manajemen aknt..doc

46
Materi I : KONSEP – KONSEP DAN TERMINOLOGI BIAYA : Konsep Biaya : Kata biaya sering menjadi alih bahasa dari Cost atau Expense. PAI menggunakan istilah biaya sebagai padanan Cost dan istilah beban sebagai padanan Expense. Cost adalah : pengorbanan sumber daya ekonomi tertentu untuk memperoleh sumber daya lainnya. Exspense adalah : pengorbanan sumber daya ekonomi untuk memperoleh penghasilan (revenue). Klasifikasi Biaya : Biaya dapat diklasifikasikan berdasarkan : a. Fungsi pokok perusahaan b. Hubungan biaya dengan sesuatu yang dibiayai / dapat ditelusurinya ke obyek biaya. c. Hubungannya dengan perubahan volume kegiatan d. Pengambilan keputusan e. Kemampuan manajer untuk mengendalikannya f.Perioda mempertemukannya dengan pendapatan dll. a.Klasifikasi biaya berdasar fungsi pokok perusahaan : Ditilik dari fungsi pokok pada perusahaan (perusahaan manufaktur), biaya dikelompokkan menjadi biaya produksi , biaya administrasi dan umum dan biaya penjualan / pemasaran. - Biaya produksi : Biaya – biaya yang diperlukan untuk memperoleh bahan baku (mentah) dari pemasok serta mengolah bahan baku tersebut menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. - Biaya administrasi dan umum : Biaya – biaya yang diperlukan untuk administrasi secara umum, seperti gaji para eksekutif, biaya penyelenggaraan akuntansi, gaji pegawai bagian administrasi, dan biaya habis pakai.

Transcript of manajemen aknt..doc

Page 1: manajemen aknt..doc

Materi I :KONSEP – KONSEP DAN TERMINOLOGI BIAYA : Konsep Biaya : Kata biaya sering menjadi alih bahasa dari Cost atau Expense. PAI menggunakan istilah biaya sebagai padanan Cost dan istilah beban sebagai padanan Expense.

Cost adalah : pengorbanan sumber daya ekonomi tertentu untuk memperoleh sumber daya lainnya.

Exspense adalah : pengorbanan sumber daya ekonomi untuk memperoleh penghasilan (revenue).

Klasifikasi Biaya :Biaya dapat diklasifikasikan berdasarkan :

a. Fungsi pokok perusahaanb. Hubungan biaya dengan sesuatu yang dibiayai / dapat ditelusurinya

ke obyek biaya.c. Hubungannya dengan perubahan volume kegiatand. Pengambilan keputusane. Kemampuan manajer untuk mengendalikannyaf. Perioda mempertemukannya dengan pendapatan dll.

a. Klasifikasi biaya berdasar fungsi pokok perusahaan :Ditilik dari fungsi pokok pada perusahaan (perusahaan manufaktur), biaya dikelompokkan menjadi biaya produksi , biaya administrasi dan umum dan biaya penjualan / pemasaran.

- Biaya produksi :Biaya – biaya yang diperlukan untuk memperoleh bahan baku (mentah) dari pemasok serta mengolah bahan baku tersebut menjadi produk jadi yang siap untuk dijual.

- Biaya administrasi dan umum :Biaya – biaya yang diperlukan untuk administrasi secara umum, seperti gaji para eksekutif, biaya penyelenggaraan akuntansi, gaji pegawai bagian administrasi, dan biaya habis pakai.

- Biaya penjualan/pemasaran :Biaya – biaya yang dikeluarkan untuk memasarkan prpoduk selesai, seperti biaya iklan, biaya angkut barang-barang yang dijual, gaji karyawan di bagian pemasaran dlsb.

b. Klasifkasi biaya berdasar hubungan biaya dengan sesuatu yang dibiayai/dapat ditelusurinya ke obyek biaya:Dalam hubungannya dengan sesuatu yang dibiayai, biaya dapat diklasifikasikan menjadi dua golongan, yaitu : Biaya langsung (direct cost) dan biaya tidak langsung (indirect cost).

Sesuatu yang dibiayai dapat berupa produk atau departemen, dalam hubungannya dengan produk maka dikenal dengan biaya produksi langsung dan biaya produksi tidak langsung produk, dan dalam hubungannya dengan departemen, dikenal dengan biaya langsung departemen dan biaya tidak langsung departemen.

Page 2: manajemen aknt..doc

- Biaya langsung ( direct cost ) : adalah biaya yang terjadi, yang penyebab satu satunya karena ada sesuatu yang dibiayai. Jika sesuatu yang dibiayai tersebut tidak ada, maka biaya langsung ini tidak akan terjadi. Dengan demikian biaya langsung akan mudah diidentifikasi dengan sesuatu yang dibiayai. Biaya produksi langsung terdiri dari biaya bahan baku, dan biaya tenaga kerja langsung.

- Biaya tidak langsung ( indirect cost ) :Adalah biaya yang terjadinya tidak hanya disebabkan oleh sesuatu yang dibiayai, biaya tidak langsung ini sangat sulit untuk diidentifikasi dengan sesuatu yang dibiayai, dalam hubungannya dengan produk,biaya produksi tidak langsung ini disebut juga dengan istilah biaya overhead pabrik.

c. Klasifikasi biaya berdasar Hubungannya dengan perubahan volume kegiatan.Dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan, biaya dapat digolongkan menjadi biaya variable, biaya tetap, dan biaya semi variable.

- Biaya Variabel : Biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan perubahan

volume kegiatan (volume produksi).

- Biaya Tetap : Biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisar volume kegiatan

(volume produksi) tertentu.

- Biaya Semivariabel : Biaya yang berubah tidak sebanding dengan perubahan volume

kegiatan (volume produksi).

d. Klasifikasi biaya berdasar Pengambilan KeputusanDalam kaitannya dengan pengambilan keputusan, klasifikasi lain yang penting adalah pembedaan biaya kedalam biaya relevan(relevant cost), dan biaya tidak relevan(irrelevant cost); serta pembedaan antara biaya terhindarkan(evoidable cost) dan biaya tak terhindarkan(unavoidable cost).- Biaya relevan ( relevant cost ) :

Biaya yang akan terjadi dimasa yang akan datang dan berbeda diantara pelbagai alternatif keputusan.

- Biaya tidak relevan ( irrelevant cost ) :Biaya yang tidak memenuhi salah satu atau kedua - duanya dari kreteria biaya relevan. Oleh karena itu biaya tidak relevan tidak perlu dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan.

- Biaya terhindarkan( evoidable cost ) : Biaya yang dapat dihindarkan jika satu alternatif keputusan

diambil. - Biaya tak terhindarkan( unavoidable cost ) .

Biaya yang tidak berbeda diantara pelbagai alternat

Page 3: manajemen aknt..doc

PT. Eliona Sari ( PERUSH DAGANG)Laporan Rugi - Laba

31 Desember 200X

Penjualan 500,000

Harga Pokok Penjualan :

Persediaan awal barang dagangan 25,000

Pembelian barang dagangan 290,000

315,000 Persediaan akhir barang dagangan 20,000

Harga Pokok Penjualan 295,000

Laba bruto 205,000Biaya Usaha :

Biaya administrasi &umum 56,000

Biaya pemasaran 75,000

131,000

Laba Bersih Usaha 74,000

Page 4: manajemen aknt..doc

PT. Karya Puspita (PERUSH MANUFAKTUR)Laporan Rugi - Laba ( Full Costing)

31 Desember 200X

Penjualan 500,000

Harga Pokok Penjualan : Persediaan awal produk jadi 35,000Harga Pokok Produksi : Persediaan awal produk dalam proses 10,000

Biaya produksi :Biaya bahan baku 50,000Biaya tenaga kerja langsung 60,000Biaya overhead pabrik 75,000

185,000195,000

Persediaan akhir produk dalam proses 15,000

Harga Pokok Produksi 180,000215,000

Persediaan akhir produk jadi 20,000

Harga Pokok Penjualan 195,000Laba Bruto 305,000Biaya Usaha : Biaya administrasi &umum 56,000 Biaya pemasaran 175,000

231,000Laba Bersih Usaha 74,000

Page 5: manajemen aknt..doc

Materi III :PENENTUAN HARGA POKOK VARIABEL : Elemen harga pokok produk pada perusahaan manufaktur terdiri atas : bahan baku, tenaga kerja langsung dan overhead pabrik. Ditinjau dari hubungannya dengan perubahan volume produksi, bahan baku dan tenaga kerja langsung adalah variabel; sedang overhead pabrik sebagian variabel dan sebagian lainnya tetap. Dalam kaitannya dengan penentuan harga pokok produk, terdapat dua metoda yang mempermasalahkan elemen overhead tetap, kedua metoda tersebut adalah : Penentuan harga pokok penuh (full costing atau absorption costing) dan penentuan harga pokok variabel (variable costing).

Harga Pokok Penuh ( full costing ) : Menurut full costing, harga pokok produk meliputi seluruh komponen biaya yang dikeluarkan untuk membuat produk, yaitu meliputi : bahan baku, tenaga kerja langsung, overhead variabel dan overhead tetap.

Harga Pokok Variabel ( variable costing ) : Menurut variable costing, harga pokok produk hanya terdiri atas : bahan baku, tenagaga kerja langsung dan overhead variabel saja. Overhead tetap bukan merupakan elemen harga pokok produk, tetapi diperlakukan sebagai biaya perioda.

Penentuan Harga PokokFull Costing Variable Costing Bahan baku Tenaga kerja langsung Overhead variabel Overhead tetap

Bahan baku Tenaga kerja langsung Overhead variabel

Perbedaan kedua metoda dalam memperlakukan overhead tetap, mengakibatkan perbedaan dalam beberapa hal. Berikut adalah penjelasan mengenai perbedaan – perbedaan akibat dua metoda yang bertentanngan tersebut.

Perbedaan Harga Pokok Per Unit dan Total :Untuk menjelaskan perbedaan harga pokok produk per unit dan total, bisa dilihat pada contoh dibawah ini :

Page 6: manajemen aknt..doc

Perusahaan ABC pada tahun 2003 memproduksi 10.000 kaleng susu dengan data biaya sesungguhnya sebagai berikut :

Elemen Biaya Total Per Unit

Bahan bakuUpah langsungOverhead variabelOverhead tetap

Rp. 100.000,-200.000,-150.000,-250.000,-

Rp. 10,-20,-15,-25,-

Jika perusahaan ABC menggunakan harga pokok sesungguhnya, maka harga pokok per unit dan total dari dua metoda tersebut dapat dilihat pada Tabel dibawah ini.

Harga Pokok ProdukFull Costing Versus Variable Costing

Elemen BiayaFull Costing Variable Costing

Per Unit(Rp.)

Total(Rp.)

Per Unit(Rp.)

Total(Rp.)

Bahan bakuUpah langsungOverhead variabelOverhead tetap

10,-20,-15,-25,-

100.000,-200.000,-150.000,-250.000,-

10,-20,-15,-

100.000,-200.000,-150.000,-

Jumlah …… 70,- 700.000,- 45,- 450.000,-

Tabel diatas menunjukkan bahwa harga pokok produk per unit menurut Full Costing Rp. 70,- , sedangkan menurur Variable Costing sebesar Rp. 45,-. Selisih Rp. 25,- terjadi karena variable costing tidak memasukkan overhead tetap sebagai komponen harga pokok produk. Karena harga pokok per unitnya berbeda maka harga pokok totalnya juga berbeda, perbedaannya adalah Rp. 250.000,- ; yaitu sebesar overhead tetap total.

Perbedaan adanya Overhead Lebih (Kurang) Dibebankan :Perbedaan kedua adalah adanya overhead lebih atau kurang dibebankan yang mungkin terjadi pada full costing, jika pembebanan overhead ke produk menggunakan tarif standar atau tarif yang ditentukan dimuka. Sebelum dibahas perbedaan kedua ini, terlebih dahulu akan dijelaskan tentang pembebanan overhead dengan tarif yang ditentukan dimuka. Pembebanan overhead ke produk dapat dilakukan dengan dua metoda, yaitu :Metoda Pertama : Membebankan overhead yang sesungguhnya

terjadi Metoda Kedua : Membebankan overhead ke produk dengan

menggunakan tarif yang ditentukan dimuka.

Page 7: manajemen aknt..doc

Contoh :Pada tahun 2003 sebuah perusahaan minuman menetapkan anggaran overhead tetap sebesar Rp. 250.000,- dan anggaran overhead variabel sebesar Rp. 187.500,- dengan kapasitas normal 12.500 kaleng minuman. Dengan data ini tarif overhead yang ditentukan dimuka dapat dihitung sebagai berikut :

Anggaran Biaya Overhead Tarif Overhead = per kaleng Kapasitas Normal

Rp. 250.000,- + Rp. 187.500,- Tarif Overhead = = Rp. 35,- per kaleng 12.500

Tarif sebesar Rp. 35,- diatas terdiri atas tarif tetap Rp. 20,- (Rp. 250.000,- : 12.500) dan tarif variabel sebesar Rp. 15,- (Rp. 187.500,- : 12.500)

Menghitung Overhead Lebih(Kurang) Dibebankan : Apabila perusahaan menggunakan tarif overhead yang ditentukan dimuka, mungkin timbul biaya overhead lebih(kurang) dibebankan.- Pembebanan lebih terjadi apabila : Kap. sesungguhnya kap. normal- Pembebanan kurang terjadi apabila : Kap. sesungguhnya kap. normal

Misalkan pada tahun 2003 jumlah produksi yang sesungguhnya 10.000 kaleng, dengan data biaya sesungguhnya sebagai berikut :

Elemen Biaya Total Per Unit

Bahan bakuUpah langsungOverhead variabelOverhead tetap

Rp. 100.000,-200.000,-150.000,-250.000,-

Rp. 10,-20,-15,-25,-

Pembebanan lebih (kurang) dapat dijelaskan dengan tabel dibawah ini :

Tabl I. Harga Pokok Yang Dibebankan Ke Produk

Page 8: manajemen aknt..doc

Full Costing Versus Variable Costing

Elemen BiayaFull Costing Variable Costing

Per Unit(Rp.)

Total(Rp.)

Per Unit(Rp.)

Total(Rp.)

Bahan bakuUpah langsungOverhead variabelOverhead tetap

10,-20,-15,-20,-

100.000,-200.000,-150.000,-200.000,-

10,-20,-15,-

100.000,-200.000,-150.000,-

Jumlah …… 65,- 650.000,- 45,- 450.000,-

Tabel II. Harga Pokok SesungguhnyaFull Costing Versus Variable Costing

Elemen BiayaFull Costing Variable Costing

Per Unit(Rp.)

Total(Rp.)

Per Unit(Rp.)

Total(Rp.)

Bahan bakuUpah langsungOverhead variabelOverhead tetap

10,-20,-15,-25,-

100.000,-200.000,-150.000,-250.000,-

10,-20,-15,-

100.000,-200.000,-150.000,-

Jumlah …… 70,- 700.000,- 45,- 450.000,-

Keterangan :Pusatkan perhatian ke perhitungan Full Costing (Tabel I) :Harga pokok yang dibebankan ke produk per unit adalah Rp. 65,- dan total Rp. 650.000,-. Harga pokok yang sesungguhnya bukan lah sebesar itu, melainkan Rp. 70,- dan Rp. 700.000,- total (seperti nampak pada Tabel II) Nyata benar bahwa harga pokok produk dengan menggunakan tarif yang ditentukan dimuka adalah Rp. 650.000,-(Tabel I), sedangkan menurut harga pokok yang sesungguhnya adalah Rp. 700.000,-(Tabel II). Selisih Rp. 50.000,- berasal dari selisih overhead. Overhead yang dibebankan ke produk dengan menggunakan tariff yang ditentukan dimuka Rp. 350.000,- (tetap Rp. 200.000,- + variabel Rp. 150.000,-); sedangkan yang sesungguhnya Rp. 400.000,-. Jadi dalam hal ini, overhead yang dibebankan ke produk lebih kecil daripada overhead yang sesungguhnya (overhead kurang dibebankan), yang merupakan selisih tidak menguntungkan (Rugi).

Mengapa dalam contoh ini terjadi selisih overhead kurang dibebankan ? Sebabnya, kapasitas sesungguhnya(10.000 kaleng) lebih kecil daripada kapasitas normal (12.500 kaleng). Penelitian seksama menunjukkan bahwa selisih ini terjadi hanya pada overhead tetap, yang disebut selisih kapasitas.

Rumus untuk menghitung selisih kapasitas adalah sebagai berikut :

Page 9: manajemen aknt..doc

SK = (KS – KN) x TT

SK = Selisih KapasitasKS = Kapasitas SesungguhnyaKN = Kapasitas Normal (yang digunakan untuk menghitung tarif

overhead).TT = Tarif overhead tetap Per Unit yang ditentukan dimuka

Dengan rumus diatas, selisih overhead kurang dibebankan (selisih kapasitas) dapat dihitung sebagai berikut :

SK = (10.000 – 12.500 ) x Rp. 20,- = - 2.500 x Rp. 20,- = - Rp. 50.000,-

(tanda minus menunjukkan selisih tidak menguntungkan)

Perbedaan Penyajian di Laporan Rugi-Laba :

Page 10: manajemen aknt..doc

Perbedaan ketiga adalah dalam penyajian laporan Rugi-Laba. Penyajian laporan Rugi-Laba menurur variable costing menggunakan format contribution margin, yakni menyajikan informasi dengan mengurangkan lebih dahulu seluruh biaya variabel dari penjualan, baru kemudian mengurangkannya dengan seluruh biaya tetap. Laporan dengan format ini hanya dipergunakan untuk laporan intern dan dilarang di pergunakan untuk laporan ekstern, karena tidak sesuai dengan prinsip akuntansi yang lazim.Penyajian Rugi-Laba menurut full costing menggunakan pendekatan fungsional (functional Approach), yakni mengurangkan seluruh biaya produksi (variabel dan tetap) dari penjualan, kemudian mengurangkannya dengan biaya operasi. Laporan dengan format inilah yang diperbolehkan untuk fihak ekstern karena sesuai dengan prinsip akuntansi yang lazim. Untuk memberikan gambaran, dibawah ini diberikan contoh penyajian laporan Rugi-Laba dengan menggunakan dua format tersebut :

PT.”XYZ” pada tahun 2003 memproduksi makanan kalengan; data produksi,penjualan dan biaya-biaya sesungguhnya adalah sebagai berikut :

KETERANGAN JUMLAHBiaya bahan baku per-unit ………….. Rp. 10,-Biaya tenaga kerja langsung per-unit ……. 20,-Biaya overhead variabel per-unit …………. 15,-Biaya overhead tetap total …………….. 250.000,-Biaya administrasi variabel per-unit ……… 5,-Biaya penjualan variabel per-unit 3,-(biaya adm. dan penj, var.per-unit adalah variabel terhadap volume penjualan).Biaya penjualan tetap total ………. 500.000,-Biaya administrasi tetap total ………. 1.000.000,-Harga jual per-unit …………….. 300,- Produksi sesungguhnya tahun 2003 sebanyak …… 10.000 kaleng(Jumlah yang diproduksi terjual seluruhnya)

Untuk tahun 2003 PT.”XYZ” menganggarkan biaya overhead tetap total Rp. 250.000,- dan biaya overhead variabel total Rp. 187.500,-. Jadi anggaran biaya overhead totalnya adalah Rp. 437.500,-. Anggaran ini didasarkan pada kapasitas normal 12.500 kaleng.

Laporan Rugi-Laba dengan menggunakan kedua metode tersebut adalah sebagai berikut :

PERUSAHAAN “XYZ”

Page 11: manajemen aknt..doc

Laporan Rugi-LabaVariablel Costing Tahun 2003

Penjualan (10.000 klng x Rp. 300,-) ………… Rp. 3.000.000,-Harga Pokok Penjualan :Persediaan awal ………………… Rp. 0Biaya Produksi :-Biaya BB 10.000 x Rp.10,- = Rp. 100.000,--Biaya TKL 10.000 x Rp.20,- = Rp. 200.000,--BOP Var. 10.000 x Rp.15,- = Rp. 150.000,- (+)

Rp. 450.000,- (+) Rp. 450.000,-Persediaan akhir Rp. 0Harga Pokok Penjualan ……………. Rp. 450.000,- (-)Manufacturing margin Rp. 2.550.000,-Biaya Adm. & Penj. Variabel :10.000 klng x Rp. 8,- (Rp.5,- + Rp.3,-) …………. Rp. 80.000,- (-)Contribution Margin ……… Rp. 2.470.000,-

Biaya Tetap :-Overhead pabrik ….. Rp. 250.000,--Administrasi …… 1.000.000,--Penjualan ……. 500.000,- (+) Rp. 1.750.000,- (-)Laba Bersih …………… Rp. 720.000,-

PERUSAHAAN “XYZ”Laporan Rugi-Laba

Full Costing Tahun 2003

Penjualan (10.000 klng x Rp. 300,-) ………… Rp. 3.000.000,-Harga Pokok Penjualan :Persediaan awal ………………… Rp. 0Biaya Produksi :-Biaya BB 10.000 x Rp.10,- = Rp. 100.000,--Biaya TKL 10.000 x Rp.20,- = Rp. 200.000,--BOP Var. 10.000 x Rp.15,- = Rp. 150.000,- - BOP Tetp 10.000 x Rp.20,- = Rp. 200.000,- (+)

Rp. 650.000,- (+) Rp. 650.000,-Persediaan akhir Rp. 0Harga Pokok Penjualan ……………. Rp. 650.000,- Overhead kurang dibebankan (10.000-12.500) x 20,- Rp. 50.000,- (+) Harga Pokok Penjualan Sesungguhnya ….. Rp. 700.000,- (-)Laba Bruto ………….. Rp. 2.300.000,-Biaya Oprasi : -Biaya Adminitrasi ………… Rp.1.050.000,- *- Biaya Penjualan …………. Rp. 530.000,- * (+)Toal Biaya Oprasi ……… Rp. 1.580.000,- (-)

Laba Bersih ……………. Rp. 720.000,- Perbedaan Laba Bersih :

Page 12: manajemen aknt..doc

Perbedaan yang keempat antara variable costing dengan full costing adalah laba bersih pada periode tertentu, jika jumlah unit yang diproduksi berbeda dengan jumlah unit yang terjual.

Untuk mempermudah pemahaman, berikut adalah contoh dengan menggunakan data PRUSAHAAN “XYZ” tahun 2003 di atas dengan modifikasi sebagai berikut :

KETERANGAN JUMLAHBiaya bahan baku per-unit ………….. Rp. 10,-Biaya tenaga kerja langsung per-unit ……. 20,-Biaya overhead variabel per-unit …………. 15,-Biaya overhead tetap total …………….. 250.000,-Biaya administrasi variabel per-unit ……… 5,-Biaya penjualan variabel per-unit 3,-(biaya adm. Dan penj, var.per-unit adalah variabel terhadap volume penjualan).Biaya penjualan tetap total ………. 500.000,-Biaya administrasi tetap total ………. 1.000.000,-Harga jual per-unit …………….. 300,- Produksi sesungguhnya tahun 2003 sebanyak …… 10.000 kaleng(Jumlah yang diproduksi terjual seluruhnya)

Untuk tahun 2003 PT.”XYZ” menganggarkan biaya overhead tetap total Rp. 250.000,- dan biaya overhead variabel total Rp. 187.500,-. Jadi anggaran biaya overhead totalnya adalah Rp. 437.500,-. Anggaran ini didasarkan pada kapasitas normal 12.500 kaleng.

Data produksi, penjualan dan persediaan adalah sebagai berikut :

UraianDalam Unit Produk

Th. 2003 Th. 2004 Th. 2005Persediaan awalProduksiPenjualanPersediaan akhir

010.0008.0002.000

2.00011.00012.0001.000

1.00013.00012.5001.500

Laba bersih tahunan menurut variable costing dan full costing adalah sebagai berikut :

PERHITUNGAN RUGI-LABA MENURUT

Page 13: manajemen aknt..doc

VARIABLE COSTING DAN FULL COSTINGTAHUN 2003

VARIABLE COSTING

Penjualan Rp. 2.400.000,-Harga pokok penj. 360.000,- (-)Manufacturing margin 2.040.000,-Biaya adm & penj Var. 64.000,-Contribution margin 1.976.000,-Biaya Tetap :-BOP Rp. 250.000,--Adm. 1000.000,--Penj. 500.000,- 1.750.000,-Laba bersih Rp. 226.000,-

FULL COSTING

Penjualan Rp. 2.400.000,-Harga pokok penj. 520.000,- Overh kurang dibeb. (10.000-12.500)xRp.20,- 50.000,-HPP Sesungguhnya 570.000,-Laba Bruto 1.830.000,-Biaya Operasional :-Adm. 1040.000,--Penj. 524.000,- 1.564.000,-Laba bersih Rp. 266.000,-

Perhitungan Harga Pokok Penjualan :

UraianVariableCosting

FullCosting

Persediaan awal 0,- 0,-Produksi : 10.000 x Rp. 45,- 450.000,- 10.000 x Rp. 65,- 650.000,- 450.000,- 650.000,-Persediaan Akhir : 2.000 x Rp. 45,- 90.000,- 2.000 x Rp. 65,- 130.000,-Harga Pokok Penjualan 360.000,- 520.000,-

Catatan :HPP variable costing merupakan HPP sesungguhnya, karena tidak terdapat pembebanan lebih(kurang) overhead.

Perbedaan Laba Bersih Th. 2003 : Perhatikan ! Laba bersih menurut variable costing adalah Rp. 40.000,- lebih kecil daripada laba bersih menurut full costing. Selisih ini disebabkan karena variabel costing mengakui seluruh overhead tetap Rp. 250.000,- sebagai period cost, sedang full costing tidak mengakui seluruh overhead tetap tersebut. Bagian yang tidak diakui oleh full costing adalah overhead tetap yang melekat pada persediaan akhir. Overhead tetap yang melekat pada persediaan akhir 2003 adalah : 2.000 x Rp. 20,- = Rp. 40.000,-. Dengan demikian overhead tetap yang ditandingkan dengan pendapatan tahun 2003 menurut full costing hanyalah Rp. 210.000,- (Rp. 250.000,- - Rp. 40.000,-). Oleh karena biaya yang diakui pada tahun 2003 menurut variable costing lebih besar, maka laba bersih menurut metode tersebut lebih kecil. Kesimpulan : Jika dalam tahun tertentu jumlah unit yang diproduksi tidak seluruhnya terjual, maka laba bersih variable costing lebih kecil daripada laba bersih full costing.

PERHITUNGAN RUGI-LABA MENURUT

Page 14: manajemen aknt..doc

VARIABLE COSTING DAN FULL COSTINGTAHUN 2004

VARIABLE COSTING

Penjualan Rp. 3.600.000,-Harga pokok penj. 540.000,- (-)Manufacturing margin 3.060.000,-Biaya adm & penj Var. 96.000,-Contribution margin 2.964.000,-Biaya Tetap :-BOP Rp. 250.000,--Adm. 1000.000,--Penj. 500.000,- 1.750.000,-Laba bersih Rp. 1.214.000,-

FULL COSTING

Penjualan Rp. 3.600.000,-Harga pokok penj. 780.000,- Overh kurang dibeb. (11.000-12.500)xRp.20,- 30.000,-HPP Sesungguhnya 810.000,-Laba Bruto 2.790.000,-Biaya Operasional :-Adm. 1060.000,--Penj. 536.000,- 1.596.000,-Laba bersih Rp. 1.194.000,-

Perhitungan Harga Pokok Penjualan :

UraianVariableCosting

FullCosting

Persediaan awal : 2000 x Rp. 45,- 90.000,- 2000 x Rp. 65,- 130.000,- Produksi : 11.000 x Rp. 45,- 495.000,- 11.000 x Rp. 65,- 715.000,- 585.000,- 845.000,-Persediaan Akhir : 1.000 x Rp. 45,- 45.000,- 1.000 x Rp. 65,- 65.000,-Harga Pokok Penjualan 540.000,- 780.000,-

Perbedaan Laba Bersih Th. 2004 :Perhatikan ! Laba bersih tahun 2004 menurut variable costing Rp. 1.214.000,- dan menurut full costing Rp. 1.194.000,-. Selisih laba bersih adalah Rp. 20.000,-. Penyebab selisih ini ada dua hal. Pertama: overhead tetap Rp. 250.000,- diakui seluruhnya oleh variable costing sebagai biaya pada tahun 2004, sedangkan menurut full costing Rp. 20.000,- dari jumlah tersebut dianggap masih melekat pada persediaan akhir. Oleh karena itu jumlah Rp. 20.000,- tersebut ditangguhkan pembebanannya dari tahun 2004. Kedua : Overhead tetap tahun 2003 yang melekat pada persediaan awal 2004 sebesar Rp. 40.000,- oleh full costing diakui sebagai biaya pada tahun 2004, karena realisasi penjualan baru terjadi pada tahun 2004. Pengakuan seperti ini tidak dilakukan oleh variable costing. Penyebab pertama, mengakibatkan biaya tahun 2004 menurut variable costing lebih besar , sehingga laba bersihnya lebih kecil Rp. 20.000,-. Penyebab kedua mengakibatkan biaya th. 2004 menurut variable costing lebih kecil, sehingga laba bersihnya lebih besar Rp. 40.000,-. Dengan demikian, secara total laba bersih menurut variable costing lebih besar Rp. 20.000,-Kesimpulan :Jika pada suatu tahun persediaan akhir lebih kecil daripada persediaan awal, maka laba bersih menurut full costing lebih kecil.

PERHITUNGAN RUGI-LABA MENURUT

Page 15: manajemen aknt..doc

VARIABLE COSTING DAN FULL COSTINGTAHUN 2005

VARIABLE COSTING

Penjualan Rp. 3.750.000,-Harga pokok penj. 562.500,- (-)Manufacturing margin 3.187.500,-Biaya adm & penj Var. 100.000,-Contribution margin 3.087.500,-Biaya Tetap :-BOP Rp. 250.000,--Adm. 1000.000,--Penj. 500.000,- 1.750.000,-Laba bersih Rp. 1.337.500,-

FULL COSTING

Penjualan Rp. 3.750.000,-Harga pokok penj. 812.500,- Overh lebih dibeb. (13.000-12.500)xRp.20,- 10.000,-HPP Sesungguhnya 802.500,-Laba Bruto 2.947.500,-Biaya Operasional :-Adm. 1062.500,--Penj. 537.500,- 1.600.000,-Laba bersih Rp. 1.347.000,-

Perhitungan Harga Pokok Penjualan :

UraianVariableCosting

FullCosting

Persediaan awal : 1.000 x Rp. 45,- 45.000,- 1.000 x Rp. 65,- 65.000,- Produksi : 13.000 x Rp. 45,- 585.000,- 13.000 x Rp. 65,- 845.000,- 630.000,- 910.000,-Persediaan Akhir : 1.500 x Rp. 45,- 67.500,- 1.500 x Rp. 65,- 97.500,-Harga Pokok Penjualan 562.500,- 812.500,-

Perbedaan Laba Bersih Th. 2005 :Perhatikan ! Laba bersih tahun 2005 menurut variable costing Rp. 1.337.500,- dan menurut full costing Rp. 1.347.500,-. Selisih laba bersih adalah Rp. 10.000,-. Penyebab selisih ini ada dua hal. Pertama: full costing menangguhkan pembebanan biaya overhead tetap Rp. 30.000,- (1.500 x Rp. 20,-) yang melekat pada persediaan akhir sampai tahun 2005. Hal ini menyebabkan laba bersih menurut full costing lebih tinggi.. Kedua : full costing membebankan overhead tetap Rp. 20.000,- yang melekat pada akhir tahun 2004 menjadi biaya di tahun 2005. Hal ini mengakibatkan biaya menurut full costing lebih tinggi, dan karena itu laba bersihnya lebih rendah. Secara total laba bersih menurut full costing lebih tinggi Rp. 10.000,-. Kesimpulan :Jika persediaan akhir lebih besar daripada persediaan awal, maka laba menurut full costing lebih besar.

Contoh Soal :

Page 16: manajemen aknt..doc

Soal 1Peusahaan “AMAN” menghasilkan produk X.Selama tahun 2003 menghasilkan produk sebanyak 80.000 unit; sedangkan data biaya produksi, biaya administrasi dan penjualan adalah sebagai berikut :

Elemen Biaya Variabel TetapBahan bakuTenaga kerja langsungOverhead pabrikAdministrasi Penjualan

Rp. 2.800.000,-

2.000.000,-800.000,-400.000,-200.000,-

--

1.800.000200.000200.000

Diminta :a.- Hitunglah laba bersih dengan menggunakan metode variable costingb.- Hitunglah laba bersih dengan menggunakan metode full costing

Materi IV :

Page 17: manajemen aknt..doc

PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERDASAR BIAYA RELEVAN : Pengambilan keputusan (decision making) adalah memilih salah satu diantara pelbagai tindakan yang ada. Pemilihan ini biasanya menggunakan dasar ukuran tertentu, misalnya : profitabilitas atau penghematan biaya. Keputusan manajemen yang berdasar biaya relevan antara lain :

a. Menerima atau menolak pesanan khususb. Membeli suku cadang atau membuat sendiric. Memproses lebih lanjut suatu produk atau menjual langsung

setelah titik pisah untuk produksi bersamad. Mempertahankan atau memberhentikan

Sebelum menjelaskan keputusan-keputusan diatas terlebih dahulu akan dijelaskan proses pengambilan keputusan, analisis diferensial, dan biaya relevan.Proses Pengambilan Keputusan :Proses pengambilan keputusan meliputi empat tahap : Menentukan masalah dengan penekanan masalah pada tujuan yang

hendak dicapai Mengidentifikasi pelbagai alternatif tindakan Medapatkan informasi yang relevan dan menyingkirkan informasi

yang tidak relevan Membuat keputusanAnalisis Deferensial :Analisis deferensial : Sebuah model keputusan yang dapat digunakan

untuk mengevaluasi perbedaan-perbedaan dalam pendapatan dan biaya yang berkaitan dengan pelbagai alternatif tindakan.

Untk tujuan pengambilan keputusan, klasifikasi biaya meliputi :a. Relevan cost (biaya relevan)b. Differential cost (biaya deferensial)c. Anavoidable cost(biaya tak terhindarkan) dan avoidable cost (biaya

terhindarkan)d. Sunk cost (biaya terbenam)e. Opportunity cost (biaya kesempatan)a. Relevan cost (biaya relevan) : Biaya yang akan terjadi dimasa yang akan datang dan berbeda

diantara alternatip yang sedang dipertimbangkan didalam suatu keputusan.

b. Differential cost (biaya deferensial) : Perbedaan biaya relevan antara dua alternatif atau lebih.Contoh :Perusahaan X sedang mempertimbangkan apakah membeli mesin foto copy merek A atau merek B. Informasi mengenai gaji operator per-bulan dari kedua mesin foto copy tersebut adalah sebagai berikut :Alterna

tipFoto copy A Foto copy B Perbedaan Keterangan

III

15.000.00015.000.000

15.000.00017.000.000

-2.000.000

- Bukan biaya relevan- Biaya relevan

Defferential cost

Page 18: manajemen aknt..doc

c. Anavoidable cost (biaya tak terhindarkan) dan avoidable cost (biaya terhindarkan) : Biaya tak terhindarkan : adalah biaya yang tidak akan berbeda diantara pelbagai alternatif keputusan.

Biaya terhindarkan : adalah biaya yang dapat dihindarkan jika salah satu alternatip keputusan diambil.

Contoh :Perusahaan mempunyai tiga bagian lini produk, yaitu produk A, B, dan C.Jika lini produk A ditutup, maka gaji pegawai dibagian itu dapat dihindarkan, dalam arti tidak akan dikeluarkan lagi gaji tersebut, akan tetapi biaya penyusutan ruangan yang ditempati bagian itu tidak akan dapat dihindarkan, maka dalam hal ini dapat dikatakan bahwa :

- Gaji pegawai adalah biaya terhindarkan- Penyusutan adalah biaya tak terhindarkan

Jika dikaitkan dengan relevansi biaya terhadap keputusan, maka : Biaya terhindarkan adalah biaya relevan Biaya tak terhindarkan adalah biaya tak relevand. Sunk cost (biaya terbenam) :

Biaya masa lampau, dimana untuk masa sekarang tidak dapat digunakan sebagai alat pengambil keputusan.

e. Opportunity cost (biaya kesempatan) : Manfaat yang dikorbankan sebagai akibat dipilihnya alternatip

tertentu.Contoh :Ada sebuah ruangan yang belum dimanfaatkan oleh perusahaan “X”. Ruangan ini sebenarnya dapat disewakan kepada mahasiswa per-tahunnya Rp. 5.000.000,-; jika manajer membiarkan ruangan itu menganggur, maka ada pendapatan yang hilang sebesar Rp. 5.000.000,-.Pendapatan yang hilang tersebut (Rp. 5.000.000,-) disebut Opportunity cost.

Berikut ini akan dijelaskan beberapa keputusan dengan menerapkan analisis deferensial.

Page 19: manajemen aknt..doc

a. Menerima atau menolak pesanan khusus :Contoh : Perusahaan X berkapasitas maksimum 10.000 unit. Selama ini perusahaan hanya beroperasi pada kapasitas normal 8.000.unit. Perusahaan sedang mempertimbangkan pesanan khusus sebanyak 1.500 unit dengan harga jual Rp. 14,- per-unit, yang lebih rendah dari harga normal yaitu sebesar Rp. 20,-Laporan Rugi-Laba dengan format contribution margin untuk tahun lalu adalah sebagai berikut :

Perusahaan “X”Laporan Rugi-Laba dengan format Contribution Margin

Penjualan (8.000 unit x Rp. 20,-) = Rp. 160.000,-Biaya variabel (8.000 unit x Rp. 11,-) = Rp. 88.000,- Contribution margin = Rp. 72.000,-Biaya Tetap :Overhead = Rp. 34.000,-Administrasi dan Penjualan = Rp. 20.000,-Laba Bersih = Rp. 18.000,-

Dari tabel diatas dapat diperkirakan bahwa, biaya yang akan bertambah dengan adanya pesanan khusus adalah biaya variabel saja (sebesar Rp. 11, per-unit). Inilah biaya yang relevan yang harus dipertimbangkan dalam pembuatan keputusan. Adapun biaya tetap jumlahnya akan tetap tanpa memandang diterima atau ditolaknya pesanan khusus. Jika pesanan khusus diterima, maka tambahan contribution margin per-unitRp.3,- (Rp. 14,- - Rp. 11,-), sedangkan tambahan contribution margin total sebesar Rp. 4.500,- (Rp. 3,- x 1.500 unit).Kesimpulan :Menerima pesanan khusus.

Catatan : Selama harga jual bisa menutup biaya variabel (Contribution Margin lebih besar atau sama dengan nol), maka menerima pesanan khusus adalah keputusan yang tepat.

Untuk pembuktian contoh diatas, kita perhatikan analisis deferensial dibawah ini : Tanpa Dengan Beda Pesanan Khusus Pesanan KhususPenjualan :8.000 x Rp. 20,- 160.000,- 160.000,- 01.500 x 14,- - 21.000,- 21.000,- 160.000,- 181.000,- 21.000,- ABiaya Variabel :8.000 x 11,- 88.000,- 88.000,- 01.500 x 11,- - 16.500,- 16.500,-Contribution Margin 72.000,- 76.500,- 4.500,- BBiaya Tetap : -Overhead 34.000,- 34.000,- 0-Adm. & Penjualan 20.000,- 20.000,- 0

Laba bersih ………….. 18.000,- 22.500,- 4.500,- C

Page 20: manajemen aknt..doc

b. Membeli Suku Cadang Atau Membuat Sendiri : Dalam perusahaan pabrikasi yang membuat produk dengan menggunakan beberapa suku cadang, alternatip yang dipertimbangkan dalam kaitannya dengan pengambilan keputusan adalah : Apakah perusahaan harus membuat sendiri salah satu suku cadang dari produknya atau membeli dari pihak luar. Masalahnya terletak pada dua pilihan yaitu ; disatu pihak perusahaan mampu memproduksi sendiri seluruh suku cadangnya sementara dilain pihak satu atau lebih suku cadang tersedia di pasar.Untuk memecahkan masalah ini dapat digunakan analisis deferensial.Contoh :Perusahaan “Fadil” selama ini memproduksi sendiri suku cadang A sebanyak 100 unit dengan biaya sebagai berikut :

Per-unit Total Bahan baku Rp. 1.000,- Rp. 100.000,- Tenaga kerja langsung 4.000,- 400.000,- Overhead variabel 2.000,- 200.000,- Overhead tetap 3.000,- 300.000,-

Ada pemasok yang menawarkan komponen tersebut dengan harga Rp. 8.000,- per unit; biaya pemesanan, biaya penerimaan dan pemeriksaan tiap unit Rp. 1.000,-Pertanyaanya : Apakah perusahaan akan memproduksi sendiri komponen tersebut atau akan membeli dari pemasok dengan cost (harga beli) sebesar Rp. 9.000,- per unitnya !.

Jawab :Analisis Deferensial :

Biaya Relevan Per - unit Total (100 unit)Buat Beli Buat Beli

Bahan baku 1.000,- - 100.000,- -Tenaga kerja langsung 4.000,- - 400.000,- -Overhead variabel 2.000,- - 200.000,- -Membeli - 9.000,- - 900.000,-

Total biaya relevan 7.000,- 9.000,- 700.000 900.000,-

Keputusan : Jika buat sendiri, biaya per unit (yang relevan) Rp. 7.000,- atau total Rp. 700.000,-. Jika membeli dari pihak luar (pemasok), biaya per unit RP. 9.000,- atau total Rp. 900.000,-. Jadi membeli dari luar menimbulkan pemborosan Rp. 200.000,- atau dengan kata lain memproduksi sendiri menghemat biaya sebesar Rp. 200.000,-

Keputusan yang tepat : Perusahaan tetap memproduksi sendiri suku cadang A.

Page 21: manajemen aknt..doc

c. Memproses Lebih Lanjut Atau Langsung Menjual Setelah Titik Pisah :

Beberapa produk dihasilkan secara bersama-sama dari bahan baku yang sama atau suatu proses produksi yang sama. Produk semacam ini disebut Joint Products. Saat dapat dipisahkannya produk-produk itu disebut Split Off Point (titik pisah). Biaya produksi untuk produk-produk ini sebelum Split Off Point adalah Joint Cost

( biaya bersama).

Bensin Proses Penyulingan Minyak Tanah Joint Products Petrolium (produk bersama) Minyak Pelumas

Joint CostContoh :Perusahaan “RIDHO” mmproduksi joint produk X dan Y. Produksi pertahun untuk Produk X = 10.000 unit dan Y = 6.000 unit; dengan joint cost sebesar Rp. 104.000,-. Harga jual per unit produk X = Rp. 10,- dan Y = Rp. 16,-. Pada split off point produk X dapat diproses lebih lanjut dengan tambahan biaya Rp. 20.000,- dan dapat dijual dengan harga Rp. 20,- per unit. Adapun produk Y dapat diproses lebih lanjut dengan tambahan biaya Rp. 18.000,- dan dapat dijual dengan harga Rp. 18,- per unit.Pertanyaan :Produk mana yang harus dijual pada saat titik pisah serta produk mana yang harus diproses lebih lanjut ?.Jika digambar dengan diagram, kasus diatas terlihat sebagai berikut :

Hrg. jual Biaya Hrg. jual Rp. 10,-/unit Rp. 20.000,- Rp. 20,-/unit

Prod X Pross Lanjutan Prod X

1.000 unit 1.000 unit

Pros. Prod.Bersama Split Off Point

Biaya 6.000 unit 6.000 unitRp. 104.000,- Prod Y Pross Lanjutan Prod Y

Hrg. jual Biaya Hrg. jual Rp. 16,-/unit Rp. 18.000,- Rp. 18,-/unitJawab :

Produk

Hasil Penj. SetelahTitik Pisah

Hasil Penj. SetelahPros.Lanjutan

TambahanPendapatan

BiayaProses

Lanjutan

TambahanKontribusi

XY

10.000 x 10 = 100.0006.000 x 16 = 96.000

10.000 x 20 = 200.0006.000 x 18 = 108.000

100.00012.000

20.00018.000

80.000(6.000)

Kesimpulan : Prod. X diproses lebih lanjut & Prod. Y dijual pada titik pisah.d. Mempertahankan Atau Memberhentikan Segmen Tertentu :

Page 22: manajemen aknt..doc

Dalam pengambilan keputusan mengenai penambahan atau pemberhentian produk atau departemen tertentu harus dilakukan dengan hati-hati. Pertimbangan-pertimbangan dalam keputusan menambah atau memberhentikan produk adalah : Apakah produk dimasa mendatang akan memberi peningkatan laba bersih.Untuk mengevaluasi pengaruh penambahan atau pemberhentian produk atau departemen pada laba dimasa mendatang dapat digunakan Analisis Defferensial.Sebagai ilustrasi dibawah ini digunakan laporan Rugi/Laba Perusahaan “ ABC” sebagai berikut : Depart. Depart. Depart. Total A B CPenjualan 300.000 450.000 250.000 1.000.000Biaya variabel 231.000 288.000 150.000 669.000

Contribution Margin 69.000 162.000 100.000 331.000Biaya Tetap :Gaji Salesman 40.000 52.000 32.000 124.000Iklan 24.000 36.000 20.000 80.000Asuransi 900 1.350 750 3.000Pajak bumi & bangunan 1.500 2.250 1.250 5.000Penyusutan 21.000 31.500 17.500 70.000Lain-lain 600 900 500 2.000

Total biaya tetap 88.000 124.000 72.000 284.000

Laba bersih … (19.000) 38.000 28.000 47.000

Analisis yang tidak hati-hati akan menyimpulkan bahwa manajemen memberhentikan saja departemen A, karena departemen ini mengalami kerugian sebesar Rp. 19.000,-dan memberi kesan bahwa tanpa adanya departemen A perusahaan secara keseluruhan akan memperoleh laba sebesarRp.66.000,- (bukan Rp. 47.000,-).Untuk memperoleh kesimpulan yang benar, sebelum departemen ini ditutup, tiap-tiap biaya yang menjadi beban departemen tersebut harus dievaluasi untuk menentukan biaya-biaya yang dapat dihindarkan. Setelah langkah ini ditempuh, barulah dapat dinilai pengaruh yang benar dari pemberhentian departemen tersebut terhadap profitabilitas perusahaan. Dengan menerapkan analisis deffernsial, permasalahan diatas akan dapat terpecahkan.Analisis Defferensial : Total Tanpa “A” SelisihPenjualan 1.000.000 700.000 300.000Biaya variabel 669.000 438.000 231.000

Contribution Margin 331.000 262.000 69.000Biaya Tetap : Gaji salesman (terhindarkan) 124.000 84.000 40.000(Tak terhindarkan) : 160.000 160.000 0284.000 – 124.000 Total biaya tetap 284.000 244.000 40.000Laba bersih …. 47.000 18.000 29.000Hasil analisis defferensial menunjukkan bahwa, laba perusahaan justru lebih kecil jika depart. A ditutup. Kesimpulan : Penutupan departemen A merupakan keputusan yang tidak tepat.

Page 23: manajemen aknt..doc

Materi II :PERILAKU BIAYA : Perilaku biaya (cost behavior) merupakan studi tentang hubungan biaya dengan volume kegiatan. Volume kegiatan dapat berupa jumlah produksi, jam tenaga kerja langsung, jam mesin dan lain sebagainya.Tinjauan biaya dipandang dari sudut hubungannya dengan perubahan volume kegiatan membedakan biaya menjadi :

1. Biaya Tetap2. Biaya Variabel3. Biaya Campuran

1. Biaya Tetap (Fixed Cost) : Biaya tetap (fixed cost) : adalah biaya yang jumlah totalnya tetap, tidak bergantung pada besar kecilnya volume kegiatan. Oleh karena totalnya selalu tetap, maka biaya per unitnya selalu berubah –ubah berbanding terbalik dengan volume kegiatan. Semakin besar volume kegiatan, semakin kecil biaya per unitnya; dan sebaliknya semakin kecil volume kegiatan maka akan semakin besar biaya per unitnya.

Contoh : Seorang konsultan menyewa ruangan kantor dengan sewa setahun Rp..10.000.000,-. Jika jumlah jam kerja ditentukan sebagai volume kegiatan, maka berapapun jumlah jam kerja, biaya totalnya tetap sebesar Rp. 10.000.000,- , tetapi biaya per unitnya (per jamnya) berubah-ubah berbanding terbalik dengan volume kegiatan.Untuk lebih jelasnya perhatikan tabel dibawah ini :

Biaya Sewa Tetap Total Dan Per UnitBiaya Sewa

Setahun TotalJumlah Jam

Kerja SetahunSewa Per Jam

KerjaRp. 10.000.000,- 10.000.000,- 10.000.000,- 10.000.000,- 10.000.000,- 10.000.000,-

1.500 jam1.400 jam1.300 jam1.200 jam1.100 jam1.000 jam

Rp. 6.667,- 7.143,- 7.692,- 8.333,-

9.091,- 10.000,-

Kisar Relevan ( Relevant Range ) : Kisar relevan adalah : Kisar kegiatan normal, dalam arti bahwa perusahaan merencanakan untuk beroperasi pada kisar kegiatan tersebut.Biaya tetap hanya tetap dalam hubungannya dengan periode anggaran dan kisar relevan (relevant range).

Biaya tetap dapat berubah dari tahun anggaran tertentu ke tahun anggaran lainnya apabila terdapat perubahan-perubahan. Misalnya; perubahan dalam tarif biaya, seperti : asuransi, tarif gaji eksekutif, tarif sewa tarif PBB. Perubahan pos-pos ini boleh dikatakan jarang terjadi dalam satu tahun anggaran tertentu.

Page 24: manajemen aknt..doc

2. Biaya Variabel (Variable Cost ) : Biaya variabel (variable cost) adalah biaya yang totalnya berubah-ubah secara proporsional dengan perubahan volume kegiatan, tetapi per unitnya tetap. Semakin besar volume kegiatan, semakin besar pula biaya totalnya dan sebaliknya semakin kecil volume kegiatan maka akan semakin kecil biaya totalnya.

Contoh :Upah tenaga kerja langsung per unit produk Rp. 1.000,- Jika jumlah unit produk yang dihasilkan ditentukan sebagai volume kegiatan, maka semakin besar jumlah produk yang dihasilkan, semakin besar pula biaya totalnya dan begitu juga sebaliknya.Untuk lebih jelasnya perhatikan tabel dibawah ini :

Biaya Bahan TKL Total Dan Per UnitBiaya TKL

Setahun TotalJumlah Produksi

SetahunBiaya TKL Per Unit

Rp. 10.000.000,- 11.000.000,- 12.000.000,- 13.000.000,- 14.000.000,-

10.000 unit11.000 unit12.000 unit13.000 unit14.000 unit

Rp. 1.000,-1.000,- 1.000,-1.000,-1.000,-

3. Biaya Campuran : Biaya-biaya tertentu bersifat antara tetap dan variabel.

Misalnya : Gaji seorang dokter ahli yang bekerja di RS swasta dengan ketentuan gaji tetap per bulan Rp. 3.000.000,- dan ditambah Rp. 50.000,-per pasien. Jika karena sesuatu hal, dalam sebulan tidak ada seorang pasien pun, maka gaji dokter tersebut hanya Rp. 3.000.000,-, Akan tetapi jika dalam sebulan ada 100 pasien, maka gaji totalnya sebesar Rp. 8.000.000,- {3.000.000 + (100 x 50.000)}, yakni penjumalahan gaji tetap dan gaji variabel. Biaya yang bersifat demikian ini disebut Biaya Campuran (mixed cost).

Pemisahan Biaya Campuran : Beberapa jenis biaya tertentu yang bersifat campuran sulit ditentukan dengan pasti, berapa bagian yang bersifat variabel dan berapa bagian yang bersifat tetap, contohnya adalah biaya pemeliharaan kendaraan. Oleh karena pentingnya perencanaan dan pengendalian, biaya campuran harus dipisahkan menjadi biaya variabel dan biaya tetap. Beberapa teknik untuk memisahkan biaya campuran antara lain :

a. Metoda Diagram Pencarb. Metoda Titik Tertinggi – Titik Terendahc. Analisis Regresi Linier

Page 25: manajemen aknt..doc

a. Metode Diagram Pencar :

Langkah-langkah untuk memisahkan biaya campuran dengan

metoda diagram pencar (scatter diagram) adalah sebagai berikut :

1. Kumpulkan data jumlah biaya yang dikeluarkan di masa lalu pada

pelbagai tingkat kegiatan, (data ini diambil dari catatan akuntansi).

2. Gambarkan titik titik data yang yang menunjukkan kombinasi

biaya dan tingkat kegiatan pada grafik dua sumbu. Biaya digambar

pada sumbu vertical(Y) dan tingkat kegiatan digambar pada sumbu

horizontal(X). Hasil penggambaran titik titik adalah diagram

pencar.

3. Buatlah garis lurus sedekat mungkin dengan titik-titik itu. Ini

berarti bahwa jarak antara titik-titik data dan garis lurus itu adalah

terdekat dibanding dengan garis garis lurus lainnya yang mungkin

digambar pada diagram itu.

4. Tentukan komponen biaya tetap dengan cara sebagai berikut :

Perpanjanglah garis lurus yang dibuat pada butir 3 sampai

menyentuh sumbu vertikal. Titik sentuh itu menunjukkan biaya

tetap total.

5. Hitunglah biaya variabel total sebagai berikut : Dengan bantuan

garis lurus yang telah dibuat tentukan biaya totalnya pada tingkat

kegiatan tertentu. Biaya variabel total adalah biaya total dikurangi

biaya tetap total. Kemudian hitunglah biaya variabel per unit

dengan membagi biaya variabel total tadi dengan tingkat kegiatan

yang dipilih pada butir 5 ini. Setelah langkah lima ini selesai,

buatlah fungsi biaya.

Page 26: manajemen aknt..doc

Contoh :Sebagai ilustrasi untuk menaksir fungsi biaya dengan diagram pencar, dibawah ini dipergunakan data biaya pemeliharaan mesin dari bulan Januari sampai dengan bulan Agustus tahun 2002 pada pelbagai tingkat kegiatan.

BulanJam

MesinBiaya Pemeliharaan Mesin

(Rp.)JanuariFebruari MaretAprilMeiJuniJuliAgustus

225250250200175150125100

275.000300.000275.000250.000250.000225.000175.000150.000

Biaya (000)

350

300 * * *

250 * * * 200 * 150 *

100

50

0 50 100 150 200 250 300

Diagram pencar dapat dilihat pada gambar diatas. Menurut diagram pencar diatas, biaya tetap total (per – bulan) berada pada kira-kira Rp. 65.000,-. Ini terjadi pada titik sentuh antara sumbu vertikal dan garis lurus yang ditarik melaluli titik-titik data.Jika analis menaksir bahwa pada kegiatan 250 jam biaya totalnya adalah Rp. 315.000,-, maka taksiran biaya variabel total adalah Rp. 250.000,- (Rp. 315.000,- dikurangi Rp. 65.000,-). Dengan demikian biaya variabel per jam mesin adalah Rp. 1000,- ( Rp. 250.000,- dibagi 250 jam). Setelah biaya tetap total dan biaya variabel per jam mesin diketahui, maka fungsi biaya pemeliharaan dapat dibuat.

Page 27: manajemen aknt..doc

Fungsi biaya campuran dinyatakan dalam bentuk persamaan sebagai berikut :

Y = a + b X

Y = biaya total sebagai variabel dependena = biaya tetap totalb = biaya variabel per unit aktivitasX = Ukuran aktivitas atau volume kegiatan sebagai variabel independen (misalnya unit produksi)Dari jawaban contoh diatas maka dapat dibuat fungsi biaya pemeliharaan sebagai berikut :

Y = 65.000 + 1.000 XSetelah fungsi biaya pemeliharaan diketahui, besarnya biaya pemeliharaan dalam bulan tertentu dapat ditaksir. Jika diharapkan dalam bulan tertentu, kegiatan sebesar 200 jam, maka taksiran biaya totalnya adalah : 65.000 + 1.000 (200) = Rp. 265.000,-.

b. Metode Titik Tertinggi-Titik Terendah : Menurut metoda titik tertinggi-titik terendah, biaya campuran dipisahkan dengan mencari selisih antara biaya total pada kegiatan tertinggi dan biaya total pada kegiatan terendah. Selisih tersebut merupakan biaya variabel total yang terjadi pada tingkat kegiatan antara yang tertinggi dan yang terendah.

Contoh :Manajemen perusahaan “ANANDA” sedang mengamati biaya pemeliharaan mesin selama dua belas bulan untuk mengetahui pola biaya yang terjadi. Berikut ini adalah data tentang biaya pemeliharaan mesin dan kapasitas kegiatan :

Biaya Pemeliharaan Mesin

BulanJam

MesinBiaya Pemeliharaan Mesin

(Rp.)JanuariFebruari MaretAprilMeiJuniJuliAgustusSeptemberOktoberNovemberDesember

225250250200175150125100175190275300

275.000300.000290.000260.000250.000225.000175.000170.000240.000250.000340.000350.000

Penerapan biaya pemeliharaan pada contoh diatas adalah sebagai berikut:

Page 28: manajemen aknt..doc

Keterangan Jam Mesin Biaya PemeliharaanTertinggiTerendah

300100

Rp. 350.000,- 170.000,-

Selisih 200 Rp. 180.000,-

Selisih biaya total 180.000,- menunjukkan biaya variabel total pada tingkat kegiatan 200 jam mesin. Oleh karena itu, biaya variabel perjam mesin adalah = 180.000,- : 200 = 900,-. Setelah biaya variabel per jam mesin diketahui, biaya tetap total dicari dengan mengurangi biaya total pada titik tertinggi atau titik terendah dengan biaya variabel total pada titik tertinggi atau titik terendah tersebut. Untuk lebih jelasnya perhatikan perhitungan biaya tetap total berikut ini :

Biaya total pada titik tertinggi Rp. 350.000,- Biaya variabel total pada titik tertinggi (300 x Rp. 900,-) 270.000,- (-) Biaya tetap total dalam satu bulan Rp. 80.000,-

Atau :

Biaya total pada titik terendah Rp. 170.000,- Biaya variabel total pada titik terendah (100 x Rp. 900,-) 90.000,- (-) Biaya tetap total dalam satu bulan Rp. 80.000,-

Dengan perhitungan diatas, fungsi biaya pemeliharaan adalah sebagai berikut : Y = 80.000 + 900 XFungsi ini dapat digunakan untuk menaksir biaya campuran total pada volume kegiatan tertentu.Jika diharapkan dalam bulan tertentu, kegiatan sebesar 200 jam, maka taksiran biaya totalnya adalah : 80.000 + 900 (200) = Rp. 260.000,-

c. Analisis Regresi Linier : Metoda analisis regresi linier memisahkan biaya campuran dengan menggunakan model matematika yang biasanya diterapkan dalam bidang statistika. Sebagaimana pada teknik diagram pencar dan titik tertinggi-titik terendah, fungsi biaya campuran digambarkan dengan model : ^

Y = a + bX

Y dan X adalah variabel-variabel yang telah diketahui dari pengamatan data masa lalu. Variabel yang harus dicari adalah a (yang menunjukkan biaya tetap total) dan b (yang menunjukkan biaya variabel per unit).Variabel a dan b dicari dengan rumus sebagai berikut :

nxy – (x) (y)

Page 29: manajemen aknt..doc

b = nx2 – (x)2

y x a = - b ( ) n n

Huruf n kecil adalah jumlah pengamatan, yang dalam contoh diatas (perusahaan “ANANDA”) yakni 12 kali pengamatan bulanan, dari Januari sampai Desember.Dengan menggunakan data perusahaan “ANANDA”, perhitungan dengan analisis regresi adalah sebagai berikut :

BulanJam Mesin

(X)Biaya

(Y)XY (X)2

JanuariFebruariMaretAprilMeiJuniJuliAgustusSeptemberOktoberNovemberDesember

225250250200175150125100175190275300

275.000300.000290.000260.000250.000225.000175.000170.000240.000250.000340.000350.000

61.875.00075.000.00072.500.00052.000.00043.750.00033.750.00021.875.00017.000.00042.000.00047.500.00093.500.000

105.000.000

50.62562.50062.50040.00030.62522.50015.62510.00030.62536.10075.62590.000

2.415 3.125.000 665.750.000 526.725Dengan menggunakan rumus, b dan a dihitung sebagai berikut :

nxy – (x) (y) b = nx2 – (x)2

12 (665.750.000) – (2.415) (3.125.000) = 12 (526.725) – (2.415)2

7.989.000.000 – 7.546.875.000 = 6.320.700 – 5.832.225

442.125.000 = 488.475

= 905,11 (Jadi biaya variabel per jam mesin = Rp. 905,11)

y x a = - b ( ) n n

Page 30: manajemen aknt..doc

3.125.000 2.415 a = - 905,11 ( ) 12 12

= 260.416,67 – 905,11 x (201,25)

= 260.416,67 – 182.153,39

= 78.263,28 ( Jadi biaya tetap total sebulan = 78.263,28 ) ^

Fungsi Biayanya : Y = 78.263,28 + 905,11 X