Buletin YSBS Volume III

18
YAYASAN SOSIAL BINA SEJAHTERA CILACAP Oktober 2011 — Maret 2012 www.ysbs.or.id Volume III www.ysbs.or.id Bp. Prayitno: “ perlu ide-ide kreatif untuk kehidupan berkelanjutan”

description

Buletin YSBS adalah sarana publikasi YSBS. Terbi 6 bulan sekali

Transcript of Buletin YSBS Volume III

Page 1: Buletin YSBS Volume III

YAYASAN SOSIAL BINA SEJAHTERA CILACAP

Oktober 2011 — Maret 2012

www.ysbs.or.id

Volume III

www.ysbs.or.id

Bp. Prayitno: “ perlu ide-ide kreatif untuk

kehidupan berkelanjutan”

Page 2: Buletin YSBS Volume III

2

Dari Redaksi

Sajian Utama

Buletin Enam Bulanan YSBS Diterbitkan oleh :

YAYASAN SOSIAL BINA SEJAHTERA CILACAP Penanggung Jawab:

Dewan Pembina YSBS Pengurus YSBS

Pemimpin Redaksi: Stephanus Mulyadi

Team Redaksi: Staff Kantor Sekretariat YSBS

Alamat Redaksi: Gedung AMN Lt 4

Jl. Kendeng 308, Cilacap 53223 Jawa Tengah—Indonesia

Tel /Fax: +62-282-507 000 4 E-Mail: [email protected]

www.ysbs.or.id

Anggota KSW banyak yang mendu-lang sukses dengan menggunakan bantuan modal dari KSW memper-besar peluang mereka untuk men-jadikan usahanya lebih besar dan sukses. (Hal.7)

Valensia Puteri Meillani, siswi SD Maria Immaculata Cilacap Juara I lomba tari SD, SMP, SMA/SMK se-Kabupaten Cilacap dalam rangka hari jadi Kabupaten Cilacap (Hal.9)

3 Dari Redaksi

3 Sambutan Provinsial OMI

4 Bisnis Pohon Panggang menggiurkan

6 Kisah Sukses dari Solokjero

7 Kisah Sukses dari KSW

8 Kisah Sukses Penerima Student Loan

9 Kisah Sukses dari SD Immaculata

Berita Dari Divisi

Laporan Kegiatan

10 Tamu: Judith Miyram Edelmann

10 In Memoriam: Bp. Alm P. Sunaryo

11 Seminar Nasional AMN

12 Laporan Program Segara Anakan

18 Persoalan penanaman Karet di Solokjero

Kontroversi

“Alam menyediakan banyak sekali man-faat jika manusia bisa kreatif. Maka perlu ide-ide kreatif untuk kehidupan berkelanjutan” demikian diungkapkan Bp. Prayitno (47 th), saat ditemui Tim Buletin YSBS untuk dimintai pengala-man suksesnya berbisnis pohon Pang-gang atau Beringin Laut (Hal. 4).

Lahan tandus seluas satu hektar sudah penuh ia tanami dengan seki-tar 2000 pohon keras. Ada Jabon, Kemit, Ketapang, Jengkol, Kedong-dong, Brogondolo, durian, dll. Di sela-sela tanaman keras itu ia tanami padi, jagung, singkong, kacang, cabe, pisang dan lain seba-gainya. (Hal.6)

Berkat program Pinjaman Maha-siswa saat ini Sigit sudah semakin dekat dengan cita-citanya. Dia su-dah diterima bekerja di PT Adiguna Bahtera Cilacap dan akan dipro-mosikan ke Surabaya. Kita ikut gem-bira dengan keberhasilan sigit. Se-moga dia sukses mencapai cita-citanya (Hal.8)

16 Laporan Penilaian prog. Konservasi

Page 3: Buletin YSBS Volume III

3

Cinta Kasih yang Professional Pembaca yang terkasih, Membaca judul di atas, mungkin para pem-baca menemukan persoalan. Bukankah cinta kasih dan profesionalisme merupakan dua hal yang berbeda ? Bukankah kadang demi cinta kita melupakan profesion-alisme ? Dan sebaliknya profesionalisme kadang mengesampingkan cinta kasih ? Adakah cinta kasih yang profesional ? Apakah maksudnya cinta kasih yang profesional itu ? Memang benar bahwa sering demi alasan profesionalisme, urusan perasaan, kedekatan relasi dan cinta kasih dikesampingkan. Benar juga bahwa kadang kala demi ala-san cinta kasih, aturan, formalitas, prosedur dan standar operasional diterobos. Namun se-benarnya kedua hal tersebut tidak perlu dipertentangkan. Bahkan semestinya kedua hal di atas berjalan beriringan. Cinta kasih mestinya profesional. Profesionalisme mestinya didasari cinta kasih. Cinta kasih yang profesional adalah cinta kasih yang diberi jaminan dan didukung dengan kepastian pelaksanaannya. Itulah sebenarnya apa yang sedang diperjuangkan oleh lembaga-lembaga donor seperti MISEREOR, Kindermissionwerk, dan sebagainya. Mereka membantu karena cinta kasih, demi cinta kasih, dan menghendaki agar bantuannya sungguh dilaksanakan sesuai dengan cinta kasih. Oleh karena itu bantuan itu perlu transparan, dan dapat dipertanggungjawabkan. Di sinilah cinta kasih itu memerlukan profesionalisme. Den-gan system keuangan yang terbuka, akuntabel dan terencana, maka bantuan yang didasari oleh cinta kasih dan demi cinta kasih memperoleh jaminan kebenaran dalam pelak-sanaannya. Ketika menyangkut system keuangan yang transparan, prosedur yang baku dan pertanggung jawaban yang benar, di situlah diperlukan kejujuran, kesungguhan dan kemam-puan untuk melaksanakannya. Pelatihan dan peningkatan kapasitas untuk mampu melaksanakan program yang akuntabel dan transparan sangat penting. Dengan pelatihan dan usaha peningkatan ka-pasitas maka cinta kasih mendapat dukungan dari segi profesionalisme. Di sinilah bertemu antara cinta kasih dan profesionalisme. YSBS selaku lembaga sosial yang berbasis pada cinta kasih mestinya juga meng-garisbawahi profesionalisme. Itu berarti juga bahwa YSBS mesti menekankan segi pelatihan, ketrampilan dan peningkatan kapasitas agar cinta kasih yang telah menjadi dasar yang ba-gus mendapatkan dukungan dari segi profesionalitas sehingga ada kepastian bahwa proyek yang dijalankan sungguh akuntabel dan transparan. Oleh karena itu sungguhlah tepat jika kali ini Bulletin YSBS menggaris bawahi pentingnya peningkatan kompetensi sebagai dukun-gan pelayanan yang lebih baik. Ada tiga hal yang kiranya perlu menjadi perhatian dalam pelayanan sosial sebagai-mana yang selama ini dijalani oleh YSBS. Pertama, Motivasi. YSBS adalah karya sosial yang berciri Injili. Ini berarti harus berdasar pada cinta kasih, pengorbanan dan solidaritas. Ketiga nilai itulah yang mestinya menjadi dasar bagi seluruh karya YSBS baik yang di seko-lah, pengobatan, pemberdayaan perempuan, ekonomi maupun pengembangan sosial ke-masyarakatan. Perlulah kiranya cinta kasih menjadi motivasi, pendorong bagi setiap pribadi yang ada di dalam lingkungan YSBS sehingga karya yang dilaksanakan sungguh merupakan karya cinta kasih, bukan pekerjaan yang semata-mata mendatangkan keuntungan pribadi. Yang kedua adalah ketrampilan. Para karyawan YSBS mestinya terus menerus dilatih agar trampil dalam melaksanakan pekerjaannya. Ketrampilan ini sangat penting untuk mendukung karya sosial cinta kasih YSBS agar menjadi lebih profesional. Ketrampilan untuk melaporkan pekerjaannya secara transparan dan akuntabel merupakan kemampuan yang tidak dapat ditawar-tawar jika memang menghendaki sebuah pelayanan cinta kasih yang terjamin ke-benarannya. Yang ketiga adalah kesediaan untuk menerima koreksi. Hal ketiga ini menjadi batu uji apakah cinta kasih kita tulus atau tidak. Melalui evaluasi yang terencana, apa yang kita laksanakan akan semakin mendekati kebenaran dan mendekati tujuan yang akan dica-pai. Evaluasi dan monitoring merupakan bagian dari proses transparansi dan akuntabilitas. Oleh karena itu dibutuhkan sikap pendukung yang harus ada, yakni kesediaan untuk mene-rima koreksi. Mudah-mudahan dengan dasar cinta kasih, dengan ketrampilan yang memadai dan kesediaan untuk menerima koreksi, seluruh karya YSBS terjamin kebenaran, ketulusan dan kebaikannya. Selamat melatih diri terus menerus! Selamat mengamalkan cinta kasih yang professional.

Antonius Rajabana OMI, Provinsial OMI Indonesia

Pembaca terkasih yang banyak idenya, Beberapa menit sebelum pergantian tahun 2011 ke tahun 2012, di gelapnya malam dan terpaan angin laut yang kencang, di Solok-jero, Brian, sahabat saya orang Australia, ber-tanya pada kami, mengapa kami semua terlihat begitu bergembira. Padahal kami tidak meraya-kan malam tahun baru seperti banyak orang yang merayakannya dengan pesta-pesta. Kami hanya duduk berkerumun, bakar pisang dan singkong diterangi api unggun kecil. Mendengar pertanyaan Brian, aku terdiam. Tiba-tiba Pak Memet dengan lancer menjawab dalam logat banyumasannya yang kental. “Menurut saya, ya”, jawab Pak Memet bersemangat, “ kita itu gembira karena tiga hal. Pertama sehat. Kedua ada kedamaian. Ketiga alam mendukung.” Jawaban pendek pak Memet begitu menyentuh hati saya. Kesederhanaan pak Me-met, kelugasannya dan kebijaksanannya yang seperti laut Nusakambangan tercermin dari jawa-bannya yang bersahaja. Anda tentu dengan mudah memba-yangkan, jika Anda sedang sakit, apakah Anda bergembira? Lalu jika Anda merasa selalu geli-sah, apakah Anda bergembira? Jika terjadi ben-cana alam, jika alam menjadi rusak dan tidak lagi mampu memberikan tempat hidup bagi kita, apakah Anda akan dapat bergembira? Saya rasa Anda akan sepakat dengan saya, bahwa jawa-bannya adalah : tidak! Ungkapan Pak Memet menyirat pesan bagi kita agar kita tidak rakus. Rakus makanan akan mendatangkan berbagai penyakit. Rakus harta benda akan mendatangkan permusuhan. Rakus akan sumder daya alam akan men-datangkan bencana alam. Artinya: hiduplah ber-sahaja. Kehidupan bersahaja adalah ciri khas kehidupan masyarakat pedesaan. Pola hidup bersahaja membuat masyarakat pedesaan damai. Pola hidup bersahaja membuat mereka cerdas dan bijak mengelola alam. Bijak mengel-ola alam berarti mengambil secukupnya dari alam lalu kreatif mengelolanya, sehingga mampu memberikan kecukupan bagi kehidupan berke-lanjutan. Edisi ke tiga ini Buletin YSBS sengaja menghadirkan kepada Anda sejumlah cerita sukses dari pedesaan. Bagaimana mereka kreatif, tekun dan bijak mengelola segenap po-tensi alam yang ada di sekitar mereka sehingga hasilnya mencengangkan kita. Edisi ketiga dan juga edisi-edisi berikutnya akan selalu setia menghadirkan cerita sukses dari desa yang bisa menginspirasi kita, sehingga kitapun mampu membangun kehidupan kita dengan kreatif dan sukses. Selamat membaca!

Cilacap, Mei 2012 Salam hangat,

Redaksi

Dari Yayasan Dari Redaksi

Page 4: Buletin YSBS Volume III

4

“Alam menyediakan banyak sekali manfaat jika manusia bisa kreatif. Maka perlu ide-ide kreatif untuk kehidupan berkelanjutan” demikian diungkapkan Bp. Prayitno (47 th), saat ditemui Tim Buletin YSBS untuk dimintai pengalaman suksesnya berbisnis pohon Panggang atau Beringin Laut. L a u t yang menjadi sum-ber mata pencahar-ian masyarakat di

kawasan Segara Anakan, Kab. Cilacap kini telah berubah menjadi rawa-rawa. Akibatnya nelayan-nelayan di kawasan tersebut kehilangan sumber penghasilannya. ”Lalu apa yang bisa dilakukan dengan rawa-rawa ini agar bisa tetap hidup?” Tanya pak Prayitno sambil jauh menerawang. Sejak YSBS membangun saluran penyudetan lumpur di desa Ujung Gagak tahun 2010 lalu telah banyak ne-layan beralih menjadi petani dengan memanfaat-kan rawa-rawa tersebut menjadi sewah. Bapak 4 anak ini adalah potret seorang nelayan sederhana yang beralih menjadi petani. Namun di balik kesederhanaanya Bp. Prayitno adalah seorang pemimpin sejati. Bukan karena jabatannya sebagai Kepala Dusun Pelindukan, melainkan karena sikap dan pemikirannya di bidang pembangunan pedesaan. Tidak banyak yang tahu bahwa dia pernah diundang ke Univer-sitas Gajah Mada Yogyakarta untuk memberikan pandangannya kepada para Profesor program Studi Pasca Sarjana MICD. Sebagai penduduk asli dari Desa Ujung Gagak dia paham betul kesulitan hidup masyara-kat Kec. Kampung Laut saat ini yang dipaksa oleh alam untuk mengubah budaya hidup dari nelayan menjadi petani. “Kami tidak siap,” keluhnya. “Sebagai Kepala Dusun saya bertang-gung jawab atas nasib warga saya. Awalnya saya bingung, apa yang dapat saya buat untuk warga saya, agar tetap bisa hidup. Saya berusaha ke sana-sini, sampai akhirnya menemukan prospek cerah berbisnis pohon panggang.” Kenangnya. Kini Bp. Prayitno menjadi pelopor budi daya po-hon Panggang di kampungnya. Bisnis Menggiurkan Pohon Panggang Pohon panggang atau pohon beringin laut adalah salah satu jenis pohon asli Nusakambangan. Pohon ini sedang men-jadi tren untuk dijadikan bonsai dikombinasikan dengan tumbuhan lain seperti bunga dahlia, bunga afrika, kamboja, gelombang cinta dll se-hingga menjadi indah dan sedap di pandang mata.

Sajian Utama Cerita-cerita sukses dari Desa

Pangsa pasar untuk pohon panggang ini masih terbuka lebar karena selain diminati di dalam negeri juga diekspor ke luar negeri seperti Asia Timur, Eropa maupun Timur Tengah. Kegunaan Pohon Panggang Pohon panggang bonsai ini biasanya di gunakan sebagai hiasan taman di rumah-rumah mewah atau hotel. Selain memiliki nilai

ekonomis tinggi pohon panggang juga memiliki man-faat lain sebagai pohon pelindung. Apabila pohon su-dah besar dapat dipakai sebagai tempat untuk peter-nakan kroto (semut merah) yang juga memiliki nilai ekonomi tinggi dan selalu memiliki pangsa pasar yang bagus. Bapak Prayitno sendiri menanam pohon Panggang di lahannya yang tidak produktif. Saat musim kemarau dia membangun tanggul di lahannya, kemudian ditanggul itu dia menanam pohon Panggang. Sementara lubang galian dari tanah yang dibuat tang-gul itu dijadikan empang alam untuk budidaya ikan boga maupun ikan mujair. Karena memiliki akar yang sangat kuat pohon Ini juga berfungsi sebagai penahan tanah agar tidak longsor. Budidayanya mudah Pohon Panggang mudah sekali tumbuh dan dibudidayakan. Penanamannya dapat dengan biji, steak maupun cangkok. Bibit asli selama ini didapat dari bibit yang tumbuh liar di atas rumah atau di atas pohon kelapa. Bibit tersebut kemudian dipindah ke dalam polybag sebelum akhirnya di tanam di lahan yang sudah dipersiapkan. Namun karena bibit asli sekarang agak susah didapat maka orang menjadi kreatif. Dengan belajar pada perilaku burung sebagai pembawa bibit, mereka memanen buah yang sudah masak untuk diambil bijinya. Biji tersebut kemudian dimasukkan ke pelepah kelapa untuk disemai. Apabila sudah tumbuh daun kemudian dimasukkan polybag. Cara lain adalah dengan stek. Namun cara ini hasilnya kurang bagus karena akar yang tumbuh tidak terlalu banyak dan pertumbuhannya lebih lama. Saat ini Ba-pak Prayitno memiliki 1,5 hektar lahan tidak produktif digunakan untuk menanam pohon kelapa dan pohon panggang. Nilai Jual pohon Panggang Di pasaran pohon panggang yang sudah jadi (berumur l.k. 5 tahun) dihargai minimal Rp.5.000.0000,00/pohon. Untuk memangkas waktu dan biaya Prayitno lebih senang menjual pohon yang masih asli berusia

sekitar 2 tahunan. Harganya tergantung pada banyaknya akar yang keluar. Jika akarnya banyak pohon akan laku Rp.600.000,00 s/d Rp.700.000,00 per pohon. Berkat usahanya itu Bapak Prayitno dapat menyekolahkan anak sulungnya di sebuah Universitas di Jawa Barat. ( Dee)

Bisnis Pohon Panggang yang menggiurkan

Page 5: Buletin YSBS Volume III

5

Lahan tandus seluas satu hek-tar sudah penuh ia tanami den-gan sekitar 2000 pohon keras. Ada Jabon, Kemit, Ketapang, Jengkol, Kedongdong, Brogon-dolo, durian, dll. Di sela-sela tanaman keras itu ia tanami padi, jagung, singkong, kacang, cabe, pisang dan lain seba-

gainya. Hampir tiga tahun telah berlalu. Pak Memet sudah berhasil menyulap lahan yang dulu kritis menjadi hutan kem-bali. Ia menanaminya dengan system tumpang sari. Pak Memet adalah satu dari 250 keluarga yang terga-bung dalam kelompok warga dampingan YSBS dalam proyek penghijauan di kawa-san Solokjero, pulau Nusakambangan, Kab. Cilacap. “Karena ke-miskinan di kampung, saya terpaksa datang ke pulau ini. Saya tahu pulau ini daerah terla-rang bagi warga sipil. Tapi kami butuh makan. Anak-isteri saya butuh makan. Saya, seperti teman lainnya melihat ada lahan kosong tidak terawat di sini. Untuk menyambung hidup saya menggarapnya. Hanya nunut nandur (numpang nanam, Red),” tuturnya. Karena ulah nekadnya itu, ia dan kawan-kawannya pernah diusir paksa dari pulau itu. Gubuk mereka dibakar. Tanaman dirusak. “Katanya agar kami jera,” kenangnya. “Beruntung akhirnya YSBS melihat nasib kami. Romo Carolus mentgupayakan agar kami bisa di sini, asal kami ikut program penghijauan dan mau diatur. Saya lihat itu jalan ter-baik. Romo Carolus sangat bijak dan baik hati membantu kami. Sebagai ucapan terima kasih, tentu kami dengan senang hati ikut dan mendukung 100% program itu,” tutur pak Memet gembira. Begitulah ayah 2 anak ini hari demi hari dengan tekun menanam pohon dan memeliharanya. Ia juga selalu menye-mangati dan mengingatkan teman-temannya agar berjuang keras mensuskeskan program penghijauan. Sekarang tidak terasa sudah hamper tiga tahun berlalu. Pak Memet sudah dapat menikmati hasil jerih payahnya. Hasil dari tanaman pan-gan cukup untuk penghidupan mereka sekeluarga. Terakhir dia bisa memanen padi sebanyak 3 ton. Setiap minggu sekarang dia dapat panen pisang sampai 3 kwintal. Belum lagi hasil dari kacang-kacangan maupun jagung.

“Tanah di sini cukup subur, sehingga tidak diperlukan pupuk. Cukup bermodal tenaga dan kerja keras, alhamdullilah kita bisa mendapat panenan yang cukup,” ungkapnya. Beberapa waktu yang lalu proyek penghijauan YSBS di Solokjero mendapat evaluasi dari pemerintah. Para Evaluator terdiri dari tim gabungan dari BKSDA, Perhutani, Kelautan & Perikanan, SATPOL PP, LAPAS, Kepolisian, dll. Para evaluator bertugas melihat hasil penghijauan dan menghitung pohon keras yang ditanam wagra di lahan yang dipercayakan kepada mereka. Alhasil, dari penilaian petugas, pak Memet mendapat nilai 85. Artinya Pak Memet sudah memenuhi garapannya dengan 85% pohon keras yang sudah melebihi 3 meter tingginya. “Walaupun sudah kelihatan penuh, namun melihat ma-sih ada pohon keras yang sangat kecil, ada kemungkinan mati.

Jadi penilaian untuk pak Memet belum 100%. Itu berarti pak Memet masih berke-wajiban menanam pohon di situ dan memelihara sampai melebihi 3 meter tingginya,” ujar seo-rang penilai lahan pak Memet. Sesuai den-gan janjinya Romo Carolus memberikan uang RP. 850.000,00 dari Rp. 1.000.000,00 yang dijanjikan

kepada Pak Memet. Uang RP. 1.000.000,00 adalah hadiah atas jerih payah warga dampingan yang telah berhasil menanam po-hon keras memenuhi lahan garapan mereka. Karena lahan gara-pannya sudah penuh dengan pohon keras Pak Memet dipercaya-kan lagi 1 hektar lahan baru untuk ditanami dengan pola yang sama. Hal itu berlaku untuk semua anggota warga dampingan YSBS dalam proyek penghijauan Selokjero. Bagi Pak Memet nilai “85”itu sangat penting arti-nya.”Nilainya belum 100%, itu artinya saya masih harus terus berusaha menghijaukan pulau Nusakambangan ini. Dan itu ko-mitmen saya dan teman-teman semua,” kata pak Memet berse-mangat. Lalu uang hadiah itu untuk apa Pak? “Untuk kebutuhan sehari-hari dan untuk beli bibit tana-man baru yang nanti akan saya tanam di lahan baru,” jawab pak Memet sambil tersenyum. Pak Memet sangat berterima kasih atas pendampingan YSBS. Sebagai masyarakat kecil yang dulu untuk bisa makan se-hari-hari saja sulit, sungguh merasa di dukung dan dibela. Pak Memet sangat berharap agar program ini berkelanjutan, pemer-intah jangan mengusir mereka sehingga penghijauan berhasil dan petani mendapat hasil.(Dee)

Sajian Utama Cerita-cerita sukses dari Desa

Arti Nilai “85” untuk Pak Memet

Page 6: Buletin YSBS Volume III

6

Sajian Utama Cerita-cerita sukses dari Desa

Pak Harjo adalah salah satu dari 8 warga dampin-

gan YSBS dalam program penghijauan di Solokjero yang telah menanam seluruh lahan garapan dengan pohon keras. Oleh karena itu lahan garapannya juga dinilai oleh Tim Independent (Kamis, 15/3/2012) lalu. Raut mukanya bersinar ketika Bp. Dedi (dari BKSDA Jateng) salah satu penilaian Tim Independent mengumumkan bahwa Pak Harjo dinyatakan telah berhasil menanam 90% dari target 100% keberhasilan. Atas keberhasilannya itu Pak Harjo mendapat hadiah uang sebesar Rp.900.000,- dari YSBS. Pak Harjo gembira. Dia merasa beruntung bisa ikut program penghijauan YSBS. Dari lahan garapan yang dipercayakan padanya seluas satu hektar ia bisa menanam berbagai tanaman palawija seperti jagung, padi, kacang, dll. Ada juga pisang dan buah-buahan. Dan hasilnya lebih untuk kebutuhan hidup kelauraganya sehari-hari. Bahkan dia masih mendapat hadiah atas jerih payahnya menanam pohon keras untuk penghijauan.

Hanya dalam waktu hampir tiga tahun pak Harjo sudah berhasil menanam 200 pohon Anerung, 100 pohon Mangga, 50 pohon Mindri; 50 pohon Jambon, 20 Mahoni, 20 pohonTolok, 10 pohon Putat, 50 pohon-Waru, 10 pohon Kedawung, 10 pohon; 5 pohon Laban, 5 pohonBenda, 6 pohon Kedondong, dan di sela-selanya ma-sih dia tanam 2000 pohon kopi.

Pak Harjo menyampaikan bahwa dengan ikut sertanya dia dan keluarganya dalam kelompok petani yang dibina oleh YSBS Cila-cap dalam program penghijauan tersebut perekonomian keluarganya jauh meningkat dan menjadi lebih baik. Karena secara langsung bisa menikmati hasil panen dari tanaman tumpangsarinya tersebut.

Ketika ditanyakan tentang apa kesulitan-kesulitannya dalam pelaksanaan program ini, pak Harjo menjelaskan bahwa kesulitannya adalah bahwa tanaman-tanamannya sering dirusak binatang dari hutan.

“Di sini dari segi keamanan kurang terjamin, dan juga sering ada yang mencuri buah pisang yang sudah siap dipanen, “ keluhnya.

Pak Harjo sendiri menyadari secara penuh bahwa tidak akan selama-lamanya bisa tinggal di lokasi Solokjero ini, karena sudah se-jak awal oleh ditegaskan bahwa para petani tidak boleh tinggal di daerah itu secara permanen. (CW)

Pak Harjo : “perekonomian keluarga jauh meningkat…”

SOLOKJERO—DAERAH PROYEK PENGHIJUAN YSBS

Page 7: Buletin YSBS Volume III

7

Sajian Utama Cerita-cerita sukses dari Desa

Micro Credit Kelompok Swadaya Wanita (KSW) “Pasir Emas” yang terbentuk tahun 2004 adalah binaan PL Etty, anggota 18 orang dengan plafond pinjaman awal sebesar Rp 4.800.000,-. KSW Pasir Emas yang berlokasi di kawasan THR Teluk Penyu Cilacap untuk tahun ini plafond pinjamannya sudah mencapai Rp 91.700.000,- dengan jumlah anggota 23 orang.

Ibu Sakinem, salah satu anggota KSW Pasir Emas yang sekaligus sebagai Ketua KSW ini, dulunya adalah seorang pedagang sayuran keliling. Awal pinjaman dari KSW Rp 250.000,-

ia pergunakan sebagai modal untuk berjualan. Semakin hari usaha dagangnya semakin berkembang, dari berjualan sayuran keliling menggunakan sepeda sekarang ia sudah bisa memiliki tempat / warung sayuran yang berlokasi di jl. Kol. Sugiono tepatnya. Ia juga membuka warung dirumahnya di daerah Pasir Emas – Teluk Penyu. Plafond kredit yang Ibu Sakinem dapatkan saat ini sebesar Rp 5.000.000,-. Dari obrolan singkat dengan Ibu Sakinem selama menjadi anggota KSW ada banyak manfaat yang ia dapatkan. Menurutnya pinjaman permodalan dari KSW telah sangat membantu usaha dagangnya karena tidak memberatkan. Persyaratannya juga budah dan tidak ada potongan apapun. Selain itu dari pendapatannya saat ini ia sudah bisa menyisihkan sedikit demi sedikit untuk menabung dan bisa membeli alat-alat rumah tangga, seperti kulkas yang bermanfaat untuk menyimpan sayuran yang tidak terjual di hari itu, dan bisa membeli alat rumah tangga lainnya. Ibu Sakinem berharap,KSW bisa tetap dan terus berkembang, sehingga kedepannya plafond pinjaman bisa bertambah lagi karena semakin hari langganannya bertambah. “Jadi barang daganganpun juga perlu ditambah lagi,” kata ibu Sakinem dengan wajah berseri-seri.

Berita lain dari Ibu Warni, yang juga salah satu anggota KSW Pasir Emas. Ibu Warni mempunyai usaha jualan pakaian santai di kawasan wisata Pantai Teluk Penyu. Ia menjadi anggota KSW Pasir Emas sejak tahun 2008

dengan pinjaman awal sebesar Rp 400.000,-. untuk modal usahanya. Kini usahanya berkembang pesat.

Ibu Khomariah yang telah berjualan sejak 18 tahun lalu juga merasa s a n g a t t e r b a n t u d e n g a n adanya KSW. Ibu Khomariah salah satu

anggota KSW Cerme, mendapat dukungan dari suami bergabung sebagai anggota KSW sejak awal / plafond pinjaman awal sebesar Rp 250.000,- dan saat ini plafond pinjaman sebesar Rp 6.000.000,-. Pada awal berjualan, sebagai pedagang bakso keliling dengan gerobak kecil yang telah ia jalani selama 12 tahun. Kemudian pada tahun 2006, setelah pinjaman modal mencukupi, ia dan keluarganya beralih dengan berjualan bubur ayam, dan lontong opor. Dengan bantuan permodalan dari KSW, ia merasa sangat terbantu. Pinjaman digunakan sebagai tambahan modal, dan dari pendapatan yang semakin hari semakin meningkat, ia bisa menyisihkan untuk menabung, mengganti gerobak jualan dengan yang lebih besar, memperbaiki rumah, membeli perabotan rumah tangga, dan yang terpenting bisa menyekolahkan anak-anaknya hingga tingkat SMU. Dengan adanya KSW, Ibu Khomariah juga terbantu karena tingkat suku bunga terjangkau sehingga ia terhindar dari rentenir yang dirasa cukup memberatkan dan dapat menerima utuh kredit yang dipinjamnya karena tidak ada potongan apapun. Usaha bisa berjalan lancar dan dirasa makin berkembang, ia berharap untuk siklus berikutnya bisa bertambah sehingga rencana untuk membuka cabang yang akan dikelola anaknya bisa tercapai. Saat ini Hani; anak sulung sedang di training oleh Ibu Khomariah dengan membantu berjualan. Lokasi berjualan di depan gedung ex Bank Exim yang sewaktu-waktu apabila gedung tersebut laku terjual, maka sejak Pebruari 2012 sudah memiliki tempat di dalam lapangan batalyon yang disediakan oleh KODIM Cilacap dengan sistem sewa seluas 5 m2 dan biaya sewa sebesar Rp 24.000,- / bulan. Berharap agar KSW bisa berjalan terus dan bisa menambah plafond pinjaman modalnya.

Micro Credit KSW: ibu-ibu yang mengubah ekonomi keluarga

Page 8: Buletin YSBS Volume III

8

Sajian Utama Cerita-cerita sukses dari Desa

Sigit Prayogo Sukses berkat program Student Loan

Dalam pertemuan dengan Romo tersebut, Sigit menda-patkan penjelasan tentang kuliah di Akademi Maritim Nusantara di Cilacap, dan bila mengalami kesulitan biaya untuk studi di AMN bisa mengajukan program student Loan. Pada tahun 2008, ia berhasil diterima sebagai mahasiswa AMN Cilacap yang mengambil jurusan KPN. Beruntung dia juga diterima sebagai mahasiswa penerima program student Loan. Sigit Prayogo ingin menyelesaikan studi di AMN secara cepat karena termotivasi untuk segera mewujudnyatakan cita-citanya sebagai seorang pengusaha yang sukses. Untuk itu ia rajin belajar dan disiplin mengikuti kuliah. Sebagai hasil dari jerih payahnya itu ia dapat menyelesaikan studi di AMN selama dua setengah tahun dengan hasil cumlaude. Ketika ditanya apakah dia mengalami kesulitan saat ku-liah di AMN? “ Ya, selalu ada kesulitan, “ jawabnya kalem. “Karena jauh dari keluarga, maka kalau ada masalah, masalah itu harus diselesaikan sendiri.” Kesulitan lain menurut Sigit adalah beradaptasi dengan suasana studi di AMN karena pendidikannya semi Militer, Namun demikian karena didorong oleh semangatnya yang tinggi maka semua kendala tersebut dapat ia atasi dengan baik. Lalu sukanya? “ Sukanya ya saat ini. Saya merasa bersyukur karena walaupun hanya berasal dari keluarga petani yang sederhana saya mampu menyelesaikan studi di AMN dengan hasil yang san-gat memuaskan.” Pengalaman berkesan yang lain, menurut Sigit, saat dia terpilih menjadi Komandan Upacara hari Sumpah Pemuda di Alun-Alun Kabupaten Cilacap tahun 2009 lalu. Kemudian pada tahun 2010 dia dipilih lagi menjadi Komandan Upacara Hari Pendidikan Nasional di Alun-alun Kabupaten Cilacap. Semuanya kesempatan itu bisa dia dapatkan karena ia menjadi Mahasiswa Akademi Maritim Nusantara Cilacap. “Benar-benar serasa bermimpi…” kenangnya. Saat ini Sigit sudah semakin dekat dengan cita-citanya. Dia sudah diterima bekerja di PT Adiguna Bahtera Cilacap dan akan dipromosikan ke Surabaya. Kita ikut gembira dengan keber-hasilan sigit. Semoga dia sukses mencapai cita-citanya. (IH).

Sigit Prayogo beralamat di Jeruk Legi Kulon RT 03/ RW 03 Kecamatan Jeruklegi, Kabupaten Cilacap berasal dari anak petani sederhana. Ia bercita-cita ingin merubah nasib menjadi seorang pengusaha yang sukses. Cita-citanya itu mendorong dia untuk terus semangat belajar dan disiplin tinggi, Berkat ketekunan dan kedisiplinannya Sigit dapat menyelesaikan studinya di SMA Yos Sudarso Jeruk-legi pada tahun 2008. Namun setelah lulus SMA ia merasa ragu apakah dengan ijasah SMA nantinya bisa mencapai cita-citanya menjadi seorang pengusaha yang sukses. Dia kebingungan mewujudkan cita-citanya itu karena orang tuanya hanya petani sederhana. Mereka tidak mungkin mampu mem-biayainya untuk meneruskan kuliah di Perguruan Tinggi. Pada saat ia merenung demikian dan atas jasa Kepala Sekolah SMA Yos Sudarso Jeruklegi, Sigit bertemu dengan Romo Carolus OMI yang sedang berkunjung ke SMA Yos Sudarso Jeruklegi.

AKADEMI MARITIM NUSANTARA CILACAP

Page 9: Buletin YSBS Volume III

9

Sajian Utama Cerita-cerita sukses dari Desa

Valensia Puteri Meillani

Ingin sukses jadi penari

Dia memang masih kecil. Imut-imut. Usianya saja baru 10 tahun. Rambutnya yang tergerai panjang sebatas pinggang membuat dia sangat anggun dan manis dalam setiap penampilannya. Namanya juga keren. Valen-sia Puteri Meilani. Akrab di sapa Valen. Saat ini dia duduk di kelas IV A SD Stanta Maria Immaculata Cilacap. Meskipun masih kecil, dia sudah berhasil menyabet berbagai gelar kejuaraan. Khususnya di bidang tari. Beberapa waktu lalu, dalam pagelaran Lomba Seni Tari Ting-kat SD, SMP, SMA/SMK se-kabupaten Cila-cap (10/2/2012), yang diselenggarakan dalam rangka hari jadi kabupaten Cilacap, Valen keluar sebagai juara umum. Itu karena dia berhasil membawakan tari Golek Sulung Dayung dengan lincah dan memikat hati pada dewan juri. Saat ditanya kenapa kok Valen ter-tarik dan mempelajari Tari Jawa ? “Saat berangkat dan pulang sekolah aku selalu melewati salah satu sanggar tari yang bernama Sanggar Tari Giyan laksita yang terletak di Jalan Abimanyu. Valen jadi tertarik dan ngajak Mama mampir melihat kegiatan-kegiatan di sanggar tersebut. Sejak itu Valen tertatik untuk belajar nari di Sang-gar tari tersebut. Jadi deh Valen suka nari,” ujar Valen sambil tersenyum. Kalau boleh tahu apa sih cita-cita Valen? “Valen ingin menjadi Penari profe-sional “ jawab Valen tanpa ragu. Oke Valen. Selamat atas prestasinya ya. Dan semoga kelak berhasil mencapai cita-citanya melestarikan budaya leluhur kita. (Irapas).

PERGURUAN IMMACULATA

TK—SD—SMP MARIA IMMACULATA MENERIMA SISWA BARU TAHUN AKADEMIK 2012-2013 UNTUK INFORMASI DAN PENDAFTARAN DILAKUKAN

SETIAP JAM KERJA DI SEKOLAH MASING-MASING Jl. Kendeng 307 dan 308 Sidanegara Cilacap Tengah

Page 10: Buletin YSBS Volume III

10

BERITA DARI DIVISI

Bp. (Alm) Petrus Sunaryo, MM lahir di Bantul, 18-11-1955. Dari ta-hun 1982—2004 menjabat sebagai kepala SMK Yos Sudarso Majenang. Terhitung sejak tgl. 28 Februari 2004 Bp. Sunaryo diangkat sebagai Pemangku Jabatan Pengawas Sekolah Madya Rumpun Bisnis dan Managemen pada Dinas P & K Kabupaten dan sejak Beliau mengundurkan diri sebagai Kepala SMK Yos Sudarso Majenang . Sebagai Kepala SMK Bp. P. Sunaryo memiliki dedikasi yang sangat tinggi, seorang pekerja keras, namun sangat ramah dan rendah hati. Pem-bawaanya yang halus, suka membantu dan tekun dalam membimbing mem-buat dia dihormati dan disegani oleh rekan kerjanya. Pak Sunaryo adalah sosok seorang pemimpin dan pendidik yang sejati. Tanggal 19-4-2012 secara mendadak Bp. Sunaryo menghadap sang Khalik karena serangan jantung. YSBS kehilangan seorang putera terbaiknya. Namun jasa dan kebaikannya selalu dikenang dan menjadi teladan. Selamat jalan Bp. Sunaryo. Beristirahatlah dalam damai. Dan terima kasih atas segala kebaikan Bapak. Kami akan melanjutkan segala perjuangan bapak du dunia ini. Staf YSBS

cerita Judith mengenang saran teman-teman di Misereor. Dan hasilnya luar biasa. Banyak hal yang ternyata tidak benar tentang Indonesia yang saya dengan di Jerman. Satu hal yang menurutnya sangat berkesan adalah keramahan dan keru-kunan umat beragama di Indonesia. “Saya bahkan diundang oleh Kyai untuk ikut merayakan hari Raya Idul Adha di pesantrennya. Ikut Sholat Ied dan potong kambing. Saya diterima sebagai anggota keluarga,” cerita Judith saat ditemu penulis di Manhheim, jerman. Lalu hasil penelitiannya? “Sampai saat ini Professor saya sangat puas. Nanti akan saya pertahankan dalam ujian akhir bulan Juli. Saya tidak sabar menunggu hari itu,” ujar Judith bersemangat. (SM)

Oktober sampai Desember 2011 lalu YSBS kedatan-gan tamu, seorang mahasiswi S2 dari Universitas Tuebingen, Jerman, bernama Judith Miryam Edelmann. Mahasiswi The-ologi Katolik ini tinggal di YSBS dalam rangka penelitian un-tuk Master Thesisnya yang mengambil topic tentang Dialog Antar Agama—Islam—Katolik dalam tataran praksis, artinya dalam kehidupan sehari-hari. Mengapa memilih Indonesia dan YSBS Cilacap? “Pertama Indonesia adalah Negara dengan jumlah umat islam terbesar di dunia. Kedua saya kenal YSBS dari teman-teman di Misereor saat saya praktek di sana. Kebetu-lan di YSBS ada Stephanus yang lulusan Jerman dan fasih berbahasa Jerman. Ketiga karena YSBS bergerak di bidang pembangunan infrastruktur dan pendidikan, yang sangat dekat dengan warga muslim. Jadi semua itu akan sangat memudahkan saya dalam penelitian di Indonesia,” terang Judith. Apa yang kamu rasakan sebelum berkunjung ke Indonesia? “Semula saya agak takut. Semua teman mengata-kan ngapain cewek seorang diri pergi ke Negara asing dan memasuki Negara dengan mayoritas Islam?” kenang Judith. Namun tekad saya sudah bulat. Jika saya ingin me-neliti tentang hubungan Islam—Katolik, saya disarankan oleh teman-teman di Misereor agar pergi ke indonesia. “ Jadi bukan studi literature di perpustakaan, me-lainkan mengalamai langsung dalam kehidupan sehari-hari,”

Tamu Kita: Judith Miryam Edelmann

In Memoriam: Bp. Drs. Petrus Sunaryo, MM

Bantul, 18 Nopember 1955 – Cilacap, 19 April 2012

Page 11: Buletin YSBS Volume III

11

SEMINAR NASIONAL Menjawab Tantangan Era Pasar Bebas Industri Pelayaran – Review Visi dan Strategi AMN.

Di era baru pemulihan ekonomi dunia, industri pelayaran mulai mencari personel terlatih dan memenuhi syarat untuk menga-waki kapal mereka dan mencari orang-orang yang memiliki kompe-tensi dan keterampilan tinggi yang akan mengoperasikan perusa-haan mereka. Tantangan tersebut mendorong Yayasan Pembina Pendidi-kan Kemaritiman (YPPK) untuk proaktif mengadakan review visi dan strategi Akademi Maritim Nusantara Cilacap (AMN Cilacap). Apakah VISI AMN Cilacap masih relevan dengan tuntutan pasar kerja indus-tri pelayaran di era globalisasi? Apakah diperlukan VISI baru? Strategi-strategi apa yang sebaiknya dikembangkan oleh AMN Cila-cap untuk mencapai visi tersebut? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, YPPK bekerjasama dengan YSBS menyelenggarakan Seminar Nasional dengan men-gangkat tema: REVIEW VISI DAN STRATEGI AMN DALAM MEN-JAWAB TANTANGAN ERA PASAR BEBAS INDUSTRI PELAYARAN. Seminar tersebut diselenggarakan di Aula YSBS, Gedung AMN Lt. 4, Jl. Kendeng 307 Cilacap, pada tanggal 21 Januari 2012 lalu. Stephanus Mulyadi, M.Sc penggagas seminar tersebut menuturkan tujuan dari Seminar adalah ingin memotret situasi terk-ini industri pelayaran dunia dan tuntutannya terhadap kompetensi dan keterampilan tenaga kerja di bidang industri pelayaran. Dengan memiliki gambaran itu kita dapat mencari strategi-strategi baru bagi pengembangan AMN Cilacap, sehingga mampu mempersiapkan lulusan yang mampu memenuhi tuntuan pasar kerja internasional di bidang industri pelayaran. Seminar tersebut menghadirkan pembicara utama dari Universitas Weimar Jerman, yaitu Dr. Ing. Wolfgang Busse. Pembi-cara lainnya adalah alumni AMN Cilacap, yakni Bp. Sahirin (Dinas Kepanduan Cilacap) dan Bp. Moh. Adam Mustholih (PT PUSRI), den-gan moderator Stephanus Mulyadi, M.Sc (YSBS Cilacap). Hadir dalam seminar tersebut 53 peserta, yang terdiri dari tamu undan-gan dari dinas terkait, user, alumni dan mahasisswa AMN.

Dari pemaparan para pembicara berhasil diperoleh gambaran dunia kerja industri pelayaran saat ini. Peluang kerja di bidang industri pelayaran, baik na-sional maupun internasional, terbuka lebar bagi lulusan AMN untuk semua program Studi. Namun demikian ke-majuan teknologi pelayaran dan ketatnya persaingan di dunia kerja menuntut kualitas yang tinggi bagi pencari kerja, baik kualitas dalam hal pemgetahuan, keterampilan dan sikap. Bp. Dr. Ing Wolfgang Busse mengingatkan bahwa ada beberapa hal penting yang perlu dikembangkan di AMN Cilacap, baik oleh YPPK, AMN dan Mahasiswa sendiri. Hal-hal yang menjadi prioritas pengembangan tersebut mencakup Manajemen Organisasi (lembaga) AMN (SDM, Keuangan, dll), Manajemen Pendidikan (sistem pendidikan, kurikulum, sarana-prasarana,dll), Manajemen Kulaitas Pendidikan dan Manajemen Ker-jasama dengan lembaga pendidikan lain dan dinas serta perusahaan terkait. Dari seminar tersebut berhasil disimpulkan bahwa prospek pasar kerja sangat bagus dan potensi pengembangan AMN juga besar. Ti nggal bagaimana mengelolanya. Untuk itu diperlukan manajemen yang kuat. Dengan kata lain AMN perlu berbenah diri. Sangat menarik bahwa antuaisme para peserta mengikuti seminar sangat tinggi. Hal itu terbukti dari ke-hadiran peserta sampai akhir seminar dan keaktifan dalam Tanya jawab. Namun sebaliknya sedikit disayang-kan, bahwa dari pihak AMN sendiri, khususnya para peja-bat tinggi AMN terkesan kurang antusias. Selain hanya sedikit pejabat AMN yang datang, yang datang pun ban-yak yang menginggalkan ruangan sebelum acara seminar selesai. Quo vadis AMN Cilacap?

Page 12: Buletin YSBS Volume III

12

LAPORAN PERKEMBANGAN PROGRAM SEGARA ANAKAN

Total luas La-guna Segara Anakan dan area lembah di daerah Kec. Kampung Laut, Kab. Cilacap, Jateng, mencapai sekitar 34.000 hektar. Penggundulan lereng-lereng pegunungan di Jawa Tengah dan Jawa Barat telah berdampak

pada perubahan-perubahan yang drastis bagi masyarakat di daerah ini. Penggundulan tersebut menyebabkan erosi yang luar biasa di lereng pegunungan tersebut. Di musim hujan lumpur erosi tersebut terbawa banjir melalui sungai-sungai bermuara di Segara Anakan (lihat gambar Google Earth di atas). Lumpur tersebut selanjutnya mengendap di Laguna dan menyebabkan daerah laguna air payau berubah menjadi daratan lumpur yang selanjutnya berubah menjadi hutan bakau. Hilangnya Laguna Segara Anakan mempengaruhi mata pencaharian ribuan nelayan di Kampung Laut.

Sedimentasi yang sangat tinggi di kawasan laguna menahan aliran air dari sungai-sungai yang bermuara di laguna sehingga air sungai berbalik ke hulu. Hal itu menyebabkan sawah-sawah warga di daerah Panikel dan Ujung Gagak berubah menjadi rawa dan tidak bisa ditanami lagi. Akibatnya masyarakat di desa-desa tersebut kehilangan seluruh mata pencaharian mereka, baik sebagai nelayan dan maupun sebagai petani.

Saat ini kami sedang berdialog dengan para “investor” dan pemerintah lokal supaya mengeruk saluran bagian barat Laguna Segara Anakan untuk mengatasi sedimentasi. Dari hasil penelitian diketahui bahwa di LSA ada ribuan ton pasir besi (kandungan 54% pasir dan 12.4% titanium). Pasir besi tersebut bisa dijual untuk membiayai pengerukan sedimentasi di LSA.

Oleh Rm. Carolus

Peta Kec. Kampung Laut

Page 13: Buletin YSBS Volume III

13

Dengan mengandalkan kekuatan swadaya masyarakat, dan berbasis kebijakan lokal, dan berkat dukungan dana dari Misereor, bersama-sama kami bekerja merubah rawa-rawa menjadi sawah kembali.

Hal pertama yang kami lakukan adalah membangun tanggul/ dasar jalan untuk menahan genangan air laut dan banjir dari sungai yang meluap.

Ketika kami memulai pekerjaan tanggul di desa Panikel, salah satu dari lima desa tempat kami bekerja (Muara Dua, Penikel, Bugel, Bunton, Prenca), desa itu merupakan area laut (air asin). Berkat tanggul tersebut sekarang daerah Panikel sudah berubah menjadi daratan dengan aliran sungai air tawar dan bebas dari genangan air asin. Dan tanggul itu sekarang sudah menjadi jalan raya.

Kami juga membantu sarana “jalan sederhana” supaya mereka bisa membawa hasil panenan mereka ke pasar, dll.

Proses pembangunan jalan dimulai dengan membangun tanggul, kemudian menutupnya dengan pasir dan lalu dengan batu (sesuai dengan masukan dari Misereor dan volunteer lokal) dan akhirnya dengan aspal yang merupakan program pemerintah. Karena jalan ini merupakan sarana jalan baru, maka belum ada pada peta atau Google Map. Kami berharap peta akan dapat dibuat oleh Mahasiswa dari Program MICD UGM Yogyakarta yang sudah ada kerjasama dengan YSBS.

Hal berikutnya adalah pembangunan saluran penyudetan (system kanal). System ini didapat dari pengalaman masyarakat lokal. Mereka melihat bahwa setiap setelah banjir ada endapan menumpuk di danau dan di saluran sungai, sehingga permukaan beberapa area kembali menjadi tinggi dan kering.

Belajar dari gejala alam itu masyarakat melihat bahwa pembangunan saluran penyudetan akan efektif dan efisien untuk mempercepat peninggian permukaan tanah di daerah rawa-rawa. Idenya adalah mengarahkan lumpur ke daerah rawa-rawa dengan menggunakan arus sungai pada waktu banjir. Lumpur dari sungai dialirkan ke daerah rawa-rawa melalui saluran-saluran penyudetan. Tumpukan lumpur itu akan membuat permukaan tanah di daerah rawa-rawa akan menjadi tinggi, sehingga lahan itu dapat ditanami kembali. Dengan bantuan dana dari Misereor kami mendukung masyarakat lokal membangun saluran penyudetan lumpur tersebut. Pada tahun 2011 masyarakat berhasil membangun 6 (enam) saluran penyudetan.

Ke enam saluran penyudetan tersebut terbukti sangat efektif dan efisien. Dari enam saluran penyudetan itu pada tahun 2011 dusun Pelindukan sudah berhasil menambah areal persawahan baru seluas 480 hektar. Dan karena walet (lumpur Red) sangat subur setiap hektar dapat diperoleh hasil panen rata-rata 7 ton, tanpa perlu membajak dan memberi pupuk. Luas area persawahan akan terus bertambah karena endapan terus-menerus di bawa sungai-sungai dari daerah perbukitan di hulu sungai. Ada beberapa perselisihan timbul sehubungan dengan kepemilikan sawah yang berasal dari tanah timbul tersebut. Tetapi karena para nelayan terbiasa membagi wilayah laut per keluarga (Laut adat), maka mereka berhasil mendapatkan hak mereka dan kami juga membantu dalam proses ini.

Page 14: Buletin YSBS Volume III

14

Ketika warga Pelindukan, desa Ujung Gagak, melihat hasil kanal-kanal penyudetan lumpur yang dibangun YSBS di dusun Bugel, desa Penikel, desa tetangga mereka, pada tahun 2010 mereka mencoba membangun kanal secara swadaya di dusun mereka. Namun karena ketiadaan dana mereka menyerah. Oleh karena itu mereka meminta bantuan kami untuk membangun 2 kanal. Tahun lalu (2011) kami mulai membangun dua kanal penyudetan lumpur di Pelindukan, sebagai implementasi dari Program Ketahanan Pangan. Kami membayar insentif sebesar Rp. 5.000,- (EURO 0.40) untuk setiap meter kubik lumpur yang dipindahkan (normal Rp.10.000,00). Bantuan kami bersifat insentif karena jumlahnya akan dua kali lipat lebih besar jika kami membayar penuh. Setelah itu mereka membangun lagi empat kanal secara swadaya.

Minggu lalu kami mengunjungi dusun Pelindukan. Sebagian dari desa ini saat ini masih berupa lautan berair payau, sebagian wilayah mangrove, sebagian rawa-rawa dan sebagian lagi area persawahan. Sebelumnya di Pelindukan sudah ada 97 hektar sawah. Setelah dibangun enam kanal akhir tahun 2011 Pelindukan sudah mendapat tambahan sekitar 480 hektar lahan yang bisa ditanami padi. Ternyata setiap kanal penyudetan dapat menutupi areal rawa-rawa dengan lumpur seluas 80 hektar. Saat kami ke sana mereka baru saja menikmati hasil panen padi dari sawah baru mereka. Pada panen pertama ini setiap hektar sawah baru hasil penyudetan di Pelindukan memproduksi rata-rata 5 ton gabah, dengan harga jual rata-rata Rp. 4 juta per-ton. Jadi jika kita menghitung perbandingan investasi untuk setiap kanal penyudetan dan hasil yang diperoleh, didapat hasil sebagai berikut: 80 ha x 5 x 4.000.000,00 – 70.000.000,00 = Rp. 1.530.000.000,00. Atau dengan 6 saluran penyudetan diperoleh hasil sebesar Rp. 9.180.000.000,00 (hampir 9,2 M), sebuah pencapaian yang luar biasa dan jauh melebihi kebutuhan hidup ke- 62 keluarga di sana.

Sketsa Saluran/Kanal Penyudetan

Hasil Penyudetan

Sebelum Penyudetan

Sawah Baru

Page 15: Buletin YSBS Volume III

15

Persoalan yang dihadapi masyarakat baik di desa Penikel maupun di Ujung Gagak, juga untuk seluruh daerah Kampung Laut, adalah bahwa pengairan sawah mereka tergantung pada hujan (sawah tadah hujan). Sehingga mereka hanya bisa panen satu kali setahun atau maksimal dua kali setahun. Produksi padi kemungkinan akan bisa ditingkatkan dengan bantuan mesin pompa air (pompa lumpur).

Dengan pompa ini mereka bisa menyedot lumpur untuk menutupi daerah rawa-rawa yang lainnya dan dapat mengairi sawah mereka di saat musim kering. Dengan demikian mereka akan bisa tetap berproduksi. Untuk mendukung hal tersebut kami sedang mengajukan permohonan bantuan pompa dan pipa kepada Misean Cara Irlandia. Saat ini ada lima desa yang telah kami libatkan dalam program pembangunan kanal. Program ini akan terus berlanjut dan akan kami kembangkan ke desa-desa lain pada tahun-tahun mendatang.

Saat berkunjung ke desa Penikel dan Ujung Gagak kami menggunakan jalur darat, yaitu melalui jalan yang kami bangun (YSBS/Misereor) dari Bantar Sari menuju Penikel-Ujung Gagak. Jalan ini masih dalam kondisi yang kurang bagus (rusak) karena intensitas pemakaian yang sangat tinggi. Namun kami gembira, karena menurut rencana jalan ini sebentar lagi akan diperbaiki dengan oleh pemerintah. Di sepanjang jalan yang dilalui, daerah yang dulu lautan kini sudah menjadi daratan dengan hamparan sawa yang luas. Kini desa Penikel dan Ujung Gagak juga sudah dialiri listrik, sudah ada tiga menara telekomunikasi, sudah ada pasar dan sekolah. Tahun depan rencananya akan dibangun sebuah SMK di Penikel. Rumah-rumah sudah dibangun di atas tanah dengan pondasi yang permanen.

Ada beberapa perselisihan timbul sehubungan dengan kepemilikan sawah yang berasal dari tanah timbul tersebut. Tetapi karena para nelayan terbiasa membagi wilayah laut per keluarga (Laut adat), maka mereka berhasil mendapatkan hak mereka dan kami juga membantu dalam proses ini.

Kami berharap intervensi kami bisa memberikan dampak positif pada daerah-daerah dataran rendah di Cilacap. Daerah-daerah ini juga harus bebas dari banjir. Kami akan terus berupaya membantu membuat 12.000 hektar lahan persawahan baru dalam waktu dalam 10 tahun ke depan. Untuk itu kami membutuhkan bantuan yang berkelanjutan untuk bekerja dengan masyarakat, agar dapat terus berkontribusi dalam mendukung perubahan hidup mereka menjadi lebih baik, khususnya berkontribusi dalam memperkuat ketahanan pangan di daerah tersebut. Hal ini merupakan proses yang terus berlanjut dalam merubah “bencana” menjadi “berkat” untuk semua dan kami berterima kasih kepada Misereor (sebelumnya C.R.S USA).(RC)

Persawahan baru di Penikel

Page 16: Buletin YSBS Volume III

16

Latar Belakang Acara Penilaian Team Independen

Tugas untuk penana-man kembali dan tanggung-jawab kepada para petani dipercayakan kepada YSBS dalam kepu-tusasaan. Kepala Dinas Kehakiman Propinsi Jawa Tengah sangat khawatir den-gan degradasi

hutan yang amat serius yang terjadi di pulau Nusa Kambangan. Oleh karena itu Beliau menyatakan larangan bagi siapapun masuk ke pulau Nusakambangan kecuali bagi para sipir dan narapidana. Dalam sebuah rapat dengan para petinggi setelah beliau mengumumkan larangan tersebut, beliau diberitahu bahwa YSBS sudah menanam 250.000 pohon di area lain di pulau tersebut secara illegal, namun sukses. Tertarik dengan informasi itu beliau meminta untuk bertemu dengan saya di Semarang, minggu berikutnya. Dalam kesempatan bertemu dangan Kepala Dinas tersebut saya “meyakinkan” beliau bahwa satu-satunya cara untuk penghijauan kembali pulau Nusakambangan adalah bekerja bersama dengan “para petani illegal” di sana. Karena pohon-pohon tidak bisa tumbuh den-gan sendirinya di area tersebut yang ditumbuhi ilalang dan tidak dirawat. Karena meyakini upaya YSBS akan berhasil, Kepala Dinas Kementerian Hukum dan HAM membuat MOU dengan Departemen Kehakiman untuk periode 2 tahun, di mana YSBS diberikan kepercayaan untuk mengelola proyek penghijauan pulau Nusakambangan dengan model pendekatan yang sudah ada. Di awal program kami berjanji untuk menanam + 300.000 pohon di 150 hektar tanah yang ditempati oleh petani illegal (yang sekarang sudah menjadi petani legal) sudah ditanam. System penanaman pohon yang dipakai adalah “tumpang sari”, artinya para petani bisa menanam jagung, padi, kacang hijau, kacang merah, dll., di sela-sela pohon-pohon lokal dan buah-buahan yang mereka tanam. Buah dari pohon-pohon tersebut nantinya merupakan milik para petani, tetapi tidak ada pohon yang boleh ditebang. Kami juga sudah berjanji kepada Departemen Kehaki-man untuk membantu menangkap para “penebang liar” di hutan lindung. Berkat kerjasama banyak pihak para penebang liar tersebut telah ditangkap dan dipenjara dan untuk be-berapa bulan ini tidak ada suara mesin gergaji di area ini.

Laporan Penilaian Program Konservasi Solokjero Pulau Nusakambangan

Kepada para petani kami men-janjikan uang Rp. 1.000.000 (EURO 80) untuk setiap hektar yang telah mereka tanami dengan minimal + 2.000 pohon. Kami juga berjanji memberikan benih jagung, padi, kacang polong, kacang merah, dll yang akan mereka tanam di lahan baru. Karena ketika pohon-pohon sudah memenuhi lahan dan tumbuh tinggi mereka tidak lagi bisa menanam palawija di sela-sela pohon itu. Maka kami juga berjanji kepada para pet-ani tersebut bahwa mereka akan dipindahkan ke area penghi-jauan baru yang ditentukan oleh YSBS. Penilaian dari team Independen Karena ada 8 petani memberikan laporan bahwa mereka telah mencapai target menanam 2.000 pohon per hek-tar, mereka meminta untuk diadakan penilaian. Kami tidak ingin melakukukan penilaian sendiri. Hal ini semata-mata un-tuk menghindari subyektifitas dalam menilai. Maka pada hari Kamis, tanggal 15 Maret 2012 kami membuat event untuk memberikan kesempatan kepada para pemangku kepentingan melihat dan menilai apa yang telah terjadi selama 1.5 tahun ini.

Penilaian keberhasilan dilakukan oleh tim independen yang terdiri dari semua pemangku kepentingan dan pihak-pihak yang memberikan perhatian terhadap masalah lingkun-gan hidup yang dipimpin oleh “Polisi Hutan”. Ada 104 person-nel yang terlibat dalam penilaian tersebut. Para peserta berasal dari pihak Lapas di P. Nusakambangan, SKPD ter-kait seperti Dishutbun , DKP2SKSA , BLH, BKSDA, Polres , Polsek Cilacap Selatan, Kodim 0703 Cilacap, Satpol PP , PT. Holcim Cilacap, LSM Lingkungan dan Peduli P. Nusa-kambangan, FKUB, Kecamatan Cilacap Selatan, Kecama-tan Kampung Laut, Kelurahan Tambakreja, dan 5 orang dari Jurnalis (Wartawan) dan juga dari YSBS.

Untuk konsumsi disediakan oleh PT Holcim (sarapan dalam box) untuk semua peserta dan makan siang di lokasi ditanggung jawab YSBS. Setibanya di pulau; setelah beberapa hambatan seperti terdampar/ kandas; para peserta dibagi dalam 8 kelom-pok & berangkat dengan masing-masing petani tersebut menuju lokasi – seorang polisi hutan memimpin masing-masing kelompok. Dari hasil penilaian team Independen dari ke delapan petani belum satupun yang berhasil 100%. Karena kriteria ke-berhasilan tidak hanya tergantung pada jumlah pohon yang ditanam, namun juga persentase dari pohon lokal dan ukuran pohon – yang diharapkan sudah mencapai minimal 3 meter tingginya. Ada satu petani, yaitu Pak Harjo mencapai tingkat keberhasilan 90%. Untuk itu pak harjo mendapat uang Rp. 900.000 (EURO 70), urutan ke dua pak Memet dengan tingkat keberhasilan 85% sehingga dia menerima Rp. 850.000 (EURO 65) dan seterusnya; Jika dirata-ratakan ke 8 petani mencapai tingkat keberhasilan 60%, dan itu berarti 20.000 pohon telah ditanam oleh 8 petani tersebut.

Oleh Rm. Carolus

Page 17: Buletin YSBS Volume III

17

Dari hasil penilaian team Independen dari ke delapan petani belum satupun yang berhasil 100%. Karena kriteria ke-berhasilan tidak hanya tergantung pada jumlah pohon yang ditanam, namun juga persentase dari pohon lokal dan ukuran pohon – yang diharapkan sudah mencapai minimal 3 meter tingginya. Ada satu petani, yaitu Pak Harjo mencapai tingkat keberhasilan 90%. Untuk itu pak harjo mendapat uang Rp. 900.000 (EURO 70), urutan ke dua pak Memet dengan tingkat keberhasilan 85% sehingga dia menerima Rp. 850.000 (EURO 65) dan seterusnya; Jika dirata-ratakan ke 8 petani mencapai tingkat keberhasilan 60%, dan itu berarti 20.000 pohon telah ditanam oleh 8 petani tersebut. Pada kesempatan itu para Team Penilai, seperti Polisi Hutan dan BKSDA memberikan masukan-masukan penting

kepada para petani untuk peningkatan kualitas penanaman dan perawatan pohon dan para petani yang sudah dinilai terse-but dalam penilaian berikutnya akan mendapatkan sisa uang yang dijanjikan. 142 petani lainnya sudah menanam + 140.000 pohon dan sudah setengah jalan. Melihat kelompok pertama sudah mendapatkan uang terlihat mereka terdorong semangatnya untuk lebih giat lagi. Setiap kelompok tani menandatangani pernyataan komitmen mereka untuk melestarikan hutan di pulau Nusakambangan agar kembali ke keadaan aslinya – dimulai dengan menanam satu pohon – dan tidak akan ber-henti di sini!!!

Tiga jenis manusia Seperti dikatakan ada tiga jenis manusia, yaitu:

Manusia yang melihat sesuatu terjadi

Manusia yang membuat sesuatu terjadi

Manusia yang bertanya-tanya apa yang terjadi Mengapa melihat apa yang telah terjadi itu penting? Semua peserta senang dengan perkembangan yang ada. Dalam acara penutup rombongan juga melakukan aksi menanam pohon. Untuk penanaman pohon ini saya mengeluarkan biaya sebesar EURO 8 per orang (biaya perjalanan, konsumsi, dll.) dan masing-masing anggota rombongan hanya menanam satu pohon. Tetapi para petani menanam 80 pohon dengan biaya 8 Euro ini. Para petani ini adalah orang-orang yang “membuat sesuatu terjadi”.

Setelah itu kami bertemu beberapa kali dalam acara penanaman pohon ternyata ada beberapa orang merasa iri melihat kepercayaan yang diberikan Kepala Kantor Kemente-rian Hukum dan HAM Provinsi Jateng kepada kami. Beberapa juga menyatakan bahwa Romo Carolus terlalu murah hati dan para petani membodohi beliau. Tetapi tidak ada seorangpun dari mereka yang pernah mengunjungi lokasi proyek karena aksesnya yang sulit. Hanya sedikit saja yang pernah mengun-jungi area tersebut selain para petani dan beberapa orang yang bersama kami ke sana untuk menghadiri beberapa acara. Mereka yang iri adalah mereka yang “bertanya-tanya apakah yang terjadi” dan mereka menjadi makin iri. (Charlie-2011).

Laporan Penilaian Program Konservasi Solokjero Pulau Nusakambangan

Oleh Rm. Carolus

Page 18: Buletin YSBS Volume III

18

Persoalan Penanaman Karet di Kawasan Konservasi Solokjero, Pulau Nusakambangan

Peraturan Pemer-intah Daerah Kabupaten Cilacap dan DepKum HAM tidak membenarkan Pulau Nusakambangan dihuni oleh masyarakat, karena Nusa-kambangan adalah meru-pakan daerah tertutup. Na-mun karena masalah kemi-skinan, beberapa petani secara illegal datang ke pu-

lau itu untuk bercocok tanam. YSBS melalui program pen-ghijauan pulau Nusakambangan berusaha mengorganisir petani illegal tersebut. Ada 250 petani yang ikut dalam program konservasi YSBS. Untuk kepentingan penghijauan mereka boleh bercocok tanam palawija seperti jagung, kacang, padi dan tinggal di sana hanya untuk menunggu sampai pohon-pohon penghijauan yang mereka tanam cukup besar. Jenis pohon yang boleh ditanam adalah pohon keras local 9asli pulau Nusakambangan) dan pohon buah-buahan. Dalam perkembangan selanjutnya ada beberapa petani ( 6 orang petani ) di selokjero yang lalu memiliki pemikiran untuk dapat menikmati hasil tanaman selama-selamanya, sehingga mereka menanam tanaman jangka panjang, antara lain tanaman karet dengan harapan di ke-mudian hari mereka dapat menyadap karet setiap hari yang akan menjadi penghasilan utama mereka. Pemikiran tersebut tidak sejalan dengan program pemerintah. Tanaman karet akan membuka peluang bagi masyarakat untuk tinggal selamanya di Nusakambangan. Ini jelas bertentangan dengan status Nusakambangan se-bagai pulau tertutup bagi warga sipil. Selain itu adanya kecurigaan dari pihak pemerintah bahwa petani tersebut akan merubah fungsi Pulau Nusakambangan menjadi tanah masyarakat. Saya sudah berkali-kali mengingatkan para petani agar jangan menanam karet karena pohon karet adalah tanaman jangka panjang pada hal daerah ini merupakan daerah tertutup yang tidak boleh dihuni oleh masyarakat. Yayasan sudah diberi mandat oleh pemerintah untuk men-ghijaukan kembali Pulau Nusakambangan melalui konser-vasi dengan waktu yang sangat terbatas. Dengan demikian apabila para petani menanam pohon jangka panjang seperti karet maka para petani akan rugi karena tidak akan menikmati hasil panenan dan ini bertentangan dengan peraturan pemerintah. Selain itu tanaman karet juga tidak mengandung air sehingga tanaman karet tidak direkomen-dasikan untuk ditanam di Pulau Nusakambangan. Saya menganjurkan para petani menanam tana-man buah petik seperti Mangga, Petai, Nangka, Durian, Alpokat, rambutan yang akan menjadi tanaman tumpang-

sari bagi tanaman asli yang memang dikembangkan di Pulai Nusa-kambangan. Tujuannya adalah hutan menjadi hijau dan pulih kem-bali, serta masyarakat sejahtera karena dapat menikmati hasil pane-nan buah petik. Saat ini ada 6 petani warga dampingan YSBS di Selokjero yang telah menanam karet dan tanaman karet mereka sudah beru-mur 6 bulan dengan tinggi pohonnya mencapai 1 ½ meter. Semen-tara tanaman karet baru bisa disadap setelah berumur 4 tahun. Dengan demikian para petani karet di Selokjero `baru dapat menik-mati hasilnya selama 3 ½ tahun lagi. Karena itu para petani terse-but berharap mereka dapat terus tinggal selamanya di daerah ini. Hal ini menjadi persoalan karena petani berkeinginan bisa tinggal dan menanam selamanya di daerah ini, sementara Pemerintah tidak memperbolehkan para petani tinggal selama-lamanya di Pulau Nusakambangan. Karena tanaman karet tidak direkomendasi oleh YSBS mau-pun pemerintah dan tidak sejalan dengan konsep penghijauan pu-lau Nusakambangan, maka YSBS tidak bertanggung jawab jika ada persoalan yang muncul di kemudian hari berkaitan dengan tanaman karet tersebut. YSBS sudah mengingatkan para petani. Jika mereka nekad, berarti resiko ditanggung sendiri.

Tanaman Karet yang sudah berumur 6 bulan dengan tinggi pohon 1 ½ meter

Rumbono Korlap Penghijauan

Solokjero