DM GANGREN.docx

13
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Diabetes Melitus adalah salah satu penyakit yang berbahaya yang kerap disebut sebagai silent killer selain penyakit jantung. Orang lazim menyebutnya sebagai penyakit gula atau kencing manis. Sebelum menjelaskan lebih lanjut soal penyebab dan cara perawatan pasien diabetes melitus ada baiknya kita simak dulu definisi mengenai diabetes melitus itu sendiri. Diabetes mellitus atau penyakit gula atau kencing manis adalah penyakit yang ditandai dengan kadar glukosa darah yang melebihi normal (hiperglikemia) akibat tubuh kekurangan insulin baik absolut maupun relatif. Gangren adalah nekrosis yang di sertai pembusukan jaringan, yang sering sebagai akibat kerja kuman tertentu, misalnya Klostridia. Jaringan yang terkena tampak berwarna hitam karena penimbunan senyawa sulfida, besi dari Hb yang rusak. Jadi, nekrosis isemik bagian distal anggota tubuh dapat menjadi gangren bila mengalami infeksi yang sesuai. B. RUMUSAN MASALAH Rumusan masalah dalam makalai ini adalah: 1. Apa Definisi dan Penyebab dari Gangren? 2. Apa Definisi dan Klasifikasi Dari Diabetes Melitus? 3. Bagaimana Tanda dan Gejala Diabetes Melitus? 4. Bagaimana Pencegahan dan Pengobatan Diabetes Melitus? C. TUJUAN Tujuan adanya makalah ini adalah agar mahasiswa/mahasiswi kesehatan mampu untuk : 1

Transcript of DM GANGREN.docx

Page 1: DM GANGREN.docx

BAB IPENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANGDiabetes Melitus adalah salah satu penyakit yang berbahaya yang kerap

disebut sebagai silent killer selain penyakit jantung. Orang lazim menyebutnya sebagai penyakit gula atau kencing manis. Sebelum menjelaskan lebih lanjut soal penyebab dan cara perawatan pasien diabetes melitus ada baiknya kita simak dulu definisi mengenai diabetes melitus itu sendiri.

Diabetes mellitus atau penyakit gula atau kencing manis adalah penyakit yang ditandai dengan kadar glukosa darah yang melebihi normal (hiperglikemia) akibat tubuh kekurangan insulin baik absolut maupun relatif.

Gangren adalah nekrosis yang di sertai pembusukan jaringan, yang sering sebagai akibat kerja kuman tertentu, misalnya Klostridia. Jaringan yang terkena tampak berwarna hitam karena penimbunan senyawa sulfida, besi dari Hb yang rusak. Jadi, nekrosis isemik bagian distal anggota tubuh dapat menjadi gangren bila mengalami infeksi yang sesuai.

B. RUMUSAN MASALAHRumusan masalah dalam makalai ini adalah:

1. Apa Definisi dan Penyebab dari Gangren?2. Apa Definisi dan Klasifikasi Dari Diabetes Melitus?3. Bagaimana Tanda dan Gejala Diabetes Melitus?4. Bagaimana Pencegahan dan Pengobatan Diabetes Melitus?

C. TUJUANTujuan adanya makalah ini adalah agar mahasiswa/mahasiswi kesehatan

mampu untuk :1. Mengetahui Definisi dan Penyebab dari Gangren.2. Mengetahui Definisi dan Klasifikasi Dari Diabetes Melitus.3. Mengetahui Tanda dan Gejala Diabetes Melitus.4. Mengetahui Penccegahan dan Pengobatan Diabetes Melitus.

BAB IIPEMBAHASAN

1

Page 2: DM GANGREN.docx

DIABETES MELITUS

I. GANGRENA. PENGERTIAN GANGREN

Gangren adalah nekrosis yang di sertai pembusukan jaringan, yang sering sebagai akibat kerja kuman tertentu, misalnya Klostridia. Jaringan yang terkena tampak berwarna hitam karena penimbunan senyawa sulfida, besi dari Hb yang rusak. Jadi, nekrosis isemik bagian distal anggota tubuh dapat menjadi gangren bila mengalami infeksi yang sesuai.

Nekrosis adalah kematian jaringan yang disebabkan oleh iskemia, metabolik, trauma. Kematian sel atau jaringan pada mikroorganisme hidup disebut nekrosis, tidak terikat pada penyebabnya. Merupakan proses patologis setelah terjadi cedera sel dan sering mengenai suatu jaringan yang padat.

B. PENYEBAB GANGREN

Disebabkan oleh adanya emboli pembuluh darah besar arteri pada bagian tubuh sehingga suplai darah terhenti. Dapat terjadi sebagai akibat proses inflamasi yang memanjang; perlukaan (digigit serangga, kecelakaan kerja atau terbakar); proses degeneratif (arteriosklerosis) atau gangguan metabolik diabetes mellitus (Tabber, dikutip Gitarja, 1999). pada gangren diabetik adalah streptococcus (Soeatmaji, 1999).

II. DIABETES MELITUSA. PENGERTIAN DIABETES MELITUS

Diabetes mellitus, DM (bahasa Yunani: διαβαίνειν, diabaínein, tembus atau pancuran air) (bahasa Latin: mellitus, rasa manis) yang juga dikenal di Indonesia dengan istilah penyakit kencing gula adalah kelainan metabolis yang disebabkan oleh banyak faktor, dengan simtoma berupa hiperglisemia kronis dan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak dan protein, sebagai akibat dari:

Defisiensi sekresi hormon insulin, aktivitas insulin, atau keduanya. Defisiensi transporter glukosa atau keduanya.

Berbagai penyakit, sindrom dan simtoma dapat terpicu oleh diabetes mellitus, antara lain: Alzheimer, ataxia-telangiectasia, sindrom Down, penyakit Huntington, kelainan mitokondria, distrofi miotonis, penyakit Parkinson, sindrom Prader-Willi, sindrom Werner, sindrom Wolfram, leukoaraiosis, demensia, hipotiroidisme, hipertiroidisme, hipogonadisme, dan lain-lain. DM yaitu kelainan metabolik akibat dari kegagalan pankreas untuk mensekresi insulin (hormon yang responsibel terhadap pemanfaatan glukosa) secara adekuat. Akibat yang umum adalah terjadinya hiperglikemia.

Kadar gula darah sepanjang hari bervariasi, meningkat setelah makan dan

2

Page 3: DM GANGREN.docx

kembali normal dalam waktu 2 jam. Kadar gula darah yang normal pada pagi hari setelah malam sebelumnya berpuasa adalah 70-110 mg/dL darah. Kadar gula darah biasanya kurang dari 120-140 mg/dL pada 2 jam setelah makan atau minum cairan yang mengandung gula maupun karbohidrat lainnya.

B. KLASIFIKASI DIABETES MELITUS

1. Diabetes Melitus Tipe 1Diabetes mellitus tipe 1, diabetes anak-anak (bahasa Inggris: childhood-

onset diabetes, juvenile diabetes, insulin-dependent diabetes mellitus, IDDM) adalah diabetes yang terjadi karena berkurangnya rasio insulin dalam sirkulasi darah akibat hilangnya sel beta penghasil insulin pada pulau-pulau Langerhans pankreas. IDDM dapat diderita oleh anak-anak maupun orang dewasa.

Sampai saat ini IDDM tidak dapat dicegah dan tidak dapat disembuhkan, bahkan dengan diet maupun olah raga. Kebanyakan penderita diabetes tipe 1 memiliki kesehatan dan berat badan yang baik saat penyakit ini mulai dideritanya. Selain itu, sensitivitas maupun respons tubuh terhadap insulin umumnya normal pada penderita diabetes tipe ini, terutama pada tahap awal.

Penyebab terbanyak dari kehilangan sel beta pada diabetes tipe 1 adalah kesalahan reaksi autoimunitas yang menghancurkan sel beta pankreas. Reaksi autoimunitas tersebut dapat dipicu oleh adanya infeksi pada tubuh.

Saat ini, diabetes tipe 1 hanya dapat diobati dengan menggunakan insulin, dengan pengawasan yang teliti terhadap tingkat glukosa darah melalui alat monitor pengujian darah. Pengobatan dasar diabetes tipe 1, bahkan untuk tahap paling awal sekalipun, adalah penggantian insulin. Tanpa insulin, ketosis dan diabetic ketoacidosis bisa menyebabkan koma bahkan bisa mengakibatkan kematian. Penekanan juga diberikan pada penyesuaian gaya hidup (diet dan olahraga). Terlepas dari pemberian injeksi pada umumnya, juga dimungkinkan pemberian insulin melalui pump, yang memungkinkan untuk pemberian masukan insulin 24 jam sehari pada tingkat dosis yang telah ditentukan, juga dimungkinkan pemberian dosis (a bolus) dari insulin yang dibutuhkan pada saat makan. Serta dimungkinkan juga untuk pemberian masukan insulin melalui “inhaled powder”.

2. Diabetes Melitus Tipe 2Diabetes mellitus tipe 2 (non-insulin-dependent diabetes mellitus,

NIDDM) merupakan tipe diabetes mellitus yang terjadi bukan disebabkan oleh rasio insulin di dalam sirkulasi darah, melainkan merupakan kelainan metabolisme yang disebabkan oleh mutasi pada banyak gen,termasuk yang mengekspresikan disfungsi sel β, gangguan sekresi hormoninsulin, resistansi sel terhadap insulin yang disebabkan oleh disfungsi GLUT10 dengan kofaktor hormon resistin yang menyebabkan sel jaringan, terutama pada hati menjadi kurang peka terhadap insulin serta RBP4 yang menekan penyerapan glukosa oleh otot lurik namun meningkatkan sekresi gula darah oleh hati.Mutasi gen tersebut sering terjadi pada kromosom yang merupakan kromosom terpadat yang ditemukan pada manusia.

3

Page 4: DM GANGREN.docx

Pada tahap awal kelainan yang muncul adalah berkurangnya sensitifitas terhadap insulin, yang ditandai dengan meningkatnya kadar insulin di dalam darah. Hiperglisemia dapat diatasi dengan obat anti diabetes yang dapat meningkatkan sensitifitas terhadap insulin atau mengurangi produksi glukosa dari hepar, namun semakin parah penyakit, sekresi insulin pun semakin berkurang, dan terapi dengan insulin kadang dibutuhkan. Ada beberapa teori yang menyebutkan penyebab pasti dan mekanisme terjadinya resistensi ini, namun obesitas sentral diketahui sebagai faktor predisposisi terjadinya resistensi terhadap insulin, dalam kaitan dengan pengeluaran dari adipokines ( nya suatu kelompok hormon) itu merusak toleransi glukosa. Obesitas ditemukan di kira-kira 90% dari pasien dunia dikembangkan diagnosis dengan jenis 2 kencing manis. Faktor lain meliputi mengeram dan sejarah keluarga, walaupun di dekade yang terakhir telah terus meningkat mulai untuk memengaruhi anak remaja dan anak-anak.

3. Diabetes Melitus Tipe 3Diabetes mellitus gestasional atau diabetes melitus yang terjadi hanya

selama kehamilan dan pulih setelah melahirkan, dengan keterlibatan interleukin-6 dan protein reaktif C pada lintasan patogenesisnya.GDM mungkin dapat merusak kesehatan janin atau ibu, dan sekitar 20–50% dari wanita penderita GDM bertahan hidup.

Diabetes melitus pada kehamilan terjadi di sekitar 2–5% dari semua kehamilan. GDM bersifat temporer dan dapat meningkat maupun menghilang setelah melahirkan. GDM dapat disembuhkan, namun memerlukan pengawasan medis yang cermat selama masa kehamilan.

Meskipun GDM bersifat sementara, bila tidak ditangani dengan baik dapat membahayakan kesehatan janin maupun sang ibu. Resiko yang dapat dialami oleh bayi meliputi makrosomia (berat bayi yang tinggi/diatas normal), penyakit jantung bawaan dan kelainan sistem saraf pusat, dan cacat otot rangka. Peningkatan hormon insulin janin dapat menghambat produksi surfaktan janin dan mengakibatkan sindrom gangguan pernapasan. Hyperbilirubinemia dapat terjadi akibat kerusakan sel darah merah. Pada kasus yang parah, kematian sebelum kelahiran dapat terjadi, paling umum terjadi sebagai akibat dari perfusi plasenta yang buruk karena kerusakan vaskular. Induksi kehamilan dapat diindikasikan dengan menurunnya fungsi plasenta. Operasi sesar dapat akan dilakukan bila ada tanda bahwa janin dalam bahaya atau peningkatan resiko luka yang berhubungan dengan makrosomia, seperti distosia bahu.

C. GEJALA DIABETES MELITUS

Tiga gejala klasik yang dialami penderita diabetes. Yaitu: Banyak minum. Banyak kencing. Berat badan turun.

Pada awalnya, kadang-kadang berat badan penderita diabetes naik. Penyebabnya, kadar gula tinggi dalam tubuh. Maka perlu waspada apabila

4

Page 5: DM GANGREN.docx

keinginan minum kita terlalu berlebihan dan juga merasa ingin makan terus. Berat badan yang pada awalnya terus melejit naik lalu tiba-tiba turun terus tanpa diet. Gejala lain, adalah gangguan saraf tepi berupa kesemutan terutama di malam hari, gangguan penglihatan, gatal di daerah kemaluan atau lipatan kulit, bisul atau luka yang lama sembuh, gangguan ereksi pada pria dan keputihan pada perempuan.

Jika tidak tepat ditangani, dalam jangka panjang penyakit diabetes bisa menimbulkan berbagai komplikasi. Maka bagi penderita diabet jangan sampai lengah untuk selalu mengukur kadar gula darahnya, baik ke laboratorium atau gunakan alat sendiri. Bila tidak waspada maka bisa berakibat pada gangguan pembuluh darah, antara lain:

Gangguan pembuluh darah otak (stroke) Pembuluh darah mata (gangguan penglihatan) Pembuluh darah jantung (penyakit jantung koroner) Pembuluh darah ginjal (gagal ginjal) Pembuluh darah kaki (luka yang sukar sembuh/gangren) Penderita juga rentan infeksi, mudah terkena infeksi paru, gigi, dan

gusi serta saluran kemih

D. PENCEGAHAN DIABETES MELITUS

Usaha pencegahan pada DM sebenarnya terdiri dari tiga bagian, yaitu:1. Pencegahan Primer

Tindakan yang dilakukan pada pencegahan primer agar tidak timbul DM meliputi :

Mempertahankan pola makan sehari-hari yang sehat dan seimbang. Melakukan kegiatan jasmani yang cukup sesuai dengan umur dan

kemampuan. Menghindari obat yang dapat menyulut terjadinya diabetes.

2. Pencegahan SekunderBila sudah ada DM, maka yang harus dilakukan adalah pengobatan

diabetes agar tidak timbul komplikasi, dengan berbagai upaya yang dilakukan untuk tujuan: Jangka pendek : Menghilangkan keluhan/gejala dan mempertahankan rasa

nyaman dan sehat. Jangka panjang : Mencegah timbul dan berlanjutnya penyulit (komplikasi)

dengan tujuan akhir menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat diabetesnya.

Kadar gula darah yang tinggi dalam waktu yang lama, merupakan awal perjalanan terjadinya komplikasi, disamping menimbulkan keluhan-keluhan yang sangat mengganggu seperti sering kencing, haus, lapar dan berat badan turun. Oleh karena itu, tindakan pertama yang harus selalu diupayakan ialah menurunkan kadar gula darah.

Secara garis besar upaya menurunkan gula darah dalam pencegahan sekunder meliputi:

5

Page 6: DM GANGREN.docx

Perencanaan makan yang baik dan seimbang untuk mendapatkan berat badan idaman sesuai dengan umur dan jenis kelamin

Kegiatan jasmani cukup sesuai umur dan kemampuan pasien Bila dengan pengaturan makan dan aktifitas fisik belum berhasil

mengontrol gula darahnya, maka diperlukan obat-obatan, baik yang diminum atau suntik insulin

Perlu penyuluhan kepada pasien mengenai berbagai hal berkaitan dengan diabetes dan komplikasinya

3. Pencegahan TersierUsaha pencegahan tersier dilakukan bila komplikasi telah terjadi, untuk

mencegah agar tidak terjadi bila komplikasi berlanjut, antara lain: Pembuluh darah otak : stroke dengan segala akibatnya Pembuluh darah jantung : penyakit jantung koroner dan segala

konsekuensinya termasuk gagal jantung Pembuluh darah mata : kebutaan Pembuluh darah ginjal : penyakit ginjal kronik sehingga

memerlukan cuci darah Pembuluh darah kaki : kaki busuk yang perlu amputasi

Pemantauan dan pemeriksaan yang diperlukan untuk pencegahan tersier, antara lain:

Mata : pemeriksaan mata secara berkala Paru : pemeriksaan rontgen paru secara bekala Jantung : pemeriksaan rekam jantung/uji latih jantung secara

berkala Ginjal : pemeriksaan urin dan fungsi ginjal untuk mendeteksi

adanya kebocoran protein Kaki : pemeriksaan dan perawatan kaki secara berkala

E. PENGOBATAN DIABETES MELITUS

Penderita diabetes tipe 1 umumnya menjalani pengobatan therapi insulin (Lantus/Levemir, Humalog, Novolog atau Apidra) yang berkesinambungan, selain itu adalah dengan berolahraga secukupnya serta melakukan pengontrolan menu makanan (diet).

Pada penderita diabetes mellitus tipe 2, penatalaksanaan pengobatan dan penanganan difokuskan pada gaya hidup dan aktivitas fisik. Pengontrolan nilai kadar gula dalam darah adalah menjadi kunci program pengobatan, yaitu dengan mengurangi berat badan, diet, dan berolahraga. Jika hal ini tidak mencapai hasil yang diharapkan, maka pemberian obat tablet akan diperlukan. Bahkan pemberian suntikan insulin turut diperlukan bila tablet tidak mengatasi pengontrolan kadar gula darah.

6

Page 7: DM GANGREN.docx

BAB IIIPENUTUP

7

Page 8: DM GANGREN.docx

A. KesimpulanSebagai suatu gangguan kesehatan, diabetes memberikan beban besar

sebagai masalah kesehatan dengan melihat bahwa: Gejala-gejala DM sendiri cukup banyak dan berat, masing-masing

gangguan cukup member tantangan dalam mengatasinya. Mengahadapi gangguan perasaan lapar saja, misalnya suatu bentuk gangguan yang cukup berat dihadapi oleh setiap pasien, dimana keinginan untuk menahan diri tidak makan.

DM merupakan penyakit yang mudah “kerja sama” dengan penyakit lain. Jika DM melakukan kerjasama antar sesame kelompok “high blood sugar” maka mereka dapat membentuk suatu “segitiga raja penyakit”.

Jika DM memasuki tahap komplikasi, komplikasi DM dimasuki semua jalur sistem tubuh manusia.

Secara umum, DM merupakan beban kesehatan masyarakat yang cukup berat mengingat bahwa:

Diabetes tidak bisa disembuhkan, hanya bisa dikendalikan atau dicegat (diperlambat). DM akan merupakan bagian keseharian seumur hidup seorang penderita.

Rentan terhadap komplikasi, keadaan lanjut. Keadaan lanjut ini bisa menjadi karena pasien merasa tidak sakit, sehingga melalaikan pengobatan dan perawatan. Selain itu tentu terlambat mengunjungi dokter untuk melakukan diagnosis dan pengobatan.

Komplikasi DM berat dan dapat menyebabkan kematian.

B. SaranMahasiswa sebaiknya mengetahui segala hal yang berkaitan dengan

diabetes mellitus seperti sejarah ditemukannya penyakit ini, hingga perkembangannya sampai sekarang. Begitu pula dengan gejala, cara pencegahan dan cara mengobatinya, penting diketahui mengingat diabetes adalah termasuk sepuluh besar penyakit yang menyebabkan kematian. Sehingga mahasiswa diharapkan mampu menyampaikannya kepada masyarakat luas.

DAFTAR PUSTAKA

Bustan. 2007. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

8

Page 9: DM GANGREN.docx

Rengganis, Iris dkk. 2007. Bunga Rampai Masalah Kesehatan Dari Dalam Kandungan Sampai Lanjut Usia. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

www.ningharmanto.com. Diabetes Melitus: Gejala Penderita Diabetes Melitus. (diakses pada 05 Agustus 2014, 09.40 pm)

www.oketips.com. Tips Kesehatan: Mengulas Sejarah Penyakit Diabetes Mellitus (diakses pada 05 Juli 2014, 10.30 am)

9