dispepsia seminar.docx
-
Upload
muhamad-muhidin-cibungcu -
Category
Documents
-
view
342 -
download
13
Transcript of dispepsia seminar.docx
TUGAS SEMINAR
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH I
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN
DISPEPSIA
Di Susun Oleh:Kelompok 5
1. Arie pranata2. Elsi Yunita3. Fiter Fernando4. Hesti Komalasari5. Irza Septiadi6. Julita Permata Sari7. Muhammad Muhidin
Pembimbing Akademik
Ns. Septiyanti, S.kep, M.Pd
POLTEKKES KEMENTERIAN KESEHATAN BENGKULU
PRODI DIII KEPERAWATAN
T.A 2014-2015
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………..1
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang……………………………………………………………………………2
1.2 Rumusan masalah………………………………………………………………………
BAB II TINJAUAN TEORITIS DYSPEPSIA
2.1 Pengertian………………………………………………………………………………..
2.2 Etiologi……………………………………………………………………………………
2.3 Klasifikasi………………………………………………………………………………...
2.4 Patofisiologi……………………………………………………………………………......
2.5 Manifestasi klinis………………………………………………………………………......
2.6 Data penunjang……………………………………………………………………………..
2.7 Pencegahan…………………………………………………………………………….......
2.8 Pentalaksanaan……………………………………………………………………………
2.9 Asuhan keperawatan toritis dyspepsia……………………………………………………
BAB III STUDI KASUS
Asuhan keperawatan pada pasien dyspepsia ……………………………………………….
BAB IV PEMBAHASAN…………………………………………………………………
BAB V PENUTUP
Kesimpulan…………………………………………………………………………………
Saran………………………………………………………………………………………..
BAB VI DAFTAR PUSTAKA………………...…………………………………………
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kepada TUHAN yang maha kuasa karena telah
memberikan kita karunia dan hidayah-Nya sehinga kita masih di berkan kesempatan untuk
menimba ilmu pengetahuan seperti yang kita rasakan hinga saat ini dan ahirnya penulis dapat
menyelesakan makalah yang ditugaskan dari pembimbing akademik dengan baik dan tepat
pada waktu yang ditentukan oleh dosen pembimbing mata kuliah KMB 1.
Makalah ini di buat untuk memelengkapi tugas Keperawatan Medikal Bedah 1
Tenang asuhan keperaetan pada pasien Ny,Y dengan dispepsia yang mencakup laporan
pendahuluan danlaporan kasus yang telah ditetapkan oleh akademik.
Penulis mengharapakan bagi pembaca yang telah membaca makalah ini semoga dapat
digunkan sebagai mana mesinya sehiga dalam melkukan asuhan keperawatan tidak
mengalami kesulitan atau pun hambatan sedangkan pasien mendapatkan kepuasan
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam membuat maklah ini penulis merima
kritik atau saran yang bisa dilampirka pada makalah kami.
Bengkulu , januhari 2015
3
BAB I
PENDAHULUAN
1) Latar belakang
Penyakit tidak menular ahir-ahir ini merupakan suatu penyebab morbiditas dan mortalitas dinegara-negara berkembang termasuk indonesia menurut WHO (2004) proposi kematian di dunia yang disebabkan penyakitbtidak menular sebesar 60% dan proposi kesakitan sebasar 47% dan diperkirakan tahun 2020 proposi kematian akan meningkat sekitar 73% dan proposi kesakitan meningkat 60% untuk negara SEARO (South Eart Asian Rrgional Offic) pada tahun 2020 akan menigkat poroposi kematian dan kesakitan sekitar 50% dan 42%. Di indonesia menurut studi morbiditas pada survai kesehatan rumah tangga prevasi penyakit tidak menular meningkat dari 15% pada tahun 1995 meningkat 18% tahun 2001.
Perkembangan teknologi dan industri telah membawa prilaku gaya hidup masarakat serta situwasi linkungan seperti pola mengkonsumsi makanan yang tidak seimbang kurangnya aktifitas fisik menigkatnya polusi lingkungan peningkatan tersebut telah memberi pengaruh terhadap menigkatnya penyakit-penyakit tidak menular.
Perubahan gaya hidup dan pola makan menjadi salah satu penyebab terjadinya masalah pencernaan. Dispepsia adalah masalah yang paling umum ditemukan, kondisi ini dilaporkan dialami sekitar 25% (13%-40%) populasi didunia setiap tahun namun penderita banyak yang tidak melapor ketenaga kesehatan.
Meskipun demikian, dispepsia bertangung jawab atas tangung jawat atas besarnya biaya kesehatan (perawatan dan diagnosa) dan hilangnya waktu kerja.
Gejala dispepsia bervasiasi baik dalam jenis gejala maupun itensitas gejala terssebut dari waktu kewaktu gejala yang sering di rasakan penderita nyeri ulu hati, perut kembung, mual, muntah, napsu makan berkurang, sering sendawa, dan rasa cepat kenyang.
Di asia spesifik pada tahun 1994 secara umum prevalensi dispepsia bervariasi dari 10%-20% di wilayah cape town afrika selatan pada tahun 1993 proposi dispepsia yang terjadi pada klinik GASTROERERNOLOGI sebesar 71 %dalam waktu tiga bulan ditemukan bahwa 54% masarakat swedia mengalami dispepsia.
Survai yang dilakukan Ari F syam dari FKUI (2001) menemukan bahwa dari 93 pasien yang diteliti hampir 50% mengalami dispepsia. Survai yang dilakuakan pada masarakat jakarta pada tahun 2006 oleh departemen ilmu penyakit dalam FKUI yang melibatkan 1645 responden pasien dengan dispepsia mencapai 60%.
Di Indonesia pada tahun 2010 untuk kategori 10 penyakit terbesar pada unit rawat jalan,
dyspepsia berada pada urutan ke-6 dengan jumlah pasien sebanyak 220.357 jiwa, untuk
4
provinsi Bengkulu jumlah pasien dyspepsia berdasarkan data dari dinas kesehatan ada 893
pasien pada tahun 2011 (dinas kesehatan Bengkulu 2011)
2) RUMUSAN MASALAH
A. Landasan teori
a. Pengerin dispepsia?
b. Etiologi dispepsia?
c. Klasifikasi dispepsia?
d. Patofisiologi dan woc dispepsia?
e. Manifestasi klinis dispepsia?
f. Data penunjang dispepsia
g. Penatalaksanaan dispepsia
h. Pencegahan dispepsia
i. Konsep askep dispepsia
B. STUDI KASUS
a. Identitas
b. Riwayat keperawatan
c. Pengkajian fisik
d. Penaatalaksanaan
e. Analisis data
f. Rencana keperawatan
g. Implementasi keperawatan
5
3. TUJUAN
1. Untuk mengetahui definisi, etiologi, patofiologi woc pemeriksaan penunjang
manifestasi manifestasi, dan komplikasi dispepsia.
2. Sebagai pedoman dalam melakukan sauhan keperawatan
3. Untuk mengetahui pengkajian yang perlu dilakukan pada pasien dengan dispepsia.
4. Sebagai bahan bandingan antara kasus yang sedang di kaji dengan laporan
pendahuluan.
5. Untuk mengetahui intervensi apa saja yang dapat diterapkan pada pasien dengan
dispepsia.
4. MANFAAT
1. Agar mempemudah dalam melakukan asuhan keperawatan.
2. Menambah wawasan tentang dispepsia.
3.
6
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Konsep Teori
1. Pengertian
Dispepsia adalah perasaan tidak nyaman atau nyeri pada abdomen bagian atas
atau dada bagian bawah. Salah cerna (indigestion) mungkin digunakan oleh pasien
untuk menggambarkan dispepsia, gejala regurgitasi atau flatus (Grace & Borley,
2006). Menurut Tarigan (2003), dispepsia merupakan kumpulan gejala berupa
keluhan nyeri, perasaan tidak enak perut bagian atas yang menetap atau episodik
disertai dengan keluhan seperti rasa penuh saat makan, cepat kenyang, kembung,
sendawa, anoreksia, mual, muntah, heartburn, regurgitasi.
Menurut Annisa (2009, dikutip dari Yasser, 2004) prevalensi dispepsia
bervariasi antara 3 % sampai 40 %. Variasi dalam angka prevalensi ini berkaitan
dengan perbedaan dalam defenisi dispepsia pada penelitian-penelitian tersebut.
Dispepsia merupakan kumpulan keluhan/gejala klinis yang terdiri dari rasa
tidak enak/sakit di perut bagian atas yang menetap atau mengalami kekambuhan
keluhan refluks gastroesofagus klasik berupa rasa panas di dada (heartburn) dan
regurgitasi asam lambung kini tidak lagi termasuk dispepsia (Mansjoer A edisi III,
2000 hal : 488).
2. EtiologiSebagai suatu gejala atau sindrom, dispepsia dapat disebabkan oleh berbagai
penyakit (Tarigan, 2003). Beberapa penyakit yang dapat menyebabkan dispepsia
dapat dilihat pada:
a. Penyebab dispepsia Dalam lumen saluran cerna
Tukak peptik
Gastritis
Keganasan
b. Gastroparesis Obat-obatan
Anti inflamasi non steroid
Teofilin
Digitalis
Antibiotik
7
c. Hepato-bilier
Hepatitis
Kolesistisis
Kolelitiasis
Keganasan
Disfungsi sphincter Odli
d. Pankreas
Pankreatitis
Keganasan
e. Keadaan sistemik
Diabetes melitus
Penyakit tiroid
Gagal ginjal
Kehamilan
Penyakit jantung sistemik
f. Gangguan fungsional
Dispepsia fungsional
Sindrom kolon iritatif
3. Klasifikasi
Penyebab sindrom dispepsia ini di bagi menjadi 2 kelompok, yaitu:
1. Kelompok penyakit organik seperti; tukak peptik, gastritid, batu kandung
empedu
2. Kelompok penyakit anorganik : dimana sarana penunjang diagnostik yang
konvesional atau baku (radiologi, endoskopi, laboratorium) tidak dapat
memperlihatkan adanya gangguan patologis struktural atau biokimiawi, atau
dengan kata lain kelompok inin disebut gangguan fungsional
8
4. Patofisoiogi & WOC
Proses patofisiologi yang paling banyak dibicarakan dan potensial
berhubungan dengan dispepsia fungsional adalah hipeersekresi asam lambung,
infeksi Helicobacter pylori, dismotilitas gastrointestinal dan hipersensitivitas
viseral
Sekresi asam lambung
Kasus dispepsia fungsional, umumnya mempunya tingkat sekresi asam
lambung, baik sekresi basal atau dengan stimulasi pentagastrin yang rata-
rata normal. Terjadinya peningkatan sensitivitas mukosa lambung
terhadap asam yang menimbulkan rasa tidak enak di perut. 14
Helicobacter pylori (Hp)
Infeksi Hp dapa dispepsia fungsional belum sepenuhnya diterima. Hp
pada sispepsia fungsional sekitar 50% dan tidak berbeda bermakna dengan
angka kekerapan Hp pada kelompok sehat.
Dismotilitas gastrointestinal Dispepsia fungsional terjadi perlambatan pengosongan lambung dan
adanya hipomotilitas antrum sampai 50% kasus, harus dimengerti bahwa
proses motilitas gastrointestinal merupakan proses yang sangat kompleks,
sehingga gangguan pengosongan lambung tidak dapat mutlak menjadi
penyebab dispepsia.
Ambang rangsang persepsi
Dispepsia memiliki hipersensitivitas visceral terhadap distensi balon di
gaster atau duodenum. Mekanisme lebih lanjut belum diketahui. Penelitian
menggunakan balon intragastrik mendapatkan hasil 50% populasi dengan
dispepsia fungsional timbul rasa nyeri atau tidak nyaman di perut pada
inflansi balon dengan volume yang lebih rendah dibandingkan dengan
volume yang menimbulkan nyeri pada populasi kontrol.
9
WOC
Perubahan pola makan, pengaruh obat-obatan alkohol, nikotin, rokok, tumor/kanker saluran pencernaan, stres
Q1` q q QQ Q
10
Erosi dan ulcerasi mukosa lambung
Pelepasan mediator kimia (bradikinin, histamin,
prostaglandin)
Nosiceptor
Saraf afferen
Thalamus
Corteks cerebri
Peningkatan
produksi HCL
Impuls ke fleksus meissner ke nervus vagus
Merangsang medulla oblongata
Impuls kefleksus miesenterikus pada dinding lambung
Anoreksia, mual
Intake kurang muntah
Timbulnya tanda dan gejala klinik gangguan
sistem cerna
Perubahan status kesehatan
Kurang informasi
Kurang pengetahuan tentang penyakitnya
Stressor
MK. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
MK. Devisit Volume Cairan
MK. NyeriMK. Ansietas
11
5. Manifestasi klinis
Karena bervariasinya jenis keluhan dan kuantitas/kualitasnya pada setiap
pasien, maka disarankan untuk mengklasifikasi dispepsia menjadi beberapa
subgrup berdasarkan pada keluhan yang paling mencolok atau dominan:
Bila nyeri ulu hati yang dominan dan disertai nyeri pada malam hari
dikatagorikan sebagai dispepsia fungsional tipe ulkus(ulcerlike dyspepsia)
Bila kembung, mual, cepat kenyang merupakan keluhan yang paling
sering di kemukakan, dikatagorikan sebagai dispepsia fungsional tipe
seperti dismotilitas (dismotility like dyspepsia)
Bila tidak ada keluhan yang bersifat domina, dikatagorokan sebagai
dispepsia non-spesifik.
Ciri- berdasarkan secara umum:
nyeri perut (abdominal discomfort)
Rasa perih di ulu hati
Mual, kadang-kadang sampai muntah
Nafsu makan berkurang
Rasa lekas kenyang
Perut kembung
Rasa panas di dada dan perut
Regurgitasi (keluar cairan dari lambung secara tiba-tiba)
6. Data penunjang
Pada dasarnya langka pemeriksaan penunjang diagnostik adalah untuk
mengeksklusi gangguan organink atau biokimiawi. Pemeriksaan laboratorium
(gula darah, fungsi tiroid, fungsi pankreas, dsb), radiologi (barium meal, USG)
dan endoskopi merupakan lagkah yang paling penting untuk eksklusi penyebab
organik ataupun biokimiawi. Untuk menilai patofisiologisnya, dalam rangka
mencari dasar terapi yang lebih kausatif, berbagai pemeriksaan dapat dilakukan ,
walaupun aplikasi klinisnya tidak jarang dinilai masih kontroversial. Misalnya
pemeriksaan pH-metri untuk menilai tingkat sekresi asam lambung, manometri
untuk menilai adanya fase III migrating motor complex, elektrogastrografi,
12
skintigrafi atau penggunaan pellet radioopak untuk mengukur waktu pengosongan
lambung, Helicobacteri pylori dan sebagainya.
7. Pencegahan
Pola makan yang normal dan teratur, pilih makanan yang seimbang dengan
kebutuhan dan jadwal makan yang teratur, sebaiknya tidak mengkomsumsi
makanan yang berkadar asam tinggi, cabai, alkohol, dan pantang rokok, bila harus
makan obat karena sesuatu penyakit, misalnya sakit kepala, gunakan obat secara
wajar dan tidak mengganggu fungsi lambung.
8. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan non farmakologis
Menghindari makanan yang dapat meningkatkan asam lambung
Menghindari faktor resiko seperti alkohol, makanan yang peda, obat-
obatan yang berlebihan, nikotin rokok, dan stres
Atur pola makan
b. Penatalaksanaan farmakologis yaitu:
Sampai saat ini belum ada regimen pengobatan yang memuaskan terutama
dalam mengantisipasi kekambuhan. Hal ini dapat dimengerti karena pross
patofisiologinya pun masih belum jelas. Dilaporkan bahwa sampai 70 % kasus
DF reponsif terhadap placebo.
Obat-obatan yang diberikan meliputi antacid (menetralkan asam lambung)
golongan antikolinergik (menghambat pengeluaran asam lambung) dan
prokinetik (mencegah terjadinya muntah)
13
B. Konsep dasar Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Identitas pasien
Identitas klien nama, umur, jenis kelamin, sttus perkawinan, agama, suku/bangsa,
pekerjaan, pendapat, alamt
b. Riwayat kesehatan
Pengkajian merupakan tahap awal dari proses dimana kegiatan yang dilakukan
yaitu : Mengumpulkan data, mengelompokkan data dan menganalisa data. Data
fokus yang berhubungan dengan dispepsia meliputi adanya nyeri perut, rasa pedih
di ulu hati, mual kadang-kadang muntah, nafsu makan berkurang, rasa lekas
kenyang, perut kembung, rasa panas di dada dan perut, regurgitasi (keluar cairan
dari lambung secar tiba-tiba). (Mansjoer, 2000).
Menurut Tucker (1998), pengkajian pada klien dengan dispepsia adalah
sebagai berikut:
1. Keluhan Utama
Nyeri/pedih pada epigastrium disamping atas dan bagian samping dada
depan epigastrium, mual, muntah dan tidak nafsu makan, kembung, rasa
kenyang
2. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
Sering nyeri pada daerah epigastrium, adanya stress psikologis, riwayat
minum-minuman beralkohol
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
Adakah anggota keluarga yang lain juga pernah menderita penyakit
saluran pencernaan
4. Pola aktivitas
Pola makan yaitu kebiasaan maakn yang tidak teratur, makan makanan
yang merangsang selaput mukosa lambung, berat badan sebelum dan
sesudah sakit.
5. Aspek Psikososial
Keadaan emosional, hubungan dengan keluarga, teman, adanya masalah
interpersonal yang bisa menyebabkan stress
6. Aspek Ekonomi
Jenis pekerjaan dan jadwal kerja, jarak tempat kerja dan tempat tinggal, hal-
hal dalam pekerjaan yang mempengaruhi stress psikologis dan pola makan
14
c. Pemeriksaan Fisik
1) Inspeksi
` Klien tampak kesakitan, berat badan menurun, kelemahan dan cemas,
2) Palpasi
Nyeri tekan daerah epigastrium, turgor kulit menurun karena pasien sering muntah
3) Auskultasi
Peristaltik sangat lambat dan hampir tidak terdengar (<5x/menit)
4) Perkusi
Pekak karena meningkatnya produksi HCl lambung dan perdarahan akibat perlukaan
5) Sistem persepsi sensori: pendengaran, penglihatan, pengecap/penghidu, peraba, dan
lain-lain
6) Sistem penglihatan: nyeri tekan, lapang pandang, kesimetrisan mata, alis, kelopak
mata, konjungtiva, sklera, kornea, reflek, pupil, respon cahaya, dan lain-lain.
7) Sistem pernapasan: frekuensi, batuk, bunyi napas, sumbatan jalan napas, dan lain-lain.
8) Sistem kardiovaskular: tekanan darah, denyut nadi, bunyi jantung, kekuatan,
pengisian kapiler, edema, dan lain-lain.
9) Sistem saraf pusat: kesadaran, bicara, pupil, orientasi waktu, orientasi tempat,
orientasi orang, dan lain-lain.
10) Sistem gastrointestinal: nafsu makan, diet, porsi makan, keluhan, bibir, mual dan
tenggorokan, kemampuan mengunyah, kemampuan menelan, perut, kolon dan
rektum, rectal toucher, dan lain-lain.
11) Sistem muskuloskeletal: rentang gerak, keseimbangan dan cara jalan, kemampuan
memenuhi aktifitas sehari-hari, genggaman tangan, otot kaki, akral, fraktur, dan lain-
lain.
12) Sistem integumen: warna kulit, turgor, luka, memar, kemerahan, dan lain-lain.
13) Sistem reproduksi: infertil, masalah menstruasi, skrotum, testis, prostat, payudara, dan
lain-lain.
14) Sistem perkemihan: urin (warna, jumlah, dan pancaran), BAK, vesika urinaria.
15
2. Diagnosa keperawatan
a. Nyeri epigastrium b/d iritasi pada mukosa lambung.
b. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d rasa tidak
enak setelah makan, anoreksia.
c. Devisit volume cairan b/d output berlebih, mual muntah
d. Ansietas b/d perubahan status kesehatannya
3. Intervensi
Diagnose
Keperawatan
Tujuan/kriteria hasil Intervensi
Nyeri epigastrium b/d
iritasi pada mukosa
lambung.
NOC
Pain level
Pain control
Comfort level
Kriteri hasil
Mampu mengontrol
nyeri
Mampu mengenali
nyeri (skala nyeri)
Menyatakan rasa
nyaman setelah nyeri
berkurang
1. Kaji skala nyer psien trmasuk
lokasi , lamanya, dan itensitas
2. Lakukan pengkajian secara
komperenshif ,termasuk
karakeristik ,durasi,
frekuwensi .
3. Observai reaksi verbal dan
non verbal ketidaknyamanan
4. Ajarkan tehnik non
farmakologik
5. Posisikan pasien semiflower
6. Kaji tipe dan sumber nyeri
untuk mentukan intervensi
7. Lakukan kompres dingin jika
di perlukan
8. Kolaborasi dengan dokter
pemberian analgetik
Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh b/d
rasa tidak enak setelah
NOC
Nutritional status: food
and fluid intake
Nutritional status:
1. Timbang BB pasien
2. Berikan makannan sedikit tapi
sering
3. Jelaskan kepada pasien tetang
16
makan, anoreksia nutrient intake
Kriteria Hasil:
Mampu
mengidentifikasi
kebutuhan nutrisi
Pasien tidak anoreksia
Makanan di habiskan
pentingnya makan
4. Beri nutrisi sesuai diet
5. Kolaborasi dengan ahli gizi
6. Kolaborasi dengan tim medis
untuk pemberian cairan paren
teral dan antasida
Devisit volume cairan
b/d output berlebih,
mual muntah
NOC
Fluid balance
Hydration
Nutritional status: food
and fluid intake
Kriteria hasil:
Tidak ada tanda-tanda
dehidrasi
Mempuertahan kan
urine output sesuai
dengan usia, BB, BJ
urine normal
Turgor kulit baik
1. Observasi input dan output
2. Observasi TTV
3. Berikan penjelasan tentang
pentingnya cairan
4. Anjurkan pasien untuk banyak
minum
5. Observasi membrane mukosa,
turgor kulit, CRT
6. Kolaborasi pemberian cairan
intravena
17
BAB III
STUDI KASUS
Tangal pengkajian : 24-12-2014 Tangal masuk : 21-12-2014
Ruang : mawar No rigister : 08 12 23
Diagnosa mdis : dispepsia
ASUHAN KEPERAWATAN
A. IDENTITAS
1. Nama :Ny. Y
2. Jenis kelamin :Perempuan
3. Umur :54thn
4. Agama :Islam
5. Pendidikan :SMP
6. Suku/bangsa :Indonesia
7. Pekerjaan :Swasta
8. Alamat :Pagar Dewa
B. RIWAYAT KEPERAWATAN
1. Riwayat kesehatan sekarang
a. Keluhan utama :Pasien mengeluh mual, muntah 6x/hari, dengen
konsistensi cair, nafsu mkan turun, sekit kepala, lemas, nyeri perut dan sering
keluar keringat walau tidak beraktivitas, sesak nafas, batuk berdahak, sesak
semakin lama semakin parah
b. Kronologi keluhan
- Faktor Pencetus : nyeri diperut serasa di tusuk, sesak
- Timbulnya keluhan :datangnya nyeri datang timbul, tidak
menentu, sesak trus menerus
- Lamanya :7-15 menit, terkadang lama sampai 30 menit
- Upaya mengatasi : hanya menahan, dan minum air hangat.
Memakaia oksigen saat sesak
2. Riwayat kesehatan masa lalu
Riwayat alergi : tidak ada riwayat alergi
Riwayat kecelakaan : tidak ada
18
Riwayat dirawat diRS : pasien pernah dirawat di RS Bhayangkara dengan keluhan
yang sama
Riwayat pemakaina obat :ada, obat dari spesialis penyakit dalam
3. Riwayat yang pernah diderita oleh anggota keluarga yang menjadi faktor resiko:
Tidak Ada
4. Riwayat psikososial dan spiritual:
a. Adakah orang yang terdekat dengan pasien: semua angota keluarga terdekat
b. Interaksi dalam keluarga:
- Pola komunikasi: baik
- Pembuatan keputusan: musyawarah
- Kegiatan kemasyarakantan: baik
c. Dampak penyakit pasien terhadap keluarga: Keluarga merasa sangat sedih
d. Masalah yang mempengaruhi pasien: sesak napas
e. Mekanisme koping terhadap stres: baik pasien tidak stress
f. Persepsi psien terhadap penyakitnya:
- Hal yang sangat di pikirkan saat ini;pasien ingin cepat pulang dari
RS
- Harapan setelah menjalani perawatan; pasien berharap bisa cepat
sembuh
- Perubahan yang dirasakan saat jatuh sakit: lemah
g. Sistem nilai keprcayaan
- Nilai-nilai yang bertentangan dengan kesehatan; Tidak ada
- Aktivitas agama/kepercayaan yang dilakukan: baik
5. Kondisi Lingkungan dekat rumah : Baik
6. Pola kebiasaan
Hal yang Dikaji Pola kebiasaaan
Sebelum sakit Di Rumah sakit
a. Pola Nutrisi
Frekuensi makan 3x/hari
Nafsu makan baik/tidak
Alasan (mual, muntah,
sariawan)
3-4x/ hari
Baik
3x/hari
Tidak, karena mual,
muntah nyeri diperut
19
Porsi makan yang dihabiskan
Makan yang tidak disukai
Makanan yang membuat alergi
Makanan pantangan
Makanan diet
Penggunaan obat-obatan
sebelum makan
Penggunaan alat bantu (NGT,
dll)
1 piring
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
¼ piring
Tidak ada
Tidak ada
Makanan yang pedas
Nasi lunak
Tidak ada
Tidak ada
b. Pola eliminasi
Input
minum
1) BAK
Frekuensi :…..x/hari
Warna
Keluhan
Penggunaan alat bantu
2) BAB
Frekuensi
Waktu
Warna
Konsistensi
Keluhan
Penggunaan laxatif
8-10 gelas/hari
2x/hari
Kuning khas
Tidak ada
Tidak ada
±1x/hari
Tidak teratur
Kuning khas
Lunak
Tidak ada
Tidak ada
2 gelas (150cc)
2x/hari
Kuning khas
Tidak ada
Tidak ada
±1x/hari
Tidak teratur
Kuning gelap
Keras
Tidak ada
Tidak ada
c. Pola personal hygiene
1) Mandi
Frekuensi
Waktu
2) Oral hygiene
Frekuensi
Waktu
3) Cuci rambut
Frekuensi
2x/hari
Pagi/sore
±2x/ harii,
Pagi, sore
2x/ hari
1x/hari, mandi lap
Pagi
Tidak membersihkan
gigi
-
20
Tidak cuci rambut
d. pola istirahat dan tidur
lama tidur siang… jam/hari
lama tidur malam …jam/hari
kebiassaan sebelum tidur
1-2 jam/ hari
6-8jam /hari
Tidak ada
Tidak tidur
4-5 jam/hari
Tidak ada
e. pola aktivitas dan latihan
waktu bekerja
olahraga
jenis olahraga
frekuensi olahraga
keluhan dalam beraktivitas
Pagi hari
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Lelah dan lemah
f. kebiasan yang mempengaruhi
kesehatan
1) merokok:ya/tidak
frekuensi
jumlah
lama pemakaian
2) minum keras : ya/ tidak
frekuensi
jumlah
lama pemakaian
Tidak ada
-
-
-
Tidak ada
-
-
-
Tidak ada
-
-
-
Tidak ada
-
-
-
C. pengkajian Fisik
1. pemeriksaan fisik umum
a. Berat Badan :45 kg
b. Tinggi badan :155 cm
c. Tekanan darah :120/80mmHg
d. Nadi :91x/ menit
e. Frekuensi nafas :32x/menit
f. Suhu tubuh :36,2º C
g. Keadaan umum : lemah
h. Pembesaran :tidak ada
21
2. Sistem penglihatan
a. Posisi mata :simetris kiri dan kanan
b. Kelopak mata :simetris
c. Pergerakan bola mata :simetris
d. Konjungtiva :anemis
e. Kornea ; baik
f. Sclera :aniterik
g. Otot-otot mata :baik
h. Fungsi penglihatan :kurang baik, rabun dekat
i. Tanda-tanda radang :tidak ada
j. Pemakaian kaca mata :ada
k. Pemakaian lensa kontak :tidak
l. Reaksi terhadap cahaya :pupil mengecil saat tekena cahaya
3. Sistem pendengaran
a. Daun telinga :simetris
b. Kondisi telinga tengah :baik
c. Cairan dari telinga :tidak ada
d. Perasaan penuh di telinga :tidak ada
e. Fungsi pendengaran ; baik
f. Gangguan keseimbangan :tidak ada
g. Pemakain alat bantu :tidak
4. Sistem pernafasan
a. Jalan nafas : tersumbat karena ada sputum
b. Pernafasan :kurang baik
c. Penggunaan otot bantu pernafsan: ada, sternokledoid, interkostalis
d. Frekuensi :32x/menit
e. Irama :cepat
f. Jenis pernafsan :perut
g. Kedalaman :dangkal
h. Batuk :ada
i. Sputum :ada
j. Terdapat darah :tidak ada
k. Suara nafas :ronchi di paru kiri dan kanan
22
5. Sisitem kardiovaskular
a. Sirkulasi perifer
Frekuensi nadi :91x/menit
Irama :teratur
Kekuatan :kuat
Tekanna darah :120/80 mmHg
Distensi vena jugularis; tidak ada
Temperatur kulit :hangat
Warna kulit :pucat
Edema :tiddak ada
Kapilarry refill :kembali >2 detik
b. Sirkulasi jantung
Kecepatan denyut apical ; normal
Bunyi jantung :bj 1 lup bj 2 dup
Irama : teratur
Sakit dada : ada karena sesak
6. Sistem hematologi
Ganngguan hematologi
Pucat :iya
Perdarahan :tidak ada
7. Sistem syaraf pusat
a. Keluhan sakit kepala :ada
b. Tngkat kesadaran :compos mentis
c. Pemeriksaan reflex :
Reflek fisiologi : normal
Reflek patologis : normal
8. Sistem pencernaan
a. Keadaan mulut
Gigi ; kotor
Penggunaan gigi palsu: tidak ada
Lidah kotor :iya
23
b. Muntah :iya
c. Nyeri daerah perut :iya kuadran atas
d. Bising usus ; positif
e. Konsistensi feses :keras
f. Konstipasi : iya
g. Hepar : tidak ada pembesaran
h. Abdomen :distensi
9. Sistem endokrin
Pembesaran kelenjar tiroid : tidak ada pembesaran
Nafas berbau keton : bau
10. Sisitem urogenital
a. Perubahan pola kemih :tidak ada
b. BAK : 2x/hari
c. Warna :kuning
d. Distensi/ketegangan kandung kemih : tidak
e. Keluhan sakit pinggang ; tidak ada
f. Skala nyeri : tidak ada
11. Sistem integumen
a. Turgor kulit : kurang baik
b. Warna kulit ; pucat
c. Keadaan kulit :
Luka, lokasi : tidak ada
Insisi operasi, lokasi : tidak ada
Kondisi ; agak kering
Gatal-gatal :tidak ada
Kelainan pigmen : tidak ada
Dekobius, lokasi : tidak ada
d. Kelainan kulit : tidak ada
12. Sistem muskuloskeletal
a. Kesulitan dalam pergerakan :iya karena nyeri prut
b. Sakit pada tulang, sendi, kulit : lemah
c. Frakrur : tidak ada
d. Keadaan tonus otot :lemah
e. Kekuatan otot : lemah
24
13. DATA PENUNJANG
Data lab nilai normal
Hb: 13,4 (14-16)
Leukosit: 12.400 (5000-10.000)
Trombosit :222.000 (150.000-400.000)
Hematokrit :45% ()
D. PENTALAKSANNAN ( therapi/pengobatan termasuk diet)
IVFD RL : 20 tetes/menit
Cepliaxon 3x1 melalui oral
Ranitidine 2x1 melalui IV
Dexametason 2x1 melalui IV
Ferosend 3x1 melalui oral
PCT 3x1 memai oral
Amboxol 3x1 mlalui oral
O2 3L
Perawatan:
1. Tirah baring selama minimal 3 hari
2. Posisi harus dirubah agar mencegah dikubitu
3. Fisioterapi dada, mengeluarkan secret
4. Mobilitas
5. Diet makan Lunak
6. Posisikan semiflower
ANALISA DATA
DATA SENJANG ETIOLOGI MASALAH
DS:pasien mengatakan sesak nafas,
batuk berdahak
DO: Ada sputum, bunyi nafas ronchi,
pernafasan 32x/menit, pasien tampak
Obstruksi jalan nafas Ketidakefektifan
bersihan jalan nafas
25
lemah
DS : pasien mengatan mual muntah,
tidak nafsu makan
DO : nyeri di epigastrium, skala nyeri
: 7, porsin makan yang di habiskan
hanya ¼ porsi, muntah 6-8x/hari
Intake tidak adekuat Kekurangan kebutuhan
nutrisi dari krbutuhan
tubuh
DS : pasien mengatakan muntah 6-
8x/hari konsistensi cair,
mengeluarkan keringat
DO : turgor kulit jelek, kulit kering,
pasien tampak lemah
Input < output = <500cc
Output berlebih Devisit volume cairan
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan Timbul masalah Paraf Teratasi Paraf
Ketidakefektifan bersihan jalan
nafas b/d obstruksi jalan nafas
24-12-2014
Kekurangan kebutuhan nutrisi dari
krbutuhan tubuh b/d Intake tidak
adekuat
24-12-2014
Devisit volume cairan b/d Output
berlebih
24-12-2014
26
INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa Keperawatan Tujuan/ Kriteria Hasil Intervensi
Ketidakefektifan
bersihan jalan nafas b/d
obstruksi jalan nafas
NOC
Respiratory status :
ventilation
Respiratory status :
airway patency
Kriteria Hasil:
Menunjukkan jalan
nafas yang baik
Sputum tidak ada
Respirasi inspirasi
normal
1. Observasi TTV dan keadaan
umum pasien
2. Observassi tanda-tanda sesak
3. Ajarkan pernafasan purslip dan
nafas dalam
4. Ajarkan psien batuk efektif
5. Lakukan fisioterapi dada
6. Berikan posisi yang membuka
jalan nafas
7. Kolaborasi pemberian O2
Kekurangan kebutuhan
nutrisi dari krbutuhan
tubuh b/d Intake tidak
adekuat
NOC
Nutritional status: food
and fluid intake
Nutritional status:
nutrient intake
Kriteria Hasil:
Mampu
mengidentifikasi
kebutuhan nutrisi
Pasien tidak anoreksia
Makanan di habiskan
1. Timbang BB pasien
2. Berikan makannan sedikit
tapi sering
3. Jelaskan kepada pasien
tetang pentingnya makan
4. Beri nutrisi sesuai diet
5. Kolaborasi dengan ahli gizi
6. Kolaborasi dengan tim
medis untuk pemberian
cairan paren teral dan
antasida
Devisit volume cairan
b/d Output berlebih
NOC
Fluid balance
Hydration
Nutritional status: food
and fluid intake
Kriteria hasil:
1. Observasi input dan output
2. Observasi TTV
3. Berikan penjelasan tentang
pentingnya cairan
4. Anjurkan pasien untuk
banyak minum
27
Tidak ada tanda-tanda
dehidrasi
Mempuertahan kan
urine output sesuai
dengan usia, BB, BJ
urine normal
Turgor kulit baik
5. Observasi membrane
mukosa, turgor kulit, CRT
6. Kolaborasi pemberian
cairan intravena
IMPLEMENTASI
Tanggal No. Dx Implementasi Respon hasil
24/12/201
4
Dx. 1 1. mengobservasi TTV dan
keadaan umum pasien
2. mengobservassi tanda-tanda
sesak
3. mengajarkan pernafasan purslip
dan nafas dalam
4. mengajarkan psien batuk efektif
5. melakukanakukan fisioterapi
dada
6. memberikan posisi yang
membuka jalan nafas
7. mengkolaborasi pemberian O2
1 TD : 120/80mmHg
N:91x/ menit
p:32x/menit
S:36,2º C
2 penarikkan otot bantu
sternokloidomatoideus.
3 pasien mengerti dengan
teknik yang diajarkan
4 pasien mengerti dengan
yang diajarkan dan dapat
melakukan
5 dahak berada di superior
anterior dekstra
6 pasien diberikan posisi
semifowler
7 o2 terpasang 2 liter
24/12/201
4
Dx. 2 1. memberikan makannan sedikit
tapi sering
2. Menjelaskan kepada pasien
tetang pentingnya makan
3. Memberi nutrisi sesuai diet
4. Mengolaborasi dengan ahli gizi
1 pasien makan setiap
tidak mual
2 pasien Nampak
mengerti, dengan
penjelasan
3 pasien diberikan makan
28
5. Mengkolaborasi dengan tim
medis untuk pemberian cairan
paren teral dan antasida
satu porsi setiap makan
24/12/201
4
Dx. 3 1. Mengobservasi input dan
output
2. mengobservasi TTV
3. memberikan penjelasan tentang
pentingnya cairan
4. menganjurkan pasien untuk
banyak minum
5. Mengobservasi membrane
mukosa, turgor kulit, CRT
6. Mengkolaborasi pemberian
cairan intravena
1 inpute: outpute:
2 TD:120/80
N:91x/ menit
p:32x/menit
S:36,2º C
3 pasien Nampak
mengerti dng penjelasan
4 Pasien minum 6 gelas
sehari
5 mukosa kering,turgor
jelek, ctr: kulit kering
6 terpasang infuse Rl
20t/m
Tanggal No. Dx Implementasi Evaluasi
25/12/2014 Dx. 1 1. mengobservasi TTV dan
keadaan umum pasien
2. mengobservassi tanda-tanda
sesak
3. mengajarkan pernafasan purslip
dan nafas dalam
4. mengajarkan psien batuk efektif
5. melakukanakukan fisioterapi
dada
6. memberikan posisi yang
membuka jalan nafas
7. mengkolaborasi pemberian O2
S: pasien mengatakan
masih merasakan sesak
O: tampak pasien
menggunakan otot bantu
pernafasan dan adanya
sputum
A:masalah belum teratasi
P: intervensi dilanjutkan
25/12/2014 Dx. 2 1. memberikan makannan sedikit
tapi sering
2. Menjelaskan kepada pasien
S:pasien mengatakan
masih mual dan muntah
O: tampak pasien
29
tetang pentingnya makan
3. Memberi nutrisi sesuai diet
4. Mengolaborasi dengan ahli gizi
5. Mengkolaborasi dengan tim
medis untuk pemberian cairan
paren teral dan antasida
mengahabiskan masih ¼
porsi
A: masalah belum
teratasi
P: intervensi di lanjutkan
25/12/2014 Dx. 3 1. Mengobservasi input dan output
2. mengobservasi TTV
3. memberikan penjelasan tentang
pentingnya cairan
4. menganjurkan pasien untuk
banyak minum
5. Mengobservasi membrane
mukosa, turgor kulit, CRT
6. Mengkolaborasi pemberian
cairan intravena
S: pasien mengatakan
masih mual muntah
O:input kurang output
berlebih
A: masalah belum
teratasi
P: intervensi dilanjutkan
Tanggal No. Dx Implementasi Evaluasi
26/12/201
4
Dx. 1 1. mengobservasi TTV dan keadaan
umum pasien
2. mengobservassi tanda-tanda sesak
3. mengajarkan pernafasan purslip
dan nafas dalam
4. mengajarkan pasien batuk efektif
5. melakukanakukan fisioterapi dada
6. memberikan posisi yang
membuka jalan nafas
7. mengkolaborasi pemberian O2
S: Pasien mengatakan
sesak berkurang
O: tak ada lagi
penggunaan otot bantu
pernafasan, sputum
berkurang
A: masalah teratasi
sebagian
P: intervensi dilanjutkan
26/12/201
4
Dx. 2 1. memberikan makannan sedikit
tapi sering
2. Menjelaskan kepada pasien
tetang pentingnya makan
S: pasien mengatakan
mual muntah berkurang
O: porsi makan
bertambah ½ porsi
30
3. Memberi nutrisi sesuai diet
4. Mengolaborasi dengan ahli gizi
5. Mengkolaborasi dengan tim
medis untuk pemberian cairan
paren teral dan antasida
A: maslah teratsi
sebagaian
P: intervensi dilanjutkan
26/12/201
4
Dx. 3 1. Mengobservasi input dan output
2. mengobservasi TTV
3. memberikan penjelasan tentang
pentingnya cairan
4. menganjurkan pasien untuk
banyak minum
5. Mengobservasi membrane
mukosa, turgor kulit, CRT
6. Mengkolaborasi pemberian
cairan intravena
S: pasien mengatakn
mual muntah berkurang
O: input bertambah
menjadi ±800cc
A: masalah teratasi
sebagian
P: intervensi dilanjutkan
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada pasien dengan dispepsia biasanya tidak lepas dari manifertasi klinis dispepsia
itu sendiri pada kasus yang kaji kami menemukan salah satu tanda atau pun gejala dari
31
dispepsia itu sendiri yang biasanya tidak ada payaita yaitu rasa sakit kepala yang dirasakan
oleh pasien dan sering keluar keringat walau tidak beraktifitas, sesak saat bernapas, batuk
berdahak. Menurut kami sakit kepala yang dirasakan oleh pasien terjadi karena tidak
adekuatnya volume cairan dalam tubuh sehinga darah mengalami pengentalan dan
mengakibatan peredaran darah ke otak kurang lancar dan menyebabkan sakit kepala yang
dirasakan oleh pasien.
Sering keluar keringat yang dialami pasien karena menigkatnya suhu yang dialami
pasien yang disebabkan karena tidak adekuatnya cairan sehinga huhu tubuh meningkat dan
terjadinya keluaran keringat walau pasien sedang tidak melakukan aktifitas.
Sesak napas yang dialami paien terjadi karena rasa penuh pada area dada sehinga
mengakibatkan rasa nyeri saat melakukan pengkajian pasien tidak mengeluh adanya rasa
penuh pada area dada, sebenarnya ada tapi karena pasien mersakan nyeri sehinga nyeri yang
lebih dominan.
Selain keluhan yang di rasakan oleh pasien kami tidak menemukan manifertasi klinis
yang biasanya dialami oleh pasien dispesia seperti perut terasa kembung, rasa cepat lapar,
sering bersendawa. Biasanya pasien mengalami ansietas, dan lain-lain tapi dari keluhan yang
di rasakan oleh pasieh telah bisa menjadi data untuk menegakan diagnosa dispepsia.
BAB VPENUTUP
32
A. Kesimpulan.
Dyspepsia adalah nyeri atau rasa tidak nyaman pada perut bagian atas atau dada, yang
sering di rasakan adanya gas, perasaan penuh atau rasa terbakar di perut.
Ada beberapa hal yang menjadi penyebab dyspepsia antara lain, yaitu Iritasi lambung
(gastritis), peradangan kandung empedu (kolesistitis), kecemasan atau depresi, infeksi bacteri
Helibacter Pylori, kelainangerakan pencernaan missal usus, dan pengeluaran asam lambung
yang berlebih.
B. Saran
Dalam upaya peningkatan kualitas keperawatan dasar pada klien yang menderita
penyakit Dispepsia, maka penulis akan menyampaikan beberapa saran yang dapat dijadikan
pertimbangan, yaitu antara lain :
1. Untuk Klien
Pada klien yang menderita Disepsia hendaknya asupan nutrisinya harus diperhatikan
dan dipertahankan agar adekuat. Dan harus banyak istirahat, serta menerapkan gaya hidup
sehat untuk mengelola dan mencegah timbulnya gangguan akibat Disepsia seperti Atur pola
makan seteratur mungkin, hindari makanan yang pedas, hindari makanan yan g menimbulkan
gas di lambung (semangka, kentang, melon dan lain lain), vitamin penambah nafsu makan,
hindari makanan yang mengandung santan , hindari makanan yang susah di cerna dalam
tubuh , hindari minuman dengan kadar caffeine dan alcohol, kelola stress fisiologi seefisien
mungkin, olah raga yang teratur dapat mengurangi stress, jika anda perokok, berhenti
merokok, pertahankan berat badan anda, dan ikuti rekomendasi dokter anda mengenai
pengobatan disepsia.
2. Untuk instansi (perawat)
Dalam memberikan asuhan keperawatan harus sesuai dengan implementasi dimana
kebutuhan klien terpenuhi dan perawat harus mempunyai kenmampua komunikasi terapeutik
dalam melaksanakan asupan keperawatan.
3. Untuk Pelajar
Hendaknya pelajar selalu menggali ilmu pengetahuan yang baru tentang ilmu
keperawatan lainnya yang menunjang bidang keperawatan serta dapat memanfaatkan buku-
buku yang ada di perpustakaan untuk menambah ilmu dan wawasan akan dunia keperawatan.
33
BAB VI
DAFTAR PUSTAKA
Ariyanto, W.L. 2007. Mencegah Gangguan Lambung. www.kiatsehat.com, 2007
Bazaldua, O.V. et al. 2006. Dyspepsia: What It Is and What to Do About It. http://familydoctor.org/online/famdocen/home/common/digestive/dyspepsia.html, Desember 2006
Brunner & Suddarth, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, alih bahasa: Waluyo Agung., Yasmin Asih., Juli., Kuncara., I.made karyasa, EGC, Jakarta.
Hadi, Sujono. 2002. Gastroenterologi. Bandung : 156,159
Mansjoer, Arif et al. 2007. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1. Edisi Ketiga. Jakarta.
Sawaludin, Diding. 2005. Nyeri Ulu Hati yang Berulang. http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/2005/1005/09/hikmah/kesehatan.htm, 9 Oktober 2005
Corwin , Elizabeth, j 2000.buku saku patofisologis. Jakarta .EGC
Dorland, newman ,2002 , kamus kedokteran Dorland edisi, 29 ,Jakarta , EGC.
Doenges , E . Marilynn , 2001 , Rencana Asuhan Keperawatn Edisi 3 . Jakarta , EGC.
Suryono Slamet , et al.2001 . Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam , jilid 2, Edisi : Jakarta . FKUI.
34