Dispepsia Fungsional BLOK 16 SKENARIO 1
-
Upload
nur-latifah -
Category
Documents
-
view
309 -
download
23
description
Transcript of Dispepsia Fungsional BLOK 16 SKENARIO 1
NUR LATIFAH KURNIA FACHRUDIN102014134
Dispepsia Fungsional dan Penatalaksanaanya
SKENARIO 1
Seorang perempuan usia 25 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan nyeri uluh hati sejak 3 hari yang lalu.
Rumusan Masalah
Perempuan usia 25 tahun mengalami nyeri uluh hati sejak 3 hari yang lalu
Analisis Masalah
Nyeri uluh hati
Anamnesa
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Penunjang
WD : Dispepsia fungsionalDD :
GERD Dispepsia ec GastritisDispepsia ec Ulkus peptikDispepsia ec pankreasitisDyspepsia ec kolesistitis
EtiologiPatofisiologiGejala klinisEpidemiologiPenatalaksaanKomplikasiPrognosis
Anamnesa
Identitas pasien Keluhan Utama Riwayat Penyakit Sekarang Durasi Karakteristik nyeri Ada mual atau muntah? Bagaimana dengan BAB pasien? Ada penurunan berat badan atau tidak? Apakah ada faktor pemberat & memperingan? Riwayat Penyakit Dahulu Riwayat Penyakit Keluarga Riwayat Penyakit Sosial
Hasil anamnesa :- Hilang timbul sejak 1 tahun lalu- Faktor memperingan : minum obat maag- Faktor memperburuk : Terlambat makan & makanan pedas- Penurunan BB : (-)- Muntah & BAB hitam : (-)- Nyeri tekan epigastrium : (+)
Pemeriksaan Fisik Keadaan umum Kesadaran umum TTV Inspeksi
Perhatikan abdomen untuk memeriksa adanya kelainan atau tidak.
PalpasiUntuk memastikan adanya nyeri abdomen, pembesaran beberapa organ, khususnya hati, limpa, atau kandung kemih.
PerkusiMengetahui perubahan bunyi yang terjadi pada bagian abdomen, juga dapat menentukan adanya asites atau pembesaran organ hati
AuskultasiUntuk mendengarkan bising usus.
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium : Darah lengkap,serum amilase,lipase
Endoskopi (indikasi jika terdapat + TANDA ALARM) : Identifikasi kelainan organik pada lumen sal.cerna, biopsi dan pengambilan spesimen.
Ultrasonografi (USG)
Pemeriksaan radiologi (kontras lambung barium meal) : Identifikasi kelainan struktural dinding/ mukosa saluran cerna
Working Diagnosa
Dispepsia Kumpulan gejala nyeri/tidak nyaman dibagian egigastrium,
mual, muntah, kembung, cepat kenyang, rasa penuh, sendawa, reguritasi, rasa panas yang menjalar ke dada
Konsensus Roma III tahun 2006 : 1. Adanya satu atau lebih keluhan ini : Rasa penuh setelah makan
Cepat kenyang Nyeri epigastrium / ulu hati Rasa terbakar di epigastrium
2. Tidak ada bukti kelainan struktural3. Keluhan terjadi selama 3 bulan dalam waktu 6 bulan terakhir sebelum diagnosis ditegakkan.
Differential diagnosis
1. Gastroesofageal Refluks Disease (GERD)- Refluks kandungan lambung ke dalam esofagus- Gejala : HEART BURN, REGURITAS, disfagia, mual rasa pahit dimulut- Hasil endoskopi : “mucosal break” esophagus
2. Dispepsia ec cause Gastritisa. Gastritis akut : Infeksi H. pilory Gejala : Rasa nyeri epigastrium mendadak, disetai mual dan
muntah
b. Gastritis kronis : Infeksi H. pilory (ulkus & karsinoma gaster) & NSAID (kerusakan epitel) Gejala : Nyeri ulu hati disertai mual muntah
Differential diagnosis
3. Dispepsia ec Ulkus peptik Keluhan paling menonjol : Nyeri epigastrium dan muntah
Gejala :a. Ulkus gaster : nyeri sebelah kiri, nyeri setelah makan.b. Ulkus duodenum : hunger pain, food relief
4. Dyspepsia ec kolesistitis Gejala : Nyeri perut kuadran atas atau dimulai dari epigastrium lalu menjalar
ke bahu/skapula kanan. Nyeri dapat menetap 60 menit. Murphy sign (+)
5. Dyspepsia ec pankreasitis a. Pankreasitis akut : Nyeri epigastrium atau kiri atas lalu menjalar ke bahu, ditandai kenaikan enzim dalam darah. b. Pankreasitis kronik : Keluhan seperti pankreasitis akut tetapi intermitten. Trias klasik kalsifikasi pankreas, steatore, diabetes melitus (hanya pada 1/3 penderita).
Etiologi
1. Esofago-gastro-duodenal : Tukak peptic, gastritis kronis, gastritis ,NSAID, keganasan.
2. Obat : NSAID, teofilin, dll.3. Hepatobilier : Hepatitis, kolesistitis, keganasan.4. Pankreas : Pancreatitis dan keganasan.5. Penyakit sistemik
Patofisiologi
Sekresi Asam lambungHelicobacter pylori Dismotilitas gastrointestinalAmbang rangsang persepsi Disfungsi otonom Diet dan faktor lingkungan Psikologis Penurunan kontraktilitas lambung mual
Klasifikasi Berdasarkan Gejala
Dispepsia tipe ulkus : Nyeri epigastrik malam hari dan sebelum makan. Mereda jika minum antasid
Dispepsia tipe dismotilitas: Kembung, mual, cepat kenyang.
Dispepsia non spesifik: Bila tidak ada keluhan yang bersifat dominan
Epidemiologi
Prevalensi dispepsia adalah ¼ dari populasi dewasa dan merupakan penyebab tersering untuk konsultasi perobatan.
Setiap tahun, hampir 25% dewasa mengalami dispepsia yang berlangsung selama beberapa hari.
Kebanykan pasien mengalami gejala yang berulang-ulang dan intermiten.
Ini memberikan dampak yang besar terhadap kualitas hidup pasien
Penatalaksanaan
Non medika mentosa1. Atur pola makan2. Olah raga teratur 3. Hindari makanan berlemak tinggi yang menghambat
pengosongan isi lambung (coklat, keju, dll )4. Hindari makanan yang terlalu pedas5. Hindari minuman dengan kadar caffeine,alkohol,dan kurangi
rokok6. Hindari obat yang mengiritasi dinding lambung7. Kelola stress psikologi seefisien mungkin.
Penatalaksanaan
Terapi medika mentosa Antasida 3x30 mg Resepotor antagonis H2 - Ranitidine 2x150 mg dan simetidin 2x400 mg Proton Pump Inhibitor
- Omeprazol 1x20 mg, lanzoprazol 1x 30mg dan pantoprazol 1x40 mg
Sitoprotektif (Merangsang produksi prostaglandin lokal)- Sukralfat 2x2 g, rebamidapin 3x100mg, teprenone 3x50 mg
Prokinetik
Komplikasi
Ulkus peptikumPendarahan saluran cernaKanker mukosa lambung
Prognosis
Umumnya prognosis baik kalo di tangani secara cepat dan tepat.
Kesimpulan
Sesuai dengan hasil anamnesa mengarah kepada dispepsia fungsional karena tidak terdapatnya tanda alarm (+) dan memenuhi kreteria konsensus roma III yaitu terdapatnya nyeri uluh hati, keluhan sudah sudah mulai dirasakan hilang timbul sejak 1 tahun yang lalu.