Makalah Dm

29
MATA KULIAH EPIDEMIOLOGI PENYAKIT TIDAK MENULAR TUGAS MAKALAH KELOMPOK “DIABETES MELITUS” KELOMPOK V KELAS KESMAS A SEMESTER IV A. MIFTAHUL JANNAH ANDI MULIADI ASWARIN PRASTIANI HERIANE’ SOMPO KHAERUNNISA’ MUH. FADHLAN PUTRA AN MUH. ISHAQ HASAN

Transcript of Makalah Dm

Page 1: Makalah Dm

MATA KULIAH EPIDEMIOLOGI PENYAKIT TIDAK MENULAR

TUGAS MAKALAH KELOMPOK

“DIABETES MELITUS”

KELOMPOK V

KELAS KESMAS A SEMESTER IV

A. MIFTAHUL JANNAH

ANDI MULIADI

ASWARIN PRASTIANI

HERIANE’ SOMPO

KHAERUNNISA’

MUH. FADHLAN PUTRA AN

MUH. ISHAQ HASAN

JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR

2013

Page 2: Makalah Dm

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas selesainya makalah ini karena tanpa

ridho dan kasih sayang serta petunjuk dari-Nya mustahil makalah ini dapat

dirampungkan.

Makalah ini merupakan tugas kelompok bagi mahasiswa semester empat UIN

Alauddin Makassar Fakultas Ilmu Kesehatan Jurusan Kesehatan Masyarakat, mata

kuliah Epidemiologi Penyakit Menular.

Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini belum begitu sempurna

dan jauh dari target yang ditentukan. Akan tetapi sebagai usaha yang didasari oleh

niat ingin belajar maka kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat. Tak

lupa pula kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah

membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini, baik dosen mata kuliah EPTM

maupun teman-teman seperjuangan.

Akhirnya, dengan penyusunan makalah ini, kami mengharapkan saran dan

kritik dari rekan-rekan. Kebenaran dan kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT

semata, kekurangan pastilah milik kami. Terima Kasih.

Makassar, Maret 2013

Penyusun

Page 3: Makalah Dm

DAFTAR ISI

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Diabetes melitus merupakan salah satu penyakit yang prevalensinya

semakin meningkat dari tahun ke tahun. Indonesia sendiri menempati urutan

keempat negara dengan jumlah penderita diabetes terbanyak didunia sebagai

jumlah penderita terbanyak setelah India, China, dan Amerika. Jumlah

penderita diabetes diindonesia menurut World Health Organization (WHO)

pada tahun 2009 adalah 8 juta jiwa dan diprediksi akan meningkat menjadi 25

juta jiwa pada tahun 2025.

Masih menurut data dari WHO tahun 2009, 90 persen penyandang

diabetes disebabkan pola hidup di masyarakat yang cenderung tidak sehat,

seperti kurang olah raga dan pola makan tidak sehat dengan konsumsi

karbohidrat, lemak, dan lainnya secara berlebih.

Karena tingginya penderita diabetes di dunia, PBB menetapkan Diabetes

Melitus sebagai non-communicable diseases (NCD), penyakit tidak menular,

tetapi berlangsung lama dan sulit untuk di turunkan angkanya. Penetapan ini

diputuskan di High Level Summit di New York, Amerika Serikat. dengan

masuknya diabetes melitus ke dalam program kesehatan PBB, penyakit

diabetes melitus tidak bisa lagi dipandang sebelah mata.

Sementara itu, prevalensi diabetes mellitus terendah ada di provinsi Papua

(1,7 persen), diikuti NTT (1,8 persen), Prevalensi Toleransi Glukosa

Terganggu tertinggi di Papua Barat (21,8 persen), diikuti Sulbar (17,6 persen)

dan Sulut (17,3 persen), sedangkan terendah di Jambi (4 persen), diikuti NTT

(4,9 persen). Angka kematian akibat DM terbanyak pada kelompok usia 45-54

tahun di daerah perkotaan sebesar 14,7 persen, sedangkan di daerah pedesaan

sebesar 5,8 persen.

Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007, angka

prevalensi diabetes mellitus tertinggi terdapat di provinsi Kalimantan Barat

Page 4: Makalah Dm

dan Maluku Utara (masing-masing 11,1 persen), diikuti Riau (10,4 persen)

dan NAD (8,5 persen). Hasil RISKESDAS DEPKES 2008 menyatakan

prevalensi pre-diabetes di Indonesia yakni mencapai 10,2% yang merupakan

prevalensi glukosa darah puasa, diperkirakan sekitar 24 juta penduduk

Indonesia telah menderita kelainan ini.

B. RUMUSAN MASALAH DAN TUJUAN

Adapun rumusan masalah :

1. Bagaimanakah gambaran faktor risiko penyakit Diabetes Melitus?

2. Bagaimana kebijakan pemerintah terhadap penyakit Diabetes Melitus?

3. Apa upaya pennaggulangan dan pencegahan terhadap terhadap penyakit

Diabetes Melitus?

4. Apakah program pemerintah sudah menanggulangi dengan baik penyakit

Diabetes Melitus?

Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah:

1. Mengetahui gambaran faktor risiko penyakit Diabetes Melitus

2. Memaparkan Kebijakan pemerintah terhadap penyakit Diabetes Melitus

3. Mengatahui upaya pencegahan dan penanggulangan terhadap penyakit

Diabetes Melitus

4. Mengetahui laporan hasil dari program pemerintah dalam menanggulangi

penyakit Diabetes Melitus

C. MANFAAT

1) Untuk Institusi Pendidikan

Sebagai bagian dari informasi bagi mahasiswa tentang Diabetes Melitus

2) Untuk Institusi Kesehatan

Dapat digunakan sebagai bahan masukan dalam menentukan tindakan

preventif dengan mengurangi factor risiko, sehingga diabetes mellitus yang

diderita tidak berlanjut ke penyakit akut

3) Untuk Penulis

Page 5: Makalah Dm

Dapat digunakan sebagai masukan awal untuk dilakukan tindak lanjut

penulis

BAB II

PEMBAHASAN

A. DEFENISI PENYAKIT DIABETES MELITUS

Diabetes melitus adalah suatu penyakit dengan kadar glukosa (gula

sederhana) di dalam darah tinggi karena tubuh tidak dapat melepaskan atau

menggunakan insulin secara cukup. Diabetes melitus (DM) adalah keadaan

hiperglikemia (kadar gula darah tinggi) yang kronik disertai berbagai kelainan

metabolik akibat gangguan hormonal. Akibat gangguan hormonal tersebut

dapat menimbulkan komplikasi pada  mata seperti katarak, ginjal (nefropati),

saraf dan pembuluh darah. Insulin merupakan hormon yang dilepaskan oleh

pankreas yang bertanggung jawab dalam mempertahankan kadar gula darah.

Menurut kriteria diagnostik PERKENI (Perkumpulan Endokrinologi

Indonesia) 2006, seseorang dikatakan menderita diabetes jika memiliki kadar

gula darah puasa > 126 mg/dL dan pada saat tes > 200 mg/dL.

B. EPIDEMIOLOGI PENYAKIT DIABETES MELITUS

Secara epidemiologi, diperkirakan bahwa pada tahun 2030 prevalensi

Diabetes Melitus di Indonesia mencapai 21,3 juta orang. Sedangkan hasil

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007, diperoleh bahwa proporsi

penyebab kematian akibat Diabetes Mellitus pada kelompok usia 45-54 tahun

di daerah perkotaan menduduki ranking ke-2 yaitu 14,7%. Dan daerah

pedesaan, Diabetes Mellitus menduduki ranking ke-6 yaitu 5,8%.

Pada tahun 2000 menurut WHO diperkirakan sedikitnya 171 juta orang di

seluruh dunia menderita Diabetes Mellitus, atau sekitar 2,8% dari total

populasi. Insidensnya terus meningkat dengan cepat, dan diperkirakan pada

tahun 2030, angka ini akan bertambah menjadi 366 juta atau sekitar 4,4% dari

populasi dunia. DM terdapat di seluruh dunia, namun lebih sering (terutama

tipe 2) terjadi di negara berkembang. Peningkatan prevalens terbesar terjadi di

Page 6: Makalah Dm

Asia dan Afrika, sebagai akibat dari tren urbanisasi dan perubahan gaya hidup,

seperti pola makan “Western-style” yang tidak sehat.

Menurut penelitian epidemiologi yang sampai tahun delapan puluhan telah

dilaksanakan berbagai kota di Indonesia, prevalensi diabetes berkisar antara

1,5-2,3% kecuali di Manado yang agak tinggi sebesar 6%.

Hasil penelitian epidemiologis berikutnya tahun 1993 di Jakarta (daerah

urban) membuktikan adanya peningkatan prevalensi DM dari 1,7% pada tahun

1982 menjadi 5,7% pada tahun 1993, kemudian pada tahun 2001 di Depok,

daerah sub urban di Selatan Jakarta menjadi 12,8%. Demikian pula prevalensi

DM di Ujung Pandang (daerah urban), meningkat dai 1,5% pada tahun 1981

menjadi 3,5% pada tahun 1998 dan terakhir pada tahun 2005 menjadi 12,5%.

Berdasarkan survei sentinel Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan

Surveilans rutin penyakit tidak menular pada puskesmas sentinel di Sulawesi

Selatan pada tahun 2008, ditemukan sebanyak 99.862 kasus penyakit tidak

menular, yang terdiri dari perempuan (50.862) kasus dan laki-laki (48.449)

kasus. Jumlah kematian karena PTM sebanyak 666 orang (0,7%).

Lima penyakit urutan terbesar ditemukan pada puskesmas sentinel tahun

2008 antara lain hipertensi (57,48%), kecelakaan lalu lintas (16,77%), asma

(13,23%), diabetes mellitus (7,95%), dan osteoporosis (1,20%). Tetapi 5

urutan penyebab kematian karena PTM yang ditemukan pada puskesmas

sentinel antara lain hipertensi (63,66%), kecelakaan lalu lintas (14,86%), asma

(9,91%), diabetes mellitus (9,76%), dan tumor genital (1,50%).

Sedangkan pada tahun 2009, ditemukan lima penyakit tidak menular urutan

terbesar di Puskesmas antara lain hypertensi (49,56%), Kecelakaan (16,96%),

Asma (14,21), Diabetes Mellitus (7,31%) dan Tumor (6,91%).

Sedangkan hasil surveilans PTM berbasis rumah sakit di Sulawesi Selatan

pada tahun 2008, diperoleh informasi bahwa lima urutan PTM terbanyak

ditemukan pada rumah sakit sentinel, yaitu kecelakaan lalu lintas (30,50%),

hypertensi (17,63%), asma (7,53%), diabetes mellitus (6,65%), dan stroke

(5,86%). Sedangkan lima urutan terbesar PTM penyebab kematian, yaitu

hypertensi primer (22,07%), kecelakaan lalu lintas (16,61%), hypertensi

Page 7: Makalah Dm

sekunder (14,58%), stroke (6,66%), dan dibetes mellitus (6,28%).

Sedangkan pada tahun 2009, berdasarkan survei sentinel di rumah sakit

ditemukan lima penyakit tidak menular urutan terbesar, antara lain kecelakaan

(29,48%), hypertensi (20,87%), asma (7,43%), tindak kekerasan (5,67%), dan

diabetes mellitus (4,99%).

C. PATOFISIOLOGI PENYAKIT DIABETES MELITUS

Pada diabetes mellitus tipe 1, terdapat ketidakmampuan untuk

menghasilkan insulin karena sel-sel β pankreas telah dihancurkan oleh proses

autoimun. Glukosa yang berasal dari makanan tidak dapat disimpan dalam

hati meskipun tetap berada dalam darah dan menimbulkan hiperglikemia

postprandial (sesudah makan). Jika konsentrasi glukosa dalam darah cukup

tinggi, ginjal tidak dapat menyerap kembali semua glukosa yang tersaring

keluar akibatnya glukosa tersebut diekskresikan dalam urin (glukosuria).

Ekskresi ini akan disertai oleh pengeluaran cairan dan elektrolit yang

berlebihan (diuresis osmotik). Pasien mengalami peningkatan dalam berkemih

(poliuria) dan rasa haus (polidipsi).

Pada diabetes mellitus tipe 2, terdapat dua masalah utama yang

berhubungan dengan insulin, yaitu resistensi insulin dan gangguan sekresi

insulin. Pada kondisi normal, insulin akan terikat dengan reseptor khusus pada

permukaan sel. Sebagai akibat terikatnya insulin dengan reseptor tersebut,

terjadi suatu rangkaian reaksi dalam metabolisme glukosa di dalam sel.

Resistensi insulin pada diabetes tipe 2 disertai dengan penurunan reaksi

intrasel, dengan demikian insulin menjadi tidak efektif untuk menstimulasi

pengambilan glukosa oleh jaringan. Untuk mengatasi resistensi insulin dan

mencegah terbentuknya glukosa dalam darah harus terdapat peningkatan

insulin yang disekresikan. Pada penderita toleransi glukosa, keadaan ini terjadi

akibat sekresi insulin yang berlebihan dan kadar glukosa akan dipertahankan

pada tingkat yang normal atau sedikit meningkat. Namun jika sel-sel β tidak

mampu mengimbangi peningkatan kebutuhan akan insulin maka kadar

glukosa akan meningkat dan terjadi diabetes mellitus tipe 2.

Page 8: Makalah Dm

D. FAKTOR RISIKO PENYAKIT DIABETES MELITUS

Beberapa faktor resiko diabetes yaitu :

Orang yang mempunyai orang tua, saudara, atau saudara perempuan

dengan penyakit diabetes (keturunan) merupakan faktor resiko yang paling

umum yang tidak dapat di ubah, artinya dengan memiliki riwayat diabetes

dalam keluarga maka resiko seseorang untuk terkena penyakit gula darah

ini menjadi lebih tinggi jika dibandingkan dengan orang lain yang tidak

memiliki riwayat kencing manis dalam keluarganya. Namun dengan

meningkatnya resiko yang dimilikibukan berarti orang tersebut pasti akan

menderita kencing manis, tentunya factor yang satu ini masih dapat

dikendalikan dengan factor pemicu diabetes lainnya.

Gaya hidup

Obesitas atau kegemukan

Umur lebih dari 45 tahun

Beberapa kelompok etnis atau suku (khususnya Afrika Amerika,

penduduk asli Amerika, Asia, Kepulauan Pasifik, dan  Amerika Hispanik)

Gestational diabetes atau melahirkan bayi dengan berat badan lebih dari  9

pound

Tekanan darah tinggi

Tingkat trigliserida (molekul lemak) darah yang tinggi

Kadar kolesterol darah yang tinggi

Orang dengan aktivitas olahraga yang sangat minim

Asosiasi Diabetes Amerika menganjurkan untuk semua orang dewasa

yang berumur di atas 45 tahun sebaiknya diperiksa terhadap kemungkinan

mengidap penyakit diabetes minimal sekali tiap 3 tahun Orang-orang dengan

resiko tinggi sebaiknya diperiksa lebih sering.

E. DAMPAK PENYAKIT DIABETES MELITUS

Akhir-akhir  ini diabetes semakin merebak saja jumlah penyandangnya.

Tak hanya didominasi oleh orang lanjut usia saja, tetapi juga sudah merambah

Page 9: Makalah Dm

pada usia muda. Akibat diabetes melitus dan efek negatif  yang muncul dari

penyakit gula ini tidak main-main.

Hal tersebut karena gula darah yang meningkat dalam tubuh akan

menyebar ke organ-organ tubuh yang lain. Lama kelamaan pun  akan

menyebabkan munculnya penyakit yang lain atau komplikasi. Lalu, organ

tubuh yang terkena dampaknya adalah :

Jantung

Akibat diabetes melitus dan efeknya, bisa menimbulkan  masalah pada

jantung karena tekanan darah yang tinggi. Resiko terhadap stroke menjadi dua

kali lipat dalam lima tahun sejak seseorang terkena diabetes. Diabetes ini

menyebabkan  sirkulasi darah yang buruk sehingga bisa pengaruhi tekanan

darah dan gangguan pada jantung.

Kaki

Penyandang diabetes  harus diamputasi kakinya. Infeksi pada kaki

disebabkan sirkulasi darah yang buruk akibat pembuluh darah kaki

menyempit. Namun, penyandang tidak bisa merasakan sakit atau panas

sehingga infeksi berkembang tanpa disadari.

Ginjal

Sebagai alat filter dalam tubuh, ginjal berfungsi untuk menyaring terlalu

banyak darah. Tapi, gula darah yang terlalu banyak akhirnya akan membuat

ginjal bekerja ekstra. Kerja keras ginjal yang terus menerus dapat membuat

ginjal berhenti bekerja suatu saat nanti dan berakhir pada  gagal ginjal.

Mata

Kadar gula darah yang kerap kali berubah-ubah menyebabkan masalah

keseimbangan cairan pada lensa mata dan  rusaknya saraf mata. Lama

kelamaan penglihatan pun  akan kabur. Selain glaukoma dan katarak, diabetes

juga dapat menyebabkan kebutaan.

Kulit

Rasa gatal juga sering timbul karena adanya sirkulasi darah yang buruk

pada penyandang diabetes. Komplikasi diabetes yang menyerang kulit atau

Page 10: Makalah Dm

yang biasa disebut diabetes dermopathy ditandai dengan adanya bercak merah

kecoklatan pada kulit.

F. KEBIJAKAN PEMERINTAH TERKAIT PENYAKIT DIABETES

MELITUS

1) Kebijakan

Untuk mencapai tujuan dari pengendalian DM dan PM perlu diterapkan

kebijakan teknis sebagai berikut :

1. Menerapkan standar, norma, pedoman, kriteria kesehatan dan prosedur kerja

dengan mengacu pada pedoman dan peraturan yang berlaku.

2. Penyelenggarakan pengendalian DM dan PM mmelaui pencegahan dan

penaggulangan faktor risiko, penemuan dan tata laksana kasus secara tepat,

surveilans epidemiologi dan komunikasi, informasi dan edukasi ( KIE ) DM

dan PM.

3. Mengembangkan dan meningkatkan surveilans epidemiologi di sarana

pelayanan kesehatan sebagai bahan informasi dan perencanaan program

pengendalian DM dan PM.

4. Meningkatkan kemampuan petugas masyarakat serta mengupayakan

ketersedian sarana dan prasarana dalam mengendalikan DM dan PM.

5. Meningkatkan jejaring kerja lintas program, lintas sektor dan stake holder

terkait baik di pusat maupun profinsi, dan kabupaten atau kota.

6. Menumbuhkembangkan potensi masyarakat kearah kemandirian melaui

pendekatan kelembagaan di tingkat desa atau kelurahan.

7. Meningkkatkan peran pemerintah provinsi, kabupaten atau kota dan

masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan evaluasi supaaya pengendalian

DM dan PM.

2) Strategi

Untuk mencapai keberhasilan program secara efektif dan efisien, perlu

dikembangakan strategi pelaksanaan kegiatan, yaitu :

1. Pengendalian DM dan PM berdasarkan fakta (evidence-based) dan skala

prioritas.

Page 11: Makalah Dm

2. Melaksanakan sosialisasi dan advokasi pada pemerintah, pihak legislatif dan

stake holder serta pemerintah daerah.

3. Melakukan pembinaan dan monitoring serta evaluasi program pengendalian

DM dan PM.

4. Intensifikasi upaya pencegahan dan penanggulangan faktor risiko,

surveilans epidemiologi, penemua dan tatalaksana kasus serta KIE DM dan

PM.

5. Meningkatkan kemitran melalui jejaring kerja baik nasional, regional

maupun internasional.

6. Memanfaatkan ilmu pengatuhan dan teknologi serta hasil-hasil penelitian

atau kajian yang mendukung dalam upaya peningkatan program

pengendalian DM dan PM.

7. Pemberdayaan masyarakat melalui pembentukan berbagai kelompok

masyarakat di desa/kelurahan seprti posyandu, poslansia, dll.

8. Meningkatkan peran dan fungsi sesuai kewenangan daerah serta

memanfaatkan sumberdaya pusat melalui sistem penganggaran ( dana

dekonsentrasi dan perbanyuan ).

3) Kegiatan

Pokok-pokok kegiatan pengendalian DM dan PM ( Sesuai dengan pedoman

umum PPTM ) adalah pencegahan dan penanggulangan faktor risiko,

penemuan dan tatalaksana kasus, surveilans epidemiologi, KIE, jejaring kerja

dan advokasi.

Kegiatan pokok pengendalian DM dan PM berdasarkan berbagai upaya

pencegahan penyakit baik primer, sekunder, maupun tersier dapat dilihat pada

sebagai berikut:

UPAYA PRIMER SEKUNDER SEKUNDER TERTIER

PENCEGAHAN

Sasaran Populasi Sehat Populasi RisikoKasus DM dan Kasus Kompulasi

PM pada Diabetes DM

Kegiatan Pokok Penggerakkan penggerakkan penggerakkan pelayanan

pengendalian peran serta peran serta peran serta spesialistik

Page 12: Makalah Dm

Diabetes Masyarakat masyarakat masyarakat dan sub

Dan dalam PHBS dalam deteksi dalam deteksi spesialistik

  dan tindak lanjut dan tindak lanjut efisien dan

  dini faktor risiko dini kasus efektif pasien

  DM dn PM DM dn PM dengan

    komplikasi

        DM dan PM di

        rumah sakit

         

Penyakit Peningkatan Peningkatan PHBS penatalaksanaan perawatan kaaki

Metabolik PHBS di setiap tatanan kasus DM dan PM diabetes

  ( peningkatan kehidupan secara rasional oleh  

  aktifitas, tidak   dokter umum di perawatan DM

  merokok, diet tindak lanjut dini Yandas dan PM di rumah

  kalori seimbang ) kasus faktor risiko ( Home care )

  di setiap tatanan berbasis UKBM  

  Kehidupan    

     

  Monitoring / penatalaksanaan pelayanan KIE DM dan PM

  deteksi dini kasus faktor risiko spesialistik melalui kunjungan

  dan tindak lanjut DM dan PM efisien dan efek rumah

  faktor risiko DM secara rasional oleh pasien DM dan PM ( Home visit )

  dan PM berbasis dokter umum di di rumah sakit  

  UKBM Yandas  

     

  KIE faktor risiko monitoring / KIE pasien dan mencegah

  DM dan PM di deteksi dini kasus keluarga pasien kecacatan

  setiap tatanan DM dan PM DM dan PM akibat DM dan PM

  Kehidupan berbasis UKBM dan  

  Yandas  

         

Page 13: Makalah Dm

Tujuan / Manfaat Mencegah mencegah mencegah adanya mencegah

  timbulnya faktor terjadinya DM dan komplikasi DM dan kematian akibat

  risiko DM dan PM PM PM DM dan PM

       

  mawas diri mawas diri mawas diri direktorat

  terhadap faktor terhadap terhadap komplikasi jendral

  risiko DM dan PM terjadinya DM dan DM dan PM pelayanan medik

    PM    

         

Koordinator / direktorat jendral direktorat jendral Direktorat Jendral direktorat

penanggung

jawab pengendalian pengendalian pelayanan medik jendral

  penyakit dan penyakit dan   pelayanan medik

  penyehatan penyehatan    

  Lingkungan lingkungan    

         

Jejaring Kerja Penanggung jawab adalah pengelola program pengendalian DM dan PM di

setiap administrasi pemerintahan khususnya sektor kesehatan. Kemitraan :

lintas program terkait, lintas sektor terkait, organisasi profesi seperti PERKENI,

PEDI, Perguruan Tinggi, Kelompok masyarakat aktif organisasi masyarakat swasta

Berikut ini kegiatan-kegiatan pokok yang dilaksanakan tiap pemerintahan:

a. Pusat

1. Membuat perumusan dan kebijakan umum dan teknis

2. Menyusun norma, standar, prosedur, modul, dan pedoman.

3. Menyusun rencana program DM dan PM sesuai prioritas kegiatan.

4. Menyusun materi penyuluhan KIE melalui berbagai metode dan media

baik media cetak maupun media elektronik.

5. Mengadakan dan mendistribusikan bahan / alat deteksi dini / diagnosik

dalam rangka deteksi dini DM dan PM.

Page 14: Makalah Dm

6. Menyelenggarakan TOT ( Training of Trainers ) kepada pemegang /

pengelola program DM dan PM provinsi.

7. Melakukan sosialisasi dan advokasi baik kepada lintas program, lintas

sektor dan pemegang kebijakan baik di pusat dan daerah.

8. Membentuk dan memfasilitasi jejaring kerja dalam pengendalian DM

dan PM di pusat, Provinsi dan kabupaten/Kota.

9. Memfasilitasi provinsi dan kabupaten/kota dalam melaksanakan kegiatan

peningkatan kemandirian masyarakat dalam pengendalian DM dan PM

10. Melakukan bimbingan teknis program pengendalian DM dan PM

11. Melakiuakan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan kebijakan

DM dan PM

12. Menyusun laporan tahunan di bidang pengendalian DM dan PM

Kantor Kesehatan Pelabuhan ( KKP )

a. Menyusun rencana program DM dan PM sesuai prioritas kegiatan.

b. Melaksanakan pengendalian faktor risiko DM dan PM melalui berbagai

kegiatan di wilayah kerja.

c. Melaksanakan surveilans epidemiologi DM dan PM

d. Melaksanakan kegiatan deteksi dini DM dan PM di wilayah kerja

e. Menggandakan dan mendistribusikan media penyuluhan

f. Melaksanakan KIE melalui berbagai metode dan media penyuluhan DM

dan PM

g. Memfasilitasi pertemuan baik lintas program maupun lintas sektor di

bidang DM dan PM

h. Membangun dan memantapkan jejaring kerja DM dan PM serta

melakukan koordinasi secara berkesinambungan

i. Melaksanakan kegiatan pemberdayaan masyarakat atau peningkatan

partisipasi masyarakat dalam pengendalian DM dan PM

j. Melakukan pemantauan, bimbingan teknis pelaksanaan dan pencapaian

program DM dan Pmdi wilayah kerja

k. Mengirimkan laporan hasil program secara rutin ke pusat.

Page 15: Makalah Dm

Balai Besar / Balai Teknik Kesehatan Lingkungan Pemberantasan

Penyakit Menular ( BB / BTKL PPM )

a. Menyusun rencana program DM dan PM sesuai prioritas kegiatan.

b. Melaksanakan pengendalian faktor risiko DM dan PM melalui berbagai

kegiatan di wilayah kerja.

c. Melaksanakan surveilans epidemiologi DM dan PM

d. Melaksanakan kegiatan deteksi dini DM dan PM di wilayah kerja

e. Memfasilitasi pertemuan baik lintas program maupun lintas sektor

f. Membangun an memantapkan jejaring kerja serta melakukan koordinasi

secara berkesinambungan di bidang DM dan PM

g. Melakukan pemantauan, bimbingan teknis dan monitoring pelaksanaan

dan pencapaian program di wilayah kerja.

h. Mengirimkan laporan hasil program secara rutin ke pusat

b. Dinas kesehatan Provinsi

1. Melaksanakan kebijakan, peraturan dan perundang-undangan dibidang

DM dan PM

2. Mensosialisasikan pedoman umum dan teknis, modul, standar dan

prosedur di bidang DM dan PM.

3. Melaksanakan deteksi dini DM dan PM di kabupaten atau kota dalam

rangka evidence atauu pengumppulan data

4. Melaksanakan survailans epidemmiologi DM dan PM

5. Menyelenggarakan TOT ( Training of Trainers ) kepada pemegang atau

pengelola program DM dan PM kabupaten dan kota

6. Melaksanakan penyuluhan DM dan PM melalui berbagai metode dan

media penyuluhan di kabupaten dan kota

7. Melakukan sosialisasi dan advokasi program pengendalian DM dan PM

kepada pemmerintah daerah, DPRD, lintas program, lintas sektor, dan

swasta.

8. Memfasilitasi pertemuan baik lintas program maupun lintas sektor

9. Membangun dan memantapkan kemitraan dan jejaring kerja DM dan

PM secara berkseinambungan.

Page 16: Makalah Dm

10. Memfasilitasi kemandirian masyarakat dalam pengendalian DM dan

PM

11. Melaksanakan bimbingan dan pembinaan teknis di kabupaten atau kota

12. Melaksanakan monitoring dan evaluasi di kabupaten atau kota

13. Melaksanakan pencatatan atau pelaporan serta mengirimkan ke pusat

c. Dinas kesehatan Kabupaten / Kota

1. Melaksanakan kebijakan, peraturan dan perundang-undangan di

bidang pengendalian DM dan PM

2. Mensosialisasikan pedoman umum dan teknis, modul, standar

opersional prosedur di bidang DM dan PM

3. Melaksanakan deteksi dini DM dan PM di puskesmas dan masyarakat

dalam rangka Envcilance basic atau penguumpulan data

4. Melaksanakan surveilans epidemiologi DM dan PM

5. Melaksanakan KIE melalui berbagai metode dan media penyuluhan

kepada puskesmas, masyarakat atau kader

6. Menyyelenggarakan pelatihan dan penemuan dini dan tata laksana DM

dan PM bagi petugas puskesmas dan kader

7. Melakukan sosialisasi dan advokasi program pengendalian PTM

kepada pemerintah kabuupaten atau ota dan DPRD lintas program,

lintas sektor dan swasta dan masyarakat

8. Melaksanakan pertemuan lintas program maupun lintas sektor

9. Membangun dan memantapkan jejaring kerja secara

berkesinambungan

10. Melaksanakan dan memfasilitasi kegiatan pemberdayaan dan

peningkatan partisipasi masyarakat dalam upaya pengendalian DM dan

PM yang sesuai dengan kondisi daerah ( lokal area spesific )

11. Melaksanakan dan pembinaan teknis di puskesmas

12. Melaksanakan monitoring dan evaluasi program di puskesmas

13. Meksanakan pencatatan dan pelaporan serta mengirimkan ke provinsi

d. Rumah Sakit ( RS )

1. Melaksanakan deteksi dini terhadap faktor risiko DM dan PM

Page 17: Makalah Dm

2. Melaksanakan penemuan dan tatalaksana kasus DM dan PM secara

aktif di RS

3. Menangani rujukan pasien DM dan PM secara berjenjang

4. Menyelennggarakan pelatiahan pengendalian DM dan PM

5. Melaksanakan surveilans epidemiologi DM dan PM

6. Melaksanakan KIE berbagai metode dan media penyuluhan di Rumah

sakit

7. Memfasilitasi pembentukan pembinaan dan pemantapan jejaring kerja

antara profesi dan LSM bidang DM dan PM secara berkesinambungan

8. Melaksanakan pencatatan dan pelaporan serta mengirimkan ke

kabupaten atau kota, provinsi dan pusat

e. Pusat Kesehatan Msyarakat ( Puskesmas )

1. Melaksanakan deteksi dini terhadap faktor risiko DM dan PM

2. Melaksanakan penemuan dan tatalaksana kasus penyakit DM dan PM

di puskesmas

3. Melaksanakan rujukan pasien DM dan PM ke Rumah Sakit

4. Melaksanakan suurveilans epidemiologi DM dan PM

5. Menyelenggaran penyuluhan atau KIE pengendalian DM dan PM

kepada tokoh agama, toko masyarakat, toko pemuda maupaun

masyarakat melaui berbagai metode dan media penyuluhan

6. Memfasilitasi pembentukan, pembinaan dan pemantapan jejaring kerja

atau kelompok kerja masyarakat dalam bidang DM dan PM secara

berkesinambungan.

7. Melaksanakan pencatatan dan pelaporan di bdang DM dan PM serta

mengirimkan kek kabupaten atau kota.

Page 18: Makalah Dm

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

B. SARAN

DAFTAR PUSTAKA