Case Psoriasis Dr Prima

22
LAPORAN KASUS PSORIASIS VULGARIS dr. Sri Primawati Indraswari, Sp. KK, MM Oleh: Nilam Permata (030.10.206) I. PENDAHULUAN Psoriasis adalah penyakit yang penyebabnya autoimun, bersifat kronik dan residif, ditandai dengan adanya bercak- bercak eritema berbatas tegas dengan skuama yang kasar, berlapis-lapis dan transparan; disertai adanya fenomena tetesan lilin, Auspitz, dan Kobner. Psoriasis termasuk ke dalam dermatosis eritroskuamosa. Psoriasis disebut juga psoriasis vulgaris, berarti psoriasis yang biasa, karena ada psoriasis lain, misalnya psoriasis pustulosa. 1,2 Kasus psoriasis makin sering dijumpai, meskipun penyakit ini tidak menyebabkan kematian, tetapi menyebabkan gangguan kosmetik, terlebih-lebih mengingat bahwa perjalanannya menahun dan residif. 1,2 Insidens pada orang kulit putih lebih tinggi daripada penduduk kulit berwarna. Insidens pada pria lebih banyak dari pada wanita. Psoriasis terdapat pada semua usia tetapi umumnya terdapat pada orang dewasa muda. 1,2 Faktor genetik berperan. Apabila orangtuanya tidak menderita psoriasis resiko menderita psoriasis 12%, sedangkan 1

description

segala sesuatu mengenai psoriasis kulit spkk

Transcript of Case Psoriasis Dr Prima

Page 1: Case Psoriasis Dr Prima

LAPORAN KASUS

PSORIASIS VULGARIS

dr. Sri Primawati Indraswari, Sp. KK, MM

Oleh: Nilam Permata (030.10.206)

I. PENDAHULUAN

Psoriasis adalah penyakit yang penyebabnya autoimun, bersifat kronik dan residif,

ditandai dengan adanya bercak-bercak eritema berbatas tegas dengan skuama yang kasar,

berlapis-lapis dan transparan; disertai adanya fenomena tetesan lilin, Auspitz, dan Kobner.

Psoriasis termasuk ke dalam dermatosis eritroskuamosa. Psoriasis disebut juga psoriasis

vulgaris, berarti psoriasis yang biasa, karena ada psoriasis lain, misalnya psoriasis

pustulosa.1,2

Kasus psoriasis makin sering dijumpai, meskipun penyakit ini tidak menyebabkan

kematian, tetapi menyebabkan gangguan kosmetik, terlebih-lebih mengingat bahwa

perjalanannya menahun dan residif.1,2

Insidens pada orang kulit putih lebih tinggi daripada penduduk kulit berwarna.

Insidens pada pria lebih banyak dari pada wanita. Psoriasis terdapat pada semua usia tetapi

umumnya terdapat pada orang dewasa muda.1,2

Faktor genetik berperan. Apabila orangtuanya tidak menderita psoriasis resiko

menderita psoriasis 12%, sedangkan jika salah seorang orangtuanya menderita psoriasis

resikonya mencapai 34-39%.1

Faktor imunologik juga berperan. Defek genetik pada psoriasis dapat diekspresikan

pada salah satu dari tiga jenis sel, yakni limfosit T, sel penyaji antigen (dermal), atau

keratosis. Pada psoriasis pembentukan epidermis lebih cepat, hanya 3-4 hari, sedangkan pada

kulit normal lamanya 27 hari. Nickoloff (1998) berkesimpulan bahwa psoriasis merupakan

penyakit autoimun. Lebih dari 90% kasus dapat mengalami remisi setelah diobati dengan

imunosupresif.1

1

Page 2: Case Psoriasis Dr Prima

Berbagai faktor pencetus pada psoriasis diantaranya stres psikik, infeksi fokal,

trauma, penyakit endokrin, gangguan metabolik, obat, alkohol dan merokok. Stres psikik

merupakan fektor pencetus utama. Puncak insidens psoriasis pada waktu pubertas dan

menopause. Gangguan metabolisme misalnya hipokalsemia dan dialisis telah dilaporkan

sebagai faktor pencetus. Obat yang merupakan residif adalah beta-adrenergic blocking

agents, litium, antimalaria dan penghentian mendadak kortikosteroid sistemik.1,2,3

Penderita psoriasis tidak mengeluh atau sebagian mengeluh gatal ringan. Tempat

predileksi pada skalp, perbatasan daerah tersebut dengan muka, ekstremitas bagian ekstensor

terutama siku serta lutut, telapak tangan, kuku, tumin dan daerah lumboskral.1,3,4 K elainan

kulit terdiri atas bercak-bercak eritema yang meninggi (plak) dengan skuama diatasnya.

Eritema sirkumskrip dan merata, tetapi pada stadium penyembuhan sering eritema yang

ditengah menghilang dan hanya terdapat di pinggir. Eritema berbatas tegas dan merata.

Skuama berlapis-lapis, kasar, berwarna putih seperti mika, serta transparan. Besar kelainan

bervariasi : lentikular, numular atau plakat dapat berkonfluensi.3,4

Pada psoriasis terdapat fenomena tetesan lilin, Auspitz dan Kobner (isomorfik).

Kedua fenomena yang disebut lebih dulu dianggap khas, sedangkan yang terakhir hanya kira-

kira 47% yang positif. Fenomena tetesan lilin adalah skuama yang berubah warnanya

menjadi putih pada goresan, seperti lilin yang di gores, disebabkan oleh berubahnya indeks

bias. Cara menggores dapat dengan pinggir gelas alas. Pada fenomena Auspitz tampak serum

atau darah berbintik-bintik yang disebabkan oleh papilomatosis. Caranya skuama yang

berlapis-lapis dikerok dengan pinggir gelas alas. Setelah skuama habis, maka pengerokan

harus dilakukan perlahan-lahan, jika terlalu dalam tidak akan tampak perdarahan yang

berbintik-bintik, melainkan perdarahan yang merata. Trauma pada kulit penderita psoriasis

misalnya garukan, dapat menyebabkan kelainan yang sama dengan kelainan psoriasis di sebut

fenomena Kobner yang timbul kira-kira setelah 3 minggu.2,3

Psoriasis memberi gambaran histopatologik yang khas, yaitu parakeratosis dan

akantosis. Selain itu juga terdapat papilomatosis, hiperkeratosis dan hilangnya stratum

granulosum, serta terdapat abses Munro. Pada dermis ditemukan infiltrasi sel-sel polinuklear,

limfosit dan monosit serta pelebaran ujung-ujung pembuluh darah.

Psoriasis juga dapat menyebabkan kelainan kuku kira-kira 50% ialah nail pit berupa

lekukan-lekukan milier. Disamping menimbulkan kelainan pada kulit dan kuku, penyakit ini

dapat pula menyebabkan kelainan pada sendi. Umumnya bersifat poliartikular, tempat

predileksi pada sendi interphalang distal terbanyak pada usia 30-50 tahun.

2

Page 3: Case Psoriasis Dr Prima

Pada psoriasis terdapat berbagai bentuk klinik yaitu psoriasis vulgaris, psoriasis

gutata, psoriasis inversa (psoriasis flexural), psoriasis eksudativa, psoriasis seboroik, psoriasis

pustulosa, dan eritroderma psoriatik.Diagnosa psoriasis biasanya berdasarkan kelainan kulit.

Kadang-kadang pemeriksaan biopsi mungkin diperlukan untuk membedakan dengan penyakit

lain.

Data insidens pasien psoriasis di RSU Kardinah pada tahun 2014 didapatkan

sebanyak 14 kasus baru dari bulan Januari – Desember dan 176 kunjungan dari pasien lama.

Insidens terbanyak terjadi pada pasien Perempuan yaitu 8 dari 14 adalah pasien perempuan.

Insidens tertinggi terjadi pada usia 25-44 tahun yaitu 5 pasien.

Berikut ini dilaporkan sebuah kasus psoriasis vulgaris pada seorang laki-laki berusia …

tahun.

3

Page 4: Case Psoriasis Dr Prima

II. KASUS

Seorang laki-laki berusia 42 tahun, pekerjaan berdagang, menikah, beragama Islam,

pendidikan SMA datang ke Poliklinik kulit dan kelamin RSUD Kardinah Tegal pada tanggal

3 Maret 2015 pukul 11.00 WIB dengan keluhan utama bercak-bercak kemerahan bersisik

tebal dan terasa gatal pada kepala bagian belakang, punggung, lengan atas kanan dan kiri,

lengan bawah kanan dan kiri, siku, perut, dan kedua kaki.

ANAMNESIS KHUSUS

(Autoanamnesis dilakukan pada tanggal 3 Maret 2015 pukul 11.00 WIB di Poliklinik kulit

dan kelamin RSUD Kardinah Tegal)

Tiga bulan yang lalu pasien mengeluhkan timbulnya bercak-bercak kemerahan pada

kulit yang disertai rasa gatal di punggung, kedua siku. Awalnya pertama kali pasien

mengeluhkan bercak kemerahan sebesar uang koin yang terdapat pada kedua lengannya lama

kelamaan bercak tersebut semakin gatal dan membesar sehingga membentuk bercak -bercak

kemerahan yang meninggi dan bersisik tebal dan berlapis  berwarna putih dan tidak

berminyak. Lalu pasien berobat ke dokter umum dan mendapatkan obat tablet dan salep

namun pasien lupa nama obatnya.

Dua bulan yang lalu pasien merasa keluhan tersebut berkurang sehingga pasien tidak

pernah berobat lagi. Kemudian lama kelamaan muncul kembali bercak – bercak kemerahan

disertai dengan gatal dan bersisik tebal dan  berlapis berwarna putih seperti serpihan

ketombe jika di garuk, dan makin meluas ke  kepala bagian belakang, perut, dan kaki.

Pasien sering menggaruknya, saat seteleah digaruk tampak bagian kulit yang mengelupas dan

bersisik terutama pada bagian perut. Pasien mengaku saat ini stress memikirkan belum ada

kerajaan menetap hanya membantu orangtua berdagang, dan saat memirkan hal tersebut

terasa semakin gatal. Rasa gatal tidak bertambah jika berkeringat. kemudian pasien berobat

ke poliklinik kulit kelamin RSUD Kardinah Tegal.

Pasien menyangkal adanya demam, nyeri menelan, batuk, pilek maupun cairan berbau

yang keluar dari hidung. Tidak terdapat gigi berlubang. Tidak terdapat nyeri telinga, maupun

keluar cairan dari telinga, tidak terdapat nyeri, kemerahan, maupun kelainan pada sendi

tangan. Tidak terdapat kuku berlubang, kerusakan kuku, perubahan warna, maupun kuku

yang terlepas. Pasien merokok dan namun tidak minum alkohol. Pasien menyangkal adanya

anggota keluarganya yang yang tinggal serumah pernah menderita penyakit seperti dirinya.

4

Page 5: Case Psoriasis Dr Prima

PEMERIKSAAN FISIK

1. STATUS GENERALIS

Keadaan Umum : Baik, tampak sakit ringan.

Kesadaran : Compos Mentis

Tanda Vital :

Tekanan Darah : 120/80 mmHg

Nadi : 76 x/menit

Suhu : Afebris

Pernafasan : 18 x/menit

Berat Badan : 60 Kg

Tinggi : 160 cm

Status Gizi : Baik (BMI =23)

Kepala : Bentuk Normocephali

Mata : Konjunctiva tidak anemis, Sklera tidak ikterik

Hidung : Tidak ada septum deviasi, sekret(-)

Mulut :

Bibir tidak sianosis

Karies gigi (-)

geographic tongue (-)

Tonsil T1-T1 tenang

Faring tidak hiperemis

Telinga : Normotia, serumen (-)

Leher : Tidak terdapat pembesaran KGB

Kulit kepala : Kelainan kulit(+) lihat status dermatologikus.

Thorax :

- Inspeksi : Bentuk simetris, gerak napas simetris

- Palpasi : Vokal fremitus sama kuat kanan dan diri

- Perkusi : Sonor di semua lapang paru

- Auskultasi : Suara napas vesikuler, ronkhi -/-, wheezing -/-

Abdomen : Dasar, supel, tampak kelainan kulit(+) lihat status

dermatologikus.

5

Page 6: Case Psoriasis Dr Prima

Ekstremitas :

superior:

oedem (-)

deformitas (-)

kelainan sendi (-)

kelainan kulit(+) lihat status dermatologikus kelainan kulit(+)

lihat status dermatologikus

kelainan kuku: pitting nail (-), onikolisis (-), diskolorisasi (-)

inferior:

oedem(-)

deformitas (-)

kelainan kulit(+) lihat status dermatologikus.

kelainan kuku : pitting nail (-), onikolisis (-), diskolorisasi (-)

2. STATUS DERMATOLOGIKUS

Distribusi : Regional

Ad Regio : Kepala bagian belakang, perut, punggung, kedua lengan atas,

kedua lengan bawah, siku dan kaki

Lesi : Multipel, diskret sebagian konfluens,bentuk tidak teratur,

ukuran 0,5 cm-6 cm, ,batas tegas, menimbul dari permukaan

kulit, kering

Efloresensi : Makula eritema, skuama psoriasiformis

6

Page 7: Case Psoriasis Dr Prima

Gambar 1. Regio kepala bagian belakang

Gambar 2. Regio punggung belakang

Gambar 3 dan 4 .Regio Kepala lengan dan kiri

7

Page 8: Case Psoriasis Dr Prima

Gambar 5 dan 6. Regio siku kanan dan kiri

8

Page 9: Case Psoriasis Dr Prima

Gambar 7. Regio Perut

Gambar 8. Regio kaki kanan

9

Page 10: Case Psoriasis Dr Prima

PEMERIKSAAN KHUSUS

- Pemeriksaan Fenomena tetesan lilin (+) berupa skuama berwarna putih pada goresan

(seperti lilin yang digores)

- Pemeriksaan Auspitz sign (+)

- Pemeriksaan Fenomena Kobner (tidak dilakukan)

10

Page 11: Case Psoriasis Dr Prima

RESUME

Seorang Laki-laki berusia 42 tahun, pekerjaan berdagang, pendidikan terakhir SMA,

menikah, beragama Islam, datang berobat ke Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUD Kardinah

tanggal 26 Januari 2015 pukul 11.00 WIB dengan keluhan utama bercak-bercak kemerahan

bersisik tebal dan terasa gatal pada kepala bagian belakang, punggung, lengan atas kanan dan

kiri, lengan bawah kanan dan kiri,kedua siku, perut, dan kedua kaki.

Dari anamnesis didapatkan keluhan tiga bulan yang lalu pasien mengeluhkan

timbulnya bercak-bercak kemerahan pada kulit yang disertai rasa gatal di punggung, kedua

lengan, siku. Awalnya pertama kali pasien mengeluhkan bercak kemerahan sebesar uang koin

yang terdapat pada kedua lengan nya lama kelamaan bercak tersebut semakin gatal dan

membesar sehingga membentuk bercak -bercak kemerahan yang meninggi dan bersisik tebal

dan berlapis  berwarna putih dan tidak berminyak. Lalu pasien berobat ke dokter umum dan

mendapatkan obat tablet dan salep namun pasien lupa nama obatnya. Dua bulan yang lalu

pasien merasa keluhan tersebut berkurang sehingga pasien tidak pernah berobat lagi.

Kemudian lama kelamaan muncul kembali bercak – bercak kemerahan disertai dengan gatal

dan bersisik tebal dan  berlapis berwarna putih seperti serpihan ketombe jika di garuk, dan

makin meluas ke  kepala bagian belakang, perut, dan kaki. Pasien sering menggaruknya, saat

setelah digaruk tampak bagian kulit yang mengelupas dan bersisik terutama pada bagian

perut. Pasien mengaku saat ini stress terasa semakin gatal. Rasa gatal tidak bertambah jika

berkeringat. kemudian pasien berobat ke poliklinik kulit kelamin RSUD Kardinah Tegal.

Pasien menyangkal adanya demam, nyeri menelan, batuk, pilek maupun cairan berbau yang

keluar dari hidung. Tidak terdapat gigi berlubang. Tidak terdapat nyeri telinga, maupun

keluar cairan dari telinga, tidak terdapat nyeri, kemerahan, maupun kelainan pada sendi

tangan. Tidak terdapat kuku berlubang, kerusakan kuku, perubahan warna, maupun kuku

yang terlepas. Pasien merokok dan namun tidak minum alkohol. Pasien menyangkal adanya

anggota keluarganya yang tinggal serumah pernah menderita penyakit seperti dirinya.

Dari pemeriksaan fisik : status generalis : dalam batas normal .Status dermatologikus

Distribusi : Regional, Ad Regio: kepala, perut, punggung, kedua lengan atas, kedua lengan

bawah, kedua siku dan kedua kaki. Lesi : multipel, diskret sebagian konfluens,bentuk tidak

teratur, ukuran 0,5-6 cm, batas tegas, menimbul dari permukaan kulit, kering. Efloresensi :

makula eritema, skuama psoriasiformis.

Dari pemeriksaan khusus : Fenomena tetesan lilin (+), Auspitz sign (+).

DIAGNOSIS BANDING

11

Page 12: Case Psoriasis Dr Prima

1. Psoriasis Vulgaris

2. Pitiriasis Rosea

3. Tine Korporis et capitis

DIAGNOSIS KERJA

Psoriasis Vulgaris

USULAN PEMERIKSAAN

- Pemeriksaan mikologi kerokan kulit larutan KOH 10%.

- Pemeriksaan histopatologi Hasil yang diharapkan adanya parakeratosis dan

akantosis pada stratum spinosum, infiltrasi leukosit (abses Munro) , papilomatosis dan

vasodilatasi di subepidermis.

PENATALAKSANAAN

1. UMUM

Menjelaskan kepada pasien tentang penyakitnya dan pengobatannya.

Menyarankan agar kulit tidak digaruk

Memotivasi pasien untuk rutin berobat

2. KHUSUS

a. Sistemik

Anti histamine: Chlorpenilamin maleat 1 x 4 mg

b. Topikal

Keratolitik: Asam salisilat 3-4% krim

Kortikosteroid: Clobetasol propionate 0.5% krim

Emolien: Vaseline krim

PROGNOSIS

- Quo ad vitam : ad bonam

- Quo ad fungtionam : ad bonam

- Quo ad sanationam : dubia ad bonam kronik residif

- Quo Ad cosmeticum : Ad Bonam

III. PEMBAHASAN

12

Page 13: Case Psoriasis Dr Prima

Psoriasis adalah penyakit yang penyebabnya autoimun, bersifat kronik dan residif,

ditandai dengan adanya bercak-bercak eritema berbatas tegas dengan skuama yang kasar,

berlapis-lapis dan transparan; disertai adanya fenomena tetesan lilin, Auspitz, dan Kobner.

Psoriasis termasuk ke dalam dermatosis eritroskuamosa. Psoriasis disebut juga psoriasis

vulgaris, berarti psoriasis yang biasa, karena ada psoriasis lain, misalnya psoriasis pustulosa.

Penderita psoriasis tidak mengeluh atau sebagian mengeluh gatal ringan. Tempat

predileksi pada skalp, perbatasan daerah tersebut dengan muka, ekstremitas bagian ekstensor

terutama siku serta lutut dan derah lumboskral. Kelainan kulit terdiri atas bercak-bercak

eritema yang meninggi (plak) dengan skuama diatasnya. Eritema sirkumskrip dan merata,

tetapi pada stadium penyembuhan sering eritema yang ditengah menghilang dan hanya

terdapat di pinggir. Eritema berbatas tegas dan merata. Skuama berlapis-lapis, kasar,

berwarna putih seperti mika, serta transparan. Besar kelainan bervariasi : lentikular, numular

atau plakat dapat berkonfluensi.

Diagnosis psoriasis vulgaris ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik

dan pemeriksaan khusus. Pada anamnesis didapatkan keluhan timbul bercak-bercak

kemerahan bersisik yang terasa sedikit gatal di seluruh tubuhnya Penyakit ini sudah diderita

sejak bertahun-tahun, namun hilang timbul.. Jika diobati akan membaik, namun jika pasien

sedang stress dan daya tahan tubuh menurun maka bercak-bercak kemerahan bersisik muncul

kembali dan meluas karena digaruk. pasien sering merasa stress akan penyakitnya. Rasa gatal

tidak bertambah jika berkeringat. Berdasarkan dari anamnesis tersebut sesuai dengan gejala-

gejala pada psoriasis vulgaris yang didapat dari kepustakaan.

Pada pemeriksaan fisik, status generalis didapatkan dalam batas normal. Pada status

dermatologikus, Distribusi : generalisata, Ad Regio: kepala, Perut, punggung, kedua lengan

dan kedua tungkai.Lesi : multipel, diskret sebagian konfluens, bentuk tidak teratur, ukuran

miliar hinggaplakat, batas tegas, menimbul dari permukaan kulit, kering. Efloresensi : Plak

eritema, skuama psoriasiformis. Berdasarkan dari pemeriksaan fisik tersebut sesuai dengan

kepustakaan tentang psoriasis vulgaris.

Dalam menegakkan diagnosis psoriasis vulgaris dapat di biaskan oleh beberapa

penyakit kulit yang tergolong dermatosis eritroskuamosa, yaitu dermatofitosis dan pitiriasis

rosea.

Pada Pitiriasis Rosea biasanya berjalan subakut dan umumnya sembuh sendiri dalam

waktu 3-8 minggu. Terdapat skuama yang halus terdapat lesi pada tubuh (Herald Patch),

13

Page 14: Case Psoriasis Dr Prima

solitary, berbentuk oval dan anular, lamanya beberapa hari hingga beberapa minggu didikuti

lesi berikutnya sama dengan lesi pertama hanya lebih kecil dan susunannya sejajar kosta

hingga menyerupai pohon cemara terbalik. Tempat predileksi pada badan, lengan atas bagian

proksimal dan paha atas. Diagnosis banding ini dapat disingkirkan karena pada kasus ini

terdapat skuama yang berlapis-lapis.

Salah satu tehnik yang digunakan untuk mengukur derajat keparahan psoriasis yaitu

dengan menggunakan Psoriasis Area and Severity Index (PASI). PASI merupakan kriteria

pengukuran derajat keparahan yang paling sering digunakan. Berdasarkan nilai skor PASI,

psoriasis dapat dibagi menjadi psoriasis ringan (skor PASI <11), sedang (skor PASI 12-16),

dan berat (skor PASI >16). PASI score = 0,1 Ah (Eh+Ih+Dh) + 0,2Au(Eu+Iu+Du)

+0,3At(Et+It+Dt)+0,4Al(El+Il+Dl).pada kasus ini didapatkan:

AREA : Setiap Area tubuh, dihitung persentasi daerah yg terkena , skor 0–6

Persentase Cakupan Area yang Terkena = Skor / Nilai ( A )

0 % = 0 

< 10 % = 1

10-29 % = 2

30 %-49 % = 3 

50 %-69 % = 4

70 %-89 % = 5

90 %-100 % = 6

Jadi pada pasien ini:

kepala terkena sekitar 50-69 % Skor pada kepala : A kepala adalah : 4

Lengan terkena sekitar 30-49% skor pada lengan : A lengan adalah : 3

Badan terkena sekitar 1-9% skor pada badan : A badan adalah : 1

kaki terkena sekitar 13-29% skor pada kaki : A kaki adalah : 2

Keparahan dihitung berdasar 3 parameter :

Eritema ( E )

Indurasi ( I )

Deskuamasi (D)

Setiap parameter ini dihitung berdasarkan tingkat keparahan  Non = 0 Ringan = 1

Sedang = 2 Berat = 3 Amat Berat = 4 Total PASI di hitung dr penjumlahan :

14

Page 15: Case Psoriasis Dr Prima

Kepala : (E.kepala+I.kepala+D.kepala) x A.kepala x 0.1 = Total kepala = >(0.1) x 4 x (2+2+3) = 2,8

Lengan : (E.lengan+I.lengan+D.lengan) x A.lengan x 0.2 = Total lengan =>(0.2) x 3 x (3+2+3) = 4,8

Badan : (E.badan+I.badan+D.badan) x A.badan x 0.3 = Total badan = >(0.3) x 1 x (2+2+1) = 1,5

Kaki : (E.kaki+S.kaki+I.kaki) x A.kaki x 0.4 = Totalkaki =>(0.4) x 2 x (2+2+1) = 4

Jadi total PASI adalah 12,1 merupakan psoriasis derajat sedang.

Penatalaksanaan pada kasus ini yaitu secara umum dan khusus. Penatalaksanaan

umum pada pasien ini yaitu dengan menjelaskan kepada pasien tentang penyakitnya dan

pengobatannya; menyarankan agar kulit tidak digaruk-garuk.

Penatalaksanaan khusus untuk pasien ini yaitu berupa terapi sistemik dan topikal.

Untuk terapi sistemik diberikan Chlorphenilamin maleat 4 mg 1 x sehari untuk mengurangi

gatalnya. Sedangkan untuk terapi topikal diberikan asam salisilat 3% untuk menipiskan lesi

yang tebal, vaselin sebagai pelembab kulit yang kering, Clobetasol propianate 0,5% 1-2 x

sehari karena psoriasis memerlukan steroid yang poten.

Prognosis dari penyakit ini adalah baik jika dilakukan pengobatan secara teratur.

Tidak menyebabkan kematian, tetapi bersifat kronik dan residif.4

DAFTAR PUSTAKA

15

Page 16: Case Psoriasis Dr Prima

1. Djuanda, Adhi, Dermatosis Eritroskuamosa. dalam : Ilmu Penyakit Kulit dan

Kelamin, edisi keenam, Jakarta: Balai Penerbit FKUI, 2010; 189-203.

2. Prof.Dr.Siregar,R.S,Sp.KK(K), Atlas Berwarna ,Saripati Penyakit Kulit, edisi kedua,

Jakarta:EGC,2005; 94-106.

3. Thomas B Johnson, Richard A. et al; Psoriasis vulgaris; fitzpatrick’s color atlas and

synopsis of clinical dermatology; 6th edition; Mcgraw hill; 2005.

4. Stephen J Mcphee; Maxine A; Psoriasis; Current medical diagnosis and treatment;

Mcgraw hill; 2010.

5. Wasitaatmadja SM. Psoriasis. Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin. ed.5. Editor:

Djuanda A, Hamzah M, Aisah S. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2009. p.189-95

16