Buletin YSBS Vol 4.pdf
-
Upload
stephanus-mulyadi -
Category
Documents
-
view
272 -
download
3
Transcript of Buletin YSBS Vol 4.pdf
-
7/22/2019 Buletin YSBS Vol 4.pdf
1/19
YAYASAN SOSIAL BINA SEJAHTERA CILACAP
April 2012S eptember 2012
ww.ysbs.or.id
Volume III
www.ysbs.or.id
-
7/22/2019 Buletin YSBS Vol 4.pdf
2/19
2
Dari Redaksi
Sajian Utama
Buletin Enam Bulanan YSBSDiterbitkan oleh :
YAYASAN SOSIAL BINA SEJAHTERA CILACAP
Penanggung Jawab:Dewan Pembina YSBS
Pengurus YSBS
Pemimpin Redaksi:
Stephanus Mulyadi
Team Redaksi:
Staff Kantor Sekretariat YSBS
Alamat Redaksi:
Gedung AMN Lt 4
Jl. Kendeng 308, Cilacap 53223
Jawa TengahIndonesia
Tel /Fax: +62-282-507 000 4
E-Mail: [email protected]
2 Dari Redaksi
3Laporan Khusus
Kunjungan Misereor di Kampung Laut
5
Rm.Carolus, OMI
Mengupayakan Sumber Penghidupan
berkelanjutan
7Strategi Kreatif Petani pelindukan
menghadapi musim kemarau
8Utusan PBB belajar dari ketulusan pak
Eman
Berita Dari Divisi
9 KSW: Kisah sukses anggota KSW
10Pendidikan: SMK Yos Sudarso Majenang
sebagai Sekolah Karir
11 Minomartani
12 AMN: dulu, sekarang dan masa depan
13 Kabar Baik: Pinjaman Dana Pendidikan
14 Hasil Penelitian Sulistiono
15Sharing Pengalaman Siswa Kanisius Jakarta
Live in di Wilayah Kerja YSBS Cilacap
Khusus
18 Mengenal YSBS-Borneo
Pembaca terkasih yang sangat kreatif,Saya begitu kaget saat membaca Koran Radar Banyumas, senin 15
Oktober 2012. Kaget bukan karena di halaman depan terpampang sangat besarfoto Jokowi dan Ahok, Gubernur dan Wakil Gubernur DKI yang baru, melainkankarena membaca ada 9 orang di gerebek petugas gabungan saat melakukanaksi penambangan liar di wilayah Karang Lenang, pulau Nusakambangan.Karang Lenang itu adalah daerah proyek penghijauan YSBS. Di wilayah itupemerintah melarang melakukan kegiatan apapun, kecuali kegiatan yang men-dukung program penghijauan. Kegiatan penambangan illegal untuk mencariemas dan timah ini jelas sangat bertentangan dengan prinsip penghijauan dankonservasi. Para penambang tersebut, terutama otak pelaku dan sponsornya,jelas adalah orang-orang nekad. Jelas bahwa usaha tersebut dilarang dilakukandi Pulau Nusakambangan. Jadi saya mengucapkan salut kepada petugas ga-bungan yang telah berhasil menggerebek aktivitas illegal tersebut. Upaya seriusini sangat pantas diberi apresiasi.
Kegiatan penambangan, entah illegal atau tidak, bila ditinjau dari sisiupaya mendukung sumber penghidupan yang berkelanjutan, terutama bagipenduduk kecil dan miskin sering kali sangat merugikan. Alam jadi rusak, sum-ber penghasilan, terutama pertanian yang paling dekat dengan warga pede-saan, menjadi hilang karena tanah digali.
Sudah lebih dari 30 tahun YSBS berjuang menjamin agar pendudukmiskin dan terisolasi memiliki sumber penghidupan yang berkelanjutan. Itu se-babnya mula-mula infrastruktur jalan dan kemudian infrastruktur pertanian,seperti saluran irigasi, penyudetan lumpur, dll., terus menerus digalakkan. Na-mun, yang terpenting dari semua itu adalah kemampuan petani atau pendudukpedesaan untuk dengan kreatifpositif mengembangkan dan memperkuatsumber penghasilan yang berkelanjutan bagi diri mereka sendiri terus didukung.
Edisi ke empat ini akan menyoroti aktifitas warga, entah secarasendiri-sendiri atau bersama-sama, entah secara struktural maupun parsial,membangun sumber penghidupan yang berkelanjutan. Bagaimana merekakreatif, tekun dan bijak mengelola segenap potensi SDA dan SDM yang adapada mereka akan dikupas dalam edisi ini. Kita semua bisa belajar dari darikesuksesan saudara-saudara kita dan mengambil inspirasi darinya, sehinggakitapun mampu membangun sumber kehidupan kita dengan kreatif dan suksessehingga bisa berkelanjutan.
Selamat membaca!Salam hangat,
Stephanus MulyadiPemRed
Dari Redaksi
-
7/22/2019 Buletin YSBS Vol 4.pdf
3/19
3
Mengunjungi Titik NOL
Pada tanggal 23-24 September 2012 lalu YSBS menerima
kunjungan dari Misereor, Jerman. Misereor adalah salah satulembaga donor Jerman yang sudah membantu proyek sosial
kemanusiaan YSBS sejak tahun 1992. Dr. Ulrich Dornberg,
Koordinator Proyek Indonesia, yang sekaligus menjadi ketua
rombongan, bersama Anselm Meyer (penasehat ahli bidang
keuangan mikro dan sekolah kejuruan), Jutta Zoebel (bagian
keuangan) dan Christoph Uhle (konsultan untuk mitra
Misereor di Indonesia) ingin melihat langsung dampak proyek
YSBS di lapangan dan bertemu langsung dengan masyarakat di
Kampung Laut.
Pagi-pagi, sekali Minggu (23/9) rombongan sudah berada
di pelabuhan Majingklak. Dari Majingklak naik perahu cepat ke
Karanganyar. Karanganyar adalah kampung di kawasan Segara
Anakan yang pertama kali dikunjungi Rm. Carolus,OMI, sehari
setelah kedatangannya di Cilacap, pada tahun 1973, dan Rm,
Carolus langsung jatuh cinta pada kampung itu. Dari kam-
pung itulah bermula proyek sosial kemanusiaan YSBS. Itu se-
babnya Ulrich ingin melihat sekilas kampung yang menjadi
titik NOL karya sosial kemanusiaan Rm. Carolus dan YSBS di
Cilacap.
Dari Karanganyar rombongan Misereor melanjutkan per-
jalanan naik perahu menuju dusun Ciberem dan Pelindukan.
Di Ciberem rombongan disambut oleh pejabat Desa dan
masyarakat yang sedang bergotong-royong mengadakan nor-
malisasi sungai dan peninggian tanggul. Selain untuk menjaga
agar sungai ini selalu bisa dilalui perahu, tanggul itu dimaksud-
kan untuk melindungi dusun dari bahaya banjir saat musim
hujan tiba, kata Bp. Kades menjelaskan kepada Ulrich, men-
gapa mereka mengadakan gotong-royong mengerkjakan nor-
malisasi sungai dan peninggian tanggul. Maklum daerah itu
termasuk daerah rawan banjir di musim hujan. Kesempatan
tersebut tidak disia-siakan oleh Ulrich untuk berbincang-
bincang dengan masyarakat tentang proyek-proyek yang su-
dah didukung oleh YSBS/Misereor di sana dan perkembangan
di dusun mereka setelah ada proyek tersebut.
Di Pelindukan rombongan Misereor melihat sawah baru
hasil proyek penyudetan tahun 2010 dan proyek tanggul yang
sedang dikerjakan di bantaran sungai Cimeneng. Kebetulan hari
itu lebih dari 200 warga sedang bergotong-royong membangun
tanggul. Tanggul setinggi hampir 3 meter dengan lebar 5 meter
dan panjang 4 kilometer tersebut dimaksudkan untuk
melindungi dusun dan sawah warga dari bahaya banjir yang
datang setiap musim hujan.
Dalam kesempatan istirahat siang di rumah salah satu
warga, Ulrich, Anselm dan Jutta masih berkesempatan berbin-
cang-bincang langsung dengan warga, pejabat desa dan pak
Camat Kampung Laut tentang perkembangan Kampung Laut dan
perencanaan pembangunan di sana.
Sangat penting mendengar langsung dari masyarakat ten-
tang perkembangan apa yang telah mereka alami setelah ada
proyek, bagaimana mereka beradaptasi terhadap perkembangan
itu dan apa yang mereka pikirkan jika di kemudian hari tidak ada
bantuan lagi dari YSBS atau Misereor. Jika kita berbicara tentang
perkembangan, di sini yang terpenting adalah perkembangan
kemandirian masyarakat, demikian diungkapkan Ulrich di pen-
ghujung acara pertemuan dengan masyarakat di Kampung Laut.
Perjalanan selanjutnya ditempuh dengan naik mobil dari
Pelindukan melalui Bugel menuju Bantarsari dan selanjutnya ke
Cilacap. Di perjalanan antara Bugel dan Bantarsari rombongan
Misereor juga berkesempatan melihat proyek pengerasan jalan
dan pembangunan saluran penyudetan yang sedang dikerjakan
YSBS. Baik Ulrich, Anselm maupun Jutta mengaku sangat gem-
bira bisa melihat proyek secara langsung dan bertemu langsung
dengan masyarakat. Dengan begini kita bisa memahami secaralebih baik satu sama lain, dan ini sangat penting untuk perkem-
bangan kerjasama ke depan, imbuh Ulrich gembira.
Makan Malam dengan Bupati Cilacap,
H. Tatto S. Pamudji.
Meskipun telah menempuh perjalanan panjang dan berat di
Kampung Laut, jam 18.00 WIBA Ulrich masih mengukuti Misa
Pembukaan Tahun Ajaran Baru sekolah-sekolah YSBS dan AMN
di Kapel St. Eugenius de Mazenod Cilacap.
Setelah misa masih ada jadwal acara makan malam bersama
Bupati Cilacap, H. Tatto Suwarto Pamudji. Bupati Cilacap be-
serta jajarannya telah lama menjadi mitra kerja YSBS dalam ber-bagai program pembangunan di Kabupaten Cilacap, khususnya
pembangunan desa. Makan malam bersama Pak Bupati dengan
Misereor yang diinisiasi oleh YSBS tersebut dimaksudkan untuk
mempererat persahabatan dan kerjasama antara PEMDA Cilacap
dengan YSBS dan Misereor. Acara makan malam tersebut juga
dihadiri oleh beberapa anggota DPRD Cilacap, pejabat pemerin-
tah dan tamu undangan lainnya.
Di sela-sela acara makan malam tersebut pak Bupati mema-
parkan program Bangga mbangun Desa kepada Misereor yang
mendapat apresiasi tinggi dari Misereor. Program yang sangat
bagus dan briliant puji Ulrich. Ulrich juga mengungkapkan ko-
mitmentnya untuk mendukung Pak Tatto selama periode ja-batannya ke depan. (bersambung ke hal 4)
Liputan Khusus
KUNJUNGAN MISEREOR DI KAMPUNG LAUT
-
7/22/2019 Buletin YSBS Vol 4.pdf
4/19
4
Dukungan itu kami berikan karena kami melihat Pak Tatto
sangat konsern membangun desa dan membangun persauda-
raan antar umat beragama, kata Ulrich menutup perbincan-
gannya dengan Bupati. Acara makan malam ditutup dengan foto
bersama dengan Bupati.
Kunjungan di Sekretariat YSBS
Keesokan harinya, Senin, 24 September 2012, karena waktu
sangat terbatas, anggota rombongan Misereor terpaksa dibagi
menjadi dua. Anselm Meyer, penasehat ahli Misereor bidang
keuangan micro dan sekolah kejuruan, pagi hari mengunjungi
BPR dan SMK Yos Sudarso Jeruklagi dan SMK Yos SudarsoKawunganten untuk membahas proposal untuk peralatan beng-
kel otomotif ringan. Sedangkan Ulrich, Jutta dan Christoph
berkunjung ke kantor sekretariat YSBS untuk mengadakan perte-
muan langsung dengan Board serta seluruh staff YSBS. Acara
pertama adalah pertemuan pribadi dengan seluruh staff BPH.
Dalam pertemuan tersebut Misereor ingin mengetahui jabatan
dan job descriptionmasing-masing staff. Kemudian dilanjutkan
dengan pertemuan bersama untuk mengadakan perkenalan dan
penyampaian maksud dan tujuan kunjungan Misereor. Termin
pagi hari ditutup dengan pertemuan kelompok Team Infrastruk-
tur Padat Karya dengan Ulrich dan Team bagian Keuangan den-
gan Jutta.Dalam masing-masing pertemuan tersebut dibahas secara
mendalam berbagai persoalan yang muncul serta perencanaan-
perencanaan program pengembangan masa depan. Bagian
keuangan YSBS memanfaatkan pertemuan kelompok itu untuk
saling bertukar pengalaman dengan Jutta tentang kesulitan-
kesulitan yang sering mereka hadapi ketika harus membuat la-
poran periodik (6 bulanan) yang tepat waktu (pada akhir periode
proyek) dan segera mengirimkannya ke Misereor. Laporan tepat
waktu seperti diharapkan Misereor tersebut sulit dipenuhi
karena dalam kenyataannya harus menunggu laporan peng-
gunaan dana di lapangan yang baru bisa direkap di akhir periode
laporan.
Liputan Khusus (lanjutan)
KUNJUNGAN MISEREOR DI SEKRETARIAT YSBSKemudian masih harus menunggu proses auditing oleh pihak
auditor yang sering membutuhkan waktu lebih dari 2 minggu.
Pengiriman dokumen ke Jerman membutuhkan waktu mini-
mal satu minggu. Itu artinya akan ada keterlambatan sekitar
sebulan dari tanggal akhir periode laporan. Keterlambatan itu
berdampak pada kelanjutan proyek, karena pencairan dana
berikutnya dari misereor juga terlambat.
Jutta bisa memahami kesulitan itu dan memberikan
solusi, di mana YSBS bisa melaporkan terlebih dahulu peng-
gunaan dana selama 5 bulan tanpa diaudit untuk setiap pe-
riode pelaporan (6 bulanan). Dengan demikian ada waktu 1
bulan untuk menurunkan dana berikutnya dan proses turun-
nya dana dari Misereor tidak mengganggu jalannya pelak-
sanaan proyek. Setelah itu baru mengirimkan laporan keuan-
gan 6 bulanan yang sudah diaudit bersama dengan laporan
kegiatan atau laporan narasi (jika laporan itu untuk periode 1
tahunan).
Dalam kesempatan yang sama Ibu Jutta menunjukkan
bagaimana bagian keuangan bisa memonitor naik-turunnya
nilai tukar Euro ke Rupiah setiap kali dana diterima dari
Misereor dan memonitor dana yang sudah masuk dan yang
sudah digunakan, sehingga bisa diketahui apakah peng-
gunaannya sudah over budgetatau tidak.
Bagi saya, yang paling penting dalam pertemuan dengan
Ibu Jutta tersebut, kami bisa kenal lebih dekat dengan Ibu
Jutta, sehingga kami merasa lebih bebas dan tidak canggung
lagi untuk berkomunikasi dengan Ibu Jutta ungkap C. Widian-
tarti mengenai kesannya dari pertemuan dengan Jutta, Fi-
nance Officer di Misereor. Jutta juga memuji kinerja bagiankeuangan YSBS dengan mengatakan bahwa laporan-laporan
keuangan yang dibuat oleh YSBS sudah makin baik dan bisa
diterima oleh Misereor. Dia berharap, semoga ke depan bisa
lebih baik lagi.
Setelah acara makan siang, rombongan Misereor men-
gadakan kunjungan ke AMN Cilacap. Misereor ingin melihat
perkembangan AMN dan melihat perencanaan apa yang
dibuat AMN untuk mengembangkan AMN ke depan. Misereor
merasa berkepentingan terhadap perkembangan AMN yang
selama ini telah mereka bantu, seperti pemberian beasiswa
untuk ratusan mahasiswa korban Tsunami dari Nias, bantuan
bengkel AMN dan peralatannya serta Student Loan yangdigulirkan sejak tahun 2011 lalu.
Sayang saat berkunjung ke Lab. CBT, computernya tidak
ada yang bisa nyala, sehingga Rombongan Ulrich tidak bisa
melihat demo pemakaiannya. Beberapa mahasiswa yang se-
dang di ruang Lab CBT juga tidak bisa menyalakan computer,
sedangkan dosen penanggung jawab Lab CBT saat itu tidak
ada di tempat.
Rangkaian acara kunjungan Misereor ditutup dengan
pertemuan dengan Board YSBS. Dari pihak Board YSBS hadir
saat itu Rm. Carolus, OMI (ketua YSBS); Rm. Andriatmaka, OMI
dan Rm. Asodo, OMI (Dewan Pembina) serta pak Y. Saptadi
(Sekretaris YSBS). Beberapa program AMN dan SMK Yos Su-darso Kawunganten menjadi salah satu topik dalam perte-
muan Misereor dengan Board tersebut.(Arda/CW/SM)
-
7/22/2019 Buletin YSBS Vol 4.pdf
5/19
5
Tema MENGUPAYAKAN
SUMBER PENGHIDUPAN YANG
BERKELAN-
J U T A N
mengingat-
kan saya
k e m b a l i
pada saat pertama kali saya masuk
Desa Karanganyar Ujung Gagak, Kam-
pung Laut, dan hari itu adalah hari yangkedua saya berada di Cilacap. Dalam
hati saya merasa perlu ada waktu 50
tahun untuk membawa perkembangan
yang berarti di sini.
Tiap hari Selasa saya antar
beberapa perawat dari Poliklinik Santa
Maria untuk mengobati orang sakit dan
saya menawarkan diri untuk membantu
dan saya diberi tugas untuk mengobati
pasien-pasien yang sakit mata yang se-
lalu begitu banyak dengan memasukkan
salve tetracycline dalam mata mereka
pelayannya gratis dan dengan demikian
banyak yang minta diobati. Saya mengo-
bati dengan jalan-jalan dan mampir
sana sini tanya-tanya keadaan eko-
nomi masyarakat dan bagaimana bisa
ada perkembangan. Kebetulan ada dana
A.M.M.I. Australia yang diperuntukan
untuk membantu orang miskin. Saya
membahas bagaimana dana itu bisa
sampai kepada masyarakat untuk
menghasilkan Kesejahteraan
Beberapa orang mengusulkan
memelihara itik, karena rumah mereka
dikelilingi air. Dengan bantuan Pak
Widisoewarno (alm) dan Pak Waris
guru agama waktu itu saya mengelil-
ingi pasar-pasar di Cilacap dan membeli
100 bebek betina dan 10 bebek jantan.
Bebek tersebut diberikan kepada 10 keluarga di Karanganyar
dan dengan perjanjian akan mengembalikan 10 telur tiap
minggu untuk dijual dan membeli bebek lagi untuk keluarga
lain yang mau ikut proyek itu. Dalam waktu beberapa bulan
kami sudah membagi 550 bebek untuk 50 keluarga lagi. Sesu-
dah itu ada proyek reclamasi tanah untuk menanam sayur dan
memelihara babi.
Dalam penelitian sudah jelas sangat sedikit anak
melanjutkan pendidikan ke jenjang S.M.P. sesudah tamat S.D.
Bahkan sangat sedikit murid yang sampai ke-
las VI S.D. yang putri keluar dan menikah
yang laki-laki keluar untuk ikut cari ikan. Hal
itu disebabkan sikap banyak orang di sana
waktu itu bahwa pendidikan hanya buang
uang saja. Bagi sayapendidikan membebas-
kan.
Maka sambil jalan-jalan saya mampir
sana-sini, omong tentang pendidikan danmemberi pemahaman bagi orang tua agar
menyekolahkan anak sampai lulus S.D. dan
mengijinkan anak melanjutkan ke sekolah
S.M.P. Saya berjanji bahwa saya akan mengu-
rus semua biayanya, tetapi anak-anak harus
masuk S.M.P. diluar desa Kampung Laut
karena belum ada SMP di sana.
Untuk itu Y.S.B.S. membangun As-
rama sangat sederhana di Kawunganten, Si-
dareja dan Cilacap untuk tempat tinggal anak-
anak dari Kampun Laut. Kebetulan pada bulan
Desember 1979 pemerintah membebaskansemua Tahanan Politik (TAPOL) dari penjara
Nusakambangan. Para eks TAPOL itu ingin
kembali menghidupi keluarga mereka. Saya
mempekerjakan keluarga-keluarga eks TAPOL
itu untuk masak dan menjaga asrama-asrama.
Berita tentang Pendidiakan Gratis
dari YSBS cepat tersebar. Y.S.B.S. membayar
makanan, baju dan pendidikan dan ASRAMA-
NYA GRATIS. Banyak sekali orang tua datang
mohon agar anak-anak mereka boleh ikut.
Tiap mau masuk Tahun Ajaran baru S.M.P.,
sering kali saya kedatangan bapa-bapa dipastoran. Suatu hari, saat beberapa bapak
duduk di ruang tamu Pastoran, saya lihat
mereka banyak sekali merokok. Mungkin
karena takut BULE GALAK. Saya membiarkan
mereka merokok sambil omong-omong dan
sesudah habis beberapa batang rokok, saya
tanya, berapa harga satu batang rokok. Selama nunggu tadi
habis berapa batang rokok dan harganya berapa?
Kelihatan bapak berat merokok dari pada membayar
biaya pendidikan anak. Apakah Bapak tidak malu bagaimana
anak jadi dewasa sikapnya terhadap bapak kalau bapak tetap
berat merokok dari pada membayar pendidikan anak Tanyasaya.
A p a k a t a R m . C a r o lu s, O M I, P e n e r im a M a a r i f a w a r d 2 0 12 , t e n t a n g k a r y a n y a :
Mengupayakan Sumber Peghidupan yang Berkelanjutan
Rm. Carolus, OMI, , Pendiri dan Direktur YSBS, pertengahan tahun ini mendapat penghargaan ber-gengsi dari Maarif Institute, yaitu Maarif Award. Redaksi Buletin YSBS sedikit penasaran, apa yangmelatarbelakangi semangat Rm. Carolus dalam melaksanakan karya kemanusiaannya, sampai Maarif
Institute menghargai karyanya dengan Maarif award? Untuk mendapatkan gambaran semangat itu,Redaksi meminta Rm. Carolus bercerita tentang awal karyanya di Cilacap.
Rm.Carolu
s,OMI
-
7/22/2019 Buletin YSBS Vol 4.pdf
6/19
6
Lalu saya tawar menawar agar mereka mengurangi merokok dan mem-
bayar bagian apa dari ongkos mendidik anak mulai bayar baju tahun
berikutnya bayar makanan, yang berikutnya lagi sebagian biaya sekolah
dan sesudah kurang lebih 10 tahun keluarga yang mampu mau mem-
bayar seluruh biaya-biaya pendidikan.
Juga sebagian anak, yayasan sekolahkan di S.P.G. Purworejo,
S.P.P. Sidareja., dan sebagian sampai Universitas Sanata Darma dan
Sekolah Perawat/Bidan di Panti Rapih Yogyakarta.
Pelayanan kesehatan ke Kampung Laut berjalan tiap hari
Selasa selama kurang lebih 20 tahun, lalu Pemerintah ambil alih dengan
menempatkan mantri-mantri kesehatan dan membangun klinik di tiap
desa.
Tahun 1977 proses pendangkalan/sidementasi sudah mulai
terasa dan laut dibawah rumah-rumah semakin tidak dalam lalu ada
seorang bapa tua yang punya ide untuk menguruk dibawah rumah den-
gan lumpur yang diangkut dengan perahu dari tanah yang sudah mulai
muncul di kiri kanan desa. Dalam waktunya beberapa minggu rumah-
nya yang dulu berdiri diatas tiang kayu-kayu, sekarang berdiri diatas
tanah.
Saya hitung-hitung berapa pohon harus ditebang tiap tahun
untuk menggantikan tiang-tiang yang jadi busuk dan saat itu saya di-
tawari Proyek Padat Karya Pangan dari C.R.S. Amerika. Rakyat akan
diberi bulgur (sejenis gandum) campur kedelai, asal mereka mau
bekerja membangun desa. Ditawari satu kilogram pangan untuk setiap
meter cubic lumpur yang ditaruh dibawah rumah dan dua kilo untuk
taruh untuk bikin jalan umum.
Rakyat sangat antusiasis dengan program ini dan dalam waktu
kurang dari 10 tahun semua desa di Kampung Laut sudah jadi pulau-
pulau bikinan manusia dan ini juga memungkinkan membangun rumah
-ruamh yang lebih permanen dari batu-batu yang didapat dipinggiran
Pulau Nusakambangan. Sekarang ada rumah-rumah yang lebih mewah
dari Pastoran Cilacap!!!Dengan proses sedimentasi/pendongkolan rakyat minta bi-
kin tanggul-tanggul supaya tanah timbul diamankan dari genangan air
laut disaat panca roba dan tanggul bisa berfungsi sebagai badan jalan.
Sungai-sungai menuju Kampung Laut, juga memerlukan tanggul dan
rakyat minta bantuan pangan Proyek Padat Karya supaya bisa cepat
jadi. Contoh mulai dari desa Bojong (Kawunganten) sambung desa
Bringkeng, sambung Grugu Binangun Baru, Muara Dua, Penikel satu
jalan lagi mulai dari Sitinggil Bantarsari Bugel Karanganyar Pelindu-
kan Cibereum dsb.
Saat ini sedang merintis jalan baru dari Karangsalam ke Bon-
dan dan diharapkan akhirnya sampai Mutehan Ujung Alang. Diharap-
kan sebelum 50tahun jalan sudah dimakadam dan diaspal. (Sekarangbaru 40tahun).
Selama berapa tahun ini dengan semangat rakyat meninggi-
kan rawa-rawa jadi sawah dengan biikin selokan-selokan dengan ban-
tuan incentive dari Y.S.B.S. dan ratusan hct. sudah jadi sawah yang san-
gat produktif dan di musim kemarau lombok, kedelai, waluh dsb. Dan
program ini mau diteruskan sampai ribuan hectare. Y.S.B.S. merasa
bangga dan bahagia bisa berjalan dengan rakyat membangun desa-
desa dan menyaksikan perkembangan yang sangat menyenangkan ber-
kat rakyat bekerja dengan semangat gotong royong untuk menghasil-
kan masa depan yang lebih cerah bagi anak-anak, cucu-cucu. (RC)
Perkembangan Kampung Laut dalam 30 tahun
-
7/22/2019 Buletin YSBS Vol 4.pdf
7/19
7
Kemarau yang sangat panjang tahun ini (2012)
membuat banyak petani kebingungan, karena mereka sangat
tergantung pada ketersediaan air. Khususnya bagi petani sawah
tadah hujan, musim kemarau yang panjang membuat merekasangat menderita. Hal itu dirasakan oleh para petani di Dusun
Pelindukan, Desa Ujung Gagak, Kampung Laut. Baru setahun
mereka menikmati hasil panen yang berlimpah (2011 dan awal
2012) tiba-tiba sawah yang baru mereka miliki itu menjadi ker-
ing mengeras seperti batu. Kegembiraan karena baru miliki
memiliki sawah sebagai hasil dari pengeringan rawa-rawa den-
gan system penyudetan tahun 2011 lalu, seakan mengerut
menjadi kekhawatiran, karena musim kemarau. Setelah pada
bulan Maret lalu mereka panen raya, kini lahan sawah tadah
hujan seluas lebih dari 500 hektar itu kekurangan air. Dalam
situasi demikian jelas tidak mungkin menanam padi di sana.
Kebanyakan dari kami di sini adalah petani baru.Dulu kami nelayan. Karena laut hilang kami beralih menjadi
petani. Kemaren kami sangat senang. Karena panen pertama
melimpah. Namun sekarang tiba-tiba kami dihadapkan pada
cobaan baru, yaitu musim kemarau. Kami tidak bisa menanam
padi. Kami bingung, ungkap seorang petani di Pelindukan saat
kami temui bulan Juli lalu.
Karena petani di sini kebanyakan baru, memang
mereka belum berpengalaman menghadapi perubahan iklm
seperti ini, jelas pak Prayitno, Kepala Dusun Pelindukan.
Melihat kesulitan itu, Stephanus, seorang Staf YSBS
tidak tinggal diam. Coba ditanami tanaman lainnya yang tidak
memerlukan banyak air. Cabe atau jagung, misalnya. Atau jugamembuat bata yang justru perlu panas terik, nasihatnya
memberi alternatif.
Nasihat itu diikuti oleh petani. Dan benar! Karena
tanah di Pelindukan merupakan endapan lumpur yang sangat
subur, tanaman cabe, jagung, terong dan singkong tumbuh
dengan subur. Hanya dibutuhkan sedikit air untuk menyirami
tanaman tersebut. Cabe yang biasanya rusak di musim hujan, di
musim kemarau memberikan panenan yang melimpah.
Nasihat untuk membuat bata juga mendatangkan ber-
kah besar bagi petani di Pelindukan. Panas yang sangat terik
membuat proses pengeringan bata sangat cepat dan tidak
membutuhkan banyak kayu atau sekam untuk membakarnya.Selain untuk keperluan sendiri, batu bata dapat mereka jual
dengan harga yang lumayan tinggi.
Berkat musim kemarau ini saya bisa membangun
rumah permanen. Karena bata bisa bikin sendiri, tidak usah
beli ungkap seorang warga gembira.
Bata juga bisa dijual dengan harga cukup malah,
karena sekarang angkutan sudah lebih mudah, temannya yang
lain menimpalinya.
Musim kemarau yang panjuang ini telah mengajarkan
sesuatu yang baru bagi petani di Pelindukan. Kini mereka tidak
takut lagi pada musim kemarau. Mereka sudah punya strategi
untuk menghadapinya. Berkat pengetahuan dan strategi baru
tersebut petani Pelindukan sudah bisa menjamin keberlangsun-
gan sumber penghidupan mereka.
Memasuki musim hujan ini petani pelindukan juga su-
dah tenang. Selain sudah punya lahan sawah yang siap ditanami,
mereka juga sudah selesai membangun tanggul di sepanjang
pinggir Sungai Cimeneng. Tanggul itu akan menahan banjir se-
hingga tidak merusak sawah dan menggenangi rumah warga.
Tanggul tersebut dibangun secara gotong-royong oleh masyara-kat dan bantuan dana dari Misereor, Jerman. (SM)
St r a t e g i P e t a n i P e l in d u k a n m e n g a t a si m u si m k e m a r a u :
Kreatif, mencoba berbagai kemungkinan
Pembangunan tanggul
Usaha Batu Bata
Panen Cabe
Cabe sebagai alternatif
-
7/22/2019 Buletin YSBS Vol 4.pdf
8/19
8
Pak Eman, (60) adalah
salah satu petani penggarap
Nusakambangan yang terga-bung dalam kelompok Penghi-
jauan Nusakambangan YSBS. 3
(tiga) tahun pak Eman sudah ikut program penghijauan, lahan
yang dipercayakan kepadanya untuk ditanami pohon-pohon
keras sudah penuh. Pohonnya tumbuh subur. Di sela-sela po-
hon tersebut, pak Eman menanam berbagai pohon buah,
pisang, singkong, papaya dan sayuran. Hasilnya sudah dapat
dinikmati oleh pak Eman. Dan itu semua membuat pak Eman
gembira.
Karena lahan garapan pertama sudah penuh pohon-
pohon, kini pak Eman menggarap lahan kedua. Lahan ini pun
sudah penuh ditanami pohon keras. Namun karena pohonnya
masih kecil, pak Eman masih bisa bercocok tanam di sela-sela
tanaman keras tersebut. Kini musim hujan sudah datang. Pak
Eman sudah siap menanam padi gogo, kacang-kacangan dan
sayuran. Apakah pak Eman merasa senang dengan datangnya
musim hujan?
Ya, senang sekali, jawab pak Eman lugas sambil
tersenyum.
Jelas, pak Eman sangat senang. Musim hujan mem-
bawa harapan bagi dia dan keluarganya. Harapan untuk men-
dapatkan hasil panenan, sebagai upah atas jerih payahnya.
Dikunjungi orang penting dari PBB
Pak Eman tidak pernah tahu, bahwa seorang londo
yang mengunjungi pondoknya adalah orang penting di PBB
(Perserikatan Bangsa-Bangsa). Peristiwa itu terjadi hari Rabu,
19/09/2012 lalu. Si londo itu adalah P. Daniel Le Blanc, OMI,
seorang anggota VIVAT Internasional dan komite Keadilan, Per-
damaian dan Keutuhan Ciptaan (JPIC) yang bertugas memberi-
kan rekomendasi kepada PBB. Daniel sehari-hari tinggal di New
York, Amerika.
Mengapa Daniel mengunjungi pak Eman di Nusakam-
bangan? Di kantor YSBS sudah diberi tahu bahwa perjalanan keSolok Jero, Nusakambangan, lokasi penghijauan YSBS, membu-
tuhkan waktu 2 jam naik perahu. Daniel tidak peduli. Dia ingin
sekali melihat proyek penghijauan YSBS yang sudah sukses di
sana. Dan dia ingin bertemu salah seorang anggota kelompok
yang terlibat di penghijauan itu, yaitu Pak Eman. Karena dia
mendengar bahwa pak Eman adalah orang yang paling tulus dan
pekerja keras dalam menghijaukan kembali Nusakambangan. Dia
yang paling rajin dan bersungguh-sungguh menanam lahannya,
sesuai dengan ketentuan program penghijauan di Nusakamban-
gan. Dia tekun merawat tanaman, terutama di musim kemarau.
Hasilnya sekarang sudah lahan garapannya sudah hijau dengan
pohon-pohon tumbuh subur. Pak Eman sudah memberikan sum-bangan besar bagi dunia.
Dunia sibuk berbicara tentang bahaya perubahan ik-
lim. PBB juga. Tapi tidak banyak yang berbuat sesuatu yang
konkrit untuk mengatasi itu. Pak Eman inilah yang sungguh-
sungguh berjuang mencegah perubahan iklim, kata Daniel
bangga melihat pekerjaan pak Eman.
Saya belajar banyak dari ketulusan pak Eman, lanjut
Daniel tulus.
Selamat pak Eman. Terus berjuang, teruslah menanam
pohon. Dan terima kasih atas ketulusanmu menghijaukan Nusa-
kambangan.
Urusan Lingkungan Hidup,
Utusan PBB Belajar dari Ketulusan pak Eman
Pak Eman
Pak Eman berpose bersama P. Le Blanc (tengah) dan pak Memed
-
7/22/2019 Buletin YSBS Vol 4.pdf
9/19
9
Komunitas Perempuan Berbisnis
Setelah mengangkat cerita sukses perorangan di Kelompok
Swadaya Wanita pada bulletin 3, pada bulletin kali ini kami
sajikan cerita sukses per kelompok . 3 kelompok berikut ini
adalah kelompok-kelompok aktif yang sudah sukses, mereka
menjadi kelompok-kelompok binaan yang karena kete-
patannya dalam pembayaran serta kekompakannya, terpilih
untuk pilot project kerjasama dengan KIVA (salah satu lem-
baga pinjaman tanpa bunga yang berlokasi di Amerika)
Kelompok KSW - INTAN
Kelompok yang terbentuk pada tang-
gal 19 Oktober 2009 ini, berlokasi di
Jln.Sirkaya No.14 RT01/RW09 Kel.
Tambakreja Cilacap, dengan anggota
18 orang. Masing-masing anggota
memiliki bisnis yang berbeda, dari
produksi tempe, buka warung makan,
jual makanan ringan sampai jual
sepatu dan baju. Mereka menjadi
kelompok yang solid, saling meleng-
kapi satu sama lain. Hubungan dalam
kelompok tidak lagi sebatas hubungan
bisnis pinjam-meminjam tetapi sudah
menjadi sebuah komunitas yang seia
sekata. Jika salah satu anggota ada
yang sakit mereka mengumpulkan
dana untuk membantu si sakit.
Kelompok ini diketuai oleh Ibu Menik,
dia memiliki 3 anak yang masih seko-
lah, Beliau mempunyai usaha ber-
jualan baju, tas dan bed cover. Kali ini
pinjaman yang diajukan untuk
mengembangkan usahanya tersebut.
Beliau juga berharap pinjaman kali ini
dapat memperluas usaha serta meningkatkan pendapatan
masing-masing anggota kelompok KSW INTAN. Pinjaman ini
didapat dari program KIVA sebesar RP.26.400.000,- denganangsuran Rp.2.200.000,-/bulan selama 12 bulan yang dibagi 18
anggota, besar angsuran masing-masing anggota berbeda ter-
gantung besarnya dana yang dipinjam.
Kelompok KSW FLAMBOYAN
Kelompok ini beranggotakan 14 orang berdiri sejak tahun
2007, berlokasi di Jl.Slamet RT21/ RW 03 Kroya Cilacap. Bidang
usaha masing-masing anggota kelompok ini terutama adalah
memproduksi dan menjual makanan tradisional khas Jawa
seperti : Dadar gulung, arem-arempastel basah, gethuk lindri,
carang gesing, nagasari, namun ada juga yang memiliki bisnis
jualan baju di pasar Kroya.
Solidaritas kelompok ini terjalin sangat erat karena mereka
saling mengisi dan melengkapi jenis makanan ketika mendapat
pesananan snack. Mereka mengadakan pertemuan rutin setiap
bulan dan selalu bergantian di ruamah tiap anggota. Kelompokini menjadi sebuah komunitas para ibu yang memiliki usaha
meningkatkan pendapatan keluarga dan menjadi ajang untuk
saling berbagi dan menguatkan.
Kelompok Flamboyan diketuai oleh Ibu Titi yang sangat luarbiasa
dalam pendampingan terhadap anggotanya untuk memberikan
semangat serta teladan. Beliau memiliki usaha membuat
makanan kecil seperti pastel basah, pastel kering dan dadar
gulung. Pinjaman kali ini sangat berman-
faat untuk membeli alat-alat cetak kue
untuk memperbanyak produksi kuenya
dan juga mempererat hubungan keluar-
ganya, karena usaha ini dijalankan den-
gan melibatkan suami dan anak-
anaknya. Ibu Titi juga berharap pinja-
man ini dapat lebih mensejahterakan
setiap anggota kelompok Flamboyan
dan keluarganya. Besar pinjaman yang
didapat dari KIVA Rp.29.000.000,- den-
gan Rp.2.417.000 ,-/bulan selama 12
bulan yang dibagi 18 anggota, besar
angsuran masing-masing anggota ber-
beda tergantung besarnya dana yang
dipinjam.
Kelompok KSW - RAHAYU
Berlokasi di Desa Karangbenda RT2 RW4
Adipala Cilacap, ditepian wisata Pantai
Srandil, beranggotakan 19 orang. Saat
Tsunami datang desa Karangbenda han-
cur kehidupan warganya sangat mem-
prihatinkan. Berangkat dari keprihatinan
itu kelompok Rahayu terbentuk, ang-
gota mereka terdiri dari 19 orang. Usaha dari anggotanya antara
lain membuka warungkopi, warung makan, produksi ikan ban-
deng presto dan juga membuka permainan untuk anak-anak.
Kelompok ini diketuai oleh Ibu Sumarsih yang memiliki usaha
warung kopi. Harapannya pinjaman kali ini dapat menambah
modal untuk melengkapi warung kopinya. Beliau juga berharap
semua anggotanya bisa lebih bersemangat lagi dalam mengem-
bangkan usahanya. Kelompok Rahayu mendapat pinjaman dari
KIVA sebesar Rp.24.600.000,- dengan angsuran Rp.2.460.000,-
bulan selama 12 bulan yang dibagi 18 anggota, besar angsuran
masing-masing anggota berbeda tergantung besarnya dana yang
dipinjam. Cp,24/9/2012 - Dee
Liputan Usaha:
KISAH SUKSES Kelompok Swadaya Wanita
-
7/22/2019 Buletin YSBS Vol 4.pdf
10/19
10
Pada Tahun 1982 Yayasan Sosial Bina Sejahtera Cilacap
mendirikan SMK Yos Sudarso Majenang sebagai wujud
partisipasi Yayasan dalam mencerdaskan kehidupan bangsa
khusus nya dalam bidang pendidikan, salah satunya
pendidikan kejuruan. Salah satunya adalah SMK Yos Sudarso
Majenang. SMK ini memiliki jurusan Akutansi, Tata Busana,
Penjualan.
Jurusan Akutansi dan Penjualan terakreditasi A,
sementara untuk jurusan Tata Busana dalam proses akreditasi,
karena baru dibuka 2 tahun lalu. Meskipun baru berusia 3
tahun Jurusan Tata Busana busana sudah memiliki fasilitas
mesin jahit yang modern sesuai dengan yang ada di
perusahaan perusahan konveksi besar, sehingga siap
membimbing siswa untuk siap berkarir di perusahan
perusahan konveksi besar atau berwiraswasta, saat mereka
lulus.
Untuk menunjang kegiatan belajar mengajar, SMK Yos
Sudarso Majenang memiliki fasilitas Ruang Komputer yang
lengkap, Perpusatakan yang luas dan nyaman, Mesin jahit
yang modern, Serta fasilitas lain yang dapat menunjang
jurusan yang ada.
Saat ini Sekolah sudah menjalin kerjasama sama denagn
beberapa perusahaan besar, diantara nya : PT. Sofi ( Western
Digital ) Malaysia, Solaria, PT. Mergasari, Bogor, PT. Konaka.
Sementara banyak sekolah sibuk mengurusi standard
sekolah, nasilnal, RSBI atau SBI, SMK Yos Sudarso Majenang
justru berkomitment menjadi sekolah KARIR. Hal itu dilatar
belakangi oleh pemikiran, bahwa bagi SMK yang terpenting
bukan gelar atau embel-embel standard sekolahnya,
melainkan kemampuannya membimbing siswa-siswi untuk
siap berkarir setelah mereka lulus. Maka SMK menjadi Sekolah
untuk Membangun Karir.
Untuk mewujudkan komitment tersebut, SMK Yos
Sudarso Majenang mendirikan BKK (Badan Ketetenaga
Kerjaan) yang bertujuan untuk menyalurkan siswa siswi yangtelah lulus ke perusahaan-perusahaan bonafit, membuat
program Bisnis Center, melengkapi semua ruang kelas dengan
fasilitas pendukung tehnologi pendidikan, mengadakan
pelatihan pembelajaran modern bagi guru, menggunakan
sistem komputerisasi dan media elektronik dalam mengajar
dan memantapkan peran unit produksi dan lain-lain.
Saat ini 80% dari lulusan angkatan pertama untuk jurusan
Tata Busana sudah bekerja di perusahaan dan sisanya studi
lanjut atau memilih berwiraswasta (R).
Liputan Pendidikan
SMK YOS MAJENANGBukan sekolah biasa
Siswa-siswi SMK Yos Sudarso majenang sedang praktek menjahit di
Lab. Tata Busana (Unit Produksi) menggunakan mesin modern
tapi sekolah KARIR
-
7/22/2019 Buletin YSBS Vol 4.pdf
11/19
11
Mino Martani adalah salah satu Divisi YSBS, yang programmnya
berfokus pada ECD (Early Children Development) atau PAUD
(pendidikan anak usia dini). Program Minomartani didukung oleh
ChildFund Indonesia. Kegiatan Minomartani mencakup 3 desa di
wilayah Kabupaten Cilacap, yaitu desa Panikel dan desa Ujung Gagak-kecamatan Kampung Laut dan desa Sidasari-Kecamatan Cipari, den-
gan 5 PAUD dan 2 desa di Kabupaten Banyumas, yaitu desa Wiradadi
dan Desa Kalikidang- Kecamatan Sokaraja, dengan 4 PAUD. Untuk
membantu anak usia dini mencapai tingkat perkembangan potensi
secara maksimal, layanan PAUD harus dikelola dengan baik. Agar
mampu mengelola PAUD dengan baik di samping memiliki kemauan
dan semangat yang tinggi, para pendamping PAUD harus memiliki
keterampilan atau kompetensi yang tinggi juga, sebagaimana tertu-
ang dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indone-
sia Nomor 16 tahun 2007, tentang Standar Kualifikasi Akademik dan
Kompetensi Guru. Karena para pendamping PAUD di wilayah kerja
Minomartani rata-rata hanya memiliki latar belakang pendidikan SD
s/d SMA, Mino Martani berupaya membekali para pendamping PAUD
dengan berbagai jenis keterampilan yang ada kaitannya dengan
kegiatan PAUD. Dengan demikian diharapkan para pendamping
PAUD memiliki kompetensi kepribadian yang baik, sehingga mampu
bersikap dan berperilaku sesuai dengan kebutuhan psikologis anak.
Adapun pelatihan yang diselenggarakan untuk para tutor PAUD
dampingan Mino Martani adalah sebagai berikut:
Pelatihan Pembuatan Modul kurikulum dan Peningkatan mutuPendidik Paud.
Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 16 18 Maret 2012 lalu.Dari kegiatan tiga hari tersebut, setelah mendapatkan pengeta-
huan dan ketrampilan dalam merancang aneka ragam
kegiatan dan permainan bagi anak-anak usia dini, peserta
berhasil menyusun sebuah kurikulum PAUD. Isi kurikulum
tersebut cukup menggembirakan karena para peserta sungguhkreatif dan inovatif dalam menyusun sekaligus menemukan
metodologi yang tepat pada sasaran di mana para peserta
didik berada. Dengan cara sederhana peserta bisa mencipta-
kan macam- macam kegiatan, dengan mengambil tema besar
MBANGUN BANYUMAS MAJU.
Kreatifitas ,semangat dan inovatif para tutor PAUD sungguhdiluar dugaan kami, karena mereka mampu menciptakan
ragam permainan dan lagu yang selama ini hanya dibilang
biasa-biasa saja, namun setelah mendapatkan bimbingan dan
motivasi dari pendamping pelatihan, ternyata mampu mencip-
takan ragam permainan dan lagu yang sesuai dengan sub tema
sehingga sangat membantu anak- anak didik untuk mengingat,
apa yang mereka dengar, mereka lihat, dan mereka laksanakandalam sehari-harinya, sehingga tumbuh kembang anak sesuai
usianya.
Harapannya kurikulum tersebut dapat diterapkan di setiapPAUD di wilayah dampingan Mino Martani yaitu di Desa Ujung
Gagak dan Desa Panikel-Kecamatan Kampung Laut, serta Desa
Sidasari-Kecamatan Cipari-Kabupaten Cilacap, maupun Desa
Kalikidang dan Desa Wiradadi-Kecamatan Sokaraja Kabupaten
Banyumas.
Kurikulum yang merupakan produk local tersebut berisi mua-tan macam- macam kegiatan bermain, yang bahan-bahan
pendukung sangat murah dan tersedia disekitar kita. Kurkulum
tersebut juga memacu para tutor PAUD agar tidak berhenti
berkreasi dan selalu mencari pengalaman dan ilmu untukterus berkembang.
Pelatihan peningkatan Mutu Pendidik PAUD. Pelatihan inimengembangkan modal dasar yang harus dimiliki oleh seorang pen-
didik/pendamping anak usia dini dalam menciptakan pembelajaran
yang menarik dan menyenangkan, meliputi kemampuan bermain,
bercerita, dan bernyanyi. Semua pendidik PAUD juga harus bisa me-mainkan perlengkapan permainan yang digunakan. Dalam kegiatan
pembelajaran PAUD para pendamping dilarang menggunakan plas-
ticin/malam, karena berbahaya. Kemudian dalam bercerita boleh
menggunakan bahasa anak-anak, bahasa yang mudah dimengerti.
Jadi diusahakan tidak menggunakan bahasa baku, dan alur cerita bisa
dibuat sendiri. Pendidik PAUD juga harus hafal atau bisa bernyanyi
dan mengajarkan dengan gerakan, agar anak-anak tertarik
PARENTING Keterlibatan Ayah terhadap pengasuhan anak dankegiatan PAUD. Selama ini secara langsung belum ada penelitian
penyebab ketidakpedulian ayah terhadap pengasuhan anak dan
kegiatan PAUD. Namun berdasarkan hasil angket, ternyata terbukti
bahwa kepedulian ayah masih sangat rendah. Hal ini menjadi kepri-
hatinan serius, karena tanggungjawab terhadap anak tidak hanyatertumpu pada ibu atau pengasuh melainkan membutuhkan per-
hatian dari seorang ayah. Menurut ibu-ibu , mengapa ayah kurang
peduli terhadap pengasuhan anak, karena ayah sudah sibuk dengan
pekerjaan mencari nafkah. Sehingga pada saat akan diadakan
kegiatan orientasi dan pelatihan tentang perkembangan anak dan
pentingnya PAUD, para tutor PAUD merasa pesimis apa mungkin
kaum ayah mau hadir dalam kegiatan tersebut. Namun demikian
tutor PAUD tetap berusaha untuk mengundang kaum ayah untuk
hadir dalam pelatihan yang diadakan pada tgl 3 Januari 2012 di Ci-
berem dan tgl 4 Januari 2012 di Wiradadi. Diluar dugaan, ternyata
ada respon yang cukup bagus karena beberapa ayah ikut hadir dalam
pelatihan dan cukup aktif selama pelatihan berlangsung.
Workshop Advokasi masyarakat ( BMM & orang tua) dan pendamp-
ing PAUD. Dalam workshop, peserta diajak untuk memetakan ma-
salah yang ada di masing-masing PAUD kemudian mencermati kebu-
tuhan dan advokasi yang sudah dilakukan oleh masing-masing PAUD.
Dengan mendapatkan pelatihan, para pendamping semakin berani
untuk melakukan advokasi kepada pemerintah desa maupun kepada
pihak lain. Dan ternyata masing-masing pendamping PAUD sudah
melakukan koordinasi dengan pihak pemerintah desa, agar PAUD
yang ada menjadi perhatian pemerintah dengan mendapatkan ang-
garan dari APBDES. Dalam hal ini beberapa sudah ada yang terealisasi
tetapi ada juga yang masing dalam proses untuk diperjuangkan olehPemerintah desa setempat..(TK)
Mengenal Divisi:
MINOMARTANI
-
7/22/2019 Buletin YSBS Vol 4.pdf
12/19
12
Berawal dari kepindahan Akademi Maritim Swasta (AKS)
III Surakarta yang dibawah pembinaan Yayasan Pembina Pen-
didikan Kemaritiman ( YPPK ) Surakarta tahun 1984 ke Cilacap,
yang selanjutnya pada tanggal 14 Pebruari 1985 dengan akteNotaris Nomor 39, YPPK Surakarta berubah menjadi YPPK Cila-
cap, sekaligus nama Akademi berubah menjadi Akdemi Mari-
tim Nusantara Cilacap, sehingga tanggal 14 Pebruari 1985
ditetapkan sebagai tanggal lahirnya AMN Cilacap. Pada tahun
1988 YPPK Cilacap bekerjasama dengan Yayasan Bina Se-
jahtera ( YSBS ) Cilacap yang dituangkan dalam Akte Notaris
Nomor 22 tanggal 10 Pebruari 1988, yang dalam perkemban-
gan selanjutnya YPPK Cilacap secara penuh dibawah payung
YSBS.
Pada awal awal perkembangannya, AMN dalam opera-
sionalnya serba dalam keterbatasan dan penuh keprihatinan,
baik mengenai sarana prasarana, tanaga staf dan Dosen yangmasih terbatas, maupun jumlah Mahasiswa yang masih sangat
sedikit, sebagai contoh, Gedung tempat belajar mengajar ha-
rus meminjam tempat di SMP 3, beberapa tahun kemudian
pinjam tempat di losmen Sangkal Putung sampai dengan bisa
membuat gedung sendiri di Jalan Kendeng yang saat ini ditem-
pati. Saat itu, AMN belum boleh melaksanakan ujian D.III
sendiri, ujian masih menginduk di BPLP, AKPELNI dan AMNI
Semarang. Namun dengan modal tekat, semangat dan kete-
kunan bekerja, walaupun lambat tetapi pasti, dari tahun keta-
hun selalu ada peningkatan dan akirnya saat ini AMN dapat
mensejajarkan diri dengan Akademi Maritim suwasta yang
lain, sebagai indikator antara lain;1. jumlah dan jenis segala peralatan yang diperlukan sesuai
ketentuan yang berlaku, sudah tercukupi untuk semua
jurusan, tinggal simulator yang saat ini masih dalam
proses pembelian, dan dapat dikatakan relatif lebih leng-
kap dibanding peralatan yang dimiliki Akademi Maritim
Swasta yang lain di Indonesia ( komentar kepala PUSDIK-
LAT Perhubungan Laut yang saat ini berubah menjadi
PPSDM saat mengadakan audit ke AMN ).
2. Semua Program studi sudah terakreditasi, AMN sudahmenerima Rekomendasi dari Pusat Pengembangan sum-
ber Daya Maritim ( PPSDM ), sudah menerima ijin penye-
lenggaraan dari KOPERTIS WIL VI Jawa Tengah, Approvaltinggal menunggu simulator yang saat sedang dalam
proses pembelian, sehingga para Taruna/Taruni bisa me-
nempuh ujian sesuai dengan haknya.
3. Kesejateraan Karyawan tidak hanya sekedar gaji, semuaKaryawan sudah diikutkan dalam semua program yang
ada dalam Jamsostek .
4. Jumlah Taruna/Taruni baru dari tahun ketahun selalumeningkat bahkan pada tahun ajaran 2012/2013 ini jum-
lah Taruna/Taruni baru yang diterima sebanyak 348 orang
dari jumlah pendaftar 382 orang, dan jumlah keseluruhan
Taruna/Taruna aktif, diluar jumlah Taruna/Taruni belum
lulus melebihi batas waktu kuliah selama 3 tahun seban-yak 778 orang.
5. Dalam 2 tahun terakir jumlah Dosen yang telah lulus S2 se-
banyak 3 orang sedangkan saat ini yang masih mengikuti
kuliah S2 sebanyak 5 orang dan yang S3 sebanyak 1 orang,
sehingga di tahun 2015 jumlah dosen S2 sesuai ketentuan
diharapkan dapat terpenuhi.
6. Untuk prestasi Taruna/Taruni diberbagai bidang Olah ragadan Karya Ilmiah, telah mampu mengharumkan nama AMN,
dalam 5 tahun terakir dapat meraih gelar kejuaraan baik
ditingkat Propinsi maupun Nasional .
Dari uraian diatas, dengan potensi yang dimiliki saat ini, dan
prestasi yang telah dapat dicapai, serta faktor faktor lain yang
cukup mendukung seperti antara lain:
1. Telah ditanda tanganinya MoU antara AMN dengan Atma
Jaya Jogyakarta untuk penggunaan Perpustakaan Bersama.2. Telah ditanda tanganinya MoU antara AMN dengan Freepot
Timika Papua untuk menerima Putra/Putri Daerah dari
Timika belajar di AMN yang dibiayai dari CSR Freepot Timika
Papaua.
3. Dengan telah efektif dan efisiennya, para Agen2 pendafta-ran Taruna/Taruni baru di Daerah2, maka dapat dijamin
jumlah Mahasiswa Baru yang masuk AMN dapat diken-
dalikan .
4. Dengan terbentuknya Ikatan Alumni AMN Cilacap, dapatmemfasilitasi peran Alumni yang selama ini cukup besar
dalam membantu perkembangan AMN ke masa depan
dalam bentuk, menjadi tenaga Dosen , bantuan peralatanyang diperlukan, bantuan buku2 untuk menambah jumlah
buku nyang diperlukan diperpustakaan dan lain sebagainya.
5. Perhatian dari Pemda Cilacap maupun Pemda Prop Jateng,yang secara berkala membantu AMN, baik untuk pengadaan
sarana prasarana yang diperlukan ,maupun bantuan biaya
untuk kegiatan ilmiah yang lain.
Maka dengan tekat dan semangat membangun dari semua ele-
men yang ada di AMN dapat terus terjaga dan terbina dengan
baik, serta diiringi doa yang tanpa henti , untuk mewujudkan cita
cita dimasa depan, agar AMN dapat ditingkatkan menjadi Se-
kolah Tinggi Maritim bukanlah hal yang mustahil, AMIN.
AMN CILACAP:DULU, SEKARANG DAN MASA DEPAN
Oleh : Drs. F. Sutanto AP, M.A (Direktur AMN Cilacap)
-
7/22/2019 Buletin YSBS Vol 4.pdf
13/19
13
Program Pinjaman Dana Pendidikan (Student Loan)
Pendidikan untuk semua, demikian motto Divisi Pendidikan
Yayasan Sosial Bina Sejahtera (YSBS) Cilacap. Untuk mewujudkan
motto tersebut, kini siswa/ mahasiswa yang kurang mampu secara
ekonomi, tidak perlu khawatir. Sejak tahun 2011 YSBS meluncur-
kan program Pinjaman tanpa bunga untuk Pelajar dan Mahasiswa,
yang diberi nama Program Student Loan (SL). Syarat utamanya
agar dapat memperoleh progam tersebut adalah para siswa ataumahasiswa masih bersekolah / kuliah di salah satu lembaga pen-
didikan milik YSBS, khususnya di SMK-SMK dan Akademi Maritim
Nusantara (AMN).
Program Student Loan didukung oleh MISEREOR (Jerman)
dan KIVA (Amerika). Jumlah pinjaman maksimum yang dapat
diberikan disesuaikan dengan besarnya biaya sekolah/kuliah yang
harus dibayar selama masa pendidikan. Untuk sementara, pinja-
man (SL) baru dapat diberikan kepada mahasiswa dan siswa yang
sedang menempuh pendidikan di AMN Cilacap, SMK Yos Sudarso
Jeruklegi, Kawunganten dan Majenang.
Program SL diberikan kepada AMN dan SMK karena lulu-
sannya dapat langsung bekerja setelah mereka lulus. Artinya ada
jaminan mereka dapat segera mencicil pembayaran pinjaman.
Dana pengembalian pinjaman tersebut selanjutnya dapat dipinjamlagi oleh adik-adik kelas yang membutuhkan. Dengan demikian
program Student Loan dapat berkelanjutan.
Ketentuan dan Syarat Pengajuan Pinjaman
Ketentuan Program Student Loan dari MISEREOR
1. Sumber Dana: Miseror Jerman
2. Program dimulai tahun: 2011
3. Jumlah maksimal pinjaman : Rp. 12.000.000,00 (dua belas jutarupiah) (untuk AMN)
4. Bunga: 0 %
5. Jumlah kuota maksimal peminjam setiap tahun: 60 Maha-siswa.
6. Yang bisa mengajukan: Mahasiswa AMN Cilacap
7. Calon peminjam belum memiliki rekening di BPR Ukabima,Cilacap.
8. Waktu mulai pengembalian: (sesudah bekerja)
9. Jangka waktu pengembalian: [sesuai dengan pendapatan ,diharapkan paling lama 2 tahun)
Syarat Administratif pengajuan pinjaman SL Misereor:
1. Menyerahkan Surat Pengajuan Permohonan Pinjaman BiayaPendidikan (SPPPBP-SL), yang di dalamnya berisi: a) Permoho-
nan pinjaman Student Loan b) Pernyataan kesediaan mulai
mengembalikan pinjaman kepada YSBS, Cilacap segera sete-
lah mendapatkan pekerjaan atau paling lambat 2 tahun sete-
lah lulus dari AMN Cilacap. c) Pernyataan Persetujuan men-
jadikan Ijazah Asli Diploma III AMN sebagai agunan di Bank
BPR Ukabima, Cilacap selama pinjaman belum lunas.
2. Bagi Mahasiswa baru, menyerahkan Surat Keterangan Peneri-
maan (sementara) dari AMN Cilacap
3. Menyerahkan Surat Pernyataan Persetujuan dari Orang-
tua/wali (SPPO-SL) yang berisi: a) pernyataan persetujuan
anaknya mengajukan pinjaman pendidikan (student loan), b)
dan bertanggung jawab bahwa peminjam (anaknya) akan
mematuhi syarat-sayarat dari program Pinjaman Mahasiswa
(SL).
4. Menyerahkan Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) dari
Kepala Desa tempat domisili asal mahasiswa.
5. Menyerahkan Surat Keterangan dari Tokoh Agama yang menyatakan
bahwa pemohon Student Loan benar berasal dari keluarga kurang
mampu.
6. Menyerahkan fotokopi KTP diri pemohon yang masih berlaku
7. Menyerahkan foto copy ijasah terakhir SLTA/SMK yang sudah dilegal-
isir.
Ketentuan Program Student Loan dari KIVA untuk AMN Cilacap1. Sumber Dana: KIVA, Amerika
2. Program dimulai tahun : 2012
3. Jumlah maksimal pinjaman : Rp.12.000.000,00 (dua belas jutarupiah), sekaligus akan dibayarkan ke AMN. Jadi penyaluran dananya
dari Kiva YSBS - AMN
4. Bunga: 0 %
5. Jumlah kuota maksimal peminjam pada tahun ini (sebagai tahapawal) sebanyak 39 mahasiswa, yang mana belum ada kejelasan untuk
tahun-tahun berikutnya berapa jumlah quotanya.
6. Yang bisa mengajukan : Mahasiswa AMN Cilacap.
7. Waktu mulai pengembalian: 4 bulan setelah lulus, yang diharapkansudah mendapatkan pekerjaan.
8. Jangka waktu pengembalian: 2 tahunSyarat administratif pengajuan pinjaman SL KIVA untuk AMN Cilacap:
1. sama dengan persyaratan administratif Student Loan Misereor
2. profile diri (sekitar setengah halaman kwarto A4)
3. foto diri (berwarna) dalam bentuk soft copy
4. calon peminjam bersedia profile diri dan foto ditayangkan di websiteKIVA.
Ketentuan Program Student Loan dari KIVA untuk SMK YSBS
1. Sumber Dana: KIVA, Amerika
2. Program dimulai tahun : 2012
3. Jumlah maksimal pinjaman : Rp.11.000.000,00,- (sebelas juta rupiah),dana langsung disalurkan dari Kiva YSBS SMK masing-masing
4. Bunga: 0%
5. Jumlah kuota maksimal peminjam saat ini sebanyak 47 siswa (jumlahquota bisa berubah setiap tahun)
6. Yang bisa mengajukan : SMK Yos Sudarso Jeruklegi, SMK Yos SudarsoKawunganten dan SMK Yos Sudarso Majenang
7. Waktu mulai pengembalian: 4 bulan setelah lulus dari SMK, diharap-kan sudah mendapatkan pekerjaan
8. Jangka waktu pengembalian: 44 bulanSyarat administratif pengajuan Student Loan KIVA untuk SMK YSBS:
1. sama persyaratan administratif Student Loan Misereor2. profile tentang kehidupan orangtua (sekitar setengah halaman
kwarto A4)
3. foto bersama dengan salah satu orangtua yang ada, dg latar belakangrumah tinggal atau tempat bekerja orangtua, karena usia siswa masih
di bawah umur, maka tidak boleh muncul di website Kiva, harus den-
gan salah satu orangtuanya dan yang dianggap bertanggungjawab
sebagai penerima pinjaman siswa adalah salah satu orangtuanya.
(dalam bentuk soft copy)
4. calon peminjam bersedia profile diri dan foto ditayangkan di websiteKIVA.
Informasi lengkap hubungi:
Bp. Arda / Ibu Titiek
Sekretariat YSBS, Gedung AMN Lt.4, Jl. Kendeng 307 Cilacap 53223
Telp.Fax.: 0282-5070004 E-Mail: [email protected]
Kabar Baik:
-
7/22/2019 Buletin YSBS Vol 4.pdf
14/19
14
Kampung Laut is part of Cilacap Re-
gency in Segara Anakan lagoon. It is
covering 141.4 km2 area. Kampung
Laut is also the designation for peo-
ple who live in the lagoon. From the biological side, lagoon has
highly productive ecosystem. Fisherman have became very
prosperous. However, due to huge sedimentation ( 1 million
m3 annually) of rivers the wide and depth are reduced. Ac-
cording to government, the surface reduced from 6.540 ha in
1903 to 3.270 ha in 1984, 1.800 ha in 1992 to 600 ha in 2004.
The depth of 10-15 meters in 1976 turned into about 1.5 me-
ters in 2003.
The environmental change, sedimentations in Segara Ana-
kan brought two major problems to the people. First, peoplelose their livelihood as fisherman. Their income is declining
gradually. Second, Kampung Laut becomes isolated. Sedimen-
tation causes villages inaccessible by water or road transport.
These situations triggers a tragic period of transition. In fact, in
1970s people suffered from hunger. Kampung Laut is recog-
nized as one of the poorest areas in Java. This area faces prob-
lems, including deteriorating resource base, geographical iso-
lation, limited mobility and accessibility, endemic diseases,
malnutrition, poor housing, poor sanitation and water supply,
low level of education, unemployment, and unclear land own-
ership.
Local government does not lot provide infrastructures inthis area because it requires a lot of money and time. Since
1976 Yayasan Sosial Bina Sejahtera (YSBS, The Foundation for
Bringing about of Prosperity and Good Will), a Non Govern-
mental Organization (NGO) operates in Cilacap, has been con-
ducting poverty alleviation program. YSBS has built a number
of community-based infrastructures. E.g. 487 kilometres of
rural roads, bridges, dams, dykes, and irrigation canals. Rural
road is the first and the biggest project in the area and be-
lieved to give important contribution to improve people acce-
sibility to market, economic activities, social (health and edu-
cation) facilities, and services. This project is also expected to
improve people capacity and community capital.YSBS has been conducting labour intensive of food for
work and cash for work projects with principle of subsidiary.
Community (until the bottom layer) is fully involved in the
project, and based on trust to each other. In this principle,
individual and community is main actor of community devel-
opment effort. YSBS implements integrated development con-
cept and model of mutual cooperation. It can reduce construc-
tion costs of infrastructure significantly. The model, on one
hand, takes a lot of time, but on the other hand is useful for
building community capital. This method can provide very
positive outputs, outcomes and impact for long time. Practi-
cally, YSBS rural road infrastructure program is based on thefollowing principles:
Bottom-Up: all infrastructure project provision always servethe needs of the community and based on community initia-
tives. All stakeholders are involved in the process (planning,
implementation, and evaluation);
All development process are always carried out with theprinciple of mutual assistance (gotong-royong);
Infrastructure project serve as place for community to meetand learn and a mean for community education, develop-
ment, and dialogue;
It encourages evolution in the community (way of thinking,understanding and openness) and trust (within community,
community-government, community-YSBS, and community-
government-YSBS);
It encourages good governance principles implementation.YSBS has been promoting the application of a holistic ap-
proach in adapting environmental change resulting in the de-
crease inaccessibility of rural communities and poverty. In addi-
tion to infrastructure development, at the same time YSBS also
builds community capacity. Provisions as well as utilization of
infrastructures are environmental change adaptation and com-
munity development strategies. Infrastructure is not only im-
proving access but also assets and community capabilities (socialcapital) such as trust and solidarity, collective action and coop-
eration, social cohesion and inclusion and empowerment.
YSBS success is also determined by factors of adaptation
and community response and role of key persons. Local leaders
(formal and informal) have significant Influences. Harmonization
of external support and models of communication, cooperation,
and coordination between government, NGOs and local actors in
managing rural road project are also essential.
By Sulistiono( [email protected])
- Researcher, Center for Transportation and Logistics Studies, Uni-
versitas Gadjah Mada
- Indonesian Forum Group of Rural Trasport and Development(IFGRTD)
Penelitian
The Struggle to Eradicate Extreme Poverty and Hunger:
YSBS Experiences in Adapting Environmental Change in Kampung Laut
-
7/22/2019 Buletin YSBS Vol 4.pdf
15/19
15
Oleh Bimo Andrianus Djwuanto XIF 04
Pada tanggal 21- 25 Oktober 2012 yang lalu, saya
diberikan kesempatan untuk mengikuti Live In di daerah
Cilacap, Jawa Tengah, tepatnya di daerah Kampung Laut.
Kampung Laut terbagi menjadi beberapa dusun, dan saya
tinggal di daerah Ujung Alang, Dusun Lempong Pucung.
Begitu banyak hal- hal yang saya pikirkan selama
perjalanan menuju daerah tersebut, dan ternyata
sesampainya disitu semua yang saya pertanyakan dalam dirisaya sendiri terjawab.
Dusun Lempong Pucung merupakan salah satu dusun
yang masuk dalam ke dalam daerah Ujung Alang, yang berada
di dekat segaranakan. Mata pencaharian orang- orang desa ini
tentu saja tidak jauh dari melaut. Namun, hal lain yang biasa
dikerjakan oleh warganya adalah bertani, mencari kerang,
menangkap ikan- ikan, maupun menjaga goa- goa yang berada
di dekat daerah ini. Hal tersebut merupakan hal- hal baru yang
saya temui sesampainya di Lempong Pucung ini.
Saat berada disana, kami semua di sambut dengan
ramah oleh warganya. Mereka sangat ramah, sangatbersahabat, dan mau membantu kami sebagai orang baru
disana. Kami dituntun dengan baik menuju rumah yang akan
kami tinggali selama berada di Lempong Pucung ini. Jujur saja,
jarak antar rumah di daerah Lempong Pucung ini sangatlah
jauh. Butuh tenaga yang cukup untuk menjelajah seluruh
daerah dusun Lempong Pucung ini.
Di Lempong Pucung ini terdapat 2 sekolah yang
jaraknya tidak terlalu jauh dari daerah perkampungan warga.
1 sekolah SD dan 1 sekolah SMP. Namun, selain sekolah-
sekolah tersebut, terdapat pula tempat yang dikhususkan
untuk anak- anak yang masih kecil. Tempat ini biasa disebut
PAUD. PAUD merupakan kependekkan dari Pendidikan AnakUsia Dini. Disini anak- anak yang masih kecil dilath untuk
mengenal huruf, bernyanyi, mewarnai, serta mengenal banyak
hal. Saya pun diberi kesempatan unutk melihat secara
langsung proses dari pengajaran ini. Sangat menarik dan
membuat saya ingin ikut mengajar.
Selain hal- hal tersebut diatas, masih ada hal- hal
yang menarik lainnya yang patut kita acungi jempol.
Kekeluargaan antarwarga sangatlah dibangun oleh mereka
dan mereka saling menghormati dan menghargai antar
sesama warganya maupun orang- orang baru seperti kami.
Jadi, jangan takut untuk tersesat disana, karena ketika anda
bertanya dimanakah rumah Ibu X, mereka tahu dan mengenal
dengan baik ibu tersebut. Mereka sangat ramah dan mau
Jika ada kesempatan lagi untuk pergi kesana, saya sangat tertarik
dan mau untuk pergi kembali ke sana. Warga Lempong Pucung
sudah seperti keluarga saya sendiri, walaupun baru beberapa
Live in SMA Kanisius JakartaTanggal 21- 25 Oktober 2012 yang lalu, SMA Kanisius Jakarta mengadakan Live In di daerah Cilacap, Jawa Tengah, tepatnya di
daerah Kampung Laut. Setiap 2 tahun SMA Kanisius selalu mengadakan acara Pekan Sosial ( Peksos ), yaitu live in dan jambore.
Acara ini dimaksudkan untuk menambah rasa kepedulian terhadap sesama, dimana rasa tersebut semakin pudar seiring ber-
jalannya waktu. Berikut adalah cerita-cerita mereka
-
7/22/2019 Buletin YSBS Vol 4.pdf
16/19
16
Pengalaman di KawungantenOleh Sandy Halim
Masing - masing siswa SMA Kanisius diperbolehkan
untuk memilih satu dari dua acara yang diselenggarakan. Pada
saat tersebut saya memilih live in sebagai acara yang akan
saya jalani. Saya memilih live in sebagai acara peksos saya
karena pada dasarnya saya menyukainya, dimana saya bisa
bertemu dengan orang orang yang baru serta mengenal te-
man teman yang berbeda angkatan.
Pada live in kali ini saya berkesempatan untuk tinggal
di rumah Bapak Vincencius Parimin di desa Kawunganten du-sun Grugu. Keluarga Bapak Parimin terdiri dari empat orang,
yaitu Bapak Parimin, Ibu Puji ( istri Bapak Parimin ) , Budi
( anak pertama ), dan Cika ( anak kedua ). Namun saat ini Budi
sebagai anak pertama sedang berada di luar kota untuk beker-
ja.
Di awal kedatangan saya, saya disambut dengan ra-
mah oleh keluarga Pak Parimin sehingga saya merasa sangat
beruntung ditempatkan di keluarga ini. Tak hanya itu, ternyata
penduduk di desa ini ramah ramah dan murah senyum. Me-
reka selalu berusaha untuk membuat kami semua merasa se-
nang di tempat tersebut.
Di desa Kawun-ganten ini, saya banyak
melihat hal hal yang
baru, seperti membuat
gula jawa ( membuat
gula jawa adalah salah
satu mata pencaharian
Pak Parimin ). Sebelum
saya sampai di desa ini,
bila ditanya mengenai
gula jawa saya hanya
mengetahui bahwa gula
jawa adalah benda yang
berwarna coklat, ber-
bentuk tabung dan ra-
sanya manis. Gula jawa
ini banyak digunakan
pada makanan tradisio-
nal seperti cendol dan
bubur kacang hijau. Dan
bagaimana proses pembuatan gula jawa ini mulai dari pen-
gambilan bahan pokoknya sampai pencetakannya barulah
saya ketahui sekarang ini.
Di live in kali ini saya sangat terkesan dengan salah
satu keluarga yang ada di sana. Rumah yang ditempatinya
terlihat sederhana, tetapi imannya kepada Tuhan tak seseder-
hana penampilan rumahnya.
Dalam perbincangannya dengan saya dan teman te-
man beliau berkata suami saya pernah diajakin untuk menjadi
makelar Tenaga Kerja Indonesia ( TKI ) untuk daerah sekitar sini.
Setiap satu orang yang direkrut dan dikirim ke luar negeri, suami
saya bisa mendapatkan 4 sampai 6 juta. Tapi saya melarang
suami saya karena saya tahu bahwa sistem perekrutan TKI terse-
but banyak yang tidak prosedural, seperti pemalsuan KTP ( ma-
sih dibawah umur ) dan tidak ada izin orang tua. Saya sangat
tersentuh dengan prinsip tersebut, karena walaupun beliau ma-
sih membutuhkan fasilitas fasilitas yang lebih baik, namun be-
liau tidak ingin mendapatkannya dari cara yang tidak benar. Be-
liau merasa bahagia dengan apa yang sedang beliau jalani hari
ini karena beliau percaya bahwa Tuhan akan selalu memberikan
yang terbaik bagi dirinya. Beliau juga mengingatkan saya dan
teman teman agar selalu berdoa setiap hari kepada Tuhan me-
mohon berkah dan bantuannya.
Last but not least,
pengalaman menginjakkan
kaki di Desa Kawunganten
adalah sebuah pengalaman
berharga yang mungkin tak
bisa didapatkan oleh semua
orang. Di desa ini saya me-
rasakan penerimaan pendu-
duk yang hangat, seder-
hana, tetapi berbahagia
sehingga kami semuapun
merasakan kebahagiaan
tersebut.
Sekali lagi kepada
Pak Parimin dan masyarakat
desa Kawunganten tidak
lupa kami ucapkan yang
sebesar besarnya atas
penerimaan ini serta Tuhan
selalu memberkati. Amin.
Live in SMA Kanisius JakartaTanggal 21- 25 Oktober 2012 yang lalu, SMA Kanisius Jakarta mengadakan Live In di daerah Cilacap, Jawa Tengah, tepatnya di
daerah Kampung Laut. Setiap 2 tahun SMA Kanisius selalu mengadakan acara Pekan Sosial ( Peksos ), yaitu live in dan jambore.
Acara ini dimaksudkan untuk menambah rasa kepedulian terhadap sesama, dimana rasa tersebut semakin pudar seiring ber-
jalannya waktu. Berikut adalah cerita-cerita mereka
Pemberian sejumlah baju layak pakai
Pembuatan gula jawa
Keluarga asuh serta peserta live in pada malam terakhir
-
7/22/2019 Buletin YSBS Vol 4.pdf
17/19
17
Monggo
Oleh: Theodorus Samuel, SMA Kolese Kanisius, Jakarta
Monggo, mas, kata-kata yang sangat sering ditutur-
kan oleh para penduduk setempat pada saya dan teman-
teman, saat saya mengikuti kegiatan Live In di Kampung Laut
bersama SMA Kolese Kanisius, Jakarta. Setelah bertanya-
tanya, akhirnya saya men-
getahui arti kata itu;
monggo dalam Bahasa
Jawa berarti silakan, se-
buah kata yang menunjuk-
kan keramahan.
Seberapa sering-
kah saya mendengar kata
tersebut di Jakarta? Sangat
jarang, atau mungkin su-
dah tidak pernah lagi. 4
hari 3 malam lamanya saya
tinggal di Kampung Laut,
selama itu saya belajar dari
para penduduk setempat,
dari setiap hal kecil yangsaya alami. Dari setiap ja-
batan tangan, setiap per-
cakapan, setiap sapaan,
setiap senyuman, bahkan
setiap tatapan mata
menunjukkan sesuatu
yang berbeda dari warga
Jakarta, sesuatu yang te-
lah lama hilang dari warga
Jakarta, yaitu keramahan.
Saya rasa, budaya
keramahan yang saya jum-pai setiap saat di Kampung
Laut, sudah tinggal kenan-
gan belaka bagi kampung
halaman saya. Budaya
bersikap ramah sudah
hilang dari Ibukota Ja-
karta.
Saya sebagai
siswa dari SMA Kanisius, selalu dituntut untuk belajar men-
genai nilai compassionyang selalu mendorong saya untuk mau
perduli pada orang lain. Namun, saya rasa sebesar apapun
compassion yang saya miliki, tidak akan berguna tanpa katamonggo, tanpa keramahan.
Menurut saya, memperdulikan seseorang tanpa bersi-
kap ramah adalah hal yang sia-sia. Mungkin dari pengalaman
saya ini saya dapat mengasosiasikan kata compassion dengan
kata monggo, dari pengalaman ini juga saya dapat mengata-
kan bahwa dalam keseharian saya sebagai seorang siswa, saya
membutuhkan lebih banyak monggo dalam hari-hari saya.
Saya mendapatkan banyak sekal pengalaman baru se-
lama saya tinggal di Kampung Laut, terutama dengan anak-anak.
Awalnya, saya cukup sibuk
mengurus acara Live In se-
hingga saya kurang sempat
bersosialisasi. Namun, menje-lang akhir kegiatan saya ban-
yak berkenalan dengan anak-
anak, bermain dan bercanda
bersama. Hal istimewa yang
saya lihat kembali adalah ba-
gaimana anak-anak tersebut
dapat menerima saya, anak
kota yang sangat asing bagi
mereka, yang baru mereka
temui untuk beberapa saat ke
dalam rumah mereka, ke
dalam permainan-permainanmereka. Dapatkan saya jum-
pai hal tersebut di Jakarta?
Tidak.
Banyak hal yang harus dipela-
jari oleh orang-orang desa dari
orang Jakarta. Namun saya
rasa lebih banyak lagi hal-hal
yang harus dipelajari oleh
orang-orang Jakarta dari
orang desa, yakni hal-hal ten-
tang esensi dari hidup ini. Se-
lama ini yang saya lihat dari
orang-orang Jakarta hanyalah
keangkuhan, sikap acuh, indi-
vidualistik, dan berpikiran
negative terhadap orang lain.
Orang-orang Jakarta harus
belajar untuk menjadi ramah,
perduli, terbuka, dan berpikiran positif terhadap sesamanya
seperti anak-anak yang saya temui di Kampung Laut. Seperti
yang saya katakana sebelumnya, dibutuhkan lebih banyakmonggo dalam hidup ini, terutama di Jakarta.
Live in SMA Kanisius JakartaTanggal 21- 25 Oktober 2012 yang lalu, SMA Kanisius Jakarta mengadakan Live In di daerah Cilacap, Jawa Tengah, tepatnya di
daerah Kampung Laut. Setiap 2 tahun SMA Kanisius selalu mengadakan acara Pekan Sosial ( Peksos ), yaitu live in dan jambore.
Acara ini dimaksudkan untuk menambah rasa kepedulian terhadap sesama, dimana rasa tersebut semakin pudar seiring ber-
jalannya waktu. Berikut adalah cerita-cerita mereka
-
7/22/2019 Buletin YSBS Vol 4.pdf
18/19
18
YSBS-BORNEO adalah cabangYSBS Cilacap, didedikasikan
untuk melayani wilayah Bor-
neo (Kalimantan).
Diinisiasikan tahun 2013,
YSBS-Borneo mengembang-
kan berbagai program pen-
dampingan masyarakat yang
dijalankan lewat kegiatan
advokasi, pelatihan dan pro-
mosi demokrasi dan justice,
peace and the integrity ofcreation(JPIC), serta pengga-
lian nilai-nilai adat-seni-
budaya dan kebijaksanaan
lokal.
Tujuan dari berbagai pro-
gram tersebut adalah untuk
memperkuat (kelembagaan)
masyarakat sipil di tingkat akar rumput
dan mempengaruhi kebijakan di tingkat
lebih luas.
YSBS-BORNEO berkomitmen mendorong
pembangunan yang berkeadilan dan
berkelanjutan, yang berwawasan lingkun-
gan, kesejahteraan serta tata pemerin-
tahan yang bebas korupsi, good govern-
ance, di mana masyarakat, pemerintah
dan bisnis saling bekerjasama tanpa domi-
nasi, demi terwujudnya masyarakat yang
harmonis, adil dan sejahtera.
YSBS-BORNEO memperjuangkan hak-hak
dasar individu serta kebijaksanaan publik
yang berpihak kepada masyarakat terping-
girkan dan pro pelestarian lingkungan
hidup, membangun dan memperkuat jar-
ingan kerjasama antar individu, organisasi
dan masyarakat, dan memperkuat rasa
percaya diri dan kapasitas individu, or-
ganisasi dan masyarakat.
Sebagai cabang yang dinamis, YSBS-
BORNEO selalu ingin menyajikan solusi
yang inovatif, kreatif dan unik, dengan menggali nilai-nilai filosofis
dan budaya lokal yang dipadukan dengan nilai-nilai budaya mod-
ern. Keinginan besar untuk dapat berpartisipasi dalam mengatasipersoalan kemiskinan dan keterbelakangan dengan hasil terbaik
dan bermanfaat bagi keberlanjutan keharmonisan hidupmanusia dan alam sekitar menjadi dasar keberadaan kami di
tengah upaya untuk memajukan bangsa.
Didukung oleh SDM kompeten dan profesional dengan
kualitas manajemen proyek terbaik, juga dengan dukungan
dari berbagai mitra lainnya, kami mampu membangun se-
buah kerjasama sinergi yang strategis, efektif dan dahsyat.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa tujuan akhir dari imple-
mentasi berbagai program adalah transformasi sosial
masyarakat ke arah yang lebih efektif, efisien dan produktif,
sehingga dengan demikian masyarakat mampu beradaptasimenang terhadap berbagai perubahan yang ada. Kami
memperhatikan seluruh aspek yang terlibat dalam pen-
yediaan solusi yaitu proses, teknologi dan SDM.
Pemahaman ekspektasi dan kebutuhan masyarakat meru-
pakan fokus utama dalam proses penyediaan solusi. Pemili-
han dan penguasaan teknologi, metode dan manajemen
proyek yang tepat serta pemahaman budaya dan adat yang
mendalam adalah langkah penting
dalam melaksanakan pekerjaan. Maka
kerangka research dan development
(R&D) dilaksanakan secara berkesinam-
bungan sebagai inovasi untuk mewu-
judkan kualitas kinerja dan hasil yang
lebih baik.
Sebagai cabang yayasan yang sedang
tumbuh dan berkembang dengan se-
mangat sosial, enterpreneuership,
serta komitmen yang tinggi pada kuali-
tas, belajar terus-menerus dan proaktif
terhadap perubahan, kami berusaha
mengaktualisasikan komptetensi dalam
aktivitas. YSBS-BORNEO akan senan-
tiasa memberikan dukungan bagi pem-
bangunan yang berkelanjutan bagi
masyarakat yang dilayaninya.
Stephanus MulyadiInisiator YSBS-Borneo
YSBS-BORNEO
Jl. Pipit Tengil Sejiram II,
Kec. Seberuang, Kab. Kapuas Hulu,
Kalimantan BaratIndonesia
E-Mail. [email protected]
Website: www.ysbs.or.id/borneo
Kontak Person: Stephanus Mulyadi
Mobile: +62-81280503764
-
7/22/2019 Buletin YSBS Vol 4.pdf
19/19
Borneo (Kalimantan) adalah
pulau terbesar di Indonesia.Pulau yang sangat eksotis den-gan kekayaan keanekaragaman
hayati dan sumber alam dankeunikan serta keluhuran sukuDayak yang mendiaminya seha-
rusnya memberikan kese-jahteraan bagi masyarakat disana. Namun faktanya masyara-
kat Dayak masih sangat banyakyang hidup di bawah garis ke-
miskinan.
Lajunya pembangunan infra-struktur ternyata tidak berpihak
pada penguatan kapasitasmasyarakat local, melainkansemata untuk memenuhi ke-
pentingan kapitalis. Hutan tro-pis Kalimantan yang terkenalsebagai paru-paru dunia kini
tinggal kenangan. Perkebunansawit yang merajalela telahmenghancurkan semuanya
tanpa memberikan kontribusiyang berarti bagi kesejahteraanmasyarakat asli.
Diskriminasi dalam pemban-gunan menjadi salah satu per-
soalan yang belum teratasi.Daerah transmigrasi diberi ber-bagai fasilitas infrastruktur
yang sangat memadai, semen-tara penduduk asli terisolirdalam desa-desa yang tersebar
di pedalaman. Mereka dibiar-
kan tidak diberi akses ke perko-taan, sehingga perkembanganekonomi terhambat.
Posisi Gereja KatolikGereja Katolik sudah hadir dipedalaman Kalimantan lebihdari 200 tahun. Namun setelah
berlalunya para misionaris as-ing yang menangani karya kari-tatif, selain pelayanan di sekitar
altar, Gereja dinilai belum ban-yak berperan dalam menangani
masalah sosial-kemanusiaansecara konkrit.
Beberapa upaya dilakukan untuk melawan perkebunan yangtidak peduli pada masyarakat lokal dan lingkungan. Gereja
berjuang mengurangi resiko dampak negatif dari persoalantersebut dengan memberdayakan masyarakat lokal danpendampingan, advokasi, penanganan kasus melaluipendampingan hukum mulai dari lokasi sampai ke pengadilan,
pembinaan mengarahkan petani agar tetap menjadi pemilikperkebunan (karet atau jika terpaksa sawit). Gereja jugamendorong pastor paroki untuk lebih gencar membimbing umatdi paroki, sosialisasi pada tingkat kelompok akar rumput
melalui APP-yang mengangkat tema-tema lingkungan hidupserta Surat Gembala.
Perlu sentuhan tangan dan hatiJika tidak ada yang peduli, bisa dipastikan bahwa di ke-
mudian hari akan terjadi semakin banyak persoalan di pulauterbesar Indonesia itu. Konflik saat ini sudah seperti api didalam sekam. Kemiskinan dan penyakit semakin banyakdimensi dan jenisnya. Oleh karena itu, Kalimantan membu-
tuhkan sentuhan tangan-tangan terampil dan hati .
InfrastrukturMasyarakat di pedalaman
mengalami kesuliatmendapat akses listrik, air
bersih dan akses ke pasar
atau perkotaan, sehinggaharga kebutuhan pokok
menjadi naik. Masyarakatpedesaan membutuhkan:PLTA-Micro Hydro, airbersih, jalan jembatan
dan sarana irigasi.
Isu-isu penting untuk
ditanganiDari Kunjungan Stepha-nus Mulyadi ke PSEKeuskupan Sintang dan
perbincangan bersama Tokoh Masyarakat yang dilaksanakandi Sejiram, pertengahan Desember 2012 lalu berhasil terpeta-kan beberapa isu penting untuk segera ditangani, yaitu ma-
salah perluasan perkebunan kelapa sawit yang menghabiskantanah masyarakat dan hutan hujan di wilayah keuskupan
Sintang. Sudah terjadi beberapa kali konflik yang bahkansampai menimbulkan korban. Masalah penyebaran Narkobayang sudah sampai masuk wilayah pedesaan. Di wilayahperkotaan banyak anak sekolah yg berasal dari kampung
menjadi korban peredaran Narkoba, karena mereka tidak adayang melindungi. Masalah keadilan dan demokratisasipembangunan: masyarakat pedesaan sama sekali tidakdilibatkan dalam proses penentuan pembangunan. Pendidikan
vokasi masih sangat mini serta minim pendidikan yangberorientasi pengembangan masyarakat lokal dan lingkungan
hidup serta pengembangan sumber ekonomi alternatif.(sm)