Variasi Bahasa doc

23
KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala karena berkat kesempatan dan kesehatan yang diberikan kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah Germanitische Linguistik III “Variasi Bahasa “ tepat waktu. Kami mengucapkan terima kasih kepada Dosen Mata Kuliah dan rekan-rekan sekalian karena telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini, terdapat banyak kekurangan, maka dari itu kami mengharapakan kritik dan saran dari pembaca. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dalam proses pembelajaran Sosiolinguistik baik kepada para pembaca dan terkhusus kami sendiri sebagai penulis.

description

zzzzzzz

Transcript of Variasi Bahasa doc

Page 1: Variasi Bahasa doc

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala karena

berkat kesempatan dan kesehatan yang diberikan kepada kami sehingga kami dapat

menyelesaikan Makalah Germanitische Linguistik III “Variasi Bahasa “ tepat waktu.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Dosen Mata Kuliah dan rekan-rekan

sekalian karena telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini, terdapat banyak kekurangan,

maka dari itu kami mengharapakan kritik dan saran dari pembaca.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat dalam proses pembelajaran

Sosiolinguistik baik kepada para pembaca dan terkhusus kami sendiri sebagai penulis.

Makassar, Maret 2016

Penyusun

BAB I

Page 2: Variasi Bahasa doc

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sosiolinguistik merupakan ilmu antar disiplin, antara sosiologi dengan

linguistic, dua bidang ilmu empiris yang mempunyai kaitan yang sangat erat. Secara

umun dapat dikatakan bahwa sosiolinguistik adalah bidang ilmu antardisiplin yang

mempelajari bahasa dalam kaitannya dengn penggunaan bahasa itu di dalam

masyarakat. Dengan kata lain, sosiolinguistik adalah studi atau pembahasan terhadap

bahasa sehubungan dengan penutur bahasa sebagai anggota masyarakat. Bahasa

tumbuh dan dibutuhkan dalam segala aspek kehidupan masyarakat yang meliputi

kegiatan bermasyarakat seperti perdagangan, pemerintahan, kesehatan, pendidikan,

keagamaan, dan sebagainya. Bahasa mampu menyampaikan keinginan, gagasan,

kehendak, dan emosi dari seseorang kepada orang lain. Pemakaian bahasa yang

digunakan masyarakat dipengaruhi oleh faktor antara lain status sosial, tingkat

pendidikan, tingkat ekonomi, usia, dan jenis kelamin kemudian mencakup siapa yang

berbicara, dengan bahasa apa, kepada siapa, bilamana, di mana, dan masalah apa

yang dibicarakan. Sehingga dalam pemakaian bahasa akan mempengaruhi munculnya

variasi bahasa. Variasi bahasa merupakan cermin tidak seragamnya bahasa dalam

masyarakat yang bukan hanya disebabkan oleh para penuturnya yang tidak homogen,

tetapi juga karena kegiatan interaksi sosial yang mereka lakukan sangat beragam.

Dalam studi tentang variasi bahasa, Kridalaksana (Nasucha, dkk., 2013:14)

mengemukakan bahwa ragam bahasa merupakan variasi bahasa menurut

pemakaiaannya, yang dibedakan menurut topik, hubungan pelaku, dan medium

pembicaraan.sebuah komunikasi dikatakan efektif apabila setiap penutur menguasai

perbedaan ragam bahasa (Nasucha, dkk., 2013:14).

Makalah ini membahas mengenai variasi bahasa salah satu pedagang kaki

lima dan beberapa video yang kami download mengenai variasi bahasa.

Page 3: Variasi Bahasa doc

B. Rumusan Masalah

Masalah dalam makalah ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Apa yang dimaksud variasi bahasa ?

2. Apa jenis-jenis variasi bahasa ?

3. Bagaimana variasi bahasa lisan pedagang kaki lima pada saat berinteraksi

dengan pembeli?

C. Tujuan

1. Mengetahui pengertian variasi bahasa.

2. Mengetahui jenis-jenis variasi bahasa.

3. Mengetahui variasi bahasa PKL pada saat berinteraksi dengan pembeli.

BAB II

Page 4: Variasi Bahasa doc

PEMBAHASAN

A. Pengertian Variasi Bahasa

Dalam Chaer dan Agustina (1995: 81 ), para ahli memiliki pandangan yang

berbeda-beda mengenai variasi bahasa. Hartman dan Stork (idem)

membedakan variasi bahasa berdasarkan beberapa kriteria, yaitu (a) latar

belakang geografi dan sosial penutur, (b) medium yang digunakan, dan (c)

pokok pembicaraan.  Preston dan Shuy (idem) membagi variasi bahasa,

khususnya untuk bahasa Inggris dan Amerika berdasarkan (a) penutur, (b)

interaksi, (c) kode, dan (d) realisasi. Halliday (idem) membedakan variasi

bahasa berdasarkan pemakai (dialek) dan pemakaian (register). Sementara itu,

Mc David (idem) membagi variasi bahasa  berdasarkan (a) dimensi regional,

(b) dimensi sosial, dan (c) dimensi temporal.

Variasi bahasa atau ragam bahasa merupakan bahasan pokok dalam

studi sosiolinguistik. Dalam hal variasi atau ragam bahasa ini ada dua

pandangan. Pertama, variasi atau ragam bahasa itu dilihat sebagai akibat

adanya keragaman social penutur bahasa itu dan keragaman fungsi bahasa.

Jadi, variasi atau ragam bahasa terjadi sebagai akibat dari adanya keragaman

social da keragaman fungsi bahasa. Kedua, variasi atau ragam bahasa itu

sudah ada untuk memenuhi fungsinya sebagai alat interaksi dalam kegiatan

masyarakat yang beraneka ragam. Kedua pandangan ini dapat saja diterima

atau ditolak. Yang jelas, variasi atau ragam bahasa itu dapat di klasifikasi

brdasarkan adanya keragaman social dan fungsi kegiatan di dalam masyarakat

sosial.

B. Jenis-jenis Variasi Bahasa

Page 5: Variasi Bahasa doc

Chaer dan Agustina (2010:62) membedakan variasi bahasa menjadi empat,

yaitu dari segi penutur, segi pemakaian, segi sarana, dan segi keformalan.

Berikut, masing-masing penjabarannya.

1. Variasi Bahasa dari Segi Penutur

Variasi bahasa yang kita lihat berdasarkan penuturnya adalah:

a. Idiolek

Idiolek yaitu variasi bahasa yang bersifat perseorangan. Menurut

konsep idiolek, setiap orang mempunyai variasi bahasanya atau

idioleknya masing-masing. Variasi idiolek ini berkenaan dengan

“warna” suara, pilihan kata, gaya bahasa, susunan kalimat, dan

sebagainya. Namun yang paling dominan adalah “warna “ suara itu,

sehingga jika kita cukup akrab dengan seseorang, hanya dengan

mendengar suara bicaranya tanpa melihat orangnya, kita dapat

mengenalinya. Mengenali idiolek seseorang dari bicaranya memang

lebih mudah daripada melalui karya tulisnya.

b. Dialek

Dialek yaitu variasi bahasa dari sekelompok penutur yang jumlahnya

relatif, yang berada pada suatu tempat, wilayah, atau area tertentu.

Karena dialek ini lazim disebut dialek areal, dialek regional, atau

dialek geografi.

Para penutur dalam suatu dialek, meskipun mereka mempunyai

idioleknya masing-masing, memiliki kesaman ciri yang menandai

bahwa mereka berada pada satu dialek, yang berbeda dengan

kelompok penutur lain, yang berada dalam dialeknya sendiri dengan

ciri lain yang menandai dialeknya juga. Dalam bahasa Bali misalnya

ada beberapa dialek, bahasa Bali dialek Gianyar, bahasa Bali dialek

Klungkung yang berbeda dengan bahasa Bali dialek Singaraja atau

dialek Tabanan. Contoh pengucapan kata “suba” (bahasa Bali) yang

Page 6: Variasi Bahasa doc

bisa diucapkan [sUbO] oleh masyarakat Tabanan dengan dialek

Tabanan atau diucapakan [sUbɘ] oleh masyarakat Gianyar dengan

dialek Gianyar. Perbedaan dialek dari segi kosa kata misalnya, kata

“naskeleng’ digunakan sebagai ungkapan perasaan marah oleh

masyarakat Gianyar, akan tetapi kata “naskeleng” ini tidak digunakan

oleh masyarakat Singaraja yang tinggal di Singaraja. Contoh lain,

dialek masyarakat Madura berbeda dengan dialek masyarakat Bali.

Masyarakat Madura ketika mengatakan “Mau kemana dik?” akan

berbeda aksennya ketika dikatakan oleh orang Bali.

c. Kronolek atau dialek temporal

Kronolek atau dialek temporal yaitu variasi bahasa yang digunakan

oleh kelompok sosial pada masa tertentu.

Misalnya, variasi bahasa Indonesia pada masa tahun tiga puluhan,

variasi yang digunakan pada tahun lima puluhan, dan variasi yang

digunakan pada masa kini. Variasi bahasa pada ketiga zaman itu

tentunya berbeda, baik dari segi lafal, ejaan, morfologi, maupun

sintaksis. Yang paling tampak biasanya dari segi leksikon, karena

bidang ini mudah sekali berubah akibat perubahan sosial budaya, ilmu

pengetahuan, dan teknologi. Misal kata ringgit, sen, dan rupiah (nama

mata uang) digunakan pada kurun waktu yang berbeda. Nama satuan

mata uang Indonesia ketika merdeka menggunakan rupiah, sedangkan

sebelumnya masyarakat Indonesia pernah menggunakan kata ringgit

dan sen.

d. Sosiolek atau dialek sosial

Sosiolek atau dialek sosial yaitu variasi bahasa yang berkenaan dengan

status, golongan, dan kelas sosial para penuturnya.

Page 7: Variasi Bahasa doc

Dalam sosiolinguistik, umumnya variasi bahasa inilah yang paling

banyak dibicarakan, karena variasi bahasa ini menyangkut semua

masalah pribadi para penuturnya, seperti usia, pendidikan, seks,

pekerjaan, tingkat kebangsawanan, dan keadaan sosial ekonomi.

Perbedaan variasi bahasa itu bukanlah berkenaan dengan isi

pembicaraan, melainkan perbedaan dalam bidang morfologi,

sintaksis, dan juga kosa kata.

a. Variasi bahasa berdasarkan usia

Variasi bahasa yang digunakan berdasarkan tingkat usia. Misalnya,

variasi bahasa anak-anak akan berbeda dengan variasi bahasa remaja

atau orang dewasa. Kata “maem” misalnya digunakan oleh anak-anak

untuk menyatakan aktivitas makan yang berbeda dengan orang

dewasa. Kata “bobok” juga merupakan variasi bahasa anak-anak untuk

menyatakan aktivitas tidur.

b. Variasi bahasa berdasarkan pendidikan

Variasi bahasa ini merupakan variasi bahasa yang terkait dengan

tingkat pendidikan si pengguna bahasa. Misalnya, orang yang hanya

mengenyam pendidikan sekolah dasar akan berbeda variasi bahasanya

dengan orang yang lulus sekolah tingkat atas. Kata spesifik,

implementasi, dan proporsional misalnya digunakan oleh masyarakat

yang memiliki pendidikan tinggi. Sedangkan masyarakat yang hanya

lulusan SD umumnya tidak menggunakan kata-kata tersebut, tetapi

mereka menggunakan kata “khusus” untuk menggantikan kata

spesifik.

Page 8: Variasi Bahasa doc

b. Variasi bahasa berdasarkan seks

Variasi bahasa berdasarkan seks adalah variasi bahasa yang terkait

dengan jenis kelamin, dalam hal ini pria dan wanita. Misalnya, variasi

yang digunakan oleh wanita akan berbeda dengan variasi bahasa yang

digunakan oleh pria. Variasi bahasa wanita umumnya lebih lembut

dibandingkan laki-laki.

Variasi bahasa berdasarkan jenis kelamin juga dapat dilihat dari kosa

kata yang diproduksi. Kosa kata seperti sarung, udeng, peci, koteka,

kumis, dan lain-lain berhubungan dengan laki-laki. Sedangkan kosa

kata seperti menstruasi, sanggul, lipstik, bra, hamil, kerudung, dan

lain-lain berhubungan dengan wanita.

d. Variasi bahasa berdasarkan pekerjaan

Variasi bahasa ini berkaitan dengan jenis profesi, pekerjaan, dan tugas

para pengguna bahasa tersebut. Misalnya, variasi yang digunakan oleh

buruh, guru dan dokter tentu mempunyai perbedaan variasi bahasa.

Guru misalnya menggunakan kata-kata siswa, kurikulum, ujian

semester, rapor, dan lain-lain, yang berbeda dengan variasi bahasa

dokter yang menggunakan jarum suntik, resep, obat dan lain-lain.

e. Variasi bahasa berdasarkan tingkat kebangsawanan

Variasi bahasa berdasarkan tingkat kebangsawanan adalah variasi

bahasa yang terkait dengan tingkat dan kedudukan (kebangsawanan

atau raja-raja) dalam masyarakatnya. Misalnya, adanya perbedaan

variasi bahasa yang digunakan oleh raja (keturunan raja) dengan

masyarakat biasa dalam bidang kosakata, seperti kata mati untuk

masyarakat biasa, sedangkan para raja menggunakan kata mangkat. Di

Bali, misalnya masyarakat yang memiliki kasta brahmana

Page 9: Variasi Bahasa doc

mengunakan kata “ngajeng” untuk aktivitas makan, sedangkan

masyarakat sudra menggunakan kata “medaar” untuk aktivitas makan.

f. Variasi bahasa berdasarkan keadaan sosial ekonomi

Variasi bahasa berdasarkan tingkat ekonomi para penutur adalah

variasi bahasa yang mempunyai kemiripan dengan variasi bahasa

berdasarkan tingkat kebangsawanan, hanya saja tingkat ekonomi

bukan mutlak sebagai warisan sebagaimana halnya dengan tingkat

kebangsawanan. Misalnya, seseorang yang mempunyai tingkat

ekonomi yang tinggi akan mempunyai variasi bahasa yang berbeda

dengan orang yang mempunyai tingkat ekonomi lemah. Masyarakat

miskin misalnya menggunakan kata nasi jinggo dan nasi kuning,

sedangkan orang kaya menggunakan kata pizza, burger, spagheti dan

lain-lain untuk mengacu pada jenis makanan.

Sehubungan dengan variasi bahasa berkenaan dengan tingkat,

golongan, status dan kelas sosial penuturnya, biasanya dikemukakan

orang variasi bahasa yang disebut akrolek, basilek, vulgar, slang,

kolokial, jargon, argot, dan ken. Ada juga yang menambahkan dengan

yang disebut bahasa prokem. Contoh bahasa prokem: ngokum (untuk

mengatakan ngumpet), begokit (untuk mengatakan begitu)

(Sumarsono, 2002: 155).

1) Akrolek adalah variasi sosial yang dianggap lebih tinggi atau lebih

bergengsi daripada variasi sosial lainnya. Sebagai contoh akrolek ini

adalah yang disebut bahasa bagongan, yaitu variasi bahasa Jawa yang

khusus digunakan oleh para bangsawan kraton Jawa.

2) Basilek adalah variasi sosial yang dianggap kurang bergengsi, atau

bahkan dipandang rendah. Contoh basilek adalah bahasa Inggris yang

digunakan oleh para cowboy dan kuli tambang. Begitu juga bahasa

Jawa “krama ndesa”.

Page 10: Variasi Bahasa doc

3) Vulgar adalah variasi sosial yang dipakai oleh mereka yang kurang

terpelajar, atau dari kalangan mereka yang tidak berpendidikan.

4) Slang adalah variasi sosial yang bersifat khusus dan rahasia.

Artinya, variasi ini digunakan oleh kalangan tertentu yang sangat

terbatas, dan tidak boleh diketahui oleh kalangan di luar kelompok itu.

5) Kolokial adalah variasi sosial yang digunakan dalam percakapan

sehari-hari. Kata kolokial berasal dari kata colloquium (percakapan).

Jadi, kolokial berarti bahasa percakapan, bukan bahasa tulisan. Juga

tidak tepat kalau kolokial ini disebut bersifat “kampungan” atau

bahasa kelas golongan bawah, sebab yang penting adalah konteks

dalam pemakaiannya.

6) Jargon adalah variasi sosial yang digunakan secara terbatas oleh

kelompok-kelompok sosial tertentu. Ungkapan yang digunakan

seringkali tidak dapat dipahami oleh masyarakat umum atau

masyarakat di luar kelompoknya. Namun, ungkapan-ungkapan

tersebut tidak bersifat rahasia.

7) Argot adalah variasi sosial yang digunakan secara terbatas pada

profesi-profesi tertentu dan bersifat rahasia. Letak kekhususan argot

ini adalah pada kosa kata.

8) Ken adalah variasi sosial tertentu yang bernada “memelas” dibuat

merengek-rengek, penuh dengan kepura-puraan. Variasi ini biasanya

digunakan oleh para pengemis.

Page 11: Variasi Bahasa doc

1. Variasi Bahasa dari Segi Pemakaian

Variasi bahasa berkenaan dengan penggunaannya, pemakaiannya, atau

fungsinya disebut fungsiolek (Nababan, 1984: 68-70), ragam atau register.

Variasi bahasa ini biasanya dibicarakan berdasarkan bidang penggunaan,

gaya, atau tingkat keformalan, dan sarana penggunaan. Variasi bahasa

berdasarkan bidang pemakaian ini adalah menyangkut bahasa itu

digunakan untuk keperluan atau bidang apa. Misalnya, bidang sastra,

jurnalistik, militer, pertanian, pelayaran, perekonomian, perdagangan,

pendidikan, dan kegiatan keilmuan. Variasi bahasa berdasarkan bidang

kegiatan ini yang paling tampak cirinya adalah dalam bidang kosa kata.

Setiap bidang kegiatan biasanya mempunyai sejumlah kosa kata khusus

atau tertentu yang tidak digunakan dalam bidang lain. Namun demikian,

variasi berdasarkan bidang kegiatan ini tampak pula dalam tataran

morfologi dan sintaksis.

Variasi bahasa atau ragam bahasa sastra biasanya menekankan bahasa dari

segi estetis, sehingga dipilihlah dan digunakanlah kosa kata yang secara

estetis memiliki ciri eufoni serta daya ungkap yang paling tepat. Ragam

bahasa jurnalistik juga mempunyai ciri tertentu, yakni bersifat sederhana,

komunikatif, dan ringkas. Sederhana karena harus dipahami dengan

mudah; komunikatif karena jurnalistik harus menyampaikan berita secara

tepat; dan ringkas karena keterbatasan ruang (dalam media cetak), dan

keterbatasaan waktu (dalam media elektronik). Intinya ragam bahasa yang

dimaksud di atas adalah ragam bahasa yang menunjukkan perbedaan

ditinjau dari segi siapa yang menggunakan bahasa tersebut.

Ragam bahasa militer dikenal dengan cirinya yang ringkas dan bersifat

tegas, sesuai dengan tugas dan kehidupan kemiliteran yang penuh dengan

disiplin dan instruksi. Ragam militer di Indonesia dikenal dengan cirinya

yang memerlukan ketegasan yang dipenuhi dengan berbagai singkatan dan

akronim.

Page 12: Variasi Bahasa doc

Ragam bahasa ilmiah yang juga dikenal dengan cirinya yang lugas, jelas,

dan bebas dari keambiguan, serta segala macam metafora dan idiom.

Bebas dari segala keambiguan karena bahasa ilmiah harus memberikan

informasi keilmuan secara jelas, tanpa keraguan akan makna, dan terbebas

dari kemungkinan tafsiran makna yang berbeda. Oleh karena itulah,

bahasa ilmiah tidak menggunakan segala metafora dan idiom.

2. Variasi Bahasa dari Segi Keformalan

Berdasarkan tingkat keformalan, Martin Joos ( dalam Chaer dan Agustina,

1995: 92), membagi variasi bahasa atas lima macam gaya atau ragam

sebagai berikut.

(1) Gaya atau ragam beku (frozen)

Ragam beku adalah variasi bahasa yang paling formal, yang digunakan

pada situas-situasi khidmat, dan upacara-upacara resmi, misalnya dalam

upacara kenegaraan, khotbah di mesjid, tata cara pengambilan sumpah,

kitab undang-undang, akte notaris, dan surat-surat keputusan. Disebut

ragam beku karena pola dan kaidahnya sudah ditetapkan secara mantap

dan tidak boleh diubah.

(2) Gaya atau ragam resmi (formal)

Ragam resmi adalah variasi bahasa yang digunakan pada pidato

kenegaraan, rapat dinas, surat-menyurat dinas, ceramah keagamaan, buku-

buku pelajaran dan sebagainya. Pola dan kaidah resmi sudah ditetapkan

secara mantap sebagai suatu standar. Ragam resmi ini pada dasarnya sama

dengan ragam bahasa baku atau standar yang hanya digunakan dalam

situasi resmi, dan tidak dalam situasi yang tidak resmi.

(3) Gaya atau ragam usaha (konsultatif)

Page 13: Variasi Bahasa doc

Ragam usaha atau ragam konsultatif adalah variasi bahasa yang lazim

digunakan dalam pembicaraan biasa di sekolah, dan rapat-rapat atau

pembicaraan yang berorientasi pada hasil atau produksi. Jadi, dapat

dikatakan ragam usaha ini adalah ragam bahasa yang paling operasional.

Wujud ragam bahasa ini berada di antara ragam formal dan ragam

informal atau ragam santai.

(4) Gaya atau ragam santai (kasual)

Ragam santai atau ragam kasual adalah ragam bahasa yang digunakan

dalam situasi yang tidak resmi untuk berbincang-bincang dengan keluarga

atau teman karib pada waktu beristirahat, berolah raga, berekreasi, dna

sebagainya.

(5) Gaya atau ragam akrab (intimate)

Ragam akrab atau ragam intim adalah variasi bahasa yang biasa

digunakan oleh para penutur yang hubungannya sudah akrab, seperti

antaranggota keluarga atau antarteman yang sudah karib. Ragam ini

ditandai dengan penggunaan bahasa yang tidak lengkap, pendek-pendek,

dan dengan artikulasi yang seringkali tidak jelas. Hal ini terjadi karena di

antara partisipan sudah ada saling pengertian dan memiliki pengetahuan

yang sama.

3. Variasi Bahasa dari Segi Sarana

Variasi bahasa dapat pula dilihat dari segi jalur yang digunakan. Dalam

hal ini ada ragam lisan dan ragam tulis atau juga ragam dalam berbahasa

dengan menggunakan sarana atau alat tertentu, yakni dalam bertelepon

atau bertelegraf. Adanya ragam bahasa lisan dan bahasa tulis didasarkan

pada kenyataan bahwa bahasa lisan dan bahasa tulis memiliki wujud

stuktur yang tidak sama. Adanya ketidaksamaan wujud struktur ini adalah

karena dalam berbahasa lisan atau dalam meyampaikan informasi secara

lisan, kita dibantu oleh unsur-unsur nonsegmental atau unsur nonlinguistik

Page 14: Variasi Bahasa doc

yang berupa nada suara, gerak-gerik tangan, gelengan kepala, dan

sejumlah gejala-gejala fisik lainnya. Padahal di dalam ragam bahasa tulis,

hal-hal yang disebutkan itu tidak ada (Chaer dan Agustina, 1995: 95).

C. Variasi Bahasa dalam Video

1. Bugis vs Ambon

Dalam video ini bisa di lihat variasi bahasa dari segi penutur dimana

terdapat idiolek dari kedua penutur sangat kental meskipun mereka saling

tidak mengerti satu sama lain. Misalnya;

Orang Bugis: “Pekko caramu bensingnge masoli mabela pole yala

barangnge manakkue melo muala barangnge de’ muwajaki,

Orang Ambon: ??? (sambil menarik-narik barang)

Orang Bugis: wajakki yolo nappa muala barangnge. Rogi-rogi kappala e

de muwajakki, bela-belana kappalae pole yala barangnge. De wedding

jaji.

Orang Ambon: oi kalamahite naihakata kalamahatu kalipatamai

nahikapai…

Orang Bugis: Paui yolo kei La Tando.?

Orang Ambon: Tandu? Ohh Tandu, Tandu sedang baranang-barang ke

tepian..ee (kemudian kembali menarik-narik barang)

Orang Bugis: de’ nawedding..

Orang Ambon: mukulaha..

Orang Bugis: wajaii yolo barangnge, rogi aga-agae. Mupasiapu-apu aga-

agae de muwajakki

Orang Ambon: (terpikir untuk mencari jalan keluar adalah dengan

mengeluarkan uang)..Duit!

Orang Bugis: alani ro barangnge, iya metto aro utajeng-tajeng.

Orang Ambon:

2. Ragam Bahasa nusantara Indonesia