DM

34
DIABETES MELITUS Oleh : Ferika Pratami 1102011104 Kompetensi 4

description

penyakit dalam

Transcript of DM

DIABETES MELITUS

Oleh :Ferika Pratami1102011104

Kompetensi4

DEFINISI

Menurut American Diabetes Association (ADA) tahun 2010, Diabetes melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya.

KLASIFIKASI

FAKTOR RISIKO

Usia > 45 tahun Berat badan lebih: >110 % berat badan idaman

atau indeks massa tubuh (IMT) > 23 kg/m2 Hipertensi (TD > 140/90 mmHg) Riwayat DM dalam garis keturunan Riwayat abortus berulang, melahirkan bayi cacat,

atau BB lahir bayi > 4000 gram Riwayat DM gestasional Riwayat toleransi gula terganggu (TGT) atau

glukosa darah puasa terganggu (GDPT) Penderita penyakit jantung koroner, tuberkulosis,

hipertiroidisme Kolesterol HDL < 35 mg/dL dan atau trigliserida >

250 mg/dL

PATOFISIOLOGI

MANIFESTASI KLINIS GEJALA KHAS DM

:1. Poliuria2. Polidipsia3. Polifagia4. Penurunan berat

badan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya

DIAGNOSIS

PEMERIKSAAN FISIK LENGKAP

Tinggi badan, BB, TD, Lingkar pinggang Tanda neuropati Mata (visus, lensa mata dan retina) Gigi mulut Keadaan kaki (termasuk rabaan nadi

kaki), kulit dan kuku

PEMERIKSAAN PENUNJANG

PEMERIKSAAN LAB :1. Hb, leukosit, hitung jenis

leukosit, LED2. Glukosa darah puasa

dan 2 jam sesudah makan

3. Urinalisis rutin, proteinuria 24 jam, CCT ukur, kreatinin

4. SGPT, albumin/globulin5. Kolesterol total,

kolesterol LDL, HDL, trigliserida

6. HbA1C7. Albuminuria mikro

PEMERIKSAAN LAIN :

1. EKG2. Foto thoraks3. Funduskopi

DIAGNOSIS BANDING

Hiperglikemia reaktif Toleransi glukosa terganggu (TGT) Glukosa darah puasa terganggu (GDPT)

TATALAKSANA

Pilar penatalaksanaan DM1. Edukasi2. Terapi gizi medis3. Latihan jasmani4. Intervensi farmakologis

EDUKASI

Materi edukasi pada tingkat awal adalah:1. Materi tentang perjalanan penyakit DM2. Makna dan perlunya pengendalian dan pemantauan DM secara berkelanjutan3. Penyulit DM dan risikonya4. Intervensi farmakologis dan non-farmakologis serta target pengobatan5. Interaksi antara asupan makanan, aktivitas fisik, dan obat hipoglikemik oral atau insulin serta obat-obatan lain

EDUKASI (2)

6. Cara pemantauan glukosa darah dan pemahaman hasil glukosa darah atau urin mandiri (hanya jika pemantauan glukosa darah mandiri tidak tersedia)

7. Mengatasi sementara keadaan gawat darurat seperti rasa sakit, atau hipoglikemia

8. Pentingnya latihan jasmani yang teratur9. Masalah khusus yang dihadapi (contoh:

hiperglikemia pada kehamilan)10. Pentingnya perawatan kaki11. Cara mempergunakan fasilitas perawatan

kesehatan.

EDUKASI (3)

Materi edukasi pada tingkat lanjut adalah :1. Mengenal dan mencegah penyulit akut DM2. Pengetahuan mengenai penyulit menahun DM3. Penatalaksanaan DM selama menderita

penyakit lain4. Makan di luar rumah5. Rencana untuk kegiatan khusus6. Hasil penelitian dan pengetahuan masa kini dan

teknologi mutakhir tentang DM7. Pemeliharaan/perawatan kaki

TERAPI GIZI MEDIS

Standar yang dianjurkan adalah makanan dengan komposisi: 1. Karbohidrat 45 – 65 % 2. Protein 15 – 20 % 3. Lemak 20 – 25 %

Jumlah kandungan kolesterol disarankan < 300 mg/hari. Diusahakan lemak berasal dari sumber asam lemak tidak jenuh (MUFA = Mono Unsaturated Fatty Acid), dan membatasi PUFA (Poly Unsaturated Fatty Acid) dan asam lemak jenuh. Jumlah kandungan serat + 25 g/hr, diutamakan serat larut.

Jumlah kalori basal per hari: 1. Laki-laki: 30 kal/kg BB idaman 2. Wanita: 25 kal/kg BB idaman

Penyesuaian (terhadap kalori basal / hari): 1. Status gizi: - BB gemuk - 20 % - BB lebih - 10 % - BB kurang + 20 % 2. Umur > 40 tahun : - 5 % 3. Stres metabolik (infeksi, operasi,dll): + (10 s/d 30 %) 4. Aktifitas: - Ringan + 10 % - Sedang + 20 % - Berat + 30 % 5. Hamil: - trimester I, II + 300 kal - trimester III / laktasi + 500 kal

TERAPI GIZI MEDIS (2)

TERAPI GIZI MEDIS (3)

Rumus Broca:* Berat badan idaman = ( TB – 100 ) – 10 % Pria < 160 cm dan wanita < 150 cm, tidak dikurangi 10 % lagi.

• BB kurang :< 90 % BB idaman• BB normal : 90 – 110 % BB idaman• BB lebih : 110 – 120 %• BB idaman Gemuk :>120 % BB idaman

LATIHAN JASMANIKegiatan jasmani sehari-hari dan latihan teratur (3-4 kali seminggu selama kurang lebih 30 menit). Kegiatan sehari-hari seperti berjalan kaki ke pasar, menggunakan tangga, berkebun, harus tetap dilakukan.

INTERVENSI FARMAKOLOGIS

Terapi farmakologis diberikan bersama dengan pengaturan makan dan latihan jasmani (gaya hidup sehat).

Obat hipoglikemik oral (OHO)Berdasarkan cara kerjanya, OHO dibagi menjadi 5 golongan:A. Pemicu sekresi insulin (insulin secretagogue): Sulfonilurea dan GlinidB. Peningkat sensitivitas terhadap insulin: Metformin dan TiazolidindionC. Penghambat glukoneogenesis (Metformin)D. Penghambat absorpsi glukosa: Penghambat glukosidase alfa.E. DPP-IV inhibitor

INTERVENSI FARMAKOLOGIS (2)

Cara Pemberian OHO, terdiri dari: OHO dimulai dengan dosis kecil dan ditingkatkan

secara bertahap sesuai respons kadar glukosa darah, dapat diberikan sampai dosis optimal

Sulfonilurea: 15 –30 menit sebelum makan Repaglinid, Nateglinid: sesaat sebelum makan Metformin : sebelum /pada saat / sesudah makan Penghambat glukosidase (Acarbose): bersama

makan suapan pertama Tiazolidindion: tidak bergantung pada jadwal makan. DPP-IV inhibitor dapat diberikan bersama makan dan

atau sebelum makan.

Suntikan1. Insulin2. Agonis GLP-1/incretin mimetic

INSULIN

Diperlukan pada keadaan: Penurunan berat badan yang cepat Hiperglikemia berat yang disertai ketosis Ketoasidosis diabetik Hiperglikemia hiperosmolar non ketotik Hiperglikemia dengan asidosis laktat Gagal dengan kombinasi OHO dosis optimal Stres berat (infeksi sistemik, operasi besar, IMA, stroke) Kehamilan dengan DM/diabetes melitus gestasional

yang tidak terkendali dengan perencanaan makan Gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat Kontraindikasi dan atau alergi terhadap OHO

Berdasar lama kerja, insulin terbagi menjadi empat jenis, yakni:

Insulin kerja cepat (rapid acting insulin) Insulin kerja pendek (short acting insulin) Insulin kerja menengah (intermediate acting

insulin) Insulin kerja panjang (long acting insulin) Insulin campuran tetap, kerja pendek dan

menengah (premixed insulin).

PENILAIAN HASIL TERAPI

Pemeriksaan kadar glukosa darah Pemeriksaan A1C

dianjurkan dilakukan setiap 3 bulan, minimal 2 kali dalam setahun.

Komplikasi Diabetes Mellitus

KADHONK

Hipoglikemia

Kapiler retina Kapiler renal

Makroangiopati

KronikAkut

Mikroangiopati

Vaskular jantung Vaskular perifer

Vaskular otak

Neuropati Gabungan

Kardiomiopati

Rentan infeksi

Kaki diabetik Disfungsi

ereksi

PROGNOSIS

Prognosis umumnya adalah dubia. Karena penyakit ini adalah penyakit kronis, quo ad vitam umumnya adalah dubia ad bonam, namun quo ad fungsionam dan sanationamnya adalah dubia ad malam.