lebih besar baru dapat menentukan letak

nyeri (Sjamsuhidajat, dkk., 2004).

Sifat nyeri

Berdasarkan letak atau penyebarannya nyeri dapat bersifat nyeri alih, dan

nyeri yang diproyeksikan. Untuk penyakit tertentu, meluasnya rasa nyeri

dapat membantu menegakkan diagnosis. Nyeri bilier khas menjalar ke

pinggang dan ke arah belikat, nyeri pankreatitis dirasakan menembus ke

bagian pinggang. Nyeri pada bahu kemungkinan terdapat rangsangan pada

diafragma (Sjamsuhidajat, dkk., 2004).

Permulaan nyeri dan intensitas nyeri

Bagaimana bermulanya nyeri pada akut abdomen dapat menggambarkan

sumber nyeri. Nyeri dapat tiba-tiba hebat atau secara cepat berubah

menjadi hebat, tetapi dapat pula bertahap menjadi semakin nyeri. Misalnya

pada perforasi organ berongga, rangsangan peritoneum akibat zat kimia

akan dirasakan lebih cepat dibandingkan proses inflamasi. Demikian juga

intensitas nyerinya. Sesorang yang sehat dapat pula tiba-tiba langsung

merasakan nyeri perut hebat yang disebabkan oleh adanya sumbatan,

perforasi atau pluntiran. Nyeri yang bertahap biasanya disebabkan oleh

proses radang, misalnya pada kolesistitis atau pankreatitis.

Posisi pasien

Posisi pasien dalam mengurangi nyeri dapat menjadi petunjuk. Pada

pankreatitis akut pasien akan berbaring ke sebelah kiri dengan fleksi pada

tulang belakang, panggul dan lutut. Kadang penderita akan duduk

12

Page 13: Referat Akut Abdomen

bungkuk dengan fleksi sendi panggul dan lutut. Pasien dengan abses hati

biasanya berjalan sedikit membungkuk dengan menekan daerah perut

bagian atas seakan-akan menggendong absesnya. Appendisitis akut yang

letaknya retrosaekum mendorong penderitanya untuk berbaring dengan

fleksi pada sendi panggul sehingga melemaskan otot psoas yang teriritasi.

Akut abdomen yang menyebabkan diafragma teritasi akan menyebabkan

pasien lebih nyaman pada posisi setengah duduk yang memudahkan

bernafas. Penderita pada peritonitis lokal maupun umum tidak dapat

bergerak karena nyeri, sedangkan pasien dengan kolik terpaksa bergerak

karena nyerinya (Sjamsuhidajat, dkk., 2004).

2. Pemeriksaan fisik

Pada pemeriksaan fisik perlu diperhatikan keadaan umum, wajah, denyut

nadi, pernafasan, suhu badan dan sikap berbaring. Gejala dan tanda

dehidrasi, perdarahan, syok dan infeksi atau sepsis juga perlu diperhatikan.

Inspeksi

Pada ileus obstruksi terlihat distensi abdomen bila obstruksinya letak

rendah, dan bila orangnya kurus kadang-kadang terlihat peristalik usus

(Darm-steifung). Tanda-tanda khusus pada trauma daerah abdomen.

Keadaan nutrisi penderita. Cullen’s sign (daerah kebiruan pada

periumbilical) dan grey turner’s sign (daerah kebiruan pada bagian flank)

merupakan tanda pancreatitis

13

Page 14: Referat Akut Abdomen

Bekas-bekas trauma pada dinding abdomen, memar, luka, prolaps

omentum atau usus. Kadang-kadang pada trauma tumpul abdomen sukar

ditemukan tanda-tanda khusus, maka harus dilakukan pemeriksaan

berulang oleh dokter yang sama untuk mendeteksi kemungkinan terjadinya

perubahan pada pemeriksaan fisik. Pada ileus obstruksi terlihat distensi

abdomen bila obstruksinya letak rendah, dan bila orangnya kurus kadang-

kadang terlihat peristalsis usus (Darm-steifung).

14

Page 15: Referat Akut Abdomen

Palpasi

Palpasi akan menunjukkan 2 gejala yaitu nyeri dan muscular rigidity/

defense musculaire. Nyeri yang memang sudah dan akan bertambah saat

palpasi sehingga dikenal gejala nyeri tekan dan nyeri lepas. Pada peitonitis

lokal akan timbul rasa nyeri di daerah peradangan dan daerah penekanan

dinding abdomen. defense musculaire/ muscular rigidity ditimbulkan

karena rasa nyeri peritonitis diffusa dan rangsangan palpasi bertambah

sehingga terjadi defense musculaire.

Kebanyakan kasus nyeri epigastrik atau nyeri perut atas akan didapatkan

nyeri tekan. Ada beberapa teknik palpasi khusus murphy sign (palpasi

dalam di perut bagian kanan atas menyebabkan nyeri hebat dan

berhentinya nafas sesaat) untuk cholecystitis, rovsing sign (nyeri di perut

kanan bawah saat palpasi di daerah kiri bawah/samping kiri) pada

appendicitis. Nyeri lepas di perut kanan bawah pada appendicitis dan nyeri

lepas di hampir seluruh bagian perut pada kasus peritonitis. Palpasi pada

kasus akut abdomen memberikan rangsangan peritoneum melalui

peradangan atau iritasi peritoneum secara lokal atau umum tergantung dari

luasnya daerah yang terkena iritasi.

Hepatomegali menandakan hepatitis dan abses hepar jika hebar teraba

lunak, atau ca liver jika teraba keras dan berbenjol-benjol. Benjolan di

daerah epigastrik dapat berupa kanker lambung atau pancreas.

Perkusi

Perkusi pada akut abdomen dapat menunjukkan 2 hal yaitu perasaan nyeri

oleh ketokan jari yang disebut sebagai nyeri ketok dan bunyi timpani

karena meteorismus disebabkan distensi usus yang berisikan gas karena

ileus obstruksi letak rendah. Pekak hati yang menghilang merupakan tanda

khas terjadinya perforasi (tanda pneumoperitoneum, udara menutupi pekak

hati).

15

Page 16: Referat Akut Abdomen

Auskultasi

Auskultasi dapat memberikan informasi yang berguna tentang saluran

pencernaan dan sistem vaskular. Suara usus biasanya dievaluasi kuantitas

dan kualitasnya.

Data ini kemudian dapat dibandingkan dengan temuan selama palpasi dan

dievaluasi untuk konsistensi. Meskipun beberapa pasien sengaja mencoba

untuk menipu dokter mereka, beberapa mungkin melebih-lebihkan

keluhan rasa sakit mereka sehingga tidak dapat diabaikan atau dianggap

enteng.

Cruveilhier-Baumgarten sign, adanya murmur pada auskultasi caput

medusa pasien dengan hipertensi portal, akibat rekanalisasi dari vena

umbilical dengan aliran balik dari vena porta.

Rectal Toucher

Pemeriksaan rectal toucher atau perabaan rektum dengan jari telunjuk juga

merupakan pemeriksaan rutin untuk mendeteksi adanya trauma rektum

atau keadaan ampulla recti apakah berisi faeces atau teraba tumor.

Colok dubur dapat membedakan antara obstruksi usus dengan paralisis

usus karena pada paralisis dijumpai ampula rekti yang melebar, sedangkan

pada obstruksi usus ampulanya kolaps. Pemeriksaan vagina menambah

informasi kemungkinan kelainan di organ ginekologis (Sjamsuhidajat,

dkk., 2004).

3. Pemeriksaan Penunjang

a. Pemeriksaan laboratorium

1) Pemeriksaan darah rutin

Pemeriksaan Hb diperlukan untuk memantau kemungkinan

terjadinya perdarahan terus menerus. Demikian pula dengan

16

Page 17: Referat Akut Abdomen

pemeriksaan hematokrit. Pemeriksaan leukosit yang melebihi

20.000/mm tanpa terdapatnya infeksi menunjukkan adanya

perdarahan cukup banyak terutama pada kemungkinan ruptura

lienalis.

Serum amilase yang meninggi menunjukkan kemungkinan adanya

trauma pankreas atau perforasi usus halus. Kenaikan transaminase

menunjukkan kemungkinan trauma pada hepar.

2) Pemeriksaan urine rutin

Menunjukkan adanya trauma pada saluran kemih bila dijumpai

hematuri. Urine yang jernih belum dapat menyingkirkan adanya

trauma pada saluran urogenital.

b. Pemeriksaan radiologi

1) Foto thoraks

Selalu harus diusahakan pembuatan foto thoraks dalam posisi tegak

untuk menyingkirkan adanya kelainan pada thoraks atau trauma

pada thoraks.

Harus juga diperhatikan adanya udara bebas di bawah diafragma

atau adanya gambaran usus dalam rongga thoraks pada hernia

diafragmatika.

2) Plain abdomen foto tegak

Akan memperlihatkan udara bebas dalam rongga peritoneum,

udara bebas retroperitoneal dekat duodenum, corpus alienum,

perubahan gambaran usus.

3) IVP (Intravenous Pyelogram)

Karena alasan biaya biasanya hanya dimintakan bila ada

persangkaan trauma pada ginjal.

17

Page 18: Referat Akut Abdomen

4) Pemeriksaan Ultrasonografi dan CT-scan

Berguna sebagai pemeriksaan tambahan pada penderita yang

belum dioperasi dan disangsikan adanya trauma pada hepar dan

retroperitoneum.

Pencitraan yang di rekomendasi menurut lokasi nyeri akut

abdomen (Cartwright, 2008).

Lokasi nyeri Pencitraan

Kuadran kanan atas UltrasonografiKuadran kiri atas CTKuadran kanan bawah CT dengan media kontras IVKuadran kiri bawah CT dengan media kontras IV dan oralSuprapubis Ultrasonografi

c. Pemeriksaan khusus

1) Abdominal paracentesis

Merupakan pemeriksaan tambahan yang sangat berguna untuk

menentukan adanya perdarahan dalam rongga peritoneum. Lebih

dari 100.000 eritrosit/mm dalam larutan NaCl yang keluar dari

rongga peritoneum setelah dimasukkan 100--200 ml larutan NaCl

0.9% selama 5 menit, merupakan indikasi untuk laparotomi.

2) Pemeriksaan laparoskopi

Dilaksanakan bila ada akut abdomen untuk mengetahui langsung

sumber penyebabnya.

3) Rektosigmoidoskopi

Bila dijumpai perdarahan dan anus perlu dilakukan

rektosigmoidoskopi.

18

Page 19: Referat Akut Abdomen

4) NGT

Pemasangan nasogastric tube (NGT) untuk memeriksa cairan yang

keluar dari lambung pada trauma abdomen.

Dari data yang diperoleh melalui anamnesis, pemeriksaan fisik,

pemeriksaan tambahan dan pemeriksaan khusus dapat diadakan

analisis data untuk memperoleh diagnosis kerja dan masalah-

masalah sampingan yang perlu diperhatikan. Dengan demikian

dapat ditentukan tujuan pengobatan bagi penderita dan langkah-

langkah yang diperlukan untuk mencapai tujuan pengobatan.

G. DIAGNOSIS BANDING

Kadang sukar membedakan kelainan akut di perut yang disertai nyeri perut

dengan kelainan akut di toraks yang menyebabkan nyeri perut. Umumnya

pada anamnesis nyata bahwa penyakit organ toraks tidak didahului atau

disertai dengan mual atau muntah. Kelainan perut umumnya tidak mulai

dengan panas tinggi atau menggigil (kecuali pada apendisitis dan tifus

abdominalis), sedangkan panas tinggi yang disertai menggigil lazim

ditemukan sebagai tanda awal kelainan akut toraks seperti pleuritis. Pada

pemeriksaan perut pun tidak ditemukan tanda rangsangan peritoneum.

Nyeri perut juga dapat disebabkan oleh kelainan organ kelamin dan saluran

kemih. Radang akut (pielitis) atau pionefros serta kolik ureter (batu atau

gumpalan darah) mungkin menyebabkan tanda yang mirip akut abdomen.

19

Page 20: Referat Akut Abdomen

20

Kwandran kanan atas: 1. Cholecystitis acute 2. Perforasi tukak duodeni 3. Pancreatitis acute 4. Hepatitis acute 5. Acute congestive hepatomegaly 6. Pneumonia + pleuritis 7. Pyelonefritis acute 8. Abses hepar

Kwandran kiri atas: 1. Ruptur lienalis 2. Perforasi tukak lambung 3. Pancreatitis acute 4. Ruptur aneurisma aorta 5. Perforasi colon (tumor/corpus alineum) 6. Pneumonia + pleuritis 7. Pyelonefritis acute 8. Infark miokard akut

Paraumbilical: 1. Ileus obstruksi 2. Appendicitis 3. Pancreatitis acute 4. Trombosis A/V mesentrial 5. Hernia Inguinalis strangulata 6. Aneurisma aorta yang pecah 7. Diverculitis (ileum/colon)

Kwandran kanan bawah: 1. Appendicitis 2. Salpingitis acute 3. Graviditas axtra uterine yang pecah 4. Torsi ovarium tumor 5. Hernia Inguinalis incarcerata,strangulata 6. Diverticulitis Meckel 7. Ileus regionalis 8. Psoas abses 9. Batu ureter (kolik)

Kwandran kiri bawah: 1. Sigmoid diverculitis 2. Salpingitis acute 3. Graviditas axtra uterine yang pecah 4. Torsi ovarium tumor 5. Hernia Inguinalis incarcerata,strangulata 6. Perforasi colon descenden (tumor, corpus alineum) 7. Psoas abses 8. Batu ureter (kolik)

Page 21: Referat Akut Abdomen

Perkiraan penyebab berdasarkan fakta bahwa patologi struktur yang mendasari di setiap

regio cenderung memberikan nyeri perut maksimal di regio tersebut.

Right hypocondriac Epigastric Left hypocondriac

Right lower lobe pneumonia/embolism

PancreatitisLeft lower lobe pneumonia/embolism

Cholecystitis Gastritis Large bowel obstruction

Biliary colic Pepti colic

HepatitisMyocardial infarction

Right lumbar Umbilical Left lumbar

Renal colicSmall bowel obstruction

Renal colic

AppendicitisIntestinal ischaemia

Large bowel obstruction

Aortic aneurysm

Gastroenteritis

Crohn’s disease

Right iliac Hypogastric Left Iliac

Appendicitis Cystitis Sigmoid diverticulitis

Crohn’s disease Urinary Retention Left tubo-ovarian pathology

Right tubo-ovarian pathology Dysmenorrhea

Endometriosis

H. PENATALAKSANAAN

Tujuan dari penatalaksanaan Akut abdomen antara lain, adalah :

1) Penyelamatan jiwa penderita

2) Meminimalisasi kemungkinan terjadinya cacat dalam fungsi fisiologis alat

pencemaan penderita.

21

Page 22: Referat Akut Abdomen

Biasanya langkah-langkah itu terdiri dari :

1) Tindakan penanggulangan darurat

a) Berupa tindakan resusitasi untuk memperbaiki sistim pernafasan dan

kardiovaskuler yang merupakan tindakan penyelamatan jiwa penderita.

Bila sistim vital penderita sudah stabil dilakukan tindakan lanjutan.

b) Restorasi keseimbangan cairan dan elektrolit.

c) Pencegahan infeksi dengan pemberian antibiotika.

2)Tindakan penanggulangan definitif Tujuan pengobatan di sini adalah :

a) Penyelamatan jiwa penderita dengan menghentikan sumber perdarahan.

b) Meminimalisasi cacad yang mungkin terjadi dengan cara :

o Menghilangkan sumber kontaminasi.

o Meminimalisasi kontaminasi yang telah terjadi dengan

membersihkan rongga peritoneum.

o Mengembalikan kontinuitaspassage usus dan menyelamatkan

sebanyak mungkin usus yang sehat untuk meminimalisasi cacat

fisiologis.

Tindakan untuk mencapai tujuan ini berupa operasi dengan membuka rongga

abdomen yang dinamakan laparotomi.

Laparotomi eksplorasi darurat

a) Tindakan sebelum operasi

1) Keadaan umum sebelum operasi setelah resusitasi sedapat mungkin harus

stabil. Bila ini tidak mungkin tercapai karena perdarahan yang sangat

besar, dilaksanakan operasi langsung untuk menghentikan sumber

perdarahan.

2) Pemasangan NGT (nasogastric tube)

3) Pemasangan dauer-katheter

4) Pemberian antibiotika secara parenteral pads penderita dengan

persangkaan perforasi usus, shock berat atau trauma multipel.

22

Page 23: Referat Akut Abdomen

5) Pemasangan thorax-drain pads penderita dengan fraktur iga,

haemothoraks atau pneumothoraks.

b) Insisi laparotomi untuk eksplorasi sebaiknya insisi median atau para median

panjang.

c) Langkah-langkah pada laparotomi darurat adalah :

1) Segera mengadakan eksplorasi untuk menemukan sumber perdarahan.

2) Usaha menghentikan perdarahan secepat mungkin. Bila perdarahan

berasal dari organ padat penghentian perdarahan dicapai dengan tampon

abdomen untuk sementara. Perdarahan dari arteri besar hams dihentikan

dengan penggunaan klem vaskuler. Perdarahan dari vena besar

dihentikan dengan penekanan langsung.

3) Setelah perdarahan berhenti dengan tindakan darurat diberikan

kesempatan pads anestesi untuk memperbaiki volume darah.

4) Bila terdapat perforasi atau laserasi usus diadakan penutupan lubang

perforasi atau reseksi usus dengan anastomosis.

5) Diadakan pembersihan rongga peritoneum dengan irigasi larutan NaCl

fisiologik.

6) Sebelum rongga peritoneum ditutup harus diadakan eksplorasi sistematis

dari seluruh organ dalam abdomen mulai dari kanan atas sampai kiri

bawah dengan memperhatikan daerah retroperitoneal duodenum dan

bursa omentalis.

7) Bila sudah ada kontaminasi rongga peritoneum digunakan drain dan

subkutis serta kutis dibiarkan terbuka.

23

Page 24: Referat Akut Abdomen

BAB III

PENUTUP

Istilah akut abdomen merupakan tanda dan gejala yang disebabkan penyakit intra

abdominal dan biasanya membutuhkan terapi pembedahan. Banyak penyakit yang

menimbulkan gejala di perut, beberapa di antaranya tidak memerlukan terapi

pembedahan, sehingga evaluasi pasien dengan nyeri abdomen harus dilakukan

dengan cermat (Brewer,1999).

Berbagai penyebab pada keadaan akut abdomen dapat berasal dari intra dan ekstra

abdomen. Morbiditas dan mortalitas ditentukan oleh kecepatan penanganan yang

sangat tergantung dari anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang.

Diperlukan pengetahuan yang luas, mencakup anatomi, fisiologi, pemeriksaan

fisik dasar, dan pengalaman klinis multidisiplin. Selain itu juga perlu teliti,

waspada, dan peka terhadap perkembangan dari waktu ke waktu, serta mampu

menggunakan rasio setepat mungkin .

Pada akut abdomen, apapun penyebabnya, gejala utama yang menonjol adalah

nyeri akut pada daerah abdomen. Kadang-kadang penyebab utama sudah jelas

seperti pada trauma abdomen berupa vulnus abdominis penetrans namun kadang-

kadang diagnosis akut abdomen baru dapat ditegakkan setelah pemeriksaan fisik

serta pemeriksaan tambahan berupa pemeriksaan laboratorium serta pemeriksaan

radiologi yang lengkap dan masa observasi yang ketat.

24