Diskusi Kasus 1 - MP7

21
PENDAHULUAN Seorang dokter memiliki tugas untuk membantu memecahkan masalah pasien. Dalam hal ini, dokter bertugas mengobati pasien. Namun, untuk dapat mengobati pasien, seorang dokter harus mengetahui penyebab penyakit yang diderita oleh pasiennya. Untuk itu, pengetahuan yang baik, dan hubungan komunikasi antara pasien dan dokter sangatlah berperan penting dalam mengidentifikasi masalah atau penyakit apa yang diderita oleh pasien. Mengenal dan menetapkan penyakit yang menyebabkan timbulnya keluhan dan, atau tanda-tanda dalam diri pasien, disebut juga menegakkan diagnosis. Untuk dapat menegakkan diagnosis, berikut upaya-upaya yang umumnya dilakukan oleh seorang dokter yaitu; anamnesis, pemeriksaan jasmani, pemeriksaan laboratorium, dan pemeriksaan khusus. Setelah melakukan upaya-upaya tersebut, dokter akan memperoleh gambaran tentang penyakit yang menyerang pasien. Tentu saja hal itu dapat dikenali dengan dukungan pengalaman serta pengetahuan yang dimiliki seorang dokter STUDI KASUS Ny. Dimas 52 tahun, janda seorang pensiunan PNS, berobat karena berat badannya makin menurun. Ia juga mengeluh dalam beberapa bulan terakhir cepar merasa lelah dan kurang bersemangat dan sering merasa lemas tak bertenaga. Ny. Dimas masih tampak cantik. Tetapi, dari caranya berpakaian, ia tampak kurang mampu. Ibu dan Nenek Ny. Dimas adalah penderita kencing manis. Nafsu makan Ny. Dimas baik, bahkan dia cepat merasa lapar dan haus. Ia pun mengaku sering merasa gatal di sekitar selangkangan. Ia pun saat ini menderita sariawan, di samping giginya banyak yang berlubang dan goyang. Akhir-

Transcript of Diskusi Kasus 1 - MP7

Page 1: Diskusi Kasus 1 - MP7

PENDAHULUAN

Seorang dokter memiliki tugas untuk membantu memecahkan masalah pasien. Dalam hal ini, dokter bertugas mengobati pasien. Namun, untuk dapat mengobati pasien, seorang dokter harus mengetahui penyebab penyakit yang diderita oleh pasiennya. Untuk itu, pengetahuan yang baik, dan hubungan komunikasi antara pasien dan dokter sangatlah berperan penting dalam mengidentifikasi masalah atau penyakit apa yang diderita oleh pasien. Mengenal dan menetapkan penyakit yang menyebabkan timbulnya keluhan dan, atau tanda-tanda dalam diri pasien, disebut juga menegakkan diagnosis. Untuk dapat menegakkan diagnosis, berikut upaya-upaya yang umumnya dilakukan oleh seorang dokter yaitu; anamnesis, pemeriksaan jasmani, pemeriksaan laboratorium, dan pemeriksaan khusus. Setelah melakukan upaya-upaya tersebut, dokter akan memperoleh gambaran tentang penyakit yang menyerang pasien. Tentu saja hal itu dapat dikenali dengan dukungan pengalaman serta pengetahuan yang dimiliki seorang dokter

STUDI KASUS

Ny. Dimas 52 tahun, janda seorang pensiunan PNS, berobat karena berat badannya makin menurun. Ia juga mengeluh dalam beberapa bulan terakhir cepar merasa lelah dan kurang bersemangat dan sering merasa lemas tak bertenaga.

Ny. Dimas masih tampak cantik. Tetapi, dari caranya berpakaian, ia tampak kurang mampu.

Ibu dan Nenek Ny. Dimas adalah penderita kencing manis. Nafsu makan Ny. Dimas baik, bahkan dia cepat merasa lapar dan haus. Ia pun mengaku sering merasa gatal di sekitar selangkangan. Ia pun saat ini menderita sariawan, di samping giginya banyak yang berlubang dan goyang. Akhir-akhir ini hampir setiap malam ia tak dapat tidur, karena tungkai kirinya sering terasa sakit berdenyut-denyut, panas serta semutan. Suhu afrebis, tekanan darah 140/90, pernafasan 20 kali/menit tidak dalam dan tidak berbau aseton, tinggi badan 160 cm, berat badan 46 kg, rambut agak jarang dan mudah rontok, kulit keriput dan kering, turgor kurang. Tampak ada bekas-bekas garukan di beberapa tempat serta ada sebuah ulkus yang sudah mengering di punggung. Pada kedua mata tampak katarak, beberapa gigi goyang, derajat 1 hingga 3, pada gigi M2 bawah kiri tampak karies. Lidah kering agak pucat. Kelenjar getah bening leher dan tiroid tidak membesar. Thorax, jantung, dan paru tidak ditemukan kelainan. Dinding abdomen lemas, hepar terasa satu jari di bawah arcus costae, konsistensi kenyal, tepi tumpul, permukaan licin. Lien tidak teraba, shifting dullness negative, edema ekstremitas tidak ada, bengkak pada sendi-sendi tidak ada.

Hasil pemeriksaan laboratorium :

- Hb 10gr%

Page 2: Diskusi Kasus 1 - MP7

- Leukosit 9000- LED 52/jam- Gula darah sewaktu 190mg%- Kolesterol 300 mg%- Trigliserid 275 mg%- Ureum 40mg%- Kreatinin 2 mg%

PEMBAHASAN

1. Apa sajakah kemungkinan-kemungkinan penyakit Ny. Dimas?

Berdasarkan keluhan Ny. Dimas yaitu berat badannya yang makin menurun, cepat merasa lelah dan kurang bersemangat serta sering merasa lemas tak bertenaga, kemungkinan penyakit menurut faktor fisologik disebabkan karena kurang makan dan menurut faktor patologik disebabkan karena diabetes mellitus, penyakit pada saluran pencernaan, dehidrasi, AIDS, stress dan lain-lain.

2. Bagaimana sikap seharusnya seorang dokter dalam menghadapi Ny. Dimas? Apa sebabnya? Sikap yang seharusnya dimiliki adalah- Bersikap ramah pada pasien- Penuh perhatian- tulus- menimbulkan rasa aman- terlihat mantap saat mengobati pasien

hal – hal diatas penting untuk dimiliki seorang dokter demi terciptanya hubungan dokter-pasien yang baik .

3. Langkah-langkah apakah yg harus dilakukan? Dan apa alasannya?

Langkah-langkah yang harus dilakukan ialah sebagai berikut :

I. Anamnesis

Menegakan diagnosis dengan cara berbicara dengan pasien sendiri/orang lain yang dekat hubungannya dengan pasien. Anamnesis yang diperoleh dari pasien sendiri disebut Autoanamnesis, sedangkan anamnesis yang didapat dari oranglain disebut Alloanamnesis.

II. Pemeriksaan Fisik

Page 3: Diskusi Kasus 1 - MP7

Upaya yang dilakukan dokter untuk menegakan diagnosis dengan cara menemukan tanda-tanda (signs) yaitu kelainan-kelainan atau perubahan-perubahan fisik pada tubuh pasien yang diakibatkan oleh penyakit pada pasien.

III. Pemeriksaan Penunjang

Menunjang penegakkan diagnosis dengan cara menemukan kelainan-kelainan akibat penyakit dengan pemeriksaan laboratorium / pemeriksaan khusus.

- Pemeriksaan laboratorium ialah pemeriksaan untuk menemukan tanda-tanda yang terdapat atau terjadi pada zat-zat atau bahan yang berasal dari tubuh penderita seperti darah, urin, feses, cairan otak, jaringan tubuh, dll dengan teknik-teknik pemeriksaan di laboratorium.

- Pemeriksaan khusus ialah pemeriksaan tubuh yang dilakukan oleh dokter ahli dengan menggunaan peralatan secara teknik khusus. Misalnya USG, EKG, CT Scan, dsb.

Dari hasil anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang akan diperoleh diagnosis tentang penyakit yang menyerang pasien yang dapat dikenali berdasarkan pengalaman serta pengetahuan yang dimiliki dokter. Kadang-kadang, diagnosis telah dapat ditegakkan berdasarkan anamnesis saja atau cukup dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Tetapi seringkali untuk dapat menegakkan diagnosis yang tepat perlu dilakukan ketiga upaya itu sekaligus.

4. Hal apa sajakah yang perlu ditanyakan kepada Ny. Dimas dan apa alasannya?

Hal yang Perlu Ditanyakan Kepada Pasien

Telah disebutkan sebelumnya. Bahwa langkah yang paling penting dalam menegakkan

diagnosis adalah anamnesis. Bahkan dengan hanya melalui anamnesis saja dapat ditegakkan

diagnosis kerja dengan presentase 80%. Dalam melakukan anamnesis yang efektif bentuk

pertanyaan haruslah merupakan kombinasi antara pertanyaan tertutup dan terbuka, terinci, dan

terkronologis, sehingga tujuan dari anamnessis ini, menegakkan diagnosis kerja, dapat tercapai.

Dan perlu dicatat bahwa dalam memberikan pertanyaan, seorang dokter harus menghindari

adanya sugesti, biarlah pasien bercertra apa adanya.

Berikut adalah sistematika dari hal-hal yang perlu ditanyakan kepada pasien:

1. Keluhan Utama (KU)

Bila penderita datang untuk pertama kali kepada dokter harus ditanyakan keluhan

utamanya. Keluhan utama ialah keluhan atau gejala utama yang menyebabkan pasien datang

Page 4: Diskusi Kasus 1 - MP7

untuk berobat. Hal ini perlu ditanyakan karena keluhan utama itulah acuan seorang dokter dalam

bekerja.

Sebagai contoh: pasien datang ke dokter dengan kondisi banyak ditemukan ulkus di sekujur

tubuhnya, namun yang pasien keluhkan adalah berat badannya yang semakin menurun dan cepat

merasa lelah. Maka sudah selayaknya dokter tersebut mencari penyebab dan melakukan

pengobatan terhadap penurunan berat badan dan rasa kelelahan yang dialami oleh pasien .

Walaupun tidak menutup kemungkinan bahwa ulkus di sekujur tubuhnya tersebut berkaitan

dengan penurunan berat badan dan rasa lelah yang pasien rasakan.

Perlu diperhatikan bahwa keluhan utama tidak selalu keluhan yang pertama kali

disampaikan oleh pasien. Hal ini dapat dikarenakan tingkat pendidikan pasien yang rendah

sehingga kurang dapat mengemukakan esensi masalah, atau memang karena tanda-tanda utama

yang terdapat pada penyakit tersebut tidak terlihat. Begitu pula halnya, keluhan utama tidak

harus sejalan dengan diagnosis utama/diagnosis definitif.

2. Riwayat Penyakit Sekarang (RPS)

Merupakan bagian dari anamnesis yang paling penting karena dengan ditanyakannya

RPS, dokter dapat mengetahui gambaran penyakit yang diderita oleh pasien secara kronologis

dan jelas. Hal ini diperoleh apabila pertanyaan yang diajukan mencakup detail.

3. Riwayat Penyakit Dahulu (RPD)

Ialah penyakit-penyakit yang jelas diagnosisnya bagi pasien maupun dokter, karena telah

menjalani pengobatan sebelumnya.

Yang perlu ditanyakan:

Kapan penyakit itu diderita;

Bagaimana pengobatannya;

Bagaimana kedaan penyakit itu sekarang;

Apakah pernah ada riwayat operasi, kecelakaan, keracunan dan alergi;

Dan penyakit-penyakit yang diderita pasien sebelumnya, yang sekiranya terdapat

hubungan dengan keluhan utama pasien saat ini.

4. Riwayat Penyakit dalam Keluarga (RPK)

Page 5: Diskusi Kasus 1 - MP7

Ialah penyakit dalam keluarga; baik itu penyakit keturunan atau sedarah, atau penyakit

yang menular pada orang orang yang sangat dekat hidupnya, atau berhubungan dengan pasien.

Hal ini perlu diketahui karena terdapat kemungkinan pasien menderita penyakit yang sama.

Penyakit keturunan yang penting untuk ditanyakan dalam keluarga antara lain, diabetes

mellitus, hipertensi, penyakit batu ginjal dan penyakit lain dalam keluarga yang memperbesar

faktor resiko.

5. Riwayat Hidup (RH)

Berhubungan dengan hal-hal penting yang terjadi sepanjang perjalanan hidup pasien dan

kebiasaan dalam hidupnya yang mungkin berpengaruh terhadap timbulnya suatu penyakit,

termasuk penyakit yang dikeluhkannya saat ini. Hal ini juga penting dalam pengaruhnya dengan

upaya-upaya pengobatan yang akan dilakukan.

Perlu ditanyakan:

Kehidupan pasien sejak masa kanak-kanak, remaja,dewasa;

Pendidikan;

Pekerjaan;

Aktivitas di luar rumah;

Lingkungan tempat tinggal;

Kebiasaan makan, tidur, minum-minuman keras, merokok, b.a.b dan b.a.k;

Dan lain-lain.

6. Tinjauan Keluhan Menurut Sistem (TS)

Merupakan keluhan-keluhan lain yang tidak termasuk keluhan utama yang mengiringi

keluhan utama. Dapat juga disebut “Keluhan Tambahan”.

Hal ini perlu ditanyakan karena diharapkan dengan diketahuinya keluhan tambahan oleh

dokter maka akan mempertajam diagnosis penyakit sekarang, atau mungkin dokter dapat

menemukan penyakit lain yang mungkin tidak disadari oleh pasien. Hal ini sangat penting

mengingat prinsip kerja dari seorang dokter yaitu “differential diagnostic” dan “holistik”.

Page 6: Diskusi Kasus 1 - MP7

Jadi bila pasien datang dengan keluhan: berat badan menurun, cepat merasa lelah, kurang

bersemangat, dan sering merasa lemah tidak bertenaga; sebagaimana tercantum pada kasus,

maka perlu ditanyakan:

Bagaimana dengan Pola makan ?

Kapan kelelahan ini mulai terjadi?

Apakah pernah mengalami hal yang sama sebelumnya?dan kapan?

Bagaimanakah dengan porsi kegiatan?

Apakah pernah menjalani pengobatan dengan kasus yang sama? Kalau iya,

bagaimana diagnosisnya? Bagaimana pengobatannya? Apakah ada pengaruhnya

terhadap tubuh?

Saat ini, bagaimana perkembangannya?

dan seterusnya

5. Pemeriksaan fisik apakah yang perlu mendapat perhatian lebih? Apa alasannya?

Pemeriksaan fisik yang perlu mendapatkan perhatian lebih adalah pemeriksaan yang berkaitan dengan kemungkinan-kemungkinan penyakit yang diderita pasien. Dalam kasus ini,diagnosis kerja yang didapat adalah diabetes melitus,dengan diagnosis banding depresi, penyakit pada saluran pencernaan,AIDS, stress ,dan sebagainya.Sebagai contoh,pada diabetes melitus, pemerkisaan fisik yang mendapat perhatian lebih adalah pemeriksaan tanda vital dibagian pernapasan,apakah nafas berbau aseton atau tidak. Jika nafas tersebut berbau aseton maka hal ini akan mendukung diagnosis kerja yang telah ada.Kemudian untuk diagnosis banding dilakukan inspeksi,palpasi,perkusi,dan auskultasi pada regio thorax, abdomen dan visera, juga perlu diperhatikan adanya pembengkakan pada kelenjer getah bening. Hal ini bertujuan untuk memastikan kemungkinan dari diagnosis banding.

6. Pemeriksaan penunjang apa sajakah yang perlu dilakukan? Apa alasannya?

Pemeriksaan penunjang atau pemeriksaan laboratorium dalam arti luas adalah setiap

pemeriksaan yang dilakukan di luar pemeriksaan fisis. Pemeriksaan penunjang dalam garis

besarnya dimaksudkan untuk:

1. Alat diagnostik, baik diagnosis klinis (misalnya foto dada untuk mengkonfirmasi diagnosis

efusi pleura) , maupun diagnosis etiologik (misalnya biakan darah pada pasien yang diduga

Page 7: Diskusi Kasus 1 - MP7

sepsis). Dengan pemeriksaan penunjang yang terarah juga dapat diharapkan tersingkirnya

berbagai penyakit yang tercantum dalam diagnosis banding.

2. Petunjuk tata laksana,

3. Petunjuk prognosis

Dikenal 2 jenis pemeriksaan penunjang, yaitu pemeriksaan penunjang rutin dan

pemeriksaan penunjang khusus. Pengertian rutin dan khusus ini harus diartikan relatif, sebab

pada disiplin tertentu, pemeriksaan penunjang yang biasanya bersifat khusus dapat menjadi rutin.

Misalnya, dalam evaluasi penyakit jantung, pemeriksaan elektrokardiografi adalah pemeriksaan

penunjang yang rutin.

Yang dimaksud dengan pemeriksaan penunjang rutin adalah pemeriksaan penunjang yang

dilakukan kepada semua pasien, tanpa indikasi. Sedangkan pemeriksaan penunjang khusus

adalah pemeriksaan penunjang yang dilakukan atas indikasi.

Pada tingkat pertama, pemilihan pemeriksaan penunjang khusus ditentukan oleh keadaan

klinis serta hasil pemeriksaan penunjang rutin.

Pada kasus ini, didapatkan beberapa diagnosis banding. Maka, untuk menegakkan

diagnosis kerja, diperlukan beberapa pemeriksaan penunjang khusus (setelah dilakukan

pemeriksaan penunjang umum) terhadap beberapa diagnosis banding tersebut, yaitu:

A. Pemeriksaan Penunjang untuk Diabetes Melitus1,2,3

Pemeriksaan penunjang dapat dilakukan dengan pemeriksaan glukosa darah sewaktu,

kadar glukosa darah puasa, kemudian diikuti dengan Tes Toleransi Glukosa Oral standar. Untuk

kelompok resiko tinggi DM, seperti usia dewasa tua, tekanan darah tinggi, obesitas, dan adanya

riwayat keluarga, dan menghasilkan hasil pemeriksaan negatif, perlu pemeriksaan penyaring

setiap tahun. Bagi beberapa pasien yang berusia tua tanpa faktor resiko, pemeriksaan penyaring

dapat dilakukan setiap 3 tahun

Tabel interpretasi kadar glukosa darah (mg/dl)

Bukan DM Belum pasti

DM

DM

Page 8: Diskusi Kasus 1 - MP7

Kadar glukosa darah

sewaktu

Plasma vena <110 110 – 199 >200

Darah kapiler <90 90 – 199 >200

Kadar glukosa darah puasa

Plasma vena <110 110 – 125 >126

Darah kapiler <90 90 – 109 >110

Tes Toleransi Glukosa Oral/TTGO

Tes ini telah digunakan untuk mendiagnosis diabetes awal secara pasti, namun tidak

dibutuhkan untuk penapisan dan tidak sebaiknya dilakukan pada pasien dengan manifestasi

klinis diabetes dan hiperglikemia

Pada keadaan sehat, kadar glukosa darah puasa individu yang dirawat jalan dengan

toleransi glukosa normal adalah 70 – 110 mg/dl. Setelah pemberian glukosa, kadar glukosa akan

meningkat, namun akan kembali ke keadaan semula dalam waktu 2 jam. Kadar glukosa serum

yang < 200 mg/dl setelah ½. 1, dan 1 ½ jam setelah pemberian glukosa, dan <140 mg/dl setelah

2 jam setelah pemberian glukosa, ditetapkan sebagai nilai TTGO normal.

Tes Benedict

Pada tes ini, digunakan reagen Benedict, dan urin sebagai spesimen.

Tes ini lebih bermakna ke arah kinerja dan kondisi ginjal, karena pada keadaan DM, kadar

glukosa darah amat tinggi, sehingga dapat merusak kapiler dan glomerulus ginjal, sehingga pada

akhirnya, ginjal mengalami ”kebocoran” dan dapat berakibat terjadinya Renal Failure, atau

Gagal Ginjal. Jika keadaan ini dibiarkan tanpa adanya penanganan yang benar untuk mengurangi

kandungan glukosa darah yang tinggi, maka akan terjadi berbagai komplikasi sistemik yang pada

akhirnya menyebabkan kematian karena Gagal Ginjal Kronik.

Page 9: Diskusi Kasus 1 - MP7

Hasil dari Benedic Test

Interpretasi (mulai dari tabung paling kanan) :

0 = Berwarna Biru. Negatif. Tidak ada Glukosa.. Bukan DM

+1 = Berwarna Hijau . Ada sedikit Glukosa. Belum pasti DM, atau DM stadium dini/awal

+2 = Berwarna Orange. Ada Glukosa. Jika pemeriksaan kadar glukosa darah

mendukung/sinergis, maka termasuk DM

+3 = Berwarna Orange tua. Ada Glukosa. Positif DM

+4 = Berwarna Merah pekat. Banyak Glukosa. DM kronik

Rothera test

Pada tes ini, digunakan urin sebagai spesimen, sebagai reagen dipakai, Rothera agents, dan

amonium hidroxida pekat

Test ini untuk berguna untuk mendeteksi adanya aceton dan asam asetat dalam urin, yang

mengindikasikan adanya kemungkinan dari ketoasidosis akibat DM kronik yang tidak ditangani.

Zat – zat tersebut terbentuk dari hasil pemecahan lipid secara masif oleh tubuh karena glukosa

tidak dapat digunakan sebagai sumber energi dalam keadaan DM, sehingga tubuh melakukan

Page 10: Diskusi Kasus 1 - MP7

mekanisme glukoneogenesis untuk menghasilkan energi. Zat awal dari aceton dan asam asetat

tersebut adalah Trigliseric Acid/TGA, yang merupakan hasil pemecahan dari lemak.

B. Pemeriksaan penunjang TBC Paru-Paru8

- Tuberculin skin testing

Dilakukan dengan menginjeksikan secara intracutaneous 0.1ml Tween-stabilized liquid

PPD pada bagian punggung atau dorsal dari lengan bawah. Dalam wkatu 48 – 72 jama, area yang

menonjol (indurasi), bukan eritema, diukur. Ukuran tes Mantoux ini sebesar 5mm

diinterpretasikan positif pada kasus-kasus :

1. Individu yang memiliki atau dicurigai terinfeksi HIV

2. Memiliki kontak yang erat dengan penderita TBC yang infeksius

3. Individu dengan rontgen dada yang abnormal yang mengindikasikan gambaran proses

penyembuhan TBC yang lama, yang sebelumnya tidak mendpatkan terapo OAT yang adekuat

4. Individu yang menggunakan Narkoba dan status HIV-ny tidak diketahui

Sedangkan ukuran 10mm uji tuberculin, dianggap positif biasanya pada kasus-kasus seperti

:

1. Individu dengan kondisi kesehatan tertentu, kecuali penderita HIV

2. Individu yang menggunakan Narkoba (jika status HIV-ny negative)

3. Tidak mendapatkan pelayanan kesehatan, populasi denganpendapatan yang rendah,

termasuk kelompok ras dan etnik yang beresiko tinggi

4. Penderita yang lama mondokdirumah sakit

5. Anak kecil yang berusi kurang dari 4 tahun

Uji ini sekarang sudah tidak dianjurkan dipakai,karena uji ini haya menunjukkan ada

tidaknya antibodi anti TBC pada seseorang, sedangkan menurut penelitian, 80% penduduk

indosia sudah pernah terpapar intigen TBC, walaupun tidak bermanifestasi, sehingga akan

banyak memberikan false positif.

- Pemeriksaan radiologis

1. Adanya infeksi primer digambarkan dengan nodul terkalsifikasi pada bagian perifer paru

dengan kalsifikasi dari limfe nodus hilus

2. Sedangkan proses reaktifasi TB akan memberikan gambaran :

a) Nekrosis

Page 11: Diskusi Kasus 1 - MP7

b) Cavitasi (terutama tampak pada foto posisi apical lordotik)

c) Fibrosis dan retraksi region hilus

d) Bronchopneumonia

e) Infiltrate interstitial

f) Pola milier

g) Gambaran diatas juga merupakan gambaran dari TB primer lanjut

3. TB pleurisy, memberikan gambaran efusi pleura yang biasanya terjadi secara massif

4. Aktivitas dari kuman TB tidak bisa hanya ditegakkan hanya dengan 1 kali pemeriksaan

rontgen dada, tapi harus dilakukan serial rontgen dada. Tidak hanya melihat apakah penyakit

tersebut dalam proses progesi atau regresi.

Pemeriksaan darah

Pemeriksaan ini kurang mendapat perhatian karena hasilnya kadang-kadang meragukan,

tidak sensitif, tidak juga spesifik. Pada saat TB baru mulai (aktif) akan didapatkan jumlah

leukosit yang sedikit meninggi dengan hitung jenis pergeseran ke kiri. Jumlah limfosit masih

dibwah normal. Laju endap darah mulai meningkat. Jika penyakit mulai sembuh, jumlah leukosit

kembali normal, dan jumlah limfosit masih tinggi. Laju endap darah mulai turun ke arah normal

lagi. Bisa juga didapatkan anemia ringan dengan gambaran normokron dan normositer, gama

globulin meningkat dan kadar natrium darah menurun.

Pemeriksaan sputum

Pemeriksaan sputum adalah penting, karena dengan ditemukannnya kuman BA, diagnosis

tuberkulosis sudah dapat dipastikan. Kriteria BTA positif adalah bila sekurang-kurangnya

ditemukan 3 batang kuman BTA pada satu sediaan.

C. Pemeriksaan Penunjang Hipertiroid7

Untuk menegakkan diagnosa, perlu dilakukan pemeriksaan tentang ada atau tidaknya

pembesaran di daerah leher dan tes darah. Dalam tes darah, bila kadar Thyroxine Stimulating

Hormone (TSH) melebihi 20 mikro-unit per liter, berarti pasien terkena hipertiroid. Normalnya,

kadar TSH adalah 1-5 mikro-unit per liter.

Mengenai benjolan, perlu diperhatikan bagaimana benjolannya. Sebab pada pneyakit

gondok (hipotiroid) juga terdapat benjolan. Hanya saja, pembesaran di sekitar leher pada

penyakit hipotiroid tidak merata, yaitu biasanya di bagian depan leher. Sedangkan pada

hipertiroid, pembesaran yang terjadi merata di sekitar leher, sehingga kurang terlihat.

Page 12: Diskusi Kasus 1 - MP7

D. Pemeriksaan Penunjang Depresi

Diagnosis depresi pada anak maupun dewasa tidak sejelas seperti pada penyakit lain. Tidak

ada tes khusus yang dapat membantu menentukan bahwa seseorang individu menderita depresi,

dan sangat sedikit yang dapat ditentukan penyebabnya.3 Faktor neuroendokrin dapat

mempengaruhi kejadian depresi, sehingga dapat dilakukan deksametason supression test (DST)

berupa sekresi berlebihan kortisol, kadar hormon pertumbuhan menurun jika disuntik insulin-

induced hypoglicemia, kadar tiroksin total lebih rendah, peningkatan sekresi kortisol pada malam

hari.4

E. Pemeriksaan Penunjang AIDS

dilakukan pemeriksaan laboratorium seperti pemeriksaan (enzyme immunoassay)/ELISA

untuk mendeteksi antibodi virus di dalam serum/darah. Pemeriksaan lainnya seperti pemeriksaan

kadar sel CD4, HIV RNA dan lain lain dilaksanakan berdasarkan kebutuhan.6

F. Pemeriksaan penunjang hepatitis dan sirosis hati5

Darah : bisa dijumpai HB rendah, anemia normokrom normositer, hipokrom

normositer, hipokrom mikrositer, atau hipokrom makrositer. Anemia bisaakibat

hipersplenisme dengan leukopenia dan trombositopenia. Kolesteroldarah yang selalu rendah

mempunyai prognosis yang kurang baik.

Kenaikan kadar enzim transaminase/SGOT, SGPT tidak merupakan petunjuktentang berat

dan luasnya kerusakan parenkim hati. Kenaikan kadarnyadalam serum timbul akibat kebocoran

dari sel yang mengalami kerusakan.Peninggian kadar gamma GT sama dengan transaminase, ini

lebih sensitiftetapi kurang spesifik. Pemeriksaan laboratorium bilirubin, transaminase dangamma

GT tidak meningkat pada sirosis inaktif.

✔ Albumin : kadar albumin yang merendah merupakan cerminan kemampuan

sel hati yang kurang. Penurunan kadar albumin dan peningkatan kadarglobulin merupakan

tanda kurangnya daya tahan hati dalam menghadapistress seperti : tindakan operasi.

✔ Pemeriksaan CHE (kolinesterase) : penting dalam menilai sel hati. Bila terjadi

kerusakan sel hati, kadar CHE akan turun, pada perbaikan terjadi kenaikanCHE menuju

nilai normal. Nilai CHE yang bertahan dibawah nilai normal,mempunyai prognosis yang jelek.

Page 13: Diskusi Kasus 1 - MP7

Pemeriksaan kadar elektrolit penting dalam penggunaan diuretik danpembatasan garam

dalam diet. Dalam hal ensefalopati, kadar Na 500-1000,mempunyai nilai diagnostik suatu kanker

hati primer.

7. Apakah masalah-masalah (termasuk diagnosis kerja) Ny.Dimas?

Berdasarkan hasil anamnesis lanjutan dan pemeriksaan fisik, didapat masalah-masalah Ny.

Dimas sebagai berikut:

- Cepat merasa lapar dan haus (polydipsi)

- Merasa gatal-gatal (pruritus) di sekitar selangkangan

- Sariawan, gigi tampak karies pada M2 bawah kiri dan goyang derajat 1 hingga 3

- Tungkai kiri sakit berdenyut-denyut, panas, dan kesemutan hingga tidak dapat tidur

- Penurunan berat badan

- Rambut agak jarang dan mudah rontok

- Kulit keriput dan kerting,serta berkurangnya turgir kulit.

- Adanya bekas garukan di beberapa tempat,dan ulkus yang sudah mengering di

punggung.

- Katarak dikedua mata

- lidah

- Dinding abdomen lemas

- Hepar teraba satu jari dibawah arcus costae,dengan konsistensi : kenyal, tepi

tumppul,permukaan licin.

Dari hasil anamnesis di atas, pasien didiagnosis mengidap penyakit Diabetes Melitus.

8. Informasi dari anamnesis serta kelainan fisik apa yang mendukung

masalah/diagnosis kerja saudara?

- Informasi beserta pemeriksaan fisik yang mendukung diagnosis kerja (diabetes

mellitus) adalah keadaan dimana pasien mengalami rasa cepat lapar, polydipsi, dan

pruritus. Pasien juga mengidap sariawan, gigi goyang derajat 1 hingga 3 dan gigi M2

bawah kiri mengalami karies. Hal ini menandakan pasien rentan terhadap infeksi.

Pasian merasa gatal-gatal (pruritus) di sekitar selangkangan dan Pada tubuh pasien

juga terdapat bekas-bekas garukan serta ulkus pada bagian panggung .......

Page 14: Diskusi Kasus 1 - MP7

9. Apakah kemungkinan penyebab lain dari kelainan-kelainan fisik yang ditemukan?

Kemungkinan penyebab lain dari kelainan fisik yang ditemukan adalah hepatitis,dengan

terabanya hepar satu jari di bawah arcus costae dengan konsistensi kenyal, tepi tumpul,

permukaan licin.

10. Pemeriksaan laboratorium apa yang mendukung diagnosis kerja saudara?

Pemeriksaan laboratorium yang mendukung diagnosis kerja (diabetes mellitus) adalah

pemeriksaan kadar gula darah sewaktu dengan hasil 190mg% (normal sewaktu: < mg% )

Serta kadar kreatinin .....dan trigliserid....kolesterol....yang menunjukan....

11. Pemeriksaan apakah yang masih diperlukan untuk memastikan diagnosis?

Apa alasannya?

Pemeriksaan yang masih diperlukan untuk memastikan diagnosis kerja adalah pemeriksaan kadar

gula darah puasa. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan data kadar gula darah yang lebih akurat

mengingat hasil pemeriksaan kadar gula darah sewaktu dapat dipengaruhi oleh beberapa factor

seperti makanan dan minuman yang dikonsumsi sebelum pemeriksaan.

12. Pemeriksaan apa saja yang masih diperlukan untuk mengetahui adanya

penyakit lain? Apa alasannya?

Pemeriksaan yang masih diperlukan untuk mengetahui adanya penyakit lain adalah

SGOT/SGPT yang bertujuan untuk memeriksa fungsi hepar pasien.