CA MAMAE 2
-
Upload
nyoman-kusala-putra -
Category
Documents
-
view
22 -
download
0
description
Transcript of CA MAMAE 2
-
7BAB II
KONSEP DASAR
A. Pengertian
Kanker Payudara adalah pertumbuhan yang tidak normal dari sel-sel
jaringan tubuh yang berubah menjadi ganas (Haryanto, 2005). Kanker
payudara adalah sekelompok sel yang tidak normal pada payudara yang terus
tumbuh berupa ganda. Pada akhirnya sel-sel ini menjadi bentuk benjolan pada
payudara. Jika benjolan itu tidak terbuang atau terkontrol, sel-sel kanker bisa
menyebar (metastase) pada bagian-bagian tubuh lain. Metastase bisa terjadi
pada kelenjar getah bening (limfe) ketiak ataupun diatas tulang belikat. Selain
itu sel-sel kanker bisa bersarang di tulang, paru-paru, hati, kulit dan di bawah
kulit (Erik, 2005).
Kanker payudara adalah pertumbuhan sel-sel yang berlebihan pada
payudara yang tidak dapat dikendalikan oleh tubuh yang kemudian akan
menyerang jaringan sekitar dan menyebar ke seluruh tubuh (Ghofar, 2009).
Kanker payudara adalah gangguan dalam pertumbuhan sel normal mammae
dimana sel abnormal timbul dari sel-sel normal, berkembang biak dan
menginfiltrasi jaringan limfe dan pembuluh darah (Doengoes, 2000).
B. Anatomi dan Fisiologi
1. Anatomi Payudara
Jaringan payudara terentang dari sekitar iga kedua sampai keenam.
Perluasan kauda (ekor) jaringan ke dalam aksila dapat menyebabkan rasa
-
8tidak nyaman pada masa lemak dan nifas dini saat jaringan tersebut
membengkak. Konsituen utama payudara adalah sel kelenjar disertai
duktus terkait serta jaringan lemak dan jaringan ikat dalam jumlah
bervariasi. Payudara dibagi menjadi bagian atau lobus oleh septum
fibrosa, yang berjalan dari belakang puting payudara ke arah otot
pektoralis. Septum ini penting untuk melokalisasi infeksi, yang sering
terlihat meradang di permukaan payudara (dunstall, 2007).
Secara anatomi, payudara terdiri dari alveolus, duktus laktiferus,
sinus laktiferus, ampulla, pori pailla, dan tepi alveolan. Pengaliran limfa
dari payudara kurang lebih 75% ke aksila. Sebagian lagi ke kelenjar
parasternal terutama dari bagian yang sentral dan medial dan ada pula
pengaliran yang ke kelenjar interpektoralis. Setiap payudara terdiri dari
15-20 lobulus dari jaringan kelenjar. Jumlah lobulus tidak berhubungan
dengan ukuran payudara. Setiap lobulus terbuat dari ribuan kelenjar kecil
yang disebut alveoli. Kelenjar ini bersama-sama membentuk sejumlah
gumpalan, mirip buah anggur yang merambat. Alveoli (alveoli dan
acinus singular) menghasilkan susu dan subtansi lainnya selama
menyusui . Setiap bola memberikan makanan ke dalam pembuluh darah
tunggal lactiferous yang mengalirkannya keluar melalui puting susu.
Sebagai hasilnya terdapat 15-20 saluran puting susu, mengakibatkan
banyak lubang pada puting susu. Di belakang puting susu pembuluh
lactiferous agak membesar sampai membentuk penyimpangan kecil yang
disebut lubang-lubang lactiferous (lactiferous sinuses). Lemak dan
-
9jaringan penghubung mengelingi bola-bola jaringan kelenjar. Sejumlah
jaringan lemak tergantung pada banyaknya faktor termasuk usia,
persentase lemak tubuh, dan keturunan. Sendi tulang cooper
menghubungkan dinding dada pada kulit payudara dan memberikan
bentuk payudara dan keelastisannya (Long, 2000).
Gb 2.1 Jaringan payudara dari depan
Gb. 2.2 Lobulus dan Duktus Payudara
-
10
2. Fisiologi Payudara
Payudara mengalami tiga perubahan yang dipengaruhi hormon.
Perubahan pertama ialah mulai dari masa hidup anak melalui masa
pubertas, masa fertilitas, sampai ke klimakterium dan menopause. Sejak
pubertas pengaruh ekstrogen dan progesteron yang diproduksi ovarium
dan juga hormon hipofise, telah menyebabkan duktus berkembang dan
timbulnya asinus. Perubahan kedua adalah perubahan sesuai dengan daur
menstruasi. Sekitar hari kedelapan menstruasi, payudara jadi lebih besar
dan pada beberapa hari sebelum menstruasi berikutnya terjadi
pembesaran maksimal. Kadang-kadang timbul benjolan yang nyeri dan
tidak rata. Selama beberapa hari menjelang menstruasi payudara menjadi
tegang dan nyeri sehingga pemeriksaan fisik, terutama palpasi, tidak
mungkin dilakukan. Pada waktu itu pemeriksaan foto mammogram tidak
berguna karena kontras kelenjar terlalu besar. Begitu menstruasi mulai
semuanya berkurang. Perubahan ketiga terjadi waktu hamil dan
menyusui. Pada kehamilan payudara menjadi besar karena epitel duktus
lobul dan duktus alveolus berproliferasi, dan tumbuh duktus baru. Sekresi
hormon prolaktin dari hipofisis anterior memicu laktasi. Air susu
diproduksi oleh sel-sel alveolus, mengisi asinus, kemudian dikeluarkan
melalui duktus ke puting susu (Sjamsuhidajat, 2004).
-
11
C. Etiologi atau Presdiposisi
Etiologi kanker payudara tidak diketahui dengan pasti. Menurut
Smeltzer, 2002 ada beberapa faktor resiko pada klien diduga berhubungan
dengan kejadian kanker payudara, yaitu :
1. Riwayat pribadi tentang kanker payudara. Resiko mengalami kanker
payudara pada payudara sebelahnya meningkat hampir 1 % setiap tahun.
2. Keluarga yang memiliki riwayat penyakit kanker payudara. Anak
perempuan atau saudara perempuan (hubungan keluarga langsung) dari
wanita dengan kanker payudara, resikonya meningkat dua kali jika ibunya
terkena kanker sebelum berusia 60 tahun, resiko meningkat 4 sampai 6
kali jika kanker payudara terjadi pada dua orang saudara langsung.
3. Menarche dini. Resiko kanker payudara meningkat pada wanita yang
mengalami menstruasi sebelum usia 12 tahun.
4. Kehamilan pertama pada usia di atas 30 tahun. Wanita yang mempunyai
anak pertama setelah usia 30 tahun mempunyai resiko dua kali lipat untuk
mengalami kanker payudara dibanding dengan wanita yang mempunyai
anak pertama pada usia 20 tahun.
5. Menopause pada usia lanjut. Menopause pada usia lebih 50 tahun
meningkatkan resiko untuk mengalami kanker payudara. Dalam
perbandingan, wanita yang telah menjalani ooferektomi bilateral sebelum
usia 35 tahun mempunyai resiko sepertiganya.
6. Riwayat penyakit payudara jinak. Wanita yang mempunyai tumor
payudara disertai perubahan epitel proliferatif mempunyai resiko dua kali
-
12
lipat untuk mengalami kanker payudara. Wanita dengan hiperplasia
tipikal mempunyai resiko empat kali lipat untuk mengalami penyakit
kanker payudara.
7. Pemajaman terhadap radiasi ionisasi setelah masa pubertas dan sebelum
usia 30 tahun beresiko hampir dua kali lipat.
8. Faktor hormonal (baik estrogen maupun androgen). Wanita yang berusia
lebih tua yang menggunakan estrogen suplemen dan menggunakannya
untuk jangka panjang (lebih dari 10 sampai 15 tahun) dapat mengalami
peningkatan resiko. Sementara penambahan progesteron terhadap
penggantian estrogen meningkatkan insiden kanker endometrium, hal ini
tidak menurunkan resiko kanker payudara.
9. Kontraseptif oral. Wanita yang menggunakan kontraseptif oral beresiko
tinggi untuk mengalami kanker payudara.
10. Peminum alkohol. Sedikit peningkatan resiko ditemukan pada wanita
yang mengkonsumsi alkohol bahkan hanya dengan sekali minum pada
sehari. Resikonya dua kali lipat diantara wanita yang minum alkohol tiga
kali sehari. Beberapa temuan riset menunjukkan bahwa wanita muda yang
minum alkohol lebih rentan untuk mengalami kanker payudara pada
tahun-tahun terakhirnya.
D. Patofisiologi
Proses terjadinya kanker payudara dan masing-masing etiologi antara
lain obesitas, radiasi, hiperplasia, optik, riwayat keluarga dengan
-
13
mengkonsumsi zat-zat kanker payudara . Kanker payudara berasal dari
jaringan epithelial, dan paling sering terjadi pada sistem duktal. Mula-mula
terjadi hiperplasia sel-sel dengan perkembangan sel-sel atipik. Sel-sel ini akan
berlanjut menjadi karsinoma in situ dan menginvasi stroma. Kanker
membutuhkan waktu 7 tahun untuk bertumbuh dari sebuah sel tunggal sampai
menjadi massa yang cukup besar untuk dapat diraba (kira-kira berdiameter 1
cm). Pada ukuran itu, kira- kira seperempat dari kanker payudara telah
bermetastase. Kebanyakan dari kanker ditemukan jika sudah teraba, biasanya
oleh wanita itu sendiri. Gejala kedua yang paling sering terjadi adalah cairan
yang keluar dari muara duktus satu payudara, dan mungkin berdarah. Jika
penyakit telah berkembang lanjut, dapat pecahnya benjolan-benjolan pada
kulit ulserasi (Price, 2005).
Karsinoma inflamasi, adalah tumor yang tumbuh dengan cepat terjadi
kira-kira 1-2% wanita dengan kanker payudara gejala-gejalanya mirip dengan
infeksi payudara akut. Kulit menjadi merah, panas, edematoda, dan nyeri.
Karsinoma ini menginfasi kulit dan jaringan limfe. Tempat yang paling sering
untuk metastase jauh adalah paru, pleura, dan tulang (Price, 2005).
Karsinoma payudara bermetastase dengan penyebaran langsung kejaringan
sekitarnya, dan juga melalui saluran limfe dan aliran darah. Bedah dapat
mendatangkan stress karena terdapat ancaman terhadap tubuh, integritas dan
terhadap jiwa seseorang (Long, 2000).
-
14
E. Manifestasi Klinik
Manifestasi klinik menurut Smeltzer, 2002, Pada stadium awal tidak
ada keluhan sama sekali hanya seperti fribroadenoma atau penyakit
fribrokistik yang kecil saja, bentuk tidak teratur, batas tegas, permukaan tidak
rata, konsistensi padat keras. Kanker payudara dapat terjadi dibagian mana
saja dalam payudara, tetapi mayoritas terjadi pada kuadran atas terluar di
mana sebagian besar jaringan payudara terdapat kanker payudara umum pada
payudara sinistra.
Umumnya lesi tidak terasa nyeri, terfiksasi dan keras dengan batas
yang tidak teratur, keluhan nyeri yang menyebar pada payudara dan nyeri
tekan yang terjadi pada saat menstruasi biasanya berhubungan dengan
penyakit payudara jinak. Namun nyeri yang jelas pada bagian yang ditunjuk
dapat berhubungan dengan kanker payudara pada kasus yang lebih lanjut
(Smeltzer, 2002).
Meningkatnya penggunaan mammografi lebih banyak wanita yang
mencari bantuan medis pada penyakit tahap awal. Wanita-wanita ini bisa saja
tidak mempunyai gejala dengan tidak mempunyai benjolan yang dapat diraba,
tetapi lesi abnormal dapat terdeteksi pada pemeriksaan mammografi. Banyak
wanita dengan penyakit lanjut mencari bantuan medis setelah mengabaikan
gejala yang dirasakan, sebagai contoh mereka baru mencari bantuan medis
setelah tampak dimpling pada kulit payudara yaitu kondisi yang disebabkan
oleh obstruksi sirkulasi limfotik pada dinding dada dapat juga merupakan
bukti (Smeltzer, 2002).
-
15
Metastasis di kulit dapat dimanifestasikan oleh lesi yang mengalami
ulserasi dan berjamur. Tanda-tanda dan gejala klasik ini jelas mencirikan
adanya kanker payudara pada tahap lanjut. Namun indek kecurigaan yang
tinggi harus dipertahankan pada setiap abnormalitas payudara dan evaluasi
segera harus dilakukan (Smeltzer, 2002).
Manifestasi klinik menurut Danielle, 2000. Fase awal akan terjadi
asimtomatik, tanda umumnya adalah benjolan atau penebalan pada payudara.
Tanda dan gejala lebih lanjut, kulit pada payudara cekung, terjadi retraksi atau
devisiasi puting susu, nyeri tekan atau raba, kulit tebal dan pori-pori menonjol
seperti kulit jeruk, ulserasi pada payudara. Tanda metastasenya adalah nyeri
pada bahu, pinggang, punggung bawah, batuk menetap, anoreksia, berat badan
menurun, gangguan pada pencernaan, mata kabur dan sakit kepala.
F. Stadium dan Klasifikasi
Adapun stadium dan klasifikasi kanker payudara adalah sebagai berikut :
1. Stadium kanker payudara menurut The American Joint Commite ada 6,
yaitu :
a. Stadium 0
Kanker in situ (Lobular in situ, intraduktus murni, dan penyakit paget
puting susu tanpa tumor yang dapat diraba)
b. Stadium 1
Tumor dengan diameter terbesar 2 cm atau kurang dan tanpa
penyebaran jauh atau regional.
-
16
c. Stadium II
Tumor dengan diameter lebih besar dari 2 cm tetapi kurang dari 5 cm
pada ukuran terbesar, tetapi tanpa penyebaran jauh.
d. Stadium III A
Tumor dengan diameter 5 cm atau lebih, dengan atau tanpa penyebaran
homolateral regional (lokal) yang dapat atau tidak terfiksasi, tetapi
tanpa penyebaran jauh.
e. Stadium III B
Tumor dengan diameter 5 cm atau lebih, dengan metastasis homolateral
ke kelenjar getah bening supraklavikular dan intraklavikular.
f. Stadium IV
Tumor untuk setiap ukuran dengan atau tanpa penyebaran regional
tetapi dengan tanda-tanda metastasis jauh.
2. Dan klasifikasi penyebaran TNM menurut Price, 2005 adalah :
a. T : tumor primer
1) TX : tumor primer tidak dapat ditentukan
2) T0 : tidak ada bukti adanya tumor primer
3) T1 : tumor < 2 cm
4) T2 : tumor 2-5 cm
5) T3 : tumor > 5 cm
6) T4 : tumor dengan penyebaran langsung ke dinding toraks atau
ke kulit dengan tanda edema
-
17
b. N : kelenjar getah bening regional
1) NX : kelenjar regional tidak dapat ditentukan
2) N0 : tidak teraba kelenjar aksila
3) N1 : teraba kelenjar aksila
4) N2 : teraba kelenjar aksila homolateral yang melekat satu sama
lain atau melekat pada jaringan sekitarnya
5) N3 : terdapat kelenjar mamaria interna homolateral
c. M : metastase jauh
1) MX : tidak dapat ditentukan metastasis jauh
2) M0 : tidak ada metastasis jauh
3) M1 : terdapat metastasis jauh
G. Penatalaksanaan
Menurut Smeltzer, 2002 ada 3 penatalaksanaan kanker payudara,
diantaranya:
1. Surgical:
a. Lumpectomy adalah pembuangan sederhana benjolan tumor.
b. Mastectomy parsial adalah pembuangan tumor dari 2,5 7,5 cm
jaringan sekitarnya.
c. Subcutamneous mastectomy adalah pembuangan seluruh jaringan yang
mendasari tumor payudara, meninggalkan atau membiarkan lubis atau
areola dan memasukkan puting.
-
18
d. Mastectomy sederhana adalah menghilangkan seluruh payudara tetapi
tidak dengan nodes axillary.
e. Modifikasi mastektomy radikal adalah menghilangkan seluruh
payudara (dengan atau tanpa pectoralis minor) dan menghilangkan
beberapa axillary limh nodes.
f. Mastektomy radikal adalah seluruh payudara, axillary limph nodes,
pectoralis musscle (besar dan kecil), lemak dan tascia yang berdekatan
dengan pembedahan.
2. Non-Surgical:
a. Kemoterapi yaitu menghancurkan sel-sel neoplastik dan penurunan
atau pencegahan metastasis. Contohnya adrianycin (A), cytoxan (C),
methotrexale (M), S-Fluorourasi (F), vinblastine (velban) dan
vincristine (V).
b. Terapi kombinasi seperti CMF, CAF, CMFUP (penambahan
prednison).
c. Terapi hormonal
1). Androgen yaitu menekan estrogen dengan fluxomesterone
(Halotestin).
2). Estrogen yaitu menekan FHS dan LH (dietilstilbestrol).
3). Kortikosteroid (prednison) yaitu menekan pembentukkan estrogen
oleh adrenal dan menurunkan metabolik estrogen urin.
4). Preparat anti-hormonal yaitu antagonis enzim yang menghambat
sintesis estrogen.
-
19
5). Megestrol asetat yaitu preparat progestasional yang dapat
menurunkan reseptor estrogen dalam jaringan.
6). Tamoxifen yaitu antagionis estrogen yang efektif dalam
pengobatan paliatif pada klien pasca menopause dengan uji positif
untuk reseptor estrogen.
3. Terapi radiasi
Terapi radiasi masih digunakan secara luas setelah mastektomi parsial.
Terapi radiasi ini juga bisa efektif jika dikombinasikan dengan
pembedahan dan kemoterapi bagi wanita yang menderita kanker payudara
lanjut dan tahap III.
H. Komplikasi
Menurut danielle (2001), komplikasi kanker payudara metastatik meliputi
metastase tulang. Jika metastase itu ke tulang belakang, dapat terjadi
kompresi medula spinalis. Ini merupakan masalah krisis medis dan harus
segera ditangani. Metastase otak terjadi pada kira-kira 30% wanita dengan
penyakit metastatik, ini dapat mengganggu baik secara fisik ataupun secara
psikologi bagi klien dan keluarga. Limfedema kronis mungkin terjadi
masalah jika tumor kambuh lagi pada aksila atau sebagai komplikasi dari
diseksi limfa aksila dan terapi radiasi pada aksila.
I. Pengkajian Fokus (Termasuk Pemeriksaan Penunjang)
Data fokus yang perlu dikaji menurut Doenges, 2000 adalah :
1. Demografi
-
20
a. Biodata
Umur : Biasanya terjadi pada usia > 35 tahun
Jenis kelamin : wanita > laki-laki
b. Riwayat kesehatan
1) Keluhan utama
Nyeri pada payudara, terdapat benjolan dan kesulitan untuk
bernafas.
2) Riwayat kesehatan sekarang
Sejak klien mengeluh nyeri dan ada benjolan pada payudara
sampai ke rumah sakit.
3) Riwayat kesehatan dahulu
Riwayat menarche, menopause.
4) Riwayat kesehatan keluarga
Adanya anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama.
2. Aktivitas atau istirahat
a. Aktivitas atau istirahat
Gejala : kerja, aktivitas yang melibatkan banyak gerakan tangan.
b. Sirkulasi
Tanda : Kongestif unilateral pada lengan yang terkena (sistem
limfe).
c. Makanan atau cairan
Gejala : kehilangan nafsu makan, adanya penurunan berat badan.
-
21
d. Integritas ego
Gejala : Stresor konstan dalam pekerjaan atau pola di rumah. Stress
akut tentang diagnosa, prognosis, harapan yang akan
datang.
e. Nyeri atau kenyamanan
Gejala : nyeri pada penyakit yang luas (nyeri lokal jarang terjadi
pada keganasan dini). Beberapa pengalaman
ketidaknyamanan pada jaringan payudara. Payudara berat,
nyeri sebelum menstruasi biasanya mengindikasikan
penyakit fibrokistik.
f. Keamanan
Tanda : massa nodul aksila edema, eritema pada kulit sekitar.
g. Seksualitas
Gejala : adanya benjolan payudara, perubahan pada ukuran dan
kesimetrisan payudara. Perubahan pada warna kulit
payudara atau suhu, raba puting, gatal, rasa terbakar atau
puting meregang. Riwayat menarche dini (lebih muda dari
usia 12 tahun). Menopause lambat (setelah 50 tahun).
Kehamilan pertama lambat (setelah usia 35 tahun).
Masalah tentang seksualitas atau keintiman.
Tanda : perubahan pada postur atau massa payudara, asimetris.
Kulit cekung, berkerut, perubahan pada warna tekstur
-
22
kulit, pembengkakan, kemerahan atau panas pada
payudara.
h. Penyuluhan atau pembelajaran
Gajala : riwayat kanker dalam keluarga (ibu, saudara wanita, bibi
dari ibu, dan nenek). Kanker unilateral sebelumnya kanker
endometrial atau ovarium. Pertimbangan DRC
menunjukkan rata lama dirawat : 4,0 hari 1 rencana
pemulangan : membutuhkan bantuan dalam pengobatan,
keputusan, aktifitas perawatan diri, pemeliharaan rumah.
3. Data Penunjang
Data penunjang menurut Smeltzer, 2002:
a. Biopsi payudara (jarum atau eksisi)
Biopsy ini memberikan diagnosa definitife terhadap massa
dan berguna untuk klasifikasi histologi pentahapan, dan selaksi
terapi yang tepat. Aspirasi jarum halus dilakukan diunit rawat jalan
dan biasanya dilakukan ketika lesi dideteksi melalui mammografi
atau palpasi. Setelah suntikan anestesi lokal (jika digunakan), jarum
yang halus pada ujung spuit diarahkan ke tempat pengambilan
sampel. Kemudian spuit digunakan untuk mengambil jaringan atau
cairan ke dalam jarum. Bahan sitologik ini diusapkan di atas preparat
kaca dan dikirim kelaboratorium untuk dilakukan analisis.
-
23
Untuk melakukan tru-cut core biopsy, dokter bedah
menggunakan jarum khusus dengan lumen yang besar untuk
mengangkat inti jaringan. Prosedur ini digunakan ketika tumor relatif
besar dan dekat dengan permukaan kulit. Jika didiagnosa kanker,
jaringan ini juga diperiksa terhadap adanya reseptor estrogen dan
progresteron.
b. Foto thoraks
Foto thorak dilakukan untuk mengkaji adanya metastase.
c. CT scan dan MRI
CT scan dan MRI teknik scan yang dapat mendeteksi penyakit
payudara, khususnya massa yang lebih besar, atau tumor kecil,
payudara mengeras yang sulit diperiksa dengan mammografi.
d. Ultrasonografi (USG)
Ultrasonografi dapat membantu dalam membedakan antara massa
padat dan kista dan pada wanita yang jaringan payudaranya keras,
hasil komplemen dari mammografi.
e. Mammografi
Mammografi memperlihatkan struktur internal payudara, dapat untuk
mendeteksi kanker yang tak teraba atau tumor yang terjadi pada tahap
awal.
-
24
J. PATHWAYS
hipoxia
Necrosis jaringan
Berat badan menurun
Perfusi jaringan terganggu
Faktor prediposisi
Faktor genetik (keluargaperempuan )
Kelamin
Perkembangan sel atipik
Krisis situasi
Hyperplasia sel
massa CemasKanker payudara
Lingkungan usia
Gangguan rasanyaman : nyeri
Massa tumor mendesakkejaringan sekitar
Interupsi sel saraf
Peningkatan konsistensimamae
Aliran darahterhambat
Menekansaraf
Mensuplai nutrisi kejaringan cancer
Hipermetabolis kejaringan
Infiltrasi pleura
Suplai nutrisikejaringan lain
menurun
Tidak efektifnya pola nafas
Mamae membengkak
Ekspansi paru menurun
Mendesak pembuluhdarah
Kerusakan integritas kulit
Pintu masukkumanluka
Perubahan nutrisi kurangdari kebutuhan tubuh
Resikoinfeksi
Sumber : Price, 2005,Doengoes, 2000
-
25
K. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan menurut Doengoes, 2000 adalah :
1. Gangguan pola nafas berhubungan dengan menurunnya ekspansi paru.
2. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan interupsi sel saraf.
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
status hipermetabolik berkenaan dengan kanker.
4. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan perubahan sirkulasi, adanya
destruksi jaringan.
5. Resiko infeksi berhubungan dengan adanya pintu masuk kuman, adanya
luka abses mammae.
6. Ansietas berhubungan dengan krisis situasi (kanker).
L. Fokus Intervensi dan Rasional
Fokus intervensi dan rasional meurut Doengoes, 2000 :
1. Gangguan pola nafas berhubungan dengan menurunnya ekspansi paru
tujuan : pola napas efektif
kriteria hasil : mempertahankan pola napas normal
Intervensi Rasionala. Tinggikan kepala tempat tidur,
letakan pada posisi duduk tinggia. merangsang fungsi pernapasan
atau ekspansi paru
-
26
atau semi Fowlerb. Tekankan menahan dada dengan
bantal selama napas panjang
c. Pantau frekuensi irama,kedalaman pernapasan. Catatketidakteraturan pernapasan
d. Kolaborasi pemberian oksigen
b. menurunkan tegangan padainsisi, meningkatkan ekspansiparu maksimal dan meningkatkanupaya batuk efektif
c. menandakan lokasi atau luasnyaketerlibatan otak. Pernafasanlambat, periode apnea dapatmenandakan perlunya ventilasimekanis.
d. Memaksimalkan oksigen padadarah arteri dan membantu dalampencegahan hipoksia. Jika pusatpernafasan tertekan, mungkindiperlukan ventilasi mekanik.
2. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan interupsi sel saraf
Tujuan : Nyeri menjadi berkurang atau hilang.
Kriteria hasil : Mengekpresikan penurunan nyeri atau ketidaknyamanan,
tampak rileks, mampu tidur atau istirahat dengan tenang.
Intervensi Rasionala. Kaji karakteristik nyeri, misal
lokasi nyeri, frekuensi, durasi,dan intensitas (skala 0-10).
b. Berikan tindakan kenyamanandasar (misal reposisi, gosokanpunggung) dan aktivitas hiburan(misal, musik, televisi).
c. Ajarkan teknik relaksasi dandistraksi (misal relaksasi nafasdalam, mendengar musik).
d. Kolaborasi dengan tim medispemberian analgesik sesuaiindikasi
a. Informasi memberikan datadasar untuk mengevaluasikebutuhan atau keefektifanintervensi.
b. Meningkatkan relaksasi danmembantu memfokuskan kembaliperhatian.
c. Memungkinkan klien untukberpartisipasi secara aktif danmeningkatkan rasa kontrol
d. Nyeri adalah komplikasi seringdari kanker, meskipun responindividual berbeda. Saatperubahan penyakit ataupengobatan terjadi, penilaiandosis dan pemberian akandiperlukan.
-
27
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
status hipermetabolik berkenaan dengan kanker.
Tujuan : Tidak terjadi gangguan nutrisi.
Kriteria hasil: Mendemonstrasikan berat badan stabil, penambahan berat
badan progresif kearah tujuan dengan non alisasi nilai laboratorium dan
bebas dari tanda mal nutrisi.
Intervensi Rasionala. Kaji abdomen, catat adanya
atau karakter bising usus,distensi abdomen dan keluhanmual
b. Berikan perawatan oral
c. Bantu klien dalam pemilihanmakanan atau cairan yangmemenuhi kebutuhan nutrisidan pembatasan bila dietdimulai
d. Catat tanda peningkatan hausdan berkemih atau perubahanmental dan ketajaman visual
e. anjurkan klien banyak makanmakanan yang tinggi protein
f. anjurkan klien menghindarimakan, makanan yangmerangsang mual
a. distensi abdomen dan atomi usussering terjadi mengakibatkanpenularan atau tidak adanyabising usus
b. menurunkan rangsangan muntahdan inflamasi atau iritasimembran mukosa keringsehubungan dengan dehidrasi danbernafas dengan mulut bila NGTdipasang
c. kebiasaan diet sebelumnyamungkin tidak memuaskan padapemenuhan kebutuhan saat iniuntuk regensasi jaringan danpenyembuhan penggunaanstimulan gaster
d. mewaspadai terjadinyahipoglikemia.
e. protein yang tinggi mampumempercepat perbaikan sel yangsudah rusak atau mati
f. dapat mengurangi efek mual yangdapat menurunkan nafsu makan.
-
28
4. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan perubahan sirkulasi, adanya
destruksi jaringan.
Tujuan : mempercepat waktu menyembuhkan luka
Kriteria hasil: menunjukan perilaku atau tehnik untuk meningkatkan
penyembuhan atau mencegah komplikasi, bebas draines purulen atau
eritema.
Intervensi Rasionala. Kaji balutan luka dan
karakteristik luka, awasi jumlahedema, kemerahan dan nyeripada daerah yang luka, awasisuhu.
b. Dorong klien untuk menghindarimenggaruk pada daerah lukadan menepuk kulit yang keringdaripada menggaruk.
c. Anjurkan klien untukmenghindari krim kulit apapun,salep dan bedak kecualidiijinkan dokter.
d. Anjurkan menggunakan pakaianlembut dan longgar pada daerahluka, biarkan klien menghindarimenggunakan bra bila inimemberikan tekanan.
a. Penggunaan balutan tergantungdari tipe penutupan luka (balutanpenekatan biasanya dipakai padaawal dan diperkuat, tidak diganti).
b. Membantu mencegah friksi atautrauma kulit.
c. Dapat meningkatkan iritasi ataureaksi secara nyata.
d. Kulit sangat sensitif selamapengobatan dan setelahnya : dansemua iritasi harus dihindariuntuk mencegah cidera dermal.
5. Resiko infeksi berhubungan dengan adanya pintu masuk kuman, adanya
luka abses mammae.
Tujuan : Tidak terjadi infeksi.
Kriteria Hasil : Mengidentifikasi dan berpartisipasi dalam intervensi untuk
mencegah atau mengurangi resiko infeksi.
-
29
Intervensi Rasionala. Kaji karakteristik luka dan
observasi adanya tanda-tandaradang
b. Monitor suhu tubuh
c. Tingkatkan prosedur cucitangan yang baik sebelum dansesudah melakukan tindakan
d. Rawat luka dengan teknikaseptik
e. Kolaborasi dengan tim medispemberian antibiotik
a. Mendeteksi kemungkinanadanya infeksi
b. Peningkatan suhu terjadi karenaberbagai faktor, misal : efeksamping kemotherapy, prosespenyakit atau infeksi
c. teknik cuci tangan yang baikdapat meminimalisir kuman
d. Menghindari terjadinyakontaminasi (infeksi skunder)
e. Mencegah pertumbuhan kuman
6. Ansietas berhubungan dengan krisis situasi (kanker).
Tujuan:
1) Peningkatan tegangan, ketakutan, perasaan tak berdaya atau tak adekuat
2) Penurunan keyakinan diri
3) Mengekspresikan masalah sehubungan dengan perasaan hidup potensial
atau aktual
Kriteria hasil:
1) Mengakui dan mendiskusikan masalah
2) Menunjukkan rentang perasaan yang tepat
3) Melaporkan takut dan ansietas menurun sampai tingkat dapat ditangani
Intervensi Rasionala. Yakinkan informasi klien
tentang diagnosis harapanintervensi pembedahan danterapi yang akan datang,perhatikan adanya penolakanatau ansietas ekstrim.
a. Memberikan dasar pengetahuanperawat untuk menguatkankebutuhan informasi danmembantu untukmengidentifikasi klien denganansietas tinggi dan kebutuhanakan perhatian khusus.
-
30
b. Jelaskan tujuan dan persiapanuntuk tes diagnostik.
c. Berikan lingkungan perhatianketerbukaan dan penerimaanjuga privasi untuk klien atauorang terdekat. Anjurkanbahwa orang terdekat adakapanpun diinginkan.
d. Dorong pertanyaan danberikan waktu untukmengekspresikan takut.beritahu klien bahwa stresssehubungan dengan kankerpayudara dapat menetapselama beberapa bulan danperlu mencari bantuan ataudukungan.
b. Pemahaman jelas akanprosedur dan apa yang terjadimeningkatkan perasaankontrol dan mengurangiansietas.
c. Waktu dan privasi diperlukanuntuk memberikan dukungan,diskusikan perasaan tentangantisipasi kehilangan danmasalah lain, komunikasiterapeutik, pertanyaanterbuka, mendengarkan dansebagainya, memudahkanproses ini.
d. Memberi kesempatan untukmengidentifikasi danmemperjelas kesalahankonsep dan menawarkandukungan emosi.
-
31
-
32