Definisi Sinusitis

13
Definisi Sinusitis Sinusitis akhiran umum dalam kedokteran itis berarti peradangan karena itu sinusitis adalah suatu peradangan sinus paranasal. Sinusitis adalah penyakit yang terjadi di daerah sinus. Sinusitis adalah merupakan penyakit infeksi sinus yang disebabkan oleh kuman atau virus. Sinus itu sendiri adalah rogga udara yang terdapat di area wajah yang terhubung dengan hidung. Fungsi dari rongga sinus sendiri adalah untuk menjaga kelembapan hidung dan menjaga pertukaran udara di daerah hidung. Rongga sinus sendiri terdiri dari 4 jenis yaitu : 1. Sinus Frontal, terletak di atas meja dibagian tengah dari masing-masing alis. 2. Sinus Maxillary, terletak diantara tulang pipi, tepat di sampig hidung. 3. Sinus Ethmooid, terletak di antara mata, tepat dibelakang tulang hidung. 4. Sinus Sphenoid, terletak dibelakang sinus ethmoid dan di belakang mata Didalam rongga sinus terdapat lapisan yang terdiri dari bulu-bulu halus yang disebut dengan cilia. Fungsi cilia ini adalah untuk mendorong lender yang diproduksi didalam sinus menuju kesaluran parnafasan. Gerakan cilia mendorong lender ini berguna untuk membersihkan saluran nafas dari kotoran ataupun organism yang mungkin ada. Ketika lapisan rongga sinus yang menyebabkan lender terperangkap di rongga sinus dan menjadi tempat tumbuhnya bakteri. Jadi sinusitis terjadi

description

free

Transcript of Definisi Sinusitis

Definisi SinusitisSinusitis akhiran umum dalam kedokteran itis berarti peradangan karena itu sinusitis adalah suatu peradangan sinus paranasal. Sinusitis adalah penyakit yang terjadi di daerah sinus. Sinusitis adalah merupakan penyakit infeksi sinus yang disebabkan oleh kuman atau virus. Sinus itu sendiri adalah rogga udara yang terdapat di area wajah yang terhubung dengan hidung. Fungsi dari rongga sinus sendiri adalah untuk menjaga kelembapan hidung dan menjaga pertukaran udara di daerah hidung. Rongga sinus sendiri terdiri dari 4 jenis yaitu :

1. Sinus Frontal, terletak di atas meja dibagian tengah dari masing-masing alis. 2. Sinus Maxillary, terletak diantara tulang pipi, tepat di sampig hidung. 3. Sinus Ethmooid, terletak di antara mata, tepat dibelakang tulang hidung. 4. Sinus Sphenoid, terletak dibelakang sinus ethmoid dan di belakang mata

Didalam rongga sinus terdapat lapisan yang terdiri dari bulu-bulu halus yang disebut dengan cilia. Fungsi cilia ini adalah untuk mendorong lender yang diproduksi didalam sinus menuju kesaluran parnafasan. Gerakan cilia mendorong lender ini berguna untuk membersihkan saluran nafas dari kotoran ataupun organism yang mungkin ada. Ketika lapisan rongga sinus yang menyebabkan lender terperangkap di rongga sinus dan menjadi tempat tumbuhnya bakteri. Jadi sinusitis terjadi apabila terjadi peradangan didaerah lapisan rongga sinus yang menyebabkan lender terperangkap dirongga sinus dan menadi tempat tumbuhya bekteri. Sinusitas sendiri dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu :1. Sinusitas Akut : gejala dirasakan selama 2-8 minggu.2. Sinusitas Kronis : biasanya gejala dirasakan lebih dari 8 minggu.

2.2 EtiologiSinusitis bisa bersifat akut (berlangsung selama 3 minggu atau kurang) maupun kronis (berlangsung selama 3-8 minggu tetapi dapat berlanjut sampai berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun). Penyebab sinusitis akut:a. Infeksi virusSinusitis akut bisa terjadi setelah suatu infeksi virus pada saluran pernafasan bagian atas (misalnya pilek).b. BakteriDi dalam tubuh manusia terdapat beberapa jenis bakteri yang dalam keadaan normal tidak menimbulkan penyakit (misalnya Streptococcus pneumoniae, Haemophilus influenzae). Jika sistem pertahanan tubuh menurun atau drainase dari sinus tersumbat akibat pilek atau infeksi virus lainnya, maka bakteri yang sebelumnya tidak berbahaya akan berkembang biak dan menyusup ke dalam sinus, sehingga terjadi infeksi sinus akut.c. Infeksi jamur Kadang infeksi jamur bisa menyebabkan sinusitis akut.Aspergillus merupakan jamur yang bisa menyebabkan sinusitis pada penderita gangguan sistem kekebalan. Pada orang-orang tertentu, sinusitis jamur merupakan sejenis reaksi alergi terhadap jamur. Peradangan menahun pada saluran hidung. Pada penderita rinitis alergika bisa terjadi sinusitis akut. Demikian pula halnya pada penderita rinitis vasomotor. Penyakit tertentu.Sinusitis akut lebih sering terjadi pada penderita gangguan sistem kekebalan dan penderita kelainan sekresi lendir (misalnya fibrosis kistik). Penyebab sinusitis kronis:a. AsmaPenyakit alergi (misalnya rinitis alergika). Gangguan sistem kekebalan atau kelainan sekresi maupun pembuangan lendir.

2.3 Tanda dan Gejala PenyakitGejala khas dari kelainan pada sinus adalah sakit kepala yang dirasakan ketika penderita bangun pada pagi hari. Sinusitis akut dan kronis memiliki gejala yang sama, yaitu nyeri tekan dan pembengkakan pada sinus yang terkena, tetapi ada gejala tertentu yang timbul berdasarkan sinus yang terkena:a. Sinusitis maksilaris menyebabkan nyeri pipi tepat di bawah mata, sakit gigi dan sakit kepala.b. Sinusitis frontalis menyebabkan sakit kepala di dahi.c. Sinusitis etmoidalis menyebabkan nyeri di belakang dan diantara mata serta sakit kepala di dahi. Peradangan sinus etmoidalis juga bisa menyebabkan nyeri bila pinggiran hidung di tekan, berkurangnya indera penciuman dan hidung tersumbat.d. Sinusitis sfenoidalis menyebabkan nyeri yang lokasinya tidak dapat dipastikan dan bisa dirasakan di puncak kepala bagian depan ataupun belakang, atau kadang menyebabkan sakit telinga dan sakit leher.Gejala lainnya adalah: tidak enak badan demam letih, lesu batuk, yang mungkin semakin memburuk pada malam hari hidung meler atau hidung tersumbat.Demam dan menggigil menunjukkan bahwa infeksi telah menyebar ke luar sinus. Selaput lendir hidung tampak merah dan membengkak, dari hidung mungkin keluar nanah berwarna kuning atau hijau. Sinusitis & Gangguan Sistem Kekebalan Pada penderita diabetes yang tidak terkontrol atau penderita gangguan sistem kekebalan, jamur bisa menyebabkan sinusitis yang berat dan bahkan berakibat fatal. Mukormikosis (fikomikosis) adalah suatu infeksi jamur yang bisa terjadi pada penderita diabetes yang tidak terkontrol. Pada rongga hidung terdapat jaringan mati yang berwarna hitam dan menyumbat aliran darah ke otak sehingga terjadi gejala-gejala neurologis (misalnya sakit kepala dan kebutaan). Diagnosis ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan mikroskopik terhadap jaringan yang mati tersebut.Pengobatannya meliputi pengendalian diabetes dan pemberian obat anti-jamur amfoterisin B secara intravena (melalui pembuluh darah). Aspergillosis dan kandidiasis merupakan infeksi jamur pada sinus yang bisa berakibat fatal pada penderita gangguan sistem kekebalan akibat terapi anti-kanker atau penyakit (misalnya leukemia, limfoma, mieloma multipel atau AIDS). Pada aspergillosis, di dalam hidung dan sinus terbentuk polip. Diagnosis ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap polip. Pengobatannya berupa pembedahan sinus dan pemberian amfoterisin B intravena.

2.4 Patofisiologi Dan Penyimpangan KDM Kesehatan sinus dipengaruhi oleh patensi ostium-ostium sinus dan kelancaran klirens dari mukosiliar didalam komplek osteo meatal (KOM). Disamping itu mukus juga mengandung substansi antimikrobial dan zat-zat yang berfungsi sebagai pertahanan terhadap kuman yang masuk bersama udara pernafasan. Bila terinfeksi organ yang membentuk KOM mengalami oedem, sehingga mukosa yang berhadapan akan saling bertemu. Hal ini menyebabkan silia tidak dapat bergerak dan juga menyebabkan tersumbatnya ostium. Hal ini menimbulkan tekanan negatif didalam rongga sinus yang menyebabkan terjadinya transudasi atau penghambatan drainase sinus.Efek awal yang ditimbulkan adalah keluarnya cairan serous yang dianggap sebagai sinusitis non bakterial yang dapat sembuh tanpa pengobatan. Bila tidak sembuh maka sekret yang tertumpuk dalam sinus ini akan menjadi media yang poten untuk tumbuh dan multiplikasi bakteri, dan sekret akan berubah menjadi purulen yang disebut sinusitis akut bakterialis yang membutuhkan terapi antibiotik. Jika terapi inadekuat maka keadaan ini bisa berlanjut, akan terjadi hipoksia dan bakteri anaerob akan semakin berkembang. Keadaan ini menyebabkan perubahan kronik dari mukosa yaitu hipertrofi, polipoid atau pembentukan polip dan kista.

2.5 Diagnosa Sinusitis sebagian besar sudah dapat didiagnosa hanya berdasarkan pada riwayat keluhan pasien serta pemeriksaan fisik yang dilakukan dokter. Pada pemeriksaan fisik akan ditemukan adanya kemerahan dan pembengkakan pada rongga hidung, ingus yang mirip nanah, serta pembengkakan disekitar mata dan dahi. Untuk penetapan diagnose sinusitis, dokter biasanya akan melakukan pemeriksaan berikut :a. Mencari adanya polip dihidung.b. Menyinari rongga sinus dengan cahaya (transiluminasi) untuk melihat adanya perdagangan.c. Mengetuk rongga sinus utuk melihat adanya infeksi.d. Melihat kedalam rongga sinus melalui pemeriksaan fiberoptik (disebut juga dengan endoscopy). Hal ini biasanya dilakukan oleh dokter spesialis THT.Jika anak menderita sinusitis kronis atau yang berulang (sering kambuh) maka tes-tes berikut perlu juga dilakukan :a. Tes alergi.b. Tes HIV atau tes untuk melihat rendahnya fungsi imun.c. Tes untuk melihat fungsi cilia, yaitu :1. Nyeri : kepala, tenggorokan , sinus berhubungan dengan peradangan pada hidung.2. Cemas berhubungan dengan Kurangnya Pengetahuan klien tentang penyakit dan prosedur tindakan medis(irigasi sinus/operasi).3. Ketidakefektifan jalan nafas berhubungan dengan dengan obstruksi /adnya secret yang mengental.4. Gangguan istirahat tidur berhubungan dengan hiidung buntu., nyeri sekunder peradangan hidung.5. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan nafus makan menurun sekunder dari peradangan sinus.6. Gangguan konsep diri berhubungan dengan bau pernafasan dan pilek.

2.6 KomplikasiKomplikasi sinusitis lebih sering terjadi pada anak-anak daripada pada orang dewasa. Jika anak Anda mengalami sinusitis dan telah mengalami pembengkakan di sekitar tulang pipi atau kelopak mata, ini mungkin merupakan infeksi bakteri pada jaringan kulit dan lembut atau infeksi pada jaringan sekitarnya mata. Jika Anda melihat gejala ini, bawa anak Anda untuk periksa ke dokter, yang mungkin mereka akan merujuk ke spesialis telinga, hidung dan tenggorokan (THT). Bila kondisinya parah, antibiotik sering dapat mengendalikan penyebaran infeksi ke tulang di dekatnya. Namun, dalam kasus yang sangat jarang (sekitar satu dari 10.000), infeksi dapat menyebar ke daerah sekitar mata, tulang, darah atau otak.CT-Scan penting dilakukan dalam menjelaskan derajat penyakit sinus dan derajat infeksi di luar sinus, pada orbita, jaringan lunak dan kranium. Pemeriksaan ini harus rutin dilakukan pada sinusitis refrakter, kronis atau berkomplikasi.a. Komplikasi orbitaSinusitis ethmoidalis merupakan penyebab komplikasi pada orbita yang tersering. Pembengkakan orbita dapat merupakan manifestasi ethmoidalis akut, namun sinus frontalis dan sinus maksilaris juga terletak di dekat orbita dan dapat menimbulkan infeksi isi orbita. Terdapat lima tahapan :1. Peradangan atau reaksi edema yang ringan. Terjadi pada isi orbita akibat infeksi sinus ethmoidalis didekatnya. Keadaan ini terutama ditemukan pada anak, karena lamina papirasea yang memisahkan orbita dan sinus ethmoidalis sering kali merekah pada kelompok umur ini.2. Selulitis orbita, edema bersifat difus dan bakteri telah secara aktif menginvasi isi orbita namun pus belum terbentuk.3. Abses subperiosteal, pus terkumpul diantara periorbita dan dinding tulang orbita menyebabkan proptosis dan kemosis.4. Abses orbita, pus telah menembus periosteum dan bercampur dengan isi orbita. Tahap ini disertai dengan gejala sisa neuritis optik dan kebutaan unilateral yang lebih serius. Keterbatasan gerak otot ekstraokular mata yang tersering dan kemosis konjungtiva merupakan tanda khas abses orbita, juga proptosis yang makin bertambah.5. Trombosis sinus kavernosus, merupakan akibat penyebaran bakteri melalui saluran vena kedalam sinus kavernosus, kemudian terbentuk suatu tromboflebitis septik. Secara patognomonik, trombosis sinus kavernosus terdiri dari :a. Oftalmoplegiab. Kemosis konjungtivac. Gangguan penglihatan yang beratd. Kelemahan pasiene. Tanda-tanda meningitis oleh karena letak sinus kavernosus yang berdekatan dengan saraf kranial II, III, IV dan VI, serta berdekatan juga dengan otak.b. MukokelMukokel adalah suatu kista yang mengandung mukus yang timbul dalam sinus, kista ini paling sering ditemukan pada sinus maksilaris, sering disebut sebagai kista retensi mukus dan biasanya tidak berbahaya. Dalam sinus frontalis, ethmoidalis dan sfenoidalis, kista ini dapat membesar dan melalui atrofi tekanan mengikis struktur sekitarnya. Kista ini dapat bermanifestasi sebagai pembengkakan pada dahi atau fenestra nasalis dan dapat menggeser mata ke lateral. Dalam sinus sfenoidalis, kista dapat menimbulkan diplopia dan gangguan penglihatan dengan menekan saraf didekatnya.Piokel adalah mukokel terinfeksi, gejala piokel hampir sama dengan mukokel meskipun lebih akut dan lebih berat.Prinsip terapi adalah eksplorasi sinus secara bedah untuk mengangkat semua mukosa yang terinfeksi dan memastikan drainase yang baik atau obliterasi sinus.c. Komplikasi Intra Kranial1. Meningitis akut, salah satu komplikasi sinusitis yang terberat adalah meningitis akut, infeksi dari sinus paranasalis dapat menyebar sepanjang saluran vena atau langsung dari sinus yang berdekatan, seperti lewat dinding posterior sinus frontalis atau melalui lamina kribriformis di dekat sistem sel udara ethmoidalis.2. Abses dura, adalah kumpulan pus diantara dura dan tabula interna kranium, sering kali mengikuti sinusitis frontalis. Proses ini timbul lambat, sehingga pasien hanya mengeluh nyeri kepala dan sebelum pus yang terkumpul mampu menimbulkan tekanan intra kranial.3. Abses subdural adalah kumpulan pus diantara duramater dan arachnoid atau permukaan otak. Gejala yang timbul sama dengan abses dura.4. Abses otak, setelah sistem vena, dapat mukoperiosteum sinus terinfeksi, maka dapat terjadi perluasan metastatik secara hematogen ke dalam otak. Terapi komplikasi intra kranial ini adalah antibiotik yang intensif, drainase secara bedah pada ruangan yang mengalami abses dan pencegahan penyebaran infeksi.5. Osteomielitis dan abses subperiosteal penyebab tersering osteomielitis dan abses subperiosteal pada tulang frontalis adalah infeksi sinus frontalis. Nyeri tekan dahi setempat sangat berat. Gejala sistemik berupa malaise, demam dan menggigil.2.7 Pengobatan SinusitisUntuk sinusitis yang disebabkan oleh karena virus maka tidak diperlukan pemberian antibiotika. Obat yang biasa diberikan untuk sinusitis virus adalah penghilang rasa nyeri seperti parasetamol dan dekongestan. Curiga telah terjadi sinusitis infeksi oleh bakteri bila terdapat gejala nyeri pada wajah, ingus yang bernanah, dan gejala yang timbul lebih dari seminggu. Sinusitis infeksi bakteri umumnya diobati dengan menggunakan antibiotika.Pemilihan antibiotika berdasarkan jenis bakteri yang paling sering menyerang sinus karena untuk mendapatkan antibiotika yang benar benar pas harus menunggu hasil dari biakan kuman yang memakan waktu lama. Lima jenis bakteri yang paling sering menginfeksi sinus adalah Streptococcus pneumoniae, Haemophilus influenzae, Moraxella catarrhalis, Staphylococcus aureus, dan Streptococcus pyogenes. Antibiotika yang dipilih harus dapat membunuh kelima jenis kuman ini.Beberapa pilihan antiobiotika antara lain amoxicillin, cefaclor, azithromycin, dan cotrimoxazole. Jika tidak terdapat perbaikan dalam lima hari maka perlu dipertimbangkan untuk memberikan amoxicillin plus asam klavulanat. Pemberian antibiotika dianjurkan minimal 10 sampai 14 hari. Pemberian dekongestan dan mukolitik dapat membantu untuk melancarkan drainase cairan mukus. Pada kasus kasus yang khronis, dapat dipertimbangkan melakukan drainase cairan mukus dengan cara pembedahan.Pengobatan lain yang bisa dilakukan :a. Suntikan alergib. Menghindari mencetus alergic. Semprotan hidung yang mengandung kortikosteroid untukmembantu mengurangi bengkak di rongga sinus, terutama karena adanya olip ataupun alergi.d. Antibiotik dapat diberikan apabila terjadi hal-hal berikut ini :1. Anak dengan kondisi pilek biasaya disertai dengan batuk yang tidak kunjung membaik setelah 2-3 minggu.2. Demam dengan suhu tubuh lebih dari 39 C.3. Adanya bengkak yang parah di area sekitar mata.4. Sakit kelapa atau sakit di daerah wajah2.8 Cara Mencegah SinusitisYang paling mudah, jangan sampai terkena infeksi saluran nafas. Rajin-rajin cuci tangan karena tindakan sederhana ini terbukti efektif dalam mengurangi risiko tertular penyakit saluran pernafasan. Selain itu, sedapat mungkin menghindari kontak erat dengan mereka yang sedang terkena batuk pilek. Bila anda memakai AC, sering-seringlah membersihkan penyaringnya agar debu, jamur dan berbagai substansi yang mungkin dapat mencetuskan alergi dapat dikurangi (walau tak mungkin dihilangkan seluruhnya). Demikian juga dengan karpet dan sofa.Tingkatkan daya tahan tubuh dengan cukup istirahat dan konsumsi makanan dan minuman yang memiliki nilai nutrisi baik. Selain itu, jangan lupa untuk minum air dalam jumlah yang cukup. Kegiatan minum ini seringkali dilupakan orang padahal air yang sehat merupakan salah satu sumber utama kesehatan tubuh kita.Berolahraga yang teratur, khususnya setelah waktu subuh di mana udara pagi saat itu masih jernih dan bersih. Perbanyak menghirup udara bersih, dengan cara menghirup dan mengeluarkannya perlahan-lahan. Hal ini sangat bermanfaat selain untuk menguatkan paru-paru juga untuk mengisi daerah sinus dengan oksigen. Sehingga daerah-daerah sinus menjadi lebih bersih dan kebal terhadap berbagai infeksi dan bakteri. Dan yang tidak kalah pentingnya adalah segera kunjungi dokter bila terdapat gejala-gejala yang mungkin merupakan gejala sinusitis. Diagnosa dan pengobatan secara dini dan tepat akan mempercepat kesembuhan penyakit yang diderita.