Doc

152
i HUBUNGAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PASUKAN PENGIBAR BENDERA (PASKIBRA) PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 3 SEMARANG DENGAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2006/2007 SKRIPSI Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Sejarah Pada Universitas Negeri Semarang Oleh Rudi Salam NIM 3101403519 FAKULTAS ILMU SOSIAL JURUSAN SEJARAH 2007

Transcript of Doc

i

HUBUNGAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER

PASUKAN PENGIBAR BENDERA (PASKIBRA) PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 3 SEMARANG

DENGAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2006/2007

SKRIPSI

Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Sejarah

Pada Universitas Negeri Semarang

Oleh

Rudi Salam

NIM 3101403519

FAKULTAS ILMU SOSIAL

JURUSAN SEJARAH

2007

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi ini telah disetujui oleh Pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian

skripsi pada :

Hari : Jum’at

Tanggal : 17 Agustus 2007

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. H. Subagyo, M.Pd Dra. Rr. Sri Wahyu Sarjanawati, M.Hum NIP. 130818771 NIP. 132010313

Mengetahui :

Ketua Jurusan Sejarah

Drs. Jayusman, M.Hum NIP. 131764053

iii

PENGESAHAN KELULUSAN

Skripsi ini telah dipertahankan di depan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas

Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang pada :

Hari : Kamis

Tanggal : 30 Agustus 2007

Penguji Skripsi

Drs. IM. Jimmy De Rosal, M.Pd NIP. 131475607

Anggota I Anggota II Drs. H. Subagyo, M.Pd Dra. Rr. Sri Wahyu Sarjanawati, M.Hum NIP. 130818771 NIP. 132010313

Mengetahui :

Dekan,

Drs. Sunardi, M.M NIP. 130367998

iv

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-bnar hasil karya

saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau

seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini

dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Semarang, 30 Agustus 2007 Rudi Salam NIM. 3101403519

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

“Alloh SWT meninggikan beberapa tingkat akan orang-orang yang beriman diantara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan”

(QS. Al. Maidah ayat 11)

“Setiap orang yang keluar dari rumahnya hendak mencari ilmu pengetahuan, dimudahkan oleh Alloh SWT baginya jalan ke surga”

(H.R. Thabrani dari Siti ‘Aisyah)

“ Siapkan bahu dan tanganmu gunakan akal sehatmu dilangit biru sebagai bekal masa depanmu, karena semakin dekat cita-cita kita kan terwujud maka akan

semakin berat rintangan dan tantangan yang akan kita hadapi, sekali melangkah pantang menyerah sekali tampil harus berhasil, berpikir, bertindak dan berhasil, matang dalam berpikir dewasa dalam bertindak, taqwa, tanggap, tanggon dan

trengginas, jayalah terus Jurusan Sejarah Universitas Negeri Semarang “ (Rudi Salam)

PERSEMBAHAN

Dengan tidak mengurangi rasa syukur penulis kepada Alloh SWT, karya tulis ini

penulis persembahkan kepada :

1) Kedua orang tua tercinta, Bapak Chairudin dan Ibu Siti Honimah atas do’a

yang senantiasa tercurah, tangismu setiap malam, cucuran peluh dan

keringat, atas segala kerja keras, pengertian dan kasih sayangnya.

2) Adik saya tersayang Surip Afrianto yang selalu memberikan kebahagiaan,

adik Fandi Ahmad Almarhum, semoga Alloh SWT memberikan tempat

yang terbaik disisi-Nya.

3) Keluarga besar Mbah Suwarto dan Mbah Mas’unah serta keluarga besar

Mbah Sulaiman Almarhum atas do’a dan semangatnya.

4) Hanik Latifah yang selalu setia mendampingiku dan menjadi penyemangat

dalam penulisan skripsi ini.

5) Keluarga besar mahasiswa Jurusan Sejarah angkatan tahun 2003 atas

kenangan dan kerjasamanya yang tidak mungkin terlupakan, inilah

kenangan lima tahun sampai sepuluh tahun lagi yang akan kita rindukan.

vi

PRAKATA

Puji dan syukur Alhamdulillahirobbil’alamin penulis panjatkan kehadirat

Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq, hidayah dan innayah-Nya,

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ Hubungan Kegiatan

Ekstrakurikuler Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra) pada Siswa Kelas X SMA

Negeri 3 Semarang dengan Prestasi Belajar Sejarah Semester Genap Tahun

Pelajaran 2006/2007” tanpa suatu halangan yang berarti.

Terselesaikannya skripsi ini bukanlah merupakan prestasi saya semata-

mata, melainkan merupakan kerja keras dan hasil didikan, binaan, serta bimbingan

dari berbagai pihak, yang tidak mungkin saya lupakan selama-lamanya. Oleh

karena itu izinkanlah saya menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan

setinggi-tingginya kepada :

1) Prof. Dr. H. Sudijono Sastroatmodjo, M.Si., Rektor Universitas Negeri

Semarang (UNNES) yang telah memberikan kesempatan untuk menimba

ilmu dan memberikan fasilitas selama penulis menempuh studi di UNNES.

2) Drs. H. Sunardi, M.M., Dekan Fakultas Ilmu Sosial yang telah banyak

memberikan bimbingan, fasilitas selama kuliah dan memberikan izin

mengadakan penelitian untuk menyusun skripsi ini.

3) Drs. Jayusman, M.Hum., Ketua Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial

Universitas Negeri Semarang, yang telah banyak memberikan dorongan,

bimbingan dan nasehat sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

vii

4) Drs. H. Subagyo, M.Pd Dosen Pembimbing I yang telah meluangkan

waktunya di tengah-tengah kesibukannya beliau untuk memberikan

bimbingan, arahan, petunjuk, ketulusan dan tanggung jawabnya serta

fasilitas yang tidak ternilai ini tidak akan pernah penulis lupakan karena

tanpa bimbingan beliau penulis tidak ada artinya

5) Dra. RR. Sri Wahyu Sarjanawati, M.Hum Dosen Pembimbing II yang

telah dengan tekun, cermat dan sabar membimbing penulis, dan

memberikan banyak kemudahan untuk setiap saat penulis megadakan

bimbingan dan memberikan banyak petunjuk yang sangat berharga serta

meningkatkan bobot penulisan skripsi ini, penulis ucapkan terima kasih

sebesar-besarnya.

6) Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Sejarah, terima kasih atas dedikasi, waktu

dan kesempatan untuk dapat berdiskusi bersama.

7) Drs. Sudjono, M.Si, selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 3 Semarang,

yang telah memberikan izin penelitian, Dra. Setyawati, selaku guru mata

pelajaran Sejarah yang dengan sabar memberikan arahan dan bantuan

kepada penulis dalam mengadakan penelitian.

8) Keluarga Bapak Prof. Dr. Ph. Dewanto, M.Ed dan Ibu Dra. J. Titik

Haryati, M.Si, atas bantuan, masukan serta motivasi serta bimbingannya

kepada penulis untuk segera menyelesaikan skripsi ini.

9) Keluarga besar mahasiswa Jurusan Sejarah angkatan tahun 2003 atas

kenangan dan kerjasamanya yang tidak mungkin terlupakan, inilah

kenangan lima tahun sampai sepuluh tahun lagi yang akan kita rindukan.

viii

10) Keluarga besar Pasukan Pengibar Bendera SMA Negeri 3 Semarang, yang

telah banyak membantu penulis dalam mengadakan penelitian.

11) Keluarga besar Komando Resimen Mahasiswa Mahadipa Satuan 902

Universitas Negeri Semarang atas kebersamaan, kekompakan dan

kekeluargaannya serta sebagai “Kawah Chandradimuka“ penulis.

12) Kepada semua pihak yang telah membantu kelancaran dalam penyusunan

skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Akhir kata penulis harapkan semoga segala bantuan yang telah diberikan

akan mendapatkan balasan yang setimpal dengan amal baktinya dari Allah SWT

dan semoga skripsi ini dapat memberikan sumbangan pengetahuan dan berguna

bagi para pembaca yang budiman.

Semarang, 30 Agustus 2007 Penyusun

ix

SARI

Salam, Rudi. 2007. Hubungan Kegiatan Ekstrakurikuler Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra) pada Siswa Kelas X SMA Negeri 3 Semarang dengan Prestasi Belajar Sejarah Semester Genap Tahun Pelajaran 2006/2007. Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang.131 halaman + xv. Kata Kunci : Kegiatan Ekstrakurikuler Paskibra, Prestasi, Belajar, Sejarah,

Kegiatan ekstrakurikuler Paskibra adalah kegiatan yang sangat menekankan nilai-nilai rasa cinta tanah air, nasionalisme serta nlai-nilai kemanusiaan dan patriotisme, selain mempelajari sejarah nasional Indonesia dan sejarah perjuangan bangsa, kegiatan ekstrakurikuler Paskibra juga menanamkan sikap rela berkorban.

Adanya kesamaan tujuan antara mata pelajaran sejarah dan kegiatan ekstrakurikuler Paskibra itu maka peneliti ingin mengkaji lebih dalam hubungan antara kegiatan ekstrakurikuler Paskibra dengan prestasi belajar sejarah.

Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah : (1) Bagaimana pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler Paskibra di SMA Negeri 3 Semarang ?, (2) Bagaimana prestasi belajar siswa kelas X SMA Negeri 3 Semarang yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler Paskibra pada mata Pelajaran Sejarah semester genap tahun pelajaran 2006/2007 ?, (3) Adakah hubungan antara kegiatan ekstrakurikuler Paskibra dan prestasi belajar sejarah siswa kelas X SMA Negeri 3 Semarang pada semester genap tahun pelajaran 2006/2007?.

Penelitian ini bertujuan : (1) Ingin mengetahui pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler Paskibra di SMA Negeri 3 Semarang, (2) Ingin mengetahui prestasi belajar siswa kelas X yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler Paskibra pada mata pelajaran Sejarah semester genap tahun pelajaran 2006/2007, dan (3) Ingin mengetahui hubungan antara kegiatan ekstrakurikuler Paskibra dan prestasi belajar sejarah siswa kelas X SMA Negeri 3 Semarang pada semester genap tahun Pelajaran 2006/2007.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif, yang dilaksanakan dengan serangkaian prosedur, yang berturut-turut dikelompokan antara lain menentukan populasi, sampel, variabel, metode pengumpulan data, melakukan uji coba instrumen dan menganalisis data.

Hasil penelitian, menunjukan bahwa kegiatan ekstrakurikuler Paskibra di SMA Negeri 3 Semarang, dilaksanakan pada sore hari di luar jam pelajaran. Prestasi belajar siswa kelas X SMA Negeri 3 Semarang yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler Paskibra pada mata Pelajaran Sejarah semester genap tahun pelajaran 2006/2007 rata-rata sebesar 82 atau sebesar 71,78 %. ini termasuk dalam kategori tinggi atau baik. Dan diperoleh hasil yaitu rxy sebesar 0,4577 lebih besar dari rt (r tabel) 5 % = 0,362, yang berarti rxy > rt 5 %. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara kegiatan ekstrakurikuler Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra) pada siswa kelas X SMA Negeri 3 Semarang dengan prestasi belajar sejarah semester genap tahun pelajaran 2006/2007, dengan kriteria

x

tingginya nilai prestasi yang diperoleh siswa yang mengikuti ekstrakurikuler ini yaitu dari 30 sampel terdapat 13,4 % atau 4 siswa yang memperoleh prestasi sangat baik dan 86,6 % dari 26 siswa yang mendapatkan prestasi baik, dengan berpedoman pada kriteria persentase 88%-100% dengan katergori sangat baik yaitu 13,4 % atau frekuensi 4 siswa, dan kriteria persentase 71-87 % dengan kategori baik yaitu 86,6 % atau frekuensi 26 siswa.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut peneliti dapat memberi masukan supaya para pengelola pendidikan, khususnya Dinas Pendidikan agar para kepala sekolah diusahakan untuk selalu meningkatkan kepedulian dan partisipasi orang tua siswa dan tokoh-tokoh pemerintah setempat dan masyarakat membantu terwujudnya pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler Paskibra. Demikian juga dengan siswa agar prestasi yang sudah baik dipertahankan dan di tingkatkan pada tahun-tahun yang akan datang.

xi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ………………………………………………….. i

PERSETUJUAN PEMBIMBING …………………………………….. ii

PENGESAHAN KELULUSAN ………………………………………. iii

PERNYATAAN ……………………………………………………….. iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN …………………………………….. v

PRAKATA …………………………………………………………….. vi

SARI …………………………………………………………………… ix

DAFTAR ISI …………………………………………………………… xi

DAFTAR SINGKATAN ...……………………......................................xiii

DAFTAR TABEL ……………………………………………………… ix

DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………… xv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah …………………………………. 1

B. Rumusan Masalah ………………………………………... 7

C. Tujuan Penelitian ………………………………………… 8

D. Manfaat Penelitian ……………………………………….. 8

E. Penegasan Istilah …………………………………………. 10

F. Sistematika Skripsi ……………………………………….. 13

xii

BAB II LANDASAN TEORI

A. Kegiatan Ekstrakurikuler Paskibra ………………………. 15

B. Pengertian Prestasi Belajar ………………………………. 24

C. Prinsip-Prinsip Belajar …………………………………… 26

D. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ……. 27

E. Pembelajaran Sejarah ……………………………………. 32

F. Hipotesis …………………………………………………. 45

BAB III METODE PENELITIAN

A. Populasi Penelitian ……………………………………….. 46

B. Sampel Penelitian ………………………………………… 49

C. Variabel Penelitian ……………………………………….. 50

D. Metode Pengumpulan Data ……………………………..... 53

E. Uji Coba Instrumen Penelitian …………………………… 60

F. Analisis Data ……………………………………………... 68

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Lokasi Penelitian …………………………………………. 73

B. Hasil Penelitian …………………………………………… 76

C. Pembahasan Hasil Penelitian ……………………………... 82

BAB V PENUTUP

A. Simpulan ………………………………………………….. 86

B. Saran ……………………………………………………… 87

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………… 89

LAMPIRAN-LAMPIRAN ……………………………………………… 92

xiii

DAFTAR SINGKATAN

Singkatan Kepanjangan

AMS : Algemene Meddelbare School

Depdikbud : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Dikdasmen : Pendidikan Dasar dan Menengah

Dirjen : Direktorat Jenderal

HBS : Hogere Bunger School

KBM : Kegiatan Belajar Mengajar

KTSP : Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

LCD : Laser Compac Disc

Mendikbud : Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

MGMP : Musyawarah Guru Mata Pelajaran

NKRI : Negara Kesatuan Republik Indonesia

OHP : Over Head Projektor

OSIS : Organisasi Siswa Intra Sekolah

Paskibra : Pasukan Pengibar Bendera

PBB : Peraturan Baris Berbaris

PKS : Patroli Keamanan Sekolah

PMR : Palang Merah Remaja

PPKI : Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia

PPL : Praktik Pengalaman Lapangan

Pramuka : Praja Muda Karana

SDM : Sumber Daya Manusia

Sisdiknas : Sistem Pendidikan Nasional

SK : Surat Keputusan

SMA : Sekolah Menengah Atas

TU : Tata Usaha

UU : Undang-Undang

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Jumlah Populasi Penelitian ……………………………….......... 48

2. Hasil Pengambilan Sampel ……………………………….......... 50

3. Kriteria Persentase ……………………………………………... 58

4. Rekapitulasi Hasil Uji Coba ……………………………………. 63

5. Hasil Perhitungan Reliabilitas Angket Uji Coba ……………….. 67

6. Hasil Perhitungan Analisis Regresi …………………………….. 69

7. Skor Jawaban Angket …………………………………………... 79

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Daftar Nama Siswa Sampel Penelitian ………………………… 92

2. Kisi-Kisi dan Indikator Angket Penelitian ……………………. 93

3. Pengantar Angket Penelitian …………………………………... 97

4. Petunjuk Pengisian Angket Penelitian ……………………….... 98

5. Angket Penelitian ……………………………………………… 99

6. Lembar Jawaban Angket Penelitian …………………………… 107

7. Perhitungan Validitas dan Reliabilitas Angket Uji Coba ……… 108

8. Perhitungan Validitas Angket Uji Coba ………………………. 110

9. Perhitungan Reliabilitas Angket Uji Coba ……………………. 111

10. Tabulasi Data Hasil Penelitian ………………………………… 112

11. Daftar Nilai Prestasi Siswa Sampel Penelitian ………………… 113

12. Analisis Regresi antara Kegiatan Ekstrakurikuler Paskibra Terhadap Prestasi Belajar ……………………………………… 114

13. Uji Normalitas Data Variabel X ……………………………….. 117

14. Uji Normalitas Data Variabel Y ……………………………….. 118

15. Harga Kritik dari r Product Moment ……………………………119

16. Surat Izin Penelitian ke Dinas Pendidikan Kota Semarang ……..120

17. Surat Izin Penelitian dari Dinas Pendidikan Kota Semarang …...121

18. Surat Izin Penelitian ke Kepala SMA N 3 Semarang ………….. 122

19. Surat Keterangan selesai Penelitian

dari Kepala SMA N 3 Semarang ………………………………. 123

20. Dokumentasi-Dokumentasi Penelitian ………………………….124

21. Biodata Penulis ………………………………………………….127

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdaskan dan usaha untuk

mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya yaitu manusia yang beriman dan

bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, memiliki

pengetahuan, keterampilan, sehat jasmani dan rohani, berkepribadian yang mantap

dan mandiri, serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Melalui

pendidikan nasional diharapkan dapat meningkatkan mutu pendidikan dan

martabat manusia Indonesia, sehingga pendidikan nasional dapat menghasilkan

manusia terdidik yang beriman, berpengetahuan, berketerampilan dam memiliki

rasa tanggung jawab (Undang-Undang (UU) Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional).

Adapun usaha untuk meningkatan mutu pendidikan seperti yang

diharapkan selain menggunakan cara yang lazim seperti penyempurnaan

kurikulum juga dengan mengefektifkan komponen-komponen yang mempengaruhi

keberhasilan suatu pendidikan. Kondisi pendidikan persekolahan kita yang

strategis namun terabaikan, sehingga tidak mampu memikul tanggung jawabnya

secara sendirian, mengharuskan segenap komponen manusia Indonesia untuk lebih

memperhatikan keadaan pendidikan. Pemerintah, masyarakat dan orang tua

(keluarga) tidak mungkin diam melihat kondisi pendidikan yang sangat

1

2

membutuhkan perhatian. Oleh karenanya, gagasan luhur Ki Hadjar Dewantara

dengan Tri Pusat Pendidikan yang terdiri dari orang tua, sekolah dan masyarakat

dan sekarang ditambah dengan peran serta aktif pemerintah, patut dilaksanakan

dalam rangka memprioritaskan sektor pendidikan, baik yang informal, non formal,

maupun yang formal seperti didirikannya sekolah-sekolah. Peranan pendidikan

harus dilihat dalam konteks pembangunan secara menyeluruh, yang bertujuan

memberikan manfaat sesuai dengan cita-cita bangsa. Pembangunan tidak mungkin

berhasil jika tidak melibatkan manusianya sebagai pelaku dan sekaligus sebagai

tujuan pembangunan. Untuk menyukseskan pembangunan perlu di tata suatu

sistem pendidikan yang relevan, sistem pendidikan dirancang dan dilaksanakan

oleh orang-orang yang ahli dalam bidangnya ( Hamalik, 2004: 6).

Tujuan didirikannya sekolah adalah sebagai wahana aktif bagi usaha

memanusiakan manusia sehingga bisa membawa bangsa dan negara kita yang

sedang terpuruk ini untuk dapat bangkit menuju posisi yang terhormat dan

diperhitungkan di dunia internasional. Dalam usaha untuk mewujudkan manusia

yang seperti digambarkan diatas, terdapat beberapa masalah di bidang pendidikan

yang harus segera dipecahkan, antara lain rendahnya mutu lulusan, tidak

meratanya kesempatan belajar dan lulusan sekolah yang kurang relevan terhadap

kebutuhan pembangunan.

Dalam masa pembangunan bangsa, fungsi utama pendidikan antara lain

mencerdaskan bangsa, pengembangan kesadaran nasional dan sikap nasionalisme

sebagai sumber daya manusia dalam proses pembangunan kepribadian nasional

3

serta identitasnya. Oleh karena itu, pengembangan kesadaran nasional dan sikap

nasionalisme perlu ditanamkan dan ditumbuhkan sejak dini kepada seluruh bangsa

Indonesia. Salah satu sarana untuk pengembangan sikap nasionalisme adalah

melalui pendidikan. Dengan demikian kegiatan pendidikan nasional perlu di

organisasikan dan dikelola sedemikian rupa agar supaya pendidikan nasional

sebagai suatu organisasi, merupakan sarana untuk mewujudkan cita-cita nasional

bangsa Indonesia ( Tilaar, 2000: 107).

Pendidikan sejarah adalah salah satu sarana motivasi yang kuat sebagai

penggerak bagi generasi muda dalam membina dan mengembangkan sikap

nasionalisme. Sikap nasionalisme generasi muda, seperti sikap kepahlawanan,

kesetiaan, rela berkorban dan mencapai cita-cita dan nilai nasionalisme dapat

dibentuk dan dibina melalui pendidikan sejarah (Daliman, 1988:70).

Sejarah telah memberi pelajaran tentang kejadian-kejadian masyarakat

terdahulu, sehingga generasi muda mendapat pengetahuan tentang pengalaman-

pengalaman yang dialami masyarakat dahulu untuk mengetahui situasi sekarang

agar lebih bijaksana. Sejarah sangat potensial untuk membangkitkan rasa

kebangsaan terhadap sejarah bangsanya. Dari sini dapat dikatakan bahwa, suatu

bangsa tidak mungkin mengenal dan memiliki identitas tanpa mengetahui

sejarahnya. Pengajaran sejarah dilaksanakan di lembaga-lembaga pendidikan di

Indonesia meliputi sekolah negeri, sekolah swasta serta lembaga keagamaan yang

pada dasarnya memberikan gambaran untuk mengetahui sejarah bangsanya, dan

ini menjadikan semua komponen dalam pendidikan harus bertanggung jawab

4

memberi gambaran kepada generasi muda untuk lebih mempelajari sejarah

bangsanya.

Berdasarkan pengalaman peneliti pada waktu melaksanakan Praktik

Pengalaman Lapangan di SMA Negeri 3 Semarang, banyak siswa yang mengeluh

bahwa pelajaran sejarah terlalu banyak hafalan sehingga peneliti mengambil

kesimpulan bahwa siswa-siswi SMA Negeri 3 Semarang kurang memperhatikan

atau kurang tertarik terhadap pelajaran sejarah. Oleh karena itu dengan adanya

anggapan yang terjadi di SMA Negeri 3 Semarang dimana pelajaran sejarah

kurang mendapat perhatian dari siswa, sehingga peneliti ingin membuat metode

mengajar yang baru bagi siswa, salah satunya yaitu dengan mengkombinasikan

materi pelajaran sejarah di dalam kelas kemudian dipraktekan dalam kegiatan

diluar kelas yaitu dengan kegiatan ekstrakurikuler Paskibra, sehingga peneliti

merasa tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai hubungan kegiatan

ekstrakurikuler Paskibra dengan prestasi belajar sejarah.

Pada dasarnya pengajaran sejarah mempunyai arti yang penting karena

didalamnya kita memahami alam pikiran dan pengalaman-pengalaman manusia

dimasa lampau, sehingga dengan belajar sejarah kita dapat menjadikan bahan

pertimbangan dalam bertindak dan mengambil suatu keputusan di masa sekarang

dan masa yang akan datang.

Belajar sejarah mengandung makna yang mendalam yaitu memupuk rasa

cinta tanah air, sikap kritis, nasionalis serta mengembangkan nilai-nilai

5

kemanusiaan. Nilai-nilai yang terkandung dalam makna sejarah diharapkan

diperoleh siswa dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Tanggung jawab pendidikan oleh semua, pada akhirnya akan berdampak

pada pemerataan kesempatan belajar kepada seluruh masyarakat di seluruh

pelosok Indonesia. Dengan demikian, semua aspek kehidupan masyarakat menjadi

sarana dan media pembelajaran, suasana seperti inilah yang diharapkan

memberikan suasana kondusif bagi lahirnya masyarakat pembelajaran (learner

society).

Menyadari bahwa siswa adalah salah satu faktor yang sangat penting bagi

pelaksanaan penentu dalam usaha meningkatkan kualitas pendidikan, Sekolah

Menengah Atas (SMA) Negeri 3 Semarang sebagai salah satu Sekolah Menengah

Atas favorit di kota Semarang mengemban tugas mendidik dan membina siswa-

siswi calon pemimpin bangsa, yang nantinya akan memberikan kontribusi yang

sangat besar bagi bidang pendidikan. SMA Negeri 3 Semarang dituntut mampu

memberikan sumbangan dan peran serta secara aktif dan nyata dalam mengatasi

masalah-masalah pendidikan, dengan mengkaitkan semua komponen yang terlibat,

antara lain: organisasi, kurikulum, sarana dan prasarana, anggaran, tenaga

administrasi, guru serta siswa-siswi.

Siswa-siswi sebagai masukan utama SMA Negeri 3 Semarang, perlu

adanya pembinaan, baik pembinaan profesi, minat kegemaran siswa melalui

berbagai bentuk kegiatan baik kegiatan kurikuler maupun kegiatan kokurikuler

atau kegiatan ekstrakurikuler. Pembinaaan kegiatan ekstrakurikuler perlu

6

diperhatikan pembinaan lembaga kesiswaannya yang diharapkan untuk dapat

menampung dan mengembangkan kreatifitas siswa-siswinya sehingga secara

bersama-sama dengan kegiatan kurikuler dapat meningkatkan kualitas hasil belajar

siswa.

Kegiatan ekstrakurikuler adalah segala macam aktivitas di sekolah atau

lembaga pendidikan yang dilaksanakan di luar jam pelajaran, wajib bagi setiap

anak. Aktivitas itu termasuk dalam kurikulum yang telah tersusun bagi suatu

tingkat kelas atau sekolah.

Berbagai bentuk kegiatan ekstrakurikuler dilaksanakan di SMA Negeri 3

Semarang seperti Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS), Praja Muda Karana

(Pramuka), Palang Merah Remaja (PMR), Patroli Keamanan Sekolah (PKS),

Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra) dan masih banyak yang lainnya yang

jumlahnya lebih dari 30 macam kegiatan ekstrakurikuler. Kesemuanya ini berarti

menuntut peran serta aktif siswa-siswi SMA Negeri 3 Semarang untuk terlibat

didalamnya, tentunya diluar jadwal pelajaran sekolah yang telah ditentukan. Dari

berbagai macam kegiatan ekstrakurikuler di SMA Negeri 3 Semarang, maka

peneliti lebih memfokuskan pada kegiatan ekstrakurikuler Pasukan Pengibar

Bendera (Paskibra), yang peneliti kaji dengan prestasi belajar sejarah pada

semester genap tahun pelajaran 2006/2007.

Pada dasarnya kegiatan ekstrakurikuler Paskibra ini bertujuan untuk

membentuk watak disiplin, kerjasama dan intinya untuk menunjang tugas

utamanya yaitu melaksanakan tugas pengibar bendera pada setiap kegiatan

7

upacara sekolah. Kegiatan ekstrakurikuler Paskibra juga didalamnya mempelajari

sejarah nasional Indonesia, yang juga dtanamkan sikap nasionalisme dan

patriotisme dan mempelajari juga sejarah perjuangan bangsa.

Kegiatan ekstrakurikuler Paskibra dimana nilai-nilai rasa cinta tanah air,

nasionalisme serta nlai-nilai kemanusiaan, patriotisme sangat ditekankan. Adanya

kesamaan tujuan antara mata pelajaran sejarah dan kegiatan ekstrakurikuler

Paskibra maka peneliti ingin mengkaji lebih dalam hubungan antara kegiatan

ekstrakurikuler Paskibra dengan prestasi belajar sejarah. Oleh karena itu peneliti

mengambil judul Hubungan Kegiatan Ekstrakurikuler Pasukan Pengibar Bendera

(Paskibra) pada Siswa Kelas X SMA Negeri 3 Semarang dengan Prestasi Belajar

Sejarah Semester Genap Tahun Pelajaran 2006/2007.

B. Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang masalah di atas maka dirumuskan permasalahan

penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimana pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler Paskibra di SMA Negeri 3

Semarang ?

2. Bagaimana prestasi belajar siswa kelas X SMA Negeri 3 Semarang yang

mengikuti kegiatan ekstrakurikuler Paskibra pada mata Pelajaran Sejarah

semester genap tahun pelajaran 2006/2007 ?

8

3. Adakah hubungan antara kegiatan ekstrakurikuler Paskibra dan prestasi

belajar sejarah siswa kelas X SMA Negeri 3 Semarang pada semester genap

tahun pelajaran 2006/2007?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pada permasalahan penelitian tersebut, maka tujuan yang

ingin diperoleh dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Ingin mengetahui pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler Paskibra di SMA

Negeri 3 Semarang ?

2. Ingin mengetahui prestasi belajar siswa kelas X yang mengikuti kegiatan

ekstrakurikuler Paskibra pada mata pelajaran sejarah semester genap tahun

pelajaran 2006/2007?

3. Ingin mengetahui hubungan antara kegiatan ekstrakurikuler Paskibra dan

prestasi belajar sejarah siswa kelas X SMA Negeri 3 Semarang pada semester

genap tahun Pelajaran 2006/2007?

D. Manfaat Penelitian

Dengan diadakannya penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi

semua pihak yang terlibat dan memiliki kepentingan dengan masalah yang diteliti

yaitu :

1. Bagi Guru

a. Sebagai saran untuk meningkatkan kualitas pembelajaran sejarah

9

b. Agar dapat memberikan masukan kepada guru untuk mengembangkan

pendidikan

c. Sebagai pertimbangan kepada guru untuk membina siswanya dengan hal

yang positif untuk menunjang kegiatan kokurikuler

d. Menginventarisasi hambatan-hambatan dalam Kegiatan Belajar Mengajar

(KBM) bagi siswa yang aktif berkegiatan

e. Meningkatkan pengetahuan, pemahaman dalam ruang lingkup yang lebih

luas untuk dapat memberikan toleransi kepada siswa apabila siswa

mengikuti kegiatan dengan membawa nama baik sekolah.

2. Bagi Sekolah

a. Dapat memberikan saran pada pihak sekolah, untuk lebih memperhatikan

kegiatan kesiswaan terutama kegiatan ekstrakurikuler Paskibra

b. Sebagai bahan informasi tentang hambatan-hambatan, dalam pelaksanaan

kegiatan ekstrakurikuler terutama Paskibra terhadap prestasi belajar

sejarah

c. Pengembangan jaringan dan kerjasama strategis antara sekolah dan phak-

pihak yang berkepentingan dalam pengembangan sekolah.

d. Sebagai bahan masukan dalam menyusun rencana pengembangan

kegiatan ekstrakurikuler dalam usaha meningkatkan kualitas lulusan.

3. Bagi Peneliti

a. Menambah pengetahuan bagi peneliti dalam menerapkan teori-teori yang

ada di bangku kuliah

10

b. Agar dapat melengkapi sumber bacaan bagi peneliti untuk digunakan

sebagai bahan penelitian yang lain.

c. Menambah pengetahuan dan pemahaman bagi peneliti, terutama pada

waktu menjadi guru sejarah kelak.

E. Penegasan Istilah

Untuk menghindari interpretasi yang keliru terhadap judul dimaksud dalam

penelitian ini, maka peneliti memberikan penegasan istilah untuk menjelaskan

batasan-batasan dalam judul sebagai berkut :

1. Hubungan

Dalam kamus besar bahasa Indonesia kata hubungan memiliki

pengertian :

a. Jaringan yag terwujud karena interaksi satuan-satuan yang aktif

b. Keadaan berhubungan atau dihubungkan

c. Ikatan pertalian (Depdikbud, 1990:313)

Dalam penelitian ini menjelaskan hubungan antara dua variabel yang saling

berhubungan antara variabel satu dengan yang lain, variabel yang

dihubungkan adalah kegiatan ekstrakurikuler Pasukan Pengibar Bendera

(Paskibra), dengan prestasi belajar sejarah pada siswa kelas X SMA Negeri 3

Semarang pada semester genap tahun pelajaran 2006/2007.

11

2. Kegiatan Ekstrakurikuler Paskibra

Menurut kamus umum bahasa Indonesia, kegiatan diartikan sebagai

akivitas, keaktifan : usaha yang sangat giat (Poerwodarminto, 2002:322).

Ekstrakurikuler dalam kamus besar bahasa Indonesia mempunyai arti

kegiatan yang bersangkutan diluar kurikulum atau diluar susunan rencana

pelajaran (Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan

Bahasa, 1989:479). Secara sederhana istilah kegiatan ekstrakurikuler

mengandung pengertian yang menunjukan segala macam, aktifitas di sekolah

atau lembaga pendidikan yang dilaksanakan di luar jam pelajaran. Sedangkan

Paskibra merupakan pasukan pengibar bendera. Jadi kegiatan ekstrakurikuler

Paskibra merupakan suatu kegiatan atau aktifitas di sekolah atau lembaga

pendidikan yang dilaksanakan di luar jam pelajaran yang bertugas sebagai

pengibar bendera (Lutan, 1986: 7).

Paskibra adalah salah satu kegiatan atau aktivitas serta pemisah atau

sebagai ruang lingkup pelajaran yang diberikan di pendidikan menengah dan

tidak merupakan bagian integral dari mata pelajaran yang sudah ditentukan

dalam kurikulum, yang merupakan kepanjangan dari Pasukan Pengibar

Bendera yaitu suatu organisasi yang bertugas atau mempunyai aktivitas utama

untuk menjalankan tugas sebagai pengibar bendera, dan kegiatan yang lain

yang berhubungan dengan kegiatan upacara-upacara di sekolah.

12

3. Prestasi Belajar adalah hasil yang telah dicapai, dilakukan atau dikerjakan

(Poerwadarminta, 1976:768).

Belajar adalah aktifitas yang menghasilkan perubahan pada diri

individu yang belajar, baik aktual maupun potensial (Nasution, 1993:2).

Prestasi belajar merupakan hasil yang telah dicapai dari aktivitas yang sering

menghasilkan perubahan pada diri individu yang belajar, baik aktual maupun

potensial.

4. Pembelajaran Sejarah

Pembelajaran dapat diartikan sebagai perubahan dalam kemampuan

sikap atau perilaku siswa yang relatif permanen sebagai akibat dari

pengalaman atau pelatihan (Hamalik, 2003:57).

Sedangkan sejarah merupakan suatu bagian dari kelompok ilmu yang

berdiri sendiri. Tujuan yang luhur dari sejarah untuk dianjurkan pada semua

jenjang sekolah adalah menanamkan semangat kebangsaan, rasa cinta tanah

air, bangsa dan negara, pelajaran sejarah merupakan salah satu unsur utama

dalam pendidikan politik bangsa, lebih jauh lagi sejarah merupakan sumber

inspirasi terhadap hubungan antar bangsa dan negara (Kasmadi, 1996:13).

Jadi pembelajaran sejarah adalah suatu usaha untuk mengerjakan atau

mendapatkan hasil dalam belajar sejarah dengan bimbingan seorang guru atau

pengajar atau perpaduan antara aktivitas belajar dan mengajar yang

didalamnya mempelajari tentang masa lampau (Widya, 1989:3).

13

F. Sistematika Skripsi

Untuk memudahkan pembaca dalam memahami skripsi ini, maka terlebih

dahulu akan penulis kemukakan sistematika skripsi sesuai dengan bagian-

bagiannya. Bagian awal dari skripsi ini berisi halaman judul, abstrak, halaman

persetujuan, halaman pengesahan, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar

gambar dan daftar lampiran. Bagian isi dari skripsi ini dibagi dalam lima bab,

antara lain :

Bab I Pendahuluan, yang terdiri dari latar belakang masalah, rumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah dan sistematika

skripsi.

Bab II Landasan Teori, yang berisikan tentang landasan teori sebagai

pedoman atau landasan penulisan skripsi, meliputi kegiatan ekstrakurikuler

Paskibra, pengertian prestasi belajar, prinsip-prinsip belajar, faktor-faktor yang

mempengaruhi prestasi belajar dan pembelajaran sejarah.

Bab III Metode Penelitian, yang terdiri dari populasi penelitian, sampel

penelitian, variabel penelitian, teknik pengumpulan data, uji coba instrumen

penelitian serta teknik analisa data.

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, dalam bab ini diuraikan

mengenai serangkaian kegiatan penelitian mulai dari persiapan sampai dengan

selesainya pelaksanaan penelitian, penyajian data, analisis data dan pembahasan

hasil penelitian.

14

Bab V Penutup, dalam bab ini berisikan kesimpulan dan saran berdasarkan

pada landasan dan hasil penelitian. Bagian akhir dari skripsi ini adalah daftar

pustaka dan lampiran-lampiran.

15

15

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kegiatan Ekstrakurikuler Paskibra.

Berdasarkan Surat Keputusan (SK) Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan (Mendikbud) Nomor: 0461/U/1964 dan SK Direktur Jenderal

Pendidikan Dasar dan Menengah (Dirjen Dikdasmen) Nomor :

226/C/Kep/O/1992, kegiatan ekstrakurikuler merupakan salah satu jalur

pembinaan kesiswaan disamping jalur Organisasi Siswa Intra Sekolah

(OSIS), latihan kepemimpinan dan wawasan wiyatamandala.

Berdasarkan kedua Surat Keputusan tersebut ditegaskan pula bahwa

ekstrakurikuler sebagai bagian dari kebijaksanaan pendidikan secara

menyeluruh mempunyai tugas pokok :

1. Memperdalam dan memperluas pengetahuan siswa

2. Mengenal hubungan antara berbagai mata pelajaran

3. Menyalurkan bakat dan minat

4. Melengkapi upaya pembinaan manusia seutuhnya.

(Depdikbud, 1998: 1-2).

Untuk mendukung terlaksananya program ekstrakurikuler diperlukan

adanya berbagai petunjuk dan pedoman, baik menyangkut materi maupun

kegiatannya, dengan harapan agar program ekstrakurikuler dapat dilaksanakan

sesuai dengan tujuan yang digariskan.

15

16

Agar pelaksanaan program ekstrakurikuler mencapai hasil baik dalam

mendukung program kurikuler maupun dalam upaya menumbuhkan dan

mengembangkan nilai-nilai kepribadian, maka perlu diusahakan adanya

informasi yang jelas mengenai arti, tujuan dan hasil yang diharapkan, peranan

dan hambatan-hambatan yang ada selama ini dengan informasi yang jelas

diharapkan para pembina, pendidik, kepala sekolah, guru, siswa, serta pihak-

pihak yang terkait dapat membantu dan melaksanakan ekstrakurikuler sesuai

dengan tujuan.

Kegitan ekstrakurikuler bertujuan agar siswa dapat memperdalam dan

memperluas pengetahuan, mengenal hubungan antar berbagai mata pelajaran,

menyalurkan bakat dan minat, serta melengkapi upaya pembinaan manusia

seutuhnya dalam arti :

1. Beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa

2. Berbudi pekerti luhur

3. Memiliki pengetahuan dan keterampilan

4. Sehat jasmani dan rohani

5. Berkepribadian yang mantap dan mandiri

6. Memiliki rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan

Selain itu tujuan ekstrakurikuler juga untuk lebih memantapkan

pendidikan kepribadian dan untuk lebih mengaitkan antara pengetahuan yang

diperoleh dalam program kurikulum dengan keadaan dan kebutuhan

lingkungan.

17

1. Pengertian dan Peranan Ekstrakurikuler

a. Pengertian

Ada dua macam sumber yang memberikan rumusan tentang

ekstrakurikuler, yaitu :

1) Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan

Menengah (SK Dirjen Dikdasmen) Nomor : 226/C/Kep/O/1992.

Berdasarkan SK tersebut dirumuskan bahwa,

ekstrakurikuler adalah kegiatan diluar jam pelajaran biasa dan

pada waktu libur sekolah, yang dilakukan, baik di sekolah

ataupun diluar sekolah, dengan tujuan untuk memperdalam dan

memperluas pengetahuan siswa, mengenal hubungan antara

berbagai pelajaran, menyalurkan bakat dan minat, serta

melengkapi upaya pembinaan manusia seutuhnya.

2) Lampiran Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

(SK Mendikbud) Nomor: 060/U/1993, Nomor 061/U/1993 dan

Nomor 080/U/1993.

Berdasarkan ketiga lampiran SK Mendikbud tersebut

dikemukakan, bahwa kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan

yang diselenggarakan diluar jam pelajaran yang tercantum dalam

susunan program sesuai dengan keadaan dan kebutuhan sekolah.

Kegiatan ekstrakurikuler berupa kegiatan pengayaan dan kegiatan

perbaikan yang berkaitan dengan program kurikuler.

18

Memperhatikan kedua sumber tersebut, ada perbedaan

rumusan dalam kalimat, tetapi, makna yang terkandung

didalamnya adalah sama. Kedua-duanya menekankan bahwa

kegiatan ekstrakurikuler mengacu pada mata pelajaran dalam

rangka pengayaan dan perbaikan, serta dalam usaha pembinaan

manusia atau upaya pemantapan pembentukan kepribadian para

siswa.

b. Peranan

Dari kedua rumusan tentang ekstrakurikuler tersebut diatas,

eksrakurikuler sebagai salah satu jalur pembinaan kesiswaan

mempunyai peranan utama sebagai berikut :

1) Untuk memperdalam dan memperluas pengetahuan para siswa,

dalam arti memperkaya, mempertajam, serta memperbaiki

pengetahuan para siswa yang berkaitan dengan mata pelajaran

sesuai dengan program kurikulum yang ada.

2) Untuk melengkapi upaya pembinaan, pemantapan dan

pembentukan nilai-nilai kepribadian para siswa

3) Diarahkan untuk membina serta meningkatkan bakat, minat dan

keterampilan, dan hasil yang diharapkan ialah untuk memacu

anak ke arah kemampuan mandiri, percaya diri dan kretaif.

2. Materi dan Jenis Kegiatan Ekstrakurikuler

a. Kegiatan pembinaan ketaqwaan terhadap TuhanYang Maha Esa

Jenis kegiatannya adalah :

19

(1) melaksanakan peribadatan sesuai dengan agamanya masing-

masing, (2) memperingati hari-hari besar agama, (3) membina

kegiatan toleransi antar umat beragama, (4) mengadakan lomba yang

bersifat keagamaan, (5) menyelenggarakan kegiatan seni yang

bernafaskan keagamaan.

b. Kegiatan pembinaan kehidupan berbangsa dan bernegara

Jenis kegiatanya adalah : (1) melaksanakan upacara bendera pada hari

Senin, serta hari-hari besar nasional, (2) melaksanakan bakti sosial,

(3) melaksanakan lomba karya tulis, (4) melaksanakan pertukaran

pelajar antar propinsi, (5) menghayati dan mampu menyanyikan lagu-

lagu nasional.

c. Kegiatan pembinaan Pendidikan Pendahuluan Bela Negara

Jenis kegiatannya adalah : (1) melaksanakan tata tertib sekolah, (2)

melaksanakan baris-berbaris, (3) mempelajari dan menghayati sejarah

pejuangan bangsa, (4) melaksanakan wisata siswa dan kelestarian

lingkungan alam, (5) mempelajari dan menghayati semangat

perjuangn para pahlawan bangsa.

d. Kegiatan pembinaan kepribadian dan budi pekerti luhur

Jenis kegiatannya adalah : (1) melaksanakan Pedoman Penghayatan

dan Pengamalan Pancasila, (2) melaksanakan tata krama pergaulan,

(3) menumbuhkan dan meningkatkan kesadaran rela berkorban

dengan perbuatan amal, (4) meningkatkan sikap hormat siswa

20

terhadap orangtua, guru, dan sesama teman di lingkungan

masyarakat.

e. Kegiatan pembinaan berorganisasi, pendidikan politik dan

kepemimpinan

Jenis kegiatannya adalah : (1) mengembangkan peran siswa dalam

Organisasi Siswa Intra Sekolah ( OSIS ), (2) melaksanakan latihan

kepemimpinan siswa, (3) mengadakan forum diskusi ilmiah, (4)

mengadakan media komunikasi OSIS, (5) mengorganisir suatu

pementasan atau bazar.

f. Kegiatan pembinaan keterampilan dan kewiraswastaan

Jenis kegiatannya adalah : (1) meningkatkan keterampilan dalam

menciptakan sesuatu lebih berguna, (2) meningkatkan keterampilan

di bidang teknik, elektronik, pertanian dan peternakan, (3)

meningkatkan usaha-usaha keterampilan tangan, (4) meningkatkan

usaha koperasi sekolah, (5) meningkatkan penyelenggaraan

perpustakaan sekolah

g. Kegiatan pembinaan kesegaran jasmani dan daya kreasi.

Jenis kegiatannya adalah : (1) meningkatkan usaha kesehatan sekolah,

(2) meningkatkan kesehatan mental, (3) menyelenggarakan kantin

sehat, (4) menyelenggarakan lomba berbagai macam olahraga.

h. Kegiatan pembinaan persepsi, apersepsi dan kreasi seni

Jenis kegiatanya adalah : (1) meningkatkan wawasan dan

keterampilan siswa di bidang seni, (2) menyelenggarakan sanggar

21

belajar semacam seni, (3) meningkatkan daya cipta seni, (4)

mementaskan, memamerkan hasil berbagai cabang seni.

(Depdikbud, 1998: 6-10).

3. Pengertian Ekstrakurikuler Paskibra

Secara sederhana istilah kegiatan ekstrakurikuler mengandung

pengertian yang menunjukan segala macam, aktifitas di sekolah atau

lembaga pendidikan yang dilaksanakan diluar jam pelajaran. Sedangkan

Paskibra merupakan Pasukan Pengibar Bendera. Jadi kegiatan

ekstrakurikuler Paskibra merupakan suatu kegiatan atau aktifitas di

sekolah atau lembaga pendidikan yang dilaksanakan diluar jam pelajaran

yang bertugas sebagai pengibar bendera (Lutan, 1986: 7).

Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra) SMA Negeri 3 Semarang,

merupakan salah satu kegiatan ekstrakurikuler yang di laksanakan

dengan tujuan utama sebagai petugas upacara bendera pada setiap

kegiatan upacara, baik upacara hari besar maupun upacara-upacara yang

lainnya. Dan kegiatan ini tetap bernaung dibawah koordinasi kegiatan

Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) SMA Negeri 3 Semarang, yang

dalam setiap kegiatan senantiasa berkoordinasi untuk kelancaran dari

setiap kegiatan tersebut.

Beberapa persyaratan dalam menyelenggarakan seleksi calon

anggota Pasukan Pengibar Bendera SMA Negeri 3 Semarang antara lain :

(1) siswa kelas 1, (2) tinggi badan untuk putra minimal 170 cm dan putri

minimal 165 cm, (3) tegak dan tidak cacat, (4) berat badan seimbang, (5)

22

penampilan simpatik dan menarik, (6) berkepribadian dan berakhlak

mulia, (7), diperbolehkan memakai jilbab.

Materi seleksi meliputi beberapa hal antara lain adalah :

a. Akhlak dan kepribadian yang terdiri atas : (1) mental spiritual, (2)

taat menjalankan kewajiban agama, (3) berbudi pekerti dan

bertingkah laku yang baik, (4) berjiwa sehat dan stabil, (5) bersahaja

dan sopan santun, (6) berpenampilan gembira dan menarik, (7),

mudah bergaul dan menyesuaikan diri

b. Kesegaran jasmani berupa tes aerobik

c. Fisik dan penampilan terdiri dari : (1) pengecekan umur, tinggi

badan, berat badan, (2) tidak cacat jasmani dan tegap, (3) sehat

jasmani dan rohani, (4) pengecekan mata dan gigi (rapi dan sehat), (5)

pengecekan kaki (tidak berbentuk O atau X )

d. Pengetahuan umum dan prestasi khususyang terdiri darai : (1)

kewarganegaraan, sejarah Indonesia, (2) kepemimpinan dan

organisasi, (3) pengetahuan budaya dan pariwisata, (4) berita aktual

dari media cetak maupun elektronika (politik, keuangan, ekonomi,

pendidikan dll), (5) prestasi, sosial, kemasyarakatan, kegiatan

olahraga

e. Kemampuan baris-berbaris (PBB)

f. Kemampuan seni budaya

4. Sejarah dan asal-usul bendera Merah Putih

23

Karena kegiatan Paskibra pada intinya berkenaan dengan masalah

bendera, maka peneliti menguraikan sejarah bendera merah putih serta

asal-usulnya. Bendera merah putih bagi bangsa Indonesia mengandung

arti, maksud, nilai dan kepribadian tersendiri sesuai riwayat sejarah

bangsa Indonesia, warna merah putih mempunyai arti yang sangat dalam,

sebab kedua warna tersebut tidak begitu saja dipilih dan dibuat secara

tiba-tiba, tetapi, melalui proses sejarah yang sama lamanya dengan

sejarah perkembangan bangsa Indonesia.

Menurut sejarah, bangsa Indonesia memasuki wilayah Nusantara

ini ketika terjadi perpindahan orang-orang Austronesia sekitar 6000 tahun

yang lalu datang ke Indonesia Timur dan Barat melalui tanah

Semenanjung dan Philipina. Sekitar 4000 tahun yang lalu terjadi

perpindahan kedua yaitu masuknya orang Indonesia kuno dari Asia

Tenggara dan berbaurlah dengan pendatang yang terlebih dahulu masuk

ke Nusantara.

Pada zaman itu ada kepercayaan yang memuliakan zat hidup atau

zat kesaktian bagi para mahluk hidup yaitu getah-getih. Getah tumbuh-

tumbuhan yang berwarna putih dan getih yang berarti darah berwarna

merah, yaitu zat yang memberikan hidup bagi tumbuh-tumbuhan,

manusia dan hewan. Demikian menurut kepercayaan yang terdapat di

kepulauan Austronesia dan Asia Tenggara, dari kepercayaan ini maka

warna Merah dan Putih menjadi warna keagungan, warna pujaaan.

24

Ketika terjadi perang Diponegoro pada tahun 1825-1830

ditengah-tengah pasukan Diponegoro yang beribu-ribu juga terlihat

kibaran bendera Merah Putih, demikian juga dilereng-lereng gunung dan

desa-desa yang dikuasai Pangeran Diponegoro banyak terlihat kibaran

bendera Merah Putih.

Konggres pemuda pada tahun 1928 merupakan detik yang sangat

bersejarah dengan lahirnya sumpah pemuda. Pada konggres tersebut

untuk pertama kalinya digunakan hiasan merah putih tanpa gambar atau

tulisan, sebagai warna bendera kebangsaan, dan untuk pertama kalinya

pula diperdengarkan lagu kebangsaan Indonesia Raya.

Detik-detik yang sangat bersejarah adalah lahirnya Negara

Kesatuan Republik Indonesia yang diproklamasikan pada tanggal 17

Agustuis 1945. Setelah pembacaan teks proklamasi dikibarkanlah untuk

pertama kalinya bendera Merah Putih yang tidak saja sebagai bendera

kebangsaan tetapi juga sebagai bendera Negara Kesatuan Republik

Indonesia, yang kemudian disyahkan pada tanggal 18 Agustus 1945

dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 35 dalam sidang Panitia

Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) yang pertama. Bendera yang

berkibar pertama kali di Jalan Pegangsaan Timur nomor 56, kemudian

kita kenal dengan nama Sang Saka Merah Putih ditetapkan sebagai

bendera pusaka. Demikianlah Sang Merah Putih oleh bangsa Indonesia

dijadikan bendera kebangsaan dan bendera Negara Kesatuan Republik

Indonesia.

25

B. Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi belajar terdiri dari dua kata yaitu : prestasi dan belajar. Prestasi

adalah hasil yang telah dicapai, dilakukan atau dikerjakan

(Poerwadarminta,1976:768).

Belajar adalah aktifitas yang menghasilkan perubahan pada diri

individu yang belajar, baik aktual maupun potensial (Nasution, 1993:2).

Pengertian belajar banyak didefinisikan oleh para ahli dengan berbagai

dimensi yang berbeda-beda antara lain pengertian belajar yang dikemukakan

oleh Whiterington yaitu belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat

adanya pengalaman, perubahan tingkah laku tersebut meliputi perubahan

keterampilan, kebiasaan, sikap, pengetahuan, pemahaman, dan apresiasi.

Tingkah laku sebagai hasil dari proses belajar dipengaruhi oleh banyak faktor

yang ada dalam diri individu (faktor internal) maupun faktor eksternal. Faktor

internal adalah kemampuan yang dimiliki, minat dan perhatian, kebiasaan dan

motivasi serta faktor-faktor lainnya. Sedangkan faktor eksternal adalah

lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat.

Diantara ketiga lingkungan tersebut yang paling berperan terhadap proses

belajar mengajar adalah dalam lingkungan sekolah seperti guru, sarana belajar,

kurikulum, teman-teman sekelas, disiplin, peraturan sekolah dan lain-lainnya

(Sudjana,1989:3-4).

Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses

perubahan, yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan

lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidup (Slameto, 2003:2),

26

sedangkan menurut ahli belajar modern, belajar adalah suatu bentuk

pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam

cara-cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan (Hamalik,

2003:28). Menurut W.S.Winkel, belajar adalah suatu aktifitas mental yang

berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan

perubahan dalam pengetahuan-pengetahuan, keterampilan dan nilai sikap

(Darsono, 2000:41). Menurut Robert M. Gagne belajar dapat didefinisikan

sebagai suatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunya sebagai

akibat pengalaman (Gagne, 1984; Dahar,1988:12-13).

Dari definisi-definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar

merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku yang menyangkut berbagai

aspek kepribadian, baik fisik maupun psikis yang dihasilkan oleh pengalaman

atau latihan, sedangkan prestasi belajar dapat disimpulkan sebagai hasil yang

telah dicapai dari aktifitas yang menghasilkan perubahan pada diri individu,

baik aktual maupun potensial.

C. Prinsip-Prinsip Belajar

Belajar secara umum dapat diartikan sebagai satu proses perubahan

tingkah laku akibat interaksi individu dengan lingkungannya. Belajar juga

dapat diartikan sebagai suatu interaksi antara siswa dengan sumber belajar

dalam hal ini guru, buku-buku maupun lingkungan.

Untuk mencapai suatu tujuan pengajaran yang baik perlu didukung

oleh prinsip-prinsip belajar yang mendasarinya. Yang dimaksud prinsip

27

belajar disini adalah aturan-aturan tentang belajar. Prinsip-prinsip umum

belajar dibedakan menjadi dua yaitu prinsip-prinsip umum yang memandang

belajar sebagai suatu proses dan prinsip umumnya memandang belajar sebagai

suatu hasil atau produk.

Adapun prinsip-prinsip umum belajar sebagai proses memandang bahwa :

a. Proses belajar adalah mengalami, berbuat, mengadakan reaksi, tujuan

memperoleh pola yang dipelajari, dituntut partisipasi aktif para siswa

b. Respon individu diubah selama belajar

c. Situasi belajar ditentukan oleh tujuan belajar oleh siswa

d. Proses belajar diawali oleh suatu kebutuhan dan tujuan

e. Proses belajar akan berlangsung efektif bila materi dan hasil yang

diperoleh disesuaikan dengan pengalaman siswa

f. Proses belajar akan baik dan efektif bila siswa dapat melihat hasil yang

dicapainya dan memahami makna belajar

g. Proses belajar dan hasilnya dipergunakan untuk tingkat aspirasi siswa

h. Siswa akan mengalami kesukaran, hambatan dan situasi yang tidak

menyenangkan dalam mencapai tujuan belajar

i. Proses belajar akan berlangsung baik jika disertai bimbingan pengajaran

j. Proses belajar dan hasil individu ada kaitannya dengan perbedaan

individu kemampuan dan latar belakang siswa.

Sedangkan prinsip umum mengenai belajar sebagaimana hasil atau

produk disebutkan bahwa hasil belajar berupa sikap dan tingkah laku dan

perubahan langsung bagi diri siswa.

28

D. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

1. Faktor-faktor eksternal, faktor ini adalah faktor yang ada diluar diri

pelajar diantaranya :

a. Media Pendidikan, yaitu alat-alat belajar atau mengajar.

b. Metode mengajar, yaitu suatu cara yang digunakan oleh guru dalam

mengorganisasikan kelas pada umumnya atau menyajikan bahan

pelajaran pada khususnya.

c. Bahan pelajaran, fakor ini mempengaruhi karena ada yang sukar dan

ada yang mudah

d. Situasi lingkungan, bagi lingkungan dalam kelas sendiri, maupun

lingkungan diluar kelas.

2. Faktor-faktor internal, yaitu semua faktor yang ada dalam diri anak, yang

meliputi faktor fisik dan faktor psikis.

a. Faktor fisik, yaitu faktor yang bersumber pada keadaan jasmani

seperti :

1) Kesehatan badan, dalam badan yang sehat dan segar akan

berpengaruh dalam tercapainya proses belajar

2) Kesempurnaan badan, cacat tubuh adalah yang menyebabkan

kurang baik dalam mempengaruhi belajar, maka kesempurnaan

badan sangat berpengaruh dalam suksesnya belajar.

b. Faktor Psikis, yang meliputi :

29

1) Motivasi, motivasi adalah tingkah laku yang terjadi karena

didorong oleh adanya kebutuhan yang disadari dan terarah pada

tujuan yang relevan dengan kebutuhan itu.

2) Berpikir, dalam berpikir terkandung aspek kemampuan mengetahui

hubungan-hubungan secara bermakna antara aspek-aspek dalam

obyek berpikir itu.

3) Intelegensi, merupakan faktor yang mempengaruhi sukses belajar

yang erat kaitannya dengan berpikir

4) Sikap, yaitu kecenderungan mental kearah obyek terutama disertai

penilaian tertentu.

5) Perasan dan emosi, perasaan yang positif akan memacu dalam

belajar, dan emosi lebih memegang peranan penting, dan banyak

bahan pelajaran yang menuntut intelektual dan emosional.

( Thontowi, 1993:103-112).

3. Cara belajar yang efektif

Sofchah Sulistyowati mengemukakan ada beberapa cara belajar yang

dapat dilakukan oleh seseorang, yang meliputi :

a. Mengikuti pelajaran di sekolah

Belajar dibangku sekolah merupakan bagian penting dalam

proses belajar seorang anak. Oleh karena itu bahan-bahan pelajaran

yang disampaikan oleh guru di kelas, hendaknya bisa diterima dengan

sebaik-baiknya. Diantaranya dengan :

1) Mengikuti pelajaran di sekolah

30

2) Bahan pelajaran yang telah diberikan oleh guru di kelas hendaknya

dibaca dan lebih dipahami lagi dirumah

3) Sebelum berangkat ke sekolah periksalah alat tulis dan

perlengkapan yang dibutuhkan dan datang ke sekolah tepat waktu

4) Usahakan konsentrasi bisa terpusat pada penjelasan guru secara

penuh dan penjelasan yang penting agar di catat garis besarnya

5) Apabila ada tugas dari guru, dan belum jelas mintalah penjelasan

terlebih dahulu

6) Setelah guru meninggalkan kelas hendaknya catatan di cocokan

dengan catatan teman

7) Apabila ada waktu luang berkunjunglah ke perpustakaan untuk

membaca buku-buku

b. Belajar sendiri

Belajar sendiri di rumah termasuk tugas pokok bagi seorang

pelajar, yang tentunya harus dilakukan secara rutin, teratur dan

terjadwal, dengan melakukan hal-hal sebagai berikut :

1) Hendaknya bahan-bahan yang telah diterima dari guru di pelajari

dan dikembangkan lagi dengan uraian bahasa sendiri

2) Berusahalah menjawab pertanyaan yang telah disusun sendiri

3) Belajarlah pada saat-saat yang dianggap paling cocok dan pilihlah

waktu yang disukai

4) Apabila mengalami keheningan atau kepenatan ditengah-tengah

belajar, jangan memforsir diri

31

5) Beberapa metode praktis hendaknya dilakukan secara rutin,

sehingga lama-lama menjadi suatu kebiasaan untuk belajar secara

teratur dan disiplin

c. Belajar kelompok

Untuk mengatasi kejenuhan belajar sendirian, seorang pelajar

bisa mencari variasi dengan cara belajar berkelompok. Ada beberapa

petunjuk yang bisa dipraktikan untuk belajar kelompok antara lain :

1) Usahakan kelompok belajar yang diadakan terdiri dari 3 sampai 5

orang, dan pilihlah yang kira-kira bisa diajak untuk betukar pikiran

dan senang berdiskusi

2) Setelah sepakat bergabung menjadi satu kelompok belajar,

tentukan kapan akan belajar bersama dan topik apa yang akan

dibahas

3) Sebelum memulai diskusi rumuskan dulu persoalan yang akan

dibahas

4) Apabila kelompok belajar itu menjumpai kesulitan dalam

memecahkan persoalan, maka ditanyakan kepada guru.

5) Setelah kesimpulan ditulis oleh penulis, hasilnya di gandakan dan

dibagikan kepada semua anggota kelompok.

d. Cara belajar dengan buku

Membaca buku adalah kegiatan utama dan suatu keharusan

bagi setiap pelajar, karena buku adalah sumber ilmu, sumber

32

pengetahuan dan sumber informasi, yang tentunya sangat berperan

dalam proses belajar.

Kebiasaan membaca harus dibudayakan dalam kehidupan

setiap pelajar terutama membaca buku pengetahuan, buku studi atau

buku-buku ilmiah. Oleh karena itu seorang pelajar hendaknya memiliki

rasa cinta pada buku.

e. Sikap menghadapi ujian

Ujian pada dasarnya adalah memahami kembali materi

pelajaran yang telah dipelajari, karena itu bagi pelajar yang memilki

catatan teratur, belajar dengan teratur, dan sudah berlatih menjawab

pertanyaan-pertanyaan yang dibuat sendiri sewaktu belajar, maka

momentum ujian merupakan kesempatan untuk menuangkan apa yang

sudah dipelajari dan dikuasai.

E. Pembelajaran Sejarah

Pembelajaran dapat diartikan sebagai perubahan dalam kemampuan

sikap atau perilaku siswa yang relatif permanen sebagai akibat dari

pengalaman atau pelatihan (Hamalik, 2003:57).

Menurut Undang-Undang (UU) No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional, pembelajaran diartikan sebagai proses interaksi peserta

didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.

Sedangkan menurut Nasution, pembelajaran adalah usaha sadar untuk

33

membantu siswa atau anak didik, agar mereka dapat belajar sesuai dengan

kebutuhan dan minatnya (Nasution, 1989:45).

Sedangkan sejarah merupakan suatu bagian dari kelompok ilmu yang

berdiri sendiri. Tujuan yang luhur dari sejarah untuk dianjurkan pada semua

jenjang sekolah adalah menanamkan semangat kebangsaan, rasa cinta tanah

air, bangsa dan negara, pelajaran sejarah merupakan salah satu unsur utama

dalam pendidikan politik bangsa, lebih jauh lagi sejarah merupakan sumber

inspirasi terhadap hubungan antar bangsa dan negara (Kasmadi, 1996:13).

Pembelajaran sejarah adalah perpaduan antara aktivitas belajar dan

mengajar yang didalamnya mempelajari tentang peristiwa masa lampau yang

erat hubungannya dengan masa kini (Widya, 1989:23).

Jadi Pembelajaran Sejarah adalah suatu usaha untuk mengerjakan atau

mendapatkan hasil dalam belajar sejarah dengan bimbingan seorang guru atau

pengajar. Atau dengan kata lain pembelajaran sejarah adalah proses interaksi

antara peserta didik dan pendidik dalam aktifitas belajar mengajar yang

mengkaji tentang peristiwa masa lampau yang membawa pengaruh besar

untuk masa kini dan masa yang akan datang. Pengertian sejarah yang dapat

diambil dalam pengajaran sejarah nasional Indonesia adalah :

1. Menekankan pada peristiwa, kejadian serta akibat-akibat yang menunjuk

kearah persatuan

2. Menanamkan nasionalisme yang sehat dan membimbing kearah persatuan

bertanah air, berbangsa dan bernegara

3. Menunjukan kebesaran bangsa yang layak dibanggakan

34

4. Menghindari perselisihan dan pertentangan yang mengakibatkan

perpecahan (Gazalba,1961:175).

Tindak lanjut dari pengajaran sejarah, siswa dituntut memahami

berbagai peristiwa sejarah masa lampau mengenai peristiwa yang baik

maupun peristiwa buruk, sedangkan yang dapat diambil pada masa ini sebagai

pelajaran bagi kita semua, untuk berpikir lurus kedepan, sehingga masa

lampau menjadi pelajaran yang berharga bagi masa kini sehingga kita tidak

mengulangi kesalahan yang terjadi.

1. Komponen-Komponen Pembelajaran Sejarah

Proses pembelajaran sejarah dapat berjalan lancar dan mencapai

tujuan yang dicita-citakan, perlu didukung oleh berbagai komponen

pembelajaran antara lain :

a. Tujuan pembelajaran

Tujuan merupakan komponen yang sangat penting dalam

belajar, karena tujuan menjadi pedoman bagi seluruh aktivitas belajar.

Oleh karena itu, sebelum proses belajar berlangsung, tujuan belajar

harus ditetapkan lebih dahulu. Tujuan pembelajaran haruslah

dirumuskan dengan jelas, karena dengan tujuan yang jelas akan

memudahkan dalam memilih aktivitas belajar yang efektif, efisien

baik oleh guru maupun siswa.

Tujuan pembelajaran juga dipakai sebagai kriteria bagi guru

untuk menilai keberhasilan suatu pembelajaran, dan juga untuk

memandu guru menciptakan kondisi belajar yang menunjang

35

pencapaian tujuan pembelajaran dan alat bantu guru dalam menyusun

evaluasi yang dipergunakan untuk mengetahui proses pebelajaran

telah berhasil atau gagal.

b. Materi atau Bahan Pelajaran

Materi atau bahan pelajaran merupakan hal yang penting

untuk mencapai tujuan pembalajaran, karena materi belajar harus

dipilih sesuai denga tujuan pebelajaran yang telah ditentukan, selain

itu harus disesuaikan dengan tujuan, pemilihan materi ini harus

memperhatikan minat siswa terhadap pelajaran.

Pada masa sekarang yang penuh dengan perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi serta seni sangat memberi kemudahan

bagi guru atau pendidik untuk memperoleh bahan pengajaran yang

banyak dan bervariasi. Dan guru dituntut lebih cermat dalam memilih

materi pelajaran dengan mempertimbangkan beberapa faktor dalam

belajar. Salah satu faktor yang menjadi perhatian adalah relevansi

bahan pelajaran dengan kenyataan dan kebutuhan hidup masyarakat

sehari-hari. Beberapa faktor yang perlu diperhatikan guru dalam

memilih materi pelajaran, antara lain : (1) menarik atau tidaknya

materi pelajaran, (2) tingkat kemampuan siswa, (3) tingkat kebaruan

dan aktivitas bahan pelajaran, (4) keterkaitan dengan pengalaman

yang telah dimiliki siswa.

36

c. Kurikulum

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan

mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan

sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk

mencapai tujuan pendidikan tertentu (UU No. 20 Tahun 2003) Dari

pengertian ini kita dapat, membuat suatu pengertian bahwa tujuan

pendidikan, isi, bahan metode dan evaluasi hasil belajar dirancang

menjadi suatu program kegiatan yang berupa kurikulum.

Kurikulum sebagai program pendidikan yang direncanakan

dan dilaksanakan untuk mencapai tujuan pendidian tertentu,

mempunyai peran yang sangat penting dalam penyelenggaraan

pendidikan dan pembelajaran. Kurikulum yang telah disusun

pemerintah, kemudian oleh guru dijabarkan secara tertulis menjadi

kegiatan belajar dan pembelajaran. Kurikulum yang digunakan

sekarang di SMA Negeri 3 Semarang mengacu pada kurikulum

tahun 2006 yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

Kompnen-komponen yang ada di dalam kurikulum dapat

disebutkan sebagai berikut : (1) tujuan instruksional umum dan

khusus, (2) bahan pelajaran yang tersusun sistematis, (3) metode dan

strategi pembelajaran, (4) sistem evaluasi.

Sesuai dengan perkembangan zaman, kurikulum yang ada

tidak lagi disesuaikan dengan perubahan kondisi nyata di dalam

masyarakat. Hal ini menuntut adanya pengembangan kurikulum,

37

dalam pegembangan kurikulum harus memperhatikan beberapa hal,

antara lain : (1) hakekat anak dan belajar (asas psikologi dan filosofi),

(2) ilmu Pengetahuan dan teknologi serta seni juga pengembangan

bahan pelajaran, (3) masyarakat, adanya perubahan kebutuhan,

budaya, dan nilai-nilai (asas sosiologis).

Pada dasarnya, suatu kurikulum terdiri dari empat komponen

pokok yaitu : (1) tujuan (2) materi atau pengalaman belajar, (3)

organisasi, (4) evaluasi. Keempat komponen tersebut saling

berhubungan erat dan berpengaruh timbal balik. Hubungan keempat

komponen tersebut dapat dilihat pada bagan berikut ini :

Bagan : Komponen Kurikulum (Darsono, 2000:34).

d. Media pembelajaran sejarah

Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang

direncanakan oleh guru berupa alat peraga dan media, yang

berhubungan dengan materi yang sedang diajarkan, agar siswa lebih

mudah memahami materi pelajaran tersebut. Menurut Widya, media

(1) Tujuan

(2) Materi

(4) Evaluasi

(3) Organisasi

38

pembelajaran mempunyai makna sesuatu yang bisa digunakan

sebagai alat bantu dalam rangka mendukung usaha-usaha pelaksanaan

strategi serta metode mengajar yang menjurus kepada pencapaian

tujuan pembelajaran (Widya,1989:60).

Prinsip pengajaran yang baik adalah jika proses belajar

mampu mengembangkan konsep generalisasi, dan bahan abstrak

dapat menjadi hal yang jelas dan nyata. Media pembelajaran sejarah

yang digunakan pengajar sejarah dan pesera didik adalah buku-buku

sejarah dan sumber informasi, tetapi akan menjadi lebih jelas dan

efektif jika pengajar menyertai dengan berbagai media pembelajaran

yang dapat membantu menjelaskan bahan lebih realistik.

Para ahli pendidikan dan pembelajaran berpendapat bahwa

media sangat diperlukan pada anak-anak tingkat dasar sampai

menengah dan akan banyak berkurang jika mereka sudah sampai

pada tingkat pendidikan tinggi. Pada tingkat dasar sampai tingkat

menengah pengajar akan banyak membantu anak didik dengan

mengembangkan semua panca indera yang ada yaitu dengan

mendengar, melihat, meraba, merasa, memanipulasi atau

mendemonstrasikan dengan media yang dapat dipilih.

Demikian pula pengajar tidak akan merasa cukup hanya

dengan media dan peserta didik akan memahaminya. Media

pembelajaran adalah sarana yang membantu para pengajar, bukan

tujuan sehingga kaidah proses belajar mengajar dikelas tetap berlaku.

39

Seorang guru juga perlu menyadari bahwa tidak semua anak senang

dengan peragaan media pembelajaran. Peserta didik yang auditif

mungkin tidak banyak memerlukannya tetapi peserta didik yang

bersifat visual akan banyak meminta bantuan media untuk

memperjelas pemahaman bahan yang disajikan. Demikian pula waktu

penyajian media sangat menentukan berhasil tidaknya penjelasan

dengan bantuan media ini.

Perkembangan peralatan pendidikan sudah sedemikian

majunya, maka seorang guru dewasa ini dapat dengan mudah

memilihnya. Peralatan media yang ada mulanya terbatas dan sangat

mahal dewasa ini dengan mudah dipelajari dan dipergunakan seperti

kamera fotografi, kamera video, menjalankan proyektor slide dan

sebagainya. Akan tetapi tanpa memperhatikan apakah media yang

digunakan bersifat lama atau baru maka yang terpenting adalah

terletak pada kemampuan guru dalam mempelajari, keterampilan

memilih, menggunakan, dan kemampuan mengembangkan perangkat

lunak.

Pelajaran sejarah merupkan sajian peristiwa aktivitas

manusia dan kemanusiaan yang sangat luas. Seorang guru sejarah

tidak saja diharapkan mampu mencari upaya dengan metode dan

model mengajar yang dapat dipilih serta fasilitas yang tersedia

disajikan secara efektif kepada peserta didik.

40

Dalam pembelajaran sejarah, penggunaan media ini sangat

penting, karena hanya sedikit sekali dari peristiwa sejarah bisa

dicapai pengamatan biasa sehingga bagi siswa harus menggunakan

daya imajinasi yang tinggi dalam memahami materi pelajaran.

Penggunaan media ini akan sangat membantu siswa dalam

memvisualisasikan peristiwa sejarah, sehingga memudahkan siswa

menangkap serta menghayati gambaran peristiwa sejarah tersebut.

Atas dasar kenyataan inilah peranan dari media mutlak diperlukan

dalam pembelajaran sejarah.

Beberapa media pengajaran yang dapat digunakan pada

pembelajaran sejarah antara lain :

1) Obyek

Yang berupa peninggalan sejarah, seperti mata uang kuno, alat

senjata, alat rumah tangga dan sebagainya yang merupakan

benda-benda hasil kebudayaan masa lampau.

2) Model

Yang dimaksud model adalah alat bantu yang berupa bentuk-

bentuk khusus yang bersifat tiga dimensi yang merupakan tiruan

dari unsur-unsur peristiwa sejarah, seperti alat transportasi kuno,

replika candi, replika istana kuno.

41

3) Diorama

Yaitu sesuatu media pembelajaran sejarah yang khusus karena

diperagakan bukan hanya bangunan atau satu peninggalan saja

tetapi kegiatan atau peristiwa penting seperti diorama perang

kemerdekaan 10 November, diorama proklamasi, dan sebagainya.

Diorama adalah suatu contoh adegan yang dibuat seperti

sebenarnya dalam bentuk kecil dan lengkap.

4) Gambar

Media gambar dapat dimbil dari guntingan koran atau majalah,

fotografi, slide, fotocopy, kartu pos. Koleksi yang di simpan

sekolah disusun dengan baik, diatur dengan sistem indeks yang

disesuaikan dengan silabus.

5) Slide, film strip, film gerak

Slide dan film strip adalah gambar film transparan yang

ditayangkan secara ”diam” dengan menggunakan proyektor film

slide dan film strip.

6) Peta

Peta bukan hanya sebagai media pembelajaran sejarah tetapi

merupakan bagian integral dari bahan pembelajaran itu sendiri.

Kita memahami bahwa suatu peristiwa sejarah, selain mempunyai

unsur waktu juga mempunyai unsur tempat atau ruang. Melalui

peta visualisasi yang menyangkut posisi ruang suatu kejadian

42

dapat diwujudkan dengan jelas, seperti batas-batas wilayah,

geomorfologis, topografi dan sebagainya.

Media pembelajaran peta ini dapat dibedakan menurut dasar

kegunaannya, yaitu :

a) Atlas, yaitu peta-peta yang disusun dalam bentuk atlas yang

khusus untuk menunjang pembelajaran sejarah untuk

berbagai periode waktu, contoh atlas sejarah.

b) Peta dinding, yaitu peta yang sengaja dibuat dengan ukuran

cukup besar untuk digantungkan didinding. Khusus dalam

pembelajaran sejarah, peta dinding diharapakan dapat

mencamtumkan berbagai informasi yang menunjang

berbagai uraian sejarah seperti pusat-pusat pemerintahan,

pusat perdagangan batas wilayah dan sebagainya.

c) Peta sketsa, peta ini dibuat sederhana hanya untuk memuat

lukisan ruang secara garis besar dan hanya berupa ilustrasi

yang berupa sketsa tentang fakta-fakta.

d) Peta lukisan, yaitu peta yang dilengkapi dengan lukisan,

gambar, potret dari peristiwa-pristiwa yang berkaitan dengan

penunjukan khusus dalam peta tersebut.

7) Diagram

Diagram dapat dirancang sesuai dengan tata cara pembuatannya.

Susunlah diagram menjadi suatu peristiwa sejarah, akan banyak

petunjuk tentang hubungan antar peristiwa serta distribusinya.

43

8) Media modern

Dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan terknologi maka

media pembelajaran sejarah juga mengalami perkembangan,

sehingga memudahkan bagi guru dalam memberikan informasi

dalam kegiatan pembelajaran di kelas.

Beberapa media modern yang dapat digunakan dalam

pembelajaran sejarah yaitu Over Head Proyektor (OHP), slide

proyektor, movie camera proyektor, tape, recorder, video, dan

media modern yang digunakan di SMA Negeri 3 Semarang yaitu

sudah menggunakan komputer dengan Laser Compac Disc (LCD)

monitor dan lain-lain.

Untuk memanfaatkan suatu media pembelajaran, maka guru

harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut : (1) kesesuaian antara

tujuan pembelajaran dengan materi pelajaran dengan memperhatikan

efektifitas maupun efisiensinya, (2) kebutuhan, (3) pengalaman

peserta didik, (4) kemampuan guru dalam menggunakan media.

e. Kondisi siswa

Yang dimaksud kondisi siswa adalah kesiapan siswa untuk

menerima pelajaran. Kesiapan ini dapat dilihat dari dua segi yaitu dari

segi fisik maupun psikologis. Dari segi fisik, kondisi siswa dapat

ditandai dengan kesegaran jasmani, tidak sakit dan tidak lelah.

Sedangkan kondisi psikologis, siswa tersebut meliputi kemampuan

awal siswa, antara lain : (1) siswa memiliki pengetahuan bagi materi

44

pelajaran yang akan dipelajari, (2) siswa telah mengetahui sejauh

mana materi pelajaran telah dipelajarinya.

f. Suasana belajar

Susana belajar disini yaitu keadaan dan situasi pada saat

proses kegiatan belajar mengajar berlangsung. Suasana belajar ini

menyangkut kondisi fisik kelas seperti penempatan kursi siswa, letak

papan tulis dan meja guru. Penempatan barang-barang tersebut perlu

diatur dengan cermat agar siswa tidak bosan dan tertekan di dalam

kelas. Selain kondisi ruang kelas, faktor yang lain mempengaruhi

suasana belajar siswa adalah pola hubungan atau interaksi antara

siswa dan guru, dan interaksi antara siswa dengan siswa.

Suasana belajar yang nyaman, akan menunjang bagi

keberhasilan belajar siswa, oleh karena itu perlu menciptakan suasana

belajar yang nyaman. Guru harus mampu mengelola kelas dengan

baik sehingga siswa dapat bergairah dalam belajar.

g. Kondisi lingkungan

Kondisi lingkungan yang dimaksud yaitu lingkungan yang

berada disekitar siswa, yang meliputi lingkungan keluarga,

lingkungan sekolah dan masyarakat. Lingkungan disekolah dapat

berupa interaksi siswa dengan siswa dan guru, sedangkan lingkungan

di keluarga yang kurang harmonis menjadi sebab siswa terganggu

sehingga malas dalam belajar. Sedangkan pergaulan di masyarakat

45

dengan teman sebaya juga berpengaruh bagi kepribadian siswa

terutama dalam pola belajar mereka.

B. Hipotesis

Hipotesis merupakan kesimpulan atau perkiraan yang cermat

dan tajam yang dirumuskan dan untuk sementara diterima sebagai

kebenaran untuk menjelaskan kenyataan, peristiwa kondisi yang

diamati dan untuk membimbing penelitian lebih jauh (Komarudin,

2000:81).

Peneliti mengajukan hipotesis sebagai berikut : ada hubungan

antara kegiatan ekstrakurikuler Paskibra pada siswa kelas X SMA

Negeri 3 Semarang dengan prestasi belajar sejarah pada semester

genap tahun pelajaran 2006/2007.

46

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian digunakan dengan maksud untuk mencari kebenaran

ilmiah. Dalam penelitian diperlukan data-data yang dikumpulkan harus data-data

obyektif, rasional, dalam arti bahwa data-data yang terkumpul harus didukung

kebenaran sebuah hipotesa.

Penelitian merupakan suatu proses panjang, yang berawal dari minat

untuk mengetahui fenomena tertentu dan selanjutnya berkembang menjadi

gagasan, teori, konseptualisasi, pemilihan metode penelitian yang sesuai, dan

seterusnya (Singarimbun, 1989: 12).

A. Populasi Penelitian

Populasi adalah seluruh obyek penelitian. Apabila seorang ingin

meneliti semua elemen yang ada di dalam wilayah penelitian, maka

penelitiannya merupakan penelitian populasi (Arikunto,1998:115).

Populasi penelitian adalah keseluruhan obyek penelitian yang terdiri

dari manusia, benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala, nilai-

nilai tes atau peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik

sendiri suatu penelitian (Nawawi,1987:40).

Dalam penelitian populasi, ada empat faktor untuk mendefinisikan

dengan tepat. Empat faktor tersebut adalah sebagai berikut :

46

47

1. Isi, yaitu semua siswa kelas X Semester Genap yang mengikuti kegiatan

Ekstrakurikuler Paskibra.

2. Satuan, yaitu yang kesemuanya sekolah di SMA Negeri 3 Semarang

3. Cakupan, yaitu di kota Semarang

4. Waktu, yaitu pada tahun pelajaran 2006/2007

Dilihat dari sifatnya, populasi dapat dibedakan menjadi :

1. Populasi yang bersifat homogen, adalah populasi yang unsur-unsurnya

memiliki sifat yang sama sehingga tidak perlu dipersoalkan jumlahnya

secara kuantitatif.

2. Populasi yang bersifat heterogen, adalah populasi yang unsur-unsurnya

memiliki sifat atau keadaan yang bervariasi sehingga perlu ditetapkan

batas-batasnya baik secara kualitatif (Arikunto, 1998 : 118).

Sedangkan dilihat dari jumlahnya, populasi dapat dibedakan menjadi :

1. Populasi terhingga yaitu populasi yang terdiri dari elemen atau unsur yang

memiliki batas

2. Populasi tak terhingga yaitu populasi yang terdiri dari elemen atau unsur

dengan jumlah yang sukar sekali dicari batasnya (Arikunto, 1998: 116).

Dari dua karakteristik populasi tersebut di atas, maka populasi yang

dipergunakan dalam penelitian ini adalah populasi yang terbatas dan bersifat

homogen yaitu seluruh siswa SMA Negeri 3 Semarang yang duduk dikelas X

semester genap tahun pelajaran 2006/2007, pada saat penelitian ini

dilaksanakan, yang mengikuti kegiatan Ekstrakurikuler Paskibra.

48

Mengenai jumlah populasi dalam penelitian ini perinciannya dapat

dilihat pada tabel sebagai berikut :

Tabel 1

Jumlah Populasi Penelitian

Nomor Kelas Jumlah

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

X.1

X.2

X.3

X.4

X.5

X.6

X.7

X.8

X.9

X.10

X.11

X.12

X.13

1

1

1

-

-

1

3

7

7

3

2

2

2

Jumlah Keseluruhan 30

Sumber : Catatan Administrasi Kegiatan Ekstrakurikuler Pasukan

Pengibar Bendera SMA Negeri 3 Semarang Tahun Pelajaran

2006/2007.

49

Dalam jumlah tabel populasi tersebut diatas terdapat dua kelas

yang siswanya sama sekali tidak mengikuti ekstrakurikuler Paskibra, itu

dikarenakan bukan karena alasan tidak adanya minat dari para siswa kelas

tersebut yaitu kelas X.4 dan kelas X.5, tetapi dikarenakan ketatnya seleksi

yang diterapkan pada ekstrakurikuler Paskibra ini, yang menurut tradisi

dan kebiasaannya setiap satu angkatan hanya menyeleksi 30 siswa saja

untuk menjadi anggotanya.

B. Sampel penelitian

Penarikan sampel atau sampling adalah bahwa kita dapat memperoleh

informasi yang mendalam, terperinci dan efisien dari suatu agregat atau

kumpulan orang, rumah tangga atau lembaga-lembaga, atau satuan-satuan

lainnya yang sangat besar jumlahnya dari hanya sebagian kecil contoh atau

sampel yang dikumpulkan secara hati-hati dan teliti (Soewarna, 1987:1).

Pengambilan sampel ditentukan berdasarkan beberapa pertimbangan

seperti masalah penelitian, metode, disamping pertimbangan waktu dan biaya

(Sudjana, 1983:72). Menurut Arikunto (2002:109) sampel adalah sebagian

populasi yang akan diteliti, maka dalam penelitian ini yang akan dijadikan

sampel adalah sebagian dari siswa kelas X SMA Negeri 3 Semarang tahun

pelajaran 2006/2007 yang mengikuti kegiatan Paskibra.

Teknik sampel memiliki beberapa keuntungan, antara lain : (1) subyek

pada sampel lebih sedikit dibanding populasi, sehingga lebih memudahkan

penelitian untuk melakukan penelitian, (2) sampel lebih efisien, baik dalam

50

penggunaan waktu maupun dana (2) sampel lebih bersifat konstruktif karena

subyek yang diteliti jumlahnya jelas sedangkan teknik populasi jika terlalu

banyak akan bersifat destruktif.

Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik

random sampling, karena dengan cara ini semua individu dalam populasi

diberi kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel.

Menurut pendapat Suharsimi Arikunto bahwa jika populasi yang

jumlahnya kurang dari 100 sebaiknya menggunakan penelitian populasi, jika

subyeknya besar dapat diambil antara 10-15 % atau 20-25% atau lebih

(Arikunto, 1996:120). Dalam penelitian ini karena populasi kurang dari

seratus maka menggunakan penelitian populasi, maka populasi diambil semua

sekaligus juga sampel. Pengambilan sampel adalah keseluruhan populasi atau

total sampel.

Tabel 2

Hasil Pengambilan Sampel

No. Jumlah Siswa Sampel Jumlah (%)

1. 30 30 100 %

C. Variabel penelitian

Variabel adalah karakateristik yang dapat diamati dari sesuatu (obyek)

dan mampu memberikan bermacam-macam nilai atau beberapa kategori

(Soewarna, 1987:51-52). Sedangkan menurut Soetrisno Hadi (1988:89)

51

variabel adalah gejala bervariasi (konsep yang memiliki bermacam-macam

nilai) yang memiliki obyek penelitian.

Variabel yang akan diungkap dalam penelitian ini adalah hubungan

kegiatan ekstrakurikuler Paskibra dengan prestasi belajar sejarah. Yang

berkedudukan sebagai variabel bebas adalah kegiatan ekstrakurikuler Paskibra

dan yang menjadi variabel tergantung adalah prestasi belajar sejarah siswa

kelas X pada mata pelajaran sejarah.

Data tentang prestasi belajar siswa dan kegiatan ekstrakurikuler

Paskibra diperoleh dengan melakukan penelitian terhadap variabel-variabel

tersebut, yang akan dirinci dalam sub-sub variabel sebagai berikut :

1. Variabel kegiatan ekstrakurikuler Paskibra pada siswa meliputi beberapa

sub variabel, antara lain :

a. Pengertian kegiatan ekstrakurikuler

b. Tugas Paskibra dalam upacara bendera

c. Peraturan Baris-Berbaris dalam upacara bendera

d. Seleksi calon anggota Paskibra

e. Lagu kebangasaan Indonesia Raya dalam upacara bendera

f. Manfaat kegiatan ekstrakurikuler

Sub-sub variabel tersebut adalah nilai-nilai yang merupakan materi

dan kegiatan dalam kegiatan ekstrakurikuler Paskibra. Adapun sub

variabel tersebut dijabarkan sebagai berikut :

a. Pengertian kegiatan ekstrakurikuler terdapat pada nomor 1-9

b. Tugas Paskibra dalam upacara bendera terdapat pada nomor 10-18

52

c. Peraturan Baris-Berbaris dalam upacara bendera terdapat pada nomor

19-22

d. Seleksi calon anggota Paskibra terdapat pada nomor 23-26

e. Lagu kebangasaan Indonesia Raya dalam upacara bendera terdapat

pada nomor 27-28

f. Manfaat kegiatan ekstrakurikuler terdapat pada nomor 29-30

Kegiatan ekstrakurikuler Paskibra dalam penelitian ini diartikan

suatu kegiatan atau aktifitas di sekolah atau lembaga pendidikan yang

dilaksanakan diluar jam pelajaran yang bertugas sebagai pengibar bendera.

2. Variabel prestasi belajar siswa pada mata pelajaran sejarah semester genap

tahun pelajaran 2006/2007 yang mencakup:

a. Nilai ulangan harian

b. Nilai tugas

c. Nilai ulangan semester genap

Variabel tersebut akan mernjadi nilai raport untuk mengukur prestasi

belajar seiwa dengan menggunakan rumus sebagai beruikut :

3A+B

4

Keterangan :

Nh : Rata-rata nilai ulangan harian

Nh =

53

A : Rata-rata ulangan harian (Ulangan harian dilaksanakan persatu

satuan bahasan

B : Rata-rata nilai tugas

Setelah Nh diperoleh nilai tersebut dimasukan ke dalam rumus sebagai

berikut

Nh + 2 Nu

3

Keterangan :

NR : Nilai raport

Nh : Rat-rata nilai ulangan harian

Nu : Nilai ulangan umum

(Depdiknas, 1996:2).

D. Metode pengumpulan data

Sebelum penelitian dilaksanakan, ada beberapa tahapan kegiatan yang

harus dipersiapkan peneliti yang meliputi :

1. Menentukan obyek penelitian

Seperti yang telah dikemukakan dalam bab sebelumnya, obyek

penelitian ini adalah hubungan kegiatan ekstrakurikuler Pasukan Pengibar

Bendera (Paskibra) pada siswa kelas X SMA Negeri 3 Semarang dengan

prestasi belajar sejarah semester genap tahun pelajaran 2006/2007.

2. Mempersiapkan instrumen

NR =

54

Dalam penelitian ini menggunakan satu instrumen yang berupa

angket untuk mengungkap data tentang hubungan kegiatan ekstrakurikuler

Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra) pada siswa kelas X SMA Negeri 3

Semarang dengan prestasi belajar sejarah semester genap tahun pelajaran

2006/2007.

3. Mempersiapkan surat izin penelitian

Surat izin penelitian ini dimulai dengan membuat surat

permohonan izin penelitian dari Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri

Semarang yang ditujukan kepada Kepala Dinas Pendidikan Kota

Semarang yang kemudian diteruskan kepada Kepala Sekolah SMA Negeri

3 Semarang sebagai tempat melakukan penelitian.

Adapun metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian

ini yaitu dengan menggunakan metode :

1. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah cara mencari data mengenai hal-hal

atau variabel yang berupa catatan, transkrip nilai, buku, surat kabar,

notulen rapat, agenda dan sebagainya (Arikunto,1998: 236).

Metode dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini dengan

pertimbangan sebagai berukut :

a. Pengambilan data lebih mudah

b. Dokumen telah tersusun secara sistematis dan otentik serta

kebenarannya dapat dipertangungjawabkan

55

Data yang dikumpulkan melalui metode dokumentasi dalam

penelitian ini digunakan untuk mendapatkan data tentang :

a. Daftar nama siswa kelas X SMA Negeri 3 Semarang tahun pelajaran

2006/2007

b. Jumlah siswa kelas X SMA Negeri 3 Semarang yang mengikuti

kegiatan ekstrakurikuler Paskibra

Data tersebut diatas diperoleh dari kantor Tata Usaha (TU) SMA

Negeri 3 Semarang dan data administrasi ekstrakurikuler Paskibra SMA

Negeri 3 Semarang, dan data tersebut sebagai data populasi serta untuk

menentukan sampel.

2. Metode Angket

Angket atau kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang

digunakan yaitu metode memperoleh informasi dari responden dalam arti

laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang lain (Arikunto, 1998:140).

Menurut bentuknya angket ada yang berbentuk pilihan dan ada

yang berbentuk lisan. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan bentuk

pilihan, artinya responden secara langsung diberi sejumlah pertanyaan

yang telah disediakan alternatif atau pilihan jawabannya. Bentuk pilihan

yang digunakan berbentuk pilihan dengan 5 (lima) alternatif jawaban.

Pada angket kegiatan ekstrakurikuler Paskibra dengan prestasi belajar

sejarah dilengkapi dengan identitas responden. Adapun alasan dalam

penggunaan angket ini adalah :

56

a. Memudahkan responden dalam memberikan jawaban

b. Area yang dinyatakan responden merupakan jawaban yang ada pada

diri responden, tanpa dipengaruhi orang lain

c. Relatif lebih efisien

d. Dapat menjangkau populasi yang lebih luas

e. Memudahkan dalam menganalisa data

Metode angket ini memiliki kemudahan dan kekurangan.

Kelebihan dari metode angket ini adalah :

a. Menghemat waktu, karena dapat diberikan secara bersama-sama

kepada sejumlah responden yang cukup besar

b. Responden tidak perlu pusing memikirkan jawaban karena sudah

disediakan pilihan jawaban

c. Mempermudah peneliti dalam mencari atau mengumpulkan data

d. Data yang diperoleh sesuai data yang dikehendaki oleh penulis

Sedangkan kelemahan angket ini adalah :

1) Besar kemungkinan bahwa jawaban angket banyak dipengaruhi oleh

keinginan pribadi responden

2) Ada kemungkinan terdapat unsur-unsur yang tidak dapat diungkap

dalam angket

Alat ukur yang digunakan berupa pertanyaan yang diajukan dalam

skala sikap ada dua kategori yaitu pertanyaan positif dan pertanyaan

negatif, model skala sikap yang dijadikan dalam penyusunan adalah skala

sikap Likert. Dalam skala Likert pertanyaan-pertanyaan yang diajukan

57

baik pertanyaan positif maupun negatif dinilai subyek dengan sangat

setuju, setuju, ragu-ragu , tidak setuju, sangat tidak setuju (Sudjana,

2000:107).

Jumlah pertanyaan dalan angket ini dibuat tiga puluh pertanyaan

dengan lima alternatif jawaban, ketentuan yang digunakan dalam

pemberian skor angket ini adalah :

1) Alternatif jawaban a diberi skor 5

2) Alternatif jawaban b diberi skor 4

3) Alternatif jawaban c diberi skor 3

4) Alternatif jawaban d diberi skor 2

5) Alternatif jawaban e diberi skor 1

Skor jawaban responden pada angket hubungan kegiatan

ekstrakurikuler Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra) pada siswa kelas X

SMA Negeri 3 Semarang dengan prestasi belajar sejarah semester genap

tahun pelajaran 2006/2007 dijumlahkan kemudian dibandingkan dengan

skor jawaban maksimal yang diharapkan, maka akan diperoleh

perhitungan persentase sebagai berikut :

Keterangan :

n : Nilai yang diperoleh

n N

% = x 100%

58

N : Jumlah seluruh nilai (jumlah nilai maksimal yang diharapkan atau

skor ideal yang dicapai dengan cara mengalikan jumlah item

dengan jumlah responden dan skor item yang paling tinggi)

% : Tingkat yang dicapai

Kemudian hasil persentase yang diperoleh tersebut,

dikonsultasikan dengan kriteria persentase yang sudah ditetapkan. Adapun

kriteria persentase dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 3

Kriteria Persentase

NO PERSENTASE KATEGORI KETERANGAN

1. 88 % - 100 % SANGAT BAIK -

2. 71 % - 87 % BAIK -

3. 54 % - 70 % SEDANG -

4. 37 % - 53 % RENDAH -

5. 20 % – 36 % SANGAT RENDAH -

Catatan : Hasil persentase dibulatkan

Adapun prosedur kerja untuk menetapkan kriteria persentase di

atas dibagi dalam tiga langkah, yaitu :

a. Dengan mengetahui skor terendah dan skor tertinggi, dipakai

perhitungan sebagai berikut :

A x B x C 30 x 30 x 1 A x B x D 30 x 30 x 5 Sr = x 100 % = x100% = 20%

A x B x D 30 x 30 x 5 A x B x D 30 x 30 x 5 x100% = 100%x 100 % St = =

59

Keterngan :

Sr : Skor terendah

St : Skor tertinggi

A : Jumlah skor angket

B : Jumlah responden

C : Bobot nilai terkecil

D : Bobot nilai terbesar

Karena dalam penelitian ini bobot nilai yang terbesar adalah

5 dan bobot terkecil adalah 1, maka diperoleh skor terendah adalah 20

dan skor tertinggi adalah 100.

b. Menetapkan Skala

Skala adalah seperangkat nilai angka yang ditetapkan kepada

subyek, obyek atau tingkah laku dengan tujuan mengukur sifat

(Margono, 2000 : 176). Berdasarkan dari skor tertinggi dan skor

terendah diatas, bila dibagi kedalam lima golongan seperti dalam

penelitian ini, maka dapat ditetapkan jarak interval dengan

perhitungan :

Karena skor terendah adalah 20 dan skor tertinggi 100, maka

perhitungan jarak interval, sebagai berikut :

Hasil St – Hasil Sr 5 100 – 20

5

x 100 % Interval =

= x 100 % = 16 %

60

Keterangan :

Sr : Skor terendah

St : Skor tertinggi

c. Menentukan kriteria

Melalui jarak interval yang diperoleh di atas maka dengan

interval lima sebesar 16, maka rentangan skor tertinggi dalam

penelitian ini sebesar 20 sampai 100, bila dibagi ke dalam lima

golongan dengan jarak interval di atas maka di dapat seperti dalam

tabel 3.

E. Uji Coba Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan oleh peneliti dalam

pengumpulan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik,

dalam arti lebih lengkap dan sistematis sehinggga lebih mudah diolah (

Arikunto, 2002:126). Dalam suatu penelitian, data memegang peranan yang

penting, karena data merupakan penggambaran dari variabel yang diteliti dan

berfungsi sebagai alat pembuktian hipotesis. Oleh karena itu kebenaran data,

sangat menentukan mutu atau tidaknya hasil penelitian. Sehingga instrumen

dalam hal ini angket yang baik harus memenuhi dua persyaratan yaitu

validitas dan reliabilitas.

1. Validitas

Suatu alat pengukur dikatakan valid apabila ia mampu

mengungkapkan dengan jitu segala atau bagian-bagian yang hendak

61

diukur (Hadi, 1983:102). Menurut Suharsimi Arikunto, validitas adalah

suatu ukuran yang menunjukan tingkatan-tingkatan kevalidan suatu

instrumen (Arikunto, 1996:136).

Tinggi rendahnya validitas menunjukan sejauh mana data yang

terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel yang

dimaksud. Dalam penelitian ini validitas yang akan diuji adalah validitas

kegiatan ekstrakurikuler Pasukan Pengibar Bendara (Paskibra) pada siswa

kelas X SMA Negeri 3 Semarang dengan prestasi belajar sejarah semester

genap tahun pelajaran 2006/2007.

Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas

logis rasional yaitu alat pengukur bertitik tolak dari suatu konstruksi

teoritis, tentang faktor-faktor yang akan diukur. Alasan menggunakan

teknik ini adalah dasar yang digunakan dalam menyusun item pertanyaan

tersebut dilandasi oleh teori atau faktor yang akan diukur. Untuk

mengetahui validitas instrumen dilakukan pengujian terhadap instrumen

yang digunakan. Setelah dilakukan uji coba, maka dilakukan perhitungan

dengan rumus Product Moment :

n∑xy – (∑x) (∑xy)

√ {N∑x2 - (∑x2)} {N∑y2 - (∑y)2}

Keterngan :

rxy : Angka indeks korelasi Product Moment

N : Banyaknya subyek

∑XY : Jumlah hasil perkalian antara skor X dan Y

rxy =

62

∑X : Jumlah skor X

∑Y : Jumlah skor Y

∑X2 : Jumlah skor X dikuadratkan

∑Y2 : Jumlah skor Y dikuadratkan

Cara pengukuran validitas butir dilakukan dengan cara

mengkorelasikan jumlah skor-skor masing-masing butir dengan hasil

perhitungan validitas tersebut dan selanjutnya dikonsultasikan dengan

tabel. Jika indeks korelasi atau rxy mempunyai harga lebih besar atau sama

dengan r tabel, maka butir instrumen tersebut valid dan jika harga rxy lebih

kecil dari r tabel, maka butir instrumen tersebut tidak valid.

Berdasarkan hasil analisa validitas butir angket dari tiap variabel

penelitian diperoleh hasil seperti pada tabel berikut :

Tabel 4

Rekapitulasi Hasil Uji Coba Validitas Angket Penelitian

Nomor Butir

Soal

Harga r xy Harga r tabel Kategori

1. -0,008 0,362 Tidak Valid

2. 0,648 0,362 Valid

3. 0,658 0,362 Valid

4. 0,792 0,362 Valid

63

5. 0,362 0,362 Valid

6. 0,541 0,362 Valid

7. -0,052 0,362 Tidak Valid

8. 0,365 0,362 Valid

9. 0,365 0,362 Valid

10. 0,759 0,362 Valid

11. 0,742 0,362 Valid

12. 0,428 0,362 Valid

13. 0,647 0,362 Valid

14. 0,455 0,362 Valid

15. 0,744 0,362 Valid

16. 0,718 0,362 Valid

17. 0,586 0,362 Valid

18. -0,307 0,362 Tidak Valid

19. 0,710 0,362 Valid

20. 0,561 0,362 Valid

21. -0,077 0,362 Tidak Valid

22. 0,417 0,362 Valid

23. 0,447 0,362 Valid

24. 0,588 0,362 Valid

25. 0,733 0,362 Valid

26. 0,520 0,362 Valid

64

27. 0,777 0,362 Valid

28. 0,770 0,362 Valid

29. 0,481 0,362 Valid

30. 0,500 0,362 Valid

Sumber : Data penelitian yang diolah

Berdasarkan tabel 3 diatas menunjukan bahwa dari 30 item soal

pertanyaan ternyata ada empat item soal yang tidak valid, yaitu soal nomor

1, 7, 18 dan 21. Dengan demikian item soal yang dikatakan valid

digunakan sebagai instrumen pengumpul data selanjutnya, sedangkan

untuk item yang tidak valid tidak digunakan. Sehingga jumlah item

pertanyaan pengukuran hubungan antara kegiatan ekstrakurikuler Pasukan

Pengibar Bendera (Paskibra) pada siswa kelas X SMA Negeri 3 Semarang

dengan prestasi belajar sejarah semester genap tahun pelajaran 2006/2007

berjumlah 26 item pertanyaan.

2. Reliabilitas

Reliabilitas adalah suatu alat ukur berkisar pada persoalan

stabilitas skor persoalan kekonsistenan hasil pengukuran. Raliabilitas

adalah menunjang pada kekonsistenan atau ketetapan dari nilai yang

diperoleh dari sekelompok individu dalam kesempatan yang berbeda

dengan tes yang sama atau itemnya ekuivalen.

65

Reliabilitas menunjukan pada pengertian bahwa instrumen cukup

dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena

instrumen tersebut sudah baik (Arikunto, 1996:168).

Instrumen yang dipercaya akan menghasilkan data yang dipercaya

juga. Reliabilitas ini berhubungan dengan masalah kepercayaan, suatu

reliabilitas, dapat menjadi alat ukur yang memiliki taraf kepercaayaan

tinggi jika alat ukur tersebut dapat memberikan suatu hasil yang sama

meskipun diterapkan pada waktu yang berbeda, untuk menetapkan

reliabilitas diperlukan suatu ketetapan alat ukur.

Data memiliki kedudukan yang penting bagi suatu penelitian,

karena didalam data digambarkan variabel-variabel yang diteliti dan dapat

berfungsi untuk alat pembuktian hipotesa. Oleh karena itu data yang

diperoleh sangat menentukan mutu atau tidaknya hasil penelitian. Data

sangat tergantung pada instrumen pengumpul data, dari itu instrumen

haruslah reliabel.

Alat pengumpulan data dikatakan reliabel jika alat tersebut

mempunyai ketetapan atau kekonsistensi artinya apabila alat itu dikenakan

pada subyek yang sama dalam waktu yang berlainan hasilnya akan relatif

sama atau tetap.

Teknik yang digunakan untuk mengukur reliabilitas alat

pengumpulan data dalam penelitian ini adalah teknik belah dua ganjil

genap. Item-item dalam angket dibelah menjadi dua yaitu kelompok item

yang bernomor ganjil dan kelompok item yang bernomor genap.

66

Selanjutnya dicari koefisien antara item ganjil dan item genap dengan

menggunakan rumus product moment dengan angka mentah sebagai

berikut :

Keterangan

rxy : Koefisien korelasi antara X dan Y

N : Jumlah individu dalam sampel

X : Angka mentah untuk variabel X (item ganjil)

Y : Angka mentah untuk variabel Y (item genap)

(Arikunto, 1998:254).

Tabel 5

Hasil Perhitungan Reliabilitas Angket Uji Coba

∑X ∑Y ∑X2 ∑Y2 ∑XY ∑N

1813 1760 110997 104580 107486 30

Data diatas dimasukan kedalam rumus product moment dengan

angka mentah sebagai berikut :

N·∑XY-(∑X) (∑Y) √ {N·∑X2 - (∑X)2} - {N·∑Y² - (∑Y)²}

rxy =

N·∑XY-(∑X) (∑Y) √ {N·∑X2 - (∑X)2} - {N·∑Y² - (∑Y)²}

rxy =

67

0,815

Untuk mencari koefisien reliabilitasnya, koefisien korelasi yang

didapat dari rumus diatas dimasukan dalam rumus Spearman Brown

sebagai berikut :

Keterangan

rxy : Koefisien korelasi antara item ganjil dan item genap

r 11 : Koefisien reliabilitas (Hadi, 1983:37).

0,898

Pada taraf signifikasi 5 % dengan N = 30 diperoleh r tabel = 0,362,

karena r xy > r tabel maka angka tersebut dikategorikan reliabel. Dari

perhitungan validitas dan reliabilitas diatas maka angket ini dapat

digunakan sebagai alat pengukuran data.

2 · rxy (1 + rxy)

r 11 =

30·107486-(1813) (1760) √ {30·110997 - (1813)2} - {30·104580- (1760)²}

rxy =

rxy =

2 · rxy (1 + rxy)

r 11 =

r 11 =

2 · 0,815 (1 + 0,815)

r 11 =

68

F. Analisis Data

Penelitian yang dilakukan ini memiliki dua variabel yaitu variabel

bebas (X) dan variabel terikat (Y). Yang digunakan sebagai variabel bebas

adalah kegiatan ekstrakurikuler Paskibra di SMA Negeri 3 Semarang.

Sedangkan varibel terikatnya adalah prestasi belajar sejarah siswa kelas X

SMA Negeri 3 Semarang tahun pelajaran 2006/2007.

Pada prinsipnya analisis data atau pengolahan ada dua cara, hal ini

tergantung dari datanya yaitu :

a. Analisis non statistik

b. Analisis statistik yang terdiri dari :

1) Statistik deskriptif

2) Statistik inferensial

Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah analisis statistik

jenis inferensial karena penelitian akan menarik kesimpulan dari hipotesis,

dengan teknik ” analisis regresi linier sederhana” dengan persamaan

sebagai berikut :

Ŷ = a + b (X)

Keterangan :

Ŷ : Variabel yang diramalkan

X : Variabel yang diketahui

a dan b : Bilangan konstan

(Sudjana, 2002:312).

69

Tabel 6

Hasil Perhitungan Analisis Regresi Antara Kegiatan Ekstrakurikuler

Paskibra Terhadap Prestasi Belajar Sejarah

∑X ∑Y ∑X2 ∑Y2 ∑XY ∑N

3230 2455 351782 201575 265075 30

Persaman Regresi

Ŷ = a + b (X)

Untuk memperoleh koefisien a dan koefisien b digunakan rumus sebagai

berikut :

Berdasarkan rumus tersebut diperoleh

61,650

∑Y. ∑X2 -∑X. ∑ X Y N·∑X2 - (∑X) ²

a =

N ∑XY -∑X. ∑Y N·∑X2 - (∑X) ²

b =

2455. 351782 -3230. 265075 30·351782 - (3230) ²

a =

a =

30 265075 -3230. 2455 30·351782 - (3230) ²

b =

70

0,187

Sehingga persamaan regresinya adalah :

Ŷ = a + b (X)

= 61,650 + 0,187 X

Uji Keberartian dan Kelinieran Persamaan Regresi

Jumlah kuadrat

JK (T) : ∑Y2 : 201575

JK (a) : (∑Y) 2 (2455) 2

N 30

JK (bla) : b { ∑XY - (∑X) (∑Y) }

N

: 0,187 { 265075 - 3230. 2455

30

JK (S) JK (T)-JK (a)-JK (bla)

: 201575 – 200900,833 – 141,219 = 532,948

Derajat Kebebasan (dk)

dk (a) : 1

dk (b) : 1

dk (S) : n – 2 : 30 – 2 = 28

Kuadrat Tengah (KT)

KT (a) = JK (a) 200900,833

Dk (a) 1

b =

= = 200900,833

= 141,219

= 200900,833 =

71

KT (b) = JK (b) 141,219

Dk (b) 1

KT (S) = JK (S) 532,948

Dk (S) 28

Sumber

Variasi

dk JK KT F F

tabel

Kriteria

Total 30 201575

Regresi (a) 1 200900,833 200900,833

Regresi

(bla)

1 141,219 141,219

Residu (S) 28 532,948 19,034

7,42 4,196 Signifikan

Dari tabel diatas maka dapat diketahui F sebesar 7,42, dan F tabel

sebesar 4,196, jadi F > F tabel, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa

ada hubungan yang signifikan antara kegiatan ekstrakurikuler Paskibra

pada siswa kelas X SMA Negeri 3 Semarang dengan prestasi belajar

sejarah pada semester genap tahun pelajaran 2006/2007.

= 141,219

= 19,034

=

=

72

73

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Lokasi penelitian

Penelitian dengan judul hubungan kegiatan ekstrakurikuler Pasukan

Pengibar Bendera (Paskibra) pada siswa kelas X SMA Negeri 3 Semarang

dengan prestasi belajar sejarah semester genap tahun pelajaran 2006/2007 ini

dilakukan di SMA Negeri 3 Semarang pada siswa kelas X yang mengikuti

kegiatan ekstrakurikuler Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra). Sekolah

tempat penelitian ini merupakan sekolah piloting atau sekolah pertama yang

menggunakan atau melaksanakan program Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) di kota Semarang. Berdasarkan pengalaman peneliti pada

waktu melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) I dan PPL II serta

observasi dan penelitian secara resmi di SMA Negeri 3 Semarang diperoleh

profil dari SMA Negeri 3 Semarang.

SMA Negeri 3 Semarang berdiri sejak tanggal 1 November 1877.

Terletak di Jalan Bodjong 149 (Jalan Pemuda 149). Mula-mula adalah HBS

(Hogere Bunger School). Pada tahun 1930 dipergunakan untuk HBS dan

AMS (Algemene Meddelbare School), kemudian tahun 1937 HBS pindah di

Jalan Oei Tiong Ham (Sekarang Jalan Menteri Supeno No. 1 / SMA Negeri 1

Semarang sekarang), sedangkan bangunan di Jalan Bodjong dipergunakan

untuk AMS dan MULO. Pada masa pendudukan Jepang bangunan ini

dipergunakan untuk SMT (Sekolah Menengah Tinggi).

73

74

Pada saat Republik tahun 1950, oleh pemerintah Republik Indonesia

(RI) berubah menjadi SMA A / C lalu dipisah, dua tahun kemudian menjadi

SMA Negeri A dan SMA Negeri C, SMA Negeri A selanjutnya menjadi SMA

III dan SMA Negeri C menjadi SMA IV Semarang, tetapi masih menempati

gedung yang sama. Pada tahun 1971, oleh Kepala Perwakilan Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi Jawa Tengah (Dep P & K Prop. Jateng)

digabungkan menjadi SMA III-IV.

Tujuh tahun kemudian, tepatnya tahun 1978 SMA III-IV, dipisah lagi,

SMA IV menempati gedung baru di Banyumanik, sedangkan SMA III tetap

menempati gedung di Jalan Pemuda 149 Semarang

Sejak tahun 1950 sampai sekarang, SMA Negeri 3 Semarang sudah

banyak mengalami pergantian Kepala Sekolah. Adapun nama-nama Kepala

Sekolah tersebut antara lain :

1. Kepala SMA A/C : Mr. FL. Wijono

2. Kepala SMA A : pertama Mr. FL. Wiyono, kedua Sardjono, ketiga

Maryono

3. Kepala SMA C : BM. Ichwan

4. Kepala SMA III : pertama BM. Ichwan, kedua Muhammad Joesoef

Soediradarsono, ketiga Drs. Arief Moechjidin

5. Kepala SMA IV : pertama Maryono, kedua Drs. Soekono

6. Kepala SMA III-IV : Drs. S. Soewarto Muthalib (1971-1978)

7. Kepala SMA III : pertama Drs. S. Soewarto Muthalib (1978-1980), kedua

Soetiman (1980-1989), ketiga Soerjono Djati, BA (1989-1991), keempat

75

Muhammad Soekoco (1991-1995), kelima Drs. Rachmat Mardjuki (1995-

2000), keenam Drs. H. Sardju Maheri, M.Pd ( 2000-2005), ketujuh Drs.

Sudjono, M.Si ( 2005- Sekarang)

Keberadaan SMA Negeri 3 Semarang ini dengan berbagai situasi dan

kondisinya diketahui telah memajukan arti dan fungsi serta peranannya

sebagai lembaga pendidikan yang terkemuka di Kota Semarang. Fungsi dan

tujuannya tersebut nampak jelas pada visi dan misinya. Adapun visi tersebut

adalah “Unggul dalam mutu, kepribadian berpijak pada budaya bangsa”.

Sedangkan misi SMA Negeri 3 Semarang antara lain :

a. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif, sehingga setiap

siswa berkembang secara optimal sesuai dengan potensi yang dimiliki

b. Menumbuhkan semangat keunggulan secara intensif kepada seluruh

warga sekolah

c. Mendorong dan membantu setiap siswa untuk mengenali potensi dirinya,

sehingga dapat dikembangkan secara optimal

d. Menumbuhkan penghayatan terhadap ajaran agama yang dianut dan

beretika moral sehingga menjadi sumber kearifan dan kebijakan dalam

bertindak

e. Menerapkan manajemen partisipasi dengan melibatkan seluruh warga

sekolah dan stakeholder (pelanggan) sekolah

f. Mendorong warga sekolah khususnya para siswa untuk mengembangkan

budaya gemar membaca dan menulis

76

g. Membantu dan mendorong siswa untuk mengembangkan potensinya

sehingga tumbuh dan memiliki kecakapan hidup riil.

Daftar pengajar di SMA Negeri 3 Semarang tercatat 83 orang guru

tetap, 16 guru tidak tetap, 16 karyawan tetap dan 15 karyawan tidak tetap,

sedangkan jumlah siswa berjumlah 1677 siswa. Dari jumlah siswa tersebut

tercacat sejumlah 553 siswa merupakan siswa kelas X, sedangkan siswa kelas

X tersebut yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler Paskibra sejumlah 30

siswa, jumlah tersebut dikatakan minoritas atau persentasenya kecil dari

jumlah siswa kelas X, hal tersebut bukan dikarenakan sedikitnya minat siswa

kelas X untuk mengikuti kegiatan eksrakurikuler Paskibra tetapi dikarenakan

ketatnya seleksi untuk dapat masuk menjadi anggota Paskibra, sehingga

diadakan seleksi yang sangat ketat, yang pada akhirnya terseleksi sejumlah 30

siswa yang kemudian menjadi populasi peneliti untuk mengadakan penelitian

di SMA Negeri 3 Semarang .

B. Hasil Penelitian

1. Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler Pasukan Pengibar Bendera

(Paskibra) di SMA Negeri 3 Semarang.

Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler Paskibra di SMA Negeri 3

Semarang, dilaksanakan pada sore hari diluar jam pelajaran dan dalam

satu Minggu diadakan latihan sebanyak dua kali yaitu hari Rabu sore dan

Jum’at sore, tetapi bila ada suatu perlombaan, latihan dilaksanakan

sebanyak tiga kali dalam satu minggunya. Kegiatan ini pada dasarnya

77

bertujuan untuk membentuk watak disiplin, kerjasama dan intinya untuk

menunjang tugas utamanya yaitu melaksanakan tugas pengibar bendera

pada setiap kegiatan upacara sekolah. Kegiatan ekstrakurikuler Paskibra

itu juga didalamnya mempelajari sejarah nasional Indonesia, yang juga

ditanamkan sikap nasionalisme dan patriotisme dan mempelajari juga

sejarah perjuangan bangsa, sehingga terdapat kesamaan tujuan antara mata

pelajaran sejarah dan kegiatan ekstrakurikuler Paskibra.

2. Prestasi belajar siswa kelas X SMA Negeri 3 Semarang yang mengikuti

kegiatan ekstrakurikuler Paskibra pada mata pelajaran sejarah semester

genap tahun pelajaran 2006/2007.

Untuk mengetahui prestasi belajar siswa kelas X SMA Negeri 3

Semarang yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler Paskibra pada mata

pelajaran sejarah semester genap tahun pelajaran 2006/2007, digunakan

penelitian dengan teknik analisis data deskriptif persentase.

Skor jawaban responden pada angket hubungan kegiatan

ekstrakurikuler Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra) pada siswa kelas X

SMA Negeri 3 Semarang dengan prestasi belajar sejarah semester genap

tahun pelajaran 2006/2007 dijumlahkan kemudian dibandingkan dengan

skor jawaban maksimal yang diharapkan, maka akan diperoleh

perhitungan persentase sebagai berikut :

Keterangan :

n N

% = x 100%

78

n : Nilai yang diperoleh

N : Jumlah seluruh nilai (jumlah nilai maksimal yang diharapkan atau

skor ideal yang dicapai dengan cara mengalikan jumlah item

dengan jumlah responden dan skor item yang paling tinggi)

% : Tingkat yang dicapai

Kemudian hasil persentase yang diperoleh tersebut,

dikonsultasikan dengan kriteria persentase yang sudah ditetapkan. Adapun

kriteria persentase dapat dilihat pada tabel 3.

Prestasi belajar siswa kelas X SMA Negeri 3 Semarang yang

mengikuti kegiatan ekstrakurikuler Paskibra pada mata pelajaran sejarah

semester genap tahun pelajaran 2006/2007 terhadap 30 siswa yang

menjadi sampel penelitian ini, setelah di adakan penelitian maka

didapatkan hasil 13,4 % dari frekuensi 4 siswa yang termasuk dalam

kategori sangat baik, dan dihasilkan 86,6 % dari frekuensi 26 siswa yang

termasuk dalam kategori baik, sehingga jumlah frekuensi menjadi 30

siswa dan rata-rata tergolong dalam kategori baik ( kategori ini

berdasarkan pada tabel 3).

Hasil tingkat hubungan kegiatan ekstrakurikuler Pasukan Pengibar

Bendera (Paskibra) pada siswa kelas X SMA Negeri 3 Semarang dengan

prestasi belajar sejarah semester genap tahun pelajaran 2006/2007,

diperoleh dengan perhitungan sebagai berikut :

n N x 100% % =

79

3230

4500

Keterangan :

n : Jumlah skor yang diperoleh

N : Jumlah skor maksimal

Dari hasil perhitungan di atas, dapat disusun dalam suatu skor

hasil jawaban mengenai hubungan kegiatan ekstrakurikuler Pasukan

Pengibar Bendera (Paskibra) pada siswa kelas X SMA Negeri 3 Semarang

dengan prestasi belajar sejarah semester genap tahun pelajaran 2006/2007,

seperti dibawah ini :

Tabel 7

Skor jawaban angket mengenai hubungan kegiatan ekstrakurikuler

Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra) pada siswa kelas X SMA Negeri

3 Semarang dengan prestasi belajar sejarah semester genap tahun

pelajaran 2006/2007

Tempat Penelitian n N Ket

SMA Negeri 3 Semarang 3230 4500 -

Bertolak dari perhitugan di atas, kemudian hasil persentase

tersebut dikonsultasikan dengan kriteria persentase yang ditetapkan

seperti tabel 3, maka untuk angket hubungan kegiatan ekstrakurikuler

Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra) pada siswa kelas X SMA Negeri 3

x 100% = 71,78 % =

80

Semarang dengan prestasi belajar sejarah semester genap tahun pelajaran

2006/2007, mendapatkan nilai 71,78 % dan termasuk dalam kategori

baik.

3. Hubungan antara kegiatan ekstrakurikuler Paskibra dan prestasi belajar

sejarah siswa kelas X SMA Negeri 3 Semarang pada semester genap

tahun pelajaran 2006/2007.

Hasil dari analisa data dalam penelitian menunjukan skor dari

variabel hubungan kegiatan ekstrakurikuler Pasukan Pengibar Bendera

(Paskibra) pada siswa kelas X SMA Negeri 3 Semarang (variabel X)

dengan prestasi belajar sejarah semester genap tahun pelajaran 2006/2007

(variabel Y), yang telah dibuat dalam suatu tabel kerja untuk menghitung

korelasi Product Moment Pearson ( nilai rxy), dapat diketahui sebagai

berikut :

∑X : 3230

∑Y : 2455

∑X² : 351782

∑Y² : 201575

∑XY : 265075

∑N : 30

Melalui hasil perhitungan tabel kerja tersebut dapat dicari nilai r

Product Moment, sebagai berikut :

81

n∑xy – (∑x) (∑xy)

√ {N∑x2 - (∑x2)} {N∑y2 - (∑y)2}

Perhitungan dari nilai rxy (r hitung) diperoleh hasil 0,4577,

selanjutnya dikonsultasikan ke tabel nilai r Product Moment dengan taraf

signifikan 5 % maupun 1 %.

Ternyata hasilnya yaitu rxy sebesar 0,4577 lebih besar dari rt (r

tabel) 5 % = 0,362, yang berarti rxy > rt 5 %. Dengan demikian dapat

dikatakan, bahwa hipotesis kerja yang berbunyi “ ada hubungan antara

kegiatan ekstrakurikuler Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra) pada siswa

kelas X SMA Negeri 3 Semarang dengan prestasi belajar sejarah semester

genap tahun pelajaran 2006/2007” dapat diterima, karena adanya korelasi

atau hubungan.

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil analisis data diatas untuk penelitian ini diperoleh

hasil yaitu rxy sebesar 0,4577 lebih besar dari rt (r tabel) 5 % = 0,362, yang

berarti rxy > rt 5 %.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa hipotesis yang berlaku

adalah hipotesis kerja yang berbunyi “ ada hubungan antara kegiatan

ekstrakurikuler Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra) pada siswa kelas X

SMA Negeri 3 Semarang dengan prestasi belajar sejarah semester genap tahun

pelajaran 2006/2007”.

rxy =

82

Berdasarkan hasil analisis hubungan antara kegiatan ekstrakurikuler

Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra) pada siswa kelas X SMA Negeri 3

Semarang dengan prestasi belajar sejarah semester genap tahun pelajaran

2006/2007, diperoleh hasil persentase sebesar 71,78 % dan termasuk dalam

kategori baik.

1. Faktor Pendukung Prestasi Belajar Siswa

Hal-hal yang menjadikan pencapaian persentase yang tergolong

baik itu dikarenakan hubungan yang baik dari berbagai komponen

pendidikan yang berada di SMA Negeri 3 Semarang, baik dari kepala

sekolah, guru, komite sekolah, sarana dan prasarana penunjang mata

pelajaran sejarah yang memadai, adanya fasilitas penunjang kegiatan

ekstrakurikuler Paskibra, selain itu di dukung pula oleh perhatian sekolah

orang tua serta tokoh masyarakat sekitar terhadap kegiatan ekstrakurikuler

Paskibra ini.

Dalam kegiatan tersebut dikembangkan sikap memelihara

persatuan dan kesatuan, kerjasama, rela berkorban untuk kepentingan

bangsa dan negara, saling menghormati dan menghargai, nilai-nilai yang

terkandung dalam unsur-unsur materi sejarah sehingga setelah siswa

mendapatkan materi sejarah di dalam kelas oleh guru mata pelajaran

tersebut, kemudian siswa mengaplikasikan ilmunya tersebut melalaui

kegiatan ekstrakurikuler Paskibra ini, yang secara langsung atau tidak

langsung berpengaruh besar terhadap prestasi siswa, khususnya yang

mengikuti kegiatan ekstrakurikuler Paskibra.

83

Hal-hal lain yang mendukung prestasi siswa yang menjadikan

prestasi belajar siswa yang megikuti kegiatan ektrakurikuler Paskibra

termasuk dalam kategori baik yaitu mencapai angka 71,78 % adalah

sering dilaksanakannya pembinaan dengan sasaran tenaga pengajar oleh

kepala sekolah agar selalu berusaha meningkatkan profesionalismenya

sebagai guru, adanya forum Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP)

sejarah yang secara teratur mengadakan pertemuan untuk saling tukar

informasi, pengalaman guru mengatasi permasalahan, juga memberikan

kontribusi besar dalam mewujudkan baiknya prestasi belajar siswa

2. Faktor Penghambat atau Kendala-Kendala Kegiatan Ekstrakurikuler

Paskibra yang Berpengaruh terhadap Prestasi Siswa

Meskipun hasil yang diperoleh sudah termasuk baik tetapi masih

ditemukan berbagai kekurangan maupun hambatan-hambatan yang masih

memerlukan perhatian serius dari pihak sekolah maupun orang tua serta

pihak terkait yang menaunginya. Setelah peneliti mengadakan penelitian

tentang kegiatan ekstrakurikuler Paskibra telah memberikan petunjuk,

betapa luas dan kompleksnya kegiatan ekstrakurikuler Paskibra sebagai

salah satu program dalam rangka mendukung keberhasilan program

kurikuler khususnya mata pelajaran sejarah.

Oleh karena itu dalam pelaksanaannya banyak mengalami masalah

yang dihadapinya, sehingga kegiatan ekstrakurikuler Paskibra, baik

dilaksanakan di sekolah maupun diluar sekolah, dijumpai beberapa

84

permasalahan, antara lain Sumber Daya Manusia (SDM), sarana dan

prasarana, kurangnya kepedulian orang tua, belum atau tidak adanya

petunjuk pelaksanaan program ekstrakurikuler Paskibra serta

pengelolaannya.

Kurangnya informasi yang jelas mengenai arti, tujuan dan hasil

yang diharapkan, sehingga dari informasi tersebut diharapkan para

pembina, pendidik, kepala sekolah, guru, siswa serta pihak-pihak yang

terkait dapat membantu dan melaksanakan ekstrakurikuler Paskibra ini

sesuai dengan tujuan dari kegiatan ekstrakurikuler tersebut yaitu untuk

mendukung program kurikuler maupun upaya untuk menumbuhkan dan

mengembangkan nilai-nilai kepribadian, khususnya siswa yang mengikuti

kegiatan ekstrakurikuler Paskibra ini.

Sampai saat ini pelaksanaan ekstrakurikuler Paskibra di SMA

Negeri 3 Semarang belum mencapai hasil yang maksimal, akibat adanya

berbagai keterbatasan yang ada di sekolah seperti :

a. Belum tersedianya pembina yang profesional, dana, serta sarana yang

memadai

b. Kurangnya kepedulian orang tua siswa dan masyarakat sekitar

c. Kurangnya pemahaman terhadap pengertian, peranan, serta manfaat

program ekstrakurikuler dalam mendukung kegiatan kurikuler

terutama mata pelajaran sejarah

d. Kurang harmonisnya kerjasama lintas program di lingkungan

Depdikbud dalam mendukung program ektrakurikuler Paskibra

85

e. Lokasi SMA Negeri 3 Semarang yang berada di pusat kota Semarang,

yang menyebabkan kebisingan dan kesibukan sehingga sulit untuk

berkonsentrasi.

Dari hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa kegiatan

ekstrakurikuler Paskibra merupakan salah satu faktor yang memberikan

kontribusi bagi upaya pemantapan dan pembentukan kepribadian siswa yang

diarahkan untuk membina serta meningkatkan bakat, minat dan keterampilan.

Hasil yang diharapkan dari kegiatan ini tidak lain ialah untuk memacu siswa

kearah kemampuan mandiri percaya diri, dan kreatif serta meningkatkan

prestasi belajar pada mata pelajaran sejarah karena materi yang diajarkan

sesuai dan satu sama lain saling berhubungan.

86

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Dari hasil penelitian tentang hubungan kegiatan ekstrakurikuler

Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra) pada siswa kelas X SMA Negeri 3

Semarang dengan prestasi belajar sejarah semester genap tahun pelajaran

2006/2007 dapat ditarik simpulan, yaitu :

1. Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler Paskibra di SMA Negeri 3

Semarang, dilaksanakan pada sore hari di luar jam pelajaran dan dalam

satu Minggu diadakan latihan sebanyak dua kali yaitu hari Rabu sore dan

Jum’at sore, tetapi bila ada suatu perlombaan, latihan dilaksanakan

sebanyak tiga kali dalam satu minggunya. Kegiatan ekstrakurikuler

Paskibra itu juga di dalamnya mempelajari sejarah nasional Indonesia,

yang juga ditanamkan sikap nasionalisme dan patriotisme dan

mempelajari juga sejarah perjuangan bangsa, selain itu juga diadakan

kegiatan bakti sosial guna menanamkan rasa saling tolong menolong.

Begitupun dalam materi sejarah diajarkan pula materi nasionalisme,

patriotisme serta menghormati jasa para pahlawan, sehingga terdapat

kesamaan materi dan tujuan antara mata pelajaran sejarah dan kegiatan

ekstrakurikuler Paskibra.

2. Prestasi belajar siswa kelas X SMA Negeri 3 Semarang yang mengikuti

kegiatan ekstrakurikuler Paskibra pada mata Pelajaran Sejarah semester

86

87

genap tahun pelajaran 2006/2007 rata-rata sebesar 82 ini termasuk dalam

kategori tinggi atau baik.

3. Terdapat hubungan yang positif antara keterlibatan siswa dalam kegiatan-

kegiatan ekstrakurikuler terutama kegiatan ekstrakurikuler Pasukan

Pengibar Bendera (Paskibra) dengan prestasi belajar siswa. Ada

kecenderungan semakin sering atau banyak seorang siswa terlibat dalam

kegiatan ekstrakurikuler semakin baik prestasi belajarnya. Terbukti

dengan hasil penelitian diperoleh bahwa rxy = 0,815, kemudian

dikonsultasikan dengan nilai r tabel 5 % product moment, ternyata

hasilnya lebih besar yaitu rxy = 0,815 > dari r tabel = 0,362, maka hipotesis

kerja berbunyi “ ada hubungan antara kegiatan ekstrakurikuler Pasukan

Pengibar Bendera (Paskibra) pada siswa kelas X SMA Negeri 3 Semarang

dengan prestasi belajar sejarah semester genap tahun pelajaran

2006/2007”, dapat diterima, karena adanya korelasi atau hubungan.

B. Saran

Dengan terselesaikannya penulisan skripsi ini, maka peneliti

memberikan saran-saran sebagai berikut :

1. Kepada guru, dalam proses belajar mengajar hendaknya guru dalam

mengajar mata pelajaran sejarah lebih memberikan penekanan terhadap

aspek sikap dan nilai-nilai yang terkandung dalam sejarah, sehingga siswa

akan mampu mengembangkan dan mempraktekan materi yang didapat

dan dipraktekan melalui kegiatan ekstrakurikuler Paskibra sebagai sumber

daya mental dalam proses pembangunan kepribadian nasional untuk

88

mewujudkan tujuan pendidikan manusia Indonesia seutuhnya yaitu

manusia yang cerdas yang didukung dengan keimanan dan ketaqwaan,

berkepribadian, berbudi pekerti luhur serta memiliki keterampilan dan

wawasan.

2. Kepada Kepala Sekolah, secara berangsur sekolah perlu diperlengkapi

dengan sarana dan prasarana yang diperlukan dalam mendukung

keberhasilan ekstrakurikuler Paskibra seperti sarana olahraga dan

sebagainya.

3. Kepala pengelola pendidikan, khususnya Dinas Pendidikan agar para

kepala sekolah diusahakan untuk selalu meningkatkan kepedulian dan

partisipasi orang tua siswa dan tokoh-tokoh pemerintah setempat dan

masyarakat membantu terwujudnya pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler

Paskibra.

89

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’an dan Terjemahan.2005. Departemen Agama Republik Indonesia. Bandung : CV. Diponegoro.

Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan

Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. -----------. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Edisi

Revisi V). Jakarta: Rineka Cipta. Daliman.1988. Peranan Pendidikan Sejarah dalam Proses Sosialisasi

Sikap Nasionalisme dalam Jurnal Pendidikan no.2 tahun ke-8. Yogyakarta : Puslit IKIP Yogyakarta.

Darsono, Max.2000. Belajar dan Pembelajaran. Semarang : IKIP

Semarang Press. Depdikbud. 1993. Teknik Penyusunan Kisi-Kisi Tes Prestasi Belajar.

Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan:Dirjend Dikdasmen.

----------. 1998. Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler Sebagai

Salah Satu Jalur Pembinaan Kesiswaan. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan:Dirjend Dikdasmen.

Depdiknas. 2004. Pedoman Penyelenggaraan PASKIBRAKA. Jakarta:

Departemen Pendidikan Nasional: Dirjend PLSP.

Fachrudin, HS dan Irfan Fachrudin. 2001. Pilihan Sabda Rasul : Hadis-Hadis Pilihan. Jakarta: Bhumi Aksara.

Hamalik, Oemar.2003. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bhumi

Aksara. ----------. 2004. Pendidikan Guru: Berdasarkan Pendekatan Kompetensi.

Jakarta: Bumi Aksara.

Hadi, Sutrisno. 1983. Metodologi Research 1, 2, 3. Yogyakarta : Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada.

----------. 1994. Statistik 1. Yogyakarta: Andi Offset. Kasmadi, Hartono. 1996. Model-Model Dalam Pengajaran Sejarah.

Semarang: IKIP Semarang Press.

89

90

Komarudin dan Yooke Tjuparmah S. Komarudin.2000. Kamus Istilah Karya Tulis Ilmiah. Jakarta : Bhumi Aksara.

Latunussa, Izzak. 1988. Penelitian Pendidikan Suatu Pengantar. Jakarta:

Depdikbud. Lutan, Rusli. 1986. Buku Materi Pokok Pengelolaan Interaksi Belajar

Mengajar Intrakurikuer, Kokurikuler dan Ekstrakurikuler. Jakarta: Depdikbud.

Margono. 2000. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : Rineka

Cipta. Nasution, Nochi. 1993. Psikologi Pendidikan. Jakarta. Universitas

Terbuka. Nawawi, Hadari. 1987. Metodologi Penelitian Bidang Sosial.

Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Poerwadarminta, W.J.S.2002. Kamus Umum Bahasa Indonesia: Diolah

Kembali oleh Pusat Bahasa Depdiknas. Jakarta: Balai Pustaka. Sakri, Adjat. 1994. Ejaan Bahasa Indonesia. Bandung: Penerbit ITB. Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi. 1989. Metode Penelitian Survei.

Jakarta: LP3ES. Soegito, Ari Tri. 2006. Total Quality Management (TQM) dan

Kepemimpinan Transformasional untuk Pendidikan Berkualitas. Pidato Pengukuhan Guru Besar dalam Mata Kuliah atau Bidang Ilmu Manajemen Pendidikan Pada Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang. Sabtu, 10 Juni 2006.

Slameto.2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya.

Jakarta: Rineka Cipta.

Soewarno, Bambang. 1987. Metode Kuantitatif dalam Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial dan Pendidikan. Jakarta: Depdikbud.

Sudjana, Nana. 1989. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung:

Sinar Baru Algesindo. ---------. 1996. Metode Statistik. Bandung: Tarsito. -------- . 2000. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar

Baru Algesindo.

91

Sulistyowati, Sofchah.1997. Cara Belajar Yang Efektif dan Efisien.

Jakarta : Cinta Ilmu. Su’ud, Abu. 1989. Bila Isu Kontroversial Masuk Kelas Sejarah : Sebuah

Alternatif dalam Pengajaran Sejarah. Pidato Pengukuhan Guru Besar Pada Program Studi Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang. Pada tanggal 23 Januari 1993.

Thonthowi, Ahmad. 1991. Psikologi Pendidikan. Bandung : Angkasa. Tilaar, H.A.R. 2000. Pendidikan, Kebudayaan, dan Masyarakat Madani

Indonesia: Strategi Reformasi Pendidikan Nasional. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa

1989. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Widya, I Gede. 1989. Dasar-Dasar Pemgembangan Strategi Serta

Metode Pengajaran Sejarah. Jakarta : Depdikbud. Wojowasito, S dan W.J.S. Poerwadarminta. 1980. Kamus Lengkap

Inggris-Indonesia. Bandung: Hasta.

92

Lampiran 1

DAFTAR NAMA SISWA SAMPEL PENELITIAN

NO. NO. INDUK NAMA L/P KELAS 1. 2. 3. 4. 5. 1. 26017246 RANI ISYULIARTI P X. 1 2. 26017295 NADIA ZAHROTUL FIRDAUSI P X. 2

3. 26017328 LINDA ANGGRAHINI P X. 3 4. 26017471 SURYA DAYYANA L X. 6 5. 26017486 ASTRID AYUTASARI P X. 7 6. 26017495 KHORY WANDIRA AMBARSARI P X. 7 7. 26017497 MELATI MEGARISTA AYUNAS P X. 7 8. 26017520 ADITYA FAIZAL WIDYANTORO L X. 8 9. 26017534 FAHMI AMARULLAH L X. 8 10. 26017536 GALIH SATRIA DIRGANTARA L X. 8 11. 26017541 INTAN NOFIKA MUSTIKASARI P X. 8 12. 26017542 KHALID ZULFIKAR DEWANTO L X. 8 13. 26017550 NUR CIPTA RATNASARI P X. 8 14. 26017554 RENDHA NOVENDA P X. 8 15. 26017567 ARLINDA NURUL NUGRAHA P X. 9 16. 26017577 ERWINDA RAHMAWATI ALI P X. 9 17. 26017581 HILDA FEBIANNE PRAYOGO P X. 9 18. 26017591 OCTAVA PRIMA ARTA P X. 9 19. 26027594 PRIZTIKA WIDYA NURSALIM P X. 9 20. 26017595 RAMADHANIA PRAMANASARI P X. 9 21. 26017601 TAUFIQ CAHYO ADI L X. 9 22. 26017607 ANGGARI DWI SAPUTRA L X. 10 23. 26017617 GIGIH ARIF SETIAWAN L X. 10 24. 26017622 INTAN PRAWITA MAHARDIKA P X. 10 25. 26017651 ARSONO SUGIHARTO L X. 11 26. 26017376 RAKYAN PAKSI NAGARA L X. 11 27. 26017702 DITRA YAZID RAMADHANI P X. 12 28. 26017706 GANANG SWASTIKA YUDHA L X. 12 29. 26017736 ANINDYA PRIMA PANGESTIKA P X.13 30. 26017759 M. DITTO ANANTA NUGRAHA L X. 13

93

Lampiran 2

KISI-KISI DAN INDIKATOR ANGKET PENELITIAN

NO MATERI INDIKATOR SOAL

BENTUK NO SOAL

Menjelaskan pengertian kegiatan ekstrakurikuler

Pilihan Ganda

1

Menjelaskan tugas pokok kegiatan ekstrakurikuler

Pilihan Ganda

2

Menguraikan tujuan kegiatan ekstrakurikuler

Pilihan Ganda

3

Menjelaskan peranan kegiatan ekstrakurikuler

Pilihan Ganda

4

Pengertian kegiatan ekstra kurikuler

Menjelaskan peranan kegiatan ekstrakurikuler di sekolah

Pilihan Ganda

5

Menguraikan tugas utama kegiatan ekstrakurikuler Paskibra

Pilihan Ganda

6

1.

KOMPETENSI DASAR/

INDIKATOR Menganalisis kegiatan ekstrakurikuler Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra) di Sekolah

Ekstra kuriuler Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra) Menjelaskan

fungsi bendera Pilihan Ganda

7

94

Menguraikan bendera kebangsaan

Pilihan Ganda

8

Menjelaskan sejarah bendera Merah Putih

Pilihan Ganda

9

Menjelaskan sejarah upacara

Pilihan Ganda

10

Menjelaskan peraturan Baris-berbaris dalam upacara

Pilihan Ganda

11

Menjelaskan tata urutan upacara bendera

Pilihan Ganda

12

Menguraikan kegiatan upacara

Pilihan Ganda

13

Menjelaskan cara-cara pengibaran bendera Merah Putih

Pilihan Ganda

14

Menguraikan fungsi petugas upacara bendera

Pilihan Ganda

15

Menjelaskan cara pengibaran bendera saat situasi khusus

Pilihan Ganda

16

Tugas Paskibra dalam upacara

Menguraikan cara menggunakan lambang-lambang penghormatan

Pilihan Ganda

17

95

Menjelaskan perlakuan bendera dalam upacara

Pilihan Ganda

18

Menguraikan pengertian PBB

Pilihan Ganda

19

Menguraikan pengertian aba-aba

Pilihan Ganda

20

Menjelaskan macam-macam gerakan PBB dalam upacara bendera

Pilihan Ganda

21

Peraturan Baris Berbaris (PBB) dalam upacara bendera

Menjelaskan macam-macam langkah dalam upacara bendera

Pilihan Ganda

22

Mejelaskan tugas pengibar bendera

Pilihan Ganda

23

Menjelskan tujuan latihan Paskibra

Pilihan Ganda

24

Menguraikan syarat-syarat anggota Paskibra

Pilihan Ganda

25

Seleksi anggota Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra)

Menjelaskan materi latihan anggota Paskibra

Pilihan Ganda

26

Perlakuan lagu kebangsaan Indonesia Raya dalam upacara

Menguraikan syarat-syarat lagu Indonesia Raya dalam upacara bendera

Pilihan Ganda

27

96

Menjelaskan perangkat dalam menyanyikan lagu Indonesia Raya dalam Upacara Bendera

Pilihan Ganda

28

Menjelaskan misi penting kegiatan Paskibra

Pilihan Ganda

29

Manfaat kegiatan ekstra kurikuler Paskibra

Menguraikan tujuan Paskibra dengan kaitanya dengan sejarah Nasional Indonesia

Pilihan Ganda

30

97

Lampiran 3

PENGANTAR ANGKET PENELITIAN

Sehubungan dengan penelitian yang saya lakukan untuk keperluan

skripsi, yang berjudul “ Hubungan Kegiatan Ekstrakurikuler Pasukan Pengibar

Bendera (Paskibra) pada Siswa Kelas X SMA Negeri 3 Semarang dengan Prestasi

Belajar Sejarah Semester Genap Tahun Pelajaran 2006/2007” maka saya minta

bantuan kepada siswa-siswi sekalian untuk mengisi tes ini untuk memperoleh data

yang obyektif dan untuk membantu keberhasilan saya dalam penyelesaian studi

saya untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan.

Tes ini semata-mata untuk kepentingan saya dalam penyusunan skripsi,

tidak ada hubungannya dengan nilai akademis maupun studi anda pada semester

ini. Oleh karena itu saya minta dengan sangat supaya dalam mengisi tes ini sesuai

dengan keadaan yang anda alami dan sesuai dengan pengetahuan, pemahaman

dan kemampuan anda sendiri.

Akhirnya saya mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan dan

kesediaan anda mengisi angket ini.

Semarang, 20 Juni 2007

Hormat Saya Rudi Salam NIM. 3101403519

98

Lampiran 4

PETUNJUK PENGISIAN ANGKET PENELITIAN

1. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat menurut anda dengan

memberikan tanda silang ( X ) pada huruf a, b, c, d atau e.

2. Kamu tidak perlu takut dan ragu-ragu, karena jawaban kamu yang kamu

berikan tidak berpengaruh pada nilai kamu

3. Kesungguhan kamu dalam memberikan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan

ini sangat membantu penelitian dalam memperoleh data yang dibutuhkan

dalam penelitian ini

4. Tulislah nama kamu dengan jelas pada lembar jawaban yang sudah tersedia

5. Bacalah setiap pertanyaan maupun pernyataan serta alternatif jawaban yang

disediakan sehingga kamu benar-benar memahaminya

6. Atas perhatian dan kesediaanya serta kerja sama yang baik dari siswa-siswi

sekalian dalam mengisi angket ini saya ucapkan terima kasih.

99

Lampiran 5

ANGKET PENELITIAN

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan cara memberi tanda silang ( X ) pada

lembar jawab yang sudah tersedia pada huruf a, b, c, d atau e, yang sesuai dengan hati

nurani anda !

1. Kegiatan ekstrakurikuler merupakan salah satu dari pembinaan kesiswaan di

samping jalur Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) dan latihan

kepemimpinan.

a. Sangat setuju d. Tidak setuju

b. Setuju e. Sangat tidak setuju

c. Ragu-ragu

2. Tugas pokok kegiatan ekstrakurikuler adalah memperdalam dan memperluas

pengetahuan siswa, menyalurkan bakat minat, pelengkap upaya pembinaan

manusia seutuhnya.

a. Sangat setuju d. Tidak setuju

b. Setuju e. Sangat tidak setuju

c. Ragu-ragu

3. Tujuan kegiatan ekstrakurikuler yaitu untuk lebih memantapkan pendidikan

kepribadian

a. Sangat setuju d. Tidak setuju

b. Setuju e. Sangat tidak setuju

c. Ragu-ragu

100

4. Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan yang di selenggarakan diluar jam

pelajaran, sesuai kurikulum dengan keadaan dan kebutuhan sekolah.

a. Sangat setuju d. Tidak setuju

b. Setuju e. Sangat tidak setuju

c. Ragu-ragu

5. Peranan kegiatan ekstrakurikuler yaitu untuk memperdalam pengetahuan

siswa dalam arti memperkaya, mempertajam, serta memperbaiki pengetahuan

para siswa yang berkaitan dengan mata pelajaran.

a. Sangat setuju d. Tidak setuju

b. Setuju e. Sangat tidak setuju

c. Ragu-ragu

6. Kegiatan ekstrakurikuler Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra) yang

mempunyai tugas utama, untuk mengibarkan bendera pada saat upacara

bertujuan untuk memupuk semangat kebangsaan dan cinta tanah air.

a. Sangat setuju d. Tidak setuju

b. Setuju e. Sangat tidak setuju

c. Ragu-ragu

7. Bendera bagi suatu bangsa dan negara merupakan lambang simbolis saja bagi

negara yang bersangkutan, bukan lambang kedaulatan.

a. Sangat setuju d. Tidak setuju

b. Setuju e. Sangat tidak setuju

c. Ragu-ragu

101

8. Setiap bangsa memiliki bendera kebangsaannya masing-masing, yang menjadi

kebanggaan sesaat saja, yaitu pada waktu mengikuti upacara kenegaraan.

a. Sangat setuju d. Tidak setuju

b. Setuju e. Sangat tidak setuju

c. Ragu-ragu

9. Bendera Merah Putih di syahkan pada tanggal 17 Agustus 1945, Undang-

Undang Dasar 1945 pasal 35 dalam sidang PPKI yang pertama.

a. Sangat setuju d. Tidak setuju

b. Setuju e. Sangat tidak setuju

c. Ragu-ragu

10. Pengertian perkataan upacara yaitu gabungan kata dari “upa” yang berarti

rangkaian dan “cara” yang berarti tindakan atau gerakan.

a. Sangat setuju d. Tidak setuju

b. Setuju e. Sangat tidak setuju

c. Ragu-ragu

11. Peraturan Baris Berbaris (PBB) yang digunakan dalam upacara bendera di

sekolah-sekolah didasarkan pada peraturan yang berlaku di lingkungan TNI /

POLRI.

a. Sangat setuju d. Tidak setuju

b. Setuju e. Sangat tidak setuju

c. Ragu-ragu

102

12. Dalam urutan acara upacara pengibaran bendera Merah Putih mengheningkan

cipta dilaksanakan sebelum pengibaran bendera Merah Putih.

a. Sangat setuju d. Tidak setuju

b. Setuju e. Sangat tidak setuju

c. Ragu-ragu

13. Kegiatan upacara pengibaran bendera yang dilaksanakan setiap tanggal 28

Oktober adalah upacara hari sumpah pemuda.

a. Sangat setuju d. Tidak setuju

b. Setuju e. Sangat tidak setuju

c. Ragu-ragu

14. Pegibaran bendera Merah Putih, pada hari-hari biasa (Selasa sampai dengan

Jum’at) di kibarkan pada pagi hari sebelum siswa datang dan diturunkan pada

sore hari setelah siswa pulang.

a. Sangat setuju d. Tidak setuju

b. Setuju e. Sangat tidak setuju

c. Ragu-ragu

15. Membantu pengatur upacara dalam hal membacakan acara demi acara sesuai

dengan urutan dan saat-saat yang telah ditentukan dalam upacara bendera

adalah tugas permandu acara.

a. Sangat setuju d. Tidak setuju

b. Setuju e. Sangat tidak setuju

c. Ragu-ragu

103

16. Pada hari berkabung nasional bendera kebangsaan dikibarkan setengah tiang,

demikian juga satu hari menjelang hari kesaktian Pancasila 30 September.

a. Sangat setuju d. Tidak setuju

b. Setuju e. Sangat tidak setuju

c. Ragu-ragu

17. Ketentuan urutan tingkat harkat lambang yaitu pertama sang saka Merah

Putih, Indonesia Raya, Samkaryanugraha, Satuan, Pratika, kibaran Regu.

a. Sangat setuju d. Tidak setuju

b. Setuju e. Sangat tidak setuju

c. Ragu-ragu

18. Bila bendera kebangsaan dipasang bersama-sama dengan bendera kebangsaan

negara asing, maka bendera itu dikibarkan pada tiang-tiang tersendiri yang

sama besarnya, dan bendera merah putih ditenpatkan lebih tinggi.

a. Sangat setuju d. Tidak setuju

b. Setuju e. Sangat tidak setuju

c. Ragu-ragu

19. Baris berbaris adalah suatu ujud latihan fisik yang diperlukan guna

menanamkan kebiasaan dalam tata cara kehidupan yang di arahkan kepada

terbentuknya suatu perwatakan tertentu.

a. Sangat setuju d. Tidak setuju

b. Setuju e. Sangat tidak setuju

c. Ragu-ragu

104

20. Pengertian aba-aba adalah suatu perintah yang di berikan seorang pemimpin

kepada yang di pimpin untuk dilaksanakan pada waktunya secara serentak

atau berturut-turut.

a. Sangat setuju d. Tidak setuju

b. Setuju e. Sangat tidak setuju

c. Ragu-ragu

21. Dalam gerakan PBB berpindah tempat, langkah tegap panjangnya 65 cm dan

tempohnya 70 tiap menit, dan panjang langkah diukur dari tumit ke tumit.

a. Sangat setuju d. Tidak setuju

b. Setuju e. Sangat tidak setuju

c. Ragu-ragu

22. Langkah perlahan biasanya digunakan untuk bergabung mengantar jenazah

dalam upacara kemiliteran.

a. Sangat setuju d. Tidak setuju

b. Setuju e. Sangat tidak setuju

c. Ragu-ragu

23. Tugas pengibar bendera Merah Putih merupakan tugas besar, dan sebagai

suatu kehormatan bagi pemuda yang bertanggung jawab atas hari depan

bangsa, maka kepadanya diberikan landasan akhlak yang kuat

a. Sangat setuju d. Tidak setuju

b. Setuju e. Sangat tidak setuju

c. Ragu-ragu

105

24. Salah satu tujuan latihan Paskibra adalah untuk mewujudkan kader-kader

patriot pembela bangsa dan negara yang beriman dan bertaqwa berdasarkan

ketahanan nasional, penerus nilai serta cita-cita Proklamasi 17 Agustus 1945.

a. Sangat setuju d. Tidak setuju

b. Setuju e. Sangat tidak setuju

c. Ragu-ragu

25. Adapun kriteria umum pemilihan anggota Paskibra adalah kepribadiannya,

yang meliputi mudah dan pandai bergaul, bersahaja, sopan dan disiplin,

penampilan segar, gembira dan simpatik.

a. Sangat setuju d. Tidak setuju

b. Setuju e. Sangat tidak setuju

c. Ragu-ragu

26. Materi pelatihan anggota Paskibra salah satunya yaitu kunjungan ke tempat-

tempat tertentu yang mengandung nilai-nilai sejarah bangsa Indonesia.

a. Sangat setuju d. Tidak setuju

b. Setuju e. Sangat tidak setuju

c. Ragu-ragu

27. Pada waktu mengiringi pengibaran atau penurunan bendera tidak dibenarkan

dengan menggunakan musik dari tape recorder atau piringan.

a. Sangat setuju d. Tidak setuju

b. Setuju e. Sangat tidak setuju

c. Ragu-ragu

106

28. Jika tidak ada korps musik (Korsik), penurunan bendera tidak diiringi dengan

lagu kebangsaan Indonesia Raya.

a. Sangat setuju d. Tidak setuju

b. Setuju e. Sangat tidak setuju

c. Ragu-ragu

29. Paskibra merupakan salah satu kegiatan ekstrakurikuler dalam jalur

pendidikan luar sekolah yang mempunyai misi penting yaitu pembentukan

karakter bangsa (Nations Character Building).

a. Sangat setuju d. Tidak setuju

b. Setuju e. Sangat tidak setuju

c. Ragu-ragu

30. Kegiatan Paskibra bertujuan untuk memupuk semangat kebangsaan di

kalangan pemuda, kecintaan dan turut memiliki bangsa dan negara,

mengembangkan sikap disiplin serta memupuk dan mengembangkan rasa

kesadaran nasional.

a. Sangat setuju d. Tidak setuju

b. Setuju e. Sangat tidak setuju

c. Ragu-ragu

107

Lampiran 6

LEMBAR JAWAB ANGKET PENELITIAN

HUBUNGAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PASUKAN PENGIBAR BENDERA

(PASKIBRA) PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 3 SEMARANG DENGAN PRESTASI

BELAJAR SEJARAH SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2006/2007

Nama :

Nomor Induk Siswa :

Kelas / Semester : X / II (Genap)

Sekolah : SMA Negeri 3 Semarang

Tahun Pelajaran : 2006/2007

1. a b c d e 11. a b c d e 21. a b c d e

2. a b c d e 12. a b c d e 22. a b c d e

3. a b c d e 13. a b c d e 23. a b c d e

4. a b c d e 14. a b c d e 24. a b c d e

5. a b c d e 15. a b c d e 25. a b c d e

6. a b c d e 16. a b c d e 26. a b c d e

7. a b c d e 17. a b c d e 27. a b c d e

8. a b c d e 18. a b c d e 28. a b c d e

9. a b c d e 19. a b c d e 29. a b c d e

10. a b c d e 20. a b c d e 30. a b c d e

108

109

110

111

112

113

Lampiran 11

DAFTAR NILAI PRESTASI SISWA SAMPEL PENELITIAN

NO. NO. INDUK NAMA KELAS NILAI 1. 2. 3. 4. 5. 1. 26017246 RANI ISYULIARTI X. 1 80 2. 26017295 NADIA ZAHROTUL FIRDAUSI X. 2 85

3. 26017328 LINDA ANGGRAHINI X. 3 90 4. 26017471 SURYA DAYYANA X. 6 80 5. 26017486 ASTRID AYUTASARI X. 7 85 6. 26017495 KHORY WANDIRA AMBARSARI X. 7 80 7. 26017497 MELATI MEGARISTA AYUNAS X. 7 80 8. 26017520 ADITYA FAIZAL WIDYANTORO X. 8 80 9. 26017534 FAHMI AMARULLAH X. 8 80 10. 26017536 GALIH SATRIA DIRGANTARA X. 8 80 11. 26017541 INTAN NOFIKA MUSTIKASARI X. 8 75 12. 26017542 KHALID ZULFIKAR DEWANTO X. 8 85 13. 26017550 NUR CIPTA RATNASARI X. 8 70 14. 26017554 RENDHA NOVENDA X. 8 85 15. 26017567 ARLINDA NURUL NUGRAHA X. 9 80 16. 26017577 ERWINDA RAHMAWATI ALI X. 9 80 17. 26017581 HILDA FEBIANNE PRAYOGO X. 9 85 18. 26017591 OCTAVA PRIMA ARTA X. 9 90 19. 26027594 PRIZTIKA WIDYA NURSALIM X. 9 80 20. 26017595 RAMADHANIA PRAMANASARI X. 9 80 21. 26017601 TAUFIQ CAHYO ADI X. 9 75 22. 26017607 ANGGARI DWI SAPUTRA X. 10 80 23. 26017617 GIGIH ARIF SETIAWAN X. 10 75 24. 26017622 INTAN PRAWITA MAHARDIKA X. 10 80 25. 26017651 ARSONO SUGIHARTO X. 11 80 26. 26017376 RAKYAN PAKSI NAGARA X. 11 85 27. 26017702 DITRA YAZID RAMADHANI X. 12 90 28. 26017706 GANANG SWASTIKA YUDHA X. 12 85 29. 26017736 ANINDYA PRIMA PANGESTIKA X.13 85 30. 26017759 M. DITTO ANANTA NUGRAHA X. 13 90

114

115

116

117

118

119

Lampiran 15

Tabel

TABEL HARGA KRITIK DARI r PRODUCT MOMENT

N Interval

95%

Kepercayaan

99% N Interval

95%

Kepercayaan

99% N Interval

95%

Kepercayaan

99%

(1) (2) (3) (1) (2) (3) (1) (2) (3)

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

0,997

0,950

0,878

0,811

0,754

0,707

0,666

0,632

0,602

0,576

0,553

0,532

0,514

0,497

0,482

0,468

0,456

0,444

0,433

0,423

0,413

0,404

0,396

0,999

0,990

0,959

0,917

0,874

0,874

0,798

0,765

0,735

0,708

0,684

0,661

0,641

0,623

0,606

0,590

0,575

0,561

0,549

0,537

0,526

0,515

0,505

26

27

28

29

30

31

32

33

34

35

36

37

38

39

40

41

42

43

44

45

46

47

48

49

50

0,388

0,381

0,374

0,367

0,361

0,355

0,349

0,344

0,339

0,334

0,329

0,325

0,320

0,316

0,312

0,308

0,304

0,301

0,297

0,294

0,291

0,288

0,284

0,281

0,297

0,496

0,487

0,478

0,470

0,463

0,456

0,449

0,442

0,436

0,430

0,424

0,418

0,413

0,408

0,403

0,396

0,393

0,389

0,384

0,380

0,276

0,372

0,368

0,364

0,361

55

60

65

70

75

80

85

90

95

100

125

150

175

200

300

400

500

600

700

800

900

1000

0,266

0,254

0,244

0,235

0,227

0,220

0,213

0,207

0,202

0,195

0,176

0,199

0,148

0,138

0,113

0,098

0,088

0,080

0,074

0,070

0,065

0,062

0,345

0,330

0,317

0,306

0,296

0,286

0,278

0,270

0,263

0,256

0,230

0,210

0,194

0,181

0,148

0,128

0,115

0,105

0,097

0,091

0,086

0,081

N = Jumlah pasangan yang dugunakan untuk menghitung r.

(Arikunto, 2002:328

120

121

122

123

124

Dokumentasi 1. Kampus SMA Negeri 3 Semarang sebagai Lokasi Penelitian ( Sumber : Dokumentasi Pribadi Rudi Salam)

Dokumentasi 2.Upacara Bendera Sebagai Salah Satu Kegiatan Ekstrakurikuler Paskibra ( Sumber : Dokumentasi Pribadi Rudi Salam)

125

Dokumentasi 4.Upacara Bendera Sebagai Salah Satu Kegiatan Ekstrakurikuler Paskibra ( Sumber : Dokumentasi Pribadi Rudi Salam)

Dokumentasi 3.Upacara Bendera Sebagai Salah Satu Kegiatan Ekstrakurikuler Paskibra ( Sumber : Dokumentasi Pribadi Rudi Salam)

126

Dokumentasi 5. Lomba Peraturan Baris-Berbaris (PBB) di SMA N 1 Semarang sebagai salah satu kegiatan Ekstrakurikuler Paskibra ( Sumber : Dokumentasi Pribadi Rudi Salam)

Dokumentasi 6. Lomba Pengibar Bendera di Akademi Kepolisisan Semarang sebagai salah satu kegiatan Ekstrakurikuler Paskibra ( Sumber : Dokumentasi Pribadi Rudi Salam)

127

BIODATA PENULIS

Nama : Rudi Salam

NIM : 3101403519

Tempat / tgl Lahir : Kebumen, 12 November 1984

Agama : Islam

Golongan Darah : B

Program Studi : Pendidikan Sejarah S1

Jurusan : Sejarah

Fakultas : Ilmu Sosial FIS-UNNES

Alamat Rumah : Jl. Tegal Sari No. 24 Jabres, Sruweng, Kebumen,

Jawa Tengah 54362

Alamat di Semarang : (1). Markas Komando Resimen Mahasiswa Mahadipa Satuan

902 Universitas Negeri Semarang

(2). Jl. Cempaka Sari Gang Winong No. 8, RT.4 RW.I

Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229

Nomor Telfon : 085 641 1234 19 / 0852 9005 2345

Riwayat Pendidikan :

1) SD Negeri Jabres Di Kebumen lulus tahun 1997

2) SMP Negeri 3 Kebumen lulus tahun 2000

3) SMA Negeri 1 Pejagoan Kebumen lulus tahun 2003

4) Universitas Negeri Semarang lulus tahun 2007

128

Pelatihan/ Seminar yang pernah diikuti :

1) Pelatihan kader Dakwah Islam Intensif (Perintis) KIFS-BEM FIS tahun 2003

2) Computer Training and Education UNNES Ekstramedia Com tahun 2003

3) Pra Pendidikan Dasar Keprajuritan Resimen Mahsiswa UNNES tahun 2003

4) Pelatihan Mahir Dasar Search and Rescue (SAR) Dinas Perhubungan dan

Telekomunikasi Propinsi Jawa Tengah tahun 2004

5) Pendidikan Dasar Keprajuritan Resimen Mahasiswa Mahadipa RINDAM/IV

DIPONEGORO tahun 2004

6) Pelatihan Bongkar Pasang Senjata M-16 A1 Caliber 5,56 mm KODIM 0733/BS

Semarang tahun 2004

7) Pelatihan Organisasi Search and Rescue (SAR) dalam Penanggulangan Bencana

dan Penanganan Pengungsi Tahun 2004

8) Pelatihan Keterampilan Selam (Scuba Diver) LANAL Semarang tahun 2004

9) Survival and Mountainering Training tahun 2004

10) Pelatihan Pertolongan Pertama dan Gawat Darurat Bencana tahun 2004

11) Evacuasion and Eksplorer Training Search And Rescue tahun 2004

12) Navigation Training SAR tahun 2004

13) Comunication Training SAR tahun 2004

14) Pelatihan Berkuda DALMAS POLWILTABES Semarang tahun 2004

15) Seminar Pendidikan yang Sukses HIMA Ekonomi FIS UNNES tahun 2004

16) Seminar Kuliah Kerja Lapangan Jurusan Sejarah FIS UNNES tahun 2004

129

17) Seminar Perubahan Sosial pada Masyarakat Agraris Madura HIMA Sejarah FIS

UNNES tahun 2005

18) Seminar Pendidikan yang Berkualitas BEM FIP UNNES tahun 2005

19) Seminar Nasional XIV dan Konggres Nasional X ABKIN tahun 2005

20) Seminar Kesehatan Reproduksi IKA MENWA Jawa Tengah tahun 2005

21) Pelatihan Pengembangan Masyrakat BEM KM UNNES tahun 2005

22) Seminar Pendidikan dan Budaya FIP UNNES tahun 2007

Pengalaman Organisasi

1) Ketua I OSIS SMA Negeri 1 Pejagoan Kebumen tahun 2002

2) Bendahara Dewan Kerja Gerakan Pramuka SMA N 1 Pejagoan Kebumen tahun

2002

3) Sekertaris Ikatan Remaja Desa Jabres Kebumen tahun 2003

4) Staf Bidang Penelitian dan Pengembangan Organisasi HIMA Sejarah tahun

2003

5) Staf Bidang Penelitian dan Pengembangan Organisasi HIMA Sejarah tahun

2004

6) Staf Bidang Kaderisasi Kerohanian Islam Sejarah tahun 2003

7) Staf Bidang Syi’ar Forum Kerohanian Islam Sejarah tahun 2004

8) Anggota Serach And Rescue Daerah Jawa Tengah tahun 2005

9) Ketua Panitia Bhakti Sosial dan Pelatihan Pengembangan Masyarakat UNNES

tahun 2005

130

10) Resimen Mahasiswa Mahadipa Satuan 902 Universitas Negeri Semarang tahun

2003 – 2007 degan riwayat jabatan dan penugasan :

a) Anggota Resimen Mahasiswa Mahadipa satuan 902 tahun 2003

b) Anggota Provoost Satuan tugas Pradiksar Yudha XXVIII tahun 2004

c) Wakil Kepala Urusan Pendidikan dan Latihan satuan 902 tahun 2004

d) Staf Operasi Satuan Tugas Lomba Lintas Medan II MENWA Se-Jawa

tahun 2005

e) Kepala Kesekretariatan satuan Tugas Pradiksar Yudha XXIX tahun

2005

f) Komandan Kelompok Markas Satuan 902 tahun 2006

g) Wakil Komandan Satuan Tugas Seminar Kebangsaan Resimen

Mahsiswa Se-Jawa tahun 2006

h) Anggota Serach And Rescue Resimen Mahasiswa Sub –A tahun 2006

i) Kepala Bidang Pengamanan Satuan Tugas Pradiksar Yudha XXX

tahun 2007

j) Team Satuan Tugas Gempa Di Yogyakarta dan Klaten LPM UNNES

tahun 2006

k) Team Satuan Tugas SAR Di Salatiga tahun 2006

11) Ketua Kelompok Praktik Pengalaman Lapangan UNNES di SMA Negeri 3

Semarang tahun 2006

12) Ketua Kelompok Tim Kuliah Kerja Nyata UNNES Se-Kecamatan Singorojo

Kabupaten Kendal tahun 2007

131

Mahasiswa Penerima Beasiswa

1) Beasiswa Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar) dari Yayasan

Supersemar Jakarta Tahun 2004

2) Beasiswa Mahasiswa Prestatif dari Pemerintah Daerah Tingkat II Kabupaten

Kebumen Tahun 2004

3) Beasiswa Mahasiswa Produktif dari Dinas Perhubungan dan Telekomunikasi

Propinsi Jawa Tengah Tahun 2004

4) Beasiswa Mahasiswa Prestatif dan Inovatif dari PT. ASTRA Internasional

Tbk. Jakarta Tahun 2005

5) Beasiswa Prestasi Peningkatan Akademik (PPA) dari Departemen Pendidikan

Nasional Jakarta Tahun 2005 (Tahun Pertama)

6) Beasiswa Prestasi Peningkatan Akademik (PPA) dari Departemen Pendidikan

Nasional Jakarta Tahun 2006 (Tahun Kedua)

7) Beasiswa ORBIT dari Yayasan Amal Abadi Beasiswa ORBIT Jakarta Tahun

2006-2007

132

Dokumentasi 8. Upacara Bendera Sebagai Salah Satu Kegiatan Ekstrakurikuler Paskibra ( Sumber : Dokumentasi Pribadi Rudi Salam)

Dokumentasi 7. Upacara Bendera Sebagai Salah Satu Kegiatan Ekstrakurikuler Paskibra ( Sumber : Dokumentasi Pribadi Rudi Salam)

133

Dokumentasi 9.Upacara Bendera Sebagai Salah Satu Kegiatan Ekstrakurikuler Paskibra ( Sumber : Dokumentasi Pribadi Rudi Salam)

Dokumentasi 10. Upacara Bendera Sebagai Salah Satu Kegiatan Ekstrakurikuler Paskibra ( Sumber : Dokumentasi Pribadi Rudi Salam)

134

Dokumentasi 11. Upacara Bendera Sebagai Salah Satu Kegiatan Ekstrakurikuler Paskibra ( Sumber : Dokumentasi Pribadi Rudi Salam)

Dokumentasi 12. Upacara Bendera Sebagai Salah Satu Kegiatan Ekstrakurikuler Paskibra ( Sumber : Dokumentasi Pribadi Rudi Salam)

135

Dokumentasi 13. Upacara Bendera Sebagai Salah Satu Kegiatan Ekstrakurikuler Paskibra ( Sumber : Dokumentasi Pribadi Rudi Salam)

136